• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembaca adalah pemberi makna pada karya sastra. Suatu karya sastra memiliki peran yang penting dalam masyarakat. Kehadiran karya sastra dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pemaknaan. Pernyataan ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Teeuw dalam Pradopo bahwa tidak ada karya sastra yang ditulis dalam situasi kosong budaya (1995:206). Menurut Teeuw karya sastra adalah artefak, benda mati yang akan memiliki makna dan objek estetik jika sudah diberi arti oleh pembaca (1984:191).

Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Dalam menciptakan suatu karya, baik karya tulis atau karya lainnya, seorang sastrawan diharapkan tidak hanya semata-mata memberikan suatu hiburan, tapi juga dapat dijadikan sebagai pendorong seorang pembaca untuk dapat berpikir dan menilai secara kritis mengenai makna dan maksud yang terkandung di dalamnya. Lahirnya sebuah karya sastra merupakan hasil dari proses kreativitas pengarang. Daya kreativitas antara pengarang satu dengan pengarang lainnya jelas berbeda, karena pengalaman yang mereka miliki dalam membaca dan menulis berbeda. Kisah hidup yang dimiliki antara satu pengarang dengan pengarang lainnya juga berbeda. Serta masih banyak hal lainnya yang dapat dijadikan latar belakang proses penelitian.

commit to user commit to user

(2)

Karya sastra komik juga merupakan bentuk karya seni yang hidup dan berkembang di masyarakat (Darmawan, 2013: 170). Komik merupakan jenis bacaan bagi anak-anak dan kalangan remaja yang biasanya terdapat dalam suatu majalah, surat kabar, atau bisa juga dibukukan sendiri dengan berbagai macam seri seperti komik-komik yang sering kita jumpai di toko-toko buku. Pada dasarnya, komik terbentuk dari gambar-gambar sekuen yang saling berhubungan antara gambar satu dengan lainnya sehingga, dapat dimengerti pembaca.

Pengertian komik menurut para ahli memiliki arti yang beragam. Setelah berjalannya waktu, para ahli akhirnya sependapat mengenai definisi komik yang berasal dari kata comic artinya “lucu” dalam bahasa Inggris atau kōmikos dari kōmos bahasa Yunani yang muncul sekitar abad ke-16. Makna asli komik

sedemikian rupa karena pada awal kemunculannya, komik memang sengaja ditujukan untuk membuat gambar-gambar yang menceritakan hal lucu serta menyenangkan. Namun, pada akhirnya komik dapat berkembang menyesuaikan perkembangan zaman.

Media komik terdiri dari perpaduan antara kata-kata dan gambar. Seluruh teks pada komik, tersusun dari hubungan gambar dan bahasa yang dipersatukan.

Bahasa dalam sebuah komik pada umumnya berupa kalimat langsung yang dinyatakan dalam bentuk gelembung-gelembung bicara. Kalimat tersebut biasanya terdapat di atas dan di sekitar gambar tokoh pada komik yang sedang berbicara, untuk menunjukkan sebuah dialog atau percakapan. Bahasa dan gambar pada komik bisa digambarkan sebagai sebuah pasangan yang masing-masing dapat memimpin secara bergantian. Jika keduanya ingin memimpin, maka tidak akan

commit to user commit to user

(3)

muncul dan terciptanya suatu keindahan. Tetapi jika keduanya saling mengerti dan paham peran masing-masing dalam suatu karya, akan tercipta karya yang indah dan harmonis.

Scout Mc Cloud berpendapat bahwa komik memiliki gambaran-gambaran serta lambang-lambang yang saling berdekatan dan berkesinambungan sehingga dapat memberikan informasi yang terkandung atau yang dimaksudkan. Komik dianggap bukan hanya sekadar gambaran-gambaran yang ringan dan menghibur, komik juga dianggap sebagai bentuk media komunikasi visual untuk menyampaikan informasi secara populer dan mudah dimengerti oleh pembacanya. Hal itu bisa terjadi karena dalam sebuah komik terdapat kekuatan gambar dan tulisan sehingga ketika dirangkai akan menghasilkan sesuatu yang lebih mudah diserap (Waluyanto, 2005: 51).

Perkembangan komik di Indonesia seringkali mengalami pasang surut dari awal kemunculannya hingga saat ini. Awalnya banyak komik yang bermunculan mengangkat kisah mengenai cerita rakyat, wayang, dan legenda. Kemudian berkembang berganti komik-komik yang berkisah tentang roman dan dunia persilatan. Setelah itu, perkomikan di Indonesia sempat mengalami kemunduran beberapa saat, sebelum akhirnya mengalami perubahan besar yang ditandai dengan munculnya kembali komik-komik lokal untuk menandingi komik terjemahan yang membanjiri pembaca di Indonesia. Pada kenyataannya dominasi komik terjemahan di toko-toko buku dan persewaan buku menjadi bukti bahwa komik lokal belum mampu menandingi kepopuleran komik terjemahan pada masa itu.

Sampai saat ini, beberapa macam genre dan bentuk komik lokal maupun komik luar masih tetap eksis menghiasi toko-toko buku. Dari tahun ke tahun para penikmat komik semakin berkembang. Pada awalnya komik hanya untuk anak- anak namun, kini mulai digemari orang-orang dewasa. Terbukti dengan banyaknya

commit to user commit to user

(4)

komunitas-komunitas dan grup sosial media yang beranggotakan berbagai macam kalangan masyarakat mulai dari anak-anak hingga pekerja kantoran. Banyaknya akun-akun yang menampilkan cerita komik singkat di facebook dan instagram semakin menunjukkan eksistensi komik di berbagai sosial media.

Menurut jenisnya, komik dikelompokkan menjadi dua, yaitu comic-strip dan comic-books. Comic-strips atau strip merupakan komik bersambung yang dimuat surat kabar. Comic-books disebut komik atau buku komik yang merupakan suatu kumpulan cerita bergambar terdiri dari satu atau lebih judul dan tema cerita.

Dalam perkembangannya ada juga komik strip yang disajikan mandiri artinya komik ini tidak memiliki hubungan cerita diantara edisi satu dengan edisi lainnya.

Sebagai salah satu hasil seni produk visual, komik dapat berfungsi untuk media menyampaikan informasi ataupun sebagai media komunikasi (Http://mangozie.net/?p=466).

Boneff mengatakan bahwa cikal bakal munculnya gambar-gambar pada komik dibuktikan dengan adanya monumen-monumen keagamaan pertama kali yang terbuat dari batu. Hal ini dapat kita lihat dan kita temui pada relief-relief di candi Borobudur dan Prambanan. Adegan-adegan pada relief tersebut memiliki narasi, di Borobudur berfungsi untuk membimbing peziarah melakukan perenungan. Berbeda dengan Borobudur, relief yang berada di Prambanan, melalui kisah Ramayana digunakan untuk mengajar umat. Kemudian lebih dekat dengan masa kini, wayang beber menampilkan penceritaan dengan sarana gambar yang dapat dianggap sebagai cikal bakal komik. Pemakaian epos besar, yakni Mahabarata dan Ramayana dalam wayang menunjukkan bahwa sejak dulu

commit to user commit to user

(5)

masyarakat Indonesia sudah dekat dengan cikal bakal komik yang berunsur sastra (Faida, 2004:18).

Komik dapat dikategorikan sebagai suatu karya sastra, sebab komik menjadi contoh alih wahana yang pada awalnya dalam bentuk tulisan kemudian diubah menjadi sebuah gambar. Cerita sebuah komik bertujuan untuk menyampaikan sebuah pesan. Komik juga layak disebut karya sastra karena dalam penyajiannya dapat dikolaborasikan dengan karya lain, seperti puisi dan bisa juga dikolaborasikan dengan karya sastra lainnya.

Hujan Bulan Juni (selanjutnya akan disingkat menjadi HBJ) merupakan

judul buku antologi puisi milik Sapardi Djoko Damono (selanjutnya akan disingkat menjadi SDD) yang dikumpulkan selama 30 tahun dari 1964 sampai 1994. Pada perkembangannya banyak terdapat pengalihwahanaan yang berasal dari kumpulan antologi karya SDD tersebut. Karya puisi HBJ ditemukan dalam bentuk komikalisasi puisi yang juga berjudul HBJ terbitan Kompas buletin Comical Magz Edisi 6 tahun 2011. Karya tersebut dialihwahanakan oleh seorang komikus ternama bernama Mansyur Daman (selanjutnya akan disingkat MAN). Meski belum banyak masyarakat yang mengetahui perubahan alih wahana puisi HBJ ke dalam bentuk komik, pada dasarnya puisi HBJ karya Sapardi ini populer di berbagai kalangan masyarakat khususnya pada mahasiswa Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta angkatan 2016 (selanjutnya akan disingkat menjadi mahasiswa Sastra Indonesia FIB UNS angkatan 2016). Pada dasarnya, keseluruhan dari Mahasiswa Sastra Indonesia FIB UNS angkatan 2016 lebih mengetahui HBJ dalam bentuk puisi, daripada HBJ dalam bentuk komik.

commit to user commit to user

(6)

Carlyle menyatakan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal (Pradopo, 1995:6). Bahasa yang digunakan dalam proses pembuatan puisi adalah bahasa konotatif. Makna yang terdapat dalam sebuah puisi bersifat lugas tapi, pada dasarnya mengandung banyak arti kiasan melalui lambang-lambang yang digambarkan penyair lewat tulisan dalam karya sastra. Suatu kata yang terdapat dalam sebuah puisi dapat bermakna dua atau lebih. Sebagai karya sastra, puisi juga dapat dikaji melalui beberapa aspek. Puisi dapat dikaji dari unsur dan struktur yang terdapat di dalamnya, dikaji lewat jenis dan ragamnya, serta dapat dikaji melalui sudut kesejarahannya.

SDD merupakan seorang penyair yang berusaha menciptakan kata-kata yang bermakna, salah satunya melalui kumpulan sajaknya yang berjudul HBJ.

Buku ini memuat kumpulan sajak yang mengandung ungkapan-ungkapan cinta di dalamnya. Puisi dapat digunakan sebagai sarana untuk mengungkapkan berbagai macam perasaan seseorang baik sedih, senang, kecewa, cinta, marah, benci, dan lain sebagainya. Ungkapan-ungkapan tersebut dapat diketahui dengan cara menelaah kata-kata yang memiliki banyak arti dalam sebuah puisi. Dalam buku kumpulan sajak tersebut SDD juga menciptakan puisi yang berjudul sama dengan bukunya yaitu HBJ.

Dalam proses penciptaannya, puisi SDD yang berjudul HBJ kemudian dialihwahanakan ke dalam komik oleh MAN dan diterbitkan Kompas pada tahun 2011. Pada perkembangannya mengubah atau sering disebut mengalihwahanakan merupakan suatu proses adanya pengubahan karya, yang pada awalnya berbentuk sebuah puisi menjadi bentuk novel atau film dan masih banyak lagi cara-cara

commit to user commit to user

(7)

lainnya sebagai contoh adanya proses alih wahana dalam perkembangan karya sastra. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil contoh kasus yaitu alih wahana pada karya sastra puisi HBJ karya SDD ke dalam bentuk komik karya MAN.

Pada era globalisasi seperti sekarang, perubahan dapat diartikan sebagai inovasi dalam berkarya di bidang kesusastraan. Namun, ada sebagian masyarakat juga menganggap bahwa perubahan adalah gambaran dari poses kemunduran dalam berkarya. Anggapan bahwa sastra hanya muncul secara tekstual dalam bentuk novel, cerpen dan puisi tidak sepenuhnya benar karena pada akhirnya karya sastra berkembang dan melampaui batas tekstual. Adanya proses alih wahana dalam bidang kesusastraan memiliki potensi dalam pengembangan ekonomi kreatif.

Pada awalnya alih wahana terjadi pada lirik-lirik lagu yang mengambil dari puisi, agar melahirkan karya yang kaya imajinasi dan lebih terasa puitis.

Beberapa penyanyi yang mengubah puisi menjadi lirik-lirik lagu seperti lagu Bimbo yang berjudul Tuhan pada tahun 70-an. Lagu tersebut merupakan puisi karya Taufiq Ismail. Selanjutnya ada Iwan Fals yang menyanyikan lagu Aku Menyayangimu, lagu tersebut adalah puisi karya Gus Mus. Disusul oleh grub band

baru Dialog Dinihari menyanyikan lagu Ucapkan Kata-Katamu yang dirilis pada bulan kelahiran Widji Thukul. Lagu tersebut disadur dari puisi-puisi karya Widji Thukul. Serta masih banyak penyanyi dan grub band lainnya yang mengalihwahanakan karya sastra puisi dalam lirik lagu.

Selain diubah dalam bentuk lirik, karya sastra juga dapat diubah ke dalam bentuk film ataupun sebagai judul dalam sebuah sinetron antara lain Hilman Hariwijaya, Asma Nadia, Habiburrahman El Shirazy, Andrea Hirata, Dewi Lestari,

commit to user commit to user

(8)

dan beberapa karya lainnya. Namun, pengalihwahanaan karya sastra dari puisi ke komik tampaknya baru karya HBJ yang ditulis oleh SDD, kemudian digambar atau dialihwahanakan oleh komikus MAN.

Sapardi termasuk peneliti yang produktif menghasilkan karya-karya fiksi ataupun nonfiksi. Sapardi dikenal melalui berbagai puisi-puisinya yang menggunakan kata-kata sederhana, sehingga beberapa diantaranya sangat populer, baik di kalangan sastrawan maupun khalayak umum. Sajak-sajak SDD telah mencapai delapan kumpulan puisinya yang diterbitkan. Tidak hanya menulis puisi, Sapardi juga aktif menerjemahkan berbagai karya asing, menulis esai, serta menulis sejumlah kolom atau artikel di surat kabar, termasuk kolom sepak bola.

Beberapa puisi yang ditulis Sapardi dalam bukunya sangat populer sehingga banyak orang yang mengenalinya. Karya-karya tulisan Sapardi yang terkenal meliputi Aku Ingin, Hujan Bulan Juni, Pada Suatu Hari Nanti, Akulah si Telaga, dan Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari. Kepopuleran puisi-puisi

tersebut sebagian disebabkan karena adanya musikalisasi terhadapnya. Puisi HBJ telah dimusikalisasikan dalam bentuk Album HBJ (1990) dari duet Reda dan Ari Malibu. Serta Album Hujan Dalam Komposisi (1996) dari duet Reda dan Ari.

Sebagai tindak lanjut atas banyaknya permintaan, album Gadis Kecil (2006) diprakarsai oleh duet Dua Ibu, yang terdiri dari Reda Gaudiamo dan Tatyana dirilis, dilanjutkan dengan album Becoming Dew (2007) dari duet Reda dan Ari Malibu.

Dalam youtube juga banyak ditemukan rekaman ataupun video tentang pementasan musikalisasi puisi HBJ yang dilakukan siswa-siswi SMP, SMA maupun mahasiswa. Beberapa contoh musikalisasi puisi HBJ yang dilakukan

commit to user commit to user

(9)

siswa-siswi SMP kelas IX SMPN 1 Anjongan Kabupaten Pontianak, kelas IX SMPN 1 Banjar, SMPN 1 Yogyakarta, SMAN 4 Depok, SMAN 1 Ponorogo dan SMAN 1 Tambun Selatan. Bukan hanya siswa-siswi SMP dan SMA, di tingkat Perguruan Tinggi puisi HBJ juga pernah dimusikalisasikan oleh mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, serta mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia angkatan 2014 FIB UNS dalam acara puncak malam apresiasi SAJAK (Studi Alternatif dan Ajang Kreavitas). Selain itu, puisi ini juga pernah dibawakan pada acara ASEAN Literary Festival 2016 di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki oleh Ari Malibu dan Reda Gaudiamo dan berbagai acara bergengsi lainnya.

SDD mengatakan dalam proses pengalihwahanaan yang terjadi bukan karena keterbatasan kreativitas seniman, pilihan tema ataupun kehabisan bahan cerita, tetapi lebih karena proses bertemunya kultur post-literate dengan konkretisasi imajinasi. Dengan demikian, bahan dalam pembicaraan alih wahana memberikan peluang seluas-luasnya bagi penelitian sastra, khususnya penelitian sastra bandingan. Perkembangan teknologi modern yang berpengaruh besar terhadap media akan membuka pembicaraan lebih luas bagi sastra bandingan. Pada dasarnya sastra berurusan dengan panca indera, maka semua usaha untuk membandingkan sastra dengan segala yang berkaitan dengan panca indera merupakan penelitian yang berguna dalam upaya memahami sastra yang bersangkutan secara lebih luas dan mendalam.

Suatu penelitian sering kali menitikberatkan perhatian kepada karya sastra, pengarang ataupun hubungan-hubungan antara sastra dengan alam. Karya sastra sangat erat hubungannya dengan pembaca karena karya sastra memang diciptakan

commit to user commit to user

(10)

untuk pembaca dan ditujukan atas kepentingan masyarakat pembaca. Suatu karya sastra akan memiliki nilai jika pembaca yang menilai. Jadi penelitian sastra tidak hanya berkaitan dengan struktur teks, tetapi juga segala hal yang berada di luar teks, seperti adanya respon pembaca atau resepsi pembaca terhadap karya sastra. Pada dasarnya jika suatu karya sudah berada di tangan pembaca, sastra bukan lagi milik pengarang dalam artian penulis tidak lagi berkuasa untuk memaksakan makna sastra sesuai dengan apa yang dimaksudnya.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis resepsi sastra. Resepsi sastra adalah pendekatan yang menitikberatkan objek penelitian pada pembaca karya sastra. Pendekatan resepsi sastra yang digunakan adalah resepsi sastra eksperimental dengan cara membagikan kuesioner kepada seluruh mahasiswa Sastra Indonesia FIB UNS angkatan 2016. Dipilihnya teori resepsi karena menurut Pradopo karya sastra pada kenyataannya memiliki hubungan yang sangat erat pembaca, karya sastra tidak akan berarti tanpa ada pembaca yang menanggapi. Karya sastra mempunyai nilai karena pembaca yang menilai karya (1995:27).

Teori resepsi dapat digunakan untuk mengetahui tanggapan atau respon mahasiswa Sastra Indonesia FIB UNS angkatan 2016, terhadap karya sastra HBJ yang dialihwahanakan dari puisi menjadi bentuk komik. Peneliti menggunakan sampel mahasiswa Sastra Indonesia FIB UNS angkatan 2016 dengan tujuan untuk mengetahui jenis-jenis bacaan dan minat baca mahasiswa tingkat awal yang pada dasarnya berasal dari latar belakang yang berbeda-beda. Mahasiswa Sastra Indonesia dapat dijadikan sampel karena dianggap lebih mengetahui dan mengenal

commit to user commit to user

(11)

berbagai karya sastra dengan mendalam karena telah memilih Program Studi Sastra Indonesia sehingga, dapat mencapai gelar sarjana dengan pengetahuan lebih di ranah kesusastraan. Analisis ini penting untuk mengetahui sastra yang tidak hanya dapat dikaji dalam hal internal tapi, dapat dikaji pula dalam hal eksternal meliputi pembaca ataupun pihak lain di luar karya sastra.

Dipilihnya mahasiswa Sastra Indonesia FIB UNS angkatan 2016 sebagai sampel yang akan melakukan pengisian kuesioner karena adanya aspek keterjangkauan yang bisa dilakukan peneliti agar tidak menyita banyak waktu.

Selain itu UNS adalah kampus terbesar di Jawa Tengah yang membuka Program Studi Sastra Indonesia berbeda dengan program studi lain seperti hukum, ekonomi, keguruan, dan program studi lainnya yang selalu ada di perguruan tinggi, di berbagai kampus area Jawa Tengah Program Studi Sastra Indonesia hanya ada di Universitas Diponegoro, Universitas Negeri Semarang, Universitas Jendral Soederman, dan Universitas Sebelas Maret yang terdapat Fakultas Ilmu Budaya dan Program Studi Sastra Indonesia.

Dipilihnya HBJ sebagai objek kajian dalam penelitian karena karya sastra ini dipandang sebagai karya sastra baru yang menampilkan tiga wadah yang berbeda sekaligus dalam penciptaan karya yaitu puisi, komik dan kemudian novel.

Rencananya akan muncul pula alih wahana HBJ dalam bentuk film pada tahun 2017 yang disutradarai Reni Nurcahyo Hestu Saputra atau sering disapa Hestu. Sapardi menghasilkan novel yang terinspirasi dari puisi yang sebelumnya telah ditulis jauh sebelum menciptakan novel. Sedangkan MAN seorang komikus ternama berhasil mengubah puisi menjadi karya sastra dengan wajah baru yaitu sebuah komik

commit to user commit to user

(12)

pendek yang kemudian dimuat Kompas tahun 2011. Adanya alih wahana ini sangat menarik bagi banyak orang, tidak terkecuali menarik peneliti sehingga dianggap menjadi objek yang tepat dalam penelitian.

Alasan yang kedua dipilihnya HBJ kerena kehadiran karya sastra tersebut dianggap sebagai suatu keunikan yang dapat dijadikan wajah baru untuk menambah kekayaan di bidang sastra khususnya karya sastra di Indonesia. Selain itu karya sastra puisi dan komik dianggap tidak menyita banyak waktu ketika dilampirkan dalam kuesioner dan dibaca oleh responden, berbeda dengan karya sastra novel ataupun cerpen. Untuk itu peneliti tertarik meneliti dua karya sastra tersebut (puisi dan komik) dengan mengguanakan analisis teori resepsi pembaca.

Permasalahan dalam penelitian ini berfokus pada selera atau ketertarikan pembaca yang diwakili oleh mahasiswa Sastra Indonesia FIB UNS angkatan 2016 dan tanggapan pembaca terhadap karya sastra yang merupakan hasil pengalihwahanaan dari puisi yang kemudian diubah dalam bentuk komik.

Penelitian ini juga diharapkan mampu memberi manfaat dan informasi kepada pembaca mengenai tanggapan atau respon suatu kelompok masyarakat khususnya mahasiswa Sastra Indonesia FIB UNS angkatan 2016. Berdasarkan hal-hal di atas, penelitian ini diberi judul: “Analisis Resepsi Komikalisasi Puisi Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono”.

commit to user commit to user

(13)

B. Batasan Masalah

Penelitian ini akan dibatasi pada analisis yang berkaitan dengan:

1. Mengetahui ketertarikan mahasiswa sastra pada era globalisasi yang diwakili oleh mahasiswa Sastra Indonesia FIB UNS angkatan 2016 dengan memandang karya sastra tidak hanya bentuk puisi, cerpen, dan novel, tapi komik juga dapat termasuk karya sastra.

2. Mengetahui tanggapan pembaca mengenai karya sastra HBJ dalam bentuk puisi karya SDD dan dalam bentuk komik karya MAN.

C. Rumusan masalah

1. Bagaimana ketertarikan mahasiswa Program Studi FIB UNS angkatan 2016 terhadap puisi HBJ dalam bentuk komik?

2. Bagaimana tanggapan mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia FIB UNS angkatan 2016 terhadap alih wahana yang terjadi dalam karya sastra HBJ?

D. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui ketertarikan mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia FIB UNS angkatan 2016 dengan adanya komikalisasi puisi HBJ.

2. Mengetahui tanggapan mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia FIB UNS angkatan 2016 tentang adanya proses alih wahana puisi HBJ Karya SDD menjadi bentuk komik karya MAN.

commit to user commit to user

(14)

E. Manfaat Penelitian

Suatu penelitian harus mempunyai manfaat yang dapat diambil oleh pembacanya. Dilihat dari segi kemanfaatan, penelitian ini memiliki manfaat teoretis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoretis

a. Peneliti berharap penelitian ini mampu menambah pengetahuan terhadap gagasan dan teori tentang resepsi yang berkaitan dengan resepsi pembaca.

b. Memberikan alternatif penelitian sastra dengan model penelitian lapangan, yang dapat mengukur putusan nilai pembaca terhadap karya sastra.

c. Sebagai pijakan awal peneliti agar dapat membuat penelitian lanjutan atau penelitian pengembangan.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi informasi mengenai resepsi alih wahana yang terjadi dalam puisi dan komik HBJ.

b. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi informasi tentang adanya perkembangan sebuah sastra dalam masyarakat modern.

F. Sistematika Penelitian

Penelitian terhadap karya sastra hasil alih wahana komikalisasi HBJ terdiri dari lima bab, yang dapat dijelaskan sebagai berikut.

commit to user commit to user

(15)

Bab pertama adalah pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah yang menguraikan gambaran penelitian, alasan-alasan memilih objek kajian serta teori, alasan memilih responden, dan lain-lain. Kemudian ada pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian yang mengarah pada pada hasil yang ingin dicapai peneliti dalam proses penelitian, manfaat penelitian yang kemudian terbagi menjadi manfaat praktis dan manfaat teoritis dan sistematika penelitian yang berisi mengenai langkah-langkah penelitian dalam penelitian.

Bab dua adalah kajian pustaka yang berisi penelitian terdahulu, landasan teori dan kerangka berpikir. Penelitian terdahulu ini berkaitan dengan penelitian- penelitian yang sebelumnya sudah dilakukan terkait dengan topik dan karya sastra HBJ. Serta dijelaskan teori-teori yang berkaitan dalam penelitian ini seperti teori alih wahana dan resepsi pembaca. Kemudian pada bab ini disertakan pula kerangka berpikir yang berisi mengenai langkah-langkah peneliti dalam melakukan suatu proses penelitian hingga menemukan hasil.

Bab tiga adalah metode penelitian. Dalam metode penelitian ini terdapat jenis penelitian yang digunakan, objek penelitian yang terbagi menjadi objek material dan objek formal, data yang berisi tentang objek atau informasi mengenai bahan yang nantinya akan dianalisis pada penelitian, sumber data yaitu asal dari data-data yang diperoleh, serta teknik pengumpulan data yang digunakan untuk proses mengumpulkan data yang akan diteliti.

Bab empat adalah analisis. Bab ini menguraikan mengenai pelaksanaan penelitian, deskripsi identitas responden, pengenalan karya sastra, beserta hasil atas

commit to user commit to user

(16)

pengisian yang berupa tanggapan-tanggapan mahasiswa Sastra Indonesia FIB UNS angkatan 2016 terhadap alih wahana karya sastra HBJ.

Bab lima adalah penutup. Bab ini berisi tentang simpulan dari pembahasan dan saran keseluruhan penelitian.

Bagian akhir dalam penelitian ini terdiri dari daftar pustaka dan lampiran.

commit to user commit to user

Referensi

Dokumen terkait

Pemasang iklan biasanya lebih tertarik untuk mengetahui apakah audien yang menonton suatu program siaran itu pembeli yang potensial (prospek) bagi barang atau

Sehingga dapat dilihat hasil penilaian rata – rata yang dicapai nilai dari kegiatan kondisi awal 64,77 dan pada silkus pertama nilai rata – rata yang dicapai 65,45

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

[r]

Setelah itu teller akan memanggil dan nasabah akan memberikan sejumlah uang dan buku tabungan untuk meminta pencetakan transaksi setor tunai ke bank..

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka akan dilakukan penelitian yang berjudul “Upaya meningkatkan minat dan hasil belajar matematika dengan model

Syahbandar juga bertugas menaksir barang dagangan yang dibawak menarik pajak, serta menentukan bentuk dan jumlah persembahan yang harus diserahkan kepada pejabat kerajaan dengan