• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kompetensi, Volume 6 Nomor 2 ISSN:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Kompetensi, Volume 6 Nomor 2 ISSN:"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

79

KOMPETENSI VOLUME 6 NOMOR 2 TAHUN 2021

Kompetensi, Volume 6 Nomor 2

https://kompetensi.kemenag.go.id, ISSN:2540-7848

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DARING PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lina Saparlina Andriani

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta linasapalina1976@gmail.com

Abstrak

Salah satu dampak Pandemi Covid-19 pada sektor Pendidikan adalah berubahnya sistem pembelajaran tatap muka langsung menjadi sistem pembelajaran jarak jauh (daring) pada semua level pendidikan. Penelitian ini mencoba menjelaskan bagaimana implementasi pembelajaran daring pada masa Pandemi Covid-19 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, dengan teknik pengambilan data menggunakan survey melalui kuesioner. Penyebaran kuesioner dilakukan melalui Google Form kepada 519 responden. Fokus penelitian ini meliputi:1) Bagaimana partisipasi mahasiswa FEB dalam mengikuti perkuliahan daring, 2) Sejauhmana komitmen dosen FEB melaksanakan perkuliahan daring, dan 3) kendala apa yang dihadapi dalam pelaksanakan perkuliahan daring. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi mahasiswa FEB dalam pembelajaran daring sangat baik, hal ini dibuktikan dengan sebanyak 99% responden mengikuti perkuliahan daring dengan mayoritas menggunakan platform zoom meeting. Disisi lain dosen FEB juga memiliki komitmen yang sangat tinggi dalam melaksanakan perkuliahan daring, hal ini tergambar dari ketaatan dosen dalam mengikuti silabus, jadwal dan durasi waktu perkuliahan yang sudah ditetapkan. Sementara kendala yang paling banyak ditemui dalam proses pembelajaran daring di FEB adalah jaringan internet yang kurang stabil.

Kata Kunci: Pembelajaran, Daring, Covid-19.

Abstract

One of the impacts of the Covid-19 pandemic on the education sector is the change from the face-to-face learning system to a distance learning system (online) at all levels of education. This study tries to explain how the implementation of online learning during the Covid-19 Pandemic at the Faculty of Economics and Business (FEB) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.This research is a quantitative descriptive study, with techniques of data collection using surveys through questionnaires. Questionnaires were distributed through Google Form to 519 respondents. The focus of this research includes: 1) How is the participation of FEB students in taking online lectures, 2) The extent to which FEB lecturers are committed to conducting online lectures, and 3) what obstacles are faced in implementing online lectures. The results of this study indicate that FEB student participation in online learning is very good, this is evidenced by as many as 99% of respondents stating that they take online lectures with the majority using the zoom meeting platform. On the other hand, FEB lecturers also have a very high commitment in carrying out online lectures, this is illustrated by the lecturer’s obedience in following the syllabus, the schedule and duration of the lectures that have been set. Meanwhile, the most common obstacle in the online learning process at FEB is the unstable internet network.

Keywords: Learning, Online, Covid-19

This is open access article under CC BY-NC-SA-License (https://creativecommons.org/license/by-nc-sa/4.0/)

DINAMIKA PENGEMBANGAN LITERASI KEAGAMAAN PADA PUSLITBANG LEKTUR, KHAZANAH KEAGAMAAN DAN MANAJEMEN ORGANISASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DARING PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI

(2)

PENDAHULUAN

Sejak mewabahnya pandemi Covid-19, tepatnya pada akhir tahun 2019, kurang lebih sebanyak 193 negara telah berjuang untuk terhindar dari serangan virus ini. Virus corona merupakan virus yang menyerang sistem pernapasan. Infeksi karena virus ini menyebabkan penyakit yang disebut dengan Covid-19 (Kementerian Kesehatan, 2020). Virus corona dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, infeksi paru-paru bahkan yang paling fatal dapat menyebabkan kematian. Virus ini pertama kali ditemukan di China pada akhir Desember tahun 2019, tepatnya di kota Wuhan. Virus ini menyebar ke berbagai belahan dunia dengan sangat cepat, termasuk Indonesia. Untuk mengantisipasi penyebaran virus semakin tidak terkendali, banyak negara yang menerapkan kebijakan lockdown. Sebagai upaya untuk menangani penyebaran virus corona, Pemerintah Indonesia telah menerapkan berbagai kebijakan, mulai dari kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga PPKM level 3 dan 4 (Rigianti, 2020).

Untuk menghindari penyebaran virus corona semakin meluas, Pemerintah Indonesia gencar melakukan sosialisasi pembatasan kegiatan masyarakat. Presiden Joko Widodo menetapkan PSBB sebagai langkah ideal untuk mengurangi penyebaran virus corona daripada karantina wilayah, sebagaimana dilakukan oleh banyak negara di dunia yang terdampak pandemi Covid-19.

Kebijakan PSBB mendorong lahirnya Peraturan Pemerintah tentang pembatasan jarak fisik (physical distancing) yang lebih ketat. Mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020, pembatasan wilayah suatu daerah yang disebabkan oleh wabah penyakit, maka daerah tersebut harus mendapatkan penetapan dari Kementerian Kesehatan. Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berlaku hanya untuk level provinsi dan kabupaten/kota.

Munculnya kebijakan PSBB pada bulan April 2020 hingga kebijakan PPKM level 3 dan level 4 pada akhir Juli 2021, memberikan dampak yang sangat luar biasa bagi semua sektor kehidupan masyarakat, tidak terkecuali sektor pendidikan.

Sebelum penerapan PPKM darurat, beberapa daerah telah melakukan penerapan PPKM Mikro maupun PSBB. Pada sektor pendidikan, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) diberlakukan ketentuan bahwa wilayah dengan kondisi zona merah, maka KBM dilakukan secara daring, sementara zona lainnya diberlakukan sesuai pengaturan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dengan penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat. Seluruh kegiatan pembelajaran mulai dari pendidikan tingkat Dasar, Menengah hingga Pendidikan Tinggi harus mengikuti kebijakan PPKM tersebut. Pemerintah menilai strategi Pembelajaran daring sebagai satu-satunya solusi untuk memastikan proses pembelajaran dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi tetap berjalan sebagaimana mestinya (Arizona et al., 2020; Kusnayat et al., 2020). Pembelajaran daring bisa dijadikan alternatif sistem pembelajaran pada situasi pandemi (Syarifuddin, 2020).

Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Virus Corona menjelaskan bahwa proses belajar mengajar pada semua level sekolah akan dilaksanakan di rumah melalui pembelajaran daring. Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud Tentang Pembelajaran Selama Masa Darurat Pandemi Covid-19 tertanggal 23 Maret 2020 menghimbau seluruh Perguruan Tinggi untuk mengkondisikan kegiatan pembelajaran dari rumah dengan cara melakukan kegiatan-kegiatan pembelajaran berupa pembelajaran daring maupun luring. Penutupan sekolah dilatarbelakangi dengan bukti bahwa dengan meminimalisir kontak fisik dan sosial antar peseta didik akan dapat mengurangi penyebaran virus antar manusia.

Surat Keputusan Bersama 4 Menteri tertanggal 30 Maret 2021, tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 telah

mengatur mengenai proses pembelajaran yang harus dipatuhi oleh semua lembaga pendidikan dasar sampai dengan perguruan tinggi, di mana untuk perguruan tinggi pembelajaran secara daring penuh masih harus dilaksanakan pada tahun akademik 2020/2021.

Merujuk kepada kebijakan di atas, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menerbitkan Surat Edaran Nomor:

B-951/R/HM.01.5/03/2020 Tentang Kebijakan Bekerja Dari Rumah Dalam Rangka Pencegahan Covid-19. Salah satu point penting pada surat edaran tersebut adalah bahwa semua proses perkuliahan termasuk evaluasi dan penilaiannya dilanjutkan secara daring, begitupun dengan kegiatan pembimbingan mahasiswa, praktikum/magang mahasiswa dan aktifitas pembelajaran lainnya. Mengacu pada Surat Edaran Rektor tersebut, FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mulai semester Genap Tahun Akademik 2019/2020 telah menerapkan pembelajaran daring. Sampai dengan semester Ganjil Tahun Akademik 2021/2022 total sudah 4 semester perkuliahan daring dilaksanakan.

Menurut Sanjaya (2020), Pembelajaran Daring merupakan pembelajaran jarak jauh yang dilakukan tidak secara langsung, tatap muka dan komunikasi dilakukan melalui video conference, sementara materi dan tugas diunduh dan diunggah melalui internet. Pembelajaran Daring merupakan suatu inovasi dalam bidang pendidikan dengan melibatkan teknologi informasi dalam proses pembelajarannya (Fitriyani, dkk, 2020).

Pembelajaran Daring dirancang untuk mengatasi keterbatasan waktu, tempat dan jarak dalam proses pembelajaran (Abidin dkk, 2020). Pembelajaran Daring dirasa sangat fleksibel, karena bisa dilakukan dari mana saja selama koneksi internet tersedia.

Pada prakteknya, tentulah bukan hal yang mudah menggantikan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran daring, apalagi terjadi secara tiba-tiba dan dalam kondisi yang terburu-buru. Perubahan strategi pembelajaran yang tidak direncanakan sebelumnya, memerlukan kesiapan dari semua pihak yang terlibat. Pemerintah, institusi pendidikan, pelaku pendidikan itu sendiri yaitu dosen dan mahasiswa. Agar tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal, diperlukan kesiapan semua komponen yang terlibat untuk beradaptasi dengan menghadapi perubahan strategi dalam pembelajaran (Swasti, 2020). Kesiapan lembaga pendidikan untuk melaksanakan pembelajaran daring menjadi masalah tersendiri. Ketersediaan sarana penunjang TIK yang dimiliki oleh lembaga pendidikan untuk menunjang pembelajaran daring, kemampuan tenaga pendidik dan peserta didik dalam menggunakan teknologi, keterbatasan perangkat TIK yang dimiliki peserta didik, akses internet yang kurang stabil, serta kemampuan finansial untuk pembelian kuota, tentunya akan sangat berpengaruh pada kualitas pembelajaran daring (Damayanthi : 2020)

Berangkat dari permasalahan di atas, Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana proses pembelajaran daring di FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dilaksanakan. Sejauh mana partisipasi mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran daring, dan sejauh mana komitmen dosen dalam melaksanakan perkuliahan daring, terutama komitmen dosen dalam mematuhi jadwal dan silabus yang sudah ditentukan, juga metode apa yang digunakan dosen dalam penyampaian materi pembelajaran.

Yang tak kalah penting, adalah hambatan-hambatan apa yang ditemui ketika pembelajaran daring dilaksanakan.

METODE

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono (2017), metode kuantitatif adalah merupakan pendekatan ilmiah yang memandang suatu realitas itu dapat diklasifikasikan, konkrit, teramati dan terukur, hubungan variabelnya bersifat sebab akibat dimana data penelitiannya berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan statistik. Penelitian deskriptif menurut Arikunto (2013) merupakan penelitian yang benar-benar hanya memaparkan apa yang terjadi dalam sebuah lapangan atau

(3)

81

KOMPETENSI VOLUME 6 NOMOR 2 TAHUN 2021

wilayah tertentu.

Penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang digunakan dalam menganalisis data dengan cara menjelaskan atau menyampaikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Metode penelitian deskriptif kuantitatif berusaha memperlihatkan hasil dari suatu pengumpulan data kuantitatif atau statistik seperti survei dengan apa adanya, tanpa dihitung atau dilihat hubungannya dengan perlakuan atau variabel lain.

Survei yang dilakukan bukan untuk membandingkan dengan hasil survei lain agar dapat menarik kesimpulan tertentu. Hal ini selaras dengan apa yang disampaikan Bungin (2015, hlm.

48-49) bahwa penelitian deskriptif kuantitatif adalah metode yang dipakai untuk menggambarkan, menjelaskan, atau meringkaskan suatu kondisi, situasi, fenomena, atau variabel- variabel penelitian menurut kejadian sebagaimana mestinya yang dapat dipotret, diwawancara, diobservasi, serta yang dapat diungkapkan melalui bahan-bahan dokumenter.

Lokus Penelitian ini adalah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian dilakukan pada pertengahan semester Ganjil Tahun Akademik 2021/2022, tepatnya pada tanggal 23 - 28 Oktober 2021.

Adapun Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa Aktif FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan jumlah 3.419 orang, sementara jumlah sampel adalah sebanyak 519 mahasiwa.

Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah teknik probability sampling. Menurut Sugiyono (2017:122), probability sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan atau peluang yang sama kepada setiap anggota populasi untuk dijadikan sampel. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan Rumus Slovin sebagai berikut:

Berdasarkan perhitungan Rumus Slovin, jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini minimal 358 mahasiswa.

Dari kuesioner yang disebar melalui google form, sebanyak 519 responden mengisi kuesioner tersebut. Artinya jumlah sampel sudah lebih dari cukup, karena sudah melebihi jumlah minimal yang diperlukan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dengan teknik pengambilan data menggunakan survei melalui penyebaran kuesioner secara online melalui google form. Ada beberapa pertimbangan penyebaran kuesioner melalui google form, diantaranya adalah untuk meminimalisir kontak fisik dengan responden karena peneliti tidak harus bertemu langsung dengan responden untuk mendapatkan data penelitian, data bisa didapatkan lebih cepat karena responden dapat mengisi secara bersamaan dalam satu waktu, lebih banyak menghemat waktu, biaya dan tenaga serta alasan-alasan yang lain.

Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk memotret pelaksanaan pembelajaran daring pada masa Covid-19 di FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sudah dilaksanakan selama 4 semester, tepatnya semester Genap Tahun Akademik 2019/2020, semester Ganjil Tahun Akademik 2020/2021, semester Genap Tahun Akademik 2020/2021 dan semester Ganjil Tahun Akademik 2021/2022. Penelitian ini sangat penting dilakukan untuk melihat kondisi ril proses pembelajaran daring di FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sebagai

acuan untuk melaksanakan program pembelajaan di masa yang akan datang. Pembelajaran daring yang sudah dilaksaankan harus berjalan dengan baik sesuai dengan prosedur dan konsep pembelajaran daring sebagaimana mestinya, sehingga tujuan pembelajaran bisa dicapai dengan maksimal.

HASIL DAN PEMBAHASAN.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa implementasi pembelajaran daring pada masa Covid-19 di FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sudah berlangsung selama 4 semester, berjalan dengan baik. Mahasiswa dan dosen tidak menemukan kendala yang berarti dalam pelaksanaan pembelajaran daring. Kesimpulan tersebut merupakan gambaran yang peneliti dapatkan dari hasil pengolahan data kuesioner, yang selanjutnya dituangkan dalam diagram berbentuk chart pie.

Pembelajaran daring diikuti oleh hampir seluruh mahasiswa FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, baik mahasiswa S1, S2 dan S3. Sebanyak 99,9% responden menyatakan bahwa perkuliahan diselenggarakan secara daring, hanya 1% saja yang menyatakan perkuliahan dilakukan secara kombinasi antara daring dan tatap muka di kelas. Masih adanya proses perkuliahan yang dilakukan dengan cara tatap muka sangatlah wajar, hal ini dikarenakan ada beberapa mata kuliah yang mengharuskan dilaksanakannya perkuliahan tatap muka, meskipun hanya untuk beberapa pertemuan saja. Kondisi ini terlihat pada Tabel 1 berikut:

Sumber: diolah dari hasil kuesioner

Informasi terkait platform yang digunakan ketika mengikuti perkuliahan daring, sebanyak 74% mahasiswa menggunakan Zoom Meeting sebagai media untuk mengikuti perkulihan daring, sebanyak 17% menggunakan Google Classroom, sebanyak 7% menggunakan WhatsApp dan sisanya sebanyak 2% menggunakan platform lain. Hal ini menunjukkan bahwa platform Zoom Meeting dan Google Classroom sangat comfortable digunakan oleh dosen dan mahasiswa. Kondisi ini tergambar pada Tabel 2 di bawah ini:

Sumber: diolah dari hasil kuesioner

Sebagian kecil responden berpedapat bahwa penggunaan Whatsapp Group juga masih diperlukan dalam proses pembelajaran daring. Penggunaan Whatsaap Group lebih banyak digunakan untuk menyampaikan informasi terkait penugasan- penugasan perkuliahan atau informasi lainnya.

DINAMIKA PENGEMBANGAN LITERASI KEAGAMAAN PADA PUSLITBANG LEKTUR, KHAZANAH KEAGAMAAN DAN MANAJEMEN ORGANISASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DARING PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI

(4)

Sumber: diolah dari hasil kuesioner

Pada Tabel 3, mahasiswa lebih spesifik menyampaikan alasan pengunaan ke-4 platform sebagaimana tersebut pada tabel 2. Sebanyak 45% mahasiswa berpendapat bahwa alasan pengunaan suatu platform dikarenakan lebih mudah, sementara 27% mahasiswa berpendapat bahwa penggunaan platform dengan alasan lebih praktis. Yang menarik dari pendapat mahasiswa pada Tabel 3 ini, sebanyak 15% responden menyatakan alasan menggunakan platform tersebut karena dapat menghemat kuota.

Ini menggambarkan hanya sebagian kecil saja dari responden yang terkendala dengan permasalahan kuota.

Sumber: diolah dari hasil kuesioner

Pada Tabel 4 menggambarkan mayoritas dari mahasiswa menyarankan penggunaan Zoom Meeting dan Google Clasroom sebagai platform yang dapat digunakan pada perkuliahan daring selanjutnya. Sebanyak 62% responden merekomendasikan Zoom Meeting dan sebanyak 23% responden merekomendasikan Google Clasroom sebagai platform pada perkuliahan daring berikutnya. Ini menujukkan kedua platform tersebut lebih familiar digunakan oleh mahasiswa dalam proses perkuliahan daring yang dilakukan di FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dibandingkan dengan platform lainnya. Penggunaan kedua platform tersebut, memungkinkan dosen dan mahasiswa untuk melakukan tatap muka meskipun secara tidak langsung, sehingga memudahkan dosen dalam mengawasi mahasiswa dan memudahkan mahasiswa untuk melakukan interaksi baik dengan dosen ataupun mahasiswa lainnya.

Pada Tabel 5, menggambarkan bagaimana komitmen dosen untuk melaksanakan jadwal yang sudah ditetapkan. Sebesar 90% mahasiswa menyatakan bahwa pelaksanaan perkuliahan daring dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan Program Studi. Hanya sedikit saja perkuliahan daring yang tidak mengikuti jadwal yang sudah ditetapkan, yaitu sebanyak 10%.

Hal ini menggambarkan, bahwa Pandemi Covid-19 tidak terlalu berpengaruh secara signifikan terhadap proses pembelajaran daring.

Sumber: diolah dari hasil kuesioner

Tabel 6, menggambarkan bahwa dosen juga senantiasa melakukan diskusi dengan mahasiswa apabila ada perubahan atau penggantian jadwal perkuliahan. Sebanyak 88% responden menyatakan bahwa dosen akan melakukan konfirmasi dan diskusi dengan mahasiswa, apabila dosen yang bersangkutan berhalangan hadir dan akan mengganti jadwal perkuliahan.

Sekitar 7% saja dari mahasiswa yang menyatakan bahwa perubahan waktu perkuliahan ditentukan oleh dosen sendiri.

Penentuan jadwal perkuliahan oleh dosen tanpa melakukan kompromi dengan mahasiswa, walaupun prosentasenya sangat kecil, namun akan sangat merugikan mahasiswa, karena bukan tidak mungkin, ketika perubahan jadwal ditetapkan sendiri oleh dosen, jadwal perkuliahan pengganti bersamaan dengan jadwal perkuliahan yang lain.

Sumber: diolah dari hasil kuesioner

Dalam menyampaikan materi perkuliahan, dosen cenderung menggunakan metode yang sama dengan metode penyampaian materi yang digunakan dalam perkuliahan tatap muka. Dosen mengkombinasikan beberapa metode yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan. 50% responden menyatakan perkuliahan dilakukan dengan cara diskusi, 33% dengan cara ceramah dan 16% dengan cara pemberian tugas. Gambaran tersebut dapat kita lihat pada Tabel 8 sebagai berikut.

Sumber: diolah dari hasil kuesioner

Apabila dikaitkan dengan platform yang digunakan, bahwa perkuliahan daring lebih banyak menggunakan platform Zoom Meeting sangatlah bisa difahami, karena platform tersebut memungkinkan dosen dan mahasiswa untuk berinteraksi tatap muka secara tidak langsung, dan melakukan komunikasi langsung. Hal ini selaras dengan metode diskusi yang banyak dilakukan.

Terkait kesesuaian materi yang disampaikan dengan silabus yang sudah ditetapkan, dan kesesuaian durasi waktu perkuliahan dengan jadwal perkuliahan, dapat tergambar dari 2 tabel berikut.

Mahasiswa menyatakan bahwa pada perkuliahan daring materi yang disampaikan dosen sudah sesuai dengan silabus yang ditetapkan, begitupun durasi waktu perkuliahan dan jadwal perkuliahan. Hal ini tergambar pada Tabel 7 dan Tabel 9 berikut ini:

(5)

83

KOMPETENSI VOLUME 6 NOMOR 2 TAHUN 2021

Sumber: diolah dari hasil kuesioner

Sumber: diolah dari hasil kuesioner

Dari kedua tabel diatas, menggambarkan bahwa komitmen dosen sangatlah tinggi dalam mendukung pelaksanaan perkuliahan daring, sehingga hak-hak mahasiswa tidak berkurang sedikitpun.

Perkuliahan Daring dalam implementasinya ternyata juga menemukan kendala, pada Tabel 10 tergambar bahwa ada 3 kendala yang paling banyak ditemui pada pelaksanaan Perkuliahan daring di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu kendala jaringan yang disampaikan oleh 52% responden, kendala kuota internet sebanyak 36% dan media pembelajaran yang kurang memadai sebanyak 12%. Data yang disampaikan responden pada Tabel 10 ini sangat menarik, ternyata kuota internet bukanlah merupakan hambatan utama bagi pelaksanaan perkuliahan daring yang sudah dilaksanakan selama 4 semester di FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal ini kemungkinan salah satu penyebabnya adalah adanya batuan pemberian kuota internet kepada dosen dan mahasiswa dari pemerintah.

Sumber: diolah dari hasil kuesioner KESIMPULAN

Dari Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa implementasi perkuliahan daring pada masa pandemi Covid-19 di FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sudah berjalan dengan baik.

Mahasiswa dan dosen pada dasarnya tidak menemui kendala yang sangat berarti. Kondisi ini dapat digambarkan dengan 2 indikator sebagai berikut:

Sebagian besar mahasiswa FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sudah mengikuti perkuliahan daring dengan mayoritas pilihan platform mengggunakan Zoom Meeting diurutan ke-1 dan Google Classroom pada urutan ke-2. Bahkan mereka menyarankan untuk menggunakan ke-2 platform tersebut jika

perkuliahan daring masih dilaksanakan pada semester berikutnya.

Alasan utama penggunaan suatu platform disebabkan karena kemudahan dan kepraktisan platform tersebut. Sementara alasan kuota internet berada pada posisi ke-3, ini menunjukkan tidak ada masalah dengan penggunaan kuota internet bagi mahasiswa FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dosen FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berkomitmen penuh melaksanakan perkuliahan daring. Mereka konsisten dengan jadwal dan silabus yang sudah ditetapkan, bahkan untuk meminimalisir hak mahasiswa tidak tertunaikan, ketika ada perubahan jadwal perkuliahan, maka perubahan tersebut akan dikomunikasikan terlebih dahulu dengan mahasiswa. Sementara metode pembelajaran yang digunakan sangat beragam, mulai dari ceramah, diskusi dan pemberian tugas. Penggunaan metode tentunya menyesuaikan dengan situasi dan kondisi serta materi perkuliahan.

Walaupun pembelajaran daring sudah berjalan dengan baik, pada implementasinya ada beberapa kendala yang dihadapi oleh mahasiswa. Kendala utama yang dihadapi mahasiswa FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah jaringan internet yang kurang stabil, sementara kendala kuota internet berada pada urutan kedua. Hal ini menunjukkan bahwa masalah kuota bukan merupakan masalah utama bagi mahasiswa FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

SARAN

Pada saat ini kita telah memasuki era New Normal, bukan tidak mungkin pada era ini strategi pembelajaran akan mengalami pergeseran dari pembelajaran daring. Oleh sebab itu, apapun sistem baru yang akan digunakan pada era new normal, hendaknya FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mempersiapkan secara matang untuk mengantisipasi kendala yang akan dihadapi, baik itu persiapan dari segi sarana dan prasarana, kesiapan dosen, kesiapan mahasiswa juga kesiapan sumber daya lainnya.

Menghadapi perkuliahan pada semester berikutnya, FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta harus segera mengupayakan untuk penambahan sarana dan prasarana pencegahan penularan Covid-19. Juga terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada seluruh civitas akademika terkait bahayanya pandemi ini.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z., Hudaya, A., & Andjani, D. 2020, Efektifitas Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Pandemi Covid-19.

Research And Development Journal of Education, 1(1), 131-146.

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arizona, K., Abidin, Z., & Rumansyah, R. 2020. Pembelajaran Online Berbasis Proyek Salah Satu Solusi Kegiatan Belajar Mengajar Di Tengah Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5(1), 64-70.

Bungin, B. 2015. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana Prenada

Damayanthi, A. 2020. Efektifitas Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi Covid-19 Pada Perguruan Tinggi Keagamaan Katolik, Edutech 19(3), 241-262.

Fitriyani, Y., Fauzi, I. & Sairi, M. (2020), Motivasi Belajar Mahasiswa Pada Pembeljaran Daring Selama Pandemi Covid-19, Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian Dan Kajian Kepustakaan Di Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Pembelajaran, 6(2), 165-175

Kementerian Kesehatan. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19).

Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 01/KB/2020, 516 Tahun 2020, HK.03.01/Menkes/363/2020, 440-882 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun

DINAMIKA PENGEMBANGAN LITERASI KEAGAMAAN PADA PUSLITBANG LEKTUR, KHAZANAH KEAGAMAAN DAN MANAJEMEN ORGANISASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DARING PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI

(6)

Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID 19).

Rigianti, H. A. (2020). Kendala Pembelajaran Daring Guru Sekolah Dasar di Kabupaten Banjarnegara. Elementary School 7, 297–302.

Sanjaya, R. 2020, 21 Refleksi Pembelajaran Daring di Masa Darurat. Semarang: SCU Knowledge Media

Sugiyono, 2017, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta

Surat Edaran Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor B-951/R/HM.01.5/03/2020 Tentang Kebijakan Bekerja Dari Rumah Dalam Rangka Pencegahan COVID 19.

Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud Nomor 262/E.E2.KMI2020 Tentang Pembelajaran Selama Masa Darurat Pandemi COVID- l9 tertanggal 23 Maret Syarifuddin, A. S. 2020, Implementasi Pembelajaran Daring 2020 Untuk Meningkatklan Mutu Pendidikan Sebagai Dampak Diterapkannnya Sosial Distancing, Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Metalingua, 5(1), 31-34.

Swasti, I. 2020, Implementasi Manajemen Pembelajaran Daring Dengan Platform WA, CR, M-Z Dan Kepuasan Mahasiswa, Jurnal Administrasi dan Manajemen Pendidikan, vol. 3, 342-351.

Referensi

Dokumen terkait

yang terdapat dalam tuturan tersebut ialah tindak tutur direktif karena penutur meminta mitra.. tutur untuk melakukan sesuatu yang termasuk ke dalam kategori verba meminta

TIME-BASED CONFLICT Ketika tekanan dari salah satu peran individu dari dua domain yang berbeda bersaing terhadap waktu individu.. Ketika tekanan dari salah satu peran

Makcik kamu ingin belikan buku untuk kamu.Beliau meminta kamu memilih buku yang kamu suka?. Tulis mesej bersama tiga sebab mengapa kamu memilih

(1) Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan minat belajar IPA materi Struktur Bumi dan Matahari pada siswa kelas V SD Negeri Pesayangan 01 antara pembelajaran

Untuk menghindari resiko kebakaran, semua bahan- bahan yang telah terkontaminasi harus disimpan dalam kontainer yang dirancang khusus atau dalam kontainer metal dengan penutup

Talking about teaching English especially in speaking at early ages the teacher has an important role, from an elementary English teacher in Salatiga named Ria S.Pd said that the

Hipotesis nomor II (karakter 的 ( de ) dilafalkan dengan bunyi [ti] di dalam lagu Mandarin diduga karena pengaruh posisi artikulasi vokal bahasa Mandarin dan tempo lagu

Penulis menyusun contoh kalimat yang diterjemahkan dari bahasa Mandarin kedalam bahasa Indonesia, dan sebaliknya dari bahasa Indonesia kedalam bahasa Mandarin, dengan