• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

30 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Obyek Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur dan yang terdaftar di Bursa Efek Indinesia (BEI) periode 2014-2019.

Data yang digunakan merupakan data dari laporan tahunan dan laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan manufaktur yang ada dalam periode waktu tersebut.

Teknik pengambilan sampel adalah dengan teknik purposive sampling, dengan beberapa kriteria yang ditetapkan oleh peneliti. Adapun kriteria-kriteria yang ditetapkan oleh penulis sebagai berikut:

1. Perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2019.

2. Perusahaan yang tidak mengalami delisting pada tahun penelitian 2014- 2019

3. Perusahaan yang laporan keuangannya lengkap selama tahun penelitian 2014-2014.

4. Perusahaan yang tidak mengalami rugi selama tahun 2014-2019.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan untuk penulisan ini dalah data sekunder yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia, yaitu www.idx.co.id. Data sekunder yang dibutuhkan yaitu informasi dari laporan keuangan auditan perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia periode 2014 hingga 2019.

(2)

31

3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Variabel

Variabel penelitian merupakan sesuatu yang menghubungkan antara konsep-konsep khusus yang akan diteliti dan merupakan sesuatu yang bersifat abstrak dari gejala tersebut (Indrianto dan Supono, 2012). Gejala ini biasanya dinamakan fakta, sedangkan konsep merupakan suatu uraian mengenai hubungan- hubungan dalam fakta tersebut. Variabel merupakan sesuatu yang dijadikan perhatian dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan oleh peneliti dalam mencari hubungan faktor yang ingin diteliti, variabel tersebut adalah variabel dependen dan variabel independen.

3.3.1. Variabel Independen

Variabel independen atau disebut variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya perubahan atau timbulnya variabel dependen (Indrianto dan Supono, 2012) Variabel independen yang akan diuji dalam penelitian ini adalah leverage, profitabilitas dan ukuran perusahaan.

3.3.1.1. Penghindaran Pajak

Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah Tax Avoidance. Pengukuran Tax Avoidance menggunakan Cash Effective Tax Rate (CETR). Menurut Karayan dan Swenson (2007), salah satu cara untuk mengukur seberapa baik sebuah perusahaan mengelola pajaknya adalah dengan melihat tarif efektifnya. Tarif pajak efektif adalah perbandingan antara beban pajak yang dibayar dengan laba komersil sebelum pajak. CETR merupakan kas yang dikeluarkan untuk biaya pajak dibagi

(3)

32

dengan laba sebelum pajak. Semakin besar CETR mengindentifikasikan semakin rendah tingkat penghindaran pajak perusahaan. Sebaliknya, semakin kecil CETR mengidentifikasikan semikin tinggi tingkat penghindaran pajak perusahaan.

Semakin tinggi tingkat presentase CETR yaitu mendekati tarif pajak penghasilan badan sebesar 25% mengindikasikan bahwa semakin rendah tingkat tax avoidance perusahaan. (Budiman dan Setiyono, 2012) dalam (Agustina dan Aris, 2016). Di bawah ini merupakan rumus dari penghindaran pajak:

𝐶𝐸𝑇𝑅 = 𝑝𝑟𝑜𝑝𝑒𝑟𝑡𝑖 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 (1) 3.3.1.2 Profitabilitas

Profitabilitas diproksikan dengan menggunakan Return On Asset yaitu perbandingan antara laba bersih dengan aset pada akhir periode, yang digunakan sebagai indikator kemampuan perusahaan menghasilkan laba (Agustina dan Aris, 2016). Semakin tinggi laba sebuah perusahaan maka semakin tinggi pajak yang harus dibayarkan, sehingga dapat mengurangi keuntungan. Kondisi ini menyebabkan terjadinya perbedaan dengan tujuan didirikan perusahaan. Dengan demikian perusahaan akan mecari cara untuk mengurangi salah satu bebannya yaitu beban pajak. Menurut penelitian Putri dan Putra (2014) apabila rasio profitabilitas tinggi, berarti menunjukan adanya efisiensi yang dilakukan oleh pihak manajemen.

Laba yang meningkat mengakibatkan profitabilitas perusahaan juga meningkat.

Profitabilitas dirumuskan sebagai berikut:

𝑅𝑂𝐴 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑥 100% (2)

(4)

33 3.3.1.3 Leverage

Leverage merupakan rasio yang mengkur kemampuan utang baik jangka

pajang maupun jangka pendek untuk membiayai aktiva perusahaan (Kurniasih dan Sari, 2013) dalam (Agustina dan Aris, 2016). Leverage diukur menggunakan rasio hutang tehadap modal atau Debt to Equity Ratio (DER) dengan rumus sebagai berikut:

𝐷𝐸𝑅 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔

𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 𝑥 100% (3) 3.3.1.4. Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan sebagai sekala atau nilai yang dapat mengkasifikasikan suatu perusahaan dalam katagori besar atau kecil menurut berbagai cara total aktiva atau total aset perushaan, nilai pasar saham, rata – rata tingkat penjualan dan jumlah penjualan. Terhadap kedewasaan perusahaan ditentukan berdasarkan total aktiva, semakin besar total aktiva menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek baik dalam jangka waktu yang panjang (Cahyono, et al. 2016). Jika suatu asset perusahaan besar maka perusahaan tersebut memiliki laba besar dan mendorong perusahaan untuk melakukan penghindaran pajak karena laba yang besar menyebabkan beban pajak yang besar. Semakin besar perusahaan maka transaksi yang dilakukan semaikin kompleks, sehingga perusahaan akan mengurangi beban- bebannya yaitu beban pajak. Ukuran perusahaan dihitung menggunakan rumus berikut:

𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛 = 𝐿𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 (4)

(5)

34 3.4. Metode Analisis

Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dan pengujian hipotesis.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda karena variabel independen dalam penelitian ini lebih dari satu. Analisis regresi linier berganda merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal antara variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah

CETR = α + β X1 + β X2 + β X3 + e (5) Keterangan:

CETR = Tax Avoidance,

∝ = Konstanta,

β = Koefisien Regresi, X1 = Leverage,

X2 = Profitabilitas,

X3 = Ukuran Perusahaan, dan

e = Error.

3.4.1. Statistik Driskriptif

Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan deskripsi atas variabel-variabel penelitian, baik variabel independen maupun variabel dependen. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness atau kemencengan distribusi (Ghozali, 2016).

(6)

35 3.4.2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik yang merupakan syarat untuk analisis regresi linier berganda. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan antara lain uji normalitas, uji autokolerasi, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas.

3.4.2.1.Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2016). Untuk uji normalitas, menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Kriteria yang digunakan adalah pengujian pegujian dua arah (two tailed test), yaitu dengan membandingkan p-value yang diperoleh dengan taraf signifikan yang digunakan. Dalam penelitian ini menggunakan taraf signifikan 0,05. Jika nilai p-value > 0,05 maka data terdistribusi normal.

3.4.2.2. Uji Autokorelasi

Uji ini digunakan untuk melihat apakah didalam model linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi kolerasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.

(7)

36

Autokolerasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari observasi ke observasi lainnya (Ghozali, 2016).

Model yang baik adalah model yang terbebas dari autokolerasi. Untuk menguji ada tidaknya masalah autokolerasi dapat dilihat dari hasil uji Durbin Waston (DW test). Kemudian nilai Durbin Waston hitung (dl) yang diperoleh dari hasil pengujian akan dibandingkan dengan nilai table Durbin Waston.

3.4.2.3. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel independen (Ghozali, 2016). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi di antara variabel independen.

Jika variabel independen saling kolerasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Penelitian ini menguji multikolinieritas berdasarkan tolerance value dan Variance Inflation Faktor (VIF).

Model regresi yang bebas multikolinieritas yaitu apabila nilai VIF ≤ 10 dan mempunyai tolerance value ≥ 0,10.

3.4.2.4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

(8)

37

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik ialah homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Penelitian ini menguji heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Sperman’s. Uji ini menggunakan metode variance (s 2) yang merupakan fungsi dari variabel-variabel independen. Apabila koefisien parameter beta dari persamaan tersebut signifikan secara statistik, hal ini menunjukan bahwa dalam data yang diestimasi terdapat heteroskedastisitas, dan sebaliknya jika parameter beta tidak signifikan secara statistik maka asumsi homoskedastisitas pada data tersebut tidak dapat ditolak (Ghozali, 2016).

3.4.3. Pengujian Hipotesis

Untuk pengujian hipotesis digunakan analisis regresi. Hasil dari analisis regresi adalah berupa koefisien untuk masing-masing variabel independen.

Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai variabel dengan persamaan.

Ketetapan fungsi regresi sampel dalam menafsir nilai aktual dapat diukur dari Goodness Of Fit nya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari koefisien

determinasi, nilai statistik S dan nilai statistik t. Perhitungan statistik disebut signifikan apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah H0 diterima (Ghozali, 2016)

3.4.3.1 Pengujian Adjusted R²

Uji ketepatan perkiraan bertujuan untuk menilai total variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. Hasil dari pengujian ini adalah koefisien determinasi majemuk disesuaikan (adjusted R²), yaitu suatu

(9)

38

koefisien determinasi yang menunjukan besaran variasi dari variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Jika dalam suatu model terdapat lebih dari dua variabel independen, maka lebih baik menggunakan nilai adjusted R². Besarnya nilai adjusted R² berkisar antara ≥ 0 dan ≤ 1. Jika mendekati 1 maka model semakin baik, begitu pula sebaliknya (Ghozali, 2016).

3.4.3.2 Uji F

Uji statistik F digunakan untuk menguji apakah semua variabel independen yang dimasukkan ke dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hasil uji F dapat dilihat dalam table ANOVA. Jika nilai sig ≤ a = 0,05 maka terdapat satu atau lebih variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen yang berarti hipotesis yang dirumuskan diterima (Ghozali, 2016).

3.4.3.3 Uji t

Uji statistik nilai t digunakan untuk menguji seberapa jauh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependen dapat diketahui dari besarnya signifikansi. Apabila nilai lebih kecil dari signifikansi 0,05 maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2016).

Referensi

Dokumen terkait

Dalam setiap materi pembelajaran, baik yang berbentuk Weekly (mingguan) ataupun yang berbentuk Topics (topik) akan mempunyai bagian per minggu atau per topik, yang isi

Kedua metode detoksifikasi tersebut di atas, tidak memberikan perbedaan yang signifikan terhadap penurunan yield glukosa ataupun senyawa inhibitor yang

Pengawet alami yang dihasilkan yaitu ekstrak, suspensi serta bubuk nanoenkapsulan buah kecombrang ditambahkan pada pembuatan nugget ayam dengan persentase sebesar 1, 2 dan

Disarankan untuk melakukan pemeriksaan fungsi kognitif pada penderita Parkinson dengan menggunakan instrumen pengukuran yang lebih sensitif, agar secara dini

Pada tahap proses bimbingan ini penyandang AK dan KS mengikutinya dengan baik walaupun membutuhan waktu yang lama untuk mendapatkan hasil, dalam penelitian dilapangan

[r]

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah pertama, manfaat teoritis, yaitu penelitian ini bermanfaat untuk menguji, apakah model ini dapat dipakai dalam

Penerapan menejemen yang berbasis intellectual capital yang mencakup kompetensi dan komitmen berpengaruh terhadap penurunan biaya (low cost) dan menciptakan