• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perubahan model pembelajaran selama wabah COVID-19 adalah sebuah tuntutan selain agar terhindar dari penularan wabah. social dan pshysical distancing harus dilakukan, agar siswa terlayani hak belajarnya selama di rumah serta mengkontrol aktivitas dan perilaku sosialnya sebagai model penilaian kolaborasi kognitif, afektif dan psikomotornya maka dilakukan pembelajaran sistem daring (Lailatul, 2019). Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era Industri 4.0 telah memiliki pengaruh yang besar terhadap proses pengajaran dan pembelajaran. Kemudahan akses teknologi telah digunakan oleh para pengajar untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Karakteristik Industri 4.0 yang identik dengan internet, iCloud, big data, konektivitas, dan digitalisasi, mendorong guru untuk mengintegrasikan kegiatan belajar mengajar dengan perkembangan teknologi terbaru (Rasyid & Gaffar, 2019). Para guru saat ini dapat mengkombinasikan pembelajaran di kelas dengan pembelajaran daring, menggunakan aplikasi pembelajaran daring, atau menggunakan media sosial sebagai media pembelajaran. Dalam hal ini, guru juga dapat memanfaatkan perkembangan teknologi, melalui peralatan canggih seperti komputer dan smartphones sebagai media pembelajaran di kelas. Proses pembelajaran melalui internet atau jaringan lain menggunakan perangkat seluler pribadi, seperti tablets dan smartphones, sebagai media pembelajaran

Pembelajaran online pada masa COVID-19 memiliki peran yang penting untuk menentukan keberhasilan belajar siswa sekaligus mengontrol kegiatan pembelajaran siswa. Kelas online yang efektif sangat dibutuhkan dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Indikator kelas yang efektif ditandai dengan adanya peran aktif siswa dalam, pembelajaran merupakan interaksi atara peserta didik dengan guru yang dirancang untuk membelajarkan peserta didik yang lebih berorientasi pada aktivitas peserta didik agar mendapatkan hasil belajar berupa perpaduan antara aspek afektif, kognitif, dan psikomotor secara proposional (Musfiqon,2012).

(2)

Pendidikan merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan kualitas dan potensi yang dimilki oleh setiap individu. Menurut (Linda & Paul, 2012), standart seorang intelektual yang berfikir secara kritis mampu memunculkan gagasan, jalur dalam pemikiran akademis dan memiliki implikasi dalam kehidupan sehari-hari.

Hal tersebut yang harus dimiliki peserta didik untuk menghadapi permasalahan di kehidupan. Oleh karena itu berfikir kritis sering kali menjadi tujuan dan hasil utama dari suatu proses pendidikan (Ridwan, 2020). Menurut Nurun (2014) untuk meningkatkan berfikir kritis siswa guru dapat memberikan pengalaman belajar dengan mendesain proses pembelajaran berbasis permasalahan atau memberikan permasalahan yang melibatkan ketrampilan berpikir kritis siswa dan melibatkan proses menganalisis berdasarkan permasalahan yang sebenarnya.

Menurut Istiana (2015) aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran, agar peserta didik lebih paham terhadap materi yang diajarkan, sejalan dengan hal tersebut peserta didik di tuntut lebih harus aktif agar aktivitas belajar berjalan beriringan dengan proses pembelajaran.

untuk meningkatkan aktivitas belajar guru harus melakukan pembelajaran yang efektif dengan menerapkan pendekatan pembelajaran yang dapat memacu peserta didik untuk beraktivitas didalamnya tidak hanya memperhatikan, mendengarkan dan mencerna pelajaran tetapi harus aktif memecahkan masalah sendiri, bekerja sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri dan pengamatan sendiri (Widodo, 2013).

Menurut Sugiawan (2014) dalam suatu pembelajaran terdapat suatu aktivitas karena pada hakikatnya belajar merupakan perbuatan, perbuatan untuk merubah tingkah laku menjadi suatu kegiatan. Menurut Widhiyani (2013) rendahnya aktivitas belajar peserta didik timbul dari ketidak mauan peserta didik untuk berusaha mencari ataupun mencoba membaca materi yang akan dipelajari di kelas, peserta didik cenderung menunggu di tegur oleh guru untuk memulai aktivitas belajar selain itu peserta didik juga menunggu guru untuk berceramah didepan kelas dalam menyampaikan suatu materi.

Rendahnya berpikir kritis dan aktivitas belajar siswa mengakibat berpengaruh pada hasil belajar siswa, hasil belajar siswa saat ini lebih didominasi

(3)

pada hasil belajar kognitif (Sukarsono, 2020). Hasil belajar merupakan sebuah tindakan evaluasi yang dapat menghasilkan aspek proses berpikir, aspek sikap dan aspek ketrampilan yang ada pada setiap individu pesrtadidik (Sulastri, 2015). Hal tersebut dapat diartikan melalui hasil belajar dapat terlihat secara holistic pencapaian peserta didik setelah proses pembelajaran.

Pembelajaran IPA pada hakekatnya melibatkan aktivitas belajar peserta didik secara langsung dalam memperoleh pengetahuannya sehingga menumbuhkan rasa ingin tahu dan menumbuhkan ketrampilan berpikir kritis peserta didik. Kenyataannya seorang guru harus mampu mengembangkan dan mengimplementasikan berbagai model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik dalam melakukan pembelajaran salah satunya yaitu pembelajran IPA. Menurut Ristiasari (2012) mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) sampai saat ini masih tergolong dalam mata pelajaran yang susah untuk dipahami dan susahnya mencari metode pembelajaran yang sesuai dengan materi.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Widodo, 2013) pada penggunaan model pembelajaran PBL ada beberapa kekurangan yaitu setelah melakuakan tindakan refleksi yang dilakukan biasanya banyak timbul permasalahan atau pemikiran yang perlu mendapat perbaikan, sehingga perlu dilakukan perencanaan ulang, tindakan ulang, pengamatan ulang serta refleksi ulang. Sejalan juga dengan penelitian (Widya, 2012) yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share masih belum menunjukkan peningkatan aktivitas belajar secara optimal pada siklus 1, di sebabkan guru yang menjelaskan materi dan soal yang sama seperti handout, beberapa siswa yang dominan, serta kepedulian terhadap sesama anggota kelompok yang masih lemah.

Penelitian terdahulu CBL yang dilakukan oleh Novia (2020) pada sekolah menengah atas yangmenggunakan model CBL menujukkan berpikir kritis siswa berkembang dengan baik, siswa fokus pada pernyataan atau permasalahan yang diberikan dan mampu bertanya dan menjawab pertanyaan yang diberikan dengan baik.

Penelitian yang dilakukan tersebut mendasari penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan berpikir kritis, aktivitas belajar dan

(4)

hasil belajar peserta didik dalam memahami pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

Pemilihan CBL dalam penelitian ini karena CBL merupakan pembelajaran yang melatih untuk berpikir tingkat tinggi yang meliputi berpikir kritis, bekerjasama, mencipta dan berkomunikasi serta mampu menghubungkan materi dengan lingkungan yang dapat menghasilkan informasi yang berupa dalam bentuk karya tulis ilmiah, kegiatan atau produk. Solusi CBL aktifitas pembuatan karya akan menjadi nilai-nilai siswa dalam membangun karakter peduli lingkungan,sedangkan hal-hal yang harus dimiliki siswa padasaat mengerjakan pekerjan hingga selesai, kan menjadi nilai-nilai pribadi maupun masyarakatdalam membangun karakter spiritual.

Pemilihan materi protista pada penelitian ini karena pada saat menjelang penelitian materi yang tersisa hanya protista jadi pemilihan materi tidak dipilih oleh peneliti namun menyesuaikan dengan pembelajaran yang berlangsung di sekolah, selain itu materi protista sulit dipahami karena selama kegiatan pembelajaran siswa menghafal konsep. Hal tersebut dibuktikan dengan kesulitan siswa dalam mengenali nama ilmiah, tidak memahami makna nama ilmia dan perbedaan ucapan tulisan nama ilmiah. Dalam pembelajaran biologi menekankan siswa untuk dapat memahami konsep bukan hanya sekedar menghafal.

Penentuan model belajar yang tepat sangat diperlukan sekali dalam proses pembelajaran karena dengan penentuan model pembelajaran yang relevan dapat mendukung tercapainya pembelajaran. salah satunya model pembelajaran CBL yang merupakan model pembelajaran berbasis konservsi, model pembelajaran tersebut diharapkan mampu meningkatkan kemampuan kongnitif, menanamkan nilai-nilai penting dan mengubah perilaku siswa lebih berorientasi ramah terhadap lingkungan (Sukarsono, 2018).

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, maka perlu dikembangkan suatu media dan model pembelajaran yang mampu melibatkan peran serta siswa secara menyeluruh sehingga kegiatan pembelajaran tidak hanya didominasi oleh siswa-siswa tertentu saja. Mengingat pentingnya biologi dan permasalahan dalam pembelajaran biologi yang dilakukan oleh guru, banyak ditawarkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar biologi peserta didik pada umumnya. Salah satunya yaitu model pembelajaran CBL. Guru sebagai pendidik

(5)

memiliki kesempatan bertatap bermuka lebih banyak dengan siswanya diharapkan dapat memahami permasalahan-permasalahan yang muncul pada saat kegiatan belajar mengajar, sehingga guru sebagai peneliti mampu melakukan upaya perbaikan dalam pembelajaran. Dengan melihat beberapa kendala dalam proses pembelajaran di sekolah, maka dari itu penulis ingin mengetahui lebih dalam

tentang bagaimana “PENGARUH PENERAPAN SISTEM

PEMBELAJARAN DARING BERBASIS CONSERVATION BASED LEARNING (CBL) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN BERPKIR KITIS SISWA KELAS X DI SMAN BLITAR”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Adakah pengaruh penerapan model pembelajaran Conservation Based Learning terhadap aktivitas belajar siswa?

2. Adakah pengaruh penerapan model pembelajaran Conservation Based Learning terhadap berpikir kritis siswa?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Menganalisis pengaruh penerapan model pembelajaran CBL terhadap aktivitas belajar siswa

2. Menganalisis pengaruh penerapan model pembelajaran CBL terhadap berpikir kritis siswa

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik secara teoritis maupun manfaat secara praktis.

1.4.1 Manfaat Penelitian Secara Teoritis:

yaitu penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan dunia ilmu pengetahuan sebagai salah satu referensi khususnya dalam peningkatan nilai-nilai dan motivasi siswa pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran CBL.

(6)

1.4.2 Manfaat penelitian secara praktis:

1. Bagi Guru:

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada guru tentang model pembelajaran serta cara yang dilakukan untuk lebih meningkatkan peningkatan aktivitas belajar dan berfikir kritis siswa melalui model pembelajaran CBL.

2. Bagi Siswa:

Hasil penelitian ini dapat meningkatkan peningkatan aktivitas pembelajaran siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam.

3. Bagi Sekolah:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan kegiatan dalam proses belajar mengajar, terutama di SMAN Blitar.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya:

Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran CBL pada mata pelajaran biologi kelas X.

1.5 Batasan Penelitian

1. Penelitian dilakukan di SMAN 1 Ponggok dan SMAN 1 Srengat khususnya pada kelas X pada semester ganjil tahun ajaran 2020/2021 mata pelajaran IPA materi.

2. Model pembelajaran yang diterapkan di SMAN 1 Ponggok dan SMAN 1 Srengat adalah CBL (Conservation Based Learning).

3. Kompetensi dasar yang diajarkan adalah tentang materi.

4. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu quasi eksperimen 1.6 Definisi Istilah

1. Model pembelajaran CBL adalah model pembelajaran berbasis konservasi atau conservation based learning. Dan diharapkan dapat menanamkan nilai-nilai penting dan mengubah perilaku siswa lebih berorientasi ramah terhadap lingkungan (Sukarsono, 2018).

2. aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran (Apriliawati, 2011).

(7)

3. Berpikir kritis adalah proses merumuskan alasan yang tertib secara aktif dan terampil dari menysun konsep, mengaplikasikan, menganalisis mengintegrasikan (sintesis) atau mengevaluasi informasi yang dikumpulkan melalui proses pengamatan, pengalaman, refleksi, komunikasi sebagai dasar dalam menentukan tindakan.

Referensi

Dokumen terkait

menganalisis pola pengembangan pada paragraf yang terdapat dalam teks bacaan buku pelajaran Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII;(4) menyimpulkan hasil analisis jenis, struktur,

Untuk dapat dianalisa di setiap bagian kerangka struktur tersebut maka perlu dilakukan pemotongan imajiner pada struktur kerangka batang tersebut seperti yang dilakukan pada

Pemberian pekerjaan rumah oleh guru di latar belakangi oleh kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran, selain itu melalui pemberian pekerjaan rumah (PR) diharapkan siswa

Dalam rangka meningkatkan peran sektor transportasi laut tersebut diperlukan suatu industri galangan kapal yang kuat dan punya daya saing baik itu dari segi teknologi, sumber

Hasil uji Signifikansi Parsial (Uji-t) menunjukkan bahwa variabel Market Value Added (MVA) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel Pendapatan Saham,

Hasil pengolahan data melalui SPSS.22, terkait Persamaan regresi berganda dan estimasinya, dapat diketahui persamaan regresi berganda dalam penelitian ini adalah:

Untuk menentukan adanya perbedaan antar perlakuan digunakan uji F, selanjutnya beda nyata antar sampel ditentukan dengan Duncan’s Multiples Range Test (DMRT).

Medical Surgical and Critical Care Nursing Community Health and Primary Care Nursing Geriatric Nursing. Room 2