*Corresponding Author: ISSN (Online):
Email: [email protected]
UAJ
UBHARA Accounting Journal
Volume 1 Nomor 1 Mei 2021 http://journal.febubhara-sby.org/uaj Hal: 75-81
Analisis Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban (Studi Kasus di Desa Sugihwaras Kecamatan
Ngoro Kabupaten Jombang) Riski Nur Adilla Waluyo
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bhayangkara Surabaya, Indonesia ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan alokasi dana desa (ADD) dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban di wilayah Desa Sugihwaras Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pengelolaan ADD yang meliputi: 1) Perencanaan ADD, 2) Pelaksanaan ADD, dan 3) Pertanggungjawaban ADD dapat dikatakan transparasi dan akuntanbel. Laporan pertanggungjawaban sudah sesuai dengan Permendagri No.
113 Tahun 2014 dan penyusunan laporan sudah menggunakan sistem aplikasi sehingga memudahkan perangkat desa menyusun laporan. Kesimpulan pengelolaan ADD di Desa Sugihwaras sudah menerapkan prinsip partisipasi, transparasi, dan akuntanbilitas namun diharapkan aparatur desa untuk memberikan informasi secara transparasi terhadap masyarakat, sehingga tidak ada kesalahpahaman dalam pengelolaan ADD.
Kata kunci :Alokasi Dana Desa, Pengelolaan, Akuntanbilitas ABSTRACT
This study aims to determine the management of the allocation of village funds (ADD) in the preparation of accountability reports in the area of Sugihwaras Village, Ngoro District, Jombang Regency. The method used in this study is a qualitative research method. The results of this study indicate that the management of ADD which includes: 1) ADD planning, 2) Implementation of ADD, and 3) Accountability of ADD can be said to be transparent and accountable. The accountability report is in accordance with Permendagri No. 113 of 2014 and the preparation of the report has been using the application system making it easier for village officials to prepare reports. Conclusion of ADD management in Sugihwaras Village has applied the principles of participation, transparency and accountability, but it is hoped that village officials will provide transparency of information to the community, so there is no misunderstanding in the management of ADD
Keywords :Accountability of Village, Management, Accountability
PENDAHULUAN
Desa merupakan unit yang paling bawah dalam sistem pemerintahan di Indonesia.
Peran, fungsi dan kontribusinyamenempati posisi yang strategis.Mayoritas penduduk desa ini berpenghasilan dari hasil alam. Di desa mayoritas fasilitas - fasilitasnya masih kurang memadai untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, maka dari itu Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan yaitu pembentukan Alokasi Dana Desa (ADD).
76
Riski N A Waluyo, Analisis Pengelolaan Alokasi Dana Desa UAJ: UBHARA Accounting Journal
Vol. 1 No. 1 2021
Dalam Peraturan Bupati Jombang No 5 tahun 2019 ADD yang dimaksud untuk membiayai program pemerintah desa dalam pelaksanakan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan masyarakat, dan pembinaan kemasyarakatan serta untukpenanggulangan bencana, keadaan mendesak dan keadaan darurat.
Satu dasawarsa terakhir ini diketahui banyaknya perangkat desa yang mempunyai tugas sebagai mengelola dana ADD dianggap masih kurang menguasai pengetahuan ataupun wawasan mengenai pengelolaan maupun pelaporan ADD. Maka sering terjadinya kesalahan yang disebabkan kurang pahamnya perangkat desa dalam menyusun laporan pengelolaan dana desa.
Banyaknya dana yang diberikan Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah terlebih ke Pemerintah Desa yang tidak diimbangi dengankemampuan dalam melakukan pengelolaannya menyebabkan banyak terjadinya kesalahan dan ketidaksesuaian dalam mencapai sasaran anggaran.
Pemerintah Kabupaten sebagai atasan langsung dari Pemerintah Desa seharusnya melakukan pengawasan dan pelatihan terkait dengan pengelolaan dana yang telah diberikan kepada Pemerintah Desa. Dengan adanya, pengawasan dan pelatihan dapat sedikit mengurangi terjadinya praktik penyalahgunaan anggaran dan ketidaksesuaian sasaran anggaran. Pemeritah Kabupaten terkesan hanya menggelontorkan anggaran dan petunjuk teknis pelaksanaannya yang tidak dibarengi dengan pelatihan, pendampingan dan pengawasan yang ketat. Hal ini menyebabkan Pemerintah Desa terkesan semaunya dalam menggunakan anggaran karena tidak dibekali dengan kemampuan yang memadai dalam mengelola anggaran Desa yang ujungnya tidak tepat sasaran.
Dengan adanya ADD yang menggunakan asas merata dan adil diharapkan setiap desa mampu melaksanakan pembangunan sesuai dengan rencana. Dalam mekanisme pengelolaan ADD selanjutnya diserahkan kepada setiap desa dengan memperhatikan peraturan yang berlaku. ADD yang sesuai kebutuhan seperti terlihat di atas merupakan salah satu bentuk desentralisasi guna mendorong good governance, karena mendekatkan negara ke masyarakat dan sekaligus meningkatkan partisipasi masyarakat, yang akhirnya akuntabilitas, transparansi dan responsivitas pemerintah lokal. Menurut Mardiasmo (2019) goodgovernance merupakan penyelenggaraanpemerintahan negara yang solid dan bertanggungjawab, serta efisien dan efektif dengan menjaga keseimbangan sinergitas konstruktif antara domain negara, sektor swasta, dan masyarakat.
Akuntanbilitas merupakan elemen yang tidak dapat terpisahkan dalam pelaksanaan good governance dan merupakan tantangan bagi pemerintah untuk dapat mempertanggungjawabkan dan selalu terbuka kepada masyarakat dalam pelaksanaan program serta kebijakan yang ditetapkan. Penerapan prinsip akuntanbilias harus ditaati secara konsisten oleh semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan dan pelaporan ADD tanpa terkecuali. Akuntanbilitas ini pada dasarnya diterapkan dengan memberikan akses kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk melakukan pemeriksaan bertanya atau menggugat pertanggungjawaban dari pihak pengelola ADD. Dalam pengelolaan dan pelaporan ADD ini dapat diterapkan dengan memberi akses kepada semua pihak untuk mengetahui konsep yang berkaitan dengan ADD, kebijakan dalam pengambilan keputusan, perkembangan kegiatan keuangan, serta informasi lainnya dari para pengelola ADD di pemerintah desa.
77
Riski N A Waluyo, Analisis Pengelolaan Alokasi Dana Desa UAJ: UBHARA Accounting Journal
Vol. 1 No. 1 2021
METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif. Menurut Sugiyono (2016) Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme atau enterpretif, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, di mana penelitian adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakuan secara trigulasi (gabungan observasi, wawancara, dokumentasi), data yang diperoleh cenderung data kuantitatif, analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif bersifat untuk memahami makna.
Proses analisis data dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
1. Menganalisis perencanaan ADD di desa Sugihwaras dengan hasil dokumen yang diperoleh yaitu APBDesa dan daftar hadir musrenbangdes dan menganalisis kesesuaian dokumen yang diperoleh dengan Peraturan Pemerintah Dalam Negeri nomor 113 tentang pengelolaan keuangan desa.
2. Menganalisis pelaksanaan ADD di desa Sugihwaras dengan hasil dokumen yang diperoleh yaitu Laporan Realisasi Anggaran dan Papan informasi, Banner dan website sebagai media penyampai informasi dan menganalisis kesesuaian dokumen tentang pelaksanaan dengan Peraturan Pemerintah Dalam Negeri nomor 113 tentang pengelolaan keuangan desa.
3. Menganalisis pelaporan ADD di desa Sugihwaras dengan hasil data yang diperoleh yaitu Laporan SPJ dan Laporan Realisasi Anggaran dan menganalisis kesesuaian dokumen tentang pelaporan dengan Peraturan Pemerintah Dalam Negeri nomor 113 tentang pengelolaan keuangan desa.
4. Perumusan dalam simpulan tentang hasil yang telah didapat tentang Pengelolaan ADD dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban di Desa Sugihwaras Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang.
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Perencanaan Alokasi Dana Desa (ADD)
Alokasi Dana Desa (ADD) adalah salah satu pendapatan desa yang penggunaannya terintegrasi dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes), oleh karena itu program perencanaan dan kegiatannya disusunmelalui Musyawarah Desa, yaitu forum musyawarah yang membahas usulan - usulan perencanaan atau program pembangunan desa yang berpedoman pada prinsip- prinsip Perencanaan Pembangunan Masyarakat Desa. Prinsip tersebut mengharuskan keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan dan menentukan pembangunan yang akan dilaksanakan khususnya yang beralokasi di desa yang bersangkutan , sehingga benar-benar dapat merespons kebutuhan / aspirasi yang berkembang.
Prinsip partisipasi adalah keterlibatan setiap warga Negara dalam pengambilan keputusan baik secara langsung maupun melalui institusi yang mewakili kepentingannya. Implementasi program ADD di Desa Sugihwaras menekankan proses berpartisipasi dalam pembangunan desa. Pelaksanaan prinsip partisipasi tersebut juga telah dibuktikan dengan hasil wawancara: “Pertama melakukan Serap aspirasi mulai dari Musyawarah Dusun, Kemudian hasil dari Musyawarah Dusun lalu dibawa ke Desa dan diadakan Musyawarah Desa. Semua ikut berpartisipasi dan mendukung mulai dari RT, RW, Tokoh Agama, Toko Masyarakat, BKK, Bidan Desa, Karang Taruna, BPD, Perangkat, Pendamping
78
Riski N A Waluyo, Analisis Pengelolaan Alokasi Dana Desa UAJ: UBHARA Accounting Journal
Vol. 1 No. 1 2021
Desa dan Pihak Kecamatan.” (Hasil wawancara dengan Kepala Desa, pada tanggal 18 Juni 2020).
Musyawarah desa membuka kesempatan untuk masyarakat dalam memberikan aspirasinya sekaligus sebagai media belajar bagi masyarakat terhadap prinsip akuntabilitas pengelolaan alokasi dana desa. Apabila ditinjau dari partisipasi dalam hal pengambilan keputusan perencanaan penggunaan dana ADD dapat dikatakan bahwa partisipasi masyarakat cukup baik
Pelaksanaan Alokasi Dana Desa (ADD)
Pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang pembiayaannya bersumber dari ADD sepenuhnya dilaksanakan oleh Tim Pelaksanaan Desa. Dalam pelaksanaan program ADD ini, dibutuhkan keterbukaan dari Tim Pelaksana Desa kepada seluruh masyarakat. Salah satu wujud nyata dari Tim Pelaksana Desa Sugihwaras dalam mendukung keterbukaan informasi program ADD adalah dengan memasang papan informasi yang berisikan jadwal pelaksanaan kegiatan fisik yang sedang dilaksanakan.
Keterbukaan informasi ini merupakan usaha pemerintah desa untuk melaksanakan prinsip transparansi dalam pengelolaan ADD. Hal ini senada dengan yang diucapkan oleh informan berikut: “Disampaikan melalui Musyawarah desa dan setiap adanya kegiatan kami sampaikan secara terbuka kepada masyarakat. Dengan adanya papan informasi,maka masyarakat dapat mengetahui semuanya.” (Hasil wawancara dengan Bendahara Desa, pada tanggal 19 Juni 2020).
Hal ini didukung oleh pernyataan informan sebagai berikut: “Dengan adanya Musyawarah desa kita undang mulai dari RT RW dan perangkat desa dan semua kegiatan harus ada bukti seperti kwitansi dan dicantumkan di papan informasi agar semua mengetahui proses pelaksanaan ADD tersebut.” (Hasil wawancara dengan Kepala Desa, pada tanggal 18 Juni 2020).
Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa didalam pelaksanaan ADD senantiasa dilaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan oleh pengelola ADD di tingkat desa melalui papan informasi dan menyampaian langsung kepada masyarakat dalam musyawarah desa.
Pertanggungjawaban ADD
Pertanggungjawaban ADD di Desa Sugihwaras Kecamatan Ngoro Jombang terintegrasi dengan pertanggungjawaban APBDesa. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Keuangan Desa.
Peraturan tersebut dimaksudkan untuk memberikan landasan hukum bidang keuangan desa, sumber keuangan desa, dan anggaran pendapatan dan belanja desa.
Penguatan keuangan desa dilakukan untuk menguatkan pilar transparansi dan akuntabilitas. Pengelolaan keuangan desa harus dilakukan secara efisien dan efektif, transparan dan akuntabel. ADD yang merupakan salah satu sumber utama pendapatan desa juga harus dipertanggungjawabkan secara transparan kepada masyarakat maupun kepada pemerintah kabupaten sebagai institusi pemberi kewenangan. Selain itu pertanggungjawaban kepada masyarakat dilakukan secara periodik setiap tiga bulan sekali melalui forum evaluasi pelaksanaan ADD yang dipimpin oleh Kepala Desa. Berikut hasil wawancara : “Setiap tiga bulan sekali
79
Riski N A Waluyo, Analisis Pengelolaan Alokasi Dana Desa UAJ: UBHARA Accounting Journal
Vol. 1 No. 1 2021
selalu diadakan evaluasi pelaksanaan ADD yang mengundang tokoh masyarakat, LPM, BPD. Evaluasi dilakukan untuk Mewujudkan transparansi dalam ADD dan diharapkan adanya masukan - masukan demi berjalannya ADD, SPJ, LKPJ, laporan akhir.” (Hasil wawancara dengan Bendahara Desa, pada tanggal 19 Juni 2020).
Pendapat tersebut didukung oleh Kepala Desa sebagai berikut: “Kita selalu sampaikan apa yang kita lakukan yang sesuai dengan APBDesa kepada masyarakat melalui musyawarah desa.” (Hasil wawancara dengan Kepala Desa, pada tanggal 18 Juni 2020).
Evaluasi pelaksanaan program ADD tersebut juga membimbing masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam memberikan masukan dan koreksi dengan adanya kerja sama saling membantu antara perangkat desa, bendahara, Tim Pelaksanaan Alokasi Dana Desa agar pelaporan ADD dapat diselaikan dengan cepat dan tepat. Dapat diketahui bahwa pelaksanaan ADD sudah menggunakan sistem untuk administrasi keuangan. Hal ini didukung penerapan di lapangan yang menunjukkan bahwa semua uang yang telah dikeluarkan sudah dipertanggungjawabkan secara fisik dan juga secara administrasi keuangan.
Adapun pertanggungjawaban ADD dari sisi fisik desa dapat dikatakan dengan baik dan sudah selesai 100%.
Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Desa Sugihwaras
Berdasarkan Permendagri No. 113 Tahun 2014, kepala desa menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan APBDesa kepada bupati/walikota melalui camat berupa laporan semester pertama dan laporan semester akhir tahun. Laporan semester pertama berupa laporan realisasi pelaksanaan APBDesa. Laporan realisasi pelaksanaan APBDesa disampaikan paling lambat pada akhir bulan Juli tahun berjalan. Sementara laporan semester akhir tahun disampaikan paling lambat pada akhir bulan Januari tahun berikutnya.
Dari Laporan Pertanggungjawaban diatas dapat simpulkan bahwa laporan pertanggungjawaban Desa Sugihwaras pada tahun 2019 kurang sesuai dengan format laporan pertanggungjawaban yang berdasarkan Permendagri No 113 Tahun 2014, namun masih ada akun yang tidak dimunculkan dalam laporan seperti Bidang tak terduga yang terdiri dari kegiatan kejadian luar biasa.
Kejadian luar biasa merupakan keadaan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang atau mendesak antara lain dikarenakan bencana alam, sosial, kerusakan sarana dan prasarana. Apabila terjadi keadaan darurat, Pemerintah Desa Sugihwaras melakukan belanja terlebih dahulu sebelum tersedia anggarannya. Keadaan Darurat dan Luar Biasa ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Dalam pelaksanaanya, Belanja Tak Terduga dalam APB Desa terlebih dulu harus dibuat Rincian Anggaran Biaya yang disahkan oleh Kepala Desa.
Pengajuan pendanaan dalam melaksanakan kegiatan darudat harus disertai dengan dokumen antara lain rancangan anggaran biaya.
SIMPULAN
Berdasarkan analisis yang dilakukan maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa penerapan pengelolaan ADD berjalan sudah sesusai peraturan namun ada yang kurang optimal dan dapat dilihat dari: (1) Tahap perencanaan ADD di desa Sugihwaras telah menerapkan prinsip partisipasi dan transparansi. Hal ini dibuktikan dengan kehadiran masyarakat yang sangat antusias dalam forum
80
Riski N A Waluyo, Analisis Pengelolaan Alokasi Dana Desa UAJ: UBHARA Accounting Journal
Vol. 1 No. 1 2021
musyawarah desa. Selain itu dalam musyawarah desa, pemerintah desa terbuka untuk menerima segala usulan masyarakat yang hadir dan mendahulukan skala prioritas untuk pembangunan di desa. (2) Tahap pelaksanaan program ADD di desa Sugihwaras telah menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Prinsip transparansi terpenuhi dengan adanya informasi yang jelas mengenai jadwal pelaksanaan fisik yang di danai oleh ADD. Untuk prinsip akuntabilitas sudah terlaksana sepenuhnya karena pertanggungjawaban secara fisik dan administrasinya sudah menggunakan sistem dari pusat.(3) Tahap pertanggungjawaban ADD baik secara teknis maupun administrasi sudah baik. (4) Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban di Desa Sugihwaras kurang sesuai dengan Permendagri No 113 Tahun 2014 karena ditemukan akun yang tidak dimunculkan dalam laporan pertanggungjawaban desa seperti akun bidang tak terduga yang terdiri dari kegiatan kejadian luar biasa.Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan peneliti memberikan saran sebagai berikut :(1) Aparatur desa harus menganggarkan akun bidang tak terduga yang meliputi kegiatan kejadian luar biasa, untuk mengantisipasi keadaan darurat atau yang tidak terjadi. (2) Diharapkan peneliti selanjutnya untuk menambahkan informan selain Kepala desa, sekretaris desa, dan bendahara desa yaitu masyarakat desa dalam pengumpulan data melalui wawancara untuk dapat menilai pertanggungjawaban pemerintah desa dalam pengelolaan ADD dan menambah data pendukung laporan keuangan tahunan desa agar lebih akurat dalam meneliti terutama mengenai kesejahteraan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Arifiyanto 2014. Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Di Kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember Tahun 2012, Skripsi Universitas Jember.
Diakses 9 Januari 2020 PK 18:28.
Mardiasmo, 2019. Akuntansi Sektor Publik, Andi, Yogyakarta.
Nafidah 2017. Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa di Kabupaten Jombang.
Jurnal Ilmu Akuntansi Volume 10 (2), Oktober 2017. STIE PGRI Dewantara Jombang. Diakses 5 Februari 2010 PK 12:49.
Peraturan Bupati Jombang Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan dan Pertanggung jawaban Alokasi Dana Desa Kabupaten Jombang Tahun 2019.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Keuangan Desa.
Riskasari 2016. Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Di Desa Bongki Lengkese Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai. Jurnal Office, Vol. 2 No 2, 2016. Universitas Muhammadiyah Makassar. Diakses 9 Januari 2020 PK 18:23.
81
Riski N A Waluyo, Analisis Pengelolaan Alokasi Dana Desa UAJ: UBHARA Accounting Journal
Vol. 1 No. 1 2021
Sugioyono, 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dam R&D, Alfabeta, Bandung.
Suwarjeni, 2019. Akuntansi Desa, Pustaka Baru Press, Yogyakarta. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.
Yuliansyah dan Rusmianto, 2015. Akuntansi Desa, Salemba Empat, Jakarta