• Tidak ada hasil yang ditemukan

MARCO FANRO H. TONDANG AGRIBISNIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MARCO FANRO H. TONDANG AGRIBISNIS"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

SERBA JADI, KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PENDAPATAN DI DESA PULAU GAMBAR, KECAMATAN

SKRIPSI

OLEH :

MARCO FANRO H. TONDANG 150304109

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2020

(2)

SERBA JADI, KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PENDAPATAN DI DESA PULAU GAMBAR, KECAMATAN

SKRIPSI

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melaksanakan Penelitian Di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2020

(3)
(4)
(5)

Karakteristik, Input Produksi Dan Biaya Input Produksi Tanaman Kedelai Terhadap Pendapatan Di Desa Pulau Gambar, Kecamatan Serba Jadi, Kabupaten Serdang Bedagai “ Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Dr. Ir. Hasman Hasyim, M.Si selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu Ir.Iskandarini, MM., Ph.D.

selaku anggota komisi pembimbing.

Kacang kedelai merupakan komoditas pangan yang utama di Indonesia setelah padi dan jagung. Produksi kedelai dalam negeri makin tidak mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri selama hampir tiga dekade terahkir.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh karakteristik petani terhadap pendapatan dan pengaruh input produksi terhadap jumlah produksi dan biaya input produksi terhadap pendapatan didaerah penelitian.

Metode penelitian adalah Analisis Regresi Liniar Berganda. Hasil penelitian menunjukkan secara serempak terdapat pengaruh karakteristik petani terhadap pendapatan yaitu umur, tingkat pendidikan, lama berusahatani, jumlah tanggungan dan luas lahan dan secara parsial yang paling mempengaruhi yaitu luas lahan. Secara serempak terdapat pengaruh input produksi terhadap jumlah produksi yaitu jumlah bibit, jumlah pupuk, jumlah pestisida dan jumlah tenaga kerja dansecara parsial yang paling mempengaruhi yaitu jumlah bibit. Secara serempak terdapat pengaruh biaya input produksi terhadap pendapatan yaitu biaya bibit, biaya pupuk, biaya pestisida, biaya penyusutan dan biaya tenaga kerja dan secara parsial yang paling mempengaruhi yaitu biaya bibit dan biaya penyusutan di Desa Pulau Gambar, Kecamatan Serba Jadi Kabupaten Serdang Bedagai.

Kata Kunci : Karakteristik Sosial Ekonomi, Input Produksi, Biaya Produksi, Produksi, Pendapatan Petani Kedelai

(6)

of Characteristics, Production Inputs and Soybean Production Input Costs on Income in Desa Pulau Gambar, Kecamatan Serba Jadi , Kabupaten Serdang Bedagai "supervised by Bapak Dr. Ir. Hasman Hasyim, M.Si as the head of the supervisory commission and Ibu Ir. Iskandarini, MM., Ph.D. as a member of the supervisory commission.

Soybeans are the main food commodity in Indonesia after rice and corn. Domestic soybean production has been increasingly unable to meet domestic needs for the last three decades.

The purpose of this study was to analyze the effect of farmer characteristics on income and the effect of production inputs on the amount of production and production input costs on income in the research area.

The research method is Multiple Linear Regression Analysis. The results showed that simultaneously there was an effect of farmer characteristics on income, namely age, education level, length of farming, number of dependents and land area and partially the most influencing was land area. Simultaneously, there is an effect of production input on the amount of production, namely the number of seeds, the amount of fertilizer, the amount of pesticides and the number of labor and partially the most influencing is the number of seeds. Simultaneously, there is an effect of production input costs on income, namely seed costs, fertilizer costs, pesticide costs, depreciation costs and labor costs and partially the most influencing is the cost of seeds and depreciation costs in Desa Pulau Gambar ,Kecamatan Serba Jadi ,Kabupaten Serdang Bedagai.

Keywords: Socio-Economic Characteristics, Production Input, Production Costs, Production, Soybean Farmer's Income

(7)
(8)

Penulis merupakan anak keempat dari enam bersaudara, Putra dari Bapak Ir. Moraidup Tondang, dan Ibu Renti Napitupulu.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:

1. Tahun 2003 masuk Sekolah Dasar Budi Murni 6 Medan dan lulus tahun 2009.

2. Tahun 2009 masuk Sekolah Menengah Pertama di Budi Murni 1 Medan dan lulus pada tahun 2012.

3. Tahun 2012 masuk Sekolah Menengah Atas di SMA Sutomo 1 Medan dan lulus pada tahun 2015

4. Tahun 2015 menempuh pendidikan di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur SBMPTN

Kegiatan yang pernah diikuti penulis adalah sebagai berikut:

1. Panitia Festival HUT IMASEP ke 37th.

2. Panitia Natal Agribisnis Universitas Sumatra Utara 2018

3. Melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada bulan Juli-Agustus 2018 di Desa Mesjid Lama, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batubara.

(9)

Puji dan syukur penulis panjatan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karen a atas berkat kuasa dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul“Analisis Pengaruh Karakteristik, Input Produksi Dan Biaya Input Produksi Tanaman Kedelai Terhadap Pendapatan Di Desa Pulau Gambar, Kecamatan Serba Jadi, Kabupaten Serdang Bedagai”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Hasman Hasyim, M.Si selaku ketua komisi pembimbing yang telah meluangan waktu, tenaga dan doa untuk membimbing saya serta memberi nasihat dan motivasi yang hebat kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. IbuIr. Iskandarini, MM., Ph.D selaku anggota komisi pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dengan sabar, dan banyak membantu saya serta memberikan motivasi dan nasihat dalam mengerjakan skripsi ini.

3. Kepada Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku Ketua Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

4. Kepada Bapak Ir. M. Jufri selakuSekretaris Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

(10)

sayang serta doa yang tidak pernah henti sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, yang telah membekali ilmu pengetahuan kepada penulis selama perkuliahan dan

7. Kepada Pegawai Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Agribisnis yang banyak membantu dalam seluruh proses administrasi.

8. Kepada Seluruh Instansi dan Responden yang terlibat dengan penulisan skripsi yaitu Bapak Mimbar selaku kepala Desa Pulau Gambar yang memberikan penulis izin untuk melakukan penelitian di Desa Pulau Gambar, serta Bapak Prianto selaku Bapak kelompok tani yang membantu penulis dalam melaksanan penelitian serta Responen Penelitian yang rela meluangkan waktu dan kesempatan untuk diwawancarai penulis demi kesempurnaan penelitian penulis 9. Kepada teman-teman penulis yang terkasih yaitu Arysean, Hardy Hasugian, Ilham Johari, Lidia Dame Sarah, Miftahul Fauzan, Mas Teg, Rifky Juwanda, Zodi Ginting dan yang telah memberi dukungan, semangat, canda tawa dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini.

(11)

menyelesaikan penelitian ini. Puji Tuhan penulis bisa berkenan berkenalan dengan kalian semua dalam perkuliahan yang membuat penulis sangat bersyukur punya teman teman seperti kalian semua. Salam sukses untuk kita semua.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang baik serta membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. Penulis harap skripsi ini berguna bagi pembaca dan pihak yang membutuhkan.Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, September 2020

Penulis

(12)

ABSTRAK……….. i

RIWAYAT HIDUP………...……….……. iii

KATA PENGANTAR……… iv

DAFTAR ISI………... vii

DAFTAR TABEL………. x

DAFTAR GAMBAR……….. xi

DAFTAR LAMPIRAN……….. xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Identifikasi Masalah ...3

1.3 Tujuan Penelitian ...3

1.4 Manfaat Penelitian ...4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kacang Kedelai ...5

2.2 Karakteristik Sosial Ekonomi ...6

2.2.1 Umur 6 2.2.2 Pendidikan 7 2.2.3 Lama Berusahatani 8 2.2.4 JumlahTanggungan……….9

2.2.5 LuasLahan………...9

2.3 LandasanTeori...10

2.3.1 Usahatani 10 2.3.2 Input Produksi 11 2.3.3 Fungsi Produksi Cobb-Douglas 13 2.3.4 Biaya Input Produksi 14 2.3.5 Produksi 19 2.3.6 Penerimaan 19 2.3.7 Pendapatan...20

2.4 Penelitian Terdahulu ...22

2.5 Kerangka Pemikiran ...27

2.6 Hipotesis Penelitian ...29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah ...30

3.2 Metode Pengumpulan Data...31

(13)

3.5.1 Defenisi 36

3.5.2 Batasan Operasional 38

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah ...39

4.2 Persentase Penduduk Menurut Jenis Kelamin ...39

4.3 Persentase Penduduk Menurut Pekerjaan ...40

4.4 Persentase Penduduk Menurut Agamanya ...41

4.5 Sarana dan Prasarana ...41

4.6 Karakteristik Petani Responden ...42

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Hasil Uji Hipotesis 1 Terdapat Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi (Umur, Tingkat Pendidikan, Lama Berusahatani, Jumlah Tanggungan dan Luas Lahan) Petani Kedelai Terhadap Pendapatan) ...46

5.1.1 Hasil Uji Hipotesis 46 5.1.2 Uji Kesesuaian ( Test or Goofness of Fit) 47 5.1.2.1 Koefisien Determinasi 47 5.1.2.2 Uji Secara Serempak ( Uji F – Statistik) 48 5.1.2.3 Uji Secara Serempak Parsial 48 5.1.3 Uji Asumsi Klasik 50 5.1.3.1 Uji Normalitas 51 5.1.3.2 Uji Multikolinearitas 52 5.1.3.3 Uji Heteroskedastisitas 53 5.2 Analisis Hasil Uji Hipotesis 2 Terdapat Pengaruh input produksi terhadap Jumlah Produksi ...54

5.2.1 Hasil Uji Cob Douglas 54 5.2.2 Uji Kesesuaian ( Test or Goofness of Fit) 55 5.2.2.1 Koefisien Determinasi 55 5.2.2.2 Uji Secara Serempak ( Uji F – Statistik) 56 5.2.2.3 UjiSecaraSerempakParsial 56 5.2.3 Uji Asumsi Klasik 58 5.2.3.1 Uji Normalitas 58 5.2.3.2 Uji Multikolinieritas 59 5.2.3.3 Uji Heteroskedastisitas 60 5.3 Analisis Hasil Uji Hipotesis 3 Terdapat Pengaruh Biaya Input Produksi Terhadap Pendapatan ...60

5.3.1 Hasil Uji Hipotesis 61

(14)

5.3.3.1 Uji Normalitas 65 5.3.3.2 Uji Multikolinieritas 66 5.3.3.3 Uji Heteroskedastisitas 67

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ...68 6.2 Saran ...69 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(15)

No Tabel Hal 1.1 Luas Panen, Rata-Rata Produksi dan Produksi Kacang

Kedelai, 2012-2016

2

2.1 Penelitian Terdahulu 21

3.1 ProduksiKacangKedelaiMenurut Kabupaten (ton) 29 4.1

4.2

Persentase Penduduk Menurut Jenis Kelamin PersentaePendudukMenurutPekerjaan

38 39

4.3 Persentae Penduduk Menurut Agama 40

4.4 Jumlah Sarana dan Prasarana 40

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur 41

4.6 4.7

Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Anggota Keluarga.

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

42 43

4.8 4.9

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Berusahatani Karakteristik Responden Berdasarkan Luas Lahan

43 44

5.1 TabelHasilUji R Square 46

5.2 5.3 5.4 5.5 5.6 5.7 5.8 5.9 5.10 5.11 5.12

TabelHasilUji F

Hasil Uji Beta dan Hasil Uji T dan Uji regersi Hasil uji Multikolinearitas

TabelHasilUji R Square TabelHasilUji F

Hasil Uji Beta dan Hasil Uji T dan Uji regersi Hasil uji Multikolinearitas

TabelHasilUji R Square TabelHasilUji F

Hasil Uji Beta dan Hasil Uji T dan Uji regersi Hasil uji Multikolinearitas

47 47 50 53 53 54 56 59 59 60 62

(16)

No Gambar Hal 1

2 3 4 5 6 7 8 9 10

SkemaKerangkaPemikiran Grafik Histogram UjiNormalitas

GrafikNormal P-P Plot of RegressionStandarized Residual Scatterplot UjiHeteroskedastisitas

Grafik Histogram UjiNormalitas

Normal P-P Plot of Regression Standarized Residual Scatterplot UjiHeteroskedastisitas

Grafik Histogram UjiNormalitas

Normal P-P Plot of Regression Standarized Residual Scatterplot UjiHeteroskedastisitas

27 49 49 51 55 56 57 61 62 63

(17)

No Judul

1. Karakteristik Petani Sampel di Daerah Penelitian

2. BiayaPenggunaanBibitTanamanKedelai Per Petani di Daerah PenelitianSelamaSatuMusimTanam

3. Biaya Penggunaan Pupuk Per Petani Sampel di Daerah Penelitian Selama1 Musim Tanam

4. Biaya Pestisida Per Petani di Daerah Penelitian Selama 1 Musim Tanam 5. Biaya Penggunaan Pestisida Per Petani di Daerah Penelitian Selama 1

Musim Tanam

6. Biaya Tenaga Kerja Usahatani Tanaman Kedelai Per Musim Tanam 7.

8

9 10

Biaya Alat dan Mesin Usahatani Kedelai

Biaya Depresiasi Alat dan Mesin Usahatani Padi Sawah Per Musim Tanam Total Biaya Produksi Kedelai

Pendapatan petani kedelai per musim tanam

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya alam yang melimpah. Kekayaan sumber daya tersebut terdiri dari sumber daya air, sumber daya lahan, sumber daya hutan, sumber daya laut, maupun keanekaragaman hayati yang terkandung di dalamnya dan tersebar secara luas pada setiap pulau- pulau di Indonesia. Kekayaan alam yang dimiliki tersebut dapat menjadi modal bagi pelaksanaan pembangunan ekonomi bagi Indonesia. Sumber kekayaan alam yang dimiliki Indonesia tersebut dapat dioptimalkan salah satunya melalui sektor pertanian (komoditas primer).

Kacang kedelai merupakan komoditas pangan yang utama di Indonesia setelah padi dan jagung. Kandungan protein nabati yang tinggi dan harga yang cukup terjangkau oleh semua lapisan masyarakat merupakan beberapa alasan logis penggunaan kacang kedelai sebagai bahan pangan. Beberapa produk pangan yang dihasilkan antara lain tahu, tempe, kecap, taucho, es krim, susu, minyak makan, dan tepung kacang kedelai. Selain sebagai bahan pangan, kacang kedelai digunakan juga untuk pakan ternak, bahan baku industri obat dan kosmetik, serta biofuel (Deptan, 2005).

Kedelai merupakan tanaman legum yang kaya protein nabati, karbohidrat dan lemak. Biji kedelai juga mengandung fosfor, besi, kalsium, vitamin B dengan komposisi asam amino lengkap, sehingga potensial untuk pertumbuhan tubuh manusia (Pringgohandoko dan Padmini, 1999).

(19)

Produksi kedelai dalam negeri makin tidak mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri selama hampir tiga dekade terakhir, sedangkan kebutuhan kedelai untuk konsumsi diproyeksikan akan meningkat rata-rata 2.44 persen per tahun (Sudaryanto dan Swastika 2007).

Perkembangan produksi kedelai di Indonesia adalah salah satu penggerak dalam sektor pertanian Indonesia. Sehingga perkembangan produksi kedelai adalah bagian dari pertumbuhan industri pertanian karena menciptakan nilai tambah bagi komoditi tersebut serta mempunyai mutu yang istimewa dari segi gizi dan terlebih lagi mudah di peroleh karena harga yang terjangkau.

Data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatra Utara bahwa produksi tanaman kedelai di Sumatra Utara cenderung naik turun tiap tahun. Berikut dapat dilihat dari Tabel 1.1 Di bawah ini.

Tabel 1.1 Luas Panen, Rata-Rata Produksi dan Produksi Kacang Kedelai, 2012-2016

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatra Utara

Berdasarkan data statistik diatas bahwa produksi kacang kedelai menunjukkan bahwa produksi kacang kedelai cenderung naik turun. Diketahui bahwa produksi tertinggi pada tahun 2015 sebesar 6.594 ton dan produksi terendah pada tahun 2013 sebesar 3.229 ton. Diketahui juga bahwa luas lahan terbesar pada

Tahun Luas Panen ( ha )

Produksi ( Ton )

Rata-Rata Produksi

(kw/ha) 2012 5 475,0 5419,0 9,90 2013 3 126,0 3 229,0 10,33 2014 5 024,0 5 705,0 11,36 2015 5 303,0 6 549,0 12,35 2016 3 955,3 5 062,0 12,80

(20)

Ha. Diketahui juga bahwa rata-rata produksi terbesar pada tahun 2016 sebesar 12,80 kw/Ha dan rata-rata produksi terendah pada tahun 2012 yaitu sebesar 9,9 kw/Ha.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan di teliti adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh karakteristik sosial ekonomi petani kedelai terhadap pendapatan di daerah penelitian?

2. Apakah ada pengaruh input produksi terhadap jumlah produksi di daerah penelitian?

3. Apakah ada pengaruh biaya input produksi terhadap pendapatan di daerah penelitian?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis apakah ada pengaruh karakteristik sosial ekonomi petani kedelai terhadap pendapatan di daerah penelitian

2. Untuk menganalisis apakah ada pengaruh input produksi terhadap jumlah produksi di daerah penelitian

3. Untuk menganalisis apakah ada pengaruh biaya input produksi terhadap pendapatan di daerah penelitian

(21)

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan informasi dan masukan untuk petani agar dapat mengelola dan mengembangkan usahataninya dengan baik.

2. Sebagai bahan Pertimbangan serta gambaran serta evaluasi bagi pemerintah daerah dalam menentukan kebijakan di bidang pertanian dalam usaha penyempurnaan sistem pertanian terutama untuk usahatani tanaman kedelai.

3. Sebagai referensi dan bahan studi bagi peneliti selanjutnya dan bagi pihak yang membutuhkan.

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kacang Kedelai

Kacang kedelai terkenal dengan nilai gizinya yang kaya dan merupakan salah satu makanan yang mengandung 8 asam amino yang penting dan dibutuhkan oleh tubuh manusia. Tidak seperti makanan lain yang mengandung lemak jenuh dan tidak dapat dicerna yang terdapat pada sebagian besar makanan hewan, kacang kedelai tidak mengandung kolestrol, mempunyai rasio kalori rendah dibandingkan protein dan bertindak sebagai makanan yang tidak menggemukkan bagi penderita obesitas. Kacang kedelai juga mengandung kalsium, besi, potassium, phosphorus dan vitamin B kompleks serta memiliki keunikan yaitu terbebas dari racun kimia (Adisarwanto, 2008).

Kedelai memiliki nama latin Glycine max L. Merill adalah salah satu tanaman yang berasal dari dataran cina yang telah ditemukan dan di budayakan sejak tahun 2500 SM. Kedelai merupakan tanaman semusim, berupa semak dengan ketinggian tanaman berkisar 10 - 200 cm, tumbuh tegak, berdaun lembut dengan beragam morfologi, bercabang sedikit atau banyak tergantung dengan kultivar dan lingkungan hidup (Inawati, 2000).

Tanaman kedelai memerlukan kelembaban tanah yang cukup dan suhu yang relatif tinggi untuk pertumbuhan yang optimal. Di Indonesia, curah hujan yang tinggi pada musim hujan sering berakibat tanah jenuh air, drainase buruk (water- logged), atau banjir, sehingga kurang ideal bagi pertumbuhan kedelai. Intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan tanah menjadi basah secara terus-menerus, mengakibatkan alat-mesin pertanian sukar beroperasi di lapangan. Faktor ini

(23)

merupakan salah satu penghambat upaya mekanisasi kedelai di Indonesia (Djojodarmodjo dan Marco 1985).

2.2 Karakteristik Sosial Ekonomi

Jalan yang diyakini dapat mengatasi permasalahan (ketidakberdayaan) petani dan membebaskan manusia petani dari kemiskinan adalah melalui pendidikan.

Yang menjadi pertanyaan pendidikan seperti apakah yang dibutuhkan petani untuk membebaskan, memanusiakan dan pada akhirnya mengubah situasi hidupnya.

Karakteristik sosial ekonomi termasuk salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam kegiatan penyuluhan agar mendukung efektivitas penyampaian pesan pembangunan. Karakteristik sosial ekonomi terdiri dari umur, pendidikan, lama berusahatani, jumlah tanggungan, luas lahan.

2.2.1 Umur

Makin muda petani biasanya mempunyai semangat ingin tahu apa yang belum diketahui, sehingga dengan demikian petani berusaha untuk lebih cepat melakukan adopsi inovasi walaupun sebenarnya belum berpengalaman soal adopsi inovasi tersebut (Soekartawi, 1998).

Usia adalah waktu sejak dilahirkan sampai dilaksanakanya penelitian yang dinyatakan dengan tahun. Usia > 20 tahun dinamakan remaja, dimana menurut piaget secara psikologi, masa remaja adalah usia dimana individu berinteraksi dengan masyarakat dewasa dan termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok. Pada masa remaja terjadi perubahan sikap dan prilaku, sebagian besar remaja bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan. Usia 18-40 tahun dinamakan dewasa dini dimana kemampuan mental mencapai puncaknya dalam usia 20 tahun

(24)

untuk mempelajari dan menyesuaikan diri pada situasi-situasi baru seperti pada misalnya mengingat hal-hal yang pernah dipelajari, penalaran analogis dan berfikir kreatif. Pada masa dewasa ini sering mencapai puncak prestasi. Usia > 40 tahun dinamakan usia madya dini dimana pada masa tersebut pada akhirnya ditandai perubahan-perubahan jasmani dan mental pada masa ini seseorang tinggal mempertahankan prestasi yang telah dicapainya pada usia dewasa (Hurlock. 2002).

Umur adalah salah satu faktor yang berkaitan erat dengan kemampuan kerja dalam melaksanakan kegiatan penyuluh, umur dapat dijadikan tolak ukur dalam melihat aktifitas seseorang dalam bekerja bilamana dalam kondisi umur yang masih produktif maka kemungkinan besar seseorang dapat bekerja dengan baik dan maksimal (Hasyim, 2006).

2.2.2 Pendidikan

Pendidikan ada dua jenis yaitu pendidikan formal dan pendidikan non formal.

Pendidikan formal adalah seseorang yang semakin tinggi semakin cepat menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi dan dapat mempercepat cara berpikir seseorang (Lumentha, 1997).

Pendidikan non formal adalah pendidikan yang dapat dilakukan sebagai usaha untuk menambah wawasan, pengalaman , keterampilan, dan pengetahuan.

Pendidikan ini dapat berupa seminar-seminar, kursus-kursus, dan pelatihan- pelatihan. Pendidikan ini merupakan suatu proses pengembangan kepribadian seseorang yang dilaksanakan secara sadar dan penuh tanggung jawab untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sehingga mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan (Lumentha, 1997).

(25)

2.2.3 Lama Berusahatani

Orang-orang yang lama/berpengalaman pada suatu pekerjaan akan memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang tingkat senioritasnya lebih rendah (Suhardiyono, 1992).

Petani yang sudah lebih lama bertani akan lebih mudah menerapkan inovasi daripada petani pemula, hal ini dikarenakan pangalaman lebih banyak sehingga sudah dapat membuat perbandingan dalam mengambil keputusan. Penyuluhan pertanian sebagai suatu pendidikan bagi para petani dan keluarganya haruslah menggunakan landasan falsafah kerja meningkatkan potensi dan kemampuan para petani dan keluarganya, sehingga mereka akan dapat mengatasi sendiri kekurangannya dan dapat sendiri memenuhi kebutuhan dan keinginannya, tanpa harus selalu tergantung kepada orang lain. Tujuan utama dari penyuluhan pertanian adalah mempengaruhi para petani dan keluarganya agar berubah perilakunya sesuai dengan yang diinginkan (oleh pihak penyuluh) yang akan menyebabkan perbaikan mutu hidup dari para keluarga tani. Jadi perubahan perilaku itu dapat terjadi dalam tiga bentuk :

1. Bertambahnya perbendaharaan informasi yang berguna bagi petani dan pengertian tentang itu.

2. Tumbuhnya keterampilan, kemampuan dan kebiasaan baru atau yang bertambah baik.

3. Timbulnya sikap mental dan motivasi yang lebih kuat sesuai dengan yang dikehendaki.

(26)

2.2.4 Jumlah Tanggungan

Jumlah tanggungan keluarga adalah salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan pendapatan dalam memenuhi kebutuhannya. Banyaknya jumlah tanggungan keluarga akan mendorong penyuluh untuk melakukan banyak aktifitas terutama dalam mencari dan menambah pendapatan keluarganya (Hasyim, 2006).

Tanggungan keluarga merupakan salah satu faktor penyebab wanita secara sukarela mengambil keputusan untuk keluar rumah bekerja bagi mendapatkan

pendapatan lebih bagi keluarganya agar kebutuhan hidup keluarganya terpenuhi (Shamsiah, 2002).

Adapun yang dimaksud dengan tanggungan keluarga secara umum dapat diartikan sebagai angka yang menunjukkan banyaknya penduduk pada usia tidak produktif (0-14 tahun dan > 65 tahun) yang harus ditanggung oleh setiap 100 penduduk usia produktif (BPS Jateng, 2004 : 4).

2.2.5 Luas Lahan

Lahan adalah salah satu faktor produksi, tempat dihasilkannya produk pertanian yang memiliki sumbangan yang cukup besar terhadap usahatani, karena banyak sedikitnya hasil produksi dari usahatani sangat dipengaruhi oleh luas sempitnya lahan yang digunakan ( Mubyarto, 1989).

Luas lahan adalah keseluruhan wilayah yang menjadi tempat penanaman atau mengerjakan proses penanaman, luas lahan menjamin jumlah atau hasil yang akan diperoleh petani. Jika luas lahan meningkat maka pendapatan petani akan meningkat, demikian juga sebaliknya. Sehingga hubungan antara luas lahan dengan pendapatan petani merupakan hubungan yang positif. Di negara agraris seperti Indonesia, lahan merupakan faktor produksi yang paling penting dibandingkan

(27)

dengan faktor produksi yang lain karena balas jasa yang diterima oleh lahan lebih tinggi dibandingkan dengan faktor produksi yang lain (Hijratullaili, 2009).

2.3 Landasan Teori 2.3.1 Usahatani

Usahatani merupakan suatu usaha yang dilakukan petani dalam mengusahakan penggunaan faktor-faktor produksi dengan efektif dan efisien untuk memberikan pendapatan yang semaksimal mungkin, dalam mengusahakannya.

(Suratiyah, 2009)

Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani dapat mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki sebaik-baiknya, dan dapat dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut mengeluarkan output yang melebihi input (Soekartawi, 1995).

Nilai Penyusutan Alat (NPA), merupakan nilai yang terdapat pada suatu alat dengan melihat harga awal dari barang tersebut, harga akhir, lama pemakaian, dan jumlah barang tersebut.

Biaya Penyusutan Alat (BPA), merupakan biaya yang terdapat pada suatu alat dengan melihat nilai produksi cabang usahatani, total nilai produksi dan nilai penyusutan alat.

(Prawirokusumo, 1999)

(28)

Usahatani adalah usaha yang tidak terlepas dari biaya-biaya. Biaya dalam usahatani dibedakan menjadi dua yakni biaya tetap (Fixed cost) dan biaya variabel (Variable cost). Jumlah dari kedua biaya tersebut dikenal dengan total biaya (Total Cost).

TC= TFC + TVC Keterangan :

TC = Total Biaya FC = Biaya Tetap VC = Biaya Variabel

2.3.2 Input Produksi a. Bibit

Bibit adalah salah satu input produksi pertanian yang sangat terkait dengan ketahanan pangan keluarga, komunitas, dan ketahanan pangan nasional. Bibit merupakan mata rantai pertama dari keseluruhan mata rantai pangan, oleh karena itu kebebasan petani untuk memperoleh akses pada bibit tidak hanya syarat penting bagi terjaminnya kelestarian pangan suatu negara (Soekartawi, 1993).

b. Pupuk

Pemupukan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari budidaya tanaman kakao. Akibat pemupukan yang tidak tepat, lahan-lahan banyak yang mengalami kemunduran, terutama dalam hal kualitasnya. Kemunduran kualitas lahan tersebut antara lain terjadi karena berkurangnya unsur hara di dalam tanah, kerusakan sifat-

sifat fisik maupun biologis, serta semakin menipisnya ketebalan tanah (Rosmana, 2005).

(Soekartawi, 1995)

(29)

c. Pestisida

Pestisida merupakan pilihan utama cara mengendalikan hama, penyakit dan gulma, karena dapat membunuh langsung jasad pengganggu. Kemanjurannya dapat diandalkan, penggunaannya mudah, tingkat keberhasilannya tinggi, ketersediaannya mencukupi dan mudah didapat serta biaya relatif murah. Pestisida merupakan salah satu hasil teknologi modern karena mempunyai peranan penting dalam peningkatan kesejahteraan rakyat. Hal ini terbukti di beberapa negara sedang berkembang produksi pertanian melimpah, namun kesehatan masyarakat terjaga dengan cara yang tepat dan aman. Di sisi lain apabila pestisida pengelolaannya tidak baik maka dapat menimbulkan dampak negatif terhadap beberapa aspek kehidupan yang pada akhirnya langsung ataupun tidak langsung berpengaruh terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia (Panut, 2004).

d. Tenaga kerja

Tenaga kerja merupakan penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yangsedang mencari pekerjaan dan melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Faktor produksi tenaga kerja menentukan tingkat keberhasilan usahatani jika jumlah penggunaan tenaga sesuai dengan kebutuhan.

Petani dalam menjalankan usahataninya tidak hanya menyumbangkan tenaga melainkan bertindak sebagai manajer (Mubyarto, 1995).

Dalam usahatani sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga petani sendiri yang terdiri dari ayah sebagai kepala keluarga, isteri, dan anak-anak petani.

Tenaga kerja yang berasal dari keluarga petani ini merupakan sumbangan keluarga pada produksi 16 pertanian secara keseluruhan dan tidak pernah dinilai dengan

(30)

uang. Ukuran tenaga kerja dapat dinyatakan dalam hari orang kerja (HOK). Hari orang kerja wanita (HOKW) setara dengan 0,8 HOKP (Soekartawi, 2003)

2.3.3 Fungsi Produksi Cobb-Douglas

Fungsi Produksi Cobb-Douglas Pada tahun 1989, fungsi produksi Cobb- Douglas pertama kali diperkenalkan oleh Cobb, C. W dan Douglas, P.H, melalui artikelnya yang berjudul “A Theory of Production”.Fungsi Produksi Cobb-Douglas adalah fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel, di mana variabel yang satu disebut variabel dependen, yang dijelaskan (Y) dan yang lain disebut dengan variabel independen, yang menjelaskan (X) (Soekartawi, 2011).

Nicholson (2002) menyatakan bahwa fungsi produksi dimana σ = 1 (elastisitas substitusi) disebut fungsi produksi Cobb-Douglas dan menyediakan bidang tengah yang menarik antara dua kasus ekstrim.

Secara matematis fungsi produksi Cobb Douglas dapat ditulis dengan persamaan : Q = AKα L β Dimana : Q : Output K : Input modal 15 L : Tenaga kerja A : Parameter efisien / koefisien teknologi α : Elastisitas input modal β : Elastisitas input tenaga kerja Fungsi Cobb Douglas dapat diperoleh dengan membuat persamaan linier sehingga menjadi : LnQ = LnA+αLnK+ βLnL + ε Dengan persamaan diatas maka secara mudah akan diperoleh parameter efisiensi (A) dan elastisitas inputnya. Jadi, salah satu kemudahan fungsi produksi Cobb Douglas adalah secara mudah dapat dibuat linier sehingga memudahkan untuk mendapatkannya (Suhartati, 2003).

Fungsi Cobb Douglas Sebagai Fungsi Frontier

Fungsi produksi frontier adalah fungsi produksi yang dipakai untuk mengukur output bagaimana fungsi produksi sebenarnya terhadap posisi

(31)

frontiernya.Karena fungsi produksi adalah hubungan fisik antara faktor produksi dan produksi, maka fungsi produksi frontier adalah hubungan fisik faktor produksi dan produksi pada frontier yang posisinya terletak pada garis isoquant. Garis isoquantini adalah garis yang menunjukkan titik kombinasi penggunaan input produksi yang optimal (Soekartawi, 2003).

Salah satu keunggulan fungsi produksi frontier dibandingkan dengan fungsi produksi yang lain adalah kemampuannya untuk menganalisa keefisienan ataupun ketidak efisienan teknik suatu proses produksi. Pengertian efisiensi dalam produksi, bahwa efisiensi merupakan perbandingan output dan input berhubungan 16 dengan tercapainya maksimum dengan sejumlah input, artinya jika rasiooutput besar, maka efisiensi dikatakan semakin tinggi. Suatu penggunaan faktor produksi dikatakan efisien secara teknis (efisiensi teknis) jika faktor produksi yang dipakai menghasilkan produksi yang maksimum. Sedang efisiensi harga (efisiensi alokatif) jika nilai dari produk marginal sama dengan harga faktor produksi yang bersangkutan, sedangkan efisiensi ekonomi akan dicapai jika efisiensi teknis dan efisiensi harga juga tercapai.

2.3.4 Biaya Input Produksi

Biaya Produksi, semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi barang jadi. Biaya produksi dapat digolongkan kedalam biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (Mulyadi, 2005)

a. Biaya Benih

Kualitas benih sangat menentukan keberhasilan usahatani kedelai. Pada penanaman

(32)

tumbuhnya rendah, jumlah populasi per satuan luas akan berkurang. Oleh karena itu, agar dapat memberikan hasil yang memuaskan, harus dipilih varietas kedelai yang sesuai dengan kebutuhan, mampu beradaptasi dengan kondisi lapang, dan memenuhi standar mutu benih yang baik.

Penanaman bibit kedelai dengan ditugal dengan jarak tanam 40 x 15 cm atau 40 x 20 cm, 2 biji per lubang. Bibit yang baik untuk budidaya kedelai ialah bibit yang sudah cukup tua, utuh, dan warnanya mengkilat. Bibit dibutuhkan sebanyak 50-75 kg untuk 1 hektarnya.

Menurut Penelitan (Mahyutan, 2016), Harga 1 kg bibit seharga 15.000. Jadi biaya untuk 1 hektar adalah sebesar Rp. 750.000.

b. Biaya Pupuk

Pupuk merupakan salah satu sumber nutrisi utama yang diberikan pada tumbuhan. Dalam proses pertumbuhan, perkembangan dan proses reproduksi setiap hari tumbuhan membutuhkan nutrisi berupa mineral dan air. Nutrisi yang dibutuhkan tumbuhan diserap melalui akar, batang dan daun. Nutrisi tersebut memiliki berbagai fungsi saling mendukung satu sama lainnya dan menjadi salah satu komponen penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian (Dwi, 2007)

Menurut Penelitan (Mahyutan, 2016), Pupuk yang biasa digunakan petani kedelai adalah urea, kandang, agrobos, TSP, SP36, ponska, KCl, ZPT Atonik. Serta untuk 1 hektar luas lahan dibutuhkan 50 kg pupuk urea, 1000 kg kandang, 3.5 kg agrobos dan 100 kg ponska.

Biaya pupuk untuk 1 kg pupuk urea sebesar Rp 2.400,00. Biaya 1 kg pupuk kandang sebesar Rp 10,00. Biaya 1 kg agrobos sebesar Rp 70.000,00. Biaya untuk

(33)

1 kg ponska adalah sebesar Rp 2.700,00 dan total biaya untuk pupuk adalah sebesar Rp 645.000,00.

c. Biaya Pestisida

Pestisida merupakan suatu substansi bahan kimia dan material lain (mikroorganisme, virus, dan lain-lain) yang tujuan penggunaannya untuk mengontrol atau membunuh hama dan penyakit yang menyerang tanaman, bagian tanaman, dan produk pertanian, membasmi rumput/gulma, mengatur, dan menstimulasi pertumbuhan tanaman atau bagian tanaman, namun bukan penyubur.

Pestisida meliputi herbisida (untuk mengendalikan gulma), insektisida (untuk mengendalikan serangga), fungisida (untuk mengendalikan fungi), nematisida (untuk mengendalikan nematoda), dan rodentisida (racun vertebrata) (Rianto, 2006).

Menurut Penelitan (Mahyutan, 2016, Pestisida yang biasa digunakan petani kedelai adalah SMART, Round up, Dursban, Virtacho , Prevaton, Zekat / Decis , ZPT Score. Serta untuk 1 hektar luas lahan dibutuhkan pestisida 3 liter round up, 0.55 liter dursban, 0.25 liter Prevaton.

Biaya pestisida untuk 1 hektar adalah 3 liter round up seharga Rp 180.000,00 dan juga 0.55 liter dursban seharga Rp 45.000,00 serta 0.25 liter Prevaton seharga 142.000 dengan total biaya pestisida Rp 367.000,00.

d. Biaya Penyusutan

Penyusutan usahatani terjadi terhadap peralatan usahatani seperti alat pertanian, mesin pertanian, dan lahan. Penyusutan ini merupakan penurunan nilai inventaris yang disebabkan oleh pemakaian selama tahun pembukuan (Soekartawi et al. 1986). Penyusutan dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

(34)

Keterangan :

Nb = Nilai pembelian (Rp) Ns = Tafsiran nilai sisa (Rp) N = Umur ekonomis (satuan)

Menurut (Winahyu, 2014), alat-alat yang biasa digunakan petani kedelai adalah cangkul, sabit, ember, tugal, sprayer, perontok kedelai, pompa air dan pemotong rumput. Biaya peralatan yang digunakan adalah total sebesar Rp.

3.950.432,32 dengan total biaya penyusutan sebesar Rp. 73 302.81 e. Biaya Tenaga Kerja

Tenaga kerja memiliki beberapa definisi, menurut UU No 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Pada UU No. 25 tahun 1997mendefinisikan tenaga kerja adalah penduduk usia 15 tahun atau lebih, sedangkan pada undang- undang terbaru tentang ketenagakerjaan yaitu UU No. 13 tahun 2013 tidak memberikan batasan umur dalam definisi tenaga kerja, namun pada undang-undang tersebut melarang mempekerjakan anak – anak. Anak-anak menurut UU No. 25 tahun 1997 tentang ketenagakerjaan adalah orang laki-laki atau wanita yang berumur kurang dari 15 tahun.

Peningkatan produktivitas tenaga kerja merupakan sasaran strategis karena peningkatan produktivitas faktor-faktor lain akan sangat tergantung pada kemampuan dari sumber daya manusia yang memanfaatkannya. Peningkatan

(35)

produktivitas tenaga kerja dapat dilakukan dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja. Menurut Akmal (2006), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas tenaga kerja adalah sebagai berikut :

1. Kemampuan dan kualitas tenaga kerja dapat dipengaruhi oleh pendidikan, kondisi fisik tenaga kerja, latihan, motivasi kerja, etos kerja, serta sikap mental.

2. Sarana pendukung tenaga kerja mencakup kesejahteraan tenaga kerja dan lingkungan kerja. Kesejahteraan tenaga kerja dapat dilihat dari upah dan jaminan sosial yang diterima pekerja. Sedangkan lingkungan kerja meliputi sarana produksi dan teknologi serta keselamatan dan kesehatan kerja.

3. Kebijakan pemerintah yang dapat mendukung peningkatan produktivitas tenaga kerja seperti hubungan industrial, pengupahan, dan lain sebagainya.

Menurut (Silalahi, 2013), Tenaga kerja yang digunakan petani adalah tenaga kerja pria, dan tenaga kerja wanita. Upah yang dikeluarkan untuk tenaga kerja pria adalah sebesar Rp30.000.00, sedangkan upah untuk tenaga kerja wanita sama seperti upah tenaga kerja pria. Upah tenaga kerja wanita sama dengan upah tenaga kerja pria, karena hari kerja tenaga kerja wanita telah disetarakan dengan hari orang kerja. Tenaga kerja yang banyak digunakan oleh petani responden adalah tenaga kerja luar keluarga. Tenaga kerja dalam keluarga yang ikut membantu usahatani petani berjumlah sekitar 1-3 orang. Biaya total yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 1.220.763,00.

(36)

2.3.5 Produksi

Ditinjau dari pengertian teknis, maka produksi merupakan suatu proses pendayagunaan dari sumber-sumber yang telah tersedia sehingga dapat mewujudkan suatu hasil yang optimal, baik secara kualitas dan kuantitas sehingga menjadi suatu komoditi yang dapat diperdagangkan (Assauri, 2004).

Faktor produksi/input adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik. Faktor produksi sangat menentukan besar kecilnya produksi yang diperoleh. Faktor produksi lahan, modal untuk membeli benih, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja dan aspek manajemen merupakan faktor produksi terpenting diantara faktor produksi yang lain (Soekartawi, 2005).

2.3.6 Penerimaan

Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pada setiap akhir panen petani akan menghitung berapa hasil bruto yang diperolehnya. Semuanya kemudian dinilai dalam uang. Tetapi tidak semua hasil ini diterima petani. Hasil itu harus dikurangi dengan biaya- biaya yang dikeluarkan untuk biaya usahatani seperti bibt, pupuk, obat-obatan, biaya pengolahan tanah, upah menanam, upah membersihkan rumput, dan biaya panen yang biasanya berupa bagi hasil (in natura). Setelah semua biaya tersebut dikurangkan barulah petani memperoleh yang disebut hasil bersih atau keuntungan (Rahim dan Hastuti, 2007).

(37)

Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

TR = Y . Py (Suratiyah, 2009)

Dimana :

TR =Total Penerimaan

Y =Produksi yang diperoleh dalam suatu usaha tani Py =Harga Y

2.3.7 Pendapatan

Pendapatan adalah balas jasa dari kerjasama faktor-faktor alam, tenaga kerja, modal dan jasa pengelolaan. Pendapatan usahatani dilakukan untuk menghitung seberapa besar penerimaan yang diterima petani dalam berusahatani yang dikurangi dengan biaya. Analisis pendapatan usahatani dilakukan untuk mengukur keberhasilan usahatani. Dengan adanya analisis pendapatan usahatani petani dapat mengetahui gambaran keadaan aktual usahatani sehingga dapat melakukan evaluasi dengan perencanaan kegiatan usahatani pada masa yang akan datang.

Hanafie (2010) menerangkan bahwa pendapatan terbagi menjadi dua yaitu pendapatan tunai dan pendapatan non tunai. Pendapatan tunai adalah pendapatan yang terhitung dari hasil pertanian secara tunai. Contohnya: hasil penjualan sapi pedaging dikurangi dengan total biaya. Pendapatan non tunai adalah pendapatan yang tidak terhitung dari hasil pertanian tidak tunai tetapi termasuk pendapatan.

Contohnya: sapi pedaging yang dikonsumsi sendiri.

(38)

Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dengan semua biaya yang dikeluarkan selama melakukan kegiatan usaha. Ada beberapa pengertian yang perlu diperhatikan dalam menganalisis pendapatan antara lain (Soekartawi, 1995):

1. Penerimaan adalah jumlah produksi yang dihasilkan dalam suatu kegiatan usaha dikalikan dengan harga jual yang berlaku di pasar.

2. Pendapatan bersih adalah penerimaan kotor yang dikurangi dengan total biaya produksi atau penerimaan kotor di kurangi dengan biaya variabel dan biaya tetap.

3. Biaya produksi adalah semua pngeluaran yang dinyatakan dengan uang yang diperlukan untuk menghasilkan produksi.

Menurut Soekartawi (2002) pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya. Pernyataan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

Pd = TR – TC (Soekartawi, 2002)

yaitu:

Pd = pendapatan usahatani TR = total penerimaan TC = total biaya

(39)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 2.4 Penelitian Terdahulu

No Nama Judul

Penelitian

Identifikasi Masalah

Metode Penelitian

Hasil

1 Ahmad

Suheili Bin Mahyutan

(2016)

Analisis

Usahatani Dan Efisiensi

Penggunaan Input Produksi

Usahatani Kedelai Di

Desa TanjungJati, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat

1.Bagaimana tingkat produksi usahatani kedelai di Desa Tanjung Jati Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat?

2.Bagaimana tingkat pendapatan usahatani kedelai di Desa Tanjung Jati

Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat?

3.Bagaimana tingkat efisiensi faktor produksi usahatani kedelai di Desa Tanjung Jati Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat?

Daerah penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) yaitu di Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, dengan pertimbangan tertentu.

karena populasi relatif sedikit, maka metode penentuan sampel digunakan dalam hal ini

adalah metode sensus.

Penerimaan usahatani kedelai yang diperoleh dari hasil penjualan adalah sebesar Rp.41.666.000/

petani/mt dan Rp.29.082.829/

ha/mt. Total biaya usahatani kedelai adalah sebesar

Rp.10.113.253/

petani/mt dan

Rp.7.059.041/

ha/mt.Sehingga pendapatan usahatani kedelai sebesar Rp.31.552.747/

petani/mt dan

Rp.22.023.788/

ha/mt.Jadi Usahatani Layak.

(40)

Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

2 Anis

Alfiyatus Saadah (2017)

Analisis Efisiensi Dan Pendapatan Usahatani Kedelai Di Kabupaten Grobogan Jawa Tengah.

1.Bagaimana pengaruh faktor-faktor produksi terhadap usahatani kedelai Di Kabupaten Grobogan?

2.Bagaimana analisis efisiensi ekonomi penggunaan faktor produksi kedelai Di Kabupaten Grobogan?

3.Bagaimana analisis pendapatan usahatani kedelai di Kabupaten Grobogan?

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu metode simple random sampling dengan mengambil sampel petani yang berada di daerah sentra kedelai dan

merupakan anggota aktif kelompok tani, sedangkan teknik pemilihan sampel menggunaka n teknik stratified random sampling berdasarkan luas lahan yang digarap oleh petani responden.

faktor-faktor yang

berpengaruh secara signifikan terhadap produksi kedelai di Kabupaten Grobogan yaitu benih, pupuk organik (kompos/kanda ng), pupuk organik cair, dan

pengalaman bertani. Faktor lainnya seperti pupuk NPK, pestisida, tenaga kerja luar keluarga, tenaga kerja dalam keluarga tidak signifikan terhadap produksi kedelai. Semua faktor produksi yang

diregresikan diketahui berpengaruh secara positif terhadap produksi kedelai, kecuali tenaga kerja dalam keluarga yang memiliki koefisien regresi negatif.

(41)

Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 3 Meilinda

Adisty (2010)

Karakteristik Sosial Ekonomi

Petani Padi Dan Hubungannya

Dengan Pendapatan di Desa Pasar Miring,

Kecamatan Pagar Merbau,

Kabupaten Deli Serdang

1.Bagaiman a tingkat pendapatan petani padi di daerah penelitian?

2.Bagaiman a hubungan karakteristik sosial ekonomi petani padi terhadap pendapatan nya di daerah penelitian?

Penentuan daerah ini diambil secara purposive (sengaja) karena desa

tersebut

merupakan salah satu sentra produksi padi yang cukup besar.

Metode penentuan sampsael dilakukan dengan teknik Proportional Stratified Random Sampling yaitu pemilihan sampel secara acak berstrata dari keseluruhan populasi yang ada dimana setiap strata diwakili oleh sampel yang jumlahnya ditetapkan secara

proporsional.

analisis karakteristik sosial ekonomi diperoleh Tidak ada hubungan yang signifikan antara umur, tingkat pendidikan, frekuensi petani mengikuti penyuluhan, dan

penggunaan tenaga kerja terhadap pendapatan dikarenakan th ≤ tα Ho diterima.

(42)

Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 4 Asystasha

Aishah Silalahi (2013)

Analisis pendapatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi

usahatani kedelai di desa

cipeuyeum, kecamatan haurwangi,

kabupaten cianjur

1.Bagaiman a keragaan usahatani kedelai di Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur?

2.Bagaiman a tingkat pendapatan usahatani di Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur?

3.Apa saja faktor- faktor yang mempengar uhi

produksi kedelai di Desa

Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur?

Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive).

Penentuan sampel petani di Desa Cipeuyeum dilakukan dengan menggunakan metode quota sampling. Petani dipilih

berdasarkan karakteristik yang dikehendaki peneliti dan dipilih setelah mendapatkan lokasi penelitian sampel. Setelah peneliti

menjumpai sampel petani yang sesuai dengan

karakteristik yang dikehendaki, kemudian peneliti mengajukan permintaan kepada petani responden untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Faktor- faktor yang diduga mempengar uhi produksi kedelai di Desa Cipeuyeum adalah lahan, benih, urea, KCL, MOL, pupuk cair, phonska, tenaga kerja, dan

insektisida.

(43)

Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 5 Muhamad

Chusni Aziz (2018)

Pendapatan usahatani dan faktor-faktor yang

memengaruhi produksi lengkuas Di

Kabupaten Bogor

1.Bagaimana tingkat pendapatan usahatani lengkuas di

Kabupaten Bogor ? 2.Apa faktor-faktor yang

memengaruhi produksi lengkuas di

Kabupaten Bogor ?

Petani responden selanjutnya ditentukan melalui metode snowball sampling, yaitu pemilihan petani responden selanjutnya berdasarkan rekomendas i dari responden sebelumnya .

Nilai rata-rata total

penerimaan setiap petani sebesar Rp27 511 772, rata- rata biaya tunai usahatani Rp4 819 473, rata-rata total pengeluaran usahatani sebesar Rp23 681 474, sehingga rata- rata pendapatan petani atas biaya tunai sebesar Rp22 692 299 dan pendapatan atas biaya total petani sebesar Rp3 830 298 Seluruh faktor- faktor produksi yang

digunakan dalam kegiatan usahatani secara

bersama-sama berpengaruh terhadap hasil produksi lengkuas, namun hanya luas lahan dan tenaga kerja yang

berpengaruh nyata terhadap produksi lengkuas di Kabupaten Bogor.

(44)

2.5 Kerangka Pemikiran

Permintaan terhadap kedelai semakin lama semakin tinggi permintaannya.

Dalam menjalankan usahatani kedelai petani harus berupaya supaya hasil produksi kedelainya semakin lama semakin tinggi. Untuk memperoleh produksi yang tinggi sesuai yang diinginkan petani diperlukan 5 input karakteristik sosial ekonomi produksi. Input produksi adalah biaya benih, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja. Dan biaya input produksi adalah benih, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja dan biaya penyusutan yang nanti akan menjadi suatu komponen biaya produksi dalam usahatani kedelai. Masing-masing komponen biaya tersebut dipengaruhi oleh jumlah input yang digunakan pada masing-masing input dengan akhirnya secara bersama-sama akan mempengaruhi besarnya total biaya produksi.

Dalam usahatani, persoalan tentang biaya adalah hal yang sangat penting karena diperlukan pemikiran serta pertimbangan yang konkrit seperti bagaimana caranya agar biaya produksi bisa dikeluarkan secara efesien sehingga usahatani kedelai dapat berhasil di kelolah.

Lima input karasteristik sosial ekonomi petani juga berpengaruh dalam usahatani kedelai ini seperti umur, pendidikan, lama berusahatani, jumlah tanggungan dan luas lahan.

Dalam usahatani kedelai, petani berupaya agar mencapai produktivitas yang tinggi. Peningkatan suatu usahatani kedelai dapat diukur dengan cara tingkat produktivitasnya. Produktivitas usahatani dapat diketahui dari banyaknya hasil produksi yang diperoleh petani dari satu kesatuan input dan dapat dipengaruhi oleh besarnya luas tanam kedelai petani.

(45)

Penerimaan usahatani kedelai adalah dari hasil penjualan produksi Kedelai.

Penerimaan usahatani merupakan hasil dari perkalian antara jumlah produksi usahatani dikali dengan harga jual pada saat itu yang di nilai dengan rupiah. Setelah memperoleh penerimaan, untuk mengetahui pendapatan bersih maka perlu diketahui biaya produksi. Pendapatan bersih diperoleh setelah mengurangkan penerimaan dengan biaya produksi.

Harga jual dapat mempengaruhi jumlah penerimaan yaug diperoleh pemilik usahatani. Hasil produksi dikalikan dengan harga jual disebut total penerimaan.

Besar kecilnya penerimaan dalam usahatani diperoleh petani dari hasil penjualannya. Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran Analisis Pengaruh Biaya Input Produksi Tanaman Kedelai Terhadap Pendapatan Di Desa Pulau Gambar,

Kecamatan Serba Jadi, Kabupaten Serdang Bedagai.

Keterangan

:Menyatakan Pengaruh

(46)

2.6 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan di atas,maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

1.Terdapat pengaruh karakteristik sosial ekonomi petani terhadap pendapatan petani di daerah penelitian.

2.Terdapat pengaruh input produksi terhadap jumlah produksi di daerah penelitian.

3.Terdapat pengaruh biaya input produksi terhadap Pendapatan di daerah penelitian.

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah

Penentuan daerah penelitian adalah secara purposive di Desa Pulau Gambar, Kecamatan Serba Jadi, Kabupaten Serdang Bedagai. Hal ini berdasarkan pertimbangan dari Kabupaten Serdang Bedagai yang merupakan salah satu sentra produksi kedelai di Sumatera Utara yang mengalami penurunan produksi terbesar, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1 Produksi Kacang Kedelai Menurut Kabupaten (ton)

No. Kabupaten/Kota 2013 2014 2015 2016 2017

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

N i a s

Mandailing Natal Tapanuli Selatan Tapanuli Tengah Tapanuli Utara Toba Samosir Labuhanbatu A s a h a n Simalungun D a i r i K a r o Deli Serdang L a n g k a t Nias Selatan

Humbang Hasundutan Pakpak Bharat

Samosir

Serdang Bedagai Batu Bara

Padang Lawas Utara Padang Lawas Labuhanbatu Selatan Labuhanbatu Utara Nias Utara

Nias Barat

- 177 297 8 - 2 4 9 48 - - 790 676 365 4 - 20 317 188 11 149 17 64 - -

- 332 543 12 - - 708 10 824 - - 124 855 1 125 - - 22 253 21 17 608 17 80 1 -

- 411 517 - - - 15 115 44 1 - 1 570 1 212 368 - 5 15 710 82 614 710 10 39 - -

- 225 306 - - - 19 20 580 3 - 42 451 1 607 - - 6 605 44 202 762 1 51 - -

- 1 643 433 - - - 17 2 133 - - 147 1 324 1 145 - - 1 103 76 304 2 275 - 148 - -

(48)

71 72 73 74 75 76 77 78

Kota S i b o l g a Tanjungbalai Pematangsiantar Tebing Tinggi M e d a n B i n j a i

Padangsidimpuan Gunung sitoli

- - - - - 43 39

- - - - 104 49 -

1 - - - 8 99 3

- - - - 15 15 108

- - - - - 23 - Sumatera Utara 3 229 5 705 6 549 5 062 7 778

Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara 2018

Berdasarkan Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa di Kabupaten Serdang Bedagai produksi kedelai mengalami penurunan setiap tahunnya. Dan Desa Pulau Gambar merupakan salah satu penghasil kedelai di Kecamatan Serbajadi yang merupakan mendorong dalam penentuan daerah penelitian.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data Primer dikumpulkan dengan melakukan wawancara serta pengamatan langsung dengan para petani respoden dan serta mengajukan pertanyaan yang telah disusun dalam bentuk kuesioner-kuesioner yang telah dibuat sebelumnya. Jenis data yang akan dicari yaitu seperti data karakteristik sosial ekonomi, biaya input produksi, input produksi serta harga jual kedelai.

Data Sekunder adalah data yang telah dikumpulkan dari beberapa instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik, Dinas Pertanian Kabupaten Serdang Bedagai dan instansi-instansi terkait lainnya. Selain itu data pendukung lainnya juga diperoleh melalui internet, literatur, dan jurnal yang valid dengan penelitian ini.

(49)

3.3 Metode Penentuan Sampel

Menurut Sugiyono (2001), sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif.

Menurut Sugiyono (2017), pengertian dari sampling adalah “Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi dijadikan sampel, hal ini dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua populasi dijadikan sampel”. Karena di Desa Pulau Gambar hanya memiliki 30 petani kedelai, maka metode sampel yang dilakukan adalah metode Sampel Jenuh.

3.4 Metode Analisis Analisis

Untuk Membuktikan hipotesis 1 yaitu terdapat pengaruh karakteristik sosial ekonomi terhadap pendapatan di daerah penelitian, maka cara yang digunakan adalah dengan cara Analisis Regresi Liniar Berganda. Untuk menganalisis pengaruh karakteristik (umur, pendidikan, lama berusahatani, Jumlah tanggungan, luas lahan) terhadap pendapatan digunakan rumus analaisis regresi linear berganda.

Rumusnya adalah sebagai berikut :

(50)

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e Keterangan :

Y = output (Pendapatan) dalam Rupiah a = Konstanta

b = Koefisien Regresi e = Variabel Kesalahan X1 = Umur

X2 = Pendidikan

X3 = Lama Berusahatani X4 = Jumlah Tanggungan X5 = Luas Lahan

Kriteria uji :

F hitung < F tabel : H0 diterima, H1 ditolak

F hitung ≥ F tabel : H1 diterima, H0 ditolak

Hipotesis :

H0 : Tidak terdapat pengaruh antara karakteristik sosial ekonomi (umur, pendidikan, lama berusahatani, jumlah tanggungan, luas lahan) terhadap pendapatan usaha tanaman kedelai di daerah penelitian

H1 : Terdapat pengaruh antara karakteristik sosial ekonomi (umur, pendidikan, lama berusahatani, jumlah tanggungan, luas lahan) terhadap pendapatan usaha tanaman kedelai di daerah penelitian (Hasan, 2006).

(51)

Untuk Membuktikan hipotesis 2 yaitu terdapat pengaruh input produksi terhadap jumlah produksi di daerah penelitian, maka cara yang digunakan adalah dengan cara Analisis Regresi Liniar Berganda. Untuk menganalisis pengaruh input produksi (bibit, pupuk, tenaga kerja, pestisida) terhadap jumlah produksi dengan menggunakan Cob Douglas digunakan rumus analaisis regresi linear berganda.

Rumus Cob Douglas adalah sebagai berikut :

Ln Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Keterangan :

Y = output (Produksi) a = Konstanta

b = Koefisien Regresi e = Variabel Kesalahan X1 = bibit

X2 = pupuk X3 = tenaga kerja X4 = pestisida Kriteria uji :

F hitung < F tabel : H0 diterima, H1 ditolak

F hitung ≥ F tabel : H1 diterima, H0 ditolak

Hipotesis :

H0 : Tidak terdapat pengaruh antara input produksi (bibit, pupuk, tenaga kerja, pestisida) terhadap jumlah produksi usaha tanaman kedelai di daerah penelitian.

(52)

H1 : Terdapat pengaruh antara input produksi (bibit, pupuk, tenaga kerja, pestisida) terhadap jumlah produksi usaha tanaman kedelai di daerah penelitian.

Untuk Membuktikan hipotesis 3 yaitu terdapat pengaruh biaya input produksi terhadap pendapatan di daerah penelitian, maka cara yang digunakan adalah dengan cara Analisis Regresi Liniar Berganda. Untuk menganalisis pengaruh biaya input produksi (bibit, pupuk, pestisida, biaya penyusutan, tenaga kerja) terhadap pendapatan digunakan rumus analaisis regresi linear berganda. Rumusnya adalah sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e Keterangan :

Y = output (Pendapatan) dalam Rupiah a = Konstanta

b = Koefisien Regresi e = Variabel Kesalahan X1 = Biaya bibit

X2 = Biaya pupuk X3 = Biaya pestisida X4 = Biaya penyusutan X5 = Biaya tenaga kerja Kriteria uji :

F hitung < F tabel : H0 diterima, H1 ditolak

F hitung ≥ F tabel : H1 diterima, H0 ditolak

(53)

Hipotesis :

H0 : Tidak terdapat pengaruh antara biaya input produksi (bibit, pupuk, pestisida, biaya penyusutan, tenaga kerja) terhadap pendapatan usaha tanaman kedelai di daerah penelitian

H1 : Terdapat pengaruh antara biaya input produksi (bibit, pupuk, pestisida, biaya penyusutan, tenaga kerja) terhadap pendapatan usaha tanaman kedelai di daerah penelitian (Hasan, 2006).

3.5 Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari bentuk-bentuk kesalah pahaman dan salah pengertian maka akan diuraikan beberapa defenisi dan batasan operasional yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

3.5.1 Defenisi

1. Usahatani Kedelai adalah penanaman yang dilakukan petani di dalam pembudidayaan tanaman kedelai dalam waktu 1 musim dengan satuan Ha.

2. Karakteristik adalah termasuk salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam kegiatan penyuluhan agar mendukung efektivitas penyampaian pesan pembangunan. Karakteristik terdiri dari umur, pendidikan, lama berusahatani, jumlah tanggungan, luas lahan. Umur adalah Usia adalah waktu sejak dilahirkan sampai dilaksanakannya penelitian yang dinyatakan dengan tahun. Usia > 20 tahun dinamakan remaja, dimana menurut secara psikologi, masa remaja adalah usia dimana induvidu

Referensi

Dokumen terkait

Berkenaan dengan peran dan fungsi yang harus dilaksanakan oleh auditor internal dalam rangka mewujudkan good governance pada sektor publik, The International Federation

Beberapa tahun yang lalu kondisi lingkungan Dataran Tinggi Dieng masih sangat bagus, udaranya sejuk dan perbukitan-perbukitan masih lebat dengan pepohonan. Obyek wisata yang ada

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan penguasaan Kelas Siswa VI SDN 01 Tanjuang Balik Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat melalui

dengan pernyataan didalam kuisioner yaitu “Menurut informasi yang saya dapatkan, saya menganggap Secara keseluruhan NeuCentrix data center memiliki kualitas yang baik”, dan

adalah (1) Kesalahan konsep awal mengenai materi pencerminan bangun datar yang telah diterima siswa dengan kesalahan pada saat mengerjakan soal (2) Kesalahan

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru yang ada di SMK Bina Insan Mandiri Jakarta Barat yang berjumlah 44 orang, karena relatif sedikit jumlah populasi, maka

Metode Big M digunakan untuk menyelesaikan fungsi-fungsi dalam program linier yang tidak berada dalam bentuk baku atau standar ( bentuk standar adalah memaksimalkan Z