• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TUGAS POKOK DAN FUNGSI PUSTAKAWAN MUDA PADA DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI. Oleh :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS TUGAS POKOK DAN FUNGSI PUSTAKAWAN MUDA PADA DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI. Oleh :"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TUGAS POKOK DAN FUNGSI PUSTAKAWAN MUDA PADA DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Oleh :

RIKA MARISSA SEBAYANG NIM:130723031

DEPARTEMEN STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2018

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Penelitian : ANALISIS TUGAS POKOK DAN FUNGSI PUSTAKAAN MUDA PADA DINAS

PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI SUMATERA UTARA

Oleh : Rika Marissa Sebayang

NIM : 130723031

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : ANALISIS TUGAS POKOK DAN FUNGSI PUSTAKAAN MUDA PADA DINAS

PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI SUMATERA UTARA

Oleh : Rika Marissa Sebayang

NIM :

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinil dan belum pernah di sajikan sebagai salah satu tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau di muat pada media publikasi lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, Juli 2018 Penulis,

Rika Marissa Sebayang NIM. 130723031

(5)

ABSTRAK

Rika Marissa Sebayang. 2018. Analisis Tugas Pokok dan Fungsi Pustakawan Muda Pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara.

Medan: Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini di lakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana Pustakawan Muda di Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara menjalankan tugas pokok sesuai dengan yang tercantum dalan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan analisis konten. Unit analisis dalam penelitian ini adalah Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) Pustakawan Muda Tahun 2015-2016. Metode Teknik pengumpulan data yang di gunakan adalah studi pustaka, observasi dan studi dokumentasi.

Analisis data di lakukan dengan prosedur sebagai berikut: 1.

Mengumpulkan data berupa SKP Pustakawan Muda sebanyak 15 orang. 2.

Menganalisis data. Berdasarkan data yang terkumpul, dari 27 butir kegiatan tugas pokok pustakawan muda yang paling banyak di lakukan adalah butir kegiatan

“Membuat bimbingan pemustaka dalam bentuk pendidikan pemustaka” yang di kerjakan oleh 10 orang pustakawan muda, “Melakukan penelusuran informasi kompleks” di kerjakan oleh 7 orang pustakawan muda, “Melakukan klasifikasi kompleks dan menentukan tajuk subjek bahan pustaka” di kerjakan oleh 6 orang pustakawan muda”.

Kata kunci : Pustakawan, Tugas pokok pustakawan muda.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat yang dilimpahkan-Nya sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Tugas Pokok dan Fungsi Pustakawan Muda Pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara”. Penulis membuat skripsi ini untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya keterbatasan dan kekurangan penulis, baik dalam waktu dan pengetahuan, sehingga skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan dalam penyajiannya.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca. Berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat penulis selesaikan. Dengan demikian pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ferlin H. Nainggolan, SH selaku Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara.

3. Bapak Ishak, S.S., M.Hum selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

(7)

4. Ibu Laila Hadri Nasution, S.Sos., M.P selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Hotlan Siahaan, S.Sos, M.I.Kom selaku dosen pembimbing penulis dalam skripsi ini yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Dr. A. Ridwan Siregar,SH, M.Lib selaku dosen penguji I dalam penulisan skripsi ini.

7. Bapak Belling Siregar, M.Lib selaku dosen penguji II dalam penulisan skripsi ini.

8. Seluruh Dosen di Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

9. Teristimewa untuk kedua anak saya Cherryl Shalomita Kaban dan Celia Methamie Kaban yang selalu menjadi penyemangat bagi penulis serta suami saya Jhon Priadi Kaban yang setia membantu saya dalam keadaan apapun dalam menyelesaikan skripsi ini.

Teristimewa juga buat kedua orang tua saya serta mertua saya yang selalu setia membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Bapak Sulaiman Purba, SE, MAP selaku Kepala Bidang Pemberdayaan SDM dan Kelembagaan Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara, Bapak Suriadi, S.Sos, M.Si selaku Kasi. Pemberdayaan SDM dan juga atasan langsung, yang mendukung dalam penulisan skripsi ini.

(8)

11. Teman-teman sekerja Bidang Pemberdayaan SDM dan Kelembagaan Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara, Cinta Ulina Barus, Khairawati, Syahyetti, Dewi Ani T, Sari Rahmadhani G, Sarah Tarigan, Hery Akbar Nst, Anita Simanjuntak yang turut membantu dan memberi semangat dalam penulisan skripsi ini. Terkhusus juga buat Rokhimaya Sari Nasution, Irma Suryani Lubis, Yurifta Amelia yang sama-sama berjuang selama menjalani perkuliahan ekstensi.

12. Seluruh mahasiswa ekstensi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara stambuk 2013 yang selalu menjadi teman baik bagi penulis.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Medan, Juli 2018 Penulis,

Rika Marissa Sebayang 130723031

(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Ruang Lingkup ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Umum ... 8

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum ... 8

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum ... 10

2.1.3 Fungsi Perpustakaan umum ... 10

2.2 Pustakawan ... 12

2.2.1 Pengertian Pustakawan ... 13

2.2.2 Peranan Pustakawan ... 16

2.2.3 Jabatan Fungsional Pustakawan ... 17

2.2.4 Jenjang Jabatan dan Pangkat Pustakawan ... 18

2.3 Tugas Pokok dan Fungsi Pustakawan ... 21

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 23

3.2 Unit Analisis ... 23

3.3 Lokasi Penelitian ... 24

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 24

3.4.1 Dokumentasi ... 24

3.5 Instrumen Penelitian ... 25

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 25

3.7 Teknik Analisis Data ... 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden ... 27

4.2 Analisis Deskriptif ... 27

4.2.1 Bidang Layanan Perpustakaan dan Teknologi Informasi ... 27

4.2.2 Bidang Pengolahan Bahan Pustaka dan Deposit Daerah ... 38

4.2.3 Bidang Pembinaan SDM dan Kelembagaan Perpustakaan ... 42

4.3 Analisis Sasaran Kinerja Pegawai Pustakawan Muda ... 49

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan ... 63

5.2 Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66

LAMPIRAN ... 68

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jenjang Jabatan, Pangkat (Golongan/Ruang) ... 5

Pustakawan Tabel 4.1 SKP Informan 1 Tahun 2015 ... 28

Tabel 4.2 SKP Informan 1 Tahun 2016 ... 28

Tabel 4.3 SKP Informan 2 Tahun 2015 ... 29

Tabel 4.4 SKP Informan 2 Tahun 2016 ... 30

Tabel 4.5 SKP Informan 3 Tahun 2015 ... 30

Tabel 4.6 SKP Informan 3 Tahun 2016 ... 31

Tabel 4.7 SKP Informan 4 Tahun 2015 ... 31

Tabel 4.8 SKP Informan 4 Tahun 2016 ... 32

Tabel 4.9 SKP Informan 5 Tahun 2015 ... 33

Tabel 4.10 SKP Informan 5 Tahun 2016 ... 33

Tabel 4.11 SKP Informan 6 Tahun 2015 ... 34

Tabel 4.12 SKP Informan 6 Tahun 2016 ... 35

Tabel 4.13 SKP Informan 7 Tahun 2015 ... 36

Tabel 4.14 SKP Informan 7 Tahun 2016 ... 36

Tabel 4.15 SKP Informan 8 Tahun 2015 ... 37

Tabel 4.16 SKP Informan 8 Tahun 2016 ... 38

Tabel 4.17 SKP Informan 9 Tahun 2015 ... 39

Tabel 4.18 SKP Informan 9 Tahun 2016 ... 39

Tabel 4.19 SKP Informan 10 Tahun 2015 ... 40

Tabel 4.20 SKP Informan 10 Tahun 2016 ... 40

Tabel 4.21 SKP Informan 11 Tahun 2015 ... 41

Tabel 4.22 SKP Informan 11 Tahun 2016 ... 41

Tabel 4.23 SKP Informan 12 Tahun 2015 ... 42

Tabel 4.24 SKP Informan 12 Tahun 2016 ... 43

Tabel 4.25 SKP Informan 13 Tahun 2015 ... 44

Tabel 4.26 SKP Informan 13 Tahun 2016 ... 45

Tabel 4.27 SKP Informan 14 Tahun 2015 ... 46

Tabel 4.28 SKP Informan 14 Tahun 2016 ... 47

Tabel 4.29 Mengolah data untuk persiapan perencanaan ... 49

Penyelenggaraan perpustakaan Tabel 4.30 Menyusun rencana kerja operasional sebagai ... 50

Peserta/anggota Tabel 4.31 Melakukan monitoring penyelenggaraan ... 50

Perpustakaan Tabel 4.32 Melakukan survey kebutuhan informasi ... 51

pemustaka Tabel 4.33 Melakukan seleksi koleksi perpustakaan ... 51

Tabel 4.34 Mengevaluasi koleksi perpustakaan untuk ... 52

penyiangan Tabel 4.35 Melakukan klasifikasi kompleks dan ... 52

Menentukan tajuk subjek bahan perpustakaan

(11)

Tabel 4.36 Membuat tajuk kendali nama badan korporasi ... 53 Tabel 4.37 Membuat tajuk kendali nama orang ... 53 Tabel 4.38 membuat tajuk kendali nama geografi ... 54

54

Tabel 4.39 Menyunting data bibliografi ... 54 Tabel 4.40 Membuat abstrak indikatif koleksi perpusta ... 55

kaan berbahasa asing

Tabel 4.41 Membuat abstrak informatif koleksi perpusta ... 56 kaan berbahasa indonesia

Tabel 4.42 Membuat abstrak informatif koleksi perpusta ... 56 Kaan berbahasa daerah

Tabel 4.43 Menyusun literatur sekunder berupa direktori ... 56 Tercetal/elektronik

Tabel 4.44 Melakukan pelestarian fisik koleksi perpustakaan ... 56 Tabel 4.45 Melakukan pelestarian informatif koleksi ... 57

perpustakaan dalam format digital

Tabel 4.46 Membuat bimbingan pemustaka dalam ... 57 bentuk pendidikan pemustaka

Tabel 4.47 Melakukan penelusuran informasi kompleks ... 58 Tabel 4.48 Membina kelompok membaca ... 58 Tabel 4.49 Menyusun dan menyebarkan informasi ... 59

terseleksi dalam bentuk paket informasi secara tercetak/eletronik

Tabel 4.50 Melakukan pengkajian kepustakawanan ... 59 bersifat sederhana (taktis operasional)

Tabel 4.51 Memberi konsultasi kepustakawanan ... 60 bersifat konsep kepada perorangan

Tabel 4.52 Mengadakan penyuluhan tentang ... 60 pemanfaat perpustakaan sebagai penyaji

Tabel 4.53 Mengadakan penyuluhan tentang ... 61 pengembangan kepustakawanan sebagai

penyaji

Tabel 4.54 Mengadakan publisitas melalui media ... 61 elektronik dengan menyiarkan naskah

melalui radio

Tabel 4.55 Menyelenggarakan pameran sebagai ... 62 pemandu di dalam negeri

(12)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Perpustakaan masih dipahami sebagai sebuah bangunan fisik tempat menyimpan buku-buku atau bahan perpustakaan. Pengertian perpustakaan sebagai sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang disimpan menurut tata susunan tertentu dan digunakan oleh pembaca merupakan defenisi umum paling mudah dipahami.

Dalam Undang-Undang No.43 Tahun 2007 tentang perpustakaan Bab I Pasal 1 dinyatakan bahwa:

Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.

Definisi ini menekankan posisi perpustakaan sebagai institusi atau lembaga pengelola media cetak dan rekam. Akan tetapi disisi lain bahwa perpustakaan adalah juga sebagai fasilitas. Perpustakaan adalah fasilitas atau tempat yang menyediakan sarana bahan bacaan.

Perpustakaan umum mempunyai kegiatan utama memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat pengguna perpustakaan. Pemenuhan kebutuhan pengguna senantiasa harus diupayakan peningkatannya karena tolok ukur keberhasilan sebuah perpustakaan terletak kepada pelayanan kepada pengguna.

Keberadaan perpustakaan umum diharapkan mampu meningkatkan gemar membaca bagi kalangan masyarakat. Hal ini bertujuan untuk memenuhi

(13)

kebutuhan informasi dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini.

Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara (DPA) atau yang lebih dikenal dengan Perpustakaan Daerah merupakan salah satu jenis perpustakaan umum yang berfungsi menyediakan dan menyebarluaskan informasi untuk masyarakat umum. Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara melayani pengguna dari berbagai elemen masyarakat seperti mahasiswa, pelajar, guru/dosen, karyawan/pegawai maupun masyarakat umum lainnya.

Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara dalam melaksanakan peran dan fungsinya di tengah masyarakat memiliki 5 bidang, masing-masing bidang memiliki tugas dan tanggung jawab. Kelima bidang tersebut yaitu:

1. bidang umum/sekretariat

2. bidang pengolahan bahan pustaka dan deposit daerah 3. bidang layanan perpustakaan dan teknologi informasi 4. bidang pembinaan SDM dan kelembagaan

5. bidang arsip daerah.

Secara garis besar bidang umum/sekretariat mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas pemerintahan dibidang urusan umum, keuangan dan program. Bidang pengelolaan bahan pustaka dan deposit daerah mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengembangan dan pengelolaan bahan pustaka dan deposit daerah. Bidang layanan perpustakaan dan teknologi informasi mempunyai

(14)

tugas membantu Kepala Dinas dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang layanan perpustakaan dan teknologi informasi. Bidang pembinaan SDM dan kelembagaan perpustakaan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam bidang pembinaan sumber daya manusia dan pembinaan kelembagaan perpustakaan. Bidang arsip daerah mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam layanan dan pembinaan kearsipan dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam bidang pengelolaan arsip.

Pengelolaan perpustakaan membutuhkan tenaga kerja yang dapat melaksanakan tugas dengan baik termasuk mengelola koleksi perpustakaan agar informasi yang dimiliki bermanfaat bagi pengguna perpustakaan. dalam hal ini pustakawan diharapkan berperan dengan baik sebagai penyebar informasi. Dalam Undang-Undang R.I No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan Pasal 1 ayat 8 dinyatakan bahwa “Pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.”

Menurut Sulistyo-Basuki (1991, 35-36)

Pustakawan haruslah orang yang berpendidikan tinggi, bertindak selaku agen modernisasi. Pustakawan harus menjadikan perpustakaannya sebagai sarana belajar bagi pembacanya, lembaga pendidikan non formal bagi masyarakat sekitarnya, dan juga pustakawan adalah seorang pendidik”.

Dari pengertian di atas, diharapkan bahwa seorang pustakawan merupakan seorang yang ahli dibidangnya, menguasai pekerjaan dengan baik, mampu mengelola institusinya dan juga mengembangkan institusinya tersebut.

(15)

Pustakawan Muda adalah salah satu jenjang jabatan fungsional pustakawan di jabatan Pustakawan Keahlian. Jenjang pangkat (golongan/ruang) mulai dari Penata (III/c) hingga Penata Tingkat I (III/d) yang memiliki tugas pokok yaitu: Pengelolaan Perpustakaan, Pelayanan Perpustakaan, dan Pengembangan Sistem Kepustakawanan. Tugas pokok merupakan tugas yang wajib dilaksanakan oleh seorang pustakawan dan erat kaitannya dengan kewajiban seorang pustakawan. Jenjang jabatan, pangkat (golongan/ruang) pustakawan dapat dilihat pada tabel berikut

(16)

Tabel 1.1: Jenjang Jabatan, Pangkat (Golongan/Ruang) Pustakawan

No. Jabatan Pangkat (Golongan/Ruang)

1. Pustakawan Keterampilan a. Pustakawan Pelaksana/Pustaka-

wan Terampil

Pengatur Muda Tk.I (II/b) Pengatur (II/c)

Pengatur Tk. I (II/d) b. Pustakawan Pelaksana Lanjutan/

Pustakawan Mahir

Penata Muda (III/a) Penata Muda Tk. I (III/b) c. Pustakawan Penyelia Penata (III/c)

Penata Tk. I (III/d) 2. Pustakawan Keahlian

a. Pustakawan Pertama/Pustakawan Ahli Pertama

Penata Muda (III/a) Penata Muda Tk. I (III/b) b. Pustakawan Muda/Pustakawan

Ahli Muda

Penata (III/c)

Penata Tingkat I (III/d) c. Pustakawan Madya/Pustakawan

Ahli Madya

Pembina (IV/a) Pembina Tk. I (IV/b)

Pembina Utama Muda (IV/c) d. Pustakawan Utama/Pustakawan

Ahli Utama

Pembina Utama Madya (IV/d) Pembina Utama (IV/e)

Dari hasil observasi awal peneliti menemukan permasalahan yang umum dirasakan Pustakawan Muda di Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara dalam beberapa hal sering ditemui pada pekerjaan yaitu:

pustakawan ditempatkan di posisi yang pekerjaannya sudah lama sekali dikerjakan, adanya ketidak sesuaian kemampuan kerja pustakawan dengan posisi

(17)

pekerjaan yang diterimanya sekarang sehingga membuat tugas pokok (pekerjaan) yang dilakukan tidak berjalan sesuai dengan yang ditetapkan oleh kepala bidangnya masing-masing, adanya rutinitas pekerjaan yang dijalankan sama setiap harinya. Hal tersebut di atas merupakan faktor-faktor yang membuat mereka merasa jenuh dan timbulnya kebosanan terhadap pekerjaan.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “ Analisis Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) Pustakawan Muda Pada Dinas Perpustakaan dan Arsip (DPA) Provinsi Sumatera Utara”

1.2 Rumusan Masalah

Dari paparan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Seorang Pustakawan Muda Dalam Menjalankan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara dilaksanakan?”

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: “untuk mengetahui bagaimana cara Pustakawan Muda dalam menjalankan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara”.

(18)

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :

1. Pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinisi Sumatera Utara untuk meningkatkan kualitas kinerja dalam melayani masyarakat.

2. Peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi meneliti topik yang sama dalam aspek yang berbeda.

3. Penulis, dalam menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai fungsional pustakawan.

1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi hanya pada Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Pustakawan Muda Pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara.

(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Umum

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum biasanya dikelola oleh pihak pemerintah dan sumber dananya berasal dari pemerintah dengan tujuan melayani umum (Sulistyo Basuki, 1993:46). Dalam buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum yang diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional RI (2006 : 4) disebutkan bahwa

1. Perpustakaan Umum adalah unit/satuan kerja, badan atau lembaga

2. Perpustakaan Umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan di pemukiman penduduk (kota atau desa) diperuntukkan bagi semua lapisan dan golongan masyarakat penduduk pemukiman tersebut untuk melayani kebutuhannya akan informasi dan bahan bacaan.

Rietz seperti yang dikutip oleh Hasugian (2009, 77) memberikan pengertian tentang perpustakaan umum yang mengatakan bahwa perpustakaan umum adalah sebuah perpustakaan atau sistem perpustakaan yang menyediakan akses yang tidak terbatas kepada sumber daya perpustakaan dan layanan gratis kepada warga masyarakat di daerah atau wilayah tertentu, yang didukung penuh atau sebagian dana dari masyarakat (pajak).

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan Bab I Pasal 1 menyebutkan bahwa: “perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama, dan status sosial-ekonomi.”

(20)

Hermawan dan Zen (2006 : 30) “Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku, pendidikan dan sebagainya.”

Diantara jenis-jenis perpustakaan yang ada, perpustakaan umum memiliki akses yang paling besar dalam berinteraksi dengan masyarakat. Hal ini disebabkan antara lain perpustakaan umum memang berada ditengah-tengah lingkungan masyarakat dan ditujukan bagi masyarakat. Kenyataan tersebut juga sejalan dengan batasan perpustakaan umum sebagaimana dikemukakan oleh Sulistyo-Basuki (1993, 46) yang mengatakan perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani umum.

Selanjutnya Sulistyo-Basuki (1993, 46) mengemukakan bahwa ciri-ciri perpustakaan umum adalah:

1. Terbuka untuk umum artinya terbuka bagi siapa saja tanpa memandang perbedaan jenis kelamin, agama, kepercayaan, usia, pandangan politik dan pekerjaan.

2. Dibiayai oleh dana umum. Dana umum ialah dana yang berasal dari masyarakat, biasanya dana ini dikumpulkan melalui pajak dan dikelola oleh pemerintah.

3. Jasa yang diberikan hakekatnya cuma-cuma. Jasa yang diberikan mencakup jasa referal artinya jasa yang memberikan informasi, peminjaman, konsultasi studi sedangkan keanggotaan bersifat cuma-cuma.

Pendirian dan pengadaan perpustakaan umum yang merupakan pusat sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan, bermaksud untuk mencerdaskan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk menunjang kegiatan pembangunan nasional.

(21)

Tujuan pendirian dan pembinaan perpustakaan umum adalah terciptanya masyarakat yang peka dan tanggap terhadap informasi dengan terbentuknya masyarakat gemar membaca dan masyarakat belajar untuk meningkatkan produktivitas bagi diri sendiri, masyarakat dan bangsa.

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum

Perpustakaan amat penting bagi kehidupan kultural dan kecerdasan bangsa karena perpustakaan merupakan satu-satunya pranata kepustakawanan yang dapat diraih umum. Demikian pentingnya peranan perpustakaan umum bagi kecerdasan bangsa sehingga UNESCO mengeluarkan manifesto perpustakaan umum pada tahun 1972, yang menyatakan bahwa perpustakaan umum perpustakaan umum harus terbuka bagi semua orang tanpa membeda-bedakan warna kulit, jenis kelamin, usia, kepercayaan, ras. Lebih rinci tujuan perpustakaan umum dalam manifesto UNESCO (Sulistyo-Basuki, 1993:46):

1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka kearah kehidupan yang lebih baik;

2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat;

3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemapuan tersebut dapat dikembangkan dengan bahan pustaka;

4. Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum

Bagi masyarakat yang dilayani perpustakaan umum mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut (Hasugian, 2009:82-85) :

(22)

1. Penyimpanan

Perpustakaan berfungsi sebagai sarana penyimpanan karya manusia baik karya cetak maupun karya rekam. Hal ini semakin diperkuat dengan diterbitkannya UU No.4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam. Undang-undang ini mengharuskan setiap penerbitan baik perorangan, pemerintah, lembaga bisnis harus menyerahkan terbitannya kepada perpustakaan Nasional RI baik yang tercetak maupun juga yang direkam dalam arti luas.

2. Pendidikan

Perpustakaan merupakan sarana pendidikan non formal, artinya perpustakaan dapat menjadi sarana untuk belajar baik dilingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Jika di lingkungan sekolah, perpustakaan mendukung proses belajar mengajar. Di lingkungan luar sekolah perpustakaan merupakan saran pendidikan yang berkesinambungan seumur hidup.

3. Penelitian

Kegiatan penelitian berkaitan serat dengan perpustakaan. Perpustakaan bertugas menyediakan bahan perpustakaan (penyedia materi) untuk keperluan penelitian. Kegiatan penelitian dilakukan oleh pemakai perpustakaan mulai dari murid Sekolah Dasar hingga peneliti. Siapapun pemakainya perpustakaan wajib menyediakan bahan perpustakaan untuk kepentingan pemakai yang melakukan penelitian.

4. Informasi

Perpustakaan adalah institusi pengelola informasi. Sebagai pengelola informasi, perpustakaan juga bertugas menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pemakainya baik mengenai topik tertentu maupun informasi ringkas.

5. Kultural

Perpustakaan bertugas menyimpana khasanah budaya bangsa khususnya yang berupa media yang merekam informasi, naskah, manuskrip dan/atau dokumen lainnya. perpustakaan merupakan tempat untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya masyarakat. Dengan demikian, perpustakaan juga berperan dalam menigkatkan nilai dan apresiasi budaya dari masyarakat sekitar perpustakaan melalui penyediaan bahan bacaan.

Fungsi ini dilakukan perpustakaan dengan menyelenggarakan kegiatan pameran, ceramah, pertunjukan kesenian, pemutaran film, bahkan cerita untuk anak-anak pun dapat merupakan sarana pengenalan budaya.

6. Rekreasi

Pengguna perpustakaan dapat menikmati rekreasi dengan cara membaca.

Oleh karena itu, melalui bahan bacaan yang disediakan oleh perpustakaan juga terkandung aspek rekreasi terutama bacaan umum dan karya fiksi seperti novel, roman dan sebagainya. Juga melalui penyediaan bacaan ringan seperti surat kabar dan majalah umum.

(23)

Fungsi perpustakaan selalu dikaitkan dengan jenis perpustakaan dan misi yang diembannya. Apabila memperhatikan fungsi-fungsi tersebut diatas, hakekatnya setiap jenis perpustakaan memiliki fungsi-fungsi tersebut. Namun yang membedakan hanyalah dalam penekanan khusus dari fungsi-fungsi tersebut.

Perpustakaan umum misalnya, lebih memberikan penekanan pada fungsi rekreasi dan informasi untuk melayani masyarakat penggunanya.

2.2 Pustakawan

Suatu perpustakaan tidak akan mungkin beroperasi dengan baik tanpa adanya keterlibatan manusia yang menjalankan proses dan kegiatan yang ada di dalam perpustakaan.Pustakawan tentunya berkaitan erat dengan pustaka. Tanpa ada orang yang melakukan kegiatan pengadaan, pengelolaan, penyimpanan dan pelayanan, tidak mungkin perpustakaan akan beroperasi dengan baik. Semua pekerjaan tersebut adalah tugas yang harus dilakukan oleh pustakawan. Kata pustakawan (librarians) menjadi pilihan, karena profesi ini sangat terkait erat dengan bahan pustaka (library materials) dan perpustakaan (library).

Beberapa istilah lain untuk pustakawana antara lain: pekerja informasi (information workers), ahli dokumentasi (documentalist), ahli informasi (information specialists), manajer informasi (information managers), manajer penetahuan (knowledge managers), pialang informasi (information broker) dan lain sebagainya. (Hermawan dan Zen, 2006 : 19)

(24)

2.2.1 Pengertian Pustakawan

Menurut Suwarno (2014, 33) “pustakawan adalah seorang tenaga kerja bidang perpustakaan yang telah memiliki pendidikan ilmu perpustakaan, baik melalui pelatihan, kursus, seminar maupun dengan kegiatan sekolah formal”.

Dalam Undang-Undang R.I No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan Pasal 1 ayat 8 dinyatakan bahwa pustakawan adalah “seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan”.

Organisasi Pustakawan Indonesia (Ikatan Pustakawan Indonesia disingkat IPI), pustakawan “adalah orang yang memberikan dan melaksanakan kegiatan perpustakaan dalam usaha pemberian pelayanan/jasa kepada masyarakat sesuai dengan misi yang diemban oleh badan induknya berdasarkan ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang diperoleh melalui pendidikan. (Hasugian, 2009:137)

Dalam Permenpan No.9 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya, pada Bab I Pasal 1 memberikan definisi tentang pustakawan, bahwa “pustakawan merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak untuk melaksanakan kegiatan kepustakawanan”. Sedangkan dalam Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia No.11 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya memberikan pengertian tentang pustakawan, bahwa “jabatan fungsional pustakawan adalah jabatan yang

(25)

mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak untuk melaksanakan kegiatan kepustakawanan”.

Perpustakaan Nasional (2000 : 44) “Tenaga inti sebuah perpustakaan adalah pustakawan di kalangan Pegawai Negeri Sipil. Pustakawan adalah orang yang sudah diangkat dalam jabatan Fungsional Pustakawan berdasarkan SK Menpan No.18 Tahun 1988 dan atau SK Menpan No.33 Tahun 1988.”

Dari uraian di atas jelas disebutkan bahwa pustakawan merupakan orang yang bekerja di perpustakaan, akan tetapi tidak semua orang yang bekerja di perpustakaan disebut pustakawan, melainkan melalui pendidikan dalam bidang perpustakaan dan informasi. Pustakawan juga merupakan profesi yang mengaplikasikan pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh melalui pendidikan untuk melakukan berbagai kegiatan di perpustakaan, dokumentasi dan pada lembaga lain yang bergerak dalam pengelolaan informasi.

Sulistyo-Basuki (1993:148-150) menyatakan bahwa untuk menyatakan suatu pekerjaan termasuk termasuk kepada tenaga profesional, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.

1. Adanya Sebuah Asosiasi atau Organisasi Keahlian

tenaga profesional berkumpul dalam sebuah organisasi yang teratur dan benar-benar mewakili kepentingan profesi. Dalam dunia pustakawan, dikenal organisasi bernama Library Association (Inggris), American Library Association (AS), serta Ikatan Pustakawan Indonesia (disingkat IPI). Tidak setiap organisasi selalu berhasil dalam perjuangannya membela profesi yang bersangkutan.

2. Terdapat pola pendidikan profesi yang jelas

Profesi didasarkan atas batang tubuh teori atau teknik yang dapat diajarkan. Hal ini berarti bahwa subjek tersebut dapat diperlukan sebagai sebuah disiplin akademis serta pekerjaan profesional harus memiliki sifat intelektual.

3. Adanya Kode Etik

(26)

Tenaga profesional berhubungan dengan kebutuhan perorangan maupun institusi dalam situasi tertentu, sehingga memerlukan kode etik. Kode etik berhubungan dengan kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat yang menjadi klien, dan/atau pemakai tenaga kerja profesional.

4. Berorientasi Pada Jasa

Kepustakawanan berorientasi pada jasa, dengan pengertian jasa perpustakaan dengan pembaca memerlukan pengetahuan dan teknik khusus yang harus dimiliki pustakawan. Jasa pustakawan yang diberika pada pembaca menyangkut masalah hidup dan budaya si pembaca, dan jasa ini diberikan secara terus menerus.

5. Adanya Tingkat Kemandirian

Sebagai tenaga profesional maka tenaga profesional harus mandiri, dalam arti bebas dari campur tangan pihak luar. Dalam kenyataannya sifat kemadirian pustakawan bersifat ganda artinya di satu pihak dia dapat mandiri namun dipihak lain ia terikat pada pemerintah sehingga sering disebut adanya kesetiaan ganda.

Kemampuan pustakawan agar mampu menjalankan profesinya selalu ditingkatkan sehingga di masa depan adanya standarisasi kemampuan dngan memberi sertifikasi profesi patut menjadi pertimbangan. Penghargaan terhadap profesi pustakawan juga merupakan faktor yang penting. Karena rendahnya pengakuan terhadap profesi pustakawan, maka minat orang untuk menekuninya juga sangat terbatas. Padahal tuntutan untuk menjadi pustakawan yang profesional sangat tinggi, memerlukan kemampuan intelektual dan integritas yang tinggi.

Pustakawan adalah salah satu unsur SDM penunjang utama dalam penyelenggaraan perpustakaan, karena pustakawan merupakan tenaga profesional (brainwere) yang bertugas menunjang perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran informal. Oleh karena itu, pustakawan harus mengubah paradigma dari information provider ke information access provider. Mengingat bahwa saat ini kemajuan teknologi telah menyebabkan ledakan informasi sekaligus

(27)

memperluas akses informasi, sehingga pustakawan harus menguasai Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

2.2.2 Peranan Pustakawan

Peranan pustakawan dalam melayani penggunanya sangat beragam. Dalam banyak hal pustakawan memainkan berbagai peran (berperan ganda) yang dapat disingkat dengan akronim EMAS yaitu:

1. Edukator

Sebagai edukator (pendidik), pustakawan dalam melaksanakan tugasnya harus berfungsi dan berjiwa sebagai pendidik. Sebagai pendidik, pustakawan harus melaksanakan fungsi pendidikan yaitu mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik adalah mengembangkan kepribadian, mengajar adalah mengembangkan kemampuan berfiki, melatih adalah membina dan mengembangkan ketrampilan.

2. Manajer

Sebagai manajer pustakawan harus mempunyai jiwa kepemimpinan, kemampuan memimpin dan menggerakkan, serta mampu bertindak sebagai koordinator dan integrator dalam melaksanakan tugasnya sehari- hari. Pustakawan dalam perannya sebagai manajer juga harus juga harus dapat megoptimalkan semua sumber daya yang tersedia di perpustakaan, baik yang berupa sumber daya manusia, sumber daya informasi, dana, termasuk sarana dan prasaranan.

3. Administrator

Sebagai administrator pustakawan harus mampu menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi program perpustakaan, serta dapat melakukan analisis atas hasil yang telah dicapai, kemudian melakukan upaya-upaya perbaikan untuk mencapai hasil yang lebih baik.

4. Supervisor

Sebagai supervisor pustakawan harus:

a. Dapat melaksanakan pembinaan profesional, untuk mengembangkan jiwa kesatuan dan persatuan antar sesama pustakawan, sehingga dapat menumbuhkan dan meningkatkan semangat kerja, dan kebersamaan;

b. Dapat meningkatkan prestasi, pengetahuan dan ketrampilan, baik rekan-rekan sejawat maupun masyarakat pengguna yang dilayaninya;

c. Mempunyai wawasan yang luas, pandangan jauh kedepan, memahami beban kerja, hambatan-hambatan, serta bersikap sabar, tetapi tegas, adil, obyektif dalam melaksanakan tugasnya; dan

d. Mampu berkoordinasi, baik dengan sesama pustakawan maupun dengan para pembinanya dalam menyelesaikan berbagai persoalan

(28)

dan kendala, sehingga mampu meningkatkan kinerja unit organisasinya. (Hermawan dan Zen, 2006 : 57-59)

2.2.3 Jabatan Fungsional Pustakawan

Dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya dalam Bab I pasal 1 dinyatakan bahwa jabatan fungsional pustakawana adalah:

“jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak untuk melaksanakan kegiatan kepustakawanan.

Sementara kepustakawanan adalah kegiatan ilmiah dan profesional yang meliputi pengelolaan perpustakaan, pelayanan perpustakaan, dan pengembangan sistem kepustakawanan”.

Dalam Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia No.2 Tahun 2008 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya disebutkan bahwa jabatan fungsional tertentu adalah:

“kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawi Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau ketrampilan tertentu serta bersifat mandiri dan untuk kenaikan pangkatnya disyaratkan dengan angka kredit”.

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.

132/KEP/M.PAN/12/2002 Bab I Pasal 1 tentang Ketentuan Umum dinyatakan bahwa:

1. Pejabat Fungsional Pustakawan yang selanjutnya disebut pustakawan adalah Pegawai Negei Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi instansi pemerintah dan atau uni tertentu lainnya.

2. Kepustakawanan adalah ilmu dan profesi dibidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi.

(29)

3. Unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi adalah unit kerja yang memiliki sumber daya manusia, ruangan khusus dan koleksi bahan pustaka sekurang-kurangnya terdiri dari 1000 judul dari berbagai disiplin ilmu yang sesuai dengan jenis perpustakaan yang bersangkutan dan dikelola menurut sistem tertentu.

4. Pustakawan Tingkat Terampil adalah pustakawan yang memiliki dasar pendidikan untuk pengangkatan pertama kali serendah-rendahnya Diploma II Perpustakaan, Dokumentasi dan Informasi atau Diploma di bidang lain yang disetarakan.

5. Pustakawan Tingkat Ahli adalah pustakawan yang memiliki dasar pendidikan untuk pengangkatan pertama kali serendah-rendahnya Sarjana Perpustakaan, Dokumentasi dan Informasi atau Sarjana bidang lain yang disetarakan.

6. Pekerjaan kepustakawanan adalah kegiatan utama dalam lingkungan unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang meliputi kegiatan pengadaan, pengolahan dan pengelolaan bahan pustaka atau sumber informasi, pendayagunaan dan pemasyarakatan informasi baik dalam bentuk karya cetak, karya rekam maupun multimedia, serta kegiatan pengkajian atau kegiatan lain untuk pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan informasi, termasuk pengembangan profesi.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa jabatan fungsional pustakawan adalah jabatan karir yang hanya dapat diduduki oleh seseorang yang telah berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil dan untuk kenaikan pangkatnya ditentukan berdasarkan angka kredit yang dikumpulkan.

2.2.4 Jenjang Jabatan dan Pangkat Pustakawan

Penerapan jabatan fungsional ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai sekaligus untuk menetapkan dan mengukur kompetensi pegawai perpustakaan melalui sistem penilaian pelaksanaan pekerjaan. Jenjang jabatan diukur berdasarkan prestasi yang dimilikinya yang dicerminkan dengan angka kredit kumulatif yang dicapai pegawai yang bersangkutan. Dengan demikian seseorang yang menduduki jabatan tertentu, ia telah memiliki kompetensi untuk jabatan tersebut.

(30)

Dalam buku Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya (2015:5) jabatan fungsional pustakawan didefinisikan secara jelas bahwa jabatan fungsional pustakawan merupakan jabatan yang mencakup tugas, tanggung jawab, hak, wewenang seorang pustakawan untuk melaksanakan kegiatan kepustakawanan.

Selanjutnya dari buku tersebut dipaparkan tentang jenjang jabatan fungsional pustakawan yaitu:

1. Jabatan Fungsional Pustakawan terdiri dari:

a. Pustakawan Tingkat Terampil; dan b. Pustakawan Tingkat Ahli.

2. Jenjang Jabatan Fungsional Pustakawan Tingkat Terampil dari yang paling rendah sampai dengan yang paling tinggi, yaitu:

a. Pustakawan Pelaksana;

b. Pustakawan Pelaksana Lanjutan; dan c. Pustakawan Penyelia.

3. Jenjang Jabatan Fungsional Pustakawan Tingkat Ahli dari yang paling rendah sampai dengan yang paling tinggi, yaitu:

a. Pustakawan Pertama;

b. Pustakawan Muda;

c. Pustakawan Madya; dan d. Pustakawan Utama.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 Bab IV Pasal 7 tentang jenjang jabatan dan pangkat, golongan ruang fungsional pustakawan terdiri dari:

1. Jabatan Fungsional Pustakawan terdiri dari:

b.a Pustakawan Tingkat Terampil; dan b.b Pustakawan Tingkat ahli

2. Jenjang Jabatan Pustakawan Tingkat Terampil dari yang paling rendah sampai dengan yang paling tinggi, yaitu:

a. Pustakawan Pelaksana;

b. Pustakawan Pelaksana Lanjutan; dan c. Pustakawan Penyelia.

(31)

3. Jenjang Jabatan Fungsional Pustakawan Tingkat Ahli dari yang paling rendah sampai dengan yang paling tinggi, yaitu:

a. Pustakawan Pertama;

b. Pustakawan Muda;

c. Pustakawan Madya; dan d. Pustakawan Utama.

4. Pangkat, golongan ruang Pustakawan Tingkat Terampil sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yaitu:

a. Pustakawan Pelaksana:

1. Pangkat Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b;

2. Pangkat Pengatur, golongan ruang II/c; dan 3. Pangkat Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d b. Pustakawan Pelaksana Lanjutan:

1. Pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a; dan 2. Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.

c. Pustakawan Penyelia:

1. Pangkat Penata, golongan ruang III/c; dan 2. Pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.

5. Pangkat, golongan ruang Pustakawan Tingkat Ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yaitu:

a. Pustakawan Pertama:

1. Pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a; dan 2. Pangkat Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.

b. Pustakawan Muda:

1. Pangkat Penata, golongan ruang III/c; dan 2. Pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.

c. Pustakawan Madya:

1. Pangkat Pembina, golongan ruang IV/a;

2. Pangkat Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b; dan 3. Pangkat Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c.

d. Pustakawan Utama:

1. Pangkat Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d; dan 2. Pangkat Pembina Utama, golongan ruang IV/e.

Berdasarkan uaraian di atas dapat diketahui bahwa jabatan fungsional pustakawan merupakan jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak yang terdiri dari dua jenis, yaitu pustakawan tingkat terampil dan pustakawan tingkat ahli yang melaksanakan kegiatan kepustakawanan.

(32)

2.3 Tugas Pokok Dan Fungsi Pustakawan

Tugas pokok adalah tugas kepustakawanan yang wajib dilakukan oleh setiap pustakawan sesuai jenjang jabatannya. Dalam Undang-Undang R.I No.43 Tahun 2007 tentang perpustakaan dalam Bab VIII Tenaga Perpustakaan, Pendidikan, dan Organisasi Profesi Pasal 32 dinyatakan bahwa:

Tenaga perpustakaan berkewajiban:

1. Memberikan layanan prima terhadap pemustaka;

2. Menciptakan suasana perpustakaan yang kondusif; dan

3. Memberikan keteladanan dan menjaga nama baik lembaga dan kedudukannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.

Berdasarkan Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 tentang Petunjuk teknis jabatan fungsional pustakawan dan angka kreditnya menyebutkan bahwa “tugas pokok pustakawan adalah kegiatan di bidang kepustakawanan yang meliputi pengelolaan perpustakaan, pelayanan perpustakaan, dan pengembangan sistem kepustakawanan yang dilakukan oleh setiap pustakawan sesuai jenjang jabatannya”.

Dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 Bab VI pasal 9 tentang Rincian Kegiatan dan Unsur Yang Dinilai Dalam Pemberian Angka Kredit untuk rincian tugas Pustakawan Muda adalah sebagai berikut

1. Mengolah data untuk persiapan perencanaan penyelenggaraan perpustaka;

2. Menyusun rencana kerja operasional sebagai peserta/anggota;

3. Melakukan monitoring penyelenggaraan perpustakaan;

4. Melakukan survei kebutuhan informasi pemustaka;

5. Melakukan seleksi koleksi perpustakaan;

6. Mengevaluasi koleksi perpustakaan untuk penyiangan;

7. Melakukan klasifikasi kompleks dan menentukan tajuk subjek bahan perpustakaan;

8. Membuat tajuk kendali nama badan korporasi;

(33)

9. Membuat tajuk kendali nama orang;

10. Membuat tajuk kendali nama geografi;

11. Menyunting data bibliografi;

12. Membuat abstrak indikatif koleksi perpustakaan berbahasa asing;

13. Membuat abstrak informatif koleksi perpustakaan berbahasa indonesia;

14. Membuat abstrak informastif koleksi perpustakaan berbahasa daerah;

15. Menyusun literatur sekunder berupa direktori tercetak/elektronik;

16. Melakukan pelestarian fisik koleksi perpustakaan;

17. Melakukan pelestarian informasi koleksi perpustakaan dalam format digital;

18. Membuat bimbingan pemustaka dalam bentuk pendidikan pemustaka;

19. Melakukan penelusuran informasi kompleks;

20. Membina kelompok pembaca;

21. Menyusun dan menyebarkan informasi terseleksi dalam bentuk paket informasi secara tercetak/elektronik;

22. Melakukan pengkajian kepustakawanan bersifat sederhana (taktis operasional);

23. Memberi konsultasi kepustakawanan yang bersifat konsep kepada perorangan;

24. Mengadakan penyuluhan tentang pemanfaatan perpustakaan sebagai penyaji;

25. Mengadakan penyuluhan tentang pengembangan kepustakawanan sebagai penyaji;

26. Melakukan publisitas melalui media elektronik dengan menyiarkan naskah melalui radio; dan

27. Menyelenggarakan pameran sebagai pemandu di dalam negeri.

Pada uraian diatas jelas dinyatakan tentang tugas pokok pustakawan muda berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014.

(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan menggunakan metode deskriptif. Sugiyono (2005 : 11) mengatakan bahwa deskriptif adalah “Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu variable atau lebih (indepeden) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variable satu dengan variable yang lain”. Menurut Arikunto (2006: 234)

“penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan”.

Menurut Surakhmad seperti yang yang dikutip oleh Prastowo (2014 : 202) mengatakan bahwa metode deskriptif adalah metode yang memusatkan pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, atau masalah aktual dengan jalan mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan, menganalisis dan menginterpretasikan.

3.2 Unit Analisis

Pada umumnya setiap penelitian selalu berkaitan dengan populasi dan sampel. Disamping itu masih ada unit analisis lain yang dapat dijadikan populasi dan sampel. Arikunto (2006: 121) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan unit analisis adalah dalam penelitian adalah “satuan tertentu yang diperhitungkan

(35)

sebagai subjek penelitian, yang dapat diklasifikasikan sebagai subjek penelitian adalah benda atau manusia”. Berdasarkan dari pendapat tersebut diatas maka peneliti mengambil subjek penelitian atau unit analisis dalam penelitian ini adalah sasaran Kinerja Pegawai (SKP) Pustakawan Muda tahun 2015 - 2016.

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Perpustakaan dan Arsip dan Provinsi Sumatera Utara yang beralamat di Jl. Brigjend Katamso No.45-K Medan.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan (Nazir, 2005: 174). Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

3.4.1. Dokumentasi

Dokumentasi menurut Arikunto (2006, 231) yaitu mencari data mengenai variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Sedangkan menurut Hamidi (2004, 72), Metode dokumentasi adalah informasi yang berasal dari catatan penting baik dari lembaga atau organisasi maupun dari perorangan. Dokumentasi penelitian ini merupakan pengambilan gambar oleh peneliti untuk memperkuat hasil penelitian.

Menurut Sugiyono (2013, 240), dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumentel dari seseorang.

(36)

3.5 Instrumen Penelitian

Setiap penelitian membutuhkan alat untuk mengumpulkan data yang disebut dengan instrumen penelitian. Ada beberapa instrumen yang dapat digunakan dalam suatu penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Instrumen untuk metode tes adalah tes atau soal tes.

2. Instrumen untuk metode angket atau kuesioner adalah angket atau kuesioner.

3. Instrumen untuk metode observasi adalah check-list.

4. Instrumen untuk metode dokumentasi adalah pedoman dokumentasi atau check-list. (Arikunto 2006, 149-150).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi atau check-list.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Studi Pustaka

“Studi pustaka digunakan untuk menggali teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu yang berkepentingan, mencari metode- metode serta teknik penelitian, baik dalam mengumpulkan data atau dalam analisis data” (Nazir, 2003 : 93).

2. Observasi

“Teknik observasi ilmiah adalah kegiatan mengamati dan mencermati serta melakukan pencatatan data atau informasi yang sesuai dengan konteks penelitian” (Hikmat, 2011 : 73). Melalui teknik observasi ini

(37)

diharapkan dapat menjelaskan atau menggambarkan secara luas dan rinci tentang masalah yang dihadapi.

3. Studi Dokumentasi

Teknik dokumentasi yakni penelusuran dan perolehan data yang diperlukan melalui data yang telah tersedia, biasanya berupa data statistik, agenda kegiatan, produk keputusan atau kebijakan, sejarah, dan hal lainnya yang berkaitan dengan penelitian” (Hikmat, 2011 : 83).

3.7 Teknik Analisis Data

Ada tiga jenis teknik yang dapat digunakan untuk menganalisis data penelitian deskriptif seperti yang dikutip Prastowo (2014 : 223) dalam Arikunto, yaitu (a) analisis data dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif; (b) analisis data dengan teknik analisis deskriptif kualitatif; (c) analisis data dengan statistik deskriptif.

(38)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Responden

Penelitian dilakukan kepada pustakawan muda pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi di Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara. Responden atau yang dijadikan objek penelitian yaitu pustakawan muda sebanyak 15 orang. Hasil analisis dalam bentuk dokumentasi yang kemudian dijelaskan dan diinterpretasikan. Data diperoleh berasal dari Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) pada tahun 2015 dan 2016.

4.2 Analisis Deskriptif

Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara memiliki beberapa bidang dalam mengelola perpustakaan, sehingga pustakawan muda juga dibagi ke dalam beberapa bagian antara lain :

4.2.1 Bidang Layanan Perpustakaan dan Teknologi Informasi

Dalam Bidang Layanan Perpustakaan dan Teknologi Informasi terdapat 8 (delapan) Pustakawan Muda pad bidang tersebut. Secara garis besar, tugas pokok dan fungsi bidang layanan dan teknologi informasi adalah memberikan pengarahan dan pemahaman mengenai layanan dan teknologi informasi yang digunakan pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara. Delapan pustakawan muda pada bidang layanan dan teknologi informasi melakukan

(39)

kegiatan sesuai dengan Sasaran Kinerja Pegawai yang telah dinilai yang akan diuraikan satu persatu sebagai berikut :

1. Informan 1 (I1)

Sasaran Kinerja Pegawai sebagai Informan 1 (I1) dalam penelitian ini pada tahun 2015 dapat di lihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1: SKP Informan 1 (I1) Tahun 2015

No. Butir Kegiatan Target Realisasi

Kuant Output Kuant Output Unsur Utama:

1. Melakukan bimbingan pemakai perpustakaan

1500 Orang 1458 Orang

2. Statistik 12 Laporan 11 Laporan

3. Menentukan subjek 700 Judul 650 Judul

4. Melakukan klasifikasi kompleks 700 Judul 650 Judul 5. Melakukan penelusuran literatur

untuk penelitian dan/atau penulisan ilmiah

1200 Judul 1200 Judul

6. Menyunting data bibliografi 1500 Cantuman 1400 Cantuman

Tabel 4.1 dapat di ketahui bahwa penilaian sasaran kerja pegawai sebagai Informan 1 (I1), mendapatkan penilaian yang baik dikarenakan telah melaksanakan tugas pokok yang sesuai dengan sasaran kerja pegawai pada tahun 2015. Selanjutnya sasaran kerja pegawai pada tahun 2016 sebagai Informan 1 (I1) dapat di lihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2: SKP Informan 1 (I1) Tahun 2016

No. Butir Kegiatan Target Realisasi

Kuant Output Kuant Output Unsur Utama:

1. Melakukan bimbingan pemustaka dalam bentuk pendidikan pemakai

210 Kali 197 Kali 2. Mengevaluasi koleksi perpustakaan

untuk penyiangan

450 Judul 400 Judul 3. Membina kelompok pembaca 85 Judul 76 Judul 4. Menyelenggarakan pameran 5 Kali 4 Kali

(40)

sebagai pemandu Unsur Penunjang:

1. Mengikuti Seminar tentang perpustakaan

1 Kali 1 Kali

2. Menjadi Anggota IPI Kota Medan 1 Tahun 1 Tahun

Tabel 4.2 dapat di ketahui bahwa penilaian sasaran kerja pegawai sebagai Informan 1 (I1) Tahun 2016 mendapatkan penilaian yang baik dari pejabat penilai dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara.

2. Informan 2 (I2)

Sasaran Kinerja Pegawai sebagai Informan 2 (I2) pada tahun 2015 dapat di lihat pada tabel 4.3

Tabel 4.3: SKP Informan 2 (I2) Tahun 2015

No. Butir Kegiatan Target Realisasi

Kuant Output Kuant Output Unsur Utama:

1. Melakukan penelusuran literatur untuk bahan bacaan

700 Topik 700 Topik 2. Melakukan bimbingan pemakai

perpustakaan

800 Orang 700 Orang 3. Bimbingan pemakai sumber

rujukan

150 Kali 140 Kali

4. Menyunting data bibliografi 750 Cantuman 700 Cantuman 5. Menetapkan hasil evaluasi dari

penyiangan

1000 Judul 970 Judul

Tabel 4.3 menjelaskan bahwa penilaian sasaran kinerja pegawai sebagai Informan 2 (I2) mendapat penilaian yang baik di karenakan telah melaksanakan tugas dari unsur utama yang sesuai dengan sasaran kinerja pegawai pada tahun 2015. Selanjutnya sasaran kinerja pegawai sebagai Informan 2 (I2) pada tahun 2016 dapat di lihat pada tabel 4.4

(41)

Tabel 4.4: SKP Informan 2 (I2) Tahun 2016

No. Butir Kegiatan Target Realisasi

Kuant Output Kuant Output Unsur Utama:

1. Mengevaluasi koleksi

perpustakaan untuk penyiangan

500 Eks 300 Eks 2. Melakukan survey kebutuhan

informasi pemustaka

3 Laporan 3 Laporan 3. Melakukan penelussuran informasi

kompleks

480 Topik 350 Topik 4. Melakukan bimbingan pengguna

sumber referensi

96 Kali 80 Kali Unsur Penunjang:

1. Membuat tulisan ilmiah populer di bidang kepustakawanan yang disebarkan melalui media massa

1 Naskah 1 Naskah

Tabel 4.4 menjelaskan mengenai penilaian sasaran kerja pegawai sebagai Informan 2 (I2) Tahun 2016 mendapatkan penilaian yang baik dari pejabat penilai dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara.

3. Informan 3 (I3)

Sasaran Kinerja Pegawai sebagai Informan 3 (I3) dalam penelitian ini pada tahun 2015 dapat di lihat pada tabel 4.5

Tabel 4.5: SKP Informan 3 (I3) Tahun 2015

No. Butir Kegiatan Target Realisasi

Kuant Output Kuant Output Unsur Utama:

1. Melakukan penelsuran literatur untuk bahan bacaan

700 Topik 650 Topik 2. Melakukan bimbingan pemakai

perpustakaan

800 Orang 700 Orang 3. Melakukan bimbingan pemakai

sumber rujukan

150 Kali 135 Kali 4. Menentukan subjek 750 Judul 650 Judul 5. Melakukan klasifikasi kompleks 750 Judul 650 Judul

(42)

Tabel 4.5 menjelaskan bahwa penilaian sasaran kerja pegawai sebagai Informan 3 (I3) mendapatkan penilaian yang baik di karenakan telah melaksanakan tugas pokok yang sesuai dengan sasaran kerja pegawai pada tahun 2015. Selanjutnya sasaran kerja pegawai pada tahun 2016 sebagai Informan 3 (I3) dapat di lihat pada tabel 4.6

Tabel 4.6: SKP Informan 3 (I3) Tahun 2016

No. Butir Kegiatan Target Realisasi

Kuant Output Kuant Output Unsur Utama:

1. Melakukan bimbingan pemustaka dalam bentuk pendidikan pemakai

132 Kali 120 Kali

2. Membina kelompok pembaca 125 Kali 125 Kali

3. Menyelenggarakan pameran sebagai pemandu

4 Kali 4 Kali

4. Sertifikasi pengolahan bahan pustaka 5 Unit

Kompetensi

5 Unit Kompetensi Unsur Penunjang:

1. Seminar bidang perpustakaan sebagai peserta

4 Kali 2 Kali

2. Menjadi anggota IPI Kota Medan 1 Tahun 1 Tahun

Tabel 4.6 menjelaskan mengenai penilaian sasaran kerja pegawai atas Informan 3 (I3) Tahun 2016 mendapatkan penilaian yang baik dari pejabat penilai dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara.

4. Informan 4 (I4)

Tabel 4.7 berikut merupakan sasaran kinerja pegawai sebagai Informan 4 (I4) pada tahun 2015

Tabel 4.7: SKP Informan 4 (I4) Tahun 2015

No. Butir Kegiatan Target Realisasi

Kuant Output Kuant Output Unsur Utama:

1. Melakukan penelususran literatur untuk penelitian dan/atau penulisan ilmiah

800 Topik 728 Topik

(43)

perpustakaan

3. Melakukan bimbingan pemakai sumber rujukan

185 Kali 180 Kali 4. Karya tulis/karya ilmiah populer

dibidang perpusdokinfo setiap tulisan yang merupakan satu kesatuan yang disebarluaskan melalui media massa

1 Naskah 1 Naskah

5. Menyelenggarakan pameran

sebagai pemandu

5 Kali 5 Kali

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa penilaian sasaran kinerja pegawai atas Informan 4 (I4) mendapat penilaian yang baik di karenakan telah melaksanakan tugas dari unsur utama yang sesuai dengan sasaran kinerja pegawai pada tahun 2015. Pada tabel 4.8 merupakan sasaran kinerja pegawai sebagai Informan 4 (I4) pada tahun 2016

Tabel 4.8: SKP Informan 4 (I4) Tahun 2016

No. Butir Kegiatan Target Realisasi

Kuant Output Kuant Output Unsur Utama:

1. Melakukan penelusuran informasi kompleks

215 Topik 200 Topik

2. Melakukan bimbingan pemustaka dalam bentuk pendidikan pemakai

230 Kali 215 Kali

3. Karya tulis/karya populer di bidang perpusdokinfo setiap tulisan yang merupakan satu kesatuan yang disebarluaskan melalui media massa

1 Naskah 1 Naskah

4. Menyelenggarakan pameran sebagai pemandu

5 Kali 4 Kali

5. Sertifikasi pengolahan bahan perpustakaan

5 Unit

Kompetensi

5 Unit

Kompetensi Unsur Penunjang:

1. Mengikuti seminar tentang

perpustakaan sebagai peserta

3 Kali 2 Kali

Tabel 4.8 menjelaskan bahwa penilaian sasaran kerja pegawai sebagai Informan 4 (I4) mendapatkan penilaian yang baik di karenakan telah melaksanakan unsur

(44)

utama dan unsur penunjang yang sesuai dengan sasaran kerja pegawai pada tahun 2016.

5. Informan 5 (I5)

Pada tabel 4.9 berikut merupakan sasaran kinerja pegawai sebagai Informan 5 (I5) pada tahun 2015

Tabel 4.9: SKP Informan 5 (I5) Tahun 2015

No Butir Kegiatan Target Realisasi

Kuant Output Kuant Output Unsur Utama:

1. Melakukan penelusuran literatur untuk penelitian dan/atau penulisan ilmiah

1000 Topik 960 Topik

2. Melakukan bimbingan pemakai sumber rujukan

120 Kali 120 Kali 3. Menyunting data bibliografi 1000 Cantuman 950 Cantuman 4. Menetapkan hasil evaluasi dan

penyiangan

800 Judul 750 Judul 5. Melakukan bimbingan pemakai

perpustakaan

1200 Judul 1150 Judul

Tabel 4.9 menjelaskan bahwa penilaian sasaran kerja pegawai atas Informan 5 (I5), mendapatkan penilaian yang baik di karenakan telah melaksanakan tugas pokok yang sesuai dengan sasaran kerja pegawai pada tahun 2015.

Selanjutnya sasaran kerja pegawai pada tahun 2016 atas Informan 5 (I5), dapat di lihat pada tabel 4.10

Tabel 4.10: SKP Informan 5 (I5) Tahun 2016

No Butir Kegiatan Target Realisasi

Kuant Output Kuant Output Unsur Utama:

1. Melakukan bimbingan pemustaka dalam bentuk pendidikan pemakai

120 Kali 120 Kali 2. Melakukan survey kebutuhan

informasi pemustaka

8 Laporan 8 Laporan 3. Membuat tulisan ilmiah populer 1 Naskah 1 Naskah

(45)

disebarluaskan melalui media massa

4. Menyampaikan prasaran berupa tinjauan, gagasan dan/atau ulasan ilmiah dibidang kepustakawanan pada pertemuan

2 Naskah 2 Naskah

5. Mengikuti diklat fungsional/teknis kepustakawanan serta memperoleh STTPP

1 Sertifikat 1 Sertifikat

Unsur Penunjang:

1. Pengajar/pelatih pada diklat fungsional/teknis bidang kepustakawanan

1 SK 1 SK

2. Menjadi anggota IPI Kota Medan 1 Tahun 1 Tahun

Tabel 4.10 menjelaskan mengenai penilaian sasaran kerja pegawai sebagai Informan 5 (I5) Tahun 2016 mendapatkan penilaian yang baik dari pejabat penilai dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara.

6. Informan 6 (I6)

Pada tabel 4.11 merupakan sasaran kinerja pegawai sebagai Informan 6 (I6) pada tahun 2015

Tabel 4.11: SKP Informan 6 (I6) Tahun 2015

No Butir Kegiatan Target Realisasi

Kuant Output Kuant Output Unsur Utama:

1. Menetapkan hasil evaluasi untuk penyiangan

350 Eks 320 Eks 2. Melakukan survey kebutuhan

informasi pemustaka

3 Laporan 3 Laporan 3. Melakukan penelusuran informasi

kompleks

330 Topik 310 Topik 4. Melakukan bimbingan pengguna

sumber referensi

100 Kali 95 Kali 5. Membuat tulisan ilmiah populer di

bidang kepustakawanan yang disebarkan melalui media massa

1 Naskah 1 Naskah

Unsur Penunjang:

1. Menyelenggarakan pameran 4 Kali 4 Kali

(46)

sebagai pemandu

Tabel 4.11 menjelaskan bahwa penilaian sasaran kerja pegawai sebagai Informan 6 (I6) mendapatkan penilaian yang baik di karenakan telah melaksanakan unsur utama dan unsur penunjang yang sesuai dengan sasaran kerja pegawai pada tahun 2015. Pada tabel 4.12 merupakan sasaran kinerja pegawai sebagai Informan 6 (I6) pada tahun 2016

Tabel 4.12: SKP Informan 6 (I6) Tahun 2016

No Butir Kegiatan Target Realisasi

Kuant Output Kuant Output Unsur Utama:

1. Menetapkan hasil evaluasi untuk penyiangan

250 Eks 200 Eks 2. Melakukan survey kebutuhan

informasi pemustaka

3 Laporan 3 Laporan 3. Melakukan penelusuran informasi

kompleks

200 Topik 150 Topik 4. Melakukan bimbingan pengguna

sumber referensi

80 Kali 60 Kali Unsur Penunjang:

1. Membuat tulisan ilmiah populer di bidang kepustakawanan yang disebarkan melalui media massa

1 Naskah 1 Naskah

Tabel 4.12 menjelaskan bahwa penilaian sasaran kerja pegawai sebagai Informan 6 (I6), mendapatkan penilaian yang baik di karenakan telah melaksanakan unsur utama dan unsur penunjang yang sesuai dengan sasaran kerja pegawai pada tahun 2016.

7. Informan 7 (I7)

Pada tabel 4.13 merupakan sasaran kinerja pegawai sebagai Informan 7 (I7) pada tahun 2015

(47)

Tabel 4.13: SKP Informan 7 (I7) Tahun 2015

No Butir Kegiatan Target Realisasi

Kuant Output Kuant Output Unsur Utama:

1. Melakukan survey kebutuhan informasi pemustaka

3 Laporan 3 Laporan

2. Mengevaluasi koleksi

perpustakaan untuk penyiangan

1500 Eks 1000 Eks 3. Melakukan bimbingan pemustaka

dalam bentuk pendidikan pemustaka

100 Kali 100 Kali

4. Melakukan bimbingan

penggunaan sumber referensi

300 Eks 200 Eks 5. Menentukan subjek 750 Judul 650 Judul 6. Melakukan klasifikasi kompleks 750 Judul 650 Judul

Tabel 4.13 menjelaskan bahwa penilaian sasaran kerja pegawai sebagai Informan 7 (I7), mendapatkan penilaian yang baik di karenakan telah melaksanakan tugas pokok yang sesuai dengan sasaran kerja pegawai pada tahun 2015.

Pada tabel 4.14 merupakan sasaran kinerja pegawai sebagai Informan 7 (I7) pada tahun 2016

Tabel 4.14: SKP Informan 7 (I7) Tahun 2016

No Butir Kegiatan Target Realisasi

Kuant Output Kuant Output Unsur Utama:

1. Melakukan survey kebutuhan informasi pemustaka

4 Laporan 4 Laporan

2. Mengevaluasi koleksi

perpustakaan untuk penyiangan

1500 Eks 1000 Eks 3. Melakukan bimbingan pemustaka

dalam bentuk pendidikan pemustaka

100 Kali 100 Kali

4. Melakukan bimbingan

penggunaan sumber referensi

300 Eks 200 Eks

(48)

Tabel 4.14 menjelaskan mengenai penilaian sasaran kerja pegawai sebagai Informan 7 (I7) Tahun 2016 mendapatkan penilaian yang baik dari pejabat penilai dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara.

8. Informan 8 (I8)

Pada tabel 4.15 merupakan sasaran kinerja pegawai sebagai Informan 8 (I8) pada tahun 2015

Tabel 4.15: SKP Informan 8 (I8) Tahun 2015

No Butir Kegiatan Target Realisasi

Kuant Output Kuant Output Unsur Utama:

1. Melakukan bimbingan, arahan kepada pemustaka

600 Orang 560 Orang 2. Menata koleksi pada rak buku

sesuai dengan nomor klasifikasi

20340 Eks 20101 Eks 3. Memberi jasa layanan informasi

bagi pemustaka sesuai dengan ketentuan dan standar yang ditentukan

3700 Orang 3500 Orang

4. Melakukan bimbingan pemakai perpustakaan

450 Orang 436 Orang 5. Melakukan penelusuran literatur

untuk bahan bacaan

6500 Judul 6456 Judul 6. Melakukan automasi data

bibliografis (entri data) koleksi perpustakaan

1400 Cantuman 1400 Cantuman

7. Memberikan masukan yang perlu kepada sub.bidang layanan perpustakaan

12 Laporan 12 Laporan

8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan

20 Laporan 18 Laporan

Tabel 4.15 menjelaskan bahwa penilaian sasaran kerja pegawai sebagai Informan 8 (I8) mendapatkan penilaian yang baik di karenakan telah melaksanakan unsur utama dan unsur penunjang yang sesuai dengan sasaran kerja pegawai pada tahun

Referensi

Dokumen terkait

bahwa prevalensi ansietas pada mahasiswa kedokteran FK Unand tahap akademik menjelang ujian tulis sebesar.. 46,99%, ansietas ringan prevalensinya sebesar 30,45%,

a) Traditional accountability. Akuntabilitas tradisional merupakan suatu tanggungjawab birokrat yang telah diberikan kewenangan untuk melaksanakan fungsi tertentu sebagaimana

dan demam intrapartum (p=0,083) tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian pneumonia neonatus di..

b.Penelitian difokuskan pada jenis nama dalam masyarakat Batak Karo yang terdapat di Kecamatan Juhar.a. c.Penelitian ini difokuskan pada kategorisasi makna nama orang yang

Perhitungan Tunjangan Tambahan yang dimiliki oleh Dinas Sosial Kota.. Salatiga kurang efektif karena masih menggunakan perhitungan

Kondisi dinding rumah terbuat dari papan dan tidak rapat memudahkan nyamuk untuk masuk ke dalam rumah, dan terdapatnya genangan air di sekitar rumah merupakan tempat

Terkhusus kepada kekasih Angga Satri Hardiansyah S.T dan sahabat-sahabat penulis yaitu Pestaria, Juli, Anggun dan teman-teman stambuk 2013 Program Studi Sastra Indonesia yang

pernah mengalami abortus sebelumnya, usia kehamilan kurang dari 12 minggu, tidak bekerja dan pendidikan terakhir.. SD, SLTP dan SLTA dibandingkan dengan ibu yang tidak