• Tidak ada hasil yang ditemukan

T POR 1201051 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T POR 1201051 Chapter1"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara umum, bertujuan membentuk peserta didik secara menyeluruh dengan mengembangkan aspek-aspek kognitif, afektif, psikomotor, sosial, dan mental peserta didik. Pendidikan jasmani adalah pendidikan tentang dan melalui aktivitas jasmani yang dalam bahasa aslinya “physical education is education of and through movement” (Adang Suherman, 2009: 5). Gerak merupakan bahan kajian utama yang terdapat dalam kurikulum pendidikan jasmani. Melalui gerak manusia dapat berfungsi dan melakukan segala hal yang ingin dilakukannya mulai dari gerak yang paling sederhana sampai dengan gerak yang paling kompleks. Akan tetapi kemampuan gerak (motor ability) setiap individu akan sangat beragam dipengaruhi oleh faktor-faktor dari dalam maupun dari luar lingkungannya terutama dalam hal perkembangan, kematangan, dan pertumbuhan.

Perkembangan merupakan istilah umum yang merujuk pada kemajuan dan kemunduran yang terjadi hingga akhir hayat, sedangkan pertumbuhan merupakan aspek struktural dari perkembangan, sedangkan kematangan berkaitan dengan fungsi pada perkembangan manusia (Saputra, 2010: 1.4).

(2)

Potensi gerak anak telah ada sejak awal kehidupan dan menjadi bagian penting dalam kehidupan anak sejak dini seperti yang dikemukakan oleh studi-studi berikut: “Research has shown that physical activity behavioral patterns are established early in life” (Jago et al., 2005),”...it is essential that physical activity

becomes an essential part of a child’s life early in age” (Moore et al., 2003).

Adapun tujuan primer atau tujuan utama dari pendidikan jasmani adalah mendorong perubahan jangka panjang dalam perilaku beraktivitas fisik (jasmani). Seperti dinyatakan Auwelee (1999: 23), bahwa : “...a primary aim of P.E should

be to encourage long-term change in physical activity”.

Begitu pentingnya pendidikan jasmani diterapkan di sekolah dan menjadi salah satu mata pelajaran yang harus dikedepankan dalam membantu mengoptimalkan kompetensi setiap peserta didik. Sehubungan dengan ungkapan tersebut, Rusli Lutan (1999, hlm. 8) mengungkapkan usulan utama agar tujuan tersebut tercapai, yaitu: 1) Pentingnya upaya untuk memajukan pendidikan jasmani dan karena itu diperlukan sumber-sumber untuk meluncurkan program yang bermutu dalam pendidikan jasmani di berbagai negara, baik yang telah tersedia maupun yang mengalami penurunan. 2) Upaya tersebut berpengaruh terhadap kesehatan, well being dan perkembangan, lengkap menyeluruh pada arah di seluruh dunia juga berpengaruh terhadap penyelenggaraan pendidikan jasmani dan olahraga.

Pada kesempatan lain, Wakil Presiden ICSSPE Margaret Talbot, dari Leeds Metropolitan University Inggris dalam Rusli Lutan (2001, hlm. 2) menjelaskan,

The case for Physical Education, memaparkan peranan penting pendidikan jasmani dalam pendidikan dan pembinaan olahraga. Hal itu dapat dicapai dengan cara menyelenggarakan bidang studi itu melalui kurikulum sekolah. Pendidikan jasmani merupakan landasan bagi pembinaan olahraga secara berkelanjutan sebuah proses yang tidak tergantikan untuk memberikan perkembangan kognitif dan sosial.

(3)

keterlibatan dalam kehidupan sosial dan masyarakat. Kesemua itu memerlukan sumber daya untuk mencapai kualitas program yang baik, sistematis dan melalui program itu ditanami investasi dalam pendidikan jasmani untuk pendidikan, untuk anak, dan untuk olahraga.

Menurut Rusli Lutan (1997, hlm. 65), apabila anak terus menerus menghapal saja seperti kecenderungan pendidikan kita saat ini, belahan otak kirilah yang berfungsi, hal ini akan menjadi peserta didik cranky (sakitan) dan sangat peka untuk merespon secara bermusuhan terhadap tegur sapa seseorang.

Tidak mengherankan jika mudah sekali terbentuk sikap bermusuhan di antara peserta didik, dikarenakan kurang optimalnya pemberdayaan organ tubuh secara menyeluruh, termasuk terhadap gerak atau kegiatan sehari-hari yang terdapat dalam pendidikan jasmani. Uraian di atas jelas sekali memberikan sinyal bahwa begitu pentingnya pendidikan jasmani bagi kehidupan manusia dalam mengoptimalkan anggota tubuh yang dimilikinya dan pendidikan jasmani dapat dijadikan salah satu fasilitator dalam dunia pendidikan ke arah yang lebih baik lagi.

Pada bagian awal, peneliti telah memaparkan tentang pendidikan jasmani yang mempunyai tujuan ideal, program pendidikan jasmani itu bersifat menyeluruh, sebab mencakup bukan hanya aspek fisik tetapi juga aspek lainnya. Termasuk aspek intelektual, emosional, sosial dan moral, dengan maksud kelak peserta didik menjadi percaya diri, disiplin, sehat, bugar, dan hidup bahagia.

(4)

secara menyeluruh. Karena itu para ahli sepakat bahwa pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani.

Guru yang mengajar pendidikan jasmani adalah ahli dalam pendidikan tentang dan melalui aktivitas jasmani. Keahliannya itu penting untuk memberdayakan peserta didik melalui aktivitas jasmani dan keterampilan motorik yang diperlukan untuk menjalani pengalaman dalam aneka bentuk budaya gerak di satu pihak, dan dalam mendorong pertumbuhan, perkembangan individu serta sosial melalui aktivitas jasmani di pihak lainnya. Berbagai lembaga dan organisasi yang memainkan peranan dalam pembinaan kesehatan dan aktivitas jasmani, kaum muda di anjurkan untuk kerjasama.

Pengembangan domain psikomotor yang mencakup aspek kesegaran jasmani dan perkembangan perseptual motorik, menegaskan bahwa upaya pendidikan jasmani berlangsung melalui gerak atau aktivitas jasmani sebagai perantara untuk tujuan yang bersifat mendidik dan sekaligus untuk tujuan yang bersifat pembentukan serta pembinaan keterampilan itu sendiri. Dengan kata lain dari aspek prilaku yang teramati, proses belajar itu tertuju pada dua hal, yaitu: 1) Belajar untuk bergerak atau menguasai keterampilan gerak. 2) Belajar melalui gerak bersama.

Fakta yang terjadi dilingkungan sekolah peneliti, peserta didik yang dalam masa pubertas merasa kurang percaya diri, takut melakukan kesalahan pada saat melakukan aktivias jasmani dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Terutama anak perempuan, peserta didik yang berbadan gemuk, atau peserta didik yang merasa berbeda dengan peserta didik yang lain.

Pendidikan jasmani memberikan cakupan yang lebih luas lagi yaitu terhadap kecerdasan intelegensi (intelegensi emosional) yaitu terdiri dari beberapa aspek, yaitu pengendalian diri, kemampuan memotivasi diri, ketekunan dan kemampuan untuk berempati. Intelegensi emosional ini merupakan hal yang sangat penting dalam menyelaraskan akal dan emosi agar dapat hidup berdampingan (bermasyarakat / berorganisasi).

(5)

sebuah kumpulan individu yang berbeda, tetapi guru juga harus mampu memperagakan adegan aktivitas gerak dalam tugas ajarnya. Dalam upaya meningkatkan kemampuan gerak peserta didik, seorang guru juga dituntut tahu cara untuk memberikan dorongan agar peserta didik tertarik untuk melakukan tugas gerak lebih baik lagi. Hal tersebut dikenal dengan istilah reinforcement.

Reinforcement diberikan kepada peserta didik sebagai penguat / pengukuh agar tampilan yang dilakukan lebih baik.

Rusli Lutan (1997, hlm. 2) mengungkapkan: “Guru pendidikan jasmani, sibuk dengan serangkaian kegiatan, memberikan bantuan, koreksi, reinforcement

berupa kata-kata yang selalu memberikan semangat, mengawasi anak didik jangan sampai ada yang terpeleset / cidera”.

Dalam sisi lain Robert S. Weinberg & Daniel Gould (1995, hlm. 21) mengungkapkan bahwa:

Untuk menciptakan sebuah lingkungan yang membantu mengembangkan perkembangan, para ahli menggunakan teknik motivasi yang berdasarkan pada prinsip penguatan. Penguatan adalah penggunaan penghargaan dan hukuman yang meningkat dan menurun pada tanggapan di masa yang akan datang. Prinsip penguatan (reinforcement) ini ada di antara penelitian yang luas dan diterima secara psikologi.

Akarnya adalah dari teori modifikasi prilaku dan kondisi kerja B.F Skinner, para ahli teori menjelaskan bahwa pengajaran sebagian mengambil dari prinsip penguatan. Mengajar adalah susunan sebuah penguatan terhadap cara pembelajaran peserta didik. Mereka belajar tanpa pengajaran dalam lingkungan mereka sendiri, tapi guru menyusun sebuah unsur penguatan khusus untuk mempercepat pembelajaran, mempercepat prilaku yang diminta secara perlahan atau untuk memastikan prilaku yang tidak pernah muncul.

(6)

mamapu memperagakan rangkaian tugas gerak yang sulit menjadi mudah dan mampu dilakukan oleh peserta didik.

Pada kesempatan yang lain Thorndike (1986, hlm. 7) mengungkapkan teori yaitu: ”Reinforcement diasosiasikan dengan respon, karena respon itu beroperasi memberi reinforcement. Dalam hal ini menggambarkan bila tingkah laku sebelumnya belum pernah dimiliki, ketika ia melakukan tingkah laku tersebut berpeluang untuk sering terjadi”. Penguatan atau reinforcement terbagi menjadi

reinforcement positif dan reinforcement negatif. Reinforcement positif berfungsi untuk menguatkan prilaku dengan memotivasi peserta didik dalam penampilannya. Para ahli pendidikan jasmani menyarankan untuk melakukan pendekatan positif untuk memotivasi dan menghindari pengaruh efek samping yang potensial sebagai pendekatan utamanya.

Penelitian menunjukkan bahwa atlet yang bermain dengan orientasi positif dari pelatihnya akan bermain dengan baik. (Martin & Hyrcaiko, 1983). Penguatan positif bisa memberikan kebutuhan para atlet dan ini merupakan salah satu cara terbaik untuk mengetahui orang yang disukai atau tidak dalam satu tim. Menurut Walker & Shea (1984, hlm. 29) menjelaskan bahwa reinforcement

positif adalah memberikan penguatan yang menyenangkan setelah tingkah laku yang diinginkan ditampilkan dengan tujuan agar tingkah laku tersebut cenderung diulang meningkat dan menetap di masa yang akan datang. Jadi reinforcement positif yaitu peristiwa atau sesuatu yang membuat tingkah laku tersebut dikehendaki berpeluang diulang karena bersifat disenangi. Reinforcement positif akan dominan merubah prilaku seseorang, pada kenyataannya banyak peneliti menyarankan bahwa 80% sampai 90% penguatan harus bersifat reinforcement

positif / penguat positif, walaupun hukuman memberikan dampak negatif, tetapi jangan sampai hal itu dilakukan secara terus menerus.

(7)

Skinner yaitu menghilangkan aversive stimulus (negative reinforcement) yang biasa dilakukan agar tingkah laku yang tidak diinginkan berkurang.

Reinforcement negatif yaitu peristiwa atau sesuatu tingkah laku yang tidak dikehendaki kecil peluang untuk diulang. Reinforcement dapat bersifat tidak menyenangkan atau tidak memberi dampak pada perubahan tingkah laku tujuan (Sukadji, 1983, hlm. 12). Dalam pemberian reinforcement negatif setiap guru harus berpatokan bahwa hanya kepada prilakunya saja yang dikenakan

reinforcement negatif bukan kepada orangnya.

Penguatan (reinforcement) akan memiliki efek yang lebih bermakna bila diberikan segera setelah tingkah laku yang diinginkan dilakukan oleh peserta didik. Alasan pemberian reinforcement dengan segera ialah untuk menghindari terdapat tingkah laku lain yang menyela tingkah laku yang diharapkan. Apapun

reinforcement yang diberikan guru kepada peserta didik diharapkan dapat meningkatkan keterampilan gerak peserta didik menjadi lebih baik. Karena pada dasarnya pemberian reinforcement untuk memberikan motivasi belajar peserta didik, selain itu peserta didik diharapkan lebih percaya diri, berani dan tidak minder pada saat melakukan aktivitasa jasmani dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh pemberian reinforcement positif dalam pendidikan jasmani terhadap peningkatan keterampilan gerak peserta didik?

2. Apakah ada pengaruh pemberian reinforcement negatif dalam pendidikan jasmani terhadap peningkatan keterampilan gerak peserta didik?

3. Apakah ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pemberian

reinforcement positif dan reinforcement negatif terhadap peningkatan keterampilan gerak peserta didik ?

4. Apakah pengaruh pemberian reinforcement positif lebih baik daripada

(8)

C. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian tentu saja ada tujuan yang ingin di ungkap, maka penulis bagi menjadi sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tantang pengaruh pemberian reinforcement positif dan negatif terhadap keterampilan gerak peserta didik. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pendidikan jasmani guru hendaknya menggunakan kedua

reinforcement dengan tepat untuk menghindari prilaku peserta didik yang kurang baik.

2. Tujuan Khusus.

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui besarnya pengaruh pemberian reinforcement positif terhadap keterampilan gerak peserta didik.

b. Untuk mengetahui besarnya pengaruh pemberian reinforcement negatif terhadap keterampilan gerak peserta didik

c. Untuk mengetahui besarnya perbedaan pengaruh pemberian

reinforcement positif dengan reinforcement negatif terhadap keterampilan gerak peserta didik.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan dijadikan referensi bagi guru pendidikan jasmani dalam mengajar keterampilan gerak. Adapun manfaat penelitian ini penulis bagi ke dalam:

1. Teoritis

(9)

2. Praktis

Penelitian ini juga memberikan sumbangan yang praktis bagi para guru pendidikan jasmani dalam meningkatkan kemampuan gerak peserta didik dan memberikan keleluasaan pada peserta didik untuk belajar gerak lebih banyak lagi.

E. Stuktur Organisasi Tesis

Referensi

Dokumen terkait

Analisis penerapan Kontroler PID Pada AVR Untuk Menjaga Kestabilan Tegangan di PLTP Wayang Windu.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Draft skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis. © Ramadhan Wengku Arizal Universitas

 Pilihlan salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan yang Saudara(i) alami dengan memberi tanda cek (V) pada kolom yang sesuai..  Isilah semua nomor dalam kuesioner ini

Tujuan penulisan jurnal ini adalah untuk mengetahui tentang perkembangan sekularisme dan Turki Modern, pengaruh Mustafa Kemal Atatürk sebagai pendiri

Warnet Adi.net sebagai perusahaan yang menawarkan jasa, saat ini cukup bersaing ketat dengan perusahaan lain sehingga penulis ingin mengetahui bagaimana kepuasan konsumen

Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari: (a) hasil tes awal dan tes akhir pemahaman konsep; (b) hasil tes awal dan tes akhir keterampilan proses sains; (c) Keunggulan

Pengambilan kayu dan pemanfaatan sumberdaya hutan yang dilakukan oleh komunitas lokal berlatar belakang sosial ekonomi dan budaya (kayu bakar dan membangun rumah

Kabupaten Kediri yang pantas untuk dilekatkan pada tiap kemasan produk makanan atau minuman, mencantumkan logo Kabupaten Kediri, kualitas bahan dan cetak harus diperbaiki,