• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN IPA TEMA TEMPAT TINGGALKU PADA SISWA KELAS IV SD DITINJAU DARI JENIS PERTANYAAN GURU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN IPA TEMA TEMPAT TINGGALKU PADA SISWA KELAS IV SD DITINJAU DARI JENIS PERTANYAAN GURU"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR

PENGETAHUAN IPA TEMA TEMPAT TINGGALKU PADA SISWA

KELAS IV SD DITINJAU DARI JENIS PERTANYAAN GURU

Ni Wyn. Putri Yuliana

1

, I Wyn. Rinda Suardika

2

, I Kt. Ardana

3 1,2,3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: putrikcb@gmail.com

1

, suardikarinda@yahoo.co.id

2

,

ketut_ardana55@yahoo.com

3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPA antara siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan Saintifik menggunakan pertanyaan terbuka, siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan Saintifik menggunakan pertanyaan tertutup dan siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan Saintifik yang konvensional tema Tempat Tinggalku pada siswa kelas IV SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasy experiment) dengan desain yang digunakan adalah “Non Equivalent Control Group Design”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Gugus I Gusti Ngurah Rai kecamatan Denpasar Timur. Sampel ditentukan melalui teknik random sampling dengan mengundi kelas-kelas yang setara, sehingga diperoleh sampel SDN 3 Penatih, SDN 6 Penatih dan SDN 5 Penatih (IVA). Hasil belajar pengetahuan IPA dikumpulkan dengan menggunakan tes uraian yang kemudian dianalisis dengan Anava Satu Jalur (One Way-Anova).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan. Berdasarkan Anava satu jalur diperoleh Fhitung = 6.806 dan Ftabel pada taraf signifikansi

5% =3.09. Sehingga Fhitung>Ftabel (6.806>3.09) artinya H0 ditolak dan Ha diterima. Dilihat

dari nilai rata-rata, hasil belajar pengetahuan IPA yang diperoleh menggunakan pertanyaan terbuka lebih tinggi dari hasil belajar pengetahuan IPA yang diperoleh menggunakan pertanyaan tertutup maupun yang konvensional, dan hasil belajar pengetahuan IPA yang diperoleh menggunakan pertanyaan tertutup lebih rendah daripada yang konvensional (77.16 > 70 < 70.45). Dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan Saintifik ditinjau dari Jenis pertanyaan guru berpengaruh terhadap hasil belajar pengetahuan IPA tema Tempat Tinggalku pada siswa kelas IV di SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur.

Kata kunci : pendekatan Saintifik, pertanyaan terbuka, pertanyaan tertutup, hasil belajar pengetahuan IPA

Abstract

This research purpose were to know the significant difference of science learning outcomes between the student’s who learned through scientific approach by using open-ended questions with the student’s who learned through scientific approach by using closed questions, and the students who learned through conventional scientific approach on the theme of “Tempat Tinggalku” in the fourth grade at SD

Gugus I Gusti Ngurah Rai East Denpasar. This research was a quasi-experimental design with non-equivalent control group design. The population of this research was all of fourth grade students at SD Gugus I Gusti Ngurah Rai East Denpasar. The sample was determined by random sampling technique with randomizes the equivalent classes in order to obtain samples SDN 3 Penatih, SDN 6 Penatih, and SDN 5 Penatih

(2)

(IVA). The data about science learning outcomes were collected by using essay test, then analyzed by one way anova.

The results showed that there are significant differences. Obtained by one way anova Fcount = 6.806 and Ftable at a significance level of 5% =3.09. So that Fcount > Ftable

(6.806>3.09) this means H0 was rejected and Ha was accepted. Seen from the mean

science learning outcomes obtained by using open-ended questions higher than science learning outcomes obtained by using closed questions and conventional, then science learning outcomes obtained by using closed questions lower than conventional (77.16 > 70 < 70.45). So it can be concluded that the application of the scientific approach in terms of the types of teacher questions affected the science learning outcomes theme of “Tempat Tinggalku” in the fourth grade students at SD Gugus I

Gusti Ngurah Rai East Denpasar.

Keywords : scientific approach, open-ended questions, closed questions, science learning outcomes.

PENDAHULUAN

Perubahan kurikulum adalah

sesuatu yang tidak terelakkan dalam proses pengembangan pendidikan. Sama halnya dengan manusia yang selalu mengikuti

perkembangan jaman, kurikulum juga

selalu memerlukan pengembangan baru sesuai dengan perkembangan masyarakat. Perubahan kurikulum didasarkan pada tantangan ke depan yang lebih keras lagi, baik untuk masalah lingkungan hidup, kemajuan tegnologi informasi, globalisasi ekonomi serta kebangkitan industri kreatif

dan budaya. Kurikulum merupakan

komponen yang sangat vital dalam dunia

pendidikan terutama dalam proses

pembelajaran. Menurut UUSP No.20 Tahun

2003, kurikulum adalah seperangkat

rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Sagala,2012:233). Kurikulum yang kini diperbincangkan dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 merupakan

serentetan rangkaian penyempurnaan

terhadap kurikulum tahun 2004 yang berbasis kompetensi lalu diteruskan dengan kurikulum 2006 (KTSP). Pembelajaran

dalam konteks kurikulum 2013

diorientasikan untuk menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana),

dan pengetahuan (tahu apa) yang

terintegrasi (Abidin, 2014:17).

Prinsip pembelajaran yang

digunakan dalam kurikulum 2013 sudah

sesuai dengan paradigma pembelajaran modern, yakni : dari siswa diberi tahu menuju siswa yang mencari tahu, dari

pendekatan tekstual menuju proses

penguatan penggunaan pendekatan ilmiah, dan dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu (Sani, 2014). Sesuai

dengan prinsip pembelajaran dalam

kurikulum 2013, proses pembelajaran di semua jenjang pendidikan dilaksanakan

dengan menggunakan pendekatan saintifik.

Pendekatan saintifik adalah

pendekatan ilmiah yang menggunakan

langkah-langkah ilmiah diantaranya:

mengamati, menanya,

mencoba/mengumpulkan informasi,

menalar, hingga mengkomunikasikan.

Abidin (2014:127) menyatakan pendekatan

saintifik yang disebutnya dengan model

pembelajaran saintifik proses pada

dasarnya adalah pembelajaran yang

dilandasi dengan pendekatan ilmiah yang diorientasikan guna membina kemampuan

siswa memecahkan masalah melalui

serangkaian aktivitas inkuiri yang menuntut kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif

dan berkomunikasi dalam upaya

meningkatkan kemampuan dan

pengetahuan siswa. Menurut Majid

(2014:193), proses pembelajaran yang

menggunakan pendekatan saintifik

bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah guru.

(3)

Karakteristik pendekatan saintifik menurut Abidin (2014:129), adalah objektif, faktual, sistematis, bermetode cermat dan

tepat, logis, aktual, disinterested

(pembelajaran tidak memihak),

Unsupported opinion (tidak menumbuhkan

pendapat atau opini yang tidak disertai bukti-bukti nyata), dan verifikatif.

Selain memiliki karakteristik,

terdapat juga tujuan pembelajaran dengan pendekatan ilmiah. Kurniasih dan Berlin

(2014:33-34) menjelaskan tujuan

pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah (1) untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat

tinggi siswa, (2) untuk membentuk

kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik, (3) terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan, (4) diperolehnya hasil belajar yang tinggi. (5) untuk melatih siswa

dalam mengomunikasikan ide-ide

khususnya dalam menulis artikel ilmiah, (6) untuk mengembangkan karakter siswa.

Selain itu, pendekatan saintifik juga

memiliki prinsip-prinsip pembelajaran.

Menurut Daryanto (2014:58-59) terdapat

beberapa prinsip pendekatan saintifik

dalam kegiatan pembelajaran, antara lain (1) pembelajaran berpusat pada siswa, (2)

pembelanjaran membentuk students self

concept, (3) pembelajaran terhindar dari

verbalisme (4) pembelajaran memberikan

kesempatan pada siswa untuk

mengasimilasi dan mengakomodasi

konsep, hukum, dan prinsip, (5)

pembelajaran mendorong terjadinya

peningkatan kemampuan berpikir siswa, (6)

pembelajaran meningkatkan motivasi

belajar siswa dan motivasi mengajar guru, (7) memberikan kesempatan kepada siswa

untuk melatih kemampuan dalam

komunikasi, (8) adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang

dikonstruksi siswa dalam struktur

kognitifnya.

Dalam pembelajaran, lima kegiatan

pokok pendekatan saintifik yaitu

mengamati, menanya, mencoba

/mengumpulkan informasi, menalar

/asosiasi, dan mengomunikasikan tidak harus dilakukan mengikuti prosedur yang kaku, melainkan dapat disesuaikan dengan

pengetahuan yang hendak dipelajari.

Dalam Permendikbud Nomor 81A

dijelaskan kelima kegiatan pokok tersebut diantaranya (1) mengamati untuk melatih

kesungguhan, ketelitian, dan mencari

informasi, (2) menanya untuk

mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang

hayat, (3) mengumpulkan

informasi/eksperimen, dapat

mengembangkan sikap teliti jujur,sopan,

menghargai pendapat orang lain,

kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan

belajar sepanjang hayat, (4)

mengasosiasi/mengolah informasi, untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam

menyimpulkan, (5) mengomunikasikan,

untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat

dan jelas, dan mengembangkan

kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

Implemetasi kurikulum 2013 selain

menggunakan pendekatan saintifik,

karakteristik lain dari kurikulum 2013 adalah adanya perubahan pada komponen isi atau bahan ajar. Mata pelajaran disajikan secara tematik atau terpadu. Salah satu muatan mata pelajaran pada struktur kurikulum di

SD adalah mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA). IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus yang mempelajari fenomena alam yang

faktual baik berupa kenyataan atau

kejadian dan hubungan sebab akibatnya (Wisudawati dan Eka, 2014 : 22). Proses pembelajaran IPA menitik beratkan pada suatu proses penelitian. Hal ini terjadi ketika belajar IPA mampu meningkatkan proses berfikir siswa, menumbuhkan rasa ingin tahu yang besar, dan mengembangkan sikap peduli dan tanggung jawab terhadap

(4)

lingkungan alam. IPA merupakan salah satu bidang pelajaran yang membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu siswa secara alamiah (Samatowa, 2011:2). Hal ini akan membantu mereka mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban atas dasar bukti serta

pengembangan cara berpikir ilmiah.

Dahulu, saat ini, dan saat yang akan datang IPA memegang peranan yang sangat penting dalam pembelajaran.

Begitu pentingnya peranan IPA bagi

kehidupan sehari-hari, seharusnya

membuat IPA menjadi salah satu

pembelajaran yang menyenangkan dan

digemari oleh siswa. Namun, pada

kenyataannya pembelajaran yang memuat materi IPA masih kurang digemari karena dianggap sulit dan membosankan. Siswa tidak mengetahui secara mendalam dan utuh mengenai apa yang sedang ia pelajari. Sering kali siswa hanya menerima informasi yang bersifat hafalan tanpa memahami kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, keberhasilan proses

pembelajaran dikelas tentunya tidak

terlepas dari peran guru. Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi pada kegiatan pembelajaran di SDN Gugus I Gusti Ngurah Rai, ditemukan permasalahan lain yaitu guru belum optimal dalam memvariasikan pertanyaan sehingga

menyebahkan kegiatan pembelajaran

menjadi kurang interaktif.

Permasalahan-permasalahan tersebut tentunya

berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang optimal. Sedangkan kondisi ideal yang diharapkan adalah guru yang dulunya sebagai sumber belajar harus bergeser menjadi: 1) perancang pembelajaran agar siswa mencari pengetahuan baru; 2) fasilitator atau mediator untuk belajar (Sani, 2014:3). Untuk dapat menjadi perancang dan fasilitator yang baik dalam proses

pembelajaran, guru harus menguasai

keterampilan-keterampilan dasar mengajar. Salah satunya adalah keterampilan dasar bertanya.

Bertanya merupakan aktivitas yang paling sering dan penting dilakukan dalam

proses pembelajaran. Kemampuan

bertanya merupakan kemampuan utama yang harus dimiliki oleh guru karena

bertanya adalah alat untuk mengajar (Sani,

2014:75). Guru perlu memahami

bagaimana bertanya secara baik dan

benar, juga mempelajari bagaimana

pengaruh bertanya didalam kelas.

Pertanyaan yang baik akan membuat kelas menjadi interaktif, namun kesalahan dalam

bertanya dapat menyebabkan

pembelajaran menjadi tidak menarik.

Menurut Wisudawati dan Eka (2014:163) pemberian pertanyaan yang baik akan mampu mengoptimalkan proses berpikir tingkat tinggi dan kemampuan berpikir kritis pada siswa.

Guru sebaiknya menghindari jenis pertanyaan yang membuat siswa untuk malas berpikir, sebaliknya guru harus

mengembangkan pertanyaan-pertanyaan

yang dapat menumbuhkan rasa ingin tahu yang besar sehingga dapat merangsang kemampuan berpikir siswa. Ketika siswa memiliki rasa ingin tahu yang besar, maka siswa akan berusaha untuk mencari informasi dan secara aktif menemukan sendiri jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Hal tersebut sejalan dengan

pendapat Piaget bahwa pengetahuan

diperoleh siswa dari suatu kegiatan yang dilakukan, bukan menerima pengetahuan dari guru atau kurikulum secara pasif (Susanto, 2013:187). Oleh sebab itu

diujicobakan menerapkan pendekatan

saintifik yang dipadukan dengan beberapa jenis pertanyaan guru.

Ada beberapa jenis pertanyaan

yang berpengaruh dalam proses

pembelajaran, diantaranya adalah jenis pertanyaan terbuka dan jenis pertanyaan

tertutup. Pertanyaan terbuka adalah

pertanyaan untuk mendorong kemampuan berpikir siswa secara divergen. Menurut Kosasih (2014 : 77) pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang memiliki lebih dari satu jawaban yang benar. Sedangkan pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang mendorong kemampuan berpikir siswa secara konvergen. Wisudawati dan Eka (2014:164) menyatakan pertanyaan tertutup merupakan teknik bertanya yang mendorong siswa berpikir konvergen dan menuntut jawaban yang spesifik dan akurat/benar.

Kesenjangan antara kenyataan

(5)

diharapkan tentunya berdampak pada hasil belajar siswa khususnya hasil belajar pada aspek pengetahuan (kognitif). Dari hasil observasi pada beberapa SD di gugus I Gusti Ngurah Rai kecamatan Denpasar Timur, hasil belajar pengetahuan IPA siswa masih belum optimal, khususnya di kelas IV. Berdasarkan hasil wawancara dengan wali kelas IV dikatakan bahwa rata-rata nilai pengetahuan IPA siswa belum optimal yaitu 66 dengan nilai ketuntasan minimal yang ditetapkan adalah 70.

Mengajukan pertanyaan dengan

baik adalah mengajar yang baik. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa guru bertanya adalah membimbing siswa belajar. Sejalan dengan hal tersebut, Wisudawati dan Eka (2014:162) menyatakan bahwa bertanya merupakan suatu teknik yang efektif dalam peroses pembelajaran IPA.

Melalui pertanyaan akan dapat

mengoptimalkan proses berpikir dan

perkembangan mental atau psikologi siswa. Oleh karena itu, dengan menerapkan

pendekatan saintifik yang dipadukan

dengan jenis pertanyaan guru yang tepat dalam pembelajaran dimungkinkan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang

lebih menarik, siswa lebih aktif,

menumbuhkan rasa ingin tahu yang besar dan mendorong kemampuan berpikir siswa. Dengan demikian hasil belajar pengetahuan IPA siswa dapat lebih optimal.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPA antara siswa yang dibelajarkan melalui

pendekatan saintifik menggunakan

pertanyaan terbuka, siswa yang

dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tertutup, dan

siswa yang dibelajarkan dengan

pendekatan saintifik yang konvensional tema Tempat Tinggalku pada siswa kelas IV di SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur tahun ajaran 2014/2015.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV di SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini adalah

pada semester genap tahun ajaran

2014/2015. Jenis penelitian ini adalah

eksperimen semu (Quasy Experiment)

dengan desain penelitian yang digunakan

adalah “Nonequivalent Control Group

Desain”. Pemilihan desain tersebut karena

peneliti menggunakan kelas-kelas yang sudah ada sebagai kelompoknya. Jadi, peneliti tidak membentuk kelas baru dalam

penelitian ini (Darmadi, 2011:202).

Penelitian dengan desain ini, hanya ingin mengetahui tentang perbedaan hasil belajar pengetahuan IPA yaitu antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Oleh karena itu, rancangan penelitian ini hanya memperhitungkan skor post test saja yang dilakukan pada akhir penelitian atau dengan kata lain tanpa memperhitungkan skor pre test.

Populasi penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas IV di SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur tahun ajaran 2014/2015 yang terdiri atas 10 kelas dari 7 SD. Sampel dalam penelitian

ini ditentukan dengan tehnik random

sampling. Random sampling adalah salah

satu cara pengambilan sampel yang representatif, yang dalam pengambilan sampel, setiap individu dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel (Sukmadinata, 2012). Cara yang digunakan untuk menentukan sampel secara random yaitu dengan cara

undian. Sebelum dilakukan pemilihan

sampel, untuk membuktikan secara empirik, maka dilakukan uji kesetaraan dengan anava satu jalur. Digunakan anava satu jalur untuk uji kesetaraan adalah untuk memudahkan pemilihan kelompok sampel. Masing-masing kelompok terdiri atas 3 kelas sampel. Dari 120 kelompok yang memungkinkan untuk dijadikan sampel, ternyata hanya 80 kelompok yang memiliki Fhitung < Ftabel, yang artinya tidak memiliki perbedaan yang signifikan atau setara. Dari 80 kelompok sampel yang setara (tidak signifikan) dipilih kelompok yang akan dijadikan sampel secara random yaitu dengan teknik undian. Dari hasil undian diperoleh SDN 3 Penatih dengan jumlah

siswa 32 orang sebagai kelompok

eksperimen 1 yaitu mendapat perlakuan

pendekatan saintifik menggunakan

(6)

dengan jumlah siswa 33 orang sebagai kelompok kontrol yaitu dengan pendekatan saintifik yang konvensional, dan SDN 6 Penatih dengan jumlah siswa 35 orang sebagai kelompok eksperimen 2 yaitu mendapat perlakuan pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tertutup.

Terdapat dua variabel dalam

penelitian ini, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas sering disebut juga sebagai variabel independen

atau prediktor. Sugiyono (2013:61)

menyatakan bahwa variabel bebas

merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya dan timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan saintifik ditinjau dari jenis pertanyaan guru, yaitu pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup yang diterapkan pada dua kelompok eksperimen dan pendekatan saintifik yang konvensional pada kelompok kontrol.

Variabel terikat sering disebut juga variabel dependen atau kriteria. Sugiyono (2013:61) menyatakan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah hasil belajar

pengetahuan IPA siswa kelas IV di SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur.

Definisi operasional dari masing-masing variable, yaitu (1) pendekatan saintifik dengan pertanyaan terbuka adalah kegiatan pembelajaran yang menekankan

pada kegiatan ilmiah dan dalam

penerapannya lebih kepada penggunaan pertanyaan terbuka, baik untuk memotivasi, mendorong proses berpikir divergen siswa, dan rasa ingin tahu siswa, (2) pendekatan saintifik dengan pertanyaan tertutup adalah kegiatan pembelajaran yang menekankan

pada kegiatan ilmiah dan dalam

penerapannya lebih kepada penggunaan pertanyaan tertutup, baik untuk memotivasi, menguji pengetahuan siswa, dan rasa ingin tahu siswa, (3) pendekatan saintifik yang belum dimodifikasi adalah pendekatan konvensional yang telah diterapkan oleh tingkat pendidikan yang menggunakan

kurikulum 2013, (4) hasil belajar

pengetahuan IPA adalah hasil belajar IPA

yang dilihat dari ranah pengetahuan (kognitif) siswa setelah melalui proses pembelajaran IPA yang menggunakan metode ilmiah.

Pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi data hasil belajar pengetahuan

IPA. Kegiatan pengumpulan data

dilaksanakan pada siswa kelas IV di SD Gugus I Gusti Ngurah Rai yang menjadi anggota sampel. Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan metode tes, yaitu menggunakan instrumen berbentuk soal uraian. Soal bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut siswa

untuk mengingat, memahami, dan

mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah dipelajari, dengan cara

mengemukakan atau mengekspresikan

gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri (Kunandar,2013:203). Instrumen

tersebut sebelumnya dikonsultasikan

dengan dosen ahli dan diujicobakan untuk

mengetahui validitas butir soal dan

reliabilitasnya.

Uji validitas butir soal tes hasil belajar pengetahuan IPA dalam bentuk

uraian mengunakan rumus korelasi product

moment dengan angka kasar. Berdasarkan

uji validitas diketahui dari 15 butir soal terdapat 13 butir soal yang valid dan 2 butir soal yang tidak valid. Realibilitas soal dianalisis dengan menggunakan rumus Alpha. Dari 13 soal yang dinyatakan valid diperoleh rhitung (r11) = 0.78277. berdasarkan hal tersebut, maka r11 > 0.70 artinya bahwa soal tes uraian yang telah diuji dinyatakan telah reliable.

Data yang diperoleh dari hasil

post-test dianalisis dengan menggunakan

statistik deskriptif kuantitatif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif berfungsi untuk mengelompokkan data, menggarap,

memaparkan serta menyajikan hasil

olahan. Statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, mean, median, modus, dan standar deviasi. Dan statistik

inferensial berfungsi untuk

menggeneralisasikan hasil penelitian yang dilakukan pada sampel bagi populasi.

Statistik inferensial diawali dengan

melakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan homogenitas, kemudian dilanjutkan dengan melakukan uji hipotesis dengan

(7)

menggunakan anava satu jalur (one way

anova).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data yang diperoleh dalam

penelitian ini dikelompokkan menjadi tiga, yaitu data hasil belajar pengetahuan IPA siswa di kelompok eksperimen 1 yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan terbuka, data hasil belajar pengetahuan IPA siswa di kelompok eksperimen 2 yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tertutup, dan data hasil belajar pengetahuan IPA siswa di kelompok kontrol yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik yang konvensional. Berdasarkan hasil post-test diperoleh perhitungan nilai rata-rata (mean) kelompok eksperimen 1 =

77.16, standar deviasi kelompok

eksperimen 1 = 8.23 dan varians kelompok eksperimen 1 = 67.81, kemudian nilai rata-rata (mean) kelompok eksperimen 2 = 70, standar deviasi kelompok eksperimen 2 = 10.43 dan varians kelompok eksperimen 2

= 108.76, serta nilai rata-rata (mean)

kelompok kontrol = 70.45, standar deviasi kelompok kontrol = 7.25 dan varians kelompok kontrol = 52.63.

Persentase hasil belajar pengetahuan

IPA kelompok eksperimen 1 yang berada di

sekitar rata-rata sebesar 12.5%, di bawah

rata rata sebesar 43.75% dan di atas rata-rata

sebesar 43.75%. Kelompok eksperimen 2

dengan persentase di sekitar rata-rata

sebesar 20%, di bawah rata -rata sebesar

51.43% dan di atas rata-rata sebesar

28.57%. Dan kelompok kontrol dengan

persentase di sekitar rata-rata sebesar

21.21%, di bawah rata-rata sebesar 39.39%,

dan di atas rata-rata sebanyak 39.39%.

Kategori

nilai

hasil

belajar

pengetahuan IPA kelompok eksperimen 1,

kelompok eksperimen 2, dan kelompok

kontrol

diperoleh dengan mengelompokkan kecenderungannya menjadi lima kategori dengan penilaian acuan kriteria (PAP) skala lima. Hasil yang diperoleh adalah kelompok eksperimen 1 termasuk kategori sangat baik yaitu sebanyak 8 siswa atau 25%, kategori baik sebanyak 17 siswa atau 53.125% dan kategori cukup sebanyak 7

siswa atau 51.875%. Sedangkan dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh oleh kelompok eksperimen 1 yaitu 77.16 termasuk kategori baik. Kelompok eksperimen 2 termasuk kategori sangat baik yaitu sebanyak 2 siswa atau 5.714%, kategori baik sebanyak 15 siswa atau 42.857% dan kategori cukup

sebanyak 18 siswa atau 51.429%.

Sedangkan dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh oleh kelompok eksperimen 2 yaitu 70 termasuk kategori baik. Dan kelompok kontrol berada pada kategori sangat baik yaitu sebanyak 2 siswa atau 6.06%, kategori baik sebanyak 14 siswa atau 42.42% dan kategori cukup sebanyak 17 siswa atau 51.52%. Sedangkan dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh oleh kelompok kontrol yaitu 70.45 termasuk kategori baik.

Sebelum dilakukan uji hipotesis penelitian maka terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas data dan homogenitas varians. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan analisis

Chi Square. Hasil uji normalitas kelompok

eksperimen 1 diperoleh 2hitung = 2.15 dan

2tabel pada taraf signifikansi 5% (α=0,95)

dan derajat kebebasan (dk=6-1=5) adalah 11.07. Sehingga X2hitung < X2tabel hal ini

berarti sebaran data hasil belajar

pengetahuan IPA siswa pada kelompok eksperimen 1 berdistribusi normal.

Pada kelompok eksperimen 2

diperoleh X2hitung = 1.87 dan X2tabel pada

taraf signifikansi 5% (α=0,95) dan derajat

kebebasan (dk=6-1=5) adalah 11.07.

Sehingga X2hitung < X2tabel hal ini berarti

sebaran data hasil belajar pengetahuan IPA siswa pada kelompok eksperimen 2

berdistribusi normal. Kemudian pada

kelompok kontrol diperoleh X2hitung = 6.27

dan X2tabel pada taraf signifikansi 5%

(α=0,95) dan derajat kebebasan (dk=6-1=5)

adalah 11.07. Sehingga X2hitung < X2tabel hal

ini berarti sebaran data hasil belajar pengetahuan IPA siswa pada kelompok kontrol berdistribusi normal.

Uji homogenitas varians dalam penelitian ini menggunakan uji Bartlett karena membandingkan lebih dari dua

gugus data. Dari hasil perhitungan

menggunakan uji Bartlet diperoleh X2hitung =4.56. Untuk (α) = 5% dari daftar distribusi X2 dengan dk = (3-1) = 2 didapat X2tabel = 5.991, ternyata X2hitung < X2tabel yaitu 4.56 <

(8)

5.991 maka H0 diterima. Ini berarti bahwa varian antara kelompok eksperimen 1, kelompok eksperimen 2 dan kelompok

kontrol homogen. Berdasarkan hasil

pengujian diperoleh bahwa data yang diperoleh dari kelompok eksperimen 1, kelompok eksperimen 2, dan kelompok kontrol berdistribusi normal dan homogen, maka analisis dilanjutkan dengan menguji hipotesis menggunakan anava satu jalur

(one way anova).

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis nol berbunyi, “tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPA tema Tempat Tinggalku antara siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan

pertanyaan terbuka, siswa yang

dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tertutup, dan

siswa yang dibelajarkan dengan

pendekatan saintifik yang konvensional pada kelas IV di SD Gugus I Gusti Ngurah Rai kecamatan Denpasar Timur Tahun Ajaran 2014/2015”. Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) dalam penelitian ini adalah “terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPA tema Tempat Tinggalku antara siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan

pertanyaan terbuka, siswa yang

dibelajarkan melalui pendekatan saintifik

menggunakan pertanyaan tertutup, dan

siswa yang dibelajarkan dengan

pendekatan saintifik yang konvensional pada kelas IV di SD Gugus I Gusti Ngurah Rai kecamatan Denpasar Timur Tahun Ajaran 2014/2015”.

Hasil pengujian diperoleh Fhitung = 6.806 kemudian harga tersebut selanjutnya

dibandingkan dengan harga Ftabel dengan

dk pembilang 3-1 = 2 dan dk penyebut 100-3 = 97. Bedasarkan dua dk tersebut, maka dapat diketahui bahwa harga Ftabel untuk 5% = 3.09. Ternyata harga Fhitung lebih besar daripada Ftabel = 6.806 > 3.09. Karena harga Fhitung lebih besar daripada Ftabel untuk kesalahan 5% maka Ho ditolak dan Ha

diterima. Jadi ada perbedaan yang

signifikan hasil belajar pengetahuan IPA tema Tempat Tinggalku antara siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan Saintifik menggunakan pertanyaan terbuka, siswa

yang dibelajarkan melalui pendekatan

Saintifik menggunakan pertanyaan tertutup, dan siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan Saintifik yang konvensional pada kelas IV di SD Gugus I Gusti Ngurah Rai kecamatan Denpasar Timur Tahun Ajaran 2014/2015.

Rekapitulasi hasil pengujian

hipotesis dengan anava satu jalur dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Pengujian Hipotesis

No Sampel Fhitung Ftabel Keterangan

1 Kelompok Eksperimen 1

6.806 3.09 Signifikan

2 Kelompok Eksperimen 1

3 Kelompok Kontrol

Karena hipotesis nol ditolak dan

hipotesis alternaif diterima, maka

kesimpulan yang diperoleh adalah paling tidak dua rerata tidak sama atau paling tidak satu tanda sama dengan tidak berlaku sehingga diperlukan uji lanjut anava. Uji lanjut anava diperlukan untuk menentukan rerata mana sebenarnya yang berbeda

secara signifikan. Teknik pengujian

perbandingan berganda untuk uji lanjut anava yang digunakan adalah Uji Scheffe

dengan kriterian pengujiannya adalah

apabila Fhitung > F’ (nilai F’ = (k-1) Ftabel), maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Rekapitulasi hasil uji lanjut anava dengan uji Scheffe disajikan pada tabel 2.

(9)

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Uji Lanjut Anava

No Sampel N Fhitung F’ Ket.

1. Eksperimen 1 Eksperimen 2 32 35 77.16 70 11.07 6.18 Signifikan 2. Eksperimen 1 Kontrol 32 33 77.16 70.45 9.72 6.18 Signifikan 3. Kontrol Eksperimen 2 33 35 70.45 70 0.04 6.18 Tidak Signifikan

Berdasarkan uji lanjut anava,

diperoleh bahwa (1) terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPA siswa antara kelompok eksperimen 1 dengan kelompok eksperimen 2, (2) terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPA siswa antara kelompok eksperimen 1 dengan kelompok kontrol, (3) tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPA siswa antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen 2.

Siswa pada kelompok eksperimen 1 yaitu kelas IV SDN 3 Penatih diberikan

perlakuan berupa pembelajaran melalui

pendekatan saintifik menggunakan

pertanyaan terbuka. Siswa pada kelompok eksperimen 2 yaitu kelas IV SDN 6 Penatih

diberikan perlakuan berupa pembelajaran

melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tertutup. Dan siswa pada kelompok kontrol yaitu kelas IVA SDN 5 Penatih hanya menerapkan pembelajaran

saintifik yang konvensional. Sebelum

diberikan perlakuan kemampuan awal yang

dimiliki siswa yang menjadi sampel

dinyatakan telah setara, hal ini menunjukan bahwa perbedaan hasil belajar yang

diperoleh setelah diberikan perlakuan

merupakan pengaruh dari perbedaan

perlakuan yang diberikan pada

masing-masing sampel. Perlakuan diberikan

sabanyak 6 kali pertemuan pada

masing-masing kelompok, setelah diberikan

perlakuan dilanjutkan dengan pemberian

post-test.

Data yang diperoleh dalam

penelitian ini menunjukan adanya

perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPA antara siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan terbuka, siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan

saintifik menggunakan pertanyaan tertutup, dan siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik yang konvensional pada tema Tempat Tinggalku kelas IV di SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur tahun ajaran 2014/2015. Perbedaan ini ditunjukan oleh rata-rata hasil belajar pengetahuan IPA siswa, pada kelompok eksperimen 1 memiliki nilai rata-rata 77.16, kelompok eksperimen 2 memiliki nilai rata-rata 70, sedangkan kelompok kontrol 70.45. Hasil perhitungan analisis data menggunakan anava satu jalur semakin menegaskan adanya perbedaan hasil belajar tersebut. Dengan dk pembilang = 2 dan dk penyebut = 97. Bedasarkan dua dk tersebut, maka dapat diketahui bahwa

harga Ftabel untuk 5% = 3.09. Karena harga

Fhitung lebih besar daripada Ftabel = 6.806 > 3.09 maka H0 ditolak atau Ha diterima. Jadi terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPA siswa antara

kelompok eksperimen 1, kelompok

eksperimen 2, dan kelompok kontrol.

Untuk menentukan rerata mana sebenarnya yang berbeda secara signifikan maka dilanjutkan dengan uji lanjut. Dari hasil uji lanjut diperoleh hasil bahwa

perbedaan signifikan hasil belajar

pengetahuan IPA terjadi antara kelompok

eksperimen 1 dengan kelompok

eksperimen 2, dan antara kelompok eksperimen 1 dengan kelompok kontrol, sedangkan antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen 2 tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

Pembelajaran di kelompok

eksperimen 1, yaitu dibelajarkan melalui

pendekatan saintifik menggunakan

pertanyaan terbuka ternyata lebih unggul. Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan Saintifik menggunakan pertanyaan terbuka berlangsung optimal. Siswa pada kelompok

(10)

eksperimen 1 lebih aktif dan antusias dalam

mencari jawaban atau solusi dari

pertanyaan yang diajukan baik oleh guru maupun pada LKS yang telah disiapkan. Keaktifan dan antusias siswa muncul karena rasa ingin tahu siswa terhadap jawaban atau solusi dari permasalahan yang diberikan, sehingga dengan demikian siswa terdorong untuk berpikir lebih kreatif lagi. Dengan memberikan stimulus berupa pertanyaan terbuka, kegiatan pembelajaran

pokok dalam pendekatan saintifik

diantaranya kegiatan mencari informasi dan kegiatan bernalar siswa menjadi lebih optimal. Pembelajaran melalui pendekatan

saintifik dengan pertanyaan terbuka

merupakan kegiatan pembelajaran yang

ditekankan pada pertanyaan yang

mendorong keterampilan berpikir siswa sehingga mempunyai potensi yang kaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada siswa. Dengan demikian, pola pikir siswa menjadi lebih meluas sehingga mampu menjawab pertanyaan tersebut dengan benar. Dapat disimpulkan bahwa

diterapkannya pendekatan Saintifik

menggunakan pertanyaan terbuka

memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar pengetahuan IPA siswa kelas IV SDN 3 Penatih yang menjadi sampel kelompok eksperimen 1. Hal tersebut didukung oleh penelitian Katminingsih (2012) dengan judul “Pengaruh Model

Pembelajaran Open Ended Terhadap Hasil

Belajar Siswa SD Pada Pokok Bahasan

Pecahan”. Model pembelajaran open ended

adalah suatu upaya yang dilakukan guru

untuk membelajarkan siswa dengan

metode penyajian menggunakan

pertanyaan terbuka sehingga

memungkinkan banyak sekali jawaban

yang benar. Penelitian tersebut

menyatakan bahwa pertanyaan terbuka berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang tercermin dari meningkatnya hasil belajar siswa.

Berbeda dengan kegiatan

pembelajaran di kelompok eksperimen 2 Pembelajaran pada kelompok eksperimen 2 yang dibelajarkan melalui pendekatan Saintifik menggunakan pertanyaan tertutup berlangsung kurang optimal dibandingkan dengan kelompok eksperimen 1. Guru sudah menerapkan langkah-langkah atau

kegiatan-kegiatan yang ada pada

pendekatan Saintifik, tetapi siswa kurang aktif dalam mencari informasi dan kurang mengembangkan kemampuan bernalar. Pertanyaan tertutup menuntut hanya satu jawaban yang pasti sehingga pengetahuan siswa hanya sebatas hafalan. Selain hal

tersebut, dalam kelas eksperimen 2

adapun kesulitan - kesulitan yang dialami oleh peneliti dalam kegiatan pembelajaran antara lain (1) ada beberapa siswa yang kurang tertarik dengan penyampaian materi

yang hanya melontarkan

pertanyaan-pertanyaan singkat yang dianggap

membosankan dan (2) sebagian siswa masih ada yang tidak bisa menerima

kehadiran peneliti sebagai pengganti

gurunya, sehingga cenderung tak acuh. Begitupula kelompok kontrol yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik yang konvensional berlangsung kurang optimal. Siswa terlihat kurang aktif selama

mengikuti pembelajaran. Guru sudah

menerapkan langkah-langkah ataupun

kegiatan pembelajaran yang harus ada dalam pendekatan saintifik, namun guru

kurang memvariasikan

pertanyaan-pertanyaan. Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan Saintifik yang konvensinal sebagaimana telah diterapkan di kelas IVA SDN 5 Penatih lebih menekankan pada kegiatan yang mengisi buku siswa dan menjawab pertanyaan yang ada dalam buku LKS yang telah disiapkan oleh

sekolah. Kegiatan pembelajaran yang

demikian terkesan membosankan sehingga siswa kurang aktif dalam menemukan

pengetahuannya sendiri. Hal tersebut

membuat hasil belajar pengetahuan IPA belum optimal.

Hal tersebut mendukung hipotesis

yang menyatakan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPA antara siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan terbuka, siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tertutup, dan siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik yang konvensional. Artinya penerapan pendekatan saintifik yang ditinjau dari jenis pertanyaan guru

berpengaruh terhadap hasil belajar

(11)

pada siswa kelas IV di SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur tahun ajaran 2014/2015.

SIMPULAN DAN SARAN

Hasil penelitian menunjukkan (1) nilai rata-rata kelompok eksperimen 1 yaitu kelas IV SDN 3 Penatih yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan terbuka sebesar 77.16, (2) nilai rata-rata kelompok eksperimen 2 yaitu kelas IV SDN 6 Penatih yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tertutup sebesar 70, (3) nilai rata-rata kelompok control yaitu kelas IVA SDN 5 Penatih yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik yang konvensional sebesar 70.45, dan (4) berdasarkan hasil analisis anava satu jalur dengan dk pembilang = 2, dan dk penyebut = 97 pada taraf signifikansi 5% diperoleh harga Ftabel

sebesar 3,09. Karena Fhitung > Ftabel (6.806 > 3.09) maka H0 ditolak atau Ha diterima. Hal ini membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPA antara siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan terbuka, siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tertutup, dan siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik yang konvensional pada tema Tempat Tinggalku kelas IV di SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Timur tahun ajaran 2014/2015.

Saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah Bagi guru, hasil

penelitian ini dijadikan acuan untuk

meningkatkan kinerjanya dalam

merencanakan dan melaksanakan

pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar pengetahuan yang optimal. Pada muatan materi IPA disarankan agar guru mampu memvariasikan pertanyaan untuk meningkatkan keaktifan dan keterampilan

berpikir siswa. Bagi siswa, dengan

diterapkannya pendekatan Saintifik

menggunakan pertanyaan terbuka pada muatan materi IPA, siswa diharapkan lebih

aktif dan antusias dalam mengikuti

pembelajaran serta mengembangkan

kemampuan berpikir yang lebih luas, dan kreatif sehingga mampu menjawab atau menyelesaikan masalah dengan mandiri.

Bagi sekolah, disarankan agar

sekolah dapat memberikan pengarahan

kepada guru untuk meningkatkan

kinerjanya melalui inovasi-inovasi dan

motivasi yang tinggi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Dan Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan referensi. Untuk memperoleh hasil yang berbeda disarankan kepada peneliti lain untuk melakukan penelitian pada muatan pelajaran dan pokok bahasan yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus.2014.Desain Sistem

Pembelajaran Dalam Konteks

Kurikulum 2013.Bandung:PT Refika

Aditama.

Anonim. 2013. Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor 81A

Tahun 2013. Jakarta:Kemendiknas.

BSNP. 2006. Panduan Penyusunan

Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan Jenjang Pendidikan

Dasar dan Menengah. Jakarta :

BSNP.

Darmadi, Hamid.2011. Metode Penelitian

Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran

Saintifik Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Gava Media.

Katminingsih, Yuni.2012.Pengaruh Model

Pembelajaran Open Ended

Terhadap Hasil Belajar Siswa SD Pada Pokok Bahasan Pecahan.

Kediri:Pendidikan Matematika UNP.

Kosasih, E. 2014. Strategi Belajar dan

Pembelajaran Implementasi

Kurikulum 2013. Bandung: Yrama

Widya.

Kunandar.2013.Penilaian Autentik

(Penilaian Hasil Belajar Peserta

Didik Berdasarkan Kurikulum

2013).Jakarta: PT Gajagrafindo

(12)

Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. Sukses

Mengimplementasikan Kurikulum

2013. Surabaya:Kata Pena.

Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik

Terpadu. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya..

Sagala, Syaiful. 2012. Konsep Dan makna

Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Samatowa, Usman.2011.Pembelajaran IPA

di Sekolah Dasar,Cetakan ke 2.

Jakarta: PT Indeks.

Sani, Ridwan Abdullah. 2014.

Pembelajaran Saintifik Untuk

Implementasi Kurikulum 2013.

Jakarta: PT Bumi Aksara.

---, Ridwan Abdullah. 2014.Inovasi

Pembelajaran. Jakarta:Bumi Aksara.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian

Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan

Pembelajaran Di Sekolah Dasar.

Jakarta: Kencana.

Wisudawati, Widi dan Eka

Sulistyowati.2014.Metodelogi

Pembelajaran IPA.Jakarta:Bumi

Gambar

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Uji Lanjut Anava

Referensi

Dokumen terkait

Mizan (PT Mizan Pustaka) yang beralamat Jln. 135 Cisaranten Wetan, Ujungberung, Bandung. Hal ini bertujuan untuk memperoleh data naskah yang berupa kumpulan karya

Hasil penelitian dapat dilihat dari siklus I yaitu nilai rata-rata tanggung jawab berdasarkan hasil angket siswa sebesar 3,2 dengan kriteria baik, prestasi

Tujuan artikel yaitu untuk mengetahui gambaran pendapatan ijarah pada PT Bank BRI Syariah, mengetahui profitabilitas (Return On Asset) pada PT Bank BRI Syariah, dan

Penelitian ini di lakukan di Kantor Kelurahan Tambusai Tengah Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu.Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan

Dari berbagai term yang digunakan Alquran untuk memperkenalkan konsep lingkungan, dapat disimpulkan bahwa konsep lingkungan hidup dalam perspektif Alquran

Media dakwah merupakan salah satu unsur yang terdapat proses dakwah. Proses dakwah tidak ada bedanya dengan proses komunikasi karena dalam prosesnya dakwah juga

1 Januari – Juni 2017 125 Oleh karena itu, usulan perubahan sebagai berikut : (a) pendidikan harus menuju pada integritas antara ilmu agama dan ilmu umum untuk

pengumpulan data dari hasil questioner yang disebarkan kepada wartawan, maka data yang berhasil diperoleh mengenai hasil qustioner sehubungan dengan pengaruh budaya