12.1.
Umum
Pergeseran paradigma dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan dari pola
sentralisasi menjadi pola desentralisasi yang ditandai dengan lahirnya Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan diberlakukannya Undang-undang
Nnmor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme, membawa implikasi yang mendasar terhadap keberadaan, tugas, fungsi
dan tanggungjawab lembaga serta aparatur pemerintah dalam mewujudkan penyelenggaraan
pemerintahan yang didasarkan pada prinsip- prinsip good governance.
Wacana baru dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah,
adalah tuntutan masyarakat untuk terwujudnya aparatur pemerintah yang demokratis,
netral, profesional, efisien, efektif, berkeadilan, bersih, terbuka, partisipatif dan tanggap
terhadap aspirasi masyarakat.
Tantangan yang dihadapi di bidang kelembagaan, adalah menata ulang struktur
organisasi dengan prinsip rasional dan reatistik (sesuai kebutuhan) dan perangkat
kelembagaan yang lebih efektif serta efisien yang berorientasi pada peningkatan pelayanan
masyarakat. Demikian puta diperiukan penyediaan sarana dan prasarana pemerintahan yang
dapat mendukung terwujudnya pelayanan prima bagi masyarakat.
Di bidang ketatalaksanaan, tantangan yang dihadapi adalah kualitas dan transparansi
pelayanan masyarakat yang kurang adaptif terhadap perubahan-perubahan dan
tuntutan-tuntutan masyarakat. Oleh karena itu perlu penyempurnaan sistem ketatalaksanaan dalam
penyelenggaraan tugas- tugas umum pemerintahan dan pembangunan di daerah.
12.2.
Data Kondisi Kelembagaan
12.2.1.Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang
A. Tugas Pokok
Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Daerah mempunyai tugas
melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan di bidang pekerjaan umum cipta karya dan tata ruang daerah.
B
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Nganjuk 2015-2019
B. Fungsi
Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Daerah mempunyai fungsi :
1) Perumusan kebijakan teknis di bidang pekerjaan umum cipta karya dan tata ruang
daerah;
2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pekerjaan
umum cipta karya dan tata ruang daerah;
3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pekerjaan umum cipta karya dan tata
ruang daerah;
4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
C. Susunan Organisasi.
Susunan Organisasi Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang terdiri dari :
1) Kepala Dinas
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Daerah mempunyai tugas
merumuskan kebijakan teknis, menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah,
membina dan melaksanakan tugas di bidang pekerjaan umum cipta karya dan tata ruang
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Nganjuk 2015-2019
Gambar : 9. 1
Bagan Organisasi Dinas PU Bina Marga Kab. Nganjuk
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SUB BAGIAN UMUM
SUB BAGIAN KEUANGAN
SUB BAGIAN PROGRAM & EVALUASI
BIDANG PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN
SEKSI PEMBANGUNAN JALAN
SEKSI PEMBANGUNAN JEMBATAN
BIDANG PEMELIHARAAN
JALAN DAN JEMBATAN
SEKSI PEMELIHARAAN JALAN
SEKSI PEMELIHARAAN JEMBATAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS
BIDANG BINA JASA KONSTRUKSI DAN
OPERASIONAL
SEKSI BINA JASA KONSTRUKSI
SEKSI OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Nganjuk 2015-2019
2)Sekretariat
a. Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan program dan
penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu dan tugas pelayanan
administratif.
b. Sekretariat mempunyai fungsi :
Pengoordinasian penyusunan program dan evaluasi;
Pengoordinasian penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu; Pelayanan administrasi;
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta
Karya dan Tata Ruang Daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Sekretariat membawahi :
Sub Bagian Umum
Sub Bagian Umum mempunyai tugas :
Melaksanakan kegiatan ketatausahaan dan ketatalaksanaan;
Melaksanakan urusan kerumahtanggaan, perlengkapan dan keprotokolan; Melaksanakan pelayanan administrasi kepegawaian;
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan sekretaris sesuai dengan
tugasnya.
Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas :
Menyiapkan bahan dan data untuk penyusunan anggaran; Menyusun rencana anggaran (RKA-SKPD DAN DPA-SKPD); Melaksanakan tertib administrasi keuangan;
Menyusun laporan keuangan;
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan
tugasnya.
Sub Bagian Program dan Evaluasi
Sub Bagian Program dan Evaluasi mempunyai tugas :
Melaksanakan koordinasi penyusunan program kegiatan; Melaksanakan penyusunan program kegiatan;
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Nganjuk 2015-2019
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan
tugasnya.
3)Bidang Tata Bangunan dan Tata Ruang
Bidang Tata Bangunan dan Tata Ruang mempunyai tugas melaksanakan urusan
pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang tata
bangunan dan tata ruang.
Bidang Tata Bangunan dan Tata Ruang mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang tata bangunan dan tata ruang;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang tata
bangunan dan tata ruang;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang tata bangunan dan tata ruang meliputi :
pembinaan dan sosialisasi penyelenggaraan tata bangunan gedung negara dan
fasilitas umum, rencana detail dan rencana teknik tata ruang kawasan termasuk
penataan lokasi pedagang kaki lima (PKL);
d. Pengelolaan dan pembangunan gedung negara dan fasilitas umum, penataan ruang
kawasan;
e. Pelaksanaan pengawasan dan penertiban serta pengendalian pembangunan gedung
dan fasilitas umum;
f. Pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang dan penataan lokasi pedagang
kaki lima (PKL);
g. Pemberian rekomendasi izin mendirikan bangunan (IMB);
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas pekerjaan umum cipta
karya dan tata ruang daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Bidang Tata Bangunan dan Tata Ruang membawahi :
Seksi Tata Bangunan
Seksi Tata Bangunan mempunyai tugas :
Merumuskan kebijakan teknis di bidang tata bangunan;
Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang tata
bangunan;
Membina dan melaksanakan tugas di bidang tata bangunan meliputi : pembinaan
dan sosialisasi penyelenggaraan tata bangunan gedung negara dan fasilitas umum
serta pendataan bangunan gedung;
Menetapkan persyaratan administrasi dan teknis untuk bangunan gedung
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Nganjuk 2015-2019
tempat bencana, strategi kebijakan mengenai bangunan gedung dan
lingkungannya;
Memberikan fasilitasi pelaksanaan pembangunan gedung dan lingkungan dengan
berbasis pemberdayaan masyarakat;
Melaksanakan pembangunan dan pengelolaan bangunan gedung dan rumah
negara yang menjadi aset pemerintah daerah;
Melaksanakan pengawasan dan penertiban pembangunan, pemanfaatan, dan
pembongkaran bangunan gedung dan fasilitas umum;
Memberikan rekomendasi izin mendirikan bangunan (IMB);
Menetapkan, mengawasi, dan menertibkan status bangunan gedung dan
lingkungan yang dilindungi dan dilestarikan berskala lokal;
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang tata bangunan
dan tata ruang sesuai dengan tugasnya.
Seksi Tata Ruang
Seksi Tata Ruang mempunyai tugas :
Merumuskan kebijakan teknis di bidang tata ruang;
Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang tata
ruang;
Membina dan melaksanakan tugas di bidang tata ruang meliputi : rencana detail
dan rencana teknik tata ruang kawasan termasuk penataan lokasi pedagang kaki
lima (PKL), sosialisasi standar pelayanan minimal (SPM) bidang penataan ruang
dan penyebarluasan informasi penatan ruang kepada masyarakat;
Menetapkan kriteria penentuan dan perubahan fungsi ruang kawasan dalam
rangka penyelenggaraan penataan ruang termasuk penataan lokasi pedagang
kaki lima (PKL);
Memberikan rekomendasi izin pemanfaatan ruang;
Mengawasi dan menertibkan pelaksanaan penataan ruang;
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Tata Bangunan
dan Tata Ruang sesuai dengan tugasnya.
4)Bidang Perumahan dan Permukiman.
Bidang Perumahan dan Permukiman mempunyai tugas melaksanakan urusan
pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang
perumahan dan permukiman.
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Nganjuk 2015-2019
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang perumahan dan permukiman;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang perumahan
dan permukiman;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perumahan dan permukiman meliputi
penetapan kebijakan strategis, pengelolaan, pemeliharaan bidang perumahan dan
penyehatan lingkungan permukiman dan drainase, permukiman kumuh dan air
bersih;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas pekerjaan umum cipta
karya dan tata ruang daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Bidang Perumahan dan Permukiman membawahi :
Seksi Perumahan
Seksi Perumahan mempunyai tugas :
Merumuskan kebijakan teknis di bidang perumahan;
Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
perumahan;
Membina dan melaksanakan tugas di bidang perumahan meliputi
penyelenggaraan perumahan dan pembangunan, kerjasama swasta, masyarakat
tingkat nasional dalam pembangunan kawasan siap bangun (KASIBA)/
lingkungan siap bangun (LISIBA);
Menetapkan kebijakan, strategi penanggulangan dan penanganan kawasan
kumuh perkotaan serta penetapan harga sewa rumah;
Melaksanakan pembangunan perumahan dan pengendalian pengembangan
perumahan, pemeliharaan prasarana dan sarana lingkungan perumahan serta
penyelenggaraan kasiba/lisiba sesuai penataan ruang dan penataan pertanahan; Mengawasi, mengendalikan dan perbaikan perumahan kumuh;
Memberikan rekomendasi izin lokasi kasiba/lisiba;
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang perumahan
dan permukiman sesuai dengan tugasnya.
Seksi Permukiman
Seksi Permukiman mempunyai tugas :
Merumuskan kebijakan teknis di bidang permukiman;
Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Nganjuk 2015-2019
Membina dan melaksanakan tugas di bidang permukiman meliputi peningkatan
kapasitas teknik dan manajemen penyelenggaraan drainase dan pematusan
genangan serta pembangunan, perbaikan dan pemeliharaan drainase, sanitasi/air
limbah dan air bersih;
Memberikan bantuan teknik pada kecamatan, desa serta kelompok masyarakat
dalam penyelenggaraan sarana prasarana air limbah dan sistem penyediaan air
minum (SPAM);
Menyelesaikan masalah operasional sistem drainase dan penanggulangan banjir,
pengembangan lingkungan permukiman, perbaikan prasarana dan sarana air
bersih;
Menyediakan sarana prasarana air minum untuk daerah bencana dan daerah
rawan air;
Memberikan izin penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum
dan prasarana sarana air limbah;
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang perumahan dan
permukiman sesuai dengan tugasnya.
5)Bidang Kebersihan dan Pertamanan
Bidang Kebersihan dan Pertamanan mempunyai tugas melaksanakan urusan
pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang
kebersihan dan pertamanan
Bidang Kebersihan dan Pertamanan mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kebersihan dan pertamanan;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kebersihan
dan pertamanan;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kebersihan dan pertamanan meliputi
pengaturan, penertiban, pengelolaan : persampahan, pertamanan dan pohon
perindang, fasilitas umum/sarana olah raga dan penerangan jalan umum dan lampu
hias;
d. Pembangunan sarana prasarana persampahan, pertamanan, fasilitas umum dan
penerangan jalan umum dan lampu hias;
e. Pemberian rekomendasi izin pemanfaatan taman;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas kebersihan dan pertamanan
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Nganjuk 2015-2019
Bidang Kebersihan dan Pertamanan membawahi :
Seksi Kebersihan
Seksi Kebersihan mempunyai tugas :
Merumuskan kebijakan teknis di bidang kebersihan;
Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
kebersihan;
Membina dan melaksanakan tugas di bidang kebersihan meliputi pemberian
kapasitas manajemen pelayanan dan fasilitasi kerjasama dunia usaha dan
masyarakat dalam penyelenggaraan pengembangan prasarana sarana
persampahan;
Memberikan bantuan teknis pada kecamatan, desa dan kelompok masyarakat
dalam pengelolaan persampahan, pengangkutan, pemusnahan dan pemanfaatan
sampah/air kotor;
Melaksanakan pembangunan dan rehabilitasi serta pemeliharaan prasarana
sarana persampahan;
Memberikan pelayanan perizinan dan pengelolaan persampahan mulai sumber
sampah, pengumpulan, pengangkutan dan pemrosesan akhir;
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang kebersihan dan
pertamanan sesuai dengan tugasnya.
Seksi Pertamanan
Seksi Pertamanan mempunyai tugas :
Merumuskan kebijakan teknis di bidang pertamanan;
Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
pertamanan;
Membina dan melaksanakan tugas di bidang pertamanan meliputi penyusunan
rencana dan kebijakan strategis, pengembangan : pertamanan, pengadaan sarana
prasarana penerangan jalan umum dan lampu hias;
Melaksanakan pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan sarana prasarana
pertamanan, penerangan jalan umum dan lampu hias;
Memberikan bantuan teknis kepada kecamatan, desa dan kelompok masyarakat
dalam pengelolaan pertamanan dan pemasangan penerangan jalan umum dan
lampu hias;
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Kebersihan dan
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Nganjuk 2015-2019
Adapun struktur organisasi pada Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dn Tata Ruang
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Nganjuk 2015-2019
Gambar 9. 2
Bagan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Daerah Kabupaten Nganjuk
KEPALA DINAS
KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL
BIDANG TATA BANGUNAN
DAN TATA RUANG
SEKSI
TATA BANGUNAN
SEKSI
TATA RUANG
UNIT PELAKSANAAN TEKNIS DINAS:
- PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG (20) - PEMADAM KEBAKARAN (1)
BIDANG PERUMAHAN
DAN PERMUKIMAN
SEKSI
PERUMAHAN
SEKSI
PERMUKIMAN
SEKRETARIAT
SUB BAGIAN
UMUM
SUB BAGIAN
KEUANGAN
SUB BAGIAN
PROGRAM DAN EVALUASI
BIDANG KEBERSIHAN
DAN PERTAMANAN
SEKSI
KEBERSIHAN
SEKSI
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Nganjuk 2015-2019
1. Tugas Pokok dan Fungsi
I.
Tugas PokokDinas PU Pengairan Daerah mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan
daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang pekerjaan umum
pengairan .
II.
FungsiDinas PU Pengairan Daerah mempunyai fungsi :
Perumusan kebijakan teknis di bidang pekerjaan umum pengairan;
Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pekerjaan
umum pengairan;
Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pekerjaan umum pengairan;
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya;
2. Susunan Organisasi
Susunan Organisasi Dinas PU Pengairan Daerah terdiri dari :
A. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Daerah,
mempunyai tugas :
Merumuskan kebijakan teknis, menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah,
membina dan melaksanakan tugas pekerjaan umum pengairan.
B. Sekretariat
a. Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan program
dan penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu dan tugas pelayanan
administratif.
b. Sekretariat mempunyai fungsi :
1) Pengordinasian penyusunan program dan evaluasi;
2) Pengordisasian penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu;
3) Pelayanan administrasi;
4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum
Pengairan Daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya.
c. Sekretaris membawahi :
1. Sub Bagian Program dan Evaluasi, mempunyai tugas :
1) Melaksanakan koordinasi penyusunan program kegiatan;
2) Melaksanakan penyusunan program kegiatan;
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Nganjuk 2015-2019
4) Melaksanakan evaluasi pelaksanaan program;
5) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai
dengan tugasnya.
2. Sub Bagian Keuangan, mempunyai tugas :
1) Menyiapkan bahan dan data untuk penyusunan anggaran;
2) Menyusun rencana anggaran ( RKA-SKPD dan DPA-SKPD)
3) Melaksanakan tertib administrasi keuangan;
4) Menyusun laporan keuangan;
5) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai
dengan tugasnya.
3. Sub Bagian Umum, mempunyai tugas :
1) Melaksanakan kegiatan ketatausahaan dan ketatalaksanaan;
2) Melaksanakan urusan kerumahtanggaan, perlengkapan dan
keprotokolan;
3) Melaksanakan pelayanan administrasi kepegawaian;
4) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Sekretaris sesuai dengan
tugasnya.
C. Bidang Pembangunan Jaringan Irigasi
a. Bidang Pembangunan Jaringan Irigasi mempunyai tugas :
melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan
tugas pembantuan di bidang pembangunan jaringan irigasi.
b. Bidang Pembangunan Jaringan Irigasi mempunyai fungsi :
1) Perumusan kebijakan teknis di bidang pembangunan jaringan irigasi meliputi
: survey, penelitian, pemetaan, pembangunan dan rehabilitasi sungai dan
jaringan irigasi beserta bangunan pelengkapnya;
2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
pembangunan jaringan irigasi melipiti : survey, penelitian, pemetaan,
pembangunan dan rehabilitasi sungai dan jaringan irigasi beserta bangunan
pelengkapnya;
3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pembangunan jaringan irigasi
meliputi : survey, penelitian, pemetaan, pembangunan dan rehabilitasi sungai
dan jaringan irigasi beserta bangunan pelengkapnya;
4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Nganjuk 2015-2019
c. Bidang Pembangunan Jaringan Irigasi membawahi :
1. Seksi Perencanaan Teknis, mempunyai tugas :
1) Merumuskan kebijakan teknis di bidang perencanaan teknis meliputi :
survey, pemetaan, penelitian study kelayakan, untuk menyusun
perencanaan teknis sungai dan jaringan irigasi beserta bangunan
pelengkapnya serta menyusun dokumentasi teknis;
2) Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
perencanaan teknis meliputi : survey, pemetaan, penelitian, study
kelayakan untuk menyusun perencanaan teknis sungai dan jaringan
irigasi beserta bangunan pelengkapnya serta menyusun dokumentasi
teknis;
3) Membina dan melaksanakan tugas di bidang perencanaan teknis meliputi
: survey, pemetaan, penelitian, study kelayakan untuk menyusun
perencanaan teknis sungai dan jaringan irigasi beserta bangunan
pelengkapnya serta menyusun dokumentasi teknis;
4) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
Pembangunan Jaringan Irigasi sesuai dengan tugasnya.
2. Seksi Pembangunan dan Rehabilitasi, mempunyai tugas :
1) Merumuskan kebijakan teknis di bidang pembangunan dan rehabilitasi
meliputi : pembangunan dan rehabilitasi sungai dan jaringan irigasi
beserta bangunan pelengkapnya;
2) Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
pembangunan dan rehabilitasi meliputi : pembangunan dan rehabilitasi
sungai dan jaringan irigasi beserta bangunan pelengkapnya;
3) Membina dan melaksanakan tugas di bidang pembangunan dan
rehabilitasi sungai dan jaringan irigasi beserta bangunan pelengkapnya;
4) Melaksanakan tugas-tugaslain yang diberikan oleh Kepala Bidang
Pembangunan Jaringan Irigasi sesuai dengan tugasnya.
D.Bidang Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi
a. Bidang Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi mempunyai tugas :
Melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan di bidang operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi.
b. Bidang Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi mempunyai fungsi :
1) Perumusan kebijakan teknis di bidang operasi dan pemeliharaan jaringan
irigasi meliputi : operasi, pemeliharaan jaringan irigasi ( jaringan irigasi primer,
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Nganjuk 2015-2019
2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang operasi
dan pemeliharaan jaringan irigasi meliputi : operasi , pemeliharaan jaringan
irigasi ( jaringan irigasi primer, sekunder, saluran pembuang ) beserta
bangunan pelengkapnya;
3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang operasi dan pemeliharaan jaringan
irigasi melipiti : operasi, pemeliharaan jaringan irigasi ( jaringan irigasi primer,
sekunder, saluran pembuang ) beserta bangunan pelengkapnya;
4) Penyusunan rencana tata tanam, penyediaan dan dan pembagian air irigasi;
5) Pelaksanaan perencanaan dan penyediaan air irigasi;
6) Pengendalian dan penanggulangan akibat bencana alam banjir dan kekeringan;
7) Penelitian, operasi, hidrologi dan hidrometri;
8) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Pekerjaan
Umum Pengairan Daerah sesuai tugas dan fungsinya.
c. Bidang Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi membawahi :
1. Seksi Operasi mempunyai tugas :
1) Merumuskan kebijakan teknis di bidang operasi meliputi : pengendalian air
irigasi dan sumber air, kegiatan operasi jaringan irigasi ( jaringan irigasi
primer, sekunder, saluran pembuang ) beserta bangunan pelengkapnya,
inventarisasi luas sawah, sumber air, mata air, air tanah dan sumber air
lainnya;
2) Menyelenggarakan urusan pemerintayhan dan pelayanan umum di bidang
operasi meliputi : pengendalian air irigasi, dan sumber air , kegiatan
operasi jaringan irigasi ( jaringan irigasi primer, sekunder, saluran
pembuang ) beserta bangunan pelengkapnya, inventarisasi luas sawah,
sumber air, mata air, air tanah serta sumber air lainnya;
3) Membina dan melaksanakan tugas di bidang operasi meliputi :
pengendalian air irigasi, sumber air, kegiatan operasi jaringan irigasi
(jaringan irigasi primer, sekunder, saluran pembuang ) beserta bangunan
pelengkapnya, inventarisasi luas sawah, sumber air, mata air, air tanah
serta sumber air lainnya.
4) Menyusun rencana tata tanam, penyediaan dan pembagian air irigasi, serta
pedoman dan ketatalaksanaannya;
5) Melakukan penelitian di bidang operasi, hidrologi, dan hidrometri;
6) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Operasi
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Nganjuk 2015-2019
2. Seksi Pemeliharaan mempunyai tugas :
1) Menghimpun data, menyiapkan inventarisasi kerusakan jaringan irigasi,
drainase dan bangunan pelengkapnya, melakukan pengkajian lokasi,
sarana dan prasarana sumber air yang rawan bencana/banjir dan
kekeringan;
2) Menyiapkan bahan , menyusun rencana kebutuhan untuk pemeliharaan
jaringan irigasi, drainase dan bangunan pelengkapnya, serta penyusunan
perencanaan teknis akibat bencana alam;
3) Menyusun rencana kerja dalam rangka pengamanan bangunan
pengendalian banjir serta pemeliharaan peralatan komunikasi, jaringan
irigasi, drainase dan bangunan pelengkapnya;
4) Melakukan pembinaan dalam rangka pemeliharaan jaringan irigasi,
drainase dan bangunan pelengkapnya;
5) Menyusun pedoman pembinaan dan pengawasan terhadap
penanggulangan akibat bencana alam / banjir serta kekeringan;
6) Menyusun pelaporan tentang pelaksanaan pemeliharaan jaringan irigasi,
drainase dan bangunan pelengkapnya serta kegiatan pengendalian akibat
bencana alam/banjir dan kekeringan;
7) Evaluasi dan monitoring kegiatan pemeliharaan jaringan irigasi,
pengendalian akibat bencana alam/banjir dan kekeringan;
8) Melaksanakan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Operasi
dan Pemeliharaan.
E. Bidang Bina Irigasi
a. Bidang Bina Irigasi mempunyai tugas :
Pelaksanaan pembinaan dan pemberdayaan dalam pengelolaan sistem irigasi tingkat
kabupaten, serta tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
b. Bidang Bina Irigasi mempunyai fungsi :
1) Pelaksanaan kunjungan lapang, penyuluhan/pertemuan berkala, study banding,
pengelolaan irigasi kabupaten dan pedesaan;
2) Penetapan dan pengelolaan kawasan lindung sumber air pada wilayah sungai
dalam satu kabupaten;
3) Pembentukan wadah koordinasi sumber daya air di tingkat kabupaten dan / atau
pada wilayah sungai dalam satu kabupaten;
4) Pembentukan Komisi Irigasi Kabupaten;
5) Penetapan dan pemberian izin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan, dan
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Nganjuk 2015-2019
6) Penetapan dan pemberian izin penyediaan, peruntukan, penggunaan, dan
pengusahaan air tanah;
7) Menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ketertiban pelaksanaan pengelolaan
sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu kabupaten;
8) Pemberian izin pembangunan, pemanfaatan, pengubahan, dan / atau saluran
irigasi pada jaringan irigasi primer dan sekunder dalam daerah irigasi yang
berada dalam satu kabupaten;
9) Pemberdayaan para pemilik kepentingan dalam pengelolaan sumber daya air
tingkat kabupaten;
10) Pemberdayaan kelembagaan sumber daya air tingkat kabupaten;
11) Penyelenggaraan system informasi sumber daya air tingkat kabupaten;
12) Pelaksanaan managemen asset jaringan irigasi dalam satu kabupaten;
13) Pelaksanaan fasilitasi dan pendampingan HIPPA (Himpunan Petani Pemakai Air)
dalam pengelolaan jaringan irigasi dalam satu kabupaten;
14) Pelaksanaan penyuluhan dan sosialisasi masyarakat pengguna / pengusahaan
sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu kabupaten;
15) Pelaksanaan bimbingan teknis, motivasi, pendidikan dan pelatihan pengelola
irigasi tingkat kabupaten dan pedesaan.
c. Bidang Bina Irigasi membawahi :
1. Seksi Pembinaan dan Pemberdayaan HIPPA mempunyai tugas :
1) Penyusunan bahan perumusan dan penetapan kebijakan pemberdayaan
HIPPA;
2) Penyusunan petunjuk pelaksanaan / Petunjuk teknis pemberdayaan HIPPA
sesuai kebutuhan dan kondisi setempat berdasar pedoman / kebijakan
Kabupaten, Propinsi dan Nasional;
3) Pembinaan bimbingan teknis HIPPA dalam melaksanakan pengelolaan
system irigasi berdasarkan kebijakan pengembangan dan pengelolaan
system irigasi Kabupaten, Propinsi dan Nasional;
4) Pelaksanaan pelatihan dan peningkatan kemampuan sumberdaya manusia
yang terlibat dalam pemberdayaan HIPPA;
5) Pendampingan HIPPA dalam melaksanakan pengembangan sistem irigasi
sesuai kewenangannya;
6) Melaksanakan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Bina
Irigasi.
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Nganjuk 2015-2019
1) Pemberian izin penggunaan dan / atau pengusahaan air irigasi dan air tanah
di wilayah kabupaten yang bersangkutan untuk keperluan irigasi;
2) Pembinaan, rekomendasi penggunaan dan / atau pengusahaan air irigasi di
wilayah kabupaten yang bersangkutan untuk keperluan non irigasi;
3) Menjaga efektivitas, efisiensi dan ketertiban pelaksanaan pengembangan
system irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi yang utuh dalam
satu Kabupaten;
4) Pelaksanaan managemen asset jaringan irigasi pada daerah irigasi dalam
satu Kabupaten;
5) Pelaksanaan kunjungan lapang, study banding, pengembangan dan
pengelolaan system irigasi dalam satu Kabupaten;
6) Melaksanakan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Bina
Irigasi.
4. Susunan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
I. Tugas Pokok
Unit Pelaksana Teknis Dinas mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas
melaksanakan sebagian tugas Dinas Pengairan Daerah.
II. Fungsi
Unit Pelaksana Teknis Dinas mempunyai fungsi :
1. Pelaksanaan bimbingan teknis, pembinaan kepada para pengelola dan pengguna air
/ HIPPA;
2. Pelaksanaan koordinasi teknik di bidang Pengairan ( sumber daya air dan Irigasi );
3. Pelaksanaan usulan perencanaan pembangunan di bidang Pengairan ( sumber daya
air dan irigasi );
4. Pelaksanaan rekomendasi/pemberian pertimbangan teknis penetapan dan
pemberian izin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan, dan pengusahaan sumber
daya air;
5. Rekomendasi/pemberian pertimbangan pemberian izin pembangunan,
pemanfaatan, pengubahan, dan / atau saluran irigasi pada jaringan irigasi primer
dan sekunder dalam daerah irigasi yang berada di wilayahnya;
6. Membantu menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ketertiban pelaksanaan
pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai;
7. Pelaksanaan pemantauan dan pengawasan pelaksanaan operasional jaringan irigasi,
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Nganjuk 2015-2019
8. Pelaksanaan inventarisasi/management asset jaringan irigasi pada Daerah Irigasi
yang dikuasai Dinas Pengairan Daerah;
9. Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan O & P / pelaporan teknis lainnya secara
periodik sesuai ketentuan yang berlaku;
10. Pelaksanaan pembagian air irigasi sesuai kebutuhan untuk tanaman maupun
keperluan lainnya;
11. Pelaksanaan Evaluasi, monitoring dan pelaporan-pelaporan program kegiatan di
Unit Pelaksana Teknis Dinas.
III. SUSUNAN ORGANISASI
Susunan Organisasi Unit Pelaksana Teknis Dinas terdiri dari :
A. Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas mempunyai tugas mengusulkan perencanaan,
pelaksanaan, koordinasi, pembinaan dan penyuluhan, pengawasan dan
pengendalian, pemberian pertimbangan teknis, pengajuan permohonan izin,
pencatatan dan pelaporan serta Evaluasi dan monitoring.
B. Sub Bagian Tata Usaha
1. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan tata usaha
kepegawaian, keuangan, umum dan perlengkapan.
2. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi :
a. Pengelolaan urusan rumah tangga, surat menyurat, kearsipan dan
hubungan masyarakat;
b. Pengelolaan administrasi kepegawaian dan kesejahteraan pegawai;
c. Pengelolaan administrasi keuangan dan gaji pegawai;
d. Pengadaan, pengelolaan dan pengadministrasian perlengkapan kantor;
e. Pelaksanaan pelayanan teknis administrative Unit Pelaksana Teknis Dinas;
f. Pelaksanaan pelayanan teknis administrative Operasi dan Pemeliharaan;
g. Pelaksanaan Pencatatan dan Pelaporan Unit Pelaksana Teknis Dinas.
C. Unit Pelaksana Teknis Dinas terdiri dari 7 ( tujuh ) Wilayah Kerja sesuai
dengan Daerah Aliran Sungai ( DAS ) yaitu :
1. Unit Pelaksana Teknis Dinas di Kecamatan Nganjuk;
2. Unit Pelaksana Teknis Dinas di Kecamatan Gondang;
3. Unit Pelaksana Teknis Dinas di Kecamatan Lengkong;
4. Unit Pelaksana Teknis Dinas di Kecamatan Kertosono;
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Nganjuk 2015-2019
7. Unit Pelaksana Teknis Dinas di Kecamatan Berbek.
D. Kelompok Jabatan Fungsional
1. Kelompok Jabatan Funsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
dan fungsi Unit Pelaksana Teknis Dinas sesuai bidang keahlian dan kebutuhan;
2. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga ahli dalam jenjang
jabatan fungsional yang terbagi dalam kelompok sesuai dengan keahliannya;
3. Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior
yang ditunjuk oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas;
4. Jenis Jabatan Fungsional diatur sesuai peraturan perundang-undangan yang
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Nganjuk 2015-2019
Gambar 9. 3
Bagan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Nganjuk
KEPALA DINAS
KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL
BIDANG PEMBANGUNAN
JARINGAN IRIGASI
SEKSI
PERENCANAAN TEKNIS
SEKSI PEMBANGUNAN
DAN REHABILITASI
UNIT PELAKSANAAN TEKNIS DINAS: - KECAMATAN (7)
BIDANG OPERASI DAN
PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI
SEKSI
OPERASI
SEKSI
PEMELIHARAAN
SEKRETARIAT
SUB BAGIAN
UMUM
SUB BAGIAN
KEUANGAN
SUB BAGIAN
PROGRAM DAN
EVALUASI
BIDANG BINA
IRIGASI
SEKSI PEMBINAAN DAN
PEMBERDAYAAN HIPPA
SEKSI PENGAWASAN DAN
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Nganjuk 2015-2019
12.3.
Permasalahan, Dan Tantangan Kelembagaan
12.3.1.Masalah yang Dihadapi
Salah satu tantang yang dihadapi oleh instansi-instansi pemerintahan daerah di sebagian
besar wilayah Indonesia, khususnya di wilayah Kabupaten Nganjuk adalah koordinasi,
kewenangan dan tanggunga jawab dalam penyediaan, pengelolaan dan pengawasan oleh
tiap-tiap instansi pemerintahan selaku operator utama dalam hal pembangunan wilayah. Hal
tersebut juga diperparah oleh permasalahan sumber daya manusia baik di level pemerintahan
maupun masyarakat yang masih belum memadai dan kapabel dalam menangani persoalan
penanganan dan pengelolaan infrastrukstur di daerah.
Permasalahan sumber daya manusia merupakan hal cukup penting, karena sebagai
pondasi dasar dalam pemahaman dan kesadaran dalam kegiatan pembangunan wilayah.
Rendahnya kualitas sumber daya manusia pada daerah Kabupaten Nganjuk akan menghambat
proses percepatan pembangunan, untuk itu programa-program peningkatan kemampuan
aparatur pemerintahan serta kelompok-kelompok masyarakat dirasa perlu sebagai generator
perkembangan wilayah Kabupaten. Ketidakmampuan aparatur pemerintahan dalam
pelaksanaan pembangunan daerah perlu mendapat stimulan, baik yang berupa
program-program peningkatan kemampuan secara kelembagaan maupun individual organisasi
pemerintah agar kinerja dan proses pembangunan dapat terlaksana dan tercapai dengan
optimal. Koordinasi antar organisasi pemerintahan yang terkait dalam pembangunan
infrastruktur wilayah sangat penting sehingga proses pembangunan dan pengelolaan tidak
parsial atau sepotong-sepotong melainkan menyeluruh.
Pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacicty building) pada Dinas Pekerjaan
Umum (PU) Bina Marga Daerah Kabupaten Nganjuk sangat dibutuhkan sehingga mampu
mengikuti perkembangna waktu, informasi dan teknologi. Peningkatan SDM melalui pendidikan
formal, pelatihan, kursus singkat dan lain-lain sangat diperlukan sehingga perlu dipersiapkan
SDM yang mau dan mampu dalam meningkatkan kapasitasnya.
Pengembangan teknologi dan informasi sangat cepat dan ini perlu kecepatan pula dalam
menangkap dan mereseponnya, untuk itu peningkatan SDM pada Dinas Pekerjaan Uumu (PU)
Bina Marga Daerah Kabupaten Ngnajuk sangat dibutuhkan. Bantuan teknis berupa pelatihan,
kursus singkat, dan peningkatan pendidikan formal (dari STM/SMU ke S1 dan S-1 ke S-2 serta
lainnya) serta dukungan dari Departemen Pekerjaan Umum dalam pengembangan dan
peningkatan kapasitas (capacity building) Bidang Jalan dan Jembatan di Kabupaten Nganjuk
masih sangat dibutuhkan.
Untuk Bidang PU Cipta Karya dan Tata Ruang, Pelaksanaan kegiatan Penyehatan
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Nganjuk 2015-2019
Kebersihan dan Pertamanan pada Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Daerah
Kabupaten Nganjuk. Sedangkan kegiatan Penyehatan Lingkungan Perumahan Bidang Drainase,
Pengembangan Permukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan dilaksanakan oleh Bidang
Perumahan dan Permukiman, Bidang Tata Ruang dan Tata Bangunan pada Dinas Pekerjaan
Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Nganjuk dan Kantor Lingkungan Hidup Daerah
Kabupaten Nganjuk serta Bappeda Kabupaten Nganjuk. Pelaksana Bidang Pengembangan Air
Minum dilaksanakan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Bidang Perumahan
dan Permukiman dan PDAM Kabupaten Nganjuk. Sehingga masalah yang dihadapi adalah
penanganan pembangunan keciptakaryaan di Kabupaten Nganjuk dilakukan oleh instansi yang
berbeda hal tentunya akan menyulitkan dalam hal koordinasi. Maka penyatuan kelembagaan
dalam satu lembaga yang berwenang dapat membantu koordinasi masing-masing sektor
tersebut.
12.3.2.Analisis Permasalahan
Kelayakan yang tinggi bagi suatu institusi atau lembaga yang terkait dan bertanggung
jawab atas terselenggaranya pembangunan daerah, sangat penting artinya bagi terwujudnya
tujuan pembangunan dengan efektif dan efisien yang dihasilkan dalam menyelenggarakan dan
menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya. Perkembangan wilayah pada Kabupaten Nganjuk
menuntut adanya perkembangan sosial yang berjalan secara sinergis dan berkelanjutan. Untuk
itu, kemampuan organisasi pemerintahan selaku motor penggerak utama dalam pelaksanaan
pembangunan daerah perlu mendapat perhatian lebih. Rendahnya kualitas sumber daya
manusia berimplikasi pada ketidakmampuan dalam pelaksanaan dan penyelesaian
pembangunan oleh organisasi yang berwenang dan bertanggung jawab. Hal ini mengakibatkan
kurang optimalnya proses-proses pembangunan wilayah. Untuk itu, stimulan bagi lembaga
maupun masyarakat perlu mendapat perhatian lebih, agar peningkatan kemampuan dan kinerja
kelembagaan dapat terwujud.
Kelayakan yang tinggi bagi suatu institusi atau lembaga yang terkait dan bertanggung
jawab atas terselenggaranya pembangunan daerah, sangat penting artinya bagi terwujudnya
tujuan pembangunan dengan efektif dan efisien yang dihasilkan dalam menyelenggarakan dan
menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya. Perkembangan wilayah pada Kabupaten Nganjuk
menuntut adanya perkembangan sosial yang berjalan secara sinergis dan berkelanjutan. Untuk
itu, kemampuan organisasi pemerintahan selaku motor penggerak utama dalam pelaksanaan
pembangunan daerah perlu mendapat perhatian lebih. Rendahnya kualitas sumber daya
manusia berimplikasi pada ketidakmampuan dalam pelaksanaan dan penyelesaian
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Nganjuk 2015-2019
maupun masyarakat perlu mendapat perhatian lebih, agar peningkatan kemampuan dan kinerja
kelembagaan dapat terwujud.
Permasalahan yang sering dihadapi antara lain terbatasnya jumlah aparatur pendidikan,
pengetahuan dan ketrampilan dari aparatur/sumber daya manusia (SDM) yang
menangani/mengelola Bidang Jalan dan Jembatan di Kabupaten Nganjuk. Peningkatan
pendidikan formal para aparatur, kursus singkat, pelatihan dan lain-lain masih sangat
dibutuhkan dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas sehingga kualitas SDM-nya pada
Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Daerah Kabupaten Nganjuk semakin tahun semakin
meningkat.
Selain masih terbatasnya SDM pada dinas terkait, prasarana dan sarana keja juga masih
terbatas seperti : ruang kerja, perangkat komputer, perangkat survey, kendaraan operasional
dan lain-lain sehingga belum optimal dalam pelaksanaan kerja.
Permasalahan yang dihadapi dalam hal kondisi SDM adalah sumber daya manusia baik
pada level pemerintahan maupun masyarakat yang masih belum memadai dan kapabel dalam
menangani persoalan penanganan dan pengelolaan sarana dan prasarana jalan dan jembatan di
daerah. Permasalahan sumber daya manusia merupakan hal cukup penting, karena sebagai
pondasi dasar dalam pemahaman dan kesadaran dalam kegiatan pembangunan wilayah.
Rendahnya kualitas sumber daya manusia pada daerah Kabupaten Nganjuk akan menghambat
proses percepatan pembangunan. Untuk itu program-program peningkatan kemmpuan aparatur
pemerintahan serta kelompok-kelompok masyarakat dirasa perlu sebagai generator bagi
perkembangan wilayah kabupaten Ketidakmampuan aparatur pemerintahan dalam
pemerintahan dalam pelaksanaan pembangunan daerah perlu mendapat stimulan, baik yang
berupa program-program peningkatan kemampuan secara kelembagaan maupun individual
organisasi pemerintah agar kinerja da proses pembangunan dapat terlaksana dan tercapai
dengan optimal.
Dengan demikian jug sama halnya dengan prasarana fisik pendukung. Prasarana kantor
dengan kondisi yang baik dan lengkap akan sangat penting artinya bagi kelancaran
pembangunan yang efektif dan efisien. Sebaliknya, kurangnya kualitas dan kuantitas pendukung
ini dapat mengakibatkan kurang optimalnya kinerja bagi proses pembangunan, sehingga perlu
mendapat perhatian agar peningkatan kemampuan dan kinerja dapat berjalan optimal.
Kemitraan pada hakikatnya merupakan wujud yang ideal dalam peran serta
masyarakat dalam pembangunan. Kemitraan didasari atas hubungan antarpelaku yang
bertumpu pada ikatan usaha yang saling menunjang dan saling menguntungkan, serta saling
menghidupi berdasarkan asas kesetaraan dan kebersamaan. Setiap pelaku usaha memiliki
potensi, kemampuan dan keistimewaan sendiri, walaupun berbeda ukuran, jenis, sifat, dan
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Nganjuk 2015-2019
kelebihan dan kekurangan itu timbul kebutuhan kerjasama dan kemitraan. Dengan demikian,
kelebihan-kelebihan akan dilipatgandakan dengan memaksimalkan manfaat yang mungkin
diperoleh. Sedangkan kekurangan-kekurangan dapat diusahakan untuk dikurangi, atau bahkan
dihilangkan sama sekali, dengan kerjasama yang saling menutupinya.
Kemitraan dalam pembangunan pada dasarnya mengandung hakekat keadilan dalam
perolehan keuntungan dan manfaat, pembebanan biaya dan penanggungan risiko yang timbul
dalam kegiatan usaha tersebut. Dengan demikian, kemitraan yang dikembangkan adalah
kemitraan yang setara antara para pelaku sesuai dengan kemampuan kontribusinya. Kemitraan
yang setara memerlukan pula pemahaman yang kuat terhadap hak dan tanggung jawab serta
peranan dari masing-masing pelaku.
Menjadi tantangan kita bersama untuk mengembangkan semangat dan suasana yang
mendorong tumbuhnya kemitraan dan mengembangkan pola-pola yang praktis dan menarik,
serta menjamin keuntungan bagi semua pihak.
Dalam hal ini, pihak-pihak yang terlibat tentu harus memiliki tanggung jawab karena
kemitraan bukanlah bertepuk sebelah tangan. Meskipun semua pihak memiliki tanggung jawab,
pemerintah tetap harus mengambil prakarsa paling tidak untuk menciptakan iklim yang
merangsang bagi usaha kemitraan, antara lain dengan:
a) Mengembangkan kebijaksanaan dan strategi pembangunan yang jelas, yang tercermin baik
pada tujuan, arahan maupun indikator-indikator kebijaksanaan (policy indicators).
b) Menetapkan prioritas pembangunan yang realistis dan diikuti oleh semua pihak, baik
pemerintah maupun dunia usaha dan masyarakat. Untuk itu perlu kesepakatan di antara
berbagai pelaku pembangunan ini, dan karena itu perlu ada dialog-dialog.
c) Memantapkan mekanisme komunikasi yang lancar dan transparan. Transparansi erat
kaitannya dengan tingkat partisipasi dan oleh karena itu, sejak pada tahap awal mekanisme
kemitraan yang transparan harus dikembangkan dan dimantapkan.
d) Mengembangkan pilihan-pilihan atas pola-pola kemitraan yang dapat mencakup
kepentingan-kepentingan yang ada di berbagai lapisan dan golongan masyarakat, sehingga
masyarakat dapat berperanserta seluas-luasnya dalam kemitraan pembangunan.
e) Menyiapkan rencana pengembangan kemitraan yang mencakup rencana investasi
pemerintah, swasta dan masyarakat sebagai bagian dari pembangunan nasional.
f) Menyiapkan kerangka peraturan dan arahan serta pedoman yang dapat menjadi acuan
terutama bagi swasta dan masyarakat dan juga menjamin kepastian usaha.
Pengembangan kemitraan dalam pembangunan dapat mencakup dua pola dasar, yaitu
pertama, dalam bentuk peran serta swasta dan masyarakat dalam pembangunan yang sifatnya
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Nganjuk 2015-2019
pemerintah (konsesi) kepada pihak swasta dan masyarakat untuk digunakan dalam jangka
waktu tertentu guna melakukan tugas-tugas pelayanan umum. Kedua, kerjasama kemitraan
antara masyarakat, swasta dan pemerintah melalui pengembangan formula pembagian modal
kerja yang menjadi tanggung jawab masing-masing pihak. Dalam rangka ini dikembangkan
pola-pola kerjasama kemitraan yang mencakup pembagian keuntungan dan sekaligus juga risikonya.
Untuk mewujudkan kemitraan dalam bentuk-bentuk tersebut, perlu kesepakatan
dalam persepsi kemitraan antara swasta maupun pemerintah. Swasta tidak hanya
mempertimbangkan aspek keuntungan ekonomi jangka pendek saja, apalagi yang bersikap
spekulatif, tetapi sudah harus memperhatikan kesinambungan pembangunan, atau lebih
mengkonseptualisasikan pemikiran investasi yang berwawasan jangka panjang.
Baru-baru ini Bappenas bersama Bank Dunia telah menyelenggarakan konferensi
internasional tingkat tinggi mengenai infrastruktur, yang tujuannya adalah mencari jalan yang
tepat untuk mendorong kemitraan dan partisipasi swasta dalam pembangunan prasarana.
Dari hasil konperensi tersebut telah disimpulkan bahwa yang terpenting bukanlah
dana, tetapi justru perlunya kebijakan dan kerangka yang jelas untuk membangun kemitraan
antara pemerintah dan swasta dalam pembangunan infrastruktur. Adanya kerangka itu dapat
mengurangi ketidakpastian yang sampai sekarang ini dirasakan, khususnya di kalangan swasta,
misalnya kerangka tentang kelembagaan, kontrak, dan produksi termasuk jasa.
Secara potensial ada peluang-peluang yang terbuka lebar untuk
menumbuhkembangkan kemitraan yang saling menguntungkan dalam pembangunan nasional,
khususnya dalam pembangunan perkotaan. Potensi dan peluang yang besar ini terutama
disebabkan oleh makin meningkatnya kemampuan masyarakat di perkotaan untuk memperoleh
pelayanan perkotaan yang makin berkualitas dengan sistem penyediaan yang lebih baik.
Kemampuan masyarakat saat ini sangat berkembang, terutama untuk membayar pelayanan
yang lebih baik tersebut memberi landasan keekonomian yang kuat bagi pengembangan
kemitraan dalam penyediaan pelayanan prasarana dan sarana yang tersedia.
Di Kabupaten Nganjuk, kegiatan yang digerakkan oleh swasta dan masyarakat
mencapai sekitar 60-70 persen. Saat ini pihak swasta telah melaksanakan kegiatan
pembangunan dalam berbagai sektor, dalam skala mikro maupun makro serta secara mandiri
maupun bermitra dengan pemerintah. Peran swasta itu dapat diperkirakan akan terus
meningkat. Selama ini kemitraan telah berkembang dalam prasarana ekonomi yang
kelayakannya tinggi, seperti jalan tol, listrik, telepon. Namun, khusus di kota-kota megapolitan,
metropolitan, dan kota-kota besar lainnya, peluang kemitraan dalam penyediaan air bersih,
prasarana dan sarana penyehatan lingkungan, persampahan, jalan kota, rumah sakit,
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Nganjuk 2015-2019
Berdasarkan cara pandang kota sebagai pusat pelayanan ekonomi wilayah/kawasan,
maka hendaknya kota tidak hanya dilihat sebagai unit yang berdiri sendiri secara individual,
tetapi dipandang sebagai satu kesatuan dalam suatu sistem. Berkaitan dengan peningkatan
peran swasta dalam berbagai bentuk pembangunan skala besar seperti pembangunan
perumahan, kota baru, kota satelit dan lain -lain, maka kegiatannya perlu dilaksanakan dalam
suatu kerangka sistem perkotaan yang lebih luas, di samping pembangunan sistem internal
kotanya sendiri. Dengan demikian, dapat terwujud keterpaduan dan sinkronisasi system
prasarana kota dan antara kota yang berdampingan atau berdekatan, baik yang dibangun
pemerintah maupun yang dibangun oleh swasta. Selain itu juga dapat saling mendukung dengan
sistem dalam kota intinya dan juga mendukung keterkaitan dengan kota-kota lainnya.
Dengan kata lain, sinkronisasi pembangunan regional merupakan tantangan yang
harus diatasi dengan meningkatnya berbagai bentuk pembangunan skala besar oleh pihak
swasta.
Dalam banyak hal, memang kegiatan swasta sudah tidak lagi berskala mikro, tetapi
sudah sampai pada skala makro yang berdampak makro pula, seperti pengembangan
permukiman skala besar atau kota baru, penyediaan sistem telekomunikasi melalui satelit,
pembangunan pusat-pusat tenaga listrik, dan sebagainya. Mengingat makin besarnya bentuk
dan nilai partisipasi swasta dalam pembangunan daerah yang berskala besar seperti itu, maka
sinkronisasi investasi pembangunan menjadi imperatif agar terjadi sinergi yang optimal antara
berbagai pelaku pembangunan. Kegiatan yang saling tumpang tindih harus dapat dihilangkan. Di
sisi lain, adanya sinkronisasi dapat mengisi ‘gap’ atau kekosongan dari suatu kegiatan
pembangunan.
Kemitraan adalah pola yang sesuai dengan prinsip-prinsip partisipasi masyarakat yang
seluas-luasnya yang ingin kita dorong dalam perekonomian dan pembangunan. Kemitraan juga
dapat memberi pemecahan atas dilema efisiensi dan pemerataan kesempatan, karena efisiensi
tidak mengharuskan pemusatan kekuatan ekonomi pada kelompok tertentu. Kemitraan
merupakan jawaban terhadap monopoli yang dalam sistem ekonomi pasar dan liberal menjadi
penyakit yang senantiasa menjadi masalah bagi negara yang menganut paham itu. Kemitraan
haruslah didorong tidak saja antara peme rintah dengan usaha besar, tetapi juga dengan usaha
kecil dan koperasi, serta antara usaha swasta besar, menengah dan kecil. Dengan demikian
kemitraan adalah usaha yang tepat dan tidak bertentangan dengan prisip-prinsip ekonomi yang
mendasar, dalam membangun ekonomi yang berdasarkan demokrasi.
Berdasarkan kajian kelembagaan dapat dilihat bahwa dalam lingkup instansi
keciptakaryaan masih diketemukan beberapa hal diantaranya : lemahnya koordinasi,
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Nganjuk 2015-2019
kelembagaan memerlukan beberapa langkah penyesuaian terkait dengan tata
kepemerintahannya, peran masyarakat dan swasta dalam pengelolaan infrastruktur
keciptakaryaan. Penguatan peran masyarakat, pemerintah daerah, dan swasta diperlukan dalam
rangka memperluas dan memperkokoh basis sumber daya. Pada aspek institusi, lemahnya
koordinasi antarinstansi dan antardaerah otonom telah menimbulkan pola pengelolaan
kecitakaryaan yang kurang efisien, bahkan tidak jarang saling berbenturan. Pada sisi lain,
kesadaran dan partisipasi masyarakat, sebagai salah satu prasyarat terjaminnya keberlanjutan
pola pengelolaan keciptakaryaan, masih belum mencapai tingkat yang diharapkan karena masih
terbatasnya kesempatan dan kemampuan.
Sasaran pembangunan dan pengelolaan bidang keciptakaryaan pada tahun 2011
berorientasi pada tersedianya pelayanan kepada publik bidang keciptakaryaan sesuai dengan
standar pelayanan minimal. Selanjutnya dengan terpenuhinya pelayanan minimal kepada publik
akan mendorong peningkatan produktivitas sektor-sektor ekonomi yang menggunakan
infrastruktur keciptakaryaan sebagai salah satu sarana pendukung faktor produksinya. Sasaran
kedua adalah meningkatnya partisipasi swasta yang antara lain dalam bentuk investasi dalam
pembangunan dan pengelolaan infrastruktur di Kabupaten Nganjuk.
12.4.
Rencana Peningkatan Kapasitas Kelembagaan
Tujuan dari peningkatan kapasitas kelembagaan terkait dengan pembangunan
infrastruktur yaitu terutama agar instansi pembangunan yang diselenggarakan dapat
dilaksanakan dengan baik, dan terpelihara dan diperankan secara optimal oleh pemerintah
daerah selaku penyelenggara pembangunan daerah. Kelembagaan daerah perlu dioptimalkan
dan perlu dikoordinasikan dan dilakukan sinkronisasi guna mendukung dan mendorong
pembangunan yang efektif dan efisien.
Terkait dengan program yang diusulkan untuk meningkatkan kinerja dan kapasitas
kelembagaan Dinas PU Bina Marga, Cipta Karya dan Pengairan Kabupaten Nganjuk yaitu :
a) Rencana Peningkatan/Penguatan Organisasi
Rencana peningkatan/penguatan organisasi yaitu dengan optimalisasi pelaksanaan fungsi
organisasi, yang meliputi optimalisasi kewenangan, tugasa dan tanggung jawab instansi yang
terkait dengan penyelanggaraan pembangunan dan pengelolaan infrastruktur jalan dan
jembatan di Kabupaten Nganjuk.
b) Rencana Peningkatan/Penguatan Tata Laksana
Rencana untuk meningkatkan tata laksana penyelenggaraan pembangunan dan pengelolaan
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Nganjuk 2015-2019
kebutuhan akan pembentukan Peraturan Daerah baru untuk mendukung penyelenggaraan
program pembangunan infrastruktur jalan di Kabupaten Nganjuk.
c) Rencana Peningkatan/Penguatan Sumber Daya Manusia
Rencana peningkatan SDM adalah perwujudan untuk meningkatkan kapasitas Sumber Daya
Manusia dan Penguatan Kelembagaan Daerah, yaitu dengan langkah-langkah seperti :
Mengikutsertakan aparatur perencana dalam pelatihan/training (pendidikan dan pelatihan)
sesuai dengan kompetensi yang diharapkan, penambahan jumlah tenaga aparatur
pemerintahan, meningkatkan ataupun membuka akses peningkatan jenjang pendidikan bagi
aparatur pemerintahan daerah untuk pendidikan jenjang lanjut seperti Sarjana (S1),
Magister (S2), dan Doktoral (S3).
d) Rencana Peningkatan Prasarana dan Sarana Kerja
Rencana peningkatan prasarana dan sarana kerja bagi pemerintah daerah, khususnya pada
Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Daerah Kabupaten Nganjuk adalah dengan mengusulkan
ataupun memprogramkan penambahan atau kebutuhan akan prasarana dan sarana kerja
seperti peralatan-peralatan, angkutan atau kendaraan, dan lain-lain.
Khusus untuk Bidang PU Cipta karya, Rencana peningkatan kapasitas kelembagaan yang dapat
diusulkan antara lain.
Dibentuknya Badan Layanan Umum untuk pengelolaan sampah
Kerjasama pemerintah dan swasta untuk penyediaan air bersih
Kerjasama pemerintah dan masyarakat untuk melawan limbah
Peningkatan Partisipasi masyarakat untuk penataan lingkungan
Kerjasama pemerintah swasta untuk pengadaan rumah sehat
Perkuatan UPTD untuk manajemen aset dan monitoring & evaluasi infrastruktur Cipta Karya
12.5.
Kaidah Pelaksanaan Investasi
Pemerintahan menyadari bahwa pelaksanaan pembangunan dan peningkatan kapasitas
dalam desentralisasi dan otonomi daerah tidak akan dapat berjalan hanya oleh satu instansi dan
lembaga non-pemerintah, baik pusat dan di daerah. Berkaitan dengan itu telah dibentuk suatu
tim koordinasi antar departemen di Pusat untuk mendukung pelaksanaan UU tentang
Pemerintahan Daerah dan UU tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah. Keppres
tersebut telah menetapkan sub-sub tim kerja, dimana salah satu adalah Sub Tim Kerja yang
ditugaskan untuk mengkoordinasikan kegiatan monitoring dan evaluasi, serta memfasilitasi
prakarsa-prakarsa pengembangan dan peningkatan kapasitas, termasuk prakarsa yang
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Nganjuk 2015-2019
Koordinasi dan pengkajian akan terus dilakukan Pemerintah/Sub Tim Kerja terhadap
upaya pengembangan dan peningkatan kapasitas, berkaitan dengan hal-hal berikut :
Mengkoordinasikan informasi berkaitan dengan program kegiatan pengembangan dan
peningkatan kapasitas kepada semua stakeholder.
Memberikan pembinaan kepada Daerah/Stakeholder berkenaan dengan strategi-strategi
dan program-program pengembangan dan peningkatan kapasitas.
Memfasilitasi akses Daerah terhadap program-program yang didanai oleh Pemerintah dan
bila diperlukan dari lembaga-lembaga donor
Melakukan identifikasi dan koordinasi program-program pembangunan dan peningkatan
kapasitas Pusat dan Daerah yang akan dilakukan oleh Departemen Teknis/Sektoral maupun
oleh Pemda serta pembiayaannya agar dapat memfasilitasi penyelenggaraan Otonomi
Daerah dengan baik.
Mengkaji kebutuhan-kebutuhan Daerah (need assessment) akan pengembangan dan
peningkatan kapasitas serta memperbaharui/merevisi strategi-strategi dam
program-program berdasarkan perubahan-perubahan kebutuhan Daerah dan Instansi Pusat.
Melakukan identifikasi, menyusun database dan memberikan informasi mengenai lembaga
penyedia pelayanan (service provider) untuk pengembangan dan peningkatan kapasitas.
Pemerintah akan melibatkan secara erat asosiasi-asosiasi Pemerintah Daerah dan DPRD,
asosiasi profesional, Ornop dan lembaga kemasyarakatan lainnya, dan masyarakat donor
(donor community) serta pihak-pihak lainnya yang terkait dalam rangka pengembangan dan
peningkatan kapasitas.
Pengaturan dan mekanisme pelaksanaan investasi ini disesuaikan dengan tugas dan
wewenang pelaksana. Untuk kegiatan dengan biaya APBN dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat
melalui Satuan Kerja yang terkait di daerah. Sedangkan kegiatan dengan biaya APBD
dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Kabupaten Nganjuk yang dalam
pelaksanaan investasi ini perlu sinergi dan koordinasi antar stakeholders terkait.
Pengaturan dan mekanisme pelaksanaan investasi peningkatan kapasitas kelembagaan
ini disesuaikan dengan tugas dan wewenang pelaksana. Untuk kegiatan dengan biaya APBN
dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat melalui Satuan Kerja yang terkait di daerah. Sedangkan
kegiatan dengan biaya APBD dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi atau Pemerintah
Kabupaten Nganjuk melalui dinas-dinas terkait.
12.6.
Strategi Kebijakan Pengembangan Kelembagaan Daerah
Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan di Bidang aparatur pemerintah,
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Nganjuk 2015-2019
prinsip rasionai dan realistik sesuai dengan kebutuhan daerah: ;b) penataan uiang aparatur
pemerintah daerah sesuai dengan penataan struktur organisasi dan perangkat kelembagaan
daerah; (c) peningkatan kualitas peiayanan kepada masyarakat melalui pelayanan prima; (d)
peningkatan kualitas dan profesionalisme sumberdaya aparatur pemerintah untuk
mendukung perwujudan pemerintah yang baik dan bebas dari KKN; (e) peningkatan
pembangunan administrasi pemerintahan dan pembangunan yang mampu mendukung
penyelenggaraan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan; (f) pengembangan
sistem program dan anggaran serta pengendalian pembangunan; (g) peningkatan pengawasan
terhadap penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah untuk mendukung
pemerintahan yang bersih; dan (h) peningkatan sarana dan prasarana pemerintahan daerah.
Secara keseluruhan pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintahan diarahkan untuk
mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan, pelayanan,
pemberdayaan, dan peran serta masyarakat serta peningkatan daya saing daerah. Sebagai
bahagian dari penyelenggaraan negara, maka penyelenggaraan pemerintah daerah juga
tunduk pada asas umum penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No. 28 tahun 1999. Dimana asas umum
penyelenggaraan Negara tersebut akan mencakup : Asas kepastian hukum, tertib
penyelenggaraan negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan, asas proporsionalitas,
asas profesionalitas, dan asas akuntabilitas.
Pembiayaan penyelengaraan pemerintah daerah dibebankan pada APBD dalam bentuk
belanja daerah dengan arah sebagaimana diamanatkan dalam pasal 167 UU nomor 32/2004
yaitu belanja daerah diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah. Selanjutnya disebutkan bahwa
perlindungan dan peningkatan kualitas kehidupan masyarakat diwujudkan dalam bentuk
peningkatan pelayanan dasar dengan prioritas peningkatan pendidikan, penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan, fasilitas sosial, dan fasilitas umum yang layak, serta mengembangkan
sistem jaminan sosial.
Disamping itu bahwa APBD harus mempertimbangkan analisis standar biaya, standar
harga, tolok ukur kinerja, dan standar pelayamnan minimum.
Dalam rangka dapat dicapainya tujuan dan sasaran sebadaimana telah digambarkan
diatas, maka strategi yang dikembangkan dalam rangka pengembangan kapasitas Pemerintah
Kabupaten Nganjuk, akan mencakup pada 4 bidang, yang secara rinci sebagai berikut :
a. Bidang Kelambagaan dan Organisasi :
Strategi kebijakan yang dikembangkan dibidang kelembagaan organisasi institusi meliputi
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Nganjuk 2015-2019
dihilangkan. Untuk mencapai hal tersebut, rumusan kebijakan yang akan dikembangkan
meliputi :
1. Dibutuhkan reorganisasi dan restrukturisasi dengan mekanisme yang jelas dalam
rangka mencapai struktur otoritas dan menghindari ketatnya birokrasi agar pelayanan
pada masyarakat dapat memberikan secara efesien dan optimal.
2. Adanya perangkat hukum yang mengatur posisi dan fungsi kelembagaan demi
terjaminnya kualitas dan pola kebijaksanaan.
b. Bidang Manajemen Organisasi Instiitusi Pemerintah.
Strategi kebijakan yang dikembangkan dibidang manajemen organisasi institusi meliputi,
sistem dan mekanisme administrasi, manajemen yang diarahkan pada efektifitas, efiseinsi,
responsivitas dan transparansi.
Untuk mencapai hal tersebut rumusan strategi yang akan ikembangkan meliputi :
1. Pembenahan sistem manajemen dan administrasi Pemerintah menuju sistem yang
transparan. Responsif, efesien dan efektip.
2. Pembenahan dan penyempurnaan sistem insentif dan disentif dalam rangka
memotivasi kinerja aparatus pemerintahan.
3. Mengembangkan dan merumuskan moral dan etos kerja sebagai pedoman
dalam kinerja aparatur.
c. Aparatur Pemerintah Kota.
Dalam bidang aparatur Pemerintahan, strategi kebijakan yang dikembangkan meliputi :
pengembangan dan peningkatan kemampuan sumber daya manusia menuju performa
yang lebih profesional. Dengan demikian rumusan kebijakan strategis akan meliputi :
1. Pendidikan dan pelatihan terhadap aparatur dilakukan sesuai dengan spesifikasi
pekerjaan, fungsi, struktur masing-masing kelembagaan.
2. Penerapan sistem pembinaan karier pegawai yang lebih adil sesuai merit dan jenjang
karier.
3. Peningkatan fasilitas pendukung untuk dapat terpenuhinya kualitas dan kuantitas
SDM.
d. Sistem akuntabilitas
Strategi kebijakan yang dikembangkan dibidang sistem akuntabilitas institusi meliputi
mekanisme dan kriteria penilaian yang diarahkan pada manajemen publik. Sehingga
swistem akuntabilitas yang dijalankan lebih transparan dan akuntabel. Untuk mencapai
hal tersebut rumusan kebijaksanaan yang akan dikembangkan meliputi :
1. Mengembangkan dan merumuskan mekanisme sistem akuntabilitas yang baik.