• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI - DOCRPIJM 81af955c3d BAB IIIRPIJM MALRA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DAFTAR ISI - DOCRPIJM 81af955c3d BAB IIIRPIJM MALRA"

Copied!
299
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Daft ar isi ... i

Daft ar Tabel ... ix

Daft ar Gambar ... xi

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Lat ar Belakang ... 1

1.2. Landasan Hukum ... 3

1.3. Tujuan dan Pent ingnya RPIJM ... 5

1.4. M ekanisme dan Framew ork Penyusunan RPIJM ... 6

1.4.1. Kerangka Pikir Penyusunan RPIJM ... 6

1.4.2. M ekanisme Penyusunan RPIJM ... 6

1.4.3. Pendekat an t erhadap Kondisi yang diinginkan ... 8

1.4.4. Pendekat an Terhadap Kondisi yang Ada ... 10

1.4.5. Pendekat an Pemrograman Invest asi unt uk M endukung Perw ujudan Kondisi yang Diinginkan ... 12

1.5. Kerangka Penyusunan RPIJM ... 14

BAB 2. GAM BARAN UM UM DAN KONDISI W ILAYAH KABUPATEN M ALUKU TENGGARA 2.1. Kondisi Umum ... 16

2.1.1. Profil Geografi ... 16

2.1.2. Profil Demografi ... 25

2.1.2.1. St rukt ur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan St rukt ur Umur ... 25

2.1.2.2. Laju Pert ambahan Penduduk ... 25

2.1.2.3. St rukt ur Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 26

2.1.2.4. St rukt ur Penduduk Berdasarkan M at a Pencaharian/ Tingkat Kesejaht eraan ... 27

2.1.3. Profil Ekonomi ... 28

(2)

2.1.3.2. Pert umbuhan Ekonomi Daerah ... 30

2.2.5. Sub Bidang Tat a Bangunan Lingkungan ... 45

2.2.6. Sub Bidang Pengembangan Permukiman ... 46

2.2.7. Prasarana Jalan ... 47

BAB 3. RENCANA PEM BANGUNAN W ILAYAH KABUPATEN M ALUKU TENGGARA 3.1. St rat egi/ Skenario Pengembangan Wilayah Kot a Berdasarkan RTRW ... 49

3.1.1. Arahan pengembangan Kabupat en M aluku Tengah ... 49

3.1.2. Fungsi Peran Kot a ... 58

3.1.3. Ident ifikasi Wilayah yang Dikendalikan ... 62

3.1.4. Ident ifikasi Wilayah yang Didorong Pert umbuhannya ... 76

3.1.5. Arahan Pengembangan Penduduk dan Permukiman ... 91

3.1.6. Langkah-langkah Penyusunan St rat egi Pembangunan Perkot aan ... 96

3.2. Skenario Pengembangan Bidang PU/ Cipt a Karya... 97

3.2.1. Rencana Induk Sist em (RIS)/ M ast erplan Infrast rukt ur ... 97

3.2.2. Ident ifikasi Kebut uhan Invest asi Pembangunan Infrast rukt ur ... 98

3.2.3. Logical Framew ork: Ket erkait an Rencana Pengembangan Wilayah dan Rencana Pembangunan Infrast rukt ur (M ast erplan Infrast rukt ur) ... 100

BAB 4. RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR 4.1. RENCANA PENGEM BANGAN PERM UKIM AN ... 108

4.1.1. Pet unjuk Umum ... 108

(3)

4.1.2.1. Kondisi Umum ... 118

4.1.2.1.1. Gambaran Umum ... 118

4.1.2.1.2. Prasarana dan Sarana Dasar Permukiman ... 120

4.1.2.1.3. Aspek Pendanaan ... 121

4.1.2.1.4. Aspek Kelembagaan ... 121

4.1.2.2. Sasaran ... 121

4.1.3. Permasalahan Pembangunan Permukiman ... 122

4.1.3.1.1. Analisis Permasalahan ... 122

4.1.3.1.2. Alt ernat if Pemecahan ... 122

4.1.3.1.3. Rekomendasi ... 122

4.1.4. Usulan Pembangunan Permukiman ... 123

4.1.4.1. Usulan dan Priorit as Program Pembangunan PS Permukiman ... 123

4.1.4.2. Usulan dan Priorit as Kegiat an Pembangunan PS Permukiman ... 125

4.2. RENCANA INVESTASI PENATAAN BANGUNAN LINGKUNGAN ... 129

4.2.1. Pet unjuk Umum ... 129

4.2.2. St ret egi Pendukung ... 134

4.2.3. Kebijakan, Penat aan Bangunan Gedung dan Lingkungan di Kabupat en M aluku Tenggara ... 137

4.2.4. Profil Rinci Penat aan Bangunan Gedung dan Lingkungan ... 158

4.2.4.1. Gambaran Umum Penat aan Bangunan Gedung dan Lingkungan ... 158

4.2.4.2. Kondisi Penat aan Bangunan Gedung dan Lingkungan ... 161

4.2.5. Permasalahan yang Dihadapi ... 162

4.2.5.1. Sasaran Penat aan Bangunan Gedung dan Lingkungan ... 162

4.2.5.2. Rumusan M asalah ... 163

4.2.6. Analisis Permasalahan dan Rekomendasi ... 164

4.2.6.1. Analisis Kebut uhan Penat aan Bangunan dan Lingkungan ... 164

4.2.6.2. Rekomendasi ... . 165

4.2.7. Program yang Diusulkan ... 167

4.2.7.1. Usulan dan Priorit as Program ... 167

(4)

4.3. RENCANA INVESTASI SUB-BIDANG AIR LIM BAH ... 169

4.3.1. Pet unjuk Umum Pengelolaan Air Limbah ... 169

4.3.1.1. Umum ... 169

4.3.1.2. Kebijakan, Program Dan Kegiat an Pengelolaan Air Limbah Dalam Rencana Kabupat en Kot a ... 172

4.3.2. Profil Rinci Pengelolaan Air Limbah ... 175

4.3.2.1. Gambaran Umum Pengelolaan Air Limbah Saat Ini ... 175

4.3.2.1.1. Tingkat Kesehat an M asyarakat dan Lingkungan ... 176

4.3.2.1.2. Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah ... 177

4.3.2.2. Kondisi Sist em Sarana Dan Prasarana Pengelolaan Air Limbah ... 177

4.3.3. Permasalahan Yang Dihadapi ... 178

4.3.3.1. Sasaran Pengelolaan Prasarana Dan Sarana (Ps) Air Limbah ... 179

4.3.3.2. Rumusan M asalah ... 179

4.3.4. Analisis Permasalahan dan Rekomendasi ... 179

4.3.4.1. Analisis Permasalahan ... 179

4.3.4.2. Alt ernat if Pemecahan Permasalahan ... 180

4.3.4.3. Rekomendasi ... 180

4.3.5. Sist em Prasarana yang Diusulkan ... 181

4.3.5.1. Usulan Dan Priorit as Program ... 181

4.3.5.2. Usulan dan Priorit as Proyek ... 181

4.4. RENCANA INVESTASI SUB-BIDANG PERSAM PAHAN ... 182

4.4.1. Pet unjuk Umum Pengelolaan Air Limbah ... 182

4.4.1.1. Umum ... 182

4.4.1.2. Kebijakan, Program Dan Kegiat an Pengelolaan Persampahan Rencana Kabupat en Kot a ... 184

4.4.2. Profil Persampahan ... 189

4.4.2.1. Gambaran Umum Pengelolaan Persampahan Saat Ini ... 189

4.4.2.2. Kondisi Sist em Sarana Dan Prasarana Pengelolaan Persampahan yang Ada (Aspek Teknis) ... 190

4.4.2.3. Aspek Pendanaan ... 193

(5)

4.4.2.5. Aspek Perat uran Perundangan ... 193

4.4.2.6. Aspek Peran Sert a M asyarakat ... 194

4.4.3. Permasalahan Yang Dihadapi ... 194

4.4.3.1. Sasaran Penyediaan Prasarana Dan Sarana Pengelolaan Sampah ... 194

4.4.3.2. Rumusan M asalah ... 195

4.4.4. Analisis Permasalahan dan Rekomendasi ... 195

4.4.4.1. Analisis Permasalahan ... 195

4.4.4.2. Alt ernat if Pemecahan Permasalahan ... 195

4.4.4.3. Rekomendasi ... 196

4.4.5. Sist em Prasarana yang Diusulkan ... 197

4.4.5.1. Usulan Dan Priorit as Program ... 197

4.4.5.2. Usulan dan Priorit as Proyek ... 197

4.5. RENCANA INVESTASI SUB-BIDANG DRAINASE ... 198

4.5.1. Pet unjuk Umum Pengelolaan Drainase ... 198

4.5.1.1. Umum ... 198

4.5.1.2. M aksud dan Tujuan ... 200

4.5.1.3. Arah Kebijakan Penanganan Drainase ... 201

4.5.1.4. Isu-Isu St rat egis dan Permasalahan ... 202

4.5.1.5. Kebijakan, Program Dan Kegiat an Pengelolaan Drainase Rencana Kabupat en Kot a ... 206

4.5.2. Profil Drainase ... 208

4.5.2.1. Gambaran Umum Pengelolaan Drainase Saat Ini ... 208

4.5.2.2. Aspek Teknis ... 210

4.5.2.3. Aspek Pendanaan ... 210

4.5.2.4. Aspek Kelembagaan ... 210

4.5.3. Permasalahan Yang Dihadapi ... 211

4.5.3.1. Permasalahan Sist em Drainase yang Ada ... 211

4.5.3.2. Sasaran Drainase ... 211

4.5.3.3. Rumusan M asalah ... 211

4.5.4. Analisis Permasalahan dan Rekomendasi ... 212

4.5.4.1. Analisis Kebut uhan ... 212

4.5.4.2. Rekomendasi ... 212

(6)

4.5.5.1. Usulan dan Priorit as Program ... 213

4.5.5.2. Usulan dan Priorit as Proyek Penyediaan Drainase ... 213

4.6. RENCANA INVESTASI PENGEM BANGAN AIR M INUM ... 214

4.6.1. Pet unjuk Umum Sub Bidang Air M inum ... 214

4.6.2. Profil Air M inum ... 220

4.6.2.1. Gambaran Umum Sist em Penyediaan Dan Pengelolaan ... 220

4.6.2.2. Kondisi Sist em Sarana dan Prasarana Penyediaan dan Pengelolaan Air M inum ... 225

4.6.2.2.1. Sist em Non Perpipaan ... 225

4.6.2.2.2. Sist em Perpipaan ... 226

4.6.2.2.3. Rangkuman Kondisi Penyediaan Air Bersih ... 226

4.6.3. Permasalahan Yang Dihadapi ... 228

4.6.3.1. Sasaran Penyediaan dan Pengelolaan Prasarana dan Sarana (PS) Air M inum ... 229

4.6.3.2. Rumusan M asalah ... 229

4.6.4. Analisis Permasalahan dan Rekomendasi ... 229

4.6.4.1. Analisis Kebut uhan Prasarana Air M inum ... 229

4.6.4.2. Kondisi Pelayanan ... 230

4.6.4.3. Analisis Kebut uhan Program ... 231

4.6.4.4. Rekomendasi ... 232

4.6.5. Sist em Prasarana yang Diusulkan ... 233

4.6.5.1. Usulan dan Priorit as Program ... 233

4.6.5.2. Usulan dan Priorit as Proyek ... 234

BAB 5. SAFEGUARD SOSIAL DAN LINGKUNGAN 5.1. Pet unjuk Umum ... 235

5.1.1. Prinsip Dasar Safeguard ... 235

5.1.2. Lingkup Kerangka Safeguard ... 237

(7)

5.3.2. M et oda Pendugaan Dampak Lingkungan ... 239

BAB 6. KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN 6.1. Pet unjuk Umum ... 240

6.1.1. Komponen Penerimaan Daerah ... 241

6.1.2. Komponen Pengeluaran Belanja ... 242

6.1.3. Komponen Pembiayaan ... 243

6.2. Profil Keuangan Kabupat en M aluku Tenggara ... 244

6.2.1. Pendapat an Keuangan Daerah ... 244

6.2.2. Realisasi Pengeluaran ... 246

6.3. Permasalahan dan Analisis Keuangan ... 247

6.3.1. Kondisi Keuangan Pemerint ahan Kot a ... 247

6.4. Analisis Tingkat Ket ersediaan Dana ... 248

6.4.1. Analisis Kemampuan Keuangan Daerah ... 248

6.5. Rencana Pembiayaan Program ... 249

6.6. Pet unjukRencana Peningkat an Pendapat an ... 250

BAB 7. KELEM BAGAAN DAERAH DAN RENCANA PENINGKATAN KAPASITAS KELEM BAGAAN 7.1. Pet unjuk Umum ... 252

7.2. Kondisi Kelembagaan ... 260

7.2.1. Kondisi Kelembagaan Pemerint ah Kabupat en M aluku Tenggara ... 260

7.3. M asalah, Analisis dan Usulan Program ... 264

7.3.1. Permasalahan yang Dihadapi ... 264

7.3.2. Analisis Permasalahan ... 265

7.3.3. Usulan Program ... 265

BAB 8. RENCANA KESEPAKATAN (M EM ORANDUM ) RENCANA INVESTASI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 8.1. Ringkasan Rencana Pembangunan Kabupat en/ Kot a ... 269

8.2. Ringkasan Program Priorit as Infrast rukt ur ... 279

(8)

LAM PIRAN

1. Usulan dan Priorit as Proyek/ Kegiat an Sub Bidang Permukiman

2. Usulan dan Priorit as Proyek/ Kegiat an Sub Bidang Penat aan Bangunan Lingkungan

3. Usulan dan Priorit as Proyek/ Kegiat an Sub Bidang Air Limbah

4. Usulan dan Priorit as Proyek/ Kegiat an Sub Bidang Persampahan

5. Usulan dan Priorit as Proyek/ Kegiat an Sub Bidang Drainase

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Luas Wilayah Kabupat en M aluku Tenggara per Kecamat an Jumlah

Desa dan Ibukot a Kecamat an di Kabupat en M aluku Tenggara ... 17

Tabel 2.2 Kondisi Klimat ologis Wilayah M aluku Tenggara Tahun 2008 ... 20

Tabel 2.3 Kondisi Topografi per Kecamat an di Kabupat en M aluku Tenggara ... 22

Tabel 2.4 Luas Kaw asan Berdasarkan Tipe Ekosist em di Kabupat en M aluku

Tenggara ... 23

Tabel 2.5 Jumlah Penduduk M enurut Jenis Kelamin dan Sex Rasio Di Kabupat en

M aluku Tenggara Tahun 2008 ... 25

Tabel 2.6 Tingkat Kepadat an dan Prosent ase Penyebaran Penduduk Per

Kecamat an Di Kabupat en M aluku Tenggara Tahun 2008 ... 26

Tabel 2.7 Tingkat Pendidikan di Kabupat en M aluku Tenggara Tahun 2006 ... 27

Tabel 2.8 Persent ase Penduduk M enurut Lapangan M at a Pencaharian Di Kab.

M aluku Tenggara Tahun 2006 ... 27

Tabel 2.9 Produk Domest ik Regional Domest ik Berdasarkan Harga Berlaku dan

Konst an Di Kabupat en M aluku Tenggara Tahun 2006 – 2008 ... 29

Tabel 2.10 Prosent ase Produk Domest ik Regional Domest ik Berdasarkan Harga

Berlaku dan Konst an Di Kabupat en M aluku Tenggara Tahun 2006 –

2008 ... 29

Tabel 2.11 Indeks Perkembangan Produk Domest ik Regional Domest ik

Berdasarkan Harga Berlaku dan Konst an Di Kabupat en M aluku

Tenggara Tahun 2006 – 2008 ... 30

Tabel 2.12 Laju Pert umbuhan Ekonomi Sekt oral M aluku Tenggara Tahun 2007 –

2008 ... 31

Tabel 2.13 Jumlah Sekolah M enurut Tingkat an dan Kecamat an di Kabupat en

M aluku Tenggara Tahun 2008 ... 35

Tabel 2.14 Jumlah Sekolah, M urid, Guru, Lulusan dan Rasio M urid Terhadap

Guru M enurut Tingkat Sekolah di Kabupat en M aluku Tenggara 2008 ... 36

Tabel 2.15 Jumlah Fasilit as Kesehat an M enurut Kecamat an di Kabupat en

(10)

Tabel 2.16 Jumlah Dokt er dan Tenaga Kesehat an Lainnya M enurut Kecamat an di

Kabupat en M aluku Tenggara Tahun 2008 ... 39

Tabel 2.17 Jumlah Tempat Peribadat an M enurut Jenis dan Kecamat an di Kabupat en M aluku Tenggara Tahun 2008 ... 40

Tabel 2.18 Banyaknya Pelanggan, Produksi dan Nilai Produksi Air M inum PDAM Cabang Tual, Kabupat en M aluku Tenggara Tahun 1998 – 2006 ... 41

Tabel 2.19 Banyaknya Pelanggan M enurut Kat egori Pelanggan Di Kabupat en M aluku Tenggara Tahun 2006 ... 41

Tabel 2.20 Proyeksi Kebut uha Air Bersih Kabupat en M aluku Tenggara ... 42

Tabel 3.1 Analisis Skalogram unt uk Penent uan Hirarki Kot a-Kot a di Kabupat en M aluku Tenggara ... 59

Tabel 3.2 Hirarki Kot a-Kot a dan Fungsi Kot a-Kot a di Kabupat en M aluku Tenggara ... 60

Tabel 3.3 Rencana Kaw asan Hut an Lindung di Kabupat en M aluku Tenggara 2009-2028 ... 64

Tabel 3.4 Rencana Kaw asan Lindung Set empat di Kabupat en M aluku Tenggara 2009-2028 ... 68

Tabel 3.5 Dist ribusi Penduduk Per Kecamat an di Kabupat en M aluku Tenggara ... 92

Tabel 3.6 Kebut uhan Prasarana Permukiman di Kabupat en M aluku Tenggara ... 94

Tabel 4.1 St andard Besaran Program Air Limbah ... 177

Tabel 4.2 Krit eria Perencanaan unt uk Perpipaan Air Limbah ... 178

Tabel 4.3 Perkiraan Timbunan Sampah dan Kebut uhan Penyediaan Prasarana Sampah ... 190

Tabel 4.4 Periode Ulang Desain unt uk Sist em Drainase M akro ... 209

Tabel 4.5 Periode Ulang Desain unt uk Sist em Drainase M ikro ... 209

Tabel 4.6 St andard Kualit as Air Perunt ukan Air M inum At au yang Sejenis ... 222

Tabel 4.7 Krit eria Perencanaan Sekt or Air Bersih dan Domest ik ... 224

Tabel 4.8 Proyeksi Kebut uhan Air Bersih di kabupat en M auku Tenggara 2008-2028 ... 227

Tabel 4.9 Analisa Kebut uhan Air, Kebut uhan Domest ik dan Non Domest ik di Kabupat en M aluku Tenggara 2008-2028 ... 228

Tabel 4.10 Jumlah Pelanggan Air Bersih di Wilayah M aluku Tenggara ... 231

(11)

DAFTAR GAM BAR

Gambar 1.1 Diagram Penyusunan RPIJM ... 7

Gambar 1.2 Kerangka Pencapaian Pembangunan Infrast rukt ur ... 13

Gambar 2.1 Pet a Administ rasi Kabupat en M aluku Tenggara ... 18

Gambar 2.2 Pet a Topografi Kabupat en M aluku Tenggara ... 21

Gambar 2.3 Pet a Penggunaan Lahan di Kabupat en M aluku Tenggara ... 24

Gambar 2.4 PRDB Kabupat en M aluku Tenggara Tahun 2005-2008 ... 28

Gambar 2.5 Laju Pert umbuhan Ekonomi Kabupat en M aluku Tenggara 2005-2008... 30

Gambar 2.6 Dist ribusi PRDB Kabupat en M aluku Tenggara At as Dasar Harga Berlaku ... 33

Gambar 2.7 Tingkat Pendapat an Perkapit a di Kabupat en M aluku Tenggara Tahun 2008... 48

Gambar 2.8 Pet a Jaringan Jalan Kabupat en M aluku Tenggara ... 45

Gambar 3.1 Pet a Rencana St rukt ur Ruang Kabupat en M aluku Tenggara ... 51

Gambar 3.2 Pet a Rencana Pola Ruang Kabupat en M aluku Tenggara ... 52

Gambar 3.3 Pet a Pembagian SWP di Kabupat en M aluku Tenggara ... 53

Gambar 3.4 Pet a Hirarki Kot a-Kot a dan Perkiraan Pola Pergerakan di Kabupat en M aluku Tenggara ... 57

Gambar 3.5 Pet a Rencana Pengembangan Kaw asan Hut an Lindung di Kabupat en M aluku Tenggara ... 62

Gambar 3.6 Pet a Keraw anan Bencana di Kabupat en M aluku Tenggara ... 68

Gambar 3.7 Pet a Arahan Pengemdalian Pemanfaat n Ruang Pada Kaw asn Raw an Bencana di Kabupat en M aluku Tenggara ... 69

(12)

Gambar 3.9 Pet a Perw ilayahan Komodit as di Kabupat en M aluku Tenggara ... 74

Gambar 3.10 Pet a Rencana Kaw asan Budidaya di Kabupat en M aluku Tenggara ... 75

Gambar 3.11 Pet a Pot ensi Perikanan di Kabupat en M aluku Tenggara ... 78

Gambar 3.12 Pet a Pot ensi Pariw isat a di Kabupat en M aluku Tenggara ... 79

(13)

Pe ndahuluan

1.1. Latar Belakang

Pembangunan nasional harus dilaksanakan secara merat a di seluruh w ilayah

Indonesia, bersama seluruh t ingkat Pemerint ahan dari pusat sampai dengan

pemerint ah daerah dengan cara yang lebih t erpadu, efisien, efekt if sert a

memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh masyarakat . Salah sat u

perw ujudan pembangunan nasional t ersebut adalah pelaksanaan pembangunan

infrast rukt ur yang disiapkan secara lebih cerdas, t erencana dan t erpadu sesuai

dengan kaidah pembangunan berkelanjut an. Pendayagunaan sumber daya yang

sinergis diharapkan mampu mengopt imalkan pelaksanaan dan hasil pembangunan

unt uk mendukung laju pert umbuhan ekonomi nasional, pencipt aan lapangan kerja,

dan penanggulangan kemiskinan dengan t et ap menjaga daya dukung lingkungan

sert a pengembangan w ilayah baik diperkot aan maupun diperdesaan.

Unt uk mew ujudkan hal t ersebut perlu disiapkan perencanaan program

infrast rukt ur yang dapat mendukung kebut uhan ekonomi, sosial dan lingkungan

secara t erpadu. Depart emen Pekerjaan Umum khususnya Direkt orat Jenderal Cipt a

Karya mengambil inisiat if unt uk mendukung Propinsi, Kabupat en/ Kot a unt uk dapat

mulai menyiapkan perencanaan program yang dimaksud khususnya Bidang PU/ Cipt a

Karya melalui penyiapan Rencana Program Invest asi (RPIJM ) sebagai embrio

t erw ujudnya perencanaan program infrast rukt ur yang lebih luas. Dengan adanya

(14)

unt uk memenuhi kebut uhan daerah, mendorong dalam meningkat kan pert umbuhan

ekonomi dan penanggulangan kemiskinan sert a mew ujudkan lingkungan yang layak

huni (livable).

RPIJM yang disusun perlu memperhat ikan aspek kelayakan program dari

masing-masing kegiat an dan kelayakan spasialnya sesuai scenario pembangunan

daerah yang t ert uang dalam Rencana Tat a Ruang yang ada, sert a kelayakan sosial

dan lingkungannya. Disamping it u RPIJM yang akan disusun daerah harus

mempert imbangkan kemampuan pendanaan dan kapasit as kelembagaan dalam

mendukung pelaksanaan program invest asi yang t elah disusun.

Dengan demikian Rencana Program Infrast rukt ur Jangka M enengah

Kabupat en/ Kot a diharapkan dapat mengakomodasikan dan merumuskan kebut uhan

pembangunan Kabupat en/ Kot a, secara spesifik sesuai dengan karakt erist ik dan

pot ensi masing-masing Kabupat en/ Kot a agar dapat mendorong pembangunan

ekonomi lokal, pengent asan kemiskinan, dan peningkat an kualit as pelayanan yang

sesuai dengan kebut uhan nyat a dapat dicapai.

Pendampingan daerah dalam penyusunan RPIJM Kabupat en/ Kot a, Direkt orat

Jenderal Cipt a Karya t elah membent uk Tim Sat gas Pusat yang dit et apkan melalui

Keput usan Direkt ur Jenderal Cipt a Karya No. 30/ KPTS/ DC/ 2007 t anggal 2 Agust us

2007 t ent ang Pembent ukan Sat gas (Sat uan Tugas) Pendampingan Penyusunan

Rencana Program Invest asi Jangka M enengah (RPIJM ) Daerah Kabupat en/ Kot a

Propinsi Bidang PU/ Cipt a Karya. Tim Sat gas ini bert ugas unt uk mendukung

penyusunan RPIJM di daerah dalam bent uk pendampingan dan penilaian RPIJM yang

t elah disusun, sert a sebagai know ledge cent er bagi Kabupat en/ Kot a dalam menyusun RPIJM Daerah.

Sejalan dengan persiapan pelaksanaan t ugas dekonsent rasi dari Pemerint ah

kepada Pemerint ah Propinsi, berdasarkan Surat Direkt ur Jenderal Cipt a Karya kepada

seluruh Gubernur No. PR.02.03-DC/ 459 t anggal 25 Sept ember 2007 perihal

Penyusunan Rencana dan Program Invest asi Jangka M enengah (RPIJM )

Kabupat en/ Kot a Bidang Pekerjaan Umum/ Cipt a Karya, perlu dibent uk Sat gas Propinsi

(15)

masing-masing ant ar Sat gas Propinsi selanjut nya diharapkan mampu melakukan

sinkronisasi RPIJM Kabupat en/ Kot a di Propinsi masing-masing dan kegiat an

dinas/ badan dit ingkat propinsi t ermasuk kont ribusi APBN, APBD Propinsi, selanjut nya

diharapkan mampu melakukan dan APBD Kabupat en/ Kot a dalam mendukung

pembangunan prasarana dan sarana Pekerjaan Umum/ Cipt a Karya di

Kabupat en/ Kot a. Sat gas Propinsi dibent uk berdasarkan SK Gubernur dan t erdiri dari

unsur-unsur Bappeda Propinsi dan Dinas-Dinas yang t erkait dengan pembangunan PS

Bidang PU/ Cipt a Karya dit ingkat Propinsi.

Pelaksanaan t ugas Pemerint ah Propinsi dalam memfasilit asi penyusunan

RPIJM Bidang PU/ Cipt a Karya Kabupat en/ Kot a akan didukung oleh sumberdaya

pemerint ah pusat . Sehubungan hal t ersebut , Direkt orat Jenderal Cipt a Karya t elah

mengalokasikan melalui DIPA Sat uan Kerja Pembina dari pengembangan program

Cipt a Karya t ahun 2008 kegiat an t ersebut akan dilaksanakan oleh Sat gas Propinsi

dalam memfasilit asi pelaksanaan t ugas Tim Sat gas Kabupat en/ Kot a dalam menyusun

RPIJM daerah masing-masing.

1.2. Landasan Hukum

Penyusunan RPIJM pada dasarnya harus bert it ik t olak (mengacu) perat uran

perundangan maupun kebijakan yang berlaku pada saat RPIJM disusun. Perat uran

dan perundangan maupun kebijakan yang perlu t ersebut diant aranya adalah sebagai

berikut:

A. Perat uran Perundangan

§

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 t ent ang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional;

§

Undang-Undang Nom or 26 Tahun 2007 t ent ang Penat aan Ruang;

§

Undang-Undang Nom or 32 Tahun 2004 t ent ang Pem erint ahan Daerah;

§

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 t ent ang Perimbangan Keuangan Antara

Pemerint ah Pusat dan Pemerint ah Daerah;

§

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 t ent ang Perbendaharaan Negara;

(16)

§

Un dan g-Und an g No m o r 25 Tahun 2004 t ent ang Sist em Per en can aan

§

Perat uran dan Perundangan Lainnya yang t erkait .

B. Kebijakan dan Strategi

§

Keput usan Presiden Nomor 7/ 2004 t ent ang Pembangunan Jangka M enengah Nasional 2004-2009

§

Perat uran M ent ri Pekerjaan Umum Nomor 494/ PRT/ M / 2005 t ent ang Kebijakan Nasional St rat egi Pengembangan (KNSP) Perumahan dan

Permukiman;

§

Perat uran M ent ri Pekerjaan Umum Nomor 20/ PRT/ M / 2006 t ent ang Kebijakan dan St rat egi Nasional Pengembangan (KSNP) Sist em Penyediaan Air M inum;

§

Perat uran M ent ri Pekerjaan Umum Nomor 21/ PRT/ M / 2006 t ent ang Kebijakan

dan St rat egi Nasional Pengembangan (KSNP-SPP) Sist em Pengelolaan

Persampahan;

C. Disam ping it u, yang per lu juga dijad ikan sebagai acuan at as dasar pendekat an dalam penyusunan RPIJM adalah kebijakan at aupun arahan dan

pim pinan Depart em en PU/ Cipt a Karya sert a kebijakan pim pinan instansi terkait.

(17)

§

Per at ur an M ent er i Dalar n Neger i Nom or 13 Tahun 2006 t en t an g

Ped om an Pen gelo laan Keuan gan Daer ah .

§

Per at ur an Daer ah Pr o vin si M alu ku Nom or 1 Tahu n 2004 t ent an g

Ren cana St r at egi (Renst r a) Pem ban gun an Pr o vin si M alu ku Tahun

2003-2008.

1.3 Tujuan dan Pentingnya RPIJM

Rencana Program Invest asi Jangka M enengah Bidang PU/ Cipt a Karya

merupakan dokumen rencana kerjasama pembangunan infrast rukt ur di

Kabupat en/ Kot a yang bersifat lnt as sekt oral

RPIJM dimaksudkan bukan unt uk menggant ikan fungsi RPJM D sebagai

dokumen polit ik sebagaimana repelit a pada masa yang lalu, akan t et api merupakan

dokumen t eknis kelayakan program (Feasibilit y St udy), unt uk rencana pembangunan

infrast rukt ur bidan PU/ Cipt a Karya.

Sebagai dokumen t eknis, perlunya dikerjakan secara profesional (oleh

ahlinya), namun t et ap menekankan proses part isipasi melalui dialog kebijakan

dengan pihak-pihak t erkait , masyarakat , profesional dan lain-lain pada t ahap

penyusunan rencana pembangunan Kabupat en/ Kot a dan melalui dialog invest asi

dengan masyarakat dan dunia usaha maupun pihak-pihak yang t erkait pada t ahapan

penyusunan rencana pembangunan Kot a/ Kabupat en dan melalui dialog invest asi

dengan masyarakat dan dunia usaha maupun pihak-pihak yang t erkait pada t ahap

penyusunan priorit as program/ kelayakan program invest asi.

(18)

M elalui kegiat an penyusunan RPIJM ini diharapkan para pelaku pem bangunan t ermasuk konsult an dapat m em aham i kedudukan, art i pent ingnya, dan bagaim ana penyusunan dokum cn RPIJM Pem erint ah Daerah. Tersusunnya RPIJM pada akhirnya dapat m enjadi dokum en Program / Anggaran Kerja ant ara Pemerint ah Pusat , Propinsi, Kabupat en/ Kot a yang kelayakannya dapat dipert anggungjaw abkan

1.4 M ekanisme dan Framew ork Penyusunan RPIJM

1.4.1 Kerangka Pikir Penyusunan RPIJM

Sebagaimana dengan dokumen perencanaan pada umumnya Kerangka pikir

dalam penyusunan Dokumen RPIJM ini akan diaw ali dari formulasi t ujuan dan

sasaran pembangunan perkot aan yang diinginkan dan mencari upaya bagaimana

dapat mencapai t ujuan t ersebut dengan melihat kondisi at aupun pot ensi dan

peluang yang dapat dimanfaat kan dengan maupun t anpa suat u rekayasa.

Beberapa hal yang perlu dit ekankan didalam cara berpikir dalam penyusunan

dokumen RPIJM bagaimana dapat mengenali permasalahan dan t ant angan

pembangunan perkot aan, t erut ama dalam rangka unt uk bisa merencanakan dan

memprogramkan kegiat an invest asi secara efekt if, sehingga diharapkan RPIJM yang

disusun adalah dapat menjaw ab t ant angan pembangunan, namun masih dalam

bat as-bat as efisiensi kemampuan penyelenggaraan. Unt uk it u perlu dilakukan suat u

analisis ant ara kondisi saat ini dengan kondisi yang ingin dicapai dalam w akt u

mendat ang sesuai dengan t ujuan dan sasaran pembangunan sert a kebijakan dan

st rat egi penanganannya berdasarkan skala priorit as yang dit et apkan.

1.4.2 M ekanisme Penyusunan RPIJM

M ekanisme penyusunan dokumen RPIJM mengacu pada pola pendekat an berpikir

t erut ama dalam hal melakukan analisis permasalahan ant ara kondisi yang diinginkan

dengan kondisi yang ada dalam rangka unt uk mencapai t ujuan dan sasaran

pembangunan perkot aan, pada prinsipnya dapat disederhanakan sesuai dengan

norna yang berlaku di dalam set iap proses pengambilan keput usan, yait u dalam

(19)

yang dit uju, ii) Input adalah kondisi saat ini, dan iii) Proses adalah upaya bagaimana

mencapai sit uasi at aupun kondisi yang dit uju t ersebut , dcngan melihat

kekuat an/ pot ensi (St renght ), Kelemahan ( Weakness), Peluang (Opport unit y), sert a

Ancaman/ Resiko yang harus dit anggung (Threat ). Hal ini secara t eknis dikenal dengan

analisis SWOT.

Gambar 1.1

Diagram Penyusunan RPIJM

Pendekat an berpikir t ersebut dilakukan secara holist ik, berdimensi spasial maupun

sekt oral, sebagaimana pula dit ekankan dalam St rat egi Pembangunan Perkot aan

dalam KSNP Pengembangan Perkot aan, bahw a pembangunan infrast rukt ur bidang

PU/ Cipt a Karya menyangkut fungsi perumahan/ permukiman secara kont ekst ual,

t idak hanya mencakup pemenuhan at au penyediaan prasarana dan sarana dasar

perkot aan yang diperlukan raja. Akan t et api, menyangkut pengendalian fungsi

kaw asan perkot aan agar secara sinergi dapat meningkat kan produkt ivit as ekonomi

Diagram Penyusunan RPIJM

investasi (FS/ DED) Susun prioritas proyek / investasi tahunan

Memorandum

investasi (FS/ DED) Susun prioritas proyek / investasi tahunan

(20)

perkot aan at aupun w ilayah, sert a peningkat an efisiensi pelayanan dan penggunaan

sumber daya sesuai dengan t ujuan dan sasaran pembangunannya. Dalam hal ini,

pendekat an t ersebut harus dit uangkan di dalam Rencana Pembangunan at aupun

Skenario Pengembangan dan Pembangunan Perkot aan sebagai payung unt uk

pengkajian lebih lanjut (mendalam) dalam hal ini: Kajian Teknis/ Sekt oral, Kajian

masalah lingkungan (AM DAL), Kajian Finansial, dan Kajian Kapasit as Kelembagaan.

1.4.3 Pendekatan terhadap Kondisi yang Diinginkan

Pendekat an t erhadap kondisi yang diinginkan pada hakekat nya adalah merupakan

pendekat an t erhadap pencapaian t ujuan dan sasaran Pembangunan Perkot aan. Hasil

t injauan t erhadap hal ini, skenarionya hams dijabarkan dan disepakat i oleh

pihak-pihak t erkait , sert a perlu diupayakan unt uk dit et apkan bilamana memungkinkan.

Skenario t ersebut hams dimuat di dalam Rencana Pembangunan Perkot aan (RPP).

Dalam penjabarannya, skenario t ersebut pada hakekat nya harus disusun berdasarkan

Kebijakan dan St rat egi Pembangunan yang berlaku, baik yang bersifat Nasional

maupun yang bersifat Regional Daerah dan Lokal. Hal ini berart i bahwa di dalam

suat u Rencana Pembangunan Perkot aan paling t idak harus mengandung: i) Formulasi

Arah dan Kebijakan Pembangunan Perkot aan, ii) Pcnet apan Arah Pengembangan dan

Pembangunan baik yang menyangkut Pembangunan Kaw asan (Development Need),

maupun yang menyangkut Kebut uhan Prasarana dan Sarana Dasar (Basic Needs).

A. Form ulasi Arah dan Kebijakan Pem bangunan

Berdasarkan Kebijakan dan St rat egi Pem bangunan dan Rencana Tat a Ruang

yang ber laku, baik yang ber sif at Nasional at aupun Daer ah Kab u p at en

M al u ku Ten ggar a, m aka h ar u s d i ken al i : Kem an akah Ar ah Pengembangan

Perkot aan Tersebut Akan M enuju? Hal ini t ekait dengan M isi dan Tujuan yang

dikehendaki oleh Kabupat en M aluku Tenggara. Oleh karena hal ini sangat

pent ing, m aka pendekat an yang dilakukan harus secara holist ik.

Dalam hal ini, M isi dan St rat egi Pembangunan Nasional perlu dijam in

kesinambungannya di dalam St rat egi Pembangunan Perkot aan di Daerah,

(21)

secara khusus dalam suat u kebijakan dan st rat egi yang dikernbangkan (M ixed St rategy). Sedangkan terhadap hal-hal yang sifatnya lokal (kurang memberikan dampak secara Nasional), maka dapat mengikut i Kebijakan dan St r at egi

Pem bangunan Daerah yang t idak bert ent angan dengan Kebijakan dan

St rat egi Nasional.

Kebijakan dan Strategi yang digunakan dalam hal ini, pada prinsipnya yang

mengacu pada ket ent uan UM UM di at as. Selanjut nya, beberapa hal pent ing

yang perlu dipert im bangkan dalam f orm ulasi m asukan kebijakan ini

diant aranya m eliput i: i) Skenario M akro Ekonomi, ii) lndikasi Kaw asan Andalan

dan Sekt or Unggulan, iii) Sist em Perkot aan, iv) Rencana Tat a Ruang, v) Kondisi

Eksist ing sert a Dinamika Perkembangan Kot a

B. Skenario Pengem bangan dan Pem bangunan Kabupat en/ Kot a

Dengan m elihat peran dan fungsi perkot aannya, kebut uhan pengembangan

at aupun p em b an gu n an p er ko t aan d ap at d i b ed akan d al am b en t u k: i)

kebut uhan unt uk kepent ingan pertumbuhan dan pengembangan kawasan

at aupun wilayah (Develpment Needs), dan ii) kebutuhan untuk memenuhi pclayanan prasarana dan sarana dasar (Bask), balk pclayanan kepada

masyarakat / Communit y (Basic Need), maupun pelayanan Sist em Kot a (Basic Services/ City Wide).

Penentuan Development Needs didasarkan pada konsep pengembangan sekt or yang menjadi unggulan set empat . Dengan demikian dapat dikenali pelayanan

inf rast rukt ur apa yang t erut am a dibut uhkan dan pelayanan prasarana dan

sarana apa yang sebenarnya hanya dibut uhkan sebagai penunjang dalam

rangka pengembangan kawasan tersebut agar tumbuh dan b er f u n gsi b al k.

Seb agai co n t o h : Su at u Kaw asan Pen gem b an gan Per m u ki m an Bar u akan

l eb i h m em b u t u h kan i n f r ast r u kt u r j al an Kabupat en/ Kot a sebagai

kebut uhan ut am a, sedangkan Inf r ast r ukt ur Drainase at aupun lainnya

mungkin hanya diperlukan sebagai infrast rukt ur penunjang saja. Di lain pihak,

suat u kaw asan kot a yang berkembang cepat dan menjadi kumuh t erut ama akan

(22)

persampahan yang dalam hal ini, sifat nya hanya dibut uhkan sebagai penunjang

saja. Demikian pula, suat u kaw asan in d u st r i m u n gkin akan leb ih

m en gu t am akan p en yed iaan i n f r ast r u kt u r Ai r Ber si h , d an Pen gel o l aan

Ai r Li m b ah d ar i p ad a infrast rukt ur lainnya yang bersifat sebagai penunjang.

Jadi, priorit as kebut uhan suat u kaw asan akan sangat t ergant ung dari sit uasi dan

kondisi set em pat , bahkan m ungkin ada yang hanya m em erlukan penat aan

lingkungan saja. Dengan demikian, pem enuhan Development Needs akan Iebih kepada Tailor M ode dan menurut efisiensi dan efekt ifit as yang t ingi. Sedangkan penentuan Basic Needs, pada dasarnya perlu melihat pada kebut uhan dasar m asyar akat (kebut uhan or ang/ m anusia) yang biasanya relat if t idak benibah

banyak (t et ap). Sebagai cont oh, hal ini dapat dilihat pada kebutuhan air bersih

perkapita yang berkisar ant ara 60 s/ d 120 lit er/ orang/ hari. Lain halnya dengan

penentuan Basic Services (Cit y Wide), yang selalu berkembang. Kebijakan unt uk ini harus disesuaikan dengan kebijakan yang ada sehingga selalu berkembang

(dinamis) sesuai dengan kondisi yang ada. Sebagai cont oh, kebijakan

pengelolaan persampahan khususnya Tem pat Pem buangan Akhir (TPA)

sesuai dengan KSNP Persampahan dikelola dengan sist em kont rol at aupun

sanit ary landfill dan diupayakan unt uk dikelola secara regional. Jadi, hal ini sangat dipengaruhi olch isu dan lingkungan st rat eginya.

Adapun secar a rinci isi yang per lu diperhat ikan dalam Skenar io

Pengem bangan dan Pem bangunan Kabupat en/ Kot a akan diulas dalam

pet unjuk Rencana Pembangunan Kabupat en/ Kot a.

1.4.4 Pendekatan Terhadap Kondisi yang Ada

Dalam meninjau kondisi yang ada (saat ini), perlu memperhat ikan hal-hal sepert i: i)

Kondisi Alam Kot a (Geografis) at aupun karakt erist ik kaw asan perkot aan yang

dianalisis, ii) Keadaan sist em pelayanan prasarana yang ad a, i i i ) Si t u asi d an

Kem am p u an Pem b i ayaan , d an i v) Kead aan Kelembagaan Terkait .

a. Ko n d isi Kab u p at en / Ko t a

(23)

m engenali klasif ikasi kot a at as dasar let ak geogr af inya sepert i adanya: i)

Kot a Pant ai, ii) Kota Dat aran Rendah, iii) Kot a Dat aran Tinggi, iv) Kota Pegunungan,

dim ana hal t er sebut secar a cepat akan m encer m inkan perm asalahan ut am a

pelayanan prasarana dan sarana dasar ke PU/ Cipt a Karya yang ada. Gam baran

perm asalahan, t unt ut an, dan persoalan infrast rukt ur yang akan diperoleh

ant ara jenis Kabupat en/ Kot a yang sat u dengan yang lainnya t ersebut hampir

past i berbeda.

b . Sist em Pelayan an In f r ast r u kt u r

Adapun t injauan yang per lu dilaku kan t er hadap sist em pelayanan

inf r ast r u kt ur bidang PU/ Cipt a Kar ya yang ada adalah per lu m elihat :

i ) Tin gkat Ef isien si Sist em Pelayan an (ber ap a per so n f un gsion al),

i i ) Efekt ivit as Sist em Pelayanan yang ada. Apabila sist em yang ada dipandang kurang efekt if, inaka perlu dipelajari lebih jauh, apakah sist em yang ada

dapat diperbaiki dan t erus digunakan, at aukah harus digant i bilamana

m em ang sulit diupayakan perbaikannya at au menjadi invest asi yang sangat

m ahal dibandingkan bila digant i sist em yang baru, dalam rangka memenuhi

target pelayanan yang ditetapkan sesuai dengan Rencana Pembangunan

Perkot aannya.

c. Tin j au an Pengat uran Keuangan

Tinjauan m asalah keuangan pada pr insip nya adalah unt uk m elihat

kemampuan pendanaan unt uk mengelola sist em yang ada sert a meninjau

kemungkinan perkembangan pada masa mendatang terutama dalam rangka

meningkat kan kualit as pelayanan.

d. Tin j au an Pengat uran Kelem bagaan

Tinjauan m asalah kelem bagaan pada prinsipnya adalah unt uk m elihat

kemampuan kelembagaan yang ada dalam mengelola sistem serta meninjau

kemungkinan perkembangan pada masa mendat ang t erut ama dalam rangka

(24)

1.4.5 Pendekatan Pemrograman Investasi Untuk M endukung Perw ujudan Kondisi Yang Diinginkan

Pendekat an pemrograman invest asi unt uk mendukung perwujudan kondisi

yang diinginkan pada prinsipnya adalah m elakukan just if ikasi suat u invest asi at as

dasar prinsip Koordinasi Pengat uran, Int egrasi Perencanaan, dan Sinkronsasi

Program (KIS), pada Skala Priorit as t ert ent u. Dengan melakukan: i) Assesment

terhadap kebutuahan (Demand), dan ii) Assesment t erhadap Kem am puan at au Kapasit as (Supply), sert a iii) Penet apan Spesifikasi dan Just ifikasi Program/ Proyek Invest asi berdasarkan skala priorit as.

a . Dem a n d Assesm en t

Assesment mengenai hal ini pada prinsipnya adalah merupakan bagian yang t idak t erpisahkan di dalam rnclakukan analisis t erhadap kondisi yang diinginkan

b. Supply Assesm ent

Assesment mengenai hal ini pada prinsipnya adalah merupakan bagian yang t idak t erpisahkan didalam melakukan analisis t erhadap kondisi yang ada. Selain it u

perlu dilihat kem ungkinan adanya pot ensi, peluang, sert a kecenderungan

pert umbuhan ekonomi dan kemampuan keuangan. Dalam hal ini hendaknya

t idak dibat asi hanya pada kemampuan Pemerint ah saja, namun juga hendaknya

melihat potensi pasar, swast a, dan masyarakat sert a pihak-pihak lainnya yang

t erlibat dalam pembangunan.

c. Sp esi f i kasi dan Just if ikasi Pr o gr am / Pr o yek

Dalam hal ini perlu membandingkan ant ara kondisi yang diinginkan dan kondisi

saat ini, sehingga akan t erlihat suat u gap at au kesenjangan yang m em erlukan

dukungan at au dorongan dalam bent uk apapun. Dalam kont eks

pembangunan kot a t erpadu maka dukungan at au dorongan yang akan

diprogramkan unt uk t new ujudkan kondisi yang diinginkan t ersebut adalah just ru

menyangkut permasalahan yang sangat mendasar t erut ama berkait an dengan

penyediaan Infrast rukt ur bidang PU/ Cipt a Karya sert a menyangkut

(25)

M engingat kem ampuan pemerint ah dalam m ew ujudkan hal ini sangat t erbat as,

m aka didalam m elakukan analisis dem and dan supply perlu m elihat kem ungkinan kcm it r aan dengan Badan Usaha, Sw ast a dan M asyarakat

at aupun aktor pembangunan lainnya termasuk pendayagunaan sumber daya

dalam maupun luar negeri. Olch karena itu, informasi ataupun rencana

pembangunan yang akan dilakukan oleh pihak-pihak terkait sangat diperlukan dan

seyogyanya dapat diperoleh.

Gam bar 1.2

Kerangka Pencapaian Pem bangunan Infrat rukt ur

Unt uk mengurangi kesenjangan t ersebut , biasanya diperlukan suat u

invest asi yang t erprogram secara cfekt if dan efisien. Tepat sasaran, t epat cara,

t epat lokasi, t epat w akt u, dan t epat fungsi.

Program invest asi yang diusulkan pada prinsipnya harus just ified dan rekomendasinya dapat memuat beberapa alt emat if (m aksimal 3 alt emat it ) dan

mengungkapkan secara jelas:

• Lokasi;

• Besar an, volum e, har ga sat uan, dan biayanya;

• Sum ber d an a;

• Sk al a p r i o r i t as;

• Ket er paduan Ren can a d an Sin kr o n isasi Pr o gr am , secar a fungsional,

baik dait segi fisik maupun non fisik ant ar kegiat an, ant ar komponen dan

dari segi pendanaan.

(26)

Dalam pemrograman invest asi ini, t ahun pert ama haruss bet ul-bet ul akur at

sehingga t idak m engalam i kesulit an dalam appraisalnya (t erut am a unt uk

kegiat an yang akan disusulkan pendanaannya APBN), dapat segera

diprogr am kan t ahun per t am anya dan dianggarkan.

Dan segi pendanaan, pr ogram invest asi yang diusulkan t er sebut dapat

m elibat kan at au m em er lukan sum ber dana, balk dari: i) Pem er int ah Pusat , ii)

Pem erint ah Kabupat en/ Kot a, iii) Badan Usaha, Sw ast a, at au M asyar akat .

Pr ogr am invest asi yang didanai/ dengan bant uan pem er int ah pusat

dibagi dalam t iga (3) jenis bant uan progr am :

• Bant uan Progr am St rat egis/ Khusus, dim aksudkan unt uk m em bangkit kan

pert um buhan ekonom i, Kabupat en/ Kot a yang m em punyai f ungsi

khusus, baik dit injau secar a nasional m aupun regional;

• Bant uan Progr am Biasa, m isalnya unt uk adanya bencana alam ;

• Bant uan Pr ogr am St im ulan, dim aksudkan unt uk m enst im ulan at au

m em ancing Pem erint ah Kabupat en/ Kot a dan M asyar akat ber t anggung

jaw ab t erhadap pem bangunan kot anya.

Bilam ana diper lukan, unt uk m engem bangkan kem it r aan dengan sw ast a,

m aka dapat diusulkan kegiat an unt uk m engkaji Iebih lanjut kem ungkinan

danf bllow -up yang lebih jelas m engenai peran sert a sw ast a ini. Dem ikian pula,

unt uk kegiat an yang ber kait an dengan Pengem bangan Teknologi, Rekayasa dan

Rancang Bangun bilam ana diper lukan harus dikaji lebih dalarn unt uk

m eningkat kan ef isiensi m aupun ef ekt ivit as pr ogr am / proyek. Unt uk kegiat

an-kegiat an yang m em erlukan AM DAL, m aka per lu di konsolidasikan dalam

laporan yang t er pisah.

1.5 Kerangka Penyusunan RPIJM

Sist em at ika Kerangka Ker ja yang diusulkan dalam penyusunan dokum en RPIJM

ini adalah sebagai ber ikut :

(27)

dan Framew ork Penyusunan RPIJM

Bab II Gambaran Umum Dan Kondisi W ilayah Kabupaten/ Kota, yang membahas Kondisi umum di w ilayah sasaran, dan Kondisi Prasarana Bidang PU/ Cipt a Karya

BAB III Rencana Pembangunan W ilayah Kota/ Kabupaten, yang meliput i St rat egi/ Skenario Pengembangan Wilayah Kot a Berdasarkan RTRW dan Skenario

Pengembangan Bidang PU/ Cipt a Karya

BAB IV Rencana Program Investasi Infrastruktur, yang membahas t ent ang Rencana Pengembangan Permukiman, Rencana Invest asi Penat aan Bangunan Lingkungan,

Rencana Invest asi Sub-Bidang Air Limbah, Rencana Invest asi Sub-Bidang

Persampahan, Rencana Invest asi Sub-Bidang Drainase, Rencana Invest asi

Pengembangan Air M inum

BAB V Safeguard Sosial Dan Lingkungan, yang membahas t ent ang Pet unjuk Umum, Komponen Safeguard, M et oda Pendugaan Dampak, M et oda Pendugaan Dampak

Sosial dan M et oda Pendugaan Dampak Lingkungan

BAB VI Keuangan dan Rencana Peningkatan Pendapatan yang membahas t ent ang Pet unjuk Umum, Profil Keuangan Kot a, Keuangan Daerah,, Permasalahan dan Analisis

Keuangan, Kondisi Keuangan Pemerint ahan Kot a, Analisis Tingkat Ket ersediaan Dana,

Analisis Kemampuan Keuangan Daerah, Rencana Pembiayaan Program, Pet unjuk

Umum Rencana, Peningkat an Pendapat an

BAB VII Kelembagaan Daerah Dan Rencana Peningkatan Kapasitas Kelembagaan, yang membahas t ent ang : Pet unjuk Umum, Kondisi Kelembagaan Pemerint ah Kot a,

M asalah, Analisis dan Usulan Program, M asalah yang Dihadapi, Analisis

Permasalahan, dan Usulan Program

BAB VIII Rencana Kesepakatan (M emorandum) Rencana Investasi dan Kaidah Pelaksanaan, yang membahas t ent ang Ringkasan Rencana Pembangunan Kabupat en/ Kot a, Ringkasan Program Priorit as Infrast rukt ur, Pengat uran dan

(28)

Gambaran Umum

dan Kondisi Wilayah

Kabupate n Maluku Te nggara

2.1. Kondisi Umum

2.1.1. Profil Geografi

Kabupat en M aluku Tenggara t erlet ak diant ara 132°25' - 133°11' Bujur Timur

dan 5°15'- 6°2' Lint ang Selat an dengan luas w ilayah ± 55.932Km2 t erdiri dari darat an

± 1.021 Km2. Secara geografis Kabupat en M aluku Tenggara memiliki bat as w ilayah :

Sebelah Ut ara : Kot a Tual Dan Laut Arafura

Sebelah Selat an : Laut Arafuru

Sebelah Timur : Kot a Tual dan Kepulauan Aru

Sebelah Barat : Laut Banda

Secara administ rasi Kabupat en M aluku Tenggara set elah pemekaran t erbagi

at as 6 kecamat an yang meliput i 1 (sat u) kelurahan, dan 86 Desa, dengan ibukot a

(29)

Tabel 2.1

Luas W ilayah per Kecamatan, Jumlah Desa dan Ibukota Kecamatan di Kabupaten M aluku Tenggara

Kecamatan Luas

Daratan (Km2)

Jumlah

Desa/ Kelurahan

Ibukota Kecamatan

1. Kei Kecil 254,99 21/ 1 Langgur

2. Kei Kecil Timur 119,46 13 Rumat

3. Kei Kecil Barat 93,18 8 Ohoira

4. Kei Besar 277,78 21 Elat

5. Kei Besar Utara Timur 157,54 9 Holat

6. Kei Besar Selatan 118,07 14 Weduar

Jumlah 1.021 86/ 1 LANGGUR

(30)
(31)

Klimatologi

Kondisi iklim di Kabupat en M aluku Tenggara dinilai berdasarkan pet a Zone

Agroklimat Propinsi M aluku (LTA - 72, 1986) dan klasifikasi iklim Oldeman (1980).

Berdasarkan klasifikasi t ersebut maka unt uk kaw asan Kepulauan Kei dit ernukan 3

(t iga) Zone Agroklimat yait u:

• Zone II.5 : Curah hujan t ahunan 3000 - 4000 mm, t ercakup di dalamnya zone

A2 (> 9 BB, < 2 BK) menurut Oldeman, t ermasuk w ilayah Kecamat an Kei Kecil

dan P. Kesui.

• Zone II.6: Curah hujan t ahun 2500 - 4000 mm, t ercakup di dalamnya Zone B2

(7-9 BB. < 2 BK) menurut Oldeman, t ermasuk w ilayah Kecamat an Kei Besar.

• Zone V.1 : Curah hujan t ahunan 3000 -1000 mm, t ercakup di dalamnya zone

A2 (> 9 BB, < 2 BK) menurut Oldeman.

Wilayah M aluku Tenggara dibaw ah pengaruh dua musim (iklim monsoon).

M usim Timur dimana angin bert iup dari arah Timur M enenggara ke arah ut ara barat

laut yait u pada bular April – November, dari musim barat dimana angin bert iup

dari ut ara barat laut kearah t imur M enenggara yait u pada bulan Desember - M aret .

Kondisi musim ini mengakibat kan perubahan arah arus permukaan laut . Pada musim

barat arus menuju t imur dan pada musim t imur arus menuju barat . Kondisi musim

t ersebut t erut ama sangat mempengaruhi int ensit as pemanfaat an sumberdaya

hayat i laut oleh nelayan t radisional. Khususnya di Kepulauan Kei pada umumnya,

int ensit as pemanfaat an sumberdaya laut t erbesar t erjadi pada bulan Okt ober set iap

t ahun.

Suhu udara rat a-rat a bulanan 27,1°C dengan suhu udara maksimum 31,1°C

dan minimum 24,3°C. Curah hujan rat a-rat a 282,6 mm, jumlah hari hujan rat a-rat a

bulanan 17,9 hari, penyinaran 50,5%, t ekanan udara 1,01 mb, kelembaban udara

87,3%. kecepat an angin rat a-rat a 4,5 knot dengan kecepat an angin maksimum 17,0

knot .

Unt uk lebih jelasnya kondisi klimat ologi Kabupat en M aluku Tenggara ini

(32)

Tabel 2.2

Kondisi Klimatologi W ilayah M aluku Tenggara 2008

Tahun 2008

Suhu Temperatur (C) Curah Hujan

Sumber : Penyusunan Dat a Spasial Sumberdaya Perikanan Kelaut an Propinsi M aluku,2003

Topografi

Unsur t opografi yang dinilai adalah bent uk lahan secara makro (macro

relat ive) yang dibagi at as dat aran (Plain), berbukit (Hilly) dan bergunung

(mount ineus) dengan lereng dat ar (03%), landai/ berombak (3-8%), bergelombang

(8-15%), agak curam (15-30%) dan sangat curam (>50%). Ket inggian dari muka t aut

kaw asan ini di bagi dalam 3 (t iga) kelas ket inggian yait u daerah rendah (R) dengan

ket inggian 0 - 100 m, daerah t engah (M ) dengan ket inggian 100 - 500 dan daerah

t inggi (T) dengan ket inggian > 500 m. Desa-desa umumnya t ersebar pada ket inggian

0 – 100 mdpl.

Kemiringan dat aran pulau (Island Flat ) di pulau-pulau Kei Kecil berkisar ant ara

0% - 40%, dan unt uk pulau Kei Besar kemiringan darat an pulau adalah curam (15% -

(33)
(34)

Sebaran rat a-rat a kedalaman (4 mil dari garis pant ai) di pulau-pulau Kei Kecil

(Nuhu Roe) adalah ≤ 100 m atau rata

-

rata slop ≤ 1,5 % yaitu di pulau Kei Kecil bagian

barat Unt uk pulau Kei Besar (Nuhu Yut ), sebaran rat a-

rata kedalaman ≤ 100 m

berada dibagian barat laut , sedangkan bagian Barat daya dan bagian t imur

kedalaman rat a-rat a lebih dan 300 m. Sedangkan sebaran rat a-rat a lebih dari 300 m.

Gugus pulau-pulau Kei Kecil dan Kei Besar dipisahkan oleh Selat Nerong dengan

kedalaman ant ara ± 330 m sampai ± 729 m dan ant ara pulau Kei Besar dengan

pulau-pulau Aru dipisahkan oleh Laut Arafura dengan kedalaman mencapai ± 3650

m.

Tabel 2.3

Kondisi Topografi per Kecamatan di Kabupaten M aluku Tenggara

Kecamatan Ketinggian

meter dpl

Puncak

Tertinggi

Kei Kecil 0-115 B. M asbait , Desa Kelanit

Kei Kecil Timur 0-50

Kei Kecil Barat 0-37

Kei Besar 0-801 G. Dab, Desa Elralang

Kei Besar Utara Timur 0-793 G. Boo, Desa Banda Ely

Kei Besar Selatan 0-573 Desa Tamangil Nuhuyanat

Sumber Dat a : BPS M aluku Tenggara, 2009

Hidrologi

Kondisi hidrologi yang diamat i adalah kondisi sungai (besar dan kecil) yang

diharapkan dapat menjadi pot ensi sumber air bagi kehidupan masyarakat di

kaw asan kepulauan Kei. Kondisi sungai yang ada di kaw asan Kepulauan Kei

merupakan sungai besar yang berair sepanjang t ahun (w alaupun debit airnya

menurun drast is pada musim kemarau) yang let aknya di Kecamat an Kei Kecil

(t ermasuk di dalamnya Kecamat an Kei Kecil Barat dan Kei Kecil Timur) yait u sungai

(35)

Penggunaan Lahan

Dari hasil analisa cit ra sat elit w ilayah Kabupat en M aluku Tenggara

menghasiikan 10 jenis penut upan lahan. Walaupun demikian t idak seluruh area

memiliki seluruh jenis penut upan lahan t ersebut . Berdasarkan pet a t emat ik

penut upan lahan, dapat diket ahui sebaran dan luas set iap penut upan lahan, jenis

dan luas penut upan lahan

Tabel 2.4

Luas Kaw asan Berdasarkan Tipe Ekosistem di Kabupaten M aluku Tenggara

No Ekosist em Gugus Pulau (Ha) Luas Tot al %

Sumber : Penyusunan Dat a Spasial Sumberdaya Perikanan dan Kelaut an Propinsi M aluku, 2003

Pola pemanfaat an lahan di Kabupat en M aluku Tenggara t erdiri dari dua

kelompok jenis Penggunaan lahan yait u lahan yang diusahakan dan yang t idak

diusahakan. Jenis Penggunaan lahan yang diusahakan t erdiri dari kampung, t egalan,

ladang, perkebunan dan kebun campuran. Sedangkan jenis penggunaan lahan yang

t idak diusahakan t erdiri dari hut an, semak/ alang-alang, sungai dan danau.

Di Kabupat en M aluku Tenggara lahan yang t elah diusahakan baru sebagian

kecil yait u seluas 5.625 Ha (06,15%). Hal ini disebabkan karena kepadat an penduduk

secara umum masih t ergolong jarang (18 Jiw a/ Km2) sedangkan kemampuan

(36)
(37)

2.1.2. Profil Demografi

2.1.2.1 Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Struktur Umur

Jumlah Penduduk Kabupat en M aluku Tenggara pada t ahun 2008 adalah

sebanyak 102.991 jiw a yang t erdiri dari laki-laki sebanyak 50.698 jiw a dan

perempuan sebanyak 52.293 jiw a.

Sedangkan Sex Rat io rat a-rat a per Kecamat an unt uk Kabupat en M aluku Tenggara adalah sebesar 97 pada t ahun 2008. Hal ini berart i secara rat a-rat a

perbandingan laki-laki dan perempuan di Kabupat en M aluku Tenggara adalah 97 :

100 At au dapat pula dikat akan di Kabupat en M aluku Tenggara pada Tahun 2008

unt uk set iap 100 orang perempuan t erdapat 99 orang laki-laki. Sepert i Tabel 2.5

Tabel 2.5

Jumlah Penduduk M enurut Jenis Kelamin dan Sex Rasio Per Kecamatan di Kabupaten M aluku Tenggara Tahun 2008

Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio

1. Kei Kecil 19.211 19.406 38.617 99

2. Kei Kecil Barat 3.013 3.142 6.155 96

3. Kei Kecil Timur 5.422 5.494 10.916 99

4. Kei Besar 12.817 13.544 26.361 95

5. Kei Besar Selatan 4.543 4.731 9.274 97

6. Kei Besar Utara Timur 5.692 5.976 11.668 96

Jumlah 50.698 52.293 102.991 97

Sum ber Dat a : Regist rasi Penduduk Kabupat en M aluku Tenggara 2008

2.1.2.2 Jumlah, Kepadatan dan Penyebaran Penduduk

Jumlah penduduk Kabupat en M aluku Tenggara pada t ahun 2008 sebesar

102.991 jiw a, dengan Kepadat an Penduduk rat a-rat a di Kabupat en M aluku Tenggara

(38)

Perincian sebaran penduduk t erbesar berada di Kecamaran Kei Kecil

(37,59%), Kecamat an Kei Besar (25,64%), Kecamat an Kei Besar Ut ara Timur (11,33%),

Kecamat an Kei Kecii Timur (10,60%), Kecamat an Kei Besar Selat an (9,03%), dan Kei

Kecil Barat (5,97). Kepadat an Penduduk t erpusat di Daerah Perkot aan yait u di Desa

Langgur sebesar 1.879 jiw a per Km2 dan di Kelurahan Ohoijang Wat dek di

Kecamat an Kei Kecil sebesar 10.491 jiw a per Km2.

Tabel 2.6

Tingkat Kepadatan dan Prosentase Penyebaran Penduduk

Per Kecamatan Di Kabupaten M aluku Tenggara 2008

Sumber Dat a : Regist rasi Penduduk Kabupat en M aluku Tenggara 2008

2.1.2.3 Struktur Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

St rukt ur penduduk berdasarkan t ingkat pendidikan di Kabupat en M aluku

Tenggara t ahun 2006 sebanyak 102.449 orang yang t erbagi at as laki-laki sebanyak

50.471 orang dan perempuan 51.987 orang. Jumlah orang put us sekolah sebanyak

73.257 orang at au 71,5% dari jumlah t ot al 102.449 orang. Unt uk lebih jelasnya

dapat dilihat pada t abel berikut .

Kecamatan Jumlah Luas W ilayah Kepadatan Prosentase

Kei Kecil 38.617 254,99 151 37,69

Kei Kecil Barat 6.155 93,18 66 5,79

Kei Kecil Timur 10.916 119,46 91 10,60

Kei Besar 26.361 277,78 94 25,64

Kei Besar Selatan 9.274 118,07 79 9,03

Kei Besar Utara Timur 11.668 157,64 74 11,33

(39)

Tabel 2.7

Tingkat Pendidikan di Kabupaten M aluku Tenggara Tahun 2006

Tingkat Pendidikan Laki-Laki Perempuan Jumlah

Tidak/ Belum pernah sekolah 204 340 544

SD 5.636 5.121 10.757

SM P 5.166 3.723 8.889

SM A 4.569 3.034 7.603

Diploma I / Universitas 840 559 1.399

Tidak Bersekolah Lagi 34.056 39.201 73.257

Jumlah 50.471 51.987 102.449

Sum ber Dat a : Badan Pusat St at ist ik (SUSENAS 2006)

2.1.2.4 Struktur Penduduk Berdasarkan M ata Pencaharian/ Tingkat Kesejahteraan

Jumlah Penduduk menurut mat a pencaharian t erbanyak di Kabupat en

M aluku Tenggara menurut Badan Pusat St at ist ik adalah pert anian yang mencapai

sekit ar 67,57%, Bidang Jasa sebanyak 18,24%, Transport asi dan Komunikasi sebanyak

5,30%, sedangkan unt uk jumlah perdagangan sebesar 3,36%. Lebih jelasnya dapat

dilihat pada Tabel di baw ah ini.

Tabel 2.8

Persentase Penduduk M enurut Lapangan M ata Pencaharian Di Kabupaten M aluku Tenggara, Tahun 2006

Lapangan Usaha Utama Laki – laki Perempuan Jumlah

Pertanian 64,42 70,72 67,57 Transportasi dan Komunikasi 10,61 - 5,30 Keuangan 1,49 1,85 1,67 Jasa 13,20 23,28 18,24

(40)

2.1.3. Profil Ekonomi

2.1.3.1 Produk Domestik Regional Bruto

Produk Domest ik Regional Brut o (PDRB) Kabupat en M aluku Tenggara

menurut Lapangan Usaha At as Dasar Harga Berlaku Tahun 2008 t ercat at sebesar

332.906,29 jut a rupiah. Bila dibandingkan dengan t ahun 2007 yang t ercat at sebesar

332.906,29 jut a rupiah, at au mengalami kenaikan sebesar 29.790,08 jut a at au 9,83

%.

Hal yang sama juga t erjadi pada perhit ungan PRDB At as Dasar Harga Konst an

2000, dimana pada t ahun 2008 t ercat at sebesar 199.558,57 jut a rupiah naik 4,62%

dari t ahun 2007 yang t ercat at sebesar 190.750,96 jut a rupiah.

(41)

Tabel 2.9

Produk Domestik Regional Domestik Kabupaten M aluku Tenggara Berdasarkan Harga Berlaku Tahun 2006-2008 (Juta Rupiah)

Lapangan Usaha Harga Berlaku Harga Konstan 2000

2006 2007 2008 2006 1332007.519 2008

Pertanian 124.796,66 133.519 142.862,73 124.796,66 1.290,80 142.862,73

Pertambangan &

Penggalian

1.172,17 1.290,80 1.433,82 1.172,17 750,09 1.433,82

Industri Pengolahan 703,44 750,09 803,82 703,44 3.673,28 803,82

Listrik, Gas & Air Bersih 3.323,33 3.673,28 4.055,24 3.323,33 3.761,12 4.055,24

Bangunan 3.249,26 3.761,12 4.371,55 3.249,26 93.264,10 4.371,55

Perdagangan, Hotel &

Restoran

82.203,27 93.264,10 106.139,12 82.203,27 8.402,55 106.139,12

Pengangkutan &

Komunikasi

7.601,01 8.402,55 9.364,75 7.601,01 10679,05 9.364,75

Keuangan, Persew aan

& Jasa Perusahaan

9.927,54 10679,05 1.486,11 9.927,54 47.775,97 1.486,11

Jasa-Jasa 42.541,89 47.775,97 52.389,54 42.541,89 133.519 52.389,54

Jumlah 275.518 303.116,21 332.906,29 275.518 303.116,21 332.906,29

BPS M aluku Tenggara, 2008

Tabel 2.10

Prosentase Produk Domestik Regional Domestik Kabupaten M aluku Tenggara Berdasarkan Harga Berlaku dan Konstan 2000 Tahun 2006-2008

Lapangan Usaha Harga Berlaku Harga Konstan 2000

2006 2007 2008 2006 2007 2008 Keuangan, Persew aan & Jasa

Perusahaan

3,60 3,52 3,45 4,16 4,11 4,07

Jasa-Jasa 15,44 15,76 15,74 17,81 17,97 18,05

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

(42)

Tabel 2.11

Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Domestik Berdasarkan Harga Berlaku dan Konstan 2000 Tahun 2006-2008

Lapangan Usaha Harga Berlaku Harga Konstan 2000

2006 2007 2008 2006 2007 2008

Pertanian 191,58 204,97 219,31 119,67 123,97 127,99

Pertambangan & Penggalian 256,11 282,03 313,28 136,29 146,97 156,78

Industri Pengolahan 190,16 202,78 217,19 125,00 130,79 138,41

Listrik, Gas & Air Bersih 252,59 279,19 308,22 128,15 136,43 143,46

Bangunan 199,57 231,00 268,49 138,72 151,13 163,06

Perdagangan, Hotel & Restoran 201,55 228,67 260,49 131,30 139,40 147,87

Pengangkutan & Komunikasi 187,77 207,57 231,34 129,45 136,77 144,19

Keuangan, Persew aan & Jasa

Perusahaan

167,60 180,28 193,91 126,75 131,45 135,99

Jasa-Jasa 164,07 184,26 202,05 124,76 132,08 138,80

Jumlah 189,23 208,19 228,65 124,99 131,22 137

BPS M aluku Tenggara, 2008

2.1.3.2. Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Pert umbuhan PRDB Kabupat en M aluku Tenggara t ahun 2008 at as dasar

harga konst an 2000 adalah sebesar 4.62%, st abil bila dibandingkan dengan

pert umbuhan t ahun 2007 sebesar 4,9 % dan t ahun 2006 sebesar 5,11%. M eskipun

ada kecenderungn mengalami perlambat an. Sepert i t erlihat pada Gambar 4.4

(43)

2.1.3.3. Pertumbuhan Ekonomi Sektoral

Laju pert umbuhan ekonomi Kabupat en M aluku Tenggara t ahun 2008

sebesar 4.62% t ersebut , memiliki pert umbuhan sekt oral dengan kisaran

3,20%-7,85% secara rat a-rat a laju pert umbuhan st abil dibandingkan 2007 dengan

beberapa sect or mengalami perubahan signifikan. Secara rinci Pert umbuhan

Ekonomi Sekt oral di Kabupat en M aluku Tenggara dapat dilihat pada Tabel 2.12

Sekt or Bangunan naik cukup pesat pada t ahun 2008 sebesar 7,89% akan

t et api bukan semat a-mat a bahw a pert umbuhan ekonomi cukup t inggi di

Kabupat en M aluku Tenggara di dorong oleh pert umbuhan Sekt or Bangunan yang

t inggi. Hal ini dikarenakan Konst ribusi (AHDB) sect or ini yang rendah sebesar 1,31%

yang berart i pula kenaikan 7,89% secara riil juga t idak menambahkan Nilai PRDB

secara signifikan (Rp 610,44 jut a).

Tabel 2.12

Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektoral M aluku Tenggara Tahun 2007-2008

Lapangan Usaha 2007 2008

Laju Keuangan, Persew aan & Jasa

Perusahaan

3,75 8 3,57 8

Jasa-Jasa 5,89 6 5,09 7

Jumlah 4,96 4,62

(44)

Sement ara it u pert umbuhan sekt or-sekt or Sekunderdan t ersier pada t ahun

2008 cukup st abil jika dibandingkan dengan t ahun 2007 meskipun cenderung

mengalami perlambat an, hanya sekt or list rik dan air bersih yang t urun cukup

signifikan dari 6,45% pada t ahun 2007 menjadi 5,15% pada t ahun 2008. Sedangkan

sekt or Indust ri Pengolahan naik cukup signifikan dari pert umbuhan t ahun 2007

sebesar 4,63% menjadi 5,82% pada t ahun 2008. Akan t et api pert umbuhan ini t idak

t erasa mengingat kont ribusi sekt or ini t erhadap PDRB M aluku Tenggara sangat

kecil (0,24)

Pert umbuhan ssekt or-sekt or Primer juga relat ive st abil dengan

kecederungan melambat . Sekt or pert anian st abil pada level rendah dari 3,65 pada

t ahun 2007 enjadi 3,20 pada t ahun 2008 sement ara sekt or lainnya, sekt or

pert ambangan dan penggalian meskipun level pert umbuhan cukup t inggi

dikarenakan t arikan dari pert umbuhan sekt or bangunan, juga t urun dari 7,4% pada

t ahun 2007 menjadi 6,68% pada t ahun 2008.

2.1.3.4. Struktur Ekonomi.

St rukt ur Ekonomi Kabupat en M aluku Tenggara yang dit ujukan oleh

dist ribusi Present ase PRDB menurut Lapangan Usaha At as Dasar Harga Berlaku

Tahun 2008 t idak mengalami perubahan yang signifikan. Perekonomian M aluku

Tenggara secara garis besar merupakan perekonomian berbasiskan pada sekt

or-sekt or-or-sekt or Jasa (or-sekt or t ersier), yang memberikan konst ribusi sebesar 53,88%

(179.379,52 jut a rupiah), dengan dit umpu oleh Sekt or Primer sebesar 42,34%

(144.296,55 jut a rupiah), sement ara konst ribusi Sekt or Sekunder kecil, hanya

sebesar 2,77% (9.230.22 jut a rupiah)

Sedangkan secara sekt oral, Sekt or Pert anian adalah penyumbang t erbesar

dalam perekonomian daerah ini dengan subsect or andalannya yakni Perikanan.

Pada t ahun 2007 konst ribusi sekt or pert anian sebesar 42,91% dengan konst ribusi

t erbesar dari sub sekt or Perikanan yakni 25,46%. Sekt or Perdagangan, Hot el dan

Rest oran mempunyai konst ribusi sebesar 31,88% dan didominasi oleh sub sekt or

Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 31,75%.Konst ribusi sebesar 15,74 yang

(45)

didapat dari sub sekt or Pemerint ahan Umum. Sekt or Keuangan, Persew aan dan

Jasa Perusahan pada posisi keempat memberikan konst ribusi sebesar 3,43%, posisi

kelima Sekt or Angkut an dan Komunikasi sebesar 2,81%. Sedangkan sekt or-sekt or

lainnya memberikan konst ribusi sebesar 3,20% dengan konst ribusi t erkecil dari

sekt or Indust ri Pengolahan sebesar 0,24%.

Gambar 2.6. Distribusi PRDB Kabupaten M aluku Tenggara M enurut Sektor Atas Dasar Harga Berlaku

Pert umbuhan sekt or-sekt or Primer juga relat ive st abil dengan

kecederungan melambat . Sekt or pert anian st abil pada level rendah dari 3,65 pada

t ahun 2007 enjadi 3,20 pada t ahun 2008 sement ara sekt or lainnya, sekt or

pert ambangan dan penggalian meskipun level pert umbuhan cukup t inggi

dikarenakan t arikan dari pert umbuhan sekt or bangunan, juga t urun dari 7,4% pada

t ahun 2007 menjadi 6,68% pada t ahun 2008.

2.1.3.5. Pendapatan Perkapita

Tingkat Kemakmuran Penduduk M aluku Tenggara yang dapat dilihat dari

(46)

Gambar 2.7. Tingkat Pendapatan Perkapita Kabupaten M aluku Tenggara Tahun 2008

Pendapat an Perkapit a Penduduk M aluku Tenggara t ahun 2007 t ercat at sebesar Rp.

2.910.647,11 dan t ahun 2008 sebesar Rp. 3.164.009,44 at au naik 8.70%.

Sedangkan Pendapat an Perkapit a riil t anpa t erpengaruh kenaikan harga barang

dan jasa dapat diket ahui dari sisi perhit ungan at as dasar harga konst an 2000 yakni

pada Tahun 2008 sebesar Rp. 1.871.880,14 at au naik 3,09 dari Pendapat an

Perkapit a riil t ahun 2007.

2.1.4. Profil Sosial dan Budaya Pendidikan

Jumlah sekolah, gedung ruang belajar, murid, guru dan lulusan dari sekolah

t aman kanak-kanak sampai dengan sekolah menengah t ingkat at as

perkembangannya dapat digambarkan sebagai berikut :

Jumlah Sekolah Taman Kanak-kanak sampai Tahun 2008 t ercat at

sebanyak 19 Sekolah, dengan ruang kelas sebanyak 36 buah dan jumlah

murid sebanyak 663 orang sert a guru sebanyak 67 orang. Rasio M urid

(47)

Jumlah Sekolah Dasar sampai Tahun 2008 t ercat at sebanyak 132 Sekolah,

dengan ruang kelas sebanyak 816 ruang kelas dan jumlah murid sebanyak

16.909 orang sert a guru sebanyak 1.095 orang. Rasio M urid t erhadap

Guru di adalah 16 murid t iap 1 guru.

Jumlah Sekolah M enengah Tingkat Pert ama sampai Tahun 2008 t ercat at

sebanyak 34 Sekolah, dengan ruang kelas sebanyak 191 ruang kelas dan

jumlah murid sebanyak 5053 orang sert a guru sebanyak 493 orang. Rasio

M urid t erhadap Guru di adalah 10 murid t iap 1 guru

Jumlah Sekolah Umum sampai Tahun 2008 t ercat at sebanyak 10 Sekolah,

dengan ruang kelas sebanyak 79 ruang kelas dan jumlah murid sebanyak

3.714 orang sert a guru sebanyak 514 orang. Rasio M urid t erhadap Guru

di adalah 7 murid t iap 1 guru

Perguruan t inggi cukup memadai karena t erdapat 6 Perguruan Tinggi yang hanya

t erdapat di Kecamat an Kei Kecil yang semua t erlet ak di daerah perkot aan, yait u:

1. Sekolah Tinggi Ilmu Administ rasi (STIA) Langgur

2. Sekolah Tinggi Ilmu Sosial (STIS) M ut iara

3. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) UM EL

4. Sekolah Tinggi Ilmu Administ rasi (STIA) Darul Rachman

5. Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) As-Salamah

6. Akademi Keperaw at an Tual

Tabel 2.13

Jumlah Sekolah M enurut Tingkatan dan Kecamatan di Kabupaten M aluku Tenggara Tahun2008 N

Gambar

Gambar 1.1 Diagram Penyusunan RPIJM
Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten M aluku Tenggara
Gambar 2.2. Peta Kondisi Topografi Kabupaten M aluku Tenggara
Gambar 2.3. Peta Penggunaan Lahan di Kabupaten M aluku Tenggara
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa Pendidikan Dinas Kabupaten Garut telah melaksanakan penyusunan anggaran program Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

Tujuan dari pembuatan aplikasi ini yaitu untuk memudahkan Seksi Pelayanan dan Pembinaan Perpustakaan dalam mengolah data buku, data anggota, data pengunjung, data

Segala puji dan syukur yang ikhlas dan tulus haturkan kepada Allah SWT, karena berkat dan rahmat serta hidayah-Nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan

Pulsa receiver adalah transmitter yang melakukan proses demodulasi pulsa yaitu demodulasi dari sinyal carrier pulsa dan sinyal informasi digital atau analog..

Seluruh Staff Tata Usaha Fakultas Psikologi UNIKA Widya Mandala Surabaya yang telah memberikan banyak informasi dan membantu penulis untuk menyelesaikan

Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Business Unit Gas Product Sales Area Palembang dimana pada Bagian Penjualan yang meliputi proses pengolahan data admin, data

Berdasarkan Tabel 4.4 telah di paparkan bahwa dari ketiga model data curah hujan tersebut dapat di lihat dari nilai AIC atau nilai dari SBC/BIC bahwa model yang baik

Proses pembakaran dikatakan sempurna jika hasil akhir pembakaran berupa abu berwarna keputihan dan seluruh energi di dalam bahan organik dibebaskan ke lingkungan. Namun dalam