• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Prasarana dan Sarana Bidang PU/ Cipta Karya 1. Sub Bidang Air M inum

Gambaran Umum dan Kondisi Wilayah

2.2. Kondisi Prasarana dan Sarana Bidang PU/ Cipta Karya 1. Sub Bidang Air M inum

Kebut uhan air bersih di Kabupat en M aluku Tengara dilayani oleh PDAM Cabang Tual, namun w ilayah pelayanannya masih t erbat as di Kot a Langgur. Sumber air bersih di kot a-kot a kecamat an lainnya pada saat ini diusahakan oleh masyarakat sendiri yang bersumber dari air t anah at au air permukaan.

Banyaknya pelanggan PDAM Cabang Tual pada t ahun 2003 mencapai 2.578 sambungan dengan produksi mencapai 430.766 m³.

Kebut uhan air bersih Kabupat en M aluku Tenggara pada t ahun 2015 diperkirakan mencapai 16.269.008 lit er/ hari. Kebut uhan t ersebut t erdiri dari kebut uhan domest ik sebesar 11.789.136 lit er/ hari, kebut uhan non domest ik 2.357.827 lit er/ hari dan t ingkat kebocoran sebesar 15 %.

Unt uk kebut uhan air bersih ini alt ernat if sumber air bersih dapat memanfaat kan sumber air permukaan (sungai) dan dapat pula dari mat a air (sumur) yang diusahakan oleh masing-masing rumah t angga.

Tabel 2.18

Banyaknya Pelanggan, Produksi dan Nilai Produksi Air M inum PDAM Cabang Tual, Kabupaten M aluku Tenggara

Tahun 1998 – 2006

Tahun Pelanggan Produksi (M3) Terjual (M3) Nilai Rp

2006 2.032 791.536 424.529 149.598.800 2005 1.617 292.599 299.967 1.070.191.100 2004 2.021 375.048 288.633 911.272.800 2003 2.578 430.766 326.737 909.457.700 2002 2.527 680.035 343.819 787.747.600 2001 2.450 893.273 396.111 930.289.200 2000 2.276 530.070 322.504 * ) 1999 1.612 670.506 * ) 1.075.491.300

Sumber Dat a : Survey PDAM Cat at an * ) : dat a t idak t ersedia

Tabel 2.19

Banyaknya Pelanggan M enurut Kategori Pelanggan Di Kabupaten M aluku Tenggara Tahun 2006

Sumber Data : Survey PDAM

Kategori Pelanggan Jumlah Pelanggan

Rumah Tempat Tinggal 1.939

Hotel dan Objek W isata 5

Badan Sosial dan Rumah Sakit 4

Tempat Peribadatan 7

Sarana Umum 19

Pertokoan dan Industri 26

Instansi Pemerintah 32

Tabel 2.20

Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Kabupaten M aluku Tenggara

No Uraian Satuan

Tahun Proyeksi

2005 2010 2015

I. Kebutuhan Domestik

1 Jum lah Penduduk Jiw a 139,294 151,022 163,738

2 Pelayanan Sam bungan Rum ah % 60 60 60

3 Jum lah Pddk Yang Dilayani Jiw a 83,576 90,613 98,243

4 St andar Kebut uhan Air Bersih Lit er/ orang/ hari 120 120 120

5 Sam bungan Rum ah (70 %) Lit er/ orang/ hari 7,020,418 7,611,509 8,252,395

6 Hidran Um um (30 %) Lit er/ hari 3,008,750 3,262,075 3,536,741

Total Kebutuhan Domestik Liter/ hari 10,029,168 10,873,584 11,789,136

II. Kebutuhan Non Domestik

(20 % dari Kebutuhan Domestik) Liter/ hari 2,005,834 2,174,717 2,357,827

III. Total Keb.Domestik + Non

Domestik Liter/ hari 12,035,002 13,048,301 14,146,963

IV. Tingkat Kebocoran % 15 15 15

Debit Kebocoran Lit er/ hari 1,805,250 1,957,245 2,122,044

Total Kebutuhan Debit Air Liter/ hari 13,840,252 15,005,546 16,269,008

Sumber : Hasil analisis

2.2.2. Sub Bidang Sampah

Sejalan dengan meningkatnya perkembangan penduduk dan beragamnya aktivitas wilayah perkiraan timbulan sampah di Kabupaten M aluku Tenggara pada tahun 2009 dan tahun 2028 masing-masing sebesar 103.243,718 meter kubik per tahun dan 141.426,368 meter kubik per tahun dengan penduduk yang terlayani mencapai 61.715 jiwa pada tahun 2009 dan sebesar 84.539 jiwa pada tahun 2028. Volume atau timbunan sampah tersebut menjadi dasar perlunya dilakukan perencanaan dan penyediaan sarana dan prasarana untuk pengelolaan sampah di daerah ini.

dasar diketahuinya lahan yang dibutuhkan untuk lokasi TPA di Kabupaten M aluku Tenggara pada tahun 2009 seluas 9,4 hektar dan pada tahun 2028 lahan yang dibutuhkan untuk TPA seluas 12,9 hektar.

Pengelolaan sampah di Kabupaten M aluku Tenggara menjadi tanggung jawab pemerintah daerah yang secara teknik dilaksanakan oleh suatu dinas yang khusus menangani kebersihan. Pengelolaan sampah di t ingkat kabupaten selain dilakukan oleh unit pelayanan kebersihan kabupaten seharusnya juga dilakukan oleh unit-unit pelayanan kebersihan di tingkat kecamatan sebagai unit pelaksanaan operasional di daerah kecamatan. Pengelolaan sampah Di daerah-daerah tertentu (t erutama perdesaan) dilakukan secara individual. Lokasi TPA di Kabupaten M aluku Tenggara dapat diarahkan di daerah Kecamatan Kei Kecil Timur\ sementara di Pulau Kei Besar Direncanakan pengembangan TPA dengan teknologi terkini di 2 tempat yakni di bagian Utara dan Selatan Pulau. Kedua TPA tersebut diharapkan mampu mengolah sampah domestik yang ada di wilayah tersebut secara optimal serta ramah lingkungan. Pemerintah Daerah pada tahun 2008-2013 telah mengalokasikan dana untuk pembangunan TPA Regional (IPST dan IPLT) seluas 5 (lima) hektar di Dusun Isow, Kecamatan Kei Kecil Timur.

Sistem pengelolaan sampah yang diterapkan yaitu sistem pengelolaan yang meliputi pewadahan, pengumpulan, pengangkutan dan perjalanan, serta pengelolaan akhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah.

Sarana pengangkutan sampah direncanakan menggunakan container terutama pelayanan di lingkungan-lingkungan permukiman dan areal komersial seperti perdagangan dan pasar. Hal ini didasarkan pada pertimbangan kemudahan dalam pengumpulan dan pengangkutan karena cumber sampah langsung dimasukkan ke dalam container untuk diangkut ke TPA. Pengangkutan sampah baik dari t imbunan sampah rumah tangga maupun pasar sebaiknya diangkut ke TPA pada waktu-waktu tertentu (malam hari). Hal ini dimaksudkan agar pengangkutan sampah tersebut tidak mengganggu dan mencemari udara dan lingkungan yang dilalui oleh truk pengangkut sampah.

2.2.3. Sub Bidang Air Limbah

Saat ini sistem air limbah di Kabupaten M aluku Tenggara belum terkelola dengan baik dan pada umumnya menggunakan sungai-sungai yang ada dan masih mengandalkan alam dalam proses menyerap maupun menyalurkan ke pembuangan akhir. Sistem air limbah agar tidak mencemari lingkungan diusahakan pengembangan sistem pembuangan air limbah t erpadu antar lingkungan dengan cara menggunakan sist em pengolahan sebelum masuk sungai-sungai yang ada. Jenis pengolahan limbah yang diusulkan untuk Kabupaten M aluku Tenggara yaitu pengembangan septic tank dengan sistem terpadu untuk kawasan perkot aan dan pengembangan jaringan t ert ut up unt uk kawasan lainnya. Besarnya air limbah diperkirakan 20 persen dari kebutuhan air bersih untuk seluruh daerah kabupaten.

Limbah cair yang dihasilkan oleh beragam aktivitas baik domestik maupun non domest ik di Kabupat en M aluku Tenggara perlu diperhat ikan unt uk mendukung terciptanya lingkungan atau habitat yang sehat bagi penduduknya. Sumber terbesar penghasil limbah cair tersebut berasal dari permukiman penduduk.

Bentuk penanganan limbah cair dan tinja cukup beragam dari mulai penggunaan sept ic t ank baik sept ic t ank pribadi maupun komunal hingga penggunaan sist em sewerage. Sistem sewerage lebih memudahkan dalam hal pengendalian limbahnya karena selain sistemnya terpusat juga dapat dilengkapi dengan instalasi pengolah air limbah sebelum kemudian dibuang ke badan perairan. Sistem ini menguntungkan di kawasan yang padat karena dapat memperkecil kemungkinan pencemaran air tanah terhadap sumur penduduk. Penanganan air limbah di Kabupat en M aluku Tenggara dapat menggunakan sistem septick t ank pribadi karena biaya untuk infrast ruktur sewerage relatif lebih tinggi dan kepadatan penduduknya masih rendah.

2.2.4. Sub Bidang Drainase

Permasalahan sistem drainase di kot a-kot a pesisir pant ai seperti Kabupaten M aluku Tenggara biasanya lebih rum it dibandingkan dengan perm asalahan drainase perkot aan secara umum. Permasalahan drainase khususnya kot a pant ai

dan pert im bangan yang m at ang dalam perencanaan ant ara lain peningkat an debit , penyem pit an dan pendangkalan saluran, reklamasi, amblasan t anah, limbah cair dan padat (sampah), sert a pasang surut air Laut.

Sistem drainase memiliki peranan yang penting untuk mendukung pengembangan wilayah Kabupaten M aluku Tenggara dan sekitarnya, yaitu meningkatkan dan membangun sistem drainase di pusat-pusat kegiatan khususnya di Ibukota Kabupaten (Langgur dan sekitarnya) dan pusat-pusat Kecamatan yang terintegrasi dengan pembangunan jalan. Sebagian besar w ilayah/ pusat -pusat kegiat an berada di kaw asan pesisir sehingga upaya-upaya yang perlu direncanakan unt uk m endapat kan sist em drainase yang sesuai dan t epat , yait u sebagai berikut :

1. Saluran drainase di bagian hilir harus direncanakan m am pu m engat asi m asalah back water curve sehingga jika diperlukan harus dibuat konst ruksi penahan pasang surut air laut sepert i pintu air yang dibant u oleh kolam t andon dan pompa air at au membangun t anggul/ t embok di sepanjang kiri kanan muara sungai/ saluran.

2. Saluran drainase di bagian hilir/ pant ai harus dapat menjamin kemiringan t opografi kaw asan agar t idak m enim bulkan daerah-daer ah r aw an genangan yang barn. Alt ernat if lainnya dengan m enyediakan akses drainase ke laut berupa saluransaluran t erbuka yang kapasit asnya sudah melalui perencanaan yang mant ap.

2.2.5. Sub Bidang Tata Bangunan Lingkungan

Pola pemanfaat an lahan di Kabupat en M aluku Tenggara t erdiri dari dua kelompok jenis Penggunaan lahan yait u lahan yang diusahakan dan yang t idak diusahakan. Jenis Penggunaan lahan yang diusahakan t erdiri dari kampung, t egalan, ladang, perkebunan dan kebun campuran. Sedangkan jenis penggunaan lahan yang t idak diusahakan t erdiri dari hut an, semak/ alang-alang, sungai dan danau.

Kecenderungan penggunaan lahan akan banyak t erlihat pada penggunaan lahan budidaya non pert anian, yait u penggunaan lahan berupa permukiman dan kegiat an perkot aan lainnya. Sedangkan pergeseran penggunaan lahan lainnya yang

t erlihat kecenderungan akan t erjadi peningkat an luasannnya adalah jenis penggunaan lahan pert anian lahan kering/ perkebunan.

Kondisi t ersebut di at as didasari oleh hasil analisis kesesuaian lahan yang menunjukan bahw a sebagaian besar dari w ilayah Kecamat an Kei Kecil (Kei Kecil Timur, Kei Kecil Barat ), Kecamat an Kei Besar, Kei Besar Bagian Selat an dan Kecamat an Kei Besar Ut ara Timur sangat pot ensial unt uk dikembangkan sebagai kaw asan budidaya non pert anian. Selain it u daya t arik Kot a Langgur akan mempengaruhi pola penggunaan lahan di sekit arnya, dimana akan memiliki kecenderungan pola penggunaan lahan berupa kegiat an perkot aan ( permukiman, perdagangan dan fasilit as pelayanan umum).

2.2.6 Sub Bidang Pengembangan Permukiman

Secara umum kondisi perumahan dan permukiman di wilayah Kabupat en M aluku Tenggara relatif baik meskipun masih terdapat kantong-kantong kawasan perumahan yang kondisinya relat if kurang baik. Kepadat an bangunan perumahan dari rendah, sedang, sampai t inggi. Kondisi ini masih m emungkinkan pem bangunan perum ahan baik oleh pengembang maupun masyarakat di lahan-lahan belum t erbangun.

Sam pai saat ini pem bangunan per um ahan dan per m ukim an di w ilayah Kabupat en M aluku Tenggara masih sporadis. Secara umum di Kabupaten M aluku Tenggara terdapat dua t ipologi kawasan perumahan informal dan formal yang menyebar di seluruh wilayah kot a, yaitu permukiman/ perkampungan yang sebagian besar dibangun oleh masyarakat menegah ke bawah dan permukiman yang dibangun oleh pengembang berupa perumahan BTN. Secara umum kawasan perumahan tersebut dihuni oleh masyarakat sesuai dengan tingkat status sosial ekonominya. Kawasan permukiman tersebut masing-masing mempunyai karakter dan identitas sendiri yang kadang dapat pula tercermin dari ketersediaan sarana dan prasarana.

Kluster-kluster perumahan yang dibangun secara formal oleh pengembang menyebar secara umum di seluruh w ilayah Kecamat an Kei Kecil dengan t anpa pola

di lahan-lahan kosong yang masih banyak tersedia di wilayah ini. Ketentuan yang tidak ada serta kurangnya kepedulian masyarakat akan kenyamanan, keserasian, dan keindahan menjadikan beberapa kawasan permukiman di w ilayah ini menjadi berkesan padat dan kumuh. Kondisi ini sebenarnya dapat diatasi atau dikurangi antara lain dengan memberikan vegetasi pada ruang yang tersisa di lahan yang belum terbangun.

Aspek kependudukan merupakan dasar bagi penyusunan rencana dan pengembangan kegiatan pada masa yang akan datang. Salah satu kebutuhan dasar manusia yakni perumahan. Pert umbuhan perekonomian suat u w ilayah akan berpengaruh pada permint aan akan perumahan (housing demand) dimana semakin tinggi akt ivitas perekonomian suatu wilayah maka permintaan akan perumahan akan cepat meningkat.

2.2.7. Sub Bidang Prasarana Jalan

Pen gem b an gan j ar i n gan j al an d i w i l ay ah Kab u p at en M al u ku Ten ggar a dit it ikberat kan pada peningkat an aksesibilit as w ilayah darat an di Kei Kecil dan Kei Besar. Rencana pengembangan jaringan jalan diarahkan t erut ama unt uk membuka daerah-daerah yang selam a ini t erisolir sepert i pem bangunan ruas jalan yang m e n gh u b u n gk an k a w a san - k a w a san p e m u k i m an d an r u a s j a l an y a n g menghubungkan simpul/ pusat -pusat kegiat an ut ama yang ada di wilayah darat an. Pengem b an gan sist em j ar in gan j alan in i akan diin t egr asikan dengan m od a t ransport asi w ilayah lainnya secara t erpadu ant ara darat , laut , dan udara.

Pembangunan jaringan jalan barn direncanakan baik di Pulau Kei Kecil m aupun Pulau Kei Besar. Beberapa ruas jalan yang direncanakan pengembangannya yait u : ruas Ohoira - Let fuan dan beberapa jembat an di ruas jalan ini sert a ruas jalan Holat - Oharaut - Wair - Laar - Uw at .

Sist em jaringan jalan berdasarkan UU Nomor 38 Tahun 2004 Tent ang Jalan dibagi m enjadi jaringan jalan prim er dan sekunder. Sist em jaringan jalan prim er t erdiri at as jaringan jalan yang m enghubungkan ant arhirar ki kot a sem ent ar a sist em j ar i n gan j alan seku n d er m er u p akan j ar in gan j alan yan g m en gh u b u n gkan ant arkaw asan kot a.