• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Pembangunan Permukiman

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR

D. Pengembangan Kaw asan Permukiman Perdesaan

6. Penyediaan PS dlam rangka Penanganan Bencana Target:

4.1.2. Profil Pembangunan Permukiman

4.1.2.1 Kondisi Umum

4.1.2.1.1 Gambaran Umum

Sif at per um ahan berdasar kan t ipologinya t er dapat dua m acam , yait u perum ahan perdesaan dan perumahan perkot aan. Perum ahan di w ilayah perkot aan dan perdesaan dapat t um buh secara alam i sedangkan pembangunan perumahan secara t erencana cenderung t erjadi di perkotaan yang dilaksanakan oleh pengembang. Pola pengembangan perumahan di kawasan p ed esaan cen d er u n g sp o r ad i s m en yeb ar d i sel u r u h w i l ayah d esa sed an gkan p o l a pengembangan perumahan di w ilayah perkot aan cenderung mengikut i pert umbuhan jaringan infrast rukt ur.

Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung baik berupa kaw asan perkot aan m aupun perdesaan yang berf ungsi sebagai lingkungan t em pat t inggal at au lingkungan hunian dan t em pat kegiat an yang m endukung perikehidupan dan penghidupan.

t anpa pola yang jelas. Perumahan informal dibangun oleh masyarakat berkembang secara sporadis di lahan-lahan kosong yang masih banyak tersedia di wilayah ini. Ketentuan yang tidak ada serta kurangnya kepedulian masyarakat akan kenyamanan, keserasian, dan keindahan menjadikan beberapa kaw asan permukiman di w ilayah ini menjadi berkesan padat dan kumuh. Kondisi ini sebenarnya dapat diatasi atau dikurangi antara lain dengan memberikan vegetasi pada ruang yang tersisa di lahan yang belum terbangun.

Dilihat dari sist em pusat pusat permukiman, pada umumnya lokasi pusat -pusat permukiman, baik -pusat permukiman perkot aan yang merupakan ibukot a kecamat an maupun pusat -pusat permukiman perdesaan, berlokasi di pulau-pulau besar. Persebaran sist em pusat permukiman at au sist em kot a t ersebut t erut ama di Kecamat an p Dullah selat an, pp kei kecil Barat , kei Besar, kei Besar Ut ara dan Kei Besar Selat an . disamping it u pusat -pusat permukiman t ersebut membent uk pola linier pada kecamat an-kecamat an di pulau kei Besar. Berdasarkan penjelasan t ersebut dapat dilihat bahw a pusat -pusat permukiman di Kabupat en M aluku Tenggara membent uk pola menyebar dan linier.

Aspek kependudukan merupakan dasar bagi penyusunan rencana dan pengembangan kegiatan pada masa yang akan datang. Salah satu kebutuhan dasar manusia yakni perumahan. Pert umbuhan perekonomian suat u w ilayah akan berpengaruh pada permint aan akan perumahan (housing demand) dimana semakin tinggi aktivitas perekonomian suatu wilayah maka permintaan akan perumahan akan cepat meningkat.

Dat a yang diperoleh dan survei lapangan yang dilakukan memperlihat kan bahw a pusat -pusat perm ukim an perdesaan sebagian besar berada di t epi pant ai baik yang berada di Kei Besar m aupun Kei Kecil. Sebagian m asyarakat Kabupat en M aluku Tenggara dilihat dari kegiat an pert anian m erupakan pet ani kebun dan ladang yang sekaligus m erangkap sebagai nelayan sehingga karakt erist ik kaw asan perdesaan di wilayah ini lebih bercirikan sebagai desa nelayan.

Prediksi kebut uhan perumahan di Kabupat en M aluku Tenggara akan menggunakan asum si sat u keluar ga t er dir i d ar i em pat or ang sehin gga jum lah r um ah t angga di Kabupat en M aluku Tenggara pada t ahun 2007 sebanyak 23.131 Kepala Keluarga (KK). Asum si lain yang digunakan yait u sat u unit rum ah t erdiri dari 1,25 keluarga sehingga jum lah rum ah yang ada at au keluarga yang m em iliki rum ah di Kabupat en M aluku Tenggara adalah 18.505 unit at au keluarga.

Per m int aan r um ah (housing dem and) d apat diket ahui dengan beber apa pendekat an sebagai berikut :

(1) M elihat dari jumlah at au persent ase KK yang memiliki rumah dan dengan angka t ersebut akan diket ahui KK. yang t idak memiliki rumah. Kelompok ini merupakan pot ent ial demand. Jumlah at au persent ase keluarga di Kabupat en M aluku Tenggara yang memiliki rumah sebesar 80 persen. Dengan demikian besarnya KK yang tidak memiliki rumah sebesar 20 persen (3.701 KK).

(2) Kekurangan rumah (housing backlog) di Kabupaten M aluku Tenggara berdasarkan asumsi yang dit et apkan diat as adalah 4.038 unit (sekit ar 20 persen dari t ot al rumah y an g ad a) .

(3) Persent ase rumah kosong mengindikasikan efekt ivit as pem anfaat an

st ock rum ah yang ada dan diperkirakan di Kabupat en M aluku Tenggara t idak t erdapat rum ah yang t idak dihuni.

(4) Rumah yang kurang layak at au perlu diperbaiki juga merupakan it em yang perlu diperhit ungkan dalam menent ukan kebut uhan perumahan. Asumsi yang digunakan dalam perhit ungan ini adalah jumlah rumah perlu direnovasi sekit ar 10 persen dari t ot al rumah yang ada.

4.1.2.1.2 Prasarana dan Sarana Dasar Permukiman

Pemukiman memiliki dua fungsi utama : fungsi pasif untuk menyediakan sarana dan prasarana fisik dan fungsi aktif untuk menciptakan lingkungan yang sesuai dengan pola hidup penghuninya. Pembangunan permukiman diharapkan dapat

menjamin ketersediaan sumber daya alam.

Secara umum kondisi perumahan dan permukiman di wilayah Kabupaten M aluku Tenggara relatif baik meskipun masih terdapat kantong-kantong kawasan perumahan yang kondisinya relat if kurang baik. Kepadat an bangunan perumahan dari rendah, sedang, sam pai t inggi. Kondisi ini masih m emungkinkan pem bangunan perum ahan baik oleh pengembang maupun masyarakat di lahan-lahan belum t erbangun.

Sam pai saat ini pem bangunan perum ahan dan perm ukim an di w ilayah Kabupat en M aluku Tenggara masih sporadis. Secara umum di Kabupaten M aluku Tenggara terdapat dua t ipologi kawasan perumahan informal dan formal yang menyebar di seluruh wilayah kot a, yaitu permukiman/ perkampungan yang sebagian besar dibangun oleh masyarakat menegah ke bawah dan permukiman yang dibangun oleh pengembang berupa perumahan BTN. Secara umum kawasan perumahan tersebut dihuni oleh masyarakat sesuai dengan tingkat status sosial ekonominya. Kawasan permukiman tersebut masing-masing mempunyai karakter dan identitas sendiri yang kadang dapat Pula tercermin dari ketersediaan sarana dan prasarana.

4.1.2.1.3 Aspek Pendanaan

Pembiayaan pengembangan bidang permukiman berasal dari Dana Pemerint ah Kot a/ Kabupat en, masyarakat , sw ast a dan bant uan pemerint ah pusat , bant uan simult an, bant uan proyek khusus (menurut pengembangan kaw asan. Sedangkan macam bant uan dan besarannya akan disesuaikan dengan t ingkat kebut uhan

4.1.2.1.4 Aspek Kelembagaan

Pelaksana Kegiat an pembangunan bidang permukiman menjadi t anggung jaw ab Dinas Pekerjaan Umum khususnya Cipt a Karya

4.1.2.2 Sasaran

dan permukiman diarahkan pada kaw asa-kaw asan t ert ent u sesuai pola penggunaaan lahan pada kaw asan perencanaan.