• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Zonasi Kaw asan Raw an Bencana

Wilayah Kabupate n Maluku Te nggara

4. Rencana Zonasi Kaw asan Raw an Bencana

Rencana zonasi m enurut UU Nom or 27 Tahun 2007 adalah rencana yang m enent ukan arah penggunaan sumber daya t iap sat uan perencanaan disert ai dengan penet apan st rukt ur dan pola ruang pada kaw asan perencanaan yang memuat kegiat an yang boleh dilakukan dan t idak boleh dilakukan sert a kegiat an yang hanya dapat dilakukan set elah memperoleh ijin.

Po la p en gelo laan kaw asan d i kaw asan zo n a r aw an b en can a d ilaku kan m elalu i pengat uran kegiat an m anusia di kaw asan raw an bencana unt uk m elindungi m anusia dari bencana yang disebabkan baik oleh alam m aupun secara t idak langsung oleh perbuat an manusia. Tujuan dari pengat uran kegiat an manusia di kawasan rawan bencana yaitu mencegah t imbulnya kerusakan fungsi lingkungan hidup dan melest arikan fungsi lindung kawasan sert a menghindari berbagai usaha dan/ at au kegiat an di kaw asan raw an bencana.

Zonasi kaw asan raw an bencana bencana gempa bumi dit et apkan berdasarkan krit eria sebagai berikut :

1) Kaw asan yang memiliki seismisit as t inggi, yait u dengan melihat sejarah t erjadinya gempa bumi

2) Kawasan dengan yang mempunyai nilai percepat an t anah (Peak Ground Accelerat ion) yang cukup tinggi.

3) Secara tektonik kawasan tersebut cukup aktif dan banyak dijumpai

sesar/ patahan aktif.

Zonasi kawasan bencana tsunami ditentukan berdasarkan beberapa kriteria sebagai berikut :

(1) Secara regional merupakan daerah sering t erjadi gempa (seism isit as akt if).

(2) Kawasan terletak di wilayah pantai menghadap laut dan terbuka atau tidak terhalang pulau.

(3) Kaw asan t erlet ak di w ilayah t ekt onik akt if dan dekat zona penujam an lem peng (subduction zone).

Zonasi kawasan rawan bencana tanah longsor ditetapkan berdasarkan kriteria sebagai berikut :

(1) Kaw asan yang m emiliki t ingkat kerent anan gerakan t anah t inggi.

(2) Kaw asan raw an bencana gunung api.

(3) Kaw asan raw an gempa bum i dengan skala M M I VII — XII.

(4) Kaw asan dengan pat ahan akt if dan banyak t erdapat ret akan.

(5) Kaw asan dengan kondisi kelerengan yang cukup t erjal.

(6) Kaw asan dengan jenis bat uan/ lit ologi yang m engandung lempung.

(7) Kaw asan dim ana alih fungsi lahan ini t erjadi baik dari kaw asan lindung m enjadi kaw asan budidaya at au dari kaw asan budidaya dengan karakt erist ik menyerupai kaw asan lindung menjadi kaw asan budidaya yang t idak m enunjang fungsi konservasi lingkungan hidup.

(8) Budidaya pert anian hort ikult ura dan rumah perist irahat an di kaw asan pegunungan dengan kem iringan di at as 40 persen.

Zonasi kawasan rawan bencana banjir dit et apkan berdasarkan beberapa krit eria sebagai berikut :

(1) Bent uk lahan dengan kelerengan dat ar dan landai. (2) Geom et ri sungai.

(3) Kondisi iklim , baik curah hujan m aupun int ensit asnya cukup t inggi.

(4) Perubahan t at a guna lahan ant ara lain dengan adanya penebangan hut an, pengem bangan daerah pert anian, sert a pengem bangan pem ukim an dan indust ri di DAS baik di hulu at aupun hilir.

Hasil analisis berdasarkan kriteria dan data terkait, diperoleh gambaran bahwa wilayah-wilayah di Kabupaten M aluku Tenggara memiliki resiko multi bencana. Resiko multi bencana yang dimaksud adalah resiko bencana gempa, tsunami, banjir, dan longsor. Kawasan yang memiliki resiko paling t inggi t erdapat di Pulau Kei Besar karena kawasan tersebut secara fisik memiliki daya dukung yang relatif rendah sedangkan di Pulau Kei Kecil, kaw asan yang relat if memiliki t ingkat resiko sedang t erdapat di bagian Selat an t ermasuk Kecamat an Kei Kecil Timur.

Keppres nomor 57 Tahun 1989 dan Keppres nomor 32 Tahun 1990, yait u sebagai berikut :

1. Pot ensi sum berdaya alam dan kesesuaian lahan sepert i pot ensi pert anian, perkebunan, perikanan, dan sebagainya.

2. Lingkungan buatan, yang tercermin dari pola penggunaan lahan dan sebaran pusat-pusat akt ivit asnya.

3. Zonasi rawan bencana yang meliput i rawan gempa, rawan t sunami, rawan banjir, rawan longsor, raw an aberasi pant ai, dan sebagainya.

4. Sinergit as, ket erkait an, dan kemungkinan konflik ant arpenggunaan lahan. 5. Ket ersediaan prasarana wilayah sepert i aksesibilt as, ket ersediaan fasilit as

umum dan fasilit as sosial, sert a jaringan ut ilit as. 6. Keseimbangan pert umbuhan wilayah.

Gambar 3.7 Peta Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pada Kaw asan Raw an Bencana Kabupaten M aluku Tenggara

3.1.4 Identifikasi W ilayah yang Didorong Pertumbuhannya

Beradasarkan arahan rencana t at a ruang di Kabupat en M aluku Tenggara bahw a kaw asan yang didorong pet umbuhannya adalah yang t ermasuk didalam Kaw asan priorit as yait u kaw asan yang dianggap perlu dipriorit askan pengembangan at au penanganannya sert a memerlukan dukungan rencana rinci dan program sebagai upaya unt uk mew ujudkan rencana st rukt ur dan pola pemanfaat an ruang w ilayah kabupat en.

Sejalan dengan amanat UU Nomor 26 Tahun 2007 Tent ang Penat aan Ruang khususnya Pasal 4 dan 5 t ent ang klasifikasi rencana t at a ruang, m aka penat aan ruang diklasifikasikan berdasarkan sist em, fungsi ut ama kaw asan, w ilayah administ rat if, kegiat an kaw asan, dan nilai st rat egis kaw asan. Penat aan ruang berdasarkan nilai st rat egis kaw asan t erdiri at as penat aan ruang kaw asan st rat egis nasional, penat aan ruang kaw asan st rat egis provinsi, dan penat aan ruang kaw asan st rat egis kabupat en/ kot a.

Kaw asan st r at egi s kab u p at en / ko t a ad al ah w i l ayah yan g p en at aan r u an gn ya dipriorit askan karena m em punyai pengaruh sangat pent ing dalam lingkup kabupat en/ kot a t erhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/ at au lingkungan. Kaw asan st rat egis merupakan kawasan yang di dalamnya berlangsung kegiat an yang mempunyai pengaruh besar t erhadap :

1) Tat a ruang di w ilayah sekit arnya;

2) Kegiat an lain di bidang yang sejenis dan kegiat an di bidang lainnya; dan/ at au 3) Peningkat an kesejaht eraan m asyarakat .

Jenis kaw asan st rat egis kabupat en m eliput i kaw asan st rat egis dari sudut kepent ingan, pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya, serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi antara lain kawasan metropolitan, kawasan ekonomi khusus, kawasan pengembangan ekonomi terpadu, kawasan tertinggal, serta kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas. Kawasan st rat egis dari sudut kepent ingan sosial dan budaya, ant ara lain kaw asan adat t ert ent u dan kaw asan konservasi w arisan budaya t ermasuk w arisan

fungsi dan daya dukung lingkungan hidup antara lain kawasan pelindungan dan pelestarian lingkungan hidup t erm asuk kaw asan yang diakui sebagai w arisan dunia.

Nilai st rat egis kawasan t ingkat kabupat en/ kot a diukur berdasarkan aspek ekst emalit as, akunt abilit as, dan efisiensi penanganan kaw asan sebagaimana dimaksud dalam UU t ent ang Pemerint ahan Daerah.

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Pasal 14 menyebut kan bahwa rencana kawasan st rat egis merupakan rencana rinci yang merupakan pedoman operasional bagi rencana umum t at a ruang w ilayah. Dengan dem ikian rencana t at a ruang kaw asan st rat egis kabupat en dapat berdiri sendiri sebagai suat u dokumen perencanaan rinci t at a ruang wilayah. Pembahasan pada bagian ini dit ujukan sebagai langkah awal penet apan kawasan st rat egis kabupat en yang akan dit indaklanjut i melalui penyusunan rencana rincinya secara t erpisah.