• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Materi Menghargai Perjuangan Para Tokoh dalam Memertahankan Kemerdekaan Menggunakan Metode Contextual Teaching And Learning (CTL) pada Siswa Kelas V Semester 2 Di SDN Rapah 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Sema

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Materi Menghargai Perjuangan Para Tokoh dalam Memertahankan Kemerdekaan Menggunakan Metode Contextual Teaching And Learning (CTL) pada Siswa Kelas V Semester 2 Di SDN Rapah 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Sema"

Copied!
168
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI MENGHARGAI PERJUANGAN PARA TOKOH

DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SEMESTER 2 DI SDN RAPAH 03 KEC. BANYUBIRU KAB. SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun oleh

KHAFIDHOTUL LAILA

115-14-046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH

IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI MENGHARGAI PERJUANGAN PARA TOKOH

DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SEMESTER 2 DI SDN RAPAH 03 KEC. BANYUBIRU KAB. SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun oleh

KHAFIDHOTUL LAILA

115-14-046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH

IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(4)
(5)
(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan :

Nama : Khafidhotul Laila

NIM : 115-14-046

Jurusan : PGMI

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah. Skripsi ini diperkenankan untuk di publikasikan pada e-respository

IAIN Salatiga.

Salatiga, 28 Mei 2018 Yang Menyatakan

(7)

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO

مُكِناَمَز ِرْيَغ ٍناَمَسِل َنْىُقْىُلْخَم ْمُهَّنِإَف ْمُكِتَلِكاَش ِرْيَغ ىٰلَع ْمُكَدَلاْوَأ اْىُمِّلَع

“didiklah (persiapkanlah) anak-anakmu atas hal yang berbeda dengan keadaanmu (sekarang) karena mereka adalah makhluk yang hidup untuk satu

zaman yang bukan zamanmu (sekarang)”

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

1. Bapak Ibuku tercinta yang telah membimbing, mendidik dan memotivasi untuk

terus maju dalam belajar, terima kasih atas doa restu dan kasih sayangnya.

2. Kakakku yang senantiasa memotivasi agar terselesainya skripsi ini, terimakasih

dukungannya.

3. Keluargaku yang senantiasa mendukung dan membantu dengan keikhlasannya.

4. Sahabatku Tri Indah Telogowati, Eny Latifah, Catur Nila, Rif’atul Choriyah

yang telah memotivasi, meluangakan waktu, menemani dan membantu penulis

menyusun skipsi ini.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat

dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.Shalawat

serta salam senantiasa tercurah kepada Baginda Rasullullah SAW.

Penulisan skripsi ini diajaukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Program Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Penulis menulis skripsi dengan judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI MENGHARGAI PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMEPERTAHANKAN KEMERDEKAAN MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SEMESTER 2 DI SDN RAPAH 03 KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan

ini penulis dengan senang hati manyampaikan terimakasih kepada yang

terhormat:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

3. Ibu Peni Susapti,M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah.

4. Bapak Sutrisna, S.Ag.M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

(9)

ix

5. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan

berbagai ilmu pengetahuan kepada penulis selama menuntut ilmu di IAIN

Salatiga.

6. Ibu Prihatiningsih, S.Pd selaku wali kelas V di SDN Rapah 03 yang telah

membantu dan mengijinkan melakukan penelitian di kelasnya.

7. Seluruh siswa kelas V SDN Rapah 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten

Semarang yang telah mendukung dan membantu peneliti dalam penelitian.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada

semuanya. Tidak lupa penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat

membengun demi penyempurnaan skripsi ini, hal ini sisebabkan karena

keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki penulis.

Salatiga, 28 Mei 2018 Penulis

Khafidhotul Laila

(10)

x

ABSTRAK

Laila, Khafidhotul. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Materi Menghargai Perjuangan Para Tokoh dalam Memertahankan Kemerdekaan Menggunakan Metode Contextual Teaching And Learning (CTL) pada Siswa Kelas V Semester 2 Di SDN Rapah 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun pelajaran 2017/2018. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing: Sutrisna, S.Ag. M,Pd.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Ilmu Pengetahuan Sosial, Metode Contextual Teaching and Learning (CTL).

Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi menghargai merjuangan para tokoh dalam memertahankan kemerdekaan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) pada siswa kelas V semester 2 Di SDN Rapah 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 23 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 13 siswa. Pembelajaran yang diarahkan guru didalam kelas hanya sebatas peserta didik menghafal informasi yang di sampaikan oleh guru tanpa dituntut untuk memahami informasi yang dapat dan menghubungkannya dengan realitas kehidupan mereka ataupun mereka. Penelitian ini digunakan untuk menjawab permasalahan yaitu apakah penggunaan metode Contextual Teaching And Learning (CTL) pada mata pelajaran IPS materi menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V semester 2 di SDN Rapah 03 Banyubiru Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/ 2018?

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Adapun langkah dalam penelitian adalah perencanan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dimanaa setiap siklus difokuskan materi dengan penerapan metode CTL. Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tes tertulis, lembar observasi, dokumantasi dan wawancara.

(11)

xi DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah….. ………… ... … 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Hipotesis dan Indikator ... 5

1. Hipotesis Tindakan ... 5

2. Indikator Keberhasilan ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Definisi Oprasional ... 8

1. Peningkatan ... 8

2. Hasil Belajar ... 8

3. Ilmu Pengetahuan Sosial ... 9

(12)

xii

G.Metode Penelitan ... 9

1. Rencana Penelitian ... 9

2. Subjek Penelitian ... 10

3. Langkah- langkah Penelitian ... 10

4. Instrumen Penilaian ... 13

5. Teknik Pengumpulan Data ... 13

6. Analisis Data... ...14

H.Sistematika Penulisan ...15

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Hasil Belajar ... 18

1.Peningkatan Hasil Belajar ... 18

2.Pengertian Belajar ... 18

a. Prinsip-prinsip Belajar ... 20

b. Tujuan Belajar... 21

c. Pengertian Hasil Belajar ... 23

d. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar ... 24

B.Metode Pembelajaran CTL ... 25

1.Pengertian Metode Pembelajaran ... 25

2.Metode Pembelajaran CTL ... 25

C.IPS ... 30

1. Pengertian IPS... 30

2. Ruang Lingkup IPS ... 31

(13)

xiii

4. Hakekat IPS di Sekolah Dasar ... 34

D.Materi Menghargai Jasa Pahlawan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia ... 35

I. Hubungan Metode Pembelajaran CTL dengan IPS ... 43

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umun SDN Rapah 03 ... 48

1. Letak Geografis SDN Rapah 03 ... 48

2. Identitas Sekolah ... 48

3. Keadaan Guru ... 49

4. Kaadaan Siswa ... 49

5. Keadaan Siswa Penelitian ... 51

6. Visi,Misi dan Tujuan Sekolah ... 51

7. Susunan Organisasi Sekolah ... 52

B. Subjek Penelitian ... 53

C. Pelaksanaan Penelitian ... 54

1. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus ... 54

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 55

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 73

1. Deskripsi Hasil Kondisi Awal Pra Siklus ... 73

2. Deskripsi Siklus I ... 75

(14)

xiv

B.Pembahasan... 82

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 87

B. Saran dan Kritik ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 89

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 90

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Guru SDN Rapah 03 Tahun Pelajaran 2017/2018 ... 50

Tabel 3.2 Data Siawa SDN Rapah 03 Tahun Pelajaran 2017/2018 ... 50

Tabel 3.3 Data Siswa Kelas V... 51

Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ... 73

Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 77

Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 80

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Grafik Ketuntasan Pra Siklus ... 75

Gambar 4.2 Grafik Ketuntasan Siklus I ... 79

Gambar 4.3 Grafik Ketuntasan Siklus II ... 82

Gambar 4.4 Grafik Hasil Belajar ... 84

Gambar 4.5 Grafik Hasil Belajar Pra Siklus ... 84

Gambar 4.6 Grafik Hasil Belajar Siklus ... 85

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Siklus I ... 91

Lampiran 2 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 102

Lampiran 3 Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 103

Lampiran 4 Nilai Hasil Belajar Siklus I ... 104

Lampiran 5 RPP Siklus II ... 109

Lampiran 6 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 118

Lampiran 7 Lembar Observasi Siswa Siklus II... 119

Lampiran 8 Nilai Hasil Belajar Siklus II... 120

Lampiran 9 Dokumentasi Pembelajaran ………...123

Lampiran 10 Lembar KKM………....129

Lampiran 12 Lembar Silabus………..130

Lampiran 13 Surat Ijin Melakukan Penelitian ... 131

Lampiran 14 Surat Keterangan Melakukan Penelitian ... 132

Lampiran 15 Lembar Konsultasi ... 133

Lampiran 16 SKK ... 134

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan pada dasarnya adalah suatu usaha untuk menggali,

mengembangkan, dan menciptakan kepribadian serta potensi yang dimiliki

oleh setiap individu merupakan pengetahuan, sikap maupun keterampilan

tertentu. Pendidikan diharapkan dapat merubah pola pikir dalam

menghadapi segala tantangan dimasa yang akan datang. Undang-undang

Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 PASAL 1 ayat 1,

mengatakan bahwa pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagaman, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan Negara (Depdiknas,2003:1).

Pendidikan di sekolah dasar memegang peranan penting dalam

meningkatkan kualitas sumber daya manusia dimasa mendatang.

Pendidikan tak terlepas dari kegiatan pembelajaran. Kegiatan

pembelajaran yang dilakukan selalu mengacu pada tujuan sebagiamana

yang dimaksudkan dalam kurikulum. Tujuan yang dimaksud adalah

memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk

mengembangkan kehidupan sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga

Negara, dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik

(19)

2

Menurut Somantri (2001:79) bahwa ilmu pengetahuan sosial

merupakan program pendidikan yang memilih bahan pendidikan dari

disiplin ilmu–ilmu sosial dan humanities yang diorganisasikan dan

disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. Sebagai

bidang pengetahuan, ruang lingkup ilmu pengetahuan sosial adalah berupa

kehidupan manusia dalam masyarakat atau manusia sebagai anggota.

Dalam ruang lingkup IPS sangatlah luas diantaranya yaitu sejarah.

Pembelajaran sejarah memberikan pembulatan wawasan berkenaan

dengan peristiwa-peristiwa dari berbagai periode. Sama halnya dengan

kompetensi pembelajaran lainnya, kompetensi pembelajaran ilmu

pengetahuan sosial juga mencakup tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif

dan pengetahuan. Pengetahuan mencakup fakta, konsep, dan generalisasi.

Fakta merupakan data atau informasi tentang suatu peristiwa atau benda

yang terjadi.

Akan tetapi pada kenyataannya mata pelajaran IPS di SD dianggap

salah satu mata pelajaran yang membosankan. Hal ini terjadi sebab

pembelajaran IPS hanya dilakukan didalam kelas atau di ruangan. Padahal

cangkupan dari pembelajaran IPS bisa dilakukan di luar ruangan. Terlebih

lagi hal yang dapat menunjang pembelajaran IPS dilakukan di luar

ruangan adalah materi sejarah. Karena materi sejarah dianggap materi

yang membosankan dan hanya meghafal seperti : nama, tahun, dan

(20)

3

Berdasarkan studi yang dilakukan di SDN Rapah 03 khususnya

kelas V yang berjumlah 23 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan

13 siswa perempuan, proses pembelajaran IPS masih berpusat pada guru.

Dalam pembelajaran guru kurang melibatkan peserta didik dalam kegiatan

pembelajaran, siswa cenderung hanya mendengarkan penjelasan dari guru.

Sedangakan pembelajaran yang diarahkan guru di dalam kelas hanya

sebatas peserta didik menghafal informasi yang disampaikan oleh guru

tanpa dituntut untuk memahami informasi yang dapat dan

menghubungkannya dengan realitas kehiduapan mereka ataupun mereka

dapat membuktikan dalam kehidupan nyata.

Berdasarkan permasalahan tersebut dari hasil wawancara peneliti

dengan guru kelas V di SDN Rapah 03 Kecamatan Banyubiru ditemukan

beberapa masalah dalam pembelajaran IPS diantaranya mengganggap

bahwa IPS adalah pelajaran yang membosankan yang hanya berisi tentang

hafalan dan cerita sedangkan diantara beberapa peserta didik tidak

menyukai tentang membaca, selain itu ada rasa tidak percaya diri (minder)

dari peserta didik karena pembelajaran yang terjadi tidak melibatkan

seluruh peserta didik. Selain dari peserta didik permasalahan yang mucul

juga berasal dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Guru

cenderung melakukan pembelajaran yang monoton yang biasanya

dilakukan hanya menjelaskan sehingga murid merasa jenuh dan bosan

sehingga tidak sedikit peserta didik tidak memperhatikan justru bermain

(21)

4

Pembelajaran merupakan elemen yang strategis dalam proses

belajar didalam maupun diluar kelas. Oleh karena itu pembelajaran

merupakan sesuatu yang sangat strategis, karena guru dan siswa

bersama-sama berfungsi sebagai unjung tombak perubahan.

Metode pembelajaran yang masih konvensional membuat siswa

merasa kesulitan dalam memahami mata pelajaran yang diajarkan,

sehingga sebagian dari siswa kurang memahami mata pelajaran IPS. Hal

ini dibuktikan dengan nilai IPS yang masih di bawah dibawah nilai KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 71.

Dalam hal ini penggunaan motode pembelajaran sangat diperlukan

agar kegiatan pembelajaran lebih menarik dan siswa tidak merasa bosan.

Guru perlu menyiapkan strategi pembelajaran atau metode pemeblajran

agar terciptanya situasai kelas dan iteraksi yang nyaman antara guru

dengan murid seperti yang tercantum dalam kutipan Surat Thaha ayat 44:

ٰىَش ْخَي ْوَأ ُرَّكَذَتَي ُهَّلَعَل اانِّيَل الاْىَق ُهَل َلاىُقَف

Artinya: “maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut". (Q.S Thaha:44)

Maksud dari ayat rersebut adalah proses belajar mengajar dapat

berjalan dengan baik dan lancar manakala ada interaksi yang kondusif

antara guru dan peserta didik. Komunikasi yang arif dan

(22)

5

kesempatan kepada siswanya untuk berkembang. Oleh karena itu metode

sangat di perlukan dalam pembelajara agar suasana kelas menjadi kondusif

serta aktif.

Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Menurut

WSJ. Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999:767)

metode adalah cara yang telah teratur dan terpikirkan baik-baik untuk

mencapai suatu maksud. Sedangkan metode pembelajaran adalah suatu

pengetahuan tentang cara-cara mengajar atau menyajikan bahan pelajaran

kepada siswa didalam kelas, baik secara individu ataupun secara kelompok

agar pembelajaran itu dapat diserap, dipahami, dan dimanfaatkan oleh

siswa dengan baik (Ahmadi, 1997:52).

Untuk memecahkan masalah yang terjadi salah satu solusi yang

dapat diambil adalah dengan menerapkan motode pembelajaran

Contextual Teaching And Learning (CTL) sebagai solusi tindakan untuk

mengatasi permasalahan dalam pembelajaran IPS di SDN Rapah 03.

Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) merupakan

konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang

diajarkannya dengan situasi didunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan

masyarakat (Rusman, 2011:189).

Penerapan model Contextual Teaching And Learning (CTL)

(23)

6

merasa antusias dalam mengikuti pembelajaran, sehingga dapat

meningkatkan sifat kritis dan analisis siswa. Untuk membantu

permasalahan tersebut penulis melakukan penelitian tindakan kelas guna mengkaji peningkatan hasil belajar, dengan judul : “Peningkatan hasil

belajar mata pelajaran IPS materi menghargai perjuangan para tokoh

dalam mempertahankan kemerdekaan menggunakan model Contextual

Teaching And Learning (CTL) pada siswa kelas V di SDN Rapah 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang tahun ajaran 2017/2018.”

B. Rumusan Masalah

Apakah penggunaan metode Contextual Teaching And Learning

(CTL) pada mata pelajaran IPS materi menghargai perjuangan para tokoh

dalam mempertahankan kemerdekaan dapat meningkatkan hasil belajar

siswa kelas V semester 2 di SDN Rapah 03 Banyubiru Kabupaten

Semarang tahun pelajaran 2017/ 2018?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

IPS materi menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan

kemerdekaan pada siswa kelas V menggunakan metode pembelajaran

Contextual Teaching And Learning (CTL) di SDN Rapah 03 Kecamatan

(24)

7

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang

dihadapi, sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk

memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui PTK

(Mulyasa, 2011:63). Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berfikir

serta mempertimbangkan konsep yang ada maka “penggunaan metode

pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL)dapat

meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS materi menghargai

perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan pada siswa

kelas V di SDN Rapah 03 Banyubiru Kabupaten Semarang tahun ajaran

2017/ 2018”.

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan penggunaan metode pelajaran contextualteaching and

learning (CTL) ini dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan

dapat tercapai. Sebagai berikut :

a. Secara Individual

Siswa dinyatakan berhasil atau tuntas apabila pencapaian skor hasil

belajar ≥ 71 nilai KKM materi menghargai perjuangan para tokoh

(25)

8 b. Secara Klasikal

Siklus akan berhenti apabila jumlah nilai siswa kelas V secara

keseluruhan dalam kelas telah memenuhi Kriteria Ketuntasan

Mininal (KKM) ≥ 71 serta tercapainya ketuntasan klasikal sebesar

besarnya 85% dalam pembelajaran IPS.

E. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

yang jelas dan dapat memberi manfaat secara teoritis maupun praktis,

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

dalam dunia pendidikan berupa gambaran mengenai sebuah teori

yang menyatakan bahwa peningkatan hasil belajar IPS pada

materi mengahargai perjuangan para tokoh dalam

mempertahankan kemerdekaan dengan menggunakan metode

Contextual Teaching And Learning (CTL)terhadap siswa sekolah

dasar sangat bermanfaat bagi siswa.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk

kajian lanjutan bagi peneliti lain khususnya pada pendidikan di

(26)

9 2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa.

1) Tumbuhnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS,

bahwa pembelajaran IPS terasa mudah dan sangat

menyenangkan;

2) Menumbuhkan kemampuan inkuiri pada diri siswa;

3) Mengembangkan potensi siswa dalam menghubungkan

materi yang mereka pelajari dengan peristiwa yang mereka

lihat dan;

4) Meningkatkan hasil belajar IPS.

b. Bagi guru.

1) Meningkatkan kemampuan guru dalam berkreasi dan

berinovasi dalam pembelajaran IPS;

2) Meningkatkan kualitas pembelajaran, serta memperluas

kemampuan guru dalam menggunakan model-model

pembelajaran khususnya metode pembelajaran contextual

theacing and learning. Kemampuan guru dalam

menggunakan model-model pembelajaran khususnya metode

pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL).

c. Bagi sekolah.

Merupakan bahan masukan bagi sekolah dalam upaya

meningkatkan kualitas pembelajaran IPS melalui model

(27)

10 d. Bagi peneliti.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi

kepada pembaca tentang penerapan pembelajaran contextual

teaching and learning dalam mata pelajaran IPS, bahan kajian

mengenai model dan media ini dapat dijadikan motivasi peneliti

lain untuk menciptakan kreasi baru yang lebih inovatif dengan

hasil yang lebih efektif.

F. Defenisi Operasional

Untuk menghindari kekurangjelasan atau pemahaman yang berbeda

antara pembaca dengan peneliti mengenai istilah-istilah yang terdapat

dalam judul penelitian, maka peneliti memberikan definisi operasional

sebagai berikut:

1. Peningkatan

Secara umum peningkatan merupakan upaya untuk menambah

derajat tingkat dan kualitas maupun kuantitas. Peningkatan juga berarti

penambahan keterampilan dan kemampuan akan menjadi lebih baik.

Berdasarkan pendapat dari Adi S (2011:21) peningkatan juga

menggambarkan perubahan dari suatu sifat atau keadaan yang negatif

berubah menjadi positif. Berdasarkan kesimpulan tersebut peningkatan

adalah suatu proses perubahan meningkat, yang berarti proses

(28)

11 2. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh anak setelah

melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu

proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk

perubahan perilaku yang relatif menetap.

Menurut Suprijono (2011:5) hasil belajar adalah pola–pola

perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan

keterampilan. Selain itu hasil belajar merupakan hasil penelitian

terahadap hasil kegiatan pembelajaran sebagai tolak ukur tingkat

keberhasilan siswa dalam memahami pembelajaran yang dinyatakan

dengan nilai berupa huruf atau angka.

Dalam proses kegiatan pembelajaran biasanya guru menetapkan

tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Siswa yang berhasil dalam

belajar adalah siswa yang berhasil mencapai tujuan-tujuan

pembelajaran yang ditandai dengan mencapai nilai KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimal). KKM yang ditetapkan dalam pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial di SDN Rapah 03 adalah 71.

Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan nilai atau

skor yang di dapat siswa setelah proses kegiatan belajar mengajar.

3. Ilmu Pengetahuan Sosial.

Ilmu pengetahuan sosial adalah suatu bidang kajian ilmu pengetahuan yang dilakulan secara terpadu, dan merupakan hasil dari

(29)

12

ilmu sosial yang diorganisasikan dari konsep– konsep dan

keterampilan- keterampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropolgi, dan

ekonomi bahkan disiplin ilmu humaniora, pendidikan dan agama

(Rasimin, 2012:56). Karakteristik IPS berdasarkan aspek tujuan

meliputi pengembangan intelektual, kehidupan sosial, dan kehidupan

individu.

Ilmu Pengatahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang

diajarkan di tingkat sekolah rendah hingga tingkat sekolah tinggi

khusunya di negara Indonesia. Tingkat sekolah rendah SD atau MI

sesuai yang peneliti teliti Ilmu Pengtahuan Sosial diajarkan pada kelas

V semseter II. Dengan pemilihan materi menghargai perjuangan para

tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.

4. Motode Contextual Teaching And Learning (CTL)

Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching And Learning)

merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan

antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penetapannya dalam kehidupan mereka (Rusman,

2010:190).

Pada pembelajaran di SDN Rapah 03 pemelajaran masih bersifat

konvensional yaituhanya di lakukan didalam ruangan saja tanpa

memanfaat situasi alam atau menggabungkannya dengan keaadan

(30)

13 G. Metode Penelitian

1. Rencana Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas atau biasa disebut (PTK). Menurut (Suyadi, 2010:18) penelitian

tindakan kelas adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap

kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam

sebuah kelas secara bersamaan. Selain itu juga berdasarkan

pendapat (Supardi, 2008:102) penelitian tindakan kelas mampu

menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan

meningkatkan profesionalisme pendidik dalam proses belajar

mengajar di kelas dengan melihat kondisi siswa. Penelitian

tindakan kelas ini dipilih karena diantaranya dapat membantu

meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran selain itu

dapat menjadikan siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses

pembelajaran.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah kelas V SDN Rapah 03

Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang, yang berjumlah 23

siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.

Kebanyakan dari mereka berasal dari keluarga yang sederhana.

Subjek ini dipilih karena perlu adaya peningkatan dalam proses

pembelajaran IPS dimana siswa cenderung pasif dan merasa

(31)

14

Penelitian ini dikhususkan untuk pembelajaran IPS materi

menghargai jasa para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan

dengan menggunakan motode Contextual Teaching And Learning

(CTL).

3. Langkah-langkah Penelitian

Peneliti menggunakan PTK guna membantu memecahkan masalah

yang ditemui dalam kelas. Terdapat empat tahapan PTK antara lain

sebagai berikut:

a. Perencanaan

Tahap perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi dan menganalisis masalah yaitu secara jelas

dan dapat dimengerti masalah apa yang akan diteliti;

2) Merumuskan masalah dengan jelas;

3) Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan

jawaban, berupa hipotesis tindakan;

4) Membuat RPP dengan menerapkan model pembelajaran CTL

pada materi menghargai perjuangan para tokoh dalam

mempertahankan kemerdekaan;

5) Menyiapkan fasilitas dan sarana yang digunakan dalam

pembelajaran;

6) Menyiapkan lembar observasi untuk kegiatan peserta didik;

7) Menyiapakan lembar observasi untuk kegiatan guru dalam

(32)

15

8) Mempersiapakan soal evaluasi untuk pesera didik.

b. Pelaksanaan tindakan

Dalam tahap ini peneliti bersama guru melaksanakan satuan

tindakan yang telah tertulis dalam RPP yang terdiri dari tiga

kegiatan yaitu pendahuluan, inti, penutup.

c. Pengamatan

Pada bagian pengamatan peneliti bersama guru melakukan

pengamatan yang meliputi proses dan hasil dari pelaksanaan

kegiatan, tujuan pengamatan ini untuk mengumpulkan bukti hasil

tindakan agar dapat dievaluasi dan di jadikan sebagai landasan

dalam melakukan refleksi.

d. Refleksi

Setelah melakukan perencanaan, tindakan dan pengamatan

peneliti melakukan analisis data mengenai proses, masalah, dan

hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi sesuai

pelaksanaan pembelajaran melalui model pembelajaran CTL.

Menurut (Suyadi, 2010:50) gambar tahap penelitian adalah sebagai

(33)

16

Gambar 1.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas

4. Instrumean Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

terdiri :

a. Pedoman observasi

Pedoman observasi digunakan untuk mengamati

secara langsung siswa dalam proses pembelajaran mata

pelajaran IPS khususnya materi menghargai perjuangan para

tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan Siklus I

Refleksi

Perencanaan

Refleksi Siklus II Pelaksanaan

Pengamatan

(34)

17 b. Soal tes

Soal tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar

siswa setelah mengikuti pembelajaran IPS khususnya materi

menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan

kemerdekaan. Soal tes ini berisi pertanyaan-pertanyaan

berupa lisan maupun tertulis yang berhubungan dengan

materi yang diberikan kepada siswa.

c. Rencana Pelaksaanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksaanaan Pembelajaran (RPP) Adalah

rencana yang menggambarkan prosedur dan

pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu

kompetendi dasar yang ditetepkan.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah:

a. Observasi

Dalam setiap siklus peneliti melakukan pengamatan

terhadap siswa untuk mengetahui hasil belajar dan kegiatan

siswa terhadap mata pelajaran IPS khususnya materi

menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan

(35)

18 b. Tes

Tes digunakan untuk mengetahui seberapa tingkat hasil

belajar siswa terhadap materi pelajatan IPS. Pada setiap siklus

guru memberikan tes atau soal untuk mengukur kemampuan

dan pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi disini digunakan agar mendapatkan

gambaran umum sekolah, keadaan guru, serta keadaan sarana

prasarana sekolah dan kegiatan siswa selama proses

pembelajaran berlangsung.

6. Analisis Data

Tahap penelitian yang dilakukan selanjutnya adalah

menganalisis tindakan kelas atau keberhasilan siswa dengan cara

dengan memberikan soal tes maupun non tes yang diberikan pada

siswa setelah selesai dilakukan pembelajaran. Analisis data ini

dilakukan dengan membandingkan nilai siswa dengan KKM yang

ditentukan di sekolahan yaitu 71 (ditentukan oleh SDN Rapah 03).

Siswa dikatakan tuntas atau berhasil dalam pembelajaran

sebaiknya apabila siswa mendapatkan nilai ≥ 71 dan dikatakan

belum tuntas apabila siswa mendapatkan nilai < 71. Penentu akhir

perbaikan diamati dari siklus-siklus menggunakan tolak ukur

kriteria ketuntasan klasikal. Menurut Depdikbud dalam Daryanto

(36)

19

apabila dalam kelas terdapat 85% siswa tuntas belajar. Hasil

penelitian akan dianalisis untuk membuktikan hipotesis dengan

cara sebagai berikut:

a. Untuk menilai rata-rata ulangan tes famatif dapat

menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut :

X =

Keterangan:

X = Nila rata-rata

∑ = Jumlah semua nilai siswa

∑N = Jumlah siswa

b. Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar siswa

digunakan rumus sebagai berikut:

P = 100%

H. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam pembahasan penelitian ini, penulis

menyusun sistematika sebagi berikut:

Bagian awal meliputi : Halaman sampul, lembar logo, halaman

judul, persetujuan pembimbing, pengesahan, deklarasi, motto dan

persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar lampiran.

BAB I Pendahuluan.Berisi latar belakang masalah, rumusan

(37)

20

penjelasan dan definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II Kajian Pustaka.Berisi pengertian belajar, hasil belajar, ilmu

pengetahuan sosial, materi menghargai jasa para tokoh dalam

mempertahankan kemerdekaan, metode pembelajaran Contextual

Teaching And Leraning (CTL), hubungan model pembelajaran CTL

dengan IPS.

BAB III Pelaksanan dan Penelitian.Berisi gambaran situasi umum

SDN Rahan 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang, subjek

penelitian dan karakteristik objek penelitian, serta deskripsi per siklus.

BAB IV Laporan Hasil Penelitian.Berisi deskripsi kondisi awal,

hasil penelitian, tiap siklus, analisis data dan pembahasan.

BAB V Penutup.Berisi kesimpulan dan penutup dan Bagian akhir

terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran dan riwayat hidup

(38)

21 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar

1. Peningkatan Hasil belajar

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia peningkatan adalah

proses perbuatan, cara meningkatkan usaha, dan sebagainya. Berdasarkan

kesimpulan tersebut peningkatan adalah suatu proses perubahan

meningkat, yang berarti proses perubahan menjadi lebih baik. Sedangkan

hasil belajar merupakan hasil penelitian terahadap hasil kegiatan

pembelajaran sebagai tolak ukur tingkat keberhasilan siswa dalam

memahami pembelajaran yang dinyatakan dengan nilai berupa huruf atau

angka. Maka berdasarkan teori tersebut penulis menyimpulkan bahwa

peningkatan hasil belajar adalah proses meningkatnaya usaha perbuatan

menajadi baik terhadap pembelajaran siswa dinilai dengan perubahan hasil

pembelajaran siswa menjadi lebih baik.

2. Pengertian Belajar

Menurut Suprijono (2011:5) hasil belajar adalah pola–

polperbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan

keterampilan. Selain itu hasil belajar merupakan hasil penelitian terahadap

hasil kegiatan pembelajaran sebagai tolak ukur tingkat keberhasilan siswa

dalam memahami pembelajaran yang dinyatakan dengan nilai berupa

(39)

22

kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa

sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak proses belajar.

Menurut Gagne belajar merupakan kegiatan kompleks. Hasil belajar

berupa kapasitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan,

pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilits tersebut dari stimulasi

yang berasal dari lingkungan, dan proses kognitif yang dilakukan oleh

pelajar. Dengan demikian belajar adalah seperangkat proses kognitif yang

mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi,

menjadi kapabilits baru Dimyati, (2006:10)

Menurut teori Piaget belajar adalah dengan adanya interaksi dengan

lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang. Perkembangan

intelektual melalui tahap sensori motor, pra–oprasional, operasional

konkret, dan operasional formal. Menurut Rogers belajar lebih menitik

beratkan pada praktik. Belajar merupakan proses internal yang kompleks

proses belajar tersebut dapat dialami siswa, siswa tidak dapat diamati tapi

dapat dipahami oleh guru Mudjiono (2006:18). Bejalar menurut teori

behavioristik diartikan sebagi proses perubahan tingkah laku, perubahan

disebabkan oleh seringnya interaksi antara stimulus dan respons. Teori

belajar behavioristik menjelaskan mengenai cara belajar organisme yang

terikat erat dengan faktor eksternal diluar diri individu.

Menurut teori kognitif belajar adalah proses untuk membangun

persepsi seseorang dari sebuah objek yang dilihat. Menurut teori

(40)

23

persepsi atas dasar pengalaman yang dialami siswa. Belajar adalah suatu

proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku dan kemampuan diri yang baru secara keseluruhan sebagai

hasil pengamatan individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.

3. Prinsip-Prinsip Belajar

Prinsip belajar adalah konsep-konsep yang harus diterapkan

dalam proses belajar mengajar. Guru dapat mengajar dengan baik apabila

seorang guru dapat menerapkan cara belajar sesuai dengan prinsip belajar.

Dari prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku

umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran,

baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajar maupun bagi guru

dalam upaya meningkatkan mengajarnya. Prinsip-prinsip menurut Dimyati

(2006:44-48) berkaitan dengan sebagai berikut:

a. Perhatian dan motivasi

Dari pengertian teori belajar pengolahan informasi terungkap

bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar. Perhatian

terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran

sesuai dengan kebutuhannya.

b. Keaktifan

Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalaminya

(41)

24

menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri,

maka inisitif harus datang dari siswa itu sendiri.

c. Keterlibatan Langsung

Dalam belajar melalui pengamatan langsung siswa tidak sekedar

mengamati langsung tapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam

perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.

d. Pengualangan

Seperti yang dijelaskan dalam teori Psikologi Daya, belajar

adalah melatih daya yang ada pada manusia terdiri dari daya

mengamat, menaggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berfikir,

dan sebagainya.

e. Tantangan

Tantangan yang dihadapi dalam belajar membuat siswa bergairah

untuk mengatasinya.

f. Balikan dan penguatan

Penguatan ini dapat berupa penguatan positif maupun penguatan

negatif.

g. Perbedaan individual

Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua siswa

yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu sama lain.

4. Tujuan Belajar

Tujuan belajar penting bagi guru dan siswa sendiri. Dalam

(42)

25

sasaran belajar siswa. Menurut Serdiman (2009:26) tujuan belajar adalah

sebagai berikut:

a. Untuk mendapatkan pengtahuan

Pengetahuan dan kemampuan berfikir tidak dapat dipisahkan.

Pengetahuan dan kemampuan berpikir sangat berhubungan karena

kemampuan berpikir seseorang akan berkembang, jika terdapat bahan

pengetahuan dan sebaliknya dengan kemampuan berfikir seseorang

akan memperkaya pengetahuan.

b. Penanaman konsep dan keterampilan

Penanaman konsep memerlukan keterampilan, keterampilan yang

diperlukan berupa keterampilan jasmani dan rohani. Keterampilan

jasmani adalah keterampilan yang dapat dilihat, diamati, sehingga akan

menitikberatkan pada keterampilan gerak atau penampilan dari anggota

tubuh seseorang yang sedang belajar. Keterampilan rohani menyangkut

persoalan penghayatan dan keterampilan berfikir serta kreativitas untuk

menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah.

c. Pembentukan sikap

Dalam kegiatan belajar mengajar guru akan selalu diamati, dilihat,

didengar, ditiru semua perilakunya oleh siswa. Dalam kegiatan belajar

siswa mungkin juga meniru perilaku gurunya. Guru diharapkan

memiliki perilaku yang baik agar bisa dicontoh kemudian diamalkan

(43)

26 5. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Suprijono (2011:5) hasil belajar adalah pola–pola

perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan

keterampilan. Pada umumnya, hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi

tiga ranah, yaitu ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. Secara eksplisit

ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Menurut Taksonomi

Bloom hasil belajar adalah perubahan perilaku yang meliputi tiga ranah

tersebut sebagai berikut

a. Ranah kognitif

Ranah kognitif berhubungan erat dengan kemampuan berfikir,

termasuk kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi,

menganalisis, menyintesis, dan kemampuan mengevaluasi.

b. Ranah psikomotorik

Ranah psikomotorik berhubungan erat dengan hasil belajar yang

pencapainnya melalui keterampilan dengan hasil belajar yang

pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi, yang melibatkan otot

dan kekuatan fisik. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan

dengan aktivitas fisik, misalnya menulis memukul, melompat, dan

sebagainya.

c. Ranah afektif

Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti sikap, minat, konsep

diri, nilai, dan moral. Ranah afektif meliputi tujuan belajar yang

(44)

27

dalam diri seseorang. Keberhasilan belajar akan menjadikan seseorang

berperilaku positif yang relatif menetap dan otomatis.

Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang

mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu

mengingat, sampai pada kemapuan memecahkan masalah. Dengan

demikian menurut Elis Ratnawulan, (2015:58) aspek kognitif adalah

subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang

sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai tingkat yang paling

tinggi yaitu evaluasi.

6. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Dalam belajar keberhasilan tidak hanya dipengaruhi pada potensi dari

diri seorang individu saja, namun dapat juga dipengaruhi oleh faktor lain

yang berasal dari luar diri yang belajar. Dalam menentukan keberhasilan

belajar dapat juga dipengaruhi oleh faktor internal dan juga faktor

eksternal.

a. faktor internal

Menurut Susanto (2013:12) faktor internal merupakan faktor yang

bersumber dari dalam diri siswa, yang mempengaruhi kemampuan

belajarnya. Faktor internal meliputi kondisi fisik, kesehatan,

kecerdasan, minat, perhatian, dan kebiasaan belajar.

b. faktor eksternal

Faktor eksternal adalah kesulitan belajar yang berasal dari luar diri

(45)

28

Menurut Sriyati (2013:25) faktor non soaial adalah faktor diluar

individu yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar.

Sedangkan Faktor sosial adalah kedekatan hubungan antara anak

dengan orang lain, kehadiran orang dalam belajar.

B. Metode Pembelajaran CTL

1. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode merupakan salah satu strategi atau cara yang digunakan

oleh guru dalam proses pembelajaran yang hendak dicapai, semakin tepat

metode yang digunakan oleh seorang guru maka pembelajaran semakin

baik. Sudjana (2005:76) berpendapat bahwa metode merupakan

perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi pembelajaran

bahasa secara teratur, dan semuanya berdasarkan pada suatu pendekatan

tertentu. Menurut Sangidu (2004:14) metode adalah cara kerja yang

bersistem untuk memulai pelaksanaan suatu kegiatan penilaian guna

mencapai tujuan yang telah ditentukan. Metode pembelajaran ini adalah

sebuah cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang

berbeda. Hai itu berarti pemilihan metode pembelajaran harus sesuai

dengan kondisi pembelajaran dan hasil pembelajaran yang ingin dicapai.

2. Metode Pembelajaran CTL

Pembelajaran Kontektual (Contextual Teaching And Learning)

merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong

(46)

29

penetapannya dalam kehidupan mereka (Rusman, 2010:190). Oleh sebab

itu, melalui pembelajaran CTL, mengajar bukan transformasi pengetahuan

dari guru kepada siswa dengan menghafal sejumlah konsep-konsep yang

sepertinya terlepas dari kehidupan nyata, akan tetapi lebih ditekankan pada

upaya memfasilitasi siswa untuk mencari kemampuan bisa hidup dari apa

yang dipelajarinya. Ciri khas dari pembelajaran Contextual Teaching And

Learning ditandai oleh tujuh komponen utama yaitu: Contructivism,

Inquiry, Questioning, Learning, Modelling, Reflektion, dan Autentic

Assessment.

a. Prinsip pembelajaran Kontekstual

CTL sebagai suatu metode dalam implementasinya tentu saja

memerlukan perencanaan pembelajaran yang mencerminkan

pembelajaran CTL. Hal ini karena setiap model pembelajaran memiliki

karakteristik khas tertentu yang tentusaja berimplikasi pada adanya

perbedaan tertentu pula dalam membuat desain yang disesuaikan

denga metode yang diterapkan. Menurut Rusman (2011:193) ada tujuh

prinsip pembelajaran kontekstual yang harus dikembangkan oleh guru,

yaitu:

1) Kontruktivisme (Contructivism)

Kontruktivisme merupakan landasan berfikir dalam CTL,

yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi

(47)

30

Manusia harus membangun pengetahuan itu memberi makna

melalui pengalaman yang nyata.

2) Menemukan (Inquiry)

Menemukan merupakan kegiatan inti ddari CTL, melalui

upaya menemukan akan memberikan penegasan bahwa

pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan-kemampuan lain

yang diperlukan bukan merupakan hasil mengingat seperangkat

fakta-fakta, tetapi merupakan hasil menemukan sendiri.

3) Bertanya (Questioning)

Unsur lain yang menjadi karakteristik utama CTL adalah

kemampuan dan kebiasaan untuk bertanya. Melalui penerapan

bertanya, pembelajaran akan lebih hidup, akan mendorong proses

dan hasil pembelajaran yang lebih luas dan mendalam, dan akan

banyak ditemukan unsur yang terkait yang sebelumnya tidak

terfikirkan baik guru maupun murid.

4) Masyarakat Belajar (Learning Community)

Maksud dari masyarakat belajar adalah membiasakan siswa

untuk bekerja sama dan memanfaatkan sumber belajar dari teman–

teman belajarnya. Hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama

dengan orang lain melalui berbagi pengalaman (sharing). Melalui

sharing anak dibiasakan untuk saling memberi dan menerima, sifat

(48)

31 5) Pemodelan (Modelling)

Tahap pembuatn model dapat dijadikan alternatif untuk

mangambangkan pembelajaran agar siswa bisa memenuhi harapan

siswa secara menyeluruh dan membantu mengatasi keterbatasan

yang dimiliki oleh para guru.

6) Refleksi (Reflection)

Reflesi adalah cara berfikir tentang apa yang baru saja

terjadi atau baru saja dipelajari. Dengan kata lain refleksi adalah

berfikir kebelakang tentang apa yang sudah dilakukan dimasa lalu,

siswa mengedepankan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur

pengetahuan yang baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari

pengetahuan sebelumnya.

7) Penilaian sebenarnya (Authentic Assessment)

Penilaian sebagai integral dari pembelajaran memiliki

fungsi yang amat menentukan untuk mendapatkan informasi

kualitas proses dan hasil pembelajaran melalui penerapan CTL.

b. Langkah-langkah Pembelajaran CTL

Menurut Putra (2013:227) dalam pembelajaran CTL guru perlu

mengembangkan pembelajaran agar siswa dapat berfikir tentang apa

yang baru mereka pelajari dengan apa yang sudah mereka lakukan

(49)

32

1) Kembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna

dengan bekerja sendiri serta mengkontruksi sendiri pengetahuan

dan keterampilan barunya;

2) Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inqury untuk semua topik;

3) Kembangkan sikap ingin tahu dengan bertanya;

4) Ciptakan masyarakat belajar dengan menghadirkan model sebagai

contoh pembelajaran;

5) Lakukan refleksi diakhir pertemuan dan;

6) Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbangai cara.

c. Kelebihan dan Kelemahan pembelajaran CTL

Setiap metode pembelajaran memiliki kelemahan dan kelebihan,

begitu pula dengan metode pembelajaran CTL. Menurut Rasimin

(2012, 130-131) kelebihan dan kekurangan dari metode pembelajaran

CTL sebagai berikut.

1) Kelebihan CTL

a) Pembelajaran menjadi lebih bermakna. Artinya siswa

melakukan sendiri kegiatan yang berhubungan dengan materi

sehingga siswa dapat memahami materi sendiri.

b) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan

penguatan konsep kepada siswa, karena pembelajaran CTL

menuntut siswa bukan hanya sekedar menghafalkan tapi

(50)

33

c) Menumbuhkan keberanian siswa untuk mengemukakan

pendapat tentang materi yang dipelajari.

d) Menumbuhkan rasa ingin tahu tentang materi yang dipelajari

kepada guru.

e) Menumbuhkan kemampuan kerja sama dalam memecahkan

masalah.

f) Siswa dapat membuat kesimpulan atau merangkum dari

kegiatan pembelajaran.

2) Kelemahan CTL

a) Bagi siswa yang tidak dapat mengikuti pelajaran tidak

mendapat pengetahuan dan pengalaman yang sama dengan

teman lainnya, karena siswa tidak mengalami sendiri atau

menemukan langsung.

b) Perasaan khawatir pada anggota kelompok akan hilangnya

karakteristik siswa, karena harus menyesuaikan dengan

kelompoknya.

c) Banyak siswa yang tidak senang apabila disuruh bekerja sama

dengan yang lainnya, karena siswa yang tekun merasa harus

bekerja lebih dibanding dengan siswa yang lainnya.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang guru

dalam menerapkan metode pembelajaran CTL harus memperhatikan

keadaan siswa dalam kelas. Selain itu seorang guru harus mampu

(51)

34 C. IPS

1. Pengartian IPS

Ilmu pengetahuan sosial adalah suatu bidang kajian ilmu pengetahuan yang dilakulan secara terpadu, dan merupakan hasil dari

penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi dari disiplin ilmu–ilmu

sosial yang diorganisasikan dari konsep– konsep dan

keterampilan-keterampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropolgi, dan ekonomi bahkan

disiplin ilmu humaniora, pendidikan dan agama (Rasimin, 2012:56).

Karakteristik IPS berdasarkan aspek tujuan meliputi pengembangan

intelektual, kehidupan sosial, dan kehidupan individu.

Proses kehidupan manusia selalu berhubungan dengan sesama

manusia dan makhluk hidup lainya. Hal ini disebabkan karena manusia

pada hakekatnya sebagai makhluk sosial. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa ilmu pengetahuan sosial merupakan pengalaman hidup

manusia yang dialami sejak lahir.

Menurut Rasimin ( 2012: 37 ) hadirnya kita sebagi umat manusia

yang diikuti adanya hubungan pergaulan, pemenuhan kebutuhan, dan

sebaginya yang ada dalam lingkungan hidup masyarakat, telah membentuk

ilmu pengetahuan sosial setiap individu. Sehingga dapat dikatakan bahwa

apa yang kita alami dalam kehidupan msyarakat, baik yang dilakukan

secara sadar ataupun tidak sadar, akan membentuk ilmu pengetahuan yang

(52)

35 2. Ruang lingkup IPS

Ilmu sosial sebagi program pendidikan tidak hanya menyajikan

pengetahuan sosial semata, melainkan juga harus diarahkan membina

siswa menjadi warga masyarakat dan warga negara yang memiliki

tanggung jawab atas kesejahteraan bersama. Berkaitan dengan

pernyaataan tersebut menurut Somantri (2001:15) bahwa ilmu

pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memilih bahan

pendidikan dari disiplin ilmu sosial dan humanistis yang diorganisasikan

dan disajikan secara ilmiah dari psikologi untuk tujuan pendidikan.

Karena ruang lingkup ilmu pengetahuan sosial berkaitan dengan

masalah –masalah nyata dalam kehidupan masyarakat, maka penetapanya

ilmu pengetahuan sosial dalam pendidikan secara langsung dapat

dikembangkan pada beberapa mata pelajaran. Menurut Rasimin (2012:39)

untuk menatapkan ilmu pengetahuan sosial tersebut, tepat kiranya bila

guru memahami secara bulat struktur disiplin ilmu serta mengikuti

perkembangan dinamika ilmu-ilmu sosial serta perkembangan perubahan

sosial yang begitu cepat. Tafsir (2008:4) manyatakan bahwa ruang lingkup

pembelajaran ilmu pengetahuan sosial pada jenjang pendidikan adalah

sebagi berikut:

a) Ditinjau dari ruang lingkup hubungan, mencakup hubungan sosial,

hubungan ekonomi, hubungan psikologi, hubungan budaya, hubungan

(53)

36

b) Ditinjau dari segi kelompoknya adalah dapat berupa keluarga, rukun

tetangga, kampung, warga desa, organisasi masyarakat dan bangsa.

c) Ditinjau dari lingkup interaksi dapat berupa kebudayaan, politik, dan

ekonomi.

Berdasarkan dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan

bahawa ruang lingkup dari ilmu pengetahuan sosial meliputi manusia,

ligkungan, waktu, perilaku, ekonomi, perubahan, sistem sosial, lokal,

regional, rung lingkup dari ilmu pengetahuan sosial mencakup tentang

perilaku manusia membutuhkan antara satu dengan yang lainnya dan

antara manusia dengan lingkungannya.

3. Fungsi IPS

Fungsi ilmu pengetahuan sosial sebagai program pendidikan menurut

Sumaatmadja (2007) adalah mengembangkan perhatian dan kepedulian

sosial siswa terhadap kehidupan dimasyarakat dan bermasyarakat. Dalam

bukunya Rasimin (2012:41) juga mengatakaan bahwa fungsi dari ilmu

pengetahuan sosial secara sederhana adalah sebagi berikut:

a) Ilmu pengetahuan sosial sebagi pendidikan

Membina siswa menjadi warga negara yang baik yang memiliki

penengetahuan keterampilan dan kepedulian sosial yang berguna

bagi dirinya sendiri serta bagi masyarakat dan negara, serta harus

disesuaikan dengan tata nilai-moral yang berlaku dalam masyarakat

(54)

37

Untuk mewariskan nilai-moral dalam masyarakat agar dapat

menjunjung tinggi kemuliaan hakekat dan derajat manusia. Oleh

sebab itu mengajar ilmu pengetahuan sosial dengan ikhlas juga dapat

dikatakan sebagai dakwah islamiyah, karena didalammnya memuat

cara-cara menyampaikan nilai moral tentang agama.

4. Hakekat IPS di Sekolah Dasar

Pendidikan ilmu pengetahuan sosial di sekolah dasar merupakan

salah satu mata pelajaran yang dapat memberikan wawasan pengetahuan

yang luas mengenai masyarakat lokal maupun global, agar mampu hidup

ditengah-tengah masyarakat yang majemuk. Menurut Rasimin (2012: 59 )

ilmu pengetahuan sosial di sekolah dasar, pada hakekatnya harus

memperhatikan kebutuhan pesert didik yang rata-rata masih berusia antara

6-12 tahun. Dalam kelompok usia ini, anak berada dalam tahap

perkembangan kemampuan intelektual/ kognitifnya pada tingkat kongkrit

operasional. Mereka memandanag dunia dalam keseluruhan yang utuh dan

menganggap tahun yang akan datang sebagai waktu yang masih jauh.

Permendiknas No 22 Tahun 2006 menjelaskan bahwa tujuan

pembelajaran ilmu pengetahuan sosial yaitu agar siswa memiliki

kemampuan sebagai berikut.

a) Mengenal konsep yang berkaitan dengan kehidupan terhadap

masyarakat dan lingkungannya;

b) Memiliki kemapuan dasar untuk befikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,

(55)

38

c) Memiliki komitmen, kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan;

d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetensi

dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global;

Berdasarkan pendapat tersebut peneliti menyimpulkan bahwa hakekat dari

pembelajaran ilmu pengetahuan sosial di sekolah dasar adalah mengenalkan

konsep-kosep yang berkaitan dengan kehidupan nyata, mengajarkan siswa

untuk memiliki kemampuan dasar berfikir logis dan kritis, memiliki

komitmen dan kesadaran terhadap nilai sosial. Pendidikan ilmu pengtahuan

sosial di sekolah dasar membarikan wawasan pengetahuan mengenai

masyarakat lokal maupun global, agar mampu hidup di tengah-tengah

masyarakat majemuk.

D. Materi Menghargai Jasa Pahlawan Mempertahankan Kemerekaan 1. Cara menghargai jasa pahlawan

Kemerdekaan Indonesia ditebus oleh pengoban para pahlawan bangsa

sebagai penerus bangsa wajib untuk mengetahui dan meghargai jasannya

diantaranya dengan:

a) Mengabadikan nama pahlawan sebagi nama jalan, gedung;

b) Membangun tugu peringatan, monument, patung untuk mengenang

perjuangannya;

c) Memperingati peristiwa-peristiwa penting dalam perjuangan bangsa

dan;

(56)

39

Sebagai generasi penerus bangsa, sudah merupakan tugas dan

kewajiban kita untuk meneruskan perjuangan tersebut. Tentusaja bentuk

perjuangan itu harus disesuaikan dengan keadaaan zaman dan kemepuan

kita masing-masing.

2. Tokoh dan peranannya dalam mempertahankan kemerdekaan

Ketika Negara Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada

tanggal 17 Agustus 1945 tentara sekutu masih berada di Indonesia. Sekutu

menugaskan Jepang untuk menjaga keadaan dan keamanan di Indonesia.

Pada tanggal 29 September 1945 tentara Sekutu dan pasukan NICA tiba di

Indonesia dan mendarat di Pelabuhan Periok. Tentara Sekutu memnbantu

NICA yang membatalkan kemerdekaan Indonesia.

Rakyat Indonesia menggunakan senjata rampasan dari Jepang dan

senjata tradisional yang ada. Berkobarlah semangat dan terjadi perlawanan

dimana-mana. Dalam upaya mempertahankan kemerdekaan tersebut banyak

pertempuran dibeberapa tempat sebab penduduk Indonesia tetep

menginginkan kebebesan dan kemerdekaan Indonesia berikut adalah bentuk

perlawanan dari rakyat Indonesia.

a. Peristiwa Pertempuran 1O November 1945 di Surabaya.

Peringatan itu sebagai bentuk penghargaan terhadap

kepahlawanan rakyat Surabaya pada tanggal 10 November 1945 yang

merupakan tekad perjuangan seluruh rakyat Indonesia dalam

(57)

40

kusuma bangsa yang telah rela mempertahankan kemerdekaan

Indonesia.

Kehadiran pasukan sekutu yang membawa orang-orang

NICA pada tanggal 29 September 1945 sangat mencemaskan rakyat

dan pemerintah RI. Keadaan ini semakin memanas ketika NICA

mempersenjatai kembali bekas KNIL yang baru dilepaskan dari tahanan

Jepang. Di beberapa daerah muncul perjuangan untuk mempertahankan

kemerdekan tersebut, salah satunya yang terkenal sebagai hari

pahlawan kita adalah pertempuran 10 November di Surabaya.

Pada tanggal 25 Oktober 1945 Brigade 49 dibawah pimpinan

Brigadir Jendral A.W.S Mallaby mendarat di Pelabuhan Tanjung Perak

Surabaya. Brigade ini merupakan bagian dari Devisi India ke-23,

dibawah pimpinan Jendral D.C Hawthorn. Mereka mendapat tugas

melucuti tentra Jepang dan menyelamatkan tawanan Sekutu. Tanggal

26 Oktober 1945 pasukan Sekutu melanggar kesepakatan terbukti

melakukan penyergapan kepenjara kalisosok. Mereka akan

membebaskan para tawanan Belanda diantaranya adalah Kolonel

Huiyer tindakan ini dilanjutkan dengan penyebaran pamphlet yang

berisi pemerintah agar rakyat Surabaya menyerahkan senjata mereka.

Rakayat Surabaya dan TKR bertekad untuk mengusir Sekutu

dari bumi Indonesia dan tidak menyerahkan senjata mereka. Kontak

senjata antara rakyat Surabaya melawan Inggris terjadi pada tanggal 27

(58)

41

melumpuhkan tank-tank Sekutu dan berhasil menguasai objek vital.

Strategi yang digunakan rakyat Surabaya adalah dengan mengepung

dan menghancurkan pemusatan-pemusatan tentara Inggris kemudian

melumpuhkan hubungan logistiknya. Serangan tersebut mencapai

kemenangan yang gemilang walaupun dipihak kita banyak yang

berjatuhan korban. Pada tanggal 29 Oktober 1945 Bung Karno beserta

Jendral D.C. Hawthron tiba di Surabaya.

Dalam perundingan antar pemerintah RI dengan Mallaby

dicapai kesepakatan untuk menghentikan kontak senjata. Kesepakatan

ini dilanggar oleh sekutu. Dalam insiden ini Jendral Mallaby terbunuh.

Dengan terbunuhnya Mallaby, pihak Inggris menuntut pertanggung

jawaban kepada rakyat Surabaya. Pada tanggal 9 November 1945

Mayor Jendral E.C. Mansergh sebagai pengganti Mallaby

mengeluarkan senagai ultimatum yang sangat melukai sangat melukai

bangsa Indonesia sebagai Negara yang telah merdeka. Ultimatum ini

dirasa penghinaan terhadap martabat bangsa Indonesia.

Bangsa Indonesia sebagai yang cinta damai tetapi lebih cinta

kenerdekaan. Oleh karena itu rakyat Surabaya menolak ultilatum

tersebut secara resmi melalui pernyataan Gubernur Suryo. Karena

penolakan ultimatum itu maka meletuslah pertempuran pada tanggal 10

November 1945. Melalui siaran radio yang dipancarkan dari Jl. Mawar

No 4 Bung Tomo membakar semangat juang arek-arek Surabaya.

(59)

42

pertama terjadi di Perak sampai pukul 18.00 Pasukan Sekutu dibawah

pimpinan Jendral Mnsergh mengarahkan satu Devisi Infanteri sebanyak

10.000-15.000 orang dibantu tembakan dari lauat oleh kapal perang “Mosquito” dan “Thunderbolt”. Dalam pertempuran yang berlangsung

sampai akhir November 1945 ini rakyat Surabaya berhasil

mempertakankan kota Surabaya dari gempuran Inggris walaupun jatuh

korban yang banyak dari pihak Indonesia. Pertempuran di Surabaya

merupakan pertempuran yang menggambarkan betapa hebatnya bangsa

Indonesia mempertahankan tanah airnya sampai titik darah

penghabisan.

Bangsa kita memepertahankan bangsa ini baik harta, jiwa

maupun raga. Mereka yang gugur dalam pertempuran 10 November

menjadi pahlawan kusuma bangsa. Dan untuk menghargai jasa-jasa

para tokoh pahlawan yang telah gugur mendahului kita pemerintah

melalui keputusan bersama menetapkan bahwa pada tanggal 10

November dikenal sebagai hari pahlawan.

b. Pertempuran Ambarawa

Pertempuran Ambarawa diawali oleh mendaratnya tentara

Sekutu di bawah pimpinan Brigadir Jenderal Bethel di Semarang.

Tentara Sekutu mendarat di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945.

Tujuan kedatangan mereka adalah untuk mengurus tawanan perang dan

tentara Jepang di Jawa Tengah. Bentrokan bersenjata mulai timbul di

Gambar

Gambar 1.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas
Table 3.1 Data Guru SDN Rapah 03 Tahun Pelajaran 2017/2018
Tabel 4.2  Hasil Siklus I
Tabel 4.3  Hasil Siklus II
+7

Referensi

Dokumen terkait

Nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0.494 yang berarti 49,4% faktor-faktor keputusan pembelian secara online pada ibu muda kelas menengah di Perumahan Johor Indah Permai 1

Sensor yang digunakan adalah “PING)))™ Ultrasonic Range Finder ”, buatan Parallax. Agar sensor ini dapat digunakan untuk mengukur jarak dibutuhkan sebuah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh antara variabel X 1 aspek pengetahuan, X 2 aspek keterampilan, X 3 aspek sikap dengan Y kesiapan Praktik Kerja Industri

Kelangkaan bahan bakar khususnya gasoline sudah menjadi isu utama dalam beberapa tahun belakangan ini, sehingga harus segera dilakukan pencarian bahan bakar alternatif,

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kombinasi serutan kayu meranti dan batang kelapa sawit terhadap sifat fisis dan mekanis papan partikel dan untuk

The PhET sims are designed to allow students to construct their own conceptual understanding of physics through exploration.. This makes the sims useful learning tools for

Dalam penulisan ilmiah ini penulis akan menjelaskan tentang pembuatan program Game Memory dengan menggunakan program Macromedia Flash MX Dengan memanfaatkan fasilitas Object

cara membaca huruf- huruf hijaiyah sesuai mahraj dan tanda bacanya (fathatain, kasratain, damatain, sukun dan tasydid). - -