• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRESTASI TAHFIZH AL QURAN DITINJAU DARI SELF REGULATION DAN PERSEPSI TENTANG KOMPETENSI DOSEN TAHFIZH DI FAKULTAS DAKWAH IAIN SALATIGA - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PRESTASI TAHFIZH AL QURAN DITINJAU DARI SELF REGULATION DAN PERSEPSI TENTANG KOMPETENSI DOSEN TAHFIZH DI FAKULTAS DAKWAH IAIN SALATIGA - Test Repository"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

1

PRESTASI TAHFIZH AL QUR’AN DITINJAU DARI SELF REGULATION DAN PERSEPSI TENTANG

KOMPETENSI DOSEN TAHFIZH DI FAKULTAS DAKWAH IAIN SALATIGA

Oleh :

Dra. Sri Suparwi M.A. Qurrotu Ayun M. Psi.

(2)

2 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self regulation dan persepsi tentang kompetensi dosen tahfizh dengan prestasi tahfizh Al Qur’an..

Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi KPI Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri di Salatiga yang telah mengambil mata kuliah Al Qur’an 2 berjumlah 88 mahasiswa. Alat pengumpul data yang digunakan 2 skala yaitu skala self regulation dan skala persepsi tentang kompetensi dosen tahfizh. Sedangkan nilai prestasi tahfizh Al Qur’an diperoleh dari data dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan analisis regresi ganda melalui program SPSS versi 16,0 for windows..

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan sangat signifikan antara self regulation dan persepsi tentang kompetensi dosen tahfizh dengan prestasi tahfizh Al Qur’an (R =0,578 , F = 21,360; p = 0,000< 0,01, dan R2= 0,334).

(3)

3

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul Prestasi tahfizh Al Qur’an ditinjau dari self regulation dan persepsi tentang kompetensi dosen tahfizh di Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.

Penelitian ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Dr. Rahmat Haryadi M.Pd. selaku Rektor IAIN di Salatiga.

2. Prof. Budiharjo M.Ag. selaku konsultan penelitian. 3. Dr. Adang Kuswaya, M.Ag. selaku Kepala LP2M

IAIN di Salatiga.

4. Dr. Mukti Ali M. Hum. selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN di Salatiga.

Penelitian ini pasti mempunyai kekurangan dan keterbatasan, namun dalam kesederhanaannya penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan di Indonesia, khususnya pengembangan

pendidikan di Fakultas Dakwah IAIN di Salatiga. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Salatiga, 1 November 2017

Penulis,

(4)

4

DAFTAR ISI

Halaman Judul ……….…… i

Pengesahan ……… ii

Surat Pernyataan ……….……… ii

Abstrak ………. iv

Kata Pengantar ………. v

Daftar Isi ……… vi

Daftar Tabel ……….. ii

BAB I. PENDAHULUAN ……… A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Rumusan Masalah …..……… 5

C. Manfaat Penelitian ………..……… 5

D. Keaslian Penelitian ……....………. 6

BAB II. LANDASAN TEORI……… 10

A. Prestasi tahfizh Al Qur’an………. 10

B. Self Regulation ……… 11

C. Persepsi tentang kompetensi dosen tahfizh .. 13

D. Hipotesis ………..………… 15

BAB III. METODE PENELITIAN ……….. 16

A. Identifikasi dan Operasonalisasi Variabel... 16

B. Subyek Penelitian… ………. 17

C. Teknik Pengumpulan Data ……… 17

D. Validitas dan Reliabilitas ………. 20

E. Teknik Analisa Data ……….…………. 26

(5)

5

B. Hasil Penelitian ……….... 31

C. Pembahasan ………. 34

BAB V. KESIMPULAN ……… 37

A. Kesimpulan ……….. 37

B. Saran ……… 37

Daftar Pustaka………. 40

(6)

6

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

3.1. Sebaran Aitem Skala Self Regulation …………. 18 3.2. Sebaran Aitem Skala PTKDT ………. 19 3.3. Hasil Ujicoba Skala Self Regulation ………….. 21 3.4. Hasil Ujicoba Skala PTKDT ………..…… 22 3.5. Hasil uji Reliabilitas Skala ……… 23 4.1. Deskripsi Data Penelitian ……… 21

4.2. Hasil Kategorisasi Prestasi Tahfizh Al Qur’an .. 29 4.3. Hasil Kategorisasi Skala Self Regulation …….. 30 4.4. Hasil Kategorisai Skala PTKDT………….….… 30 4.5. Hasil Uji Normalitas Variabel Penelitian ……. 31 4.6. Hasil Uji Linieritas Hubungan Antar Variabel.. 32

(7)

7 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dr. H. Ahmad Fathoni Lc. MA. Dalam artikelnya sejarah dan perkembangan pengajaran tahfizh Al-qur’an di Indonesia menyebutkan, pesantren Krapyak milik KH. Muhammad Munawwir merupakan perintis pembelajaran tahfizh di Indonesia. Menurutnya eksistensi tahfizul Qur’an di Indonesia makin semarak saat memasuki era kemerdekaan tahun 1945 hingga Musabaqoh tilawatil Qur’an tahun 1981 (Republika, 2015).

Perkembangan pengajaran tahfizh Al-Quran di Indonesia pasca MHQ 1981 ibarat air bah yang tak dapat dibendung. Kalau sebelumnya hanya eksis di pulau Jawa dan Sulawesi, sejak tahun 1981 hingga kini hampir semua daerah di Nusantara kecuali Papua, hidup subur bak jamur di musim hujan dari tingkat

pendidikan dasar sampai Perguruan tinggi baik dalam format pendidikan formal maupun non formal.

Maraknya lembaga-lembaga tahfizul Qur’an saat ini

merupakan fenomena yang menggembirakan, hanya saja pentadabburan kandungan Alqur’an hendaknya tidak dikesampingkan kata Ketua Lembaga Tadabbur Quran International (Syekh Nashir bin Sulaiman Al Umar).

(8)

8

menjadi warga Allah dan dihormati dengan penghormatan yang sempurna (Sa’dulloh, 2008).

Tidaklah seseorang dapat meraih tuntunan dan keutamaan tersebut, yang menjadikannya masuk ke dalam deretan malaikat baik kemuliaan maupun derajadnya, kecuali dengan cara mempelajari dan mengamalkannya. Sebagaimana sabda nabi SAW,

Perumpamaan orang yang membaca Al-Qur’an dan

menghafalkannya sama seperti perjalanan yang mulia,

dan perumpamaan orang yang membaca Al-Qur’an

serta dia mempelajarinya dengan

sungguh-sungguh maka baginya dua pahala, kecuali dia

mengamalkannya.

Hasan (2008) Motivasi santri untuk menjadi penghafal Al-Qur’an tidak hanya dilihat dari keutamaan seorang penghafal Al-Qur’an dan janji Allah terhadap seorang hafizh, namun ada

motivasi lain yang membuat santri ingin menjadi seorang hafizh Al-Qur’an diantaranya kondisi keluarga (keluarga pesantren), beasiswa sekolah, maupun lingkungan yang mendukung. .

Menghafal Al-Qur’an ternyata dapat menajamkan ingatan dan mencemerlangkan pemikiran, karena para penghafal Al-Qur’an lebih cepat mengerti dan teliti karena banyak latihan untuk mencocokkan ayat serta membandingkan dengan ayat lain. Para penghafal juga akan lebih fasih dalam berbicara dan dapat mengeluarkan fonetik Arab dari landasannya secara alami.

(9)

9

psikologis. Kesehatan psikologis sebagai kondisi dimana terjadi keselarasan psikis individu dari beberapa factor utama : agama, spiritual, sosiologis, dan jasmani. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi yang positif antara peningkatan kadar hafalan dengan tingkat kesehatan psikisnya, Mahasiswa yang unggul di bidang hafalan Al-Qur’an memiliki tingkat kesehatan psikis dengan perbedaan yang jelas.

Keistimewaan menghafal Al-Qur’an terletak pada berat , unik dan panjangnya proses yang akan dilalui. Meskipun berat namun kenyataannya tidak menyurutkan sebagian orang untuk menjadi penghafal Al-Qur’an. Proses yang harus dilalui untuk menjadi penghafal Al-Qur’an tidak mudah karena santri harus menghafal isi Al-Qur’an yang kuantitasnya sangat besar yang terdiri dari 114 surat, 6.236 ayat, 77.439 kata , 323.015 huruf yang sama sekali berbeda dengan symbol huruf dalam bahasa Indonesia. Menghafal Al-Qur’an ternyata tidak hanya

mengandalkan kemampuan memory saja, akan tetapi harus menjalani serangkaian proses panjang setelah menguasai hafalan secara kuantitas.

(10)

10

Keistimewaan yang lain, Al-Qur’an mudah dihafal diluar kepala, mudah diingat, dan mudah dipahami, karena dalam lafal-lafal Al-Qur’an, struktur kalimat, dan ayat-ayatnya terdapat harmoni, keselarasan dan kemudahan yang membuatnya mudah dihafal oleh orang-orang yang benar-benar ingin menghafalnya memasukkannya ke dalam dada dan menjadikan hatinya sebagai wadah Al-Qur’an.

Dewasa ini, banyak mahasiswa yang ingin menghafalkan Al-Qur’an, namun kenyataannya hanya sedikit mahasiswa yang mampu bertahan dan menyelesaikan hafalannya sampai 30 Juz. Menghafal Al-Qur’an bukanlah hal yang mudah, namun membutuhkan proses yang lama, sehingga dibutuhkan ketekunan dan ketelatenan dalam menghafal Al-Qur’an.

Keberhasilan seseorang menjadi hafizh Al-Qur’an banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Regulasi diri adalah merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan

mahasiswa menyelesaikan proses tahfizh Al-Qur’an. Seorang mahasiswa penghafal Al-Qur’an, selain membutuhkan kemampuan kognitif yang memadai, kegiatan

menghafal Al-Qur’an membutuhkan tekad dan niat yang lurus, usaha keras, kesiapan lahir batin, kerelaan dan pengaturan diri yang ketat (Sa’dulloh, 2008).

(11)

11

pribadi yang secara internal diarahkan untuk mengatur emosi, perhatian dan perilaku, agar dapat memberi respon secara efektif terhadap tuntutan internal lingkungan (Raffaelli, Crockett & Shen, 2005). Regulasi diri merupakan upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk mengatur pikiran, perasaan, dorongan dan tindakannya untuk mencapai tujuan (Carver & Scheier,1998) .

Sa’dulloh (2008) penghafal Al-Qur’an yang mampu melakukan pengaturan yang ketat akan mempunyai tekat yang kuat, ikhlas dan tidak mudah putus asa, selalu semangat dan rajin nderes, mampu memenuhi target setoran, tekun menambah hafalan, dan mampu mengatasi hambatan-hambatan selama proses menghafal Al-Qur’an. Sebaliknya mahasiswa yang kemampuan regulasinya rendah kurang mempunyai strategi untuk mengatur emosinya, kurang mampu mengevaluasi hambatan-hambatan yang sering muncul dan membuat adaptasi yang dibutuhkan, tidak melakukan setoran, mudah putus asa, tidak

adanya semangat, malas melakukan deresan, tidak focus menghafal, sulit berkonsentrasi, tidak mood menghafal, turut menjadi masalah. Dari uraian di atas menunjukan bahwa self

regulation berkorelasi dengan prestasi tahfizhul Qur’an.

(12)

12

yang profesional dan berkualitas. Dosen tahfizh Al-Qur’an yang dimaksud adalah dosen yang berkompetensi dan mampu mempengaruhi proses tahfizh Al-Qur’an mahasiswa yang nantinya akan menghasilkan prestasi tahfizh Al-Qur’an yang optimal.

Kompetensi dosen tahfizh memainkan peran penting untuk mendidik mahasiswa dalam mencapai prestasi tahfizh yang lebih baik. Penelitian Hamdan, Ghafar dan Li (2010) terhadap guru di Johor Bahru Malaysia menunjukkan bahwa kompetensi mengajar berkorelasi positif dengan prestasi akademik. Mahyudin dkk. (2006) juga menemukan bahwa kompetensi dosen berpengaruh terhadap keyakinan mahasiswa dalam mencapai prestasi akademik.

Undang-Undang Guru dan Dosen no. 14 tahun 2005 (2006) Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh

dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa kompetensi yang harus dimiliki dosen meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi professional, kompetensi

sosial dan kompetensi kepribadian.

(13)

13

Rendahnya kompetensi dosen tahfizh Al-Qur’an menyebabkan mahasiswa mudah mengalami kejenuhan. Kejenuhan santri dapat diamati selama proses tahfizh Al-Qur’an berlangsung seperti : santri kurang perhatian, kurang konsentrasi, semangat kendor dalam menghafal, setoran hafalan tertunda, sulit hafalan dan mudah lupa. Berdasarkan penelitian Saudak (2006) bahwa permasalahan yang sering dialami oleh penghafal Al-Quran bersumber dari beberapa hal seperti : materi hafalan, kondisi guru yang membimbing, kondisi santri, metode menghafal di lingkungan pesantren. Rendahnya kompetensi dosen tahfizh berkorelasi terhadap prestasi tahfizh Al-Qur’an.

Berdasarkan kenyataan di atas, maka perlu kiranya diadakan studi lebih lanjut tentang hubungan antara self regulation dan kompetensi dosen tahfizh dengan prestasi tahfizh Al Qur’an.

B. RUMUSAN MASALAH

Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka pokok permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Adakah hubungan antara self regulation dengan prestasi tahfizh Al-Qur’an.

2. Adakah hubungan antara persepsi tentang kompetensi dosen tahfizh dengan prestasi tahfizh Al-Qur’an.

(14)

14 C. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan manfaat baik secara teoritis maupun praktis yaitu :

1. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu-ilmu sosial dan keislaman tentang prestasi tahfizh Al-Qur’an ditinjau dari self regulation dan kompetensi dosen tahfizh Al-Qur’an

2. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada Fakultas Dakwah IAIN Salatiga dalam upaya meningkatkan prestasi tahfizh Al-Qur’an dapat diupayakan dengan meningkatkan self regulation mahasiswa dan kompetensi dosen tahfizh Al-Qur’an.

D. KEASLIAN PENELITIAN

Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan baik di luar

negeri maupun di Indonesia dengan variable self regulation dan kompetensi dosen tahfizh dengan prestasi tahfizh Al-Qur’an diantaranya :

Penelitian Muhlisin (2016) tentang regulasi diri santri penghafal Al-Qur’an yang bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana regulasi intrapersonal, interpersonal dan metapersonal yang dimiliki oleh santri penghafal Al-Qur’an yang bekerja.

(15)

15

dengan regulasi diri pada penghafal Al-Qur’an. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi yang signifikan antara sabar dengan regulasi diri pada santri penghafal Al-Qur’an.

Penelitian Wiwin (2015) tentang hubungan antara dukungan sosial dan self aceptence dengan motivasi menghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren Al-Qur’an Nurul Huda Singosari malang.

Penelitian Yulianti ( 2010) tentang hubungan kompetensi guru PAI dalam meningkatkan minat baca Al Qur’an di STAI DR Khez Muttaqin Purwakarta. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara kompetensi guru PAI dengan minat baca AL Qur’an.

Yusniarsyah (1999) meneliti sejauhmana pengaruh persepsi siswa terhadap pengajaran guru dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa SMK Teknologi di Pontianak. Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh yang positif dan

signifikan antara persepsi siswa terhadap pengajaran guru dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar.

Penelitian Hamdan, Ghafar, dan Li (2010) pada 309 guru

di Johor Bahru Malaysia menunjukkan bahwa kompetensi mengajar berkorelasi positif dengan prestasi akademik.

(16)

16

(17)

17 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Prestasi Tahfizh Al-Qur’an 1. Prestasi Tahfizh Al Qur’an

Prestasi belajar adalah tingkat pencapaian atau kecakapan dalam kegiatan akademik yang biasanya dinilai oleh dosen dengan tes yang standar, dengan tes buatan dosen atau dengan kombinasi kedua tes tersebut (Chaplin, 1989). Azwar (2006) Prestasi belajar adalah perubahann tingkah laku yang meliputi tiga ranah yaitu : ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Prestasi belajar mahasiswa biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai individual dalam bentuk indeks prestasi dan dipakai sebagai ukuran untuk mengetahui sejauhmana mahasiswa dapat menguasai bahan pelajaran yang dipelajarinya.

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

prestasi belajar merupakan hasil kecakapan mahasiswa terhadap materi pelajaran yang pernah diajarkan atau dilatihkan yang dapat diukur dengan menggunakan tes sehingga dapat diperoleh

(18)

18

2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Tahfizh Al-Qur’an Azwar (2004) bahwa keberhasilan dalam belajar dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal. Faktor Internal terdiri dari factor fisik dan psikologis. Faktor fisik meliputi panca indera dan kondisi fisik umum. Adapun factor psikologis meliputi kemampuan kognitif dan kemampuan non kognitif. Kemampuan non kognitif meliputi minat, motivasi, self regulation dan variable-variabel kepribadian. Kemampuan kognitif meliputi kemampuan khusus atau bakat, dan kemampuan umum atau inteligensi. Sedangkan Faktor eksternal meliputi faktor fisik dan sosial. Faktor fisik meliputi kondisi tempat belajar, sarana dan perlengkapan belajar, materi pelajaran, dan kondisi lingkungan belajar. Sedangkan faktor sosial meliputi dukungan sosial dan pengaruh budaya.

Klausmeir dan Goodwin (1971) factor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat dikelompokkan menjadi 6

aspek yaitu :1. Karakteristik siswa, 2. Faktor Pengajar, 3. Bahan atau materi yang dipelajari, 4. Media pengajaran, 5. Karakteristik fisik sekolah, 6. Faktor lingkungan dan situasi.

(19)

19 B. Self Regulation

1. Self Regulation

Self Regulation (Zimmerman, 2001) adalah usaha mahasiswa dalam mengelola dirinya sendiri melalui pemikiran, tindakan, dan perasaan, secara terus menerus guna merealisasikan tujuan yang diinginkan. Baumister & Heatherton (1996) Self Regulation tidak sekedar kemunculan respon, akan tetapi bagaimana upaya seseorang untuk mencegahnya agar tidak melenceng dan kembali pada standar normal yang memberi hasil sama. Pada proses ini terjadi perpaduan antara motivasi laten dan pengaktifan stimulus. Bandura (1986) Regulasi diri merupakan kemampuan mengatur tingkah laku dan menjalankan tingkah laku tersebut sebagai strategi yang berpengaruh terhadap performansi seseorang untuk mencapai tujuan atau prestasi sebagai bukti peningkatan. Suryani (2004) Self regulation bukan merupakan kemampuan mental seperti inteligensi / ketrampilan akademik

seperti ketrampilan membaca, melainkan proses pengarahan / pengintruksian diri individu untuk mengubah kemampuan mental yang dimilikinya menjadi ketrampilan dalam suatu bentuk

aktivitas.

(20)

20 2. Dimensi Self Regulation

Menurut Zimmerman (1989), regulasi diri mencakup tiga aspek yang diaplikasikan dalam belajar, yaitu metakognitif, motivasi dan perilaku.

a. Metakognitif

Metakognitif bagi individu yang melakukan pengelolaan diri meliputi adalah merencanakan, mengorganisasikan, mengukur diri dan menginstruksi diri sebagai kebutuuhan selama proses perilakunya, misalnya dalam hal belajar.

b. Motivasi

Motivasi diri individu meliputi motivasi instrinsik, otonomi dan kepercayaan diri tinggi terhadap kemampuan dalam melakukan sesuatu. Individu yang memiliki motivasi tinggi menilai tantangan yang dihadapi individu akan membut individu menjadi semakin matang.

c. Perilaku

Perilaku adalah upaya individu untuk mengatur diri, menyeleksi dan memanfaatkan maupun menciptakan lingkungan yang mendukung aktivitasnya. Individu memilih,

menyusun dan menciptakan lingkungan sosial yang seimbang untuk mengotimalkan pencapaian atas aktivitas yang dilakukan.

C. Persepsi Tentang Kompetensi Dosen Tahfizh. 1. Persepsi Tentang Kompetensi dosen Tahfizh

(21)

21

sehingga seseorang menyadari suatu objek, hubungan dan peristiwa. Aktivitas tersebut membuat individu mampu mengatur dan menginterpretasi stimulus-stimulus yang diterima menjadi suatu pengetahuan yang bermakna. Stenberg (1999) Persepsi interpersonal merupakan penilaian individu tentang karakteristik orang lain yang berinteraksi dengannya, sehingga terjadi proses penilaian tentang karakteristik dari masing-masing individu yang dapat menimbulkan rasa senang ataupun tidak senang dari kedua belah pihak.

Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan (UU No.14 tahun 2005, 2006). Kompetensi dosen merupakan kapasitas internal yang dimiliki dosen dalam melaksanakan tugas profesinya. Tugas professional dosen bisa diukur dari seberapa jauh dosen mendorong proses pelaksanaan pembelajaran yang

efektif dan efisien. Kompetensi yang dimiliki setiap dosen akan menunjukkan kualitas dosen dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan

dan professional dalam menjalankan fungsinya sebagai dosen. Dosen harus pintar dan pandai mentransfer ilmunya kepada mahasiswa (Faturrohman & Sutikno, 2007) .

(22)

22 2. Dimensi Kompetensi Dosen Tahfizh

Menurut Undang-Undang Guru dan Dosen no 14 tahun 2005 (2006) bahwa ada empat dimensi yang dapat mengukur kompetensi dosen yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi professional, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial.

a) Kompetensi Pedagogik yaitu kemampuan dosen dalam mengelola pembelajaran yaitu meliputi pemahaman terhadap mahasiswa, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan potensi mahasiswa. b) Kompetensi Profesional yaitu kemampuan dosen untuk

dapat menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam. c) Kompetensi Kepribadian yaitu dosen memiliki

kepribadiaan yang mantap, stabil dan dewasa, kemampuan disiplin, arif dan berwibawa, kemampuan menjadi teladan bagi mahasiswa dan kemampuan berakhlak mulia.

d) Kompetensi sosial yaitu kemampuan dosen berkomunikasi

dan berinteraksi secara efektif dengan mahasiswa, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan dengan masyarakat sekitar.

D. Hipotesis

(23)

23

(24)

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi dan operasionalisasi Variabel

Penelitian ini menelaah tiga variabel yaitu prestasi tahfizh Al Qur’an, self regulation dan persepsi tentang kompetensi dosen tahfizh. Prestasi tahfizh Al Qur”an merupakan variabel tergantung. Self Regulation dan Persepsi tentang kompetensi dosen tahfizh merupakan variabel bebas.

1. Prestasi Tahfizh Al Qur’an

Prestasi tahfizh Al Qur’an adalah tingkat pencapaian atau penguasaan mahasiswa terhadap mata kuliah Al Qur’an yang telah diajarkan dalam kurun waktu satu semester sebagai hasil kegiatan belajar yang dinyatakan dengan nilai dalam kartu hasil studi. Prestasi tahfizh Al Qur’an dilihat dari rerata nilai ujian tengah semester, tugas dan nilai ujian akhir

semester berupa skor dengan rentang antara 0-4. Semakin tinggi skor berarti semakin tinggi prestasi tahfizh Al Qur’an.

2. Self Regulation

Self Regulation adalah usaha mahasiswa dalam mengelola dirinya sendiri melalui pemikiran, tindakan, dan perasaan, secara terus menerus guna merealisasikan tujuan yang diinginkan.

3. Persepsi Tentang Kompetensi Dosen Tahfizh

(25)

25

dan perilaku dalam melaksanakan tugas-tugas keprofesionalan yang dinyatakan dalam skor. Indikator kompetensi dosen adalah skor total mahasiswa dalam skala kompetensi dosen yang dikembangkan untuk mengukur persepsi mahasiswa tentang kompetensi paedagogis, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Semakin tinggi skor mahasiswa dalam skala tersebut maka semakin tinggi kompetensi dosen yang dipersepsikan oleh mahasiswa.

B. Subjek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah IAIN di Salatiga berjumlah 88 mahasiswa terdiri dari 43 laki-laki dan 45 perempuan. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive

sampling dengan kreteria subyek adalah mahasiswa yang sudah mengambil mata kuliah Al Qur’an 2. Pengambilan subyek

penelitian dengan menggunakan perhitungan sampel size calculator dari table Morgan (Issao, 1981)

C. Teknik Pengumpulan Data 1. Dokumentasi

(26)

26

menjadi subyek penelitian berupa skor mentah dari dosen Al Qur’an yang diperoleh di bagian akademik Fakultas Dakwah IAIN di Salatiga.

2. Pengukuran Skala a. Skala self regulation

Skala Self regulation yang digunakan merupakan hasil modifikasi dari skala self regulation yang dikembangkan oleh Zur’ah (2015) yang disusun berdasarkan dimensi-dimensi self regulation dari Zimmermen (1995) untuk mengukur 3 dimensi self regulation yaitu : meta kognitif,, motivasi dan perilaku.

Skala ini terdiri dari 27 aitem pernyataan, 9 aitem untuk mengukur meta kognitif, 10 aitem untuk mengukur aspek motivasi, dan 8 aitem untuk mengukur aspek perilaku. Butir-butir pernyataan dinyatakan dalam pernyataan yang bersifat favorable dan Unfavorable seperti dalam tabel berikut.

Tabel 3.1.

Sebaran Aitem Skala self Regulation

N0 ASPEK FAVORABLE UNFAVORABLE JUMLAH

1. Meta Kognitif 4, 10, 17, 18, 20, 23 5, 13, 16 9

2. Motivasi 3, 9, 14, 22, 27 1, 2, 11, 12, 21 10

3. Perilaku 7, 15, 19, 25 6,8,24,26 8

(27)

27

Skor total yang diperoleh dari skala Self Regulation menunjukkan sejauhmana tingkat regulasi diri yang dimiliki mahasiswa. Skor tinggi pada skala ini menunjukkan bahwa subjek mempunyai tingkat self regulation yang tinggi, sebaliknya skor rendah menunjukkan subjek mempunyai tingkat self regulation yang rendah.

b. Skala Persepsi Mahasiswa Tentang Kompetensi Dosen Skala persepsi tentang kompetensi dosen tahfizh merupakan hasil modifikasi dari skala kompetensi yang dikembangkan oleh Bustami (2010) yang disusun berdasarkan pada Undang Undang Guru dan Dosen No.14 tahun 2005 (2006) untuk mengukur empat dimensi kompetensi dosen yaitu : kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial.

Skala ini terdiri dari 30 aitem pernyataan, 10 aitem untuk mengukur aspek kompetensi pedagogik, 10 aitem untuk

mengukur aspek kompetensi profesional, 5 aitem untuk mengukur aspek kompetensi kepribadian, dan 5 aitem untuk mengukur aspek kompetensi sosial. Butir-butir pernyataan

(28)

28

Tabel 3.2. Sebaran Aitem Skala PTKDT

N0 Aspek Aitem Favorabel Jumlah

1. Kompetensi

menunjukkan bagaimana persepsi mahasiswa tentang kompetensi dosen tahfizh. Skor tinggi dalam skala ini berarti

subyek mempunyai persepsi yang tinggi terhadap kompetensi dosen tahfizh. Sebaliknya skor rendah menunjukkan subyek mempunyai persepsi yang rendah tentang kompetensi dosen tahfizh.

D. Validitas Dan Reliabilitas

Tingkat kepercayaan yang diberikan pada kesimpulan penelitian tergantung pada akurasi dan kecermatan data yang diperoleh. Akurasi dan kecermatan data hasil pengukuran tergantung pada validitas dan reliabilitas alat ukur (Azwar, 2007)

(29)

29

dan reliabilitasnya. Uji coba alat ukur penelitian dilakukan pada 30 mahasiswa semester 3 program studi PMI Fakultas Dakwah di IAIN Salatiga pada tanggal 5 Mei 2017. Uji coba alat ukur dilaksanakan dengan cara meminta subyek untuk menjawab pernyataan dari alat ukur dan didampingi oleh peneliti.

1. Validitas

validitas (validity) adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melaksanakan fungsi ukurnya. Alat ukur dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila mampu menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud diadakannya pengukuran tersebut (Azwar, 2007).

Penelitian ini menggunakan validitas isi (content validity). Menurut Azwar (2006) validitas isi menunjukkan sejauhmana aitem-aitem dalam alat ukur mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur. Keseluruhan kawasan isi dari alat ukur

tersebut harus komprehensif, hanya memuat hal-hal yang relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan ukur.

Lebih lanjut dijelaskan Azwar (1999) bahwa validitas isi

diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgment, sehingga diketahui sejauhmana aitem-aitem tes mewakili komponen-komponen dalam keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur (aspek representasi) dan sejauhmana aitem-aitem tes mencerminkan ciri perilaku yang hendak diukur (aspek relevansi).

(30)

30

meyakinkan dan mampu mengungkap atribut yang hendak diukur. Disamping itu, aitem-aitem tes dalam penelitian ini merupakan wakil dari ciri-ciri atribut yang hendak diukur sebagaimana telah ditetapkan dalam kawasan ukurnya.

Uji validitas menggunakan rumus korelasi product moment. Kreteria untuk menentukan butir aitem gugur atau dipertahankan dengan cara mengkorelasikan setiap aitem dengan skor total. Menurut Azwar (2004b) hasil komputasi dinyatakan dalam corrected item-total correlation atau dikenal dengan indeks daya diskriminasi aitem. Indeks daya diskriminasi aitem adalah sejauh mana aitem mampu membedakan individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur. Indeks daya diskriminasi aitem merupakan indikator keselarasan antara fungsi aitem dengan fungsi skala secara keseluruhan yang dikenal dengan konsistensi item-total. Dasar seleksi aitem adalah memilih aitem-aitem yang fungsi ukurnya

selaras atau sesuai dengan fungsi ukur skala. Batas koefisien korelasi aitem total bila rix > 0,30. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap

(31)

31 kreteria yang sama dengan batas koefisien korelasi aitem total sebesar r > 0,30. Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas dengan bantuan program SPSS, maka butir-butir skala self regulation mengalami pengurangan. Butir yang memiliki diskriminasi aitem memuaskan sebanyak 27 butir, sedangkan butir yang memiliki diskriminasi aitem rendah sebanyak 17 butir, seperti terlihat dalam tabel berikut.

Tabel 3.3.

Hasil Ujicoba Skala Self Regulation

Faktor Aitem Uji Coba Aitem Skala Penelitian

Jumlah Nomor Jumlah Nomor

(32)

32

b. Skala persepsi tentang kompetensi dosen Tahfizh

Aitem total skala persepsi tentang kompetensi dosen tahfizh berjumlah 30 aitem, dengan koefisien korelasi antara 0,334 – 0,629. Pemilihan aitem untuk dipakai sebagai alat ukur penelitian menggunakan korelasi setiap aitem dengan skor total atau yang dinyatakan sebagai corrected item-total correlation

(Azwar, 2004b). Batas koefisien korelasi aitem total yang digunakan adalah minimal 0,30. Berdasarkan nilai itu maka ada satu aitem yang gugur yaitu aitem nomor 29 dengan nilai rix sebesar 0,055 < 0,30. Digugurkan karena dianggap tidak memiliki daya diskriminasi aitem yang memuaskan. Aitem yang terpilih sebagai bagian dari instrumen ukur berjumlah 29 seperti terlihat dalam tabel 3.4.

Tabel 3.4.

Hasil Uji Coba Skala PTKDT

Aspek kompetensi

Aitem Uji Coba Aitem Skala Penelitian

Jumlah Nomor Jumlah Nomor

(33)

33 2. Reliabilitas

Reliabilitas (reliability) adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama selama aspek yang diukur dalam diri subyek belum berubah. Reliabilitas alat ukur mengacu pada konsistensi atau kepercayaan hasil alat ukur yang didapatkan melalui uji reliabilitas. Besar koefisien reliabilitas berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Bila koefisien reliabilitas semakin mendekati 1,00 berarti terdapat konsistensi hasil ukur yang semakin sempurna (Azwar, 2007)

Cara pengujian untuk mengetahui reliabilitas skala self regulation dan skala persepsi tentang kompetensi dosen tahfizh dalam penelitian ini menggunakan pendekatan konsistensi internal yang prosedurnya hanya menggunakan satu kali pengenaan pada sekelompok mahasiswa sebagai subjek. Hal ini

didasarkan pada upaya peneliti untuk menghindari kesulitan yang timbul akibat dari pendekatan ulang maupun dari pendekatan paralel (Suryabrata, 2000).

(34)

34

untuk melakukan penelitian. Hasil uji reliabilitas kedua skala dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5.

Analisa data adalah cara untuk mengolah dan menganalisis data yang telah terkumpul sehingga mendapat kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis regresi ganda dua prediktor. Analisis regresi ganda digunakan untuk melihat hubungan antara dua variabel bebas atau lebih dengan satu variabel tergantung (Hadi, 2000). Taraf signifikansi yang

digunakan adalah p < 0,05. Sebelum dilakukan analisis regresi dalam penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas, uji linieritas dan uji multikolinieritas.

1. Uji Normalitas

(35)

35 2. Uji Linearitas

Uji liniearitas digunakan untuk mengetahui bentuk hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Uji liniearitas hubungan dilakukan terhadap variabel persepsi tentang kompetensi dosen dengan prestasi belajar statistik dan variabel kecerdasan emosi dengan prestasi belajar statistik. Untuk melihat liniearitas hubungan dilakukan dengan melihat p pada tabel liniearitas. Jika p > 0,05 maka hubungannya linier, tetapi jika p < 0,05 maka hubungannya tidak linier.

3. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah ada korelasi kuat antara variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini. Jika terjadi korelasi yang sangat tinggi dengan sesama variabel bebas, antara ketiga variabel bebas akan dinyatakan kolinier. Jika terlalu banyak variabel bebas yang demikian, sesama variabel bebas tersebut akan disebut

multikolinier (Hadi, 2000). Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala

Multicollinearity dilihat dari Value inflation Factor (VIF)

(36)

36 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data penelitian dimaksudkan untuk memperoleh gambaran atau interpretasi tentang keadaan subjek penelitian pada masing-masing variabel yang diamati dan diukur, yaitu self regulation, persepsi tentang kompetensi dosen tahfizh, dan prestasi tahfizh Al Qur’an. Deskripsi data dalam penelitian ini mencakup rerata empirik dan rerata hipotetik. Rerata empirik dan rerata hipotetik dalam penelitian ini diperoleh melalui perhitungan atas skor empirik dan skor hipotetik.

Tabel 4.1.

Deskripsi Data Penelitian

Variabel Data Hipotetik Data Empirik

Skor Mean SD Skor Mean SD

Maks Min Maks Min

PTA 4 0 2 0,67 4 2 3 0.45

SR 108 27 40.5 13,5 105 77 90.5 6.2

PTKDT 116 29 72.5 14,5 116 76 96 8.6

Keterangan :

PTA = Prestasi Tahfizh Al Qur’an SR = Self Regulation

(37)

37

Sebagai suatu hasil ukur berupa angka (kuantitatif), skor skala memerlukan suatu norma pembanding agar dapat diinterpretasikan secara kualitatif. Berdasarkan tujuan tersebut maka ditetapkan suatu kategorisasi. Menurut Azwar (2004) terdapat beberapa cara kategorisasi subjek secara normatif guna memberikan interpretasi terhadap skor skala, yaitu kategorisasi berdasarkan distribusi normal, kategorisasi berdasarkan signifikansi perbedaaan dan kategorisasi berdasarkan pertimbangan standar error dalam pengukuran. Penelitian ini menggunakan kategorisasi berdasarkan model distribusi normal yaitu kategorisasi jenjang.

Kriteria kategorisasi yaitu rendah, sedang, atau tinggi berdasarkan kriteria sebagai berikut:

X < (µ - 1,0 SD) termasuk kategori rendah

(µ - 1,0 SD) < X < (µ + 1,0 SD) termasuk kategori sedang

(µ + 1,0 SD) < X termasuk kategori tinggi

Hasil kategorisasi masing-masing variabel penelitian diuraikan sebagai berikut :

1. Rerata Empirik Dan Hipotetik Prestasi Tahfizh Al Qur’an

(38)

38

sebesar 3 serta simpang baku sebesar 0,45. Sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar statistik mahasiswa dalam penelitian ini termasuk dalam kategori sedang. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2.

Kategorisasi Prestasi Tahfizh Al Qur’an

No. Skor Jumlah Kategori Persentase

1 3,45 - 4,0 26 Tinggi 29,5 %

2 2,55 - 3,45 52 Sedang 59,1%

3 2,0 - 2,55 10 Rendah 11,4 %

Hasil kategorisasi dari prestasi Tahfizh Al Qur’an mahasiswa menunjukkan bahwa 29,5 % berada pada kategori tinggi,, 59,1 % berada pada kategori sedang dan hanya 11,4% berada pada kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi tahfizh Al Qur’an mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Salatiga berada dalam keadaan cukup baik, akan tetapi masih perlu ditingkatkan sehingga mahasiswa tidak beranggapan bahwa tahfizh Al Qur’an merupakan mata kuliah yang sulit.

2. Rerata Empirik Dan Hipotetik Self regulation

Skala self regulation terdiri dari 27 butir aitem pernyataan dengan skor yang bergerak dari 1 sampai 4. Perhitungan secara

(39)

39

mean teoritisnya adalah µ = 40.5. Data empirik pada statistik deskriptif menunjukkan bahwa respon subjek penelitian terhadap skala self regulation bergerak dari 77 (skor minimal) sampai 105 (skor maksimal) dengan rerata empirik sebesar 90,5 serta simpang baku sebesar 6,2. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.3.berikut ini.

Tabel 4.3.

Kategorisasi Skala Self Regulation

No Skor Jumlah Kategori Prosentase

1 96,7 - 105 15 Tinggi 17 %

2 84,3 - 96,7 62 Sedang 70,5 %

3 77 - 84,3 11 Rendah 12,5 %

Hasil kategorisasai skala self regulation menunjukkan bahwa 70,5 % berada pada kategori sedang, 17 % berada pada kategori tinggi dan 12,5 % pada kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa self regulation mahasiswa perlu ditingkatkan secara berkesinambungan, karena self regulation berpengaruh terhadap hasil prestasi tahf.izh Al-Qur’an.

3. Rerata empirik Dan Hipotetik PTKDT

Skala persepsi tentang kompetensi dosen tahfizh terdiri

atas 29 butir aitem pernyataan dengan skor yang bergerak dari 1 sampai 4. Skor total bergerak dari batas minimum skor 29 dan

(40)

40

mean hipotetiknya adalah 72,5. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4. Kategori Skala PTKDT

No Skor Jumlah Kategori Prosentase

1 104,6 - 116 8 Tinggi 9,1 %

2 87,4 - 104,6 69 Sedang 78,4 %

3 76 - 87,4 11 Rendah 12,5 %

Hasil kategorisasi skala PTKDT mahasiswa menunjukkan bahwa 78,4 % berada pada kategori sedang, 9,1% berada pada kategori tinggi dan 12,5% berada pada kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa PTKDT IAIN cukup baik, akan tetapi masih perlu ditingkatkan karena semakin tinggi persepsi tentang kompetensi dosen tahfizh akan meningkatkan prestasi tahfizh Al Qur’an mahasiswa.

B. Hasil Penelitian

Sebelum melakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi, yaitu uji normalitas, uji liniearitas, dan uji multikolinieritas. Ketiga uji asumsi tersebut dianalisis dengan program SPSS 16,00.

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas dengan menggunakan teknik

(41)

41

0,05. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa semua variabel yaitu self regulation, persepsi tentang kompetensi dosen tahfizh dan prestasi tahfizh Al Qur’an berdistribusi normal. Hasil uji normalitas variabel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5.

Hasil Uji Normalitas Variabel Penelitian

Variabel K-S-Z P Keterangan

PTA 1,727 0,005 Normal

SR 1,111 0,170 Normal

PTKDT 1,472 0,26 Normal

Berdasarkan tabel di atas data yang digunakan berdistribusi normal, oleh karena itu asumsi normalitas telah dipenuhi dan karena itu data ini layak digunakan untuk estimasi selanjutnya.

2. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung memiliki pola linier atau tidak linier. Hasil uji F pada

Deviation from Linearity melalui program SPSS dapat dibuktikan bahwa tidak terjadi penyimpangan signifikan terhadap linieritas

(42)

42

kepercayaan 95% tidak terjadi penyimpangan signifikan terhadap linieritas. Jadi data memenuhi asumsi linieritas sebagai prasyarat estimasi selanjutnya. Hasil uji linieritas hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6.

Hasil Uji Linieritas Hubungan Antar Variabel

Variabel F P Status

SR – PTA 23,011 0,000 Linier

PTKDT -- PTA 9,623 0,003 Linier

3. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah ada korelasi kuat antar variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini. Uji Multikolinearitas ini dilakukan dengan bantuan program SPSS. Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala

Multicollinearity dilihat dari Value Inflation Factor (VIF)

variabel bebas terhadap variabel terkait. Apabila nilai VIF

(43)

43

Tabel 4. 7.

Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel VIF Keterangan

SR (X1) 1,004 Memenuhi Syarat

PTKDT (X2) 1,004 Memenuhi Syarat

4. Uji Hipotesis Penelitian

Setelah proses uji prasyarat terpenuhi maka pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows versi 16,0. Penelitian ini memiliki tiga hipotesis yang perlu diuji yaitu :

a) Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama berbunyi “Ada hubungan antara self regulation dengan prestasi tahfizh Al-Qur’an ”. Hasil analisis regresi menunjukkan besarnya koefisien korelasi adalah 0,465, F regresi = 23,779 dengan p = 0,000 (p < 0,05), dan R2 = 0,217. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis

pertama yang diajukan dalam penelitian ini diterima artinya ada hubungan yang positif dan sangat signifikan antara self regulation dengan prestasi tahfizh Al Qur’an dengan sumbangan efektif sebesar 21,7 persen.

b) Hipotesis Kedua

(44)

44

0,003 (p < 0,05), dan R2 = 0,098. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini diterima artinya ada hubungan yang positif dan signifikan antara PTKDT dengan prestasi tahfizh Al Qur’an dengan sumbangan efektif sebesar 9,8 persen.

c) Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga berbunyi “Ada hubungan antara self regulation dan persepsi tentang kompetensi dosen tahfizh dengan prestasi tahfizh Al-Qur’an”. Hasil analisis regresi ganda menunjukkan besarnya koefisien korelasi adalah 0,578, F regresi =21,360 dengan p = 0,000 (p < 0,01), dan R2 = 0,334. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini diterima artinya ada hubungan yang positif dan sangat signifikan antara self regulation dan persepsi tentang kompetensi dosen tahfizh dengan prestasi tahfizh Al Qur’an dengan sumbangan efektif sebesar 33,4 persen sedangkan sisanya 66,6 % dipengaruhi oleh prediktor-prediktor lain yang tidak menjadi fokus pada

penelitian ini.

C. Pembahasan

(45)

45

tahfizh Al Qur’an pada mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Salatiga yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi 0,578 dengan koefisien variansi F = 21,360, p = 0,000 (p < 0,01) dan koefisien determinasi R2 = 0,334. Penelitian ini menjelaskan

bahwa prestasi tahfizh AlQur’an dapat diprediksi melalui variabel self regulation dan persepsi tentang kompetensi dosen tahfizh. Sumbangan efektif self regulation dan persepsi tentang kompetensi dosen tahfizh dengan prestasi tahfizh Al Qur’an sebesar 33,4 %, sedangkan 66,6 % sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak menjadi fokus dalam penelitian ini.

Hasil analisis secara parsial menunjukkan bahwasannya variabel self regulation memberikan pengaruh lebih besar terhadap Prestasi tahfizh Al Qur’an dibandingkan dengan variabel persepsi tentang kompetensi dosen tahfizh, dengan sumbangan parsial pengaruh self regulation sebesar 21,7% sedangkan sumbangan partial pengaruh persepsi tentang

kompetensi dosen tahfizh terhadap Prestasi tahfizh Al Qur’an sebesar 9,8%. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa merasa self regulation dianggap lebih mempengaruhi Prestasi tahfizh Al Qur’an secara langsung dibandingkan dengan persepsi tentang kompetensi dosen tahfizh.

(46)

46

menemukan bahwa hafalan Al Qur’an siswa terbukti berkontribusi positif dan signifikan dalam meningkatkan prestasi belajar Al Qur’an Hadits. Hasil ini juga sejalan dengan penelitian Muslimah (2016) yang menemukan bahwa tingginya tingkat regulasi diri mahasiswa berhubungan dengan rendahnya tingkat prokrastinasi mahasiswa dalam menghafal Al Qur’an di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Hasil penelitian Hamdan, Gafar dan Li (2010) menunjukkan bahwa kompetensi dosen berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa, karena dosen bertanggung jawab untuk menerjemahkan kebijakan ke dalam tindakan dan prinsip-prinsip berdasarkan praktek selama interaksi dengan mahasiswa. Dosen juga berperan sebagai control dari perilaku mahasiswa baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Hasil penelitian Yuzarion (2006) bahwa siswa yang memiliki persepsi yang rendah terhadap kompetensi guru ternyata prestasinya cenderung

(47)

47

(48)

48 BAB V

PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan terhadap temuan di lapangan maka dapat disimpulkan bahwa self regulation dan persepsi tentang kompetensi dosen tahfizh secara bersama-sama memiliki hubungan yang positif dan sangat signifikan dengan prestasi tahfizh Al Qur’an dengan sumbangan efektif sebesar 33.4 persen sedangkan 66,6 persen sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak menjadi fokus dalam penelitian ini. Variabel self regulation memiliki pengaruh 21,7 persen lebih tinggi terhadap prestasi tahfizh Al Qur’an dibandingkan dengan variabel persepsi tentang kompetensi dosen tahfizh yang memiliki pengaruh 9,8 persen.

B. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan

kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Saran bagi Fakultas Dakwah IAIN Salatiga

(49)

49

meningkatkan self regulation dan kompetensi dosen akan meningkatkan prestasi tahfizh Al Qur’an. Hal tersebut bisa menjadi masukan bagi Fakultas Dakwah IAIN Salatiga bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan lebih memperhatikan faktor self regulation dan kompetensi dosen sehingga prestasi tahfizh Al Qur’an mahasiswa bisa mengalami peningkatan.

2. Saran bagi Dosen

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat 12,5 persen mahasiswa memberikan persepsi rendah dan 9,1 persen mahasiswa yang memberikan persepsi tinggi dan 78,4 persen dalam kategori sedang terhadap kompetensi dosen tahfizh, hal ini menunjukkan bahwa kompetensi dosen perlu ditingkatkan melalui upaya secara berkesinambungan seperti dengan mengikuti studi lanjut, pelatihan-pelatihan, workshop, seminar, dan kegiatan-kegiatan lain yang

menunjang peningkatan kompetensi dosen, karena hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang mempersepsi rendah terhadap kompetensi dosen memiliki

prestasi tahfizh Al Qur’an rendah. 3. Saran bagi Mahasiswa

(50)

50

dijadikan ukuran keberhasilan mutu proses pembelajaran, sudah sepatutnya menjadi fokus perhatian para pendidik di sekolah. Hasil penelitian menemukan bahwa semakin tinggi self regulation mahasiswa akan meningkatkan prestasi tahfizh Al Qur’an.. Self Regulation yang tinggi akan mempengaruhi sikap dan performansi mahasiwa dalam mempelajari mata kuliah Al Qur’an.

4. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya

(51)

51

DAFTAR PUSTAKA

Albani. (1997). Shahih Abu Daud. Jakarta. Pustaka

Azwar, S. (.2004). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2006) Tes Prestasi fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bandura. (1986). Social Foundation of Thought and Action: A Cognitive theory. Englan.

Bustami. (2009). Pengaruh pengembangan profesionalisme guru SMP terhadap peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Aceh Timur. Tesis (tidak diterbitkan).

Medan: Sekolah Pasca sarjana Universitas Sumatera Utara.

Baumeister & Heatherton.1996.Sel Regulation Failure : An Overview psychological Inquiry. Vol. 7 No 1 Hal 1-15.

Caroline K., Wang, C. K. J., Seng, T. O., & Jessie, EE. (2009). Bridging the gaps between students’ perceptions of group project work and their teachers’ expectations. The Journal of ecucational research, 102/5.

Carver & Scheier. 1998. On the Self regulation of Behavior. United Kingdom. Cambrieqe University Press.

Chaplin, J. P. 1989. Dictionary of Psychology. New York: Del Publishing Co. Inc.

(52)

52

Hasan. (2008). Motivasi Santri dalam Menghafal Al Quran di MA Al

Ma’had Aan nuur ngrukem Bantul.

Lutfiah,Fifi. 2011. Hubungan Antara Hafalan Al-Qur’an dengan Prestasi Belajar Al-Qur’an Hadits Siswa MTs Asyukriyah Cipondoh Tangerang.Skripsi. UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta.

Mahyuddin, R., Habibah, E., Loh Sau. C., Muhd. F., Nooreen. N., & Maria, C. (2006). The relationship between student self efficacy and their english language achievement. Journal of Teacher and Teach, 21, 61-71.

Mulyasa. (2009). Standar kompetensi dan sertifikasi guru. Bandung : Remaja rosda karya.

Muhlisin . 2016. Regulasi Diri Santri Penghafal Al-Qur’an Yang Bekerja. Skripsi. UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Muslimah.2016.Hubungan antara Regulasi Diri dengan

Prokrastinasi dalam menghafal Al-Qur’an Mahsiswa.

Skripsi. UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Nasrudiyanto. 2011. Hubungan antara peningkatan kadar hafalan dengan tingkat kesehatan psikisnya. Jurnal Psikologi September Vol.III. No. 1 hal 1-11.

Raffaelly. Crokett & Shen. 2005. Developmental Stability And Change in Self Regulation Fron Chillhood to Adolesence. The Journal Of Genetic Psychology. 66 (1) 54-75.

Saudak.2006. Program Tahfidhul Qur’an Pada Santri Madrasah Salafiyah II Pondok Pesantren Al Munawir Krapyak Yogyakarta. Skripsi. UIN Sunan Kalijaga.

(53)

53

Stein, S.J., & Book, H.E. (2000). Ledakan EQ. (Alih Bahasa Trinanda Raini). Bandung: Mizan.

Sa’dulloh, 2008. 9 Cara Praktis Menghafal Al-Qur’an. Jakarta. Gema Insani.

Umi Zur’ah. 2015. Sabar Dan Regulasi Diri Santri Penghafal Al -Qur’an. Skripsi.

Undang-Undang Guru dan Dosen (UU RI No 14 tahun 2005). (2006). Jakarta: sinar Grafika.

VandenBos, G.R. (2007). APA Dictionary of psychology. Washington, DC: APA.

Yusniarsyah, S. (1999). Pengaruh persepsi siswa terhadap pengajaran guru dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa Jurusan Bangunan pada bidang studi mekanika teknik SMK Teknologi di Kotamadya Pontianak. Tesis (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

Yuzarion. (2006). Hubungan antara sikap siswa terhadap cara mengajar guru Bahasa Arab dengan belajar berdasar regulasi diri pada pelajaran Bahasa Arab di MAN 3 Padang. Tesis (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM

Yuliyanti. 2010. Hubungan Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Minat Baca Al-Qur’an.

Skripsi. STAI Khez Muttaqin Purwakarta.

Zimmermen,B.J. 2001. Theories Of Self Regulated Learning And Academic Achievement : An Overview Analysis in B.B.

Achwarin, N.A. R. N. (2005). The study of teacher competence of teachers at schools in the three southern provinces of Thailand. Journal Graduate school of Education.

(54)

Gambar

Tabel 3.1.
Tabel  3.2.
Tabel 3.3.
Tabel 3.4.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Algoritma yang digunakan dalam teknik klasifikasi adalah algoritma C4.5 dan Naïve Bayes1. Algoritma C4.5 merupakan algoritma yang digunakan untuk membentuk

Pada tahap ini yang dilakukan oleh peneliti adalah meminta surat bukti telah melakukan penelitian dari kepala madrasah MA Al-Hikmah Langkapan, mendeskripsikan data

Laporan skripsi ini bertujuan untuk membuat atau membangun suatu aplikasi Sistem Informasi Simpan Pinjam Koperasi Berbasis SaaS Cloud Computing.. Dengan

Makalah ini menyajikan implementasi MikroTik Router untuk mengatur lalu lintas data Internet serta melakukan pemfilteran beberapa aplikasi yang dapat menganggu

ciliatum pada kedua lokasi penelitian masing-masing sebanyak 4 buah (Gambar 5) dan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, namun jarak internode memperlihatkan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan komitmen terhadap peningkatan komitmen organisasi pada anggota organisasi Ikatan Mahasiswa Semarang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan pendengar terhadap program berita yang disebut Sonora News di Radio Sonora Surabaya setelah perubahan target

Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai teknik pengenalan karakter dengan pendekatan FCM yang dapat mendukung terciptanya sistem yang dapat melakukan pemasukan data plat