• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA KARIER PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POLA KARIER PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 57 TAHUN 2012... TAHUN …

TENTANG

POLA KARIER PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

POLA KARIER PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. Aparatur Negara merupakan salah satu pilar dalam mewujudkan Good Governance bersama dengan dua pilar lainnya, yaitu dunia usaha (corporate governance) dan masyarakat (civil society). Ketiga unsur tersebut harus berjalan selaras dan serasi sesuai dengan peran dan tanggung jawab masing-masing.

2. Untuk mencapai good governance dibutuhkan sosok SDM aparatur (PNS) yang profesional, yang mempunyai sikap dan perilaku yang penuh kesetiaan, ketaatan, disiplin, bermoral, bermental baik, akuntabel dan memiliki kesadaran yang tinggi terhadap tanggung jawab sebagai pelayan publik yang baik. 3. Untuk mendukung tujuan ini diperlukan suatu sistem

pendayagunaan SDM aparatur yang baik dan tepat sebagai suatu proses berkelanjutan dari manajemen sumber daya aparatur.

4. Manajemen SDM aparatur dapat diwujudkan melalui pembinaan dan pengembangan karier yang dilaksanakan dan dititikberatkan pada sistem prestasi kerja.

5. Pembinaan dan pengembangan karier SDM aparatur dapat tercapai dengan adanya pola karier yang adil dan transparan. B. Maksud dan Tujuan Pola Karier :

1. Maksud disusunnya pola karier adalah untuk menjamin kepastian arah pengembangan karier Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Kesehatan, mulai dari karier terendah sampai karier tertinggi sesuai dengan kompetensi dan prestasi yang dimiliki.

(2)

2. Pola karier disusun dengan tujuan sebagai berikut :

a. Mendayagunakan Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Kesehatan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan jenjang dan kompetensinya;

b. membina kemampuan, kecakapan, dan keterampilan secara efisien, efektif dan rasional, sehingga bakat,minat dan motivasi pegawai dapat tersalurkan secara objektif; c. menyerasikan kemampuan, kecakapan dan keterampilan

pegawai di lingkungan Kementerian Kesehatan sesuai dengan jenjang dan jenis penugasan dalam jabatan yang tersedia untuk menghasilkan prestasi kerja yang optimal; dan

d. menciptakan iklim kerja yang kondusif dan transparan sehingga mampu memberi motivasi kerja dan pengembangan potensi diri bagi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Kesehatan sebagai sumber daya manusia berkualitas.

II. PRINSIP PENYUSUNAN POLA KARIER

a. Kepastian, yaitu pola karier harus menggambarkan kepastian tentang arah alur karier yang dapat ditempuh oleh setiap PNS yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.

b. Profesionalisme, yaitu penyusunan pola karier harus dapat mendorong peningkatan kompetensi dan prestasi kerja PNS

c. Transparan, pola karier harus diketahui oleh setiap PNS dan memberi kesempatan yang sama kepada PNS yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.

III. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup yang akan diatur dalam Peraturan ini meliputi : 1. Alur Karier PNS Kementerian Kesehatan;

2. Tahapan Pengembangan Karier;

3. Pengangkatan Struktural dan Fungsional; 4. Kategori, Rumpun dan Persyaratan Jabatan; 5. Pola Mutasi; dan

(3)

IV. PENGERTIAN

1. Pegawai Negeri Sipil adalah Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 43 Tahun 1999.

2. Karier adalah pengembangan individu (pegawai) dalam jenjang jabatan/pangkat yang dapat dicapai selama pengabdiannya sebagai Pegawai Negeri Sipil.

3. Pola karier adalah pola pembinaan Pegawai Negeri Sipil yang menggambarkan alur pengembangan karier yang menunjukkan keterkaitan dan keserasian antara jabatan, pangkat, pendidikan dan pelatihan jabatan kompetensi serta masa jabatan seseorang Pegawai Negeri Sipil sejak pengangkatan pertama dalam jabatan tertentu sampai dengan pensiun.

4. Pembinaan karier adalah kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan jenjang jabatan dan jenjang pangkat bagi seorang Pegawai Negeri Sipil pada suatu organisasi dalam jalur karier yang telah ditetapkan dalam organisasinya.

5. Pengembangan karier adalah suatu upaya pemenuhan kebutuhan tenaga Pegawai Negeri Sipil secara kualitatif sesuai dengan persyaratan jabatan yang ditentukan untuk dapat mengembangkan potensinya seoptimal mungkin mencapai karier setinggi-tingginya di dalam organisasi.

6. Alur karier adalah lintasan perpindahan jabatan secara horizontal, vertikal maupun diagonal yang akan dilalui Pegawai Negeri Sipil sejak pengangkatan pertama dalam jabatan sampai dengan jabatan tertinggi.

7. Pangkat adalah kedudukan yang menunjukkan tingkat seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangkaian susunan kepegawaian yang digunakan sebagai dasar penggajian.

8. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi negara.

9. Jenjang jabatan adalah tingkat jabatan seorang Pegawai Negeri Sipil yang menunjukan kedudukan dan fungsinya dalam organisasi.

10. Persyaratan jabatan adalah kualifikasi yang harus dipenuhi untuk menduduki suatu jabatan meliputi pendidikan, pelatihan, usia, masa kerja, pangkat golongan/ruang, pengalaman jabatan dan

(4)

11. Rumpun jabatan adalah himpunan jabatan yang mempunyai fungsi dan tugas yang berkaitan erat satu sama lain dalam melaksanakan salah satu tugas umum pemerintah.

12. Kategori jabatan adalah pengelompokan jabatan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya yang terdiri dari kategori jabatan pemula, pengembangan dan pemantapan.

13. Eselon adalah tingkatan jabatan struktural.

14. Masa kerja adalah masa kerja keseluruhan Pegawai Negeri Sipil. 15. Jabatan struktural adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,

tanggung jawab, wewenang, dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka memimpin suatu sistem organisasi Negara. 16. Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,

tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan kepada keahlian dan/atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri.

17. Pendidikan dan pelatihan yang selanjutnya disebut Diklat adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan Pegawai Negeri Sipil.

18. Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugasnya. 19. Kompetensi manajerial adalah karakteristik yang mendasari

individu dengan merujuk pada kriteria efektif dan/atau kinerja unggul dalam jabatan tertentu.

20. Kompetensi teknis adalah kemampuan yang diperlukan oleh setiap pegawai sesuai dengan bidang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

21. Peta jabatan adalah susunan jabatan yang digambarkan secara vertikal maupun horizontal menurut struktur kewenangan, tugas dan tanggung jawab jabatan serta persyaratan jabatan yang menggambarkan seluruh jabatan yang ada dan kedudukannya dalam unit kerja.

22. Assessment centre adalah metode untuk menilai kompetensi pegawai dalam menangani tugas dan tanggung jawabnya di masa depan melalui berbagai simulasi kerja yang mengukur kemampuan pegawai (asesi) dibandingkan dengan persyaratan jabatan yang telah ditetapkan.

(5)

23. Psikometri adalah prosedur pemeriksaan psikologis untuk mengukur potensi dan kecenderungan perilaku yang dimiliki pegawai yang dapat dijadikan sebagai salah satu prediksi bagi keberhasilan pegawai dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

24. Pejabat Pembina Kepegawaian adalah Pejabat Pembina Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil, dalam hal ini Menteri Kesehatan.

25. Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan mengangkat dan/atau memberhentikan Pegawai Negeri Sipil berdasarkan perundang-undangan yang berlaku, dalam hal ini Menteri Kesehatan.

(6)

G O L / R U A NG FUN G S ION A L P U SAT U PT 1 . P en d id ik an S2 2 . P en ga la m an j ab at an p ali n g k u ra n g 2 k ali p er p in d ah an j ab at an 3 . M as a k er ja m in im al 20 t ah un 4 . Di k la tp im I / se ti n gk at K A R IE R P U NC AK 1 . P en d id ik an S2 2 . P en ga la m an j ab at an p ali n g k u ra n g 2 k ali p er p in d ah an j ab at an 3 . M as a k er ja m in im al 16 t ah un 4 . Di k la tp im II / se ti n gk at K A R IE R T E N G AH 1 . P en di d ik an S 1 / S2 2 . U si a m ak si m al 2 t ah u n s eb el u m B U P 3 . P en gala m an j ab at an p ali n g k u ra n g 2 k ali p er p in d ah an j ab at an 4 . M as a ke rj a m in im al 12 t ah un 5 . Di k la tp im III / se ti n gk at 1 . P en d id ik an S 1 / D IV ( d is et ar ak an) 2 . U si a m ak si m al 2 t ah u n s eb el u m B U P 3 . P en gala m an j ab at an p ali n g k u ra n g 2 k ali p er p in d ah an j ab at an 4 . M as a ke rj a m in im al 8 t ah un 5 . Di k la tp im I V / se ti n gk at K A R IE R A W AL 1 . P en d id ik an D III 2 . U si a m ak si m al 2 t ah u n s eb el u m B U P 3 . P en gala m an j ab at an p ali n g k u ra n g 2 k ali p er p in d ah an j ab at an 4 . M as a ke rj a m in im al 6 t ah un 5 . Di k la tp im I V / se ti n gk at D im u n gk in k an m en d u d u k i j ab at an ( m em en u h i pe rs y ar at an t am b ah an y an g d it en tuk an o le h u n it ese lon I te rk ai t) D apa t m en d u d uk i j ab at an V . A L U R K AR IER P N S K E M E N T ER IA N K ESE H A T AN S T R UK T U RAL E se lon Ia E se lo n Ib F u n gs io n al U T A MA IV / d s/d IV/e F u n gs io n al M A D YA IV /c s/d IV/d F u n gs io n al M U DA IV / a s/d IV/b F u n gs io n al P ER T A M A/ P el ak sa na L an ju tan III / c s/d III/d P E L A K SA NA II / c s/d III/b E se lo n II E se lo n II E se lo n III E se lo n III E se lo n IV E se lo n IV P NS C P NS D IK LAT DI KL AT D IK LAT D IK LAT D IK LAT

(7)

A. Alur Karier PNS Kementerian Kesehatan

1) Jenis-jenis jabatan yang dapat dipangku seorang PNS dalam meniti karier di lingkungan Kementerian Kesehatan adalah sebagai berikut:

a. Jabatan Struktural

b. Jabatan Fungsional (Umum dan Tertentu) baik Kesehatan maupun non kesehatan

2) Jabatan fungsional sebagaimana dimaksud angka (1) satu diatur sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

3) Pejabat Fungsional Umum dan/atau Pejabat Fungsional tertentu yang telah memenuhi syarat yang ditetapkan dengan golongan ruang minimal III/b dapat diangkat sebagai pejabat struktural eselon IV.

4) Apabila memenuhi syarat yang ditetapkan setelah sekurang-kurangnya 2 (dua) kali perpindahan jabatan eselon IV, PNS

tersebut dapat dipromosikan untuk menduduki jabatan eselon III. 5) Apabila memenuhi syarat yang ditetapkan setelah

sekurang-kurangnya 2 (dua) kali perpindahan jabatan eselon III, PNS tersebut dapat dipromosikan untuk menduduki jabatan eselon II. 6) Apabila memenuhi syarat yang ditetapkan, PNS yang menduduki

jabatan eselon II dapat diusulkan ke Presiden atau dipromosikan menduduki jabatan eselon I.

7) PNS non struktural dikarenakan adanya perampingan organisasi dapat diangkat dalam jabatan struktural yang setingkat dengan jabatan struktural yang pernah dipangkunya atau setingkat lebih tinggi sesuai ketentuan yang berlaku.

8) PNS yang telah selesai menjalani hukuman disiplin (ringan dan sedang) dan mendapat surat keterangan telah selesai menjalani hukuman disiplin oleh pejabat yang berwenang dapat dipertimbangkan menduduki jabatan struktural yang setingkat dengan jabatan struktural yang pernah dipangkunya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

9) PNS yang dikenai sanksi dan terbukti tidak bersalah yang dinyatakan oleh pejabat yang berwenang, dapat dipertimbangkan menduduki jabatan struktural yang setara dengan jabatan struktural yang pernah dipangkunya sesuai ketentuan yang berlaku.

10) PNS yang melakukan tindak pidana kejahatan jabatan, dan/atau tindak pidana yang ada hubungannya dengan jabatan diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(8)

VI. TAHAPAN PENGEMBANGAN KARIER PNS KEMENTERIAN KESEHATAN 1. Pengembangan Karier Pegawai Negeri Sipil Lulusan D3

a. Tahapan Pengenalan Tugas

1) Masa kerja pengenalan tugas dimulai dari 0 (nol) sampai dengan 4 (empat) tahun

a) Setiap PNS mulai mengenal tugas pokok dan fungsi unit kerjanya, pengintegrasian diri, serta mempraktekkan kemampuan teknis sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. b) Setiap PNS masih dalam masa percobaan antara 0 (nol) sampai

dengan 1 (satu) atau 2 (dua) tahun (dengan status CPNS).

c) Setiap PNS antara 3 (tiga) sampai dengan 4 (empat) tahun dapat memahami tugas pokok dan fungsi unit kerjanya. Diharapkan pada tahapan ini PNS dapat melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab.

2) Usia pada tahapan ini adalah 22 – 26 tahun.

3) Jenjang kepangkatan pada tahapan ini adalah Pengatur (II/c) sampai dengan Pengatur Tingkat I (II/d).

4) Pendidikan dan Pelatihan. a) Lulus Diklat Prajabatan.

b) Mengikuti diklat yang bersifat Teknis/Teknis Fungsional sesuai dengan tugas pokok dan fungsi unit kerja.

c) Dapat mengikuti pendidikan formal 1 (satu) tingkat lebih tinggi dari pendidikan semula.

5) Jabatan.

a) Fungsional Umum. b) Fungsional Tertentu.

b. Tahapan Penguasaan Tugas

1) Masa kerja penguasaan tugas dimulai dari 5 (lima) sampai dengan 12 (dua belas) tahun.

a) Setiap PNS menguasai tugas-tugasnya dan mampu bekerja baik secara mandiri maupun bersama-sama secara organisasi b) Setiap PNS dapat diberikan tanggung jawab yang bersifat

manajerial atau dipersiapkan untuk menduduki jabatan struktural.

(9)

3) Jenjang kepangkatan pada tahapan ini adalah Pengatur (II/c) sampai dengan Penata Muda (III/b).

4) Pendidikan dan Pelatihan.

a) Mengikuti diklat yang bersifat Teknis/Teknis Fungsional sesuai dengan tugas pokok dan fungsi unit kerja.

b) Dapat diikutsertakan dalam Diklatpim Tingkat IV.

c) Dapat mengikuti pendidikan formal 1 (satu) tingkat lebih tinggi dari pendidikan semula.

5) Jabatan

a)Fungsional Umum. b)Fungsional tertentu.

c. Tahapan Pengembangan dan Pemantapan Kemampuan

1) Masa kerja pengembangan dan pemantapan kemampuan dimulai dari 13 (tiga belas) sampai dengan 24 (dua puluh empat) tahun. a) Setiap PNS dapat mendayagunakan potensi yang dimiliki untuk

mewujudkan tujuan organisasi.

b) Setiap PNS dapat diberikan tanggung jawab yang bersifat manajerial.

c) Bagi PNS yang sudah menduduki jabatan karier (Struktural dan Fungsional) dapat mempertahankan/meningkatkan kemampuannya

2) Usia pada tahapan ini adalah 35 – 46 tahun.

3) Jenjang kepangkatan pada tahapan ini adalah Penata Muda (III/a) sampai dengan Penata Tingkat I (III/d).

4) Pendidikan dan Pelatihan.

a) Mengikuti Diklatpim Tingkat IV.

b) Dapat diikutsertakan Diklatpim Tingkat III.

c) Mengikuti Diklat Teknis/Teknis Fungsional sesuai dengan tugas pokok dan fungsi unit kerja.

d) Dapat mengikuti pendidikan formal 1 (satu) tingkat lebih tinggi dari pendidikan semula.

5) Jabatan.

a) Dapat diangkat ke dalam jabatan struktural Eselon IV. b) Dapat dipromosikan ke dalam jabatan struktural Eselon III. c) Fungsional tertentu.

(10)

d. Tahapan Puncak Karier

1) Masa kerja puncak karier dimulai dari 25 (dua puluh lima) sampai dengan 34 (tiga puluh empat) tahun.

a) Setiap PNS dapat mendayagunakan potensi yang dimiliki untuk mewujudkan tujuan organisasi.

b) bagi PNS yang sudah menduduki jabatan karier (Struktural dan Fungsional) dapat mempertahankan/meningkatkan kemampuannya.

2) Usia pada tahapan ini adalah 47 – 56 tahun.

3) Jenjang kepangkatan pada tahapan ini adalah Penata Tingkat I (III/d) sampai dengan Pembina Tingkat I (IV/b).

4) Pendidikan dan Pelatihan.

a) Mengikuti Diklatpim Tingkat III.

b) Mengikuti Diklat Teknis/Teknis Fungsional sesuai dengan tugas pokok dan fungsi unit kerja.

c) Dapat mengikuti pendidikan formal 1 (satu) tingkat lebih tinggi dari pendidikan semula.

5) Jabatan.

a) Dapat diangkat ke dalam jabatan struktural Eselon III. b) Fungsional tertentu.

2. Pengembangan Karier Pegawai Negeri Sipil Lulusan Strata - 1 (S1)

a. Tahapan Pengenalan Tugas

1) Masa kerja pengenalan tugas dimulai dari 0 (nol) sampai dengan 4 (empat) tahun.

a) Setiap PNS mulai mengenal tugas pokok dan fungsi unit kerjanya pengintegrasian diri, melatih kepemimpinan serta mempraktekkan kemampuan teknis sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.

b) Setiap PNS masih dalam masa percobaan antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu) atau 2 (dua) tahun (dengan status CPNS).

c) Setiap PNS antara 3 (tiga) sampai dengan 4 (empat) tahun dapat memahami tugas pokok dan fungsi unit kerjanya. Diharapkan pada tahapan ini PNS dapat melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab.

2) Usia pada tahapan ini adalah 24 – 28 tahun.

3) Jenjang kepangkatan pada tahapan ini adalah Penata Muda (III/a) sampai dengan Penata Muda Tingkat I (III/b).

(11)

4) Pendidikan dan Pelatihan. a) Lulus Diklat PraJabatan.

b) Mengikuti diklat yang bersifat Teknis/Teknis Fungsional sesuai dengan tugas pokok dan fungsi unit kerja.

c) Dapat diikut sertakan dalam Diklatpim Tingkat IV.

d) Dapat mengikuti pendidikan formal 1 (satu) tingkat lebih tinggi dari pendidikan semula.

5) Jabatan

a) Fungsional Umum.

b) Fungsional Tingkat Keahlian tertentu.

b. Tahapan Penguasaan Tugas

1) Masa kerja penguasaan tugas dimulai dari 5 (lima) sampai dengan 12 (dua belas) tahun.

a) Setiap PNS menguasai tugas – tugasnya, yang sesuai dengan minat, bakat dan keahliannya.

b) Setiap PNS dapat diberikan tanggung jawab yang bersifat manajerial atau dipersiapkan untuk menduduki jabatan struktural.

2) Usia pada tahapan ini adalah 29 – 36 tahun.

3) Jenjang kepangkatan pada tahapan ini adalah Penata Muda Tingkat I (III/b) sampai dengan Penata Tingkat I (III/d). 4) Pendidikan dan Pelatihan.

a) Mengikuti Diklatpim Tingkat IV.

b) Dapat diikutsertakan dalam Diklatpim Tingkat III.

c) Mengikuti diklat yang bersifat Teknis/Teknis Fungsional sesuai dengan tugas pokok dan fungsi unit kerja.

d) Dapat mengikuti pendidikan formal 1 (satu) tingkat lebih tinggi dari pendidikan semula.

5) Jabatan.

a) Dapat diangkat ke dalam jabatan struktural Eselon IV. b) Dapat dipromosikan ke dalam jabatan struktural Eselon III. c) Fungsional Tingkat Keahlian tertentu.

c. Tahapan Pengembangan Kemampuan

1) Masa kerja pengembangan kemampuan dimulai dari 13 (tiga belas) sampai dengan 20 (dua puluh) tahun.

(12)

a) Setiap PNS dapat mengembangkan kemampuannya, terutama yang bersifat analisis dan manajerial.

b) Pada tahapan ini dapat dilihat PNS yang mempunyai kemampuan analisis untuk mengembangkan dan

menyempurnakan organisasi serta dapat menjadi kader pemimpin menengah dan pemimpin puncak.

2) Usia pada tahapan ini adalah 37 – 44 tahun.

3) Jenjang kepangkatan pada tahapan ini adalah Penata Tingkat I (III/d) sampai dengan Pembina Tingkat I(IV/b).

4) Pendidikan dan Pelatihan

a) Mengikuti Diklatpim Tingkat III.

b) Dapat diikutsertakan dalam Diklatpim Tingkat II.

c) Mengikuti Diklat yang bersifat Teknis/Teknis Fungsional sesuai dengan tugas pokok dan fungsi unit kerja.

d) Dapat mengikuti pendidikan formal 1 (satu) tingkat lebih tinggi dari pendidikan semula.

5) Jabatan.

a) Dapat diangkat ke dalam jabatan struktural Eselon III. b) Dapat dipromosikan ke dalam jabatan struktural Eselon II. c) Fungsional Tingkat Keahlian tertentu.

d. Tahapan Pemantapan

1) Masa kerja pemantapan dimulai dari 21 (dua puluh satu) sampai dengan 28 (dua puluh delapan) tahun.

a) Setiap PNS dapat dikembangkan potensinya secara optimal untuk mewujudkan tujuan organisasi, terutama yang bersifat manajerial.

b) Pada tahapan ini PNS yang tidak dapat berkembang lagi, mempertahankan kemampuan yang dimiliki agar tidak mengalami penurunan kemampuan

2) Usia pada tahapan ini adalah 45 – 52 tahun.

3) Jenjang kepangkatan pada tahapan ini adalah Pembina Tingkat I (IV/b) sampai dengan Pembina Utama Madya (IV/d).

4) Pendidikan dan Pelatihan.

a) Mengikuti Diklatpim Tingkat II.

b) Dapat diikutsertakan dalam Diklatpim Tingkat I. c) Diklat Fungsional Tingkat Keahlian Tertentu.

(13)

d) Dapat mengikuti pendidikan formal 1 (satu) tingkat lebih tinggi dari pendidikan semula.

5) Jabatan.

a) Dapat diangkat ke dalam jabatan struktural Eselon II. b) Dapat dipromosikan kedalam jabatan struktural Eselon I. c) Fungsional Tingkat Keahlian tertentu.

e. Tahapan Puncak Karier

1) Masa kerja puncak karier dimulai dari 29 (dua puluh sembilan) sampai dengan 41 (empat puluh satu) tahun.

a) Setiap PNS dapat mengembangkan manajerial skill dan bagi mereka yang berkemampuan tinggi akan mencapai puncak karier.

b) Pada tahapan ini PNS yang tidak dapat berkembang secara penuh, mempertahankan kemampuan yang telah dimiliki agar tidak mengalami penurunan kemampuan.

2) Usia pada tahapan ini adalah 53 – 61 tahun.

3) Jenjang kepangkatan pada tahapan ini adalah Pembina Utama Madya (IV/d).

4) Pendidikan dan Pelatihan.

a) Mengikuti Diklatpim Tingkat II.

b) Dapat diikut sertakan dalam Diklatpim Tingkat I/dan atau LEMHANNAS.

c) Diklat Fungsional Tingkat Keahlian Tertentu.

d) Dapat mengikuti pendidkan formal 1 (satu) tingkat lebih tinggi dari pendidikan semula.

5) Jabatan.

a) Dapat diangkat ke dalam jabatan struktural Eselon II. b) Dapat dipromosikan ke dalam jabatan struktural Eselon I. c) Fungsional Tingkat Keahlian tertentu.

3. Pengembangan Karier Pegawai Negeri Sipil Lulusan Strata 2 (S2)

a. Tahapan Pengenalan Tugas

1) Masa kerja pengenalan tugas dimulai dari 0 (nol) sampai dengan 4 (empat) tahun.

(14)

a) Setiap PNS mulai mengenal tugas pokok dan fungsi unit kerjanya pengintegrasian diri melatih pemimpinan serta mempraktekan kemampuan teknis sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.

b) Setiap PNS masih dalam masa percobaan antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu) atau 2 (dua) tahun (dengan status CPNS)

c) Setiap PNS antara 3 (tiga) sampai dengan 4 (empat) tahun dapat memahami tugas pokok dan fungsi unit kerjanya. Diharapkan pada tahapan ini PNS dapat melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab.

2) Usia pada tahapan ini adalah 25 – 29 tahun.

3) Jenjang kepangkatan pada tahapan ini adalah Penata Muda Tingkat I (III/b) sampai dengan Penata (III/c).

4) Pendidikan dan Pelatihan.

a) Mengikuti dan lulus Diklat Prajabatan.

b) Diklat yang bersifat teknis/teknis fungsional sesuai dengan tugas pokok dan fungsi unit kerja.

c) Dapat diikutsertakan dalam Diklatpim Tingkat IV.

d) Dapat mengikuti pendidikan formal 1 (satu) tingkat lebih tinggi dari pendidikan semula.

5) Jabatan.

a) Fungsional Umum.

b) Fungsional Tingkat Keahlian tertentu.

b. Tahapan Penguasaan Tugas

1) Masa kerja penguasaan tugas dimulai dari 5 (lima) sampai dengan 8 (delapan) tahun.

a) Setiap PNS menguasai tugas–tugasnya, yang sesuai dengan minat, bakat dan keahliannya.

b) Setiap PNS dapat diberikan tanggung jawab yang bersifat manajerial atau dipersiapkan untuk menduduki jabatan struktural.

2) Usia pada tahapan ini adalah 30 – 33 tahun.

3) Jenjang kepangkatan pada tahapan ini adalah Penata (III/c) sampai dengan Penata tingkat I (III/d).

(15)

a) Mengikuti Diklatpim Tingkat IV.

b) Dapat diikut sertakan dalam Diklatpim Tingkat III.

c) Diklat yang bersifat Teknis/Teknis Fungsional sesuai dengan tugas pokok dan fungsi unit kerja.

5) Jabatan.

a) Dapat diangkat ke dalam jabatan struktural Eselon IV. b) Dapat dipromosikan ke dalam jabatan struktural Eselon III. c) Fungsional Tingkat Keahlian tertentu.

c. Tahapan Pengembangan Kemampuan

1) Masa kerja pengembangan kemampuan dimulai dari 9 (sembilan) sampai dengan 16 (enam belas) tahun.

a) Setiap PNS dapat mengembangkan kemampuannya terutama yang bersifat analisis dan manajerial.

b) Pada tahapan ini dapat dilihat PNS yang mempunyai kemampuan analisis untuk mengembangkan dan menyempurnakan organisasi serta dapat menjadi kader pemimpin menengah dan pemimpin puncak.

2) Usia pada tahapan ini adalah 34 - 41 tahun.

3) Jenjang kepangkatan pada tahapan ini adalah Penata Tingkat I (III/d) sampai dengan Pembina Tingkat I (IV/b).

4) Pendidikan dan Pelatihan.

a) Mengikuti Diklatpim Tingkat III.

b) Dapat diikut sertakan dalam Diklatpim Tingkat II.

c) Diklat yang bersifat Teknis/Teknis Fungsional sesuai dengan tugas pokok dan fungsi unit kerja.

5) Jabatan.

a) Dapat diangkat ke dalam jabatan struktural Eselon III. b) Dapat dipromosikan ke dalam jabatan struktural Eselon II. c) Fungsional Tingkat Keahlian tertentu.

d. Tahapan Pemantapan

1) Masa kerja pemantapan dimulai dari 17 (tujuh belas) sampai dengan 24 (dua puluh empat) tahun.

a) Setiap PNS dapat dikembangkan potensinya secara optimal untuk mewujudkan tujuan organisasi terutama yang bersifat manajerial.

(16)

b) Pada tahapan ini PNS yang tidak dapat berkembang lagi mempertahankan kemampuan yang dimiliki agar tidak mengalami penurunan kemampuan.

2) Usia pada tahapan ini adalah 42 - 49 tahun.

3) Jenjang kepangkatan pada tahapan ini adalah Pembina Tingkat I (IV/b) sampai dengan Pembina Utama Madya (IV/d).

4) Pendidikan dan Pelatihan.

a) Mengikuti Diklatpim Tingkat II.

b) Dapat diikutsertakan dalam Diklatpim Tingkat I. c) Diklat Fungsional Tingkat Keahlian Tertentu. 5) Jabatan.

a) Dapat diangkat ke dalam jabatan struktural Eselon II. b) Dapat dipromosikan ke dalam jabatan struktural Eselon I. c) Fungsional Tingkat Keahlian tertentu

e. Tahapan Puncak Karier

1) Masa kerja puncak karier dimulai dari 25 (dua puluh lima) sampai dengan 36 (tiga puluh enam) tahun.

a) Setiap PNS dapat mengembangkan manajerial skill dan bagi mereka yang berkemampuan tinggi akan mencapai puncak karier.

b) Pada tahapan ini PNS yang tidak dapat berkembang secara penuh, mempertahankan kemampuan yang telah dimiliki agar tidak mengalami penurunan kemampuan

2) Usia pada tahapan ini adalah 50 – 65 tahun.

3) Jenjang kepangkatan pada tahapan ini adalah Pembina Utama Madya (IV/d) sampai dengan Pembina Utama (IV/e).

4) Pendidikan dan Pelatihan.

a) Diklatpim Tingkat I dan atau LEMHANNAS. b) Diklat Fungsional Tingkat Keahlian Tertentu. 5) Jabatan.

a) Dapat diangkat ke dalam jabatan struktural Eselon I. b) Fungsional Tingkat Keahlian tertentu.

(17)

M as a Ke rja Us ia M as a Ke rja Us ia M as a Ke rja Us ia M as a Ke rja Us ia M as a Ke rja Us ia M as a Ke rja Us ia M as a Ke rja Us ia M as a Ke rja Us ia M as a Ke rja Us ia 1 D. III 8 30 12 34 16 38 2 S. I/ D. IV 4 28 8 32 12 36 16 40 20 44 24 48 28 52 32 56 36 60 3 S.2 -4 29 8 33 12 37 16 41 20 45 24 49 28 53 32 57 1 D.3 : 22 ta hun 2 S.I : 24 ta hun 3 S.2 : 25 ta hun TABE L I TA HA PA N PE NG EM BA NG AN K AR IE R PN S KE M EN TE RI AN K ES EH AT AN DA LA M J ABA TA N ST RU KT UR AL As um si U si a CP NS Es el on II Ia Go l.r ua ng IV /a -IV /b Es el on II b Go l.r ua ng IV /b -IV /c Es el on II a Go l.r ua ng IV /c -IV /d Es el on Ib Go l.r ua ng IV /d -IV /e E se lo n Ia Go l.r ua ng IV /e M as a Ke rja d an U sia No. Pe nd id ik an Es el on V a Go l.r ua ng III /a -II I/b E se lo n IV b Go l.r ua ng III /b -II I/c Es el on IV a Go l.r ua ng III /c -II I/d Es el on II Ib Go l.r ua ng III /d -IV /a

(18)

M as a K er ja Us ia M as a K er ja U sia Ma sa K er ja Us ia M as a K er ja Us ia M as a K er ja U sia Ma sa K er ja Us ia M as a K er ja Us ia M as a K er ja Us ia 1 SL TA /D .1 2 20 4 22 6 24 8 26 10 28 12 30 14 32 16 34 2 D .2 -2 22 4 24 6 26 8 28 10 30 12 32 14 34 3 D .3 -2 24 4 26 6 28 8 30 10 32 12 34 1 SL T A/ D ,1 : 18 t ah un 2 D.2 : 20 t ah un 3 D.3 : 22 t ah un TA BE L II TA H AP AN P EN G EM B AN G AN K AR IE R P NS K EM EN T ER IA N K ES EHA TAN DA LA M J A BA TA N FUN G SI O N AL T ER T EN T U No. Pen di di kan M as a K er ja d an U sia II /a II /b II /c II /d II I/a III /b III /c II I/d K A TE G O R I K ET ER AM PI LAN As um si U si a CP NS Pe la ks an a Pe m ula Pe la ks ana Pe la ks an a Lan jut an Pe ny el ia

(19)

M as a Ke rja Us ia M as a Ke rja Us ia M as a Ke rja Us ia M as a Ke rja Us ia M as a Ke rja Us ia M as a Ke rja Us ia M as a Ke rja Us ia M as a Ke rja Us ia M as a Ke rja Us ia 1 S. 1/ D. IV 2 26 4 28 6 30 8 32 10 34 12 36 14 38 16 40 18 42 2 S.2 -2 27 4 29 6 31 8 33 10 35 12 37 14 39 16 41 1 S. 1/ D. IV : 24 ta hun 2 S.2 : 25 ta hun TABE L III TA HA PA N PE NG EM BA NG AN K AR IE R PN S KE M EN TE RI AN K ES EH AT AN DA LA M J ABA TA N FUN GS IO NA L TE RT EN TU No. Pe nd id ik an III /a IV /d KA TE GO RI K EA HL IAN As um si Us ia C PNS M as a Ke rja da n Us ia IV /e Pe rta ma M uda M ad ya Ut ama III /b III /c III /d IV /a IV /b IV /c

(20)

VII. POLA PENGANGKATAN JABATAN STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL A. Eselon dan Jenjang Pangkat Jabatan Struktural

No Eselon

JENJANG PANGKAT, GOL/RUANG

Jabatan

Terendah Tertinggi

Pangkat Gol/Ruang Pangkat Gol/Ruang

1. I a Pembina

Utama Madya

IV/d Pembina

Utama

IV/e Sekretaris Jenderal,

Inspektur Jenderal, Direktur Jenderal, Kepala Badan 2. I b Pembina Utama Muda IV/c Pembina Utama

IV/e Staf Ahli Menteri

3. II a Pembina Utama Muda IV/c Pembina Utama Madya

IV/d Direktur Utama

Rumah Sakit Umum Kelas A Pendidikan,

Direktur Utama

Rumah Sakit Umum Kelas B Pendidikan, Direktur Utama RSK Kelas A, Kepala Biro, Kepala Pusat pada

Setjen, Sekretaris Inspektorat Jenderal, Inspektur pada Inspektorat Jenderal, Sekretaris Direktorat Jenderal, Sekretaris

Badan, Kepala Pusat pada Badan, Direktur

pada Direktorat Jenderal 4. II b Pembina Tingkat I IV/b Pembina Utama Muda

IV/c Direktur Utama

Rumah Sakit Kelas B

Non Pendidikan,

Direktur pada Rumah

Sakit Kelas A

Pendidikan, Direktur pada Rumah Sakit Kelas B Pendidikan, Direktur pada RSK Kelas A, Direktur pada RSK Kelas B, Kepala

Kantor Kesehatan

Pelabuhan Kelas I, Kepala Balai Besar.

(21)

No Eselon

JENJANG PANGKAT, GOL/RUANG

Jabatan

Terendah Tertinggi

Pangkat Gol/Ruang Pangkat Gol/Ruang

5. III a Pembina IV/a Pembina

Tk. I

IV/b Kepala Bidang dan

Kepala Bagian pada

RSU Kelas A

Pendidikan, Kepala

Bidang dan Kepala

Bagian pada RSU

Kelas B Pendidikan, Direktur pada RSU

Kelas C, Kepala

Bidang dan Kepala

Bagian pada RSK

Kelas A, Wakil

Direktur pada RSK Kelas B, Kepala Balai, Kepala KKP Kelas II, Kepala Bagian pada

Setjen/Itjen, Kepala

Bagian, Kepala Bidang

dan Kepala Sub

Direktorat pada

Ditjen, Kepala Bidang pada Badan

6. III b Penata

Tingkat I

III/d Pembina IV/a Kepala Bidang dan

Kepala Bagian pada RSU Kelas B Non

Pendidikan, Kepala

Bidang dan Kepala

Bagian pada RSU

Kelas C, Direktur

pada RSU Kelas D, Kepala Bidang dan Kepala Bagian RSK

Kelas B, Direktur

pada RSK Kelas C, Kepala Bagian dan Kepala Bidang pada Balai Besar, Kepala Balai Kelas II, Kepala

Kantor kesehatan

Pelabuhan Kelas III, Kepala Bagian dan Kepala Bidang pada KKP Kelas I,

(22)

No Eselon

JENJANG PANGKAT, GOL/RUANG

Jabatan

Terendah Tertinggi

Pangkat Gol/Ruang Pangkat Gol/Ruang

7. IV a Penata III/c Penata

Tk. I

III/d Kepala Sub Bagian

dan Kepala Seksi pada

RSU Kelas A

Pendidikan, Kepala

Sub Bagian dan

Kepala Seksi pada

RSU Kelas B

Pendidikan, Kepala

Sub Bagian dan

Kepala Seksi pada RSU Kelas B Non

Pendidikan, Kepala

Sub Bagian dan

Kepala Seksi pada RSK Kelas A, Kepala

Sub Bagian dan

Kepala Seksi pada RSK Kelas B, Kepala Loka, Kepala Sub Bagian dan Kepala

Seksi pada Balai,

Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi pada

Kantor Kesehatan

Pelabuhan Kelas II, Kepala Sub Bagian

dan Kepala Sub

Bidang pada

Setjen/Badan, Kepala

Sub Bagian pada

Itjen, Kepala Sub

Bagian dan Kepala

Seksi pada Ditjen,

kasubag Adum dan ADAK pada poltekkes

(23)

No Eselon

JENJANG PANGKAT, GOL/RUANG

Jabatan

Terendah Tertinggi

Pangkat Gol/Ruang Pangkat Gol/Ruang

8. IV b Penata Muda Tingkat I

III/b Penata III/c Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi pada RSU Kelas C, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi pada RSU Kelas D, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi pada RSK Kelas C, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi pada Balai Besar, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi pada Balai Kelas II, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi pada Kantor Kesehatan

Pelabuhan Kelas I, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi pada Kantor Kesehatan

Pelabuhan Kelas III. 9. Va Penata

Muda III/a Penata Muda Tingkat I

III/b Kepala Urusan Rumah Tangga

B.Pengangkatan Jabatan Struktural

1. Untuk dapat diangkat dalam jabatan struktural dalam lingkup Kementerian Kesehatan, seorang PNS harus memenuhi penilaian administratif dan penilaian kompetensi.

2. Penilaian dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Nilai unsur administratif diberikan bobot 40%; sedangkan b. Nilai kompetensi diberikan bobot 60%.

(24)

3. Unsur administratif yang digunakan dalam penilaian administratif sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu) adalah sebagai berikut

(lihat tabel IV) :

a. Pangkat, serendah-rendahnya memiliki pangkat 1 (satu)

tingkat di bawah jenjang pangkat yang dipersyaratkan;

b. Pendidikan, memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan yang

ditentukan. Apabila untuk satu jabatan struktural terdapat dua orang atau lebih yang memenuhi syarat, maka PNS yang memiliki pendidikan formal lebih tinggi yang diprioritaskan;

c. Pendidikan dan Pelatihan, diprioritaskan yang telah

mengikuti diklat kepemimpinan. Apabila untuk satu jabatan struktural terdapat dua orang atau lebih yang memenuhi syarat, maka PNS yang telah lulus diklat kepemimpinan dan mendapatkan predikat kelulusan terbaik lebih diprioritaskan dalam menduduki jabatan.

d. Daftar Urutan Kepangkatan, penilaian ini berdasarkan pada

Daftar Urut Kepangkatan (DUK) yang ada.

e. Riwayat Jabatan, sekurang-kurangnya telah 2 (dua) tahun

dalam jabatan struktural yang pernah/sedang dipangkunya bagi PNS yang akan menduduki jabatan struktural setingkat lebih tinggi, kecuali untuk pengangkatan jabatan yang menjadi wewenang Presiden;

f. Pendidikan dan Pelatihan Teknis, diprioritaskan yang telah

mengikuti diklat teknis sesuai jabatan yang akan dipangkunya. Apabila untuk satu jabatan struktural terdapat dua orang atau lebih yang memenuhi syarat, maka PNS yang telah lulus diklat teknis yang dipersyaratkan untuk jabatan tersebut dan mendapatkan predikat kelulusan terbaik lebih diprioritaskan dalam menduduki jabatan.

g. Prestasi Kerja, semua unsur penilaian kinerja (DP-3) / SKP

sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir;

h. Usia, semakin jauh usia di bawah batas usia pensiun maka

nilainya semakin tinggi.

i. Kesehatan, riwayat penyakit yang pernah diderita oleh PNS.

j. Hukuman/Disiplin, penilaian ini berdasarkan pada jangka

waktu seorang PNS tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin.

k. Penghargaan, jenis penghargaan yang pernah diterima oleh

(25)

l. Kursus, jenis kursus yang pernah diikuti yang tidak berhubungan langsung dengan jabatan.

m.Kemampuan Bahasa Inggris, jenis kemampuan berbahasa

Inggris yang dikuasai oleh PNS.

n. Kursus yang Berhubungan dengan Jabatan, jenis kursus

yang diikuti dalam rangka menunjang kompetensi pendukung tugas jabatan, dinilai berdasarkan jumlah sertifikat yang diperoleh.

Penilaian unsur administratif tersebut dilaksanakan oleh pejabat yang secara fungsional membawahi kepegawaian.

4. Penilaian kompetensi sebagaimana dimaksud pada angka (1) satu dilaksanakan dengan metode assessment centre yang diselenggarakan oleh Badan PPSDM Kesehatan atau lembaga independen yang ditunjuk.

5. Metode assessment centre yang digunakan untuk menilai kompetensi manajerial dari calon pejabat yang akan diangkat dalam jabatan struktural sebagai berikut :

a. Jabatan struktural Eselon IV, sekurang-kurangnya menggunakan psikometri dan kuesioner.

b. Jabatan struktural Eselon III, sekurang-kurangnya menggunakan psikometri, wawancara kompetensi dan analisis kasus atau presentasi.

c. Jabatan struktural Eselon I dan II, sekurang-kurangnya menggunakan assessment centre, sesuai kebutuhan.

6. Assessment tersebut dilaksanakan dengan cara membandingkan

profil kompetensi individu dengan Standar Kompetensi Jabatan yang telah disusun. Usaha ini dilakukan untuk mendapatkan prosentase kecocokan antara kompetensi individu calon pemegang jabatan yang dengan jabatan yang menjadi target (job person

match). Nilai job person match untuk setiap jabatan berbeda sesuai

dengan kompleksitas pekerjaan. Apabila terjadi kesenjangan (gap) antara kompetensi individu dengan kompetensi jabatan maka diberikan pendidikan dan pelatihan (training needs).

(26)

Tabel IV.

TATA CARA PENILAIAN PERSYARATAN ADMINISTRASI CALON PEJABAT STRUKTURAL DI LINGKUNGAN

KEMENTERIAN KESEHATAN

NO UNSUR YANG

DINILAI KLASIFIKASI KUALITATIF SKOR

TOLOK UKUR 1 Pangkat 1.Tertinggi untuk jabatan yang

akan diduduki

2.Terendah untuk jabatan yang akan diduduki

3.Satu tingkat dibawah

10 8 4 2 Ijazah 1.Sesuai kualifikasi jabatan

(S3)

2.Sesuai kualifikasi jabatan (S2)

3.Sesuai kualifikasi jabatan (S1)

4.Tidak sesuai kualifikasi jabatan (S3)

5.Tidak sesuai kualifikasi jabatan (S2)

6.Tidak sesuai kualifikasi jabatan (S1) 10 8 6 3 2 1 3 Diklat Pimpinan 1.Diklatpim Tk. I 2.Diklatpim Tk. II 3.Diklatpim Tk. III 4.Diklatpim Tk. IV 10 8 4 2 4 DUK 1.Urutan pertama

2.Urutan kedua 3.Urutan ketiga 4.Urutan keempat 6 4 2 0 5 Riwayat Jabatan

1.Lebih dari 4 jabatan terkait / korelasi

2.2 – 3 jabatan terkait / korelasi

3.1 jabatan terkait 4.Tidak ada korelasi

8 6 4 2

(27)

NO UNSUR YANG

DINILAI KLASIFIKASI KUALITATIF SKOR

TOLOK UKUR 6 Diklat

Teknis / fungsional

1.Lebih dari 4 diklat terkait 2.2 – 3 diklat terkait

3.1 Diklat terkait 4.Tidak ada kaitannya

10 8 4 2 7 Prestasi

Kerja 1.Setiap unsur bernilai sangat baik 2.Setiap unsur bernilai baik (kecuali unsur kesetiaan bernilai amat baik)

3.Setiap unsur rata-rata bernilai baik

10 8 6

8 Usia 1.10 tahun lebih dibawah usia pensiun

2.5 – 9 tahun dibawah usia pensiun

3.2 – 4 tahun dibawah usia pensiun

6 4 2

9 Kesehatan 1.10 Tahun terakhir sehat 2.Penyakit jantung 3.Kronis 4.Sakit-sakitan 6 4 2 0 10 Hukuman / disiplin

1.Bersih 10 tahun terakhir 2.Bersih 8 tahun terakhir 3.Bersih 5 tahun terakhir 4.Hukuman disiplin 5 tahun

terakhir 8 6 4 0 11 Pengharga an / lama pengabdia n 1.KP istimewa 2.LK Satya 30 tahun (> 25 thn) 3.LK Satya 20 tahun (16 - 25 thn) 4.LK Satya 10 tahun (< 15 thn) 5.Lainnya 5 4 3 2 1 12 Kursus 1.Lemhanas 2.Lainnya 6 2

(28)

NO UNSUR YANG

DINILAI KLASIFIKASI KUALITATIF SKOR

TOLOK UKUR 13 Kemampu an Bahasa Inggris 1.Aktif 2.Pasif 4 2 14 Kursus yang berhubung an dengan jabatan

1.5 sertifikat atau lebih 2.4 sertifikat 3.3 sertifikat 4.2 sertifikat 5.1 sertifikat 5 4 3 2 1 Kriteria sertifikat yang dihitung semua yang berkaitan dengan bidang tugas/tu gas pokok

C. PENGANGKATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL

Dalam rangka pengembangan karier, Pegawai Negeri Sipil dapat diangkat dalam suatu jabatan fungsional. Jenis Jabatan Fungsional di lingkungan Kementerian Kesehatan terdiri atas jabatan fungsional kesehatan dan jabatan fungsional non kesehatan. Jabatan fungsional diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan fungsional meliputi:

a.Inpassing;

b.Pengangkatan pertama; c.Kenaikan jabatan; d.Alih jabatan; dan

e.Pengangkatan kembali.

VIII. ALUR PERPINDAHAN JABATAN STRUKTURAL 1. Perpindahan Jabatan Secara Horizontal

a. Jabatan Struktural Eselon IV

1) Dalam rangka penguasaan, pengembangan dan pemantapan tugas, diperlukan perpindahan jabatan dalam eselon yang sama pada unit kerja eselon II.

(29)

2) Dimungkinkan perpindahan jabatan dalam eselon yang sama antar unit kerja eselon II dalam satu rumpun jabatan.

3) Perpindahan jabatan secara horizontal sekurang-kurangnya 2 (dua) kali.

b. Jabatan Struktural Eselon III

1) Dalam rangka penguasaan dan pengembangan kemampuan yang bersifat teknis dan analisis manajerial, diperlukan perpindahan jabatan dalam eselon yang sama pada unit kerja eselon II.

2) Dimungkinkan perpindahan jabatan dalam eselon yang sama antar unit kerja eselon II, pada eselon I yang sama dalam satu rumpun jabatan.

3) Dimungkinkan perpindahan jabatan antar unit kerja eselon II, pada eselon I yang berbeda dalam satu rumpun jabatan.

4) Perpindahan jabatan secara horizontal sekurang-kurangnya 2 (dua) kali.

c. Jabatan Struktural Eselon II

1) Dalam rangka penguasaan, pengembangan kemampuan, dan pemantapan yang bersifat manajerial, diperlukan perpindahan antar unit kerja pada eselon I yang sama.

2) Dimungkinkan perpindahan jabatan antar unit kerja, pada eselon I yang berbeda dan rumpun jabatan yang berbeda.

3) Apabila diperlukan dimungkinkan perpindahan jabatan antar Kementerian/Instansi.

4) Perpindahan jabatan secara horizontal sekurang-kurangnya 2 (dua) kali.

2. Perpindahan Jabatan Secara Vertikal

Pejabat struktural yang telah mengalami perpindahan jabatan secara horizontal dapat dilakukan perpindahan jabatan secara vertikal yaitu : a. Pejabat struktural eselon IV dapat dipindahkan melalui perpindahan

jabatan secara vertikal ke dalam jabatan struktural eselon III.

b. Pejabat struktural eselon III dapat dipindahkan melalui perpindahan jabatan secara vertikal ke dalam jabatan struktural eselon II.

c. Pejabat struktural eselon II dapat dipindahkan melalui perpindahan jabatan secara vertikal ke dalam jabatan struktural eselon I.

3. Perpindahan Jabatan Secara Diagonal

Pejabat struktural dan fungsional dapat dipindahkan melalui perpindahan jabatan secara diagonal yaitu :

(30)

a. Perpindahan jabatan secara diagonal dari jabatan struktural ke jabatan fungsional dilakukan dalam upaya pengembangan profesionalisme bagi Pegawai Negeri Sipil yang telah mencapai kondisi puncak dan kariernya tidak dapat berkembang lagi sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Perpindahan jabatan secara diagonal dari jabatan fungsional ke jabatan struktural dilakukan dalam upaya memenuhi kebutuhan organisasi berdasarkan kompetensi jabatan.

IX.KATEGORI, RUMPUN DAN PERSYARATAN JABATAN A. Kategori Jabatan

1) Kategori Jabatan digunakan terutama sebagai dasar pertimbangan pelaksanaan mutasi/alih tugas.

2) Disusun atas dasar analisis beban kerja yang diukur berdasarkan kompleksitas dan tingkat kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan jabatan tersebut. Ketentuan umum yang dapat dijadikan bahan pertimbangan :

a.Kategori Pemula, Jabatan yang nilai dan kompleksitasnya relatif masih rendah dan merupakan pengenalan tugas dan fungsi jabatan yang baru didudukinya.

b.Kategori Pengembangan, Jabatan yang nilai dan kompleksitasnya lebih tinggi dari kategori jabatan pemula, serta untuk menambah pengalaman jabatan dan pengembangan kapasitas diri yang telah dimiliki

c. Kategori Pemantapan, jabatan yang nilai dan kompleksitasnya sangat tinggi, hal ini merupakan pemantapan pengalaman jabatan pemula dan/atau jabatan pengembangan serta pemantapan kapasitas diri yang telah dimiliki dalam rangka persiapan promosi ke jenjang jabatan yang lebih tinggi.

1. Pada jabatan tersebut melekat fungsi koordinator antar eselon setingkat dan atau

2. Bidang tugasnya melayani kebutuhan bidang tugas jabatan struktural setingkat lebih tinggi dan atau

3. Perumusan dan koordinasi kebijakan nasional strategis 3) Berikut kategori jabatan berkaitan dengan eselonisasi dan kelas

(31)

Pemula Pengembangan P emantapan

Eselon I 16 17

Eselon II 14 15

Eselon III 11 12 13

Eselon IV 8 9 10

KATEGORI JABATAN BERDASARKAN KELAS JABATAN

Eselon Kategori Jabatan

KELAS JABATAN FUNGSIONAL PADA KEMENTERIAN KESEHATAN

Tingkat Terampil SLTA/D.I D.III

Pelaksana Pemula 5 5 Pelaksana 6 6 Pelaksana Lanjutan 7 7 Penyelia 8 8 Tingkat Ahli S.1 S.2 Pertama 8 9-10 Muda 9-10 10-11 Madya 11-12 12-13 Utama 13-14 14-15 B.Rumpun Jabatan

Rumpun jabatan dapat mempermudah sebagai dasar pertimbangan pelaksanaan pengangkatan dalam jabatan maupun mutasi/alih tugas. Rumpun jabatan terdiri atas jabatan yang mempunyai fungsi dan tugas yang berkaitan erat satu sama lain dalam melaksanakan salah satu tugas umum pemerintah. Rumpun jabatan di Kementerian Kesehatan antara lain :

1. Keuangan dan anggaran; 2. Sumber daya manusia; 3. Administrasi Umum; 4. Teknologi Informasi; 5. Fungsional;

6. Program Pelayanan Kesehatan; 7. Riset dan pengembangan.

(32)

C.Persyaratan Jabatan

Persyaratan Jabatan dibedakan untuk masing-masing kategori jabatan sebagaimana tabel berikut :

Tabel Persyaratan Jabatan

Jabatan : Kepala Sub Bagian Penilaian dan Pengembangan Karier

Eselon : IV.a atau IV.b

Kategori Jabatan : Pengembangan

Persyaratan Uraian

Pangkat dan

golongan/ruang Minimal Penata III/c untuk eselon IV.a dan minimal Penata Muda Tingkat I, III/b untuk eselon IV.b

Hasil penilaian kinerja

(DP-3) Semua unsur penilaian DP-3/SKI minimal kategori baik selama 2 (dua) tahun terakhir Tingkat pendidikan formal Minimal Sarjana (S-1/D-IV)/sederajat

Diklat Kepemimpinan Diutamakan telah lulus Diklat Kepemimpinan Tk. IV

Pengalaman jabatan 1. Pejabat fungsional umum yang menangani minimal 2 (dua) bidang terkait jabatan tersebut sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun untuk setiap jabatan, atau

2. Pejabat Fungsional tertentu dengan masa jabatan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun sesuai bidang jabatan dan sekurang-kurangnya telah 1 (satu) kali naik pangkat/jabatan dengan angka kredit

Diklat teknis Diutamakan telah lulus diklat teknis yang ditetapkan masing-masing unit eselon I sesuai bidang jabatan

Masa Kerja Untuk eselon IV/a masa kerja 8 (delapan) tahun, eselon IV/b masa kerja 6 (enam) tahun

Persyaratan Uraian

Usia 2 (dua) tahun sebelum BUP

Hukuman Disiplin Tidak pernah dikenakan tindakan hukuman disiplin berat dalam 2 (dua) tahun terakhir

(33)

Tabel Persyaratan Jabatan

Jabatan : Kepala Bagian Pengembangan Pegawai Eselon : III.a atau III.b

Kategori Jabatan : Pemantapan

Persyaratan Uraian

Pangkat dan golongan/ruang Minimal Pembina, IV/a untuk eselon III.a dan minimal Penata Tingkat I, III/d untuk eselon III.b

Hasil penilaian kinerja (DP-3) Semua unsur penilaian DP-3/SKI minimal kategori Baik selama 2 (dua) tahun terakhir

Tingkat pendidikan formal Minimal Sarjana (S1)

Diklat Kepemimpinan Diutamakan telah lulus Diklat Kepemimpinan Tk. III

Pengalaman jabatan 1. Sedang menduduki jabatan eselon IV kategori pemantapan sekurang-kurangnya selama 2 (dua) tahun, atau 2. Pejabat Fungsional dengan kriteria:

- masa jabatan sekurang-kurangnya 2

(dua) tahun sesuai bidang jabatan

- sekurang-kurangnya telah 1 (satu)

kali naik pangkat/jabatan dengan angka kredit

- diutamakan pernah menjabat eselon

IV

Diklat teknis Diutamakan telah lulus diklat teknis yang ditetapkan masing-masing unit eselon I sesuai bidang jabatan

Masa Kerja Masa kerja minimal 12 (dua belas) tahun

Persyaratan Uraian

Usia Paling tinggi 2 (dua) tahun sebelum BUP

Hukuman Tidak pernah dikenakan tindakan

hukuman disiplin berat dalam 2 (dua) tahun terakhir

Tes Kompetensi Diutamakan yang telah lulus tes wawancara kompetensi, psikometri dan kuesioner

(34)

Tabel Persyaratan Jabatan

Jabatan : Kepala Bagian Pengembangan Pegawai Eselon : III.a atau III.b

Kategori Jabatan : Pemantapan

Persyaratan Uraian

Pangkat dan golongan/ruang Minimal Pembina, IV/a untuk eselon III.a dan minimal Penata Tingkat I, III/d untuk eselon III.b

Hasil penilaian kinerja (DP-3) Semua unsur penilaian DP-3/SKI minimal kategori Baik selama 2 (dua) tahun terakhir

Tingkat pendidikan formal Minimal Sarjana (S1)

Diklat Kepemimpinan Diutamakan telah lulus Diklat Kepemimpinan Tk. III

Pengalaman jabatan 3. Sedang menduduki jabatan eselon IV kategori pemantapan sekurang-kurangnya selama 2 (dua) tahun, atau 4. Pejabat Fungsional dengan kriteria:

- masa jabatan sekurang-kurangnya 2

(dua) tahun sesuai bidang jabatan

- sekurang-kurangnya telah 1 (satu)

kali naik pangkat/jabatan dengan angka kredit

- diutamakan pernah menjabat eselon

IV

Diklat teknis Diutamakan telah lulus diklat teknis yang ditetapkan masing-masing unit eselon I sesuai bidang jabatan

Masa Kerja Masa kerja minimal 12 (dua belas) tahun Usia Paling tinggi 2 (dua) tahun sebelum BUP

Hukuman Tidak pernah dikenakan tindakan

hukuman disiplin berat dalam 2 (dua) tahun terakhir

Tes Kompetensi Diutamakan yang telah lulus tes wawancara kompetensi, psikometri dan kuesioner

Tabel Persyaratan Jabatan

Jabatan : Kepala Bagian Pengembangan Pegawai Eselon : III.a atau III.b

Kategori Jabatan : Pemantapan

(35)

Pangkat dan golongan/ruang Minimal Pembina, IV/a untuk eselon III.a dan minimal Penata Tingkat I, III/d untuk eselon III.b

Hasil penilaian kinerja (DP-3) Semua unsur penilaian DP-3/SKI minimal kategori Baik selama 2 (dua) tahun terakhir

Tingkat pendidikan formal Minimal Sarjana (S1)

Diklat Kepemimpinan Diutamakan telah lulus Diklat Kepemimpinan Tk. III

Pengalaman jabatan 5. Sedang menduduki jabatan eselon IV kategori pemantapan sekurang-kurangnya selama 2 (dua) tahun, atau 6. Pejabat Fungsional dengan kriteria:

- masa jabatan sekurang-kurangnya 2

(dua) tahun sesuai bidang jabatan

- sekurang-kurangnya telah 1 (satu)

kali naik pangkat/jabatan dengan angka kredit

- diutamakan pernah menjabat eselon

IV

Diklat teknis Diutamakan telah lulus diklat teknis yang ditetapkan masing-masing unit eselon I sesuai bidang jabatan

Masa Kerja Masa kerja minimal 12 (dua belas) tahun Usia Paling tinggi 2 (dua) tahun sebelum BUP

Hukuman Tidak pernah dikenakan tindakan

hukuman disiplin berat dalam 2 (dua) tahun terakhir

Tes Kompetensi Diutamakan yang telah lulus tes wawancara kompetensi, psikometri dan kuesioner

Tabel Persyaratan Jabatan Jabatan : Kepala Biro Kepegawaian

Eselon : II.a atau II.b

Kategori Jabatan : Pemantapan

Persyaratan Uraian

Pangkat dan golongan/ruang Minimal Pembina Utama Madya, IV/d untuk eselon II.a dan minimal Pembin Utama Muda, IV/c untuk eselon II.b

(36)

Hasil penilaian kinerja (DP-3) Semua unsur penilaian DP-3/SKI minimal kategori Baik selama 2 (dua) tahun terakhir

Tingkat pendidikan formal Minimal Magister (S2)

Diklat Kepemimpinan Diutamakan telah lulus Diklat Kepemimpinan Tk. II

Pengalaman jabatan 1. Sedang menduduki jabatan eselon III kategori pemantapan sekurang-kurangnya selama 2 (dua) tahun, atau 2. Pejabat Fungsional dengan kriteria:

a.masa jabatan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun sesuai bidang jabatan b.diutamakan pernah menjabat eselon

II

Diklat teknis Diutamakan telah lulus diklat teknis yang ditetapkan masing-masing unit eselon I sesuai bidang jabatan

Masa Kerja Masa kerja 16 (enam belas) tahun

Hukuman Tidak pernah dikenakan tindakan

hukuman disiplin berat dalam 2 (dua) tahun terakhir

Tes Kompetensi Diutamakan yang telah lulus PAC

Tabel Persyaratan Jabatan Jabatan : Staf Ahli Menteri

Eselon : I.a atau I.b Kategori Jabatan : Pemantapan

Persyaratan Uraian

Pangkat dan golongan/ruang Minimal Pembin Utama, IV/e untuk eselon I.a dan minimal Pembina Utama Madya, IV/d untuk eselon I.b

Hasil penilaian kinerja (DP-3)

Semua unsur penilaian DP-3/SKI minimal kategori Baik selama 2 (dua) tahun terakhir Tingkat pendidikan formal Minimal Magister (S2)

Diklat Kepemimpinan Diutamakan telah lulus Diklat Kepemimpinan Tk. I

(37)

Pengalaman jabatan 1. Diprioritaskan yang sedang menduduki jabatan eselon II kategori pemantapan sekurang-kurangnya selama 2 (dua) tahun, atau

2. Pejabat Fungsional dengan kriteria: a. masa jabatan sekurang-kurangnya 2

(dua) tahun sesuai bidang jabatan b. diutamakan pernah menjabat eselon II Diklat teknis Diutamakan telah lulus diklat teknis yang

ditetapkan masing-masing unit eselon I sesuai bidang jabatan

Masa Kerja Masa kerja minimal 20 (dua puluh) tahun Hukuman Tidak pernah dikenakan tindakan hukuman

disiplin berat dalam 2 (dua) tahun terakhir Tes Kompetensi Diutamakan yang telah lulus PAC

Ketentuan tentang pendidikan dan pelatihan teknis yang dipersyaratkan untuk jabatan struktural akan diatur lebih lanjut dalam ketentuan tersendiri.POLA MUTASI PNS

1. Mutasi PNS harus dilaksanakan secara terencana sesuai dengan hasil analisis jabatan/peta jabatan dan analisis beban kerja serta formasi kebutuhan pada masing-masing unit kerja.

2. Persetujuan mutasi pegawai harus berdasarkan analisa dengan mempertimbangkan hal-hal sebagaimana yang terdapat pada angka 1 (satu) di atas.

3. Guna memastikan tidak terganggunya pelayanan dan program di lingkungan Kementerian Kesehatan maka perpindahan pegawai ke instansi/lembaga lain atau pemerintah provinsi/kabupaten/kota dapat dilakukan minimal 5 (lima) tahun sejak pegawai tersebut melaksanakan tugas kecuali adanya kondisi yang sangat mendesak untuk memenuhi kebutuhan dan/atau pemerataan tenaga dalam menunjang pelayanan dan program kesehatan dengan pertimbangan pejabat eselon I terkait.

4. Sepanjang memenuhi persyaratan yang berlaku, setiap PNS di Kementerian Kesehatan dapat dipertimbangkan untuk mutasi horisontal, diagonal, atau vertikal (promosi).

5. Mutasi diagonal dari pejabat struktural atau pejabat fungsional umum menjadi pejabat fungsional tertentu dapat dipertimbangkan setelah memenuhi ketentuan yang diatur untuk masing-masing jabatan fungsional tertentu.

(38)

6. Dalam kondisi normal, mutasi PNS dalam jabatan struktural dapat dilaksanakan dalam waktu 2 (dua) hingga 5 (lima) tahun. Ketentuan tersebut dikecualikan dalam hal :

a. Terjadi perubahan organisasi; dan / atau b. Melakukan pelanggaran disiplin PNS. X. POLA PEMBINAAN KARIER

A. Pembinaan Karier

1. Pembinaan karier PNS dilaksanakan dalam rangka mengembangkan kompetensi PNS sehingga memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk melaksanakan tugas suatu jabatan.

2. Pembinaan karier PNS dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk sebagai berikut:

Bentuk

Pembinaan Karier Penjelasan

Pembekalan Pembekalan bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang visi, misi Kementerian Kesehatan dan kebijakan yang ditempuh untuk mencapainya, serta tugas-tugas yang akan dilaksanakan oleh CPNS/PNS. Pembekalan sebagaimana dimaksud atur dalam pedoman orientasi PNS.

Magang Magang merupakan salah satu program pelatihan dan pengembangan pegawai. Magang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan pada tugas-tugas yang akan diembannya dengan cara mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang ada di tempat magang.

Diklat Prajabatan Diklat Prajabatan dilaksanakan untuk memberikan pemahaman tentang kewajiban dan hak sebagai PNS, serta peran PNS sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Diklat ini diperuntukkan bagi CPNS sebagai syarat untuk diangkat sebagai PNS Golongan I, Golongan II, atau Golongan III

Diklat

Kepemimpinan

Diklat Kepemimpinan (Dikpim) dilaksanakan untuk memberikan pemahaman teoritis maupun praktis

(39)

dalam mengelola organisasi. Diklat ini terdiri dari Diklatpim IV, Diklatpim III, Diklatpim II dan Diklatpim I, yang diperuntukkan bagi PNS yang sedang atau akan menduduki jabatan struktural. Diklat Kepemimpinan wajib diikuti oleh PNS yang telah diangkat dalam jabatan eselon I, II, III dan IV, dan dapat diberhentikan dari jabatannya apabila selama-lamanya 2 tahun setelah diangkat tidak mengikuti Diklat Kepemimpinan

Diklat Teknis Diklat teknis dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan teknis yang mendukung pelaksanaan tugas jabatan.

Diklat

Penjenjangan Fungsional

Diklat Penjenjangan fungsional dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan teknis fungsional yang mendukung pelaksanaan tugas fungsional pada jenjang tertentu. Diklat ini sebagai salah satu syarat untuk diangkat dalam jenjang jabatan fungsional tertentu.

Pendidikan Formal

Pendidikan formal dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan dan daya nalar , analisis, dan konsepsi PNS sehingga mampu melaksanakan tugas organisasi sesuai perkembangan IPTEK

Mutasi Jabatan Mutasi dilaksanakan untuk memberikan wawasan dan tugas-tugas lain di luar bidang tugas sebelumnya sehingga PNS tersebut terdorong untuk selalu meningkatkan kinerja organisasi Penugasan

Khusus

Penugasan khusus diberikan kepada PNS atas kompetensi yang dimilikinya untuk menambah wawasan PNS yang bersangkutan serta meningkatkan kinerja organisasi

Terminasi Untuk mengantisipasi adanya “post power syndrome” ketika menghadapi pensiun maka sebelum seseorang memasuki masa pensiun akan dibekali dengan pendidikan dan pelatihan ketrampilan praktis sebagai bekal masa pensiun.

(40)

PENUTUP

1. Pola karier PNS lingkup Kementerian Kesehatan merupakan kebutuhan yang mendasar untuk dijadikan pedoman sehingga dapat menjamin kepastian pengembangan karier PNS.

2. Pola karier PNS lingkup Kementerian Kesehatan secara terus menerus akan dievaluasi dan dikembangkan sesuai dinamika perubahan organisasi pemerintahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Diperlukan komitmen yang tinggi dari semua komponen yang bertanggungjawab dalam pengelolaan kepegawaian di lingkup Kementerian Kesehatan sehingga pola karier ini dapat diterapkan atas dasar prinsip transparansi, kejujuran, dan keadilan serta bebas dari unsur kolusi, korupsi dan nepotisme.

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Gambar

Tabel IV.
Tabel Persyaratan Jabatan  Jabatan   :  Kepala Biro Kepegawaian
Tabel Persyaratan Jabatan  Jabatan   : Staf Ahli Menteri

Referensi

Dokumen terkait

Program ini dapat mengetahui kalimat- kalimat sederhana yang ditulis dalam bahasa Inggris dan mampu memberikan jawaban dari fakta-fakta yang didengar dalam

yang berjudul Pengaruh Konsentrasi Tepung Spirulina platensis pada Pakan Terhadap Peningkatan Warna Ikan Komet ( Carassius auratus ).. Pada kesempatan ini penulis

Jika dalam sistem feodal para petani masih punya hubungan langsung dengan barang yang diproduksinya, maka dalam sistem kapitalis pekerja terpisah sama sekali dari

Tata letak permukiman tongkonan Kampung Adat Tua Sillanan yang mengumpul dalam satu lokasi menunjukkan fenomena yang berbeda dengan tata permukiman komunitas adat

- Hipotesis dapat dibuktikan dengan percobaan (dilihat dari keterkaitan penyusunan alat dan bahan dan langkah kerja pada rancangan percobaan) - Hipotesis tidak. memiliki

Oleh karena nilai Fhitung (1,958) lebih besar dari nilai Ftabel dan nilai probabilitas (sig.) 0,153 &gt; 0,05, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis nol atau Ho ditolak dan

Dengan demikian antara daya tahan kekuatan otot perut dan kelentukan togok memiliki kontribusi yang berarti (signifikan) terhadap kemampuan tendangan mawashi geri

Bab ini menguraikan beberapa kajian teoretis dari literatur yang terkait dengan studi ini yaitu moda transportasi perkotaan, pangsa pasar angkutan penumpang,