• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEJARAH MAKANAN TRADISONAL SALATIGA STUDI KASUS PERSAINGAN USAHA ENTING-ENTING GEPUK DAN GULO KACANG ANTARA PRIBUMI MUSLIM DAN MASYARAKAT NON MUSLIM TAHUN 2000 -2010 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "SEJARAH MAKANAN TRADISONAL SALATIGA STUDI KASUS PERSAINGAN USAHA ENTING-ENTING GEPUK DAN GULO KACANG ANTARA PRIBUMI MUSLIM DAN MASYARAKAT NON MUSLIM TAHUN 2000 -2010 SKRIPSI"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

SEJARAH MAKANAN TRADISONAL SALATIGA

STUDI KASUS PERSAINGAN USAHA ENTING-ENTING

GEPUK DAN GULO KACANG ANTARA PRIBUMI MUSLIM

DAN MASYARAKAT NON MUSLIM TAHUN 2000 -2010

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Humaniora

Oleh :

Muhamad Sofi Soleh (216-13-024)

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN HUMANIORA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)

iv MOTTO

“SEBAIK-BAIK MANUSIA ADALAH MEREKA YANG BISA MEMBERI MANFAAT UNTUK ORANG LAIN”

(Al-Hadist)

“PERJALANAN YANG JAUH NAN TERJAL AKAN BISA DITEMPUH DAN BERHASIL

DENGAN MEMULAI 1 LANGKAH KAKI”

(6)

v

PERSEMBAHAN

“Kedua orangtuaku, H.Mufrodli S.Pdi dan Siti Zulfah yang sangat ku hormati dan

ku sayangi”

“Kakak Anis dan adik-adikku, Nurul dan Afif yang selalu memotivasiku agar

cepat menyelesaikan skripsi ini”

“Kepada sahabatku mas Boy, mas Sem yang selalu menemaniku dalam mencari

sumber dalam skripsi ini”

Temen-temen seperjuangan spi,13 yang selalu saling menyemangati satu sama

yang laianya khususnya Boy, Sam’ani, Meong-meong, Mendor,Faiz, Rifkhan,

Qosim, Fahmi, Ika, Qisti, Bunda, Eli, Ingkan, Tiara, Ulfa, Erni, Kurnia,Vera, cempluk dan lainya.

Teman-teman pondok yg selalu mengingatkanku tentang skripsi ini khususnya mas Widonk,Gareng, Emte, Samsul, Latief.

(7)

vi ABSTRAK

MUHAMAD SOFI SOLEH. 2017. Sejarah Industri Makanan Tradisional

Salatiga Studi Kasus Persainagan Usaha Enting-enting gepuk dan Gulo Kacang antara Pribumi Muslim dan Masyarakat Non Muslim Tahun 2000- 2010. Salatiga: Program Studi Sejarah Peradaban Islam. Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Penelitian ini mengkaji tentang Persaingan Bisnis Pengusaha Enting-Enting Gepuk dan Gulo Kacang antara Etnis Tionghoa dengan Masyarakat Muslim di Salatiga Tahun 2000-2010. Permasalahan yang diungkap dalam skripsi ini adalah: (1) Bagaimanakah etika bisnis Etnis Tionghoa dengan Pribumi Muslim (2) Bagaimanakah kondisi ekonomi Kota Salatiga pada tahun 2000-2010. (3) Bagaimanakah produksi dan strategi pemasaran enting-enting gepuk dan gulo kacang.

Untuk mengkaji permaslahan tersebut maka peneliti menggunkan sebuah metode yaitu metode sejarah yang meliputi empat tahap, yaitu Heuristik, Kritik Sumber, Interprestasi dan Historiografi. Batasan Lingkup spasial dalam penelitian ini adalah di Kota Salatiga karena enting-enting gepuk dan gulo kacang merupakan salah satu oleh-oleh khas dari Kota Salatiga. Sedang lingkup temporalnya pada tahun 2000-2010 karena pada tahun 2000 enting-enting gepuk mulai mengalami perkembangan yang begitu pesat sehingga terjadi sebuah persaingan secara sehat antar pelaku usaha di Kota Salatiga, dan diakhiri pada tahun 2010 karena para pelaku usaha enting-enting gepuk dan gulo kacang mulai mengalami penurunan omset dikarnakan banyaknya produsen yang membuat enting-enting gepuk dan gulo kacang sehingga banyak perusahaan yang gulung tikar.

Ada tiga kesimpulan dalam penelitian ini: pertama, etika bisnis Etnis Tionghoa lebih mengedepankan pada pelayanan dan kepuasan kepada pelanggannya sedangkan Pribumi muslim lebih kepada rasa kepercayaanya kepada pelangganya walaupun baru kenal. Kedua kondisi ekonomi Kota Salatiga dari tahun 2000-2010 terus mengalami kenaikan terutama pada bidang usaha tekstil tetapi di bidang bisnis makananpun juga mengalami kenaikan walaupun tidak begitu berpengaruh pada ekonomi di Kota Salatiga. Ketiga dalam produksi dan strategi enteng-enteng gepuk lebih unggul dibandingkan dengan gulo kacang dikarenakan enting-enting gepuk sudah mempunyai jaringan yang luas sedangkan gulo kacang masih dalam lingkup Kota Salatiga.

(8)

vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

(9)

viii

B. Konsonan Rangkap Karena Syaddah ditulis Rangkap

ةددعتم

C. Ta’ marbutah di Akhir Kata ditulis h

(10)
(11)

x

Diikuti huruf Qamariyyah maupun Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf "al".

I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat

(12)

xi

KATA PENGANTAR نيملاعلا بر لله دمحلا

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Persaingan Bisnis Usaha Enting-Enting Gepuk dan Gulo Kacang

antara Etnis Tionghoa dengan Pribumi muslim di Salatiga Tahun 2000-2010” yang disusun guna melengkapi syarat-syarat penyelesaian strata 1 Pada Program Studi Sejarah Peradaban Islam Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humainora (FUADAH) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberi bantuan baik berupa ide, gagasan, kritik, serta pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis sampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Dr. Rahmat Haryadi,M.Pd., selaku rektor IAIN Salatiga

2. Dr. Beny Ridwan, M.Hum., selaku dekan FUADAH yang telah

memberikan kemudahan perizinan dalam penelitian untuk skripsi ini.

(13)
(14)

xiii HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

E. Jenis Industri Makanan Tradisional Salatiga ... 35

BAB III: MENTALITAS DAGANG MASYARAKAT MUSLIM DENGAN NON MUSLIM A. Etika Bisnis ... 37

1. Etika bisnis Islam ... 38

2. Etika bisnis Tionghoa ... 41

B. Perkembangan Bisnis masyarakat Muslim dengan Non Muslim ... 49

1. Sejarah Bisnis Masyarakat Muslim ... 50

2. Sejarah Bisnis Etnis Tionghoa ... 52

BAB IV: persaingan bisnis makanan di salatiga tahun (2000 – 2010) A. Sistem pengadaan bahan baku ... 61

B. Produksi dan Strategi pemasaran perusahaan ... 63

(15)

xiv BAB V: PENUTUP

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

NO GAMBAR KETERANGAN

1 Gambar I Foto peta Kota Salatiga

2 Gambar II Foto klenteng Hok Tiek Bio

3 Gambar III Plang nama produsen

4 Gambar IV Pembuatan entingenting gepuk

5 Gambar V Foto enting-enting gepuk

6 Gambar VI Plang nama produsen gulo

kacang

7 Gambar VII Pembuatan gulo kacang

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

NO JENIS LAMPIRAN KETERANGAN

1 Lampiran I Surat pernyataan wawancara Bpk. Slamet Riyanto

2 Lampiran II Surat pernyataan wawancara Bpk. Anto 3 Lamoiran III Surat pernyataan wawancara Bpk. Agung

Yulianto

4 Lampiran IV Surat pernyataan wawancara Bpk. Abu Naim

5 Lampiran V Surat pernyataan wawancara Bpk.

Nurcholis Majid

6 Lampiran VII Surat ijin penelitian Kasubangpol

7 Lampiran VIII Surat ijin penelitian dari kampus

8 Lampiran IX Pedoman wawancara

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Era pasar bebas dewasa ini perkembangan perekonomian dunia begitu pesat, seiring dengan berkembang dan meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan dan teknologi. 1 manusia berlomba-lomba untuk memenuhi kebutuhanya yang terkadang mereka tidak mempertimbangkan kepentingan orang lain dan menjadikan manusia yang matrealistis serta meninggalkan norma-norma kemanusiaan dan nilai-nilai kemanusiaan. Manusia untuk memenuhi kebutuhanya yang tidak terbatas, menjalin hubungan dengan cara melakukan kerja sama dengan orang lain yaitu melakukan penawaran dan permintaan (supply and demand) untu mengantisipasi globalisasi ekonomi dan menguatkan kekuatan pasar agar mampu bersaiang yang dikenal dengan istilah bisnis.2

Orang sering berfikir buah tangan atau oleh-oleh saat berpergian ke luar kota bahkan keluar negeri, tanpa membawa buah tangan rasanya kurang lengkap. Orang yang berpergian pasti disempatkan untuk membeli oleh-oleh untuk dibagikan ke Orang terdekat. Sekarang mencari oleh-oleh tidaklah sulit, karena toko-toko penjual oleh-oleh khas daerah telah banyak berdiri di pinggir-pinggir jalan untuk memudahkan para pembelinya, maka prospek inilah yang dinilai bagus untuk mengembangkan usaha dalam rumah, seperti enting-enting gepuk

(19)

2

ini, karena makanan khas salatiga yang terbuat dari bahan dasar kacang tanah dan gula ini sudah tidak asing lagi ketika para wisatawan bepergian ke kota yang sejuk di bawah kaki Gunung Merbabu yaitu Salatiga.3

Pada mulanya usaha enting-enting gepuk ini dirintis oleh seorang imigran dari Fukikian China yaitu Khoe Choeng Hok. Khoe Choeng Hok mulai merintis usahanya pada tahun 1920 an. Pembuatan pertama kali dilakukan di Klenteng HOK TEK BIO No 13 Salatiga, mengapa pembuatan itu dilakukan di klenteng? Karena Khoe Choeng Hok merupakan juru kunci klenteng Hok Tek Bio itu4.

Karena dulu diproduksi di dalam klenteng maka di merk menggunakan

nama KLENTENG&2 HOOLO tulisan “Khoe”pada hoolo kanan dan

tulisan”xiong di jie mai”pada hoolo kiri melambangkan bahwa Khoe dan Xiong

Di Ji Mai adalah saudara (kakak,adik) yang melambangkan produksi Khoe Choeng Hok dan Xiong Di Ji Mai dari keluarga KHOE.

Dulu pertama kali enting-enting gepuk diproduksi bungkusnya masih menggunakan klobot (kulit buah jagung) dan menjualnya masih sangat sederhana yaitu dengan menggunakan tampah5,blek6, atau kaleng, penjualannya masih dalam kampung sendiri dan sekitarnya saja, sudah sangat berbeda dengan masa sekarang yang dikemas menggunakan kertas dan dipasarkan ke seluruh pusat

3Pemerintah kota salatiga, profil potensi unggulan investasi kota salatiga, 2010 hlm 23 4http://maribelajarsejarahsalatiga.weebly.com/enting---enting-gepuk.html di akses pada tanggal 12 april 2017 jam 21:42

5Tampah : sebuah alat yang terbuat dari bambu dan di anyam yang gunanya untuk memisahkan antara beras dan padi.

(20)

3

oleh-oleh di kota Salatiga, bahkan sekarang sudah sampai ke luar kota, seperti kota Semarang Kabupaten Semarang, Kabupaten Boyolali bahkan ke Solo.

Setelah Khoe Tjong Hok wafat, pembuatan enting-enting gepuk sudah tidak diperbolehkan di dalam klenteng lagi,setelah itu anak-anak dari Khoe Tjong Hok meneruskan usahanya dengan sendiri-sendiri. Khoe Tjong Hok meninggalkan empat anak yaitu, Khoe Djon Nio, Khoe Poo liong, Khoe Djio Nio, Khoe Tang Nio.

Maka dari ke empat anaknya itu, sekarang membuka usaha enting-enting gepuk semua, masyarakat Salatiga jangan heran kalau menemukan enting-enting gepuk dengan merk KLENTENG & 2 HOOLO7 bahkan yang laianya di tempat yang berbeda. Maka dengan itu sekarang enting-enting gepuk mengalami perkembangan yang sangat pesat salah satu anak dari Khoe Tjong Hok menjadi produsen enting-enting gepuk terbesar di Salatiga yang dulu masih home industri sekarang menjadi industri sedang.8 Karena permintaan pasar yang sangat besar terhadap oleh –oleh atau makanan ringan maka para pengusaha atau pebisnis di Kota Salatiga berlomba- lomba untuk menjajakan makanan seperti Gulo Kacang, Kripik Paru, Singkong Keju dan lain-lain.

Gulo kacang adalah satu jenis makanan khas Jawa Tengah, tidak sulit untuk menemukan makanan gulo kacang ini apabila pembaca bertandang ke Salatiga, Boyolali, Solo, Klaten dan Magelang pasti banyak di jajakan di toko oleh-oleh. Kata gulo kacang sendiri oleh masyarakat Salatiga muncul untuk

(21)

4

menggambarkan buruknya kondisi jalan pada saat itu. Kalau ada jalan- jalan yang berlubang yang tidak rata dan bergelombang maka jalan tersebut disebut dengan

“jalan gulo kacang” bentuk gulo kacang yang tidak rata dan bergelombang

mungkin dijadikan alasan kenapa di namakan gulo kacang.

Gulo kacang muncul di Salatiga belum tahu persis dari tahun kapan namun diperkirakan sudah dari tahun 1900-an namun gulo kacang “mas noer” mulai produksi dari tahun 2003 pertama yang merintis adalah ibu Nur yaitu ibu Nurcolis Majid, semula Nur merupakan seorang pedagang gula merah di Pasar Raya Salatiga ketika pada tahun 1998 mengalami penurunan penjualan yang dikarnakan adanya rezim militer dari Soharto maka Nur mempunyai inisiatif untuk membuat Golo kacang karena berdasarkan pengalamanya yang pernah menjadi karyawan di tempat Usaha gulo kacang di Salatiga akhirnya Nur berhasil membuat dan memasarkanya di Pasar Raya.

(22)

5

Untuk mengetahui perkembangan dan persaingannya, maka penulis melakukan penelitian yang berjudul ”Sejarah Indsutri Makanan Tradisional Salatiga Studi kasus Persaingan Usaha Enting-enting gepuk dan Gulo Kacang anatara Pribumi Muslim dengan Masyarakat Non Muslim tahun 2000 –2010”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Penelitian sejarah sangat berbeda dengan penelitian ilmu sosial yang lain, karena penelitian sejarah apabila ingin disusun menjadi sebuah karya sejarah maka diperlukan batasan ruang lingkup yang akan diteliti karena dengan ruang lingkup maka penjelasanya akan lebih mudah untuk dipahami.

Agar dapat memahami permasalahan dalam penelitian maka sangat perlu adanya batasan ruang lingkup baik itu Spasial maupun Temporal. Batasan spasial dan temporal dalam penelitian ini adalah sebgai berikut:

Ruang lingkup spasial dalam penelitian ini, penulis mengambil kota Salatiga sebagai tempat untuk penelitian karena di kota Salatiga terjadinya persaingan bisnis makanan ringan atau oleh-oleh khas salatiga antara etnis Tionghoa dengan masyarakat Pribumi, adapun tempatnya adalah sebagai berikut:

Produsen Enting –enting gepuk klenteng & 2 holo jl.kalinyamat kalioso Salatiga,enting- enting gepuk arya mas jl.pengilon no 56 kota Salatiga enteig – enting gepuk rumah & batu jl.karang kepoh II 17 B kota Salatiga, sedangkan untuk usaha Pribumi yakni gulo kacang adapun tempatnya produsen gulo kacang

(23)

6

kacang “ Maz Noer” jl .Salatiga-Dadap ayam KM 3, gulo kacang Rumah & Batu

jl. Tegalrejo.

Ruang lingkup temporal pada penelitian ini dimulai pada tahun 2000 – 2010. Pada tahun 2000 sebagai titik awal mulai berkembangnya industri enting-enting-gepuk dan gulo kacang ke masyarakat luas tidak hanya di salatiga saja bahkan sudah sampe keluar daerah yaitu Solo, Yogya, Boyolali, Semarang dan lain-lain. pada tahun 2010 industri enting-enting gepuk dan gulo kacang mulai mengalami penurunan omset dikarnakan sudah banyaknya persaingan antara yang satu dengan yang lainya dan pergantian manajemen usaha antara bapak dan anaknya, tetapi anaknya belum bisa untuk menjalankan usaha yang di jalankan bapaknya selama ini.

Bertitik tolak dari latar belakang permasalahan tersebut maka peneliti merumuskan beberapa pokok permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah etika bisnis Non Muslim dengan Pribumi Muslim? 2. Bagaimanakah keadaan ekonomi Kota Salatiga tahun 2000-2010? 3. Bagaimanakah persaingan usaha Enting-enting Gepuk dan Gulo

Kacang dalam produksi dan strategi pemasaranya?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

(24)

7

Penelitian tentang persaingan bisnis usaha enting-enting gepuk dan gulo kacang antara Etnis Tionghoa dengan Pribumi muslim di Kota Salatiga tahun 2000-2010 mempunyai tujuan sebgai berikut:

a. Untuk mengetahui bagaimana etika bisnis Non Muslim dengan

Pribumi muslim.

b. Untuk mengetahui kondisi ekonomi Kota Salatiga pada tahun 2000-2010.

c. Untuk mengetahui persaingan usaha Enting-enting Gepuk dan Gulo Kacang dalam produksi dan strategi pemasaranya.

2. Manfaat penelitian

Dalam penelitian ini tujuan secara umum adalah untuk mengetahui sejarah geografi, sosial dan ekonomi Salatiga. Dalam tujuan peneliti yang diharapkan dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat untuk menambah sumbangsi keilmuan bagi pembaca. Untuk menjadi rujukan dalam penulisan di perpustakaan, bagi siapa yang membacanya. Bisa menjadi bahan dasar penelitian selanjutnya yang memiliki kesamaan tema. Dapat menjadi pembanding dalam berbagai karya orang lain.

(25)

8

Untuk mengetahui gambaran umum Kota Salatiga, untuk memahami latar belakang sejarah Kota Salatiga dalam perubahan sosial ekonomi. Untuk mengetahui perkembangan ekonomi di Salatiga khususnya dari bisnis makanan yaitu enting-enting gepuk dengan gulo kacang.

D. Kerangka Konseptual

Dengan berkembangnya metodologi sejarah, peneliti sejarah harus bisa saling mengkaitkan atau mendekatkan anatara ilmu sejarah dengan ilmu yang lain seperti sosial, ekonomi, hukum dan lain-lain, maka ketika si peneliti akan menganalisis berbagai suatu peristiwa atau fenomena masa lampau, maka peneliti menggunakan konsep-konsep dari berbagai ilmu-ilmu sosial yang sesuai dengan pokok tujuan penulisan. Maka dari itu, pada penelitian ini akan dilakukan suatu pendekatan dengan ilmu bantu lain yakni dengan pendekatan ekonomi dan sosial.

1. Persaingan

Persainagan adalah suatu proses sosial, dimana beberapa orang atau kelompok berusaha mencapai tujuan yang sama dengan cara yang lebih cepat dan mutu yang lebih tinggi contohnya seperti persainagn teknologi, persaingan usaha atau bisnis.9

2. Bisnis

Bisnis dalam ilmu ekonomi merupakan suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen untuk mendapatkan keuntungan atau laba. Istilah bisnis berasal dari inggris yaitu Business. Business sendiri berasal dari

(26)

9

kata busy yang berarti sibuk dalam kontek individu, komunitas, ataupun masyarakat. Maksut dari sibuk ini adalah mengerjakan aktifitas atau pekerjaan yang bisa mendatangkan sebuah keuntungan.10

Secara etimologi bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakuakan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata bisnis sendiri memiliki tiga penggunaan, yang pertama adalah tergantung skupnya atau penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum). Lalu yang kedua adalah teknis.sementara yang ketiga adalah ekonomis yang bertujuan untuk mencari laba atau untung.11

Selama ini banyak orang memahami bisnis adalah bisnis yang tujuan utama untuk memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya. Hukum ekonomi klasik yang mengendalikan modal sekecil mungkin dan mengeruk keuntungan sebesar mungkin telah menjadikan para pelaku bisnis menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan, mulai dengan cara memperoleh bahan baku, bahan yang digunakan, tempat produksi, tenaga kerja, pengelolanya, pemasaranya dilakukan seefektif dan seefisien mungkin. Hal ini tidak mengherankan jika para pelaku bisnis jarang memperhatiakan tanggung jawab sosial dan mengabaikan etika dalam bisnis.12 Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau intitusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan

10 Erwin Suryatama, lebih memahami Analisis SWOT dalam Bisnis,Kata Pena,2014 h 1 11 Ibid, hlm 2

(27)

10

kesejahteraanrakyat. Model bisnis seperti ini kontras dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah, masyarakat umum, atau serikat pekerja.13 Bisnis yang dimaksut dalam penelitian ini adalah bisnis usaha oleh-oleh khas Salatiga yaitu enteng-enteng gepuk dan gulo kacang.

3. Etnis Tionghoa

Salah satu etnis di indonesiayang asal usulnya mereka berasal dari negara Tiongkok atau China. Biasanya mereka menyebut dirinya dengan istilah Tengleng(Hokkien), tengnang(Tiochu), atau Thongnyin(Hakka) dalam bahasa mandarin mereka disebut Tangren atau orang orang tang dikarnakan orang –orang tionghoa di indonesia berasal dari tiongkok selatan. Sedangkan orang tiongkok dari utara menyebut dirnya dengan nama Han. Leluhur orang Tionghoa berimigrasi ke Indonesia dikarnakan adanya kegiatan perniagaan bahkan sebelum negara Indonesia di bentuk kerajaan nusantara kuno telah berhubungan dengan erat dengan dinasti dinasti yang berkuasa di Tiongkok. Faktor inilah yang menyuburkan perdagangan dan lalu lintas barang maupun manusia dari tiongkok ke Nusantara dan sebaliknya.

Negara Indonesia setelah merdeka, orang Tionghoa yang berkewarganegaraan Indonesia digolongkan sebagai salah satu suku dalam lingkup nasional Indonesia, sesuai pasal 2 UU Nomor 12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan tionghoa.14

4. Pribumi Muslim

13 Erwin Suryatama, lebih memahami Analisis SWOT dalam Bisnis, Kata Pena,2014 hlm 2

(28)

11

Jauh sebelum islam masuk ke tanah daerah Jawa mayoritas masyrakat di tanah Jawa menganut kepercayaan animisme setra dinamisme. selain menganut itu kepercayaan tersebut masyrakat Jawa juga sudah dipengaruhi oleh unsur-unsur budaya Hindu dan Budha yang berasal dari India. Seiring dengan berjalanya waktu tidak lama kemudian Islam mulai masuk ke Jawa melewati Gujarat dan Persia dan ada yang berpendapat langsung dibawa oleh orang arab, terutama dari pedagang Timur Tengah.

Era wali songo adalah era berakhirnya dominasi Hindu – Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Wali songo adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia kususnya di Jawa peranan wali songo sangat besar dalam mendirikan kerajaan Islam di Jawa.

Salah satu cara penyebaran Islam dilakukan dengan cara berdakwah. Penyebaran Islam melalui dakwah ini berjalan dengan cara para ulama’ mendatangi masyarakat dengan menggunakan pendekatan sosial budaya . pola ini memakai bentuk akulturasi, yaitu menggunakan jenis budaya setempat yang dialiri dengan ajaran Islam di dalamnya. Disamping itu para

ulama’ juga mendirikan pesantren- pesantren sebagai sarana pendidikan

Islam. Sehingga masyarakat pun dengan senang hati mau masuk agama Islam dan agama Islam terus berkembang hingga menjadi agama mayoritas di negra Indonesia.15

(29)

12 E. Tinjuan Pustaka

Untuk menghindari kerancuan objek studi dan untuk memperkaya materi penulisan maka peneliti melakukan tinjuan pustaka terhadap beberapa penelitian yang sama tetapi beda sudut pandangnya seperti berikut ini :

Tesis karya Muh. Syafiul Hafidh (2015) berjudul Relasi Bisnis Komunitas Muslim Jawa Dengan Komunitas Tionghoa Di Pekalongan yang berisikan tentang perbedaan penerapan sistem perilaku bisnis antara komunitas Tionghoa dan Muslim Jawa di Pekalongan serta relasi keduanya. Tesis ini membeikan ulasan mengenai strategi bisnis dalam etnis Tionghoa, terlebih untuk bertahan hidup. Dalam perekonomian memang etnis Tionghoa Indonesia lebih maju dibandingkan dengan masyarakat pribumi di Pekalongan, maka dengan itu etnis Tionghoa menjalin kerja sama dengan masyarakat Pekalongan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan perekonomian mereka. Perbedaan anatara tesis karya Muh. Syaiful Hafidh dengan peneliti adalah peneliti lebih membahas ke persainganya sedangkan tesis di atas lebih condong ke relasi bisnisnya.

(30)

13

banyak strategi – strategi agar mampu bersaing dan bertahan selama ini. Perbedaan anatara skripsi Batara Efendi dengan peneliti disini adalah peneliti membahas stategi- strtegi dalam persainagan bisnis makanan sedang skripsi Batara Efendi lebih membahas ke perusahaan Oto Busnya.

Skripsi Iskandar Mirza (2014) berjudul Strategi Menejemen Usaha Pedagang makanan orang Jawa di Makasar. Disini dijelaskan para pedagang makanan yang berasal dari jawa ini merupakan para pendatang yang datang ke Makasar untuk mengadu nasib hanya sebagai pedagang. Mereka mempunyai pola kerja yang berbeda , peralatan kerja dan penampilanya begitu sederhana begitupun tempat tinggal mereka. Ada berbagai jenis makanan yang dijajakan dan memang makanan yang dijajakan berasal dari daerah Jawa, hanya mereka yang tahu bagaimana cara meraciknya dan membuatnya sehingga menghasilkan rasa yang sanagat enak dan banyak di senangi oleh para pemuda dan ibu-ibu di Makasar. Dari hasil makanan inilah mereka mampu bertahan hidup samapai sekarang. Perbedaanya skripsi di atas dengan skripsi peneliti adalah itu terjadi di Makasar sedangkan peneliti di Salatiga tetapi mempunyai kesamaan di bidang bisnis makanan.

(31)

14

yang sangat harmonis maka terjalinlah sebuah akulturasi Budaya seperti kesenian, olahraga dan bahasa serta perkawinan campur antara Etnis Cina dengan Etnis Jawa sehingga tidak pernah menjadi konflik sama sekali di Kudus sehingga menghasilkan kerjasam di bidang perekonomian khususnya di bidang perdagangan dan kewiraushaan. Perbedaanya skripsi di atas dengan skripsi peneliti adalah sama-sama membahas masalah Etnis Cina dengan Etnis Pribumi di Kudus sedangkan peneliti di Salatiga.

E. Metode Penelitian

Penelitian merupakan salah satu hal yang penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan, sekaligus sebagai bagian yang penting dalam perkembangan peradaban manusia. Tanpa penelitian suatu ilmu tidak akan pernah berkembang, tidak suatu negara yang sudah maju dan berhasil dalam pembangunan, tanpa melibatkan banyak kegiatan di bidang penelitian.

(32)

15

menggunakan penelitian kualitatif jenis sejarah sebagai alat untuk memperleh informasi yang di inginkan.16

Penelitian sejarah merupakan kegiatan untuk mengungkap peristiwa-peristiwa di masa lampau, tujuanya untuk merekonstruksi peristiwa-peristiwa-peristiwa-peristiwa masa lalu secara sistematis dan obyektif, melalui pengumpulan, evaluasi yang diperoleh dari berbagai sumber, sehingga dapat ditetapkan menjadi fakta-fakta untuk membuat suatu kesimpulan yang sifatnya tetap masih hipotesa.17

Metodologi penelitian sejarah tidak bisa lepas dari definisi sejarah secara umum,yaitu bahwa sejarah merupakan gambaran pengalaman manusia pada masa lalu. Adapun tujuan seorang sejarawan adalah untuk memperoleh pengetahuan tentang masa lampau kemudian menyajikannya. Metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis yaitu penyelidikan yang mengklafisikasikan metode pemecahan masalah ilmiah dari perspektif historis suatu masalah.

Proses awal yang dilalui oleh sejarawan untuk menulis sejarah dengan menentukan tema sesuai dengan minat dan keyakinan penulis. Hal ini diharapkan dapat memacu semangat penulis untuk meneliti secara sungguh-sungguh, jika dikerjakan dengan sungguh-sungguh maka akan mendapatkan hasil yang lebih baik.

16 Wiratna Sujarwani, metodologi penelitian.pustaka baru press, Bantul, 2014, hlm 19

(33)

16

Metode penelitian sejarah dalam penulisan proposal ini di bagi menjadi empat langkah yaitu antara lain: Heuristic (pengumpulan data), Verifikasi (kritik sumber), Interprestasi (analisa sumber), dan Historiografi (penulisan).

1. Heuristik

Tahap pertama dalam metode penelitian sejarah adalah heuristik mencari sumber atau mengumpulkan sumber. sumber sejarah dapat berupa catatan-catatan, peninggalan-peninggalan seseorang pada masa lampau atau berupa bukti yang ditinggalkan manusia pada waktu lampau yang menunjukkan segala aktifitasnya dulu.18 Pada tahap ini, peneliti mencari sumber yang berkaitan dengan bisnis, persainagan bisnis, etnis tionghoa maupun masyarakat pribumi islam. Sumber seperti ini dapat ditemukan pada buku-buku di perpustakaan maupun dari internet, dan untuk arisp dapat ditemukan di kantor-kantor instansi tertentu maupun di tempat penelitian. Dalam penulisan ini peneliti menggunakan buku-buku, internet dan wawancara.

dalam pencarian sumber atau literatur yang mempunyai kesamaan dengan peneliti maka peneliti pergi mencari sumber ke Perpustakaan Daerah Salatiga, perpustakaan Perecik Salatiga, Disperindag Kota Salatiga, Badan Pusat Statiska(BPS) Salatiga, Perpustakaan Iain Salatiga, dan Perpustakaan jurusan sejarah Iain Salatiga.

Peneliti juga melakukan wawancara dengan Slamet Riyanto, Anton dan Agung Yulianto selaku pemilik usaha enting-enting gepuk di Salatiga, didalam

(34)

17

wawancara peneliti memperoleh informasi tentang sejarah enting-enting gepuk, skema pembiayaan produksi dan keuntungan enting-enting gepuk dan proses dan alat produksi dan cara pemasaranya. Selain dengan pengusaha enting-enting gepuk peneliti juga wawancara dengan pemilik usaha gulo kacang yang berada di Kota Salatiga disini peneliti juga mendapat informasi sejrah gulo kacang, produksi dan pemasaranya dan juga pengeluaran dan keuntungan dalam melakukan pruduksi.

2. Kritik Sumber (verifikasi)

Penulisan sejarah dikenal dua macam sumber yaitu sumber primer dan sumber skunder. sumber primer adalah kesaksian dari seseorang dengan mata kepala sendiri, saksi dengan pancaindra yang lain atau dengan alat mekanisme. Sumber kedua adalah sumber skunder, sumber skunder adalah merupakan kesaksian dari siapapun yang bukan saksi mata, yakni dari orang yang tidak hadir pada peristiwa yang dikisahkan. Kritik sumber merupakan verifikasi sumber yaitu pengujian kebenaran atau ketetapan dari sumber sejarah. Kritik sumber ada dua yaitu kritik eksteren dan kritik intern untuk menguji kredibilitas sumber19.

a. Kritik Eksternal

Merupakan penelian sumber dari aspek fisik dari sumber tersebut dan bertujuan untuk mengetahui atau menetapkan keaslian sumber yang dilakukan sebelum kritik intern. Caranya dengan membandingkan antra buku dan dokumen yang kita peroleh apakah itu sama dan bersangkutan apa tidak. Hal ini wajar

(35)

18

karena tiap penulis memiliki sudut pandang yang berbeda antara satu dengan yang lain. Dalam penelitian ini si peneliti telah melakukan kritik ekstern dengan cara penelian terhadap buku-buku refrensi dan pemilihan informan untuk melakukan wawancara mengenai enteng-enteng gepuk dan Gulo kacang di Kota Salatiga.

b. Kritik Internal

Merupakan penilian dari segi isi yang bertujuan untuk mengetahui kebenran sumber. Mengetahui kebenaran sumber harus memperhatikan bagaimana nilai pembuktian yang sebenarnya dari isi dan menetapkan keakuratan dan dapat dipercaya dari sumber itu. Pada tahap kritik intern ini untuk mengkritisi hasil wawancara yaitu dengan membandingkan hasil isi wawancara yang peneliti peroleh di lapangan berupa hasil wawancara antara informan satu dengan informan yang lain apakah itu sama apa tidak itulah cara membandingkan agar si peneliti bisa menyimpulkan dari jawaban informan satu dengan yang lainya.

3. Interprestasi

Pada tahap selanjutnya adalah interprestasi atau penafsiran sejarah yaitu tahap untuk menghubungkan dan mengaitkan antara fakta satu dengan fakta yang lain sehingga menghasilkan satu kesatuan yang bermakna dan masuk akal.20 Dalam proses ini tidak semua fakta bisa dimasukan tetapi harus dipilih yang relevan yang sesuai dengan gambaran cerita yang akan disusun oleh peneliti. Dalam menginterprestasikan penelitian dalam bentuk karangan sejarah ilmiah, sejarah kritis perlu diperhatiakan susunan karangan yang logis menurut urutan

(36)

19

kronologis yang sama dengan tema yang jelas dan dapat dimengerti dan mudah untuk dipahami oleh pembaca.

4. Historiografi.

Setelah melakukan proses analisis dan sintesis, proses kerja mencapai tahap akhir yaitu historiografi atau penulisan sejarah. Proses penulisan dilakukan agar fakta-fakta yang sebelumnya terlepas satu sama lain dapat disatukan sehingga menjadi satu perpaduan yang logis dan sistematis dalam bentuk narasi kronologis.

Historiografi adalah proses penyusunan fakta-fakta sejarah dan berbagai sumber yang telah diseleksi dalam sebuah bentuk penulisan sejarah21. Setelah melakukan penafsiran terhadap data-data yang ada, sejarawan harus sadar bahwa tulisan itu bukan hanya sekedar untuk kepentingan dirinya, tetapi juga untuk dibaca orang lain. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan struktur dan gaya bahasa penulisannya. Sejarawan harus menyadari dan berusaha agar orang lain dapat mengerti pokok-pokok pemikiran yang diajukan.

G. Sistematika Penulisan

Pada Sistematiaka Penelitian, peneliti akan membahas bebrapa hal yang sekiranya penting dan bersangkutan dengan tema atau judul penelitian ini. Pada bab satu ini peneliti akan membahas mengenai proposal yang terdiri dari judul, latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, kerangka konseptual, metode penelitian, tinjuan pustaka, sistematika penulisan.

(37)

20

Pada bab dua ini peneliti akan menjelaskan tentang gambaran umum Kota Salatiga pada tahun penelitian yaitu pada tahun 2000 – 2010. Pada bab tiga terdiri empat sub bab pembahasan yaitu yang pertama kondisi Geografis yang kedua Kondisi Demografis kota Salatiga kemudian yang ke tiga Kondisi Sosial Budaya di Kota Salatiga dan terakhir adalah Kondisi Sosial Ekonomi dan jenis indsutri makanan tradisonal Salatiga.

Pada bab tiga ini peneliti lebih memfokuskan pada bisnis Pribumi Muslim dengan Non Muslim didalam bab ini terdapat dua sub bab pembahasan yang pertama adalah pandangan bisnis menurut tionghoa dengan muslim yang di dalamnya terdapat etika bisnis, etika bisnis menurut Islam dengan etika bisnis menurut Tionghoa dan yang kedua sejarah perkembangan bisnis Tionghoa di Indonesia

Pada bab empat ini peneliti akan menjelaskan mengenai persainagan bisnis makanan di salatiga pada tahun 2000 – 2010 didalam bab ini terdapat tiga sub bab pembahasan yaitu pertama sistem pengadaan bahan baku yang kedua produksi dan strategi pemasaran dan yang terkahir adalah jumlah pengeluaran dan pendapatan atau keuntungan perusahaan dalam sekali operasional.

(38)

21 BAB II

GAMBARAN UMUM KOTA SALATIGA

Salatiga memang hanya sebuah kota kecil, bahkan pernah menjadi yang terkecil di Indonesia. Kendati demikian Salatiga mempunyai peranan penting dalam bidng politik dan ekonomi sejak jaman kerajaan Hindu, perkembangan Islam masa Demak, kerajaan Mataram Yogyakarta dan Surakarta, jaman VOC, jaman pemerintahan Hindia Belanda, jaman Jepang dan setelah Indonesia merdeka22.

Kondisi alamnya yang sejuk, indah, dan bersahabat membuat Salatiga menjadi kota pilihan bagi orang yang berkulit putih pada jaman Hindia- Belanda untuk beristirahat dan tempat tinggalnya. Karena banyak orang yang berkulit putih yang tinggal disana, maka mendapat perhatian dari pemerintah Hindia – Belanda yang puncaknya terjadi pada tahun 1917 yang menjadikan Salatiga

sebagai daerah otonom dengan sebutan “de gemeente Salatiga” (Kotapraja

Salatiga) dengan dipimpin oleh walikota.

Kotamadia Salatiga yang sekarang telah beberapa kali mengalami perluasan wilyah secara administratif, telah berkembang menjadi kota pendidikan, perdagangan dan transit industri pariwisata. Berikut ini adalah gambaran umum tentang Kota Salatiga.

(39)

22 A. Geografi kota Salatiga

Kehidupan suatu penduduk dan pemerintah di suatu tempat tidak bisa lepas dengan lingkunganya, baik lingkungan alam(natural environment) maupun lingkungan sosial (social environment). Dalam hlm ini senantiasa terjadi interaksi anatara kehidupan manusia dengan kehidupan lingkungan alamnya. Tinjuan geografis kota Salatiga mengungkapakan data-data sebagai berikut :

1. Posisi Kota Salatiga

a. Secara Astronomis

Secara astronomis wilayah kota salataiga terbentang pada posisi

antara 110.2.28’.37.79’’ – 11.32. 39.79 BT dan antara 7.17’.4’’ –

7.23’’.48’’LS, yang diperhitungkan dari Meridian O Grenwichlm dan

Equator. Posisi semacam ini dan ditunjang oleh morfologi yang berupa pegunungan, menyebabkan Salatiga beriklim tropis yang mempunyai suhu rata-rata 23 – 24 derajat celcius.23

b. Secara Geomorfologis

secara geomorfologis terletak di daerah pedalaman Jawa Tengah, berada di kaki Gunung Merababu dan gunung-gunung kecil lainya. Disebalah Selatan terdapat Gunung Merbabu yang kakinya langsung berpadu dengan pegunungan Telomoyo dan pegunungan Gajah Mungkur. Perpaduan kaki kedua gunung itu

(40)

23

membentuk batas Barat Daya Salatiga. Di sebelah utara terdapat pegunungan payung dan Rong. Sedamgkan di sebelah barat berbatasan dengan rawa pening.

Adanya kombinasi lereng dan kaki gunung itulah menyebabkan salatiga terletak pada dataran yang nampaknya miring ke arahlm barat. Tingkat kemiringanya berkisar 5 -10 derajat, sehingga dapat dikatakan salatiga merupakan dataran dan sekaligus lereng dari gunung dan pegunungan yang mengelilinginya itu.24

c. Secara Administrsi

Secara administrasi Kota Salatiga berada di propinsi Jawa Tengah, ditengah-tengah Wilayah Kabupaten Semarang. Salatiga mengalami beberapa perubahan luas wilayah. Perubahan wilayah yang terakhir terjadi pada tahun 1992 dan telah diresmikan pada tahun 1993. Pemekaran wilayah tersebut adalah dari 9 kelurahlman, 1 kecamtan menjadi 9 kelurahan dan 13 desa, 4 kecamatan yaitu Sidorejo,Sidomukti,Argomulyo dan Tingkir.25

2. Batas Wilayahlm Kota Salatiga

Kota salatiga dibatasi oleh desa-desa di wilayah kecamatan yang termasuk Kabupaten Dati II Semarang sebagai berikut:

24 Ibid hlm 14

(41)

24

1) Sebelah Utara : berbatasan dengan wilayah Kecamtan pabelan dan Kecamatan Tuntang, Kabupaten Daerah Tingkat II Semarang. 2) Sebelah Selatan : berbatasan dengan wilayah Kecamatan Getasan

dan Kecamatan Tengaran, Kabupaten Daerah Tingkat II Semrang. 3) Sebelah Timur : berbatasan dengan wilayah Kecamtan Pabelan dan

Kecamatan Tengaran, Kabupaten Daerah Tingkat II Semrang. 4) Sebelah Barat : berbatasan dengan wilayah Kecamatan Getasan

dan Kecamtan Tuntang, Kabupaten Daerah Tingkat II Semrang. Demikian data-data geografis daerah kota salatiga yang perlu diperhatikan sebagai pelengkap apabila hendak menelaah tentang kehidupan masyarakatnya dari waktu kewaktu. Sebagaimana diketahui bahwa kombinasi anatara suhu udara yang sejuk dan curah hujan yang cukup akan berpengaruh terhlmadap aktifitas kehlidupan sehari-hari penduduknya.

B. Kondisi Demografis

1. Jumalah, Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk

(42)

25

Penduduk di Kecamatan Sidorejo menunjukan lebih banyak(51.784 jiwa) kemudian Kecamatan Tingkir(43.533 jiwa) dan Kecamtan Sidomukti(39.632 jiwa) serta Kecamatan Argomulyo(41.86 jiwa) jika dilihat dari jenis kelamin laki-laki dan perempuanya, justru lebih banyak perempuan. Oleh karenaya, sex ratio atau perbandingan anatara penduduk laki-laki dan perempuan dikota salatiaga adalah 93,90%.26 Adanya pertumbuhan penduduk itu disebabkan jumlah kelahiran lebih banyak dari pada jumlah kematian serta jumlah pendatang lebih besar dari pada jumlah penduduk yang pergi.

Dalam kaitanya dengan jumlah dan kepadatan penduduk, untuk daerah satu dengan daerah lainya berbeda. Perbedaan ini disebabkan jumlah penduduk dari luar daerah yang tidak sama. Seperti telah dikemukakan sebelumnya luas Daerah Kota Salatiga 56,78 kilo meter persegi, sedangkan jumlah penduduknya 176.795 jiwa maka kepadatan penduduk di kota salatiga 4.127 jiwa/kilo meter persegi. Diantara empat kecamatan di Kota Salatiga ternyata Kecamatan Tingkir paling padat penduduknya dikarnakan wilayah itu adalah konsentarsi penduduk, sehingga sebagian besar aktivitas ekonomi ada di daerah yang padat, seadngkan di Kecamatan Sidomukti dan Sidorejo bisa dikatakan padat juga, tetapi tidak dengan Kecamatan Argomulyo karena merupakan daerah pertanian sehingga kurang menarik untuk pemukiman penduduk.

2. Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat digunakan untuk menghitung perkembangan penduduk di masa mendatang. Selain itu, dapat

(43)

26

digunakan sebagai perencanaan suatu daerah. Misalnya, dalam perencanaan wajib belajar, penduduk usia sekolah maka perlu diketahui jumlah penduduk usia sekolah baik sekarang maupun yang akan datang. Kecuali itu untuk menghitung beban tanggunan dan dapat memberi gambaran penduduk usia produktif dan non produktif. Faktor usia berpengaruh terhadap produktifitas kerja seseorang, sehubungan dengan hal tersebut, menurut Biantarto(1979;19) usia seseorang dapat di golongkan menjadi usia belum produktif (0-14 tahun),usia produktif(15-65 tahun) dan non produktif(66-meninggal).

Berdasarkan rumusan tersebut maka penduduk Kota Salatiga mempunyai struktur usia muda yang produktif 101.643 jiwa, seadngkan belum produktif 34.915 jiwa dan usia non produktif 9.091 jiwa. Selanjutnya dari komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat diketahui besarnya beban tanggungan. Dengan membandingkan jumlah penduduk umur 0-14 tahun dan umur 64 tahun ke atas dengan jumlah penduduk 15 tahun samapai 64 tahun maka angka beban tanggungan 43,29 %. Hal ini berarti bahwa setiap 100 orang dalam usia produktif menanggung sebanyak 43 orang penduduk usia belum produktif dan non produktif.27

3. Pendidikan

Pada akhir-akhir ini; pendidikan sekolah menjadi sangat penting dan mencakup ruang lingkup yang lebih luas. Seabagaimana hanya denagan proses sosialisasi pada umumnya, pendidikan sekolah mempunyai dua aspek penting, yaitu individual maupun sosial. Di satu pihak, pendidikan sekolah bertugas

(44)

27

mempengaruhi dan menciptakan pribadi anak seacara optimal, dipihak lain pendidikan sekolah bertugas mendidik anak agar mengabdikan dirinya kepada masyarakat. Dalam kaitanya dengan pendidikan, ada pendapat bahwa fungsi pendidikan sekolah ada dua, yakni memberantas kebodohan dan memberantas salah pengertian. Dalam memberantas kebodohan, menolong anak menjadi tidak buta huruf dan mengembangkan kemampuan intelektualnya. Sedangkan memberantas salah pengertian, mengembangkan penegertian yang luas tentang manusia lain yang berbeda kebudayaan dari interesnya.28

Penduduk yang bersekolah secara umum selama periode tahun 2002/2003-2006/2007 mengalami penurunan,hal ini dapat dilihat dari banyaknya murid tercatat pada Dinas Pendidikan Kota Salatiga pada bebrapa jenjang pendidikan (Negri dan Swasta) yang mengalami penurunan pada tingkat pendidikan SD, SLTP, DAN SLTA jumlah murid mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,37 persen – 60,62 persen, dan – 2,10 persen. Penyediaan sarana fisik dan tenaga guru yang memadai sangat diperlukan dalam menunjang pendidikan. Kurun waktu yang sama, guru SD turun 0,10 persen, SLTP Dan SLTA rata-rata naik 4,42 persen, dan 18,50 persen per tahun.29

4. Tenaga Kerja

Setiap orang yang sehat tentu mempunyai keinginan untuk bekerja. Batas umur penduduk yang bekerja bermacam-macam, ada yang berumur 15-59 tahun atau ada yang berumur 10 tahun keatas. Di daerah kelurahan ada banyak anak yang umurnya belasan tahun telah membantu orang tuanya untuk memperoleh

28Dinas pariwisata, seni, budaya, dan olahraga kota salatiga, Sejarah dan budaya sebagai pendukung pariwisata kota salatiga, ,2006, hlm 15

(45)

28

penghasilan. Jumlah penduduk produktif di Kota Salatiga 125.719 jiwa. Namun, belum semua penduduk produktif itu bekerja, baru 59,19% yang telahlm bekerja pada segala lapangan usaha.30

Jenis lapangan usaha yang paling bagus untuk bekerja adalah bidang perdagangan, hotel, dan restoran(33,43%). Jenis usaha lain meliputi jasa(27,10%), industri pengolahan(21,61%), bidang angkutan dan komunikasi panggilan(0,30%), listrik, gas dan air(0,39%)31. Sementara itu, penduduk dari usia produktif yang belum mendapatkan pekerjaan tercatat 40,81%. Dari sekian jumlah tersebut yang mendaftarkan sebagai pencari kerja pada tahun 2006 di Dinas Tenaga Kerja, Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Salatiga tercatat 8.174 orang atau meningkat 62,467 orang. Pencari kerja yang terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja paling banyak berpendidikan SLTA/SMA sederajat (54,57%), kemudian disusul SMP (23,9%), sarjana (12,63%) kemudian SD hlmanya (2,25%). Dari seluruh pencari kerja tersebut, hanya 531(13,25%) orang yang diterima sebagai pegawai kebanyakan sebagai tenaga usaha pertanian, tenaga tata usaha dan sebagai tenaga produksi.32

Tentang situasi pencari kerja, penempatan dan permintaan yang terdaftar di Dinas Tenaga Kerja Kota Salatiga sebagai berikut: banyaknya pendaftar 4.087 orang. Permintaan tenaga kerja hanya 1002 orang, dan yang ditempatkan ada 449

30 Salatiga Dalam Angka, BPS, 2005, hlm 60 31 Ibid hlm 61

(46)

29

orang. Dengan demikian, banayaknya tenaga kerja yang ditempatkan 15,02% dari pendaftar, dan 69,37% dari jumlahlm permintaan.33

C. Kehidupan Sosial-Budaya

Setelah ditetapkan menjadi daerah otonom, kota salatiga mulai berbenah diri. Jalan utama diperlebar dan diaspal. Di kanan-kiri di tanami pohon kenari dan pohon mahoni sebagai pelindung. Pagar-pagar halaman rumah dan perkantoran juga saluran air diperbaiki, dan jaringan air ledeng dibangun. Jalan-jalan masuk kampung juga tidak luput dari sorotan pemerintah agar tidak becek di saat musim hujan. Untuk menambah keindahan rakyat disarankan menanami halaman rumahnya dengan bunga-bungaan.

Selain itu, salatiga dilengkapi juga dengan sarana rekreasi untuk kalangan masyarakat umum ataupun para wisatawan mancanegara, antara lain pemandian kali taman, lapangan tenis di Taman Sari, taman Kota Tingkir, Dremland, dan gedung-gedung peninggalan belanda dan lain-lain, untuk menginap, disediakan hotel-hotel yang cukup mewah untuk ukuran saat ini seperti Grand Wahid, Laras Asri, Beringin dan lainya. Menegenai pemukiman penduduk, terlihlmat adanya pemisahan berdasarkan perbedaan etnik. Orang-orang Belanda dan Eropa biasanya cenderung bermukim di pusat-pusat kota dan orang China biasanya bermukim di daerah perdagangan, yaitu di sekitar pasar raya dan sepanjang jalan Solo, yang termasuk daerah Kali Cacing, Sukowati. Sedangkan orang Timur Asing lainya berbaur dengan masyarakat Pribumi di perkampunagan.

(47)

30

Etnis Tionghlmoa merupakan salah satu etnis yang ada di indonesia sejak mereka masuk ke indonesia dan menjadi masyarakat di indonesia, dan mereka disebut sebagai China Indonesia. Pertama kali mereka datang ke Indonesia adalah dengan tujuan untuk berdagang dan bertransaksi dengan warga Indonesia. Bagaimanapun, hubungan antara warga asli Indonesia dengan China banyak dipengaruhi oleh Belanda (pada abad ke 19) dan kebijakan pemerintah Indonesia.

Pada masa kolonialisme Belanda, Belanda membuat klasifikasi rasial untuk membedakan warga kulit putih (termasuk jepang) dari kelas dua “oriental people” dan kelas tiga yaitu masyarakat pribumi yang mana pengelompokan itu

tidak bisa diterima masyarakat pribumi. Hal ini menjadi halangan asimilasi etnis China dan membentuk eklusivitas etnis China. Hal inilah yang membentuk

chinatown dan menjadi pemisahan dalam bentuk fisik. Sikap demikian menjadi pandangan tersendiri bagi masyarakat pribumi sehlmingga melarang setiap Etnis China memiliki lahan pertanian. Kebijakan ini justru menjadi stimulus bagi kegiatan perdagangan yang dominan bagi Etnis China di Negara Indonesia.34

Sedangkan orang-orang China masuk ke Salatiga sekitar abad ke 18 M, ini dibuktikan dengan adanya Klenteng Amar Fabhumi atau biasa disebut dengan Klenteng Hok Tek Bio yang berada di jalan letjen Sukowati merupakan saksi sejarah masuknya ajaran Budha di Kota Salatiga. Berdirinya klenteng ini sekaligus menandakan masuknya pengaruh Tionghoa ke Salatiga. Tak diketahui secara persis kapan pengaruh kaum warga keturunan China masuk ke Salatiga

34

(48)

31

yang dulunya tanah perdikan, namun dari hasil identifikasi sejumlah ahli sejarah, masuknya pengaruh Tionghoa ke Salatiga terjadi seiring dengan pergerakan Tionghoa ke Surakarta(Solo) pada tahun 1740-1741 M.35

Jumlah orang kulit putih yang tinggal di Kota Salatiga makin bertambah banyak setelah berdirinya Gemeente Salatiga. Pada tahlmun 1927 orang kulit putih di Salatiga sudah mencapai 3.084 tahun 1930 jumlah orang asing di salatiga sudah mencapai 4.338, terdiri dari orang eropa dan campuran 2.035, orang china terdapat 1.93736. dan timur asing 117, dari total sebanyak 55.355 jiwa.

Kawasan china di salatiga berpusat di jalan jenderal Soedirman di tambah di beberapa ruas jalan yang memotong jalan tersebut, baik arah timur maupun barat. Rumah-rumah dikawasan ini berasitektur China dengan beberapa bangunan berderet memanjang seperti kopel. Karena kawasan China ini merupakan kawasan perdagangan maka rumah-rumah yang dibangun disesuaikan secara fungsinya. Biasanya bagian depan untuk berjualan sedangkan bagian belakang untuk rumah tinggal. Sepanjang jalan jenderal Soedirman selalu menjadi kawasan paling ramai dan sibuk dikarnakan menjadi pusat ekonomi Kota Salatiga.37

Pengusaha Cina pada umumnya menempati bangunan yang seragam bentuknya, terdiri dua atau tiga lantai dan dibangun berderet memanjang, berhimpitan satu dengan yang lainya. Mereka bertempat tinggal di lantai kedua atau ketiga, sedangkan lantai ke satu dipergunakan untuk berjualan. Keadaan ini

35 Solehlm Dkk, Laporan penelitian etnis tionghlmoa pada masa orde baru di salatiga, 2016 hlm 38.

(49)

32

memungkinkan terjadinya proses sosialisasi yang dilakukan oleh anggota kelurga yang lebih tua, baik ayah, ibu, atau kelurga senior lainya terhadap anggota keluarga yang lebih muda usianya. Proses ini berjalan begitu intensif sepanjang hari bahkan sampai malam, dalam setiap aktifitas yang berkaitan dengan dunia perdagangan. Kesempatan untuk melatih diri bagi yang muda usia dapat terjadi secara langsung, dipihak lain keikut sertaan anggota kelurga dalam proses

kegiatan usaha disamping merupakan “pembantu” juga dapat secara tidak disadari

menjadikan seluruh anggota keluarga inti(nuclear family) untuk secara bersama-sama mempunyai rasa memiliki atas perusahaan. Itulah makanya, De Groot

mengatakan ”keluaraga dalam masyarakat China mempunyai peranan penting.

Bentuk hubungan dalam keluargalah yang diterapkan pada hubungan sosial dalam masyarakat.”.38

Dalam bidang agama, mayoritas penduduk beragama islam, yang lain beragama kristen(katolik dan protestan), dan sebagian kecil bergama Budha, Hindu, atau penganut aliran kepercayaan. Sementara itu dari segi adat istiadat, sebagian besar penduduk masih mengikuti tradisi singkretisme Hindu-Jawa dan Islam, kusunya yang berkaitan dengan upacara daur hidup, yaitu tata upacara sejak dari lahir, perkawinan hingga kematian. Sementara di pedesaan pengaruh kepercayaan animisme dan dinamisme masih sangat kuat, ini terbukti dari adanya berbagai tradisi/ upacara yang berkaitan dengan penghormatan terhadap nenek moyang, pendiri Desa, tempat-tempat dan benda yang dianggap dikeramatkan,

(50)

33

juga selamatan yang berkaitan dengan hajat bersih desa, penggarapan tanah, pembuatan rumah, ruwatan, dan lain-lain.39

D. Kehidupan Sosial-Ekonomi

Mengenai jumlahlm penduduk Salatiga yang baru di Kantor BPS Salatiga dari tahlmun 2000-2010 selalu mengalami peningkatan pertambahlman penduduk kurang lebih 2,6%, sementara luas kotanya hanya 13,5 kilometer persegi maka kota tersebut termasuk wilayah yang berpenduduk padat. Dilihat dari segi mata pencaharian, hampir 70% pribumi adalah Petani, 15% pegawai pemerintah dan Swasta, dan 15% lainya pedagang. Di kalangan China dan lain-lain 90% beergerak dalam perdagangan, baik sebagai kolektor hasil bumi maupun distributor barang buatan pabrik.40

Pembangunan di sektor industri merupakan prioritas utama pembangunan ekonomi tanpa mengabaikan pembangunan di sektor lain. Sektor industri dibedakan menjadi industri besar dan sedang serta industri kecil dan rumah tangga. Definisi yang digunakan BPS, industri besar adalah perusahaan yang mempunyai tenaga kerja 100 orang lebih, industri sedang adalah perusahaan dengan tenaga kerja 20 orang sampai dengan 99 orang, industri kecil dan rumah tangga, adalah persusahaan dengan tenaga kerja 5 orang sampai 19 orang, dan industri rumah tangga adalah perusahaan dengan tenaga kerja 1 orang samapai dengan empat orang.41

39 Sejarah dan budaya sebagai pendukung pariwisata di Kota Salatiga hlm 118 40 Salatiga dalam angka, BPS, 2007 hlm 45

(51)

34

Menurut data dari Depertemen Perindustrian dan perdagangan kota Salatiga, pada tahun 2000 dikota Salatiga terdapat 1.844 unit industri terdiri dari 1.554 industri rumah tangga, 286 industri kecil dan 4 unit industri besar atau sedang. Jumlah tersebut bertambah 5,25 persen dari tahun 1999. Tenaga kerja yang diserap mencapai 10.951 orang atau bertambah 3,95 persen dan besarnya investasi yang ditanam senilai 397.135.76 juta rupiah atau bertambah 1,26 persen dengan nilai produksi 306.357.39 juta rupiah juga meningkat 14,92 persen. Unit hasil pertanian mencapai 57,90 persen dari seluruh unit perusahaan industri menyerap tenaga kerja 23,30 persen namun dengan investasinya hanya 2,10 persen dari total investasi sektor indsutri. Industri logam unit usahanya hanya 1,86 persen tenaga kerjanya 13,3 persen dan investasinya hanya 0,1 persen. Sementara itu indsutri aneka unit usahanya 40,10 persen menyerap tenaga paling banyak yaitu 60,20 persen dan juga investasi paling besar yaitu 72,60 persen, industri kimia hanya ada 3 unit usaha atau 0,16 persen dengan tenaga kerja 3,2 persen dan investsi yang cukup besar yaitu 25,20 persen.42

Sektor industri pengolahan juga memberikan sumbangan tertinggi terhadap ekonomi kota Salatiga yaitu sebesar19,73 persen, dengan laju pertumbuhan sebesar 8,50 persen. Sektor perdagangan, Hotel dan Restoran yang juga merupakan sektor dominan yaitu sebesar 19,62 persen dengan pertumbuhan riil sebesar 11, 68 persen.43

(52)

35

Pertumbuhan ekonomi kota Salatiga terus mengalami kenaikan dan pada tahun 2010 yang ditunjukan oleh laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar konstan 2000, mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya, Pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi mencapai 4,90 persen. sedangkan di tahun 2010 naik menjadi 5,01 persen. Pertumbuhan riil sektoral tahun 2010 mengalami fluktasi dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor jasa-jasa sebesar 14,35 persen, meskipun perananya terhadap PDRB hanya sekitar 17,95 persen. Sektor pertambangan dan penggalian masih sama seperti tahun sebelumnya yaitu mengalami pertumbuhan yang paling rendah selama tahun 2010 hanya sekitar 36 persen saja.44

E. Jenis Makanan Tradiosnal Kota Salatiga

Kota kecil yang sangat sejuk dan kaya akan aneka makanan tradisional. Begitulah sebutan untuk Kota Salatiga di Jawa Tengah. Selain Enting-enting gepuk dan Gulo Kacang Kota Salatiga masih mempunyai makanan Khas lainya seperti:

1. Gethuk Kethek

Kethek dalam bahasa Jawa berarti Monyet nama sebenarnya adalah gethuk satu rasa. Rasanya gurih antara parutan ketela pohon dengan parutan kelapa tanpa imbuhan aneka perasa makanan. Gethuk ini mendapat julukan gethuk kethek karena orang yang membuat dulu mempunyai seekor peliharaan kera di depan rumahnya, sejak itulah bukan

(53)

36

gethuk satu rasa yang ngetop melainkan gethuk kethek di kalangan penikmat kuliner.

2. Kerupuk Godril

Renyah dan gurihnya kerupuk Godril membuat lidah sulit berhenti jika telah memakanya. Karena bahan baku godril sangatlah sehat yakni, dari singkong dan bumbu-bumbu dapur, tanpa tambahan bahan kimia. 3. Sate Sapi Suruh

Empuk alias lunak dan tidak bau amis. Itulah yang menjadikan ciri khas dari sate sapi suruh. Pembaca bisa menemukanya di Jl. Jenderal Sudirman di area Pasar Raya 2, Salatiga.

4. Sambel Tumpang Koyor

Di Salatiga banyak yang menjajakan menu sambel tumpang koyor, tetapi yang paling terkenal adalah milik Bu Yuso. Tekstur koyor yang disajikan lebih padat dan tak terlalu berlemak dan dimasak semacam gulai ala padang dengan kuah santan pekat berwarna kekuningan.

5. Wedang Rondhe

Kota Salatiga karena udara yang sejuk dan dingin, lantaran berada di lereng gunung Merbabu belum lengkap rasanya jika singgah ke Salatiga tidak meminum wedhang ronde yang banyak dijual dengan gelaran lesehan di sepanjang jalan Kota Salatiga.45

(54)

37 BAB III

BISNIS ETNIS TIONGHOA DENGAN MASYARAKAT MUSLIM

A. Etika Bisnis

Menelusuri asal usul etika tak lepas dari kata ethos dalam bahasa Yunani yang artinya kebiasaan (custom) atau karakter (character). Dalam kata lain seperti

dalam pemaknaan dan kamus Webster berarti “the distinguishing character,

sentiment, moral nature, or guiding beliefs of a person, group, or instution” (karakter istimewa, sentimen, tabiat moral, atau keyakinan yang membimbing seseorang kelompok atau institusi).46

Dari atas, disini penulis dapatlah mendefenisikan etika bisnis sebagai seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar, dan salah dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip moralitas. Dalam arti lain etika bisnis berarti seperangkat prinsip dan norma dimana para pelaku bisnis harus berkomitmen padanya dalam bertransaksi, dan berelasi guna mencapai daratan atau tujuan-tujuan bisnisnyua dengan selamat. Dan ini yang menjadi kriteria penghargaan dan peringatan/tindakan (a set of principles and norms to which bussines people should adhere in their busines dealings, conduct, and relations in order to reach the shores of safety. It is also a criterion for reward or punishmen).47

Dengan demikian, maka belajar etika bisnis berarti ‘lerning what is right

or wrong’ yang dapat membekali seseorang untuk berbuat the right thing yang didasari oleh ilmu, kesadaran, dan kondisi yang berbasis moralitas. Namun

(55)

38

terkadang etika bisnis dapat berarti juga etika manajerial (management ethics) atau etika organisasional yang disepakati oleh sebuah perusahaan.

Selain itu, etika bisnis juga dapat berati pemikiran atau refleksi tentang moralitas dalam ekonomi dan bisnis, yaitu refleksi tentang perbuatan baik, buruk, terpuji, tercela, benar, salah, wajar, tidak wajar, pantas, tidak pantas, dari perilaku seseorang dalam berbisnis atau bekerja.

1. Etika Bisnis menurut Islam

Secara terminologis arti etika sangat dekat dengan pengertianya dengan

al-qur’an al-khuluq atau akhlak, akhlak mengandung beberapa arti, diantaranya:

a. Tabiat, yaitu sifat dalam diri yang terbentuk oleh manusia tanpa

dikehendaki dan tanpa diupayakan.

b. Adat, yaitu sifat dalam diri yng diupayakan manusia melalui latihan, yaitu

berdasarkan keinginanya.

c. Watak, yaitu cukupnya melalui hal-hal yang menjadi tabiat dan hal-hal

yang diupayakan hingga menjadi adat. Kata akhlak juga berarti kesopanan atau agama.48

Dalam melakukan segala aktifitas terutama dalam bentuk kegiatan usaha tentunya ada etika yang mengatur sehingga dalam kegiatan tersebut dapat menimbulkan keharmonisan dan keselarasan antar sesama. Begitu juga dalam dunia bisnis, tidak lepas dari etika yaitu etika bisnis. Etika bisnis merupakan aturan yang mengatur

48 Imam GM, Nahwa rajul a’mal islam,keunggulan bisnis rosululloh,pustaka nun

(56)

39

tentang aktifitas berbisnis. Adapun aktifitas dan etika bisnis adalah sebagai berikut:

1) Pebisnis harus jujur

Tanpa kejujuran, semua hubungan termasuk hubungan bisnis tidak akan langgeng, padahal dalam prinsip berbisnis interaksi yang memberikan keuntungan sedikit tetapi berlangsung berkali-kali (lama) lebih baik dari pada untung banayak tetapi hanya sekali atau dua, tiga kali. Jujur merupakan motivator yang abadi dalam budi pekerti dan perilaku seorang pebisnis muslim, karena sebagai salah satu sarana untuk memperbaiki amalnya, dan sarana untuk bisa masuk surga. Diantara bentuk kejujuran seorang pebisnis adalah selalu berkomitmen dalam jual belinya dengan berlaku terus terang dan transparan untuk melahirkan ketentraman dalam hati.

2) Amanah

(57)

40 3) Toleransi dan keramah tamahan

Dalam islam berbisnis tidak sekedar memperoleh keuntungan materi semata, tetapi juga menjalin hubungan harmonis yang pada giliranya menguntungkan kedua belah pihak, karena kedua belah pihak harus mengedepankan toleransi. Bentuk-bentuk toleransi dan keramh tamahan adalah tidak menarik keuntungan yang melampui batas kewajaran, menerima kembali dalam batas tertentu barang yang dijualnya jika pembeli merasa tidak puas denganya.

4) Pemenuhan janji dan perjanjian

Salah satu konsekuensi dari kejujuran adalah pemenuhan janji dan syarat perjanjian.dua pihak yang bertransaksi pada dasarnya saling percaya akan kebenaran mitranya dalam segala hal yang berkaitan dengan bisnis mereka. Al-Qur’an secara tegas memrintahkan untuk memenuhi segala macam perjanjian sebagaimana firman allah dalam surat al-maidah ayat 1 نا مرح متناو ديصلا ىلحمريغ مكيلع ىللتيام لا ماعنلااةميهب مكل تلخادوقعلباوفوااونما نيذلااهياي

.ديريام مكحي الله yang artinya: hai orang-orang islam yang beriman, penuhilah aqad-aqad

(58)

41

utang piutang dan mempersaksikanya dengan dua orang yang disepakati oleh kedua belah pihak.49

2. Arti dan Etika bisnis menurut Etnis Tionghoa

Ajaran dari Tiongkok kuno yang paling mendapat tempat di sebagian besar rakyat Tiongkok adalah ajaran konfusius. Tidak bisa dipungkiri, ajaran guru Kong sudah diterapkan dalam banyak sekali bidang kehidupan mulai dari pendidikan, sosial, politik dan pemerintahan, ekonomi, bahkan menjadi agama.50

Salah satu ajaran penting konfusius adalah tentang pentingnya seseorang untuk berarti dan mengambil peran dalam kehidupan. Setiap peran itu, betapapun kecilnya, amat terhormat karena berkontribusi terhadap terciptanya masyarakat yang ideal, damai, seajahtera, dan bebas tanpa ancaman dan penindasan dari penguasa. Ini menjadi tugas pemimpin sekaligus rakyat itu sendiri. Ada yang menjadi guru, dokter, tukang sapu pemimpin ataupun pemimpin agama dan seterusnya. Posisi itu diperbolehkan karena keahlian dan pilihan sendiri, orang yang menjadi dokter dan guru harus mempunyai ijazah yang resmi dan disahkan negara sedang orang yang akan jadi pedagang dan bertani tidak perlu ijazah tetapi perlu belajar dari pengalaman dan praktik langsung di lapangan.

Yang tidak kalah penting dari semua peran ini adalah adanya unsur moral dalam tiap peran yang diambil. Maksudnya apabila seseorang hanya mengambil peran dalam masyrakat, tetapi tidak memasukan unsur moral dalam pilihanya, hlm itu tidak dikategorikan sebagai tindakan yang mulia. Misalnya menjadi guru hanya

(59)

42

untuk mendaptkan gaji besar, tanpa ada niat untuk mencerdaskan kehidupan rakyat. Pilihan seperti itu tidak bisa dikatakan peran yang bermoral, dan karenanya tidak bisa dibilang terhormat. Termasuk dalam peran yang terpenting dalam sebuah negara menurut konfusius ialah memilih menjadi pebisnis atau pengusaha. Arti bisnis dalam ajaran konfusius adalah melyani masyarakat dengan menyediakan barang dan jasa yang diperlukan anggotanya. Menjadi pebisnis hanya untuk mengambil keuntungan dan kekayaan pribadi, tanpa peduli terhadap nasib rakyat, tidak dapat dikatergorikan sebagai tindakan yang terhormat, karena absenya tindakan moral didalamya.51

Konfusius mengatakan,”the superior man understands righteousness; the inferior man understands profit”(manusia bijak memahami perikeadilan, manusia

kerdil-secara moral-memahami keuntungan).52 Tindakan-tindakan yang dilakukan seseorang dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan pribadi disebut sebagai tindakan-tindakan mencari keuntugan(profit seeking actions). Tetapi jika keuntungan yang diperoleh dari suatu tindakan bukanlah keuntungan pribadi bagi seorang individu, melainkan keuntungan umum(public profit) bagi orang lain atau masyarakat banyak, maka tindakan tersebut merupakan tindakan perikeadilan bukan tindakan mencari keuntungan. orang yang menjadi pengusaha dan membuka lapangan pekerjaan masyarakat sekitarnya terhormat seperti juga orang yang punya profesi guru dan dokter. Pedagang juga mempunyai etika profesi dan juga wajib patuh kepada hukum negara.

51 Ibid, hlm 201

(60)

43

Pengusaha yang melanggar hukum negara sama juga dengan penjahat, bukan lagi manusia terhormat. Meskipun pedagang tidak perlu ijazah sekolah, tetapi wajib memenuhi persyaratan yang lebih berat, dan etika berdagang yang luhur. Dalam ajaran konfusius, orang yang terjun menjadi pebisnis, menjadi pengusaha, kelompok pekerja untuk membangun kesejahteraan disebut dengan kelompok Rushang.53

Pedagang atau pebisnis adalah adalah salah satu posisi yang diperlukan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan. Semakin banyak orang yang mengambil peran sebagai pengusaha atau pebisnis, semakin banyaklah peluang terciptanya kesejahteraan. Menurut Konfusius, menjadi kaya dan sejahtera itu dilandasi untuk tujuan bersama dan demi kepentingan bersama dalam masyarakat. Inilah etika konfusianisme dalam masyarakat ekonomi Tionghoa. Sebuah landasan yang kelak akan membawa Tionghoa kepada gerbang kemajuan karena para pengusaha dan pebisnisnya dianggap sebagai tindakan terpuji dan mendapat posisi terhormat, seperti halnya guru, dokter, ilmuwan dan pemimpin.54

Menurut Konfusisus, pengertian berbisnis adalah kegiatan usaha untuk mencapai tujuan agar agar terjadi perubahan yang nyata bagi perbaikan kehidupan masyarakat seluas-luasnya. Dalam hlm ini, segala sesuatu yang menjadi penghalang tercapainya tujuan itu perlu dinetralisir atau disingkirkan misalnya,

(61)

44

kebiasaan masyarakat yang buruk, seperti sikap malas dan masa bodoh, dapat menjadi kendala untuk mencapai tujuan bisnis.55

Konfusius berkata, ”cukup makan, cukup perlindungan, dan kepercayaan

rakyat adalah hal yang terpenting dari pemerintahan.” Ucapan ini mengandung

arti bahwa kesejahteraan dalam bidang ekonommi adalah hal utama yang harus diperjuangkan negara kepada rakyatnya. Bagi ajaran konfusius, bisnis dan kesejahteraan harus diperjuangkan, kekayaan harus dicari, dan pabrik-pabrik besar sebagai langkah pembangunan harus diciptakan, bukan sebgai sarana untuk keuntungan pribadi, tetapi demi menyebarkan kesejahteraan kepada orang lain. Begitupun hukum yang mengatur tentang tumbuhnya iklim atasnya harus dibuat dan ditaati semuanya, terutama elemen atau masyarakat pengusaha.

Tidak hanya konfusiusme saja yang menjadi prinsip bagi orang tiongkok melainkan juga ada Yin dan Yang prinsip yang membuat alam menjadi harmonis. Sifat Yin berlawanan dengan sifat Yang. Namun kombinasi antara keduanya merupakan suatu keharusan untuk alam ini agar berfungsi dengan harmonis. Kombinasi diantara Yin dan Yang merupakan syarat berlangsungnya dunia dan segala isiya.56

Dalam budaya Tiongkok kuno, Yin dan Yang merupakan prnsip dasar bagi kehidupan mereka. Prinsip ini digunakan sebagi pedoman untuk mempertahankan kehidupan dan mengembangkanya dalam pengalaman kehidupan sehari-hari.

55 Ibid, hlm 200

Gambar

Gambar I Foto peta Kota Salatiga
Tabel I Pengusaha Enteng-enteng gepuk dalam sekali produksi
Tabel II pengusaha Gulo kacang dalam sekali produksi

Referensi

Dokumen terkait