• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian merupakan salah satu hal yang penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan, sekaligus sebagai bagian yang penting dalam perkembangan peradaban manusia. Tanpa penelitian suatu ilmu tidak akan pernah berkembang, tidak suatu negara yang sudah maju dan berhasil dalam pembangunan, tanpa melibatkan banyak kegiatan di bidang penelitian.

Menurut Strauss dan Corbin (1997), yang dimaksut dengan penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prsosedur statistik atau cara lain dari kuantifikasi(pengukuran). Penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan untuk penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, aktifitas sosial, dan lain-lain. Dalam hal ini peneliti

15

menggunakan penelitian kualitatif jenis sejarah sebagai alat untuk memperleh informasi yang di inginkan.16

Penelitian sejarah merupakan kegiatan untuk mengungkap peristiwa-peristiwa di masa lampau, tujuanya untuk merekonstruksi peristiwa-peristiwa-peristiwa-peristiwa masa lalu secara sistematis dan obyektif, melalui pengumpulan, evaluasi yang diperoleh dari berbagai sumber, sehingga dapat ditetapkan menjadi fakta-fakta untuk membuat suatu kesimpulan yang sifatnya tetap masih hipotesa.17

Metodologi penelitian sejarah tidak bisa lepas dari definisi sejarah secara umum,yaitu bahwa sejarah merupakan gambaran pengalaman manusia pada masa lalu. Adapun tujuan seorang sejarawan adalah untuk memperoleh pengetahuan tentang masa lampau kemudian menyajikannya. Metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis yaitu penyelidikan yang mengklafisikasikan metode pemecahan masalah ilmiah dari perspektif historis suatu masalah.

Proses awal yang dilalui oleh sejarawan untuk menulis sejarah dengan menentukan tema sesuai dengan minat dan keyakinan penulis. Hal ini diharapkan dapat memacu semangat penulis untuk meneliti secara sungguh-sungguh, jika dikerjakan dengan sungguh-sungguh maka akan mendapatkan hasil yang lebih baik.

16 Wiratna Sujarwani, metodologi penelitian.pustaka baru press, Bantul, 2014, hlm 19 17 Wiratna Sujarwani, metodologi penelitian.pustaka baru press, Bantul, 2014, hlm 10

16

Metode penelitian sejarah dalam penulisan proposal ini di bagi menjadi empat langkah yaitu antara lain: Heuristic (pengumpulan data), Verifikasi (kritik sumber), Interprestasi (analisa sumber), dan Historiografi (penulisan).

1. Heuristik

Tahap pertama dalam metode penelitian sejarah adalah heuristik mencari sumber atau mengumpulkan sumber. sumber sejarah dapat berupa catatan-catatan, peninggalan-peninggalan seseorang pada masa lampau atau berupa bukti yang ditinggalkan manusia pada waktu lampau yang menunjukkan segala aktifitasnya dulu.18 Pada tahap ini, peneliti mencari sumber yang berkaitan dengan bisnis, persainagan bisnis, etnis tionghoa maupun masyarakat pribumi islam. Sumber seperti ini dapat ditemukan pada buku-buku di perpustakaan maupun dari internet, dan untuk arisp dapat ditemukan di kantor-kantor instansi tertentu maupun di tempat penelitian. Dalam penulisan ini peneliti menggunakan buku-buku, internet dan wawancara.

dalam pencarian sumber atau literatur yang mempunyai kesamaan dengan peneliti maka peneliti pergi mencari sumber ke Perpustakaan Daerah Salatiga, perpustakaan Perecik Salatiga, Disperindag Kota Salatiga, Badan Pusat Statiska(BPS) Salatiga, Perpustakaan Iain Salatiga, dan Perpustakaan jurusan sejarah Iain Salatiga.

Peneliti juga melakukan wawancara dengan Slamet Riyanto, Anton dan Agung Yulianto selaku pemilik usaha enting-enting gepuk di Salatiga, didalam

17

wawancara peneliti memperoleh informasi tentang sejarah enting-enting gepuk, skema pembiayaan produksi dan keuntungan enting-enting gepuk dan proses dan alat produksi dan cara pemasaranya. Selain dengan pengusaha enting-enting gepuk peneliti juga wawancara dengan pemilik usaha gulo kacang yang berada di Kota Salatiga disini peneliti juga mendapat informasi sejrah gulo kacang, produksi dan pemasaranya dan juga pengeluaran dan keuntungan dalam melakukan pruduksi.

2. Kritik Sumber (verifikasi)

Penulisan sejarah dikenal dua macam sumber yaitu sumber primer dan sumber skunder. sumber primer adalah kesaksian dari seseorang dengan mata kepala sendiri, saksi dengan pancaindra yang lain atau dengan alat mekanisme. Sumber kedua adalah sumber skunder, sumber skunder adalah merupakan kesaksian dari siapapun yang bukan saksi mata, yakni dari orang yang tidak hadir pada peristiwa yang dikisahkan. Kritik sumber merupakan verifikasi sumber yaitu pengujian kebenaran atau ketetapan dari sumber sejarah. Kritik sumber ada dua yaitu kritik eksteren dan kritik intern untuk menguji kredibilitas sumber19.

a. Kritik Eksternal

Merupakan penelian sumber dari aspek fisik dari sumber tersebut dan bertujuan untuk mengetahui atau menetapkan keaslian sumber yang dilakukan sebelum kritik intern. Caranya dengan membandingkan antra buku dan dokumen yang kita peroleh apakah itu sama dan bersangkutan apa tidak. Hal ini wajar

18

karena tiap penulis memiliki sudut pandang yang berbeda antara satu dengan yang lain. Dalam penelitian ini si peneliti telah melakukan kritik ekstern dengan cara penelian terhadap buku-buku refrensi dan pemilihan informan untuk melakukan wawancara mengenai enteng-enteng gepuk dan Gulo kacang di Kota Salatiga.

b. Kritik Internal

Merupakan penilian dari segi isi yang bertujuan untuk mengetahui kebenran sumber. Mengetahui kebenaran sumber harus memperhatikan bagaimana nilai pembuktian yang sebenarnya dari isi dan menetapkan keakuratan dan dapat dipercaya dari sumber itu. Pada tahap kritik intern ini untuk mengkritisi hasil wawancara yaitu dengan membandingkan hasil isi wawancara yang peneliti peroleh di lapangan berupa hasil wawancara antara informan satu dengan informan yang lain apakah itu sama apa tidak itulah cara membandingkan agar si peneliti bisa menyimpulkan dari jawaban informan satu dengan yang lainya.

3. Interprestasi

Pada tahap selanjutnya adalah interprestasi atau penafsiran sejarah yaitu tahap untuk menghubungkan dan mengaitkan antara fakta satu dengan fakta yang lain sehingga menghasilkan satu kesatuan yang bermakna dan masuk akal.20 Dalam proses ini tidak semua fakta bisa dimasukan tetapi harus dipilih yang relevan yang sesuai dengan gambaran cerita yang akan disusun oleh peneliti. Dalam menginterprestasikan penelitian dalam bentuk karangan sejarah ilmiah, sejarah kritis perlu diperhatiakan susunan karangan yang logis menurut urutan

19

kronologis yang sama dengan tema yang jelas dan dapat dimengerti dan mudah untuk dipahami oleh pembaca.

4. Historiografi.

Setelah melakukan proses analisis dan sintesis, proses kerja mencapai tahap akhir yaitu historiografi atau penulisan sejarah. Proses penulisan dilakukan agar fakta-fakta yang sebelumnya terlepas satu sama lain dapat disatukan sehingga menjadi satu perpaduan yang logis dan sistematis dalam bentuk narasi kronologis.

Historiografi adalah proses penyusunan fakta-fakta sejarah dan berbagai sumber yang telah diseleksi dalam sebuah bentuk penulisan sejarah21. Setelah melakukan penafsiran terhadap data-data yang ada, sejarawan harus sadar bahwa tulisan itu bukan hanya sekedar untuk kepentingan dirinya, tetapi juga untuk dibaca orang lain. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan struktur dan gaya bahasa penulisannya. Sejarawan harus menyadari dan berusaha agar orang lain dapat mengerti pokok-pokok pemikiran yang diajukan.