• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSAINGAN BISNIS MAKANAN DI SALATIGA TAHUN (2000-2010)

C. Jumlah Pengeluaran Dan keuntungan Produksi Perusahaan

Kepemilikan modal merupakan syarat utama dalam mendirikan sebuah usaha atau industri. Suatu perusahaan tidak akan dapat beroprasi ketika tanpa

79 Wawancara dengan bapak Nurcholis majid, 12 Agustus 2017 jam 13.00 80 Wawancara dengan bapak Agung, 7 Agustus 2017 jam 15.30

70

adanya modal. Dalam hal ini pengusaha Enting-enting gepuk dan Gulo kacang mendapat modal dari berbagai macam seperti modal pribadi bagi yang kaya, Bank, Koperasi, Jaringan keluarga. Kareana tanpa modal itu pengusaha tidak bisa menjalankan usahanya.81

Profesi menjadi pengusaha Enting-enting gepuk dan Gula kacang memiliki modal yang berbeda-beda antar pengusaha Enting-enting gepuk dengan yang lainya ataupun Gulo kacang satu dengan yang lainya. berikut ini rincian biaya produksi Enteng-enteng gepuk dengan gula kacang beserta keuntungan yang di dapatkan oleh para pengusaha.

Tabel I Pengusaha Enteng-enteng gepuk dalam sekali produksi

No Pemilik dan jenis usaha Modal Keuntungan

1. Slamet Riyanto-Enteng-enteng gepuk Arya Mas

3.000.000,00 1.250.000,00

2. Anton –Enteng-enteng gepuk 2 Naga Berlian

1.500.000,00 800.000,00

3. Agung Yulianto- Enteng-enteng gepuk rumah Batu

2.500.000,00 1.000.000,00

Setelah mengamati tabel di atas peneliti mengambil sampel yang

digunakan untuk hitungan pengeluran dan keuntungannya dengan memilih yang

71

besar yaitu Slamet riyanto merupakan pengusaha Enting-enting gepuk dengan merk Arya Mas di Kota Salatiga. Keuntungan dari usaha EntIng-entIng gepuk di Salatiga 25-30% dari modal yang dikeluarkan untuk produksi. Dari modal Rp 3.000.000 Berikut ini rincian pengeluaranya:

1. Kacang tanah 100 kg harga 10000 = 1.000.000 2. Gula industri 100 kg harga 7000 = 700.000 3. Gas lpg 12 kg 3 buah harga 60.000 = 180.000 4. Aroma dan sdm = 20.000 5. Upah pekerja = 1.100.000 6. jadi total pengeluaran semua = Rp 3.000.000,00

dari modal pengeluaran Rp 3.000.000 di buat untuk produksi Enting-enting gepuk dengan bahan kacang 100 kg dan gula 90 kg maka jadi sekitar 2.000 bungkus harga 1 bungkusnya di jual Rp20.000 jadi mendapatkan Rp 4.000.000 jadi itu keuntungan dalam sekali produksi Enteng-enteng gepuk Arya Mas adalah Rp 1.000.000, tidak hanya Arya Mas saja Semua pengusaha Enteng-enteng gepuk di atas mengambil keuntungan sekitar 25-30%.82

Tabel II pengusaha Gulo kacang dalam sekali produksi

No Pemilik dan nama usaha Modal Keuntungan

1. Abu naim- gula kacang bu muji rasa jahe

1.000.000,00 250.000

72 2. Nurcolis majid- gulo kacang

mas noer

8000.000,00 170.000

3. Agung yulianto- gulo kacang rumah

1.500.000,00 600.000

Dari tabel di atas peneliti akan mengambil salah satu sampel yang di jadikan untuk hitungan modal dan keuntungan dalam produksi gulo kacang yang ada di salatiga. Setelah melihat dan di rata-rata peneliti memilih gulo kacang abu naim yang beralamtkan di desa sumberjo kec. Tengaran dengan modal Rp. 1.000.000 berikut ini adalah ricianya :

1. Kacang tanah 50 kg harga 7500 = 375.000 2. Gula merah 30 kg harga 6000 = 180.000 3. Gula pasir 10 kg harga 8.000 = 80.000 4. Kayu bakar 10 ikat harga 6500 = 65.000 5. Upah pekerja 4 orang = 200.000 6. Lain-lain = 100.000 7. Total pengeluaran = 1.000.000

Abu naim dengan modal Rp 1.000.000 untuk usaha Gulo kacangnya yang di gunakan untuk keperluan belanja dan lain-lain selama menjalankan proses produksi, setelah produksi selesai dan di pasarkan Abu naim mendapat

keuntungan bersih sekitar 20-25% dari modal untuk produksinya, dengan bahan 50 kg kacang dan 40 kg gula biasanya kalau sudah jadi dan dikemas menjadi

73

sekitar 700 bungkus. Pada tahun 2010 Abu naim menjual Gulo kacangnya dengan harga 18.000 jadi pendapatanya bersih sekitar sekitar Rp 250.000. apabila dibuat persen 20-25% profit pendapatanya.83

Setelah melihat perbandingan di atas peneliti dapat mneyimpulkan bahwa persaingan yang terjadi antara pelaku pengusaha Enting-enting gepuk dengan Gula kacang di Kota Salatiga hasilnya tidak jauh berbeda pendapatanya. Pengusaha Enting-enting gepuk lebih di untungkan karena dalam pemasaranya lebih unggul karena sudah bisa menembus kota-kota besar di Indonesia bahakan sudah sampai di Negara tetangga seperti Malaysia, Singapora bahkan Australia dan Belanda. Sedangkan untuk Gula kacang pemasaranya hanya sampai di pasar dan kota tetangga seperti Boyolali dan Kabupaten Semarang. Kebanyakan para pengusaha Gula kacang belum mendaftarkan produknya ke Disperindag maka dari itu sulit untuk menembus pasaran yang lebih luas.

74 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Setiap bisnis atau usaha pasti memeliki aturan-aturan tersendiri seperti halnya bisnis makanan khas enting-enting gepuk dan gulo kacang, yang menjadikan perbedaanya adalah pengusahanya enting-enting gepuk dimiliki oleh Etnis Tionghoa sedangkan gulo kacang dimiliki oleh Pribumi Muslim jadi pengusaha Etnis Tionghoa memiliki etika bisnis tersendiri yaitu lebih menganut ke etika bisnis Tau Chu Kung agar bisnisnya dapat berjalan dengan lancar dan baik diantara etika yang diajarkan dalam bisnisnya adalah sebagai seorang pengusaha harus rajin tidak boleh malas-malasan dalam menjalankan bisnisnya, agar modal tidak habis setiap pengusaha Tionghoa harus bisa beermat dalam pengeluaran tidak boleh hidup berfoya-foya, jadikanlah setiap pelanggan seperti raja harus dilayani dengan sebaik mungkin agar pelanggan puas dan pada akhirnya bisa menjadi pelanggan tetap. Sedangkan untuk etika bisnis pribumi muslim juga mempunyai aturan tersendiri seperti setiap pengusaha harus bisa menjaga amanah dari pelangganya agar pelanggan tidak mereasa kecewa, pembisnis juga harus didasari dengan sifat jujur sesuai barang yang ada dan tentunya kualitasnya, apabila ada perjanjian antara pengusaha dan pelanggan harus bisa ditepati karena agar pelanggan tetap percaya pada perusahaan yang kita pimpin.

Ekonomi merupakan salah satu asset yang harus dikembangkan karena dengan ekonomi yang maju maka pemerintah Kota Salatiga bisa mewujudkan

75

kehidupan masyarakat yang lebih maju dari berbagai aspek seperti sosial, politik, budaya dan tentunya ekonomi. Ditinjau dari aspek ekonomi Kota Salatiga mempunyai 9 sektor perekonomian yaitu: sector pertanian, pertambangan dan penggalian, industry pengolahan, listrik, gas dan air minum, bangunan perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Dengan demikian salah satu usaha untuk meningkatkan sector perekonomian adalah dengan mengembangkan sektor industri maupun perdagangan. Pada tahun 2000-2010 perekonomian salatiga terus mengalami kenaikan dari mulai 2,5%-4,2% setiap tahunya dari berbagai sector yang ada di Kota Salatiga.

Produksi Enteng-enteng gepuk dan gulo kacang mempunyai perbedaan yang signifikan walaupun terbuat sama-sama dari kacang tanah dan gula namun dalam hasil akhirnnya beda dan tentu saja rasanya, jadi oleh-oleh khas Kota Salatiga mempunyai penggemar sendiri-sendiri jadi dalam persaingan ini lebih dalam strtegi pemasaranya dan kualitas produksinya. Dalam strategi pemasaran Enting-enting gepuk membuka pemasaran sendiri baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Pemasaran secara langsung disini dijelaskan seperti menjual langsung di toko sendiri dan langsung dibeli oleh konsumen. Sedangkan pemasaran yang tidak langsung biasanya produsen Enting-enting gepuk mendatangi toko-toko di Kota sekitar bahkan sampai ke Luar Kota setelah itu baru sampai ke tangan konsumennya. Pemasaran Enting-enting gepuk sudah memiliki pelanggan tetap bahkan pemasaran sudah samapai di Luar Kota Salatiga seperti Solo, Boyolali, Magelang, Semarang, Surabaya, Malang, jakarta, Bandung bahkan

76

ada yang menembus pasaran sampai negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Australia bahkan Belanda. Sedangkan untuk Gulo kacang pengusaha belum mempunyai cukup jaringan maka al-hasil usaha gulo kacang sulit untuk maju.

B. Saran

1. Sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan para pengusaha kecil yang kekurangan modal seperti usaha gulo kacang.

2. Pemerintah ikut membantu memasarkan produk-produknya agar bisa lebih dikenal di penjuru Indonesia bahkan Dunia.

3. Alamat-alamat yang berada di web diperindag agar du upgrade ulang soalnya banyak alamta yang sudah tidak produksi lagi.

4. Bagi pengusaha yang sudah besar hendaknya membantu pengusaha yang masih kecil

5. Bagi pengusaha gulo kacang hendaknya produknya di daftrakan ke disperindag agar mudah terpantau dan bisa di bantu memasarkanya.

77

Daftar Pustaka

1. BUKU

Aan Wan Seng. (2009). Rahasia Bisnis Orang China. Jakarta: Naura Books.

Baidowi Syamsuri. (1995). Kisah wali songo(penyebar islam di tanah Jawa).Surabaya: Apolo.

Badroen, Faisal,et al. (2006). Etika bisnis dalam Islam. Jakrta: Kencana Press.

Badan Pusat Statistik. (2005). Salatiga Dalam Angka.

Badan Pusat Statistik. (2006). Salatiga dalam Angka.

Badan Pusat Statistik. (2007). Salatiga dalam angka.

Badan Pusat Statistik. (2008). Salatiga Dalam Angka.

Badan Pusat Statistik. (2010). Salatiga Dalam Angka.

Daliman, A. (2012). Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ombak

Daryono.(2007) Etos kerja orang Jawa, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Dinas Pariwisata, Seni, Budaya, dan Olahraga. (2006). Sejarah dan budaya sebagai pendukung pariwisata kota salatiga. Kota Salatiga.

Dudung, Abdurahman. (1957). Metodolgi Penelitian Sejarah. Bandung: Ar – Ruzz Media.

78

Emilyus E. Ismail.(1984). Perdagangan pengusaha cina, perilaku pasar. Jakarta: Yayasan ilmu sosial.

Harahap M. Yahya. (1986). segi segi hukum perjanjian, Bandung: Alumni.

Husain shahata. Busines ethics in Islam. Egypt: Al Foundation

Imam GM. (2008). Nahwa rajul a’mal Islam,keunggulan bisnis Rosululloh, Semarang: pustaka nun,

Pemerintah Kota Salatiga. (1995). Hari jadi kota Salatiga. Salatiga.

Pemerintah kota Salatiga (2007). Ensiklopedia Salatiga.

Pemerintah kota salatiga. (2010). profil potensi unggulan investasi kota salatiga.

Panuju, Redy. (1995). etika bisnis tinjuan empiris dan kiat mengembangkan bisnis sehat. Jakarta: PT Gramedia Widia Sarana.

Saefulloh Muhammad. (2011). Etika Bisnis dalam Praktek Bisnis Rasulluloh, Jurnal Hukum islam vol1 9.

Sugiyo. (2012). Sukses berbisnis kuliner. Jakarta: mediakita.

Soleh dkk. (2016) Laporan penelitian etnis tionghoa pada masa orde baru di salatiga.

Supangkat, Eddy. (2007). Salatiga sketsa kota lama. Salatiga: Griya Media.

Suryatama, Erwin. (2014). Lebih memahami Analisis SWOT dalam Bisnis, Malang: Kata Pena.

79

Sujarwani Wiratna. (2014). metodologi penelitian. Bantul Yogyakarta: pustaka Baru Press.

Takwin Bagus. (2003). filsafat timur: sebuah pengantar ke pemikiran-pemikiran timur. Yogyakarta: Jalasutra.

Thomas Lem Tjoe, Rahasia Sukses Bisnis Etnis Tionghoa di Indonesia. Yogyakarta: Media Presindo.

Webster’s new colegiate dictionary,G. Dan C,meriam company,usa.

Wing-Tsit chan. A source book in chinese philosphy. Univercity Press.

2. INTERNET

Trisnanto, AM Adhy (Minggu, 18 Februari 2007)”Etnis Tionghoa juga Bangsa Indonesia” suara Merdeka, diakses tanggal 20 April 2017 jam 12.59.

www.http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-persaingan-competition/

diaksespada tanggal 5 April2017 jam 10.05.

http://maribelajarsejarahsalatiga.weebly.com/enting---enting-gepuk.html di akses

pada tanggal 12 april 2017 jam 21:42

http://www.kompasiana.com/brandolubis/peranan-etnis-china-dalam-pertumbuhan-bisnis-indonesia_54fec257a33311982b50f8d2 di akses tanggal 20 juli jam 13.15

80

3. WAWANCARA

Wawancara dengan Abu naim pemilik usaha gulo kacang rasa jahe tanggal 12 Agustus 2017 jam 8.45

Wawancara dengan Agung pemilik usaha gulo kacang “Rumah & Batu” tanggal 7 Agustus 2017 jam 15.00

Wawancara dengan Agung Yulianto pemilik usaha enting-enting gepuk ” Rumah & Batu” tanggal tanggal 7 Agustus 2017 jam 15.30

Wawancara dengan Anton pemilik usaha enting-enting gepuk “Dua Naga Berlian” tanggal 7 Agustus 2017 jam 13.00

Wawancara dengan Nurcholis Majid pemilik usaha gulo kacang “maz noer

tanggal 12 Agustus 2017 jam 13.00

Wawancara dengan Slamet Riyanto pemilik usaha enting-enting gepuk “Arya Mas” tanggal 4 Agustus 2017 jam 15.10

LAMPIRAN BELAKANG Lampiran I

Lampiran II

Lampiran III

Lampiran IV

Lampiran V Siap di pasarkan

Lampiran VI

Lampiran VII

Lampiran VIII Siap di pasarkan

Lampiran IX