STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) STAIN
SALATIGA ANGKATAN TAHUN 2 0 0 4
S K R I P S I
D ia ju k a n U n tu k M e m e n u h i K e w a jib a n d a n M e le n g k a p i S y a r a t
G u n a M e m p e ro le h G e la r S a rja n a S tr a ta I
D alam Ilm u T a rb iy a h
J U R U S A N T A R B IY A H
P R O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A IS L A M
S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (ST A IN )
S A L A T IG A
.//. Stadion 03 Tc/p. (0298) 323706, 323433 Sa/atif’a 3072/
Websile : www.slainsalalitia.ac.id li-m ail: adiiiiitisiiasi(<<)slainsalalitia.ac.id
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis o’eh orang lain atau pernah
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran
orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup
mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang
munaqosah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 01 September 2008
Penulis,
Zam roni NIM. 111 04 010
Wcbsitc : w\v\v.slainsalatiga.ac.id E -nril : administrasi t/ stainsalalign.ac.id
P E N G E S A H A N
Skripsi Saudara : ZAMRONI dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 04 010
yang berjudul : "PENGARUH PUASA RAMADHAN TERHADAP
KESALEHAN SOSIAL MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM (PAI) STAIN SALATIGA ANGKATAN TAHUN 2004”,
Telah dirr.unaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari: Selasa, 16 September 2008
yang bertepatan dengan tanggal 16 Ramadhan 1429 H dan telah diterima sebagai
bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.
16 September 2008 M Salatiga.
---16 Ramadhan 1420 H
Panitia l ijian
Pembimbing
Yedi Efredi, M .Ag
NIP. 150 318 023
JL Stadion 03 Tetp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Wcbsile : www.siainsakiliua.ac.id E-mail : adminislrasi(?/lslainsala(iga.ac.id
YEDI EFRIADI, M.Ag
DOSEN STAIN SALATIGA
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 3 eksemplar
Hal : Naskah skripsi
Saudara Zam roni
Kepada
Yth. Ketua STAIN Salatiga
di Salatiga
Assalamu'alaikum. Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :
Nama : ZAMRONI
NIM : 111 04 010
Jurusan / Progdi : TARBIYAH / PAI
Judul : PENGARUH PUASA RAMADHAN TERHADAP
KESALEHAN SOSIAL MAHASISWA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM (PAI) STAIN SALATIGA ANGKATAN
TAHUN 2004
Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera
dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu 'alaikum, wr, wb
Salatiga, 30 Agustus 2008
Pembimbing /
Y E D fE F R IA D L M .Ag
NIP. 150 318 023
memagan fiarta orang dengan jaCan 6atiCdan mereda
mengkaCang-kaCangi dari jalan A Flak. (Dan orang-orang yang menyimpan emas
dan pem adan tidak^menafkgkkgnnya pada jalan AFFaFi, maka
6eritakukgnFak kepada mereka, siksa yang pedifi.
Skripsi ini penulis persem6ahpan untup:
1. (Bapapjl6unda tercinta, tercinta, tersayang yang seCaCu
mem6im6ing, mendo'apan dan mem6eripgn segalanya 6ai^moraC
maupun spritual6agi pelancaran study pu, semoga JAllah
senantiasa meridfoinyc
2. (Buat temanpu yang telah memberipan dupungan dan motivasi
terutama !Mutaqin dan N u r %'adin.
3. Semua teman-temanpu angpatan 2004
4. (Buat peluarga 6esar
'fDOT. CO^M"yang menjadi tempat pengetipan
spripsi ini, thanpyou very much
Assalamu'alaikum wr. wb
Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT, atas segala
rahmat dan kenikmatan yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul "PENGARUH PUASA
RAMADHAN TERHADAP KESALEHAN SOSIAL MAHASISWA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) STAIN SALATIGA
ANGKATAN TAHUN’ 2004".
Mengingat kemampuan penulis masih belum sempurna, maka di dalam
penyusunan skripsi ini mungkin akan ditemui banyak kekurangan. Oleh karena itu
penulis"dengan rendah hati dan tangan terbuka menerima masukan dan saran-
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Adapun yang menjadi tujuan penyusunan skripsi ini adalah untuk
memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama
Islam dalam Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
Selama penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, maka bersamaan dengan selesainya skripsi ini
perkenankanlah penulis menghanturkan rasa terima kasih terutama kepada yang
terhorm at:
1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Drs. Fathurrahman. M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama
Islam.
3. Yedi Effiadi, M.Ag selaku dosen pembimbing dalam penulisan skripsi ini
yang telah memberikan bimbingan dengan penuh perhatian dan kesabaran.
dalam menuntut ilmu di STAIN Salatiga.
5. Bapak, Ibu terkasih yang selalu mendoakanku
6. PakDe di DOT.COM yang telah membantu menyelesaikan tulisan skripsi
saya.
7. Buat temanku yang telah memberikan dukungan dan motivasi terutama
o
Mutaqin dan Nur Yadin.
8. Semua teman-teman angkatan 2004 yang telah membantu dalam penyusunan
skripsi ini.
9. Teman-teman HMI
Akhirnya penulis hanya dapat berdoa kepada Allah SWT, semoga semua
amal baik dan bantuan yang lelah diberikan kepada penulis senantiasa mendapat
balasamyang berlipat ganda dan selalu mendapatkan hidayah serta ridho dari-Nya.
Amin.
Wassalamu'alaikum wr. wb
Salatiga, 01 September 2008 Penulis
Zamroni
NIM : 111 04 010
HALAMAN JUD U L... i
DEKLARASI... ii
NOTA PEM BIM BING... iii
PENGESAHAN... iv
MOTTO... v
PERSEM BAHAN... vi
KATA PENGANTAR... vii
DAFTAR IS I... ix
DAFTAR TA B EL... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang M asalah... 1
B. Penegasan Istilah... 3
C. Rumusan M asalah... 5
D. Tujuan Penelitian... 6
E. Hipotesis... ... 6
F. Metodologi Penelitian... 7
G. Sistematika Penulisanya... 11
BAB II LANDASAN TEORI A. Puasa R am adhan... 13
L Makna P uasa... 13
2. Syarat dan Rukun Puasa... 16
v
HALAMAN JUDUL... i
DEKLARASI... ii
NOTA PEM BIM BING... iii
PENGESAHAN... iv
M OTTO... v
PERSEM BAHAN... vi
KATA PENGANTAR... vii
DAFTAR IS I... ix
DAFTAR TA B EL... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang M asalah... 1
B. Penegasan Istilah... 3
C. Rumusan M asalah... 5
D. Tujuan Penelitian... 6
E. Hipotesis... 6
F. Metodologi Penelitian... 7
G. Sistematika Penulisanya... 11
BAB II LANDASAN TEORI A. Puasa R am adhan... 13
1. Makna P uasa... 13
2. Syarat dan Rukun Puasa... 16
Tabel I Kondisi Tenaga Pendidik (Dosen) A k tif... 37
Tabel II Kondisi Tenaga kependidikan... 37
Tabel III Jumlah Mahasiswa 2007/2008 ... 38
Tabel IV Jumlah Mahasiswa 5 Tahun Terakhir... 38
Tabel V Daftar Nama Responden... 45
Tabel VI Daftar Nilai Angket Puasa Ramadhan... 48
Tabel VII Daftar Nilai Angket Kesalehan Sosial... 49
Tabel VIII In terv al... 52
Tabel IX Nilai hasil Angket Puasa Ram adhan... 52
Tabel X Nilai Angket Kesalehan Sosial... 54
Tabel XI Tabulasi Nilai Puasa Ramadhan... 57
Tabel XII Tabulasi Nilai Kesalehan Sosial... 60
Tabel XIII 'fabel Interpretasi Puasa R am adhan... 63
Tabel XIV Tabel Interprestasi Kesalehan Sosial... 64
Tabel XV 'fabel Kerja untuk Mencari Korelasi Antara Variabel Puasa Ramadhan (X) dan Variabel Kesalehan Sosial (Y )... 66
%
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam adalah agama yang tidak menuntut terhadap pemeluknya untuk
berbakti kepada Allah SWT semata, melainkan juga berhubungan antar
sesama makhluk. Islam merupakan agama yang paling komprehensif sehingga
Dalam Islam terhadap ajaran yang sangat fundamental, yaitu, rukun Islam
dengan jumlah lima butir salah satunya adalah puasa Ramadhan terletak pada
Surat Al Baqarah ayat 183 :
Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. Dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan, maka sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya membayar fid ya h ,: memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik 1
1 Asjmuni Abdurrahman, Manhaj Tarjih Muhammadiyah, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, Cet. IV, 2007, hlm.24
sudah tidak ada keraguan terhadapnya, maka disebut ya'lu wala yu'ld alayh
baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jik a kamu mengetahui”.
(Q.S. Al Baqarah : 183-184)2
Sehingga ayat tersebut di atas hanya dikhususkan kepada mu'min, yang
nantinya dapat membentuk jiwa yang takwa, As'ad Al Khatib membagi
tingkatan-tingkatan dalam agama Islam diantar any a yaitu 1) Iman, 2) Islam, 3)
Ikhsan, dan 4) Muttaqin,3 orang yang takwa sebagaimana dijelaskan dalam
surat Al-Baqarah ayat 1-4 yaitu 1) iman terhadap yang ghaib, 2) mendirikan
sholat, 3) menafkahkan sebagian rezekinya, 4) beriman pada kitab-kitab yang
dahulu, dan 5) beriman kepada hari kiamat.4 5 Selain item-item yang telah
dijelaskan dalam surah al-Baqarah, masih dilengkapi dalam surat Ali-Imran.
Disana dijelaskan bahwa orang-orang yang bertakwa adalah berani berderma
baik lapang maupun sempit, menahan amarah dan memaafkan kesalahan
orang lain.3
Manusia adalah “elektronik” canggih ciptaan Allah, sehingga apapun
ketetapan yang dibuatnya mesti baik untuk manusia, puasa Ramadhan yang
terdiri dari 2 kata, yaitu puasa dengan makna bertahan dan Ramadhan
bermakna memanggang, maka hal itu berfungsi untuk service setiap tahunnya
agar kembali “mengkilap” dan penuh energi. Dengan penuh kesadaran bahwa
manusia mempunyai 2 kutub sifat yang saling berlawanan, Jalaludin Rumi
mengilustrasikan dalam syairnya, bahwa manusia mempunyai potensi hewan
dan potensi malaikat,6 makan, minum, senggama, tidur, serta rasa ingin
2 Holly Quran
3 As'ad Al Khatib, Allahu Akbar, Etos Jihad Kaum Sufi, Serambi, Jakarta, 2003, him. 13 4 Lihat Surah Al Baqarah ayat 1 - 4
5 Ali- Imran ayat 132-133
6 Timothy Freke, Hari-Hari Bersama Rumi, Pustaka Hidayah, Bandung, 2003, him. 100
menang sendiri merupakan sifat alamiah manusia yang tidak ada bedanya
dengan hewan. Untuk menumbuhkan sifat kemalaikatan, maka perlu adanya
laku spiritual, salah satunya puasa Ramadhan, namun pada kenyataannya,
meskipun orang Islam sudah banyak melakukan puasa Ramadhan tetapi tidak
sedikit yang masih melakukan kemungkaran dan jauh dari nilai-nilai
kemanusiaan. Sehingga fenomena yang terjadi, puasa Ramadhan hanya
dijadikan ritual tahunan belaka dan tidak ada roh kesalehan yang melekat pada
sanubari orang Islam.
Hal tersebut, penulis maksudkan untuk melihat mahasiswa PAI STAIN
angkatan tahun 2004 dalam melaksanakan puasa Ramadhan apakah sudah
sesuai dengan ayat Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 183-184 yang tujuan
jntinya membentuk manusia yang bertaqwa.
Dengan latar belakang di atas, maka penulis mengajukan judul skripsi :
’’PENGARUH PUASA RAMADHAN TERHADAP KESALEHAN
SOSIAL MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM (PAI) STAIN SALATIGA ANGKATAN TAHUN 2004” .
p . Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesimpang siuran atau ketidakjelasan pada judul
skripsi ini, maka penulis perlu menjelaskan item-item kalimat / kata sebagai
1. Pengaruh
Pada dasarnya pengaruh itu sama dengan sikap em p a th y, yang
berarti: suatu kecenderungan untuk merasakan sesuatu yang dilakukan
orang lain andai ia dalam situasi orang lain tersebut.7
2. Puasa Ramadhan
Kata puasa Ramadhan berasal dari 2 kata (kata majemuk) yaitu
puasa dan Ramadhan, untuk memperjelas mengenai ungkapan kalimat
tersebut, maka perlu dikupas satu persatu. Kata puasa sebenarnya bukan
asli bahasa Arab dan bukan dari bahasa Indonesia, melainkan berasal dari
bahasa Jawa Kawi asli, yaitu puasa yang diinterpretasikan sebagai
menahan diri, kemudian diserap ke dalam bahasa Sansekerta menjadi
puasa. Dalam hal ini puasa bermakna hal tidak makan, tidak minum,
mengekang agar diri tidak makan, minum dan berbuat sesuatu terutama
berkaitan dengan agama.8 9 Arti yang sepadan dengan puasa dalam bahasa
Arab ditemui dengan kata ( ^ J yang berarti puasa atau
menahan d iri.°
Berikutnya penulis menjelaskan mengenai makna Ramadhan
berasal dari bahasa Arab yaitu l j J yang apabila
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti menjadi sangat panas.10
7 Abu Ahmad, Psikologi Umum, PT. Bina Ilmu, Surabaya, 1983, him. 70
8 Emzulfajri, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Ratu Aprilia Senja Di fa Publisher, tt., him. 675
9 Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, Yayasan Penyelenggara Penterjemah / Pentafsiran Al-Qur'an, Jakarta, him. 224
Kata tersebut apabila dijadikan nama bulan atau bulan-bulan berubah
menjadi diULia* j £ jL ia x j . 11
Sehingga puasa Ramadhan dalam bahasa Arab yaitu j
Ulama' Fiqih menjelaskan puasa Ramadhan yaitu tidak makan tidak
minum dan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai
terbenamnya matahari yang dilaksanakan di bulan Ramadhan.12 Yusuf
Qardhowi menjelaskan puasa Ramadhan adalah kewajiban yang sakral dan
ibadah Islam yang bersifat syiar yang besar juga salah satu rukun Islam
yang praktis lima, yang menjadi pilar agama.13
3. Kesalehan Sosial
Kesalehan sosial merupakan kalimat majemuk, yang apabila
dipisahkan menjadi kata kesalehan dan sosial. Kesalehan berasal dari
Bahasa Arab ^ ^ ^ Jika diartikan ke dalam Bahasa
Indonesia bermakna, baik tidak rusak.14 15 Karena kata tersebut sudah
mengalami penetrasi ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata kesalehan
dalam kamus ditemui arti yaitu kepatuhan dalam beribadah. Sosial dalam
Kamus Bahasa Indonesia bermakna berkenaan dengan khalayak,
berkenaan dengan masyarakat, berkenaan dengan umat, suka menolong
dan memperhatikan orang lain.13 Sehingga kesalehan sosial adalah suka
" Ibid.
12 Slamet Abidin, Fiqh Ibadah untuk IAIN, STAIN, dan PTAIS, CV. Pustaka Setia, Bandung, 1998, him. 241
13 Yusuf Qordawi, Fiqih Puasa, Era Intermedia, Pajang Solo, 2007, him. 112 14 Emzulfojri, op. cit., him. 725
berbuat baik atau taat berbakti kepada masyarakat dengan jalan suka
menolong.
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis dapat
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kualitas puasa Ramadhan mahasiswa Program Studi
Pendidikan Agama Islam (PAI) STAIN Salatiga Angkatan Tahun 2004?
2. Bagaimana sikap sosial mahasiswa progam studi Pendidikan Agama Islam
(PAI) STAIN Salatiga Angkatan tahun 2004?
3. Bagaimana pengaruh puasa Ramadhan terhadap kesalehan sosial?
D. Tujuan Penelitian
Dari permasalahan tersebut, penulis dapat merumuskan tujuan
penelitian yang sesuai dengan pokok masalah di atas antara lain:
1. Untuk mengetahui kualitas puasa Ramadhan mahasiswa Program Studi
Pendidikan Agama Islam (PAI) STAIN Salatiga Angkatan Tahun 2004.
2. Untuk mengetahui sikap sosial mahasiswa progam studi Pendidikan
Agama Islam (PAI) STAIN Salatiga Angkatan tahun 2004.
3. Untuk mengetahui pengaruh puasa Ramadhan terhadap kesalehan sosial
mahasiswa program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) STAIN salatiga
E. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.16 Berdasarkan
pengamatan sementara dapat peneliti ambil hipotesis sebagai berikut "Adanya
pengaruh positif puasa Ramadhan terhadap kesalehan sosial mahasiswa
program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) STAIN Salatiga Angkatan
tahun 2004".
F. Metode Penelitian
Untuk mendapatkan informasi yang valid dan dapat dipertanggung
jawabkan dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan metode sebagai
berikut:
1. Populasi dan Sampel
Populasi adalah "keseluruhan subjek penelitian".17 Sedangkan
sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti” .18
Dalam hal ini Suharsimi Arikunto dalam bentuk sampling
berpendapat apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil
semuanya. Sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Selanjutnya jika jumlah subyeknya lebih besar dapat diambil antara 10 %
sampai 15 % atau 20 % sampai 25 % atau lebih. 19
16 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 1998, him. 57
Sedangkan populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan
jumlah mahasiswa STAIN Salatiga program Studi Pendidikan Agama
Islam (PAI) angkatan tahun 2004 kelas A dan B sebanyak 55 mahasiswa,
karena jumlah populasi kurang dari 100, maka dalam penelitian ini
menarik dari data keseluruhan jumlah populasi yaitu sebanyak 55
mahasiswa.
2. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini ada 2 variabel yang menjadi obyek penelitian,
y a itu :
a. Puasa Ramadhan
Adapun indikator dari puasa Ramadhan adalah sebagai b erik u t:
1) Semakin tenang hidupnya.
2) Aktif melaksanakan puasa Ramadhan
3) Melaksanakan amalan utama yang lainnya.
4) Semakin meningkatnya sikap sabar dalam menghadapi hidup
b. Kesalehan Sosial
Untuk mengukur variabel kesalehan sosial mahasiswa Program
Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Angkatan tahun 2004, penulis
batasi dengan indikator sebagai berikut:
1) Memaafkan kesalahan orang lain
2) Berderma baik lapang maupun susah
3) Menahan amarah
5) Kasih sayang sesama teman
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penulisan ini peneliti menggunakan beberapa metode untuk
pengumpulan data antara lain :
a. Metode Observasi
Metode observasi merupakan penyelidikan yang dijalankan
secara sistematis dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat
indera (terutama mata) terhadap kejadian-kejadian yang langsung
ditangkap, metode observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan
pencatatan dengan sistematika fenomena yang diselidiki.20 Metode ini
digunakan untuk mengadakan pengamatan secara langsung yang
bersifat fisik mengenai situasi umum STAIN Salatiga meliputi letak
geografis, sarana dan prasarana serta dimaksudkan untuk mengetahui
sikap kesalehan sosial mahasiswa PAI STAIN salatiga angkatan tahun
2004.
b. Metode Angket
Metode angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.21
Adapun angket yang digunakan dalam penelitian ini penulis
berikan kepada mahasiswa program studi Pendidikan Agama Islam
20 Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka, Jakarta, 1987, him. 137
(PAI) angkatan tahun 2004 STAIN Salatiga, hal ini untuk mengetahui
pengaruh puasa Ramadhan terhadap kesalehan sosial
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi berasal dari kata "dokumen" yang artinya
barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi,
peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,
dokumen peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan
sebagainya.22 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang
struktur organisasi, kurikulum, daftar dosen, karyawan, mahasiswa
serta dokumentasi yang dibutuhkan.
4. Teknik Analisa Data
Dalam menganalisa data yang ada, penulis menempuh langkah-
langkah sebagai b erik u t:
a. Analisis Pendahuluan
Analisis pendahuluan merupakan tahap pengolahan data.
Analisis ini menggunakan prosentase sebagai berikut:
P = — x!00%
N
K eterangan:
P = Prosentase perolehan
F = Frekuensi
N = Jumlah total responden
b. Analisis Uji Hipotesis
Dalam analisis ini penulis menggunakan analisis koefisiensi
korelasi product moment dengan menggunakan rumusan sebagai
b erik u t:
Y ^ X Y
-N
Lxy
X*2-
< x * ) :N X ^ 2 - ( L y yNKeterangan :
rxy = Koefisiensi antara variabel x dan y
xy = Product dari x kali y
N = Jumlah responden
E = Sigma (jumlah)
c. Analisis Lanjut
Analisis lanjut merupakan jawaban atas diterima/ ditolak
tidaknya hipotesis yang dipergunakan atau menunjukkan signifikan
atau tidaknya terhadap hipotesis tersebut.
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Skripsi ini merupakan kesatuan dari bab yang tersusun dari bab yang
tidak terpisahkan. Sebelum masuk bab pertama diawali dengan preliminaris
yang berisi halaman, nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto,
BAB I : PENDAHULUAN;
Meliputi latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, hipotesis, metode penelitian dan
sistematika penulisan skripsi.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab kedua ini dijelaskan tentang hal-hal yang berkaitan
dengan puasa, yang meliputi makna puasa, syarat dan rukun puasa,
hal-hal yang mengurangi nilai puasa, kesempurnaan puasa, macam-
macam puasa dan hikmah puasa. Di Samping itu juga dibahas hal-
hal yang berkaitan dengan kesalehan sosial meliputi pengertian
kesalehan sosial, ciri-ciri kesalehan sosial, penerapan kesalehan
sosial juga dibahas hubungan antara puasa Ramadhan dengan
kesalehan sosial.
BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN
Laporan hasil penelitian berisikan seluruh hasil penelitian yang
meliputi gambaran umum Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) Salatiga yang mencakup tinjauan historis, letak geografis,
sarana dan prasarana dan struktur organisasi dan juga tentang data
responden yang berisikan hasil angket mahasiswa STAIN Salatiga
Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Agkatan tahun
2004.
BAB IV : ANALISA DATA
Pada bab ini dibahas tentang pengolahan data dan interpretasi data.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan saran-saran dan
LAND ASAN TEORI
A. Puasa Ramadhan
1. Makna puasa
Pada umumnya puasa dalam agama-agama terdahulu dilakukan
sebagai tanda berkabung, kemalangan dan duka cita.1 2 Maksudnya bahwa
mereka akan berpuasa ketika menerima musibah hal ini tampak misalnya
pada agama Yahudi di mana Nabi Daud menjalankan puasa tujuh hari
ketika anaknya masih kecil yang sakit seperti termaktub dalam kitab 11,
12, 16, 18. Juga dalam kitab Samuel 1:31-13 puasa disebut sebagai tanda
•> berkabung.
Islam membawa makna/ konsep baru tentang puasa. Puasa bukan
pertanda duka cita, kemalangan atau berkabung dan bukan pula untuk
peredam kemurkaan Tuhan serta memohon kasih sayang-Nya.3 Puasa
dalam Islam mempunyai makna yang mulia. Puasa dijalankan sebagai
suatu ibadah kepada Allah untuk mencapai derajat muttaqin yaitu
mencapai derajat rohani yang tinggi. Puasa dalam Islam Merupakan arena
tertinggi bagi jasmani, akhlak dan rohani manusia. Makna ini agak
berbeda dengan makna kifarat yang disebutkan dalam Al-Qur'an.
Bagi orang yang melakukan puasa dengan ikhlas tentu mereka
dapat dikatakan telah membuktikan imannya kepada Allah. Karena iman
1 Proyek Pembinaan Prasarana Perguruan Tinggi Agama/ LAIN, Ilmu Fiqh, Cet. Ke-2, Jakarta, 1983, him. 278
2 Kitab Suci Perjanjian Lama, Nusa Indah, Flores, NTT, cet. III, 1988, him. 451. J Proyek Pembinaan Prasarana Perguruan Tinggi Agama/ IAIN, op.cit, him. 279
itu bukan hanya diucapkan dengan lidah tetapi juga harus diikrarkan dalam
qalbu kemudian dalam perbuatan.4 Maka seseorang yang seperti itu ialah
seseorang yang memiliki integritas. Pada dasarnya kehidupan adalah nama
lain bagi "peperangan" antara desakan-desakan hawa nafsu saja yang
selalu menang sebagaimana yang diduga oleh kebanyakan manusia.5
Tetapi bisa juga kalah ketika kita bentengi diri kita dengan iman.
Keimanan inilah yang mendorongnya untuk menentang hawa nafsu kita,
terutama nafsu seksual yang sudah kita ketahui bahwa nafsu tersebut
adalah senjata setan yang paling ampuh untuk menundukkan manusia,
sehingga para psikolog menganggap bahwa ia adalah penggerak utama
semua perilaku manusia.
Puasa berpengaruh mematahkan gelora syahwat ini dan
mengangkat tinggi nalurinya, khususnya jika terus menerus melakukan
puasa dengan mengharap ridha dari Allah, karena itu Rasulullah SAW
memerintahkan puasa kepada pemuda yang belum mampu menikah,
hingga Allah melimpahkan karunia-Nya.6
Semua orang mengetahui bahwa menahan diri dari makanan dalam
beberapa hari itu adalah berguna bagi kesehatan, karena manusia telah
berlebih-lebihan di dalam makan dan minuman, sehingga mereka diserang
penyakit-penyakit baik badan maupun mental. Itulah sebenarnya makna
yang terkandung dalam puasa jika kita mau meresapi dengan sungguh-
sungguh.
Sebagaimana arti puasa dalam bahasa Arab “shaumun” artinya
menahan diri dari segala sesuatu, maka berdasarkan dari asal katanya, nabi
telah meletakkan nilai-nilai yang sebenarnya tentang puasa. Beliau
bersabda : “Bukanlah puasa itu sekedar menahan diri dari segala perbuatan
kotor dan keji”. Dari hadis nabi tersebut dapat kita ambil sebuah pelajaran
bahwa sebenarnya puasa itu mengandung makna yang luas yaitu selalu
menjaga hubungan dengan baik dengan Allah yaitu melaksanakan perintah
Allah yang berupa ajaran-ajararan yang wajib maupun sunah, dan juga
menjalin hubungan baik dengan sesama yaitu menjaga hawa nafsu kita,
serta menahan dari perkataan yang menyakitkan orang lain dan mencaci
maki.
2. Syarat dan Rukun Puasa
Bahwa setiap manusia beragama Islam wajib hukumnya
melaksanakan puasa Ramadhan sesuai dengan nash Al-Qur'an dan hadist
Nabi SAW.
a. Syarat wajib puasa
a. Islam
b. Baligh (umur 15 tahun keatas ) atau ada tanda yang lain, anak-anak
tidak wajib berpuasa
c. Berakal (orang gila tidak wajib berpuasa)
d. Mampu (artinya bahwa kuat berpuasa)
Empat syarat tersebut perlu dikaji yaitu ukuran baligh bagi
maupun dengan yang lainya, kedua, tumbuhnya bulu di sekitar
kemaluan, ketiga, genap usia 15 tahun bagi laki-laki, yang keempat,
sudah haid bagi wanita, maka wajib baginya berpuasa walaupun ia
haid sebelum 10 tahun.7
Sedangkan syarat sahnya puasa ada 4:
1) Islam (puasa tidak sah dilakukan orang kafir)
2) Mumayiz yaitu orang dapat membedakan yang baik dan yang
buruk
3) Suci dari haid dan nifas
4) Waktu yang layak untuk berpuasa.8
b. Rukun puasa
a. Niat
Yang dimaksud niat di sini adalah, berniat melaksanakan
ibadah demi melaksanakan perintah Allah dan taqorrub kepada-
Nya.
Sebagian orang terkadang menahan diri dari kegiatan makan
dan minum dari fajar hingga magrib, bahkan lebih dari itu, akan
tetapi untuk tujuan olahraga, mengurangi berat badan, atau
semisalnya. Sebagian ada juga yang mogok makan untuk menuntut
sesuatu hal yang mengancam akan bunuh diri secara perlahan,
sebagaimana banyak dilakukan oleh para penghuni penjara dan
demonstran.
7 Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, Cet ke-4, Sinar Bulan Baru Algensindo, Bandung, him. 186
Semua itu bukanlah puasa yang sya r’i, karena haus dan lapar
yang mereka alami tidak diniatkan untuk meraih ridha Allah dan
untuk mendapatkan pahala-Nya. Allah SWT tidak menerima
ibadah, kecuali dengan disertai niat.
Allah SWT berfirman dalam surat Al- Bayinah: 5.
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allan dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus ” (Al-Bayinah: 5)9
b. Menahan diri dari hal yang membatalkan sejak terbit fajar sampai
terbenam matahari.10
3. Hal-Hal Yang Mengurangi Nilai Puasa
Di samping ketentuan yang menyebutkan hal-hal yang dapat
membatalkan puasa, tetapi mengurangi nilai puasa yaitu:
a. Bila meninggalkan hal-hal yang sunah dan dianjurkan untuk
dilaksanakan oleh seseorang yang menjalankan puasa
b. Bila mata, mulut, telinga, tangan dan kaki tidak dikekang untuk
melihat, mendengar dan mengambil atau berjalan kepada hal-hal yang
kurang baik
c. Bila hati tidak sepenuhnya tertuju kepada Allah SWT dalam
menjalankan ibadah puasa.11 Maka tidak ada artinya puasa seseorang
9 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Toha Putra, Semarang, Edisi Baru Refisi Terjemah, 1989, him. 1084
yang mengarahkan maksud dan pengarahannya kepada selain Allah.
Tidak ada pula arti puasa bagi orang yang menceritakan kesalahan,
mengupayakan fitnah dan tipu daya serta memerangi Allah dan Rasul-
Nya di dalam lingkungan kaum mukminin.
4. Kesempurnaan Puasa
Dapat dikategorikan menjadi 3 tingkatan yaitu:
a. Puasa Umum
Puasa umum adalah menahan perut dan kemaluan dari segala sesuatu
yang mengurangi nilai puasa dan yang membatalkan puasa
b. Puasa Khusus
Puasa khusus adalah menahan pandangan, penglihatan, lidah, tangan,
dan kaki dari dosa-dosa.
c. Puasa Khususul Khusus
Puasa ini adalah puasanya hati dari cita-cita yang rendah dan fikiran-
fikiran duniawi, dan mencegah hati dari apa yang selain Allah SWT
secara keseluruhan.12
Dari ketiga tingkatan tersebut di atas maka nilai kesempurnaan
puasa juga akan berbeda-beda dengan tingkatan yang lain. Dalam
pembahasan ini penulis hanya akan membahas puasa khususul khusus
Kesempurnaan puasa ini ada 4 hal di antaranya:
a. Memejamkan dan menahan mata dari melebarkan pandangan kepada
segala sesuatu yang tercela dan dibenci Allah SWT.
b. Memelihara lidah dari berbicara tanpa arah, dusta, menggunjing,
mengumpat, berkata buruk, permusuhan dan pertengkaran dan
melazimkan diam dan sibuk dengan mengingat Allah yang maha suci
dan membaca kitab Al-Qur'an.
c. Menahan pendengaran dari mendengarkan segala sesuatu yang
makruh, karena segala sesuatu yang haram diucapkan adalah haram
pula didengarkan. Oleh karena itu Allah menyamakan orang yang
mencari pendengaran dengan pemakan barang haram.
d. Menahan seluruh anggota badan baik kaki maupun tangan dari dosa-
dosa dan makruh. Dan menahan perut dari segala yang subhat pada
waktu berbuka puasa, maka tidak ada artinya jika puasa itu mencegah
dari makanan yang halal kemudian berbuka dengan barang yang
haram.13
5. Macam-Macam Puasa
Macam-macam puasa diantaranya:
a. Puasa Wajib
Puasa ini terdiri dari 3 macam yaitu:
1) Puasa yang diwajibkan karena waktu tertentu, yakni puasa pada
bulan Ramadhan
2) Puasa yang disebabkan karena suatu sebab (I ’llat) yaitu puasa
kafarat.
3) Puasa yang diwajibkan karena seseorang mewajibkan puasa kepada
dirinya sendiri yakni puasa nadzar
b. Puasa Haram „
Tidak semua puasa terpuji dan dituntut dalam Islam. Puasa
adalah ibadah dan ibadah tidak bisa diterima sesuai dengan ketetapan
syariat. Apapun yang dilarang syariat, bukanlah ibadah, tetapi maksiat.
Ini jika pelarangannya bersifat larangan yang tegas. Jika larangan itu
tidak tegas sifatnya, maka pengamalannya bersifat makruh/ haram.
Sedangkan sesuatu yang tidak disyariatkan dan tidak diperintahkan,
maka ia bukanlah ibadah, bahkan ia adalah b id ’ah.{4
Puasa jenis ini adalah:
1) Puasa sunah (nafilah) seorang perempuan yang tanpa ijin
suaminya.
2) Puasa pada hari yang diragukan
Yaitu puasa pada hari ketiga puluh bulan sya’ban
3) Puasa pada hari raya dan hari tasyrik
Seperti; puasa dua hari raya: Idul Fitri, yakni hari pertama bulan
Syawal dan Idul Adha, yakni hari kesepuluh bulan dzulhijah, hari
tasyrik yaitu hari ke-11,12 dan 13 dari bulan dzulhijah
4) Puasa wanita yang sedang haid atau nifas hukumnya haram dan
tidak sah 14
c. Puasa Makruh (dahr)
Maksudnya dari puasa dahr adalah puasa terus menerus tanpa sela.15
Seperti puasa yang dikhususkan pada hari Jum’at atau Sabtu saja.
d. Puasa sunah
Misal: puasa Senin Kamis, puasa 6 hari di bulan Syawal, puasa hari
Arafah, puasa Daud (puasa sehari dan berbuka sehari) dan lain-lain.16
6. Hikmah puasa
Puasa menjanjikan para pelakunya satu posisi yang istimewa
dengan sebutan muttaqin. Gelar ini hanya Allah yang berhak memberi,
akan tetapi bagi mereka yang berhasil meraihnya. Tingkah laku positif
yang tercermin dalam sikap dasar dan hubungan manusia kesehariannya.
Ada beberapa indikasi bahwa puasa mempersiapkan manusia yang
berkualitas.
Pertama, puasa mempertebal kedekatan diri kepada Allah,
kekhusukan dalam rangka meraih keridhaannya ini didasarkan pada niat
tulus sehingga setiap perilakunya, mencerminkan cinta kepada Allah.
Kedua, puasa mampu mengatasi nafsu besar sekaligus menempatkannya
pada posisi yang sesuai dengan petunjuk agama. Penyair muslim terkenal
di abad pertengahan penulis Nadzam Burdah, mendendangkan bagaimana
cara mengendalikan nafsu: “Nafsu itu bagaikan bayi jika engkau menyusu
ibunya, dia akan menyusu ibunya sampai entah kapan. Akan tetapi, jika
engkau disiplin memberhentikanya (nyapih-jawa), dia pun berhenti juga”.
15 Ibid, 213
Ketiga, puasa mendorong pelakunya untuk bersikap kasih sayang
terhadap sesama yang dibuktikan dengan darma bakti sosial. Tatkala ia
lapar ingatlah dia pada kaum lemah, sehingga waktu ia makan tidak
berlebih-lebihan, keempat, puasa mengandung ajaran persamaan, ia tidak
membedakan antara orang kaya dan orang miskin, pejabat dengan kaum
awam, semuanya harus tunduk pada peraturan yang universal, yang
membedakan mereka hanya kadar iman dan taqwanya kepada Allah SWT.
Kelima, puasa mengajarkan disiplin yang luar biasa karena
melibatkan lahir batin. Jiwa raga terlatih sedemikian rupa sehingga orang
ikhlas berpuasa mampu mengemban tugas-tugas berat. Keenam, puasa
menambah kekebalan seseorang terhadap penyakit organ-organ tubuh
yang bekerja selama setahun membutuhkan istirahat. Ketujuh, puasa bukan
menggambarkan manusia sengsara, melainkan manusia mencapai
kebahagiaan yang hakiki, perang terhebat adalah melawan hawa nafsu.
Melalui puasa seseorang akan terlatih untuk alternatif terbaik antara
emosional dan intelektual.17
B. Kesalehan Sosial
1. Pengertian
Kesalehan sosial merupakan gabungan dari dua kata yaitu
kesalehan dan sosial untuk lebih jelasnya peneliti uraikan satu per satu.
Kesalehan merupakan kata serapan dari bahasa Arab yaitu saleh. Dalam
Al-Qur’an kata saleh disebut sebayak 180 kali.18
Saleh dalam kamus bahasa Indonesia mempunyai arti yaitu taat dan
bersungguh-sungguh dalam menjalankan amal ibadah, suci dan beriman.19
Sementara kesalehan berarti kepatuhan dalam beribadah.20 Sosial dalam
kamus sosiologi ditulis sosial mempunyai arti yang biasanya digunakan
dengan referensi pada hubungan seorang individu dengan yang lainnya.
Dari jenis yang sama atau, pada sejumlah individu yang membentuk lebih
banyak atau lebih sedikit kelompok-kelompok yang terorganisir, juga
tentang kecenderungan-kecenderungan yang berhubungan dengan yang
lainnya.21 22 K.H Ahmad Dahlan dalam ijtihadnya memberikan penjelasan
bahwa tauhid meliputi dua aspek yaitu; (1) Persaudaraan berdasar
ketunggalan aqidah dan syariah. (2) Persaudaraan kemanusiaan walaupun
beda agama misalnya. Jadi di sini ditentukan bahwa orang yang beriman
harus mampu berbuat baik dengan sesama manusia (kesalehan sosial).
Pada era orde baru dirumuskan tri kerukunan umat beragama yang
meliputi:
a Kerukunan intern umat beragama
b Kerukunan antar umat beragama
18 Abu Zahra’ An-Nadji, Al-Q ur’an dan Rahasia Angka-Angka, Pustaka Hidayah, cet. VII,2001, him. 79
19 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, him. 725 20 Ibid. 725
21 Hartini, G. Sapoetra, Kamus Sosiologi dan Kependudukan, Bumi Aksara Jakarta, 1992, him. 382
c Kerukunan antar negara.
Amin Rais merumuskan bahwa tauhid mengandung pelajaran
moral {moral lesson). Tingkat pertama yaitu “tauhid” berarti keberanian
untuk mengatakan “tidak” terhadap setiap hal yang batil dan tidak benar.
Tingkat kedua, “tauhid” berarti memiliki keyakinan kepada Allah SWT.
Tingkat ketiga “tauhid” berarti mendeklarasikan diri tentang kehidupan
yang dituntun oleh Al-Qur’an. Tingkat keempat “tauhid” berarti
menerjemahkan keyakinan ke-Esa-an Allah SWT dan petunjuk-Nya.
Dalam Al-Qur’an wujud sikap budaya untuk mengembangkan
amal saleh. Tingkat terakhir tingkat kelima “tauhid” dari “tercela” di
dasarkan pada para meter Allah SWT, tentu saja menurut Al-Qur'an dan
As-Sunah yang sahih.23
Puasa Ramadhan merupakan indikator keimanan, dalam puasa
Ramadhan tersebut berisi berbagai pelajaran, salah satunya yaitu
mengingat kepada orang kaya betapa lemahnya kaum tertindas (proletan).
Sehingga di sini Allah menuntut kepada m uallaf agar mampu untuk
menumbuhkan kesalehan sosial, baik ke dalam dan keluar agamanya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kesalehan sosial adalah di mana
manusia mampu berhubungan baik dengan sesamanya tanpa mengenal
batasan herarki dan status sosial.
2. Ciri-ciri kesalehan sosial
Islam yang sesungguhnya adalah agama yang hendak menegaskan
bahwa Islam agama pembebasan dalam pengertian yang sebenar-benarnya
sejak kelahirannya, Islam datang untuk membebaskan orang-orang yang
tertindas, terlemahkan al-mustadllafun dan dizalimi oleh sistem sosial
yang tidak adil. Islam adalah agama pembebasan, dalam arti bahwa
keseluruhan ajaran yang dimuatnya ditetapkan untuk melahirkan suatu
pembebasan, oleh dan untuk pribadi-pribadi yang memeluknya.24 Agama
Islam nabi-nabi sebelumnya sama sebagaimana tercantum dalam Q.S Asy-
Syu'ara : 13 kepadamu dan apa yang telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya) ”25
24 Abad Badruzaman, Kiri Islam Hassan Hanafi Menggugat Kemapanan Agama dan Politik, PT Tiara Wana, Yogyakarta, 2005, hlm.7
25
Jelas dan gamblang Islam adalah agama yang selaras dengan fitrah
manusia sebagaimana yang tertulis dalam Q.S Ar-Rum : 30
jJnn
& ' j * j i \4si s > \L^ 4'jis
S S S * S S / / / s /
( r i ' / \ p \ a s i A iil
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitra h Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitra h itu. tidak ada perubahan pada fitra h Allah. (Itulah) agama yang
lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” 26
Dalam berbagai kisah telah banyak diungkap bahwa Islam adalah
pembebas dari kaum terlantar. Sebagai contoh, musa membebaskan
kaumnya dari cengkraman raja diktator yaitu Fira’un, begitu juga Ibrahim.
Kemudian di sini akan dibahas bagaimana ciri-ciri orang yang saleh secara
sosial dan baik. Di bawah ini peneliti uraikan satu demi satu
a. Memaafkan kesalahan orang lain
Manusia yang baik adalah manusia yang mampu menjadikan
dua hubungan yaitu kepada Allah dan sesama makhluk. Sehingga di
sini ditekankan bahwa manusia yang baik bukan saja dekat kepada
sang Khalik, namun juga mampu berhubungan dengan sesama.
Dalam keseharian hidup manusia pasti selalu berdekatan
dengan baik dan buruk. Lalu bagaimana orang yang baik itu? Apakah
orang tersebut tidak pernah bersentuhan dengan kesalahan? Pastinya
orang yang baik adalah orang yang pernah melakukan salah dan
menyadari kesalahan kemudian meminta maaf, dan apabila ada orang
yang minta maaf segera dimaafkan,
b. Berderma baik lapang maupun sempit
Sebagai seorang muslim maka hendaknya selalu berderma baik
kala lapang maupun sempit. Dalam konsep Islam dirumuskan di
antaranya ada istilah zakat, sedekah, dan infak. Sebelum menjelaskan
hal ini penulis mengutip hadis Nabi sebagai berikut:
Artinya : "Diriwayatkan dari Abu Hurairah r. a dari Nabi SAW. Beliau bersabda “Barang siapa yang menghilangkan dari orang suatu kesusahan di antara macam-macam kesusahan di dunia maka Allah akan mengilangkan darinya suatu kesusahan dari kesusahan-kesusahan kelak pada hari kiamat. Dan barang siapa membuat kemudahan terhadap orang yang sedang kesulitan, maka Allah memudahkan kepadanya di dunia akhirat. Barang siapa yang menutup cela orang Islam, maka Allah akan menutup cela di dunia dan akhirat. Dan Allah akan menutup cela di dunia dan akhirat. Dan Allah akan tetap menolong hamba-Nya selama dia mau menolong saudaranya... ” (HR.Muslim).
Kemudian peneliti akan menjelaskan apa itu zakat, sedekah,
1) Zakat
Zakat menurut bahasa berarti tumbuh (nummuw) dan bertambah
(ziyadah) sedang menurut syara’ berarti hak yang wajib
(dikeluarkan dari) harta. Sebagimana dalam firman Allah Q.S. At
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiw a bagi mereka, dan Allah Maha mendengar lagi Maha
M engetahui".27 28
Maksudnya, zakat itu akan menyucikan orang yang
mengeluarkanya dan akan menumbuhkan pahalanya.
Kata infak dapat berarti mendermakan atau memberi rezeki
(karunia Allah SWT) atau menafkahkan sesuatu kepada orang lain
berdasarkan rasa ikhlas dan karena Allah semata.29
Dalam Al-Qur'an dapat dilihat dalam surat Al-Baqorah: 195
27 Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Sebagai Madzhab. Terj. Agus Efendi. PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 1995, him. 82-83
28 Departemen Agama RI, op.cit., him. 297
29 Anatomi Fiqih Zakat Potert Pemahaman Badan Am il Zakat Sumatera Selatan, Pustaka Pelajar, cet I, 2005, him. 12
Taubah: 103
5)
j ‘k. J, $ ij
ii
j
ii4
S s s y y y s s s * s s
f r j * :m
L^an
/ / /
“D a« belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan,
dan berbuat baiklah, Karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik” 30
3) Shadaqoh
Shadaqoh berasal dari kata shadaqa yang berarti benar, dan dapat
dipahami dengan memberikan atau mendermakan sesuatu kepada
orang lain. Dalam konsep ini, shadaqah merupakan wujud dari
keimanan dan ketaqwaan seseorang, artinya orang yang suka
bersedekah adalah orang yang benar pengakuan im annya.31
c. Menahan amarah
Dalam penciptaan manusia di antaranya terdapat unsur tanah,
udara air dan api. Sehingga manusia suatu saat berwatak lembut dan di
saat yang lain mampu berbuat beringas melebihi binatang buas.
Keadaan demikian karena kurangnya unsur iman dalam diri manusia.
Maka orang yang beriman mampu menahan dirinya untuk berbuat
brutal. Kebrutalan adalah tindakan yang ditentang dalam Islam, karena
suasana tersebut dapat membuat manusia terperosok ke lembah
kehinaan.
Nabi Muhmmad SAW. Berpesan sebagai berikut
i
j l K S ' * J j* ( j ) j *
d ljj)
)l
l j 6
^ I J 6
*jU-y«J
Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a sesungguhnya ada seorang lelaki bertanya kepada Nabi SAW “Berkenanlah kiranya baginda berpuasa kepadaku!” jaw ab beliau ‘janganlah engkau m arah” laki-laki tersebut senantiasa mengulangi permintaan berulang kali, beliau menjawab
“janganlah engkau marahP” (HR.Bukhari)32
Islam agama yang tinggi, hal ini terbukti dari aturan-aturannya
yang tidak mengatur urusan besar saja melainkan urusan yang paling
pelik, semisal dilarangnya marah, karena orang marah terlihat tidak
baik. Berbeda dengan orang yang banyak tersenyum, mukanya terlihat
sejuk dan menyenangkan.
d. Berbicara sopan dengan orang lain
Islam sebagaimana arti bahasa yaitu selamat. Maka orang yang
memeluk agama ini seharusnya dalam gerak-gerik tingkah-lakunya
selalu menuntun pada hidup selamat. Keselamatan seseorang
berpangkal pada ucapan, orang jaw a mengatakan “terplesetnya kaki
dari berjalan itu masih enak dari pada terplesetnya mulut dari
berbicara”. Ungkapan orang Jawa tersebut mengandung filosofi yang
amat mendalam. Karena jika jatuh karena terpleset, yang sakit dirinya
sendiri dan menyangkut tubuh fisiknya saja, namun jika teijatuhnya
disebabkan karena ucapan yang merasakan sedih/ sakit bukan dirinya
sendiri bahkan orang lain ikut terkena imbasnya. Nabi Muhammad
SAW menjelaskan dalam hadisnya sebagai berikut:
Artinya: "Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a sesungguhnya Rosullullah SAW bersabda “barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah berkata baik atau diam s a j a . . .(H.R Bukhori Muslim)
e. Kasih Sayang Sesama Teman
Allah SWT mempunyai sifat kasih sayang, sebagaimana
tercermin dalam Q.S al-Faatihah: 1
“Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”33
Sehingga manusia perlu meneladani-Nya. Karena dalam hadis
La>- J> H \ -Uil ^ J '
juga disebutkan, ^ yang dapat diartikan berprilakulah
dengan prilaku Allah.
33
3. Penerapan Sikap Kesalehan Sosial
Ketika teori tidak diterapakan dalam bentuk nyata maka hanya
terlihat hambar. Puasa Ramadhan adalah sebuah teori dari Allah, guna
mendidik kepada para hambanya supaya menjadi orang yang bertakwa.
Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam surat al-Baqarah: 183 sebagai b erik u t:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa ”34
Dalam Q.S Ali Imran: 134, dijelaskan pula sebagai berikut:
“(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan ”.35
Dari uraian ayat di atas, jelas bahwa Ramadhan adalah bentuk
tarbiyah yang diberikan oleh Allah kepada manusia supaya menjadi orang
yang betul-betul baik, secara vertikal maupun horizontal. Maka
pengalaman menahan diri yang telah diperoleh selama satu bulan (29/30
hari) perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
C. Hubungan antara Puasa Ramadhan dengan Kesalehan Sosial.
Muhammad SAW bersabda puasalah kamu supaya
kamu sehat.36 Allah SWT mensyariatkan kepada ibadah kepada hambanya
tidak serta merta uji coba uji-coba, atau sekedar main-main, namun secara
jelas ada tujuan yang baik. Sejarah telah mencatat bahwa Bangsa Arab
sebelum datangnya Islam terkenal sebagai orang bodoh (Jahiliyah) dan setelah
Islam berkembang secara pesat maka wilayah tersebut menjadi daerah yang
berperadaban.
Dalam sebuah hadis diriwayatkan sebagai berikut:
*■ \
•!'j j ) ^ ** j - 4 5 * f j *
«•
Artinya: “Barang siapa tidak meninggalkan pembicaraan dan perbuatan dusta, maka sedikitpun Allah tidak memerlukan perbuatanya meninggalkan makan dan minumnya” (H.R Bukhori dan Abu Dawud)37
Hadis di atas menunjukkan bahwa, Allah menyuruh manusia untuk
berpuasa tidak ada lain supaya menjadi baik. Ibadah puasa mengandung
makna yang multi dimensi. Salah satunya adalah ajaran puasa untuk tidak
makan dan minum atau mengkonsumsi apa saja selama lebih kurang 13 jam
yang dilakukan secara berulang-ulang ternyata akan membentuk perilaku baru
36 Aslim D. Sibatang, Hubungan Puasa Dengan Kesehatan Jasmani dan Rohani,
Srigunting, Jakarta, 2001, him. 250
yaitu terjadinya proses aktualisasi sifat kecerdasan pada manusia.38 Maka
setelah berpuasa yang di dalamnya ada rasa keprihatinan pada kemudian hari
muncul pemikiran jernih yaitu berani berbuat baik dengan sesama makhluk
terutama pada manusia.
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Keadaan Umum STAIN
1. Identitas Sekolah
Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 11
Tahun 1997, maka secara yuridis mulai tanggal 21 Maret 1997 Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga beralih status menjadi Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Sesuai dengan keputusan itu,
STAIN tetap didudukkan sebagai perguruan tinggi di bawah naungan
Departemen Agama Republik Indonesia yang menyelenggarakan
akademik dan/atau profesional dalam disiplin ilmu pengetahuan agama
Islam. Sebagai salah saf" *>'ntuk satuan pendidikan tinggi, STAIN Salatiga
masih tetap pula memiliki kedudukan dan fungsi yang sama dengan
institut maupun universitas negeri lainnya.
2. Sejarah Singkat Berdirinya
Pendirian lembaga ini, bermula dari cita-cita masyarakat Islam
Salatiga untuk memiliki perguruan tinggi Islam. Oleh karena itu
didirikanlah Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Institut Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (IKIP) “Nahdlatul Ulama” di Salatiga. Lembaga ini menempati
gedung milik yayasan “Pesantren Luhur” yang berlokasi di jalan
Diponegoro Nomor 64 Salatiga. Lembaga ini didirikan oleh berbagai
pihak, khususnya para ulama dan pengurus Nahdlatul Ulama Jawa Tengah.
Dalam rentang waktu kurang dari setahun lembaga ini diubah dari
FIP IKIP menjadi Fakultas Tarbiyah. Maksud perubahan tersebut adalah
agar lembaga ini dapat dinegerikan bersamaan dengan persiapan
berdirinya IAIN Walisongo Jawa Tengah di Semarang. Guna memenuhi
persyaratan formal, maka dibentuklah panitia pendiri yang diketuai oleh
K.H. Zubair dan sekaligus diangkat sebagai dekannya.
Dalam perkembangannya seiring dengan berjalannya waktu,
berdasarkan pada surat Menteri Agama c.q. Direktorat Pembinaan
Perguruan Tinggi Agama Islam Nomor Dd/PTA/3/1364/64 tanggal 13
November 1964. Pembinaan dan pengawasan Fakultas Tarbiyah Salatiga
diserahkan IAIN Walisongo. Fakultas Tarbiyah Salatiga mendapat status
negeri, dan menjadi cabang Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo. p^da
tanggal 21 Maret 1997 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga beralih
status menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, hal
ini sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 1999.
3. Letak Geografis
STAIN Salatiga berlokasi di jalan Tentara Pelajar Nomor 2
Salatiga, Jawa Tengah. Letak STAIN Salatiga sangat strategis yaitu
terletak di sebelah barat alun-alun, Polres dan Kantor Pemda Salatiga. Di
samping dekat dengan sentral pemerintahan, STAIN Salatiga juga dekat
dengan lapangan olah raga dan rumah sakit, di samping itu juga mudah
Di samping itu STAIN Salatiga juga memiliki kampus dua yang
terletak dekat dengan sekolah internasional, kampus dua ini di tengah kota
Salatiga Barat yaitu di Kembangarum. Kampus ini juga mudah dijangkau
karena angkota No. 9 sampai di depan kampus.
4. Organisasi STAIN Salatiga
Organisasi STAIN Salatiga terdiri dari:
a. Unsur pimpinan terdiri dari ketua dan pembantu ketua
b. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
c. Unsur pelaksana akademik
Jurusan dan program studi, pusat penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat, unit pelayanan bahasa, unit pengembangan sumber
belajar, unit pengembangan mutu akademik, pusat penelitian dan
pengabdian masyarakat, pusat ilmiah dan penerbitan, pusat sistem
informasi mahasiswa dan kelompok dosen.
d. Unsur pelaksana administratif. Bagian administratif, sub bagian
kepegawaian dan keuangan, sub bagain umum, dan sub bagian
akademik dan kemahasiswaan.
e. Unsur penunjang unit pelaksanaan teknis perpustakaan, komputer dan
laboratorium.
f. Unsur badan non struktural: YAKAOMI, OPM, BEM, dan HMJ
5. Keadaan Dosen dan Karyawan
a. Rektor/ketua : Drs. Imam Sutomo, M.Ag
c. Pembantu Ketua II : Drs. H. Imam Baihaqi, M.Ag
d. Pembantu Ketua III : Drs. Miftahudin, M.Ag
TABEL I
KONDISI TENAGA PENDIDIK (DOSEN) AKTIF
No
Kualifikasi
Pendidikan
Dosen Tetap Dosen Tidak Tetap
Lk Pr Total Lk Pr Total
1 SI 4 3 7 16 5 21
2 S2 44 25 69 8 0 8
3 S3 25 0 25 0 0 0
Total 73 28 101 24 5 24
TABEL II
KONDISI TENAGA KEPENDIDIKAN
No Kualifikasi Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan
SLTA SD SI Pasca Total
1 Tenaga administrasi 3 2 25 4 34
2 Pustakawan 2 1 3
3 Teknisi 2 1 - 3
4 Laborat - - - -
-5 Lainnya 1 1 1 3
Jumlah Mahasiswa A ktif (2007/2008) dari jenjang pendidikan yang
Perkembangan Jumlah Mahasiswa A ktif Selama 5 Tahun Terakhir
TABEL IV
JUMLAH M AHASISW A 5 TAHUN TERAKHIR
6. Jurusan STAIN Salatiga
a. Media interaksi edukatif STAIN Salatiga berupa ruang kuliah, ruang
diskusi, auditorium, pressroom, dan sebagainya yang tertata :
1) Selalu tampil bersih, layak, dan nyaman untuk belajar
2) Menjadi tempat pertemuan ilmiah di mana dosen, mahasiswa dan
seluruh civitas saling berbagai pengetahuan dan pengalaman
3) Menjadi tempat berlatih berinteraksi secara cerdas
b. Perpustakaan
Sebagai jantung perguruan tinggi, perpustakaan STAIN
Salatiga selalu diusahakan untuk menjadi lebih baik dengan :
1) Penambahan koleksi literatur sesuai kebutuhan dan perkembangan
IPTEK
2) Menciptakan suasana nyaman dan bersahabat untuk membaca dan
belajar
3) Mengusahakan informasi ilmiah baru yang dibutuhkan mahasiswa
dan dosen dengan merintis jaringan komunikasi antar perusahaan
4) Menjadi ajang silaturahmi intelektual antar anggota civitas
akademika baik intern maupun ekstefp
c. Laboratorium
Pusat kegiatan ini secara terus menerus diperbaiki dan
dimodernisasi sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang ada.
Dan untuk itu STAIN Salatiga terus berbenah diri dalam meningkatkan
terutama pada: laboratorium, komputer, bahasa, pendidikan, hukum,
ekonomi
7. Struktur Organisasi
Upaya penyampaian tujuan yang optimal dalam pelaksanaan
pendidikan diperlukan organisaai yang baik. Dalam pengertian yang luas
organisasi merupakan suatu badan yang mengatur segala urusan untuk
mencapai tujuan adapun stuktur organisasi STAIN Salatiga adalah sebagai
berikut:
a. Unsur Pimpinan
Terdiri dari ketua, sesuai dengan data observasi yang juga diperkuat
oleh dat organisasi STAIN
b. Unsur Senat Sekolah Tinggi
Dalam unsur ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu terdiri dari unsur
pimpinan STAIN, unsur jurusan, unsur guru besar dan dosen
c. Unsur pelaksana akademik, jurusan dan PROGDI, pusat penelitian,
dan Pengabdian masyarakat, pusat sistem informasi mahasiswa dan
kelompok dosen.
d. Unsur Pelaksana Administrasi
Unsur ini dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan bidang
pelaksan dan spesifikasi pekerjaan antara lain; bagian administarsi, sub
bagian akademik dan kemahasiswaan, sub bagian kemahasiswaan, sub
8. Organisai Kemahasiswaan
a. Lembaga Kemahasiswaan
Pengembangan potensi dan kemampuan serta kreativitas
mahasiswa dalam pengurusan tinggi, tidak cukup dengan hanya
mengandalkan apa yang didapat dari suatu proses pembelajaran di
dalam kelas, sebagai jawaban terhadap kenyataan tersebut organisasi
mahasiswa dan kampus.
Adapun bentuk dan stuktur organisasi kemahasiswaan di
STAIN Salatiga adalah
1) BEM Sekolah Tinggi
BEM ini berfungsi sebagai badan koordinator mahasiswa yang
berhubungan dengan penyaluran aspirasi dan pendapat mahasiswa
atas kebijakan serta ketetapan dari lembaga di samping juga badan
koordinasi seluruh bagian organisasi mahasiswa di dalam kampus.
2) Unit Kegiatan mahasiswa (UKM)
Unit kegiatan mahasiswa berfungsi sebagai perencana dan
pelaksan seluruh kegiatan ekstra kurikuler dalam bidang tugasnya
masing-masing.
UKM juga memilliki fungsi sebagai wadah terhadap
keseluruhan bentuk dan minat mahasiswa dalam kegiatan
ekstrakurikuler. UKM terdiri dari beberapa unit yang pembagianya
berdasarkan pada bidang dan kelompok kegiatan untuk berikut
a) Koperasi Mahasiswa (KOPMA)
Bagi mahasiswa yang ingin mengembangkan
kemampuan, khususnya kemampuan di bidang kewirausahaan
dan perkoprasian. Lembaga inilah yang bisa dijadikan sebagai
wahana terhadap penyaluran bakat dan minat dalam bidang
koprasi
b) Dinamika
Bagi mahasiswa yang mempunyai bakat atau tertarik
untk mendalami kajian tentang dunia jurnalistik. Dinamika
sebagai unit kegiatan mahasiswa didang jurnalistik, merupakan
pilihan yang tepat untuk dijadikian alternatif pilihan bagi
mahasiswa.
c) Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandi
Unit kegitan mahasiswa ini sebagai kegiatan wadah
bagi mahasiswa yang ingin mengembangkan potensinya
dibidang ke pramukaan, pengabdian masyarakat.
d) Center o f English Club
Kemampuan berbahasa asing khusnya bahasa Inggris
perlu dipupuk dan dikembangkan demi kelengkapan
kemampuan personal dari mahasiswa. Untuk itulah CEC
dibentuk sebagai unit yang merangkum segala bentuk kegiatan
c) ITTAQO
Fungsi dan jenis yang meniiliki oleh ITTAQO kajian
pengembangan khususnya dalam bahasa arab
f) Stain Music Club (SMC)
SMC sebagai unit kegiatan mahasiswa yang memiliki
bakat atau pun potensi mahasiswa di bidang musik
g) G ETAR (Gema Tarbiyah)
Unit kegiatan ini sebagai wadah mahasiswa yang ingin
mengembangkan potensi di bidang seni teaterikal.
h) Mitapasa
Bagi mahasiswa yang ingin mengembangkan minat
terhadap kecintaan alam,
i) Stain Sports Club (SSC)
Tujuan dari unit kegiatan ini adalah sebagai wadah bagi
para mahasiswa yang ingin mengembangkan potensi khususnya
dibidang olahraga.
j) LDK (Lembaga Dakawah Kampus)
Lembaga kemahasiswaan yang bergerak dalam bidang
keagamaan, yang berupa kajian keislaman, seminar dan
pembinaan masyarakat.
3) Unit Kegiatan Khusus (UKK)
-.Unit kegiatan khusus terdiri dari dua unit kegiatan yaitu
mewakili mahasiswa sekolah tinggi, mengkoordinasikan kegiatan
organisasi kemahasiswaan dalam bidang ekstrakurikuler di tingkat
sekolah tinggi dan memberikan, pendapat usul serta saran kepada
pimpinan terutama yang berkaitan dengan fungsi dan pencapaian
dan tujuan pendidikan nasional. Sedangkan DPM merupakan
penyelenggra kongres mahasiswa dan sebagai lembaga legeslatif di
tingkat mahasiswa
4) Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)
Unit ini terdiri dari dua jurusan yaitu ;
a) HMJ TARBIYAH
HMJ tarbiyah sebagai wadah koordinasi dan konsultasi
kegiatan dengan jurusan tarbiyah tentang pendidikan, penalaran
serta wacana keilmuan tarbiyah, ikut terlibat di dalam aktivitas
program mahasiswa Diploma II DII
b) HMJ Syariah
HMJ syariah sebagai wadah koordinasi dan konsultasi
kegiatan dengan jurusan syariaah ikut trlibat di dalam aktivitas
program mahasiswa Diploma III (D III)
5) Kesejahteraan Mahasiswa
Bentuk dari unsur di dalam kesejahteraan mahasiswa
B. Daftar Nama Responden
TABEL V
DAFTAR NAMA RESPONDEN
NO NAMA KELAS
JENIS
KELAMIN
1 Ani Rokhayati A P
2 Irma Fatihaturohmah A P
3 Nur Azizah A P
4 Anis Choirman A L
5 Fatih Khirul Najich A L
6 Syaifudin A L
7 Nur Alifatur Rosidah A P
8 Nafi'atul Umami A P
9 Noer Yadien A L
10 Ida Yanti A P
11 Atina Amalia Sulha A P
12 Torik Huda A L
13 Nur Farida Azizah A P
14 Neti Faila Sufa A P
15 Khoiriyah A P
16 Muttaqin A L
KELAMIN
18 Tugiran A L
19 Nur isnaini A L
20 Windra gunawan A L
21 Pujiyanto A L
22 Indra Gunadi A L
23 Nur Wakhid A L
24 Asibro Mulisi A L
25 Ema Wijayanti A P
26 Nur Wahyu Fuadiyah A P
27 Nur Zainudin A P
28 Eka Rahayu Rahmani A P
29 Mukhtar Lutfi A L
30 Rina Fatmawati A P
31 Mustaghfiroh A P
32 Nur Aziz B L
33 Singgeh Yunianto B L
34 Rokhiyul Khikmawati B P
35 Nurul Hidayah B P
36 • Ariyanto B L
KELAMIN
38 Maskur Fateh B L
39 Fauzul Muna B P
40 Rahmat Sa’atul B L
41 Imam Rofi’i B L
42 Iwan B L
43 Budi Sulistiyo B L
44 Hasbullah B L
45 Marfiiatul Hidayah B P
46 Khusni Mubarok B L
47 Nurul Faizah B P
48 Mahfudi B L
49 Adi Miarsono B L
50 Farida B P
51 Khusna Mabrurah B P
52 Erna Dwi Astuti B P
53 Lutfi Kurniawan B L
54 Zamzuri B L
55 Muhamad Mutholib B L
Untuk mengetahui nilai kualitas puasa Ramadhan, penulis
menyusun tabel distribusi dari frekuensi jawaban angket yang telah diisi
oleh responden dengan bobot penilaian sebagai berikut;
1. Jawaban a dengan bobot nilai 3
2. Jawaban b dengan bobot nilai 2