• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI SATUAN JARAK DAN KECEPATAN MELALUI METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS V MI AL-HIDAYAH PLELEN KECAMATAN GRINGSING KABUPATEN BATANG TAHUN AJARAN 20152016 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI SATUAN JARAK DAN KECEPATAN MELALUI METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS V MI AL-HIDAYAH PLELEN KECAMATAN GRINGSING KABUPATEN BATANG TAHUN AJARAN 20152016 SKRIPSI"

Copied!
163
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN

MATEMATIKA MATERI SATUAN JARAK DAN

KECEPATAN MELALUI METODE NUMBERED HEADS

TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS V MI AL-HIDAYAH

PLELEN KECAMATAN GRINGSING KABUPATEN BATANG

TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Pendidikan Islam

OLEH :

ULFAH NUR UTAMI

NIM : 11511062

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN

MATEMATIKA MATERI SATUAN JARAK DAN

KECEPATAN MELALUI METODE NUMBERED HEADS

TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS V MI AL-HIDAYAH

PLELEN KECAMATAN GRINGSING KABUPATEN BATANG

TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Pendidikan Islam

OLEH :

ULFAH NUR UTAMI

NIM : 11511062

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

MOTTO

“Kehidupan telah menuntun kita dari satu tempat ke tempat lainnya, dan takdir telah menggerakkan kita dari satu titik ke titik lainnya, tetapi yang kita temukan

hanyalah suara mengerikan atau aral yang melintang”

(Kahlil Gibran)

Teruslah berjuang dengan penuh semangat dalam meraih impian dunia dan akhiratmu, karena jalan mu masih panjang untuk melaksanakan perintah Allah.

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan teruntuk :

1. Allah SWT yang memberi kesempatan kepadaku untuk menyelami samudera ilmu yang begitu luasnya dan memberiku kehidupan untuk mewujudkan semuanya.

2. Beliau yang tak putus do‟a serta ikhtiarnya, selalu mengalir demi keselamatan

dan keberhasilan putra-putrinya. Beliau yang tak akan pernah terbalas perjuangannya sepanjang masa. Ayahku Rojiun dan Ibundaku Siti Maryam. 3. Adikku tercinta Mayestia Wulan Fitriana yang selalu aku rindukan dan

memberiku semangat serta kekuatan untuk meraih kesuksesan agar dapat membahagiakan keluarga.

4. Keluarga besarku dari Lamongan dan Batang yang selalu mendukung dan mengingatkanku akan perjuangan kedua orang tua ku.

5. Seseorang yang selalu ada dalam do‟aku. Imam masa depan ku, ayah dari anak-anak ku, yang selalu ku nanti dengan sabar dan semoga selalu ada dalam jalan yang diridhoi-Nya.

6. Para Pahlawan tanpa tanda jasa yang telah mengantarkan ku pada samudera ilmu yang begitu luas.

7. Sahabat ku Miftahul Awwaliyah Thoyibah, Laiatul Musyarofah, Bu‟e Alfi

Hasanah, Twins Auntie Mufidatul Afifah dan Mufidatus Solihah, Mbak Kecil Arum Vibrianti L., dek Primadina Cahyati, Septi Nuning K., Teteh Dessi, Erika Ganda, dek Anny Maftukhah, Mak Henny Istining Diah, Endarti,Nok Nila Aflaha, Jeng Ika SL, mbak Martini, kakak Miha Fitri Hawa, dek Ika, dek Ana, dek R.A. Wintari, mbak Desi Chisi, yang sudah mengajarkan ku tersenyum setelah sedih ku, mendengar keluhan dimasa galau ku di putih abu-abu, membantuku meruntuhkan dinding batu di hati ku, bersama menghalau fikiran buruk di organisasi ku, menyemangatiku disaat lelah dan masa terpuruk ku, dan selalu membuatku semangat dan semangat lagi untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman PGMI 2011, sahabat-sahabatiku PMII, rekan-rekan Senat Mahasiswa periode 2013 dan 2014, rekan-rekanita IPNU-IPPNU, para cinta ku sahabat IPDJI MANEBA 2011, segenap sahabat MANEBA RAJA dan TAMAN 2011, sahabat-sahabat ku PPL MI Pulutan dan KKN posko 8 dan seluruh teman dan sahabat yang tak bisa kusebutkan satu persatu, yang tak lelah membantu dan menyemangatiku dengan cara yang begitu unik dan penuh dengan cerita.

9. Bapak dan Ibu guru dan karyawan serta siswa di MI Al-Hidayah Plelen atas pengertian dan bantuannya sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini. 10.Para Dosen, staf dan karyawan IAIN Salatiga yang membantu perjalanan

(9)

ix

KATA PENGANTAR

ميح ّرلا نمح ّرلا الله مسب

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada sang pemilik kehidupan Allah SWT, yang selalu membimbing langkah kaki menuju kebaikan. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi akhir zaman Muhammad SAW, yang sealu dinantikan syafa‟atnya di hari kiamat kelak.

Inayah Allah jualah yang membantu penulis untuk menyelesaikan penysunan skripsi guna memenuhi tugas dan syarat memperoleh gelar sarjana strata satu dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah. Penulis menulis skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar

Matematika Materi Satuan Jarak dan Kecepatan melalui Metode Numbered

Heads Together (NHT) pada Siswa Kelas V MI Al-Hidayah Plelen

Kecamatan Grigsing Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2015/2016”.

Ucapan terimakasih yang sedalam-daamnya tidak lupa penulis haturkan kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, M. Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

4. Bapak Rasimin, S. Pd. I., M. Pd., selaku dosen Pembimbing Akademik. 5. Ibu Dr. Lilik Sriyanti, M. Si., selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan serta waktunya yang sangat berharga hingga terselesaikannya skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatigayang telah memberikan ilmu serta bantuan kepada penulis selama menuntut ilmu di bangku perkuliahan.

(10)

x

8. Para Guru dan karyawan MI Al-Hidayah yang telah membantu memberikan informasi dan data saat penelitian yang bermanfaat untuk penyusuna skripsi. 9. Para siswa-siswi kelas V, yang telah membantu peneliti melaksanakan

penelitian sehingga skripsi ini dapat tersusun dengan baik.

10.Kedua orang tua dan keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan moral maupun material.

11.Sahabat-sahabat senasib seperjuangan yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis berharap, semoga amal baik dari semua pihak yang telah membantu tersusunnya skripsi ini diterima oleh Allah SWT dan mendapatkan pahala yang setimpal. Kritik dan saran yang bersifat membangun demi menyempurnakan skripsi ini juga sangat penulis harapkan, mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiiki penulis.

Salatiga, 17 Februari 2016 Penulis,

(11)

xi

ABSTRAK

Utami, Ulfah Nur. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Matematika Materi Satuan Jarak dan Kecepatan melalui Metode Numbered Heads Together (NHT) pada Siswa Kelas V MI Al-Hidayah Plelen Kecamatan

Gringsing Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi.

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dr. Lilik Sriyanti, M. Si.

Penelitian ini merupakan suatu upaya untuk meningkatan hasil belajar mata pelajaran Matematika materi satuan jarak dan kecepatan pada siswa kelas V MI Al-Hidayah Pelen. Penelitian ini digunakan untuk menjawab permasalahan, apakah penggunaan metode Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Matematika materi satuan jarak dan kecepatan pada siswa kelas V MI Al-Hidayah Plelen Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang tahun ajaran 2015/2016?

Permasalahan di atas yang mendasari peneliti menggunakan Classroom

Action Research atau Penilaian Tindakan Kelas (PTK). Adapun langkah-langkah

dalam penelitian ini yaitu planing (perencanaan), acting (pelaksanaan), observing

(pengamatan),dan reflecting (refleksi). Penelitian Tindakan Kelas ini juga dilaksanakan dalam tiga siklus.

Berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan, dapat dijelaskan bahwa pembelajaran Matematika dengan menggunakan metode

Numbered Heads Together (NHT) memiliki dampak yang positif dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa.

Hasil dalam setiap siklus, yaitu rata-rata nilai kelas pada pra siklus adalah 66,91, siklus I rata-rata nilai kelas mencapai 71,06, siklus II rata-rata nilai kelas meningkat menjadi 76,00 dan pada siklus III rata-rata niai kelas lebih meningkat menjadi 79,74. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa metode Numbered

Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran

Matematika materi satuan jarak dan kecepatan pada siswa kelas V MI Al-Hidayah Plelen Kec. Gringsing Kab. Batang tahun ajaran 2015/2016.

(12)

xii

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN SAMPUL ... HALAMAN LOGO ... HALAMAN JUDUL ... PERSETUJUAN PEMBIMBING ... HALAMAN PENGESAHAN ... PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... MOTTO ... PERSEMBAHAN ... KATA PENGANTAR ... ABSTRAK ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang Masalah ... B. Rumusan Masalah ... C. Tujuan Penelitian ... D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan ... E. Manfaat Penelitian ... F. Definisi Operasional ... G. Metode Penelitian ... H. Sistematika Penulisan ... BAB II KAJIAN PUSTAKA ...

(13)

xiii Gringsing Kab. Batang

Data Peserta Didik MI Al-Hidayah Plelen Tahun Ajaran 2015/2016 Kelas I sampai Kelas VI

Nilai Siswa Pra-Siklus Nilai Siswa Siklus I Persentase Nilai Siklus I Nilai Siswa Siklus II Persentase Nilai siklus II Nilai Siswa Siklus III Persentase Nilai Siklus III

Perbandingan Rata-rata Nilai Siklus I sampai III Perbandingan Persentase Nilai Siklus I sampai III

(14)

xiv

DAFTAR

GAMBAR

Halaman Gambar

Gambar Gambar

4.1 4.2 4.3

: : :

Diagram Ketuntasan Siklus I Diagram Ketuntasan Siklus II Diagram Ketuntasan Siklus III

(15)

xv

DAFTAR

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : Silabus Matematika Kelas V

LAMPIRAN 2 : Jadwal Pelajaran Kelas V MI Al-Hidayah Plelen LAMPIRAN 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I LAMPIRAN 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II LAMPIRAN 5 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III LAMPIRAN 6 : Soal Diskusi Siklus I

LAMPIRAN 7 : Kunci Jawaban Soal Diskusi Siklus I LAMPIRAN 8 : Soal Evaluasi Siklus I

LAMPIRAN 9 : Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I LAMPIRAN 10 : Soal Diskusi Siklus II

LAMPIRAN 11 : Kunci Jawaban Soal Diskusi Siklus II LAMPIRAN 12 : Soal Evaluasi Siklus II

LAMPIRAN 13 : Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II LAMPIRAN 14 : Soal Diskusi Siklus III

LAMPIRAN 15 : Kunci Jawaban Soal Diskusi Siklus III LAMPIRAN 16 : Soal Evaluasi Siklus III

(16)

1

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada saat ini sering sekali diperbincangkan oleh halayak ramai. Masyarakat baik dari kalangan menengah keatas ataupun menengah kebawah pasti sering mendengar dan membahas pendidikan. Hal ini

membuktikan bahwa pendidikan saat ini tidak hanya penting bagi masyarakat dari kalangan menengah keatas saja, melainkan penting bagi seluruh lapisan masyarakat. Walaupun jika melihat keadaan riil di lapangan, masih begitu banyak masyarakat kalangan kurang mampu tidak dapat mengenyam pendidikan karena sulitnya kehidupan yang harus mereka jalani.

Islam adalah salah satu agama yang mewajibkan seluruh umatnya menuntut ilmu. Baik itu pria maupun wanita, mereka berkewajiban menuntut ilmu bahkan hingga jauh ke negeri seberang. Sebagai mana yang telah tertulis dalam sebuah hadis Rasululah SAW yang berbunyi :

مُ

“Tuntutlah ilmu hingga ke negeri China, dan sesungguhnya mencari ilmu itu

kewajiban bagi setiap orang Islam pria dan wanita”. (H. R. Ibnu „Abdul Bari)

Sedangkan pada surat An-Nisa‟ ayat 9, Allah SWT telah berfirman : مَ ْ مَ ْامَو

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya

(17)

2 bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”

Maksud dari ayat diatas adalah sebagai orang-orang yang beriman, tidak benar jika meniggalkan anak-anak dalam keadaan lemah (tidak

memiliki bekal apa-apa), sehingga akan dikhawatirkan kesejahteraan mereka. Bekal yang dimaksud disina adalah ketaqwaan pada Allah SWT dan

perkataan yang benar. Maka dari itu sebagai orang dewasa yang beriman, seyogyanya kita membekali anak-anak kita dengan pendidikan yang baik untuk bekal kehidupan mereka kelak.

Di dunia sendiri setiap bangsa pasti berlomba-lomba untuk

meningkatkan kualitas pendidikannya, tidak terkecuali Indonesia. Dalam hal pendidikan Indonesia sudah kalah jauh dari Malaysia dan Singapura. Semua orang tahu mengapa kualitas pendidikan menjadi perhatian utama (main concern) bangsa-bangsa di dunia. Ini karena pendidikanlah yang akan menentukan kualitas orang-orang yang menjalankan roda hukum disuatu negara dimana hukum merupakan pilar kemajuan suatu bangsa. Dari

pendidikanlah akan ditentukan kualitas SDM yang akan mengurusi ekonomi, dimana ekonomi merupakan piar utama kemajuan bangsa. Dari pendidikanlah akan ditentukan kualitas orang-orang yang akan berkiprah di politik karena politik juga merupakan pilar suatu bangsa. Dari pendidikanlah akan

(18)

3 Problematika yang ada dalam pendidikan juga begitu beragam, salah satunya adalah masalah pencapaian hasil belajar yang kurang memuaskan. Pembelajaran yang sering sekali menimbulkan permasalahan terkait

pencapaian hasil belajar adalah pembelajaran seputar ilmu-ilmu eksak seperti matematika. Pada sekolah tingkat dasar sendiri, matematika sering

menimbulkan kesan menakutkan pada kebanyakan peserta didik. Akibatnya, peserta didik yang takut pada pelajaran matematika selalu enggan untuk mengkaji matematika lebih dalam lagi. Padahal dalam setiap jenjang

pendidikan matematika pasti akan muncul dan wajib untuk dipelajari karena matematika adalah salah satu pelajaran yang wajib ada di setiap Ujian Nasional (UN).

Menurut lampiran Permendikns RI No. 22 (2006:416) dalam Modul Matematika SD Program BERMUTU yang ditulis oleh Supinah dan Agus D. W. menyebutkan bahwa, dalam setiap kesempatan pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem), karena dengan mengajukan masalah kontekstual siswa secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika.

Pembelajaran matematika di SD selalu menarik untuk dibicarakan mengingat tujuan mata pelajaran matematika yaitu memahamikonsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasi konsep atau algoritma secara akurat, tepat dan memiliki sikap ulet serta percaya diri dalam pemecahan masalah. Salah satu manfaat dalam pembelajaran

(19)

4 hal ini dirasakan sulit oleh para guru untuk menyampaikan pelajaran

matematika agar mudah diterima oleh siswa sehingga guru dan siswa sama-sama senang dalam pembelajaran matematika (Hartiny, 2010:30-31).

Menurut news.okezone.com (Selasa, 8 Januari 2013 - 14:23 wib),

dengan judul “Penyebab Indeks Matematika Siswa RI Terendah di Dunia”,

pada pemeringkatan Programme for International Student Assessment (PISA) terakhir, kemampuan literasi matematika siswa Indonesia sangat rendah. Indonesia menempati peringkat ke-61 dari 65 negara peserta pemeringkatan. Peringkat Indonesia ini kalah jauh dari Thailand yang menempati posisi ke-50 dalam indeks literasi matematika. Sedangkan urutan terakhir ditempati oleh Kyrgizstan.

Programme for International Student Assesment (PISA) merupakan

studi literasi yang bertujuan meneliti secara berkala seputar kemampuan siswa usia 15 tahun dalam membaca (reading literacy), matematika

(mathematics literacy), sains (scientific literacy). Pelaksana studi ini adalah

Organisation for Economic Co-operation & Development (OECD) dan

Unesco Institute for Statistics.

Berdasarkan hasil penelitian Trends in International Mathematics and Science Study (TIMMS) yang dilakukan oleh Guru besar University of Hong Kong Frederick K. S. Leung pada 2003, ada tiga penyebab utama mengapa indeks literasi matematika siswa di Indonesia sangat rendah, yakni lemahnya kurikulum di Indonesia, kurang terlatihnya guru-guru Indonesia, dan

(20)

5 diungkapkan oleh Presiden Asosiasi Guru Matematika Indonesia (AGMI) Drs. Firman Syah Noor, M. Pd saat dihubungi oleh news.okezone.com pada tanggal 8 Januari 2013.

Adanya kesulitan dalam penyampaian pelajaran matematika yang pada akhirnya menjadikan guru dan siswa merasa tidak nyaman dengan pelajaran matematika, merupakan satu tantangan besar bagi para penggerak bidang pendidikan untuk mencari cara agar permasalahan ini tidak berlarut-larut dan merugikan semua pihak. Perlu suatu inovasi dalam cara atau metode pembelajaran matematika itu sendiri. Sehingga dapat ditemukan kenyamanan bagi guru maupun siswa dalam proses pembelajaran matematika. Penggunaan suatu metode pembelajaran kekinian yang kreatif dan sesuai dengan keadaan peserta didik, dirasa perlu agar tercapai tujuan dari pembelajaran matematika yang sesungguhnya.

Menurut Permendiknas RI No. 41 (2007:6) disebutkan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuia dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa (Supinah dan Agus, 2009:1).

(21)

6 yang pernah dilakukan penulis pembelajaran matematika pada kelas lima di MI Al-Hidayah Plelen disampaikan dengan metode ceramah dan latihan (Drill), tidak terkecuali pada penyampaian materi satuan jarak dan kecepatan. Metode inipasti memiliki kelebihan dan kelemahan seperti metode-metode pembelajaran yang lain. Kelebihan dari metode ceramah dan latihan (Dril) antara lain adalah materi yang harus disampaikan lebih cepat selesai karena guru memegang kendali penuh terhadap materi yang diberikan dan dapat mengukur sampai mana pemahaman siswa. Sedangkan kekurangan dari metode ceramah dan latihan (Drill) antara lain adalah siswa cepat merasa bosan, terkadang siswa asyik dengan kegiatannya sendiri dan tidak mendengarkan penjelasan guru, hasil belajar siswa kurang maksimal.

Dalam pembelajaran matematika yang dilaksanakan hanya dengan metode ceramah dan latihan (Drill) sebenarnya sering membuat siswa merasa bosan dan malas dalam menerima pembelajaran. Sehingga dalam hal ini akan semakin memperburuk kesan pada siswa bahwa matematika adalah ilmu pasti yang membosankan untuk dipelajari. Peristiwa seperti ini harus segera

ditangani dan harus segera dicari solusi konkrit agar tidak berlarut-larut. Oleh karena itu, guru yang mengajarkan mata pelajaran matematika khususnya di MI Al-Hidayah Plelen harus senantiasa menggunakan

(22)

7 pembelajaran yang bisa dipahami oleh siswa, bukan hanya sekedar metode yang tidak disesuaikan dengan kemampuan siswa dan lembaga

pendidikannya. Kedua hal itu juga penting mengingat para pebelajar muda (siswa Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah) yang notabene masih berfikir konkrit ke semi abstrak dan lembaga pendidikan yang harus senantiasa mendukung kebutuhan siswa. Maka dari itu, metode yang digunakan tidak dapat memaksakan siswa ataupun lembaga pendidikan yang menaunginya.

Ada berbagai macam metode yang dapat diaplikasikan dalam sebuah pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) terdapat beberapa metode yang terbagi dalam metode-metode pembelajaran kooperatif, metode-metode pendukung pengembangan pembelajaran

kooperatif, dan metode-metode pembelajaran aktif. Keempat metode tersebut juga terdiri dari beberapa metode. Salah satu metode yang dianggap efektif dalam pembelajaran matematika khususnya untuk siswa sekolah dasar adalah metode Numbered Heads Together (NHT) yang tergolong dalam metode-metode pembelajaran kooperatif.

(23)

8 palig tepat. Selain untuk meningkatkan kerja sama siswa, NHT juga bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas (Huda, 2014:203).

Oleh karena metode Numbered Heads Together (NHT) ini cocok untuk semua mata pelajaran dan semua tingkatan kelas, maka metode ini jelas dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika di kelas lima agar hasil belajar dari siswa kelas lima dapat meningkat.

Dari hasil observasi yang pernah dilakukan penulis di MI Al-Hidayah Plelen juga ditemukan bahwa beberapa siswa yang ada dikelas lima masih tidak mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum). Sehingga guru harus bekerja lebih ekstra agar siswa-siswa ini mencapai nilai KKM dan benar-benar dapat memahami pelajaran yang telah diberikan.

Dalam observasi tersebut, pada saat pembelajaran matematika materi satuan jarak dan kecepatan ada beberapa siswa yang belum memahami materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini mengakibatkan nilai yang diperoleh siswa tersebut kurang maksimal dan masih dibawah KKM. Materi satuan jarak dan kecepatan ini berisikan tentang satuan-satuan panjang seperti Kilometer (km), Meter (m), atau Sentimeter (cm), dan kecepatan yang

(24)

9 Observasi tersebut membuat peneliti berkesimpulan bahwa hal itu terjadi karena pemberian materi masih dengan metode klasik. Metode yang digunakan masih dengan metode ceramah dan drill. Banyak di temui para siswa yang tidak terfokus dengan materi yang disampaikan melainkan mereka sibuk dengan kegiatan mereka sendiri. Hal ini menandakan bahwa siswa bosan dengan penyampaian guru yang pada akhirnya siswa kurang mampu memahami materi yang disammpaikan guru.

Metode NHT dianggap peneliti dapat menjadi salah satu alternatif metode pembelajaran agar siswa tidak lagi merasa bosan akan pembelajaran yang disampaikan. Metode NHT ini cukup mudah dilaksanakan dan tidak memerlukan biaya yang banyak. Hanya saja guru harus hati-hati dalam mengatur waktu pembelajaran dan harus disusaikan dengan jumlah siswa, karena metode ini yang mengharuskan siswa terbagi menjadi beberapa kelompok kecil dan berdiskusi kemudian mengemukakan hasil dari diskusi yang telah dilakukan. Akan tetapi dari keseluruhan langkah, metode ini mudah untuk diterapkan terutama bagi siswa kelas lima, karena metode ini sebenarnya cocok untuk semua tingkatan kelas dan semua mata pelajaran.

Maka dari itu peneliti berharap, melalui penerapan metode Nembered Heads Together(NHT) ini menjadi sebuah peluang bagi guru untuk

(25)

10 Dari penjabaran latar beakang inilah, penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian yang berjudul “PENINGKATAN HASIL

BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI SATUAN JARAK DAN KECEPATAN MELALUI METODE NUMBERED

HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V MI AL-HIDAYAH

PLELEN KABUPATEN BATANG TAHUN AJARAN 2015/2016”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian diatas maka rumusan permasalahan yang perlu peneliti

kemukakan adalah : “apakah penggunaan metode Numbered Heads Together

dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi satuan jarak dan

kecepatan siswa kelas lima MI Al-Hidayah Plelen Kabupaten Batang Tahun Ajaran 2015/2016?”.

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan permasalahan di atas maka tujuan penelitian ini adalah : untuk mengetahui bagaimana metode Numbered Head Together dapat

(26)

11

D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan

Hipotesis adalah suatu pernyataan yang masih harus diuji

kebenarannya secara empirik (Soehartono, 2008:26). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan metode Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran matematika materi satuan jarak dan kecepatan siswa kelas lima MI Al-Hidayah Plelen Kabupaten Batang tahun ajaran 2015/2016.

Penerapan metode Numbered Heads Together ini dikatakan efektif apabila indikator yang di harapkan dapat tercapai. Adapun indikator pencapaian dari penerapan metode Numbered Heads Together yang dapat dirumuskan penulis adalah :

1. Ada penigkatan nilai secara berkelanjutan (continue) dari siklus I, siklus II dan siklus III. Sehingga pemahaman siswa terhadap materi satuan jarak dan kecepatan meningkat menjadi 80 %.

2. Metode Numbered Heads Together sebagai metode baru yang dapat diaplikasikan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas selain metode yang sudah biasa digunakan.

E. Manfaat Penelitian

(27)

12 1. Secara teoritis

Dengan diadakannya penilitian ini diharapkan peneliti dapat memahami lebih dalam mengenai metode Numbered Heads Together

sebagai salah satu metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi satuan jarak dan kecepatan bagi siswa kelas V MI Al-Hidayah Plelen.

2. Secara praktis a. Bagi siswa

Siswa kelas V MI Al-Hidayah Plelen dapat lebih memahami mata pelajaran matematika khususnya materi satuan jarak dan kecepatan sehingga hasil belajar siswa pada materi ini dapat meningkat. b. Bagi guru

1) Guru dapat memanfaakan metode Numbered Heads Together dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran matematika.

2) Menjadi salah satu metode yang bisa diterapkan oleh guru pada mata pelajaran lain yang ada di MI Al-Hidayah Plelen.

c. Bagi sekolah

(28)

13 2) Metode Numbered Heads Together dapat menjadi salah satu pilihan metode pada pembelajaran di kelas-kelas lain yang ada di MI Al-Hidayah Plelen.

F. Definisi Operasional

Sebagai pencegahan kesalahan dalam penafsiran dan pemahaman dari pokok pikiran serta kajian dari penelitian ini, maka penulis perlu memperjelas pengertian dan pemahaman istilah-istilah yang terdapat dalam judul

penelitian ini. Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar matematika

Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau

pengalaman yang diperoleh (Hartiny, 2010:33).

Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Maksud dari pernyataan tersebut adalah hasil dari sebuah pembelajaran yang telah

dikategorisasikan oleh para ahli pendidikan tidak bisa dilihat secara fragmentaris atau terpisah melainkan secara komprehensif atau luas dan lengkap (Suprijono, 2011:7).

Hasil belajar menurut peneliti yakni nilai-nilai, pemahaman,

(29)

14 Sedangkan matematika merupakan bagian dari ilmu eksak yang berisikan sesuatu yang pasti dan konsisten. Matematika tidak mempelajari suatu obyek yang dapat dilihat secara indrawi dan biasanya tidak dianggap oleh sebagia besar manusia. Akan tetapi, pada dasarnya matematika adalah ilmu yang dapat dijadikan panduan dalam mempelajari ilmuu-ilmu eksak lainnya.

2. Satuan jarak dan kecepatan

Satuan jarak dan kecepatan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah materi pembelajaran yang ada dalam kurikulum mata pelajaran Matematika pada semester satu bab II yang diajarkan pada siswa Madrasah Ibtidaiyah ataupun Sekolah Dasar kelas V.

3. Metode Numbered Heads Together

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode

diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir.

(30)

15 NHT juga bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas (Huda, 2014:203).

Metode Numbered Heads Together (NHT) yang dimaksud peneliti adalah metode pembelajaran dimana siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil sesuai dengan jumlah siswa dan setiap siswa diberi nomor yang berfungsi untuk menjawab pertanyaan dari guru.

G. Metode Penelitian

Metode penelitian dalam skripsi ini akan menjelaskan mengenai hal-hal berikut :

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan model Penilaian Tindakan Kelas (PTK). Sehingga prosedur dan langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan prosedur penelitian model Penelitian Tindakan Kelas. Penilaian Tindakan kelas pada hakikatnya merupakan kegiatan ilmiah yang mampu merefleksikan kegiatan pembelajaran di kelas melalui penelitian ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan dengan prosedur dan persyaratan, yang bisa dilakukan seorang guru tanpa mengurangi perhatiannya pada kelas dan prestasi siswa (Hamdani, 2011:326).

(31)

16 (observing), dan refleksi (reflecting), yang dapat digambarkan sebagai berikut (Supardi & Suhardjono, 2012:85&86):

Gambar 1.1 Tahapan Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian terdiri dari tiga siklus yaitu siklus I, siklus II dan siklus III. Tidak ada ketentuan tertulis tentang berapa jumlah siklus yang harus dilakukan dalam satu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Akan tetapi, banyaknya siklus sebaiknya tidak kurang dari dua. Setiap siklus dilaksanakan sesuai perubahan yang ingin dicapai.

(32)

17 Selanjutnya peneliti memantau, mencatat, mengumpulkan data,

menganalisis dan pada akhirnya melaporkan hasil dari penelitian. 2. Lokasi, Waktu, dan Subjek Penelitian

a. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini adalah Madrasah Ibtidaiyah Al-Hidayah Pelelen. Madrasah Al-Hidayah Plelen beralamatkan Jl. PTPN Siluwok Subah Plelen Telp. (0294) 3645906*51281, e-mail : mi_alhidayah_plelen@yahoo.co.id, Desa Plelen Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang Jawa Tengah.

b. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester satu tahun ajaran 2015/2016. Kegiatan pra siklus dilaksanakan tanggal 12 September 2015 dan 14 September 2015. Kegiatan siklus I dilakukan pada tanggal 17 September 2015. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 21 September 2015 dan siklus III dilaksanakan pada tanggal 24 September 2015. c. Subjek penelitian

Adapun subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V yang ada di MI Al-Hidayah Plelen Kabupaten Batang tahun ajaran 2015/2016. Dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang siswa yang terdiri dari 18 siswa putri dan 16 siswa putra.

(33)

18 penelitian ini adalah Ibu Imroatul Azizah, S. Pd. I., selaku guru kelas V.

3. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dengan dua siklus dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Pra-siklus

Dalam kegiatan pra-siklus, peneliti melakukan observasi terkait permasalahan yang terjadi. Observasi tersebut dilakuakan guna mengidentifikasi permasalahan yang terjadi. Setelah identifikasi maslah dilaksanakan, maka peneliti dapat merancang solusi-solusi yang dapat diambil terkait persoalan yang terjadi.

Setelah peneliti mengobservasi dan mencoba menemukan solusi dari permasalahan yang didapat, peneliti bersama guru bersama-sama mencari solusi yang paling tepat dari solusi yang telah di rancang peneliti. Permasalahan yang dibahas tentunya seputar materi-materi dari mata pelajaran matematika kelas lima semester satu/ganjil.

b. Perencanaan tindakan

(34)

19 Menurut Rosma Hartiny Sam‟s dalam bukunya Model

Penelitian Tindakan Kelas, dalam perencanaan terdiri dari tiga kegiatan yaitu : menentukan target kompetensi, mendesain

pembelajaran pada siklus I, siklus II dan siklus III, mendesain alat tes.

c. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan yang dimaksud adalah melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas per-siklus (siklus I, siklus II dan siklus III) sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun peneliti.

d. Observasi

Observasi ini merupakan observasi dari pelaksanaan tindakan sesuai dengan lembar observasi yang telah disusun sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan. Adapun hal-hal yang diobservasi disusun sesuai dengan fokus dari penelitian yang dilakukan. Observasi dilakukan terhadap guru dan siswa.

1) Observasi terhadap guru

(35)

20 2) Observasi terhadap subjek

Observasi terhadap subjek atau siswa dilakukan untuk

mendapatkan data tentang hasil belajar siswa sebelum dimulai pembelajaran menggunakan metode NHT dan sesudah

dilakukan pembelajaran dengan metode NHT melalui pemberian soal terkait materi satuan jarak dan kecepatan. Adapun bentuk soal terlampir.

Observasi ini berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan yang dilakukan. Observasi dalamPTK merupakan kegiatan pengumpulan data yang berupa proses perubahan kinerja dari proses belajar mengajar.

e. Refleksi

Refleksi adalah proses mengingat dan merenungkan suatu tindakan sesuai tindakan yang telah direncanakan dan tercatat dalam observasi. Refleksi ini dilakuan untuk memahami kendala yang terjadi dalam proses yang harus segera dicari solusi penyelesaiannya.

(36)

21 4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang dibutuhkan didalam penelitian ini adalah :

a. Lembar observasi. Lembar observasi ini berupa lembar pengamatan untuk guru dan siswa.

b. Lembar dokumentasi berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk siklus I, siklus II dan siklus III, lembar absensi dan lembar daftar nilai.

c. Lembar tes yang berisi soal-soal evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah proses.

5. Pengumpulan Data

a. Lokasi dan sumber pengumpulan data

Sesuai dengan setting penelitian, maka lokasi pengmpulan data adalah Madrasah Ibtidaiyah Al-Hidayah Plelen Kabupaten Batang. Penelitian ini dilakukan pada kelas lima pada mata pelajaran matematika materi satuan jarak dan kecepatan tahun ajaran 2015/2016. Data diperoleh baik dari guru, siswa, maupun lembaga/sekolah.

b. Jenis data

Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu :

(37)

22 2) Data kuantitatif merupakan hasil observasi berupa hasil dari lembar pengamatan guru dan nilai yang diperoleh siswa sebelum dilakukannya penelitian dan nilai sesudah dilakukannya penelitian. c. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpuan data dalam penelitian terdiri dari tiga teknik, yaitu :

1) Observasi. Arikunto dkk (2008:127) mengungkapkan bahwasannya yang dimaksud dengan observasi adalah kegiatan pengamatan atau pengambilan data untuk memotret seberapa jauh efektindakan yang telah mencapai sasaran. Observasi atau pengamatan yang dilakukan selama tahapan penelitian disesuaikan dengan pedoman lembar evaluasi. Observasi ini meliputi seluruh aktifitas pembelajaran pada setiap siklus mulai dari siklus pertama sampai siklus yang terakhir. Kegiatan observasi pada penelitian ini berfungsi untuk mengetahui perubahan yang terjadi saat dan setelah pembelajaran pada setiap siklusnya. Perubahan yang dimaksud yakni perubahan-perubahan berupa nilai, tingkah laku, maupun pola pikir baik dari siswa maupun dari guru.

(38)

23 dilakukan diakhir pembelajaran setiap tahapan. Teknik ini dilakukan agar peneliti memiliki data kuantitatif berupa nilai untuk mengetahi perkembangan dan kemajuan siswa terkait target kompetensi yang ingin dicapai.

3) Dokumentasi. Menurut Nasution (2003:85) dokumentasi terdiri atas tulisan pribadi seperti buku harian, surat-surat dan dokumen resmi. Dokumentasi pada penelitian ini berupa data-data yang berkaitan dengan sekolah (identitas sekolah, jadwal pembelajaran, data guru,data siswa, dan lain-lain), foto dan data-data yang berkaitan dengan kegiatan atau pelaksanaan penelitian (RPP, lembar soal evaluasi, dan lain-lain). Kegiatan dokumentasi diakukan untuk pembuktian pelaksanaan penelitian dan pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan tahap yang telah dirancang atau direncanakan.

(39)

24 6. Analisis Data

Analisis data dilaksanakan sesuai dengan rancangan penelitian yakni dengan menggunakan analisis dan refleksi pada setiap siklus yang dilakukan. Analisis ini berdasarkan pada observasi dilapangan yang tercatat dan format dari observasi lainnya. Analisis berupa refleksi dilakukan oleh peneliti bersama guru selaku kolaborator, untuk menentukan program pada siklus berikutnya sekaligus mendeteksi pencapaian tujuan pada siklus yang telah dilakukan.

Penelitian ini juga menggunakan analisis deskriptif yang berupa nilai rata-rata kelas dan presentase ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus. Adapun rumus untuk menentukan nilai rata-rata kelas dan presentase ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus adalah, sebagai berikut :

a. Menghitung nilai rata-rata kelas

𝒙

=

𝒙

𝒏

Keterangan :

𝑥 = Nilai rata-rata

Ʃ x = Jumlah seluruh nilai siswa

(40)

25 b. Presentase ketuntasan belajar siswa

% =

𝒇𝒕

Ʃ𝒇

×

100 %

Keterangan :

% : Presentase Ketuntasan Klasikal

ft : Frekuensi siswa tuntas KKM

f : Frekuensi keseluruhan siswa

Setelah mendapatkan data presentase berupa angka kemudian peneliti menarik kesimpuan dalam bentuk kalimat.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan dari penelitian Penilaian Tindakan Kelas (PTK) ini sesuai dengan skripsi adalah sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan. Bab pendahuluan ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian dan indikator keberhasilan, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan.

(41)

26 kecepatan melalui metode Numbered Heads Together pada siswa kelas V MI Al-Hidayah Plelen Kabupaten Batang.

BAB III : Pelaksanaan Penelitian. Bab ini berisi tentang pelaksanaan proses pembelajaran pada masing-masing siklus I dan siklus II. Pada masing-masing siklus menjelaskan tentang perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, pengumpulan data, dan refleksi.

BAB IV : Hasil Penelitian Dan Pembahasan. Bab ini barisikan tentang hasil penelitian sesuai tujuan yang telah dirumuskan dan deskripsi pencapaian persiklus.

(42)

27

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Hasil Belajar Matematika

1. Belajar

Belajar menurut Travers adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku. Harold Spears mengungkapkan, bahwa belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan

mengikuti arah tertentu (Learning is to be observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction) (Suprijono, 2011:2).

Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku akibat adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Dalam arti luas perubahan perilaku itu mencakup pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan sebagainya. Setiap perilaku ada yang tampak atau dapat diamati, dan ada pula yang tidak dapat diamati (Hartiny, 2010:31).

Menurut Dictionary of Psychology disebutkan bahwa belajar

memiliki dua definisi. Pertama, belajar dapat diartikan sebagai “the

proses of accquiring knowledge”, maksudnya belajar memiliki arti suatu

proses untuk memperoleh pengetahuan. Kedua, belajar diartikan “a

relatively permanent change potentiality which occurs as a result of

reinforcedpractice”, maksudnya belajar berarti suatu perubahan

(43)

28 menekankan aspek proses serta keadaan sebagai hasil belajar (Sriyanti, 2011:17).

Belajar itu merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik, kalau si subjek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuanyang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya (Sardiman, 1994:22-23).

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku. Kemudian belajar juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseuruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 1991:2).

Dari berbagai pendapat tersebut, penulis menarik kesimpulan bahwa belajar adalah usaha sadar yang dilakukan individu baik dengan cara membaca, mendengarkan, meniru, ataupun mengamati, guna memperoleh suatu perubahan baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

(44)

29 pencapaian tujuan belajar itu sendiri perlu diciptakan kondisi belajar yang lebih kondusif.

Belajar juga memiliki tujuan-tujuan yang sangat banyak dan sangan bervariasi. Tujuan-tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional, hal ini lazim dinamakan dengan

instructional effects, yang biasanya berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Sedang tujuan-tujuan yang lebih merupakan hasil sampingan yaitu tercapai karena bentuk konsekuensi logis dari siswa menghidupi (live in) suatu sistem lingkungan belajar tertentu contohnya seperti, kemampuan berfikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan

demokratis, menerima pendapat orang lain. Tujuan yang berupa hasil sampingan yang menyertai tujuan instruksional ini lazim diberi istilah

nurturant effects (Sardiman, 1994:28).

2. Hasil Belajar

Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau

pengalaman yang diperoleh. Dalam hal ini, Gagne dan Briggs mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar (Hartiny, 2010:33).

Nana Sudjana dalam bukunya “Penilaian Hasil Belajar Mengajar

(45)

30 belajar dan rumusan tujuan instruksional yang telah direncanakan guru sebelumnya (Sopiatin dan Sahrani, 2011:63-64).

Gagne mengungkapkan, bahwa hasil belajar itu bisa berupa informasi verbal yaitu berupa kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan; keterampilan intelektual yaitu kemampuan dalam mempresentasikan konsep dan lambang; strategi kognitif yaitu kecakapan dalam menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah; keterampilan motorik yaitu kemampuan untuk melakukan serangkaian gerakan jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani; dan sikap yang merupakan kemampuan untuk menerima atau menolak suatu objek berdasarkan pada penilaian terhadap objek tersebut, dan merupakan kemampuan

menjadikan nilai-nilai sebagai standar suatu perilaku (Suprijono, 2011:5-6).

Dari penjelasan beberapa ahli diatas, hasil belajar menurut peneliti yakni nilai-nilai, pemahaman, apresiasi serta keterampilan yang diperoleh siswa dari pelaksanaan tes dan diskusi selama proses pembelajaran sesuai siklus penelitian.

(46)

31 a. Ranah kognitif

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri atas enam aspek yakni pengetahuan, apikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. keenam aspek tersebut yaitu sebagai berikut :

1) Pengetahuan : kemampuan mengingat apa yang sudah dipelajari. 2) Pemahaman : kemampuan mengangkat makna dari sesuatu yang

telah dipelajari.

3) Aplikasi : kemampuan untuk menggunakan hal yang sudah dipelajari kedalam situasi baru yang konkret (nyata).

4) Analisis : kemampuan untuk merinci hal yang dipelajari kedalam unsur-unsurnya. Supaya struktur organisasinya dimengerti.

5) Sintesis : kemampuan mengumpulkan bagian-bagian untuk membentuk satu kesatuan yang baru.

6) Evaluasi : kemampuan untuk menentukan nilai sesuatu yang dipelajari untuk suatu tujuan tertentu.

b. Ranah afektif

(47)

32 1) Receiving/attanding, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang kepada siswa dalam konteks situasi dan gejala.

2) Responding atau jawaban, reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, serta kepuasan dalam menjawab stimulasi dari luar yang datang kepada dirinya.

3) Valuing (penilaian), yakni berkenaan dengan nilai dan

kepercayaan terhadap stimulasi tadi. Dalam evauasi ini, termasuk didalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang pengalaman untuk menerima nilai, dan kesepakatan terhadap nilai tersebut. 4) Organisasi, yakni pengembangan atas nilai keadaan suatu sistem

organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.

5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimmiliki dan mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah laku seseorang.

c. Ranah psikomotorik

(48)

33 3) Keterampilan perseptual, termasuk didalamnya membedakan

visual, membedakan auditif, motoris dan lain-lain.

4) Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan. Gerakan-gerakan skill mulai dari keterampilan sederhanasampai pada keterampilan yang kompleks.

5) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive,

seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.

Hasil belajar sesungguhnya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Secara umum, keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Masing-masing faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut (Sriyanti, 2011:23-24).

a. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat diluar diri individu. Dalam proses belajar di sekolah, faktor eksternal berarti faktor-faktor yang berada diluar diri siswa. Faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan faktor sosial.

1) Faktor nonsosial

Faktor nonsosial adalah faktor-faktor diluar individu yang berupa kondisi fisik yang ada dilingkungan belajar. Faktor nonsosial merupakan kondisi fisik yang ada dilingkungan sekolah, keluarga maupun dimasyarakat. Aspek fisik tersebut bisa berupa peralatan sekolah, sarana belajar, gedung dan ruang belajar, kondisi

(49)

34 2) Faktor sosial

Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa dipilah

menjadi faktor yang berasal dari keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat (termasuk teman pergaulan anak).

Misalnya, kehadiran orang dalam belajar, kedekatan hubungan antara anak dengan orang lain, keharmonisa atau pertengkaran dalam keluarga, hubungan antar personil sekolah da sebagainya. b. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis.

1) Faktor fisiologis

Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri individu. Faktor fisiologis terdiri dari :

a) Keadaan Tonus jasmani pada umumnya

Keadaan tonus jasmani secara umum ini, misalnya tingkat kesehatan dan kebugaran fisik individu. Apabila badan

(50)

35 b) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu

Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu adalah keadaan fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait dengan fungsi panca indra yang ada dalam diri individu. Panca indra itu merupakan pintu gerbang masuknya pengetahuan dalam diri individu. 2) Faktor psikologis

Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian, kematangan dan lain sebagainya.

3. Matematika

Kata matematika berasal dari bahasa latin, manthanein atau

mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari,” sedang dalam

bahasa Belanda, matematika disebut wiskundeatau imu pasti, yang semuanya berkaitan dengan penalaran (Susanto, 2013:184).

(51)

36 itu, tujuan pengajaran matematika ialah agar peserta didik dapat

berkonsultasi dengan mempergunakan angka-angka dan bahasa dalam matematika (Hartiny, 2010:11-12).

Matematika adalah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri dan tidak merupakan cabang dari ilmu pengetahuan alam. Matematika merupakan alat dan bahasa dasar banyak ilmu (Nugroho, 1990:198).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yg digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan.

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinnggi. Bahkan matematika diajarkan ditaman kanak-kanak secara informal.

Sedangkan pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasa yang baik terhadap materi matematika (Susanto, 2013:186).

(52)

37 tahun Pater J.I.G.M. Drost S. J. (Supatmono, 2009:8-9), mengungkapkan ciri-ciri Matematika sebagai berikut :

a. Matematika bukanlah ilmu yang memiliki kebenaran mutlak. Kebenaran dalam Matematika adalah kebenaran nisbi yang tergantung pada kesepakatan yang disetujui bersama.

b. Matematika bukanlah ilmu yang tidak bisa salah. Sebagai ilmu yang di bentuk dan dikembangkan oleh manusia, tentu matematika tidak lepas dari kesalahan dan keterbatasan. Meskipun demikian, melalui kesalahan-kesalahan itulah Matematika didorong dan dipacu untuk terus tumbuh dan berkembang.

c. Matematika bukanlah kumpulan angka, simbol dan rumus yang tidak ada kaitannya dengan dunia nyata. Justru sebaliknya, Matematika tumbuh dan berakar dari dunia nyata.

d. Matematika bukanlah kumpulan teknik pengerjaan yang hanya perlu dihafal sehingga siap pakai untuk menyelesaikan soal-soal. Dalam Matematika, keindahan bukan semata-mata hanyaditentukan dari hasil akhir tetapi justru dari latar belakang dan proses yang mengantar sampai terjadinya hasil akhir tersebut.

(53)

38 manusiawinya, dan yang terbentuk melalui proses panjang menyejarah yang membentuk wajah Matematika itu sendiri.

Sementara tujuan pembelajaran matematika disekolah dasar sebagaimana yang disajikan oleh Depdiknas, sebagai berikut (Susanto, 2013:190) :

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan mengaplikasikan konsep atau algoritme.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, menggunakan manipulasi matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.

e. Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Pemahaman konsep matematika penting dilakukan agar dewasa kelak siswa mampu mengaplikasikan pada kehidupan nyata. Marilyn

mengemukakan, “a before and after school program can provide

children with many opportunities to experience math in their everyday

ives as wel as reinforce math concepts the children are learningin school

(54)

39 diberikan di sekolah sesuai dengan pengalaman daam kehidupan sehari-hari sehingga siswa dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata. Oleh karena itu, penguasaan terhadap matematika mutlak diperlukan dan konsep-konsep matematika harus dipahami dengan benar sejak dini sepintas lalu konsep matematika yang diberikan pada siswa sekolah dasar (SD) sangatlah mudah, tetapi sebenarnya materi matematika SD memuat konsep-konsep yang mendasar dan penting serta tidak boleh dipandang sepele (Hartiny, 2010:14-15).

4. Hasil Belajar Matematika

Dari pembahasan mengenai pengertian hasil belajar dan matematika sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

pengertian dari hasil belajar matematika adalah tingkat pencapaian siswa terhadap tujuan pembelajaran matematika setelah siswa mengikuti program pembelajaran matematika dalam kurun waktu tertentu yang diukur dengan tes yang telah dirancang sebagai pengukur keberhasilan belajarnya.

(55)

40

s = v × t v = 𝐬

𝐭

dan t

=

𝐬 𝐯

B. Satuan Jarak dan Kecepatan

Satuan jarak dan kecepatan yang dimaksud penulis adalah salah satu materi dari mata pelajaran Matematika kelas lima SD/MI Bab II pada semester ganjil. Pembahasan materi ini seputar pengenalan satuan jarak dan kecepatan, serta penyelesaiaan masalah yang menyangkut satuan jarak, kecepatan dan waktu.

Satuan jarak yang dimaksud dalam pelajaran ini adalah kilometer (km), meter (m), atau sentimeter(cm). Penggunaannya bergantung pada jauh-dekatnya antara 2 bendaatau tempat. Jarak antara 2 kota, dengan satuan jarak km. Jarak antara 2 rumah berdekatan, dengan satuan m. Jarak antara 2 benda di atasmeja, dengan satuan cm (Sunaryo, 2007:83).

Sedangkan kecepatan adalah waktu yang digunakan untuk menempuh jarak tertentu, dalam waktu tertentu (Sunaryo, 2007:84). Untuk menyatakan satuan kecepatan adalah satuan jarak dibagi satuan waktu. Sehingga jika jarak adalah s, kecepatan adalah v, dan waktu adalah t, maka diperoleh :

(56)

41 Standar kompetensi dari materi ini adalah menggunakan

pengukuran waktu, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah. Sedangkan kompetensi dasar Mengenal satuan jarak dan kecepatan dan menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan waktu jarak dan kecepatan.

C. Pengertian Metode Numbered Heads Together (NHT)

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaanya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pelajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat

melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode mengajar yang dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan (Djamarah dan Zain, 2006:46).

Dalam penggunaan suatu metode, guru harus mengetahui faktor-faktor pemilihan metode tersebut. Prof. Dr. Winarno Surakhmad, M. Sc. Ed.,

mengemukakan lima macam faktor yang mempengaruhi penggunaan metode mengajar sebagai berikut :

1. Tujuan yang berbagai-bagai jenis dan fungsinya;

2. Anak didik yang berbagai-bagai tingkat kematangannya; 3. Situasi yang berbagai-bagai keadaannya;

4. Fasilitas yang berbagai-bagai kualitas dan kuantitasnya;

(57)

42 Penelitian tindakan kelas ini akan menggunakan salah satu metode pembelajaran yakni metode Numbered Heads Together (NHT). Metode ini sebenarnya adalah varian dari metode diskusi kelompok. Langkah-langkah dari metode ini pun tidak jauh berbeda dari langkah-langkah metode diskusi pada umumnya. Langkah yang membedakan metode ini dengan metode lainnya adalah pemberian nomor pada setiap siswa yang ada di dalam kelompok.

Menurut Slavin (1995), metode yang dikembangkan oleh Russ Frank ini cocok untuk memastikan akuntabilitas individu dalam diskusi kelompok. Tujuan dari NHT adalah memberi kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi gagasan dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain untuk meningkatkan kerja sama siswa, NHT juga bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan keas (Huda, 2014:203).

Suprijono dalam bukunya yang berjiudul “Cooperative Learning,

Teori & Aplikasi PAIKEM” (2011) mengungkapkan bahwa, pembelajaran

dengan menggunakan metode Numbered Heads Together diawali dengan

Numbering. Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil. Jumlah

kelompok sebaiknya mempertimbangkan jumlah konsep yang dipelajari. Jika jumlah peserta didik dalam satu kelas terdiri dari 40 orang dan terbagi

(58)

43 kepada tiap kelompok menemukan jawaban. Pada kesempatan ini tiap-tiap kelompok menemukan jawaban. Pada kesempatan ini tiap-tiap-tiap-tiap kelompok

menyatuka kepalanya “Heads Together” berdiskusi memikirkan jawaban atas

pertanyaan dari guru. Langkah berikutnya adalah guru memanggil peserta didikya yang memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok. Mereka diberi kesempatan memberi jawaban atas pertanyaan yang telah diterimanya dari guru. Hal itu dilakukan terus hingga semua peserta didik dengan nomor yang sama dari masing-masing kelompok mendapat giliran memaparkan jawaban atas pertanyaan guru. Berdasarkan jawaban-jawaban itu guru dapat mengembangkan diskusi lebuh mendalam, sehingga peserta didik dapat menemukan jawaban pertanyaan itu sebagai pengetahuan yang utuh.

Metode Numbered Heads Together ini juga memiliki kelebihan dan kelemahan seperti metode-metode pembelajaran lainnya. Dr. Hamdani, M. A. Dalam bukunya yang berjudul “Strategi Belajar Mengajar” (2011:90)

mengungkapkan kelebihan dan kelemahan metode NHT sebagai berikut : 1. Kelebihan metode NHT

a. Setiap siswa menjadi siap semua;

b. Siswa dapat melakukan diskusi dengan sunggguh-sungguh; dan c. Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. 2. Kelemahan metode NHT

a. Kemungkinan nomor yang dipanggil, akan dipanggil lagi oleh guru b. Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.

(59)

44

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Berdirinya MI Al-Hidayah Plelen

Madrasah Ibtidaiyah Al-Hidayah Plelen merupakan suatu lembaga pendidikan formal tingkat sekoah dasar yang bercirikan agama Islam yang berada dibawah naungan Lembaga Pendidikan Ma‟arif NU. Madrasah ini

didirikan pada 1 Agustus 1961 di bawah Yayasan Daruttarbiyah Wat Ta‟lim oleh para tokoh NU Ranting Desa Plelen. Tokoh yang ikut

berperan antara lain Bp. Samsuri, Bp. Nahrowi, Bp. H. Ihsan, Bp. K.H. Fauzan, Bp. H. Umar, Bp. Slamet Khasani. Dalam awal berdirinya, madrasah ini merupakan suatu majelis ta‟lim yang memberikan bekal

(60)

45 2. Identitas MI Al-Hidayah Plelen

Berdasarkan dokumentasi yang ada di MI Al-Hidayah Plelen, ditemukan data yang menjelaskan tentang identitas madrasah sebagai berikut :

Nama Madrasah : MI Al-Hidayah Plelen Status Madrasah : Swasta

Waktu Belajar : Pagi

Alamat Madrasah : Jl. PTP Nusantara IX Siluwok Subah Desa Plelen

: Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Jawa

: Tengah Telp. (0294)365906, Kode Pos 51281

Alamat E-mail : mi_alhidayah_plelen@yahoo.co.id NPWP : 00.382.671.6-502.000

3. Keadaan Gedung MI Al-Hidayah Plelen

Madrasah Ibtidaiyah Plelen berdiri diatas tanah seluas 330 m2, dengan status milik sendiri. MI Al-Hidayah Plelen memiliki 9 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 toilet siswa, dan 1 toilet guru. Luas bangunan MI Al-Hidayah Plelen adalah 330 m2 dan 90 m2 untuk lapangan.

4. Keadaan Guru MI A-Hidayah Plelen

(61)

46 Tabel 3.1 Daftar Nama Guru MI Al-Hidayah Desa Plelen Kec. Gringsing

Kab. Batang

No Nama Jenis Kelamin Pendidikan Terakhir

1 Eko Sulistiyo, S.Pd.I Laki-laki S1 PAI

11 Nurul Chotimah, S.Pd Perempuan S1 PGSD/PGMI 12 Tria Pahalawati, S.Pd Perempuan S1 BHS INDONESIA 5. Keadaan Siswa MI Al-Hidayah Plelen

Jumlah peserta didik yang ada di MI Al-Hidayah Plelen tahun ajaran 2015/2016 mulai dari kelas I hingga kelas VI dapat dilihat dari data berikut ini :

Tabel 3.2 Data Peserta Didik MI Al-Hidayah Desa Plelen Tahun Pelajaran 2015/2016 Kelas I sampai Kelas VI

No. Kelas Jumlah Siswa Rombongan Belajar

6. Visi, Misi, dan Tujuan MI Al-Hidayah Plelen

(62)

47 pemberi semangat dan obor penerang jalan untuk maju. Pernyataan ini yang biasanya disebut dengan visi. Visi berisikan uraian tentang cita-cita masa depan yang diinginkan Madrasah. Sedangkan misi adalah dua atau tiga pernyataan sebagai operasionalisasi dari visi, yang berisikan tentang uraian program-program kegiatan atau tujuan jangka panjang yang akan dilaksanakan madrasah untuk mencapai visi. Kemudian bagian tujuan madrasah berisikan sesuatu yang ingin dicapai oleh madrasah yang bersangkutan yang merupakan penjabaran dari visi dan misi madrasah (Khaerudin & Junaedi, dkk, 2007).

Adapun visi, misi dan tujuan MI Al-Hidayah Plelen adalah, sebagai berikut :

a. Visi

Unggul dalam prestasi berdasarkan IPTEK dan IMTAQ. b. Misi

1) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas.

2) Membangun kecerdasan intelektual, sosial, dan spiritual.

3) Membangun pribadi anak yang berakhlakul karimah, disiplin dan mandiri.

c. Tujuan

1) Memberikan bekal kemampuan dasar “Baca, Tulis, Hitung”.

(63)

48 3) Memberikan bekal kemampuan dasar pengetahuan keagamaan dan

pengamalannya sesuai dengan tingkat perkembangannya. 4) Membiasakan anak berkepribadian sjolih dan shoihah.

B. Deskripsi Peaksanaan Siklus

Penelitian ini dilaksanakan pada awal hingga akhir bulan September tahun 2015. Masing-masing siklus dilakukan setiap satu pertemuan. Pra-siklus yang berupa observasi kelas dilakukan pada hari Sabtu tanggal 12 September 2015 dan pada hari Senin tanggal 14 September 2015. Selanjutnya Siklus I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 17 September 2015, Siklus II dilaksanakan pada tanggal Senin tanggal 21 September 2015, dan Siklus III dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 24 September 2015.

Pelaksanaan penelitian ini disesuaikan dengan jadwal pelajaran kelas V MI Hidayah Plelen. Jadwal pelajaran Matematika kelas V di MI Al-Hidayah Plelen yakni hari Senin dan Jum‟at, atau dua kali pertemuan dalam

seminggu. Adapun alokasi waktu pembelajaran Matematika kelas V di MI Al-Hidayah Plelen setiap pertemuannya adalah 3 × 35 menit atau 3 jam pelajaran.

1. Pra Siklus

(64)

49 sekolah, visi misi dan tujuan sekolah, keadaan guru dan siswa dan lain-lain.

Pelaksanaan pra siklus ini juga membantu peneliti memperoleh informasi seputar kondisi siswa kelas V terutama saat pembelajaran Matematika. Selain itu, peneliti juga memperoleh data berupa nilai siswa untuk mata pelajaran Matematika, dan juga peneliti mendapatkan

informasi terkait KKM dari pembelajaran Matematika yakni 70. Pada kegiatan pra siklus ini juga ditentukan waktu pelaksanaan siklus I hingga siklus III.

2. Siklus I

Pelaksanaan tindakan siklus I ini dilaksanakan dalam 4 tahapan yaitu planning (perencanaan), acting (implementasi tindakan), observing

(observasi dan interpretasi), dan reflecting (refleksi). Secara garis besar pelaksanaan tindakan tersebut dapat di deskripsikan sebagai berikut : a. Tahap perencanaan (planning)

1) Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu satuan jarak dan kecepatan.

2) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar.

3) Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.

(65)

50 5) Mempersiapkan lembar observasi/pengamatan untuk guru guna mengetahui kekurangan dari pelaksanaan pembelajaran dan saran untuk memperbaiki dan mengembangkan peaksanaan pembelajaran selanjutnya.

b. Tahap implementasi tindakan (acting)

Pada tahap ini guru yang pada siklus ini diwakilkan oleh peneliti dibantu dengan guru kelas selaku guru kolaborator melaksanakan kegiatan pembelajaran dikelas sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah di desain bersama, sebagaimana berikut : 1) Kegiatan awal atau pendahuluan (15 menit)

Pada kegiatan ini Guru :

a) Guru mengucapkan salam dan memulai pelajaran dengan

berdo‟a, membaca Asma‟ul Husna dan hafalan surat-surat

pendek bersama.

b) Guru melakukan absensi kehadiran siswa.

c) Guru mengkondisikan siswa (meliputi: pakaian dan tempat duduk)

d) Guru melakukan apersepsi dan motivasi dengan memberikan pertanyaan, seperti:

(1) Siapa yang sudah belajar tadi malam?

(2) Bagaimana cara kalian berangkat ke sekolah?

(66)

51 e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

setelah pembelajaran selesai.

2) Kegiatan inti (80 menit)

Eksplorasi, dalam kegiatan ini Guru :

a) Mengenalkan siswa tentang hubungan antar satuan jarak dan cara menghitungnya.

b) Membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan membagikan nomor kepada setiap siswa dalam kelompok.

Elaborasi, dalam kegiatan ini Guru :

a) Memberikan tugas berupa soal-soal kepada tiap-tiap kelompok.

b) Meminta setiap kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan bahwa setiap anggota kelompok dapat mengerjakan dan memahami soal yang didiskusikan.

c) Memanggil salah satu nomor siswa dan meminta siswa pada setiap kelompok yang mempunyai nomor yang di panggil tersebut untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya. Dan meminta siswa lain untuk menanggapinya.

(67)

52 a) Bersama dengan siswa melakukan tanya jawab untuk meluruskan kesalah pahaman, memberikan penguatan dan menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

b) Melakukan penilaian hasil kerja siswa baik secara lisan maupun tertulis.

3) Kegiatan akhir atau penutup (10 menit) Dalam kegiatan ini Guru :

a) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

b) Guru memotivasi siswa agar tetap rajin belajar dirumah.

c) Guru menutup pelajaran dengan do‟a (Khamdalah) dan salam.

c. Tahap observasi (observing)

Pada tahapan ini dilaksanakan observasi/pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran berlangsung, antara lain :

1) Guru (yang di sini di gantikan oleh peneliti) bersama guru kolaborator (guru kelas V) mengamati partisipasi peserta didik saat kegiatan pembelajaran.

2) Guru kolaborator mengamati dan menilai aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran selama kegiatan berlangsung sesuai dengan lembar observasi yang sudah di sediakan peneliti.

3) Mencatat setiap hasil kegiatan dan perubahan yang terjadi saat pembelajaran.

(68)

53 Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada sikus I dan menganallisis hasil pengamatan, selanjutnya guru mengadakan refleksi. Refleksi ini berkaitan dengan penggunaan metode Numbered

Heads Together, apakah penggunaan metode Numbered Heads

Together ini dapat meningkatkan hasil belajar dari siswa atau tidak. Refleksi ini dilakukan dengan cara menganalisis hasil tindakan siswa, seberapa jauh tingkat perubahan nilai siswa sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan. Kegiatan ini juga mengkaji kecakapan atau kemampuan peneliti dalam melaksanakan tindakan. Pelaksanaan refleksi bertujuan untuk mempersiapkan tindakan selanjutnya yang lebih baik.

Adapun refleksi dari tindakan pada siklus I adalah kurang maksimalnya penggunaan metode Numbered Heads Together pada siklus I, hal ini disebabkan beberapa faktor antara lain :

1) Kurang efektifnya penerapan Metode Numbered Heads Together, karena metode yang merupakan varian dari metode diskusi ini jarang diterapkan pada mata pelajaran Matematika.

2) Siswa masih asing dengan Metode Numbered Heads Together ini sehingga banyak siswa yang kurang memperhatikan materi yang diajarkan. Hal ini juga berdampak pada kurang aktifnya siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

Gambar

Gambar 1.1 Tahapan Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 3.1 Daftar Nama Guru MI Al-Hidayah Desa Plelen Kec. Gringsing
Tabel 4.1 Nilai Siswa Pra Siklus
Tabel 4.2 Nilai Siswa Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan penaw aran yang masuk kurang dari 3 (tiga), dan telah dilakukannya evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga untuk penaw aran paket pekerjaan

The main strengths of the Market are: (1) the ability to assure trust (given by the partnership performance monitoring and utilization of historical information in

Sonny Keraf membedakan ilmu filsafat menjadi 5 cabang besar: (1) metafisika atau ilmu tentang yang ada sebagai ada; (2) epistemologi atau filsafat ilmu pengetahuan; (3) etika

perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata uang domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan..  Sebagai contoh, sebuah

Scanned by CamScanner... Scanned

Menurut Miller, Balanter dan Primbam dalam Dan Nimmo (2006) mengatakan bahwa citra adalah segala sesuatu yang telah dipelajari seseorang, yang relevan dengan situasi dan dengan

Pertama , periode diskursus kenabian ( Prophetic Discourse ), di mana al-Qur’an lebih suci, lebih autentik, dan lebih dapat dipercaya dibanding ketika dalam bentuk

Hasil survei yang didapat menunjukan bahwa potensi lokal yang terdapat di wilayah Kulon Progo berupa daerah pegunungan, dataran rendah, kawasan hutan mangrove dan