• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). MEA terdiri dari 10 negara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). MEA terdiri dari 10 negara"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Tantangan perekonomian Indonesia saat ini sedang dihadapkan pada persiapan berlangsungnya pasar bebas dengan pelaku ekonomi yang dikenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). MEA terdiri dari 10 negara anggota ASEAN dan Indonesia termasuk di dalamnya. MEA bertujuan untuk memberikan keleluasaan dan kebebasan bagi negara-negara anggota ASEAN dengan menghapuskan pungutan-pungutan ekspor impor seperti: quota, sehingga memudahkan aliran barang, jasa, tenaga kerja, serta aliran investasi yang keluar masuk di suatu negara (National Geographic Indonesia, 2014).

Dengan adanya MEA dunia investasi Indonesia saat ini mengalami perkembangan pesat. Hal ini ditandai dengan antusias masyarakat yang terjun ke berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan karakter masing-masing investor. Pasar modal tentunya mempunyai peran penting karena menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer).

Pada umumnya para investor menginvestasikan dananya dengan tujuan memperoleh return dalam bentuk dividen maupun capital gain. Di lain pihak, perusahaan juga harus memberikan kesejahteraan yang lebih besar kepada pemegang sahamnya. Tentunya ini akan menjadi unik karena kebijakan dividen

(2)

adalah sangat penting untuk memenuhi harapan para pemegang saham terhadap dividen dan disatu sisi juga tidak harus menghambat pertumbuhan perusahaan.

Selain itu, semakin besar dividen yang dibayarkan maka akan semakin sedikit jumlah laba ditahan, sebagai salah satu dari sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Oleh sebab itu investor harus mempertimbangkan hal-hal yang sangat penting dalam pengambilan keputusan investasi yang dilakukan.

Dari sisi investor, dividen merupakan salah satu daya tarik untuk menanamkan dananya di pasar modal. Investor lebih menyukai dividen yang berupa kas daripada capital gain. Hal ini dikarenakan dividen diterima menurut dasar periode berjalan, sementara prospek realisasi keuntungan modal diperoleh dimasa depan, artinya untuk memperoleh capital gain harus berani untuk berspekulasi bahwa harga saham yang akan datang lebih besar dari pada harga saham pada waktu pembelian sehingga dividen lebih baik dari pada capital gain (Atmaja, 1994 : 287).

Dalam penetapan kebijakan pembagian dividen, faktor utama yang menjadi perhatian manajemen adalah besarnya laba yang dihasilkan perusahaan. Menurut Weston dan Copeland (1996; 97) kebijakan dividen menentukan penempatan laba, yaitu antara membayar kepada pemegang saham dan menginvestasikan kembali dalam perusahaan. Laba ditahan (retained earning) merupakan salah satu dari sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan, tetapi dividen merupakan arus kas yang disisihkan untuk pemegang saham.

(3)

Pentingnya dividen kas bagi para investor menyebabkan para investor memerlukan laporan keuangan agar dapat melihat prospek penerimaan kas dari dividen atau bunga, dan pendapatan dari penjualan, pelunasan dari sekuritas atau utang. Laporan keuangan merupakan sumber berbagai macam informasi bagi investor yang bermanfaat sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi pasar modal. Laporan keuangan lengkap menurut IAI dalam PSAK 1 tahun 2015 terdiri dari; laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan

Pura (2013; 88) mengatakan bahwa perusahaan mengalami keuntungan atau laba apabila jumlah pendapatan melebihi jumlah beban (pendapatan lebih besar dari beban), sebaliknya perusahaan mengalami kerugian apabila jumlah beban melebihi jumlah pendapatan (beban lebih besar dari pendapatan). Maka dapat disimpulkan laba di dapat dari selisih antara pendapatan dengan beban, apabila pendapatan lebih besar daripada beban maka perusahaan akan mendapatkan laba begitu pun sebaliknya. Besarnya laba bersih yang dapat dicapai akan menjadi ukuran sukses bagi sebuah perusahaan. Selain laba informasi keuangan yang paling diminati investor adalah laporan arus kas.

Laporan arus kas merupakan salah satu bagian penting dari laporan keuangan secara keseluruhan. Laporan arus menyajikan penerimaan dan penggunaan kas fisik yang diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dalam satu periode pelaporan (IAI, 2015).

(4)

Laporan arus kas bertujuan untuk memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi,investasi, dan pendanaan (financing) selama suatu periode (IAI, 2015). Dari ketiga aktivitas kas tersebut yang paling banyak berperan dalam aktivitas normal perusahaan adalah arus kas operasi. Dimana jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi perusahaan merupakan indikator yang menentukan apakah kegiatan operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk membayar dividen yang telah ditetapkan dalam kebijakan dividen.

Pemegang saham sebagai investor mengharapkan adanya nilai tambah atau imbal hasil akibat investasi (penanaman modal) pada perusahaan tersebut, berupa dividen tunai serta tingkat pertumbuhan dividen tunai itu sendiri. Pembagian dividen tunai bagi pihak manajemen merupakan suatu bukti penciptaan nilai tambah perusahaan dan sebuah pencapaian kinerja. Hal ini mendorong manajemen perusahaan agar mampu menentukan tingkat pembagian dividen tunai melalui kebijakan pembagian dividen tunai yang baik. Umumnya kebijakan ini menggunakan indikator laba bersih (net income) sebagai kemampuan perusahaan membayar dividen. Namun, baik manajemen maupun pemegang saham harus mempertimbangkan beberapa faktor seperti, ketersediaan kas, ekspansi usaha, dan kebijakan perusahaan dalam pelunasan kewajiban perusahaan kepada pihak eksternal lainnya (Keown dkk, 2010).

Fenomena mengenai pembagian dividen misalnya di perusahaan konstruksi pelat merah, PT Waskita Karya (Persero) Tbk berencana

(5)

mengalokasikan dividen senilai Rp 100,31 miliar atau 20 persen dari total laba bersih 2014 yang sebesar Rp 501 miliar. Alokasi tersebut menurun jika dibandingkan dengan pembagian dividen tahun lalu yang sebesar Rp 110,41 miliar atau 30 persen dari total laba Rp 368,059 miliar. Tunggul Rajagukguk, Direktur Keuangan Waskita Karya, menuturkan rencana pembagian dividen tersebut sudah disetujui oleh pemegang saham perseroan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Tunggul Rajagukguk menyatakan besaran dividen yang sudah ditetapkan oleh manajemen tersebut terbilang wajar, karena perseroan perlu melakukan ekspansi usaha. Sepanjang tahun lalu, Waskita Karya berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 10,2 triliun atau tumbuh 6,2 persen dari tahun sebelumnya. Laba bersih perseroan naik sebesar 36,1 persen jika dibanding perolehan laba bersih tahun sebelumnya menjadi Rp 501 miliar.Nilai laba bersih ini jelas melebihi target, karena perkiraan laba bersih Waskita Karya pada tahun 2014 lalu itu hanya Rp 442 miliar. Sebelumnya, Waskita Karya menargetkan laba bersih sebesar Rp 1 triliun pada tahun ini atau meningkat hampir dua kali lipat dari pencapaian 2014 yang sebesar Rp 501 miliar. M.Choliq, Direktur Utama Waskita Karya, menyebutkan secara formal dalam rencana kerja perseroan disebutkan target laba hanya sebesar Rp 650 miliar atau naik sekitar 29,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. (Giras Pasopati, 2015)

Fenomena yang serupa juga pada perusahaan PT. Lippo Karawaci Tbk (LPKR). Ekonomi yang melambat sepanjang tahun lalu memang menggerus margin laba sejumlah emiten. Namun, beberapa emiten masih berkomitmen

(6)

menggelontorkan dividen. Sebaiknya, investor mulai melihat-lihat prospek emiten penyebar dividen itu, agar bisa berbelanja tepat waktu dan mendapatkan hasil yang baik. Emiten swasta dan BUMN bersiap menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk menentukan penggunaan laba bersih tahun 2015. Beberapa di antaranya bahkan sudah menentukan besaran dividen final. Yang terbaru, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) yang konsisten membagi dividen dengan rasio 15% dari laba bersih. Emiten ini menyebar dividen Rp 80 miliar atau Rp 3,51 per saham. Dengan harga saham Rp 1.175 per saham, dividen yield LPKR sekitar 0,3%. Jika dibandingkan harga per saham Rp 1.035 pada 30 Desember 2015, setara imbal hasil sebesar 0,34%. Jika dibanding dividen final tunai tahun 2014, nilai dividen LPKR turun. Tahun buku 2014, LPKR membagi dividen Rp 16,68 per saham atau mencapai Rp 380 miliar. Penurunan dividen ini seiring anjloknya laba bersih 79% menjadi Rp 535,3 miliar. Tahun 2014, LKPR masih mencetak laba bersih Rp 2,55 triliun. Emiten BUMN juga konsisten menyebar dividen meski beberapa diantaranya harus menghadapi penurunan laba bersih. Di indikasikan, ada sebagian perusahaan jasa yang mengalami kondisi yang sama dengan PT Lippo Karawaci Tbk. (Narita Indrastiti, 2016)

Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan penelitian pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Ini dikarenakan dari kedua fenomena objek penelitian di atas memiliki permasalahan yang lebih kompleks dibanding yang lainnya.

Berdasarkan fenomena di atas disertai penelitian sebelumnya, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang sama mengenai dividen kas dengan

(7)

topik :“Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen

Kas” (pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015).

1.2 Identifikasi Masalah

Melalui kebijakan dividen, perusahaan berusaha meningkatkan kesejahteraan pemegang saham dengan melakukan pembagian dividen, tetapi dalam praktiknya memiliki hambatan yaitu penurunan laba bersih, ketersediaan kas, ekspansi usaha serta pelunasan kewajiban, hal itu menyebabkan manajemen membatasi pembagian dividen. Hal inilah yang menjadi permasalahan, banyak faktor yang mempengaruhi besarnya dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham. Maka identifikasi dari masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:

1. Seberapa besar pengaruh Laba Bersih terhadap Dividen Kas. 2. Seberapa besar pengaruh Arus Kas Operasi terhadap Dividen Kas.

3. Seberapa besar pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen Kas.

(8)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai: 1. Pengaruh Laba Bersih terhadap Dividen Kas.

2. Pengaruh Arus Kas Operasi terhadap Dividen Kas.

3. Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen Kas.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat membantu peneliti untuk lebih mengetahui dan memahami mengenai pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividen kas .

2. Bagi Perusahaan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan yang nantinya dapat digunakan sebagai masukan terutama perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Bagi Investor

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan wawasan dan informasi terutama dalam menganalisis pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividen kas. Analisis tersebut dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan sebelum berinvestasi.

(9)

4. Bagi Pihak lain

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu tambahan ilmu serta referensi khususnya untuk mengkaji topik-topik yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) Bursa Efek Indonesia jalan P.H.H. Mustofa Nomor 33 Bandung dan perpustakaan Universitas Widyatama, serta untuk memperoleh data sehubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka penulis akan melakukan penelitian pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2012-2015 dengan data penelitian yang diperoleh dari website www.idx.co.id. Dengan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2016 sampai dengan bulan Desember 2016.

Referensi

Dokumen terkait

Kuliah yang diberikan oleh dosen yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai topik tertentu ataupun untuk memberikan pedoman kepada mahasiswa

Bangunan ini memiliki susunan atap seperti pada rumah limasan pokok yaitu mempunyai 4 buah sisi yang ditambahkan 4 buah emper yang mengelilingi bangunan tersebut dan mempunyai

Dengan asumsi petani anggota kelompok tani sudah memahami manfaat integrasi tanaman-ternak, maka langkah penguatan kelembagaan yang diperlukan untuk mendukung sistem

Astawan (2008) menyatakan bahwa pada tempe, selain terdapat ketiga jenis isoflavon tersebut, terdapat juga antioksidan faktor II (6,7,4-trihidroksi isoflavon) yang mempunyai

Sedangkan untuk kategori perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor (G) jumlah usaha/perusahaan jumlah terbesar berada di wilayah Eks

Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, terutama pada pasal 3, menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

1) Sebagai sarana informasi terhadap kondisi konkrit tentang pelaksanaan pendidikan pada SMP Darul Fallaah Unismuh Bissoloro Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa,

Move-on media notes, the names of good characters could be obtained from habits.The VWXGHQWV¶ FKDU acters which were more dominantcould be seen from the percentage