1.1 Latar Belakang Masalah
Ekonomi global yang terus maju pada saat ini, dapat menimbulkan
persaingan bisnis yang sangat ketat. Setiap perusahaan memerlukan investasi
besar dengan kebutuhan dana yang besar pula dalam menjalankan kegiatan
operasional untuk menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi agar tetap
unggul dan dapat bertahan dalam persaingan bisnis.
Besarnya sumber dana yang digunakan perusahaan untuk membiayai
kegiatan-kegiatannya merupakan kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan
struktur modal. Kebijakan tersebut tentunya tidak terlepas dari upaya
perusahaan untuk meningkatkan nilainya. Dalam mempertimbangkan
kebijakan struktur modal selalu muncul pertanyaan tentang berapa besarnya
modal sendiri dan berapa besarnya modal asing yang harus digunakan agar
perusahaan tersebut dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan
nilainya.
Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk dapat menjalankan
usahanya. Pemenuhan kebutuhan dana tersebut dapat disediakan dari sumber
intern maupun dari sumber ekstern perusahaan (Riyanto, 2001:5). Sumber
berasal dari laba ditahan dan depresiasi. Sumber dana ekstern (external financing) perusahaan merupakan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan baik berasal dari tambahan penyertaan modal dari pemilik, emisi
saham baru, penjualan obligasi maupun kredit dari bank. Apabila kebutuhan
dana perusahaan dipenuhi dari hasil emisi atau penerbitan saham baru, maka
perusahaan tersebut telah melakukan pendanaan modal sendiri (external equity financingatauequity financing). Apabila kebutuhan dana perusahaan dipenuhi dari dana yang berasal dari pinjaman, maka perusahaan tersebut telah
melakukan pendanaan hutang (debt financing). Tingkat penggunaan hutang sebagai sumber pembiayaan perusahaan disebut leveragekeuangan (Brigham dan Houston, 2001:14).
Salah satu keputusan penting yang dihadapi manajer keuangan berkaitan
dengan kegiatan operasional perusahaan adalah keputusan pendanaan.
Keputusan pendanaan yang baik dari suatu perusahaan dapat dilihat dari
struktur modal, yaitu keputusan keuangan yang berkaitan dengan komposisi
hutang, baik hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek, saham
preferen, dan saham biasa yang akan digunakan oleh perusahaan. Perusahaan
harus memiliki keputusan pendanaan yang tepat, dimana perlu adanya peran
manajer dalam menentukan struktur modal yang paling optimal. Struktur
modal yang optimal dari perusahaan akan mampu meminimalkan biaya modal
yang harus ditanggung perusahaan. Keputusan menentukan struktur modal
yang diambil oleh manajer keuangan akan menentukan kemampuan
berpengaruh terhadap risiko perusahaan itu sendiri. Jika perusahaan
menggunakan hutang yang terlalu besar justru akan meningkatkan risiko
keuangan, yaitu kondisi yang menggambarkan perusahaan mengalami
kesulitan keuangan dan terancam pada kebangkrutan. Hal ini bisa menjadi
pertanda buruk bagi perusahaan.
Dalam keputusan manajemen untuk mendapatkan hutang dari kreditur ada
beberapa variabel yang diduga mempengaruhi kreditur untuk mengucurkan
hutang terhadap debitur yaitu variabel pertumbuhan penjualan diduga
mempengaruhi kreditur dalam memberikan pinjaman dimana perusahaan yang
mengalami pertumbuhan penjualan dinilai mempunyai prospek baik dalam
perkembangannya dan ini mengurangi risiko. Selanjutnya variabel struktur
aktiva dimana semakin besar nilainya maka semakin mencukupi aset yang
dapat digunakan sebagai jaminan hutang (Weston dan Copeland, 1997).
Variabel profitabilitas dimana kreditur bisa menilai apakah perusahaan
(debitur) mampu membayar hutang yang dilihat dari keuntungan perusahaan
(Titmen dan Wessel, 1998). Dan yang terakhir variabel ukuran perusahaan
dimana semakin meningkatnya perhatian kreditur terhadap perusahaan maka
sangat dimungkinkan jumlah hutang akan semakin meningkat. Peningkatan
jumlah hutang yang relatif lebih besar daripada modal sendiri akan
meningkatkandebt to equity ratio(DER).
Dalam keputusan pendanaan, perusahaan perlu mempertimbangkan
berbagai faktor yang mempengaruhinya seperti tingkat bunga, situasi politik,
terutama modal perusahaan di Indonesia sejauh ini masih didominasi
pembiayaan dari sumber ekstern (external financing) khususnya pembiayaan dengan hutang, sehingga debt ratio dipandang cukup representatif untuk mengukurleveragekeuangan.
Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan manajer dalam menetukan
struktur modal perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2001), risiko
bisnis, posisi pajak, fleksibilitas keuangan dan konservatisme atau agresivitas
manajemen merupakan faktor-faktor yang menentukan keputusan struktur
modal khususnya pada struktur modal yang ditargetkan (target capital structure). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan struktur modal secara umum, yaitu: stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen,
sikap pemberi pinjaman, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan dan
fleksibilitas keuangan.
Dari berbagai pernyataan yang telah dikemukakan oleh peneliti-peneliti
terdahulu tentang hasil penelitian mengenai pengaruh ukuran perusahaan,
struktur aktiva, profitabilitas dan risiko bisnis terhadap struktur modal ternyata
menunjukkan hasil yang berbeda-beda.
Berdasarkan penelitian Ramlall (2009), struktur modal (capital structure) diukur melalui leverage. Dimana terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
struktur modal perusahaan manufaktur dalam tiga sektor industri yang berbeda
yaitu industri dasar, aneka industri, industri barang konsumsi. Hasil penelitian
tersebut adalah tangibility of assets berhubungan positif dengan struktur modal pada sektor industri dasar dan industri barang konsumsi, variabel firm sizeberhubungan positif dengan struktur modal pada sektor industri dasar dan aneka industri, sedangkan growth danprofitability tidak berhubungan dengan struktur modal. Margaretha dan Ramadhan (2010) meneliti mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada industri manafaktur di BEI.
Hasil penelitian tersebut adalah firm size berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, sedangkan tangibility of assets, profitability, liquidity
berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Haryanto (2012) meneliti
mengenai karakteristik perusahaan dan risiko bisnis terhadap struktur modal
pada perusahaan otomotif dengan hasil penelitian yaitu stabilitas penjualan,
stabilitas aktiva, intensitas aktiva, ukuran perusahaan, Degree of Operating Leverage (DOL), pertumbuhan penjualan, Return on Assets (ROA), pertumbuhan perusahaan dan risiko bisnis berpengaruh signifikan terhadap
struktur modal.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Kartini dan Arianto (2008), Paramu
(2006) serta Brasisforda,et al(1999) dikutip Febriyani dan Srimindarti (2010) memperoleh bukti bahwa struktur aset mempunyai pengaruh terhadap struktur
modal. Hasil tersebut berbeda dengan Umar Mai (2006) serta Suwarto dan
Ediningsih (2002) dalam Febriyani dan Srimindarti (2010) yang menunjukkan
Hasil penelitian Buwono (2012) menyatakan bahwa firm size dan
profitability merupakan variabel yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan semen. Suhantha (2010) memperoleh hasil melalui regresi linier
bahwa terdapat pengaruh yang siginifikan antara variabel aktiva berwujud,
ukuran perusahaan, profitabilitas dan kepemilikan institusional dengan
struktur modal dengan menggunakan level tingkat kepercayaan 95%. Soma
(2011) menyatakan bahwatangibility of assets berpengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal, sedangkan faktor lain (firm size,growth opportunity,
profitabilitydanearning volatility) tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Namun, pengujian secara simultan keseluruhan variabel independen
mempunyai pengaruh terhadap struktur modal. Devanjaya (2010) menyatakan
bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan dan negatif terhadap struktur
modal sedangkan risiko bisnis, pertumbuhan aset, struktur kepemilikan dan
peluang tumbuh tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
Haryanto (2009) menyatakan bahwa besarnya perusahaan berpengaruh positif
terhadap struktur modal, sedangkan likuiditas, kemampuan memanfaatkan
hutang (incov) dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan dan mengukur tingkat efisiensi operasional dan efisiensi dalam
menggunakan harta yang dimilikinya (Hermuningsih: 2013). Pengukuran
profitabilitas dapat menggunakan beberapa indikator seperti laba operasi, laba
ekuitas pemilik. Dalam penelitian tersebut, rasio profitabilitas diukur dengan
return on equity (ROE). Return on equity (ROE) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih untuk
pengembalian ekuitas pemegang saham. Return on equity (ROE) merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur profitabilitas dari ekuitas.
Semakin besar hasilreturn on equity(ROE) maka kinerja perusahaan semakin baik.
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Alasan penggunaan perusahaan
manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) diantaranya karena perusahaan manufaktur di Indonesia memiliki populasi
terbesar pada kelompok industri non keuangan dan perusahaan manufaktur
memiliki tingkatvolatilitylaba yang berubah-ubah. Semakin besar objek yang diamati maka diharapkan semakin tepat hasil kajian. Perusahaan pada industri
ini juga rata-rata memiliki total hutang yang lebih tinggi dari perusahaan
industri lainnya. Selain itu, karena perusahaan manufaktur sangatlah banyak
dibandingkan lainnya, maka perusahaan manufaktur yang ada di Bursa Efek
Indonesia (BEI) dapat mewakili perusahaan-perusahaan lainnya. Sedangkan
perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) data-datanya lebih mudah didapatkan. Selain itu, pada
perusahaan-perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki laporan keuangan yang baik, tertib dan transparan sesuai
Berdasarkan penelitian terdahulu, maka penelitian ini dimakudkan untuk
menelaah kembali faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada
perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) terutama faktor ukuran perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas dan
risiko bisnis.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah ukuran perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas dan risiko bisnis
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal
perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?
2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap struktur
modal perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?
3. Apakah struktur aktiva berpengaruh signifikan terhadap struktur modal
perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?
4. Apakah profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal
5. Apakah risiko bisnis berpengaruh signifikan terhadap struktur modal
perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?
1.3 Pembatasan Masalah
Penelitian ini hanya terbatas pada pengaruh ukuran perusahaan, struktur
aktiva, profitabilitas dan risiko bisnis terhadap struktur modal, dan yang
menjadi obyek penelitian ini dibatasi hanya pada perusahaan manufaktur go publicyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009-2013.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk menganalisis pengaruh signifikansi ukuran perusahaan, struktur
aktiva, profitabilitas dan risiko bisnis secara simultan terhadap struktur
modal pada perusahaan manufakturgo publicyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Untuk menganalisis pengaruh signifikansi ukuran perusahaan terhadap
struktur modal pada perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
3. Untuk menganalisis pengaruh signifikansi struktur aktiva terhadap struktur
modal pada perusahaan manufakturgo publicyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
4. Untuk menganalisis pengaruh signifikansi profitabilitas terhadap struktur
5. Untuk menganalisis pengaruh signifikansi risiko bisnis terhadap struktur
modal pada perusahaan manufakturgo publicyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara langsung maupun
tidak langsung kepada berbagai pihak, antara lain:
1. Bagi Perusahaan
Memberikan masukan bagi manajemen perusahaan untuk mengetahui
hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan modal sendiri atau modal
peminjam serta mengetahui kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajibannya, sehingga manajer keuangan dapat mengambil kebijakan
yang dianggap perlu guna menyeimbangkan penggunaan modal.
2. Bagi Investor
Memberikan gambaran dan bahan pertimbangan untuk mengambil
keputusan berinvestasi pada sebuah perusahaan serta memberikan
masukan dalam membuat kebijakan yang berhubungan dengan
pembentukan struktur modal untuk menghasilkan struktur modal yang
optimal.
3. Bagi Akademik
Memberikan bahan referensi dalam membuat penelitian yang