• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anatomi Gigi - FITRIANA BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anatomi Gigi - FITRIANA BAB II"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Gigi

1. Anatomi Gigi

Gambar 2.1. Anatomi Gigi (Sumber : Tarigan, 2013)

Struktur gigi pada manusia terbagi dalam dua bagian yaitu bagian

mahkota dan bagian akar. Pada bagian mahkota merupakan bagian gigi

yang terlihat dalam mulut, sedangkan pada bagian akar merupakan bagian

(2)

Menurut Tarigan tahun 2013, pada bagian gigi manusia terstruktur /

tersusun atas 4 (empat) jaringan yakni :

a) Mahkota

Merupakan bagian yang menonjol dari rahang.

b) Leher

Merupakan bagian yang terletak antara mahkota dengan bagian

akar gigi.

c) Akar

Merupakan bagian yang tertanam di dalam rahang.

d) Email

Dikenal juga dengan istilah "Enamel", merupakan jaringan yang

berfungsi untuk melindungi tulang gigi dengan zat yang sangat keras

yang berada di bagian paling luar gigi manusia. Warna email gigi pun

sebenarnya tidak putih mutlak, kebanyakan lebih mengarah

keabu-abuan dan semi translusen. Kecuali pada kondisi enamel yang

abnormal seringkali menghasilkan warna yang menyimpang dari

warna normal enamel dan cenderung mengarah ke warna yang lebih

(3)

e) Tulang

Dikenal juga dengan istilah "Dentin" yaitu tulang merupakan

lapisan yang berada pada lapisan setelah email yang dibentuk dari zat

kapur. Dentin juga merupakan bagian yang terluas dari struktur gigi,

meliputi seluruh panjang gigi mulai dari mahkota hingga akar. Dentin

pada mahkota gigi dentin dilapisi oleh enamel, sedangkan dentin pada

akar gigi dilapisi oleh semen.

f) Rongga Gigi

Rongga gigi adalah rongga yang di dalamnya terdapat pembuluh

darah kapiler dan serabut-serabut syaraf.

g) Semen

Dikenal juga dengan istilah "Sementum", merupakan bagian dari

akar gigi yang berdampingan dan berbatasan langsung dengan bagian

tulang rahang di mana gigi manusia tumbuh. Seperti halnya pada

bagian email yang melapisi dentin, semen juga melapisi dentin namun

untuk dentin pada bagian akar gigi.

h) Pulp

Pulp adalah rongga yang di dalamnya terdapat pembuluh

(4)

2. Macam dan Fungsi Gigi

Menurut Tarigan(2016), gigi manusia sesuai dengan fungsinya dikenal

empat bentuk yaitu:

a) Gigi seri, gigi ini ada empat buah di atas dan empat buah di bawah.

Seluruhnya berjumlah delapan, terletak di depan, berfungsi untuk

memotong dan menggiling makanan. Gigi seri susu mulai tumbuh pada

bayi berkisar antara usia 4 hingga 6 bulan, kemudian diganti dengan

gigi seri permanen pada usia 5 hingga usia 6 tahun pada rahang bawah

dan pada usia 7 hingga 8 tahun pada rahang atas.

b) Gigi taring, gigi ini ada empat buah, di atas dua buah dan dibawah dua

buah, terletak di susudt mulut. Bentuk mahkotanya meruncing,

berfungsi untuk mencabik makanan. Gigi ini diganti dengan gigi

caninus permanen pada usia 11 hingga 13 tahun.

c) Geraham kecil, gigi ini merupakan pengganti gigi geraham sulung.

Letak gigi ini di belakang gigi taring, berjumlah delapan, empat di atas

dan empat di bawah yaitu dua berada di kanan dan dua berada di kiri.

Berfungsi membantu atau bersama dengan gerham besar

menghaluskan makanan. Umumnya tumbuh pada usia 10 hingga usia

11 tahun.

d) Geraham besar, gigi ini terletak di belakang di belakang gigi geraham

(5)

tiga buah, permukaannya lebar dan bertpnjol-tonjol. Fungsinya untuk

menggiling makanan.

B. Karies Gigi

1. Pengertian

Karies gigi yang dikenal dengan dengan tooth decay, adalah

kerusakan gigi yang paling sering terjadi. Karies (yang secara harafiah

berati “busuk”) disebabkan karena demineralisasi strukstur termineralisasi

pada gigi, yaitu hilangnya mineral dari email, dentin, dan sementum.

Proses demineralisasi mulai ketika bakteri spesifik melekat erat pada gigi

dalam lapisan yang disebut dental plak (atau biofil) dan terdedah terhadao

karbohidrat diet dalam waktu yang cukup. Karbohidrat ini bereaksi dengan

bakteri untuk membentuk asam (seperti asam laktat) yang berperan pada

struktur gigi, mengakibatkan hilangnya mineral. Oleh karena mineralnya

hilang, struktur gigi yang terkena menjadi lunak, karena proses berlanjut,

dapat terdapat lubang. Streptococus mutans dan lactobacili adalah dua tibe

bakteri yang diketrahui mendukung terjadinya karies (Scheid, 2012).

Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan

kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (ceruk, fisura, dan daerah

interproksimal) meluas ke arah pulpa (Brauer). Karies gigi dapat dialami

oleh setiap orang dan dapt ditimbul pada satu permukaan gigi atau lebih,

(6)

email ke dentin atau ke pulpa. Karies dikarenakan berbagai sebab

diantaranya adalah karbohidrat, mikroorganisme dan air ludah, permukaan

dan bentuk gigi (Tarigan, 2016).

2. Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Karies Gigi

Banyak sekali faktor yang mempengaruhi terjadinya karies gigi. Dari

pengamatan yang dilakukan terlihat dengan jelas bahwa semakin dekat

manusia tersebut hidup dengan alam semakin sedikit dijumpai karies pada

giginya. Dengan semakin canggihnya pabrik makanan, semakin tinggi juga

presentase karies pada masyarakat yang mengkonsumsi makanan hasil

pabrik tersebut.

Di bawah ini akan diterangkan beberapa hal yang dapat

mempengaruhi terjadinya karies gigi pada manusia.

a. Keturunan

Dari suatu penelitian terhadap 12 pasang orang tua dengan

keadaan gigi yang baik, terlihat bahwa anak-anak dari 11 pasang orang

tua memiliki keadaan gigi yang cukup baik.

Disamping itu, dari 46 pasang orang tua dengan presentase karies

yang tinggi, hanya 1 pasang yang memiliki anak dengan gigi yang baik,

5 pasang dengan presentase karies sedang, selebihnya 40 pasang lagi,

(7)

pencegahan karies yang demikian maju pada akhir-akhir ini, proses

terjadinya karies tersebut telah dapat dikurangi (Tarigan, 2013).

b. Ras

Pengaruh ras terhadap terjadinya karies gigi amat sulit

ditentukan. Namun, keadaan tulang rahang suatu ras bangsa mungkin

berhubungan dengan presentase karies yang semakin meningkat atau

menurun. Misalnya, pada ras tertentu dengan rahang yang sempit

sehingga gigi-geligi pada rahang sering tumbuh tidak teratur. Dengan

keadaan gigi yang tidak teratur ini akan mempersukar pembersihan

gigi, dan ini akan mempertingi presentase karies pada ras tersebut

(Tarigan, 2013).

c. Jenis Kelamin

Dari pengamatan yang dilakukan oleh Milhahn-Turkeheim pada

gigi M1, didapat hasil karies gigi pada pria M1 kanan sebesar 74,5%

dan M1 kiri sebesar 77,6%, sedangkan pada wanita M1 kanan sebesar

81,5% dan M1 kiri 82,3%. Dari hasil terlihat bahwa presentase

kariesgigi pada wanita lebih tinggi dibanding denegan pria. Presentase

karies molar kiri leboh tinggi dibanding dengan molar kanan, karena

faktor pengunyahan dan pembersihan dari masing-masing bagian gigi

(8)

d. Usia

Sejalan dengan pertambahan usia seseorang, jumlah kariespun

akan bertambah. Hal ini jelas, karena faktor risiko terjadinya karies

kuat akan menunjukkan jumlah karies lebih besar di banding yang

kurang kuat pengaruhnya (Tarigan, 2013).

e. Makanan

Makanan sangat berpengaruh terhadap gigi dan mulut, pengaruh

ini dapat dibagi menjadi 2 (Tarigan, 2013):

1) Isi dari makanan yang menghasilkan energi.misalnya karbohidrat,

protein, lemak, vitamin, serta mineral-mineral. Unurs-unsur

tersebut berpengaruh pada masa pra-erupsi serta pasca-erupsi dari

gigi-geligi.

2) Fungsi mekanis dari makanan yang dimakan.

Makann yang bersifat membersihkan gigi. Jadi, makanan

merupakan penggosok gigi alami, tentu saja akan mengurangi

kerusakan gigi. Makanan yang bersifat membersihkan ini adalah

apel, jambua air, bengkuang dan lain sebagainya. Sebaliknya

makanan-makanan yang lunak dan melekat pada gigi seperti

(9)

f. Vitamin

Vitamin berpengaruh pada proses terjadinya karies gigi, terutama

pada periode pembentukan gigi (Tarigan, 2013).

Tabel 2.1 Vitamin dan Pengaruhnya Terhadap Kerusakan Gigi

Sumber: Tariga(2013) No. Kekurangan

Vitamin

Kebutuhan

per-hari Pengaruhnya Terhadap Gigi

(10)

g. Air Ludah

Sejak tahun 1901, Rigolet telah menemukan bahwa pasien

dengan sekresi air ludah sedikit atau tidak sama sekali, misalnya karena

aprialismus, terapi radiasi kanker ganas, dan xerostomia, memiliki

presentase karies gigi yang semakin meninggi.

Dalam setiap militer air ludah dijumpai 100-200 juta bakteri.

Jumlah maksimal bakteri-baketri ini dijumpai pada pagi hari atau

setelah makan. Saliva memegang peran penting dalam keseimbangan

antara demineralisasi dan remineralisasi. Email gigi dapat mengalami

disolusi asam selama proses keseimbanagan kembali dengan proses

yang dikenal dengan istilah remineralisasi. Keseimbangan antara

demineralisasi dan remineralisasi dari email menentukan terjadinya

karies gigi (Tarigan, 2013).

h. Faktor Mikroorganisme

Adanya flora bakterial mulut dalam bentuk plak

merupakanpenyebab utama bagi terbentuknya karies. Pada gigi-gigi

yang belum erupsi dan belum berhubungan dengan flora mulut

tidakterbentuk karies, tetapi begitu gigi-gigi tersebut erupsi

dapatterserang karies. Selanjutnya dapat dibuktikan bahwa jenisbakteri

mulut tertentu secara invitro dapat menghasilkan lesikaries pada email

dan dentin. Akhirnya bakteri jenis ini dalamjumlah besar dapat

(11)

adanya jenis bakteri tertentudalam jumlah relatif besar mendahului

terjadinya kerusakangigi. Jenis bakteri yang dapat menimbulkan karies

yaitu Streptococcus mutans, beberapa jenis Streptococcus

mitis,Streptococcus sanguis, Streptococcus miller, dan banyak

Lactobacillus serta beberapa spesies Actinomyces (Schuurs,2007).

i. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah salah satu pelayanan

kesehatan dasar di puskesmas yang harus ditingkatkan mutunya

dengan melaksanakan pelayanan yangsesuai dengan standard yang

ada. Pelayanan kesehatan gigimencakup beberapa program, baik di

dalam gedung maupun diluar gedung. Secara umum pelayanan

kesehatan masyarakat(Puskesmas) adalah merupakan sub sistem

pelayanankesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut,yang

tujuanutamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) danpromotif

(peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat.Meskipun

demikian, tidak berarti bahwa pelayanan kesehatanmasyarakat tidak

melakukan pelayanan kuratif (pengobatan)dan rehabilitatif pemulihan

terbatas. Diharapkan Puskesmasmemberikan pelayanan terhadap

kesehatan gigi dan muluttidak menimbulkan kesan menyakitakan atau

sakit denganmenerapken teknologi terkini dan harga terjangkau

olehmasyarakat. Oleh karena ruang lingkup pelayanan

kesehatanmasyarakat bidang kesehatan gigi dan mulut

(12)

pemerintahmempunyai porsi yang besar. Namun demikian

karenaketerbatasan sumber daya pemerintah, maka potensimasyarakat

perlu digali atau diikutsertakan dalam pelayanankesehatan gigi

(Depkes RI, 2000).

3. Proses Terjadinya Karies Gigi

Proses terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak di

permukaan gigi, sukrosa (gula) dari sisa makanan dan bakteri berproses

menempel pada waktu tertentu yang berubah menjadi asam laktat yang

akan menurunkan pH mulut menjadi kritis (5,5) yang akan menyebabkan

demineralisasi email berlanjut menjadi karies gigi (Suryawati, 2010).

Secara perlahan-lahan demineralisasi interna berjalan ke arah dentin

melalui lubang fokus tetapi belum sampai kavitasi (pembentukan lubang).

Kavitasi baru timbul bila dentin terlibat dalam proses tersebut. Namun

kadang-kadang begitu banyak mineral hilang dari inti lesi sehingga

permukaan mudah rusak secara mekanis, yang menghasilkan kavitasi yang

makroskopis dapat dilihat.

Pada karies dentin yang baru mulai yang terlihat hanya lapisan

keempat (lapisan transparan, terdiri atas tulang dentin sklerotik,

kemungkinan membentuk rintangan terhadap mikroorganisme dan

enzimnya) dan lapisan kelima (lapisan opak/ tidak tembus penglihatan, di

(13)

cabang-cabang odontoblas). Baru setelah terjadi kavitasi, bakteri akan

menembus tulang gigi.

Pada proses karies yang amat dalam, tidak terdapat lapisan-lapisan

tiga (lapisan demineralisasi, suatu daerah sempit, dimana dentin partibular

diserang), lapisan empat dan lapisan lima (Suryawati, 2010).

4. Manifestasi Klinis

Menurut Kliegman dan Arvin (2000) tanda dan gejala karies

gigiantara lain adalah:

a. Terdapat lesi.

b. Tampak lubang pada gigi.

c. Bintik hitam pada tahap karies awal.

d. Kerusakan leher gigi ( pada karies botol susu).

e. Sering terasa ngilu jika lubang sampai ke dentil.

f. Sakit berdenyut-denyut di gigi sampai kepala.

g. Timbul rasa sakit jika terkena air dingin, dan kemasukan makanan

terutama pada waktu malam.

(14)

5. Pencegahan dan Penatalaksanaan

Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya karies gigi(Ramadhan,

2010) antara lain adalah, menyikat gigi dengan pasta gigiyang mengandung

fluor, menjaga kebersihan gigi dengan menyikatgigi dengan benar, fissure

sealant atau menutup celah gigi.Penatalaksanaan karies gigi antara lain

adalah sebagai berikut:

a. Munutup lubang gigi ( tambal gigi)

b. Pencabutan gigi

c. Pulp capping atau pemberian kalsium hidrogsida untukmempertebal

lapisan dentil (Ramadhan, 2010)

d. Endodontic atau perawatan untuk mengatasi dan mengobati lubanggigi

yang mengalami infeksi (Ramadhan, 2010).

C. Usia Anak Sekolah

Anak usia sekolah adalah anak yang berumur 6-12 tahun yangmasih

sekolah pada tingkat sedolah dasar (SD), anak usia sekolah sangat rentan

terkena karies gigi karena memeliki kegemaran makan makanan yang

manis-manis, sedangkan orang tua sering kali kurang memperdulikan kebiasaan

menyikat orang anak tidak mau menggosok gigi maka sebaiknya sebagai orang

(15)

malam. Bila seorang anak tidak terbias menggosok gigi maka dari kebiasaan

tersebut dapat menyebabkan anak yang mengalami karies. Selain itu kebiasaan

mengulum permen dan makan-makanan manis juga dapat menjadi penyebab

terjadinya karies gigi (Mustaida,2008)

Kurangnya pengetahuan anak mengenai kesehatan gigi dibandingorang

dewasa mempengaruhi mereka dalam menjaga kebersihan gigi,sedangkan pola

makan yang dapat menyebabkan terjadinya karies gigiyaitu makanan yang

mengandung gula (kariogenik) yang melekat dipermukaan gigi. Pola makan

makanan yang mengandung konsentrasi gulamelebihi batas minimum, akan

menghasilkan banyak asam. Patogenitasplak atau Streptococcus mutans

merupakan mikroorganisme yang merubahgula menjadi asam, terjadi

pembuatan polisakarida ekstraselluler yangmenyebabkan asam melekat pada

permukaan gigi, dan Streptococcusmutans mengurangi permiabilitas plak

sehingga plak tidak mudahinetralisir kembali (Irhama, 2012).

D. Konsep Gula

1. Pengertian Gula

Menurut Darwin (2013), gula adalah suatu karbohidrat sederhana

karena dapat larut dalam air dan langsung diserap tubuh untuk diubah

(16)

2. Jenis Gula

Ada banyak macam makanan yang dijual bebas sebagai makanan

cemilan, akan tetapi ada jenis makanan tertentu yang dapat menyebabkan

karies gigi, makanan manis yang banyak mengandung gula atau

sukrosa.Makanan-makanan yang lunak dan melekat pada gigi amat

merusak gigi seperti permen, coklat, biskuit dan lain sebagainya (Tarigan,

2016).

a) Sukrosa/gula

Sukrosa adalah gabungan dua macam gula yaituglukosa dan

fruktosa, dan mudah dipecah menjadikedua unsur tersebut di dalam

unsur sebelum di serapoleh tubuh. Terdapat berbagai bentuk putih

ataucoklat. Sukrosa lebih berbahaya bagi gigi karenamemproduksi

lebih banyak pelekat glukosa danmembuat plak dalam mulut semakin

tebal danlengket. Sukrosa adalah gula yang terbanyak danpaling di

sukai sebagai bahan tambahan pada pabrikmakanan di seluruh dunia.

b) Glukosa

Gula ini banyak terdapat di alam, juga ditambahpada sejumlah

makanan dan minuman. Glukosa tidaksemanis sukrosa (lebih kurang

70 %), tetapi digunakan untuk memperkuat rasa buah-buahan

(17)

c) Fruktosa

Gula ini ditemukan pada buah-buahan dan sayursayurantertentu,

dan dalam madu. Rasanya 1,7 kalilebih manis dari sukrosa dan juga

sebagaipenambahan rasa pada selai, minuman, buah-buahandan

lain-lain.

Sintesa polisakharida ekstra sel dari sukrosa lebih cepat ketimbang

glukosa, frukosa dan laktosa. Oleh karena itu, sukrosa merupakan gula

yang paling kariogenik, walaupun gula lainnya tetap berbahaya. Dan

karena sukrosa merupakan gula yang paling banyak dikonsumsi, maka

sukrosa merupakan penyebab karies yang utama.

Gula dengan berat molekul yang rendah akan segera meresap ke

dalam plak dan dimetabolisme dengan cepat oleh bakteri. Makanan dan

minuman yang mengandung gula akan menurunkan pH plak dengan cepat

sampai pada level yang dapat menyebabkan demineralisasi email. Plak

akan tetap bersifat asam selama beberapa waktu. Untuk kembali ke pH

normal sekitar 7, dibutuhkan waktu 30-60 menit. Oleh karena itu, konsumsi

gula yang sering dan berulang-ulang akan tetap menahan pH plak di bawah

normal dan menyebabkan demineralisasi email.

Menurut penelitian Stepan berkumur-kumur dengan larutan glukosa

mengalami berubahan penurunan pH plak. Penelitian Stepan

memperlihatkan bahwa penurunan pH plak lebih besar pada individu yang

(18)

Ada banyak macam makanan yang dijual bebas sebagai

makanancemilan, akan tetapi ada jenis makanan tertentu yang

dapatmenyebabkan karies gigi makanan manis yang banyak

mengandunggula atau sukrosa. Makanan-makanan yang lunak dan melekat

padagigi amat merusak gigi seperti: permen, coklat, biskuit dan

lainsebagainya (Tarigan, 2003).

3. Sifat-sifat gula

Rasa manis pada gula dapat diperbandingkan dengan menggunakan

skala nilai dimana rasa manis sukrosa dianggap seratus

Berikut:Tabel 2.2 Tingkat Kemanisan Gula

No. Jenis gula Tingkat kemanisan Sumber : Sutrisna dan Rizal (2007)

4. Manfaat Gula

a) Sukrosa digunakan bagi keperluan rumah tangga yaitu sebagai

pemanis dan pengawet ke dalam banyak makanan buatan pabrik

ditambahkan sukrosa untuk memperbaiki citra rasa tekstur dan

penampakan makanan.

b) Glukosa sering dipakai pada keadaan yang memerlukan masukan

(19)

tidak begitu manis seperti sukrosa sehingga dapat ditambahkan dengan

jumlah besar ke dalam tanpa menimbulkan rasa kemanisan.

(Kartasapoetra dan Marsetyo, 2003).

Beikut tabel 2.3 Maknan dan minuman dengan kandungan Gula dan Kandungan Sukrosa Berat dalam 1 OZ = 28 Gram

No. Makanan Presentase Gula Kandungan Sukrosa

1. Minuman coklat 73,8 73,8

(20)

E. Kerangka Teori Penelitian

Gambar 2.2 Kerangka Teori Penelitian

Sumber: Modifikasi dari Tarigan, 2016. Schuurs, 2007. Kartasapoetra dan

Marsetyo, 2003.

F. Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.3 Kerangka Konsep Penelitian

G. Hipotesis

Ha : Ada hubungan antara Prevalensi Karies Gigi terhadap Konsumsi Gula

di SD Negeri Paberasan Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap.

Ho : Tidak ada hubungan antara Prevalensi Karies Gigi terhadap Konsumsi

Gula di SD Negeri Paberasan Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap.

1. Makanan

2. Air ludah

3. Mikroorganisme Mulut

Konsumsi Gula

Karies Gigi

Faktor Predisposisi

1. Keturunan 2. Jenis Kelamin 3. Usia

Konsumsi gula Pravelensi Karies

Gambar

Gambar 2.1. Anatomi Gigi (Sumber : Tarigan, 2013)
Tabel 2.1 Vitamin dan Pengaruhnya Terhadap Kerusakan Gigi
Gambar 2.2 Kerangka Teori Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Dari Gambar 6, dapat dianalisa pengaruh level daya yang diterima selama 5 menit menunjukkan hubungan yang berbanding terbalik dengan temperatur. Seperti halnya

6 Untuk menganalisa pengaruh dewan komisaris terhadap agresivitas pajak pada.

Fungsi kabur dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok, yaitu fungsi tegas dengan kendala kabur, fungsi tegas yang menularkan kekaburan dari varia- bel bebas ke variabel tak

Pendekatan penelitian yang di gunakan pada skripsi dengan judul: “ LETTER OF CREDIT (L/C) SYARIAH MENURUT HUKUM EKONOMI ISLAM” menggunakan metode deskriptif (normatif)

Pada saat membuat fungsi SELECT, clausa SELECT dapat digunakan lebih dari

Kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati menunjukkan usahatani kelapa kopyor tidak memiliki kepekaan terhadap perubahan harga input dan harga output maka resiko kerugian

Kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi pada November 2016, yaitu: kelompok bahan makanan -0,20; kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,06 serta

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan pada model pembelajaran Auditory Intellectualy Repetition (AIR) dinyatakan sangat baik digunakan pada pembelajaran fisika