• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOLOKASI DAN HIPONIM SEBAGAI ASPEK KEUTUHAN WACANA IKLAN “OTOMOTIF” DALAM SURAT KABAR SUARA MERDEKA PERIODE MEI 2014 DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN DI SMA - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KOLOKASI DAN HIPONIM SEBAGAI ASPEK KEUTUHAN WACANA IKLAN “OTOMOTIF” DALAM SURAT KABAR SUARA MERDEKA PERIODE MEI 2014 DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN DI SMA - repository perpustakaan"

Copied!
224
0
0

Teks penuh

(1)

i

KOLOKASI DAN HIPONIM SEBAGAI ASPEK KEUTUHAN WACANA IKLAN “OTOMOTIF” DALAM SURAT KABAR

SUARA MERDEKA PERIODE MEI 2014 DAN IMPLIKASINYA

PADA PEMBELAJARAN DI SMA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata (S-1)

Oleh : Pandu Rizki Aji

1001040099

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

“Nilai dalam kehidupan bukanlah hasil dari tujuan, tetapi

(6)

PERSEMBAHAN

Sembah sujud dan syukur kepada Allah SWT. Seluruh hidup yang kujalani hanyalah bagian dari skenario-Mu, sebagai hamba-Mu tentunya saya harus berusaha dan berdoa dalam mencapai tujuan. Atas segala karunia yang Engkau berikan akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Kupersembahkan karya ini sebagai wujud syukur, sayang, dan terimaksihku untuk:

1. Orang tuaku tercinta yang telah memberikan doa, materi, serta memberikan motifasi dalam hidupku.

2. Kakakku tersayang Rizka Meinar

3. Adikku tersayang Ardi Kurniawan dan Anggita Mileni Religia 4. Sahabatku tersayang Mirna Kuswidyawati

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berisi deskripsi kolokasi dan hiponim dalam wacana iklan “Otomotif” surat kabar Suara Merdeka serta implikasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Drs. Eko Suroso, M.Pd, selaku Kaprodi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

2. Dra. Hj. Tutut Tugiati, M.Hum, selaku pembimbing 1 yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan bantuan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Dra. Noorliana, M.Pd, selaku pembimbing 2 yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan bantuan kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Dra. Siti Fatonah, M.Hum, selaku pembimbing akademik yang telah memberikan motivasi dan nasihat kepada peneliti selama menimba ilmu di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

(8)

Pihak-pihak yang telah membantu semoga mendapat balasan dari Allah SWT atas semua kebaikan yang telah diberikan. Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan karya ilmiah selanjutnya. Peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi peneliti pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Purwokerto, 14 Januari 2015

(9)

ABSTRAK

Penelitian yang berjudul Kolokasi dan Hiponim Sebagai Aspek Keutuhan Wacana Iklan “Otomotif” Dalam Surat Kabar Suara Merdeka

Periode Mei 2014 dan Implikasinya Pada Pembelajaran Di SMA merupakan kajian terhadap kata yang mengandung kolokasi dan hiponim pada iklan “Otomotif” dalam surat kabar Suara Merdeka edisi Mei 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan penggunaan kolokasi dan hiponim sebagai aspek keutuhan wacana iklan “Otomotif”

Jenis penelitian ini merupakan deskriptif kualitatif. Data yang dihasilkan berupa kata-kata kolokasi dan hiponim yang terdapat dalam iklan “Otomotif” surat kabar Suara Merdeka. Tahap penelitian dibagi menjadi tiga, yaitu tahap penyediaan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian hasil analisis data. Pada tahap penyediaan data terdapat tiga tahap yaitu mengumpulkan data yang ditandai dengan pencatatan, pemilihan dan pemilah-milahan dengan membuang yang tidak diperlukan, penataan menurut tipe atau jenis apa yang telah dicatat, dipilih, dan dipilah-pilahkan. Pada tahap analisis data peneliti menggunakan metode padan

referensial karena penelitian ini merujuk pada kata benda. Peneliti juga

menggunakan teknik bagi unsur langsung (BUL), teknik perluas, dan teknik ganti. Tahap penyajian hasil analisis data menggunakan metode penyajian data informal pada penggunaan kolokasi dan hiponim.

(10)

ABSTRACT

The study entitled Collocation and Hyponymy as Discourse Integrity Aspect of “Otomotif” Advertisement in Suara Merdeka Newspaper May 2014 Edition and Its Implication on learning In Senior High School is a study of collocation and hyponymy words in “Otomotif” advertisement in Suara Merdeka newspaper May 2014 edition. This Study aims to describe the use of collocation and hyponymy as discourse integrity of “Otomotif” advertisement.

This research is a descritive qualitative. The data taken are collocation and hyponymy words contained in “Otomotif” advertisement in Suara Merdeka newspaper. Stages of study are divided into three, namely stage of data provision, stage of data analysis, and stage of data analysis result presentation. At stage of data provision, there are three stages namely collecting data which is marked by recording, selecting and sorting by removing unneeded data; arranging based on type or kind of what has been recorded, selected and sorted. At stage of data analysis, researcher used referential match method since this study refers to noun. The researcher also used divide direct element (BUL) tecnique, expanding technique, and substitute technique. Stage of data analysis result presentation used informal data presentation method.

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……… i

HALAMAN PERSETUJUAN……… ii

HALAMAN PENGESAHAN………. iii

SURAT PERNYATAAN………... iv

HALAMAN MOTTO……….. v

HALAMAN PERSEMBAHAN……….. vi

KATA PENGANTAR………. vii

ABSTRAK ………... ix

ABSTRACT………... x

DAFTAR ISI……… xi

DAFTAR LAMPIRAN……… xiii

DAFTAR SINGKATAN………. xiv

DAFTAR TANDA………... xv

BAB I PENDAHULUAN……….….. 1

A. Latar Belakang………... 1

B. Rumusan Masalah……….... 5

C. Tujuan Penelitian………... 6

D. Manfaat Penelitian………... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKAN DAN LANDASAN TEORI………. 7

A. Penelitian Relevan………... 7

B. Wacana……….... 8

1. Pengertian Wacana………... 8

2. Aspek-Aspek Keutuhan Wacana……….... 9

C. Semantik………. 10

1. Pengertian Semantik……….. 10

2. Pengertian Makna Kolokasi………... 11

D. Hiponim………. 13

E. Iklan………... 15

F. Implikasi Kolokasi dan Hiponim Dalam Pembelajaran……… 16

G. Iklan Otomotif………... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………. 22

A. Jenis Penelitian………. 22

B. Data……….. 23

C. Sumber Data………. 23

D. Metode Penelitian………. 24

BAB IV HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN………. 29

A. Kolokasi………. 30

(12)

C. Implikasi Pembelajaran………... 82

BAB V PENUTUP………... 93

A. Kesimpulan……… 93

B. Saran……….. 93

DAFTAR PUSTAKA ………. 95

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran………... 97

Lampiran 1 ( Data )………... 98

Lampiran 2 ( Tabel Susunana Kolokasi)……….. 117

Lampiran 3 ( Urutan Susunana Kolokasi )………. 167

(14)

DAFTAR SINGKATAN Alrm = Alarm

A/T = Automatik Transmisi

Bdy = Bodi

(15)

DAFTAR TANDA I, II, III, IV, V = Tanggal Terbit Surat Kabar a, b, c, d, e, f, . . . = Produksi Mobil

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa merupakan sarana komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk memberikan informasi kepada orang lain. Bahasa pada prinsipnya digunakan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Kebutuhan utama dalam pemakaian bahasa yaitu mampu merujuk objek ke dalam dunia nyata, misalnya mampu menyebut nama, keadaan, peristiwa, dan ciri-ciri benda dengan kata-kata yang dikuasai. Bahasa mempunyai peran yang sangat penting dalam kegiatan komunikasi antar manusia, karena bahsa merupakan wujud dari penyampaian informasi baik informasi tulis maupun lisan. Tentunya jika berbicara tentang bahasa bukan hanya tentang ilmu fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik, tetapi dari bidang ilmu tersebut masih banyak sub bidang ilmu lain dan salah satu yang akan saya angkat yaitu bidang ilmu semantik khususnya yaitu kolokasi dan hiponim yang berhubungan dengan keutuhan wacana.

(17)

kajian semantik yang lebih berpusat pada kajian sistem makna yang terdapat dalam kata. Di dalam semantik leksikal terdapat materi berupa kolokasi, hiponim, homonim, antonim, polisemi dan analisis komponen. Dari kedua pembagian semantik maka peneliti hanya mengambil semantik leksikal karena penelitian ini hanya berfokus pada makna kata atau kelompok kata. Sebagai mana diketahui, semantik leksikal lebih menekankan kajiannya pada masalah makna kata dan kelompok kata. Inti dari pembahasan semantik leksikal berupa kolokasi, hiponim, sinonim, antonim dan hubungan bertentangan, polisemi dan homonim, serta analisis komponen makna kata.

(18)

Terkait dengan penelitian ini peneliti memilih menganalisis kolokasi dan hiponim sebagai aspek keutuhan wacana iklan “Otomotif” dalam surat kabar Suara

Merdeka karena Suara Merdeka merupakan surat kabar yang memuat berita-berita

up to date. Hal itu dapat dibuktikan dengan terbitnya Suara Merdeka setiap hari

mulai hari Senin hingga Minggu kecuali hari libur. Selain itu Suara Merdeka juga mudah untuk dicari dan didapatkan di Jawa Tengah pada umumnya dan Banyumas pada khususnya. Buktinya Suara Merdeka banyak terdapat dipenjual koran maupun warung-warung di tepi jalan. Selain memuat berita lokal, Suara Merdeka juga memuat berita nasional dan internasional serta memuat informasi tentang penjualan mobil melalui iklan “Otomotif”. Dari pengamatan sepintas, peneliti melihat adanya penggunaan kolokasi dan hiponim dalam iklan “Otomotif” pada surat kabar Suara Merdeka. Contohnya antara lain iklan Mitsubishi berikut yang dimuat dalam Suara

Merdeka edisi 23 April 2014. Mitsubishi

(1) Kuda Diesel 2001 Super Exceed, H, Istmw 81 jt (2) Pajero Sport 11 Exceed htm

Pada wacana tersebut dijelaskan melalui tabel berikut. Merk

Kendaraan

Kolokasi

Tahun Tipe Warna Kondisi Harga Plat

Kuda 2001 Super Exceed istimewa 81 Jt H

Pajero 2011 Sport Exceed hitam

(19)

Kata-kata tersebut memiliki hubungan makna karena sama-sama terdapat dalam iklan penjualan mobil.

Contoh hiponim juga dapat dilihat pada iklan Mitsubishi berikut.

Mitsubishi

Pajero Galant Lancer Kuda

Pada contoh tersebut bisa dijelaskan kata Mitsubishi memiliki hiponim segala macam merk kendaraan, misalnya Pajero, Galant, Lancer, dan Kuda. Kata

Mitsubishi berada pada tingkat atas dalam sistem hierarkinya (superordinat) dan

anggota-anggota seperti Pajero, Galant, Lancer, dan Kuda berada pada tingkat bawah (hiponim). Setelah peneliti mengetahui bahwa terdapat kolokasi dan hiponim dalam iklan “Otomotif” pada surat kabar Suara Merdeka, peneliti membandingkan data per hari yang banyak mengandung kolokasi dan hiponim. Setelah membandingkan data, peneliti memutuskan data terbitan tiap hari sabtu, karena pada hari sabtu iklan “Otomotif” lebih banyak dibandingkan hari-hari lainnya. Peneliti juga mempertimbangkan jika semua data diambil setiap hari maka data kurang efisien dan menguras banyak waktu.

(20)

yang menyajikan sejumlah pengetahuan atau informasi dengan tujuan memaparkan, menjelaskan, dan menyampaikan informasi, mengajarkan dan menerangkan sesuatu tanda disertai ajakan atau desakan, agar pembaca menerima dan mengikutinya. Kolokasi dan hiponim dapat menjadi bahan untuk pengembangan paragraf eksposisi. Perhatikan contoh berikut.

Toyota Avansa 85 jt silver nego

Kata-kata tersebut dapat diterapkan ke dalam suatu paragraf dengan cara mengambil atau menambahkan objek, tema, dan penjelasannya. Sesuai dengan kegiatan belajar mengajar di SMA berupa mengungkapkan informasi dalam bentuk paragraf. Contohnya sebagai berikut.

Mobil Toyota ternyata mobil yang paling besar tingkat penjualannya di Indonesia, khususnya avanza karena banyak masyarakat yang berminat untuk membeli mobil tersebut. Harganya cukup terjangkau yakni sekitar 100-150 jt. Selain harganya yang terjangkau, tentunya banyak pilihan warna misalnya silver, hitam, merah, dan abu-abu, sehingga cocok bagi kaum masyarakat menengah, maka pilihlah avanza untuk menemani kebersamaan anda dengan keluarga.

Paragraf tersebut merupakan paragraf eksposisi yang tentunya mempunyai hubungan antara penelitian dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA khususnya paragraf eksposisi.

B. Rumusan Masalah

(21)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penggunaan kolokasi dan hiponim sebagai aspek keutuhan wacana iklan “Otomotif” pada surat kabar Suara Merdeka serta implikasinya pada pembelajaran di SMA

.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

a. Hasil penelitian ini dapat memperkaya hazanah penelitian pada bidang linguistik, khususnya semantik dan wacana.

b. Penelitian ini diharapkan meningkatkan pengetahuan peneliti dan pembaca mengenai kolokasi dan hiponim dalam iklan “Otomotif” surat kabar Suara Merdeka.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pelajar dan mahasiswa: hasil penelitian ini dapat dijadikan pengetahuan tambahan dalam penguasaan materi kolokasi dan hiponim, serta implikasinya pada pembelajaran.

b. Bagi guru, khususnya guru Bahasa Indonesia: penelitian ini mejadi tambahan ilmu dalam pembelajaran supaya lebih memahami dan lebih kreatif dalam mengembangkan materi pembelajaran .

(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

A. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian dengan judul Kajian Hipernim dan Hiponim pada Rubrik “Spirit” Surat Kabar Suara Merdeka dan Saran Implementasinya pada Pembelajaran

Bahasa Indonesia di SMA kelas XII Semester 2 oleh Yogi Okta Pradana

mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Penelitian ini mengenai hipernim dan hiponim pada rubirk “Spirit” surat kabar Suara Merdeka serta saran implementasi pada pembelajaran di SMA kelas XII semester 2. Penelitian tersebut dilakukan oleh Yogi Okta Pradana mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu, sama-sama membahas tentang hiponim. Adapun perbedaan penelitian terdapat pada kajian hipernim dan hiponim, sedangkan penelitian yang peneliti tidak memuat unsur hipernim melainkan unsur kolokasi. Dalam penelitian karya Yogi Okta Pradana menerapkan saran implementasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia SMA kelas XII semester 2, sedangkan penelitian yang peneliti lakukan menerapkan implikasi pembelajaran Bahasa Indonesia SMA kelas X semester 1. Rubrik penelitian yang peneliti lakukan juga berbeda, karena peneliti menggunakan rubrik iklan “Otomotif”, sedangkan penelitian yang dilakukan Yogi Okta Pradana menggunakan rubrik “Spirit”

2. Penelitian dengan judul Hiponim dan Hipernim Kosakata Peristiwa pada

Tabloid Nova oleh Daryoto mahasiswa Universitas Muhammadiyah

Purwokerto.

(23)

Muhammadiyah Purwokerto. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu, sama-sama membahas tentang hiponim. Adapun perbedaan penelitian terdapat pada kajian hiponim dan hipernim, sedangkan penelitian yang peneliti tidak memuat unsur hipernim melainkan unsur kolokasi. Dalam penelitian karya Daryoto tidak menerapkan implikasi, sedangkan penelitian yang peneliti lakukan menerapkan imlpikasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia SMA. Sumber data pada penelitian Daryoto menggunakan tabloid Nova, sedangkan penelitian yang peneliti lakukan menggunakan rubrik iklan “Otomotif” surat kabar Suara Merdeka.

B. Wacana

1. Pengertian Wacana

(24)

berarti lari dari arah yang berbeda. Perkembangan asal-usul itu dapat digambarkan dengan :

dis + currere discursus discourse (wacana)

Webster dalam Mulyana(2005:4) memperluas makna discourse menjadi tiga yaitu : a. komunikasi kata-kata,

b. ekspresi gagasan-gagasan,

c. risalah tulis, ceramah, dan sebagainya.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa discourse (wacana) merupakan unsur bahasa yang relatif paling kompleks dan paling lengkap. Wacana mempunyai satuan pendukung berupa fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat paragraf, hingga karangan utuh. Wacana juga berkaitan dengan komunikasi kata-kata, ekspresi gagasan-gagasan, risalah tulis, dan ceramah. Kesatuan bahasa yang lengkap bukanlah kata atau kalimat, melainkan wacana. Ilmu tentang wacana digunakan oleh peneliti, karena pada data penelitian yang peneliti analisis terdapat penggunaan aspek-aspek keutuhuan wacana yaitu kohesi leksikal yang terdapat pada iklan “Otomotif” Surat Kabar Suara Merdeka.

2. Aspek-Aspek Keutuhan Wacana

(25)

diartikan sebagai kepaduan bentuk yang secara struktural membentuk ikatan sintaktikal. Menurut Tugiati (2004:43) kohesi adalah keserasian hubungan antar unsur (bentuk) dalam suatu wacana sehingga wacana (karangan) akan padu, runtut, dan mudah diahami atau dapat dikatakan kohesi adalah keterkaitan dalam unsur sintaksis. Moeliono dalam Mulyana, (2005:26) menyatakan bahwa wacana yang baik dan utuh mensyaratkan kalimat-kalimat yang kohesif.

Kohesi wacana terbagi ke dalam dua aspek, yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Kohesi gramatikal antara lain referensi, substitusi, elipsis, konjungsi, sedangkan yang termasuk kohesi leksikal adalah sinonim, repitisi, kolokasi. Mulyana (2005:29) menyatakan kohesi leksikal atau perpaduan leksikal adalah hubungan leksikal antara bagian-bagian wacana untuk mendapatkan keserasian struktur secara kohesif. Unsur kohesi leksikal terdiri dari: sinonim (persamaan), antonim (lawan kata), hiponim (hubungan bagian atau isi), repitisi (pengulangan), kolokasi (sanding kata), dan ekvivalensi. Tujuan digunakannya aspek-aspek leksikal itu diantaranya untuk mendapatkan efek intesitas makna bahasa, kejelasan informasi, dan keindahan bahasa lainnya.

C. Semantik

1. Pengertian Semantik

(26)

merupakan studi ilmiah tentang makna yaitu makna unsur bahasa, baik dalam wujud morfem, kata, atau kalimat. Semantik meruakan kajian ilmu yang mempelajari tetang makna dalam bahasa. Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa semantik merupakan ilmu bahasa yang mengkaji tentang makna yaitu makna unsur bahasa baik dalam wujud morfem, kata, atau kalimat.

2. Pengertian Makna Kolokasi

Salah satu jenis makna yang dibahas dalam semantik adalah makna kolokasi. Makna kolokasi adalah makna yang berhubungan dengan penggunaan beberapa kata di dalam lingkungan yang sama Leech dalam Pateda (2010:110). Kata-kata seperti garam, gula, ikan, sayur, terong, tomat, kata-kata ini berhubungan dengan

lingkungan dapur. Sementara, kata-kata seperti gergaji, gurdi, ketam, pahat, prang, tukul, berhubungan dengan lingkungan tukang kayu. Kalau seseorang menyebut

kata-kata daftar gaji, kertas, lem, tinta stensil, maka bayangan kita adalah kantor atau sekolah. Selain itu, ada juga yang sama maknanya tetapi tidak cocok untuk lingkungan tertentu. Misalnya, dalam bahasa Indonesia terdapat kata berpulang ke Rahmatullah, kembali ke alam baka, mampus, mati, meninggal, tewas, wafat yang

pemakainnya tidak cocok utuk semua manusia. Palmer dalam Mansoer(2010:110) menyebutkan ada tiga keterbatasan kata jika dihubungkan dengan makna kolokasi yaitu :

(27)

kalau seseorang berkata “sapi belang itu,” maka yang dimaksud lebih terbatas lagi.

b. Makna kolokasi dibatasi oleh tingkat kecocokan kata, misalnya kata cantik hanya dapat digunakan untuk gadis, dan tidak digunakan untuk pemuda serta kata wafat dahulu hanya digunakan untuk pejabat, kini digunakan pula untuk orang yang dihormati sedangkan kata wafat tidak cocok digunakan untuk pencuri.

c. Makna kolokasi dibatasi oleh ketepatan, misalnya sudut siku-siku pasti 90 derajat.

Menurut Aminuddin (2011:110) makna kolokasi adalah asosiasi hubungan makna kata yang satu dengan yang lain yang masing-masingnya memiliki hubungan ciri yang relatif tetap. Kata pandangan berhubungan dengan mata, bibir, dengan

senyum, serta kata menyalak memiliki hubungan dengan anjing. Pada dasarnya

mengabstrasikan ciri hubungan makna kata yang satu dengan lainnya, pada dasarnya juga tidak sederhana. Kata anjing, misalnya memiliki hubungan dengan kata binatang, bentuk, umpatan, menggigit, dan sebagainya. Begitu pula kata bibir, dalam

perluasannya tidak hanya mengacu pada organ fisis manusia, tetapi juga mengacu pada tepi jurang, rayuan, pembicaraan maupun mulut botol sehingga asosiasi hubungan kesejajaran ciri maknanya dengan makna dalam kata yang lain menjadi rumit.

(28)

digulung ombak, dan tenggelam beserta isinya, terdapat kata-kata layar, perahu,

nelayan, badai, ombak, dan tenggelam yang merupakan kata-kata dalam satu

kolokasi satu tempat atau lingkungan. Jadi, kata-kata yang berkolokasi ditemukan bersama atau berada bersama dalam satu tempat atau satu lingkungan. Kata-kata

layar, perahu, badai, ombak, dan tenggelam merupakan berada dalam satu

lingkungan, yaitu dalam pembicaraan mengenai laut. Contoh lain, kata-kata lahar, lereng, puncak, curam, dan lembah berada dalam lingkungan mengenai pegunungan.

Kata-kata garam, gula, kunyit, lada, daging, sayur, dan bumbu berkolokasi dalam pembicaraan tentang dapur. Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kolokasi merupakan penggunaan beberapa kata dalam lingkungan yang sama serta memiliki arti pada tempat yang sama dengan menunjuk hubungan secara sintagmatik antar kata dan unsur leksikal.

D. Hiponim

Menurut Verhaar (2001:396) hiponim merupakan hubungan antara yang lebih kecil (secara ekstensional) dan yang lebih besar (secara ekstensional juga). Ungkapan biasanya berupa kata, tetapi kiranya dapat juga frase atau kalimat yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan lain. Dapat dijadikan contoh misalnya kata tongkol adalah hiponim terhadap ikan sebab makna tongkol berada atau termasuk dalam makna kata ikan. Tongkol memang ikan tetapi ikan bukan hanya tongkol melainkan juga termasuk bandeng, tenggiri, hiu, paus, teri dan sebagainya. Kalau diskemakan menjadi :

Ikan

(29)

Relasi antara dua buah kata yang besinonim, berantonim, dan berhomonim bersifat dua arah maka relasi antara dua buah kata yang berhiponim ini adalah searah. Jadi, kata tongkol berhiponim terhadap kata ikan, tetapi kata ikan tidak berhiponim terhadap kata tongkol, sebab makna ikan meliputi seluruh jenis ikan. Dalam hal ini relasi antara ikan dengantongkol (atau jenis ikan lainnya) disebut hipernimi. Kesimpulannya, kalau tongkol berhiponim terhadap ikan, maka ikan berhipernim terhadap tongkol.

Chaer (2013:100) menjelaskan bahwa konsep hiponim dan hipernim mengandaikan adanya kelas bawahan dan kelas atasan, adanya makna sebuah kata yang berada di bawah makna kata lainnya. Karena itu, ada kemungkinan sebuah kata yang merupakan hipernimi terhadap sejumlah kata lain, akan menjadi hiponim terhadap kata lain yang hierarkial berada di atasnya. Umpamanya kata ikan yang merupakan hipernimi terhadap kata tongkol, bandeng, tenggiri, hiu, paus, dan teri akan menjadi hiponimi terhadap kata binatang karena yang termasuk binatang bukan hanya ikan, tetapi juga kucing, monyet, singa, dan sebagainya. Menurut Depdiknas (2012:99) hiponim adalah bentuk yang maknanya terangkum dalam hipernim, atau subordinatnya, atau superordinatnya, yang mempunyai makna yang lebih luas. Kata

mawar, melati, cempaka, misalny, masing-masing disebut hiponim terhadap bunga

yang menjadi hipernim atau superordinatnya. Di dalam terjemahan, hipernim atau superordinat pada umumnya tidak disalin dengan salah satu hiponimnya, kecuali jika dalam bahasa Indonesia tidak terdapat istilah superordinatnya.

(30)

sebaliknya maka perhubungan itu disebut hiponim. Kata warna meliputi semua warna, dapat dikatakan sebagai superordinat dari hijau, merah, kuning, dan biru. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hiponim merupakan ungkapan yang maknanya dianggap bagian dari makna suatu ungkapan lain yang relasinya bersifat searah, serta kata yang berada di bawah makna kata lain. Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan hiponim merupakan hubungan makna yang bersifat atas bawah dan terdapat sebuah kata yang berada di bawah makna kata lainnya.

E. Iklan

Menurut Klepper dalam Mulyana (2005:63) iklan disejajarkan dengan konsep advertising. Kata advertising sendiri berasal dari bahasa Latin ad-vere yang berarti menyampaikan pikiran dan gagasan kepada pihak lain. Sementara Wahyudi dalam Mulyana(2005:63) menyatakan bahwa advetrtising adalah setiap penyampaian informasi tentang barang atau jasa dengan menggunakan media non-personal yang dibayar. Menurut Mulyana (2005:64) iklan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yang pertama iklan perniagaan dan iklan pemberitahuan. Sementara menurut Kasali dalam Mulyana(2005:64) iklan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu : iklan baris, iklan display, dan iklan suplemen. Iklan baris berisi pesan-pesan komersial yang

(31)

pembagian iklan di atas dapat disimpulkan bahwa iklan merupakan penyampaian pikiran, informasi, dan gagasan tentang barang atau jasa kepada pihak lain.

F. Implikasi Kolokasi dan Hiponim dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA

(32)

dapat dipandang dari dua sisi yang berbeda, yaitu menurut pandangan lama dan pandangan baru.

1. Pandangan Lama (Tradisional)

Pandangan lama, atau sering disebut pandangan tradisional, merumuskan bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh murid untuk memperoleh ijazah. Menurut Hamalik (2008: 3) pengertian tersebut mempunyai implikasi sebagai berikut:

a. Kurikulum terdiri dari sejumlah mata pelajaran. Mata pelajaran sendiri pada hakikatnya adalah pengalaman nenek moyang di masa lampau. Berbagai pengalaman tersebut dipilih, dianalisis, serta disusun secara sistematis dan logis, sehingga muncul mata pelajaran seperti sejarah, ilmu bumi, ilmu hayat, dan sebagainya.

b. Mata pelajaran adalah sejumlah informasi atau pengetahuan, sehingga penyampaian mata pelajaran pada siswa akan membentuk mereka menjadi manusia yang mempunyai kecerdasan berpikir.

c. Mata pelajaran menggambarkan kebudayaan masa lampau memperoleh ijazah. d. Adanya aspek keharusan bagi setiap siswa untuk mempelajari mata pelajaran

yang sama.

e. Sistem penyampaian yang digunakan oleh guru adalah sistem penuangan (imposisi).

(33)

2. Pandangan Baru (Modern)

Dalam Pandangan baru (modern) menurut Romine dalam Hamalik, (2008:4) kurikulum diartikan semua program yang diselenggarakan, kegiatan, dan pengalaman yang siswa miliki di bawah arahan sekolah, baik di kelas atau tidak. Dapat digolongkan sebagai berikut :

a. Tafsiran tentang kurikulum bersifat luas karena kurikulum bukan hanya terdiri atas mata pelajaran, tetapi meliputi semua kegiatan dan pengalaman yang menjadi tanggung jawab sekolah.

b. Adanya kegiatan di luar kelas (ekstrakurikuler) sudah tercakup dalam pengertian kurikulum. Oleh karena itu, tidak ada pemisahan antara intra dan ekstra kurikulum.

c. Pelaksanaan kurikulum tidak hanya dibatasi pada keempat dinding kelas saja, melainkan dilaksanakan baik di dalam maupun di luar kelas, sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

d. Sistem penyampaian yang dipergunakan oleh guru disesuaikan dengan kegiatan atau pengalaman yang akan disampaikan. Oleh karena itu, guru harus mengadakan berbagai kegiatan belajar-mengajar yang bervariasi sesuai dengan kondisi siswa. e. Tujuan pendidikan bukanlah untuk menyampaikan mata pelajaran atau bidang

pengetahuan yang tersusun, melainkan pembentukan anak dan belajar cara hidup di dalam masyarakat.

(34)

ke dalam proses kegiatan belajar mengajar. Selain itu pembelajaran di SMA juga harus mengutamakan siswa untuk aktif dan berpikir kritis terhadap sesuatu yang ada dalam lingkungan pendidikan pada khususnya dan masyarakat (sosial) pada umumnya. Menurut Herbart dalam Hamalik (2008: 25) pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan, yang dilaksanakan dengan menggunakan metode imposisi, dengan cara menuangkan pengetahuan kepada siswa.

Penggunaan pembelajaran tentunya membuat sebuah rancangan yang akan digunakan pada kegiatan pembelajaran seperti silabus, satuan pembelajaran, atau rencana pembelajaran. Pengembangan silabus dalan kurikulum 2013 dilaksanakan oleh tim pengembang kurikulum, baik ditingkat pusat maupun wilayah. Progam pembelajaran kurikulum 2013 pada tingkatan sekolah hanya menyusun dan mengembangkan rencana pembelajaran. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA harus sesuai dengan silabus yang sudah disusun, hanya penyampaian pembelajaran yang diubah yaitu data maupun materi yang sesuai pada tiap-tiap karakteristik tiap kelas. Pembelajaran Bahasa Indonesia dibagi mejadi dua yaitu keterampilan berbahasa dan pengetahuan tentang bahasa.

Berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia yang harus menguasai keterampilan berbahasa dan pengetahuan tentang bahasa, tentunya dapat diterapkan melalui media surat kabar sebagai media informasi yang kaitannya dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA yaitu pada silabus SMA kelas X semester 1, dengan Kompetensi Inti : 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya, 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli ( toleransi, gotong royong ), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara

(35)

Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa

ingin tahunya, tentang ilmu pengetahuan, teknologi seni, budaya terkait fenomena

dan kejadian tampak mata, 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret

( menggunakan, mengurai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,

membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari

di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang atau teori. Kompetensi

Dasar : 1.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam mengolah, menalar, dan

menyajikan informasi lisan dan tulis melalui eksposisi, 1.2 Memproduksi eksposisi

baik melalui lisan maupun tulisan

(36)

3. Iklan “Otomotif”

(37)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang mengkaji kolokasi dan hiponim pada rubrik iklan “Otomotif” dalam surat kabar Suara Merdeka dan implikasinya pada pembelajaran di SMA, merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif. Data penelitian ini berupa kata-kata tertulis yang diarahkan untuk memperoleh deskripsi yang objektif dan akurat tentang penggunaan bahasa dalam wacana iklan “Otomotif” pada surat kabar Suara Merdeka. Untuk itu data penelitian dikumpulkan, disusun, diklasifikasi, lalu

diimplementasi yang akhirnya diperoleh suatu hasil penelitian. Selanjutnya, hasil penelitian tersebut diimplikasikan pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMA sesuai dengan Kompetensi Inti: 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya, 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli ( toleransi, gotong royong ), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan jangkauan pergaulan dan keberadaannya, 3.

Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa

ingin tahunya, tentang ilmu pengetahuan, teknologi seni, budaya terkait fenomena

dan kejadian tampak mata, 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret

( menggunakan, mengurai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,

membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari

di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang atau teori dan

(38)

menalar, dan menyajikan informasi lisan dan tulis melalui eksposisi, 1.2

Memproduksi eksposisi baik melalui lisan maupun tulisan. Jenis penelitian ini sejalan

dengan pendapat Sugiyono (2013:1), metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti objek pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen). Dalam hal ini peneliti adalah instrumen kunci, teknik penyediaan data bersifat induktif, dilakukan secara triangulasi (gabungan), dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Penelitian kualitatif menurut Moleong (2013:6) adalah penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

B. Data

Data dalam penelitian berupa kata-kata bermakna kolokasi dan memiliki struktur leksikal berupa hiponim dalam rubrik iklan “Otomotif” surat kabar Suara Merdeka periode Mei 2014.

C. Sumber Data

(39)

Tabel 1. Sumber Data

D. Metode Penelitian

1. Tahap Penyediaan Data

(40)

maksudnya mencatat kata demi kata intisari (ekstrak) teks (nash) yang dibaca. Dengan demikian, penulis mengumpulkan data dengan membaca rubrik iklan “Otomotif” surat kabar Suara Merdeka, kemudian mencatat kata-kata yang mengandung kolokasi dan hiponim, kemudian memilah data dan mengklasifikasikan kata berdasarkan penggolongnya. Penerapan metode kepustakaan ini sesuai dengan pendapat Mestika (2008:54) tentang metode kepustakaan yaitu metode yang mengambil catatan dari bacaan pustaka dan terdiri dari lima macam jenis isi catatan dalam penelitiannya yaitu (1) ekstrak kata demi kata, (2) ringkasan, (3) referensi, (4) deskriptif, dan (5) reflektif.

2. Tahap Analisis Data

Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan metode padan karena alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian bahasa yang bersangkutan, Sudaryanto (1993:13). Jenis metode padan yang diambil oleh penelitiyaitu metode padan referensial, karena sumber penelitian yang digunakan berupa kata benda dan kata kerja yang menunjuk atau menyatakan benda-benda. Contoh penggunaan metode pada pada penelitian ini.

No Merk Mobil

Kolokasi

Tahun Warna Tipe Kondisi Harga Transmisi Plat

1 Kijang 2001 Biru LX bagus 65 jt H

(41)

dan yang lebih khusus tinggal merujuk atau menyatakan merk mobil. Informasi untuk mengetahui merk mobil tersebut tentunya harus ada informasi yang khusus, seperti tipe LX. Tipe tersebut merupakan tipe yang khusus hanya dimiliki oleh merk mobil Kijang dan tidak dimiliki oleh merk mobil lain.

Sedangkan metode agih menurut Sudaryanto (1993:15) adalah metode yang alat penentunya justru bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri. Metode ini digunakan peneliti untuk memperoleh bukti akurat apakah kata-kata yang tercantum dalam iklan “Otomotif” tersebut memang benar-benar sebagai kolokasi atau sebagai hiponim. Untuk menganalisis rubrik iklan “Otomotif” tersebut peneliti menggunakan teknik Bagi Unsur Langsung (BUL), teknik perluas, teknik baca markah, dan teknik balik. Teknik dasar analisis data yang digunakan adalah teknik Bagi Unsur Langsung (BUL). Disebut demikian karena cara yang digunakan pada awal kerja analisis adalah membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian atau unsur; dan unsur-unsur yang bersangkutan dipandang sebagai bagian yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud. Adapun alat penggerak bagi alat penentu atau pirantinya ialah daya bagi yang bersifat intuitif, yang tentu saja intuisi kebahasaan, yang dimiliki. Adapun alat penentunya adalah jeda, baik jeda yang silabik atau sandi maupun yang sintaktik atau ruas. Contoh penggunaan taknik Bagi Unsur Langsung (BUL) pada data yang akan dibahas.

(3) Panther LS Turbo 07 (H) Htm Istw

Dengan teknik Bagi Unsur Langsung (BUL) data (3) dibagi menjadi, (a) Panther (b) LS Turbo, (c) 07, (d) H, (e) Htm, (f) Istw.

(42)

yang bersangkutan ke kanan atau ke kiri dgn menggunakan unsur tertentu di antara unsur-unsur lingual yang ada. Contoh penggunaan teknik perluas pada berikut.

(4) H.Jazz TH 07 A/T Istw (5) T.Kjg 03 Htm (H) Istw skli

Teknik perluas digunakan untuk menunjukan kepanjangan dari singkatan, sehingga informasi yang disampaikan menjadi lebih jelas dan singkatan-singkatan itu berkolokasi. Data di atas diperluas menjadi, (4a) Honda Jazz tahun 2007 transmisi automatkc kondisi istimewa, data (5a) Toyota Kijang tahun 2003 warna hitam plat H kondisi istimewa sekali. Teknik ganti dilaksanakan dengan menggantikan suatu unsur dalam satuan lingual dengan unsur yang lain di luar satuan lingual tersebut, Sudaryanto (1993: 37). Dalam menerapkan teknik ganti, peneliti memanfaatkan pengetahuan di luar bahasa yaitu pengetahuan tentang jenis-jenis mobil dalam dunia otomotif. Untuk membuktikan apakah merk jenis mobil tertentu merupakan hiponim dari merk produksi mobil yang lebih umum atau besar. Contoh penggunaan teknik ganti dalam analisis data penelitian ini adalah sebagai berikut.

Toyota

Avanza Kijang Corolla

(43)

berada dalam satu ikatan kolokasi dalam rangka menyampaiakan informasi tertentu. Berikut ini penggunaan teknik ganti pada tabel kolokasi.

No Merk Mobil

Kolokasi

Tahun Warna Tipe Kondisi Harga Transmisi Plat 1 Avanza 2008 hitam Veloz bagus 95 jt Manual H

Pada contoh tabel kolokasi di atas seperti tahun 2008, warna hitam, tipe veloz, kondisi bagus, harga 95 jt, transmisi manual, dan plat H jika diganti menjadi tahun 2007, warna putih, tipe G, kondisi istimewa, harga 80 jt, transmisi manual, plat B maka merk mobil avanza akan berubah informasinya pada ruang lingkup iklan penjualan mobil. Setelah analisis data selesai, dilakukan aplikasi hasil penelitian pada pembelajaran bahasa di SMA berdasarkan silabus, materi pembelajaran, dan bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum 2013.

3. Tahap Penyajian Hasil Analisis Data

(44)

BAB IV

HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini diperoleh sejumlah data yang bersumber dari iklan “Otomotif” pada surat kabar Suara Merdeka edisi Mei 2014. Data iklan penjualan mobil yang diperoleh dari 3 Mei, 10 Mei, 17 Mei, 24 Mei, sampai 31 Mei mencapai 1486. Data tersebut kemudian dianalisis sesuai dengan kajiannya yaitu kolokasi dan hiponim, lalu diimplementasikan pada pembelajaran di SMA, sesuai dengan Kompetensi Inti : 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya, 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (

toleransi, gotong royong ), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan jangkauan pergaulan dan keberadaannya, 3.

Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa

ingin tahunya, tentang ilmu pengetahuan, teknologi seni, budaya terkait fenomena

dan kejadian tampak mata, 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret

( menggunakan, mengurai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,

membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari

di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang atau teori dan

Kompetensi Dasar : 1.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam mengolah,

menalar, dan menyajikan informasi lisan dan tulis melalui eksposisi, 1.2

(45)

A. Kolokasi

Kolokasi merupakan penggunaan beberapa kata di dalam lingkungan yang sama. Penggunaan kolokasi terdapat pada iklan “Otomotif” dalam surat kabar Suara

Merdeka. Tiap-tiap iklan “Otomotif” edisi Mei 2014 mempunyai variasi pada

penawarannya, ada yang menawarkan mobil hanya dengan memberikan informasi berupa tahun dan warna saja, ada pula yang menawarkan mobil dengan informasi secara lengkap mulai dari tahun sampai plat nomor. Karena itu, data kolokasi yang ditemukan meliputi kolokasi satu susunan sampai kolokasi tujuh susunan.Penentuan tipe tersebut didasarkan jumlah informasi yang dimuat iklan terkait dengan kendaraan yang diiklankan.

1. Kolokasi Dua Susunan a. Toyota

(46)

hanya dimiliki oleh merk mobil Innova. Data tentang merk mobil Toyota dengan dua susunan kolokasi dapat dilihat pada lampiran tabel susunan dua kolokasi halaman 117.

b. Mitsubishi

Ciri penggunaan kolokasi terdapat pada iklan mobil Mitsubishi yang terdapat pada nomer (III.f.8) Pajero produksi tahun 2014 tipe outlander dan (IV.f.10) Kuda produksi tahun 2003 tipe grandia. Merk mobil tersebut dapat mencirikan kolokasi karena menyebutkan tipe yang spesifik yaitu Outlander pada mobil Pajero. Tipe Outlander hanya dimiliki oleh merk mobil Pajero. Informasi tersebut dikuatkan dengan angka 2014, karena mobil Pajero mulai produksi sekitar tahun 2000 ke atas. Merk mobil Kuda juga mencirikan kolokasi, karena menyebutkan tipe yang spesifik yaitu tipe Grandia. Tipe tersebut hanya dimiliki oleh merk mobil Kuda. Jadi kita dapat menyimpulkan jika terdapat tipe outlander dan grandia, maka tipe tersebut hanya dimiliki oleh merk mobil pajero dan kuda. Data tentang merk mobil Mitsubishi dengan susunan dua kolokasi dapat dilihat pada lampiran tabel susunan dua kolokasi halaman 117.

c. Hino

(47)

Informasi tersebut dikuatkan dengan menyebutkan tahun yaitu tahun 2001 dan 2004 karena merk mobil Hino dengan tipe tersebut mulai diproduksi dan beredar pada tahun 2000 ke atas. Jadi kita dapat menyimpulkan jika terdapat tipe FL Tronton dan Dutro 125 LT pada iklan penjualan mobil, maka tipe tersebut hanya dimiliki oleh merk mobil Hino. Data tentang merk mobil Hino dengan susunan dua kolokasi dapat dilihat pada lampiran tabel susunan dua kolokasi halaman 118.

2. Kolokasi Tiga Susunan a. Toyota

(48)
(49)
(50)
(51)

Tipe-tipe tersebut merupakan Tipe-tipe yang khusus terdapat pada merk mobil Corolla, selain itu dikuatkan dengan beredar pada tahun 1990’an. Data tentang merk mobil Toyota dengan susunan tiga kolokasi dapat dilihat pada lampiran tabel susunan tiga kolokasi halaman 118.

b. Honda

Ciri penggunaan kolokasi pada iklan mobil Honda terdapat pada data nomer (I.b.22) dan (III.b.16) tercantum merk mobil Odyyeey tipe Absolute. Merk mobil tersebut dapat mencirikan kolokasi karena mempunyai ciri yang khusus yaitu tipe Absolute. Tipe Absolute hanya dimiliki oleh merk mobil Odyssey. Tahun produksi pada mobil Odyssey yang diinformasikan pada penjualan mobil hanya digunakan sebagai pelengkap informasi penjualan. Jadi kita dapat menyimpulkan jika terdapat tipe Odyssey pada penjualan mobil, maka tipe tersebut hanya dimiliki oleh merk mobil Odyssey. Data tentang merk mobil Honda dengan susunan tiga kolokasi dapat dilihat pada lampiran tabel susunan tiga kolokasi halaman 121.

c. Daihatsu

(52)
(53)

tipe mobil STN. Merk mobil tersebut dapat mencirikan kolokasi karena terdapat tipe yang hanya dimiliki oleh mobil Zebra. Jika terdapat tipe STN pada penjualan mobil, maka dapat disimpulkan bahwa tipe tersebut merupakan milik merk mobil Zebra. Data tentang merk mobil Daihatsu dengan susunan tiga kolokasi dapat dilihat pada lampiran tabel susunan tiga kolokasi halaman 123.

d. Suzuki

Pada iklan mobil Suzuki terdapat merk mobil yang dapat mencirikan kolokasi. Pada data nomer (IV.d.31) tercantum merk mobil APV, tahun produksi 2005, tipe mobil L, dan kondisi original. Merk mobil tersebut dapat mencirikan kolokasi karena terdapat ciri yang khusus yaitu tipe L. Tipe tersebut hanya dimiliki oleh merk mobil APV serta dikuatkan dengan tahun produksi 2005, karena mobil APV mulai diproduksi pada tahun 2000 ke atas. Jadi kita dapat menyimpulkan jika terdapat tipe L dengan tahun 2000 ke atas, maka dapat disimpulkan bahwa itu merupakan merk mobil APV. Data tentang merk mobil Suzuki dengan susunan tiga kolokasi dapat dilihat pada lampiran tabel susunan tiga kolokasi halaman 124.

e. Nissan

(54)

tahun 1994, tipe CT DOHC EFI, dan plat nomer kendaraan H. Merk mobil tersebut dapat mencirikan kolokasi, karena terdapat tipe CT DOCH EFI. Tipe tersebut hanya dimiliki oleh moil Pressea. Jadi kita dapat meyimpulkan jika terdapat tipe tersebut, maka tipe tersebut hanya dimiliki oleh merk mobil Pressea. Data tentang merk mobil Nissan dengan susunan tiga kolokasi dapat dilihat pada lampiran tabel susunan tiga kolokasi halaman 126.

f. Mitsubishi

Pada informasi iklan Mitsubishi terdapat merk mobil yang dapat mencirikan kolokasi,seperti terdapat pada data nomer (III.f.18) tercantum merk mobil Lancer, produksi tahun 1994, warna abu-abu, tipe Evo 3. Merk mobil tersebut mencirikan kolokasi karena terdapat tipe yang mencirikan khusus pada mobil Lancer yaitu tipe Evo 3, karena tipe Evo hanya dimiliki oleh merk mobil Lancer, sehingga jika terdapat tipe Evo pada penjualan mobil, maka tipe mobil tersebut hanya dimiliki oleh merk mobil Lancer. Pada data nomer (I.f.3), (I.f.8), dan (III.f.20) tercantum merk mobil Colt dapat mencirikan kolokasi karena terdapat tipe khusus yang hanya dimiliki oleh merk mobil Colt, yaitu tipe T 120 SS PU, 120 PS, dan T120 SS. Tipe-tipe tersebut merupakan tipe yang khusus hanya dimiliki oleh merk mobil Colt. Data tentang merk mobil Mitsubishi dengan susunan tiga kolokasi dapat dilihat pada lampiran tabel susunan tiga kolokasi halaman 126.

g. Isuzu

(55)

Royal. Merk mobil tersebut dapat mencirikan kolokasi karena terdapat tipe khsusus yang hanya dimiliki oleh merk mobil Panther. Tipe LS, Hi-Sporty, LV, New Royal, Royal merupakan tipe mobil yang tidak dimiliki oleh merk mobil lain selain merk mobil Panther. Tahun produksi merk mobil Panther mulai dari tahun 1900- 2000 ke atas. Jadi kita dapat menyimpulkan jika terdapat tipe tersebut, maka hanya dimiliki oleh merk mobil Panther. Data tentang merk mobil Isuzu dengan susunan tiga kolokasi dapat dilihat pada lampiran tabel susunan tiga kolokasi halaman 127.

h. BMW

Pada iklan mobil BMW terdapat merk mobil yang dapat mencirikan kolokasi. Pada data nomer (II.h.1) dan (V.h.1) tercantum merk mobil 520i, tahun produksi 2005, warna hitam, tipe E60. Merk mobil tersebut dapat mencirikan kolokasi karena terdapat ciri yang khusus hanya dimiliki merk mobil 520i. Tipe E60 merupakan tipe yang hanya dimiliki oleh merk mobil 520i. Tahun produksi yang terdapat pada merk mobil 520i hanya digunakan sebagai pelengkap informasi penjualan. Jadi kita dapat menyimpulkan jika terdapat tipe E60, maka tipe tersebut langsung tertuju pada merk mobil 520i. Data tentang merk mobil BMW dengan susunan tiga kolokasi dapat dilihat pada lampiran tabel susunan tiga kolokasi halaman 128.

i. Kia

(56)

terdapat tipe yang khsusus hanya dimiliki merk mobil tersebut. Jika menyebutkan tipe ZDRIVE maka dapat diasumsikan bahwa tipe tersebut merupakan milik merk mobil Visto. Jadi kita dapat menyimpulkan jika terdapat tipe ZDRIVE pada iklan penjualan mobil, maka tipe tersebut langsung tertuju pada merk mobil Visto. Data tentang merk mobil Kia dengan susunan tiga kolokasi dapat dilihat pada lampiran tabel susunan tiga kolokasi halaman 129.

j. Mazda

Pada iklan mobil Mazda dengan susunan tiga kolokasi terdapat merk mobil yang dapat mencirikan kolokasi. Pada data nomer (II.j.1) tercantum merk mobil Mazda, tahun produksi 1989, tipe mobil Elite, dengan kondisi bagus. Merk mobil tersebut dapat mencirikan kolokasi karena terdapat ciri yang khusus berupa tipe Elite. Tipe tersebut hanya dimiliki oleh merk mobil Mazda. Jadi kita dapat menyimpulkan ketika terdapat tipe Elite pada penjualan mobil, maka tipe tersebut merupakan milik merk mobil Mazda. Data tentang merk mobil Mazda dengan susunan tiga kolokasi dapat dilihat pada lampiran tabel susunan tiga kolokasi halaman 129.

k. Marcedez

(57)

kita dapat menyimpulkan jika terdapat tipe 230, E260, dan E230 maka tipe tersebut langsung tertuju pada merk mobil Mercy. Data tentang merk mobil Marcedez dengan susunan tiga kolokasi dapat dilihat pada lampiran tabel susunan tiga kolokasi halaman 129.

l. Timor

Informasi penjualan mobil Timor dengan susunan tiga kolokasi terdapat beberapa merk mobil yang dapat mencirikan kolokasi. Pada data nomer (V.k.2) tercantum merk mobil Timor, tahun produksi 1997, tipe DOHC, kondisi istimewa. Merk mobil tersebut dapat mencirikan kolokasi karena terdapat tipe DOHC. Tipe tersebut hanya dimiliki oleh merk mobil Timor.Jadi kita dapat menyimpulkan, jika terdapat tiep DOHC pada iklan penjualan mobil, maka tipe tersebut hanya dimiliki oleh merk mobil Timor. Jadi kita dapat menyimpulkan jika terdapat tipe DOHC pada penjualan mobil, maka asumsi kita langsung tertuju pada merk mobil Timor. Data tentang merk mobil Timor dengan susunan tiga kolokasi dapat dilihat pada lampiran tabel susunan tiga kolokasi halaman 130.

m. Hino

(58)

terdapat tipe Dutro pada iklan penjualan mobil, maka tipe tersebut akan langsung tertuju pada merk mobil Hino. Data tentang merk mobil Hino dengan susunan tiga kolokasi dapat dilihat pada lampiran tabel susunan tiga kolokasi halaman 130.

3. Kolokasi Empat Susunan a. Toyota

(59)

(III.a.37), (III.a.73), (IV.a.24), dan (V.a.39) tercantum merk mobil Innova yang mempunyai tipe V, V Luxury, dan G Euro II. Tipe tersebut dapat mencirikan kolokasi karena hanya merk mobil Innova yang mempunyai tipe tersebut. Jadi ketika berbicara tipe V, V Luxury, dan G Euro II, maka pemikiran kita akan langsung tertuju pada merk mobil Innova. Pada data nomer (II.a.19) dan (III.a.46) tercantum merk mobil Soluna tipe Gli. Merk mobil tersebut dapat mencirikan kolokasi karena terdapat tipe Gli yang hanya dimiliki oleh merk mobil Soluna. Data tentang merk mobil Toyota dengan susunan empat kolokasi dapat dilihat pada lampiran tabel susunan empat kolokasi halaman 130.

b. Honda

(60)

dengan susunan empat kolokasi dapat dilihat pada lampiran tabel susunan empat kolokasi halaman 135.

c. Daihatsu

(61)

d. Suzuki

Ciri penggunaan kolokasi pada iklan mobil Suzuki terdapat terdapat pada data nomer (I.d.2), (II.d.2), (II.d.21), (III.d.2), dan (V.d.2) tercantum merk mobil APV tipe SGX Arena, L dan GA. Tipe tersebut hanya dimiliki oleh merk mobil APV. Jadi ketika terdapat tipe tersebut pada iklan penjualan mobil, maka dapat disimpulkan bahwa tipe tersebut hanya milik merk mobil APV. Selanjutnya pada data nomer (IV.d.32) dan (V.d.1) tercantum merk mobil Grand Vitara tipe JLX. Merk mobil tersebut dapat mencirikan kolokasi karena terdapat tipe JLX. Tipe tersebut hanya dimiliki oleh merk mobil Grand Vitara. Jadi kita dapat menyimpulkan jika terdapat tipe JLX, maka tipe tersebut hanya milik mobil Grand Vitara. Pada data nomer (V.d.16) tercantum merk mobil Esteem, tahun produksi 1992, tipe 1.6, kondisi istimewa, dan plat nomer kendaraan H. Merk mobil Esteem dapat mencirikan kolokasi karena terdapat ciri yang khusus yaitu tipe 1.6. Tipe tersebuthanya dimilki oleh merk mobil Esteem, sedangkan untuk tahun produksi, kondisi, dan plat nomer kendaraan hanya digunakan sebagai pelengkap pada iklan penjualan. Data tentang merk mobil Suzuki dengan susunan empat kolokasi dapat dilihat pada lampiran tabel susunan empat kolokasi halaman 139.

e. Nissan

(62)

terdapar type 1.5 X Gear. Tipe tersebut hanya dimiliki oleh merk mobil Grand Livina. Jadi kita dapatmenyimpulkan jika terdapat tipe 1.5 X Gear, maka tipe tersebut tertuju pada merk mobil Grand Livina. Sedangkan untuk data selain nomer (III.e.8) dan (IV.e.1) tidak dapat mencirikan kolokasi karena tidak mempunyai tipe yang khusus. Data tentang merk mobil Nissan dengan susunan empat kolokasi dapat dilihat pada lampiran tabel susunan empat kolokasi halaman 141.

f. Mitsubishi

Informasi iklan mobil Mitsubishi dengan susunan empat kolokasi yang dapat mencirikan kolokasi beberapa merk mobil terdapat pada data nomer (I.f.7) tercantum merk mobil Lancer, tahun produksi 1997, tipe GLXI EVO4, kondisi full variasi harga mobil 83 jt. Merk mobil tersebut dapat mencirikan kolokasi karena terdapat tipe EVO yang sangat khusus erat kaitannya dengan merk mobil Lancer. Jadi ketika terdapat tipe EVO, maka tipe tersebut hanya dimiliki oleh merk mobil Lancer. Pada data nomer (II.f.7), (III.f.13), (IV.f.4), (IV.f.7), dan (IV.f.9) tercantum merk mobil Colt tipe T120 SS PU, TSS, dan T120. Merk mobil tersebut dapat mencirikan kolokasi karena mempunyai tipe yang khusus hanya dimiliki oleh merk mobil Colt. Jadi kita dapat menyimpulkan jikaterdapat tipe-tipe tersebut, maka akan langsung tertuju pada merk mobil Colt. Data tentang merk mobil Mitsubishi dengan susunan empat kolokasi dapat dilihat pada lampiran tabel susunan empat kolokasi halaman 142.

g. Isuzu

(63)

(III.g.8), (III.g.9), (IV.g.6), (IV.g.9), (IV.g.11), (IV.g.12), (V.g.6), (V.g.7), (V.g.10) tercantum merk mobil Panther tipe LS, LV, Higrade, Sporty, LM, dan Royal. Merk mobil tersebut dapat mencirikan kolokasi karena terdapat tipe yang khusus. Tipe-tipe yang tercantum diatas hanya dimiliki merk mobil Panther. Jadi kita dapat menyimpulkan jika terdapat tipe LS, LV, Higrade, Sporty, LM, dan Royal, maka tipe tersebut hanya dimiliki oleh merk mobil Panther. Data tentang merk mobil Isuzu dengan susunan empat kolokasi dapat dilihat pada lampiran tabel susunan empat kolokasi halaman 143.

h. BMW

Ciri penggunaan kolokasi pada iklan mobil BMW terdapat terdapat pada data nomer (I.h.9) tercantum merk mobil X5, tahun produksi 2012, warna coklat, tipe twin turbo,dan kondisi mobil seperti baru. Merk mobil tersebut dapat mencirikan kolokasi karena terdapat ciri yang khusus yaitu tipe Twin Turbo yang hanya dimiliki oleh merk mobil X5, sehingga ketika terdapat tipe Twin Turbo maka dapat dipastikan tipe tersebut hanya milik merk mobil X5. Pada data nomer (III.h.1) dan (IV.h.1) tercantum merk mobil 520i type E60 dapat mencirikan kolokasi karena tipe E60 hanya dimiliki oleh merk mobil 520i. Jadi kita dapat menyimpulkan jika terdapat tipe E60, maka tipe tersebut hanya dimiliki oleh merk mobil 520i. Data tentang merk mobil BMW dengan susunan empat kolokasi dapat dilihat pada lampiran tabel susunan empat kolokasi halaman 144.

i. Kia

(64)

tahun produksi 2002, tipe ZDRIVE, kondisi tangan pertama, dan plat nomer kendaraan H. Merk mobil tersebut dapat mencirikan kolokasi karena terdapat tiep yang khusus hanya dimiliki merk mobil Visato. Tipe ZDRIVE merupakan tipe yang dimiliki oleh merk mobil Visto, sedangkan produksi, kondisi, dan plat nomer kendaraan hanya digunakan untuk pelengkap informasi pada penjualan mobil. Jadi kita dapat menyimpulkan jika terdapat tipe ZDRIVE pada iklan penjualan mobil, maka tipe tersebut hanya dimiliki merk mobil Visto. Data tentang merk mobil Kia dengan susunan empat kolokasi dapat dilihat pada lampiran tabel susunan empat kolokasi halaman 145.

j. Mazda

Pada iklan mobil Mazda terdapat merk mobil yang dapat mencirikan kolokasi. Pada data nomer (I.j.1) tercantum merk mobil Mazda 2, tahun produksi 2011, warna hijau metalik, tipe HB 1.5L, dan transmisi manual. Merk mobil tersebut dapat mencirikan kolokasi karena terdapat tipe yang hanya dimiliki oleh merk mobil Mazda. Tipe HB 1.5L merupakan tipe yang hanya dimiliki oleh merk mobil Mazda. Jadi kita dapat menyimpulkan jika terdapat tipe HB 1.5L pada penjualan mobil, maka tipe tersebut hanya dimiliki oleh merk mobil Mazda. Data tentang merk mobil Mazda dengan susunan empat kolokasi dapat dilihat pada lampiran tabel susunan empat kolokasi halaman 145.

k. Marcedez

(65)

tipe E240 kondisi mobil istimewa.Merk mobil tersebut dapat mencirikan kolokasi karena mempunyai ciri yang khusus yaitu tipe E240. Tipe tersebut hanya dimiliki oleh merk mobil Mercy. Jadi kita dapat menyimpulkan jika terdapat tipe E240, maka tipe tersebut hanya dimiliki oleh merk mobil Mercy. Selanjutnya data nomer (II.k.3) tercantum merk mobil Tiger, tahun produksi 1981, tipe 280, kondisi terawat,dan transmisi automatik.Merk mobil tersebut dapat mencirikan kolokasi karena mempunyai tipe 280 yang hanya dimiliki oleh merk mobil Tiger. Jadi ketika terdapat tipe 280 pada iklan penjualan mobil, maka tipe tersebut hanya dimiliki oleh merk mobil Tiger. Data tentang merk mobil Marcedez dengan susunan empat kolokasi dapat dilihat pada lampiran tabel susunan empat kolokasi halaman 146.

l. Hyundai

Penjualan mobil Hyundai dengan susunan empat kolokasi terdapat beberapa merk mobil yang dapat mencirikan kolokasi. Pada data nomer (I.l.2) dan (I.l.3) tercantum merk mobil Trajet tipe XG dan V6SE. Merk mobil tersebut dapat mencirikan kolokasi karena terdapat ciri yang khusus berupa tipe XG dan V6SE. Tipe tersebut hanya dimiliki oleh merk mobil Trajet. Jadi kita dapat menyimpulkan jika terdapat tipe XG dan V6SE, maka tipe tersebut milik merk mobil Trajet. Data tentang merk mobil Hyundai dengan susunan empat kolokasi dapat dilihat pada lampiran tabel susunan empat kolokasi halaman 146.

m. Timor

(66)

Timor. Pada informasi tahun produksi mobil Timor bervariasi, karena mobil Timor mulai diproduksi pada tahun 1990 sampai tahun 2000 ke atas. Jadi kita dapat menyimpulkan jika terdapat tipe DOHC, maka tipe tersebut langsung tertuju pada merk mobil Timor. Data tentang merk mobil Timor dengan susunan empat kolokasi dapat dilihat pada lampiran tabel susunan empat kolokasi halaman 146.

n. Opel

Pada produksi mobil Opel dengan susunan empat kolokasi terdapat merk mobil yang dapat mencirikan kolokasi. Pada data nomer (IV.q.1) tercantum merk mobil Blazer, tahun 1999, tipe Montera, kondisi mobil audio, ac dan harga 57 jt. Merk mobil tersebut dapat mencirikan kolokasi karena terdapat ciri yang khusus yaitu tipe Montera. Tipe tersebut hanya dimiliki oleh merk mobil Blazer dan tidak dimiliki oleh merk mobil lain. Informasi tahun, warna, dan harga hanya digunakan sebagai pelengkap informasi. Jadi kita dapat menyimpulkan jika terdapat tipe Montera, maka tipe tersebut hanya milik merk mobil Blazer. Data tentang merk mobil Opel dengan susunan empat kolokasi dapat dilihat pada lampiran tabel susunan empat kolokasi halaman 147.

o. Chevrolet

(67)

Informasi tahun, warna dan plat nomer kendaraan hanya digunakan sebagai pelengkap informasi. Jadi kita dapat menyimpulkan jikaterdapat tipe SOHC injek, maka akan langsung tertuju pada merk mobil Opel Blazer. Data tentang merk mobil Chevrolet dengan susunan empat kolokasi dapat dilihat pada lampiran tabel susunan empat kolokasi halaman 147.

4. Kolokasi Lima Susunan a. Toyota

(68)

mobil yang dapat mencirikan kolokasi terdapat pada data nomer (I.a.6), (V.a.15), dan (V.a.50), yaitu merk mobil Corolla dengan tipe SE, Grid, dan Great. Tipe tersebut hanya dimiliki oleh merk mobil Corolla, selain tipe tersebut terdapat juga tipe lain pada merk mobil Corolla yaitu tipe GT, dan Twincam. Jadi ketika terdapat tipe SE, Grid, Great, GT, dan Twincam, maka tipe tersebut langsung tertuju pada merk mobil Corolla. Merk mobil yang dapat mencirikan kolokasi juga terdapat pada nomer (IV.a.17) tercantum mobil Vios, produksi tahun 2005, warna putih, tipe mobil Limo, kondisi istimewa, dan harga mobil 65.9 jt. Merk mobil tersebutdapat mencirikan kolokasi karena terdapat tipe yang khusus hanya dimiliki oleh mobil Vios yaitu tipe Limo. Tipe tersebut hanya dimilki oleh mobil Vios, sehingga ketika berbicara tipe Limo maka akan langsung tertuju pada merk mobil Vios. Data tentang merk mobil Toyota dengan susunan lima kolokasi dapat dilihat pada lampiran tabel susunan lima kolokasi halaman 147.

b. Honda

(69)
(70)

Stream dapat mencirikan kolokasi karena terdapat tipe 1.7 yang hanya dimiliki oleh mobil Stream. Jadi kita dapat menyimpulkan jika terdapat tipe 1.7 pada produksi mobil Honda, maka tipe tersebut hanya dimiliki oleh mobil Stream. Data nomer (V.b.13) tercantum merk mobil Civic, tahun produksi 1989, warna mobil merah,tipe Nouva, kondisi istimewa, dan plat nomer kendaraan H.Merk mobil Civic dapat mencirikan kolokasi karena terdapat tipe Nouva. Tipe tersebut hanya dimiliki oleh merk mobil Civic. Merk mobil Civic juga mempunyia tipe khusus seperti Excelent, Ferio, VtiS.Jadi kita dapat menyimpulkan jika terdapat tipe-tipe tersebut pada penjualan mobil maka, tipe tersebut pada iklan penjualan mobil, maka tipe tersebut hanya dimiliki oleh merk mobil Civic. Data tentang merk mobil Honda dengan susunan lima kolokasi dapat dilihat pada lampiran tabel susunan lima kolokasi halaman 151.

c. Daihatsu

(71)

(I.c.17) dan (IV.c.21) tercantum merk mobil Feroza tipe G2. Merk mobil tersebut dapat mencirikan kolokasi, karena terdapat ciri yang khusus yaitu tipe G2. Tipe tersebut hanya dimiliki oleh merk mobil Feroza. Jadi kita dapat menyimpulkan jika terdapat tipe G2, maka dapat disimpulkan tipe tersebut merupakan miliki mobil Feroza. Selanjutnya merk mobil yang dapat mencirikan kolokasi terdapat pada nomer (I.c.23), (II.c.22), (III.c.6), dan (III.c.37) tercantum merk mobil Espass tipe ZL dan 1.3. Tipe tersebut hanya dimiliki oleh merk mobil Feroza.Pada datanomer (II.c.4) tercantum merk mobil Luxio, tahun produksi 2011, warna silver, tipe D, transmisi manual dan plat nomer kendaraan. Merk mobil tersebut dapat mencirikan kolokasi karena mempunyai tipe yang hanya dimiliki oleh mobil Luxio. Jadi ketika terdapat tipe D pada penjualan mobil Daihatsu, maka dapat disimpulkan bahwa tipe tersebut merupakan milik mobil Luxio. Merk mobil yang dapat mencirikan kolokasi terdapat pada data nomer (V.c.14) tercantum mobil Taruna, tipe SCX, kondisi istimewa, harga 115 jt, dan plat nomer kendaraan H. Merk mobil Taruna dapat mencirikan kolokasi karena terdapat tipe yang hanya dimiliki oleh mobil Taruna, yaitu tipe CSX. Jadi jkaterdapat tipe CSX pada iklan penjualan mobil maka dapat disimpulkan tipe tersebut milik mobil Taruna. Data tentang merk mobil Daihatsu dengan susunan lima kolokasi dapat dilihat pada lampiran tabel susunan lima kolokasi halaman 153.

d. Suzuki

(72)

1986, warna putih, tipe MB, harga 15 jt, dan plat nomer kendaraan G. Merk mobil Carry dapat mencirikan kolokasi karena terdapat ciri khusus yaitu tipe MB. Tipe tersebut hanya dimiliki oleh merk mobil Carry. Informasi tersebut juga dikuatkan dengan tahun produksi dibawah tahun 2000 dan harga 15 jt, karena merk mobil Carry diproduksi dibawah tahun 2000 dan harga sekitar 15- 50 jt tergantung tahun produksi serta kondisi. Data nomer (III.d.5), (III.d.13), (III.d.25), (IV.d.26), dan (V.d.6) tercantum merk mobil APV type X, XL, GA, dan L. Merk mobil tersebut dapat mencirikan kolokasi karena terdapat ciri yang khusus yaitu tipe X, XL, GZ, dan L. Tipe tersebut hanya dimiliki oleh merk mobil APV. Jadi kita dapat menyimpulkan jika terdapat tipe tersebut dalam penjualan mobil, maka dapat disimpulkan tipe tersebut hanya milik merk mobil APV. Data nomer (V.d.20) tercantum merk mobil Karimun, tahun produksi 2007, warna biru, tipe Estillo, harga yang ditawarkan 78.5 jt, dan plat nomer kendaraan H. Merk mobil Karimun dapat mencirikan kolokasi karena terdapat tipe Estillo. Tipe tersebut hanya dimiliki oleh merk mobil Karimun dan tidak dimiliki oleh merk mobil manapun selain Karimun. Jadi kita dapat menyimpulkan jika terdapat tipe Estillo, maka tipe tersebut hanya milik merk mobil Karimun. Data tentang merk mobil Suzuki dengan susunan lima kolokasi dapat dilihat pada lampiran tabel susunan lima kolokasi halaman 155.

e. Nissan

(73)

XV, ST, dan 2.5 XT.Tipe tersebut hanya dimiliki oleh merk mobil X-Trail. Jadi kita dapat menyimpulkan jika terdapat tipe XT, ST, dan 2.5 XT, maka tipe tersebut hanya dimiliki oleh merk mobil X-Trail. Pada data nomer (I.e.14) dan (II.e.9) tercantum merk mobil Infinty tipe 3.0 V. Merk mobil tersebut dapat mencirikan kolokasi karena terdapat tipe 3.0 V yang hanya dimiliki oleh merk mobil Infinty. Pada data nomer (III.e.6) tercantum merk mobil Terano, tahun produksi 2006, warn hitam, tipe S3 Spririt, kondisi antik, dan transmisi manual.Merk mobil Terano dapat mencirikan kolokasi karena terdapat ciri yang khusus yaitu tipe S3 Spirit yang hanya dimiliki oleh merk mobil Terano. Jadi kita dapat menyimpulkan jika terdapat tipe S3 Spirit, maka tipe tersebut hanya dimilii oleh merk mobil Terano. Pada data nomer (IV.e.6) tercantum merk mobil Grand Livina, tahun produksi 2013, warna putih, tipe ULT, kondisi istimewa, harga 175 jt.Merk mobil Grand Livina dengan tipe ULT dapat mencirikan kolokasi karena tipe ULT hanya dimiliki oleh merk mobil Grand Livina dan tidak dimiliki oleh merk mobil lain. Data tentang merk mobil Nissan dengan susunan lima kolokasi dapat dilihat pada lampiran tabel susunan lima kolokasi halaman 156.

f. Mitsubishi

(74)

original,dan harga 77 jt. Merk mobil tersebut dapat mencirikan kolokasi karena terdapat tipe Hiu yang hanya dimiliki oleh merk mobil Galant. Jadi ketika terdapat tipe Hiu pada penjualan mobil maka akan langsung tertuju pada mobil Galant. Selanjutnya pada data nomer (III.f.2) tercantum merk mobil Lancer, produksi tahun 1995, warna hitam, tipe Evo II, kondisi istimewa, dan harga 59 jt.Merk mobil Lancer dapat mencirikan kolokasi karena terdapat tipe Evo yang hanya dimiliki oleh merk mobil Lancer. Data nomer (V.f.3) tercantum merk mobil kuda, tahun 2003, warna hitam, tipe Diamond, kondisi istimewa, dan harga mobil 95 jt.Merk mobil Kuda dapat mencirikan kolokasi karena terdapat ciri yang khusus yaitu tipe Diamond. Tipe tersebut hanya dimiliki oleh merk mobil Kuda. Selanjutnya pada data nomer (V.f.8) tercantum merk mobil Strada, tahun produksi 2009, warna hitam, tipe Triton 4x4, kondisi terawat, dan plat nomer kendaraan H.Merk mobil Strada dengan tipe Triton dapat mencirikan kolokasi karena terdapat ciri yang khusus hanya dimiliki oleh merk mobil Strada yaitu tipe Triton. Merk mobil yang dapat mencirikan kolokasi terdapat juga pada data nomer (III.f.2) dan (III.f.16) dengan merk mobil Pajero tipe Dakar. Tipe Dakar hanya dimiliki oleh merk mobil Pajero. Jadi kita dapat menyimpulkan jika terdapat tipe Dakar pada penjualan mobil, maka tipe tersebut hanya dimiliki oleh merk mobil Pajero. Data tentang merk mobil Mitsubishi dengan susunan lima kolokasi dapat dilihat pada lampiran tabel susunan lima kolokasi halaman 158.

g. Isuzu

(75)

dan (III.g.14) tercantum merk mobil Panther tipe LS dan Higrade. Merk mobil tersebut dapat mencirikan kolokasi karena terdapat tipe yang khusus hanya dimiliki oleh merk mobil Panther. Tipe LS dan Higrade merupakan tipe yang khsusu dimiliki mobil Panther. Jadi ketika terdapat tipe LS dan Higrade maka, tipe tersebut hanya dimiliki oleh merk mobil Panther. Data tentang merk mobil Isuzu dengan susunan lima kolokasi dapat dilihat pada lampiran tabel susunan lima kolokasi halaman 158.

h. Kia

Pada iklan mobil Kia dengan susunan lima kolokasi terdapat merk mobil yang dapat mencirikan kolokasi. Pada data nomer (IV.i.3) dan (V.i.3) tercantum merk mobil Visto tipe ZDRIVE. Merk mobil tersebut dapat mencirikan kolokasi karena terdapat tipe ZDRIVE. Tipe tersebut hanya dimiliki oleh merk mobil Visto. Jadi kita dapat menyimpulkan jika terdapat tipe ZDRIVE, maka tipe tersebut hanya dimiliki oleh merk mobil Visto. Data tentang merk mobil Kia dengan susunan lima kolokasi dapat dilihat pada lampiran tabel susunan lima kolokasi halaman 159.

i. Mazda

Gambar

Tabel 1. Sumber Data
tabel susunan tiga kolokasi halaman 129.
Tabel 3 Data Hiponim
Tabel 1 Kolokasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penulis mengajukan saran yang sekiranya dapat dipertimbangkan untuk dijadikan bahan masukan bagi Praktikan PPL Prodi Pendidikan Tata Boga Angkatan 2010, Mahasiswa

Jadi jumlah total waktu proses perakitan yang dibutuhkan untuk merakit rangka mesin press batako styrofoam yang dikombinasi dengan press botol plastik dengan sistem hidrolik manual

Dalam prosesnya kami sering diajak untuk melakukan meeting, makan siang atau dengan kunjungan ke beberapa komunitas surfing, hal ini sangat membantu kami dalam

Skripsi ini membahas tentang Metode Bimbingan Penyuluhan Islam dalam Mengatasi Kenakalan Remaja di Desa Bonto Tallasa Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng. Dengan rumusan

Upaya-upaya yang dapat ditempuh perpustakaan untuk mencapai kepuasan pengguna melalui layanan berkualitas dengan kompetensi pustakawan yang tepat harus dimulai dari analisis

Penulis mempersembahkan laporan Skripsi dengan judul “Kandungan Vitamin C, Aktivitas Antioksidan, Warna, dan Tekstur Kol Putih ( Brassica oleracea var. capitata L.) Paska

Ini pengalaman pertama saya dan Farid Gaban turun ke lapangan. Kemudian hari, Farid Gaban punya ide lebih besar lagi; mengajak saya keliling Indonesia, naik sepeda motor

[r]