i
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA
PADA MATERI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Disusun oleh: Vina Fitriana NIM : 091434030
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
A k a l bu d i t a n p a p en get a h u a n a d a l a h
l a k sa n a t a n a h y a n g t a k d i ol a h ,
l a k sa n a r a ga m a n u si a y a n g k ek u r a n ga n m a k a n .
(K a hli l Gi br a n)
Persembahan
Sk r i p si i n i sa y a p er sem ba h k a n u n t u k k el u a r ga t er ci n t a ,
A l m a m a t er U n i v er si t a s Sa n a t a D h a r m a , d a n
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penggunaan Media
Pembelajaran Audio Visual untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar
Siswa Kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada Materi Pertumbuhan
dan Perkembangan”.
Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana pendidikan (S.Pd) pada program studi Pendidikan Biologi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Selama masa studi dan penyusunan skripsi, penulis mendapat dukungan
baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J. selaku Rektor Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak R. Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma
3. Bapak Brs. A. Atmadi, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro M.For.Sc. selaku Kepala Program
Pendidikan Biologi.
5. Ibu Luisa Diana Handoyo M.Si. selaku wakil kepala Program Pendidikan
Biologi.
6. Ibu Ch. Retno Herrani Setyati, M. Biotech. selaku dosen penguji saat ujian
skripsi.
7. Ibu Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd selaku Dosen pembimbing skripsi yang
telah membimbing dan senantiasa memberikan waktu luang bagi penulis
dalam menyelesaikan skripsi.
8. Segenap dosen Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang telah
ix ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas mengguakan model Hopkins. Model penelitian ini diawali dengan tahap perencanaan tindakan, pemberian tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta 2013/2014 dengan jumlah siswa 31 siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup dengan menggunakan media pembelajaran audio visual. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa silabus, RPP, LKS, kuisioner, lembar observasi dan post test.
Walaupun target penelitian untuk aspek motivasi tercapai, namun prosentase tingkatmotivasi siswa mengalami penurunan yaitu 100% pada siklus I menjadi 96,77%pada siklus II. Begitu pula untuk hasil belajar, yaitu hasil belajar ranah afektif yang juga mencapai target penelitian namun prosentase tingkat ketercapaian menurun dari 74,18% pada siklus I menjadi 70,96% pada siklus II. Prosentase ketuntasan klasikal untuk hasil belajar ranah kognitif mengalami penurunan dari 70,96% pada siklus I menjadi 41,93% pada siklus II. target penelitian untuk hasil belajar ranah kognitif belum tercapai.
Dengan demikian, disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual pada materi pertumbuhan dan perkembangan belum dapat mempertahankan motivasi dan belum dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
x ABSTRACT
This research is classroom action research using Hopkins model. It begins by planning, acting and observation, and then reflection. This research was implemented to 44 students of class VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
This research aims to increase motivation and outcome of learning on growth and development of organism using audio visual learning media. Its instrument consist of questionnaire, observation sheet, and post test sheet.
This research result shows an achievement of target although student motivation was decreased from 100% on first cycle to be 96,77% on second cycle. Outcome of learning in affektive category shows the same thingwhere on the first cycle it got 74,18% but on second cycle it got 70,96%.Outcome of learning in cognitive category has 70,96% decreasing to 41,93% on second cycle. The target was not achieved.
In conclusion, applying audio visual learning media did not increase yet student motivation and outcome of learning on growth and development in class VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
Keyword :Hopkins, observation, reflection, audio visual, instrument post test.
xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... ix
ABSTRACT ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
a. Latar Belakang Masalah ... 1
b. Rumusan Masalah ... 3
c. Batasan Masalah ... 4
d. Tujuan Penelitian ... 4
e. Manfaat Penelitian ... 4
f. Hipotesis ... 4
xii
a. Motivasi ... 5
1. Pengertian Motivasi ... 5
2. Macam – macam Motivasi ... 5
3. Motivasi belajar ... 6
b. Belajar... 7
1. Pengertian Belajar ... 7
2. Prinsip Belajar ... 8
3. Tujuan Belajar ... 10
4. Hasil Belajar ... 10
5. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 12
c. Media Pembelajaran ... 13
1. Pengertian Media Pembelajaran ... 13
2. Manfaat Media ... 14
3. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran ... 16
4. Macam-macam Media Pembelajaran ... 18
5. Media Audio Visual ... 20
6. Penelitian yang Relevan ... 22
7. Kerangka Berpikir ... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 24
a. Jenis Penelitian ... 24
b. Setting Penelitian ... 24
1. Waktu dan Tempat ... 24
2. Subyek Penelitian ... 25
xiii
c. Rancangan Penelitian ... 25
i. Perencanaan Pra Tindakan ... 26
ii. Siklus I ... 27
iii. Siklus II ... 29
d. Variabel Penelitian ... 31
e. Instrumen Penelitian ... 31
i. Instrumen Pembelajaran ... 31
ii. Instrumen Pengumpulan Data ... 32
f. Analisa Data ... 34
1. Kuisioner/Angket Motivasi Belajar ... 34
2. Hasil Belajar ... 36
3. Indikator Keberhasilan ... 39
4. Jadwal Penelitian ... 40
5. Personalia ... 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41
a. Deskripsi Pelaksanaan dan Hasil Penelitian ... 41
b. Analisa Data ... 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 57
xiv
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1. Model Penelitian Tindakan Kelas Hopkins ... 25
2. Gambar 2. Siswa Mengamati Video dan Siswa Berdiskusi Siklus I ... 42
3. Gambar 3. Siswa Mempersentasikan Hasil Diskusi... 46
4. Gambar 4. Diagram Motivasi Belajar Siswa ... 52
5. Gambar 5. Diagram Hasil Belajar Kognitif ... 53
6. Gambar 6. Diagram Nilai Rata-rata Hasil Belajar Kognitif ... 53
xv
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1. Penetapan Skor Kuisioner Motivasi ... 35
2. Tabel 2. Kriteria Motivasi Siswa ... 35
3. Tabel 3. Kriteria Skor Ketuntasan Individu ... 37
4. Tabel 4. Kriteria Lembar Observasi Ranah Afektif Siswa ... 38
5. Tabel 5. Indikator Keberhasilan Penelitian ... 39
6. Tabel 6. Hasil Motivasi Belajar Awal ... 43
7. Tabel 7. Hasil Post Test Siklus I ... 43
8. Tabel 8. Hasil Afektif Siswa Siklus I ... 44
9. Tabel 9. Hasil Motivasi Belajar Akhir ... 47
10.Tabel 10. Hasil Post Test Siklus II ... 47
11.Tabel 11. Hasil Afektif Siswa Siklus II... 48
12.Tabel 12. Analisis Kuisioner Motivasi Belajar Siswa ... 50
13.Tabel 13. Analisis Hasil Belajar Kognitif Siswa ... 50
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Silabus Pembelajaran ... 1
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 3
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 12
4. Lembar Kerja Siswa 1 (LKS 1) Siklus I ... 23
5. Lembar Kerja Siswa 2 (LKS 2) Siklus I ... 24
6. Lembar Kerja Siswa 3 (LKS 3) Siklus II ... 25
7. Lembar Kerja Siswa 4 (LKS 4) Siklus II ... 26
8. Kisi-Kisi Ulangan Harian I (Siklus I) ... 27
9. Kisi-Kisi Ulangan Harian II (Siklus II) ... 28
10.Soal Ulangan Harian I (Siklus I) ... 29
11.Soal Ulangan Harian II (Siklus II) ... 31
12.Kunci Jawaban Ulangan Harian I (Siklus I) ... 33
13.Kunci Jawaban Ulangan Harian II (Siklus II) ... 35
14.Kisi-Kisi Kuisioner Motivasi Awal Siswa ... 37
15.Kuisioner Motivasi I (Awal) Siswa ... 38
16.Kisi-Kisi Kuisioner Motivasi Belajar Akhir Siswa ... 41
17.Kuisioner Motivasi II (Akhir) Siswa ... 42
18.Lembar Observasi Siswa Siklus I Dan II ... 45
19.Hasil Motivasi Siswa Siklus I dan II ... 47
20.Hasil Belajar Ranah Afektif Siklus I dan II... 48
21.Daftar Nilai Post Test Siklus I dan II ... 49
xvii
23.Hasil Motivasi Siswa Siklus II ... 53
24.Hasil Post Test Siklus I ... 55
25.Hasil Post Test Siklus II ... 57
26.Hasil Lembar Observasi Siklus I ... 59
27.Hasil Lembar Observasi Siklus II ... 61
28.Hasil Jawaban LKS Siklus I ... 63
29.Hasil Jawaban LKS Siklus II ... 65
30.Surat Ijin Penelitian dari Universitas ... 67
31.Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah ... 68
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPA di SMP
Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, materi biologi yang cukup sulit dipahami siswa
kelas VIII semester I salah satunya adalah materi pertumbuhan dan
perkembangan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang tidak
memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang sudah ditetapkan yaitu 75.
Didapati nilai rata-rata untuk materi pertumbuhan dan perkembangan tahun
ajaran 2012-2013 yaitu 53,27. Hanya 27,3% siswa yang mencapai kriteria
ketuntasan minimal dan 72,7% lainnya tidak memenuhi kriteria ketuntasan
minimal.
Berdasarkan observasi langsung di kelas, siswa juga terlihat kurang
antusias dalam mengikuti pembelajaran. Banyak yang mengobrol sendiri dan
terkadang bermain alat elektronnik seperti handphone. Hal tersebut cukup
membuktikan bahwa siswa kelas VIII di SMP Pangudi Luhur 1 ini kurang
memiliki motivasi belajar terhadap materi pelajaran biologi, pertumbuhan dan
perkembangan.
Di setiap kelas di SMP PL 1 ini sudah tersedia giant screen sebagai alat
bantu guru mengajar jika diperlukannya video, film, atau gambar-gambar yang
berhubungan dengan materi ajar agar siswa dapat memahami lebih jelas
mengenai materi yang disampaikan oleh guru. Namun selama ini, fasilitas
tersebut jarang sekali digunakan karena guru masih terbiasa dengan gaya lama,
video dll. Padahal media pembelajran sangat dibutuhkan untuk memusatkan
perhatian siswa agar lebih fokus dalam menerima pelajaran sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran yang bertujuan
untuk memberikan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam serta
prinsip dan konsep IPA yang berhubungan dengan lingkungan dan teknologi
sehingga untuk mencapai tujuan tersebut, siswa tidak cukup jika belajar hanya
dengan mendengarkan ceramah dan penjelasan dari guru mengenai konsep
serta teori dari suatu materi pelajaran IPA, siswa juga harus bisa membangun
pemahaman serta gambaran mengenai teori atau materi yang disampaikan oleh
guru serta mampu menemukan konsep sendiri mengenai suatu materi pelajaran.
Penggunaan alat bantu mengajar seperti media pembelajaran sangat
dibutuhkan dalam proses belajar mengajar, terutama pada materi pertumbuhan
dan perkembangan pada manusia. Materi ini sangat membutuhkan media yang
dapat memperlihatkan fase atau proses pertumbuhan dan perkembangan
manusia dari embrio dan seterusnya serta perbedaan antara pertumbuhan dan
perkembangan secara lebih jelas. Oleh sebab itu, penulis ingin melakukan
penelitian yang berjudul “Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual
untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP
B. Rumusan Masalah Dan Batasan Masalah 1.1.Rumusan Masalah
1) Apakah media pembelajaran audio visual dapat meningkatkan motivasi siswa kelas VIII semester I terhadap materi Perkembangan dan
Pertumbuhan di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta?
2) Apakah media pembelajaran audio visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII semester I terhadap materi Perkembangan dan
Pertumbuhan di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta?
1.2.Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih fokus dan terarah maka penulis membatasi
masalah pada beberapa hal yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1) Materi yang digunakan adalah pertumbuhan dan perkembangan dengan
standar kompetensi 1, yaitu memahami berbagai sistem dalam kehidupan
manusia dan kompetensi dasarnya adalah 1.1. yaitu menganalisa
pentingnya pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup.
2) Media audio-visual yang akan dipilih dalam penelitian ini adalah jenis
video dan animasi.
3) Kelas VIII di SMP Pangudi Luhur 1 terdiri dari 6 kelas yaitu VIII A
hingga VIII F. Penulis memilih kelas VIII C sebagai objek untuk
melaksanakan penelitian.
4) Hasil belajar siswa sebagai objek penelitian akan dibatasi pada
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi dan hasil
belajar siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada materi
pertumbuhan dan perkembangan melalui penerapan media pembelajaran audio
visual.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti
Sebagai pengembangan pengetahuan tentang penelitian tindakan
kelas serta pengalaman dalam penggunaan media pembelajaran audio visual
dalam pembelajaran biologi pada materi pertumbuhan dan perkembangan.
2. Bagi Guru/Sekolah
Sebagai bahan pertimbangan dalam menetukan media pembelajaran
dengan tujuan agar dapat meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar
siswa.
3. Bagi Siswa
Sebagai wahana baru dalam proses meningkatkan pemahaman siswa
dalam pembelajaran materi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Makhluk
hidup.
E. Hipotesis
Media pembelajaran audio visual dapat meningkatkan motivasi dan hasil
belajaar siswa kelas VIII terhadap materi pertumbuhan dan perkembangan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Motivasi yang berasal dari kata motif, menurut James Draver memiliki
arti sebagai berikut : “Motive is an efective-conactive factor which operates in
determining the direction of an individual’s behavior towards an end or goal,
consioustly apprehended or unconsioustly.”(Slameto, 2010:58).
Jadi motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di
dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk
mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat
adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak atau pendorongnya (Slameto,
2010 : 58).
Menurut Daryanto dan Muljo R (2012 : 32), motivasi dapat diartikan
sebagai suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan dorongan untuk
mewujudkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian tujuan. Perilaku
belajar yang terjadi dalam proses pembelajaran adalah pencapaian tujuan dan
hasil belajar.
2. Macam-macam Motivasi
Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu dan dapat pula timbul akibat
pengaruh dari luar dirinya (Daryanto dan Muljo R, 2012 : 10). Uraiannya
1) Motivasi Intrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri
tanpa ada paksaan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri.
Misalnya anak mau belajar karena ingin menjadi orang berguna bagi nusa,
bangsa dan negara. Oleh karena itu, ia rajin belajar tanpa ada suruhan dari
orang lain.
Prayitno (1989 : 11) mengemukakan bahwa di dalam proses belajar, siswa
yang termotivasi secara intrinsik dapat dilihat dari kegiatannya yang tekun
dalam mengerjakan tugas-tugas belajar karena merasa butuh dan ingin
mencapai tujuan belajar yang sebenarnya. Secara langsung dapat disimpulkan
bahwa siswa yang termotivasi secara intrinsik aktifitasnya akan lebih baik
bila dibandingkan dengan siswa yang termotivasi secara ekstrinsik.
2) Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu,
apakah karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga
dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau
belajar. Misalnya seorang mau belajar karena ia disuruh oleh orang tuanya
agar mendapat peringkat pertama di kelasnya (Daryanto dan Muljo R, 2012 :
10).
3. Motivasi Belajar
Uno (2006:31) mengemukakan motivasi belajar adalah dorongan
internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan
perubahan tingkah laku yang pada umumnya dengan beberapa indikator
meliputi: 1) Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil; 2) Adanya dorongan
Adanya penghargaan dalam belajar; 5) Adanya kegiatan yang menarik dalam
belajar; 6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan
seorang siswa dapat belajar dengan baik.
Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan
keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita.
Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar
yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik(Uno, 2007:10).
B. Belajar
1. Pengertian Belajar
Menurut Agus Suprijono (2009:3), belajar dalam idealisme berarti
kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya.
Namun, realitas yang dipahami oleh sebagian besar masyarakat tidaklah
demikian. Belajar dianggapnya properti sekolah. Kegiatan belajar selalu
dikaitkan dengan tugas-tugas sekolah. Sebagian besar masyarakat menganggap
belajar di sekolah adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan.
Anggapan tersebut tidak seluruhnya salah, sebab seperti dikatakan Reber dalam
bukunya, bahwabelajar adalah the process of aquiring knowlege. Belajar
adalah proses mendapatkan pengetahuan.
Belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan dalam praktiknya
banyak dianut. Guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan
ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat mengumpulkan
atau menerimanya. Proses belajar mengajar ini banyak didominasi aktivitas
yang telah dipelajarinya. Sudah barang tentu pengertian pengertian belajar
seperti ini secara esensial belum memadai. Perlu anda pahami, perolehan
pengetahuan maupun upaya penambahan pengetahuan hanyalah salah satu
bagian kecil dari kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya
(Suprijono, 2009:4).
Setelah paradigma pembelajaran berkembang, belajar dimaknai sebagai
kegiatan aktif siswa dalam membagun makna atau pemahaman. Tanggung
jawab belajar ada pada diri siswa, sedangkan guru bertanggung jawab untuk
menciptakan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab
siswa untuk belajar sepajang hayat. Belajar bukan lagi merupakan konsekuensi
otomatis dari penyampaian informasi oleh guru ke dalam kepala seorang
peserta didik. Belajar membutuhkan keterlibatan mental dan aktivitas siswa
sendiri. Artinya baru bermakna jika ada pembelajaran terhadap dan oleh siswa.
Siswa sebagai subjek didik harus secara aktif meraih dan memperoleh
pegetahuan baru sesuai dengan minat, bakat, perilaku dan norma-norma serta
nilai-nilai yang berlaku. Belajar adalah suatu kebutuhan hidup yang self
generating, yang mengupayakan diri sendiri, karena sejak lahir manusia memiliki dorongan untuk melangsungkan hidup, menuju suatu tujuan tertentu
(Suyono dan Hariyanto, 2011 : 14).
2. Prinsip Belajar
Berikut adalah prinsip-prinsip belajar: menurut Suprijono (2009 : 4-5).
Pertama, prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku
a. Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang
disadari.
b. Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya.
c. Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.
d. Positif atau berakumulasi.
e. Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.
f. Permanen atau tetap, sebagaimana dikatakan oleh Wittig dalam
Suprijono (2009:4), belajar sebagai any relatively permanent change in
an organism’s behavioral reperoire that occurs as a result of experience.
g. Bertujuan dan terarah.
h. Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.
Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong
kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistemik
yang dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan
fungsional dari berbagai komponen belajar.
Ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada
dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya. Wiliam Burton mengemukakan di dalam buku Suprijono
(2009:5), bahwa a good learning situation consist of a rich and varied
series of learning experiences unnified around a vigerous purpose and
3. Tujuan Belajar
Tujuan belajar sebenarnya sangat banyak dan bervariasi. Tujuan belajar
yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional, lazim
dinamakan instructional effect, yang biasa berbentuk pengetahuan dan
keterampilan. Sementara, tujuan belajar sebagai hasil yang menyertai tujuan
belajar instruksional lazim disebut nurturant effect. Bentuknya berupa, kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis,
menerima orang lain dan sebagainya. Tujuan ini merupakan konsekuensi logis
dari peserta didik “menghidupi” (live in) suatu sistem lingkungan belajar
tertentu (Suprijono, 2009 : 5).
4. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan (Suprijono, 2009). Merujuk
pemikiran Gagne, hasil belajar berupa:
a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara
spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak
memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan
aturan.
b. Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep
dan lambang. Kemampuan intelektual terdiri dari kemampuan
mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan
mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual
c. Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan
konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak
jasmani.
e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan
menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan
kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.
Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Domain kognitif adalah kowlege (pengetahuan, ingatan), application
(menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis
(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan
evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima),
responding (memberikan respons), valuing (nilai), organization (organisasi),
characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initionary, pre-routine, dan rountinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif,
teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual. Sementara, menurut Lindgren
hasil pembelajaran meliputi percakapan, informasi, pengertian, dan sikap
(Suprijono, 2009 : 6 – 7).
Yang harus diingat, hasil belajar adalah perubahan perilaku secara
keseluruhan bukan hanya salah satu aspek kemanusiaan saja. Artinya, hasil
tersebut diatas tidak terlihat sebagai fragmentaris atau terpisah, melainkan
komprehensif (Suprijono, 2009 : 6-7).
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Secara umum, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu
faktor yang ada dalam diri siswa dan faktor eksternal yaitu faktor yang berada
di luar diri pelajar (Daryanto, 2012:27).
Yang tergolong faktor internal adalah :
a. Faktor fisiologis atau jasmani individu baik bersifat bawaan maupun
yang diperoleh dengan melihat, mendengat, struktur tubuh, cacat tubuh
dan sebagainya.
b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun keturunan yang
meliputi:
1. Faktor intelektual terdiri dari :
- Faktor potensial, yaitu intelegensi dan bakat
- Faktor aktual yaitu kecakapan nyata dan prestasi
2. Faktor non intelektual yaitu komponen kepribadian tertentu seperti
sikap, minat, kebiasaan, motivasi, kebutuhan, konsep diri, penyesuaian
diri, emosional dan sebagainya.
c. Faktor kematangan baik fisik, maupun psikis.
Yang tergolong faktor eksternal adalah:
1. Faktor sosial, terdiri dari :
- Faktor lingkungan keluarga
- Faktor lingkungan sekolah
- Faktor lingkungan masyarakat
2. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,
kesenian.
3. Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim,
dan sebagainya.
4. Faktor spiritual atau lingkungan keagamaan.
Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung atau
tidak langsung dalam mempengaruhi hasil belajar yang dicapai
seseorang. Karena adanya faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi
prestasi belajar yaitu motivasi berprestasi, intelegensi, dan kecemasan
(Daryanto, 2012:27).
C. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak
dari kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah (antara dua pihak atau kutub) atau suatu alat. Media juga dapat diartikan sebagai
perantaraatau penghubung antara dua pihak, yaitu antara sumber pesan dengan
penerima pesan atau informaasi. Oleh karena itu, media pembelajaran berarti
suatu yang mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan kepada
penerima pesan (Anitah, 2008 : 1).
Anitah (2008 : 2) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah
setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang
memungkinkan pembelajar menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Dengan pengertian itu, guru atau dosen, buku ajar, lingkungan adalah media
pembelajaran. Setiap media merupakan sarana untuk menuju ke suatu tujuan.
lain. Informasi ini mungkin didapat dari buku-buku, rekaman, internet, film,
mikrofilm, dsb. Semu itu adalah media pembelajaran karena memuat informasi
yang dapat di komunikasikan kepada pebelajar.
Konsep media pembelajaran memiliki dua segi yang satu sama lain
saling menunjang, yaitu perangkat keras (hardware) dan materi atau bahan
yang disebut perangkat lunak (software). Contoh; bila guru membuat bagan
atau tulisan pada suatu transparansi, kemudian diproyeksikan melalui overhead
projektor (OHP), maka bahan/materi transparan/OHP tersebut dinamakan
perangkat lunak (software), sedangkan OHP itu sendiri merupakan
alat/perangkat keras (hardware) yang digunakan untuk memproyeksikan
(memantulkan) materi pelajaran paada layar. Contoh lain hardware, misalnya:
slide proyektor, opaque proyektor, LCD proyektor, film proyektor, sedangkan
contoh software: transparansi, film slide, MS power point, film (Anitah, 2008 :
3).
2. Manfaat Media
Secara umum manfaat media pembelajaran, menurut
Sestyaningrum(2009:20) adalah memperlancar interaksi antara guru dengan
siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif dan efisien. Sedangkan
secara lebih khusus manfaat media pembelajaran adalah:
1) Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan.Dengan bantuan
media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar guru dapat dihindari dan
dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa
2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.Media dapat
menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik
secara alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru untuk
menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak
membosankan.
3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.Dengan media akan terjadinya
komunikasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru cenderung
bicara satu arah.
4) Efisiensi dalam waktu dan tenaga.Dengan media tujuan belajar akan lebih
mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal
mungkin. Guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara
berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih
mudah memahami pelajaran.
5) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.Media pembelajaran dapat
membantu siswa menyerap materi belajar lebih mandalam dan utuh. Bila
dengan mendengar informasi verbal dari guru saja, siswa kurang memahami
pelajaran, tetapi jika diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh,
merasakan dan mengalami sendiri melalui media pemahaman siswa akan
lebih baik.
6) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan
kapan saja.Media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga
siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan
kapanpun tanpa tergantung seorang guru.Perlu kita sadari waktu belajar di
sekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak justru di luar lingkungan
7) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses
belajar.Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong
siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri
sumber-sumber ilmu pengetahuan.Mengubah peran guru ke arah yang lebih
positif dan produktif.Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga
banyak memiliki waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif
lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan
kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain.
3. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran
Menurut Wayan (2007: 6) landasan penggunaan media pembelajaran
antara lain landasan filosofis, psikologis, teknologis, dan empiris.
1) Landasan filosofis
Landasan Filosofis adalah guru menganggap siswa sebagai anak
manusia yang memiliki kerpribadian, harga diri, motivasi, dan memiliki
kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang lain, maka baik menggunakan
media hasil teknologi baru atau tidak, proses pembelajaran yang dilakukan
akan tetap menggunakan pendekatan humanis.
2) Landasan psikologis
Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka
ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Di samping itu, persepsi siswa juga
sangat mempengaruhi hasil belajar.
Oleh sebab itu, dalam pemilihan media, di samping memperhatikan
kompleksitas dan keunikan proses belajar, memahami makna persepsi serta
diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran dapat berlangsung
secara efektif.
Untuk maksud tersebut, perlu: (1) diadakan pemilihan media yang tepat
sehingga dapat menarik perhatian siswa serta memberikan kejelasan obyek
yang diamatinya, (2) bahan pembelajaran yang akan diajarkan disesuaikan
dengan pengalaman siswa.
3) Landasan teknologis
Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan,
pengembangan, penerapan, pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber
belajar, jadi teknologi pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu
yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk
menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan,
mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di
mana kegiatan belajar itu mempunya tujuan dan terkontrol.
Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalah dilakukan dalam
bentuk: kesatuan komponen-komponen sistem pembelajaran yang telah
disusun dalam fungsi disain atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta
dikombinasikan sehingga menjadi sistem pembelajaran yang
lengkap.Komponen-komponen ini termasuk pesan, orang, bahan, media,
peralatan, teknik, dan latar.
4) Landasan empiris
Temuan-temuan penelitian menunjukan bahwa terdapat interaksi antara
media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil
bila ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik
tipe atau gaya belajarnya.
Siswa yang memiliki tipe belajar visual akan lebih memperoleh
keuntungan bila belajar menggunakan media visual, seperti gambar, diagram,
video, atau film. Sementara siswa yang tipe belajar auditif, akan lebih suka
belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau ceramah guru.
Akan lebih tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut
jika menggunakan media audio-visual.
Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan media
pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru tetapi harus
mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik pembelajaran,
karakteristik materi pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.
4. Macam – macam Media Pembelajaran
Syaiful dan Aswan (2010 : 124) mengemukakan media yang telah dikenal
dewasa ini tidak hanya terdiri dari dua jenis, teapi sudah lebih dari itu.
Klasifikasinya bisa dilihat dari jenisnya, daya liputnya, dan dari bahan serta
cara pembuatannya.
3.4.1. Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam:
a. Media auditif
Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara
saja, seperti radio, cassette recorder, piringan hitam. Media ini tidak
cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengaran.
b. Media visual
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan.
(film rangkai), slide (film bingkai) foto, gambar atau lukisan, dan
cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol
yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.
c. Media audiovisual
Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena
meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media ini dibagi
lagi ke dalam:
1. Audiovisual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar
diam seperti film bingkai suara (sound slide), film rangkai suara, dan
cetak suara.
2. Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara
dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video cassette.
Pembagian lain dari media ini adalah:
a. Audiovisual murni, yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal
dari satu sumber seperti film video-cassette, dan
b. Audio visual tidak murni, yaitu yang unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang
gambarnya bersumber dari slides proyektor dan unsur suaranya
bersumber dari tape recorder. Contoh lainnya adalah film strip suara dan
cetak suara.
3.4.2. Dilihat dari daya liputnya, media dibagi ke dalam:
a. Media dengan daya liput luas dan serentak
Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat
Contoh : radio dan televisi
b. Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat
Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang
khusus seperti film, sound slide, film rangkai, yang harus menggunakan
tempat yang tertutup dan gelap.
c. Media untuk pengajaran individual
Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri. Termasuk media ini
adalah modul berprogram dan pengajaran melalui komputer.
3.4.3. Dilihat dari bahan pembuatannya, media dibagi ke dalam:
a. Media sederhana
Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara
pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit.
b. Media kompleks
Media ini adalah media yang bahan dan alat pembuatannya sulit
diperoleh serta mahal harganya, sulit membuatnya, dan penggunaannya
memerlukan keterampilan yang memadai (Syaiful dan Aswan, 2010 :
125-126).
5. Media Audio – Visual
Media audio visual adalah suatu media yang terdiri atas media visual yang
disinkronkan dengan media audio, yang sangat memungkinkan terjalinnya
komunikasi dua arah antara guru dan anak didik di dalam proses belajar
mengajar. Yang termasuk dalam media ini antara lain : sound slide, TV, film,
dan lain sebagainya (Rinanto, 1982: 21)
Pengajaran melalui media audio visual jelas bercirikan pemakaian
recorder, dan proyektor visual yang lebar. Jadi pengajaran melalui audio visual
adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui
pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada
pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa (Azhar, 2011: 30-31).
Ciri-ciri utama teknologi media audio visual adalah sebagai berikut
(Azhar, 2011:31) :
a. Bisa bersifat linear;
b. Bisa menyajikan visual yang dinamis;
c. Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
perancang/pembuatnya;
d. Merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak;
e. Dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif;
f. Umumnya mereka berorientasi kepada guru dengan tinggkat pelibatan
interaktif murid yang rendah.
Adapun tiga fungsi alat-alat audio visual, yaitu pertama alat-alat audio
visual mempermudah menyampaikan dan menerima pelajaran atau informasi
serta dapat menghindarkan salah pengertian, artinya dapat menyampaikan
pengertian atau informasi dengan cara yang lebih konkret daripada yang
disampaikan dengan kata-kata yang diucapkan, dicetak atau ditulis. Sebab itu
alat-alat audio visual dapat membuat suatu pengertian atau informasi menjadi
lebih berarti. Kita lebih mudah dan lebih cepat belajar dengan melihat alat-alat
sensori seperti gambar, bagan, contoh barang atau model. Dengan melihat dan
sekaligus mendengar, orang yang menerima pelajaran dapat lebih mudah dan
lebih cepat mengerti tentang apa yang dimaksud. Keragu-raguan atau salah
mendorong keinginan untuk mengetahui lebih banyak. Dorongan itu adalah
dari pemindahan suatu ide dari pikiran seseorang kepada orang lain. Alat-alat
audio visual memberi dorongan dan motivasi serta membangkitkan keinginan
untuk mengetahui dan menyelidiki, yang akhirnya menjurus kepada pengertian
yang lebih baik. Ketiga alat-alat audio visual mengekalkan pengertian yang
didapat, salah satu penyebab utama dari tidak efisiennya cara belajar dan
berkomunikasi adalah bahwa manusia pelupa. Alat-alat audio visual tidak saja
menghasilkan cara belajar yang efektif dalam waktu yang lebih singkat, tetapi
apa yang diterima melalui alat-alat audio visual lebih lama dan lebih baik
tinggal dalam ingatan (Uno, 1981:16-18).
Namun demikian, penggunaan media audio visual membutuhkan
keterampilan yang khusus dalam pengoperasian komputer dengan perangkat
lunaknya. Jika pengajar tidak memiliki kemampuan tersebut, maka ia
memerlukan seorang asisten atau operator. Selain itu, penggunaan media audio
visual juga memerlukan biaya pengadaan dan pengoperasian yang mahal
(Gintings, 2010:147).
D. Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Pengeran (2013)
dalam penelitiannya yang berjudul “Penggunaan Media Animasi pada Sistem
Pencernaan untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI
IPA SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat”, diketahui bahwa penggunaan
media animasi dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI
Pada siklus I prosentase motivasi belajar siswa untuk kategori tinggi sebesar
78,23% kemudian meningkat menjadi 81,15% pada siklus II. Disamping itu,
hasil belajar aspek kognitif juga mengalami peningkatan, dimana prosentase
ketuntasan klasikal sebesar 75% pada siklus I meningkat menjadi 100% pada
siklus II. begitu pulapada afektif meningkat dari 72,78% pada siklus I
menjadi 77,71% pada siklus II untuk kategori tinggi.
E. Kerangka Berpikir
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan
dengan guru biologi kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, salah satu
materi yang cukup sulit dipahami siswa yaitu ‘Pertumbuhan dan
Perkembangan pada Makhluk Hidup’. Pada saat guru menjelaskan,siswa
kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran dan suka mengobrol dengan
teman sebangkunya.
Dengan penerapan media audio visual pada materi Pertumbuhan dan
Perkembangan Makhluk Hidup, sesuai dengan penelitian yang relevan,
diharapkan siswa tertarik, antusias, dan aktif menerima materi pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Dimana pada materi ini banyak yang perlu
dijelaskan dengan menggunakan gambar terlebih gambar bergerak, misalnya
proses metamorfosis dan metagenesis. Penomena tersebut tidak cukup hanya
dijelaskan dengan metode ceramah. Sehingga penggunaan media ini
diharapkan dapat menumbuhkan motivasi siswa diikuti dengan peningkatan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Digunakannya metode penelitian bertujuan agar penelitian yang dilakukan
dapat mencapai kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research) yang tindakannya mengarah pada pemecahan masalah pembelajaran
melalui penerapan langsung di kelas atau ditempat mana saja guru
melaksanakan tugas-tugas pembelajaran (Muslich, 2010 : 8).
Penelitianinitermasukdalampenelitiantindakankelaskarenamasalahyang
diangkatdidasarkanpadamasalah yang terjadi di lapangan.Dalamhalini, yang
akanditeliti adalah penggunaan media audio visual di kelas VIII C SMP
Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
B. Setting Penelitian i. Waktu dan Tempat
a) Waktu penelitian:
Penelitian ini dilaksanakan pada Oktober 2013, bertepatan dengan
materi yang akan disampaikan.
b) Tempat penelitian:
ii. Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII C SMP
Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada semester I (ganjil) tahun ajaran 2013 –
2014 dengan jumlah 44 siswa.
iii. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar siswa.
C. Rancangan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini mengikuti tahap-tahap penelitian tindakan kelas
(PTK) yang pelaksanaan tindakannya menggunakan model Hopkins (1992)
yang terdiri dari beberapa siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap-tahap, yaitu :
perencanaan tindakan, pemberian tindakan, observasi, dan refleksi.
Tahap-tahap penelitian dalam masing-masing tindakan terjadi secara berulang yang
akhirnya menghasilkan beberapa tindakan dalam penelitian tindakan kelas.
Taha-tahap tersebut membentuk spiral yang dapat digambarkan sebagai
berikut:
Bagan di atas menggambarkan aktivitas dalam PTK yang diawali
dengan (1) perencanaan tindakan awal (Planning), (2) pelaksanaan tindakan dan observasi (Acting and observation), (3) Refleksi (Reflection), dan (4)
Rencana yang direvisi kemudian seterusnya sampai dicapainya kualitas
pembelajaran yang diinginkan.
i. Perencanaan Pra Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dengan dua siklus yang
tiap-tiap siklus terdiri atas 2 kali pertemuan dengan beberapa tahap yaitu: tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi.
a. Pra Tindakan
1. Identifikasi masalah, langkah ini diawali dengan menganalisis hasil
belajar siswa berdasarkan hasil ulangan harian pada materi pertumbuhan
dan perkembangan pada tahun sebelumnya.
2. Observasi, observasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal
tentang kegiatan belajar mengajar biologi dikelas VIII C SMP Pangudi
Luhur 1 Yogyakarta.
3. Analisis studi pustaka sesuai dengan permasalahan dan judul penelitian.
4. Menyelesaikan rancangan penelitian dengan bimbingan dosen, hingga
memperoleh persetujuan untuk melakukan penelitian dari dosen yang
bersangkutan.
5. Permintaan izin untuk melakukan penelitian kepada Sekretariat Jurusan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma
(USD) Yogyakarta.
6. Menghubungi pihak SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, dengan
biologi dengan menyerahkan surat izin penelitian dari Universitas Sanata
Dharma (USD) Yogyakarta
ii. Siklus I
Pembelajaran pada siklus 1 dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan
sebanya 4x40 menit. Pertemuan pertama pada hari Jumat, 4 Oktober 2013
sedangkan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 5 Oktober 2013.
1. Perencanaaan Tindakan Siklus I
Berdasarkan hasil observasi, maka peneliti merencanakan tindakan
kelas untuk menerapkan penggunaan media pembelajaaran audio visual.
Rencana tindakan adalah sebagai berikut:
a. Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) pokok bahasan
pengertian pertumbuhan dan perkembangan.
b. Menyiapkan LKS (Lembar Kerja Siswa).
c. Membuat soal test pada siklus I
d. Menyiapkan alat/bahan/sumber belajar yang diperlukan untuk
pembelajaran dalam siklus I
e. Menyusun lembar observasi tentang aktivitas siswa di kelas.
f. Menyusun lembar observasi tentang aktivitas guru selama proses belajar
mengajar di kelas.
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Tahap ini merupakan tahap penerapan kegiatan pembelajaran yang
telah disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan
a. Kegiatan Awal
Pada awal kegiatan, guru pelaksana menyampaikan salam pembuka dan
menyiapkan kondisi belajar siswa di kelas.
Guru pelaksana tindakan membuka pelajaran dengan menanyakan
kepada salah satu siswa “apa yang kamu ketahui mengenai
pertumbuhan?”
Guru menayangkan gambar penampang melintang batang mangga
melalui power point untuk memusatkan perhatian siswa kemudian
menanyakan kepada siswa mengenai gambar tersebut.
Menyampaikantujuanpembelajaran yang akan dicapai.
b. KegiatanInti
Menyampaikan materi dengan menggunakan media audio visual
mengenai perbedaan pertumbuhan dan perkembangan serta faktor yang
mempengaruhinya.
Membagi siswa dalam 8 kelompok yang beranggotakan 4 orang dalam
masing-masing kelompok kemudian membagi lembar LKS pada tiap
kelompok
Meminta tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi
Meminta kelompok lain menanggapi hasil presentasi kelompok yang
maju
Menyampaikanklarifikasi
c. Evaluasi
Mengajak siswa membuat rangkuman dengan bertanya pada tiap siswa
satu persatu kemudian meminta teman lain menanggapi
d. Observasi siklus I
Pengamatan dilakukan oleh guru dan dibantu oleh dua orang observer
selama pelaksanaan tindakan. Yang menjadi fokus pengamatan adalah:
1. Motivasi siswa selama mengikuti pembelajaran yang dapat dilihat dari
antusiasme siswa,
2. Hasil belajar siswa yang mencakup kemampuan kognitif dan afektif.
e. Refleksi siklus I
Refleksi dilakukan oleh guru dan peneliti pada akhir siklus I untuk melihat
kelebihan dan kekurangan tindakan pada siklus I. Hasil refleksi menjadi acuan
penyempurnaan tindakan pada siklus II. Inti pembahasan adalah:
a. Menganalisis kelebihan dan kekurangan yang masih terdapat pada
rancangan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual.
b. Mendiskusikan perencanaan pembelajaran berikutnya.
iii. Siklus II a. Kegiatan awal
Pada awal kegiatan, guru pelaksana menyampaikan salam pembuka dan
menyiapkan kondisi belajar siswa di kelas serta membacakan presensi
siswa,
Guru pelaksana tindakan membuka pelajaran dengan menanyakan
kembali apa yang masih mereka ingat mengenai pelajaran pertumbuhan
dan perkembangan sebelumnya (padasiklus I),
Guru menayangkan gambar fase morula, blastula dan seteerusnyamelalui
power point untuk memusatkan perhaatian siswa kemudian menanyakan
Menyampaikantujuanpembelajaran yang akan dicapai.
b. KegiatanInti
Menyampaikanmateridenganmenggunakan video mengenai
fasepertumbuhandanperkembanganpadamanusia.
Membagisiswadalam9 kelompok yang beranggotakan 3-4 orang dalam
masing-masing kelompok secara acak dengan anggota kelompok yang
berbeda dari anggota kelompok pada siklus I kemudianmembagilembar
LKS padatiapkelompok.
Memintatiapkelompokmempresentasikanhasildiskusi.
Meminta kelompok lain menanggapi hasil presentasi kelompok yang
maju.
Menyampaikan klarifikasi.
c. Evaluasi
Mengajak siswa membuat rangkuman dengan bertanya pada tiap siswa
satu persatu kemudian meminta teman lain menanggapi.
Mengajak siswa merefleksikan hasil pembelajaran hari ini.
d. Observasisiklus II
Pengamatan pada siklus II ini tidak berbeda dengan siklus I yaitu, dilakukan
oleh guru dan dibantu oleh dua orang observer selama pelaksanaan tindakan.
Yang menjadi fokus pengamatan adalah:
1. Motivasi siswa selama mengikuti pembelajaran. Dapat dilihat dari
antusiasme siswa.
2. Hasil belajar siswa yang mencakup kemampuan kognitif dan afektif.
Pengamatandilakukanmenggunakan lembar observasi, kamera,
e. Refleksi siklus II
Pada tahap ini hasil yang diperoleh selama proses belajar mengajar,yaituhasil
tes, dan hasil lembar observasi dibahas setelah itu ditarik kesimpulan apakah
tindakan berhasil atau tidak. Diharapkan pada akhir siklus ini motivasi dan
hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada materi
pertumbuhan dan perkembangan di dapat meningkat.
D.Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a) Variabel bebas : media pembelajaran video
b) Variabel terikat : motivasi dan hasil belajar siswa
c) Variabel kontrol :siswa kelas VIII F SMP Pangudi Luhur
Yogyakarta.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari instrumen
pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.
i. Instrumen Pembelajaran, meliputi:
1. Silabus Biologi SMP kelas VIII.
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajarn (RPP)
RPP merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebaai
pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran.
Masing-masing RPP berisi kompetensi dasar, indikatorpencapaian
hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar
mengajar (Daryanto, 2011:186).
LKS ini digunakan siswa dalam proses pembelajaran.
ii. Instrumen Pengumpulan Data, meliputi: a. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai
hasil belajar siswa pada ranah afektif.
b. Angket / Kuisioner
Menurut Suparno (2007 : 61), angket/kuisioner adalah sejumlah
pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden yang
ingin diketahui. Dalam penelitian ini, kuisioner digunakan untuk
mengetahui tingkat motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar.
Kuisioner terdiri dari dua jenis, yang pertama yaitu kuisioner yang
digunakan pada awal pertemuan sebelum proses belajar berlangsung dan
yang kedua adalah kuisioner yang digunakan untuk mengukur motivasi
siswa setelah proses belajar berlangsung. Masing-masing kuisioner
terdiri dari 20 item dengan 4 alternatif jawaban yaitu, sangat setuju (SS),
setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Untuk setiap
item kuisioner terdiri dari pernyataan positif dan pernyataan negatif.
Butir-butir pernyataan dalam kuisioner disusun berdasarkan indikator
motivasi belajar. Indikator motivasi belajar untuk kuisioner motivasi
belajar awal siswa antara lain:
a) Dorongan Belajar
(1) Keinginan belajar
(2) Perhatian belajar
b) Usaha Belajar
(2) Mencatat pelajaran
(3) Mengerjakan tugas
(4) Mencari informasi
(5) Usaha mendapatkan nilai
(6) Mempelajari buku
(7) Umpan balik
(8) Kerjasama
(9) Tanggung jawab
Kemudian indikator motivasi belajar untuk kuisioner motivasi
belajar akhir siswa antara lain:
(1)Penguasaan materi
(2)Kesiapan
(3)Ketertarikan
(4)Keseriusan
(5)Partisipasi
c. Test Formatif
Tes formatif bertujuan untuk memperoleh masukan tentang tingkat
keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran. Masukan ini berguna
untuk memperbaiki strategi mengajar (Mardapi, 2008:69).
Tes ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada ranah
kognitif. Tes ini diberikan pada setiap akhir siklus. Bentuk tes berupa tes
F. Analisa Data
Data yang diperoleh dikumpulkan dan diolah sedemikian rupa, hingga
hasilnya dapat disajikan sebagai bahan untuk analisis dan dalam rancangan
penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai peningkatan
motivasi dan hasil belajar setelah mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan media audio visual.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Kuisioner/Angket Motivasi Belajar
Pada rancangan ini digunakan 2 jenis kuisioner yaitu kuisioner untuk
mengukur motivasi belajar awal siswa sebelum diberi tindakan dan
kuisioner motivasi belajar akhir siswa setelah diberi tindakan. Kuisioner
tersebut digunakan untuk mengetahui skor motivasi belajar siswa dan untuk
mengetahui apakah motivasi belajar siswa meningkat atau tidak setelah
diberi tindakan.
Data yang diperoleh dari kuisioner dianalisis dengan tahap-tahap
sebagai berikut :
kuisioner yang telah diisi oleh siswa dikategorikan dalam pernyataan
positif dan pernyataan negatif, kemudian masing-masing kategori jawaban
tersebut diberi skor.
Penetapan skor untuk pernyataan positif dan pernyataan negatif
Tabel. 1. Penetapan skor kuisioner motivasi
Skor yang diperoleh siswa dalam kuisioner kemudian dicari skor
keseluruhannya sehingga diperoleh data skor setiap siswa, kemudian dari skor
tersebut dicari prosentase motivasi siswa dengan menggunakan perhitungan
sebagaiberikut:
Prosentase motivasi = ℎ
ℎ 100%
Seluruh prosentase skor masing-masing siswa dikategorikan dengan
acuan sebagai berikut:
Tabel 2.Kriteriamotivasisiswa
Kemudian untuk mengetahui prosentase jumlah siswa dengan motivasi
minimal tinggi digunakan perhitungan sebagai berikut:
Setelah data motivasi siswa diperoleh, peneliti dapat menyimpulkan
berdasarkan target yang diinginkan. Dalam peelitian ini, peningkatan motivasi
belajar siswa di kelas selama mengikuti pembelajaran biologi pertumbuhan dan
perkembangan dengan menggunakan media audio-visual video lebih atau sama
dengan 61% termasuk dalam kategori tinggi.
2. Hasil Belajar
Data hasil belajar dalam penelitian ini mencakup 2 ranah, yaitu
ranah kognitif dan afektif. Setiap ranah memiliki penilaian yang berbeda.
Untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa pada ranah kognitif peneiti
berpedoman pada hasil tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda dan uraian,
sedangkan untuk mengetahui tingkat hasil belajar ranah afektif peneliti
berpedoman pada lembar observasi. Perhitungan hasil belajar pada setiap
ranah adalah sebagai berikut:
i. Ranah Kognitif
Pengukuran hasil belajar siswa pada ranah kognitif menggunakan tes
tertulis.
Adapun teknik penskoran adalah sebagai berikut:
a) Ketuntasan individu
Setiap siswa dalam proses belajar mengajar dikatakan tuntas
apabila memperoleh nilai ≥ 75 (KKM). Tes kognitif dilaksanakan setiap
akhir siklus yang ditujukan untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Adapun untuk mengetahui ketuntasan individual maka dapat
= ∑
∑ 100%
Tabel 3. Kriteria Skor Ketuntasan Individu
Nilai Individu Keterangan
≤ 74 dari KKM Tidak Tuntas ≥ 75 dari KKM Tuntas
Untuk mengetahui skor rata-rata kelas menggunakan rumus
sebagai berikut:
− = ∑ ℎ ℎ
∑
b) Ketuntasan klasikal
Ketuntasan klasikal dikatakan telah dicapai apabila siswa
memenuhi KKM dengan target pencapaian ideal ≥ 75 % dari jumlah
siswa dalam kelas.
Untuk mengetahui ketuntasan secara klasikal menggunakan
rumus sebagai berikut:
%
100
1x
n
n
KK
Keterangan :
KK = Ketuntasan Klasikal
n1 = Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 75
ii. Ranah Afektif
Pengukuran hasil belajar siswa pada ranah afektif menggunakan
lembar observasi. Penilaian hasil belajar ranah afektif dapat dilihat dari
skor pada lembar observasi aspek afektif yang diperoleh. Persentase
perolehan skor pada lembar observasi aspek afektif dikualifikasi untuk
menentukan seberapa besar partisipasi dan tanggapan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran menggunakan media audio visual.
Data rata-rata persentase ranah afektif siswa diperoleh dari tiap
pertemuan pembelajaran setiap siklus, ranah afektif siswa dianalisis
dengan menggunakan deskriptif kuantitatif, yaitu dengan mencari
prosentasi tertinggi pada tiap kategori kemudian diambil rata-rata
keseluruhan kategori seluruh siswa berdasarkan pengamatan dari beberapa
observer/pengamat dengan kriteria sebagai berikut:
= 100%
Keterangan :
p = presentase skor hasil observasi kelompok siswa
q = jumlah keseluruhan skor yang diperoleh kelompok
r = skor maksimal (total skor)
Adapunkriteria prosentaseskor hasil belajar ranah afektif siswa adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.Kriterialembar observasi ranah afektifsiswa
0 – 20 Sangat Rendah 21 – 40 Rendah 41 – 60 Sedang 61 – 80 Tinggi 81 – 100 Sangat tinggi
Setelah data observasi ranah afektif siswa secara kelompok diperoleh,
kemudian menentukan prosentase jumlah kelompok siswa dengan hasil
belajar ranah afektif minimal tinggi digunakan perhitungan sebagai
berikut;
= ℎ
ℎ 100 %
Sehingga peneliti dapat menentukan kesimpulan berdasarkan target
yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Peningkatan hasil belajar siswa
ranah afektif selama mengikuti proses pembelajaran lebih atau sama
dengan 61% termasuk dalam kategori tinggi.
G.Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini meliputi peningkatan motivasi
dan hasil belajar aspek kognitifdan afektif.
Tabel. 5. Indikator Keberhasilan Penelitian
Variabel Instrumen Data awal Indikator ketercapaian belajar siswa di kelas
2. Nilai rata-rata
Penelitian dilaksanakan padaOktober 2013, bertepatan materi sistem
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan dan Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VIII C SMP Pangudi
Luhur 1 Yogyakarta pada bulan Oktober 2013. Adapun tujuan dari penelitian ini
yaitu untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar ranah kognitif dan afektif
siswa kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada materi pertumbuhan
dan perkembangan. Objek penelitian ini adalah siswa kelas VIII C SMP Pangudi
Luhur 1 Yogyakarta yang terdiri dari 44 siswa, namun pada saat pengumpulan
data, ada beberapa siswa yang datanya tidak lengkap sehingga hanya diperoleh
siswa dengan data yang lengkap sebanyak 35 siswa. Pelaksanaan penelitian ini
terdiri dari 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Berikut
uraian mengenai proses pelaksanaan dan hasil yang diperoleh selama proses
pelaksanaan penelitian.
1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan Awal (Planning)
Pada tahap ini, peneliti menyiapkan semua instrumen yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian siklus I, seperti kuisioner
motivasi awal, lembar observasi, LKS, serta soal post test, maupun
video dan speaker yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Pertemuan pertama pada siklus I dimulai pada tanggal 4 Oktober
2013, pukul 08.35 – 09.15, istirahat kemudian dilanjutkan lagi pada
pukul 09.30 – 10.10. Sebelum melaksanakan proses pembelajaran,
peneliti membagi kuisioner motivasi awal dan meminta siswa
menjawab dengan teliti dan cermat.
Setelah siswa mengumpulkan kuisioner, peneliti yang bertindak
sebagai guru melaksanakan tindakan penelitian sesuai pada RPP yang
telah dibuat sebelumnya. Pembelajaran diawali dengan apersepsi
kemudian dilanjutkan dengan tahap eksplorasi. Pada tahap ini guru
membagi siswa dalam beberapa kelomppok kemudian menayangkan
video dan meminta siswa memperhatikan. Lalu dilanjutkan dengan
diskusi siswa dalam masing-masing kelompok untuk mengisi LKS.
Pada saat siswa berdiskusi, guru mengamati sikap siswa didampingi
oleh observer yang mengamati dan mengisi lembar observasi.
Gb. 2. Siswa mengamati video dan siswa berdiskusi siklus I
Diakhir pelajaran, guru meluruskan penjelasan siswa dan
menjelaskan sedikit materi yang belum tersampaikan dan memberi
kesempatan pada siswa untuk bertanya. Selanjutnya guru menutup
pelajaran dan menginformasikan mengenai apa yang akan dipelajari