• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan media pembelajaran audio visual untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada materi pertumbuhan dan perkembangan - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Penggunaan media pembelajaran audio visual untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada materi pertumbuhan dan perkembangan - USD Repository"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA

PADA MATERI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Disusun oleh: Vina Fitriana NIM : 091434030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

A k a l bu d i t a n p a p en get a h u a n a d a l a h

l a k sa n a t a n a h y a n g t a k d i ol a h ,

l a k sa n a r a ga m a n u si a y a n g k ek u r a n ga n m a k a n .

(K a hli l Gi br a n)

Persembahan

Sk r i p si i n i sa y a p er sem ba h k a n u n t u k k el u a r ga t er ci n t a ,

A l m a m a t er U n i v er si t a s Sa n a t a D h a r m a , d a n

(5)
(6)
(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penggunaan Media

Pembelajaran Audio Visual untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar

Siswa Kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada Materi Pertumbuhan

dan Perkembangan”.

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana pendidikan (S.Pd) pada program studi Pendidikan Biologi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama masa studi dan penyusunan skripsi, penulis mendapat dukungan

baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Pada

kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J. selaku Rektor Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak R. Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma

3. Bapak Brs. A. Atmadi, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro M.For.Sc. selaku Kepala Program

Pendidikan Biologi.

5. Ibu Luisa Diana Handoyo M.Si. selaku wakil kepala Program Pendidikan

Biologi.

6. Ibu Ch. Retno Herrani Setyati, M. Biotech. selaku dosen penguji saat ujian

skripsi.

7. Ibu Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd selaku Dosen pembimbing skripsi yang

telah membimbing dan senantiasa memberikan waktu luang bagi penulis

dalam menyelesaikan skripsi.

8. Segenap dosen Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang telah

(8)
(9)

ix ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas mengguakan model Hopkins. Model penelitian ini diawali dengan tahap perencanaan tindakan, pemberian tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta 2013/2014 dengan jumlah siswa 31 siswa.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup dengan menggunakan media pembelajaran audio visual. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa silabus, RPP, LKS, kuisioner, lembar observasi dan post test.

Walaupun target penelitian untuk aspek motivasi tercapai, namun prosentase tingkatmotivasi siswa mengalami penurunan yaitu 100% pada siklus I menjadi 96,77%pada siklus II. Begitu pula untuk hasil belajar, yaitu hasil belajar ranah afektif yang juga mencapai target penelitian namun prosentase tingkat ketercapaian menurun dari 74,18% pada siklus I menjadi 70,96% pada siklus II. Prosentase ketuntasan klasikal untuk hasil belajar ranah kognitif mengalami penurunan dari 70,96% pada siklus I menjadi 41,93% pada siklus II. target penelitian untuk hasil belajar ranah kognitif belum tercapai.

Dengan demikian, disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual pada materi pertumbuhan dan perkembangan belum dapat mempertahankan motivasi dan belum dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.

(10)

x ABSTRACT

This research is classroom action research using Hopkins model. It begins by planning, acting and observation, and then reflection. This research was implemented to 44 students of class VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.

This research aims to increase motivation and outcome of learning on growth and development of organism using audio visual learning media. Its instrument consist of questionnaire, observation sheet, and post test sheet.

This research result shows an achievement of target although student motivation was decreased from 100% on first cycle to be 96,77% on second cycle. Outcome of learning in affektive category shows the same thingwhere on the first cycle it got 74,18% but on second cycle it got 70,96%.Outcome of learning in cognitive category has 70,96% decreasing to 41,93% on second cycle. The target was not achieved.

In conclusion, applying audio visual learning media did not increase yet student motivation and outcome of learning on growth and development in class VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.

Keyword :Hopkins, observation, reflection, audio visual, instrument post test.

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

a. Latar Belakang Masalah ... 1

b. Rumusan Masalah ... 3

c. Batasan Masalah ... 4

d. Tujuan Penelitian ... 4

e. Manfaat Penelitian ... 4

f. Hipotesis ... 4

(12)

xii

a. Motivasi ... 5

1. Pengertian Motivasi ... 5

2. Macam – macam Motivasi ... 5

3. Motivasi belajar ... 6

b. Belajar... 7

1. Pengertian Belajar ... 7

2. Prinsip Belajar ... 8

3. Tujuan Belajar ... 10

4. Hasil Belajar ... 10

5. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 12

c. Media Pembelajaran ... 13

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 13

2. Manfaat Media ... 14

3. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran ... 16

4. Macam-macam Media Pembelajaran ... 18

5. Media Audio Visual ... 20

6. Penelitian yang Relevan ... 22

7. Kerangka Berpikir ... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 24

a. Jenis Penelitian ... 24

b. Setting Penelitian ... 24

1. Waktu dan Tempat ... 24

2. Subyek Penelitian ... 25

(13)

xiii

c. Rancangan Penelitian ... 25

i. Perencanaan Pra Tindakan ... 26

ii. Siklus I ... 27

iii. Siklus II ... 29

d. Variabel Penelitian ... 31

e. Instrumen Penelitian ... 31

i. Instrumen Pembelajaran ... 31

ii. Instrumen Pengumpulan Data ... 32

f. Analisa Data ... 34

1. Kuisioner/Angket Motivasi Belajar ... 34

2. Hasil Belajar ... 36

3. Indikator Keberhasilan ... 39

4. Jadwal Penelitian ... 40

5. Personalia ... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41

a. Deskripsi Pelaksanaan dan Hasil Penelitian ... 41

b. Analisa Data ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 57

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1. Model Penelitian Tindakan Kelas Hopkins ... 25

2. Gambar 2. Siswa Mengamati Video dan Siswa Berdiskusi Siklus I ... 42

3. Gambar 3. Siswa Mempersentasikan Hasil Diskusi... 46

4. Gambar 4. Diagram Motivasi Belajar Siswa ... 52

5. Gambar 5. Diagram Hasil Belajar Kognitif ... 53

6. Gambar 6. Diagram Nilai Rata-rata Hasil Belajar Kognitif ... 53

(15)

xv

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1. Penetapan Skor Kuisioner Motivasi ... 35

2. Tabel 2. Kriteria Motivasi Siswa ... 35

3. Tabel 3. Kriteria Skor Ketuntasan Individu ... 37

4. Tabel 4. Kriteria Lembar Observasi Ranah Afektif Siswa ... 38

5. Tabel 5. Indikator Keberhasilan Penelitian ... 39

6. Tabel 6. Hasil Motivasi Belajar Awal ... 43

7. Tabel 7. Hasil Post Test Siklus I ... 43

8. Tabel 8. Hasil Afektif Siswa Siklus I ... 44

9. Tabel 9. Hasil Motivasi Belajar Akhir ... 47

10.Tabel 10. Hasil Post Test Siklus II ... 47

11.Tabel 11. Hasil Afektif Siswa Siklus II... 48

12.Tabel 12. Analisis Kuisioner Motivasi Belajar Siswa ... 50

13.Tabel 13. Analisis Hasil Belajar Kognitif Siswa ... 50

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Silabus Pembelajaran ... 1

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 3

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 12

4. Lembar Kerja Siswa 1 (LKS 1) Siklus I ... 23

5. Lembar Kerja Siswa 2 (LKS 2) Siklus I ... 24

6. Lembar Kerja Siswa 3 (LKS 3) Siklus II ... 25

7. Lembar Kerja Siswa 4 (LKS 4) Siklus II ... 26

8. Kisi-Kisi Ulangan Harian I (Siklus I) ... 27

9. Kisi-Kisi Ulangan Harian II (Siklus II) ... 28

10.Soal Ulangan Harian I (Siklus I) ... 29

11.Soal Ulangan Harian II (Siklus II) ... 31

12.Kunci Jawaban Ulangan Harian I (Siklus I) ... 33

13.Kunci Jawaban Ulangan Harian II (Siklus II) ... 35

14.Kisi-Kisi Kuisioner Motivasi Awal Siswa ... 37

15.Kuisioner Motivasi I (Awal) Siswa ... 38

16.Kisi-Kisi Kuisioner Motivasi Belajar Akhir Siswa ... 41

17.Kuisioner Motivasi II (Akhir) Siswa ... 42

18.Lembar Observasi Siswa Siklus I Dan II ... 45

19.Hasil Motivasi Siswa Siklus I dan II ... 47

20.Hasil Belajar Ranah Afektif Siklus I dan II... 48

21.Daftar Nilai Post Test Siklus I dan II ... 49

(17)

xvii

23.Hasil Motivasi Siswa Siklus II ... 53

24.Hasil Post Test Siklus I ... 55

25.Hasil Post Test Siklus II ... 57

26.Hasil Lembar Observasi Siklus I ... 59

27.Hasil Lembar Observasi Siklus II ... 61

28.Hasil Jawaban LKS Siklus I ... 63

29.Hasil Jawaban LKS Siklus II ... 65

30.Surat Ijin Penelitian dari Universitas ... 67

31.Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah ... 68

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPA di SMP

Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, materi biologi yang cukup sulit dipahami siswa

kelas VIII semester I salah satunya adalah materi pertumbuhan dan

perkembangan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang tidak

memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang sudah ditetapkan yaitu 75.

Didapati nilai rata-rata untuk materi pertumbuhan dan perkembangan tahun

ajaran 2012-2013 yaitu 53,27. Hanya 27,3% siswa yang mencapai kriteria

ketuntasan minimal dan 72,7% lainnya tidak memenuhi kriteria ketuntasan

minimal.

Berdasarkan observasi langsung di kelas, siswa juga terlihat kurang

antusias dalam mengikuti pembelajaran. Banyak yang mengobrol sendiri dan

terkadang bermain alat elektronnik seperti handphone. Hal tersebut cukup

membuktikan bahwa siswa kelas VIII di SMP Pangudi Luhur 1 ini kurang

memiliki motivasi belajar terhadap materi pelajaran biologi, pertumbuhan dan

perkembangan.

Di setiap kelas di SMP PL 1 ini sudah tersedia giant screen sebagai alat

bantu guru mengajar jika diperlukannya video, film, atau gambar-gambar yang

berhubungan dengan materi ajar agar siswa dapat memahami lebih jelas

mengenai materi yang disampaikan oleh guru. Namun selama ini, fasilitas

tersebut jarang sekali digunakan karena guru masih terbiasa dengan gaya lama,

(19)

video dll. Padahal media pembelajran sangat dibutuhkan untuk memusatkan

perhatian siswa agar lebih fokus dalam menerima pelajaran sehingga proses

pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran yang bertujuan

untuk memberikan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam serta

prinsip dan konsep IPA yang berhubungan dengan lingkungan dan teknologi

sehingga untuk mencapai tujuan tersebut, siswa tidak cukup jika belajar hanya

dengan mendengarkan ceramah dan penjelasan dari guru mengenai konsep

serta teori dari suatu materi pelajaran IPA, siswa juga harus bisa membangun

pemahaman serta gambaran mengenai teori atau materi yang disampaikan oleh

guru serta mampu menemukan konsep sendiri mengenai suatu materi pelajaran.

Penggunaan alat bantu mengajar seperti media pembelajaran sangat

dibutuhkan dalam proses belajar mengajar, terutama pada materi pertumbuhan

dan perkembangan pada manusia. Materi ini sangat membutuhkan media yang

dapat memperlihatkan fase atau proses pertumbuhan dan perkembangan

manusia dari embrio dan seterusnya serta perbedaan antara pertumbuhan dan

perkembangan secara lebih jelas. Oleh sebab itu, penulis ingin melakukan

penelitian yang berjudul “Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual

untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP

(20)

B. Rumusan Masalah Dan Batasan Masalah 1.1.Rumusan Masalah

1) Apakah media pembelajaran audio visual dapat meningkatkan motivasi siswa kelas VIII semester I terhadap materi Perkembangan dan

Pertumbuhan di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta?

2) Apakah media pembelajaran audio visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII semester I terhadap materi Perkembangan dan

Pertumbuhan di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta?

1.2.Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih fokus dan terarah maka penulis membatasi

masalah pada beberapa hal yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1) Materi yang digunakan adalah pertumbuhan dan perkembangan dengan

standar kompetensi 1, yaitu memahami berbagai sistem dalam kehidupan

manusia dan kompetensi dasarnya adalah 1.1. yaitu menganalisa

pentingnya pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup.

2) Media audio-visual yang akan dipilih dalam penelitian ini adalah jenis

video dan animasi.

3) Kelas VIII di SMP Pangudi Luhur 1 terdiri dari 6 kelas yaitu VIII A

hingga VIII F. Penulis memilih kelas VIII C sebagai objek untuk

melaksanakan penelitian.

4) Hasil belajar siswa sebagai objek penelitian akan dibatasi pada

(21)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi dan hasil

belajar siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada materi

pertumbuhan dan perkembangan melalui penerapan media pembelajaran audio

visual.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Sebagai pengembangan pengetahuan tentang penelitian tindakan

kelas serta pengalaman dalam penggunaan media pembelajaran audio visual

dalam pembelajaran biologi pada materi pertumbuhan dan perkembangan.

2. Bagi Guru/Sekolah

Sebagai bahan pertimbangan dalam menetukan media pembelajaran

dengan tujuan agar dapat meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar

siswa.

3. Bagi Siswa

Sebagai wahana baru dalam proses meningkatkan pemahaman siswa

dalam pembelajaran materi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Makhluk

hidup.

E. Hipotesis

Media pembelajaran audio visual dapat meningkatkan motivasi dan hasil

belajaar siswa kelas VIII terhadap materi pertumbuhan dan perkembangan

(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Motivasi yang berasal dari kata motif, menurut James Draver memiliki

arti sebagai berikut : “Motive is an efective-conactive factor which operates in

determining the direction of an individual’s behavior towards an end or goal,

consioustly apprehended or unconsioustly.”(Slameto, 2010:58).

Jadi motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di

dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk

mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat

adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak atau pendorongnya (Slameto,

2010 : 58).

Menurut Daryanto dan Muljo R (2012 : 32), motivasi dapat diartikan

sebagai suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan dorongan untuk

mewujudkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian tujuan. Perilaku

belajar yang terjadi dalam proses pembelajaran adalah pencapaian tujuan dan

hasil belajar.

2. Macam-macam Motivasi

Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu dan dapat pula timbul akibat

pengaruh dari luar dirinya (Daryanto dan Muljo R, 2012 : 10). Uraiannya

(23)

1) Motivasi Intrinsik

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri

tanpa ada paksaan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri.

Misalnya anak mau belajar karena ingin menjadi orang berguna bagi nusa,

bangsa dan negara. Oleh karena itu, ia rajin belajar tanpa ada suruhan dari

orang lain.

Prayitno (1989 : 11) mengemukakan bahwa di dalam proses belajar, siswa

yang termotivasi secara intrinsik dapat dilihat dari kegiatannya yang tekun

dalam mengerjakan tugas-tugas belajar karena merasa butuh dan ingin

mencapai tujuan belajar yang sebenarnya. Secara langsung dapat disimpulkan

bahwa siswa yang termotivasi secara intrinsik aktifitasnya akan lebih baik

bila dibandingkan dengan siswa yang termotivasi secara ekstrinsik.

2) Motivasi Ekstrinsik

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu,

apakah karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga

dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau

belajar. Misalnya seorang mau belajar karena ia disuruh oleh orang tuanya

agar mendapat peringkat pertama di kelasnya (Daryanto dan Muljo R, 2012 :

10).

3. Motivasi Belajar

Uno (2006:31) mengemukakan motivasi belajar adalah dorongan

internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan

perubahan tingkah laku yang pada umumnya dengan beberapa indikator

meliputi: 1) Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil; 2) Adanya dorongan

(24)

Adanya penghargaan dalam belajar; 5) Adanya kegiatan yang menarik dalam

belajar; 6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan

seorang siswa dapat belajar dengan baik.

Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan

keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita.

Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar

yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik(Uno, 2007:10).

B. Belajar

1. Pengertian Belajar

Menurut Agus Suprijono (2009:3), belajar dalam idealisme berarti

kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya.

Namun, realitas yang dipahami oleh sebagian besar masyarakat tidaklah

demikian. Belajar dianggapnya properti sekolah. Kegiatan belajar selalu

dikaitkan dengan tugas-tugas sekolah. Sebagian besar masyarakat menganggap

belajar di sekolah adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan.

Anggapan tersebut tidak seluruhnya salah, sebab seperti dikatakan Reber dalam

bukunya, bahwabelajar adalah the process of aquiring knowlege. Belajar

adalah proses mendapatkan pengetahuan.

Belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan dalam praktiknya

banyak dianut. Guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan

ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat mengumpulkan

atau menerimanya. Proses belajar mengajar ini banyak didominasi aktivitas

(25)

yang telah dipelajarinya. Sudah barang tentu pengertian pengertian belajar

seperti ini secara esensial belum memadai. Perlu anda pahami, perolehan

pengetahuan maupun upaya penambahan pengetahuan hanyalah salah satu

bagian kecil dari kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya

(Suprijono, 2009:4).

Setelah paradigma pembelajaran berkembang, belajar dimaknai sebagai

kegiatan aktif siswa dalam membagun makna atau pemahaman. Tanggung

jawab belajar ada pada diri siswa, sedangkan guru bertanggung jawab untuk

menciptakan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab

siswa untuk belajar sepajang hayat. Belajar bukan lagi merupakan konsekuensi

otomatis dari penyampaian informasi oleh guru ke dalam kepala seorang

peserta didik. Belajar membutuhkan keterlibatan mental dan aktivitas siswa

sendiri. Artinya baru bermakna jika ada pembelajaran terhadap dan oleh siswa.

Siswa sebagai subjek didik harus secara aktif meraih dan memperoleh

pegetahuan baru sesuai dengan minat, bakat, perilaku dan norma-norma serta

nilai-nilai yang berlaku. Belajar adalah suatu kebutuhan hidup yang self

generating, yang mengupayakan diri sendiri, karena sejak lahir manusia memiliki dorongan untuk melangsungkan hidup, menuju suatu tujuan tertentu

(Suyono dan Hariyanto, 2011 : 14).

2. Prinsip Belajar

Berikut adalah prinsip-prinsip belajar: menurut Suprijono (2009 : 4-5).

Pertama, prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku

(26)

a. Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang

disadari.

b. Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya.

c. Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.

d. Positif atau berakumulasi.

e. Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.

f. Permanen atau tetap, sebagaimana dikatakan oleh Wittig dalam

Suprijono (2009:4), belajar sebagai any relatively permanent change in

an organism’s behavioral reperoire that occurs as a result of experience.

g. Bertujuan dan terarah.

h. Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.

Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong

kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistemik

yang dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan

fungsional dari berbagai komponen belajar.

Ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada

dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan

lingkungannya. Wiliam Burton mengemukakan di dalam buku Suprijono

(2009:5), bahwa a good learning situation consist of a rich and varied

series of learning experiences unnified around a vigerous purpose and

(27)

3. Tujuan Belajar

Tujuan belajar sebenarnya sangat banyak dan bervariasi. Tujuan belajar

yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional, lazim

dinamakan instructional effect, yang biasa berbentuk pengetahuan dan

keterampilan. Sementara, tujuan belajar sebagai hasil yang menyertai tujuan

belajar instruksional lazim disebut nurturant effect. Bentuknya berupa, kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis,

menerima orang lain dan sebagainya. Tujuan ini merupakan konsekuensi logis

dari peserta didik “menghidupi” (live in) suatu sistem lingkungan belajar

tertentu (Suprijono, 2009 : 5).

4. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan (Suprijono, 2009). Merujuk

pemikiran Gagne, hasil belajar berupa:

a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam

bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara

spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak

memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan

aturan.

b. Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep

dan lambang. Kemampuan intelektual terdiri dari kemampuan

mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan

mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual

(28)

c. Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan

aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan

konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak

dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak

jasmani.

e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan

penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan

menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan

kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.

Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Domain kognitif adalah kowlege (pengetahuan, ingatan), application

(menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis

(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan

evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima),

responding (memberikan respons), valuing (nilai), organization (organisasi),

characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initionary, pre-routine, dan rountinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif,

teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual. Sementara, menurut Lindgren

hasil pembelajaran meliputi percakapan, informasi, pengertian, dan sikap

(Suprijono, 2009 : 6 – 7).

Yang harus diingat, hasil belajar adalah perubahan perilaku secara

keseluruhan bukan hanya salah satu aspek kemanusiaan saja. Artinya, hasil

(29)

tersebut diatas tidak terlihat sebagai fragmentaris atau terpisah, melainkan

komprehensif (Suprijono, 2009 : 6-7).

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Secara umum, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu

faktor yang ada dalam diri siswa dan faktor eksternal yaitu faktor yang berada

di luar diri pelajar (Daryanto, 2012:27).

Yang tergolong faktor internal adalah :

a. Faktor fisiologis atau jasmani individu baik bersifat bawaan maupun

yang diperoleh dengan melihat, mendengat, struktur tubuh, cacat tubuh

dan sebagainya.

b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun keturunan yang

meliputi:

1. Faktor intelektual terdiri dari :

- Faktor potensial, yaitu intelegensi dan bakat

- Faktor aktual yaitu kecakapan nyata dan prestasi

2. Faktor non intelektual yaitu komponen kepribadian tertentu seperti

sikap, minat, kebiasaan, motivasi, kebutuhan, konsep diri, penyesuaian

diri, emosional dan sebagainya.

c. Faktor kematangan baik fisik, maupun psikis.

Yang tergolong faktor eksternal adalah:

1. Faktor sosial, terdiri dari :

- Faktor lingkungan keluarga

- Faktor lingkungan sekolah

- Faktor lingkungan masyarakat

(30)

2. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,

kesenian.

3. Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim,

dan sebagainya.

4. Faktor spiritual atau lingkungan keagamaan.

Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung atau

tidak langsung dalam mempengaruhi hasil belajar yang dicapai

seseorang. Karena adanya faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi

prestasi belajar yaitu motivasi berprestasi, intelegensi, dan kecemasan

(Daryanto, 2012:27).

C. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak

dari kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah (antara dua pihak atau kutub) atau suatu alat. Media juga dapat diartikan sebagai

perantaraatau penghubung antara dua pihak, yaitu antara sumber pesan dengan

penerima pesan atau informaasi. Oleh karena itu, media pembelajaran berarti

suatu yang mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan kepada

penerima pesan (Anitah, 2008 : 1).

Anitah (2008 : 2) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah

setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang

memungkinkan pembelajar menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Dengan pengertian itu, guru atau dosen, buku ajar, lingkungan adalah media

pembelajaran. Setiap media merupakan sarana untuk menuju ke suatu tujuan.

(31)

lain. Informasi ini mungkin didapat dari buku-buku, rekaman, internet, film,

mikrofilm, dsb. Semu itu adalah media pembelajaran karena memuat informasi

yang dapat di komunikasikan kepada pebelajar.

Konsep media pembelajaran memiliki dua segi yang satu sama lain

saling menunjang, yaitu perangkat keras (hardware) dan materi atau bahan

yang disebut perangkat lunak (software). Contoh; bila guru membuat bagan

atau tulisan pada suatu transparansi, kemudian diproyeksikan melalui overhead

projektor (OHP), maka bahan/materi transparan/OHP tersebut dinamakan

perangkat lunak (software), sedangkan OHP itu sendiri merupakan

alat/perangkat keras (hardware) yang digunakan untuk memproyeksikan

(memantulkan) materi pelajaran paada layar. Contoh lain hardware, misalnya:

slide proyektor, opaque proyektor, LCD proyektor, film proyektor, sedangkan

contoh software: transparansi, film slide, MS power point, film (Anitah, 2008 :

3).

2. Manfaat Media

Secara umum manfaat media pembelajaran, menurut

Sestyaningrum(2009:20) adalah memperlancar interaksi antara guru dengan

siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif dan efisien. Sedangkan

secara lebih khusus manfaat media pembelajaran adalah:

1) Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan.Dengan bantuan

media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar guru dapat dihindari dan

dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa

(32)

2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.Media dapat

menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik

secara alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru untuk

menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak

membosankan.

3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.Dengan media akan terjadinya

komunikasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru cenderung

bicara satu arah.

4) Efisiensi dalam waktu dan tenaga.Dengan media tujuan belajar akan lebih

mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal

mungkin. Guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara

berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih

mudah memahami pelajaran.

5) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.Media pembelajaran dapat

membantu siswa menyerap materi belajar lebih mandalam dan utuh. Bila

dengan mendengar informasi verbal dari guru saja, siswa kurang memahami

pelajaran, tetapi jika diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh,

merasakan dan mengalami sendiri melalui media pemahaman siswa akan

lebih baik.

6) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan

kapan saja.Media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga

siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan

kapanpun tanpa tergantung seorang guru.Perlu kita sadari waktu belajar di

sekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak justru di luar lingkungan

(33)

7) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses

belajar.Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong

siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri

sumber-sumber ilmu pengetahuan.Mengubah peran guru ke arah yang lebih

positif dan produktif.Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga

banyak memiliki waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif

lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan

kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain.

3. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran

Menurut Wayan (2007: 6) landasan penggunaan media pembelajaran

antara lain landasan filosofis, psikologis, teknologis, dan empiris.

1) Landasan filosofis

Landasan Filosofis adalah guru menganggap siswa sebagai anak

manusia yang memiliki kerpribadian, harga diri, motivasi, dan memiliki

kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang lain, maka baik menggunakan

media hasil teknologi baru atau tidak, proses pembelajaran yang dilakukan

akan tetap menggunakan pendekatan humanis.

2) Landasan psikologis

Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka

ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Di samping itu, persepsi siswa juga

sangat mempengaruhi hasil belajar.

Oleh sebab itu, dalam pemilihan media, di samping memperhatikan

kompleksitas dan keunikan proses belajar, memahami makna persepsi serta

(34)

diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran dapat berlangsung

secara efektif.

Untuk maksud tersebut, perlu: (1) diadakan pemilihan media yang tepat

sehingga dapat menarik perhatian siswa serta memberikan kejelasan obyek

yang diamatinya, (2) bahan pembelajaran yang akan diajarkan disesuaikan

dengan pengalaman siswa.

3) Landasan teknologis

Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan,

pengembangan, penerapan, pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber

belajar, jadi teknologi pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu

yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk

menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan,

mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di

mana kegiatan belajar itu mempunya tujuan dan terkontrol.

Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalah dilakukan dalam

bentuk: kesatuan komponen-komponen sistem pembelajaran yang telah

disusun dalam fungsi disain atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta

dikombinasikan sehingga menjadi sistem pembelajaran yang

lengkap.Komponen-komponen ini termasuk pesan, orang, bahan, media,

peralatan, teknik, dan latar.

4) Landasan empiris

Temuan-temuan penelitian menunjukan bahwa terdapat interaksi antara

media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil

(35)

bila ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik

tipe atau gaya belajarnya.

Siswa yang memiliki tipe belajar visual akan lebih memperoleh

keuntungan bila belajar menggunakan media visual, seperti gambar, diagram,

video, atau film. Sementara siswa yang tipe belajar auditif, akan lebih suka

belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau ceramah guru.

Akan lebih tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut

jika menggunakan media audio-visual.

Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan media

pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru tetapi harus

mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik pembelajaran,

karakteristik materi pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.

4. Macam – macam Media Pembelajaran

Syaiful dan Aswan (2010 : 124) mengemukakan media yang telah dikenal

dewasa ini tidak hanya terdiri dari dua jenis, teapi sudah lebih dari itu.

Klasifikasinya bisa dilihat dari jenisnya, daya liputnya, dan dari bahan serta

cara pembuatannya.

3.4.1. Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam:

a. Media auditif

Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara

saja, seperti radio, cassette recorder, piringan hitam. Media ini tidak

cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengaran.

b. Media visual

Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan.

(36)

(film rangkai), slide (film bingkai) foto, gambar atau lukisan, dan

cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol

yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.

c. Media audiovisual

Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur

gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena

meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media ini dibagi

lagi ke dalam:

1. Audiovisual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar

diam seperti film bingkai suara (sound slide), film rangkai suara, dan

cetak suara.

2. Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara

dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video cassette.

Pembagian lain dari media ini adalah:

a. Audiovisual murni, yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal

dari satu sumber seperti film video-cassette, dan

b. Audio visual tidak murni, yaitu yang unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang

gambarnya bersumber dari slides proyektor dan unsur suaranya

bersumber dari tape recorder. Contoh lainnya adalah film strip suara dan

cetak suara.

3.4.2. Dilihat dari daya liputnya, media dibagi ke dalam:

a. Media dengan daya liput luas dan serentak

Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat

(37)

Contoh : radio dan televisi

b. Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat

Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang

khusus seperti film, sound slide, film rangkai, yang harus menggunakan

tempat yang tertutup dan gelap.

c. Media untuk pengajaran individual

Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri. Termasuk media ini

adalah modul berprogram dan pengajaran melalui komputer.

3.4.3. Dilihat dari bahan pembuatannya, media dibagi ke dalam:

a. Media sederhana

Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara

pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit.

b. Media kompleks

Media ini adalah media yang bahan dan alat pembuatannya sulit

diperoleh serta mahal harganya, sulit membuatnya, dan penggunaannya

memerlukan keterampilan yang memadai (Syaiful dan Aswan, 2010 :

125-126).

5. Media Audio – Visual

Media audio visual adalah suatu media yang terdiri atas media visual yang

disinkronkan dengan media audio, yang sangat memungkinkan terjalinnya

komunikasi dua arah antara guru dan anak didik di dalam proses belajar

mengajar. Yang termasuk dalam media ini antara lain : sound slide, TV, film,

dan lain sebagainya (Rinanto, 1982: 21)

Pengajaran melalui media audio visual jelas bercirikan pemakaian

(38)

recorder, dan proyektor visual yang lebar. Jadi pengajaran melalui audio visual

adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui

pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada

pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa (Azhar, 2011: 30-31).

Ciri-ciri utama teknologi media audio visual adalah sebagai berikut

(Azhar, 2011:31) :

a. Bisa bersifat linear;

b. Bisa menyajikan visual yang dinamis;

c. Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh

perancang/pembuatnya;

d. Merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak;

e. Dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif;

f. Umumnya mereka berorientasi kepada guru dengan tinggkat pelibatan

interaktif murid yang rendah.

Adapun tiga fungsi alat-alat audio visual, yaitu pertama alat-alat audio

visual mempermudah menyampaikan dan menerima pelajaran atau informasi

serta dapat menghindarkan salah pengertian, artinya dapat menyampaikan

pengertian atau informasi dengan cara yang lebih konkret daripada yang

disampaikan dengan kata-kata yang diucapkan, dicetak atau ditulis. Sebab itu

alat-alat audio visual dapat membuat suatu pengertian atau informasi menjadi

lebih berarti. Kita lebih mudah dan lebih cepat belajar dengan melihat alat-alat

sensori seperti gambar, bagan, contoh barang atau model. Dengan melihat dan

sekaligus mendengar, orang yang menerima pelajaran dapat lebih mudah dan

lebih cepat mengerti tentang apa yang dimaksud. Keragu-raguan atau salah

(39)

mendorong keinginan untuk mengetahui lebih banyak. Dorongan itu adalah

dari pemindahan suatu ide dari pikiran seseorang kepada orang lain. Alat-alat

audio visual memberi dorongan dan motivasi serta membangkitkan keinginan

untuk mengetahui dan menyelidiki, yang akhirnya menjurus kepada pengertian

yang lebih baik. Ketiga alat-alat audio visual mengekalkan pengertian yang

didapat, salah satu penyebab utama dari tidak efisiennya cara belajar dan

berkomunikasi adalah bahwa manusia pelupa. Alat-alat audio visual tidak saja

menghasilkan cara belajar yang efektif dalam waktu yang lebih singkat, tetapi

apa yang diterima melalui alat-alat audio visual lebih lama dan lebih baik

tinggal dalam ingatan (Uno, 1981:16-18).

Namun demikian, penggunaan media audio visual membutuhkan

keterampilan yang khusus dalam pengoperasian komputer dengan perangkat

lunaknya. Jika pengajar tidak memiliki kemampuan tersebut, maka ia

memerlukan seorang asisten atau operator. Selain itu, penggunaan media audio

visual juga memerlukan biaya pengadaan dan pengoperasian yang mahal

(Gintings, 2010:147).

D. Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Pengeran (2013)

dalam penelitiannya yang berjudul “Penggunaan Media Animasi pada Sistem

Pencernaan untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI

IPA SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat”, diketahui bahwa penggunaan

media animasi dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI

(40)

Pada siklus I prosentase motivasi belajar siswa untuk kategori tinggi sebesar

78,23% kemudian meningkat menjadi 81,15% pada siklus II. Disamping itu,

hasil belajar aspek kognitif juga mengalami peningkatan, dimana prosentase

ketuntasan klasikal sebesar 75% pada siklus I meningkat menjadi 100% pada

siklus II. begitu pulapada afektif meningkat dari 72,78% pada siklus I

menjadi 77,71% pada siklus II untuk kategori tinggi.

E. Kerangka Berpikir

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan

dengan guru biologi kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, salah satu

materi yang cukup sulit dipahami siswa yaitu ‘Pertumbuhan dan

Perkembangan pada Makhluk Hidup’. Pada saat guru menjelaskan,siswa

kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran dan suka mengobrol dengan

teman sebangkunya.

Dengan penerapan media audio visual pada materi Pertumbuhan dan

Perkembangan Makhluk Hidup, sesuai dengan penelitian yang relevan,

diharapkan siswa tertarik, antusias, dan aktif menerima materi pada saat proses

pembelajaran berlangsung. Dimana pada materi ini banyak yang perlu

dijelaskan dengan menggunakan gambar terlebih gambar bergerak, misalnya

proses metamorfosis dan metagenesis. Penomena tersebut tidak cukup hanya

dijelaskan dengan metode ceramah. Sehingga penggunaan media ini

diharapkan dapat menumbuhkan motivasi siswa diikuti dengan peningkatan

(41)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Digunakannya metode penelitian bertujuan agar penelitian yang dilakukan

dapat mencapai kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action

Research) yang tindakannya mengarah pada pemecahan masalah pembelajaran

melalui penerapan langsung di kelas atau ditempat mana saja guru

melaksanakan tugas-tugas pembelajaran (Muslich, 2010 : 8).

Penelitianinitermasukdalampenelitiantindakankelaskarenamasalahyang

diangkatdidasarkanpadamasalah yang terjadi di lapangan.Dalamhalini, yang

akanditeliti adalah penggunaan media audio visual di kelas VIII C SMP

Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.

B. Setting Penelitian i. Waktu dan Tempat

a) Waktu penelitian:

Penelitian ini dilaksanakan pada Oktober 2013, bertepatan dengan

materi yang akan disampaikan.

b) Tempat penelitian:

(42)

ii. Subjek Penelitian

Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII C SMP

Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada semester I (ganjil) tahun ajaran 2013 –

2014 dengan jumlah 44 siswa.

iii. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar siswa.

C. Rancangan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini mengikuti tahap-tahap penelitian tindakan kelas

(PTK) yang pelaksanaan tindakannya menggunakan model Hopkins (1992)

yang terdiri dari beberapa siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap-tahap, yaitu :

perencanaan tindakan, pemberian tindakan, observasi, dan refleksi.

Tahap-tahap penelitian dalam masing-masing tindakan terjadi secara berulang yang

akhirnya menghasilkan beberapa tindakan dalam penelitian tindakan kelas.

Taha-tahap tersebut membentuk spiral yang dapat digambarkan sebagai

berikut:

(43)

Bagan di atas menggambarkan aktivitas dalam PTK yang diawali

dengan (1) perencanaan tindakan awal (Planning), (2) pelaksanaan tindakan dan observasi (Acting and observation), (3) Refleksi (Reflection), dan (4)

Rencana yang direvisi kemudian seterusnya sampai dicapainya kualitas

pembelajaran yang diinginkan.

i. Perencanaan Pra Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dengan dua siklus yang

tiap-tiap siklus terdiri atas 2 kali pertemuan dengan beberapa tahap yaitu: tahap

perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi.

a. Pra Tindakan

1. Identifikasi masalah, langkah ini diawali dengan menganalisis hasil

belajar siswa berdasarkan hasil ulangan harian pada materi pertumbuhan

dan perkembangan pada tahun sebelumnya.

2. Observasi, observasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal

tentang kegiatan belajar mengajar biologi dikelas VIII C SMP Pangudi

Luhur 1 Yogyakarta.

3. Analisis studi pustaka sesuai dengan permasalahan dan judul penelitian.

4. Menyelesaikan rancangan penelitian dengan bimbingan dosen, hingga

memperoleh persetujuan untuk melakukan penelitian dari dosen yang

bersangkutan.

5. Permintaan izin untuk melakukan penelitian kepada Sekretariat Jurusan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma

(USD) Yogyakarta.

6. Menghubungi pihak SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, dengan

(44)

biologi dengan menyerahkan surat izin penelitian dari Universitas Sanata

Dharma (USD) Yogyakarta

ii. Siklus I

Pembelajaran pada siklus 1 dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan

sebanya 4x40 menit. Pertemuan pertama pada hari Jumat, 4 Oktober 2013

sedangkan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 5 Oktober 2013.

1. Perencanaaan Tindakan Siklus I

Berdasarkan hasil observasi, maka peneliti merencanakan tindakan

kelas untuk menerapkan penggunaan media pembelajaaran audio visual.

Rencana tindakan adalah sebagai berikut:

a. Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) pokok bahasan

pengertian pertumbuhan dan perkembangan.

b. Menyiapkan LKS (Lembar Kerja Siswa).

c. Membuat soal test pada siklus I

d. Menyiapkan alat/bahan/sumber belajar yang diperlukan untuk

pembelajaran dalam siklus I

e. Menyusun lembar observasi tentang aktivitas siswa di kelas.

f. Menyusun lembar observasi tentang aktivitas guru selama proses belajar

mengajar di kelas.

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Tahap ini merupakan tahap penerapan kegiatan pembelajaran yang

telah disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan

(45)

a. Kegiatan Awal

 Pada awal kegiatan, guru pelaksana menyampaikan salam pembuka dan

menyiapkan kondisi belajar siswa di kelas.

 Guru pelaksana tindakan membuka pelajaran dengan menanyakan

kepada salah satu siswa “apa yang kamu ketahui mengenai

pertumbuhan?”

 Guru menayangkan gambar penampang melintang batang mangga

melalui power point untuk memusatkan perhatian siswa kemudian

menanyakan kepada siswa mengenai gambar tersebut.

 Menyampaikantujuanpembelajaran yang akan dicapai.

b. KegiatanInti

 Menyampaikan materi dengan menggunakan media audio visual

mengenai perbedaan pertumbuhan dan perkembangan serta faktor yang

mempengaruhinya.

 Membagi siswa dalam 8 kelompok yang beranggotakan 4 orang dalam

masing-masing kelompok kemudian membagi lembar LKS pada tiap

kelompok

 Meminta tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi

 Meminta kelompok lain menanggapi hasil presentasi kelompok yang

maju

 Menyampaikanklarifikasi

c. Evaluasi

 Mengajak siswa membuat rangkuman dengan bertanya pada tiap siswa

satu persatu kemudian meminta teman lain menanggapi

(46)

d. Observasi siklus I

Pengamatan dilakukan oleh guru dan dibantu oleh dua orang observer

selama pelaksanaan tindakan. Yang menjadi fokus pengamatan adalah:

1. Motivasi siswa selama mengikuti pembelajaran yang dapat dilihat dari

antusiasme siswa,

2. Hasil belajar siswa yang mencakup kemampuan kognitif dan afektif.

e. Refleksi siklus I

Refleksi dilakukan oleh guru dan peneliti pada akhir siklus I untuk melihat

kelebihan dan kekurangan tindakan pada siklus I. Hasil refleksi menjadi acuan

penyempurnaan tindakan pada siklus II. Inti pembahasan adalah:

a. Menganalisis kelebihan dan kekurangan yang masih terdapat pada

rancangan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual.

b. Mendiskusikan perencanaan pembelajaran berikutnya.

iii. Siklus II a. Kegiatan awal

 Pada awal kegiatan, guru pelaksana menyampaikan salam pembuka dan

menyiapkan kondisi belajar siswa di kelas serta membacakan presensi

siswa,

 Guru pelaksana tindakan membuka pelajaran dengan menanyakan

kembali apa yang masih mereka ingat mengenai pelajaran pertumbuhan

dan perkembangan sebelumnya (padasiklus I),

 Guru menayangkan gambar fase morula, blastula dan seteerusnyamelalui

power point untuk memusatkan perhaatian siswa kemudian menanyakan

(47)

 Menyampaikantujuanpembelajaran yang akan dicapai.

b. KegiatanInti

 Menyampaikanmateridenganmenggunakan video mengenai

fasepertumbuhandanperkembanganpadamanusia.

 Membagisiswadalam9 kelompok yang beranggotakan 3-4 orang dalam

masing-masing kelompok secara acak dengan anggota kelompok yang

berbeda dari anggota kelompok pada siklus I kemudianmembagilembar

LKS padatiapkelompok.

 Memintatiapkelompokmempresentasikanhasildiskusi.

 Meminta kelompok lain menanggapi hasil presentasi kelompok yang

maju.

 Menyampaikan klarifikasi.

c. Evaluasi

 Mengajak siswa membuat rangkuman dengan bertanya pada tiap siswa

satu persatu kemudian meminta teman lain menanggapi.

 Mengajak siswa merefleksikan hasil pembelajaran hari ini.

d. Observasisiklus II

Pengamatan pada siklus II ini tidak berbeda dengan siklus I yaitu, dilakukan

oleh guru dan dibantu oleh dua orang observer selama pelaksanaan tindakan.

Yang menjadi fokus pengamatan adalah:

1. Motivasi siswa selama mengikuti pembelajaran. Dapat dilihat dari

antusiasme siswa.

2. Hasil belajar siswa yang mencakup kemampuan kognitif dan afektif.

Pengamatandilakukanmenggunakan lembar observasi, kamera,

(48)

e. Refleksi siklus II

Pada tahap ini hasil yang diperoleh selama proses belajar mengajar,yaituhasil

tes, dan hasil lembar observasi dibahas setelah itu ditarik kesimpulan apakah

tindakan berhasil atau tidak. Diharapkan pada akhir siklus ini motivasi dan

hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada materi

pertumbuhan dan perkembangan di dapat meningkat.

D.Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a) Variabel bebas : media pembelajaran video

b) Variabel terikat : motivasi dan hasil belajar siswa

c) Variabel kontrol :siswa kelas VIII F SMP Pangudi Luhur

Yogyakarta.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari instrumen

pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.

i. Instrumen Pembelajaran, meliputi:

1. Silabus Biologi SMP kelas VIII.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajarn (RPP)

RPP merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebaai

pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran.

Masing-masing RPP berisi kompetensi dasar, indikatorpencapaian

hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar

mengajar (Daryanto, 2011:186).

(49)

LKS ini digunakan siswa dalam proses pembelajaran.

ii. Instrumen Pengumpulan Data, meliputi: a. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai

hasil belajar siswa pada ranah afektif.

b. Angket / Kuisioner

Menurut Suparno (2007 : 61), angket/kuisioner adalah sejumlah

pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden yang

ingin diketahui. Dalam penelitian ini, kuisioner digunakan untuk

mengetahui tingkat motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar.

Kuisioner terdiri dari dua jenis, yang pertama yaitu kuisioner yang

digunakan pada awal pertemuan sebelum proses belajar berlangsung dan

yang kedua adalah kuisioner yang digunakan untuk mengukur motivasi

siswa setelah proses belajar berlangsung. Masing-masing kuisioner

terdiri dari 20 item dengan 4 alternatif jawaban yaitu, sangat setuju (SS),

setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Untuk setiap

item kuisioner terdiri dari pernyataan positif dan pernyataan negatif.

Butir-butir pernyataan dalam kuisioner disusun berdasarkan indikator

motivasi belajar. Indikator motivasi belajar untuk kuisioner motivasi

belajar awal siswa antara lain:

a) Dorongan Belajar

(1) Keinginan belajar

(2) Perhatian belajar

b) Usaha Belajar

(50)

(2) Mencatat pelajaran

(3) Mengerjakan tugas

(4) Mencari informasi

(5) Usaha mendapatkan nilai

(6) Mempelajari buku

(7) Umpan balik

(8) Kerjasama

(9) Tanggung jawab

Kemudian indikator motivasi belajar untuk kuisioner motivasi

belajar akhir siswa antara lain:

(1)Penguasaan materi

(2)Kesiapan

(3)Ketertarikan

(4)Keseriusan

(5)Partisipasi

c. Test Formatif

Tes formatif bertujuan untuk memperoleh masukan tentang tingkat

keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran. Masukan ini berguna

untuk memperbaiki strategi mengajar (Mardapi, 2008:69).

Tes ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada ranah

kognitif. Tes ini diberikan pada setiap akhir siklus. Bentuk tes berupa tes

(51)

F. Analisa Data

Data yang diperoleh dikumpulkan dan diolah sedemikian rupa, hingga

hasilnya dapat disajikan sebagai bahan untuk analisis dan dalam rancangan

penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai peningkatan

motivasi dan hasil belajar setelah mengikuti pembelajaran dengan

menggunakan media audio visual.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dapat dijabarkan

sebagai berikut:

1. Kuisioner/Angket Motivasi Belajar

Pada rancangan ini digunakan 2 jenis kuisioner yaitu kuisioner untuk

mengukur motivasi belajar awal siswa sebelum diberi tindakan dan

kuisioner motivasi belajar akhir siswa setelah diberi tindakan. Kuisioner

tersebut digunakan untuk mengetahui skor motivasi belajar siswa dan untuk

mengetahui apakah motivasi belajar siswa meningkat atau tidak setelah

diberi tindakan.

Data yang diperoleh dari kuisioner dianalisis dengan tahap-tahap

sebagai berikut :

kuisioner yang telah diisi oleh siswa dikategorikan dalam pernyataan

positif dan pernyataan negatif, kemudian masing-masing kategori jawaban

tersebut diberi skor.

Penetapan skor untuk pernyataan positif dan pernyataan negatif

(52)

Tabel. 1. Penetapan skor kuisioner motivasi

Skor yang diperoleh siswa dalam kuisioner kemudian dicari skor

keseluruhannya sehingga diperoleh data skor setiap siswa, kemudian dari skor

tersebut dicari prosentase motivasi siswa dengan menggunakan perhitungan

sebagaiberikut:

Prosentase motivasi = ℎ

ℎ 100%

Seluruh prosentase skor masing-masing siswa dikategorikan dengan

acuan sebagai berikut:

Tabel 2.Kriteriamotivasisiswa

Kemudian untuk mengetahui prosentase jumlah siswa dengan motivasi

minimal tinggi digunakan perhitungan sebagai berikut:

(53)

Setelah data motivasi siswa diperoleh, peneliti dapat menyimpulkan

berdasarkan target yang diinginkan. Dalam peelitian ini, peningkatan motivasi

belajar siswa di kelas selama mengikuti pembelajaran biologi pertumbuhan dan

perkembangan dengan menggunakan media audio-visual video lebih atau sama

dengan 61% termasuk dalam kategori tinggi.

2. Hasil Belajar

Data hasil belajar dalam penelitian ini mencakup 2 ranah, yaitu

ranah kognitif dan afektif. Setiap ranah memiliki penilaian yang berbeda.

Untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa pada ranah kognitif peneiti

berpedoman pada hasil tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda dan uraian,

sedangkan untuk mengetahui tingkat hasil belajar ranah afektif peneliti

berpedoman pada lembar observasi. Perhitungan hasil belajar pada setiap

ranah adalah sebagai berikut:

i. Ranah Kognitif

Pengukuran hasil belajar siswa pada ranah kognitif menggunakan tes

tertulis.

Adapun teknik penskoran adalah sebagai berikut:

a) Ketuntasan individu

Setiap siswa dalam proses belajar mengajar dikatakan tuntas

apabila memperoleh nilai ≥ 75 (KKM). Tes kognitif dilaksanakan setiap

akhir siklus yang ditujukan untuk mengetahui hasil belajar siswa.

Adapun untuk mengetahui ketuntasan individual maka dapat

(54)

= ∑

∑ 100%

Tabel 3. Kriteria Skor Ketuntasan Individu

Nilai Individu Keterangan

≤ 74 dari KKM Tidak Tuntas ≥ 75 dari KKM Tuntas

Untuk mengetahui skor rata-rata kelas menggunakan rumus

sebagai berikut:

− = ∑ ℎ ℎ

b) Ketuntasan klasikal

Ketuntasan klasikal dikatakan telah dicapai apabila siswa

memenuhi KKM dengan target pencapaian ideal ≥ 75 % dari jumlah

siswa dalam kelas.

Untuk mengetahui ketuntasan secara klasikal menggunakan

rumus sebagai berikut:

%

100

1

x

n

n

KK

Keterangan :

KK = Ketuntasan Klasikal

n1 = Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 75

(55)

ii. Ranah Afektif

Pengukuran hasil belajar siswa pada ranah afektif menggunakan

lembar observasi. Penilaian hasil belajar ranah afektif dapat dilihat dari

skor pada lembar observasi aspek afektif yang diperoleh. Persentase

perolehan skor pada lembar observasi aspek afektif dikualifikasi untuk

menentukan seberapa besar partisipasi dan tanggapan siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran menggunakan media audio visual.

Data rata-rata persentase ranah afektif siswa diperoleh dari tiap

pertemuan pembelajaran setiap siklus, ranah afektif siswa dianalisis

dengan menggunakan deskriptif kuantitatif, yaitu dengan mencari

prosentasi tertinggi pada tiap kategori kemudian diambil rata-rata

keseluruhan kategori seluruh siswa berdasarkan pengamatan dari beberapa

observer/pengamat dengan kriteria sebagai berikut:

= 100%

Keterangan :

p = presentase skor hasil observasi kelompok siswa

q = jumlah keseluruhan skor yang diperoleh kelompok

r = skor maksimal (total skor)

Adapunkriteria prosentaseskor hasil belajar ranah afektif siswa adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.Kriterialembar observasi ranah afektifsiswa

(56)

0 – 20 Sangat Rendah 21 – 40 Rendah 41 – 60 Sedang 61 – 80 Tinggi 81 – 100 Sangat tinggi

Setelah data observasi ranah afektif siswa secara kelompok diperoleh,

kemudian menentukan prosentase jumlah kelompok siswa dengan hasil

belajar ranah afektif minimal tinggi digunakan perhitungan sebagai

berikut;

= ℎ

ℎ 100 %

Sehingga peneliti dapat menentukan kesimpulan berdasarkan target

yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Peningkatan hasil belajar siswa

ranah afektif selama mengikuti proses pembelajaran lebih atau sama

dengan 61% termasuk dalam kategori tinggi.

G.Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini meliputi peningkatan motivasi

dan hasil belajar aspek kognitifdan afektif.

Tabel. 5. Indikator Keberhasilan Penelitian

Variabel Instrumen Data awal Indikator ketercapaian belajar siswa di kelas

(57)

2. Nilai rata-rata

Penelitian dilaksanakan padaOktober 2013, bertepatan materi sistem

(58)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pelaksanaan dan Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VIII C SMP Pangudi

Luhur 1 Yogyakarta pada bulan Oktober 2013. Adapun tujuan dari penelitian ini

yaitu untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar ranah kognitif dan afektif

siswa kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada materi pertumbuhan

dan perkembangan. Objek penelitian ini adalah siswa kelas VIII C SMP Pangudi

Luhur 1 Yogyakarta yang terdiri dari 44 siswa, namun pada saat pengumpulan

data, ada beberapa siswa yang datanya tidak lengkap sehingga hanya diperoleh

siswa dengan data yang lengkap sebanyak 35 siswa. Pelaksanaan penelitian ini

terdiri dari 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Berikut

uraian mengenai proses pelaksanaan dan hasil yang diperoleh selama proses

pelaksanaan penelitian.

1. Siklus I

a. Perencanaan Tindakan Awal (Planning)

Pada tahap ini, peneliti menyiapkan semua instrumen yang

dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian siklus I, seperti kuisioner

motivasi awal, lembar observasi, LKS, serta soal post test, maupun

video dan speaker yang digunakan dalam proses pembelajaran.

(59)

Pertemuan pertama pada siklus I dimulai pada tanggal 4 Oktober

2013, pukul 08.35 – 09.15, istirahat kemudian dilanjutkan lagi pada

pukul 09.30 – 10.10. Sebelum melaksanakan proses pembelajaran,

peneliti membagi kuisioner motivasi awal dan meminta siswa

menjawab dengan teliti dan cermat.

Setelah siswa mengumpulkan kuisioner, peneliti yang bertindak

sebagai guru melaksanakan tindakan penelitian sesuai pada RPP yang

telah dibuat sebelumnya. Pembelajaran diawali dengan apersepsi

kemudian dilanjutkan dengan tahap eksplorasi. Pada tahap ini guru

membagi siswa dalam beberapa kelomppok kemudian menayangkan

video dan meminta siswa memperhatikan. Lalu dilanjutkan dengan

diskusi siswa dalam masing-masing kelompok untuk mengisi LKS.

Pada saat siswa berdiskusi, guru mengamati sikap siswa didampingi

oleh observer yang mengamati dan mengisi lembar observasi.

Gb. 2. Siswa mengamati video dan siswa berdiskusi siklus I

Diakhir pelajaran, guru meluruskan penjelasan siswa dan

menjelaskan sedikit materi yang belum tersampaikan dan memberi

kesempatan pada siswa untuk bertanya. Selanjutnya guru menutup

pelajaran dan menginformasikan mengenai apa yang akan dipelajari

Gambar

gambarnya bersumber dari slides proyektor dan unsur suaranya
Tabel. 1.  Penetapan skor kuisioner motivasi
Tabel 3.  Kriteria Skor Ketuntasan Individu
Tabel 4.Kriterialembar observasi ranah afektifsiswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

jula\ keroqDok relr va!,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab belum optimalnya alternatif penyelesaian sengketa hak kekayaan intelektual bidang desain industri di

Colours 1 Mengelola Data Master 2 Melakukan Transaksi 3 Membuat Laporan 1.1 Mengelola Data Master Produk 1.2 Mengelola Data Master Customer 2.1 Melakukan Transaksi Pemesanan

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia Email: 1) sriejulianto@yahoo.com, 2) yessica_24@yahoo.com,.

Hasil ini bertentangan terhadap trading range theory yang menyatakan bahwa manajemen melakukan stock split di dorong oleh perilaku praktisi pasar yang konsisten

kljabn nlglis ndFrm \ajud

Pada penelitian ini akan didapatkan tentang hubungan gaya kepemimpinan, budaya organisasi, dan motivasi kerja terhadap peningkatan kinerja karyawan pada lingkup

Steel Dalam Bentuk Tunggal dan Serabut Dengan Elektrolit NaCl ” merupakan penelitian yang baru dilakukan, maka untuk penelitian lebih lanjut disarankan. menggunakan