• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif.menurut Lincoln dan Guba (dalam Sutopo, 2006: 40) dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif.menurut Lincoln dan Guba (dalam Sutopo, 2006: 40) dalam"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

71 3.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan masalah yang diangkat dalam penelitian ini maka bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.Menurut Lincoln dan Guba (dalam Sutopo, 2006: 40) dalam penelitian kualitatif data yang dikumpulkan terutama berupa kata-kata, kalimat atau gambar yang memiliki arti lebih bermakna dan mampu memacu timbulnya pemahaman yang lebih nyata. Sifat penelitian semacam ini mampu memperlihatkan secara langsung hubungan transaksi antara peneliti dengan yang diteliti, yang memudahkan pencarian kedalaman makna.

Jenis penelitian deskriptif kualitatif yang digunakan pada penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan dan memahami informasi mengenai konflik antar fraksi di DPRD Kota Surakarta dalam kasus penolakan Raperda Kota Surakarta tentang minuman keras serta resolusi konflik yang dilakukan, secara mendalam dan obyektif. Selain itu, penelitian ini juga berusaha mendeskripsikan bentuk konflik yang terjadi serta proses politik di dalamnya.Kemudian dari hasil informasi tersebut, penelitian ini berusaha untuk mendeskripsikan fenomena kasus tersebut. Selain itu, penelitian ini juga menekanakan pada data data yang bersifat kualitas, seperti kata-kata, kalimat atau gambar serta analisis yang bersifat kualitatif.

(2)

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini meneliti tentang konflik antar fraksi-fraksi di DPRD Kota Surakarta dalam kasus penolakan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Kota Surakarta tentang Minuman Keras. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan di Kota Surakarta. Secara lebih rinci penelitian ini dilakukan di DPRD Kota Surakarta selaku pihak legislator yang mana di dalamnya terjadi pembahasan Raperda Kota Surakarta tentang Minuman Keras oleh fraksi-fraksi Partai Politik.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Ada dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: 1. Data Primer

Data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya, yakni subjek penelitan atau informan yang berkenaan dengan variabel yang diteliti atau data yang diperoleh dari responden secara langsung (Arikunto, 2010:22). Dalam penelitian ini data primer yang digunakan berupa hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap responden yang dapat dipercaya.

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari teknik pengumpulan data yang menunjang data primer (Arikunto, 2010:22).

(3)

Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan adalah data-data yang diperoleh dari studi pustaka beberapa berita online, artikel, buku dan literatur terkait. Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan antara lain, Risalah Lengkap Rapat DPRD Kota Surakarta tentang Minuman Keras, Renstra Kota Surakarta. Selain itu penelitian ini juga menggunakan beberapa berita online, artikel, buku serta literatur yang berkaitan dengan penelitian.

Selain jenis data juga dikenal adanya sumber data. Adapun yang menjadi sumber data suatu penelitian antara lain, informan dan dokumen (H.B. Sutopo : 2006). Dalam penelitian ini sumber data informan diperoleh melalui wawancara mendalam, sedangkan sumber data dokumen diperoleh melalui studi dokumentasi.

3.4 Teknik Pemilihan Informan

Informan merupakan hal terpenting dalam sebuah penelitian kualitatif. Informan akan mampu memberikan gambaran terkait berbagai informasi yang berkaitan dengan obyek penelitian. Oleh karena itu teknik penentuan informan menjadi sangat penting. Dalam penelitian ini digunakan teknik penentuan informan berupa purposive sampling. Dalam purposive sampling ini peneliti mempunyai atau memiliki kecenderungan untuk memilih informan yang dianggap memiliki informasi yang berkaitan dengan permasalahannya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap. Dalam tahap pengumpulan data, pilihan informan

(4)

dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peneliti dalam memperoleh data. (H.B Sutopo, 2006:64). Dalam penelitian ini, informan yang dipilih adalah pihak-pihak yang dianggap paham mengenai kasus ini secara mendalam. Adapun informan dalam penelitian ini antara lain:

1. Abdullah AA selaku anggota komisi I DPRD Kota Surakarta dari fraksi Demokrat Nurani Rakyat yang mana pada saat pembahasan Raperda Miras beliau adalah juru bicara fraksi Nurani Indonesia Raya.

2. H. Abdul Ghofar Ismail, S.Si selaku wakil ketua II DPRD Kota Surakarta dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera yang mana pada saat pembahasan Raperda Miras beliau adalah juru bicara fraksi Partai Keadilan Sejahtera.

3. Dipl. Ing. H. Quatly Abdulkadir Alkatiri selaku anggota komisi II DPRD Kota Surakarta dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera yang mana pada saat pembahasan Raperda Miras beliau adalah ketua fraksi Partai Keadilan Sejahtera.

4. YF. Sukasno, S.H selaku ketua komisi II DPRD Kota Surakarta dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang mana pada saat pembahasan Raperda Miras beliau adalah ketua rapat paripurna sekaligus ketua DPRD Kota Surakarta Periode 2009-2014.

5. Janjang Sumaryono Aji, SP selaku wakil ketua komisi II DPRD Kota Surakarta dari fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang mana pada saat pembahasan Raperda Miras beliau adalah juru bicara fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

(5)

6. Hj, Maria Sri Sumarni, S.E, M.M selaku sekretaris komisi III DPRD Kota Surakarta dari fraksi Partai Golkar yang mana pada pembahasan Raperda Miras beliau adalah juru bicara fraksi Partai Golongan Karya Sejahtera.

7. Teguh Semedi selaku staff ahli fraksi Persatuan Indonesia Raya dari Partai Gerindra, meskipun beliau tidak secara langsung terlibat dalam pembahasan Raperda Miras namun beliau selalu memberi masukan untuk fraksi.

8. Muhadi Syahroni, S.T selaku anggota komisi I DPRD Kota Surakarta dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera.

9. Endang Hendratni Heny Nogogini, SH., MH selaku sekretaris komisi I dari fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data antara lain sebagai berikut:

1. Wawancara Mendalam

Untuk mengumpulkan informasi dari sumber data ini diperlukan wawancara, yang dalam penelitian kualitatif khususnya dilakukan dalam bentuk yang disebut wawancara mendalam (in-depth interviewing). Menurut H.B Sutopo (2006: 68-70) tujuan utama melakukan wawancara adalah untuk menyajikan konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai para pribadi, peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaan,

(6)

motivasi, tanggapan atau persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan dan sebagainya, untuk merekonstruksi beragam hal seperti itu sebagai bagian dari pengalaman masa lampau, dan memproyeksikan hal-hal itu dikaitkan dengan harapan yang bisa terjadi di masa yang akan datang.

Menurut H. B Sutopo (2006), secara umum kita mengenal ada dua jenis teknik wawancara, yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur yang kebanyakan dilakukan dalam penelitian kuantitatif, dan wawancara tidak terstruktur yang disebut wawancara mendalam, yang pada umumnya dilakukan dalam penelitian kualitatif. Jenis wawancara tidak terstruktur/terbuka adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap.

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur namun tetap menggunakan pedoman wawancara yang beisi tentang garis besar pertanyaan yang nantinya pertanyaan selanjutnya akan digali sendiri dengan harapan akan memperoleh informasi yang lebih mendalam dari informan dan dan dapat mengarahkan pertanyaan selanjutnya sesuai dengan tujuan. Hasil wawancara yang diperoleh selanjutnya dianalisis dan disajikan sesuai dengan fokus kajian serta digunakan sebagai acuan penarikan kesimpulan. Wawancara dalam penelitian ini telah dilakukan terhadap 9 informan yang telah disebutkan sebelumnya dari mulai tanggal 21 Maret sampai 6 April 2016 di DPRD Kota Surakarta.

(7)

Dalam penelitian ini, aspek yang diteliti adalah proses formulasi kebijakan publik Raperda Kota Surakarta tentang Minuman Keras yang terjadi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Surakarta yang berupa pembahasan Draft Raperda Kota Surakarta tentang Minuman Keras dari mulai perumusan masalah sampai pada penetapan kebijakan. Sehingga pada penelitian ini, wawancara berpedoman dan diarahkan pada pokok-pokok persoalan sebagai berikut:

a. Proses perumusan kebijakan Rancangan Peraturan Daerah Kota Surakarta tentang Minuman Keras.

b. Keterlibatan Fraksi-fraksi partai politik di DPRD Kota Surakarta dalam kasus penolakan Raperda Miras.

c. Adanya konflik antar fraksi di DPRD dalam kasus penolakan Raperda Kota Surakarta tentang Minuman Keras.

d. Bentuk konflik antar fraksi di DPRD dalam perumusan kebijakan. e. Penyebab terjadinya konflik antar fraksidi DPRD dalam

perumusan kebijakan.

f. Adanya proses politik dalam rangka meminimalisir terjadinya konflik.

g. Bentuk resolusi dan manajemen konflik yang terjadi. 2. Studi Dokumentasi

Menurut Sugiyono, (2009:240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen digunakan untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan latar belakang yang

(8)

mendasari peristiwa yang terjadi saat ini. Selain itu, hasil penelitian dari wawancara akan semakin valid dan dapat dipercaya apabila didukung oleh dokumen-dokumen terkait, seperti arsip, buku, serta berita-berita yang relevan. Dalam penelitian ini beberapa dokumen yang digunakan antara lain:

a. Berita-berita dan artikel yang terkait baik dari berbagai media massa baik cetak maupun online. Misalnya berita dari website resmi DPRD Kota Surakarta, berita online dari tribunnews.com. b. Draft dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan

minuman keras, antara lain draft Raperda Kota Surakarta tentang Minuman Keras, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2013 Tentang Pengendalian Dan Pengawasan Minuman Beralkohol dan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol.

c. Risalah lengkap rapat paripurna DPRD Kota Surakarta tentang Minuman Keras. Misalnya, Risalah Lengkap Rapat Paripurna DPRD Kota Surakarta Tentang Raperda Tentang Palarangan, Pengawasan dan Pengendalian Peredaran Dan Penjualan Minuman Keras/ Beralkohol Tahun 2010 dan 2014.

d. Dokumen-dokumen dan arsip penunjang dalam pembahasan Raperda Kota Surakarta tentang Minuman Keras. Misalnya, Nota Dinas Tanggal 21 Februari 2014 Perihal Kajian Raperda

(9)

Pelarangan, Pengawasan Dan Pengendalian Peredaran Dan Penjualan Minuman Keras/ Beralkohol, serta Bahan Rapat Konsultasi DPRD Kota Surakarta tertanggal 8 Oktober 2013. e. Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

Republik Indonesia 2015-2019.

3.6 Validitas Data

Data yang telah berhasil digali dilapangan, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian, harus diusahakan bukan hanya untuk kedalaman dan kemantapannya tetapi juga bagi kemantapan dan kebenarannya. Ketepatan dan kemantapan data tidak hanya tergantung dari ketepatan memilih sumber data dan teknik pengumpulan datanya, tetapi juga validitas datanya. (Sutopo, 2006:91) Oleh karena itu setiap peneliti harus bisa memilih dan menentukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang diperolehnya. Validitas data dimaksudkan sebagai pembuktian bahwa data yang diperoleh peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dalam kenyataan di lokasi penelitian.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan trianggulasi data atau sumber. Menurut H. B Sutopo (2006:92-93) Triangulasi data atau sumber memanfaatkan jenis sumber data yang berbeda-beda untuk menggali data yang sejenis. Peneliti bisa memperoleh dari narasumber (manusia) yang berbeda-beda posisinya dengan teknik wawancara mendalam, sehingga

(10)

informasi dari narasumber yang satu bisa dibandingkan dengan informasi dari narasumber lainnya.

Pada penelitian ini peneliti melakukan trianggulasi dengan cara membandingkan hasil wawancara dari informan dengan informan lainnya untuk dicari kesamaan pernyataan dari masing-masing informan sehingga data yang diperoleh lebih valid. Selain itu, peneliti juga melakukan konfirmasi hasil wawancara dari informan dengan Risalah lengkap rapat paripurna DPRD Kota Surakarta. Setelah dikonfirmasi dan ditemukan adanya kesamaan yang mana saling menguatkan satu sama lain, maka peneliti menganggap bahwa data tersebut valid dan dapat digunakan sebagai acuan analisis data.

3.7 Teknik Analisa Data

Dalam analisis data peneliti harus mempunyai kemampuan untuk mengolah hasil penelitian menjadi data yang akurat, sehingga peneliti dapat menyusun serta menjawab permasalahan yang diajukan sebagai hasil penelitian. Secara garis besar Miles dan Huberman (dalam Afrizal, 2014: 178-180) membagi analisis data dalam penelitian kualitatif ke dalam tiga tahap, yaitu kodifikasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/ verifikasi.

1. Kodifikasi data/ reduksi data

Tahap kodifikasi merupakan tahap pengkodingan terhadap data. Hal yang dimaksud dengan pengkodingan data adalah peneliti

(11)

memberikan nama atau penamaan terhadap hasil penelitian. Hasil kegiatan tahap pertama adalah diperolehnya tema-tema atau klasifikasi dari hasil penelitian. Tema-tema atau klasifikasi itu telah mengalami penamaan oleh peneliti. Selain dilakukan penamaan juga dilakukan reduksi data atau proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data dari pengumpulan data yang berlangsung dengan membuat ringkasan dari catatan data yang diperoleh di lapangan.

Pada penelitian ini dilakukan pemilahan dari hasil wawancara dan studi dokumentasi. Hasil wawancara yang sudah diperoleh dari informan dan studi dokumentasi akan dipilah sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Data yang telah terkumpul diklasifikasikan sesuai dengan aspek-aspek yang telah disebutkan sebelumnya, seperti tahapan formulasi kebijakan, pihak-pihak yang berkonflik serta bentuk konflik, proses politik dan resolusi konflik. Kemudian juga dipilah data manakah yang perlu dibuang dan mana yang perlu digali lebih dalam.

2. Penyajian Data

Tahap penyajian data adalah sebuah tahap lanjutan analisis di mana peneliti menyajikan temuan penelitian berupa kategori atau pengelompokan. Pnegelompokan ini dapat disajikan dalam bentuk diagram dan matrik untuk memudahkan penelitian. sajian data tersebut digunakan untuk merancang informasi secara sistematis agar mudah dibaca dan dipahami dalm berbagai bentuk yang kompleks. Dalam

(12)

penelitian data yang telah dikelompokkan sesuai dengan kategori kemudian disajikan dalam bentuk penjelasan maupun tabel dan matriks. 3. Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi

Tahap penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah suatu tahap lanjutan di mana pada tahap ini peneliti menarik kesimpulan dari temuan data. Tahap ini adalah intepretasi peneliti atas temuan dari suatu wawancara atau sebuah dokumen. Pada penelitian ini setelah kesimpulan diambil, peneliti kemudian mengecek lagi kesahihan intepretasi dengan cara mengecek ulang proses koding dan penyajian data untuk memastikan tidak ada kesalahan yang telah dilakukan. Setelah tahap ini dilakukan, maka peneliti telah memiliki temuan penelitian berdasarkan analisis data yang telah dilakukan terhadap suatu hasil wawancara mendalam atau sebuah dokumen.

Gambar 3.1

Analisis Data dengan Pengumpulan Data Menurut Miles dan Huberman

Sumber: Afrizal (2014: 180) Pengumpulan Data Penyajian Data Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi Reduksi Data

Referensi

Dokumen terkait

1) Memperluas wawasan mengenai copula sebagai suatu metode alternative yang dapat menggabungkan beberapa distribusi marginal menjadi distribusi bersama. 2) Mengetahui salah

Pengadilan Negeri Bangil merupakan bagian lingkungan peradilan umum di bawah Mahkamah Agung RI sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan

Dalam penelitian ini test yang digunakan adalah test perbuatan (Praktik) yaitu test kemampuan memperaktikan kembali tari bedana dari hasil penggunaan media audio visual

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada setting alamiah (natural setting), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada

Analisis kualitatif dalam penelitian ini menggunakan pendekatan analisis data kualitatif dengan menggunakan alat bantu analisis data statistik baik yang

Data yang ingin diperoleh oleh peneliti adalah pelaksanaan penguatan pendidikan karakter melalui budaya sekolah, penanaman nilai karakter peserta didik yang nampak dalam

• Adanya Insiden Atapupu semakin menguatkan dugaan bahwa kedudukan Pelabuhan Atapupu sangat penting yaitu sebagai pelabuhan feeder ke Pelabuhan Kupang, dimana Pelanuhan

All that parcel of land together with the building thereon and appurtenances thereof situate at Jalan Patingan, Kuching, containing an area of 483.2 square metres, more or less,