• Tidak ada hasil yang ditemukan

BALAI ARKEOLOGI BALI Wilayah Kerja Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BALAI ARKEOLOGI BALI Wilayah Kerja Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2020"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

B A L A I A R K E O L O G I B A L I

W i l a y a h K e r j a P r o v i n s i B a l i , N u s a T e n g g a r a B a r a t d a n N u s a T e n g g a r a T i m u r

K E M E N T E R I A N P E N D I D I K A N D A N K E B U D A Y A A N 2 0 2 0

KEDUDUKAN PELABUHAN ATAPUPU DALAM JALUR

PERDAGANGAN PULAU TIMOR

(2)

LATAR BELAKANG

Menurut catatan Tome Pyres dalam Suma Oriental, Pulau

Timor adalah dikenal sebagai surganya cendana, Maluku

sebagai surganya cengkeh, sedangkan Banda dikenal

surganya pala oleh pedagang Melayu. Barang-barang ini

tidak dapat ditemukan dimanapun kecuali di tempat ini

(Cortesão, 1944).

Pengawas perdagangan Cina di Hong Kong, Chau Ju Kua

menulis pada 1225 bahwa pulau Timor sudah berhubungan

dengan pulau Jawa karena perdagangan kayu cendana yang

dianggap sebagai kayu cendana terbaik.

Menurut O.W. Walters, Cina telah melakukan kontak dengan

Timor untuk perdagangan cendana sejak awal abad masehi.

(3)

Catatan perjalanan yang ditulis oleh Wang Da Yuan yang berjudul Daoyi Zhi Lue pada tahun 1350 menyebutkan bahwa di wilayah Timor tidak tumbuh pohon lainnya selain cendana serta bahwa cendana diperdagangkan dan ditukar dengan perak, besi, porselen, kain, dan manik-manik. (Malagina, 2017).

Sebuah catatan Cina Hsing-ch’a Sheng-lan, menyebutkan bahwa di Kih-Ri Timun yang diyakini sebagai Pulau Timor terdapat dua belas tempat penampungan kayu cendana yang disebut dengan twelve

ports or mercantile establishment, each under a chief (dua belas pelabuhan atau kelompok kegiatan perdagangan, yang masing-masing berada di bawah pengawasan seorang pemimpin). Kedua belas pelabuhan tersebut diduga adalah Kupang, Naikliu, Oekusi, Atapupu, Betun, Boking, Kolbano, Bitan, Elo Abi, Bijeli, Oepoli, Dan Nefokoko.

(4)

RIWAYAT PENELITIAN

Aziz dan Widya Nayati dalam penelitiannya di Nusa

Tenggara Timur menyebutkan peranan dan aktivitas

perdagangan serta peran Kerajaan Biboki di Pelabuhan

Wini. Perdagangan di Pulau Timor diperkirakan sudah

berlangsung sejak abad ke-16 Masehi. Para pedagang

asing datang ke Pulau Timor untuk mencari cendana,

madu, dan lilin untuk diperdagangkan kembali di daerah

asal mereka

Pada tahun 2018, dilakukan penelitian mengenai potensi

sumberdaya arkeologi di Kabupaten Belu oleh Tim Balai

Arkeologi Bali.

(5)

PERMASALAHAN

Apa faktor-faktor pendukung Atapupu sebagai wilayah pelabuhan?

Bagaimana kedudukan Pelabuhan Atapupu dalam jalur perdagangan Pulau Timor?

(6)

TUJUAN DAN MANFAAT

Mengungkap segala sumberdaya sebagai faktor pendukung yang membuat wilayah Atapupu berkembang menjadi wilayah pelabuhan.

Mengungkap kedudukan Pelabuhan Atapupu dalam jalur perdagangan Pulau Timor di masa lalu.

Bagi masyarakat penelitian ini dapat dijadikan sumber untuk lebih mengenal, memahami, dan menghayati potensi warisan budaya yang ada di sekitarnya. Bagi pemerintah hasil penelitian ini dapat

dijadikan acuan dalam menentukan kebijakan terkait tentang

pelestarian, perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan potensi sumberdaya yang ada di wilayahnya.

(7)

METODE DAN ANALISIS

Metode eksplorasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah studi pustaka. Data primer dikumpulkan dari berbagai

sumber literatur yang terkait dengan topik penelitian dan juga

hasil-hasil penelitian terdahulu.

Analisis morfologi digunakan untuk mengetahui jenis bahan,

bentuk, ukuran, serta bagian-bagian dari sebuah tinggalan

arkeologi. Analisis kontekstual digunakan untuk mengetahui

hubungan antara tinggalan arkeologi dan variabel-variabel

lain yang ada di lokasi penelitian dengan tinggalan-tinggalan

lain di tempat yang berbeda. Analisis geografis dilakukan

untuk mengetahui daya dukung (carrying capacity) lingkungan

di wilayah objek penelitian. Selain itu dilakukan pula studi

komparatif untuk mengetahui adanya persamaan tinggalan

arkeologi yang ada di wilayah objek penelitian dengan

tinggalan arkeologi di wilayah lainnya.

(8)

L O K A S I   P E N E L I T I A N

(9)

Pelabuhan Atapupu Pada Awal Abad XX Koleksi Tropen Museum, Amsterdam

(10)

Pelabuhan Atapupu Pada Awal Abad XX Koleksi Tropen Museum, Amsterdam

(11)

HASIL DAN PEMBAHASAN

(12)
(13)

Uang Kepeng Cina, Koin Belanda, dan Koin Portugis yang Masih Disimpan Penduduk Desa

(14)
(15)
(16)
(17)

Keramik yang ditemukan antara merupakan earthenware

dan stoneware yang rata-rata sudah berglasir

Dari segi bentuk, keramik yang ditemukan merupakan

peralatan yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari

seperti piring dan mangkuk.

Keramik diperkirakan berasal dari masa dinasti Ming

(XIV-XVII)

(18)

FAKTOR PENDUKUNG BERKEMBANGNYA

PELABUHAN ATAPUPU

Aktivitas perdagangan terjadi karena adanya konsep supply and

demand. Oleh karena itu, selain membawa komoditi unggulan masing

dari wilayahnya, para pedagang asing tersebut juga datang untuk membeli komoditi dagang yang ada di Nusantara untuk diperdagangkan kembali ke wilayah asalnya.

(19)

Berita Cina yang ditulis oleh Hsing Cha Sheng Lan pada tahun 1436 Masehi, telah menyebutkan beberapa komoditi yang diperdagangkan di 12 pelabuhan di Pulau Timor. Salah satunya termasuk budak, namun tidak disebutkan dengan jelas jumlah budak yang diperdagangkan ke luar Pulau Timor. Tome Pires menyebutkan, bahwa pulau-pulau di sebelah timur Jawa ini banyak menghasilkan bahan makanan, pakaian, kuda dan budak, baik laki-laki maupun perempuan yang banyak dijual ke Pulau Jawa.

Aktivitas perdagangan budak di Nusa Tenggara Timur memiliki kaitan erat dengan asal usul nama Atambua dan Atapupu. Dalam bahasa Tetun, kata “ata” memiliki makna hamba sahaya, sedangkan “buan” berarti suanggi atau ilmu hitam yang paling ditakuti masyarakat lokal. Oleh karena itu, Atambua berarti sebuah tempat yang digunakan sebagai perdagangan budak. Dalam perkembangan selanjutnya, kata atabuan menjadi Atambua. Sementara itu, Atapupu berasal dari kata “ata” yang berarti hamba sahaya sedangkan “pupu” berarti mengikat. Oleh karena itu, Atapupu memiliki arti tempat untuk mengikat budak sebelum diperjualbelikan.

(20)
(21)

Secara arkeologis, objek paling vital yang dapat memberikan gambaran lengkap tentang adanya aktivitas perdagangan adalah pelabuhan-pelabuhan yang pernah difungsikan pada masa lalu, bukti-bukti keberadaan material berupa jejak pemukiman, serta unsur-unsur artefak asing.

Sebuah pelabuhan kuno juga bukan sekedar bukti atas aktivitas kemaritiman yang pernah dan masih berlangsung. Pelabuhan kuno juga menjadi simpul untuk mengurai aspek-aspek fisik, ekonomi, sosial, budaya, politik, ideologi, pertahanan, keamanan, dan wawasan teritorial suatu peradaban.

Secara lokasional, morfologi teluk semi tertutup Atapupu memberikan keamanan bagi kapal yang tengah berlabuh dari gangguan gelombang. Ancaman yang muncul pada teluk-teluk seperti ini biasanya berupa pendangkalan yang dapat mempersempit ruang gerak kapal saat berlabuh. Perairan di depan mulut teluk Atapupu menunjukkan hanya terdapat celah sempit untuk memasuki teluk. Sisanya berupa pendangkalan oleh pasir dan lumpur, ada kemungkinan juga oleh terumbu karang.

(22)

Sumber-sumber berita Cina memperkuat dugaan bahwa

kontak antara Cina dan Timor sudah terjadi

sekurang-kurangnya pada pertengahan abad XIII dan mungkin

lebih jauh sebelum itu. Meskipun secara eksplisit tidak

menyebut nama Pelabuhan Atapupu, berita-berita Cina

tersebut telah membuka ruang untuk mengetahui

ramainya aktivitas jual beli pada masa lalu.

Selain temuan fragmen keramik Cina, data yang

memperkuat bahwa orang Cina sudah bermukim dan

memanfaatkan Pelabuhan Atapupu adalah adanya

makam dan bekas permukiman orang Cina.

(23)

Jejak orang Cina dalam pencarian komoditi unggulan di

Timor, kemudian diikuti oleh Portugis dan Belanda.

Pentingnya kedudukan Pelabuhan Atapupu terlihat dari

adanya perebutan kekuasaan di wilayah ini yang juga

melibatkan orang-orang Cina yang bermukim di

Atapupu.

Adanya Insiden Atapupu semakin menguatkan dugaan

bahwa kedudukan Pelabuhan Atapupu sangat penting

yaitu sebagai pelabuhan feeder ke Pelabuhan Kupang,

dimana Pelanuhan Atapupu memiliki komoditi unggulan

yang lebih baik dibanding pelabuhan lainnya.

(24)

KESIMPULAN

Perkembangan Pelabuhan Atapupu didukung oleh factor

ekologi, letak geografis, dan juga ketersediaan komoditi

yang menarik minat pedagang asing

Atapupu berkedudukan sebagai pelabuhan feeder untuk

Pelabuhan Kupang

Adanya Insiden Atapupu semakin menguatkan dugaan

bahwa kedudukan Pelabuhan Atapupu sangat penting

karena adanya komoditi unggulan yang lebih baik

(25)

Referensi

Dokumen terkait

penilaian lembar aktivitas tenaga pendidik dan lembar observasi peserta didik serta xi.. dari tes belajar siswa, media pembelajaran permainan kartu kwartet

Di Kabupaten Manokwari lempung ditemukan di Desa Saowi Kecamatan Manokwari, berupa sisipan dari batugamping Formasi Manokwari yang berumur Kuarter (notasi Cly 2 data primer

Fakta-fakta yang disintesis ialah: gelar yang disandang citralekha , besaran pasak-pasak yang diterima citralekha , letak penyebutan citralekha di dalam prasasti,

Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan kelainnya. Jika varian dari residual

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan buku teks pelajaran Kimia SMA/MA Kelas XI yang paling banyak digunakan di Kota Bandung pada materi

[r]

[r]

[r]