B A L A I A R K E O L O G I B A L I
W i l a y a h K e r j a P r o v i n s i B a l i , N u s a T e n g g a r a B a r a t d a n N u s a T e n g g a r a T i m u r
K E M E N T E R I A N P E N D I D I K A N D A N K E B U D A Y A A N 2 0 2 0
KEDUDUKAN PELABUHAN ATAPUPU DALAM JALUR
PERDAGANGAN PULAU TIMOR
LATAR BELAKANG
•
Menurut catatan Tome Pyres dalam Suma Oriental, Pulau
Timor adalah dikenal sebagai surganya cendana, Maluku
sebagai surganya cengkeh, sedangkan Banda dikenal
surganya pala oleh pedagang Melayu. Barang-barang ini
tidak dapat ditemukan dimanapun kecuali di tempat ini
(Cortesão, 1944).
•
Pengawas perdagangan Cina di Hong Kong, Chau Ju Kua
menulis pada 1225 bahwa pulau Timor sudah berhubungan
dengan pulau Jawa karena perdagangan kayu cendana yang
dianggap sebagai kayu cendana terbaik.
•
Menurut O.W. Walters, Cina telah melakukan kontak dengan
Timor untuk perdagangan cendana sejak awal abad masehi.
•
Catatan perjalanan yang ditulis oleh Wang Da Yuan yang berjudul Daoyi Zhi Lue pada tahun 1350 menyebutkan bahwa di wilayah Timor tidak tumbuh pohon lainnya selain cendana serta bahwa cendana diperdagangkan dan ditukar dengan perak, besi, porselen, kain, dan manik-manik. (Malagina, 2017).•
Sebuah catatan Cina Hsing-ch’a Sheng-lan, menyebutkan bahwa di Kih-Ri Timun yang diyakini sebagai Pulau Timor terdapat dua belas tempat penampungan kayu cendana yang disebut dengan twelveports or mercantile establishment, each under a chief (dua belas pelabuhan atau kelompok kegiatan perdagangan, yang masing-masing berada di bawah pengawasan seorang pemimpin). Kedua belas pelabuhan tersebut diduga adalah Kupang, Naikliu, Oekusi, Atapupu, Betun, Boking, Kolbano, Bitan, Elo Abi, Bijeli, Oepoli, Dan Nefokoko.
RIWAYAT PENELITIAN
•
Aziz dan Widya Nayati dalam penelitiannya di Nusa
Tenggara Timur menyebutkan peranan dan aktivitas
perdagangan serta peran Kerajaan Biboki di Pelabuhan
Wini. Perdagangan di Pulau Timor diperkirakan sudah
berlangsung sejak abad ke-16 Masehi. Para pedagang
asing datang ke Pulau Timor untuk mencari cendana,
madu, dan lilin untuk diperdagangkan kembali di daerah
asal mereka
•
Pada tahun 2018, dilakukan penelitian mengenai potensi
sumberdaya arkeologi di Kabupaten Belu oleh Tim Balai
Arkeologi Bali.
PERMASALAHAN
•
Apa faktor-faktor pendukung Atapupu sebagai wilayah pelabuhan?•
Bagaimana kedudukan Pelabuhan Atapupu dalam jalur perdagangan Pulau Timor?TUJUAN DAN MANFAAT
•
Mengungkap segala sumberdaya sebagai faktor pendukung yang membuat wilayah Atapupu berkembang menjadi wilayah pelabuhan.•
Mengungkap kedudukan Pelabuhan Atapupu dalam jalur perdagangan Pulau Timor di masa lalu.•
Bagi masyarakat penelitian ini dapat dijadikan sumber untuk lebih mengenal, memahami, dan menghayati potensi warisan budaya yang ada di sekitarnya. Bagi pemerintah hasil penelitian ini dapatdijadikan acuan dalam menentukan kebijakan terkait tentang
pelestarian, perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan potensi sumberdaya yang ada di wilayahnya.
METODE DAN ANALISIS
•
Metode eksplorasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah studi pustaka. Data primer dikumpulkan dari berbagai
sumber literatur yang terkait dengan topik penelitian dan juga
hasil-hasil penelitian terdahulu.
•
Analisis morfologi digunakan untuk mengetahui jenis bahan,
bentuk, ukuran, serta bagian-bagian dari sebuah tinggalan
arkeologi. Analisis kontekstual digunakan untuk mengetahui
hubungan antara tinggalan arkeologi dan variabel-variabel
lain yang ada di lokasi penelitian dengan tinggalan-tinggalan
lain di tempat yang berbeda. Analisis geografis dilakukan
untuk mengetahui daya dukung (carrying capacity) lingkungan
di wilayah objek penelitian. Selain itu dilakukan pula studi
komparatif untuk mengetahui adanya persamaan tinggalan
arkeologi yang ada di wilayah objek penelitian dengan
tinggalan arkeologi di wilayah lainnya.
L O K A S I P E N E L I T I A N
Pelabuhan Atapupu Pada Awal Abad XX Koleksi Tropen Museum, Amsterdam
Pelabuhan Atapupu Pada Awal Abad XX Koleksi Tropen Museum, Amsterdam
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uang Kepeng Cina, Koin Belanda, dan Koin Portugis yang Masih Disimpan Penduduk Desa
•
Keramik yang ditemukan antara merupakan earthenware
dan stoneware yang rata-rata sudah berglasir
•
Dari segi bentuk, keramik yang ditemukan merupakan
peralatan yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari
seperti piring dan mangkuk.
•
Keramik diperkirakan berasal dari masa dinasti Ming
(XIV-XVII)
FAKTOR PENDUKUNG BERKEMBANGNYA
PELABUHAN ATAPUPU
•
Aktivitas perdagangan terjadi karena adanya konsep supply anddemand. Oleh karena itu, selain membawa komoditi unggulan masing
dari wilayahnya, para pedagang asing tersebut juga datang untuk membeli komoditi dagang yang ada di Nusantara untuk diperdagangkan kembali ke wilayah asalnya.