• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI KOMUNIKASI BKKBN PROVINSI BANTEN DALAM PROSES PEMBENTUKAN KESADARAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA - FISIP Untirta Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STRATEGI KOMUNIKASI BKKBN PROVINSI BANTEN DALAM PROSES PEMBENTUKAN KESADARAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA - FISIP Untirta Repository"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

1 SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana (S-1) Pada Program Studi Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Disusun Oleh : Farah Airin

082090

KONSENTRASI ILMU HUBUNGAN MASYARAKAT PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

(2)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Farah Airin

NIM : 6662082090

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 09 Desember 1991 Program Studi : Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul STRATEGI KOMUNIKSI BKKBN PROVINSI BANTEN DALAM PROSES PEMBENTUKAN KESADARAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA adalah hasil karya saya sendiri, dan seluruh sumber yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan benar. Apabila dikemudian hari skripsi ini terbukti mengandung unsur plagiat, maka gelar kesarjanaan saya bisa dicabut.

Serang, 26 Juni 2012

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Farah Airin

NIM : 6662082090

Judul Skripsi : Strategi Komunikasi BKKBN Provinsi Banten Dalam Proses Pembentukann Kesadaran Program Keluarga Berencana.

Serang, Juni 2012

Skripsi ini telah siap untuk diujikan Menyetujui,

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si NIP : 197108242005011002 Pembimbing I

Nina Yuliana, S.Sos., M.Si. NIP : 198106082005012001

Pembimbing II

(4)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI Nama : FARAH AIRIN

NIM : 082090

Judul Skripsi : STRATEGI KOMUNIKASI BKKBN PROVINSI BANTEN DALAM PROSES PEMBENTUKAN KESADARAN

PROGRAM KELUARGA BERENCANA

Telah diuji di hadapan Dewan Penguji Sidang Skripsi di Serang. tanggal 16 bulan Juli Tahun 2012 dan dinyatakan LULUS,

(5)

Tuhan tidak suka dengan kebohongan, karena sekali berbohong akan

ada kebohongan selanjutnya, dan selanjutnya”(Farah Airin)

Skripsi ini kupersembahkan untuk Papah dan Mamah tercinta yang tidak pernah

berhenti sedetik pun untuk mencintai dan menyayangiku.

dan untuk pria terbaik setelah Papah yang berada disurga, abangku tercinta,

terimakasih telah mendoakan atas segalanya, aku yakin kau akan tersenyum diatas sana

melihat adik mu saat ini.

Serta untuk seluruh keluarga di Indonesia yang telah mengikuti program keluarga

berencana, semoga selalu menggunakan program ini dengan baik untuk lebih

menciptakan keluarga yang sejahtera.

(6)

ABSTRAK

Kepadatan penduduk yang semakin hari semakin meningkat menimbulkan masalah yang sangat besar, tetapi saat ini masih banyak masyarakat yang kurang sadar akan program keluarga berencana yang digulirkan oleh BKKBN Provinsi Banten. Program tersebut menjadi salah satu solusi untuk mengurangi kepadatan penduduk, itulah sebabnya BKKBN Provinsi Banten membentuk kesadaran masyarakat agar mengikuti program KB. Terkait dengan hal tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana strategi analisis khalayak, menyusun pesan, metode, seleksi dan media yang dilakukan BKKBN Provinsi Banten dengan menggunakan teori kategori sosial dan metode deskriptif kualitatif. Narasumber, melalui snowball sampling sebagai tehnik pemilihan informan dalam BKKBN Provinsi Banten adalah Kasubbag umum dan humas, Kasubbid Advokasi dan KIE, Kasubid Kerjasama Kepengendalian Kependudukan.

Hasil dari penelitian ini adalah strategi komunikasi BKKBN Provinsi Banten dalam proses pembentukan kesadaran program keluarga berencana dilakukan melalui beberapa tahapan strategi, (1) BKKBN melakukan analisis khalayak dengan melalui survey terlebih dahulu sebelum menyusun pesan dan memberikan pesan, (2) BKKBN menyusun pesan secara deduktif, induktif, kronologis dan topical, (3) BKKBN menyampaikan komunikasi dengan metode informatif, edukasi, persuasif dan pengulangan (4) BKKBN melakukan seleksi terhadap beberapa media berdasarkan khalayaknya, media yang digunakannya media cetak, elektronik, dan online.

(7)

ABSTRACT

Population density is increasingly rising pose a huge problem, but now many people are less aware of family planning programs are rolled out by the BKKBN Province of Banten. Program into one of the solutions to reduce population density, which is why the BKKBN Province of Banten form of public awareness in order to follow the family planning program. Researcher interested to know how audience analysis strategies, composing messages, methods, and media selection are made BKKBN Banten of province using the theory of social categories and qualitative descriptive methods. Source, through a snowball sampling as a technique of selection of informants in Banten Province are head of sub-section BKKBN general and public relations, head of the sub-area advocacy and KIE, Head of Cooperation population control.

The results of this research is the communication strategy of BKKBN Province of Banten in the process of establishing awareness of family planning programs is done through several stages of the strategy, (1) BKKBN audience analysis through surveys before composing messages and deliver messages, (2) BKKBN composing messages deductively , inductive, chronological and topical, (3) BKKBN deliver informative method of communication, education, persuasion and repetition (4) BKKBN undertake a selection of some of the media on its audiences, the media used in print, electronic, and online.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kekhadirat yang maha Agung pemilik alam semesta yang menggenggam jiwa raga semua mahluk-Nya, Allah SWT, karena atas segala ridho-Nya telah memberikan inspirasi dan dibukakan pikirannya dalam mengerjakan skripsi ini tiada daya dan upaya tanpa-Nya. Tak lupa Salawat serta salam semoga tersampaikan kepada sang revolusioner dunia, nabi Muhammad SAW. Serta para sahabat dan pengikutnya sampai pada saat ini.

Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar kesarjanaan strata satu (S1) pada program studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Hubungan Masyarakat di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul “STRATEGI KOMUNIKASI BKKBN PROVINSI BANTEN DALAM PROSES PEMBENTUKAN KESADARAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA”

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu peneliti sangat mengharapakan kritik dan saran yang akan membantu perbaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini peneliti juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan yang telah diberikan serta bantuan dan bimbingannya dalam proses penelitian dalam penyusunan skripsi ini kepada :

(9)

1. Bapak Prof. Dr. Soleh Hidayat, M.Pd. selaku Rektor Universitas Sultang Ageng Tirtayasa

2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultang Ageng Tirtayasa

3. Ibu Neka Fitriyah, S.Sos., M.Si. selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

4. Ibu Nina Yuliana., S.Sos. M.Si. selaku dosen pembimbing I skripsi yang sangat membantu dalam memberikan dukungan, arahan serta masukan untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Andin Nesia., S.IK. M.IK. selaku dosen pembimbing II yang sangat membantu dalam memberikan dukungan, arahan serta masukan untuk menyelesaikan skripsi ini

6. Bapak Idi Dimiyati M.Ikom selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan dukungan dan waktunya dalam setiap pergantian semester.

7. Bapak / Ibu Dosen beserta staf Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Peneliti ucapkan terima kasih atas ilmu yang telah dibagikan selama perkuliahan di Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

8. Bapak Ade Anwar (Kasubbid Advokasi dan KIE), Bapak Agus Rakhmat (Kasubbag umum dan humas), Bapak Napis (Kasubid Kerjasama Kepengendalian Kependudukan) dan seluruh bagian yang berada di BKKBN Provinsi Banten, Terima kasih atas bantuan dan kerjasama yang sangat hangat yang telah diberikan.

9. Terimakasih yang sangat luar biasa kepada Papah Iman Separianto dan Mamah Siti Jumroh, yang selalu memberikan inspirasi, ketenangan, serta kasih dan cintamu tidak akan pernah terbalas sampai kapanpun olehku, Nothing more precious than both of you.

(10)

10.Pria yang terbaik setelah papah, terimakasih abangku Jamzuri yugo ramarianto, aku yakin kau selalu ada disampingku sampai pada saat ini kita telah mempunyai alam yang berbeda.

11.Wanita tercantik setelah Mamah, Yuli Ramarianti dan Mila Azizah terimakasih yang tak pernah lelah dan selalu mempunyai cara untuk dapat terus mendukung untuk berlari mengejar cita-citaku, serta terimakasih pada lelaki hebat yang bertanggung jawab atas istri dan anaknya Agi Prasetyo, Johan Edris dan kedua pahlawan kecilku Rizky Azzam Prasetyo, Maulana Abdul Aziz.

12.Babygirls Fitriani Fazriah, Retno Yuniar, Kinanthi Dyah Arini, Desta Yessavioleta dan Yona Dian Puspita. Kalian wanita hebat dan perkasa! Terimakasih atas doa, waktu, perhatian, dan dorongan yang sangat hangat serta kasih sayang selama ini yang tak akan terlupa. Kalian yang terbaik !

13.Sahabat-sahabatku Rona Galuh Sekardini, Erin Sabrina, Sarah Sherida, Achi Pradipta, Debby Putri Saldi, Agry Dafira. Terimakasih atas kesetiaan, perhatian dan kasih sayang kalian selama ini. serta teman – teman SMAN 7 Tangerang lainnya.

14.Virly Andika yang selalu setia menemaniku dan selalu memberikan semangat selama bertahun-tahun. Takan ada habisnya ucapan terimakasihku padamu, pengorbananmu takan pernah terkalahkan. 15.Teman-teman yang hebat , Hizaz Juliyadi, Nugra Ahdilan, Ayah Adi,

Adis, A Eko, Patrick , Viqih, Adi “Geboy”, Andrianto dan kawan -kawan Futsal serta teman-teman Kovikita, kalian sealalu membuat ketenangan dan kebahagiaan.

16.Para penghuni kantin belakang, Iqbal, Rizky Pernando, Bangkit, Teguh perdana, Siddqi, Petol, Isank “Ayung”, Aji Sisyil, Harry, Ajenk, Detya, Nadia, Vella, Resty, Julinda, Rizky Ilhami serta keluarga buatan atau terencana, Remorris, Irvan Yusuf, Alldila Putra Pamungkas, Ignatius Daru, Anjas Wibowo, Terimaksih atas doa dan semangatnya selama ini.

(11)

17.Bapak Ridwan Edi selaku Senior Manager CSR dan PKBL PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Bapak Sasi Gunawan selaku pembimbing lapangan Job Training dan staf CSR dan PKBL lainnya ( Bapak Adi Pribadi, Bapak Ahmad Fadila dan Bapak Samson) dan juga seluruh staf Corporate Communication PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. 18.Keluarga Besar Abah dan Mama Jumi, Keluarga Besar Bapak Yoyok

dan Mama Sri, Ayah Trie dan Mama Budi, Ayah Dede dan Ibu Yesse serta Papa Kuswandi dan Mama Nining, terima kasih atas doa serta mengingatkan untuk selalu mengerjakan skripsi ini, semoga Allah membalas kebaikan keluarga-keluarga keduaku yang mulia ini.

19.Harmony suara terindah yang pernahku dengar serta membuatku selalu semangat dan tenang setiap kali mendengarkannya. Terima kasih telah menciptakan rasa ini.

20.Teman-teman Humas dan Jurnalistik Program Studi Ilmu Komunikasi 2008. Terima kasih, kebersamaan dan pertemanan yang luar biasa selama ini.

21.Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.

kiranya tidak ada balasan yang lebih baik kecuali yang datang dari Allah, terima kasih untuk segalanya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua, khusunya bagi peneliti dan pihak yang berkepentingan.

Serang, Juli 2012

Peneliti

(12)

DAFTAR ISI

1.5.1 Manfaat Penelitian Akademis ... 7

1.5.2 Manfaat Penelitian Praktis ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi ... 9

2.2 Komunikasi Publik ... 13

2.3 Strategi Komunikasi ... 15

2.3.1 Peranan Komunikator Dalam Strategi Komunikasi ... 22

2.4 BKKBN (Badan Kependudukan Keluarga Berencana) ... 24

2.5 Keluarga Berencana ... 25

2.6 Kerangka Berpikir ... 28

(13)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 40

... 4.1.1 Visi dan Misi BKKBN Provinsi Banten ... 42

... 4.1.2 Struktur Organisasi BKKBN Provinsi Banten ... 43

4.2 Deskripsi Data ... 44

4.3 Hasil Penelitian ... 46

4.3.1 Analisisi Khalayak yang dilakukan oleh BKKBN Provinsi Banten ... 51

4.3.2 Strategi Pesan yang dilakukan oleh BKKBN Provinsi Banten ... 57

4.3.3 Strategi Penggunaan Metode yang dilakukan oleh BKKBN Provinsi Banten ... 63

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 30

Gambar 4.1 Bagan Analisis Khalayak ... 56

Gambar 4.2 Bagan Strategi Pesan ... 61

Gambar 4.3 Bagan Penggunaan Metode ... 66

Gambar 4.4 Seleksi Penggunaan Media... 71

Gambar 4.4.1 Logo BKKBN ... 82

Gambar 4.4.2 Majalah BKKBN Provinsi Banten ... 88

Gambar 4.4.3 Katalog BKKBN Provinsi Banten... 88

Gambar 4.4.4 Stiker BKKBN Provinsi Banten ... 89

Gambar 4.4.5 Iklan BKKBN………..………... 89

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Keterangan Permohonan Izin Penelitian dari

Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UNTIRTA...96 Lampiran 2 : Surat telah melakukan penelitian dari BKKBN Provinsi

Banten ...97 Lampiran 3 : Kartu Bimbingan...98 Lampiran 4 : Pedoman Wawancara ...100 Lampiran 5 : Hasil Wawancara dengan Kasubbag umum dan humas

BKKBN Provinsi Banten ...101 Lampiran 6 : Hasil Wawancara dengan Kasubbid Advokasi dan KIE

BKKBN Provinsi Banten ...107 Lampiran 7 : Hasil Wawancara dengan Kerjasama Kepengendalian

Kependudukan BKKBN Provinsi Banten. ...117 Lampiran 8 : Uraian pekerjaan Kasubbag umum dan humas BKKBN

Provinsi Banten ...125 Lampiran 9 : Uraian pekerjaan Kasubbid Advokasi dan KIE BKKBN

Provinsi Banten ...134 Lampiran 10 : Uraian pekerjaan Kasubbid Kerjasama Kepengendalian

(16)

1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kepadatan penduduk saat ini menjadi sebuah masalah yang sangat penting, dengan semakin banyaknya penduduk, maka dapat menyebabkan tidak tersedianya ruang yang cukup bagi semua orang untuk menyambung hidup. Seperti, di desa tanah pertanian semakin menyempit karena harus dibagi-bagi dengan saudara yang selalu bertambah jumlahnya. Dan akhirnya, ketika pada generasi baru dan tanah sudah tak tercukupi lagi, orang di desa pun pergi ke kota, sedangkan di kota mereka pun harus bersaing dengan penduduk asli kota tersebut ataupun orang dari berbagai wilayah lainnya, Hal tersebut menjadi bertambah padatnya penduduk di kota. Persaingan tersebut tidak hanya untuk tempat tinggal, melainkan bersanging untuk mendapatkan bahan makanan maupun bersaing untuk mendapatkan lapangan pekerjaan.

(17)

tersebut. Aspek-aspek yang penting dalam kependudukan seperti, Jumlah besarnya penduduk, Jumlah pertumbuhan penduduk, Jumlah kematian penduduk, Jumlah kelahiran penduduk, dan Jumlah perpindahan penduduk, Yang menurut Malthus Dalam “Essay on Population”, Malthus beranggapan bahwa bahan makanan penting untuk kelangsungan hidup, nafsu manusia tak dapat ditahan dan pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari bahan makanan.Seharusnya, apabila masyarakat mau menyadari masalah kependudukan dari dulu masalah ini sangat penting dan tidak kalahnya pentingnya dengan masalah ekonomi, hukum, dan norma agama, mungkin saat ini tidak akan terjadinya ledakan penduduk seperti saat ini.

Berdasarkan data yang dipublikasikan pada www.penduduk Indonesia.com Jumlah penduduk Indonesia menurut kelompok umur, jenis kelamin pada tahun 2005, mulai dari kelompok umur 4 tahun sampai 75 tahun keatas untuk laki-laki adalah 109.613.519 jiwa, sedangkan untuk perempuan berjumlah 108.472.769 jiwa, dan total semuanya adalah 218.086.288 jiwa.1 Mengacu pada hasil sensus penduduk 2010 jumlah di Povinsi Banten 10.632.166 jiwa dan laju pertumbuhan penduduk sebesar 2,78%.2

Kurangnya kesadaran masyarakat ini menjadi salah satu pemicu kepadatan penduduk dan Program Keluarga Berencana sangat membantu

1

Bahan Makalah Keluarga Berencana 2010, Yang Diselenggarakan Oleh Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 1998 : 1.

2

(18)

masyarakat dengan membatasi jumlah anak dalam berkeluarga. Menurut Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan dibidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera, Tingkat kelahiran penduduk Indonesia lebih besar dari tingkat kematian tingkat kelahiran atau fertilitas.

Namun, kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia untuk “Keluarga Berencana” Progam (Family Planning) ini tidak bisa sepenuhnya dijadikan sebab population explosion. Lihat juga bagaimana dengan para pemilik kebijakan yaitu pemerintah daerah atau lebih khususnya BKKBN (Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional yang mempunyai otoritas progam KB ini belum bisa secara maksimal mengemban amanat betapa pentingnya progam KB, seperti tidak ada keutuhan lembaga atau sistem dalam mengurusi progam KB. pemerintah). Memang kesadaran dari masyarakat akan pentingnya KB umumnya sudah banyak yang tahu, tapi hanya sebatas sekelompok orang tertentu (perkotaan) tetapi tidak untuk masyarakat bawah (desa) apalagi dengan masyarakat miskin.

(19)

jika tidak diimbangi ketersediaan pangan dan lapangan kerja. Kendala yang menyebabkan rendahnya kesadaran masyarakat dalam ber-KB ini karena masyarakat mempunyai persepsi bahwa anak merupakan sumber investasi dimasa depan, masyarakat belum menyadari bahwa pentingnya mengikuti keluarga berencana, keengganan masyarakat miskin untuk menjangkau tempat pelayanan KB dan tenaga lapangan yang masih minim.

Berdasarkan hal tersebut program keluarga berencana yang menjadi salah satu solusi untuk mengurangi kepadatan penduduk diharapkan dapat membuat masyarakat menyadari akan pentingnya program ini dan tujuannya. Untuk mendukung gagasan mulia ini, BKKBN sebagai lembaga yang bertanggung jawab secara langsung untuk melaksankannya tentu saja harus memilki strategi-strategi yang dapat menunjang tercapainya tujuan tersebut yang dengan hal ini menggunakan strategi komunikasi agar dapat terwujud efektif dan efisien.

Menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku berjudul Dimensi-dimensi Komunikasi menyatakan bahwa strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen (communications management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi.3

Sedangkan menurut Anwar Arifin dalam buku „Strategi Komunikasi‟

menyatakan bahwa : Sesungguhnya suatu strategi adalah keseluruhan

3

(20)

keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan, guna mencapai tujuan. Jadi merumuskan strategi komunikasi, berarti memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi dan yang akan mungkin dihadapi di masa depan, guna mencapai efektivitas. Dengan strategi komunikasi ini, berarti dapat ditempuh beberapa cara memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan pada diri khalayak dengan mudah dan cepat.4

Adapun tujuan dari srategi komunikasi Menurut R.Wayne Pace, Brent D. Peterson Dan M. Dallas Burnett dalam bukunya Techniques For Effective Communication, Untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dalam berkomunikasi (To secure understanding) , bagaimana cara penerimaan itu terus dibina dengan baik (To establish acceptance), penggiatan untuk memotivasi (To motive action), bagaimana mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari proses komunikasi tersebut (The goals which the communicator sought to achieve).5

Maka, apabila strategi komunikasi BKKBN Provinsi Banten berjalan secara efektif dan dapat memanfaatkan otonomi daerah yang sudah ditetapkan, dimana pemerintahan daerah jauh lebih tahu keadaan rakyatnya dibanding pemerintahan pusat, pasti program KB jauh akan lebih maksimal hasilnya. Selain memperbaiki pengelolaan dari pihak penyelenggara, masyarakat juga tetap harus ikut berpartisipasi untuk membantu terciptanya segala strategi baru yang akan diterapkan oleh pemrintah/lembaga yang mengurusi progam KB untuk daerahnya.

4

Onong Uchjana Effendy.,M.A 1984:10.

5

(21)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : “ bagaimana strategi komunikasi BKKBN dalam pembentukan kesadaran program keluarga berencana ? “

1.2. Identifikasi Masalah

1. Bagaimana identifikasi khalayak yang dilakukan oleh BKKBN Provinsi Banten dalam proses pembentukan kesadaran program keluarga berencana?

2. Bagaimana menyusun pesan yang dibuat oleh BKKBN Provinsi Banten dalam proses pembentukan kesadaran program keluarga berencana?

3. Bagaimana menentukan metode BKKBN Provinsi Banten dalam proses pembentukan kesadaran program keluarga berencana?

4. Bagaimana seleksi dan penggunaan media yang dipilih oleh BKKBN Provinsi Banten dalam proses pembentukan kesadaran program keluarga berencana?

1.4 Tujuan Penelitian

(22)

1. Khalayak yang dilakukan oleh BKKBN Provinsi Banten dalam proses pembentukan kesadaran program keluarga berencana

2. Menyusun pesan yang dibuat oleh BKKBN Provinsi Banten dalam proses pembentukan kesadaran program keluarga berencana

3. Menentukan metode yang dipilih BKKBN Provinsi Banten dalam proses pembentukan kesadaran program keluarga berencana

4. Seleksi dan penggunaan media yang dipilih oleh BKKBN Provinsi Banten dalam proses pembentukan kesadaran program keluarga berencana.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

(23)

1.4.2 Manfaat Praktis

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Komunikasi

Pada mulanya, komunikasi yang tetap hanya terdapat pada masyarakat kecil, kelompok orang yang hidup berdekatan yang merupakan satu unit politik. Tetapi sekarang, akibat dari kecepatan media informasi dan kompleksnya berbagai macam hubungan, maka komunikasi menjadi hubungan semua orang. Manusia sebagai mahluk individu maupun mahluk sosial, memiliki dorongan ingin tahu, ingin maju, dan berkembang, maka salah satu sasarannya adalah berkomunikasi. Karenanya komunikasi merupakan kebutuhan yang mutlak bagi kehidupan manusia. Dalam pepatah asing berbunyi : “Nature gave us two ears

and only mounth, so that we could listen twice as much as we speak”.6

Dalam kata lain pepatah tersebut mengajak kita lebih banyak mendengar dari pada berbicara (komunikasi). Berbicara itu mudah, tetapi berkomunikasi dengan baik tidak mungkin demikian halnya. Berbicara saja belum dapat menjamin apa yang dibicarakan itu dapat sampai kepada yang akan diharapkan memperolehnya. Komunikasi memberikan sesuatu kepada orang lain dengan kontak tertentu atau dengan mempergunakan sesuatu alat. Banyak komunikasi

6

(25)

terjadi dan berlangsung tetapi kadang-kadang tidak tercapai kepada sasaran tentang apa yang dikomunikasikan itu. Dimungkinkan adanya komunikasi yang baik antara pemberi pesan dan penerima pesan apabila terjalin persesuaian diantara keduanya.

Komunikasi juga diartikan sebagai sebuah proses pengalihan pesan

(message) secara timbal balik dari seseorang komunikator kepada seorang komunikan. Kata komunikasi atau communications dalam bahasa inggris berasal dari kata latin communis yang berarti “sama” , communico, comminicatio, atau

communicare, yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal-usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau seuatu pesan dianut secara sama.7

Menurut, Evertt M. Rogers “ komunikasi adalah proses dimana seatu ide

dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.” Sedangkan menurut Bernard barelson dan gary

A. Steiner, “ komunikasi adalah transmisi, informasi, gagasan, emosi,

keterlampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan symbol-simbol, kata-kata, gambar, figure, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.” Selain itu menurut Gerald R. Miller “komunikasi

7

(26)

terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima atau lebih, dengan maksud untuk mempengaruhi perilaku penerima.8

Dalam istilah yang sederhana komunikasi adalah proses penyampaian pengertian antar individu. Semua masyarakat manusia dilandasi kapasitas manusia untuk menyampaikan maksud, hasrat, perasaan, pada pokoknya, komunikasi adalah pusat minat dari situasi perilaku dimana suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada seseorang penerima dengan tujuan mempengaruhi perilaku si penerima.9

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk konsep diri, akulturasi – diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kalangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan dengan oranglain. Melalui komunikasi kita berkerjasama dengan anggota masyarakat ( keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, RW, desa, kota, dan Negara keseluruhan) untuk mencapai tuan bersama.10

Dalam berkomunikasi ada tujuannya seperti yang dikatakan oleh onong uchjana adalah untuk menimbulkan :

8

Evertt M.Rogers, Bernard Barelson dan Gary A. Steiner, Geralnd R. Miller, dalam deddy mulyana, ibid hal,62

9

H. Frazier Moore,hubungan masyarakat,remaja rosda karya,bandung,1981:78.

10

(27)

1. Perubahan pendapat (opinion change)

2. Perubahan sosial (social change)

3. Perubahan perilaku (behavior change)

4. Perubahan sikap (attitude change)

Selain tujuan ada fungsi komunikasi yang harus kita ingat yaitu :

1. Menyampaikan informasi (to infrom)

2. Mendidik (to educated)

3. Menghibur (to entertain)

4. Mempengaruhi (to influence).11

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpukan bahwa komunikasi dapat mengubah atau mempengaruhi orang lain dan juga mengubah perilaku mereka sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator. Oleh karena itu semakin banyak kesamaan persepsi khalayak dengan komunikatornya, maka komunikasi yang dilakukan dapat dikatakan efektif dan apabila dari kesamaan persepsi tersebut dapat menimbulkan perubahan sikap sesuai dengan keinginan komunikatornya itu dapat menjadi indikator bahwa komunikasi yang dilakukan sudah mencapai keberhasilan. Dengan adanya komunikasi yang efektif hal tersebut dapat mengubah masyarakat untuk mempunyai kesadaran mereka akan pentingnya keluarga berencana.

Peneliti beranggapan bahwa penelitian strategi komunikasi BKKBN Provinsi Banten dalam proses pembentukan kesadaran program keluarga

11

(28)

berencana sangat relevan dengan pengertian serta tujuan dan fungsi komunikasi. Dalam penelitian ini peneliti berupaya meneliti bagaimana perubahan pendapat, sosial, perilaku, sikap masyarakat dan bagaimana BKKBN Provinsi Banten menyampaikan informasi, mendidik, menghibur, mempengaruhi, serta strategi komunikasi yang digunakan BKKBN Provinsi Banten dalam proses pembentukan kesadaran program keluarga berencana.

2.2. Komunikasi Publik

Komunikasi publik adalah pertukaran pesan dengan sejumlah orang yang berbeda dalam organisasi atau yang diluar organisasi, secara tatap muka atau melalui media. Tujuan dari komunikasi publik untuk memberikan informasi kepada sejumlah besar orang mengenai organisasi dan untuk menjalin hubungan antara organisasi dengan masyarakat diluar organisasi seperti pemakai jasa organisasi, pemakai hasil produksi organisasi dan masyarakat umumnya.

Pemberian informasi kepada publik bertujuan untuk mengubah sikap publik terhadap informasi yang diberikan misalnya bertambah kepercayaan orang atau kesan baik orang terhadap organisasi tersebut.12 Adapun organisasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah BKKBN sebagai instansi yang bertugas untuk melaksanakan program keluarga berencana dan keluarga sejahtera.

Komunikasi Publik dapat diakukan oleh siapa pun, dapat pula dilakukan oleh seorang komunikator publik profesional. Mereka yang termasuk

12

(29)

Komunikator Publik Profesional antara lain, manager dan staf PR/Humas, wartawan, penyiar radio, presenter, penyaji ramalan cuaca, dan sebagainya.13

Komunikasi Publik adalah penyampaian pesan (message), berupa ide atau gagasa, informasi, ajakan, dan sebagainya kepada orang banyak. Sarananya, bisa media massa, bisa pula melalui orasi pada rapat umum atau aksi demonstrasi, blog, situs jejaring sosial, kolom komentar di website/blog, e-mail, milis, SMS, surat, surat pembaca, reklame, spanduk, atau apa pun yang bisa menjangkau publik. Yang pasti, Komunikasi Publik memerlukan keterampilan komunikasi lisan dan tulisan agar pesan dapat disampaikan secara efektif dan efisien.

Komunikasi publik juga dapat terjadi dalam berbagai aspek kehidupan seperti adanya kelompok - kelompok didalam masyarakat yang bersifat primer dan sekunder menjadi wadah orang-orang untuk saling berinteraksi dan menukar informasi serta dapat mengubah perilaku seseorang didalamnya.

Kelompok primer Merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi sosial yang anggotanya saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan. Sedangkan menurut Goerge Homan kelompok primer merupakan sejumlah orang yang terdiri dari beberapa orang yang acapkali berkomunikasi dengan lainnya sehingga setiap orang mampu berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara. Misalnya: keluarga, RT, kawan sepermainan, kelompok agama, dan lain-lain. Kelompok sekunder Jika interaksi

13

(30)

sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang kekeluargaan. Hubungan yang terjadi biasanya bersifat lebih objektiv. Misalnya: partai politik, perhimpunan serikat kerja dan lain-lain.14

Sebagai mana yang telah di uraikan diatas, berkaitan dengan penelitian ini peneliti menganggap bahwa komunikasi yang dilakukan oleh BKKBN untuk memberikan informasi kepada public tidak hanya langsung tetapi juga melalui kelompok-kelompok yang bersifat primebhr dan sekunder.

2.3. Strategi Komunikasi

Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan.15 Perencanaan merupakan awal dari suatu kegiatan, bagaimana tidak tanpa perencanaan lebih dulu kegiatan komunikasi, seseorang komunikator perlu merencanakan terlebih dahulu mengenai pesan komunikasi yang akan ditujukan kepada sasaran komunikan. Sebagai seorang komunikator sebelum melakukan kegiatan komunikasi perlu adanya pemahaman terlebih dahulu mengenai bagaimana proses komunikasi berlangsung.16

Berdasarkan pengertian diatas strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajeman komunikasi

(cummonucation management) untuk mencapai suatu tujuan. Perencanaan yang

14

Soerjono, Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Rajagrafindo, Jakarta, 1982 : 102

15

Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar, Bandung : Rosda, 2001:74.

16

(31)

juga tidak kalah pentingnya yang perlu memperoleh perhatian agar komunikasi yang dilancarkan sesuai sasaran yang ingin dicapai adalah menentukan siapa yang akan menjadi komunikator. Pesan komunikasi akan memperoleh perhatian dan dapat dan mempengaruhi komunikan apabila informasi yang disampaikan komunikator terdapat menarik dan terdapat kesamaan-kesamaan. Begitu juga kepercayaan komunikan akan terbentuk apabila komunikator mempunyai kredibilitas terhadap apa yang dikomunikasikan. Jadi jelas bahwa daya tarik seseorang komunikator dan komunikaktor kredibilitas memegang peranan penting dalam melancarkan komunikasi. Yang dalam penelitian ini BKKBN menjadi komunikator dan masyarakat menjadi komunikannya.

Onong Uchjana Effendy menjelaskan bahwa strategi komunikasi mempunyai fungsi untuk menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif, dan instruktif, secara sistematis kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal dan menjembatani kesenjangan budaya akibat kemudahan diperolehnya dan dioperasionalkannya media massa yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai – nilai budaya.17 Beliau juga mengemukakan beberapa komponen dalam strategi komunikasi, antara lain18 :

17

Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi (Teori dan Praktek) Bandung : Remaja Rosda karya. 1992. Hal 27

18

(32)

1. Mengenali sasaran komunikasi

Sebelum melancarkan komunikasi perlu dipelajari siapa saja yang akan menjadi sasaran komunikasi. Mengenali sasaran komunikasi bergantung pada tujuan komunikasi, apakah agar komunikan hanya sekedar mengetahui (dengan metode informatif) atau agar komunikan melakukan tindakan tertentu (metode persuasif atau instruktif).

2. Pemilihan media komunikasi

Untuk mencapai sasaran komunikasi komunikator harus dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media komunikasi, tergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan dan teknik yang akan digunakan. Pemilihan media komunikasi di sini yang digunakan dalam berkomunikasi berupa bahasa.

3. Pengkajian tujuan pesan komunikasi

(33)

kata–kata yang biasa diwujudkan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Sedangkan pesan yang berupa non verbal ini berbentuk gerak tubuh, ekspresi wajah, tekanan suara, bau dan lainnya.

Dalam bukunya strategi komunikasi, sebuah pengantar ringkas Arifin menawarkan strategi-strategi komunikasi sebagai berikut:19

1. Mengenal Khalayak

Mengenal khalayak haruslah langkah pertama bagi komunikator dalam usaha komunikasi yang efektif . sebagaimana telah dijelaskan bahwa dalam proses komunikasi, khalayak itu sama sekali tidak pasif, melainkan aktif, sehingga antara komunikator dan komunikan bukan saja terjadi saling hubungan, tetapi juga saling mempengaruhi. Artinya khalayak dapat dipengaruhi, oleh komunikator tetapi komunikator juga dapat dipengaruhi oleh komunikan atau khalayak.

Dalam proses komunikasi, baik komunikator maupun khalayak mempunyai kepentingan yang sama. Tanpa persamaan kepentingan, komunikasi tak mungkin berlangsung. Justru itu, untuk berlangsungnya suatu komunikasi dan kemudian tercapainya hasil yang positif, maka komunikator harus menciptakan persamaan kepentingan dengan khalayak terutama dalam pesan, metode, dan media. Menurut Schoenfeld sebagaimana dikutip oleh Arifin mengemukakan klasifikasi khalayak sebagai berikut:20

19

Anwar Arifin. Strategi Komunikasi, Sebuah Pengantar Ringkas. Bandung : Armico 1994. hal : 64

20

(34)

 Inovator ataupun penemu ide adalah orang-orang yang kaya akan akan ide baru, dan karenanya mudah atau sukar menerima ide baru orang lain.

 Early adopters atau barang yang cepat bersedia untuk mencoba apa yang dianjurkan kepadanya.

 Early Majority atau kelompok orang-orang yang mudah menerima ide-ide baru asal saja sudah diterima oleh orang banyak.

 Mayority atau kelompok dalam jumlah terbanyak yang menerima atau menolak ide baru, terbatas pada suatu daerah.

 Non-adopters ataupun orang-orang yang tidak suka menerima ide baru dan mengadakan perubahan-perubahan atas pendapatnya yang semula.

Mengenal pengaruh kelompok dan nilai-nilai kelompok, memang merupakan hal yang harus dikenal dan diteliti oleh komunikator untuk menciptakan komunikasi yang efektif, sebab manusia hidup dari kelompok dan pengenalan manusia adalah hal yang sangat penting karena manusia merupakan unsure yang paling penting dalam proses komunikasi.

2. Menyusun Pesan

(35)

dari pesan tersebut. Adapun cara-cara pengorganisasian pesan antara lain adalah sebagai berikut:21

a. Deduksi : Inti pokok pesan kita sampaikan terlebih dahulu baru kemudian penjelasan-penjelasan serta perincian-perincian menyusul diberikan.

b. Induksi : Kebalikan dari deduksi. Yang disampaikan pertama kali adalah uraian-uraian, detil-detil dari suatu gagasan yang susunannya mengarah pada suatu kesimpulan yang diberikan pada akhir kegiatan komunikasi.

c. Kronologis : Pesan komunikasi disampaikan menurut urutan waktu terjadinya peristiwa.

d. Spasial : Pesan komunikasi disampaikan menurut urutan tempat. e. Topikal : Pesan komunikasi disampaikan menurut urutan prioritas

tertentu. Dari yang penting ke kurang penting, dari yang tidak menarik ke menarik, dari konsep / pengertian yang sudah dikenal ke yang asing. Dapat berlaku pula sebaliknya.

f. Kausal : Disini pesan komunikasi disajikan dengan urutan ”sebab” kemudian ”akibat” atau sebaliknya.

3. Menetapan metode

Seperti telah disinggung, bahwa mencapai efektivitas dari suatu komunikasi selain akan tergantung dari kemantapan isi pesan yang di selaraskan dengan kondisi khalayak dan sebagainya, maka juga akan turut dipengaruhi oleh metode-metode penyampaian pesan. Strategi menetapkan metode berguna untuk membantu mengefektifkan sebuah strategi sebelumnya menjadi lebih efektif. Arifin menawarkan beberapa metode komunikasi, yaitu:22

21

Nina Winangsih Syam. Dadang Sugiana. Perencanaan pesan dan media. Jakarta : Pusat penerbitan Universitas Terbuka. 2004. Hal : 1.22

22

(36)

a. Redundancy (Repetition)

Adalah mempengaruhi khalayak dengan jalan mengulang-ulang pesan kepada khalayak. Manfaat lainnya, ialah bahwa khalayak tidak akan mudah melupakan hal yang penting yang disampaikan berulang-ulang itu.

b. Canalizing

Proses canalizing ialah memahami dan meneliti pengaruh kelompok terhadap individu atau khalayak. Untuk berhasilnya komunikasi ini, maka haruslah dimulai dari memenuhi nilai-nilai dan standar kelompok dan mayarakat dan secara berangsur-angsur merubahnya ke arah yang dikehendaki.

c. Informatif

Dalam dunia komunikasi massa dikenal salah satu bentuk pesan yang bersifat informatif, yaitu suatu bentuk isi pesan, yang bertujuan mempengaruhi khalayak dengan jalan (metode) memberikan penerangan.

d. Persuasif

Persuasif berarti, mempengaruhi dengan jalan membujuk. Dalam hal ini khalayak digugah baik pikirannya, maupun dan terutama perasaanya.

e. Edukatif

Metode edukatif, sebagai salah satu cara mempengaruhi khalayak dari suatu pernyataan umum yang dilontarkan, dapat diwujudkan dalam bentuk pesan yang berisi: pendapat-pendapat, fakta-fakta dan pengalaman-pengalaman.

f. Kursif

Kursif berarti mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa. Dalam hal ini khalayak dipaksa, tanpa perlu berfikir lebih banyak lagi, untuk menerima gagasan-gagasan atau ide-ide yang dilontarkan. Oleh karena itu pesan dari komunikasi ini selain berisi pendapat-pendapat juga berisi ancaman-ancaman.

4. Seleksi dan Penggunaan Media

(37)

selain berfungsi sebagai alat penyalur, juga mempunyai fungsi sosial yang kompleks.

Sebagaimana dalam menyusun pesan dari suatu komunikasi yang ingin dilancarkan, kita harus selektif, dalam arti menyesuaikan keadaan dan kondisi khalayak, maka dengan sendirinya dalam penggunaan media pun, harus demikian pula. Kapan harus menggunakan media konvensional dan kapan harus menggunakan media baru Hal ini karena masing-masing media tersebut mempunyai kemampuan dan kelemahan-kelemahan tersendiri sebagai alat.

Seperti telah diuraikan sebelumnya dan sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, peneliti ingin mengetahui secara seksama bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan oleh BKKBN Provinsi Banten untuk dapat membentuk kesadaran masyarakat untuk mengikuti program Keluarga Berencana dengan mencari jawaban melalui penjelasan yang telah diungkapkan Effendy dan Arifin.

2.3.1 Peranan Komunikator Dalam Strategi Komunikasi

(38)

Para ahli komunikasi cenderung untuk sama-sama berpendapat bahwa dalam melancarkan komunikasi lebih baik mempergunakan pendekatan apa yang disebut

A-A Procedure atau from Attention to Action Procedure.

A-A Procedure ini sebenarnya penyederhanaan dari suatu proses yang disingkat AIDDA. Attention (Perhatian), Interest (Minat), Desire (Hasrat),

Decision (Keputusan), Action (Kegiatan). Terkait pada objek penelitian ini sebagai berikut :

A - attention = Menarik perhatian masyarakat akan program

keluarga berencana BKKBN.

I - interest = Membangkitkan minat masyarakat akan

pentingnya keluarga berencana.

D - desire = Menumbuhkan hasrat masyarakat untuk

mengikuti program keluarga berencana.

D - decision = Membuat keputusan untuk melakukan

program keluarga berencana.

A - action = Melakukan penggiatan program keluarga

berencana BKKBN.

Proses pentahapan komunikasi ini mengandung maksud bahwa komunikasi hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian. Dalam hubungan ini komunikator harus menimbulkan daya tarik23.

23

(39)

Hal tersebut membuat kefektifan komunikasi tidak hanya ditentukan oleh kemampuan berkomunikasi, tetapi juga ditentukan oleh komunikator yaitu BKKBN Provinsi Banten karena ialah pengutara pikiran dan perasaanya dalam membentuk pesan untuk membuat masyarakat sebagai komunikan menjadi tahu atau berubah sikap, pendapat, serta perilakunya.

2.4. BKKBN (Badan Kependudukan Keluarga Berencana)

Secara singkat BKKBN dimulai dari suatu organisasi yang murni berstatus swasta pada tahun 1957, kemudian berkembang menjadi organisasi semi pemerintahaan pada tahun 1968 dan pada tahun 1970 menjadi organisasi resmi pemerintah sebagai pelaksana dan pengelola program KB nasional sampai dengan era baru saat ini. Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional ,disingkat BKKBN, adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan dibidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera.

Menurut Bpk.Ade Anwar “Di Provinsi banten sendiri BKKBN (Badan Kependudukan Keluarga Berencana) merupakan kepanjangan tangan dari BKKBN Pusat. Artinya, walaupun merupakan organisasi pemerintah, BKKBN Provinsi banten bukan merupakan organisasi yang berada di bawah naungan pemeritahan provinsi banten secara langsung karena baik program maupun anggaran kegiatan BKKBN provinsi banten tidak berasal dari APBD maupun APBN provinsi banten”.24

2.5. Keluarga Berencana

24

(40)

Tahun 1960-an banyak pihak yang khawatir tentang dampak negative dari angka pertumbukhan penduduk dan akibat tingginya fertilitas di Negara-negara berkembang termaksud Indonesia. Berbagai survey menunjukan bahwa banyak perempuan yang tidak menginginkan anak lagi, tetapi tidak ingin mamakai alat kontrasepsi lagi. Dengan ditemukannya alat dan obat kontrasepsi yang murah dan dapat menjangkau kebutuhan sebagian besar Negara yang sedang berkembang, maka keluarga berencana adalah cara terbaik untuk menjawab permasalahan pertumbuhan penduduk.

Program keluarga berencana dilaksanakan atas dasar suka- rela serta tidak bertentangan dengan agama, kepercayaan dan moral Pancasila. Dengan demikian maka bimbingan, pendidikan serta pengarahan amat diperlukan agar masyarakat dengan kesadarannya sendiri dapat menghargai dan, menerima pola keluarga kecil sebagai salah satu langkah utama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Oleh karena itu pelaksa-naan program keluarga berencana tidak hanya menyangkut masalah tehnis medis semata-mata, melainkan meliputi berbagai segi penting lainnya dalam tata hidup dan kehidupan masyarakat.25

Keluarga Berencana adalah salah satu program yang digalakkan pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk Indonesia. Hal ini disebabkan jumlah penduduk Indonesia menduduki posisi nomor empat terbanyak di dunia. Jika tidak dikendalikan, maka ledakan penduduk ini akan menjadi sebuah masalah sosial yang bisa mengganggu pembangunan bangsa. Program

25

(41)

Keluarga Berencana ini merupakan sebuah program yang berada di bawah pengawasan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Lembaga tersebutlah yang mengelola dan mengatur pelaksanaan program Keluarga Berencana bagi masyarakat Indonesia. Salah satunya dengan mengkampanyekan program Keluarga Berencana atau KB. Masyarakat diajak untuk mengikuti program KB, agar jumlah keluarga bisa dikendalikan. Macam-macam alat KB diperkenalkan dan masyarakat diberikan keleluasaan untuk memilih alat kontrasepsi mana yang sesuai dengan pilihan mereka.

Beberapa macam alat kontrasepsi dalam program keluarga berencana ini di antaranya adalah pil KB, Spiral, vasektomi, suntik, IUD dan juga Kondom. Sasaran penggunaan alat KB ini adalah para pasangan muda dan ibu yang baru melahirkan. Kepada mereka, program keluarga dikenalkan sejak dini dengan harapan mereka bisa ikut mensukseskan program tersebut.

(42)

Untuk keluarga yang memiliki remaja usia 6-21 tahun (belum menikah) dapat disediakan program kegiatan Bina Keluarga Remaja (BKR). BKR adalah kegiatan yang dilakukan keluarga,khusunya orangtua atau keluarga lainnya untuk meningkatkan pembinaan tumbuh kembang remaja secara baik dan terarah dalam rangka pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas. Pada kegiatan ini yang terpenting adalah bagaimana orangtua dapat mengasuh anak yang mengalami masa puber.

Dan bagi keluarga yang mempunyai Lansia dapat mengikuti program Bina Keluarga Lansia (BKL). BKL adalah wadah kegiatan yang dilakukan oleh keluarga yang memiliki lansia untuk mengetahui, memahami, dan mampu membina kondisi dan masalah lanjut usia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan lanjut usia.26

Sesuai dengan perjalanan paradigma program pembangunan secara umum, program keluarga berencana diarahkan pada beberapa tujuan pembangunan sebagai berikut:

1. Menurunkan angka pertumbuhan penduduk melalui penurunan angka kelahiran agar meningkatkan strandar kehidupan masyarakat.

2. Meningkatakan kesehatan dan kualitas hidup perempuan dengan membantu mereka mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi.

26

(43)

3. Memajukan hak-hak pasangan dan perempuan (kesetaraan gender) untuk membantu keluarga sesuai dengan kebebasan dan tanggung jawab yang dituangkan dalam hak-hak reproduksi dan sosial.27

2.6. Kerangka Berpikir

BKKBN adalah Badan Lembaga Pemerintah Non Departemen Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan dibidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera.

BKKBN mempunyai program KB yang merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar utama dari wanita. Program ini sangat membantu masyarakat dengan membatasi jumlah anak dalam berkeluarga dari tingkat kelahiran suatu penduduk yang sekarang lebih besar dari tingkat kematian. Program KB ini juga menjadi salah satu solusi untuk mengurangi kepadatan penduduk yang menjadi masalah penting bagi setiap orang pada saat ini.

Dan untuk mengubah pola pikir masyarakat dari keluarga besar yang kurang terurus, kepada keluarga kecil yang sejahterah. Dengan demikian mereka mau mengatur dan membatasi jumlah kelahiran anak yang pada akhirnya dapat menurunkan laju pertumbuhan penduduk yang nasional.

Agar tujuan tersebut dapat dicapai dengan mengubah pola pikir masyarakat dan perilaku lainnya BKKBN Provinsi Banten menggunakan strategi

27

(44)

– strategi komunikasinya yang sebagai mana dijelaskan pada Arifin Anwar, pendekatan strategi tersebut terdiri dari analisis khalayak, strategi pesan, strategi penentuan metode komunikasi serta strategi seleksi dan penggunaan media.

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

(45)
(46)

Metode penelitian deskriptif ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dapat dilakukan dengan wawancara langsung dan mendalam menggali berbagai data dan informasi yang tidak bisa dijangkau dengan pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner.28 Penelitian deskriptif hanya memaparkan situasi atas peristiwa. Penelitian ini tidak hanya mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.

Penyelidikan deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Karena banyak sekali ragam penyelidikan demikian,metode penyelidikan deskriptif lebih merupakan istilah umum yang mencakup berbagai teknik deskriptif. Diantaranya ialah penyelidikan yang menuturkan, menganalisis, dan mengklasifikasi ; penyelidikan dengan teknik survey, dengan teknik interview, angket, observasi, atau dengan teknik test ; studi kasus, studi komperatif, studi waktu dan gerak, analisis kualitatif, studi kooperatif atau operasional.29

Penelitian deskriptif ditujukan untuk :

1. Mengumpulkan informasi actual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada.

28

Frank Jefkins, Public Relations, Erlangga, 1995: 258

29

(47)

2. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku.

3. Membuat perbandingan atau evaluasi.

4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan dating.30

3.2. Tehnik Pengumpulan Data.

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan penulis menggunakan tehnik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Data primer

Untuk mendapatkan data yang diinginkan, dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara mendalam ( indepth interview) terhadap orang yang berkompeten dilingkungan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yaitu Kasubbag Umum dan Humas Kasubbid, Advokasi dan KIE, Kerjasama Kepengendalian Kependudukan. Sehingga dapat diperoleh data-data yang dibutuhkan untuk melakukan suatu analisis dalam penelitian ini.

2. Data sekunder

30

(48)

Merupakan pengumpulan data yang diperlukan dalam bentuk yang sudah berupa publikasi, dalam ini penulis mendapatkan sejumlah data yang diperlukan dengan cara :

a. Studi kepustakaan, berupa buku, arsip, dan dokumen lainnya yang terikat dengan pembentukan kesadaran akan keluarga berencana dari BKKBN Provinsi Banten guna kelengkapan data dalam penelitian ini.

3.3. Key Informan

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh spradley dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga

elemen, yaitu : tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas(activity) yang berinteraksi secara sinergis31. Situasi sosial tersebut dapat dinyatakan sebagai obyek penelitian yang ingin diketahui apa yang akan terjadi didalamnya.

Pada istilah kualitatif juga tidak menggunakan istilah sampel. Sampel pada penelitian kualitatif disebut sebagai informan atau objek penelitian, yaitu orang-orang yang dipilih diwawancarai atau diobservasi sesuai tujuan penelitian. Namun dalam penelitian kali ini peneliti menyebutnya sebagai informan. Informan adalah seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu objek32.

Adapun key informan dalam penelitian ini adalah :

31

Sugiono.2008.Metode PenelitianKuantitatif, KualitatifdanR&D.Jakarta :Alfabet. Hal 215 32

(49)

1. Drs. Agus Rahmat, selaku Kasubbag Umum dan Humas di BKKBN Provinsi Banten.

2. Drs. Ade Anwar, Karena beliau selaku Kasubbid, Advokasi dan KIE.

3. Nafis, selaku Kasubid, Kerjasama Kepengendalian Kependudukan.

Adapun alasan peneliti memilih ketiga informan tersebut karena ketiganya dianggap memahami dan memliki informasi terkait strategi komunikasi BKKBN Provinsi Banten dalam proses pembentukan kesadaran program keluarga. (1) Karena beliau yang membuat, menjalankan, serta menginformasikan program Keluarga Berencana kepada masyarakat. (2) Beliau yang memberikan penerangan kepada masyarakat tentang keluarga berencana dan juga memberikan pelayanan KIE (komunikasi, informasi, edukasi) kepada masyarakat. (3) salah satu informan yang mengerti tentang kepadatan penduduk di Provinsi Banten.

Teknik pemilihan informan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik snowball sampling. Teknik ini merupakan teknik penentuan subjek yang awalnya berjumlah kecil kemudian berkembang semakin banyak. Orang yang dijadikan informan pertama diminta memilih atau menunjuk orang lain untuk dijadikan informan lagi, begitu seterusnya.33 Jadi awalnya peneliti hanya memilih satu informan yang kemudian dimintai saran untuk mengarahkann informan selanjutnya.

3.4. Analisis Data

33

(50)

Berdasarkan data yang diperoleh, penulis akan mendeskripsikan dengan menganalisisnya secara kualitatif, artinya penelitian mengenai kualitas suatu informasi disini adalah mengenai strategi BKKBN dalam proses pembentukan kesadaran keluarga berencana. Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan interpretasikan.34

Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan model Milles and Huberman, mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh35 Aktifitas analisis data,yaitu :

a. Data reduction (reduksi data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci, mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal – hal yang penting dicari tema dan polanya.

b. Data display ( penyajian data )

34

Sofian Effendi & Christ Manning Dalam Masri Singrimbun, Metode Penelitian Survey LP3ES, Jakarta, 1989 : 263

35

(51)

Setelah data direduksi ,maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat ,bagan,hubungan antar kategori dan lainnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Penyajian data merupakan upaya penyusunaan, pengumpulan informasi ke dalam suatu matrik atau konfigurasi yang mudah dipahami. Konfigurasi semacam ini akan memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Kecenderungan kognitif manusia adalah penyederhanaan informasi yang komplek ke dalam suatu bentuk yang dapat dipahami secara gamblang. Penyajian data yang sederhana dan mudah dipahami adalah cara utama untuk menganalisis data deskriptif kualitatif yang valid. Penyajian ini bisa dalam bentuk matrik, grafik atau bagan yang dirancang untuk menghubungkan informasi. Penyajian data yang peneliti lakukan adalah mengenai strategi komunikasi BKKBN Provinsi Banten dalam proses pembentukan kesadaran program keluarga berencana.

(52)

Dalam hal ini setelah dilakukan reduksi data,da menyajikan data yang didapat dari lapangan maka langkah terakhir adalah penarikan kesimpulan verifikasi terhadap data – data yang ada. ,Data inilah yang kemudian disusun ke dalam satuan-satuan, kemudian dikategorikan sesuai dengan masalah-masalahnya. Data tersebut dihubungkan dan dibandingkan antara satu sama lain sehingga mudah ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari sikap permasalahan yang ada.36 Kesimpulan yang ingin peneliti sampaikan adalah mengenai strategi komunikasi BKKBN Provinsi Banten dalam proses pembentukan kesadaran program keluarga berencana.

Dalam penelitian kualitatif ini adapun analisa data yaitu Triangulasi dilakukan secara bersamaan dengan pengumpulan data, dengan prosedur penelitian sebagai berikut37 :

a. Analisa data dilakukan secara bersamaan dengan pengumpulan data, interprestasi data dan membuat narasi laporan.

b. Analisa dan kualitatif selalu didasarkan kepada upaya-upaya “mengurangi” data dan menginterprestasikannya.

c. Menyajikan kembali data dalam bentuk tabel.

36

Matthew B. Milles, A Michael Huberman. Analisis Data Kualitatif. Penerjemah Tjejep Rohendi Rosidi. Jakarta: Universitas Indonesia Press. 1992 . Hal 25

37

(53)

d. Mengidentifikasi proses pengkatagorian data.

Prosedur penelitian dilakukan agar hasil yang didapat memiliki kualitas yang memenuhi syarat reabilitas, yaitu mendapatkan hasil yang tetap sama dari pengumpulan data yang dilakukan pada waktu berbeda dan validitas, yaitu ketepatan dalam mengukur konsep teori yang dianut dan bukan konsep lain.38

3.5. Fokus Penelitian

Adapun yang menjadi fokus penelitian dalam penelitian ini adalah :

1. Identifikasi khalayak yang dilakukan oleh BKKBN Provinsi Banten dalam proses pembentukan kesadaran program keluarga berencana.

2. Menyusun pesan yang dibuat oleh BKKBN Provinsi Banten dalam proses pembentukan kesadaran program keluarga berencana. 3. Menentukan metode BKKBN Provinsi Banten dalam proses

pembentukan kesadaran program keluarga berencana.

4. Seleksi dan penggunaan media yang dipilih oleh BKKBN Provinsi Banten dalam proses pembentukan kesadaran program keluarga berencana.

3.6. Lokasi Penelitian dan Waktu

38

(54)

Penelitian ini dilakukan di lembaga/instansi BKKBN yang terletak di Serang Jl. Raya palima pakupatan No.2 Provinsi Banten – 42171. Dengan tujuan untuk menggambarkan strategi komunikasi yang dilakukan BKKBN Provinsi Banten dalam membentuk kesadaran masyarakat akan Program Keluarga Berencana. Adapun rencana prlaksanaan penelitian ini akan berlangsung selama kurang lebih 30 hari.

(55)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1Deskripsi Objek Penelitian

Pada tahun 1957 BKKBN dimulai dari suatu organisasi yang murni berstatus swasta kemudian berkembang menjadi organisasi semi pemerintahaan pada tahun 1968 dan pada tahun 1970 menjadi organisasi resmi pemerintah sebagai pelaksana dan pengelola program KB nasional sampai dengan era baru saat ini. Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional ,disingkat BKKBN, adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan dibidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera.

Kini di Provinsi banten BKKBN berubah nama menjadi “Badan Kependudukan Keluarga Berencana” yang menangani tentang kependudukan di Provinsi Banten sendiri. BKKBN juga merupakan kepanjangan tangan dari BKKBN Pusat. Artinya, walaupun merupakan organisasi pemerintah, BKKBN Provinsi banten bukan merupakan organisasi yang berada di bawah naungan pemeritahan provinsi banten secara langsung karena baik program maupun anggaran kegiatan BKKBN provinsi banten tidak berasal dari APBD maupun APBN provinsi banten.

Adapun tujuan dan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan dari BKKBN Provinsi banten antara lain:

A. Tugas Pokok

(56)

Melaksanakan tugas pemerintahan dibidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

B. Fungsi

Adapun fungsi dari BKKBN Provinsi Banten ini antara lain adalah sebagai berikut :

Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera.

Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BKKBN. Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah, swasta, LSOM dan masyarakat dibidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera.

Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum dibidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga

C. Kewenangan

Penyusunan rencana nasional secara makro dibidangnya. Perumusan kebijakan dibidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro.

(57)

Penetapan sistem informasi dibidangnya.

Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu :

o Perumusan dan pelaksanaan kegiatan tertentu dibidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

o Perumusan pedoman pengembangan kualitas keluarga

4.1.1. Visi Misi Visi

Visi program keluarga berencana pada era baru di tetapkan menjadi “Penduduk Tumbuh Seimbang Tahun 2015”. Visi ini di maksudkan untuk menekan laju pertumbuhan yang semakin meningkat di Provinsi Banten serta mewujudkan keluarga yang sejahtera dan memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, tanggung jawab dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Misi

(58)

mempunyai wawasan yang lebih luas lagi untuk Provinsi Banten yang berkaitan dengan kependudukannya sendiri.

4.1.2 Struktur Organisasi BKKBN Provinsi Banten - Kepala BKKBN Provinsi Banten, membawahi :

Sekretaris Utama, membawahi : 1. Subbagian perencanaan

2. Subbagian Umum dan Humas 3. Subbagian Keuangan dan BMN 4. Subbagian Kepegawaian dan Hukum 5. Subbagian Administrasi dan pengawasan Bidang pengendalian penduduk, membawahi : 1. Subbagian Penetapan Paramenter Kependudukan 2. Subbagian Pendidikan Kependudukan

3. Subbagian Analisis Dampak Kependudukan

Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, membawahi : 1. Subbidang Kesertaan KB Jalur Pemerintah dan Swasta

2. Subbidang Bina Wilayah Kesertaan KB Jalur dan Sasaran Khusus 3. Subbidang Kesehatan Reproduksi

Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga,membawahi: 1. Subbidang Bina Keluarga Balita Anak dan Ketahannan Keluarga

Lansia

2. Subbidang Bina Ketahanan Remaja

(59)

Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi, membawahi : 1. Subbidang Advokasi dan KIE

2. Subbidang Hubungan Antar Lembaga dan Bina Lini Lapangan 3. Subbidang Data dan Informasi

Bidang Pelatihan dan Pengembangan, membawahi : 1. Subbidang Tata Operasional

2. Subbidang Program dan Kerjasama 3. Subbidang Penyelenggaraan dan Evaluasi

4.2 Deskripsi Data

Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah strategi komunikasi BKKBN Provisi Banten dalam proses kesadaran Program Keluarga Berencana. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dengan cara peneliti datang langsung dan menanyakan tentang strategi komunikasi BKKBN Provinsi Banten dalam proses kesadaran Program Keluarga Berencana, mencangkup bagaimana analisis khalayak, strategi penyusunan pesan, penggunaan metode komunikasi, serta strategi seleksi dan penggunaan media yang dilakukan. Serta menggunakan studi kepustakaan, berupa arsip, dan dokumen yang terikat dengan pembentukan kesadaran akan keluarga berencana dari BKKBN Provinsi Banten guna kelengkapan data dalam penelitian ini.

(60)

Kasubid.Kerjasama Kepengendalian Kependudukan. Dalam wawancara tersebut, peneliti mendapatkan data atau informasi berupa bagaimana strategi komunikasi BKKBN dalam proses pembentukan kesadaran program Keluarga berencana. Pada wawancara tersebut, peneliti menyiapkan sejumlah pertanyaan. Merekam jawaban atau informasi yang didapatkan dari informan dan menulis hal-hal yang penting. Daftar pertanyaan dan jawaban dari narasumber dapat dilihat di lembar lampiran.

Hasil wawancara langsung yang peneliti lakukan dengan key informan

merupakan data primer dan data sekunder. Data-data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada informan dan hasil dokumentasi, serta study documenter dikategorisasikan sesuai dengan identifikasi masalah. Data mana saja yang termasuk kedalam analisis khalayak, strategi menyusun pesan,

distribusi/metode penyampaian pesan dan strategi seleksi dan pemilihan media. Lalu data tersebut dijabarkan secara jelas dan terbuka sehingga dengan demikian dapat disimpulkan hasil dari penelitian mengenai strategi BKKBN Provinsi Banten dalam proses pembentukan kesadaran program keluarga berencana.

4.3 Hasil Penelitian

(61)

kesadaran program keluarga berencana. Adapun hasil penelitian ini berdasarkan wawancara mendalam, study documenter dan dokumentasi. Berikut ini adalah profil key informan dalam penelitian ini :

1. Ade Anwar

Beliau merupakan kepala Bagian Advokasi dan KIE BKKBN Provinsi Banten. Yang berkelahiran di bandung, 5 desember 1965. Dan kini mempunyai tempat tinggal di Serang tepatnya di Taman Graha Asri Blok i 5 No.8. Beliau mempunyai tugas di BKKBN Provinsi Banten yaitu memberikan pelayanan KIE kepada masyarakat yang terkait dengan Program Keluarga Berencana. Adapun kontak yang dapat dihubungi :

Office : (0254) 7038650

Mobile : +6287771343209

Email : ade_an 65@yahoo.co.id

2. Agus Rakhmat

(62)

perkantoran, terhadap pegawai, lingkungan, dll. Serta memberikan penerangan kepada masyarakat tentang program keluarga berencana.

Office : (0254) 7038650 Mobile : +6287871271947

Email : Bkkbn_Banten@yahoo.co.id 3. Napis

Didalam bidang kepengendalian kependudukan BKKBN Provinsi Banten Beliau mempunyai jabatan didalamnya sebagai Kasubid. Kerjasama Kepengendalian Kependudukan. Yang bertugas melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi di bidang kerjasama pendidikan kependudukan. Beliau lahir diSerang, 15 desember 1965.

Office : (0254) 7038650 Mobile : -

Email : Bkkbn_Banten@yahoo.co.id

Referensi

Dokumen terkait

Pengenalan Khalayak yang dilakukan oleh Badan Kependudukan Keluarga Berencana dan Nasional Provinsi Jawa Barat dalam Mempersuasi Suami Di Kabupaten Bekasi Untuk

Penelitian dengan metode studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi public relations BKKBN Jawa Barat mengkampanyekan keluarga berencana melalui

Hasil dari penelitian ini adalah strategi komunikasi EO Sunday Monday management dalam mempromosikan komunitas band indie di Banten dilakukan melalui beberapa tahapan strategi,

Oleh sebab itu, peneliti tertarik melakukan audit komunikasi kegiatan penempatan dan pemindahan kerja pegawai dalam kegiatan employee relations Perwakilan BKKBN

Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten...

Bimbingan penyuluhan Islam pada program keluarga berencana dalam kegiatan pranikah oleh perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan dilakukan dengan proses

Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan (LKIP) Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Kependudukan dan Keluarga Berencana Provinsi Banten Akhir Tahun Anggaran 2020

Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional..