• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GROUP INVESTIGATION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP - UMBY repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH GROUP INVESTIGATION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP - UMBY repository"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GROUP INVESTIGATION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAPKEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN

PEMAHAMAN KONSEP PADA SISWA SMP

Oleh:

FATMIYATUN SRIYANI 13141019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)

Pengaruh Group Investigation Pada Pembelajaran Matematika Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pemahaman Konsep Siswa SMP

(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Seyegan)

Fatmiyatun sriyani1); Nuryadi2)

Fakultas Pendidikan Matematika1), Universitas Mercu Buana Yogyakarta2). Fatmiyamiya@gmail.com1 ), Nuryadi@mercubuana-yogya.ac.id2 ).

ABSTRAK

Fatmiyatun Sriyani: Pengaruh Group Investigation Pada Pembelajaran Matematika Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pemahaman Konsep Siswa SMP. Skripsi. Yogyakarta, Strata Satu, Universitas Mercu Buana Yogyakarta, 2017

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh model pembelajaran Group Investigation pada pembelajaran matematika terhadap kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep siswa di SMP Negeri 1 Seyegan. Jenis penelitian ini adalah quasy experiment dengan nonequivalent control group design. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen tes. Teknik analisis data menggunakan uji Paired Sample T-Test, uji T2

Hotteling’s, dan uji Independent Sample T-Test. Berdasarkan uji hipotesis menggunakan taraf signifikansi 5% dapat disimpulakan bahwa: model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seyegan

Kata kunci: Group Investigation, Berpikir Kreatif, Pemahaman Konsep

The Impact of Group Investigation Model on Mathematics Learning to the Ability of Creative Thinking and Concept Understanding of Junior High School

(Studi Eksperiment On The Seven Grader Students’of SMP Negeri 1 Seyegan)

ABSTRACT

This research aimed to explain influence of Investigation Group models on learning mathematics to the ability of creative thinking and understanding student concept of SMP Negeri 1 Seyegan. The type of this research was quasy experiment with Nonequivalent Control Group Design. The research instrument used are test. The technique of data analysis used test Paired Sample T-Test, test T2 Hotteling’s, and test

Independent Sample T-Test. The tested of thesis used signification 5% we have result: (1) the design of learning with investigation group is influenced in students about their abitility of process creative thinking and understanding student concept of class VII SMP N 1 Seyegan.

(4)

PENDAHULUAN

Matematika seringkali dipandang sebagai bahasa atau alat yang akurat untuk menyelesaikan masalah-masalah ekonomi, sosial, fisika, kimia, biologi, dan teknik. Melihat besarnya peranan matematika, maka pembelajaran matematika harus benar-benar memudahkan pemahaman siswa agar tujuan dari pembelajaran matematika dapat dicapai. Sesuai arahan Permendikbud No. 22 tahun 2016, proses pembelajaran pada satuan pendidikan hendaknya diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan dikelas VIIB ketika praktik pembelajaran langsung (PPL)

(5)

bertanya dan ketika dalam menyelesaikan soal penalaran matematika hanya ada 1 - 3 orang yang menjawab dengan menggunakan cara yang berbeda dari cara yang diberikan, akan tetapi siswa-siswa tersebut enggan menyampaikan ide atau gagasannya tersebut karena takut salah dan cenderung menerima apa yang sudah dibahas bersama. Dengan kondisi pembelajaran yang demikian, siswa bekerja dan berpikir menurut apa yang disampaikan oleh guru, sehingga kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran matematika masih rendah. Selain itu mereka seringkali masih mengalami kesulitan untuk memahami pokok bahasan matematika yang dijelaskan oleh guru, siswa hanya menghafal rumus tanpa mengetahui alur penyelesaian atau rumus awal yang dijadikan dasar dari permasalahan yang diberikan. Hal ini terlihat ketika siswa diberikan pertanyaan untuk menyebutkan suatu konsep. Terlebih lagi jika mereka

diberikan soal dengan sedikit variasi yang membutuhkan penalaran lebih. Hanya 6-7 siswa yang mampu menjawab dengan benar. Hal ini terlihat ketika siswa mengerjakan soal di papan tulis hanya 6-7 siswa yang mengerjakan dengan cara yang berbeda dengan yang dicontohkan. Selain kemampuan berpikir kreatif masih rendah, siswa dalam memahami konsep masih rendah, hal ini dilihat dari ketika dalam pembelajaran, siswa diberikan soal terkait dengan memberikan contoh ataupun menjelaskan dengan contoh siswa masih mengalami kesulitan, terlebih lagi ketika siswa diberikan soal dalam mengulangi sebuah konsep siswa mengalami kesulitan. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa pemahaman konsep siswa masih rendah.

(6)

ekspositori, serta tanya jawab. Metode diskusi sering diterapkan ketika proses pembelajaran, tetapi belum berjalan secara optimal. Di SMP N 1 Seyegan untuk pelajaran matematika kelas VII KKM yang harus dicapai siswa yaitu 70. Berikut akan disajikan nilai ujian akhir semester pada bulan desember 2016 di kelas VII SMP N 1 Seyegan.

Tabel 1. Rata- rata Nilai Ujian Akhir Semester Kelas VII

Pada Bulan Desember 2016 Tahun Ajaran 2016/2017

No Kelas Rata-rata

1 VIIA 63,67

2 VIIB 61,64

3 VIIC 61,00

4 VIID 52,73

5 VIIE 55,32

6 VIIF 54,06

Sumber: nilai hasil ujian akhir semester pada bulan desember 2016

Berdasarkan tabel 1 diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai UAS kelas VII masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

yaitu 70. Interaksi antara guru dan peserta didik pada saat proses belajar mengajar memegang peran penting dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Pendekatan pembelajaran yang dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan prestasi akademik siswa antara lain dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif (cooperative learning) model investigasi kelompok (group investigation).

Model Pembelajaran Group Investigation

(7)

beberapa aspek selama proses belajar mengajar berlangsung, sedangkan fungsi kelompok sebagai sarana berinteraksi dalam membentuk suatu konsep belajar (Muhammad Thobroni & Arif Mustofa, 2011:295).

Shlomo Sharan (2009: 149-163) menyatakan bahwa keempat fitur investigasi kelompok yang berupa penyelidikan, interaksi, penafsiran, dan motivasi intrinsik digabungkan dalam model enam tahap :1) Grouping; 2) Planning; 3) Investigation; 4) Organizing; 5) Presenting; 6) Evaluating

Kemampuan berpikir Kreatif

Menurut Esen dan Nes’e (Busnawir, 2015: 200) menyatakan bahwa:“creative thingking, one of the thingking skill, includes such skill like facilitating the individual’s learning by realization of his/her imagination, providing an opportunity for him/her to think, expressing his/her ideas easily and geting him/her to acquire new information”.

Dalam konteks berpikir, Evans (1991: 51) dan Guilford (1967: 138) mengatakan bahwa berpikir kreatif

menunjuk pada kemampuan yang ditandai oleh empat komponen, yaitu fluency (kelancaran), flexibility (keluwesan), originality (keaslian), dan elaboration (penguraian). Berikut adalah rincian ciri-ciri dari fluency, flexibility, originality, dan elaboration. Pemahaman Konsep Matematika Adapun indikator pemahaman konsep menurut Hamzah,dkk. (2013: 2016) untuk menunjukan pemahaman konsep adalah sebagai berikut:

1. Menyatakan ulang sebuah konsep; 2. Mengklasifikasi obyek-obyek

menurut sifat-sifat tertentu (sesuai konsepnya);

3. Memberi contoh dan non-contoh dari konsep;

4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis ; 5. Mengembangkan syarat perlu dan

syarat cukup untuk suatu konsep; 6. Menggunakan, memanfaatkan, dan

memilih prosedur atau operasi tertentu;

7. Mengaplikasikan konsep atau alogaritma pemecahan masalah. METODE PENELITIAN

(8)

karena tidak semua variabel yang muncul dapat dikontrol atau diatur secara ketat (full randomized). Adapun desain

yang digunakan adalah

Nonequivalent Control Group Design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih, kemudian diberi soal tes kemampuan awal untuk mengetahui adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Model penelitian Nonequivalent Control Group Design menurut Sugiyono (2015:79) digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Model penelitian Nonequivalent Control Group Design Keterangan:

A1 : Kelompok eksperimen A2 : Kelompok kontrol

O1 : Tes kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep siswa sebelum diberikan perlakuan. O2 : Tes kemampuan berpikir kreatif

matematika dan pemahaman konsep siswa setelah menggunakan

strategi pembelajaran model Group Investigation.

O3 : Tes kemampuan berpikir kreatif matematika dan pemahaman konsep siswa sebelim diberi perlakuan.

O4 : Tes kemampuan berpikir kreatif matematika dan pemahaman konsep siswa setelah menggunakan strategi pembelajaran konvensional. X : Model pembelajaran Group

Investigation.

− : Model pembelajaran konvensional Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seyegan tahun pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari 6 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas VII A sebagai kelas kontrol dan VIIB sebagai kelas eksperimen dengan masing-masing kelas berjumlah 32 siswa.

Terdapat dua macam valiabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas (independent variabel) nya adalah metode group investigation dan metode konvensional. Sedangkan variabel terikat (dependent variabel) nya dalam penelitian ini adalah kemampuan

Q2 X

O1

A1:

__ Q4

O3

(9)

berpikir kreatif dan pemahaman konsep matematika.

Untuk menguji normalitas digunakan uji

Kolmogorov Smirnov.

Hipotesisnya adalah sebagai berikut: Hipotesis : H0 : Data populasi berdistribusi normal; H1 : Data populasi tidak berdistribusi normal; taraf signifikansi : α = 0,05 dengan kriteria H0 ditolak jika signifikansi kurang dari atau sama dengan α = 0,05. Homogenitas data ditentukan dengan uji homogenitas

multivariate Box-M

menggunakan softwere SPSS 21 For Windows. H0:σ1

2

=σ22(data

kelompok eksperimen dan kontrol mempunyai varian homogen); H0:σ12≠ σ22 (data kelompok eksperimen dan kontrol mempunyai varians yang tidak homogen); Taraf signifikansi: α = 0,05; Kriteria keputusan : H0 ditolak jika p-value (sig) < α, dengan α = 0,05. Pengujian Hipotesis

Setelah uji normalitas dan uji homogenitas terpenuhi, maka dilanjutkan dengan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui adanya Pengaruh group investigation terhadap kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep matematika yang signifikansi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun uji yang digunakan analisis paired sample t-test merupakan prosedur yang digunakan untuk membandingkan rata-rata dua variabel dalam satu grup. Penelitian ini menggunakan uji multivariat dengan uji statistik T2 Hotteling’s. Uji ini bertujuan

untuk mengetahui adanya perbedaan pengaruh antara penggunaan metode group investigation dan metode pembelajaran konvensional terhadap kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep siswa. Uji statistik T2

(10)

Pengujian univariat dilakukan dengan uji independen sample t –test. Independen sample t-test digunakan untuk menentukan manakah yang lebih berpengaruh antara metode metode Group Investigation dengan metode konvensional ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep matemartika

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

1) Uji Normalitas dan homogenitas sebelum treatment

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis menggunakan program SPSS for windows 21 dengan uji normalitas kolmogorov smirnov, terlihat bahwa nilai signifikansi pada kelas eksperimen untuk kemampuan berpikir kreatif adalah 0,455 > 0,05. Hal ini menunjukan bahwa distribusi sebaran kemampuan berpikir kreatif pada kelas eksperimen adalah normal. Sedangkan

nilai signifikansi untuk pemahaman konsep adalah 0,562 > 0,05. Hal ini menunjukan bahwa distribusi sebaran pemahaman konsep pada kelas eksperimen adalah normal. Terlihat pula bahwa nilai signifikansi pada kelas kontrol untuk kemampuan berpikir kreatif adalah 0,532 > 0,05. Hal ini menunjukan bahwa distribusi sebaran kemampuan berpikir kreatif pada kelas kontrol adalah normal. Sedangkan nilai signifikansi untuk pemahaman konsep adalah 0,801 > 0,05. Hal ini menunjukan bahwa distribusi sebaran pemahaman konsep pada kelas kontrol adalah normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas. yang digunakan dalam penelitian ini uji homogenitas Box’s M dengan menggunakan softwere SPSS 21 for windows. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa nilai Box’s M adalah 0,353 dengan signifikansi 0,952. Dengan demikian H0 diterima karena (0,952 > 0,05). Hal ini menunjukan bahwa data pada kelas dengan metode group investigation dan metode konvensional adalah homogen.

2) Uji Normalitas dan homogenitas sesudah treatment

(11)

menunjukan sebaran kemampuan berpikir kreatif berdistribusi normal. Nilai signifikansi untuk pemahaman konsep pada kelas eksperimen adalah 0,466 > 0,05. Hal ini menunjukan sebaran pemahaman konsep pada kelas eksperimen berdistribusi normal. Begitu juga untuk kelas kontrol, nilai signifikansi untuk kemampuan berpikir kreatif adalah 0,561 > 0,05. Hal ini menunjukan sebaran kemampuan berpikir kreatif pada kelas kontrol berdistribusi normal. Nilai signifikansi untuk pemahaman konsep adalah 0,413 > 0,05. Hal ini menunjukan sebaran pemahaman konsep pada kelas kontrol berdistribusi normal.

Selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa nilai Box’s M adalah 1,989 dengan signifikansi 0,589. Dengan demikian H0 diterima ( 0,589 > 0,05). Hal ini menunjukan bahwa data pada kelas dengan metode group investigation dan metode konvensional adalah homogen.

Selanjutkan dilakukan uji Paired sample t- test.

1) Pengaruh metode pembelajaran group investigation terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa

Hasil uji paired sample t-test menunjukan bahwa sig. 2 tailed < taraf signifikansi (0,00 < 0,05), maka H0 di tolak. Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan antara nilai rata-rata sebelum treatment (pre test) dan sesudah treatment (post test). Adapun nilai rata-rata pre test kemampuan berpikir kreatif pada kelas eksperimen adalah 44,27 mengalami peningkatan sebesar 31,51 sehingga nilai rata-rata setelah treatment menjadi 75,78. Hal ini menunjukan bahwa adanya peningkatan berpikir kreatif dengan menggunakan pembelajaran group investigation.

2) Pengaruh metode pembelajaran group investigation terhadap pemahaman konsep siswa

(12)

setelah treatment pada kelas eksperimen mengalami peningkatan sebesar 31,51 sehingga nilai rata-rata setelah treatment menjadi 81,25 Hal ini menunjukan bahwa adanya peningkatan pemahaman konsep dengan menggunakan pembelajaran group investigation. 3) Pengaruh metode pembelajaran

konvensional terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa

Hasil uji paired sample t-test menunjukan bahwa sig. 2 tailed < taraf signifikansi (0,00 < 0,05), maka H0 di tolak. Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan antara nilai rata-rata sebelum treatment (pre test) dan sesudah treatment (post test). Adapun nilai rata-rata pre test kemampuan berpikir kreatif adalah 45,31. Sedangkan setelah treatment mengalami peningkatan sebesar 23,44 sehingga nilai rata-rata setelah treatment menjadi 68,75. Hal ini menunjukan bahwa adanya peningkatan berpikir kreatif dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

4) Pengaruh metode pembelajaran konvensional terhadap pemahaman konsep siswa

Hasil uji paired sample t-test menunjukan bahwa sig. 2 tailed < taraf signifikansi (0,00 < 0,05), maka H0 di tolak. Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan antara nilai rata-rata sebelum treatment (pre test) dan sesudah treatment (post test). Adapun nilai rata-rata pre test pemahaman konsep adalah 51,82. Sedangkan setelah treatment mengalami peningkatan sebesar 25 sehingga nilai rata-rata setelah treatment menjadi 76,82. Hal ini menunjukan bahwa adanya peningkatan pemahaman konsep dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

Untuk mengetahui apakah ada perbedaan mean antara kelompok eksperimen (Group Investigation) dan kontrol (konvensional). Pada penelitian ini, uji Multivariatetwo-group menggunakan statistik T2 Hotelling

dengan bantuan software SPSS 21 for Windows. Hasil uji kesamaan pembelajaran dengan metode Group Investigation dan pembelajaran menggunakan metode konvensional setelah treatment.

(13)

4,097>2,93. Selain itu nilai Sig. 0,021

untuk Hotelling’s Trace memiliki signifikansi lebih kecil dari 0,05. Artinya bahwa nilai Sig. untuk Hotelling’s Trace signifikan atau dengan kata lain H0 ditolak. Dengan demikian terdapat perbedaan mean antara pembelajaran menggunakan metode Group Investigation dan pembelajaran menggunakan metode konvensional ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep matematis dalam pembelajaran matematika. Karena H0 pada uji F ditolak berarti terdapat perbedaan, maka pengujian hipotesis dilanjutkan dengan menggunakan uji hipotesis univariat dengan uji Independent-Sample T-Test.

Pengujian univariate dilakukan dengan uji independent sample t-Test. Uji ini digunakan untuk menentukan metode pembelajaran manakah yang lebih berpengaruh antara group investigation dan pembelajaran konvensional terhadap kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep siswa.

1) Kemampuan berpikir kreatif Berdasakan hasil perhitungan dengan bantuan SPSS

21 for windows diperoleh nilai signifikansi Levene’s Test 0,598 lebih besar dari 0,05 (p>0,05). Ini berarti varians dari kedua kelompok itu homogen. Kemudian nilai thitung yang diperoleh yaitu 2,481 dengan taraf signifikansi 0,016, sedangkan untuk ttabel sebesar 1,998. Hal ini menunjukan bahwa nilai thitung > ttabel yaitu 2,481 > 1,998, maka H0 ditolak. Artinya dapat disimpulkan bahwa pembelajaran group investigation lebih berpengaruh dibandingkan pembelajaran konvesional dilihat dari kemampuan berpikir kreatif siswa.

(14)

kedua kelompok itu mempunyai pengaruh yang sama. Kemudian nilai thitung yang diperoleh yaitu 1,342 dengan taraf signifikansi 0,185, sedangkan untuk ttabel sebesar 1,998, maka H0 diterima. Artinya dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh pembelajaran group investigation dengan pembelajaran konvensional ditinjau dari pemahaman konsep siswa. Pembahasan

Berikut pemaparan dari masalah yang telah diteliti:

1. Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Group Investigation dan Pembelajaran Konvensional pada Pembelajaran Matematika

Berdasarkan hasil analisis paired sample t-Test diperoleh bahwa ada peningkatan dalam aspek kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep siswa sebelum adanya treatment sampai setelah adanya treatment dengan metode pembelajaran group investigation maupun metode pembelajaran konvensional. Akan tetapi peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep siswa dikelas yang diterapkan metode pembelajaran

group investigation lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang diterapkan metode pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil analisis paired sample t-Test diperoleh pula adanya peningkatan dalam aspek kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep siswa dari sebelum adanya treatment sampai setelah adanya treatment dengan metode pembelajaran group investigation maupun metode pembelajaran konvensional. Akan tetapi, peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep siswa dikelas yang diterapkan metode pembelajaran group investigation lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang diterapkan metode pembelajaran konvensional.

Berdasarkan hasil analisis multivariate T2 Hotteling yang telah

(15)

menggunakan independent sample t-Test juga dilakukan untuk mengetahui metode manakah yang lebih berpengaruh antara metode pembelajaran group investigation dan metode konvensional terhadap kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep.

2. Metode yang Lebih Berpengaruh Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Berdasarkan hasil analisis independent sample t-Test dengan bantuan program SPSS 21 for windows, diperoleh bahawa kemampuan berpikir kreatif dengan menggunakan metode pembelajaran group investigation dan metode konvensional berbeda secara signifikan. Hasil analisis tersebut juga menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan metode pembelajaran group investigation kurang atau sama dengan metode konvensional ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif siswa

3. Metode yang Lebih Berpengaruh Terhadap pemahaman konsep Siswa

Berdasarkan hasil analisis independent sample t-Test dengan

bantuan program SPSS 21 for windows, diperoleh bahwa pemahaman konsep siswa dengan menggunakan metode pembelajaran group investigation lebih berpengaruh terhadap pemahaman konsep siswa dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata pemahaman konsep pada post test untuk kelompok yang menggunakan metode pembelajaran group investigation ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan analisis data diatas, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seyegan

(16)

matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seyegan

3. Berdasarkan hasil analisis independent sample t-Test dengan bantuan program SPSS 21 for windows, diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh pembelajaran group investigation dengan pembelajaran konvensional ditinjau dari pemahaman konsep siswa. akan tetapi nilai rata-rata pemahaman konsep matematika dikelas dengan menggunakan pembelajaran group investigation lebih tinggi dari kelas dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Model pembelajaran group investigation dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk variasi model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep siswa

2. Model pembelajaran group investigation lebih berpengaruh untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.

3. Model pembelajaran group investigation dalam pembelajaran membutuhkan waktu yang lebih banyak, sehingga untuk peneliti selanjutnya mempersiapkan seefisien mungkin waktu pembelajaran dengan menggunakan metode ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Susanto. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Pranada Media Group.

Bruce Joyce, Marsha Weil, & Emily Calhoun. (2009). Models Of Teaching. edisi 8. New Jersey. USA: Pearson Education, inc publishing as Allyn & Bacan. (diterjemahkan oleh: Achmad Fawaid dan Ateilla Mirza. (2009). Models Of Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Busnawir. (2015). Kajian Ketrampilan

Berpikir Kreatif

(17)

Kegiatan Lesson Study. Jurnal pendidikan matematika Vol.6 No.2. ISSN: 2086-8235

Evans, J.R. (1991). Creative Thinking in the Decision and Management Sciences. Cincinnati: South-Westren Publishing Co.

Hamzah B.Uno dan Mohamad Nurdin. (2013). Belajar dengan pendekatan paikem: pembelajaran aktif inovatif lingkungan kreatif efektif menarik. Jakarta:Bumi Aksara.

Kurnia Eka Lestari & Mokhamad Ridwan Y. (2015). Penelitian pendidikan matematika. Bandung: PT. Rafika Aditama

Muhammad Thobroni dan Mustofa Arif. (2011). Belajar dan pembelajaran:

Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran

dalam Pembangunan

Nasional. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA

Shlomo Sharan. (2009). Handbook of Cooperative Learning. (Sigit Prawoto, Terjemahan). Yogyakarta: Imperium.

Sugiyono. (2015). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D.

Bandung:ALFABETA. Suharsimi Arikunto. (2007). Prosedur

Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik, (Edit Revisi VI) Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Suhendra, dkk. (2007). Pengembangan

kurikulum dan

pembelajaran matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.

(18)

http://bsnp-indonesia.org/wp-content/ uploads/2009/06/

Permendikbud_Tahun2016_ Nomor022.pdf

PROFIL PENULIS

1Fatmiyatun Sriyani lahir pada 01 juni 1994 lulus dari MAN Tempel Sleman Yogyakarta tahun 2012 dan menempuh S1 Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

2 Nuryadi lahir pada tanggal 31 mei 1987, menyelesaikan S1 Pendidikan Matematika di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat siswa mempersepsikan dukungan keluarga yang negative yaitu tidak membuat mereka merasa nyaman, aman, tenang, saling memiliki dan dicintai, dihargai dan

Penelitian yang dilakukan oleh Ully Kurnia Cahya Wibawa(2012:52) mendiskripsikan tentang upaya pengembangan potensi dan daya tarik Museum Affandi, serta faktor

Tujuannya tidak lain adalah men- ciptakan bangsa Indonesia yang ber- keadilan dan masyarakat yang kuat berhadapan dengan kekuasaan.. Da- lam istilah sekarang, masyarakat

Hal ini menunjukkan adanya gen tunggal dominan yang mengendalikan karakter warna polong pada hasil persilangan tanaman buncis, sedangkan untuk pengaruh gen ganda tidak

Untuk mendapatkan tujuan dari penelitian ini ada beberapa tahapan yang akan dikerjakan yaitu menghitung Rencana Anggaran Biaya sesuai volume masing-masing item pekerjaan yang

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara statistik ada hubungan yang bermakna antara andropause dengan disfungsi ereksi pada pria di Kecamatan Jebres,

coronaria merupakan tumbuhan merambat, biasanya melilit pada pohon tumpangan, memiliki variasi warna bunga yang beragam, getah berwarna putih, umumnya batang

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Puspitasari (2014) dengan judul hubungan tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga dengan keaktifn lanjut usia dalam mengikuti