PENGARUH GROUP INVESTIGATION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAPKEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN
PEMAHAMAN KONSEP PADA SISWA SMP
Oleh:
FATMIYATUN SRIYANI 13141019
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Pengaruh Group Investigation Pada Pembelajaran Matematika Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pemahaman Konsep Siswa SMP
(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Seyegan)
Fatmiyatun sriyani1); Nuryadi2)
Fakultas Pendidikan Matematika1), Universitas Mercu Buana Yogyakarta2). Fatmiyamiya@gmail.com1 ), Nuryadi@mercubuana-yogya.ac.id2 ).
ABSTRAK
Fatmiyatun Sriyani: Pengaruh Group Investigation Pada Pembelajaran Matematika Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pemahaman Konsep Siswa SMP. Skripsi. Yogyakarta, Strata Satu, Universitas Mercu Buana Yogyakarta, 2017
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh model pembelajaran Group Investigation pada pembelajaran matematika terhadap kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep siswa di SMP Negeri 1 Seyegan. Jenis penelitian ini adalah quasy experiment dengan nonequivalent control group design. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen tes. Teknik analisis data menggunakan uji Paired Sample T-Test, uji T2
Hotteling’s, dan uji Independent Sample T-Test. Berdasarkan uji hipotesis menggunakan taraf signifikansi 5% dapat disimpulakan bahwa: model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seyegan
Kata kunci: Group Investigation, Berpikir Kreatif, Pemahaman Konsep
The Impact of Group Investigation Model on Mathematics Learning to the Ability of Creative Thinking and Concept Understanding of Junior High School
(Studi Eksperiment On The Seven Grader Students’of SMP Negeri 1 Seyegan)
ABSTRACT
This research aimed to explain influence of Investigation Group models on learning mathematics to the ability of creative thinking and understanding student concept of SMP Negeri 1 Seyegan. The type of this research was quasy experiment with Nonequivalent Control Group Design. The research instrument used are test. The technique of data analysis used test Paired Sample T-Test, test T2 Hotteling’s, and test
Independent Sample T-Test. The tested of thesis used signification 5% we have result: (1) the design of learning with investigation group is influenced in students about their abitility of process creative thinking and understanding student concept of class VII SMP N 1 Seyegan.
PENDAHULUAN
Matematika seringkali dipandang sebagai bahasa atau alat yang akurat untuk menyelesaikan masalah-masalah ekonomi, sosial, fisika, kimia, biologi, dan teknik. Melihat besarnya peranan matematika, maka pembelajaran matematika harus benar-benar memudahkan pemahaman siswa agar tujuan dari pembelajaran matematika dapat dicapai. Sesuai arahan Permendikbud No. 22 tahun 2016, proses pembelajaran pada satuan pendidikan hendaknya diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan dikelas VIIB ketika praktik pembelajaran langsung (PPL)
bertanya dan ketika dalam menyelesaikan soal penalaran matematika hanya ada 1 - 3 orang yang menjawab dengan menggunakan cara yang berbeda dari cara yang diberikan, akan tetapi siswa-siswa tersebut enggan menyampaikan ide atau gagasannya tersebut karena takut salah dan cenderung menerima apa yang sudah dibahas bersama. Dengan kondisi pembelajaran yang demikian, siswa bekerja dan berpikir menurut apa yang disampaikan oleh guru, sehingga kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran matematika masih rendah. Selain itu mereka seringkali masih mengalami kesulitan untuk memahami pokok bahasan matematika yang dijelaskan oleh guru, siswa hanya menghafal rumus tanpa mengetahui alur penyelesaian atau rumus awal yang dijadikan dasar dari permasalahan yang diberikan. Hal ini terlihat ketika siswa diberikan pertanyaan untuk menyebutkan suatu konsep. Terlebih lagi jika mereka
diberikan soal dengan sedikit variasi yang membutuhkan penalaran lebih. Hanya 6-7 siswa yang mampu menjawab dengan benar. Hal ini terlihat ketika siswa mengerjakan soal di papan tulis hanya 6-7 siswa yang mengerjakan dengan cara yang berbeda dengan yang dicontohkan. Selain kemampuan berpikir kreatif masih rendah, siswa dalam memahami konsep masih rendah, hal ini dilihat dari ketika dalam pembelajaran, siswa diberikan soal terkait dengan memberikan contoh ataupun menjelaskan dengan contoh siswa masih mengalami kesulitan, terlebih lagi ketika siswa diberikan soal dalam mengulangi sebuah konsep siswa mengalami kesulitan. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa pemahaman konsep siswa masih rendah.
ekspositori, serta tanya jawab. Metode diskusi sering diterapkan ketika proses pembelajaran, tetapi belum berjalan secara optimal. Di SMP N 1 Seyegan untuk pelajaran matematika kelas VII KKM yang harus dicapai siswa yaitu 70. Berikut akan disajikan nilai ujian akhir semester pada bulan desember 2016 di kelas VII SMP N 1 Seyegan.
Tabel 1. Rata- rata Nilai Ujian Akhir Semester Kelas VII
Pada Bulan Desember 2016 Tahun Ajaran 2016/2017
No Kelas Rata-rata
1 VIIA 63,67
2 VIIB 61,64
3 VIIC 61,00
4 VIID 52,73
5 VIIE 55,32
6 VIIF 54,06
Sumber: nilai hasil ujian akhir semester pada bulan desember 2016
Berdasarkan tabel 1 diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai UAS kelas VII masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yaitu 70. Interaksi antara guru dan peserta didik pada saat proses belajar mengajar memegang peran penting dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Pendekatan pembelajaran yang dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan prestasi akademik siswa antara lain dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif (cooperative learning) model investigasi kelompok (group investigation).
Model Pembelajaran Group Investigation
beberapa aspek selama proses belajar mengajar berlangsung, sedangkan fungsi kelompok sebagai sarana berinteraksi dalam membentuk suatu konsep belajar (Muhammad Thobroni & Arif Mustofa, 2011:295).
Shlomo Sharan (2009: 149-163) menyatakan bahwa keempat fitur investigasi kelompok yang berupa penyelidikan, interaksi, penafsiran, dan motivasi intrinsik digabungkan dalam model enam tahap :1) Grouping; 2) Planning; 3) Investigation; 4) Organizing; 5) Presenting; 6) Evaluating
Kemampuan berpikir Kreatif
Menurut Esen dan Nes’e (Busnawir, 2015: 200) menyatakan bahwa:“creative thingking, one of the thingking skill, includes such skill like facilitating the individual’s learning by realization of his/her imagination, providing an opportunity for him/her to think, expressing his/her ideas easily and geting him/her to acquire new information”.
Dalam konteks berpikir, Evans (1991: 51) dan Guilford (1967: 138) mengatakan bahwa berpikir kreatif
menunjuk pada kemampuan yang ditandai oleh empat komponen, yaitu fluency (kelancaran), flexibility (keluwesan), originality (keaslian), dan elaboration (penguraian). Berikut adalah rincian ciri-ciri dari fluency, flexibility, originality, dan elaboration. Pemahaman Konsep Matematika Adapun indikator pemahaman konsep menurut Hamzah,dkk. (2013: 2016) untuk menunjukan pemahaman konsep adalah sebagai berikut:
1. Menyatakan ulang sebuah konsep; 2. Mengklasifikasi obyek-obyek
menurut sifat-sifat tertentu (sesuai konsepnya);
3. Memberi contoh dan non-contoh dari konsep;
4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis ; 5. Mengembangkan syarat perlu dan
syarat cukup untuk suatu konsep; 6. Menggunakan, memanfaatkan, dan
memilih prosedur atau operasi tertentu;
7. Mengaplikasikan konsep atau alogaritma pemecahan masalah. METODE PENELITIAN
karena tidak semua variabel yang muncul dapat dikontrol atau diatur secara ketat (full randomized). Adapun desain
yang digunakan adalah
Nonequivalent Control Group Design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih, kemudian diberi soal tes kemampuan awal untuk mengetahui adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Model penelitian Nonequivalent Control Group Design menurut Sugiyono (2015:79) digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Model penelitian Nonequivalent Control Group Design Keterangan:
A1 : Kelompok eksperimen A2 : Kelompok kontrol
O1 : Tes kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep siswa sebelum diberikan perlakuan. O2 : Tes kemampuan berpikir kreatif
matematika dan pemahaman konsep siswa setelah menggunakan
strategi pembelajaran model Group Investigation.
O3 : Tes kemampuan berpikir kreatif matematika dan pemahaman konsep siswa sebelim diberi perlakuan.
O4 : Tes kemampuan berpikir kreatif matematika dan pemahaman konsep siswa setelah menggunakan strategi pembelajaran konvensional. X : Model pembelajaran Group
Investigation.
− : Model pembelajaran konvensional Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seyegan tahun pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari 6 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas VII A sebagai kelas kontrol dan VIIB sebagai kelas eksperimen dengan masing-masing kelas berjumlah 32 siswa.
Terdapat dua macam valiabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas (independent variabel) nya adalah metode group investigation dan metode konvensional. Sedangkan variabel terikat (dependent variabel) nya dalam penelitian ini adalah kemampuan
Q2 X
O1
A1:
__ Q4
O3
berpikir kreatif dan pemahaman konsep matematika.
Untuk menguji normalitas digunakan uji
Kolmogorov Smirnov.
Hipotesisnya adalah sebagai berikut: Hipotesis : H0 : Data populasi berdistribusi normal; H1 : Data populasi tidak berdistribusi normal; taraf signifikansi : α = 0,05 dengan kriteria H0 ditolak jika signifikansi kurang dari atau sama dengan α = 0,05. Homogenitas data ditentukan dengan uji homogenitas
multivariate Box-M
menggunakan softwere SPSS 21 For Windows. H0:σ1
2
=σ22(data
kelompok eksperimen dan kontrol mempunyai varian homogen); H0:σ12≠ σ22 (data kelompok eksperimen dan kontrol mempunyai varians yang tidak homogen); Taraf signifikansi: α = 0,05; Kriteria keputusan : H0 ditolak jika p-value (sig) < α, dengan α = 0,05. Pengujian Hipotesis
Setelah uji normalitas dan uji homogenitas terpenuhi, maka dilanjutkan dengan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui adanya Pengaruh group investigation terhadap kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep matematika yang signifikansi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun uji yang digunakan analisis paired sample t-test merupakan prosedur yang digunakan untuk membandingkan rata-rata dua variabel dalam satu grup. Penelitian ini menggunakan uji multivariat dengan uji statistik T2 Hotteling’s. Uji ini bertujuan
untuk mengetahui adanya perbedaan pengaruh antara penggunaan metode group investigation dan metode pembelajaran konvensional terhadap kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep siswa. Uji statistik T2
Pengujian univariat dilakukan dengan uji independen sample t –test. Independen sample t-test digunakan untuk menentukan manakah yang lebih berpengaruh antara metode metode Group Investigation dengan metode konvensional ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep matemartika
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian
1) Uji Normalitas dan homogenitas sebelum treatment
Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis menggunakan program SPSS for windows 21 dengan uji normalitas kolmogorov smirnov, terlihat bahwa nilai signifikansi pada kelas eksperimen untuk kemampuan berpikir kreatif adalah 0,455 > 0,05. Hal ini menunjukan bahwa distribusi sebaran kemampuan berpikir kreatif pada kelas eksperimen adalah normal. Sedangkan
nilai signifikansi untuk pemahaman konsep adalah 0,562 > 0,05. Hal ini menunjukan bahwa distribusi sebaran pemahaman konsep pada kelas eksperimen adalah normal. Terlihat pula bahwa nilai signifikansi pada kelas kontrol untuk kemampuan berpikir kreatif adalah 0,532 > 0,05. Hal ini menunjukan bahwa distribusi sebaran kemampuan berpikir kreatif pada kelas kontrol adalah normal. Sedangkan nilai signifikansi untuk pemahaman konsep adalah 0,801 > 0,05. Hal ini menunjukan bahwa distribusi sebaran pemahaman konsep pada kelas kontrol adalah normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas. yang digunakan dalam penelitian ini uji homogenitas Box’s M dengan menggunakan softwere SPSS 21 for windows. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa nilai Box’s M adalah 0,353 dengan signifikansi 0,952. Dengan demikian H0 diterima karena (0,952 > 0,05). Hal ini menunjukan bahwa data pada kelas dengan metode group investigation dan metode konvensional adalah homogen.
2) Uji Normalitas dan homogenitas sesudah treatment
menunjukan sebaran kemampuan berpikir kreatif berdistribusi normal. Nilai signifikansi untuk pemahaman konsep pada kelas eksperimen adalah 0,466 > 0,05. Hal ini menunjukan sebaran pemahaman konsep pada kelas eksperimen berdistribusi normal. Begitu juga untuk kelas kontrol, nilai signifikansi untuk kemampuan berpikir kreatif adalah 0,561 > 0,05. Hal ini menunjukan sebaran kemampuan berpikir kreatif pada kelas kontrol berdistribusi normal. Nilai signifikansi untuk pemahaman konsep adalah 0,413 > 0,05. Hal ini menunjukan sebaran pemahaman konsep pada kelas kontrol berdistribusi normal.
Selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa nilai Box’s M adalah 1,989 dengan signifikansi 0,589. Dengan demikian H0 diterima ( 0,589 > 0,05). Hal ini menunjukan bahwa data pada kelas dengan metode group investigation dan metode konvensional adalah homogen.
Selanjutkan dilakukan uji Paired sample t- test.
1) Pengaruh metode pembelajaran group investigation terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa
Hasil uji paired sample t-test menunjukan bahwa sig. 2 tailed < taraf signifikansi (0,00 < 0,05), maka H0 di tolak. Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan antara nilai rata-rata sebelum treatment (pre test) dan sesudah treatment (post test). Adapun nilai rata-rata pre test kemampuan berpikir kreatif pada kelas eksperimen adalah 44,27 mengalami peningkatan sebesar 31,51 sehingga nilai rata-rata setelah treatment menjadi 75,78. Hal ini menunjukan bahwa adanya peningkatan berpikir kreatif dengan menggunakan pembelajaran group investigation.
2) Pengaruh metode pembelajaran group investigation terhadap pemahaman konsep siswa
setelah treatment pada kelas eksperimen mengalami peningkatan sebesar 31,51 sehingga nilai rata-rata setelah treatment menjadi 81,25 Hal ini menunjukan bahwa adanya peningkatan pemahaman konsep dengan menggunakan pembelajaran group investigation. 3) Pengaruh metode pembelajaran
konvensional terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa
Hasil uji paired sample t-test menunjukan bahwa sig. 2 tailed < taraf signifikansi (0,00 < 0,05), maka H0 di tolak. Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan antara nilai rata-rata sebelum treatment (pre test) dan sesudah treatment (post test). Adapun nilai rata-rata pre test kemampuan berpikir kreatif adalah 45,31. Sedangkan setelah treatment mengalami peningkatan sebesar 23,44 sehingga nilai rata-rata setelah treatment menjadi 68,75. Hal ini menunjukan bahwa adanya peningkatan berpikir kreatif dengan menggunakan pembelajaran konvensional.
4) Pengaruh metode pembelajaran konvensional terhadap pemahaman konsep siswa
Hasil uji paired sample t-test menunjukan bahwa sig. 2 tailed < taraf signifikansi (0,00 < 0,05), maka H0 di tolak. Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan antara nilai rata-rata sebelum treatment (pre test) dan sesudah treatment (post test). Adapun nilai rata-rata pre test pemahaman konsep adalah 51,82. Sedangkan setelah treatment mengalami peningkatan sebesar 25 sehingga nilai rata-rata setelah treatment menjadi 76,82. Hal ini menunjukan bahwa adanya peningkatan pemahaman konsep dengan menggunakan pembelajaran konvensional.
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan mean antara kelompok eksperimen (Group Investigation) dan kontrol (konvensional). Pada penelitian ini, uji Multivariatetwo-group menggunakan statistik T2 Hotelling
dengan bantuan software SPSS 21 for Windows. Hasil uji kesamaan pembelajaran dengan metode Group Investigation dan pembelajaran menggunakan metode konvensional setelah treatment.
4,097>2,93. Selain itu nilai Sig. 0,021
untuk Hotelling’s Trace memiliki signifikansi lebih kecil dari 0,05. Artinya bahwa nilai Sig. untuk Hotelling’s Trace signifikan atau dengan kata lain H0 ditolak. Dengan demikian terdapat perbedaan mean antara pembelajaran menggunakan metode Group Investigation dan pembelajaran menggunakan metode konvensional ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep matematis dalam pembelajaran matematika. Karena H0 pada uji F ditolak berarti terdapat perbedaan, maka pengujian hipotesis dilanjutkan dengan menggunakan uji hipotesis univariat dengan uji Independent-Sample T-Test.
Pengujian univariate dilakukan dengan uji independent sample t-Test. Uji ini digunakan untuk menentukan metode pembelajaran manakah yang lebih berpengaruh antara group investigation dan pembelajaran konvensional terhadap kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep siswa.
1) Kemampuan berpikir kreatif Berdasakan hasil perhitungan dengan bantuan SPSS
21 for windows diperoleh nilai signifikansi Levene’s Test 0,598 lebih besar dari 0,05 (p>0,05). Ini berarti varians dari kedua kelompok itu homogen. Kemudian nilai thitung yang diperoleh yaitu 2,481 dengan taraf signifikansi 0,016, sedangkan untuk ttabel sebesar 1,998. Hal ini menunjukan bahwa nilai thitung > ttabel yaitu 2,481 > 1,998, maka H0 ditolak. Artinya dapat disimpulkan bahwa pembelajaran group investigation lebih berpengaruh dibandingkan pembelajaran konvesional dilihat dari kemampuan berpikir kreatif siswa.
kedua kelompok itu mempunyai pengaruh yang sama. Kemudian nilai thitung yang diperoleh yaitu 1,342 dengan taraf signifikansi 0,185, sedangkan untuk ttabel sebesar 1,998, maka H0 diterima. Artinya dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh pembelajaran group investigation dengan pembelajaran konvensional ditinjau dari pemahaman konsep siswa. Pembahasan
Berikut pemaparan dari masalah yang telah diteliti:
1. Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Group Investigation dan Pembelajaran Konvensional pada Pembelajaran Matematika
Berdasarkan hasil analisis paired sample t-Test diperoleh bahwa ada peningkatan dalam aspek kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep siswa sebelum adanya treatment sampai setelah adanya treatment dengan metode pembelajaran group investigation maupun metode pembelajaran konvensional. Akan tetapi peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep siswa dikelas yang diterapkan metode pembelajaran
group investigation lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang diterapkan metode pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil analisis paired sample t-Test diperoleh pula adanya peningkatan dalam aspek kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep siswa dari sebelum adanya treatment sampai setelah adanya treatment dengan metode pembelajaran group investigation maupun metode pembelajaran konvensional. Akan tetapi, peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep siswa dikelas yang diterapkan metode pembelajaran group investigation lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang diterapkan metode pembelajaran konvensional.
Berdasarkan hasil analisis multivariate T2 Hotteling yang telah
menggunakan independent sample t-Test juga dilakukan untuk mengetahui metode manakah yang lebih berpengaruh antara metode pembelajaran group investigation dan metode konvensional terhadap kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep.
2. Metode yang Lebih Berpengaruh Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Berdasarkan hasil analisis independent sample t-Test dengan bantuan program SPSS 21 for windows, diperoleh bahawa kemampuan berpikir kreatif dengan menggunakan metode pembelajaran group investigation dan metode konvensional berbeda secara signifikan. Hasil analisis tersebut juga menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan metode pembelajaran group investigation kurang atau sama dengan metode konvensional ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif siswa
3. Metode yang Lebih Berpengaruh Terhadap pemahaman konsep Siswa
Berdasarkan hasil analisis independent sample t-Test dengan
bantuan program SPSS 21 for windows, diperoleh bahwa pemahaman konsep siswa dengan menggunakan metode pembelajaran group investigation lebih berpengaruh terhadap pemahaman konsep siswa dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata pemahaman konsep pada post test untuk kelompok yang menggunakan metode pembelajaran group investigation ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Berdasarkan analisis data diatas, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seyegan
matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seyegan
3. Berdasarkan hasil analisis independent sample t-Test dengan bantuan program SPSS 21 for windows, diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh pembelajaran group investigation dengan pembelajaran konvensional ditinjau dari pemahaman konsep siswa. akan tetapi nilai rata-rata pemahaman konsep matematika dikelas dengan menggunakan pembelajaran group investigation lebih tinggi dari kelas dengan menggunakan pembelajaran konvensional.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Model pembelajaran group investigation dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk variasi model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep siswa
2. Model pembelajaran group investigation lebih berpengaruh untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.
3. Model pembelajaran group investigation dalam pembelajaran membutuhkan waktu yang lebih banyak, sehingga untuk peneliti selanjutnya mempersiapkan seefisien mungkin waktu pembelajaran dengan menggunakan metode ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Susanto. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Pranada Media Group.
Bruce Joyce, Marsha Weil, & Emily Calhoun. (2009). Models Of Teaching. edisi 8. New Jersey. USA: Pearson Education, inc publishing as Allyn & Bacan. (diterjemahkan oleh: Achmad Fawaid dan Ateilla Mirza. (2009). Models Of Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Busnawir. (2015). Kajian Ketrampilan
Berpikir Kreatif
Kegiatan Lesson Study. Jurnal pendidikan matematika Vol.6 No.2. ISSN: 2086-8235
Evans, J.R. (1991). Creative Thinking in the Decision and Management Sciences. Cincinnati: South-Westren Publishing Co.
Hamzah B.Uno dan Mohamad Nurdin. (2013). Belajar dengan pendekatan paikem: pembelajaran aktif inovatif lingkungan kreatif efektif menarik. Jakarta:Bumi Aksara.
Kurnia Eka Lestari & Mokhamad Ridwan Y. (2015). Penelitian pendidikan matematika. Bandung: PT. Rafika Aditama
Muhammad Thobroni dan Mustofa Arif. (2011). Belajar dan pembelajaran:
Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran
dalam Pembangunan
Nasional. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA
Shlomo Sharan. (2009). Handbook of Cooperative Learning. (Sigit Prawoto, Terjemahan). Yogyakarta: Imperium.
Sugiyono. (2015). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
Bandung:ALFABETA. Suharsimi Arikunto. (2007). Prosedur
Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik, (Edit Revisi VI) Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Suhendra, dkk. (2007). Pengembangan
kurikulum dan
pembelajaran matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.
http://bsnp-indonesia.org/wp-content/ uploads/2009/06/
Permendikbud_Tahun2016_ Nomor022.pdf
PROFIL PENULIS
1Fatmiyatun Sriyani lahir pada 01 juni 1994 lulus dari MAN Tempel Sleman Yogyakarta tahun 2012 dan menempuh S1 Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
2 Nuryadi lahir pada tanggal 31 mei 1987, menyelesaikan S1 Pendidikan Matematika di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan