• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

59

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DENGAN

MENCIPTAKAN RUANG YANG KONDUSIF UNTUK MEMBANGUN SUGESTI SISWA

(INCREASING STUDENT INTEREST IN LEARNING MATHEMATICS THROUGH THE APPLICATION OF QUANTUM LEARNING MODEL LEARNING BY CREATING A SPACE CONDUCIVE TO BUILD STUDENT

SUGGESTION)

Hasan Biseri (hasan_diemon@yahoo.co.id) Bambang Soerjono

Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP PGRI Sidoarjo Jalan Jenggala Kotak Pos 149 Kemiri Sidoarjo

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari 1) Apakah model pembelajaran Quantum Learning dengan menciptakan ruang yang kondusif dapat meningkatkan minat belajar matematika siswa, 2) Bagaimana respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

Quantum Learning pada pelajaran matematika, 3) Apakah model pembelajaran Quantum Learning dengan menciptakan ruang yang kondusif untuk membangun sugesti siswa dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Penelitian ini dilakukan di SDN Bligo Candi Sidoarjo tahun ajaran 2013-2014. Metode tang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Kata Kunci :Quantum Learning, Menciptakan ruang yang kondusif dan Minat belajar matematika.

Abstract

The purpose of this study was to examine 1)Is Quantum Learning model of learning by creating a space that is conducive to enhance the students ' interest in learning mathematics, 2)How do students' response to the application of Quantum Learning model of learning in math, 3)Is Quantum Learning model of learning by creating space conducive to building a student of suggestion can improve students' mathematics learning outcomes. This research was conducted in the temple Bligo SDN Sidoarjo 2013-2014 school year. Pliers method used in this research is Classroom Action Research (CAR), which consists of four stages, namely planning, implementation, observation and reflection.

Key Words : Quantum Learning, Creating a conducive space and Interest in learning mathematics.

(2)

Pendahuluan

Perbaikan di dalam dunia pendidikan semakin lama semakin dibutuhkan oleh masyarakat. Pendidikan merupakan persoalan yang utama bagi kemajuan suatu bangsa. Pada hakekatnya pendidikan menyediakan lingkungan yang memungkinkan setiap peserta didik dalam mengembangkan minat, bakat, dan kemampuannya secara maksimal (Tamita Utama, Undang-Undang SISDIKNAS dan peraturan pelaksanaannya 2000-2004:7).

Dalam mengupayakan perbaikan kualitas pendidikan tersebut, maka langkah yang harus didahulukan adalah membenahi proses belajar mengajar. Interaksi yang baik antara pendidik dan peserta didik sangat dibutuhkan dalam proses ini. Proses belajar mengajar mestinya berjalan menyenangkan untuk anak-anak didik. Ini adalah hal yang sesungguhnya sangat mendasar dari sebuah proses belajar mengajar. Hasil dari proses pembelajaran yang sesungguhnya salah satu diantaranya adalah meningkatnya minat belajar siswa.

Salah satu model pembelajaran yang dianggap mampu meningkatkan minat belajar matematika siswa adalah model pembelajaran quantum learning. Penyajian model pembelajaran quantum learning merupakan model pembelajaran yang ideal, sebab interaksi pendidik dengan peserta didik mesti terjalin saling pengertian dan saling mempercayai. Model pembelajaran ini juga efektif bagi siswa, karena memungkinkan siswa untuk memiliki keyakinan diri, rasa hormat, dan kepedulian yang tinggi terhadap individu (W.S Winkel, 1996:189).

Model pembelajaran quantum learning memudahkan pendidik dalam melakukan proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. Dengan menciptakan situasi kelas yang kondusif dan kepercayaan pendidik kepada peserta didik akan pentingnya kegunaan pembelajaran matematika bagi kehidupan mereka, maka terciptalah sikap positif peserta didik dalam proses pembelajaran ini.

Beberapa teknik yang dapat dipergunakan untuk memberikan sugesti positif adalah dengan menempatkan siswa secara nyaman, memasang musik latar di dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan poster-poster untuk memberikan kesan besar sambil menonjolkan informasi dan menyediakan pendidik

(3)

yang terlatih dengan baik dalam seni pengajaran sugestif. Istilah lain dari suggestology

adalah accelerated learning atau “pemercepatan belajar”, yakni metode yang memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan dengan upaya yang normal dan diikuti dengan kegembiraan.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Berdasarkan rumusan masalah dan juga tujuan penelitian, rancangan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan bentuk pelaksanaan kolaboratif.

Dalam hal ini peneliti membagi penelitiannya menjadi dua siklus, hal ini berdasarkan pada kompetensi dasar yang hendak dicapai yaitu “Menggunakan Faktor Prima untuk Menentukan FPB dan KPK”. Siklus I berdasarkan indikator “Menyebutkan FPB dan KPK” pada pertemuan pertama. Sedangkan siklus II berdasarkan indikator “Menggunakan faktorisasi prima untuk menentukan FPB dan KPK”, melakukan diskusi dan membuat kesimpulan bersama-sama” pada pertemuan kedua. Alokasi pertemuan pada masing-masing siklus adalah 2 x 35 menit.

Menurut Kemmis PTK terdiri dari siklus-siklus yang saling berhubungan dimana tiap-tiap siklus terdiri dari tahapan-tahapan yaitu, 1) tahap perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) observasi, 4) refleksi. Bila siklus I belum tercapai indikator yang ditargetkan maka dilanjutkan dengan tahapan siklus II, yaitu perbaikan rencana, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Keempat tahapan PTK dapat diuraikan sebagai berikut: a. Perencanaan (planning)

Rencana penelitian tindakan merupakan tindakan yang terstruktur dan terencana, namun tidak menutup kemungkinan untuk mengalami perubahan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

b. Tindakan (acting)

Maksud tindakan di sini adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana. Tindakan yang dilakukan selalu berdasarkanpada perencanaan yang telah disusun sesuai dengan permasalahan yang terjadi.

(4)

c. Observasi (observing)

Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan hal-hal yang terjadi selama tindakan dilakukan serta untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan oleh tindakan tersebut.

d. Refleksi (reflecting)

Refleksi lebih menekankan pada uasaha mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan yang telah dilakukan. Refleksi juga dilakukan untuk menganalisa tindakan yang telah dilakukan, mengkaji permasalahan-permasalahan yang terjadi serta mencari penyelesaiannya sebagai acuan dalam membuat perencanaan selanjutnya.

Hasil dan Pembahasan

Penerapan model pembelajaran quantum learning dengan menciptakan ruang yang kondusif dapat meningkatkan minat belajar matematika siswa karena karena pada perinsipnya langkah pertama dalam model pembelajaran quantum learning dengan menciptakan ruang yang kondusif adalah menciptakan ruang kelas yang kondusif sehingga proses pembelajaran menjadi menyenangkan sehingga dapat menumbuhkan minat belajar. Dengan tumbuhnya minat, siswa akan sadar manfaat kegiatan pembelajaran bagi kehidupannya.

Hal ini sesuai dengan rancangan dalam model pembelajaran quantum learning

dengan menciptakan ruang yang kondusif yang berusaha mengarahkan unsure-unsur penting yang dapat menumbuhkan minat belajar siswa. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa model pembelajaran quantum learning juga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran matematika.

Seiring dengan meningkatnya minat belajar matematika siswa dengan penerapan model pembelajaran quantum learning dengan menciptakan ruang yang kondusif maka hasil belajar matematika siswa juga mengalami peningkatan. Peningkatan hasil belajar siswa terlihat dari hasil tes siklus I dan siklus II yang nilai rata-ratanyameningkat, yaitu dari 61 menjadi 71,8.

(5)

Berikut ini disajikan grafik peningkatan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan skor rata-rata tes kemampuan awal, siklus I, siklus II.

0 20 40 60 80 100

TES PENEMPATANTES SIKLUS I TES SIKLUS II

Grafik Peningkatan Skor Rata-rata Kelas V

Skor Rata-rata Kelas

Gambar 1. Grafik Peningkatan Skor Rata-rata Kelas V

Berdasarkan pengamatan kemampuan siswa dalam berpartisipasi pada pembelajaran quantum learning dengan menciptakan ruang yang kondusif didapat beberapa informasi. Pada siklus I masih banyak siswa yang merespon negative terhadap model pembelajaran quantum learning yang diterapkan oleh peneliti, hal ini karena masih banyak siswa yang meras bingung dengan model pembelajaran yang peneliti terapkan. Namun pada siklus II siswa yang memberikan respon negative sudah berkurang yaitu hanya sekitar 9,5 ℅.

Daftar Rujukan

A..M Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: CV. Rajawali.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Basuki, Dian. 2013 Model Pembelajaran Quantum Learning. (Online)

http://www.tempo.co.id/edunet. (diakses tanggal 13 Oktober 2013).

DePorter, Bobbi, dan Mike Hernacki. 2000, Quantum Learning. Bandung: Kaifa PT. Mizan Pustaka.

DePorter, Groenendel Vos, 1991. Quantum Learning. Bandung: Kaifa PT. Mizan Pustaka.

Drajat, Zakiyah, dkk. 2009. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

(6)

Merritt, Stephanie. 2003. Simfoni Otak. Bandung: Kaifa PT Mizan Pustaka. Mudzakir. 1987. Psikologi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Rahman Saleh, Abdul dan Muhbib. 2004. Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam. Jakarta: Kencana.

Sagala. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alpabeta. Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada. Syah. 2002. Education Psychology. Jakarta: Rajawali Pers.

Utama, Tamita. 2004. Undang-Undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaannya 2000-2004. Jakarta: CV. Tamita Utama.

Gambar

Grafik Peningkatan Skor Rata-rata Kelas V

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

Jalan Kolonel Wahid

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Pengantar Ekonomi dan Bisnis siswa kelas XI di SMK Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017 melalui

Setelah siswa mempelajari materi persamaan linear dua variabel dan sistem persamaan linear dua variabel dalam bentuk abstrak siswa dapat membuat model matematika dari

This prevalence is derived using as denominator the sum of children aged above the upper limit of the earliest milestone " Sits without support " (9.4 months)and younger

“Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pengguna Jasa Lapangan Futsal (Studi Kasus Pada IFI Futsal Bandung)”. Bandung: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Oleh karena itu, hal tersebut mendorong peneliti mengambil konsentrasi penelitian pada ketiga faktor tersebut, sehingga tema yang diangkat yaitu “ Pengaruh Biaya

Untuk setiap jenis produk harus ada formula dasar yang menyebutkan jenis bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong yang digunakan serta persyaratan mutunya,