• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kehamilan : - Usia ibu - Umur kehamilan - Jarak Kelahiran - Gravida. Sosial Ekonomi - Pendapatan - Pendidikan - Pengetahuan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kehamilan : - Usia ibu - Umur kehamilan - Jarak Kelahiran - Gravida. Sosial Ekonomi - Pendapatan - Pendidikan - Pengetahuan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KERANGKA PEMIKIRAN

Anemia pada masa kehamilan merupakan masalah kesehatan yang penting untuk ditanggulangi dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Anemia pada ibu hamil adalah salah satu faktor yang menjadi indikator pengukuran keberhasilan pembangunan kesehatan suatu bangsa, yang menggambarkan kemampuan sosial ekonomi dalam memenuhi kebutuhan kuantitas dan kualitas gizi masyarakat (Arisman 2003).

Anemia ibu hamil dapat berpengaruh pada kesehatan ibu dan anak yang dapat mengakibatkan keguguran (abortus), penurunan status imun dan kematian ibu, sedangkan pada anak yang akan dilahirkan dapat mengakibatkan berat badan lahir rendah (BBLR) bahkan kematian.

Jika melihat penyebab defisiensi zat besi yang dikembangkan oleh Iron Deficiency Programme Advisory Service (IDPAS); International Nutrition Foundation (INF), 1999, maka defisiensi zat besi pada ibu hamil disebabkan oleh multiparitas, jarak melahirkan yang pendek. Faktor lain, adalah peningkatan kebutuhan akibat adanya infeksi, dan intake sumber makanan rendah kandungan zat besi. Sedangkan beberapa penelitian menemukan bahwa faktor biomedis ibu yaitu umur, kunjungan antenatal care, gravida, jarak kehamilan, serta peran atau dukungan keluarga (Depkes RI 2001). Lebih lanjut menurut Beard J.L (2000), penyebab tingginya prevalensi anemia pada ibu hamil juga diakibatkan oleh kehamilan yang berulang, thalasemia dan sickle cell disease (penyakit sel sabit), kondisi sosial, ekonomi, budaya, pendidikan ibu dan malaria.

Menurut Widiarti (2007), anemia juga diakibatkan oleh rendahnya asupan besi makanan, terutama besi heme yang terjadi secara kronis. Pola makanan masyarakat Indonesia pada umumnya mengandung sumber besi heme (hewani) yang rendah dan tinggi sumber besi non-heme (nabati). Pada sebagaian menu masyarakat juga mengandung serat dan fitat yang merupakan faktor pengahambat penyerapan besi. Hal tersebut seringkali diperburuk oleh kejadian infeksi kronis dan berulang.

Peranan suami dan keluarga, sangat diperlukan dalam perawatan selama kehamilan, peran ini diperlukan untuk mendukung ibu agar mendapatkan pelayanan antenatal yang baik, serta menyediakan dana transportasi atau dana untuk konsultasi. Dalam konsultasi, pada saat pemerikasaan antenatal, suami diharapkan dapat menemani istri sehingga suami dapat juga mempelajari

(2)

mengenai gejala dan komplikasi-komplikasi dalam kehamilan yang mungkin terjadi pada ibu hamil. Dukungan suami atau keluarga dalam pemeliharaan kesehatan ibu hamil dapat juga dilakukan dengan usaha menjamin ibu hamil memperoleh makanan bergizi (Widayatun 2001).

Berdasarkan, uraian di atas maka kerangka pemikiran faktor yang berhubungan dengan anemia gizi pada ibu hamil digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Keterangan :

= Variabel yang diteliti = Variabel yang tidak diteliti

Sosial Ekonomi - Pendapatan - Pendidikan - Pengetahuan Peran Keluarga Kehilangan darah akibat adanya parasit dan infeksi :

- Malaria

- Kecacingan Menstruasi

Konsumsi inhibitor dan enhacer zat besi

Kebiasan makan Peningkatan kebutuhan Zat Besi

Rendahnya Pemanfaatan pelayanan

kesehatan dan higene perorangan Tingkat konsumsi zat besi ANEMIA Kehamilan : - Usia ibu - Umur kehamilan - Jarak Kelahiran - Gravida

(3)

METODE PENELITIAN

Desain, Waktu dan Tempat Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study, yaitu suatu rancangan dimana analisis variabel bersumber dari fakta yang telah ada atau sedang berlangsung, dimana variabel dependen dan independen diamati pada waktu bersamaan.

Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Juni 2011, di wilayah kerja Puskesmas Wajo Kota Bau-Bau Provinsi Sulawesi Tenggara, dengan pertimbangan sebagai berikut :

1. Kota Bau-Bau termasuk derah endemis malaria tingkat risiko sedang, dengan AMI (Annual Malaria Insidence) sebesar 24.00 o/oo, dan API (Annual

Prevalence Insidence ) menempati posisi teratas sebesar 4.93 o/oo.

2. Berdasarkan hasil survei morbiditas kecacingan di Kota Bau-Bau dengan menggunakan sampel anak sekolah, Kecamatan Wajo/Murhum menempati urutan teratas dengan prevalensi 71.29%.

Populasi dan Sampel

Populasi ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas pada saat penelitian berjumlah 143 orang, dengan perincian trimester pertama sebanyak 16 orang, trimester II sebanyak 70 orang dan trimester III sebanyak 57 orang. Adapun kriteria inklusi sampel penelitian adalah sebagai berikut :

1. Ibu hamil dengan umur kehamilan > 12 minggu (trimester II dan III), yang tinggal dan menetap di lokasi penelitian

2. Ibu hamil yang telah melakukan pemeriksaan kehamilan, baik yang telah maupun belum mendapat tablet tambah darah.

3. Ibu hamil bersedia untuk menjadi sampel penelitian, dengan menandatangani informed consent.

Dengan demikian jumlah sampel yang memenuhi syarat adalah 127 orang ibu hamil

Cara Pengumpulan dan Jenis Data

Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan pada bulan April-Juni 2011 melalui wawancara oleh tenaga pelaksana gizi dan perawat Puskesmas Wajo dengan menggunakan kuesioner.

K

adar Hb ibu hamil dilakukan dengan menggunakan

(4)

metode cyanmethemoglobin, status malaria dengan menggunakan metode GIEMSA, sedangkan status kecacingan menggunakan metode Kato-Katz. Pengambilan sampel darah dan feses dilakukan oleh tenaga laboratorium sebanyak 3 orang. Tenaga laboratorium bekerja sesuai dengan POB (Prosedur Operasional Baku), mereka juga telah mendapat pelatihan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, dan telah mendapat sertifikat. Adapun data sekunder diperoleh dari Puskesmas Wajo, Dinas Kesehatan Kota Bau-Bau, Dinas Kesehatan Provinsi Provinsi Sulawesi Tenggara.

Jenis data primer dan cara pengumpulannya, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 8 Jenis dan cara pengumpulan data primer

No Variabel/Data Metode Instrumen Jenis Data

Variabel dependen/terikat

1. Status Anemia Cyanmethemo-

globin

Pengambilan sampel darah

Rasio

Variabel independen/bebas

2. Usia ibu Wawancara Kuesioner Rasio

3. Umur kehamilan Wawancara Kuesioner Rasio

4. Jarak kelahiran Wawancara Kuesioner Rasio

5. Gravida Wawancara Kuesioner Rasio

6. Frekuensi kunjungan ANC Wawancara Kuesioner Rasio

7. Kepatuhan mengkonsumsi

tablet tambah darah

Wawancara Kuesioner Rasio

8. Peran keluarga Wawancara Kuesioner Ordinal

9. Kebiasaan Makan Wawancara Kuesioner Ordinal

10. Malaria (parasit) Giemsa Pengambilan

sampel darah

Ordinal

11. Kecacingan (infeksi) Kato-Katz Pengambilan

sampel feses

Ordinal

Pengolahan dan Analisis Data

Tahap-Tahap pengolahan dan analisis data, adalah sebagai berikut:

1. Cleaning, bertujuan untuk mengecek data yang telah dikumpulkan. Data yang digunakan adalah yang benar saja bukan data yang meragukan atau salah.

(5)

2. Editing, yaitu memeriksa hasil wawancara dan pemeriksaan yang telah dilaksanakan untuk mengetahui kesesuaian jawaban dan pemeriksaan responden.

3. Coding, yaitu pemberian tanda atau kode untuk memudahkan analisa.

4. Tabulating, menyusun dan menghitung data hasil pengkodean untuk disajikan dalam tabel.

5. Variabel kebiasaaan makan dan peran keluarga menggunakan sistem skoring menurut Sudjana (2002) dalam Fauzi (2002), sebagai berikut :

I = R K Dimana :

I = Interval Kelas

R = Range atau kisaran yaitu nilai tertinggi-nilai terendah = 100% - 0% = 100%

K = Jumlah kategori adalah 2

I = 100/2

= 50%

Setelah melakukan pemeriksaan/validasi data, pengkodean, rekapitulasi dan tabulasi, dilakukan analisis statistik dengan menggunakan Microsoft Excel dan SPSS 16 for Windows. Analisis statistik yang digunakan adalah :

1. Analisis univariat

Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel, yang bertujuan untuk memperoleh informasi umum mengenai semua variabel penelitian dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi.

2. Analisis bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel bebas (independent), yaitu; umur ibu, usia kehamilan, jarak kelahiran, gravida, malaria, kecacingan, frekuensi kunjungan Antenatal Care ANC), kepatuhan mengkonsumsi tablet tambah darah, kebiasaan makan serta peran keluarga terhadap variable terikat (dependen), yaitu status anemia. Uji statistic

(6)

yang dipakai adalah Uji chi-square pada tingkat kemaknaan α = 0,05 dengan rumus :

X2 = Nilai chi-square hasil perhitungan O = Frekuensi yang diobservasi E = Frekuensi yang diharapkan

Terdapat hubungan yang bermakna jika p value < 0,05. Interpretasi : Ho ditolak bila ( p < 0.05)

Uji Chi-square, juga untuk mengetahui besar risiko (odds ratio/OR) variabel bebas dengan variabel terikat secara sendiri-sendiri, dengan interpretasi nilai OR sebagai berikut :

2.1. Jika OR lebih dari 1 dan batas bawah interval kepercayaan 95% tidak mencapai nilai 1, menunjukkan bahwa variabel yang diteliti bukan faktor risiko. Cth : OR > 1, 95% CI : 0,8 – 4,9.

2.2 Jika OR lebih dari 1 dan batas bawah interval kepercayaan 95% melewati nilai 1, maka variabel yang diteliti merupakan faktor risiko. Cth : OR > 1, 95% CI : 1,2 – 2,5.

2.3 Jika OR kurang dari 1 dan batas bawah interval kepercayaan 95% tidak mencapai nilai 1, menunjukkan bahwa variabel yang diteliti merupakan faktor protektif. Cth : OR < 1, 95% CI : 0,1 – 0,9.

(Sayogo, Savitri 2009) 3. Analisis multivariat

Analisis multivariat digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel umur ibu, usia kehamilan, jarak kelahiran, gravida, malaria, kecacingan, frekuensi kunjungan antenatal care, kepatuhan mengkonsumsi tablet tambah darah dan kebiasaan makan serta peran keluarga secara bersama-sama terhadap anemia. Variabel bebas yang memenuhi syarat untuk dilakukan pengujian dengan menggunakan persamaan multiple linear regression adalah variasi kovariat yang mempunyai nilai p lebih kecil 0,005 dalam analisis bivariat, atau variabel bebas yang diduga ada hubungan, dengan persamaan sebagai berikut:

(7)

Keterangan:

Y = kadar hemoglobin (vaiabel depeden) β = konstanta

X1 = Usia ibu

X2 = Status kecacingan

X3 = Jarak kelahiran

X4 = Usia kehamilan

X5 = Frekuensi pemeriksaan kehamilan (ANC)

X6 = Kepatuhan mengkonsumsi tablet tambah darah

X7 = Peran keluarga

X8 = Kebiasaan makan

X9 = Gravida

X10 = Status malaria

Definisi Operasional

Status Anemia pada Ibu Hamil. Status anemia Ibu hamil adalah kondisi ibu hamil karena kekurangan kadar hemoglobin dalam darah. Metode yang digunakan adalah metode cyanmethemoglobin sesuai anjuran WHO dan International Committe for Standarduzation in Himatologi (ICSH). Metode ini digunakan untuk melihat kadar Hemoglobin secara kuantitatif dan merupakan metode laboratorium yang terbaik (Stoltzful 1998), dengan kriteria objektif sebagai berikut:

0 1 Tidak Anemia Anemia = = bila kadar Hb > 11,0 gr% bila kadar Hb < 11,0 gr % (Sumber : Depkes RI 2003)

Usia Ibu. Usia ibu adalah lamanya ibu hidup dihitung sejak lahir sampai saat wawancara dilakukan yang dinyatakan dalam tahun penuh. Data diperoleh dari wawancara langsung. Usia dalam risiko kehamilan ibu dibedakan atas : 0 1 Risiko Rendah Risiko Tinggi = =

bila umur ibu hamil antara 20 – 35 tahun bila umur ibu hamil < 20 tahun atau > 35 tahun (Sumber: Depkes RI 2005)

Umur Kehamilan. Umur kehamilan adalah waktu yang telah dijalani dalam masa kehamilan, yang dihitung dari tanggal hari pertama haid terakhir ibu yang dinyatakan dalam minggu. Data diperoleh dari wawancara langsung dengan kriteria objektif untuk melihat risiko umur kehamialn sebagai berikut : 0 1 Risiko Rendah Risiko Tinggi = =

bila umur kehamilan >12 – 24 minggu bila umur kehamilan > 24 minggu (Sumber: Widiarti 2007)

Jarak Kelahiran. Jarak kelahiran adalah tenggang waktu antara kelahiran sebelumnya dengan kehamilan terakhir yang dihitung dari tanggal kelahiran anak terakhir sampai tanggal perkiraan kelahiran anak berikutnya yang dinyatakan dalm tahun. Data diperoleh dari wawancara langsung dengan kriteria objektif sebagai berikut :

0 1 Risiko Rendah Risiko Tinggi = =

bila jarak melahirkan > 2 tahun bila jarak melahirkan < 2 tahun (Sumber: Depkes RI 2005)

(8)

Gravida. Gravida adalah frekuensi kehamilan yang pernah dialami oleh ibu, baik diakhiri dengan persalinan maupun keguguran. Klasifikasi gravida atas dasar risiko kehamilan adalah sebagai berikut :

0 1 Risiko Rendah Risiko Tinggi = =

bila Ibu dengan gravida ≤ 3 kali.

bila Ibu dengan multigravida atau >3 kali (Sumber : Manuaba 1998)

Antenatal Care (pemeriksaan kehamilan). Pemeriksaan kehamilan (ANC) adalah frekuensi kunjungan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya baik di Puskesmas, posyandu, bidan, dokter, maupun sarana pelayanan kesehatan lainnya, dengan kriteria objektif sebagai berikut : 0 1 Risiko Rendah Risiko Tinggi = =

bila ibu memeriksakan kehamilan minimal 1 kali pada trimester I (K1), 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III.

bila tidak memenuhi kriteria pemeriksaan kehamilan minimal 1 kali pada trimester I (K1), 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III.

(Sumber : Depkes RI 2005)

Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah. Kepatuhan mengkonsumsi tablet tambah darah adalah ketepatan jumlah tablet tambah darah yang dikonsumsi oleh ibu hamil dalam setiap minggu, dengan kriteria objektif sebagai berikut :

0 1 Risiko Rendah Risiko Tinggi = =

bila ibu hamil mengkonsumsi tablet besi minimal 7 tablet dalam seminggu.

bila ibu hamil mengkonsumsi tablet besi kurang dari 7 tablet dalam seminggu.

(Sumber : Depkes RI 2003).

Kebiasaan Makan adalah gambaran mengenai frekuensi makan dan jenis pangan yang dikonsumsi oleh ibu hamil dengan menggunakan metode Food Frequency Quality (FFQ). Jenis pangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pangan yang dapat menghambat dan mempercepat penyerapan zat besi, dengan asumsi:

a. Jika tidak pernah dan atau mengkonsumsi < 3 kali/minggu bahan pangan yang menghambat penyerapan Fe, diberi skor 1. Jika mengkonsumsi > dari 3 kali/minggu, diberi skor 0.

b. Jika tidak pernah dan atau mengkonsumsi < 3 kali/minggu bahan pangan yang mempercepat penyerapan Fe, diberi skor 0. Jika mengkonsumsi > dari 3 kali/minggu, diberi skor 1.

Skor nilai :

Skor tertinggi : 25 x 1 = 25 (100%) Skor terendah : 25 X 0 = 0 (0%) Kriteria objektif sebagai berikut :

0 Baik = jika skor total yang diperoleh ibu hamil > 50% 1 Tidak Baik = jika skor total yang diperoleh ibu hami < 50 % (Sumber : Muliaty 2007)

(9)

Peran Keluarga. Peran keluarga adalah usaha-usaha/dukungan yang diberikankan oleh keluarga seperti orang tua, mertua, suami, anak atau anggota keluarga lainnya untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil, yang terdiri atas;

a. Anjuran pemanfaatan pelayanan kesehatan, seperti mendorong ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan antenatal care (ANC) sesuai waktunya dan mengingatkan mengkonsumsi tablet besi secara teratur; b. Memperhatikan semua kebutuhan ibu hamil seperti mengantar ke pusat pelayanan kesehatan, menyediakan makanan sesuai kebutuhan, dan memberikan informasi tentang cara menjaga dan memelihara kehamilan . Kriteria objektif sebagai berikut :

0 Baik = jika skor total yang diperoleh ibu hamil > 50% 1 Kurang = jika skor total yang diperoleh ibu hamil < 50% (Sumber : Muliaty 2007)

Status Malaria. Status malaria adalah kondisi kesehatan ibu hamil yang ditetapkan jika dalam pemeriksaan secara mikroskopis ditemukan parasit malaria dalam darahnya.

0 1 Plasmodium (negatif) Plasmodium (positif) = =

bila tidak ditemukan parasit malaria dalam darah

bila ditemukan parasit malaria dalam darah. (Sumber : Depkes RI 2007).

Status Kecacingan. Status kecacingan adalah kondisi kesehatan ibu hamil yang ditetapkan jika dalam pemeriksaan laboratorium ditemukan satu atau beberapa telur cacing dalam fesesnya.

0 1 Tidak kecacingan Kecacingan = =

bila tidak ditemukan telur cacing dalam feses bila ditemukan 1 telur cacing dalam feses (Sumber : Depkes RI 2007).

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Tabel 8  Jenis dan cara pengumpulan data primer

Referensi

Dokumen terkait

Koeficient obračanja osnovnih sredstev je skozi proučevano obdobje zelo podoben, zato lahko zaključimo, da v uporabi osnovnih sredstev v obdobju od leta 1998 do leta 2003 ni

Permasalahan pada mesin interlace dibagi menjadi dua yaitu masalah pada strandar teknis dan masalah pada performa secara visual. Permasalah pada standar teknis diantaranya

Inilah hal yang BPS Kabupaten Lebong rencanakan untuk dapat terwujud di tahun 2019.Dalam Renstra BPS Kabupaten Lebong tahun 2015-2019, setiap tujuan strategis

Menyelesaika n masalah penaksiran dari jumlah, selisih, hasil kali, dan hasil bagi dua bilangan cacah maupun pecahan dan desimal.. 3.3.3 Menentukan hasil taksiran dari suatu

Contoh lainnya adalah Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, yang diajukan oleh DPRD Jawa Timur dan beberapa pihak lainnya

Merujuk pada pasal 9 Perda Kota Yogyakarta Nomor 10 tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah, persoalan kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah ini merupakan

Hasil penelitian Maftukhah (2013) kepemilikan manajerial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal, hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang sebagian

X terhadap variable Y, diperoleh nilai sebesar 0.771 yang artinya variasi perubahan nilai Prestasi Belajar dapat dijelaskan melalui Pendidikan Karakter (X 1 ),