• Tidak ada hasil yang ditemukan

igi.fisipol.ugm.ac.id

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "igi.fisipol.ugm.ac.id"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

D

D

A

A

T

T

A

A

B

B

A

A

S

S

E

E

G

GO

OO

OD

D

P

PR

RA

AC

CT

TI

IC

CE

E

YES 118: Mekanisme Pelaporan dan Penanganan

Gawat Darurat Medis Kota Yogyakarta

Sektor Kesehatan

Sub-sektor -

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Kota/Kabupaten Yogyakarta

Institusi Pelaksana Dinas Kesehatan

Kategori Institusi Pemerintah Kota

Kontak dr. Fita Yulia Kisworini, M.Kes. Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta

Komplek Balaikota, Jl. Kenari No. 56 Yogyakarta 55165 Telp/Fax (0274) 515868, 515869

email: kesehatan@jogjakota.go.id

Mitra PMI Cabang Kota Yogyakarta dan 9 Rumah Sakit di Kota Yogyakarta

Peneliti Martino (martino100390@gmail.com)

Mengapa program/kebijakan tersebut muncul?

YES 118 dilatarbelakangi adanya kasus gawat darurat medis seperti kecelakaan, kekerasan, maupun kesakitan yang tidak tertangani dengan cepat dan tepat sejak korban berada di lokasi kejadian ataupun ketika berada di rumah sakit.

Apa tujuan program/kebijakan tersebut?

Mewujudkan sistem layanan yang memberikan penanganan

kegawatdaruratan medis secara terintegrasi dengan lintas sektor terkait, sehingga mengurangi risiko kematian, kecacatan dan komplikasi akibat kegawatdaruratan medis yang terlambat ataupun salah pertolongan.

Bagaimana gagasan tersebut bekerja?

Menyediakan pusat pelaporan kegawatdaruratan medis yang bersiaga selama 24 jam dengan nomor call center 118 (telepon) atau (0274) 420118 melalui seluler. Bila ada laporan kejadian gawat darurat medis, operator YES 118 yang diperankan PMI Cabang Kota Yogyakarta akan

menindaklanjuti dengan menghubungi rumah sakit terdekat dengan lokasi kejadian untuk mengirimkan bantuan medis. Selama bantuan medis

University Network for Governance Innovation

merupakan jaringan beberapa universitas di Indonesia sebagai wujud kepedulian civitas akademika terhadap upaya pengembangan inovasi tata pemerintahan dan pelayanan publik yang lebih baik. Saat ini terdapat lima institusi yang tergabung yakni FISIPOL UGM, FISIP UNSYIAH, FISIP UNTAN, FISIP UNAIR, DAN FISIP UNHAS.

Sekretriat

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada Jl. Sosio-Justisia Bulaksumur Yogyakarta 55281 email: igi.fisipol@ugm.ac.id

(2)

menuju lokasi kejadian, operator YES 118 tetap menjaga komunikasi untuk memberikan panduan pertolongan pertama bagi korban melalui telepon. Tim YES 118 selanjutnya akan mengurusi mengurusi administrasi dan pembiayaan setelah korban dirawat di rumah sakit. Biaya pengobatan selama 24 jam pertama dijamin oleh Pemerintah Kota Yogyakarta sesuai dengan ketentuan.

Siapa inisiatornya? Siapa saja pihak-pihak utama yang terlibat?

YES 118 diinisiasi oleh Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta diera

kepemimpinan dr. Choirul Anwar, M.Kes (Kepala Dinas kesehatan Kota Yogyakarta), dr. Fita Yulia K, M.Kes (Kabid Pelayanan Kesehatan Masyarakat) dan Tri Mardoyo, SKM (Kasie Pelayanan Kesehatan)

Apa perubahan utama yang dihasilkan?

Terciptanya mekanisme pelaporan dan sistem layanan yang memberikan penanganan kegawatdaruratan medis secara terintegrasi dengan lintas sektor terkait secara cepat dan tepat. Layanan YES 118 meningkatkan jaminan bagi korban gawat darurat medis untuk dapat segera ditolong agar menghindarkan resiko cacat ataupun kematian. Layanan ini mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam penanganan kasus gawat darurat medis sekaligus berkontribusi menurunkan angka resiko kematian, kecacatan dan komplikasi akibat kegawatdaruratan medis.

Siapa yang paling memperoleh manfaat?

Masyarakat yang mengalami kegawatdaruratan medis di wilayah Kota Yogyakarta.

Deskripsi Ringkas

YES 118 (Yogyakarta Emergency Services) merupakan layanan kesehatan meliputi pusat pelaporan dan penanganan kegawatdaruratan medis yang bekerjasama dengan PMI Cabang Kota Yogyakarta, puskesmas, rumah sakit dan asuransi kesehatan. YES 118 dilatarbelakangi adanya aduan kasus gawat darurat medis seperti kecelakaan, kekerasan, maupun kesakitan yang tidak tertangani dengan cepat dan tepat sejak korban berada di lokasi kejadian ataupun ketika berada di rumah sakit. YES 118 diinisiasi oleh Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta bertujuan mewujudkan sistem layanan yang memberikan penanganan kegawatdaruratan medis secara terintegrasi dengan lintas sektor terkait, sehingga mengurangi risiko kematian, kecacatan dan komplikasi akibat kegawatdaruratan medis yang terlambat atau salah pertolongan. Masyarakat yang mengalami/menemukan korban kegawatdaruratan medis dapat segera melapor ke nomor 118 melalui telepon flexi/telepon kabel atau (0274) 420118 melalui seluler selama 24 jam.

Operator YES 118 yang diperankan PMI Cabang Kota Yogyakarta akan menindaklanjuti dengan menghubungi rumah sakit terdekat dengan lokasi kejadian untuk mengirimkan bantuan medis. Setelah korban dirawat di rumah sakit, tim YES 118 akan mengurusi administrasi dan pembiayaannya. Biaya pengobatan selama 24 jam pertama dijamin oleh Pemerintah Kota Yogyakarta sesuai dengan ketentuan. Sejak November 2008-Desember 2009 YES 118 telah melayani 492 laporan kasus. Pada tahun 2010 jumlah kasus ditangani YES 118 mencapai 1.156 laporan kasus. Sedangkan tahun 2011, YES 118 melayani 742 laporan kasus.

Layanan YES 118 meningkatkan jaminan korban gawat darurat medis untuk dapat segera ditolong agar menghindarkan resiko cacat ataupun kematian. Secara akumulatif YES 118 telah melayani total 2.390 laporan kasus kegawatdaruratan dalam rentang waktu 2008-2011. Angka tersebut menunjukan kontribusi layanan YES 118 dalam menurunkan angka resiko kematian,

(3)

kecacatan dan komplikasi akibat kegawatdaruratan medis. Melalui layanan ini, Kota Yogyakarta telah memiliki sistem pelayanan gawat darurat medis bagi

siapa saja yang mengalami kegawatdaruratan medis di wilayah Kota Yogyakarta.

Rincian Inovasi

Latar Belakang Masalah

Angka kegawatdaruratan medis di Kota Yogyakarta tercatat cukup tinggi. Hal ini tergambar dari jumlah angka pelayanan rawat darurat di RSUD Kota Yogyakarta. Pada tahun 2007, pelayanan rawat darurat dilakukan terhadap 27.960 kasus. Sementara itu, pada tahun 2008 pelayanan rawat darurat medis meningkat menjadi 28.478 kasus.1 Pelayanan gawat darurat medis harus diberikan secara cepat dan tepat untuk menjamin keselamatan dan meminimalisir resiko hilangnya nyawa korban maupun kecacatan permanen. Namun demikian, selama ini masih ditemui kasus gawat darurat yang tidak tertangani dengan cepat dan tepat sejak korban berada di lokasi kejadian ataupun ketika telah berada di rumah sakit. Hal ini karena tidak mendapatkan penanganan medis yang dibutuhkan. Unit Pelayanan Informasi dan Keluhan (UPIK) Kota Yogyakarta pernah mencatat, di bidang kesehatan terdapat 10 kasus keluhan masyarakat terkait penanganan kasus gawat darurat medis pada tahun 2007.2 Sedangkan pada tahun 2008, terdapat 26 kasus keluhan dari masyarakat terkait penanganan kasus gawat darurat medis.3

Secara umum bila terjadi kasus gawat darurat medis, masyarakat akan melaporkan hal tersebut ke IGD rumah sakit untuk meminta pertolongan. Namun, masyarakat seringkali kebingungan mencari nomor telepon rumah sakit terdekat. Selain itu, laporan dari masyarakat kadang tidak mendapat tindak lanjut dengan segera. Dalam beberapa kasus, hal ini disebabkan rumah sakit jauh dari lokasi, armada ambulan sedang digunakan, petugas ambulan tidak ada atau nomor telepon rumah sakit sulit dihubungi.4 Ketiadaan sistem informasi medis dan hospital mapping yang terpadu seringkali menjadi masalah dalam penanganan aduan gawat darurat medis dari masyarakat.

Tindak lanjut terhadap pasien gawat darurat juga masih ditemukan adanya praktik penundaan

1

Data RSUD Kota Yogyakarta dalam Dokumen Yogyakarta Dalam Angka Tahun 2009. Hal.81 2

Statistik Keluhan UPIK Berdasarkan Bidang Tahun 2007 3

Statistik Keluhan UPIK Berdasarkan Bidang Tahun 2008 4

Laporan Data Kasus YES 118 Bulan Desember 2009

pelayanan pasien gawat darurat yang dilakukan pihak rumah sakit karena alasan administrasi dan pembiayaan. Hal ini tergambar dari keluhan masyarakat di bidang kesehatan yang masuk ke UPIK Kota Yogyakarta dalam kurun waktu 2007-2008, sejumlah 36 kasus di antaranya mengeluhkan lambannya layanan evakuasi ambulan, rumitnya proses administrasi, ketidakpastian layanan bagi warga miskin dan peserta Jamkesda dalam kasus kegawatdaruratan medis.5 Pasien gawat darurat seringkali harus menunggu proses administrasi selesai untuk mendapatkan pelayanan.

Upaya masyarakat untuk menyampaikan keluhan melalui UPIK belum cukup efektif mewujudkan layanan yang diharapkan. Keluhan dibidang kesehatan akan dikelola oleh Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta selaku pelaksana kebijakan di bidang kesehatan untuk kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan perbaikan pelayanan pada unit pelayanan kesehatan yang dikeluhkan. Namun demikian, rumah sakit bukanlah unit pelayanan kesehatan yang berada di bawah kewenangan Dinas Kesehatan sebab rumah sakit memiliki manajemen pengelola tersendiri. Oleh sebab itu, untuk menindaklanjuti keluhan masyarakat terkait pelayanan di rumah sakit, Dinas Kesehatan hanya melakukan koordinasi dan himbauan agar pihak rumah sakit mengutamakan pemberian pelayanan kesehatan secara prima. Namun demikian, upaya ini kurang efektif menyelesaikan akar permasalahan yang terjadi sebab koordinasi yang dilakukan hanya bersifat normatif. Oleh sebab itu, diambil kebijakan untuk membentuk suatu mekanisme pelaporan dan penanganan kasus kegawatdaruratan medis yang terjadi di wilayah Kota Yogyakarta secara terintegrasi yang disebut dengan YES 118 (Yogyakarta Emergency Services).

Inisiasi

Salah satu upaya meningkatkan pelayanan gawat darurat medis guna mengurangi risiko kematian, kecacatan, dan komplikasi yang tidak perlu terjadi sebagai akibat kasus kegawatdaruratan medis yang

5

Diolah dari data keluhan UPIK bidang kesehatan tahun 2007-2008

(4)

terlambat ditolong adalah layanan YES 118 (Yogyakarta Emergency Services 118). YES 118 merupakan bagian utama dari EMSS (Emergency Medical Services System) Pemerintah Kota Yogyakarta, bertujuan memberikan pelayanan kegawatdaruratan medis yang terjadi di masyarakat di wilayah Kota Yogyakarta secara cepat dan tepat melalui mekanisme penanganan laporan dari masyarakat. Sasaran program YES 118 adalah siapa saja (tanpa mengenal identitas asal) yang mengalami gawat darurat medis dalam wilayah admisnitratif Kota Yogyakarta.

Program YES 118 terwujud atas inisiatif Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta sebagai instansi yang berwenang di bidang kesehatan. Figur penting dibalik terbentuknya program YES 118 adalah Choirul Anwar (Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta), Fita Yulia K (Kabid Pelayanan Kesehatan Masyarakat) dan Tri Mardoyo (Kasi Pelayanan Kesehatan Dasar). Inisiatif program YES 118 diakui oleh Choirul Anwar dilatarbelakangi oleh masih banyak temuan kasus kegawatdaruratan yang tidak tertangani di Kota Yogyakarta.6 Pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit dalam kasus gawat darurat masih dirasa masyarakat kurang optimal. Hal ini dibenarkan oleh Choirul Anwar yang saat itu menjabat Kepala Dinas Kesehatan Yogyakarta mengungkapkan meskipun pelayanan gawat darurat di rumah sakit pada dasarnya sudah baik, namun koordinasi saat perjalanan dari lokasi pasien hingga ke pelayanan di rumah sakit masih perlu diperbaiki.7 Koordinasi tersebut termasuk menyangkut hal administrasi dan pembiayaan. Sementara itu Tri Mardoyo mengungkapkan bahwa selama ini pihak rumah sakit terkadang mengabaikan pasien yang tidak didampingi, dengan alasan tidak ada yang menanggung biaya perawatannya.8 Hal tersebut membuat pihak Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta merasa perlu meningkatkan pelayanan kegawatdaruratan medis yang dilakukan secara terintegrasi dalam sebuah sistem mulai dari pelaporan, penanganan laporan, tindak lanjut hingga pelayanan kesehatan.

Sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Choirul Anwar memiliki legitimasi untuk melakukan koordinasi dengan pihak terkait perencanaan program YES 118 sebagai salah satu bentuk

6 Radar Jogja, (2008), “Layanan YES 118

Kegawatdaruratan 24 Jam”, radarjogja.com November 2008. Diakses pada 19 November 2012

7 Kompas, (2008). “Telepon ke 118, Petugas PMI Segera Datang” , 29 Oktober 2008, kompas.com. Diakses pada 19 November 2012.

8 Ibid

pelayanan kesehatan. Jejaring yang kemudian dilibatkan dalam koordinasi dan konsolidasi yaitu PMI cabang Yogyakarta dan Pusat Bantuan Kesehatan (Pusbankes) 118 DIY yang ditugaskan sebagai operator pelaksana YES 118, 14 Puskesmas serta 9 rumah sakit di Kota Yogyakarta untuk melaksanakan evakuasi dan perawatan gawat darurat. Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta juga bekerjasama dengan PT. Telkom, PT. Jasaraharja, PT. Jamsostek, Jamkesos, Kepolisian dan instansi lainnya seperti Dinas Sosial. Adapun untuk pendanaan YES 118, dirancang menggunakan dana dari APBD Kota Yogyakarta yang dimasukan kedalam pos belanja Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta.

YES 118 dibentuk sebagai sistem layanan kesehatan yang bertujuan memberikan jaminan pelayanan kesehatan agar korban gawat darurat medis di wilayah Kota Yogyakarta dapat segera mendapat pertolongan medis. Layanan YES 118 telah direncanakan sebelum tahun 2008 atas dasar hasil evaluasi layanan kesehatan terhadap kasus gawat darurat dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2007, angka kejadian gawat darurat di Kota Yogyakarta dinilai cukup tinggi yaitu 30% dari total 300 kejadian.9 Hal tersebut semakin mendorong konsep layanan YES 118 secara serius dimatangkan pada tahun 2008. Pelayanan YES 118 mulai dilaksanakan pada tanggal 1 November 2008. Program YES 118 mendapat dukungan penuh oleh Walikota Yogyakarta, H. Hery Zudianto (Wali Kota Yogyakarta periode 2001-2006 dan Periode 2006-2011) yang dibuktikan dengan dibentuknya Peraturan Walikota Yogyakarta No. 45 Tahun 2008 tentang Pembentukan Emergency Medical Services System (EMSS) di Wilayah Kota Yogyakarta sebagai landasan legal formal program YES 118. Dukungan juga ditunjukan dengan memberikan persetujuan anggaran sebesar Rp. 700 juta dari APBD Kota Yogyakarta tahun 2008 untuk pelaksanaan YES 118. Program YES 118 diresmikan secara langsung oleh H. Hery Zudianto pada tanggal 12 November 2008.

Layanan YES 118 merupakan bantuan pertolongan pertama, evakuasi dan perawatan gawat darurat di wilayah Kota Yogyakarta terhadap laporan masyarakat melalui saluran telepon 118. Nomor 118 dapat diakses 24 jam melalui pesawat telepon dan

9

(5)

Bagan 1. Struktur Manajemen YES

Sumber: diolah dari data penelitian

hand phone Flexi untuk melaporkan kejadian gawat darurat medis. Operator YES 118 yang diperankan oleh PMI cabang Yogyakarta selanjutnya akan memberikan panduan pertolongan pertama dan kemudian menghubungi rumah sakit/Puskesmas terdekat dengan tempat kejadian perkara, agar langsung mengirimkan ambulan. Layanan tim YES 118 akan mem-backup transportasi bagi orang yang mengalami kegawatdaruratan sekaligus akan mengurusi administrasi dan pembiayaan 24 jam pertama di rumah sakit bagi pasien yang tidak didampingi keluarga. Dalam program YES 118, Pemerintah Kota Yogyakarta akan membantu pembiayaan kasus yang dilayani dan dalam koordinasi YES 118 dengan kejadian di wilayah Kota Yogyakarta selama 24 jam tanpa mengenal identitas (KTP).

Implementasi

YES 118 sebagai pelayanan pertolongan meliputi pusat pelaporan dan penanganan kegawatdaruratan medis yang bekerjasama dengan PMI Cabang Kota Yogyakarta, rumah sakit umum dan pihak asuransi kesehatan. Sebagai sebuah mekanisme layanan kesehatan berbasis laporan dari masyarakat, implementasi YES 118 melibatkan banyak sumberdaya pelaksana dengan Dinas Kesehatan sebagai fasilitator, regulator dan penanggung jawab kegiatan. Implementasi YES 118 melalui beberapa tahapan, yaitu koordinasi antarinstansi terkait, persiapan sumberdaya pelaksana, sosialisasi kepada masyarakat dan pelaksanaan.

Koordinasi antarinstansi pelaksana dilakukan oleh Dinas Kesehatan sebagai leading sector. Koordinasi

dilakukan secara langsung dalam rapat koordinasi dan melalui surat edaran kepada instansi terkait. Pihak yang dilibatkan dalam proses ini yaitu PMI cabang Kota Yogyakarta dan Pusat Bantuan Kesehatan 118 DIY, Puskesmas di wilayah Kota Yogyakarta, 9 rumah sakit di Kota Yogyakarta (RSUD Kota Yogyakarta, RS Panti Rapih, RS PKU Muhammadiyah, RSU Bethesda Lempuyangwangi, RS Dr. Soetarto/DKT, RS Ludira Husada Tama, RS Islam Hidayatullah, RS Happy Land Medical Center, RS Bethesda Yogyakarta, dan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta sebagai rumah sakit pusat rujukan).10 Koordinasi juga dilakukan dengan Kepolisian, PT. Telkom, pihak asuransi dan instansi lainnya seperti Dinas Sosial.

Berdasarkan hasil koordinasi, tercapai kesepakatan dengan PT. Telkom untuk menggunakan nomor 118 dan (0274) 420118 sebagai pusat pelaporan dan bantuan gawat darurat medis dalam layanan YES 118. PMI cabang Kota Yogyakarta bekerjasama dengan Pusat Bantuan Kesehatan 118 DIY bertugas sebagai operator pelaksana harian layanan YES 118. Adapun Puskesmas dan 9 rumah sakit bertugas melaksanakan pelayanan medis bagi korban, mulai evakuasi, pertolongan pertama hingga layanan gawat darurat.

Sumberdaya pelaksana yang disiapkan dalam pelaksanaan YES 118 yaitu petugas pelaksana, infrastruktur/sarana prasarana seperti peralatan kesehatan dan kendaraan operasional atau ambulan, sistem informasi serta dukungan

10

www. http://upik.jogjakota.go.id. “Yes 118 Layanan

Gawat Darurat Terpadu Pertama di Indonesia”. Diakses pada 19 November 2012.

(6)

Bagan 2. Mekanisme Pelaporan dan Penanganan Kasus Gawat Darurat YES 118

Sumber: diolah dari data penelitian

anggaran. Untuk mempersiapkan petugas pelaksana, dibentuk manajemen YES 118 yang di dalamnya terdapat Komite Manajemen YES 118 dan kelompok kerja (Pokja).

Pada tahun pertama pelaksanaan program YES 118, Pemkot Yogyakarta menganggarkan dana sekitar Rp.700 juta. Dengan rincian Rp.400 juta untuk perawatan 24 jam pertama, Rp. 69 juta untuk rujukan, koordinasi dan sosialisasi sebesar Rp. 84,9 juta, pelatihan dan simulasi Rp. 42,4 juta, dan sistem komunikasi sebesar Rp.86 juta.11 Adapun sarana prasarana seperti peralatan kesehatan dan kendaraan operasional yang digunakan untuk YES 118 dikoordinasikan dengan PMI cabang Kota Yogyakarta, Puskesmas serta rumah sakit sebagai unit pelayanan kesehatan. Sarana dan prasarana yang dikerahkan meliputi ambulan, peralatan medis dan obat-obatan yang bersumber dari pihak PMI, Puskesmas dan rumah sakit. Pemkot Yogyakarta akan membayar biaya penggantian atas jasa dan operasional sarana dan prasarana tersebut sesuai dengan yang tertera dalam Peraturan Walikota Yogyakarta tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Daerah Kota Yogyakarta.

Hal penting lainnya adalah membangun pusat komunikasi operator dan sistem informasi YES 118 untuk menunjang mekanisme pelaporan kasus gawat darurat medis. Dinkes Kota Yogyakarta bekerjasama dengan PT. Telkom untuk menyediakan nomor telepon 118 atau (0274) 420118 sebagai pusat pelaporan/panggilan bagi kasus gawat darurat. Penggunaan nomor 118 diharapkan mempermudah masyarakat untuk mengingat nomor tersebut untuk kebutuhan

11

www. http://kawandjuma.blogspot.com. “Cegah

Penambahan Korban, Dinkes Siapkan Layanan YES 118”. Diakses 18 November 2012

pelaporan kasus gawat darurat medis. Setiap laporan yang masuk akan diklarifikasi dan ditindaklanjuti oleh operator YES 118. Adapun sistem informasi yang dibangun melalui aplikasi berbasis web untuk PMI Kota Yogyakarta. Aplikasi tersebut dirancang berfungsi untuk merekam setiap kasus gawat darurat yang ditangani oleh tim YES 118 yang meliputi tanggal kejadian, nama pelapor, koordinat lokasi, diagnosis, tindakan serta petugas yang menangani. Aplikasi ini diunggah ke internet agar laporan bisa dilihat setiap saat dan petugas di lapangan yang menangani pasien di lapangan bisa langsung meng-input data secara realtime

menggunakan piranti mobile. Aplikasi tersebut dibangun dengan pengimplementasian aplikasi Google Map API. Dengan demikian dalam aplikasi tersebut akan muncul peta untuk mencari lokasi korban berdasarkan keterangan dari pelapor yang disampaikan pada operator YES 118.12

Untuk mengenalkan masyarakat dengan layanan YES 118, sosialisasi dilakukan oleh Dinkes Kota Yogyakarta, PMI, Puskesmas dan rumah sakit baik secara langsung maupun melalui leaflet, poster, dan

website. Secara umum program YES 118 disambut sangat positif oleh masyarakat Kota Yogyakarta karena dinilai sebagai pelayanan kesehatan dasar yang sangat membantu masyarakat yang mengalamai gawat darurat medis. Sejak YES 118 dilaksanakan 1 November 2008 hingga Desember 2009 telah berhasil menindaklanjuti dan melayani 492 laporan kasus. Pada tahun 2010 kasus yang dilayani tim YES 118 bahkan mencapai 1.156 laporan kasus. Sedangkan pada tahun 2011 kasus

12 Dian Budi Santoso, (2008), “Aplikasi Yogya

Emergency

Service (YES) 118 PMI Yogyakarta” dalam

http://dianbudisantoso.net diakses pada 18 November

(7)

yang terlayani sebanyak 742 laporan kasus.13 Operasional YES 118 dilaksanakan mengacu pada pedoman teknis yang diatur dengan Keputusan Kepala Dinkes Kota Yogyakarta. Mekanisme pelaporan dan tindak lanjut penanganan kasus gawat darurat medis dalam operasional YES 118 adalah sebagaimana yang digambarkan dalam Bagan 2.

Mengacu pada pedoman teknis YES 118, dijelaskan14:

1. Masyarakat melaporkan kejadian gawat darurat melalui nomor 118 atau (0274) 420118 yang akan diterima oleh operator YES 118.

2. Operator di pusat informasi YES 118, yaitu PMI Cabang Kota Yogyakarta akan melayani dan menindaklanjuti dengan memandu memberikan pertolongan pertama pada korban. Selain memandu operator YES 118 akan segera menghubungi salah satu dari 9 rumah sakit terdekat dengan tempat kejadian. Selama ambulan menuju lokasi, operator YES 118 akan selalu menjaga komunikasi dengan tim ambulan hingga pasien/korban masuk ke rumah sakit atau proses pertolongan dan evakuasi selesai. 3. Tim ambulan melakukan tindak pertolongan

pertama di tempat kejadian sebelum korban/pasien dirujuk ke rumah sakit.

4. Korban dibawa ke rumah sakit dan dirujuk ke Instalasi Gawat Darurat, tim YES 118 akan menguruskan jaminan pasien/korban yang dibantu pemerintah selama 1x24 jam. Apabila dalam rentang waktu 24 jam pertama korban sudah ada keluarga/pendamping/penjamin, tanggung jawab pembiayaan dikembalikan ke penjamin.

Pemkot Yogyakarta akan membantu pembiayaan kasus yang dilayani YES 118 dengan kejadian di wilayah Kota Yogyakarta selama 24 jam tanpa mengenal identitas (KTP). Biaya yang dibantu pemerintah kota melalui YES 118:

1. Biaya transportasi rujukan dari lokasi kegawatdaruratan sampai ke RS.

2. Biaya tindakan dan bahan medis pakai habis selama dalam perjalanan ke rumah sakit. 3. Biaya selama 24 jam pertama perawatan di

Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit yang tidak didampingi (tidak diketahui keluarganya)

13

Dokumen ILLPD Kota Yogyakarta Tahun 2010 dan 2011.

14

Pedoman Teknis YES 118, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta 2008.

atau pasien tanpa identitas.

Pembiayaan akan diurus oleh tim YES 118 yang merujuk ke rumah sakit, selama 24 jam pertama masyarakat tidak perlu mengurus sendiri. Pembiayaan selanjutnya setelah 24 jam pertama akan menjadi tanggungan pasien/keluarga atau badan asuransi sesuai keikutsertaan pasien. Apabila lebih 24 jam pasien tidak diketahui identitasnya, maka biaya rawat inap selanjutnya dibebankan kepada Jamkesda atau Jamkesos dengan dilampiri surat keterangan/rekomendasi dari Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta, sebagai orang terlantar.

Evaluasi pelaksanaan YES 118 dilakukan secara berkala per bulan, per triwulan dan per tahun. Evaluasi dilakukan oleh PMI Cabang Yogyakarta sebagai operator pelaksana, komite manajemen dan kelompok kerja sebagai penanggungjawab pelaksana dan Dinas Kesehatan sebagai pemangku kebijakan YES 118. Pokja YES 118 akan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan operasional seperti kecepatan respon terhadap penanganan laporan, ketepatan merujuk rumah sakit, pengurusan administrasi, dan pembiayaan di rumah sakit. Pokja selanjutnya menyusun laporan capaian kinerja YES 118 untuk diserahkan kepada komite manajemen. Komite manajemen akan mengevaluasi hal-hal teknis operasional terkait capaian kinerja seperti jumlah laporan dan tindak lanjut yang dilakukan, efektifitas penanganan, dinamika, dan kendala-kendala yang dihadapi selama pelaksanaan YES 118. Hasil evaluasi ini selanjutnya akan dilaporkan kepada Dinas Kesehatan untuk dilakukan penilaian secara menyeluruh terkait capaian kinerja, sumberdaya pelaksana, sistem pelaksanaan penanganan laporan, tindak lanjut evakuasi, dan pelayanan di rumah sakit, hingga penggunaan anggaran. Hasil evaluasi ini selanjutnya digunakan sebagai bahan perbaikan pelaksanaan YES 118 di tahun berikutnya.

Dampak Substantif

Layanan YES 118 telah berjalan empat tahun sejak digulirkan pada 1 November 2008. Respon masyarakat terhadap layanan YES 118 sangat positif. Hal ini dapat dilihat dari tingginya jumlah masyarakat yang menggunakan layanan ini. Pada periode November-Desember 2008 YES 118 melayani 37 kasus (22 kasus trauma dan 6 kasus medis), pada 2009 sebanyak 455 kasus (267 kasus trauma dan188 kasus medis), pada 2010 sebanyak 1.156 laporan kasus (693 trauma dan 463 medis), dan sebanyak 742 kasus pada 2011 (428 trauma

(8)

Grafik 1. Rincian Jumlah Layanan Kasus YES 118

Sumber: diolah dari data PMI cabang Kota Yogyakarta dan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta

dan 314 medis).15 Menurunnya jumlah laporan kasus yang ditangani oleh YES 118 pada beberapa tahun terakhir bukan disebabkan menurunnya kualitas pelayanan YES 118 yang berbasis pada laporan dari masyarakat, melainkan murni disebabkan fluktuasi angka kejadian gawat darurat medis yang terjadi di masyarakat dari waktu ke waktu. Secara umum angka pelaporan dari masyarakat cukup tinggi. Hal ini menunjukan indikasi positif yaitu mulai terbentuknya partisipasi aktif dan kemandirian masyarakat dalam menyikapi kasus gawat darurat medis yang terjadi.

Mekanisme aduan masyarakat melalui YES 118 telah memberikan jaminan masyarakat melaporkan kejadian gawat darurat medis dan mendapatkan penanganannya dengan mudah dan cepat melalui jaminan ambulan gratis serta jaminan pelayanan 24 jam pertama di rumah sakit sesuai dengan ketentuan. Sistem yang disiapkan dalam YES 118 selama 24 jam memungkinkan setiap aduan diterima dan ditindaklanjuti dengan segera. Setiap laporan masyarakat akan segera ditindaklanjuti

15

Diolah dari data PMI Cabang kota Yogyakarta dan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta

berkat adanya sistem informasi dan hospital mapping yang terpadu. Berdasarkan data pelapor, operator YES 118 akan melacak lokasi kasus terlapor untuk segera mengirimkan bantuan evakuasi, pelayanan medis dan rujukan ke rumah sakit terdekat dari lokasi kejadian. Hal ini meminimalisir keterlambatan pertolongan akibat masalah mekanisme aduan masyarakat seperti nomor telepon rumah sakit sulit dihubungi, rumah sakit jauh dari lokasi kejadian, armada ambulan sedang digunakan atau petugas ambulan tidak ada di tempat.

Masyarakat tidak perlu lagi mengkhawatirkan siapa yang bertanggungjawab terhadap sebuah pelaporan kasus gawat darurat medis karena telah diberi jaminan pelayanan mulai dari evakuasi hingga perawatan medis lanjutan. Kemudahan layanan YES 118 mendorong masyarakat untuk proaktif melaporkan setiap kejadian gawat darurat untuk dimintakan pertolongan. Tingginya antusiasme dan kepercayaan masyarakat terhadap mekanisme pengaduan melalui layanan YES 118 terlihat dari tingginya jumlah rata-rata laporan tiap bulan, yaitu

(9)

mencapai 35 laporan kasus.16 Dari rincian data PMI Kota Yogyakarta, laporan kasus yang ditangani tidak hanya warga Kota Yogyakarta, tetapi juga terdapat warga luar daerah yang mengalami gawat darurat di daerah Kota Yogyakarta.17 Hal ini merupakan bukti terciptanya lingkungan sosial yang lebih kompak dan solidaritas masyarakat yang meningkat. Secara akumulatif, YES 118 telah menerima dan menindaklanjuti total 2.390 laporan kasus kegawatdaruratan dalam rentang waktu 2008-2011. Angka tersebut menunjukan kontribusi layanan YES 118 dalam menurunkan angka resiko kematian, kecacatan, dan komplikasi akibat kegawatdaruratan medis yang terlambat ditolong ataupun salah pertolongan.

Mekanisme pelaporan dan penanganan YES 118 telah mewujudkan sistem informasi dan penanganan kegawatdaruratan medis terpadu di Kota Yogyakarta. Kemitraan yang dijalin dengan seluruh stakeholder bidang kesehatan di Kota Yogyakarta mendorong masing-masing pihak yang terlibat dalam YES 118 menjalankan tugas dan komitmen dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Melalui sistem informasi dan jaminan layanan terpadu, memudahkan Dinas Kesehatan sebagai pemangku kebijakan di bidang kesehatan untuk melakukan koordinasi dalam meningkatkan dan memperbaiki kualitas pelayanan dasar khususnya kegawatdaruratan medis berdasarkan kebutuhan nyata masyarakat.

Layanan YES 118 turut berkontribusi bagi penghargaan Kota Sehat tahun 2009 yang diraih oleh Kota Yogyakarta. Sebagai bentuk responsibilitas pelayanan kepada masyarakat, keberhasilan penyelenggaraan YES 118 mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu, merata dan terjangkau serta didukung dengan SDM yang handal sehingga berdampak pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Sebagai Kota yang dinilai berhasil melakukan inovasi dalam reformasi birokrasi di bidang perizinan, pendidikan, maupun kesehatan, Yogyakarta selalu menjadi insipirasi dan dorongan bagi daerah lain untuk menerapkan inovasi-inovasi di wilayahnya. YES 118 dinilai sebagai salah satu inovasi pelayanan publik di bidang kesehatan yang dimiliki Kota Yogyakarta. Hal ini mendorong daerah lain untuk menginisiasi mekanisme layanan serupa YES 118 untuk memberikan jaminan pelayanan gawat darurat medis di wilayahnya. Salah satu daerah yang turut mengembangkan model layanan YES 118 yang dimiliki Kota Yogyakarta adalah Kabupaten Bantul

16

Dokumen PMI Cabang Kota Yogyakarta Tahun 2009 17

Disarikan dari Laporan Data Kasus YES 118 per tahun

dengan membentuk layanan Bantul Emergency Service Support (BESS) 118 pada tahun 2011. Terlaksananya YES 118 merupakan keberhasilan terwujudnya jaringan pelayanan gawat darurat di Kota Yogyakarta yang terintegrasi dengan sistem regional dan DIY. Dengan demikian diharapkan daerah lain ikut terpacu untuk menciptakan layanan serupa sesuai dengan karakteristik wilayahnya masing-masing untuk memberikan jaminan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, khususnya pelayanan kegawatdaruratan.

Institusionalisasi dan Tantangan

Kota Yogyakarta terus berupaya memberikan jaminan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang diwujudkan dengan penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Salah satu bentuk jaminan pelayanan yang diatur dalam penyeleng-garaan jaminan kesehatan daerah tersebut adalah

Emergency Medical Services System (EMSS) atau yang disebut dengan YES 118 (Yogyakarta

Emergency Services). Penyelenggaraan YES 118 diatur dalam Peraturan Walikota Yogyakarta No. 45 Tahun 2008 tentang Pembentukan Emergency Medical Services System di Wilayah Kota Yogyakarta. Landasan hukum inilah yang menjadi dasar pelembagaan YES 118 sebagai suatu sistem yang bertujuan memberikan pelayanan gawat darurat medis yang terjadi di wilayah kota Yogyakarta. Dalam Perwal Kota Yogyakarta No.45 Tahun 2008, diatur mengenai pihak pelaksana layanan YES 118, operasional kegiatan, dan mekanisme pembiayaan. Prosedur operasional kegiatan YES 118 selanjutnya diatur lebih lanjut dalam pedoman teknis berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta sebagai panduan pihak pelaksana menjalankan tugasnya. Adapun mekanisme pembiayaan dirinci dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) yang juga diatur melalui Keputusan Kepala Dinas Kota Yogyakarta.

Implementasi Perwal Yogyakarta No. 45 Tahun 2008 merupakan jawaban dari berbagai keluhan masyarakat tentang pelayanan gawat darurat medis di Kota Yogyakarta. Masyarakat menginginkan kecepatan dan ketepatan dalam pelayanan gawat darurat. Oleh sebab itu, sistem informasi dan komunikasi yang mendukung kecepatan pelaporan dan penanganan sangat dibutuhkan. Pelembagaan YES 118 melibatkan jejaring dan sumberdaya kesehatan di Kota Yogyakarta seperti PMI cabang Kota Yogyakarta, Pusbangkes 118 DIY, pihak Puskesmas dan pihak rumah sakit sebagai pilar utama. Pelaksanaan YES 118 kemudian disinkronisasikan dengan sistem jaminan kesehatan

(10)

daerah yang dilaksanakan oleh UPT PJKD kota Yogyakarta.

Setelah regulasi, sistem, dan pihak pelaksana siap untuk melaksanakan layanan YES 118, upaya selanjutnya adalah melakukan sosialisasi YES 118 kepada masyarakat. Sosialisasi kepada masyarakat selaku pengguna layanan sangat penting guna membentuk pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang YES 118 agar partisipasi aktif dan kemandirian dapat terwujud. Untuk itu, sosialisasi dilakukan melalui media serta secara langsung ke 45 kelurahan di Kota Yogyakarta. Selain melakukan sosialisasi, pelembagaan YES 118 di masyarakat juga dilakukan melalui kolaborasi dengan program Kelurahan Siaga di masing-masing kelurahan. Melalui forum Kelurahan Siaga di masing-masing kelurahan, masyarakat diberi pengetahuan tentang layanan YES 118 dan upaya pertolongan pertama. Selain itu, forum Kelurahan Siaga juga mendata calon pendonor darah di wilayahnya sehingga siap apabila sewaktu-waktu dibutuhkan oleh masyarakat setempat yang mengalami kegawatdaruratan medis.

Secara umum, ada beberapa hal yang menjadi tantangan dalam pelaksanaan YES 118. Pertama, masih tingginya angka pelaporan fiktif maupun penelepon iseng yang mengakses 118. Tercatat rata-rata perhari ada 20 hingga 30 telepon fiktif/iseng yang mengakses call center YES 118.18 Hal ini dapat mengganggu kinerja operator di pusat pelaporan dan menyebabkan inefisiensi jika sudah mencapai tahap ditindaklanjuti ke lokasi yang dilaporkan.

Kedua, sebagai layanan yang mengutamakan respon cepat atas laporan masyarakat dan tindak lanjut secara tepat, maka pelaksanaan YES 118 membutuhkan dukungan sumberdaya manusia pelaksana yang memadai dari segi kuantitas maupun kualitas. Oleh sebab itu, petugas operasional YES 118 harus senantiasa melaksanakan pelayanan sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan. Pelatihan secara berkala juga dibutuhkan guna meningkatkan keterampilan petugas operasional YES 118.

Ketiga, mengingat banyaknya warga pendatang yang menetap di Kota Yogyakarta, maka informasi tentang layanan YES 118 harus terus disosialisasikan. Hal ini dimaksudkan agar layanan YES 118 juga diketahui warga pendatang sehingga apabila sewaktu-waktu terjadi kasus kegawatdaruratan medis, warga pendatang yang notabene sebagian besar tidak memiliki keluarga di

18

Data grafik macam penerimaan informasi YES 118, PMI Kota Yogyakarta tahun 2009.

Kota Yogyakarta dapat segera melaporkan dan mendapat perawatan di rumah sakit.

Keempat, ketersediaan anggaran dan ketepatan penggunaan anggaran. Angka kejadian gawat darurat merupakan hal yang sulit diprediksi, dapat berkurang dan dapat pula meningkat secara drastis tiap tahunnya. Namun hal ini dibutuhkan guna merancang besarnya anggaran yang digunakan untuk biaya pelayanan YES 118. Oleh sebab itu, ketepatan Dinas Kesehatan mengalokasikan besaran anggaran sangat diperlukan agar anggaran operasional YES 118 tercukupi. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah efisiensi anggaran yaitu alokasi anggaran sesuai dengan harga standar dan kebutuhan di lapangan untuk mencegah terjadinya pemborosan anggaran.

Kelima, memastikan koordinasi dan kerjasama pelayanan dengan rumah sakit berjalan dengan baik. Pelayanan YES 118 akan bermuara pada perawatan di IGD rumah sakit yang selama 24 jam pertama dijamin oleh Pemerintah Kota Yogyakarta. Pemkot Yogyakarta juga menjamin pembiayaan biaya ambulan dan tim ambulan dalam evakuasi ke rumah sakit, perawatan non operatif maupun pelayanan operatif yang besarnya telah diatur dalam Perwal Kota Yogyakarta tentang jaminan kesehatan daerah. Oleh sebab itu, koordinasi dalam hal administrasi maupun penggantian biaya pelayanan haruslah dilakukan tepat waktu.

Lesson Learned

Pembelajaran penting yang dapat dipetik dari layanan YES 118 antara lain: Pertama, pentingnya unit pelayanan aduan kegawatdaruratan medis terpadu yang dapat mengkoordinir aduan sekaligus memberikan tindaklanjut penanganan kepada masyarakat dengan cepat dan tepat. Unit pelayanan aduan yang memiliki call center dengan nomor telepon yang mudah diingat serta bersiaga 24 jam akan memudahkan masyarakat melaporkan setiap kejadian gawat darurat medis.

Kedua, unit pelayanan aduan harus ditunjang sistem informasi dan komunikasi terpadu dengan jejaring kesehatan yang ada. Pusat pelaporan dengan sistem informasi dan hospital mapping

seperti YES 118 akan dapat memetakan dengan tepat posisi korban dan rumah sakit yang terdekat dengan lokasi kejadian. Dengan demikian, korban dapat segera dievakuasi dan dirujuk ke rumah sakit.

Ketiga, sinkronisasi penanganan masalah pengaduan kasus gawatdarurat medis dengan sistem jaminan kesehatan daerah merupakan langkah yang tepat. Mekanisme yang

(11)

dikembangkan adalah jemput bola berbasis laporan masyarakat dengan mengutamakan pemberian pelayanan terlebih dahulu dibandingkan urusan administrasi dan pembiayaan. Jaminan administrasi dan pembiayaan terhadap korban gawat darurat yang ditangani oleh YES 118 akan memberikan kepastian korban mendapatkan evakuasi dan penanganan medis yang dibutuhkan.

Keempat, penyelenggaraan pelayanan kesehatan berbasis aduan gawat darurat selayaknya diselenggarakan masing-masing daerah berbasis kewilayahan/lokasi kejadian bukan berdasarkan identitas asal korban (KTP). YES 118 memberikan pelayanan bagi siapa saja yang mengalami gawat darurat medis selama itu berada di wilayah Kota Yogyakarta, tanpa mengenal identitas asal. Hal ini sebagai tanggung jawab perlindungan dan pemeliharaan kesehatan yang diberikan suatu daerah kepada siapa saja yang berada diwilayahnya.

Kelima, keberhasilan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta menjalin kerjasama dengan PMI Cabang Yogyakarta dan 10 rumah sakit. Dinas Kesehatan sebagai fasilitator, regulator sekaligus penanggung jawab berhasil memanfaatkan jejaring kesehatan guna menciptakan sistem dan mekanisme layanan kegawatdaruratan yang mampu memberi jaminan bagi masyarakat. PMI yang dibanyak daerah tidak mendapatkan banyak peran, melalui YES 118 diberdayakan dengan tanggung jawab dan peran penting sebagai pelaksana harian.

Peluang Replikasi

Penyelenggaraan YES 118 sebagai sebuah mekanisme pelaporan dan jaminan penanganan kasus gawat darurat medis merupakan yang pertama dan menjadi pelopor pelayanan kegawatdaruratan medis di Indonesia. Keberhasilan YES 118 dapat menjadi inspirasi, dorongan, dan referensi bagi daerah-daerah lain untuk mengembangkan layanan tersebut. Peluang untuk dilakukannya replikasi layanan serupa di daerah lain sangat terbuka. Hal ini terbukti dengan Kabupaten Bantul yang telah berhasil mereplikasi YES 118 dengan nama layanan BESS 118 (Bantul

Emergency Services Support) pada tahun 2011 yang dibentuk melalui Peraturan Bupati Bantul No. 40 tahun 2011.

Keberhasilan Kota Yogyakarta menerapkan YES 118 dapat menjadi contoh daerah lainnya untuk mereplikasi. Untuk dapat mereplikasi layanan YES 118 diperlukan terlebih dahulu adanya kebijakan sistem jaminan kesehatan daerah (Jamkesda), sebab YES 118 merupakan salah satu bagian yang

diatur dalam Jamkesda. Faktor lain yang dibutuhkan untuk mereplikasi YES 118 meliputi hal-hal yang mendukung terlaksananya kebijakan tersebut yaitu sumberdaya pelaksana seperti aturan pelaksana, anggaran, sumberdaya manusia pelaksana, sarana prasarana yang dialokasikan secara jelas dan memadai. Koordinasi dengan jejaring kesehatan yang akan dilibatkan seperti PMI, rumah sakit, dan Puskesmas juga perlu dibangun dengan baik. Sebagai panduan guna melakukan replikasi layanan YES 118 antara lain telah tersedia Perwal Kota Yogyakarta No.45 Tahun 2008 tentang Pembentukan Emergency Medical Services System

(EMSS) di Wilayah Kota Yogyakarta yang mengatur tentang susunan pelaksana, operasional kegiatan, dan pembiayaan YES 118. Operasional kegiatan lebih rinci terdapat dalam Pedoman Teknis yang diterbitkan oleh Dinkes Kota Yogyakarta. Adapun mekanisme pemberian jaminan pembiayaan 24 jam pertama YES 118 dapat dipelajari dalam standar operasional prosedur (SOP) yang diterbitkan oleh Dinkes Kota Yogyakarta. Pihak Dinkes Kota Yogyakarta sebagai fasilitator, regulator, dan penanggung jawab YES 118 juga dapat menjadi narasumber tentang YES 118 untuk memberikan gambaran tentang desain layanan dan implementasi YES 118.

Referensi

Badan Pusat Statistik Kota Yogyakarta. (2009).

Yogyakarta dalam Angka Tahun 2009. BPS.Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik Kota Yogyakarta. (2011).

Yogyakarta dalam Angka Tahun 2011. BPS.Yogyakarta.

Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. (2007). Profil Kesehatan Kota Yogyakarta. Yogyakarta. Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. (2008).

Pedoman Teknis YES 118 (Yogyakarta Emergency Services). Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar. Yogyakarta.

Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. (2012).

Kompilasi Laporan Data Kasus YES 118 pertahun (2009-2011). Yogyakarta.

Kawandjuma. (2008). Cegah Penambahan Korban, Dinkes Siapkan YES 118. (online).

(http://kawandjuma.blogspot.com, diakses pada 19 November 2012).

Kompas. (2008). Telepon ke 118, Petugas PMI Segera Datang. (Online).

(http://nasional.kompas.com, diakses pada 19 November 2012).

(12)

Pemerintah Kota Yogyakarta. (2009). RPJMD Kota Yogyakarta 2009-2013. Yogyakarta.

Pemerintah Kota Yogyakarta. (2010). Dokumen Informasi Laporan Penyelenggaran

Pemerintahan Daerah (ILPPD) Pemkot Yogyakarta Tahun 2010. Yogyakarta. Pemerintah Kota Yogyakarta. (2011). Dokumen

Informasi Laporan Penyelenggaran Pemerintahan Daerah (ILPPD) Pemkot Yogyakarta Tahun 2011. Yogyakarta. Pemerintah Kota Yogyakarta. (2011). Peraturan

Walikota Yogyakarta No. 25 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Daerah di Kota Yogyakarta Tahun 2011. Sekretariat

Daerah. Yogyakarta.

Pemerintah Kota Yogyakarta. (2008). Peraturan Walikota Yogyakarta No. 45 Tahun 2008 tentang Pembentukan Pembentukan Emergency Medical Services System (EMSS) di Wilayah Kota Yogyakarta. Sekretariat Daerah. Yogyakarta. Pemkot Yogyakarta. (2008). YES 118 ( Yogyakarta

Emergency Services ). (online). (http://www.jogjakota.go.id, diakses 18 November 2012).

PMI Cabang Kota Yogyakarta. (2009). Laporan Pelaksanaan YES 118 Tahun 2009. Yogyakarta. Radar Jogja. (2008). Layanan YES 118

Kegawatdaruratan 24 Jam. (online). (http://radarjogja.com diakses 19 November 2012).

RS Bethesda. (2012). YES 118 (Yogya Emergency Service). (Online). (http://www.bethesda.or.id, diakses pada 18 November 2012).

Santoso, Dian Budi. (2010). Aplikasi Yogya

Emergency Service (YES) 118 PMI Yogyakarta. (online). (http://dianbudisantoso.net/, diakses 19 November 2012).

Suara Merdeka. (2008). Pemkot Operasikan Layanan YES 118. (Online).

(http://www.suaramerdeka.com, diakses 18 November 2012).

Unit Pelayanan Informasi dan Keluhan Kota Yogyakarta. (2008). Yes 118 Layanan Gawat Darurat Terpadu Pertama di Indonesia. (Online). (http://upik.jogjakota.go.id/, diakses 19

November 2012).

Unit Pelayanan Informasi dan Keluhan Kota Yogyakarta. (2007). Statistik Keluhan UPIK Berdasarkan Bidang Tahun 2007.(Online). (http://upik.jogjakota.go.id/statistik, diakses 18 Februari 2013).

Unit Pelayanan Informasi dan Keluhan Kota Yogyakarta. (2008). Data keluhan UPIK bidang kesehatan tahun 2007-2008.(Online).

(http://upik.jogjakota.go.id/statistik, diakses 18 Februari 2013).

Unit Pelayanan Informasi dan Keluhan Kota Yogyakarta. (2008). Statistik Keluhan UPIK Berdasarkan Bidang Tahun 2008.(Online). (http://upik.jogjakota.go.id/statistik, diakses 18 Februari 2013).

Gambar

Grafik 1. Rincian Jumlah Layanan Kasus YES 118

Referensi

Dokumen terkait

Bagi peserta yang hadir terlambat atau tidak dapat hadir atau tidak mampu mengikuti selama ujian berlangsung pada saat pelaksanaan Seleksi Kompetensi Dasar, dengan alasan

Penelitian ini difokuskan pada upaya peningkatan kompetensi paedagogik bagi guru, dengan tujuan guru mampu menyusun perangkat pembelajaran yang interaktif

Penelitian terdahulu kedua : Film yang dijadikan sebagai unit amatan berbeda, kemudian dalam penelitian terdahulu ini dinalisis menggunakan Analisis Wacana, sementara dalam

Parameter pengamatan meliputi daya ke- cambah konidia jamur entomopatogen, dihitung dengan cara mengambil 1 tetes suspensi jamur entomopatogen dengan konsentrasi 10 8

Dimana dari hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian responden yang tidak mendapatkan informasi dengan tidak adanya pelaksanaan Desa siaga, maka diperlukan berbagai

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Sintesis dan Uji Aktivitas Katalitik Fe 3 O 4 dari Campuran Limbah Wire Plating Sludge dan FeSO 4.. pada

Berbagai macam potensi wisata yang ada di Indonesia jika diolah dengan sebaik-baiknya dapat menjadi Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) yang layak untuk