51
A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Tergantung : Bullying
2. Variabel Bebas : a. Secure Attachment dengan Orang Tua b. Kontrol Diri
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Berikut adalah definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini:
1. Bullying
Bullying adalah perilaku yang ditujukan untuk menyakiti
individu atau sekelompok individu dengan berbagai bentuk baik fisik, verbal ataupun psikologis yang dilakukan secara sengaja dan berulang kali oleh individu atau sekelompok individu yang lebih kuat. Bullying diukur menggunakan skala perilaku bullying dengan berdasar pada bentuk-bentuk bullying yang diungkap oleh Coloroso (2007). Bentuk-bentuk bullying tersebut meliputi: bullying verbal, bullying fisik, dan
bullying psikologis. Semakin tinggi skor yang didapat oleh subjek
menunjukkan bahwa semakin tinggi bullying yang dilakukan dan sebaliknya.
2. Secure Attachment dengan Orang Tua
Secure attachment dengan orang tua adalah keterikatan yang
aman berupa kasih sayang yang diberikan orangtua pada anak secara konsisten dan responsif sehingga menumbuhkan rasa aman dan kasih sayang. Secure attachment dengan orang tua dalam penelitian ini diukur dengan adaptasi dan modifikasi Inventory of Parent and Peer
Attachment (IPPA) dari Armsden dan Greenberg (1987). Terdiri dari
tiga aspek, yaitu adalah trust, communication dan alienation. Aspek yang memiliki hubungan positif adalah trust dan communication, sedangkan aspek yang memiliki hubungan negatif adalah alienation. Semakin tinggi skor pada aspek trust, communication dan alienation serta semakin rendah skor pada aspek alienation maka akan semakin tinggi secure attachment dengan orang tua dan sebaliknya.
3. Kontrol diri
Kontrol diri adalah kemampuan individu untuk mengendalikan impuls, dorongan, keinginan melalui pertimbangan-pertimbangan sehingga mampu membuat keputusan dan mengambil tindakan yang efektif. Kontrol diri dalam penelitian ini diungkap menggunakan skala kontrol diri yang berdasar pada tiga aspek kontrol diri yang diungkap oleh Tangney, Baumeister, dan Boone (2004). Kelima aspek tersebut adalah self-discipline, deliberated/nonimpulsive, healthy habits, work ethic, dan reliability. Semakin tinggi skor yang didapat oleh subjek
menunjukkan bahwa subjek memiliki kontrol diri yang tinggi dan sebaliknya.
C. Populasi, Sampel, Sampling 1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah remaja yang tercatat sebagai siswa kelas X dan XI SMA Negeri 8 Surakarta dengan jumlah 550 siswa. Keseluruhan responden tersebar dalam 20 kelas, dengan rincian 10 kelas dari tingkat kelas X dan 10 kelas dari tingkat XI. Masing-masing tingkat terdiri dari 4 kelas IPA dan 6 kelas IPS.
2. Sampel
Hadi (2004) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi. Lebih lanjut, sampel merupakan sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi. Sampel adalah himpunan bagian (subset) dari suatu populasi (Gulo, 2003).
Rosco (dalam Sugiyono 2012) ukuran sampel untuk penelitian yang menggunakan analisis multivariate (korelasi ataupun regresi berganda), anggota sampel berjumlah minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Pada penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu
dua variabel bebas dan satu variabel tergantung oleh karena itu jumlah anggota sampel yang diperlukan sebanyak minimal 30 orang. Selanjutnya, menurut Arikunto (1998) menyatakan, jika jumlah subyek dalam populasi lebih dari 100 maka dapat diambil sampel 10-15% atau 20-25% dari populasi tersebut.
Sampel diambil secara random dengan metode undian pada tiap kelompok tingkatan kelas. Sampel yang penelitian ini berjumlah enam kelas yang terdiri atas tiga kelas dari tingkat X dan tiga kelas dari tingkat XI. Kelas yang dijadikan sampel berdasarkan undian adalah kelas X IPA 4 yang terdiri dari 28 siswa, X IPS 3 yang terdiri dari 27 siswa, X IPS 5 yang terdiri dari 31 siswa, XI IPA 2 yang terdiri dari 26 siswa, XI IPS 4 yang terdiri dari 29 siswa, dan XI IPS 2 yang terdiri dari 28 siswa. Kelas yang akan dijadikan sampel uji coba adalah kelas X IPS 2, XI IPA 4, dan XI IPS 1.
3. Sampling
Sampling merupakan pengambilan sampel dari suatu populasi (Gulo, 2003). Penelitian ini menggunakan stratified cluster random
sampling. Stratified cluster random sampling merupakan pengambilan
sampel secara acak yang memberikan kesempatan semua kelas di tiap tingkatan untuk dijadikan sampel penelitian. Dilakukan dengan cara mengidentifikasikan semua kelas yang ada pada tiap-tiap tingkatan untuk didaftar sebagai anggota populasi, kemudian mengundinya
sesuai dengan kelompok tingkatan, yaitu kelas X dan XI. Pada tiap tingkat diambil tiga kelas sebagai sampel.
D. Metode Pengumpulan Data 1. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari (Azwar, 2010). Data tersebut diperoleh dari alat ukur yang diisi langsung oleh subjek melalui skala bullying, secure attachment dengan orang tua, dan kontrol diri.
2. Metode Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data di lapangan adalah skala bullying, secure attachment dengan orang tua, dan kontrol diri. Tiga skala tersebut disusun dengan model skala likert dengan empat pilihan jawaban.
a. Skala Bullying
Skala bullying dalam penelitian ini menggunakan modifikasi skala yang disusun oleh Sugiariyanti (2012). Skala tersebut memiliki reliabilitas alpha sebesar 0.949. Penyusunan skala tersebut berdasarkan aspek-aspek bullying dari Coloroso (2007) yang meliputi bullying verbal, bullying fisik, dan psikologis.
Jumlah aitem pada skala tersebut adalah 40 butir yang terdiri dari 30 aitem untuk mengukur bullying dan 10 aitem sebagai filler
items yang nantinya tidak diskor. Tujuan dari adanya 10 aitem
tersebut adalah sebagai distraktor untuk mengurangi kesan bahwa yang diukur adalah perilaku yang cenderung negatif.
Teknik penskalaan likert yang digunakan untuk mengukur intensitas bullying ini terdiri dari empat alternatif jawaban, yaitu sangat sering, sering, jarang, dan tidak pernah terhadap pernyataan, dengan ketentuan:
Sangat Sering (SS) : Apabila subjek melakukan pernyataan tersebut lebih dari satu kali dalam seminggu Sering (S) : Apabila subjek melakukan pernyataan tersebut satu kali dalam seminggu
Jarang (J) : Apabila subjek melakukan pernyataan tersebut minimal satu kali dalam sebulan. Tidak Pernah (TP) : Apabila subjek tidak pernah melakukan
pernyataan tersebut.
Skor yang diberikan pada pskala ini bergerak dari 1 sampai 4, yaitu untuk skor aitem favorable : SS = 4, S = 3, J = 2, dan TP = 1. Aitem distraktor tidak diberi skor atau diberi skor 0 untuk semua jawaban pada aitem. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi bullying yang dilakukan siswa, begitu pula sebaliknya.
Tabel. 1
Blue Print Skala Bullying
Aspek Indikator Nomor
Aitem
Jum lah Fisik Perilaku bullying yang melibatkan
sentuhan atau kontak fisik antara pelaku dan korbannya
a. memukul 2,18 10 b. menginjak 6 c. memalak 10 d. melempari benda 14 e. mengeroyok 22
f. memberi hukuman fisik 26
g. menendang 30
h. menjambak 34
i. menjewer 38
Verbal Perilaku bullying dengan cara mengucapkan kata-kata yang menyakitkan hati korban.
a. mengejek 3,7,23
10
b. membentak 11
c. memberi julukan buruk 15 d. menyebarkan gossip 19,39 e. memarahi dengan kata-kata kasar 27
f. menyoraki 31
g. menuduh 35
Psikologis Perilaku bullying dengan cara pelemahan harga diri korban secara sistematis.
a. mengancam 4,32
10
b. mengucilkan 8
c. meneror lewat sms, hp atau email 12
d. memandang sinis 16
e. mengabaikan 20,36
f. memfitnah melalui jejaring sosial
di internet 24 g. mempermainkan 28 h. melotot 40 Netral (filler items)
Aitem-aitem yang bersifat netral, tidak mengukur bullying. Disusun sebagai pengecoh agar mengurangi kesan perilaku yang diukur negatif semua
1,5,9,13, 17,21,25, 29,33,37
b. Skala Secure Attachment dengan Orang Tua
Skala yang digunakan untuk mengukur secure attachment dengan orang tua dalam penelitian ini merupakan hasil adaptasi dan modifikasi dari Inventory of Parent and Peer Attachment (IPPA) dari Armsden dan Greenberg (1987) yang telah diadaptasi oleh Bahari (2015). Skala IPPA yang terdiri dari 25 aitem ini bertujuan untuk mengukur secure attachment individu dengan orang tua terdiri dari tiga aspek, yaitu, trust, communication dan
alienation. Skala hasil adaptasi dan modifikasi oleh Bahari (2015)
menunjukkan reliabilitas 0,881.
Teknik penskalaan likert yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan empat alternatif jawaban, yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Skor yang diberikan pada skala ini bergerak dari 1 sampai 4. Untuk aspek trust dan communication, skor aitem favorable: SS = 4, S = 3, TS = 2 dan STS = 1, skor aitem unfavorable: SS = 1, S = 2, TS = 3 dan STS = 4. Sedangkan untuk aspek alienation memiliki hubungan negatif, skor aitem favorable: SS = 1, S = 2, TS = 3 dan STS = 4, skor aitem unfavorable SS = 4, S = 3, TS = 2 dan STS =1. (lihat tabel 2)
Tabel. 2
Blue Print Skala Secure Attachment dengan Orang Tua
Aspek Indikator Favora
ble
Unfavo rable
Jumlah
Trust Memiliki kepercayaan
bahwa orang tua memahami dan menghormati kebutuhan dan hasrat anak 1,2,4, 12,13,20, 21,22 3,9 10 Communica Tion
Merasa bahwa orang tua sensitif dan responsif terhadap keadaan emosi anak
7,24,25 6 4
Merasa orang tua selalu terlihat aktif dalam setiap keadaan yang dialami dan mengadakan komunikasi verbal secara aktif 5,15,16, 19 14 5
Alienation Merasa marah dengan
diasingkan dari orang tua 8,10,11, 17,18,23 - Jumlah 21 4 25 c. Kontrol Diri
Skala yang digunakan untuk mengukur kontrol diri dalam penelitian ini merupakan hasil adaptasi dan modifikasi dari
Skala tersebut memiliki reliabilitas alpha sebesar 0.89. Kelima aspek skala tersebut adalah self-discipline, deliberated/ nonimpulsive, healthy habits, work ethic, dan reliability. Skala tersebut berisi 36 item, terdiri dari dari 12 aitem favorable dan 24 aitem unfavorable. Teknik penskalaan likert yang digunakan untuk mengukur kontrol diri ini terdiri dari empat alternatif jawaban, yaitu sangat sesuai (SS), sesai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Skor yang diberikan pada skala ini bergerak dari 1 sampai 4, skor aitem favorable: SS = 4, S = 3, TS = 2 dan STS = 1, skor aitem unfavorable: SS = 1, S = 2, TS = 3 dan STS = 4. Semakin tinggi skor yang didapat oleh subjek menunjukkan bahwa subjek memiliki kontrol diri yang tinggi dan sebaliknya.
Tabel. 3
Blue Print Skala Kontrol Diri
Aspek Favorable Unfavorable Jumlah 1) Self-Discipline 1,24 8, 9, 14, 16, 17, 28, 29 9 2) Deliberated/ Nonimpulsive 5 4, 11, 12, 19, 20, 25, 31, 32, 33 10 3) Healthy Habits 13, 15, 26, 27 2, 6, 35 7 4) Work Ethic 3, 10, 21, 23, 34 5 5) Reliability 7, 18, 22, 30, 36 5 Jumlah 12 24 36
E. Teknik Analisis Data 1. Uji Validitas
Uji validitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat ketepatan dan kecermatan alat ukur yang digunakan dalam penelitian (Azwar, 2014). Uji validitas yang digunakan pada peneltian ini meliputi validitas isi dan validitas internal. Validitas isi adalah validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisa rasional atau lewat profesional judgement (Azwar, 2014). Profesional judgement ini dilakukan oleh dosen pembimbing.
Uji validitas internal dilakukan dengan mencari korelasi masing-masing aitem dengan skor total menggunakan teknik korelasi product
moment Pearson. Aitem-aitem dalam skala dapat dinyatakan valid
apabila dalam pengujian validitas memenuhi ketentuan bahwa signifikansi 0,05 diperoleh nilai r hitung ≥ r tabel (Priyatno, 2012). Hasil indeks korelasi aitem antara skor aitem dengan skor total aitem (rxy) dinyatakan dalam formula Pearson correlation dengan menggunakan perhitungan program komputer yaitu Statistical Product
and Service Solution (SPSS) versi 18.0 for windows.
2. Uji Reliabilitas
Instrumen ukur yang berkualitas baik adalah reliabel yaitu memiliki konsistensi atau kepercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2009). Reliabilitas penelitian diuji menggunakan Cronbach's Alpha dengan menggunakan bantuan
program Statistic Product and Service Sollution (SPSS) versi 18. Koefisien reliabilitas berada dalam rentang angka dari 0 sampai dengan 1,00 (Azwar, 2009). Apabila koefisien reliabilitas semakin tinggi mendekati angka 1,00 maka pengukuran semakin reliabel.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel bebas dan satu variabel tergantung. Dua variabel bebas dalam penelitian ini adalah secure attachment dengan orang tua dan kontrol diri, sedangkan variabel tergantungnya adalah bullying. Oleh karena itu, pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi ganda adalah analisis pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat.
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui hubungan kausal antara dua variabel bebas dan satu variabel tergantung dalam penelitian ini, serta untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel tergantung. Analisis dalam penelitian ini menggunakan program Statistic Product and Service Sollution (SPSS) versi 18.
Terdapat beberapa uji persyaratan dalam teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, yaitu:
a. Uji Asumsi Dasar 1) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi populasi data, dengan cara melihat nilai
Kolmogorov-Smirnov. Data dinyatakan berdistribusi normal
apabila signifikansinya lebih besar dari 0,05. 2) Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk melihat dua variabel mempunyai hubungan linear atau tidak secara signifikan. Dua variabel dapat dikatakan linear apabila signifikansi kurang dari 0,05. b. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi linear antar variabel independen dalam model regresi. Persyaratan yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikoleniaritas.
2) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Persayaratan yang harus terpenuhi dalam model regresi yaitu tidak adanya heteroskedatisitas.
3) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Persyaratan yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya autokorelasi.
Data yang diperoleh dari hasil penyebaran skala serta pengujian hipotesis secara keseluruhan akan diolah dan diuji dengan menggunakan bantuan Statistic Product and Service Sollution (SPSS) versi 18.