• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan IX Jakarta, 19 Juni 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan IX Jakarta, 19 Juni 2014"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN GENERATOR SINAR-X DIGITAL MENGGUNAKAN TABUNG KONVENSIONAL BERBASIS MIKROKONTROLER

I Putu Susila, Wiranto Budi Santoso, Sukandar dan Budi Santoso Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional Kawasan Puspiptek Serpong Gd. 71 Lt. 2, Serpong, Tangerang Selatan 15310

Email : putu@batan.go.id

ABSTRAK

Telah dikembangkan generator sinar-X untuk pesawat sinar-X digital menggunakan tabung sinar-X konvensional berbasis mikrokontroler. Pesawat sinar-X digital memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan pesawat sinar-X konvensional, seperti: hasil pencitraan dapat langsung diamati, dosis yang diterima pasien lebih sedikit, dan lebih ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia untuk memproses film. Kebanyakan pesawat sinar-X di Indonesia saat ini merupakan pesawat sinar-X konvensional. Agar mendapatkan kelebihan dari pesawat sinar-X digital dari pesawat sinar-X konvensional, diperlukan generator sinar-X yang dapat disinkronisasikan dengan flat-panel detector sebagai penangkap citra, dan mampu mengatur parameter pembangkitan sinar-X secara lebih detil, sehingga dengan paparan radiasi yang seminimal mungkin, diperoleh citra dengan kualitas optimal. Pada penelitian ini dikembangkan generator sinar-X yang berbasis mikrokontroler sebagai pengendali parameter-parameter pembangkitan sinar-X meliputi tegangan tinggi, arus filamen dan waktu

exposure. Generator dikembangkan dengan menggunakan tabung sinar-X konvensional dan

komponen-komponen elektronik yang ada dipasaran. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa generator yang dikembangkan dapat membangkitkan sinar-X yang mampu menghasilkan citra digital sesuai dengan benda uji berupa modul elektronik serta fantom uji dari Leeds Test Object. Citra dari modul elektronik dapat memperlihatkan komponen-komponen serta jalur printed circuit board (PCB) dari modul tersebut. Selanjutnya, analisis citra negatif menunjukkan bahwa resolusi spasial citra sebesar 3,15 LP/mm, gray-scale contrast 0,11 (diameter obyek 5,6 mm, contrast background 0,0), sensitivitas low-contrast 0,005 (diameter obyek 11 mm, teramati 15 dari 17 obyek) dan sensitivitas high-contrast sebesar 0,045 (diameter obyek 0,5 mm, teramati 16 dari 17 obyek). Analisis terhadap signal-to-noise ratio (SNR) menunjukkan bahwa dengan memperbesar arus filamen dapat meningkatkan kualitas citra. Agar dapat digunakan untuk keperluan diagnosis medis, penelitian ini, perlu ditindaklanjuti dengan uji kesesuaian sesuai dengan standar yang berlaku.

Kata Kunci : pesawat sinar-X digital, tabung sinar-X, mikrokontroler, detektor flat-panel

ABSTRACT

A microcontroller-based X-ray generator for digital X-ray equipment utilizing conventional tube has been developed. Digital X-ray equipment has a lot of advantages compare with conventional X-ray, such as: the object image can be displayed promptly, patients received less dose, and environmental friendly because no need chemical substances to process the film. Recently, most of X-ray equipment available in Indonesia is conventional ray machine. In order to get benefit of digital ray machine from conventional ones, it needs X-ray generator which can be synchronized with flat panel detector as an image capturing device. The X-X-ray generator should also be able to set X-ray tube parameters in smooth steps so that optimum image quality can be displayed with minimum radiation exposure. The X-ray generator developed in this study utilizes a microcontroller for controlling high voltage supply, filament current, and exposure time of the conventional X-ray tube. The other supporting electronic components of the developed X-X-ray generator are locally available components. Performances of the generator are tested using electronic devices as sample objects and Leeds Test Object phantom. In the x-ray image of electronic devices, the components and printed circuit board (PCB) line can be observed. Furthermore, analysis on resulting negative images shows that the images have 3.15 LP/mm spatial resolution, 0.11 gray-scale contrast (for object diameter: 0.5 mm, contrast background: 0.0), 0.005 low-contrast sensitivity (for object diameter: 11 mm), and 0.045 high-low-contrast sensitivity (for object diameter: 11 mm). In low-contrast sensitivity, 15 of 17 objects are observed. Meanwhile in high-contrast sensitivity, 16 of 17 objects are observed. Furthermore, signal-to-noise ratio (SNR) analysis shows that the quality of image can be improved by increasing filament current. In order the developed X-ray generator can be used for diagnostic purposes, this study should be followed up with a conformance test in accordance standards.

(2)

I. PENDAHULUAN

Sinar-X, sejak ditemukan pertama kali oleh Wilhelm Röntgen pada tahun 1895, sudah dimanfaatkan di berbagai bidang diantaranya karakterisasi material, industri, keamanan, kesehatan, penelitian dan lain-lainnya. Di bidang kesehatan, sinar-X digunakan untuk diagnosis maupun untuk terapi1,2.

Perangkat sinar-X untuk diagnosis terdiri dari generator sinar-X dan penangkap citra. Gambar 1 menunjukan skema generator sinar-X, dimana komponen utamanya berupa pembangkit tegangan tinggi dan pengatur arus filamen3. Sebagai pengatur tegangan tinggi, dapat digunakan trafo variac, ataupun inverter. Selanjutnya, untuk

bagian penangkap citra, dapat

menggunakan film seperti pada pesawat sinar-X konvensional, atau Image Intensifier (II), Imaging Plate (IP), maupun Direct Flat-Panel Detector (FPD) pada pesawat sinar-X digital.

S e ir ing d e ng a n p e r k e mba ng a n teknologi informasi, teknologi perangkat sinar-X berkembang cukup pesat dan m e n g a r a h p a d a t e k n o lo g i d ig it a l . Perangkat sinar-X digital karena tidak me ng g u na k a n fi l m, me mu ng k ink a n pemeriksaan pasien secara cepat karena hasil dapat segera dilihat di komputer setelah dilakukan exposure. Teknologi ini

Gambar 1. Skema generator sinar-X

juga ramah lingkungan karena

meminimalisir penggunaan bahan kimia sebagai pencuci film. Selain itu, karena penangkap citra digital mempunyai dynamic range yang lebih luas dibandingkan dengan film, citra yang dihasilkan dapat lebih optimal pada dosis paparan radiasi yang lebih rendah3,4,5,6.

Menurut data yang dikeluarkan oleh BAPETEN, jumlah ijin penggunaan perangkat sinar-X untuk radiologi diagnostik dan intervensional di Indonesia sebanyak 5.4037. Dari jumlah tersebut, diyakini hanya sebagian kecil yang merupakan perangkat sinar-X digital, sehingga manfaat teknologi digital belum bisa dirasakan oleh stake holder.

Jika dibandingkan dengan pesawat sinar-X konvensional, harga sebuah perangkat sinar-X digital cukup mahal8. Salah satu solusi dari permasalahan ini adalah dengan meng-upgrade pesawat sinar-X konvensional yang ada menjadi

(3)

pesawat sinar-X digital. Akan tetapi, hal ini tidak dapat dilakukan hanya dengan mengganti penangkap citranya saja, karena diperlukan sinkronisasi waktu exposure pada generator dan penangkap citra, serta pengaturan parameter secara lebih detil. Oleh karena itu, diperlukan pegembangan generator sinar-X dengan memanfaatkan tabung sinar-X konvensional, agar pesawat tersebut dapat di-upgrade menjadi pesawat sinar-X digital.

Pada makalah ini dipaparkan hasil pengembangan generator sinar-X digital yang menggunakan tabung sinar-X konvensional serta mikrokontroler sebagai pengendalinya. Tujuan dari penelitian ini

adalah penguasaan teknologi,

pengembangan generator sinar-X digital dengan komponen-komponen yang ada dipasaran lokal, serta analisis kelayakan terhadap citra sinar-X yang dihasilkan oleh generator yang dikembangkan. Dengan

dikembangkannya generator ini,

diharapkan manfaat perangkat sinar-X digital dapat dirasakan oleh pasien, tenaga medis maupun rumah sakit atau klinik.

II. TATA KERJA

II.1. Pembuatan Generator Sinar-X

Perancangan modul generator sinar-X disesuaikan dengan spesifikasi tabung yaitu seri F50-100 dari Shanghai Medical Nuclear Instrument Factory. Jenis tabung

Gambar 2. Skema generator sinar-X

fixed anode, single focus dengan focal spot sebesar 2,6 mm dan sudut target 19 derajat. Besarnya arus filamen adalah 4,5 A pada tegangan 7 ± 0,8 V (atau daya maksimum 35,1 W). Nilai tegangan antara anoda dan katoda maksimum sebesar 110 kVp (kilo volt peak), dengan konsumsi daya maksimum sebesar 3,5 kW. Tabung sudah dilengkapi dengan trafo pembangkit tegangan tinggi, penyearah, dan trafo step-down untuk pengendali arus filamen, serta oli pendingin. Oleh karena itu, koneksi antara tabung dengan modul kendali dapat dilakukan dengan menghubungkan sumber tegangan variabel (0 ~ 220 VAC, 50 Hz, fasa tunggal) untuk pengaturan tegangan tinggi (kV), dan catu daya 220 VAC untuk pengaturan arus filamen (mA).

Pada Gambar 2 ditunjukkan skema generator sinar-X digital yang dirancang, dimana komponen utamanya ialah modul kendali dan tabung sinar-X F50-100. Modul kendali terdiri dari zero-crossing (ZC) detector, pengatur triac (TRIAC CTRL), triac sebagai pengatur tegangan tinggi, resistor variabel sebagai pengatur arus filamen, dan mikrokontroler Atmega89 sebagai pengendali utama (mA,

ZC uC A tm e g a 8 TRIAC CTRL th tc 220 VAC

X-RAY EXPOSE TIMER

X -R A Y T U B E F 5 0 -1 0 0 mA Vrms (~kV) 1Φ 50Hz

(4)

kV, waktu serta timing exposure).

Komponen-komponen elektronik yang digunakan pada modul kendali merupakan komponen yang tersedia di pasaran lokal. Bagian pengatur kV tidak menggunakan trafo variac seperti pada pesawat sinar-X konvensional, namun menggunakan triac. Trafo diganti karena dimensinya yang cukup besar serta berat. Penggantian tersebut dimaksudkan agar modul kendali yang dibuat menjadi kompak dan portable.

Jika menggunakan triac maka tegangan tinggi dapat diatur dengan mikrokontroler melalui pengaturan nilai lebar pulsa yang diumpankan ke rangkaian pengatur triac. Berdasarkan skema pada Gambar 2, nilai tegangan tinggi diatur dengan Vrms yang merupakan tegangan

keluaran triac. Nilai tersebut berbanding terbalik dengan waktu tc (waktu

tertutupnya gerbang triac relatif terhadap zero-crossing), dan akan mencapai nilai minimum jika tc sama dengan th (setengah

periode, 10 ms jika frekuensi AC 50 Hz). Tegangan Vrms kemudian diumpankan ke

trafo tegangan tinggi yang ada dalam tabung. Nilai tegangan tinggi berbanding lurus dengan nilai tegangan Vrms, dan akan

mencapai maksimum (110 kVp) pada saat tegangan Vrms maksimum.

Hasil rancangan lalu dituangkan ke dalam Printed Circuit Board (PCB), dan setelah difabrikasi dilakukan pemasangan

komponen-komponen elektronik serta

perakitan di PRFN-BATAN. Modul

kendali yang sudah dirakit selanjutnya diuji untuk mengetahui kinerjanya, memperoleh hubungan antara nilai tegangan tinggi dan tc, serta hubungan

antara nilai resistor pengatur arus filamen pada modul kendali dan arus filamen pada tabung sinar-X. Parameter yang diuji meliputi tegangan PLN masukan, bentuk pulsa dan nilai Vrms, serta nilai tegangan

tinggi dan arus filamen terukur. Peralatan yang digunakan meliputi multimeter digital (SANWA, PC510), Osciloscope digital (Textronix, MSO2024), kV meter (Fluke Biomedical) dan mA meter.

Pengujian dilakukan dengan mengubah nilai tc, kemudian tegangan

keluaran (Vrms) diukur dengan multi meter.

Selanjutnya pada pengujian arus filamen, nilai resistor diubah agar diperoleh nilai tahanan yang setara dengan nilai mA tertentu. Nilai tegangan tinggi dan arus filamen yang sebenarnya diperoleh melalui pengukuran dengan kV dan mA meter setelah exposure sinar-X.

II.2. Akusisi dan Analisis Citra Digital

Setelah diperoleh parameter-parameter terkait kV dan mA, dilakukan pengujian pengambilan citra sinar-X terhadap beberapa jenis fantom standar10 dan benda uji berupa modul elektronik. Citra sinar-X diambil melalui detektor

(5)

flat-panel (tipe DMC-12DR buatan Dongmun, Co. Ltd) sebagai penangkap citranya. Sebelum dilakukan pengambilan citra, detektor flat-panel dikalibrasi sesuai dengan buku petunjuk vendor. Selain itu, juga telah dilakukan pengujian terpisah untuk mengetahui karakteristik detektor yang meliputi uniformity¸distorsi geometri, resolusi dan kontras11.

Konfigurasi eksperimen untuk pengambilan citra dapat dilihat pada Gambar 3. Jarak antara tabung sinar-X dan penangkap citra (SID: source image distance) ditetapkan sebesar 100 cm, sedangkan jarak tabung dengan obyek (SOD: source object distance) sebesar 90 cm. Nilai parameter exposure sinar-X ditetapkan masing-masing yaitu tegangan tinggi sebesar 55 kVp dan 60 kVp, arus filamen sebesar 30 mA dan 70 mA, serta waktu exposure selama 1 detik.

Pada eksperimen ini, citra yang dihasilkan sudah berupa citra digital yang langsung ditransfer ke komputer melalui Local Area Network (LAN) sehingga bisa segera diamati dan dianalisis. Citra hasil perco baan berupa c it ra po sit if ya ng disimpan dalam raw data dengan bit-depth sebesar 14-bit (tingkat keabuan sebanyak 16.384). Citra dinilai melalui pengamatan t e r ha d a p c it r a p o s it if d a n n e g a t if , pencocokan dengan nilai acuan untuk memperoleh nilai kontras dan resolusi (LP/mm)10, serta analisis piksel untuk

Gambar 3. Konfigurasi eksperimen untuk

akusisi citra sinar-X melalui detektor flat-pannel

mengetahui kualitas citra. Citra negatif ( ) diperoleh dari nilai piksel maksimum dikurangi dengan nilai piksel pada citra positif untuk tiap-tiap lokasi x dan y (Pers. (1)).

( ) ( ) ( ) ( ) ( )

Selanjutnya, untuk menilai kualitas citra, digunakan nilai signal-to-noise ratio (SNR) yang dihitung dengan Pers. (2)12. Pada persamaan ini, merupakan standar deviasi dari nilai piksel dalam range of interest (ROI) tertentu pada citra obyek, sedangkan merupakan nilai standar deviasi dari piksel-piksel pada citra latar yang dipilih dengan ROI tertentu.

X -R A Y T U B E F 5 0 -1 0 0 Modul Kendali F la t-p a n e l D e te c to r D M C -1 2 D R Modul DAQ O b y e k SID: 100 cm SOD: 90 cm Expose RAW Image

(6)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada Gambar 4 ditunjukkan modul kendali generator sinar-X yang telah dibuat. Modul ini terdiri dari (1) mikrokontroler Atmega8, (2) rangkaian deteksi zero-crossing, (3) rankaian triac control, (4) pengatur mA, dan (5) relay pengendali exposure.

Modul kendali tersebut kemudian diuji untuk mengetahui hubungan antara waktu tutup gerbang triac (tc), dengan

tegangan keluaran yang digunakan sebagai pengatur kV. Pengujian dilakukan pada tegangan jaringan PLN terukur sebesar 233V. Bentuk pulsa keluaran dari triac ketika diamati dengan Oscilloscope ditunjukkan pada Gambar 5. Hasil pengujian ditunjukkan pada Tabel 1.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa modul berjalan sesuai dengan rancangan, dimana jika waktu tutup gerbang triac semakin besar, maka tegangan keluaran akan semakin kecil. Data yang diperoleh pada pengujian ini kemudian digunakan untuk menentukan nilai tc yang setara

dengan nilai tegangan tinggi tertentu pada generator sinar-X. Hasilnya, untuk tegangan 34 kVp, nilai tc sebesar 5,65 ms

(Vrms = 139 V), tegangan 55 kVp, nilai tc

sebesar 5,28 ms (Vrms = 153 V), sedangkan

untuk 60 kVp, nilai tc sebesar 4,55 ms

(Vrms = 170 V).

Selanjut nya, untuk me mpero leh

Gambar 4. Modul kendali generator

sinar-X yang dikembangkan

Gambar 5. Bentuk pulsa keluaran triac

(pengatur tegangan tinggi) jika diamati dengan Oscilloscope

Tabel 1. Hasil pengujian pengaruh waktu

tutup gerbang triac tc terhadap tegangan

keluaran pada kondisi tegangan jaringan PLN sebesar 233 V.

hubungan antara nilai resistor dengan arus filamen, nilai resistor dirubah-rubah dan d ila k u k a n e xp o su r e s in a r - X . H a s i l pe ngu jia n me nu njukk a n ba hwa arus filamen 30 mA diperoleh apabila nilai

1 2 3 4 5 tc tc(μs) Vrms (V) tc(μs) Vrms (V) tc(μs) Vrms (V) 9150 15.0 7000 85.7 5100 154.7 8900 20.0 6900 90.0 4900 160.0 8700 25.2 6750 96.4 4750 165.0 8550 30.0 6650 100.0 4550 170.0 8350 35.0 6550 104.6 4350 175.0 8150 40.0 6400 110.6 4150 180.0 7950 45.0 6300 114.5 3950 185.0 7806 49.7 6150 120.0 3700 190.5 7800 55.0 6000 125.6 3500 195.5 7650 60.0 5850 130.7 3200 200.0 7550 64.4 5700 135.8 2950 205.0 7400 70.0 5550 140.7 2500 210.0 7250 75.0 5400 145.8 1950 215.0 7150 80.0 5250 150.0 200 219.0

(7)

Gambar 6. Eksperimen pengambilan citra

Gambar 7. Citra sinar-X dari modul

elektronik (kV meter). Kiri : citra positif, kanan citra negaif. Tegangan tinggi 60 kVp, arus 70 mA, exposure 1 detik

resistor sebesar 447 Ω, dan arus filamen 70 mA diperoleh jika nilai resistor 220 Ω. Parameter-parameter ini digunakan saat eksperimen pengambilan citra digital dengan detektor flat-panel yang ditunjukkan pada Gambar 6.

Citra digital yang dihasilkan pada eksperimen ini, ditunjukkan pada Gambar 7, Gambar 8, dan Gambar 9. Gambar 7 merupakan citra sinar-X dari kV meter dengan tegangan tinggi diatur sebesar 60 kVp, arus filamen sebesar 70 mA dan waktu exposure selama 1 detik. Dari gambar terlihat jelas komponen-komponen elektronik, detektor serta jalur PCB.

Pada Gambar 8, nilai tegangan tinggi

Gambar 8. Hasil citra digital (atas: positif,

bawah: negatif) dengan tegangan tinggi 55 kVp dan exposure sebesar 30 mA.s.

sebesar 55 kVp dengan arus filamen sebesar 30 mA dan waktu exposure selama 1 detik, sedangkan pada Gambar 9 nilai exposure sebesar 70 mA.s. Pengamatan terhadap kedua gambar menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai mAs, maka citra sinar-X akan terlihat semakin putih pada citra positif atau semakin hitam pada citra negatif. Selanjutnya, jika dibandingkan antara citra positif dan citra negatif, terlihat jelas bahwa pada kedua kondisi eksperimen, citra negatif lebih mampu membedakan detil obyek, terutama pada kontras rendah (Gambar 8, marker 3). Hasil analisis citra fantom standar

pada Gambar 8 dan Gambar 9

menunjukkan bahwa nilai resolusi spasial

1

2

3

4

(8)

Gambar 9. Hasil Citra digital (atas: positif,

bawah: negatif) dengan tegangan tinggi 55 kVp, exposure sebesar 70 mA.s.

citra sebesar 3,15 LP/mm (Gambar 8(1)). Sedangkan nilai gray-scale contrast 0,11 (Gambar 8 (2): diameter obyek 5,6 mm, semua terlihat, contrast background 0,0), sensitivitas low-contrast 0,005 (Gambar 8(3): diameter obyek 11 mm, terlihat 15 dari 17 obyek) dan sensitivitas high-contrast sebesar 0,045 (Gambar 8 (4): diameter obyek 0,5 mm, terlihat 16 dari 17 obyek).

Selanjutnya, untuk melihat efek pengolahan citra, bagian tertentu dari citra Gambar 8 dan Gambar 9 diambil pada area seperti ditunjukkan dengan Gambar 8(5), lalu pada bagian tersebut diterapkan “auto

Gambar 10. Pembesaran pada area

tertentu dari citra hasil eksperimen untuk melihat sensitivitas contrast (kiri: potongan Gambar 8, kanan: Gambar 9. Lingkaran besar: low-contrast, lingkaran kecil: high-contrast)

color adjustment”13, dan hasilnya ditampilkan pada Gambar 10. Dari gambar terlihat bahwa untuk pola sensitivitas baik low-contrast maupun high-contrast, jika citra dipertajam, maka terjadi peningkatan sensitivitas sehingga keseluruhan dari 17 obyek dapat diamati. Ini menunjukkan bahwa, dengan pengolahan citra yang tepat, kualitas citra dari sinar-X digital dapat ditingkatkan. Hal ini merupakan salah satu keunggulan dari pesawat sinar-X digital, karena proses yang sama tentu tidak dapat diterapkan pada film hasil dari pesawat sinar-X konvensional.

Untuk mengetahui pengaruh arus filamen (mA) pada kualias citra sinar-X, d i l a k u k a n a n a l i s i s S N R d e n g a n menggunakan Pers (2). Analisis dilakukan terhadap citra negatif pada ROI seperti d it unjukka n pada Gambar 9. ROI 1

4 ROI background

1

2 3 4

Pola ke-17

(9)

Tabel 2. Perbandingan nilai SNR terhadap

arus filamen pada beberapa ROI.

mA SNR obyek kerapatan rendah kerapatan sedang kerapatan tinggi 50 33.0 2.3 9.0 9.3 70 49.7 12.0 14.0 25.8

mewakili obyek, ROI 2 mewakili obyek dengan kerapatan tinggi (sinar-X yang dilewatkan sedikit), ROI 3 mewakili obyek dengan kerapatan rendah, dan ROI 4 mewakili obyek dengan kerapatan sedang. Nilai hasil perhitungan SNR ditunjukkan pada Tabel 2. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kerapatan obyek, maka kualitas citra semakin bagus (SNR tinggi), dan untuk obyek dengan kerapatan sama, kualitas citra dapat ditingkatkan dengan menaikkan nilai mA. Akan tetapi, perlu diperhatikan juga, dengan menaikkan nilai mA, maka dosis yang diterima oleh pasien akan meningkat. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis lebih lanjut, untuk mendapatkan kualitas citra yang optimal dengan dosis yang seminimal mungkin14.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Pada penelitian ini, telah

dikembangkan generator sinar-X untuk pesawat sinar-X digital menggunakan tabung sinar-X konvensional berbasis mikrokontroler. Mikrokontroler digunakan sebagai pengendali parameter-parameter

pembangkitan sinar-X meliputi pengaturan tegangan tinggi, arus filamen dan waktu exposure. Generator dikembangkan dengan menggunakan tabung sinar-X konvensional dan komponen-komponen elektronik yang ada dipasaran lokal. Hasil pengujian generator memperlihatkan bahwa generator yang dikembangkan dapat membangkitkan sinar-X yang mampu menghasilkan citra digital sesuai dengan object berupa fantom uji dari Leeds Test Object dan benda uji berupa modul elektronik.

Pengamatan terhadap citra positif dan negatif menunjukkan bahwa citra negatif mampu menampilkan obyek-obyek yang tidak terlihat pada citra positif. Selanjutnya, analisis lebih lanjut terhadap citra negatif menunjukkan bahwa resolusi spasial citra sebesar 3,15 LP/mm, dan semua obyek gray-scale contrast dengan diameter 5,6 mm teramati. Untuk obyek low-contrast dengan diameter 11 mm, teramati 15 dari 17, dan obyek high-contrast dengan diameter 0,5 mm, teramati 16 dari 17 obyek.

Selanjutnya, penggunaan teknik pengolahan citra menunjukkan bahwa

obyek dengan low-contrast

memungkinkan untuk diamati. Analisis terhadap SNR menunjukkan bahwa

dengan memperbesar mA dapat

meningkatkan kualitas citra. Penelitian ini, perlu ditindaklanjuti dengan uji kesesuaian sesuai dengan standar yang berlaku,

(10)

sehingga generator yang dikembangkan dapat digunakan pada perangkat sinar-X untuk keperluan diagnosis medis.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada manajemen PRPN (PRFN) atas semua fasilitas yang diberikan, dan kepada staf, teknisi BIKK yang telah membantu dalam pembuatan maupun pengujian.

DAFTAR PUSTAKA

1. Philip C. Goodman (1995), The New Light: Discovery and Introduction of the X-Ray, AJR 165, pp. 1041-1045 2. SPIEGEL, P.K., (1994), The first

clinical X-ray made in America— 100 years, American Journal of Roentgenology, 164 (1), 241-243 3. Horst Aichinger, Joachim Dierker

Sigrid Joite-Barfuß, Manfred Sabel, 2nd Edition (2012), Radiation Exposure and Image Quality in X-Ray Diagnostic Radiology, Springer, Germany, pp. 13-14

4. Martin Uffmann, Cornelia Schaefer-Prokop (2009), Digital radiography: The balance between image quality and required radiation dose, Radiography, 18 (4), pp. 256-263 5. A.R. Cowen, A.G. Davies, S.M.

Kengyelics (2007), Advances in computed radiography systems and their physical imaging characteristics.

Clinical Radiology 62, 1132-1141 6. A.R. Cowen, S.M. Kengyelics, A.G.

Davies (2008), Solid-state, flat-panel, digital radiography detectors and their physical imaging characteristics. Clinical Radiology63, 487-498

7. BAPETEN (2014), Data Ijin Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif,

Available from:

http://www.bapeten.go.id/index.php? modul=info&menu=izin_tujuan

diakses 26 Mei 2014

8. Katherine P. Andriole (2002), Productivity and Cost Assessment of Computed Radiography, Digital Radiography, and Screen-Film for Outpatient Chest Examinations, Journal of Digital Imaging 15 (3) pp 161-169

9. Atmel Corp. (2013), 8-bit Atmel

with 8KBytes InSystem

Programmable Flash: Atmega8/8L, Atmel Corp. U.S.A

10. Leeds Test Objects (2010), TOR CDR user manual, Leeds Test Objects Ltd. pp.2-5.

11. I Putu Susila, Wiranto Budi Santoso dan Istofa (2013), Karakterisasi Flat- Panel Detector untuk Pesawat Sinar-X Digital, PRIMA 10(2), pp. 39-50. 12. Hye-Suk Park dkk (2010), Effects of

Image Processing on the Detective Quantum Efficiency, Journal of the Korean Physical Society 56(2), 653-658.

(11)

13. Andras Horvath (2013) aaphoto: Automatic photo adjusting software,

Available from

http://log69.com/aaphoto_en.html, diakses 26 Mei 2014

14. Michael Strotzer, Markus Völk, Rüdiger Fründ, Okka Hamer, Niels Zorger, Stefan Feuerbach (2002), Routine Chest Radiography Using a Flat-Panel Detector: Image Quality at Standard Detector Dose and 33% Dose Reduction. American Journal of Radiology 178, pp. 169-171

Gambar

Gambar 1. Skema generator sinar-X
Gambar 2. Skema generator sinar-X
Gambar  3.  Konfigurasi eksperimen untuk  akusisi  citra  sinar-X  melalui  detektor   flat-pannel
Tabel  1.  Hasil  pengujian  pengaruh  waktu  tutup  gerbang  triac  t c   terhadap  tegangan  keluaran  pada  kondisi  tegangan  jaringan  PLN sebesar 233 V
+4

Referensi

Dokumen terkait

Mengkomunikasikan Mengorganisasi 5.a. Mengkomunikasikan Menghubungkan 5.b. Memprediksi Menghubungkan 5.c.. Kisi-kisi angket aktivitas belajar secara ringkas dapat dilihat

Hasil yang diperoleh dari uji pemuluran dan simpangan menunjukkan bahwa semakin besar persentase kandungan dari magnetit (Fe 3 O 4 ) pada ferogel maka sifat magneto-elastisitas

S eorang pemuda tewas di keroyok lima pemuda lantaran kesal suara kenalpot sepeda motor yang dibawa korban berbunyi bising. l

Praktik Pengalaman Lapangan adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang telah

Obat lini pertamaRisperidonantagonis pada reseptor serotonin tipe 2 (5-HT2) dan reseptor dopamine tpe 2 (D2)lebih efektif dan lebih aman dalam mengobati gejala psitif

berpartisipasi secara aktif dalam cerita dan bukan hanya sekedar duduk diam dan mendengarkan cerita secara pasif”. Alat peraga yang sering digunakan guru TPQ Babul

Peninggalan sejarah yang merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, salah satunya adalah bangunan-bangunan yang memiliki nilai penting (sejarah, budaya maupun

Dari hasil penelitian ini diharapkan sebagai langkah awal konservasi mengingat ditemukannya jenis ikan yang dilindungi dan tingginya aktivitas alih fungsi lahan terutama