• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN..."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

i DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PENGESAHAN ...ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ...iii

KATA PENGANTAR ...iv

ABSTRAK ...v

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR ...ix

DAFTAR LAMPIRAN ...x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Kegunaan Penelitian ... 11

1.5 Sistematika Penulisan ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 14

2.1 Landasan Teori dan Konsep ... 14

2.1.1 Teori Struktur Tingkat Bunga ... 14

2.1.2 Teori Pasar yang Efisien ... 16

2.1.3 Pengertian Obligasi ... 17

2.1.4 Jenis Obligasi ... 18

2.1.5 Peringkat Obligasi ... 21

2.1.6 Yield Obligasi ... 22

2.1.7 Tingkat Bunga Pasar ... 25

2.1.8 Tingkat Bunga Kupon ... 25

2.1.9 Jangka Waktu Jatuh Tempo ... 26

2.2 Hipotesis Penelitian ... 26

2.2.1 Hubungan Tingkat Bunga Pasar dengan Imbal Hasil Obligasi ... 26

2.2.2 Hubungan Tingkat Bunga Kupon dengan Imbal Hasil Obligasi ... 28

2.2.3 Hubungan Jangka Waktu Jatuh Tempo dengan Imbal hasil Obligasi ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

1.1 Desain Penelitian ... 31

1.2 Lokasi Penelitian atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ... 32

1.3 Obyek Penelitian ... 32

1.4 Identifikasi Variabel ... 32

1.5 Definisi Operasional Variabel ... 33

1.6 Jenis dan Sumber Data ... 35

(2)

ii

1.6.2 Sumber Data ... 35

1.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... 36

1.7.1 Populasi ... 36

1.7.2 Sampel ... 36

1.7.3 Metode Penentuan Sampel ... 36

1.8 Metode Pengumpulan Data ... 37

1.9 Teknik Analisis Data ... 38

1.9.1 Uji Asumsi Klasik ... 38

1.9.2 Statistik Deskriptif ... 41

1.9.3 Uji Kelayakan Model ... 41

1.9.4 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ... 42

1.9.5 Uji Hipotesis ... 42

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 43

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 43

4.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 44

4.2.1 Uji Asumsi Klasik ... 44

4.2.2 Analisis Statistik Deskriptif ... 48

4.2.3 Uji Kelayakan Model ... 51

4.2.4 Koefisien Determinasi ... 51

4.2.5 Uji Hipotesis ... 52

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 55

4.3.1 Pengaruh Tingkat Bunga Pasar pada Imbal Hasil Obligasi ... 55

4.3.2 Pengaruh Tingkat Bunga Kupon pada Imbal Hasil Obligasi ... 56

4.3.3 Pengaruh Jangka Waktu Jatuh Tempo pada Imbal Hasil Obligasi ... 58

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 60

5.1 Simpulan ... 60

5.2 Saran ... 61

DAFTAR RUJUKAN ... 62 LAMPIRAN-LAMPIRAN 68

(3)

iii

Judul : Pengaruh Tingkat Bunga Pasar, Tingkat Bunga Kupon, dan Jangka Waktu Jatuh Tempo pada Imbal Hasil Obligasi yang Tergolong Investment Grade

Nama : Ni Putu Kartika Eka Putri NIM : 1306305172

Abstrak

Setiap investasi harus diukur tingkat pengembaliannya (return). Pendapatan atau imbal hasil (return) yang diperoleh dari investasi obligasi dinyatakan sebagai yield. Yield obligasi merupakan faktor penting sebagai pertimbangan investor dalam melakukan pembelian obligasi sebagai instrumen investasnya. Yield obligasi sering mengalami perubahan diantara tanggal pembelian dan tanggal jatuh tempo obligasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat bunga pasar, tingkat bunga kupon, dan jangka waktu jatuh tempo pada imbal hasil (yield) obligasi.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang menerbitkan obligasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2015. Populasi penelitian adalah obligasi korporasi yang tergolong investment grade. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik purposive sampling. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, dari 97 perusahaan yang menerbitkan obligasi yang tergolong

investment grade, terpilih 14 perusahaan dengan 28 obligasi yang menjadi sampel

dalam penelitian ini.

Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel tingkat bunga pasar dan jangka waktu jatuh berpengaruh positif terhadap imbal hasil obligasi. Sedangkan variabel tingkat bunga kupon tidak berpengaruh terhadap imbal hasil obligasi.

Kata kunci : imbal hasil obligasi, tingkat bunga pasar, tingkat bunga kupon, jangka waktu jatuh tempo

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Konsep akuntansi keuangan menyatakan bahwa aset yang dikelola oleh manajemen bersumber dari pemegang saham dan kreditur. Ditinjau dari sisi pertumbuhan perusahaan, pada awalnya manajemen hanya mengandalkan dana yang bersumber dari pemegang saham, namun pengelolaan perusahaan yang mengarah pada kelangsungan usaha (pertumbuhan) memunculkan kontrak baru khususnya kepada kreditor. Perusahaan dalam menjalankan usahanya memerlukan sumber dana diluar pemilik yang digunakan untuk membiayai kegiatan sehari-hari atau kegiatan operasional perusahaan, melakukan investasi, dan mengembangkan usahanya. Sumber dana yang diperoleh perusahaan bisa berasal dari pemegang saham sebagai modal awal bagi perusahaan, berasal dari pendapatan atau penjualan yang dihasilkan oleh perusahaan, serta berasal dari pihak ketiga baik berupa pinjaman yang diperoleh dari kreditur dan penerbitan surat utang atau obligasi (Nariman, 2016).

Perusahaan yang memerlukan dapat memperoleh sumber pendanaan jangka pendek dari lembaga perbankan (pasar uang), sedangkan untuk kebutuhan dana jangka panjang ditampung oleh lembaga pasar modal (Samsul, 2006:41). Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Pasar modal secara formal merupakan pasar untuk berbagai bentuk instrumen keuangan

(5)

2

(atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public

authorities, maupun perusahan swasta (Husnan, 2009:3).

Beberapa sekuritas yang umumnya diperdagangkan di pasar modal antara lain adalah saham, obligasi, reksadana dan instrumen derivatif. Masing-masing sekuritas tersebut memberikan return yang berbeda-beda. Obligasi (bonds) adalah tanda bukti perusahaan memiliki utang jangka panjang kepada masyarakat yaitu diatas 3 (tiga) tahun. Pihak yang membeli obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder) dan pemegang obligasi akan menerima kupon sebagai pendapatan dari obligasi yang dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan atau 6 (enam) bulan sekali. Pada saat pelunasan obligasi oleh perusahaan, pemegang obligasi akan menerima kupon dan pokok obligasi (Samsul, 2006:45).

Obligasi merupakan sekuritas yang memberikan pendapatan dalam jumlah tetap kepada pemiliknya. Pada saat membeli obligasi, investor sudah dapat mengetahui dengan pasti berapa pembayaran bunga yang akan diperolehnya secara periodik dan berapa pembayaran kembali nilai par (par value) pada saat jatuh tempo. Meskipun demikian obligasi bukan tanpa risiko, karena bisa saja obligasi tersebut tidak terbayar kembali.

(6)

3

Berikut merupakan tabel yang menunjukkan data perubahan perdagangan obligasi dan jumlah emiten obligasi di Indonesia selama tahun 2010 sampai 2015.

Tabel 1.1

Perdagangan Obligasi dan Jumlah Emiten Obligasi Korporasi di Indonesia Tahun 2010-2015 Tahun Perdagangan Obligasi (Rp Milyar) Perubahan Perdagangan (Rp Milyar) Persentase Perubahan Emiten Obligasi Perubahan Jumlah Emiten Persentase Perubahan 2010 90.009,17 0 0,00% 86 0 0 2011 126.387,60 36.378,43 40,42% 96 10 11,63% 2012 160.117,79 33.730,19 26,69% 99 3 3,13% 2013 185.718,89 25.601,10 15,99% 109 10 10,10% 2014 167.674,46 -18.044,43 -9,72% 108 -1 -0,92% 2015 187.655,45 19.980,99 11,92% 103 -5 -4,63%

Sumber: data diolah, 2017

Berdasarkan data pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa perdagangan obligasi mengalami peningkatan dari tahun 2010 hingga tahun 2013, walaupun terjadi penurunan pada tahun 2014 sebesar 9,72%, namun perdagangan obligasi kembali mengalami peningkatan pada tahun 2015. Gambaran tersebut juga menunjukkan bahwa investor mulai tertarik berinvestasi pada obligasi dikarenakan volatilitasnya yang lebih rendah dibandingkan dengan saham (Linda, 2015). Obligasi bisa menjadi salah satu jenis aset yang cukup menarik bagi investor yang kurang menyukai risiko, karena obligasi mampu memberikan pendapatan tetap bagi investor.

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang. Proses investasi meliputi pemahaman dasar-dasar keputusan investasi dan bagaimana mengorganisir aktivitas-aktivitas dalam proses keputusan

(7)

4

investasi. Untuk memahami proses investasi, seorang investor terlebih dahulu harus mengetahui beberapa konsep dasar investasi, yang akan menjadi dasar pijakan dalam setiap tahap pembuatan keputusan investasi yang dibuat. Hal mendasar dalam proses keputusan investasi adalah pemahaman hubungan antara

return yang diharapkan dan risiko suatu investasi. Hubungan risiko dan return

yang diharapkan dari suatu investasi merupakan hubungan yang searah dan linear. Artinya semakin besar risiko yang harus ditanggung, semakin besar pula tingkat

return yang diharapkan.

Tiap investasi tentu harus diukur tingkat pengembaliannya (return), begitu pula dengan obligasi. Tingkat pengembalian diukur dari sumber-sumber pendapatan yang mendasari suatu obligasi, sumber pendapatan utama obligasi adalah bunga. Pendapatan atau imbal hasil (return) yang diperoleh dari investasi obligasi dinyatakan sebagai yield, yaitu hasil yang akan diperoleh investor jika menempatkan dananya untuk membeli obligasi (Aisah, 2014). Tingkat imbal hasil obligasi yang diperoleh investor tersebut mengalami perubahan seiring berjalannya waktu.

Investor yang rasional memerlukan informasi dalam membuat keputusan investasi (Zuhrotun dan Zaki, 2006). Teori pasar yang efisien mengatakan bahwa informasi yang tersedia di pasar tercermin dalam harga pasar. Dalam pasar modal, fluktuasi harga obligasi sangat penting untuk diperhatikan baik oleh investor maupun emiten karena fluktuasi harga tersebut nantinya akan dapat mempengaruhi yield obligasi yang diperoleh. Perubahan tingkat bunga pasar merupakan informasi yang memungkinkan investor untuk menganalisis

(8)

5

perubahan harga yang akan terjadi pada obligasi. Suku bunga memiliki hubungan yang berlawanan arah dengan harga obligasi (Hartono, 2010:233). Jika suku bunga mengalami peningkatan maka harga obligasi akan menurun, begitu sebaliknya.

Suatu informasi dapat dikatakan memiliki nilai guna (manfaat) bagi investor apabila informasi tersebut membuat pelaku pasar modal bereaksi (Cheng dan Yulius, 2011). Informasi mengenai perubahan suku bunga pasar diharapkan menjadi informasi pembanding bagi investor dalam membuat keputusan investasi. Jika informasi mengenai kenaikan (penurunan) suku bunga pasar dipertimbangkan oleh investor dalam pengambilan keputusan, maka akan diikuti oleh penawaran obligasi yang meningkat (menurun), kemudian harga obligasi akan mengalami penurunan (peningkatan), yang akhirnya akan menyebabkan yield obligasi juga akan berubah.

Yield obligasi merupakan ukuran pendapatan obligasi yang akan diterima

oleh investor, yang cenderung bersifat tidak tetap (Tandelilin, 2010:257). Investor yang membeli suatu obligasi dan memilikinya sampai jatuh tempo akan menerima

Yield to Maturity (YTM) yang terdapat pada tanggal pembelian, tetapi YTM

obligasi sering mengalami perubahan diantara tanggal pembelian dan tanggal jatuh temponya. Investor/emiten seyogyanya selalu memperhatikan fluktuasi YTM obligasi dan melihat faktor-faktor internal maupun eksternal perusahaan yang mempengaruhinya.

(9)

6

YTM obligasi berbeda-beda karena sebab-sebab yang berbeda. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah (Husnan, 2009:378):

1) Jangka waktu sebelum obligasi jatuh tempo

2) Risiko untuk tidak menerima bunga maupun pokok pinjaman 3) Status pajak dari pembeli obligasi

4) Adanya provisi yang memungkinkan penerbit obligasi melunasi obligasi tersebut sebelum jatuh tempo

5) Jumlah kupon

Penelitian ini mengacu penelitian Yuliani dkk (2016) yang menguji pengaruh faktor internal dan eksternal perusahaan pada yield obligasi pemerintah. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah variabel penelitian yang dikhususkan pada tingkat bunga pasar, tingkat bunga kupon, dan jangka waktu jatuh tempo obligasi. Populasi dalam penelitian ini adalah obligasi korporasi yang tergolong investment grade, karena hampir semua obligasi yang dinilai oleh lembaga pemeringkat mendapat peringkat investment grade. Perusahaan yang mendapatkan peringkat obligasi di bawah invesment grade memilih untuk tidak mempublikasikan hasil penelitian atau penilaian dari lembaga pemeringkat tersebut dan pada akhirnya tidak menerbitkan obligasinya (Widowati, 2013). Oleh karena itu data untuk obligasi dengan peringkat dibawah

investment grade cenderung kurang tersedia dengan lengkap.

Faktor-faktor yang diduga memengaruhi imbal hasil obligasi adalah tingkat bunga pasar, tingkat bunga kupon, dan jangka waktu jatuh tempo (maturity) dari suatu obligasi. Hal ini dikarenakan kupon dan maturity merupakan

(10)

7

karakteristik utama dari obligasi, dan tingkat bunga pasar merupakan faktor ekonomi makro yang mempengaruhi bunga dan harga obligasi.

Tabel 1.2

Data Variabel Penelitian Obligasi Tahun BI Rate

(%) Kupon (%) Maturitas (Tahun) Yield (%) BDKI06B 2013 7,5000 9,9000 2,597300 9,802834 2014 7,7500 9,9000 1,580800 9,501162 2015 7,5000 9,9000 1,331500 9,131800 BSBR06 2013 7,5000 9,8750 2,169900 9,820922 2014 7,7500 9,8750 1,153400 9,777301 2015 7,5000 9,8750 0,904100 9,077700 BSMT03 2013 7,5000 10,1250 2,646600 9,764687 2014 7,7500 10,1250 1,630100 10,063244 2015 7,5000 10,1250 1,380800 9,316200 TRAC03D 2013 7,5000 8,7500 2,646600 9,798519 2014 7,7500 8,7500 1,630100 9,849104 2015 7,5000 8,7500 1,380800 9,118400 Sumber: data diolah 2017

Krisnilasari (2007) menyatakan bahwa tingkat bunga pasar sering digunakan sebagai acuan dasar tingkat pengembalian yang diharapkan dan pembanding dalam menentukan keputusan investasi yang dipilih. Tingkat suku bunga acuan dalam menentukan yield obligasi mengacu pada tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI). Jika terjadi kenaikan risiko makro ekonomi pada kurun waktu tertentu, maka aset yang terkena risiko harus memperoleh hasil yang diharapkan yang lebih tinggi (Jones et al, 1998). Investasi dalam bentuk deposito ataupun Sertifikat Bank Indonesia (SBI) akan menghasilkan bunga bebas risiko tanpa memikirkan pengelolaannya, sedangkan investasi pada obligasi mengandung risiko seperti kegagalan penerimaan kupon

(11)

8

atau gagal pelunasan dan kehilangan kesempatan investasi pada tempat lain (Samsul, 2006). Oleh karena itu, yield obligasi yang diperoleh haruslah lebih tinggi daripada tingkat deposito atau SBI agar investasinya menguntungkan. Tabel 1.2 juga menunjukkan hal yang serupa, terlihat bahwa tingkat bunga pasar yang berlaku menunjukkan angka yang lebih kecil dari yield yang diperoleh oleh investor. Hal tersebut dikarenakan, jika suku bunga acuan atau suku bunga pasar mengalami kenaikan, maka yield yang disyaratkan oleh investor juga akan mengalami kenaikan (Ibrahim, 2008).

Obligasi merupakan suatu pernyataan utang dari penerbit kepada pemegang obligasi beserta janji untuk membayar kembali pokok utang beserta kupon bunganya kelak pada saat jatuh tempo (Desnitasari, 2013). Dari pengertian tersebut, diketahui bahwa karakteristik utama obligasi adalah kupon dan waktu jatuh tempo. Kupon adalah tingkat bunga yang dibayarkan oleh perusahaan emiten setiap periode hingga waktu jatuh tempo obligasi kepada investor sebagai balas jasa atas investasi yang ditanamkannya. Kupon adalah daya tarik dalam berinvestasi pada obligasi. Semakin tinggi kupon yang ditawarkan, akan membuat nilai yield obligasi lebih tinggi dikarenakan nilai investasi yang diperoleh oleh investor akan semakin tinggi.

Penelitian yang dilakukan oleh Yuliani dkk (2016) menunjukkan dua hal yang berbeda. Hubungan negatif antara YTM dan kupon ditunjukkan oleh obligasi pemerintah dengan maturitas pendek dan kupon yang tinggi. Sedangkan untuk obligasi dengan maturitas yang lebih lama menunjukkan hubungan positif antara YTM dan nilai kupon obligasi.

(12)

9

Jangka waktu jatuh tempo merupakan salah satu karakteristik obligasi yang juga dipertimbangkan dalam menganalisis imbal hasil obligasi. Umur obligasi adalah selisih antara tanggal pertama kali obligasi diterbitkan sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi. Investor akan lebih menyukai obligasi dengan umur lebih pendek karena dianggap lebih mampu melunasi kewajibannya dibandingkan dengan obligasi dengan umur yang panjang. Hal tersebut dikarenakan dalam masa suatu periode yang lama, risiko kejadian buruk atau peristiwa yang menyebabkan kinerja perusahaan menurun bisa saja terjadi. Obligasi dengan jangka waktu yang lebih pendek akan lebih diminati karena dianggap memiliki risiko yang kecil, sehingga imbal hasil yang diperoleh juga akan lebih kecil. Begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu, umur obligasi berpengaruh positif terhadap yield obligasi.

Tabel 1.2 menunjukkan adanya fenomena gap, dimana pada tahun 2014 terjadi kenaikan tingkat suku bunga pasar menjadi 7,75%, peningkatan suku bunga tersebut seharusnya menyebabkan yield obligasi juga mengalami peningkatan, namun sebaliknya obligasi BDKI06B dan BSBR06 mengalami penurunan yield. Gap juga terjadi untuk variabel tingkat bunga kupon, terlihat pada tahun 2013, obligasi BSMT03 yang memiliki tingkat bunga kupon paling tinggi menghasilkan yield obligasi yang paling rendah dibanding tiga obligasi lainnya. Selanjutnya untuk variabel jangka waktu jatuh tempo, fenomena gap ditunjukkan oleh obligasi BSMT03 dan TRAC03D pada tahun 2014, dimana menurunnya jangka waktu jatuh tempo obligasi malah menyebabkan yield yang meningkat dari tahun sebelumnya.

(13)

10 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan yang telah disampaikan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Bagaimana pengaruh tingkat bunga pasar pada imbal hasil obligasi yang tergolong investment grade?

2) Bagaimana pengaruh tingkat bunga kupon pada imbal hasil obligasi yang tergolong investment grade?

3) Bagaimana pengaruh jangka waktu jatuh tempo pada imbal hasil obligasi yang tergolong investment grade?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh tingkat bunga pasar pada imbal hasil obligasi yang tergolong investment grade.

2) Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh tingkat bunga kupon pada imbal hasil obligasi yang tergolong investment grade.

3) Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh jangka waktu jatuh tempo pada imbal hasil obligasi yang tergolong investment grade.

(14)

11 1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1) Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini memberikan dukungan empiris mengenai pengaruh tingkat bunga pasar, tingkat bunga kupon, dan jangka waktu jatuh tempo pada imbal hasil obligasi, diharapkan juga bisa menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya mengenai faktor-faktor yang memengaruhi imbal hasil obligasi serta memberikan dukungan empiris mengenai teori struktur tingkat bunga dan teori pasar yang efisien.

2) Kegunaan Praktis

Bagi investor yang tertarik untuk berinvestasi pada obligasi, hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi dan bahan pertimbangan dalam menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi imbal hasil obligasi yaitu tingkat bunga pasar dan jangka waktu jatuh tempo obligasi.

(15)

12 1.5 Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara bab yang satu dengan yang lain dan disusun secara terperinci serta sistematis. Berikut merupakan uraian yang lebih jelas dari masing-masing bab di skripsi ini:

Bab I : Pendahuluan

Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, serta sistematika penelitian.

Bab II : Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian

Bab ini memaparkan mengenai kajian pustaka berupa teori yang mendukung dilakukannya penelitian seperti definisi obligasi dan yield obligasi serta landasan teori seperti teori struktur tingkat bunga dan teori efisiensi pasar yang disertai dengan pembahasan hasil penelitian sebelumnya, dan terakhir yaitu perumusan hipotesis.

Bab III : Metode Penelitian

Pada bab ini dipaparkan mengenai metode penelitian yang meliputi desain penelitian, objek penelitian, identifikasi dan definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.

(16)

13

Bab IV : Pembahasan Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan mengenai gambaran umum tentang ruang lingkup penelitian, deskripsi data hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

Bab V : Simpulan dan Saran

Bab ini berisi simpulan dari pembahasan pada bab sebelumnya, disertakan pula beberapa saran yang diharapkan mampu memberikan wawasan kepada pembaca dan praktisi yang hendak berinvestasi di pasar modal khususnya pada instrument obligasi.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Game Tournament (TGT) pada

3) Guru memberikan beberapa permasalahan dan menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan. Contoh permasalahan: guru menanyakan kepada salah satu siswa, “Ketika

Dari keenam model diatas ternyata ARIMA (2,1,1) memiliki nilai SSR yang lebih kecil.Setelah mempertimbangkan faktor-faktor lainnya juga,dapat disimpulkan bahwa model

Berdasarkan hasil seleksi administrasi dengan proses verifikasi dokumen peserta yang diunggah secara online di portal SSCN : https://sscn.bkn.go.id pada Rekrutmen

This paper represents the results of molecular identification and analysis for the detection of drug resistance in sputum DNA isolated from TB patient in Jakarta and

Jumlah unsur yang lolos uji pada uji banding laboratorium ke-3 berkurang dibandingkan dengan uji banding laboratorium sebelumnya, hal ini disebabkan kandungan unsur dalam cuplikan

Lanjutan Pembangunan Drainase kanan kiri jalan Dusun II menuju Dusun IV Desa Sengon Sari.. Desa Sengon

Lengan sebelah Selatan perempatan Dukuhwaluh adalah jalan Raden patah merupakan jalan nasional yang menghubungkan antara kabupaten Purwokerto ke jalan Utama kota