• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang Penelitian

Perusahaan didirikan untuk mencapai tujuan tertentu. Agar tujuan perusahaan tercapai maka dibutuhkan pengelolaan sumber daya yang dimiliki, pihak manajemen perusahaan biasanya menemui berbagai macam masalah yang harus dipecahkan. Masalah-masalah yang dihadapi perusahaan tersebut biasanya menyangkut pengelolaan sumber daya agar efektif dan efisien.

Di dalam kegiatan operasional, fungsi perencanaan dan pengendalian dijalankan untuk melindungi dan mengamankan harta perusahaan, menguji ketepatan, dapat dipercayanya data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha, serta mendorong ditaatinya kebijakan pimpinan perusahaan. Melindungi dan mengamankan harta atau aktiva perusahaan sangat penting artinya guna menjamin kelancaran kegiatan operasional serta kelangsungan usahanya, terlebih melindungi dan mengamankan aktiva lancar yang merupakan modal kerja perusahaan. Karena peningkatan dan pengembangan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh perputaran modal kerja, tersebut.

Manajemen dalam melakukan kegiatan dibedakan menjadi beberapa fungsi, yaitu fungsi planning, organizing, actuating, dan controlling. Diantara keempat fungsi tersebut, fungsi pertama dan fungsi yang terakhir yaitu planning dan controlling merupakan dua fungsi utama yang saling melengkapi. PT. Aprillia Professional Technology (PT. Aprotech) bergerak dibidang perdagangan, pemborongan dan jasa teknologi. Dalam melakukan kegiatannya, PT. Aprotech memerlukan penyusunan anggaran yang merupakan salah satu bagian penting dari seluruh sistem perencanaan dan pengendalian, yang artinya suatu sistem dengan umpan balik yang memungkinkan manajemen dengan memantau, mengendalikan dan mengarahkan kegiatan perusahaan.

Perencanaan dan pengendalian merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Dasar dari pengendalian adalah apa yang telah direncanakan, sehingga pengendalian yang efektif akan tercapai apabila terdapat perencanaan yang baik.

(2)

kegiatan dan sebagai alat pengendali adalah anggaran perusahaan. Anggaran sangat diperlukan oleh perusahaan, karena dengan adanya anggaran tersebut perusahaan dapat merencanakan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan. Apabila tidak terdapat anggaran pada perusahaan, maka akan mengakibatkan perusahaan tidak dapat melaksanakan kegiatan operasional secara efektif dan efisien, karena tidak adanya perencanaan terhadap kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan.

Anggaran merupakan suatu proyeksi ke masa mendatang yang telah diuraikan dalam angka-angka terinci. Perencanaan dan pengendalian terhadap suatu aktiva lancar bermula dari pengelolaan kas, termasuk simpanan di bank yang sewaktu-waktu dapat diambil kembali, yang merupakan aktiva lancar yang paling likuid. Kas harus dikelola dan dikendalikan sebaik-baiknya agar posisinya tetap seimbang, sehingga tidak terlalu besar yang berarti perputarannya rendah, dan tidak terlalu kecil yang berarti perusahaan akan mengalami illikuid, sehingga akan mengganggu kegiatan operasional perusahaan.

Pengaturan uang kas yang baik akan dapat menunjang pelaksanaan kegiatan perusahaan, sehingga dengan pengaturan kas yang baik ini diharapkan kegiatan dalam perusahaan dapat dilaksanakan dengan baik pula. Pengaturan kas perusahaan ini akan meliputi rencana penerimaan kas dalam perusahaan, rencana pengeluaran kas perusahaan, serta rencana besarnya saldo kas dari waktu ke waktu. Besarnya saldo kas ini tentunya akan dipengaruhi oleh rencana penerimaan dan pengeluaran yang akan dilakukan pada suatu periode.

Penerimaan kas dan pengeluaran kas dalam perusahaan merupakan unsur pokok di dalam pengaturan kas perusahaan. Oleh karena hal tersebut, titik berat pembicaraan di dalam anggaran kas ini adalah rencana penerimaan dan pengeluaran kas yang akan dilakukan oleh perusahaan di dalam suatu periode tertentu.

Anggaran kas memberikan pemikiran mengenai kas sebagai alternatif yang tepat mengenai penyediaan dan penggunaannya, karena manajemen telah memberikan cara-cara untuk menutupi kekurangan kas serta penggunaan kas

(3)

secara produktif. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk menyusun anggaran kas sebagai alat bantu manajemen untuk menunjang fungsi pengendalian agar arus kas dapat dilaksanakan dengan baik dan dapat menjaga posisi likuiditas perusahaan, serta menjaga agar jumlah kas yang tersedia pada perusahaan tidak terlalu besar yang dapat menimbulkan idle money atau jumlah kas yang tersedia terlalu kecil yang dapat mengganggu kelancaran kegiatan operasional perusahaan.

Adapun tujuan pengendalian kasnya sendiri secara umum antara lain, mencapai keseimbangan antara jumlah kas yang tersedia dengan jumlah kas yang dibutuhkan, pengamanan kas, penggunaan kas secara efisien, disusunnya laporan kas, dan dipatuhinya kebijakan tentang kas. Dengan demikian, dapat dilakukan suatu analisis terhadap perbedaan antara anggaran kas dengan realisasinya, dan apabila diperlukan diambil tindakan untuk memperbaikinya, dimana secara langsung pengendalian kas telah dilaksanakan. Cara melakukan pengendalian kas dapat dengan melakukan perencanaan terhadap penerimaan dan pengeluaran kas, menyusun rekonsiliasi bank, melakukan pengelolaan kas kecil dan menyusun laporan kas yang memadai.

Bertitik tolak dari uraian yang telah dikemukakan oleh penulis, penulis tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul: “Peranan Anggaran Kas sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Kas”

1.2 Identifikasi masalah

Perencanaan kas yang dituangkan ke dalam anggaran kas memerlukan suatu prosedur penyusunan yang memadai, agar perencanaan kas yang dituangkan dalam anggaran tersebut efektif, artinya dapat terselenggara mendekati yang diharapkan dan sekaligus dapat digunakan sebagai alat pengendali. Berdasarkan uraian tersebut, yang menjadi pokok pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah penyusunan anggaran kas pada perusahaan telah memadai. 2. Apakah pengendalian kas yang pada perusahaan telah efektif.

3. sejauh mana peranan anggaran kas sebagai alat bantu manajemen dalam menunjang tercapainya efektifitas pengendalian kas.

(4)

Sesuai dengan perumusan masalah tersebut diatas, maka maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui penyusunan anggaran kas perusahaan. 2. Mengetahui efektivitas pengendalian kas perusahaan.

3. Mengetahui sejauh mana anggaran kas berperan sebagai alat bantu manajemen dalam menunjang efektifitas pengendalian kas.

1.4 Kegunaan penelitian

Dari hasil penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan manfaat bagi: 1. Penulis, penelitian banyak memberikan masukan dan pengetahuan bagi

penulis terutama kejelasan mengenai bagaimana dan sampai sejauh mana peranan anggaran kas membantu manajemen dalam mengendalikan pengelolaan kas dan untuk memenuhi salah satu syarat ujian Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas Widyatama.

2. Perusahaan yang diteliti, diharapkan penelitian ini dapat berguna sebagai masukan dan informasi tambahan yang dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam menyusun anggaran kas, serta sebagai bahan pembanding dalam menyempurnakan metode anggaran yang telah ditetapkan perusahaan. 3. Sebagai sumber informasi yang relevan bagi peneliti selanjutnya untuk

melakukan penelitian yang lebih mendalam.

1.5 Kerangka Pemikiran

Setiap perusahaan memerlukan uang kas untuk menjamin kelancaran kegiatan operasional sehari-hari. Untuk menjaga kontinuitas perusahaan, manajemen perusahan perlu memperhatikan keseimbangan posisi kasnya. Memang, besar kecilnya persediaan kas bukanlah merupakan tolok ukur terhadap kemajuan dan keberhasilan suatu perusahaan. Tetapi kurangnya persediaan kas dari jumlah yang dibutuhkan akan menimbulkan dampak yang kurang menguntungkan, karena dapat menghambat kelancaran operasional perusahaan. Demikian juga sebaliknya, jika terdapat kelebihan kas dalam perusahaan akan

(5)

mengakibatkan adanya idle cash yaitu kas yang tidak dipergunakan secara produktif oleh perusahaan. Oleh karena itu, perlu adanya anggaran kas agar dalam pengelolaan kas terdapat keseimbangan antara penerimaan dengan pengeluaran kas.

Anggaran merupakan rencana terperinci dan menyeluruh untuk setiap kegiatan dan aktivitas perusahaan dan sebagai alat untuk melakukan perencanaan dan pengendalian.

Definisi anggaran menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (2003:6) adalah sebagai berikut :

“Business budget adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis daripada pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan, koordinasi, dan pengawasan.”

Definisi anggaran kas menurut Bambang Riyanto (2001:97) adalah sebagai berikut :

“Anggaran kas adalah estimasi terhadap posisi kas untuk suatu periode tertentu yang akan datang”.

Dengan mengadakan estimasi penerimaan dan pengeluaran selama periode tertentu, maka anggaran kas disusun agar pimpinan perusahaan dapat mengetahui: 1. Kemungkinan posisi kas sebagai hasil rencana operasinya perusahaan.

2. Kemungkinan adanya surplus atau defisit karena rencana operasinya perusahaan.

3. Besarnya dana beserta saat-saat kapan dana tersebut dibutuhkan untuk menutup defisit kas.

4. Saat-saat kapan kredit itu dibayar kembali.

Definisi anggaran kas menurut M. Munandar (2000:311) adalah sebagai berikut :

“Budget kas (Cash budget) ialah budget yang merencanakan secara lebih terperinci tentang jumlah kas beserta perubahan-perubahannya dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang, baik perubahan yang berupa penerimaan kas maupun perubahan yang berupa pengeluaran kas”.

(6)

dua sektor, yaitu :

1. Sektor penerimaan kas, yang pada umumnya berasal dari : a. Penjualan tunai barang jadi yang diproduksi

b. Penagihan piutang c. Penjualan aktiva tetap

d. Penerimaan lain-lain (non-operating), seperti misalnya, penghasilan bunga, penghasilan sewa, penghasilan deviden dan sebagainya.

2. Sektor pengeluaran kas, yang pada umumnya berupa pengeluaran untuk biaya-biaya, baik biaya-biaya utama (operating), maupaun biaya-biaya bukan utama (non-operating), seperti :

a. Pembelian tunai bahan mentah b. Pembayaran hutang

c. Pembayaran upah tenaga kerja langsung d. Pembayaran biaya pabrik tidak langsung e. Pembayaran biaya administrasi

f. Pembayaran biaya penjualan g. Pembelian aktiva tetap

h. Pembayaran lain-lain (non-operating) misalnya, pembayaran biaya bunga, pembayaran biaya sewa, dan sebagainya.

Adapun tujuan utama penyusunan anggaran kas menurut Glenn A. Welsch, dkk yang dialihbahasakan oleh Maudy Warouw dan Purwatiningsih (2000:440) adalah sebagai berikut :

“1. Memberikan taksiran posisi kas pada akhir periode sebagai hasil dari operasi yang dijalankan;

2. Mengetahui kelebihan atau kekurangan kas pada waktunya; 3. Menyelaraskan kas dengan : a. total modal, b. pendapatan

penjualan, c. biaya, d. investasi, e. uang;

4. Menetapkan dasar yang sehat untuk pemantauan posisi kas secara terus-menerus.”

Penyusunan anggaran kas bagi suatu perusahaan sangatlah penting artinya bagi penjagaan likuiditasnya. Dengan menyusun anggaran kas akan dapat diketahui kapan perusahaan akan dalam keadaan defisit kas atau surplus kas

(7)

karena kegiatan operasi perusahaan. Dengan mengetahui akan terjadinya defisit kas jauh sebelumnya, dapatlah direncanakan sebelumnya penentuan sumber dana yang akan digunakan untuk menutup defisit tersebut. Karena masih cukupnya waktu, terdapat lebih banyak alternatif sumber dana untuk menutup defisit. Sebaliknya, dengan mengetahui jauh sebelumnya bahwa akan terdapat surplus kas yang besar, perusahaan dapat merencanakan bagaimana menggunakan kelebihan dana tersebut secara efisien.

Dengan menyusun anggaran kas, perusahaan akan mendapatkan informasi yang berguna, yaitu tentang pola penerimaan dan pengeluaran kas sehingga manajemen dapat segera mengambil tindakan jika terjadi kondisi yang kurang menguntungkan bagi perusahaan. Oleh sebab itu, anggaran kas mempunyai peranan yang penting bagi kelancaran keuangan perusahaan. Anggaran kas yang disusun dengan cermat harus didasarkan pada data akuntansi, karena data akuntansi merupakan gambaran historis dari keadaan keuangan perusahaan serta hasil operasi perusahaan. Begitu pula pada saat berakhirnya waktu penyusunan anggaran kas, data akuntansi masih diperlukan untuk menganalisis, dengan membandingkan anggaran dengan realisasi.

Hubungan antara anggaran kas dengan pengendalian kas adalah bahwa anggaran kas dapat digunakan sebagai alat untuk mengendalikan kas, bila anggaran kas dapat mengendalikan posisi kas dalam memenuhi kebutuhan perusahaan, perusahaan dapat menggunakan anggaran kas dengan membandingkan anggaran kas dan realisasi untuk mengetahui penyimpangan yang terjadi dan dapat mengambil tindakan perbaikan dari penyimpangan tersebut. Tujuan pengendalian kas secara umum adalah untuk tercapainya keseimbangan antara jumlah kas yang tersedia dan jumlah kas yang dibutuhkan, pengamanan kas, efisiensi penggunaan kas, disusunnya laporan kas yang akurat dan dipatuhinya kebijakan tentang kas.

Berdasarkan uraian diatas, penulis menetapkan hipotesis sebagai berikut : “Dengan adanya anggaran kas yang telah disusun akan membantu manajemen dalam menunjang efektifitas pengendalian kas perusahaan.

(8)
(9)

1.6 Metode Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus. Untuk melakukan penelitian terhadap permasalahan yang penulis teliti, teknis pengumpulan data yang dipergunakan adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan data primer

Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara terjun langsung pada perusahaan yang menjadi objek penelitian, yaitu dengan cara :

a) Wawancara ( interview )

Merupakan teknik penelitian, dimana peneliti mengadakan komunikasi langsung dengan pejabat yang berwenang, meminta dan mempelajari dokumen perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas. b) Observasi ( observation )

Merupakan teknik penelitian, dimana peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Dari observasi tersebut diperoleh informasi berupa gambaran yang jelas mengenai hubungan antara anggaran kas dengan efektifitas pengendalian kas. Diharapkan informasi tersebut dapat digunakan untuk mengambil keputusan dan saran mengenai kekurangan yang diperoleh selama ini.

c) Kuesioner (Quetionare)

Merupakan teknik pengumpulan, dimanapun dibuat angket sebagai alat bantu pengumpulan data yang berupa daftar pertanyaan tertutup mengenai objek yang sedang diteliti. Daftar pertanyaan tersebut diarahkan kepada pihak yang bertanggung jawab terhadap penyusunan dan pelaksanaan anggaran kas. Dalam hal ini kuesioner hanya bersifat sebagai pelengkap informasi.

2. Pengumpulan data sekunder

Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara studi kepustakaan yaitu dengan meneliti dan mengkaji serta menelaah literatur-literatur yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti, kemudian dijadikan pedoman dalam melakukan studi dan penelitian di lapangan.

(10)

kumulatif kedua variabel yang diteliti, sedangkan dari hasil angket akan diperoleh data kuantitatif mengenai penyusunan dan pelaksanaan anggaran kas di beberapa perusahaan yang diteliti.

1.7 Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian meliputi pengumpulan dan pengelolaan data yang dilaksanakan di PT. Aprotech. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2006 sampai dengan selesai.

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan teknik sosiodrama melalui layanan bimbingan kelompok untuk mengurangi prasangka sosial terhadap teman - teman disekolah digunakan karena masalah yang

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS untuk mengestimasi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi, diperoleh hasil bahwa dari 4 (empat)

Hasil persentase dari tiga indikator soal diketahui bahwa persentase rata-rata siswa yang menuliskan perencanaan penyelesaian (rumus) kurang lengkap sebesar 7,7%

Jika tidak ada pemberitahuan tersebut, maka dianggaplah bahwa sewa itu diperpanjang untuk waktu yang sama; dan (2) Pengaturan batas waktu hak sewa atas tanah Hak Milik bagi

Responden adalah seluruh penderita leptospirosis yang tercatat dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Demak pada periode 1 Januari hingga 1 April tahun 2008 (total

Sekolah harus melakukan evaluasi secara berkala dengan menggunakan suatu instrumen khusus yang dapat menilai tingkat kerentanan dan kapasitas murid sekolah untuk

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menjelaskan bahwa jaringan Wi-Fi yang tersedia pada kantor Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kota Tidore Kepulauan telah

Dalam standar literasi informasi ACRL, ada lima kompetensi literasi informasi yang harus dimiliki oleh individu, yaitu kemampuan dalam: (1) menentukan batas informasi yang