• Tidak ada hasil yang ditemukan

Askep Perkembangan Psikososial Bayi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Askep Perkembangan Psikososial Bayi"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 BAB 1

PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1

1.1 Latar belakangLatar belakang

Perkembangan adalah perubahan yang teratur, sistematis, dan terorganisir yang Perkembangan adalah perubahan yang teratur, sistematis, dan terorganisir yang mempunyai tujuan tertentu. Perkembangan psikososial berarti perkembangan sosial mempunyai tujuan tertentu. Perkembangan psikososial berarti perkembangan sosial seorang individu ditinjau dari sudut pandang psikologi. Manusia sendiri merupakan seorang individu ditinjau dari sudut pandang psikologi. Manusia sendiri merupakan makhluk sosial, dimana Allah menciptakan manusia agar melakukan interaksi sosial. makhluk sosial, dimana Allah menciptakan manusia agar melakukan interaksi sosial. Dalam, berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, dianjurkan kepada kita untuk Dalam, berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, dianjurkan kepada kita untuk menampilkan perilaku sosial yang baik. Dalam sebuah teori dari dua orang toko yaitu menampilkan perilaku sosial yang baik. Dalam sebuah teori dari dua orang toko yaitu Erikson dan Piaget menyebutkan bahwa manusia melewati delapan tahapan psikososial. Erikson dan Piaget menyebutkan bahwa manusia melewati delapan tahapan psikososial. Pada tiap tahap, seseorang dihadapkan pada tantangan atau konflik emosional dan sosial Pada tiap tahap, seseorang dihadapkan pada tantangan atau konflik emosional dan sosial yang berbeda.

yang berbeda.

Perkembangan psikososial telah dimulai sejak bayi, dimana masa bayi adalah masa Perkembangan psikososial telah dimulai sejak bayi, dimana masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis perkembangan seseorang. Dikatakan masa kritis karena keemasan sekaligus masa kritis perkembangan seseorang. Dikatakan masa kritis karena  pada

 pada masa masa bayi bayi sangat sangat peka peka terhadap terhadap lingkungan lingkungan dan dan dikatakan dikatakan masa masa keemasan keemasan karenakarena masa bayi berlangsung sangat singkat dan tidak dapat diulang kembali (Depkes, 2009). masa bayi berlangsung sangat singkat dan tidak dapat diulang kembali (Depkes, 2009). Jumlah bayi di Indonesia sendiri sebanyak 4.372.600 jiwa dari 21.805.008 balita atau Jumlah bayi di Indonesia sendiri sebanyak 4.372.600 jiwa dari 21.805.008 balita atau 20,05% (kementrian kesehatan RI, 2011). Berdasarkan rentang usia penduduk Indonesia 20,05% (kementrian kesehatan RI, 2011). Berdasarkan rentang usia penduduk Indonesia  paling banyak pada usia

 paling banyak pada usia 0-4 tahun dan 10-14 t0-4 tahun dan 10-14 tahun masing-masing sebesar ahun masing-masing sebesar 22,6 juta jiwa22,6 juta jiwa (9,54%) (Badan Pusat Statistik, 2012).

(9,54%) (Badan Pusat Statistik, 2012).

Anak adalah pribadi menakjubkan yang ingin mencapai banyak hal sekaligus. Anak adalah pribadi menakjubkan yang ingin mencapai banyak hal sekaligus. Perkembangan psikologi, sosial dan kognitif anak berinteraksi serta bergantung pada Perkembangan psikologi, sosial dan kognitif anak berinteraksi serta bergantung pada kemampuannya untuk menguasai keterampilan motorik dan bahasanya dan juga kemampuannya untuk menguasai keterampilan motorik dan bahasanya dan juga  perkembangan

 perkembangan sosial sosial seorang seorang anak anak meningkat meningkat ditandai ditandai dengan dengan adanya adanya perubahanperubahan  pengetahuan

 pengetahuan dan dan pemahaman pemahaman mereka mereka tentang tentang kebutuhan kebutuhan dan dan peraturan-peraturan peraturan-peraturan yangyang  berlaku.

 berlaku. Anak Anak yang yang mencapai mencapai tugas tugas perkembangan perkembangan akan akan membawa membawa keuntungankeuntungan  psikososial yang

 psikososial yang jelas jelas dan membuat dan membuat dia dia tumbuh dan tumbuh dan berkembang lebih berkembang lebih jauh jauh lagi. Dalamlagi. Dalam  perkembangan

 perkembangan anak, anak, emosi emosi memiliki memiliki peranan-peranan peranan-peranan tertentu, tertentu, seperti, seperti, media media untukuntuk  penyesuaian diri dan mempertahankan kelangsung

(2)

1.2

1.2 TujuanTujuan 1.2.1

1.2.1 Tujuan umumTujuan umum

Mahasiswa mahasiswa mampu mengetahui dan memahami asuhan keperawatan jiwa Mahasiswa mahasiswa mampu mengetahui dan memahami asuhan keperawatan jiwa  pekembangan psikososial pada bay

 pekembangan psikososial pada bayii 1.2.2

1.2.2 Tujuan khususTujuan khusus

a. Untuk mengetahui definisi psikososial a. Untuk mengetahui definisi psikososial  b. Untuk mengetahui perkemb

 b. Untuk mengetahui perkembangan psikosial emosi pada bayiangan psikosial emosi pada bayi c. Untuk mengetahui perkembangan psikosial Temperamen pada c. Untuk mengetahui perkembangan psikosial Temperamen pada bayibayi d. Untuk mengetahui perkembangan psikosial Attachment pada

d. Untuk mengetahui perkembangan psikosial Attachment pada bayibayi e. Untuk mengetahui perkembangan psikosial Rasa percaya pada bayi e. Untuk mengetahui perkembangan psikosial Rasa percaya pada bayi f. Untuk mengetahui perkembangan psikosial Otonomi pada

f. Untuk mengetahui perkembangan psikosial Otonomi pada bayibayi

g. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan perkembangan psikosial pada bayi g. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan perkembangan psikosial pada bayi

(3)

BAB 2 ISI 2.1 Judul

 Nye,nye, eak, eak, eak.. 2.2 Nama pemeran

1. Anugerah Mureski : Ayah

2. Chintya Utami : ibu komplek

3. Emri Oktaresa Putri : Perawat anak dan jiwa

4. Hafizil Arzit : Saudara laki-laki ( abang kandung ) 5. Mega Mustika Mirani : Ibu / moderator

6. Megawati : Ibu RW 7. Milda Aprilian Sari : Psikolog

 Nye,nye, eak, eak, eak..

Seorang bayi perempuan berusia 3,5 bulan sering gelisah bahkan bisa menangis ketika di gendong oleh orang lain selain ibunya. Bayi tersebut selalu memperlihatkan rasa senang-nyaman berdekatan dengan ibunya dan selalu memberikan respon emosional terhadap kontak sosial. Tapi sayangnya respon emosional terhadap kontak sosial tersebut dianggap oleh sang ayah dan abangnya adalah satu kelainan ataupaun keanehan akibat sang baby sering menangis terutama ketika sang ibu mulai beraktivitas diluar rumah. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan yang mengharuskan mereka untuk mengasuh si kecil dengan cukup waktu yang menyita kegiatan mereka, sebab sang ibu adalah ibu sosialita dan wanita karir. Lingkungan sekitar dengan kurangnya pengetahuan terkait hal tersebut pun tak dapat memberikan informasi yang dapat membantu sang ayah dan si abang. Hal asil para tetanggapun beberapa ada yang mulai merasa risih akibat suara tangisan si baby yang terkadang terdengar.

 Kala itu, ketika semua orang didalam rumah tersebut sedang sibuk masing-masing ..

Anugerah ( Ayah ) : ( sedang menyipkan berkas-berkas untuk rapat di kantor ) Hafiz, ayo cepat! Sudah jam berapa ini? Sudah tau jakarta macetnya luar biasa, kamu malah lama-lama, dasar punya anak laki satunya-satunya malah lenje mintak ampun!

(4)

Hafizil ( abg kandung ) : iya pa! Sabar. Ini aku lagi pakai pomade . kalau pakai pomade itu harus konsentrasi pa . biar hasilnya bagus dan rapi. Kalau aku rapi kan entar banyak yang naksir aku.

Ayah : kamu itu mau sekolah apa mau pemotretan? Kamu itu disekolahkan untuk menuntut ilmu, bukan untuk bergaya begitu! Kamu fikir itu sekolah kamu sekolah model apa? Tau  betul mama dan papa sekolahkan kamu di paris sana, jurusan modeling ! bisa-bisa kumat

kolesterol papa liat kamu begini fiz !

Hafiz : iiiih ! bete deh ! punya papa tajir tapi gak ngerti anak zaman now banget ! (ngomel sendiri sambil bercermin )

 Disisi lain sang ibu justru sibuk sedang memilih baju sambil menggendong si bayi.. Mega (Ibu) : hafiz, hafiz, sini sebentar, mama mau kasih tau sesuatu..

Hafiz : nah ini nih mama hits aku yg sosialitah banget sampe-sampe aku udah kayak papa muda karna terlalu sering sibuk ngurusin adek aku karna mama ku sibuk sebagai wanita karir. (ngedumel sendiri sambil bercermin merapikan rambut)

Ayah : aduh, ada apa lagi sih ma? Ini papa dengan hafiz bisa telat. Kamu itu lagi ngapain sih? Bisa gak sih fokus kalau lagi ngurusin anak kita dirumah !

Hafiz : ada apa sih ma ?

Ibu : hafiz, kamu nanti kalau sudah selesai sekolah langsung pulang yah. Jagain adek kamu. Mama ada keperluan penting ini. Sementara pagi ini adek mama bawak ke kantor mama dulu.  Nanti siang, mama pulang ganti baju dan langsung pergi. Sementara kamu sudah harus di

rumah sebelum siangnya mama mau pergi lagi. Inget itu fiz.

Hafiz : ya, ya, udah tau mama rempong kuuuh...

(5)

Hafiz : (ketika disekolah) duh aku ada ekskul basket lagi siang ini. Gimana yah ini? Kalau aku gk ikut ekskul nanti jabatan kapten basket ku, di cabut lagi. Duh gak bisa nih, aku harus telvon mama .

Halo ma, ma, kayaknya abang gak bisa deh ma jagainya adek. Soalnya abang ada ekskul  basket siang ini. Kalau abang tidak datang, nanti jabatan kapten basket abang di cabut lagi.

Mama minta tolong dengan papa dulu ya ma. Abang gak lama kok ma. Papa kan yang punya kantor, jadi yah terserah papa lah mau pergi kapan aja. Papa kan big boss.

Ibu : aduh, gimana sih kamu ! yaudah deh, mama minta tolong papa aja .

Hafiz : YES !ihiw, akhirnya aku bisa bebas sejenak.

Siang harinya ketika ayah menjaga adik bayi dirumah.. Bayi : eak, eak, eak..

Ayah : aduh dek, diam ngapak, nangis, nangis bae. Papa kan pusing dek. Papa udah sediakan waktu untuk jaga kamu ni.

Sambil menggendong ke halaman rumah, sang ayah mencoba bertanya kepada tetangga.. Tami ( ibu komplek ) : aduh pak nugrah, itu si adek kenapa nangis terus?

Ayah : iya buk, biasa. Mamanya sedang pergi..

Tami : duh, cari mama baru ajalah pak kalau gitu hahaha

Ayah : ibuk bisa aja. Oiya bu, kira-kira kalau ba yi sering nangis itu kenapa ya bu. Di gendong selalu gelisah, terus malah nangis. Pada hal saya kan ayahnya sendiri. Masak anak saya nangis di gendong dengan saya.

Tami : duh, hati-hati tuh pak. Biasanya kalau begitu kalau di kampung saya, itu tanda-tanda anak ketegoran pak. Bahaya loh itu pak.

Ayah : apa? Ketegoran buk? Duh, apa iya buk?

(6)

Sambil menggendong si bayi dan sembari berfikir, hafiz pun pulang.. Hafiz : abang pulang.. Assalamualaikum..

Ayah : Waalaikumsalam. Akhirnya kamu pulang juga. Ini cepat gantian urus adek kamu. Papa mau ganti baju dan harus cepat-cepat balik ke kantor lagi ni karna papa ada rapat dengan klien .

Hafiz : ya, yah sudah tau. Lama-lama udah kayak babysister aja nih aku (ngedumel)

Selagi ayah sedang sibuk ganti pakaian, dan hafiz pun kewalahan mengurus adeknya yang terus menangis,dengan tidak berifikir panjang tetangga pun lagsung melapor kerumah RW

dan meminta solusi..

Tami : Assalamualaikum bu, permisi.. ini saya ibu tami, rumah blok B bu.

Megawati (ibu RW) : Waalaikumsalam, eh iya buk. Mari-mari silahkan masuk buk. Duh, tumben ini buk tami datang kemari. Ada apa yah buk?

Tami : duh saya sudah pusing sekali buk RW. Setiap hari sejak tetangga saya melahirkan, waktu istirahat saya jadi terganggu karna anaknya nangis terus buk. Tolong deh bu bantu kasih solusi gimana ini? Suaminya sempat tanya ke saya itu anaknya kenapa, yah saya mana tau lah buk. Setau saya anak begitu karna keteguran kalau di kampung saya. Bahkan saya sempat bilang karna saya kasihan lihat bapak itu sering di tinggal pergi istrinya, saya bilang aja suruh cari istri baru buk hahaha..

Ibu RW : hahaha duh ibuk, bisa kasih saran begitu. Soal keteguran itu, salah itu buk. Menurut saya dari hasil dulu saya pernah ikut sosialisasi terkait anak gitu bu, nah setau saya itu pasti respon perkembangan psikososial pada si bayi aja itu bu. Wajar, karna si bayi lagi mulai tahap mencari rasa senang-nyaman berdekatan dengan orang yang dikenal, dan juga si bayi  pastiny akan memberikan respon emosional terhadap kontak sosial kepada lingkungan

sekitar.

Tami : oh begitu, wah bisa yah bu bayi begitu. Saya baru tau loh buk. Ada-ada aja yah bayi  bisa begitu kayak orang dewasa aja ngerti dengan kenyamanan. Hahahah

(7)

Ibu RW : hahaha ibuk ini bisa saja. Yasudah begini saja bu. Nanti saya akan meminta kepada  pelayanan kesehatan masyarakat terkait permasalahan ini. Saya akan coba mencari perawat

dan ahli medis sekiranya begitu dulu bu. Besok saya harap semua warga komplek dapat hadir  pukul 08.00 di balai pertemuan komplek ya bu, saya minta tolong melalui ibu untuk menginformasikan kepada warga. Lagi pula kan besok itu saya rasa waktunya pas karna hari minggu.

Tami : wah bagus juga tu buk. Gak sia-sia ini milih RW begini. Oke deh buk kalau gitu, saya  permisi dulu yah buk.

Sesaat setelah itu ibu tami pun langsung menginformasikan kepaa warga komplek..  Dan hari minggu esok harinya,

Ayah : ma, ma, jangan lupa yah jam 08.00 kita berempat harus pergi ke balai pertemuan komplek rumah. Ada acra dari bu RW . bagus untuk si adek jugak.

Ibu : duh pa, gak liat ni mama sibuk masak dengan chat teman-teman mama. Papa kan tau mama ada jadwal yoga dan zumba pagi ini.

Ayah : sudah cukup ya ma ! untuk hari ini saja saya melarang kamu pergi . ini demi kebaikan kita semua. Sambil itu,,, hafiz, bangun lagi kamu. Ini lagi anak laki bangun siang. Ayok  bangun kita mau pergi. Sudah jam 7 ini.

 Dengan berat hati si ibu pun tidak jadi pergi dengan teman-temannya. Dan sesampainya satu kelurga tersebut di balai pertemuan.

Bu RW : eh keluarga pak anugrah, selamat datang pak. Silahkan masuk pak. Terimakasih sudah bersedia berkesempatan untuk hadir yah pak, buk.

Ibu tami : eh buk mega, lama gak jumpa buk, kapan-kapan boleh lah kita sesekali keluar  bareng buk. Masak tetanggaan gak ada deket kan buk

Ibu mega : eh buk tami, eh tentu saja boleh dong bu. Hayuk hayuk buk.

(8)

Buk milda (psikolog) : Assalamualaikum ibu-ibu semuanya... bagaimana kabarnya hari ini  pak, buk, sehat? Perkenalkan saya ibu milda, saya selaku psikolog yang nanti kita akan  bercerita terkait keluhan bapak dan ibu. Dan ini perawat emri..

Emri (perawat) : Assalamualaikum bu, pak..

Sosialisasipun dimulai

Dan setelah sosialisasi berkahir, beberapa warga termasuk keluarga pak anugrah dan istrinya  pun kini mulai sadar dampak dari keseharian mereka yang memang kurang baik untuk

kesehatan jiwa dalam perkembangan psikososial pada bayi mereka. SELESAI

(9)

BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Definisi Psikososial pada bayi

Psikososial merupakan hal yang penting bagi bayi. Karena pada tahap perkembangan  psikososial bayi inilah yang akan mempengaruhi perkembangan- perkembangan bayi selanjutnya dalam berinteraksi dengan masyarakat dan lingkungan sekitar. Tumbuh-kembang tercepat terjadi pada masa bayi yang terlihat melalui peningkatan kendali motorik yang mengikuti prinsip tumbuh-kembang, yaitu pola sefalokaudal dan prokosimodistal. Bayi dapat mengendalikan kepalanya pada usia 3 bulan, mengendalikan torso usia 6 bulan, pengendalian terhadap tungkai pada usia 9 bulan. Koordinasi mata  – tangan sehingga bayi dapat mengambil dan memegang sesuatu pada usia 6 bulan. Begitu juga pada usia yang sma sudah dapat  berguling yang selanjutnya secara bertahap belajar berjalan pada usia sekitar 12 bulan.

(Suliswati, 2012)

Perkembangan psikososial pada bayi melibatkan semua aspek utama perkembangan yang penting untuk proses maturasi pada tahap yang lebih lanjut, yaitu perkembangan emosi, kognitif, dan moral. Perkembangan emosional merupakan kelanjutan pembinaan rasa percaya versus rasa tidak percaya yang telah dimulai sejak masa neonatus. Penyelesaian tahap ini sangat menentukan bagaimana individu menyelesaikan tahap tumbuh-kembang selanjutnya. Pada tahun pertama kehidupannya, bayi bergantung pada orang tua dalam pemenuhan kebutuhan fisiologis maupun psikologisnya. Pemenuhan terhadap kebutuhan tersebut diperlukan bayi untuk mengembangkan perasaan percaya melalui sikap orang tua yang :

1. Secara konsisten berespons terhadap kebutuhan bayi; 2. Membuat lingkungan yang aman melalui rutinitas;

3. Peka terhadap kebutuhan bayi dan pemenuhan kebutuhan secara terampil dan sesegera mungkin

Pada usia 7 hingga 9 bulan, bayi mulai menyadari bahwa dirinya merupakan bagian terpisah dari orng tuanya. Bayi akan menangis jika dipisahkan dari orang tua atau  pengasuhnya. Harga diri terbentuk melalui kegiatan fisik dan reaksi orang lain terhadap bayi.

3.2 Perkembangan Emosi Pada Masa Bayi

Emosi yaitu respon yang timbul dari stimulus yang menyebabkan perubahan- perubahan fisiologis disertai dengan perasaan kuat. Bayi mengekspresikan sebagian emosi  jauh lebih awal dibandingkan dengan beberapa emosi lain, lalu mengekspresikan dengan rinci

(10)

Untuk menentukan apakah bayi benar-benar mengekspresikan suatu emosi tertentu, kita memerlukan beberapa sistem untuk mengukur emosi. Menurut Carroll Izard (1982) mengembangkan suatu sistem semacam itu, Maximally Discriminative Facial Movement Coding Symtem ( Sistem Koding Gerakan Wajah Diskriminatif Maksimum) disingkat “MAX” ialah sistem pengkodean ekspresi wajah bayi yang berkaitan dengan emosi yang dikembangkan oleh Izard.

Dengan menggunakan MAX, pengkode memperhatikan rekaman gerakan lambat reaksi wajah bayi terhadap rangsangan. Rangsangan yang diberikan diantaranya ialah memberi bayi kubus air, menempelkan isolasi pada punggung bayi, memberi bayi mainan kesukaannya dan kemudian mengambilnya, memisahkan bayi dari ibunya lalu mempertemukan mereka, menyuruh orang asing mendekati bayi, mengekang kepala bayi, menaruh jam yang berdetik ke dekat telinga bayi, meletuskan balon di depan wajah bayi, dan memberi kamper (kapur barus) untuk dibaui dan kulit jeruk asam serta jus jeruk untuk dikecap.

Kemarahan diperlihatkan ketika alis bayi menurun secara tajam dan menyatu, mata menyempit atau mengedip, dan mulut terbuka dalam bentuk kaku dan persegi. Berdasarkan system klasifikasi Izard, minat, stres, dan rasa muak muncul pada saat lahir dan senyuman sosial tampak pada usia kira-kira 4 hingga 6 minggu Kemarahan, keheranan, dan kesedihan terjadi pada saat usia kira-kira 3-4 bulan, ketakutan diperlihatkan pada usia kira-kira 5 hingga 7 bulan, rasa malu dan enggan diperlihatkan pada usia kira-kira 6 hingga 8 bulan, dan rasa hina serta rasa bersalah tidak muncul hingga usia 2 tahun.

a. Menangis

Menangis adalah mekanisme yang paling penting yang dikembangkan oleh bayi yang baru lahir untuk berkomunikasi dengan dunianya. Hal ini benar karena tangisan pertama bayi membuktikan adanya udara dalam paru-paru bayi. Tangisan juga dapat membantu dokter atau  peneliti untuk meneliti sesuatu tentang system syaraf pusat.

Tangisan bayi ada 3 macam yaitu:

a) Tangisan dasar (basic cry) adalah suatu pola berirama yang biasanya terdiri dari satu tangisan, yang diikuti oleh diam sesaat, diteruskan dengan satu siulan kecil pendek dengan nada agak lebih tinggi dibandingkan dengan tangisan utama, lalu diakhiri dengan istirahat singkat sebelum tangisan berikutnya, biasanya tangisan seperti ini adalah pada saat bayi lapar.

(11)

c) Tangisan kesakitan (pain cry) yang dirangsang oleh rangsangan yang intensitasnya tinggi,  berbeda dari tipe tangisan lain dalam arti ada suatu kemunculan tangisan keras yang tiba-tiba

tanpa rintihan atau erangan pendahuluan, dan suatu tangisan awal yang panjang diikuti oleh suatu upaya menarik nafas cukup lama.

 b. Senyuman

Senyuman ialah perilaku komunikatif bayi yang juga penting. Ada dua tipe senyuman pada  bayi yaitu:

1. Senyuman Refleks

Senyuman refleksi tidak terjadi sebagai respons terhadap rangsangan dari luar. Senyuman ini tampak selama bulan pertama setelah kelahiran, biasanya selama pola tidur yang tidak teratur dan bukan ketika bayi sedang berada dalam keadaan terjaga.

2. Senyuman Sosial

Sebaliknya, senyuman sosial terjadi sebagai respons terhadap suatu rangsang dari luar, yaitu  pada awal perkembangan, khususnya sebagai respons terhadap suatu wajah yang ia lihat.

Senyuman social tidak terjadi hingga usia 2 hingga 3 bulan. 3.3 Perkembangan Temperamen

Temperamen (tabi’at, perangai) merupakan salah suatu dimensi psikologis yang  berhubungan dengan aktivitas fisik dan emosional serta merespons. Secara sederhana,Goleman merumuskan temperamen sebagai “The moods that typify our emotional life”. Jelasnya temperamen adalah perbedaan kualitas dan intensitas respons emosional serta  pengaturan diri yang memunculkan perilaku individual yang terlihat sejak lahir, yang relative stabil dan menetap dari waktu ke waktu dan pada semua situasi, yang dipengaruhi oleh interaksi antara pembawaan, kematangan, dan pengalaman.

Sejak lahir, bayi memperlihatkan berbagai aktivitas individual yang berbeda- beda. Beberapa bayi sangat aktif menggerakkan tangan, kaki, dan mulutnya tanpa henti-hentinya, tetapi bayi yang lain terlihat lebih tenang. Sebagian bayi merespons dengan hangat kepada orang lain, sementara yang lain cerewet, rewel dan susah diatur. Semua gaya perilaku ini merupakan temperamen seorang bayi.

Kebanyakan peneliti mengakui adanya perbedaan dalam kecenderungan reaksi utama, seperti kepekaan terhadap rangsangan visual atau verbal, respons emosional, dan keramahan dari bayi yang baru lahir. Peneliti Alexander Tomas dan Stella Chess misalnya, memperlihatkan adanya perbedaan dalam tingkatan aktivitas bayi, keteraturan dari fungsi  jasmani (makan, tidur, dan buang air), pendekatan terhadap stimuli dan situasi baru.

(12)

Kemampuan beradaptasi dengan situasi dan orang- orang baru, reaksi emosional, kepekaan terhadap rangsangan, kualitas suasana hati, dan jangkauan perhatian.Dari hasil penelitian ini, Alexander Tomas dan Stella Chessmengklasifikan temperamen atas tiga pola dasar:

a. Bayi yang bertemperamen sedang (easy babies)

Menunjukkan suasana hati yang lebih positif, keteraturan fungsi tubuh, dan mudah  beradaptasi dengan situasi baru.

 b. Bayi yang bertemperamen tinggi (difficult babies)

Memperlihatkan suasana hati yang negative, fungsi-fungsi tubuh tidak teratur, dan stress dalam menghadapi situasi baru.

c. Anak yang bertemperamen rendah (slow to warm up babies)

Memiliki tingkat aktivitas yang rendah dan secara relatif tidak dapat menyesuaikan diri dengan pengalaman baru, suka murung serta memperlihatkan intensitas suasana hati yang rendah.

Pola-pola temperamen tersebut merupakan suatu karakteristik tetap sepanjang masa  bayi dan anak-anak yang akan dibentuk dan diperbarui oleh pengalaman anak dikemudian hari. Misalnya anak usia 2 tahun yang digolongkan ekstrem sebagai pemalu dan penakut pada usia 8 tahun. Ini menunjukkan adanya konsistensi perkembangan temperamen sejak lahir. Konsistensi temperamen ini di tentukan oleh faktor keturunan, kematangan, dan pengalaman, terutama pola pengasuhan orang tua

3.4 Perkembangan Attachment

Bayi yang baru lahir telah memiliki perasaan sosial untuk berinteraksi dan melakukan  penyesuaian sosial terhadap orang lain. Oleh sebab itu, tidak heran kalua bayi dalam semua

kebudayaan mengembangkan kontak dan ikatan sosial yang kuat dengan orang yang mengasuhnya, terutama ibunya.

Kontak sosial pertama bayi dengan pengasuhnya ini diperkirakan mulai terjadi pada usia 2 bulan, yaitu pada saat bayi mulai tersenyum ketika memandang wajah ibunya dan hal itu untuk memperkukuh hubungan ibu dan anak. Perkembangan awal kontak sosial pada bayi ini merupakan dasar bagi pembentukan hubungan sosial di kemudian hari

Pada usia 8 bulan, muncul “objek permanen” bersamaam dengan kek hawatiran terhadap orang yang tidak di kenal, yang disebut stranger anciety. Pada masa ini bayi mulai memperlihatkan reaksi ketika didekati oleh orang yang tidak dikenalnya. Setelah usia 8  bulan, seorang bayi dapat membentuk gambaran mental tentang orang- orang atau keadaan,

(13)

ketakutan atau mengira akan ditinggalkan. Ketika mereka bersama kembali, mereka akan mengumbar senyuman dan memeluk orang tuanya, perasaan cinta antara bayi dan ibu ini disebut dengan attachment.

Attachment adalah sebuah istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh J. Bowlby tahun 1958 untuk menggambarkan pertalian atau ikatan antara ibu dan anak. Kebanyakan ahli  psikologi perkembangan mempercayai bahwa attachment pada bayi merupakan dasar utama  bagi pembentukan kehidupan sosial anak di kemudian hari. Menurut J. Bowlby, pentingnya attachment dalam tahun pertama kehidupan bayi adalah karena bayi dan ibunya secara naluriah memiliki keinginan untuk membentuk suatu katerikatan Menurut Sujono (2009) Ada 4 tahap perkembangan attachment pada bayi :

1. Tahap indiscriminate sosibility (0-2 bulan)

Bayi tidak membedakan antara orang- orang dan merasa senang dengan atau menerima dengan senang orang yang dikenal dan yang tidak dikenal.

2. Tahap attachment is the makin (2-7 bulan)

Bayi mulai mengakui dan menyukai orang-orang yang dikenal, tersenyum pada orang yang lebih dikenal.

3. Tahap specific, clear-cut attachment (7-24 bulan)

Bayi telah mengembangkan keterikatan dengan ibu atau pengasuh pertama lainnya dan akan  berusaha untuk senantiasa dekat dengannya, akan menangis ketika berpisah dengannya.

4. Tahap goal-coordination partenerships (24- seterusnya)

Bayi merasa lebih aman dalam berhubungan dengan pengasuh pertama, bayi tidak merasa sedih selama berpisah dengan ibunya atau pengasuh pertamanya dalam jangka waktu yang lama.

Kegagalan membentuk keterikatan dengan sesorang atau beberapa orang pada tahun  pertama kehidupannya, akan berakibat ketidakmampuan mempererat hubungan sosial yang

akrab pada masa dewasa. Penelitian Baltes dan rekan- rekannya juga menunjukkan bahwa ibu-ibu yang diperkenankan berinteraksi segera setelah dia melahirkan anaknya, ternyata di kemudian hari jarang ditemui persoalan-persoalan, seperti ibu yang melalaikan anak, menyiksa atau pergi meninggalkan anak.

Sejumlah peneliti berkesimpulan bahwa semua bayi terikat pada ibunya dalam tahun  pertama.Akan tetapi kualitas ikatan tersebut berbeda-beda, sesuai dengan tingkat respon ibu

terhadap kebutuhan mereka. Ainswoth (1979) membedakan keterikatan bayi atas dua bentuk, yaitu, keterikatan yang aman (secure attachment) dan keterikatan yang tidak aman (insecure attachment).

(14)

3.5 Perkembangan rasa Percaya

Menurut Erik Erikson (1968), pada tahun pertama (bayi usia 1-2 bulan) kehidupan ditandai dengan adanya tahap perkembangan rasa percaya dan rasa tidak percaya. Erikson meyakini bayi dapat mempelajari rasa percaya apabila mereka diasuh dengan cara yang konsisten. Rasa tidak percaya dapat muncul apabila bayi tidak mendapatkan perlakuan yang  baik. Gagasannya tersebut banyak persamaanya dengan konsep Ainsworth tentang

keterikatan yang aman ( secure attachment).

Rasa percaya dan tidak percaya tidak muncul hanya pada tahun pertama kehidupan saja.Tetapi rasa tersebut muncul lagi pada tahap perkembangan selanjutnya. Beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat anak-anak memasuki sekolah dengan rasa percaya dan tidak percaya dapat mempercayai guru tertentu yang banyak memberikan waktu baginya sehingga membuatnya sebagai orang yang dapat dipercayai. Pada kesempatan kedua ini , anak mengatasi rasa tidak percaya sebalumnya. Sebaliknya,anak-anak yang meninggalkan masa bayi dengan rasa percaya pasti pada tahap selanjutnya masih dapat memiliki rasa tidak  percaya, yang mungkin terjadi karena adanya konflik atau perceraian kedua orang tuanya. Erikson menekankan bahwa tahun kedua kehidupan ditandai oleh tahap otonomi versus rasa malu dan ragu-ragu.

Ketika bayi baru lahir, maka terdapat tahapan sampai bayi berusia dua bulan sebagai berikut: - Bayi 0-1 bulan

Kelekatan hanya bisa tercipta jikalau orang tua mengenal bayi dan mengurus sendiri bayi sejak awalnya. Jika orang tua sedang menantikan kelahiran bayi pertama, lebih baik untuk memilih lahir normal (jika memungkinkan). Sekalipun kedengarannya lebih mengerikan dibandingkan dengan operasi, kelahiran normal memberikan memory tersendiri antara anda-suami-anak. Memory itu dapat mempererat hubungan orang tua. Dalam tahap ini, orang tua utamanya ibu lebih baik memilih tidur sekamar dengan bayi.Keberadaan ayah di tengah malam juga sangat menolong.(bread feeding father)

- Bayi 1-2 bulan

Sekitar usia 6 minggu, sistem penglihatan bayi sudah mulai berkembang. Pada level ini, bayi mulai memasuki level interaksi sosialnya. Ia mulai menatap wajah ibu dan mulai membesarkan matanya. Pada saat inilah untuk pertama kalinya ibu merasa si bayi memandangi wajahnya dan mulai berinteraksi lebih hangat lagi dengan si bayi.

Bagi orang tua hendaknya memberikan mainan yang berbunyi di dekat mata bayi dan gerakan dari kiri ke kanan dan sebaliknya, jauh - dekat, dan sebaliknya.Hal ini dapat melatih

(15)

didepannya. Bukan lagi senyum refleks pada saat tidur, tapi senyum yang memancing respon anda untuk membuatnya tersenyum lebih lebar.Pada saat inilah orang tua mengetahui bahwa tiba saatnya perannya dibutuhkan untuk mulai pendidikan sosial bagi bayi. Sekalipun pada usia ini senyumannya belum terarah kepada orang tertentu (karena keterbatasan penglihatan), stimulasi orang tua sangatlah dibutuhkan. Pada saat bayi tersenyum, orang tua hendaknya memberikan respon dengan mengajak berbicara, tersenyum kembali, atau menggelitik dagunya.

Bayi akan tersenyum kembali, kadang lebih lebar atau bahkan tertawa dan mengeluarkan suara. Respon bayi ini akan mendorong orang tua untuk memberikan stimulasi kembali. Maka terjadilah interaksi atau komunikasi yang sederhana antara bayi dengan orang tua. Diketemukan bahwa interaksi seperti ini mempengaruhi perkembangan kecerdasan anak. Anak-anak yang mencapai nilai tinggi dalam test intelegensi telah mendapatkan stimulasi yang baik dari orang tua ketika mereka masih bayi. orang tua mengajak berbicara, tersenyum,  bermain, mendengarkan, meniru, dan memberikan respon yang konstan kepada senyuman  bayi.Pada usia 2 bulan bayi akan menggapaikan tangannya di hadapan mukanya. Pada saat seperti itu orang tua dapat membiarkannya sendiri di baby box dan pergi mengerjakan hal-hal lain.

3.6 Perkembangan Otonomi

Menurut Chaplin (2002), otonomi adalah kebebasan individu manusia untuk memilih, untuk menjadi kesatuan yang bisa memerintah, menguasai dan menentukan dirinya sendiri. Menurut Erikson,. Pada tahap ini, bayi tidak hanya dapat berjalan, tetapi mereka juga dapat memanjat, membuka dan menutup , menjatukan, menolak dan menarik, memegang otonomi atau kemandirian merupakan tahap ke dua perkembangan psikososial yang berlangsung pada akhir masa bayi dan masa baru pandai berjalan. Otonomi dibangun di atas perkembangan kemampuan mental dan kemampuan motorikdan melepaskan. Bayi merasa bangga dengan  prestasi ini dan ingin melakukan segala sesuatu sendiri. Selanjtnya mereka juga dapat belajar

mengendalikan otot mereka dan dorongan keinginan diri mereka sendiri.

Dengan demikian, setelah memperoleh kepercayaan dari pengasuh mereka, bayi mulai menemukan bahwa perilaku mereka adalah milik mereka sendiri. Mereka mulai menyatakan rasa mandiri atau otonomi mereka. Mereka menyadari kemauan mereka. Pada tahap ini bila orang tua selalu memberikan dorongan kepada anak agar dapat berdiri di atas dua kaki mereka sendiri, sambil melatih kemampuan-kemampuan mereka, maka anak akan mampu mengembangkan pengendalian atas otot, dorongan, lingkungan dan diri sendiri

(16)

(otonom). Sebaliknya, jika orang tua cenderung menuntut terlalu banyak atau terlalu membatasi hak untuk menyelidiki lingkungannya, maka anak akan mengembangkan suatu rasa malu dan ragu-ragu yang berlebihan tentang kemampuan mereka untuk mengendalikan diri mereka sendiri dan dunia mereka.

Erikson yakin tahap otonomi versus rasa malu dan ragu-ragu memiliki implikasi yang  penting bagi perkembangan kemandirian dan identitas selama remaja. Perkembangan

otonomi selama tahun-tahun balita memberi remaja dorongan untuk menjadi individu yang mandiri , yang dapat memiliki dan menentukan masa depan mereka sendiri. Meskipun demikian menurut Santrock (1995), terlalu banyak otonomi sama bahayanya dengan terlalu sedikit otonomi. Pada tahap ini jika bayi mempercayai pengasuhnya, mereka akan menegaskan independensi dan menyadari kehendaknya sendiri. Jika bayi terlalu banyak dibatasi, mereka akan mengembangkan sikap malu dan ragu. Tahap ini berlangsung ketika  bayi berusia sekitar 1-2 tahun.

3.7 Asuhan Keperawatan Perkembangan Psikososial Pada Bayi

1. Perkembangan psikososial bayi (0-18 bulan) : Rasa percaya Vs Rasa Tidak Percaya

a. Pengertian

Perkembangan psikososial bayi normal adalah proses perkembangan yang ditandai dengan pemupukan rasa percaya pada orang lain dan diawali dengan kepercayaan terhadap orang tua, khususnya ibu. Rasa aman secara fisik dan psikologis berpern penting dalam  pembentukan rasa percaya bayi. Jika rasa percaya tidak terpenuhi, akan terjadi penyimpangan yang berupa rasa tidak percaya dan setelah dewasa akan menjadi orang yang mudah curiga dan tidak dapat menjalin hubungan baru.

b. ciri perkembangan bayi yang normal : berkembangnya rasa percaya - tidak langsung menangis saat bertemu dengan orang lain

- menolak saat akan digendong orang yang tidak dikenalnya - menangis saat digendong orang yang tidak dikenalnya

- menangis saat merasa tidak nyaman (basah,lapar,haus,sakit,panas) - bereaksi senang ketika ibunya menghampirinya

- menangis ketika ditinggalkan oleh ibunya

- memperlihatkan atau memandang wajah ibu atau orang yang mengajak bicara - mencari suara ibu atau orang lain yang memanggil namanya

(17)

c. ciri perkembangann bayi yang menyimpang : berkembangnya rasa tidak percaya - menangis menjerit-jerit saat berpisah dengan ibunya

- tidak mau berpisah sama sekali dengan ibunya - tidak mudah berhubungan dengan orang lain

d. diagnosa keperawatan

1. potensial (normal) : berkembang rasa percaya

2. Resiko (penyimpangan) : resiko berkembang rasa tidak percaya

e. tindakan keperawatan

1. tindakan keperawatan untuk perkembangan psikososial bayi bertujuan : - bayi merasa aman dan nyaman

- bayi dapat mengembangkan rasa percaya

- tindakan keperawatan untuk perkembangan psikososial bayi

2. perkembangan yang normal : rasa percaya - panggil bayi sesuai namanya

- gendong dan peluk bayi saat menangis

- identifikasi kebutuhan dasar bayi yang terganggu (lapar,haus,basah,sakit) saat menangis dan  penuhi kebutuhan tersebut

- buai saat bayi menangis

- beri minum atau makaan saat bayi lapar - selimuti bayi saat menangis

- bicara dengan bayi saat merawatnya

- bayi menangis saat berpisah dengann ibunya, tetapi tidak lama

- ajak bayi bermain ( bersuara lucu, memperlihatkan benda berwarna menarik, menggerakkan  benda )

3. penyimpangan perkembangan : rasa tidak percaya - penuhi kebutuhan dasar dan rasa aman dan nyaman

- fokuskan perhatian pada bayi saat menyusui, jangan sambil melakukan pekerjaan lain - tidak membiarkan bayi tidur sendirian, tetapi tetap bersama orang tua

(18)

4. tindakan keperawartan untuk keluarga bertujuan :

- keluarga mampu menjelaskan perilaku yang menggambarkan perkembangan yang normal dan menyimpang

- keluarga mampu menjelaskan cara menstimulasi perkembangan anaknya

- keluarga mampu merencanakan tindakan untuk menstimulasi perkembangan anaknya

5. Tindakan keperawatan untuk keluarga a. perkembangan yang normal : rasa percaya

- jelaskan pengertian perkembangan psikososial, karakteristik perilaku bayi yang normal dan menyimpang

- jelaskan cara memupuk rasa percaya bayi pada ibu atau keluarga  b.perkembangan yang menyimpang : rasa tidak percaya

- informasikan penyebab rasa tidak percaya bayi

(19)

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Psikososial merupakan hal yang penting bagi bayi. Karena pada tahap  perkembangan psikososial bayi inilah yang akan mempengaruhi perkembangan- perkembangan bayi selanjutnya dalam berinteraksi dengan masyarakat dan lingkungan sekitar. Perkembangan psikososial pada bayi melibatkan semua aspek utama perkembangan yang penting untuk proses maturasi pada tahap yang lebih lanjut, yaitu perkembangan emosi, kognitif, dan moral.

Perkembangan emosional merupakan kelanjutan pembinaan rasa percaya versus rasa tidak percaya yang telah dimulai sejak masa neonatus. Penyelesaian tahap ini sangat menentukan bagaimana individu menyelesaikan tahap tumbuh-kembang selanjutnya. Pada tahun pertama kehidupannya, bayi bergantung pada orang tua dalam pemenuhan kebutuhan fisiologis maupun psikologisnya.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Sujono, Riyadi. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Graha Ilmu

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan berusahatani padi sawah di Desa Ombolata dilakukan mulai dari kegiatan persiapan lahan dalam dengan mengolah lahan pada saat datangnya musim hujan sekitar

• Mempromosikan kebijakan, standar, kemitraan.. Investasi PRB untuk Resiliensi Investasi publik dan swasta dalam tindakan-tindakan struktural dan non-struktural untuk

Antara faktor yang berikut, yang manakah akan mempengaruhi kadar tindak balas antara kalsium karbonat dengan asid hidroklorik.. I The temperature of the acid

Jadi total penghematan nilai waktu akibat dibangunnya flyover di Bundaran Dolog adalah total hasil perkalian pendapatan per kapita penduduk dengan dengan lamanya tundaan

kan bahwa Pemilu 2014 dapat menjadi sarana untuk menjaga pembangu - nan perdamaian di Aceh. Tren Kekerasan Terkait Konflik Politik di Aceh Periode 1998-April 2014.. Pemilu 2014 di

Menjadikan FKM UNAND sebagai pusat pengembangan penelitian kesehatan masyarakat dan academic research hubs dalam mengembangkan dan translasi ilmu pengetahuan dan teknologi

Oleh karena itu, pada penelitian ini akan digunakan dua buah tipe zat aditif yang berbahan dasar methanol untuk bahan bakar bensin yang akan dicampurkan ke dalam bensin

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. © Lina Karlina 2015