Clinical Science Session Clinical Science Session
Vaginosis Bakterialis Vaginosis Bakterialis Oleh: Oleh: R Raayyhhaan n AAbbi i MMaayyzzaann 11221100331133006633 Preseptor: Preseptor:
dr Benny Oktora! "pO# dr Benny Oktora! "pO#
BA#$A% $&M' OB"()(R$ *A% #$%)+O&O#$ BA#$A% $&M' OB"()(R$ *A% #$%)+O&O#$ ,A+'&
,A+'&((A" +)*O+A" +)*O+()RA% ()RA% '%$V)R"$(A" A%*A&A"'%$V)R"$(A" A%*A&A" R"'* B'+$(($%##$
R"'* B'+$(($%##$
201-BAB $
P)%*A.'&'A% 11 &atar Belakang
Vaginosis bakterialis merupakan penyebab flour albus yang umum ditemukan pada wanita usia subur. Menentukan prevalensi vaginosis bakterial sulit oleh
karena 1/3 - 3/4 perempuan yang terinfeksi adalah asimtomatik, serta paling sering pada kelompok wanita yang aktif melakukan seksual.1,,3 !ngka prevalensi
dan penyebab vaginitis tidak diketahui pasti, sebagian besar karena kondisi-kondisi ini sering didiagnosis sendiri dan diobati sendiri oleh penderita.4,"
#ebelum tahun 1$"", penyakit ini dikenal dengan nama nonspecific vaginitis, Haemophilus vaginitis, Gardnerella vaginitis, Corynebacterium vaginitis ,
nonspecific vaginosis atau anaerobic vaginosis.4,"
%i &ndonesia, prevalensi vaginosis men'apai 1(). *akterial vaginosis ditemukan pada 1"-1$) pasien-pasien rawat inap bagian kandungan, 1(-3() ibu hamil dan 4-4() pada klinik kelamin. %i !merika #erikat, bakterial vaginosis merupakan penyebab vaginitis yang terbanyak, men'apai sekitar 4( sampai "() dari kasus pada perempuan usia reproduksi.4
+alaupun angka prevalensi bakterial vaginosis lebih tinggi pada klinik-klinik kelamin dan pada perempuan yang memiliki pasangan seks lebih dari satu, peran dari penularan se'ara seksual masih belum elas. *erbagai penelitian membuktikan bahwa mengobati pasangan dari perempuan yang menderita bakterial vaginosis tidak memberi keuntungan apapun dan bahkan perempuan yang belum seksual aktif uga dapat terkena infeksi ini. aktor risiko tambahan untuk teradinya bakterial vaginosis termasuk pemakaian &%, dou'hing dan kehamilan.,3,4
12 R//san Masalah
enulisan Clinical Science Session ini membahas mengenai tinauan pustaka tentang Vaginosis *akterialis.
0uuan penulisan makalah ilmiah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terkait Vaginosis *akterialis.
1 Metode Pen/lisan
Metode penulisan pada makalah ini adalah tinauan pustaka yang meruuk ke berbagai literatur.
BAB $$
($%A'A% P'"(A+A
21 *e4inisi
*akterial Vaginosis adalah suatu sindrom perubahan ekosistem vagina dimana teradi pergantian dari laktobasillus yang normalnya memproduksi idrogen eroksida 2 di vagina dengan bakteri anaerob 2seperti misalnya Prevotella Sp, Mobilincus Species, Gardnerella vaginalis dan Mycoplasma hominis yang menyebabkan peningkatan p dari nilai kurang 4," sampai 5,(. al itu biasa timbul dan remisi se'ara spontan pada wanita dengan seksual aktif dengan wanita yang bukan seksual aktif. 6alur yang pasti dari trasmisi seksual pada patogenesis vaginosis bakterialis belum elas.1
!walnya infeksi pada vagina hanya disebut dengan istilah vaginitis, di dalamnya termasuk vaginitis akibat Trichomonas vaginalis dan akibat bakteri anaerob lain berupa Peptococcus dan Bacteroides, sehingga disebut vaginitis nonspesifik. #etelah 7ardner menemukan adanya spesies baru yang akhirnya disebut Gardnerella vaginalis, istilah vaginitis nonspesifik pun mulai ditinggalkan. *erbagai penelitian dilakukan dan hasilnya disimpulkan bahwa Gardnerella melakukan simbiosis dengan berbagai bakteri anaerob sehingga menyebabkan manifestasi klinis vaginitis, di antaranya termasuk dari golongan Mobiluncus, Bacteroides, usobacterium, !eilonella, dan golongan "ubacterium, misalnya Mycoplasma hominis, #reaplasma urealyticum, dan
Streptococcus viridans.$,%
22 )tiologi
8kosistem vagina normal sangat kompleks, flora bakterial yang predominan adalah &a'tobasili 2$"), disamping itu terdapat pula seumlah
ke'il 2") variasi yang luas dari bakteri erobik maupun anerobik.3,4
7enus &a'tobasilus merupakan kuman yang mampu memproduksi seumlah asam laktat dari karbohidrat sederhana, dengan demikian men'iptakan suasana asam yang mampu mematikan kuman lain yang tidak
berspora. #e'ara morfologik, kuman ini berbentuk batang positif gram dan tidak bergerak. ada isolasi primer bersifat mikroaerofilik atau anaerob 2tumbuh baik pada keadaan sedikit sekali oksigen atau tanpa oksigen. *akteri ini pada dasarnya bersifat non patogen 2tidak berbahaya.3,4,"
ada saat vaginosis bakterial mun'ul, terdapat pertumbuhan berlebihan dari beberapa spesies bakteri yang ditemukan, dimana dalam keadaan normal ada dalam konsentrasi rendah. Vaginosis *akterial disebabkan oleh ketidakseimbangan flora alami bakteri 2bakteri yang biasa ditemukan dalam vagina wanita. Vagionosis bakterial tidak sama dengan kandidiasis 2infeksi amur atau Trichomonas vaginalis 2trikomoniasis yang tidak disebabkan oleh bakteri.3,4
#abar 1 Mikro4lora 5agina
7ambar a, b9 &actobacillus. ', d9 non- &actobacillus enis sel 'rispatus. e, f9 'ampuran &. crispatus dan non- &actobacillus. g, h9 batang 7ram positif, bentuk
tidak teratur. i, 9 'ampuran enis sel :a'toba'illus dan bakteri vaginosis terkait bakteri 27ardnerella, *a'teroides-revotella dan enis sel Mobilun'us. k, l9
vaginosis bakteri.
Vaginosis bakterialis merupakan infeksi vagina tersering pada wanita yang aktif se'ara seksual. enyebab vaginosis bakterialis bukan organisme tunggal. ada suatu analisis dari data flora vagina memperlihatkan ada 4 enis bakteri vagina yang berhubungan dengan vaginosis bakterialis yaitu; Gardnerella vaginalis, Bacteroides Spp, Mobiluncus Spp, Mycoplasma hominis .1
• Gardnerella vaginalis
#elama 3( tahun terakhir observasi 7ardner dan %ukes> bahwa G.vaginalis sangat erat hubungannya dengan vaginosis bakterialis. Meskipun demikian dengan media kultur yang sensitif G.vaginalis dapat diisolasi dalam konsentrasi yang tinggi pada wanita tanpa tanda-tanda infeksi vagina. G.vaginalis dapat diisolasi pada sekitar $") wanita dengan vaginosis bakterialis dan 4(-"() pada wanita tanpa geala vaginitis atau pada penyebab vaginitis lainnya. #ekarang diperkirakan bahwa G.vaginalis berinteraksi melalui 'ara tertentu dengan bakteri anaerob dan my'oplasma genital menyebabkan vaginosis bakterialis.1
#abar 2 l/e ells
#el epitel ditutupi oleh bakteri Gardnerella vaginalis 2uga dikenal sebagai vaginitis non-spesifik atau ba'terial vaginosis yang melekat pada preparat basah.
• *akteri anaerob; Mobilin'us #pp dan *akteriodes #pp
Bacteroides Spp diisolasi sebanyak 5?) dan Peptostreptococcus sebanyak 3?) pada wanita dengan vaginosis bakterialis. ada wanita normal
kedua tipe anaerob ini lebih arang ditemukan. enemuan spe'ies anaerob dihubungkan dengan penurunan laktat dan peningkatan suksinat dan asetat pada 'airan vagina. #etelah terapi dengan metronida@ole, Ba'teroides dan Peptostreptococcus tidak ditemukan lagi dan laktat kembali menadi asam organik predominan dalam 'airan vagina. #piegel menyimpulkan bahwa, bakteri anaerob berinteraksi dengan G.vaginalis untuk menimbulkan vaginosis. eneliti lain memperkuat adanya hubungan antara bakteri anaerob dengan vaginosis bakterialis. Mikroorganisme anaerob lain yaitu Mobiluncus Spp. merupakan batang anaerob lengkung yang uga ditemukan pada vagina bersama-sama dengan organisme lain yang dihubungkan dengan vaginosis bakterialis. Mobiluncus Spp. tidak pernah ditemukan pada wanita normal, A") wanita
dengan vaginosis bakterialis mengandung organisme ini.1
• Mycoplasma hominis
*erbagai peneliti menyimpulkan bahwa Mycoplasma hominis uga harus dipertimbangkan sebagai agen etiologik untuk vaginosis bakterialis, bersama-sama dengan G.vaginalis dan bakteri anaerob. revalensi tiap mikroorganisme ini meningkat pada wanita dengan vaginosis bakterialis. rganisme ini ter dapat dengan konsentrasi 1((-1((( kali lebih besar pada wanita dengan vaginosis bakterialis mengandung organisme ini.1
23 ,aktor Risiko
enyebab vaginosis bakterialis belum diketahui dengan pasti. Menurut #'horge 2((A, ada beberapa predisposisi atau faktor resiko yang berhubungan dengan V* adalah sebagai berikut
a. ral seks
b. emakaian pen'u'i vagina '. Behamilan
d. Merokok
e. *erhubungan seksual pada saat menstruasi f. emasangan (#) 2 (ntra #terine )evice4
g. *erhubungan seksual pada usia dini h. *ergonta-ganti partner seksual
#edangkan menurut distribusi data karakteristik terdapat faktor risiko teradinya vaginosis bakterialis pada ibu hamil yaitu usia, usia kehamilan, kehamilan, riwayat keputihan, dan tingkat pendidikan.5
2 Pato4isiologi
*a'terial vaginosis disebabkan oleh faktor C faktor yang mengubah lingkungan asam normal di vagina menadi keadaan basa yang mendorong pertumbuhan berlebihan bakteri C bakteri penghasil basa.A &actobacillus adalah
bakteri predominan di vagina dan membantu mempertahankan sekresi vagina yang bersifat asam.3,4
aktorCfaktor yang dapat mengubah p melalui efek alkalinisasi antara lain adalah mu'us serviks, semen, darah haid, men'u'i vagina 2dou'hing, pemakaian antibioti' dan perubahan hormone saat hamil dan menopause.3,4,A
aktorCfaktor ini memungkinkan meningkatnya pertumbuhan Gardnerella vaginalis, Mycoplasma hominis, dan bakteri anaerob. Metabolisme bakteri anaerob menyebabkan lingkungan menadi basa yang menghambat pertumbuhan bakteri lain. Men'u'i vagina 2dou'hing sering dikaitkan dengan keluhan disuria, keputihan, dan gatal pada vagina. ada wanita yang beberapa kali melakukan pen'u'ian vagina 2dou'hing, dilaporkan teradi perubahan p vagina dan berkurangnya konsentrasi mikroflora normal sehingga memungkinkan teradinya pertumbuhan bakteri pathogen yang oportunistik.A
*anyak penelitian telah menunukkan hubungan Gardnerella vaginalis dengan bakteri lain dalam menyebabkan vaginosis bakterialis. vaginosis bakterialis dikenal sebagai infeksi polymicrobic sinergis. *eberapa bakteri yang terkait termasuk spesies &actobacillus, Prevotella, dan anaerob, termasuk Mobiluncus, Bacteroides, Peptostreptococcus, usobacterium, !eillonella, dan
spesies "ubacterium. Mycoplasma hominis, #reaplasma urealyticum, dan Streptococcus viridans uga mungkin memainkan peran dalam vaginosis bakterialis. *topobium vaginae sekarang dikenal sebagai patogen yang berhubungan dengan vaginosis bakterialis.
<ekurensi pada *a'terial vaginosis belum sepenuhnya dipahami namun ada 4 kemungkinan, yaitu ; $
1. &nfeksi berulang dari pasangan yang telah ada mikroorganisme penyebab ba'terial vaginosis. :akiClaki yang mitra seksualnya wanita terinfeksi G. vaginalis mengandung G. vaginalis dengan biotipe yang sama dalam uretra tetapi tidak menyebabkan uretritis pada laki C laki 2asimptomatik sehingga wanita yang telah mengalami pengobatan ba'terial vaginosis 'enderung untuk kambuh lagi akibat kontak seksual yang tidak menggunakan pelindung.
. Bekambuhan disebabkan oleh mikroorganisme ba'terial vaginosis yang hanya dihambat pertumbuhannya tetapi tidak dibunuh.
3. Begagalan selama pengobatan untuk mengembalikan &actobacillus sebagai flora normal yang berfungsi sebagai prote'tor dalam vagina.
4. Menetapnya mikroorganisme lain yang belum teridentifikasi faktor hostnya pada penderita, membuatnya rentan terhadap kekambuhan.
27 #eala +linis
+anita dengan bakterial vaginosis dapat tanpa geala. 7eala yang paling sering pada bakterial vaginosis adalah adanya 'airan vagina yang abnormal 2terutama setelah melakukan hubungan seksual dengan adanya bau vagina yang khas yaitu bau amis/bau ikan 2fishy odor. *au tersebut disebabkan oleh adanya amin yang menguap bila 'airan vagina menadi basa. =airan seminal yang basa 2p 5, menimbulkan terlepasnya amin dari perlekatannya pada protein dan amin yang menguap menimbulkan bau yang khas. +alaupun beberapa wanita mempunyai geala yang khas, namun pada sebagian besar wanita dapat asimptomatik.$,1(
#abar 7 #abaran klinis 5aginosis bakterialis
0ampak gambaran klasik dari vaginosis bakteri ; keputihan yang berwarna putih keabuan, terdapat bau amis yang menyengat
&ritasi daerah vagina atau sekitar vagina 2berupa gatal dan rasa terbakar, bila ditemukan relative lebih ringan daripada yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis atau Candidiasis albicans. #epertiga penderita mengeluh gatal dan rasa terbakar, sementara yang lain mengeluhkan kemerahan dan edema pada vulva. 6arang ditemukan keluhan lain, misalnya nyeri abdomen, dispareunia, atau nyeri waktu berkemih dan bila ada, biasanya diakibatkan oleh penyakit lain. *akterial vaginosis dapat timbul bersama infeksi traktus genital bawah seperti trikomoniasis dan servisitis sehingga menimbulkan geala genital yang tidak spesifik.$, 1(
26 *iagnosis
Menegakkan diagnosis vaginosis bakterialis dimulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan genitalia, dan pemeriksaan penunang. 0erdapat beberapa kriteria, skor, dan pemeriksaan laboratorium mikrobiologi, yaitu ;
• Briteria !msel
6ika terdapat tiga dari empat geala, yaitu ;11,1
1. !danya sekret vagina yang homogen, tipis, putih, melekat pada dinding vagina dan abnormal
. h vagina D 4,"
3. 0es amin yang positif, yang mana sekret vagina yang berbau amis sebelum atau setelah penambahan koh 1() 2whiff test.
4. !danya 'lue 'ells pada sediaan basah 2sedikitnya ( dari seluruh epitel %itemukan 3 dari 4 kriteria diagnosis ini sudah 'ukup menegakkan diagnosis vaginosis ba'terial. %uh tubuh yang ditemukan biasanya lengket, menempel ke vagina, homogen, tipis, dan yang khas ialah warnanya yang keabu-abuan. Badang-kadang dapat dilihat gelembung ke'il di dalamnya.11,1
2- Peeriksaan Pen/nang
1 emeriksaan preparat basah
%ilakukan dengan meneteskan satu atau dua tetes 'airan Ea=l (,$) pada sekret vagina diatas obek glass kemudian ditutupi dengan coverslip. %an dilakukan pemeriksaan mikroskopik menggunakan kekuatan tinggi 24(( kali untuk melihat clue cells, yang merupakan sel epitel vagina yang diselubungi dengan bakteri 2terutama Gardnerella vaginalis. emeriksaan preparat basah
mempunyai sensitifitas ?() dan spesifitas $A) untuk mendeteksi bakterial vaginosis.15 Clue cells adalah penanda bakterial vaginosis.3,4
#abar 6 Ba8terial 5aginosis 9Gardnerella vaginalis
ertumbuhan berlebih dari beberapa anaerob menghasilkan bentuk vaginosis.A, #alah satu geala utama adanya keputihan homogen yang berbau busuk.B! Barakteristik F'lue 'ellF yang terdiri dari sel-sel epitel vagina ditutupi dengan bakteri refra'tile. Barena organisme noninvasif, leukosit tidak
meningkat.
+hiff test
+hiff test dinyatakan positif bila bau amis atau bau amin terdeteksi dengan penambahan satu tetes B 1(-() pada sekret vagina. *au mun'ul sebagai akibat pelepasan amin dan asam organik hasil alkalisasi bakteri anaerob. +hiff test positif menunukkan bakterial vaginosis.3,4
7ambar 5. 0es +hiff
ada vagina yang sehat tidak ada bau yang timbul pada pemeriksaan diatas. !danya bau amis 2 amine odor mengarahkan dugaan pada infeksi tri'homonas atau vaginosis ba'terial.
3 0es lakmus untuk p
Bertas lakmus ditempatkan pada dinding lateral vagina. +arna kertas dibandingkan dengan warna standar p vagina normal 23,A - 4,. ada A(-$() bakterial vaginosis ditemukan p D 4,". 11
ewarnaan gram sekret vagina dari bakterial vaginosis tidak ditemukan :a'toba'illus sebaliknya ditemukan pertumbuhan berlebihan dari Gardnerella vaginalis dan atau Mobilincus Spp dan bakteri anaerob lainnya.11
" Bultur vagina
Bultur Gardnerella vaginalis kurang bermanfaat untuk diagnosis bakterial vaginosis. Gardnerella vaginalis dapat ditemukan pada hampir seluruh penderita bakterial vaginosis, tapi uga dapat ditemukan lebih dari "A) pada perempuan
tanpa bakterial vaginosis.11
2; *iagnosis Banding +riteria *iagnostik "indroa Eormal Vaginosis *akterial Vaginosis 0rikomonas Vulvovaginitis Bandida p. Vagina 3,A-4, D4," D4," D4," 2biasanya airan Vagina utih, ernih, halus 0ipis, homogrn, putih, abu-abu, lengket, sering kali bertambah banyak Buning, hiau, berbuih, lengket, tambah banyak utih, seperti keu, kadang-kadang bertambah banyak Ba/ ais 9+O. /i <hi44
0idak ada !da 2amis Mungkin ada 2amis
0idak ada
+el/han 'taa
0idak ada Beputihan, bau busuk 2mungkin tambah tidak enak setelah senggama, kemungkinan gatal Beputihan, berbuih, bau busuk, pruritus vulva, disuria 7atal, panas. Beputihan Mikroskopik :aktobasili, sel-sel epitel #el-sel clue dengan bakteri kokoid yang melekat, tidak ada leukosit 0rikomonas, leukosit D1( lapangan pandangan kuat Bun'up amur, hife, pseudohife 2preparat basah dengan B
#umber; akimi, M. (11 <adang dan *eberapa enyakit :ain pada !lat 7enital. &lmu Bandungan. 8disi ketiga. 6akarta; *alai enerbit akultas Bedokteran niversitas &ndonesia.
2= (atalaksana
Barena penyakit bakterial vaginosis merupakan vaginitis yang 'ukup banyak ditemukan dengan gambaran klinis ringan tanpa komplikasi, enis obat yang digunakan hendaknya tidak membahayakan, dan sedikit efek sampingnya.14,1"
#emua wanita dengan bakterial vaginosis simtomatik memerlukan
pengobatan, termasuk wanita hamil. #etelah ditemukan hubungan antara bakterial vaginosis dengan wanita hamil dengan prematuritas atau endometritis pas'a
partus, maka penting untuk men'ari obat-obat yang efektif yang bisa digunakan pada masa kehamilan. !hli medis biasanya menggunakan antibiotik seperti
metronida@ol dan klindamisin untuk mengobati bakterial vaginosis.14,1"
(erapi "isteik14,1"
• Metronida@ol
Metronida@ol 4((-"(( mg, G sehari selama 5 hari dilaporkan efektif dengan kesembuhan A4-$?). Metronidasol dapat menyebabkan mual dan urin menadi gelap. Bonsumsi alkohol seharusnya dihindari selama pengobatan dan 4A am setelah terapi oleh karena dapat teradi reaksi disulfiram. Metronidasol ((-"( mg, 3G sehari selama 5 hari untuk wanita hamil. Metronida@ol gram dosis tunggal kurang efektif daripada terapi 5 hari untuk pengobatan vaginosis bakterial oleh karena angka rekurensi lebih tinggi.
*eberapa penulis berpendapat pemberian metronida@ol gram dosis tunggal sama efektifnya dengan pemberian metronida@ol 3 G "(( mg per hari selama 5 hari, tetapi sebagian penulis mengatakan lebih efektif 'ara pemberian selama 5 hari dengan mempertimbangkan rekurensinya. ada wanita hamil diberikan ((-"(mg, 3G sehari selama 5 hari.
8fek samping obat ini meliputi mual, rasa logam pada lidah, sakit kepala, dan keluhan gastrointestinal . Bonsumsi alkohol seharusnya dihindari selama pengobatan dan 4A am setelah terapi karena akan mengurangi absorpsi obat.
Bindamisisn 3((mg, G sehari selama 5 hari sama efektifnya dengan metronida@ol untuk pengobatan vaginosis bakterialis dengan angka kesembuhan $4). !man diberikan pada wanita hamil. #eumlah ke'il klindamisin dapat menembus air susu ibu 2!#&, oleh karena itu, untuk wanita menyusui sebaiknya digunakan pengobatan intravagina.
• !ugmentin
!ugmentin 2"(( mg amoksilin dan 1" asam klavunat 3G sehari selama 5 hari. bat ini 'ukup efektif sebagai 'adangan terapi untuk wanita hamil dan pasien dengan intoleransi terhadap metronida@ol
0erapi lain;
1. Metronida@ol gel intravagina 2(,5") " gram, 1G sehari selama " hari. . Blindamisisn krim 2) " gram, 1G sehari selama 5 hari.
3. 0etrasiklin intravagina 1(( mg, 1G sehari. #angat efektif mengobati vaginosis bakterialis, tetapi menginduksi kandidiasis vagina dan lesi ulseratif vagina.
4. 0riple sulfonamid krim atau tablet 2#ulfa'etamid ,A?), #ulfaben@amide 3,5) dan #ulfathia@ole 3,4) 1 tablet atau 1 aplikator penuh krim ke dalam vagina G sehari selama 1( hari. 0etapi akhir-akhir ini dilaporkan angka penyembuhan hanya 1"-4").?
210 +oplikasi
!ngka keadian vaginosis bakterialis tinggi dengan wanita dengan penyakit radang panggul. Meskipun belum ada penelitian menunukkan bahwa pengobatan vaginosis bakterialis mengurangi resiko penyakit radang panggul di kemudian hari. Bomplikasi vaginosis bakterialis yang lainnya
adalah seperti berikut;
1 Vaginosis bakterialis disertai endometritis dan penyakit radang panggul setelah terminasi kehamilan
Vaginosis bakterialis selama kehamilan disertai dengan komplikasi kehamilan termasuk kelahiran prematur, ketuban pe'ah dini dan endometritis post+partum.
4 0eradi peningkatan infeksi traktus genitalis atau berhubungan dengan vaginosis bakterialis. Bonsentrasi tinggi mikroorganisne pada suatu tempat 'enderung meningkatkan frekuensi infeksi di tempat yang berdekatan.
211 Prognosis
rognosis bakterial vaginosis dapat timbul kembali pada (-3() wanita walaupun tidak menunukkan geala. engobatan ulang dengan antibiotik yang sama dapat dipakai. rognosis bakterial vaginosis sangat baik, karena infeksinya dapat disembuhkan. %ilaporkan teradi perbaikan spontan pada lebih dari 1/3 kasus. %engan pengobatan metronida@ol dan klindamisin memberi angka kesembuhan yang tinggi 2A4-$?).1
212 +esip/lan
*akterial vaginosis adalah suatu keadaan yang abnormal pada vagina yang disebabkan oleh pertumbuhan bakteri anaerob dalam konsentrasi tinggi 2*a'teroides #pp, Mobilin'us #pp, 7ardnerella vaginalis, My'oplasma hominis menggantikan flora normal vagina 2:a'toba'illus #pp yang menghasilkan hidrogen peroksida sehingga vagina yang tadinya bersifat asam 2p normal vagina 3,A C 4, berubah menadi bersifat basa.
Menurut !msel, untuk menegakkan diagnosa dengan ditemukannya tiga dari empat geala, yakni ; sekret vagina yang homogen, tipis, putih dan melekat, p vagina D 4,", tes amin yang positif9 adanya 'lue 'ells pada sediaan basah 2sedikitnya () dari seluruh epitel yang merupakan penanda bakterial vaginosis.
engobatan bakterial vaginosis biasanya menggunakan antibiotik seperti metronida@ol dan klindamisin. ntuk keputihan yang ditularkan melalui hubungan seksual terapi uga diberikan kepada pasangan seksual dan dianurkan tidak berhubungan selama masih dalam pengobatan.
*A,(AR P'"(A+A
1. !dam, Hainuddin, Maskur, Makalew, (($. Vaginosis *akterial. %alam ; &nf eksi Menular #eksual 8disi B eem pat. 6akarta; *alai enerbit akultas Bedokteran niversitas &ndonesia, 11?-1.
. 6udanarso, 6ubianto. !aginosis Ba'terial. &lmu enyakit Bulit dan Belamin. 8disi ?. *alai enerbit B&; 6akarta. (11. h.3A"-$1.
3. #'hwebke, 6.<. e- Concepts in The "tiology of Bacterial !aginosis. =urrent &nfe'tious %isease <eports. Vol. 11. Eo. . hiladelphia. (($. p.143-145.
4. !msel <., 0otten .!., #piegel =.!., =hen B.=., et al. F onspecific vaginitis. )iagnostic criteria and microbial and epidemiologic associations . !m. 6. Med. 54 21; p.14C.
". 'viyanti %., Ieva <., #hanty ., et al. /is' actors or Bacterial !aginosis *mong (ndonesian 0omen. &n; Medi'al 6ournal &ndonesia; 6akarta. (1(. p.13(-".
?. Verhelst <, Verstraelen , et all. =omparison between 7ram stain and 'ulture for the 'hara'teri@ation of vaginal mi'roflora; %efinition of a distin't grade that resembles grade & mi'roflora and revised 'ategori@ation of grade & mi'roflora. <esear'h !rti'le, *M= Mi'robiology. (("
5. #'horge et al. ((A. Menopause dalam +illiams 7yne'ology edisi 3. Eew Iork; 0he M'7raw-ill =ompanies
A. +illiam 6.:., #teven #. Bacterial !aginosis. &n; Vulvovaginal &nfe'tions. 0aylor and ran'is 7roup, ::=. (1?. p.45-"".
$. %avey, atri'k. 8ditor; !malia #afitri. ((?. )uh tubuh vagina dan uretritis. &n; !t a 7lan'e Medi'ine. 6akarta; 8rlangga. p.54-".
1(. <ubins !. (11. Bacterial !aginosis. &n; #eGually 0ransmitted &nfe'tions and #eGually 0ransmitted %iseases. #pringer-Verlag *erlin eidelberg. (11. p.(3-?.
11. gwumadu !. Bacterial !aginosis. &n; Gford %esk <eferen'e bstetri's and 7ynae'ology. Gford niversity ress ; Gford. (11. p.1A4-".
1. 7oldsmith, :owel !.,#tephen &., *arbara !., et al. Bacterial vaginosis. &n; it@patri'k>s %ermatology in 7eneral Medi'ine. Ath edition. Vol . (1. p.
"4-".
13. akimi, M. (11 <adang dan *eberapa enyakit :ain pada !lat 7enital. &lmu Bandungan. 8disi ketiga. 6akarta; *alai enerbit akultas Bedokteran niversitas &ndonesia.
14. #'hwebke, 6.<. Bacterial !aginosis. =urrent %iagnosis and 0reatment of #eGually 0ransmitted %iseases. M'7raw-ill =ompanies; #!. ((5. p. ??-A.
15. *ritish !sso'iation for seGual health and &V. ational guideline
for the management of bacterial vaginosis 1$2234 clinical effectiveness group. (1. p.1-14.