• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bukittinggi CSS - Vaginosis Bakterialis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bukittinggi CSS - Vaginosis Bakterialis"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Clinical Science Session Clinical Science Session

Vaginosis Bakterialis Vaginosis Bakterialis Oleh: Oleh: R Raayyhhaan n AAbbi i MMaayyzzaann 11221100331133006633 Preseptor: Preseptor:

dr Benny Oktora! "pO# dr Benny Oktora! "pO#

BA#$A% $&M' OB"()(R$ *A% #$%)+O&O#$ BA#$A% $&M' OB"()(R$ *A% #$%)+O&O#$ ,A+'&

,A+'&((A" +)*O+A" +)*O+()RA% ()RA% '%$V)R"$(A" A%*A&A"'%$V)R"$(A" A%*A&A" R"'* B'+$(($%##$

R"'* B'+$(($%##$

(2)

201-BAB $

P)%*A.'&'A% 11 &atar Belakang

Vaginosis bakterialis merupakan penyebab flour albus yang umum ditemukan  pada wanita usia subur. Menentukan prevalensi vaginosis bakterial sulit oleh

karena 1/3 - 3/4 perempuan yang terinfeksi adalah asimtomatik, serta paling sering pada kelompok wanita yang aktif melakukan seksual.1,,3 !ngka prevalensi

dan penyebab vaginitis tidak diketahui pasti, sebagian besar karena kondisi-kondisi ini sering didiagnosis sendiri dan diobati sendiri oleh penderita.4,"

#ebelum tahun 1$"", penyakit ini dikenal dengan nama nonspecific vaginitis,  Haemophilus vaginitis, Gardnerella vaginitis, Corynebacterium vaginitis ,

nonspecific vaginosis atau anaerobic vaginosis.4,"

%i &ndonesia, prevalensi vaginosis men'apai 1(). *akterial vaginosis ditemukan pada 1"-1$) pasien-pasien rawat inap bagian kandungan, 1(-3() ibu hamil dan 4-4() pada klinik kelamin. %i !merika #erikat, bakterial vaginosis merupakan penyebab vaginitis yang terbanyak, men'apai sekitar 4( sampai "() dari kasus pada perempuan usia reproduksi.4

+alaupun angka prevalensi bakterial vaginosis lebih tinggi pada klinik-klinik  kelamin dan pada perempuan yang memiliki pasangan seks lebih dari satu, peran dari penularan se'ara seksual masih belum elas. *erbagai penelitian membuktikan bahwa mengobati pasangan dari perempuan yang menderita  bakterial vaginosis tidak memberi keuntungan apapun dan bahkan perempuan yang belum seksual aktif uga dapat terkena infeksi ini. aktor risiko tambahan untuk teradinya bakterial vaginosis termasuk pemakaian &%, dou'hing dan kehamilan.,3,4

12 R//san Masalah

enulisan Clinical Science Session ini membahas mengenai tinauan  pustaka tentang Vaginosis *akterialis.

(3)

0uuan penulisan makalah ilmiah ini adalah untuk meningkatkan  pengetahuan dan pemahaman terkait Vaginosis *akterialis.

1 Metode Pen/lisan

Metode penulisan pada makalah ini adalah tinauan pustaka yang meruuk ke berbagai literatur.

(4)

BAB $$

($%A'A% P'"(A+A

21 *e4inisi

*akterial Vaginosis adalah suatu sindrom perubahan ekosistem vagina dimana teradi pergantian dari laktobasillus yang normalnya memproduksi idrogen eroksida 2 di vagina dengan bakteri anaerob 2seperti misalnya  Prevotella Sp, Mobilincus Species, Gardnerella vaginalis dan  Mycoplasma hominis yang menyebabkan peningkatan p dari nilai kurang 4," sampai 5,(. al itu biasa timbul dan remisi se'ara spontan pada wanita dengan seksual aktif dengan wanita yang bukan seksual aktif. 6alur  yang pasti dari trasmisi seksual pada patogenesis vaginosis bakterialis belum  elas.1

!walnya infeksi pada vagina hanya disebut dengan istilah vaginitis, di dalamnya termasuk vaginitis akibat Trichomonas vaginalis dan akibat bakteri anaerob lain berupa Peptococcus  dan Bacteroides, sehingga disebut vaginitis nonspesifik. #etelah 7ardner menemukan adanya spesies baru yang akhirnya disebut Gardnerella vaginalis, istilah vaginitis nonspesifik pun mulai ditinggalkan. *erbagai penelitian dilakukan dan hasilnya disimpulkan bahwa Gardnerella melakukan simbiosis dengan berbagai bakteri anaerob sehingga menyebabkan manifestasi klinis vaginitis, di antaranya termasuk dari golongan  Mobiluncus, Bacteroides, usobacterium, !eilonella, dan golongan  "ubacterium,  misalnya  Mycoplasma hominis, #reaplasma urealyticum, dan

Streptococcus viridans.$,%

22 )tiologi

8kosistem vagina normal sangat kompleks, flora bakterial yang  predominan adalah  &a'tobasili 2$"), disamping itu terdapat pula seumlah

ke'il 2") variasi yang luas dari bakteri erobik maupun anerobik.3,4

7enus  &a'tobasilus merupakan kuman yang mampu memproduksi seumlah asam laktat dari karbohidrat sederhana, dengan demikian men'iptakan suasana asam yang mampu mematikan kuman lain yang tidak 

(5)

 berspora. #e'ara morfologik, kuman ini berbentuk batang positif gram dan tidak bergerak. ada isolasi primer bersifat mikroaerofilik atau anaerob 2tumbuh baik pada keadaan sedikit sekali oksigen atau tanpa oksigen. *akteri ini pada dasarnya bersifat non patogen 2tidak berbahaya.3,4,"

ada saat vaginosis bakterial mun'ul, terdapat pertumbuhan berlebihan dari  beberapa spesies bakteri yang ditemukan, dimana dalam keadaan normal ada dalam konsentrasi rendah. Vaginosis *akterial disebabkan oleh ketidakseimbangan flora alami bakteri 2bakteri yang biasa ditemukan dalam vagina wanita. Vagionosis bakterial tidak sama dengan kandidiasis 2infeksi  amur atau Trichomonas vaginalis 2trikomoniasis yang tidak disebabkan oleh  bakteri.3,4

#abar 1 Mikro4lora 5agina

7ambar a, b9 &actobacillus. ', d9 non- &actobacillus enis sel 'rispatus. e, f9 'ampuran &. crispatus dan non- &actobacillus. g, h9 batang 7ram positif, bentuk 

tidak teratur. i, 9 'ampuran enis sel :a'toba'illus dan bakteri vaginosis terkait  bakteri 27ardnerella, *a'teroides-revotella dan enis sel Mobilun'us. k, l9

vaginosis bakteri.

(6)

Vaginosis bakterialis merupakan infeksi vagina tersering pada wanita yang aktif se'ara seksual. enyebab vaginosis bakterialis bukan organisme tunggal. ada suatu analisis dari data flora vagina memperlihatkan ada 4 enis bakteri vagina yang berhubungan dengan vaginosis bakterialis yaitu; Gardnerella vaginalis, Bacteroides Spp, Mobiluncus Spp, Mycoplasma hominis .1

• Gardnerella vaginalis

#elama 3( tahun terakhir observasi 7ardner dan %ukes> bahwa G.vaginalis sangat erat hubungannya dengan vaginosis bakterialis. Meskipun demikian dengan media kultur yang sensitif G.vaginalis dapat diisolasi dalam konsentrasi yang tinggi pada wanita tanpa tanda-tanda infeksi vagina. G.vaginalis dapat diisolasi pada sekitar $") wanita dengan vaginosis bakterialis dan 4(-"() pada wanita tanpa geala vaginitis atau pada penyebab vaginitis lainnya. #ekarang diperkirakan bahwa G.vaginalis  berinteraksi melalui 'ara tertentu dengan bakteri anaerob dan my'oplasma genital menyebabkan vaginosis  bakterialis.1

#abar 2 l/e ells

#el epitel ditutupi oleh bakteri Gardnerella vaginalis 2uga dikenal sebagai vaginitis non-spesifik atau ba'terial vaginosis yang melekat pada preparat basah.

• *akteri anaerob; Mobilin'us #pp dan *akteriodes #pp

 Bacteroides Spp diisolasi sebanyak 5?) dan  Peptostreptococcus sebanyak 3?) pada wanita dengan vaginosis bakterialis. ada wanita normal

(7)

kedua tipe anaerob ini lebih arang ditemukan. enemuan spe'ies anaerob dihubungkan dengan penurunan laktat dan peningkatan suksinat dan asetat pada 'airan vagina. #etelah terapi dengan metronida@ole,  Ba'teroides dan  Peptostreptococcus tidak ditemukan lagi dan laktat kembali menadi asam organik predominan dalam 'airan vagina. #piegel menyimpulkan bahwa,  bakteri anaerob berinteraksi dengan G.vaginalis untuk menimbulkan vaginosis. eneliti lain memperkuat adanya hubungan antara bakteri anaerob dengan vaginosis bakterialis. Mikroorganisme anaerob lain  yaitu Mobiluncus Spp. merupakan batang anaerob lengkung yang uga ditemukan pada vagina bersama-sama dengan organisme lain yang dihubungkan dengan vaginosis bakterialis.  Mobiluncus Spp. tidak pernah ditemukan pada wanita normal, A") wanita

dengan vaginosis bakterialis mengandung organisme ini.1

•  Mycoplasma hominis

*erbagai peneliti menyimpulkan bahwa  Mycoplasma hominis  uga harus dipertimbangkan sebagai agen etiologik untuk vaginosis bakterialis, bersama-sama dengan G.vaginalis dan bakteri anaerob. revalensi tiap mikroorganisme ini meningkat pada wanita dengan vaginosis bakterialis. rganisme ini ter dapat dengan konsentrasi 1((-1((( kali lebih besar pada wanita dengan vaginosis  bakterialis mengandung organisme ini.1

23 ,aktor Risiko

enyebab vaginosis bakterialis belum diketahui dengan pasti. Menurut #'horge 2((A, ada  beberapa predisposisi atau faktor resiko yang  berhubungan dengan V* adalah sebagai berikut

a. ral seks

 b. emakaian pen'u'i vagina '. Behamilan

d. Merokok 

e. *erhubungan seksual pada saat menstruasi f. emasangan  (#) 2 (ntra #terine  )evice4

g. *erhubungan seksual pada usia dini h. *ergonta-ganti partner seksual

(8)

#edangkan menurut distribusi data karakteristik terdapat faktor risiko teradinya vaginosis bakterialis pada ibu hamil yaitu usia, usia kehamilan, kehamilan, riwayat keputihan, dan tingkat pendidikan.5

2 Pato4isiologi

*a'terial vaginosis disebabkan oleh faktor C faktor yang mengubah lingkungan asam normal di vagina menadi keadaan basa yang mendorong  pertumbuhan berlebihan bakteri C bakteri penghasil basa.A &actobacillus  adalah

 bakteri predominan di vagina dan membantu mempertahankan sekresi vagina yang bersifat asam.3,4

aktorCfaktor yang dapat mengubah p melalui efek alkalinisasi antara lain adalah mu'us serviks, semen, darah haid, men'u'i vagina 2dou'hing,  pemakaian antibioti' dan perubahan hormone saat hamil dan menopause.3,4,A

aktorCfaktor ini memungkinkan meningkatnya pertumbuhan Gardnerella vaginalis,  Mycoplasma hominis, dan bakteri anaerob. Metabolisme bakteri anaerob menyebabkan lingkungan menadi basa yang menghambat pertumbuhan  bakteri lain. Men'u'i vagina 2dou'hing sering dikaitkan dengan keluhan disuria, keputihan, dan gatal pada vagina. ada wanita yang beberapa kali melakukan  pen'u'ian vagina 2dou'hing, dilaporkan teradi perubahan p vagina dan  berkurangnya konsentrasi mikroflora normal sehingga memungkinkan teradinya  pertumbuhan bakteri pathogen yang oportunistik.A

*anyak penelitian telah menunukkan hubungan Gardnerella vaginalis dengan bakteri lain dalam menyebabkan vaginosis bakterialis. vaginosis  bakterialis dikenal sebagai infeksi  polymicrobic sinergis. *eberapa bakteri yang terkait termasuk spesies  &actobacillus, Prevotella, dan anaerob, termasuk   Mobiluncus, Bacteroides, Peptostreptococcus, usobacterium, !eillonella, dan

spesies  "ubacterium. Mycoplasma hominis, #reaplasma urealyticum, dan Streptococcus viridans  uga mungkin memainkan peran dalam vaginosis  bakterialis.  *topobium vaginae sekarang dikenal sebagai patogen yang  berhubungan dengan vaginosis bakterialis.

<ekurensi pada *a'terial vaginosis belum sepenuhnya dipahami namun ada 4 kemungkinan, yaitu ; $

(9)

1. &nfeksi berulang dari pasangan yang telah ada mikroorganisme penyebab  ba'terial vaginosis. :akiClaki yang mitra seksualnya wanita terinfeksi G. vaginalis  mengandung G. vaginalis dengan biotipe yang sama dalam uretra tetapi tidak menyebabkan uretritis pada laki C laki 2asimptomatik sehingga wanita yang telah mengalami pengobatan ba'terial vaginosis 'enderung untuk  kambuh lagi akibat kontak seksual yang tidak menggunakan pelindung.

. Bekambuhan disebabkan oleh mikroorganisme ba'terial vaginosis yang hanya dihambat pertumbuhannya tetapi tidak dibunuh.

3. Begagalan selama pengobatan untuk mengembalikan  &actobacillus  sebagai flora normal yang berfungsi sebagai prote'tor dalam vagina.

4. Menetapnya mikroorganisme lain yang belum teridentifikasi faktor hostnya  pada penderita, membuatnya rentan terhadap kekambuhan.

27 #eala +linis

+anita dengan bakterial vaginosis dapat tanpa geala. 7eala yang paling sering pada bakterial vaginosis adalah adanya 'airan vagina yang abnormal 2terutama setelah melakukan hubungan seksual dengan adanya bau vagina yang khas yaitu bau amis/bau ikan 2fishy odor. *au tersebut disebabkan oleh adanya amin yang menguap bila 'airan vagina menadi basa. =airan seminal yang basa 2p 5, menimbulkan terlepasnya amin dari perlekatannya pada protein dan amin yang menguap menimbulkan bau yang khas. +alaupun beberapa wanita mempunyai geala yang khas, namun pada sebagian besar wanita dapat asimptomatik.$,1(

#abar 7 #abaran klinis 5aginosis bakterialis

0ampak gambaran klasik dari vaginosis bakteri ; keputihan yang berwarna putih keabuan, terdapat bau amis yang menyengat

(10)

&ritasi daerah vagina atau sekitar vagina 2berupa gatal dan rasa terbakar,  bila ditemukan relative lebih ringan daripada yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis atau Candidiasis albicans. #epertiga penderita mengeluh gatal dan rasa terbakar, sementara yang lain mengeluhkan kemerahan dan edema pada vulva. 6arang ditemukan keluhan lain, misalnya nyeri abdomen, dispareunia, atau nyeri waktu berkemih dan bila ada, biasanya diakibatkan oleh penyakit lain. *akterial vaginosis dapat timbul bersama infeksi traktus genital bawah seperti trikomoniasis dan servisitis sehingga menimbulkan geala genital yang tidak spesifik.$, 1(

26 *iagnosis

Menegakkan diagnosis vaginosis bakterialis dimulai dari anamnesis,  pemeriksaan fisik umum dan genitalia, dan pemeriksaan penunang. 0erdapat  beberapa kriteria, skor, dan pemeriksaan laboratorium mikrobiologi, yaitu ;

• Briteria !msel

6ika terdapat tiga dari empat geala, yaitu ;11,1

1. !danya sekret vagina yang homogen, tipis, putih, melekat pada dinding vagina dan abnormal

. h vagina D 4,"

3. 0es amin yang positif, yang mana sekret vagina yang berbau amis sebelum atau setelah penambahan koh 1() 2whiff test.

4. !danya 'lue 'ells pada sediaan basah 2sedikitnya ( dari seluruh epitel %itemukan 3 dari 4 kriteria diagnosis ini sudah 'ukup menegakkan diagnosis vaginosis ba'terial. %uh tubuh yang ditemukan biasanya lengket, menempel ke vagina, homogen, tipis, dan yang khas ialah warnanya yang keabu-abuan. Badang-kadang dapat dilihat gelembung ke'il di dalamnya.11,1

2- Peeriksaan Pen/nang

1 emeriksaan preparat basah

%ilakukan dengan meneteskan satu atau dua tetes 'airan Ea=l (,$) pada sekret vagina diatas obek glass kemudian ditutupi dengan coverslip. %an dilakukan pemeriksaan mikroskopik menggunakan kekuatan tinggi 24(( kali untuk melihat clue cells, yang merupakan sel epitel vagina yang diselubungi dengan bakteri 2terutama Gardnerella vaginalis. emeriksaan preparat basah

(11)

mempunyai sensitifitas ?() dan spesifitas $A) untuk mendeteksi bakterial vaginosis.15 Clue cells adalah penanda bakterial vaginosis.3,4

#abar 6 Ba8terial 5aginosis 9Gardnerella vaginalis

ertumbuhan berlebih dari beberapa anaerob menghasilkan bentuk vaginosis.A, #alah satu geala utama adanya keputihan homogen yang berbau busuk.B! Barakteristik F'lue 'ellF yang terdiri dari sel-sel epitel vagina ditutupi dengan bakteri refra'tile. Barena organisme noninvasif, leukosit tidak 

meningkat.

 +hiff test

+hiff test dinyatakan positif bila bau amis atau bau amin terdeteksi dengan  penambahan satu tetes B 1(-() pada sekret vagina. *au mun'ul sebagai akibat pelepasan amin dan asam organik hasil alkalisasi bakteri anaerob. +hiff  test positif menunukkan bakterial vaginosis.3,4

7ambar 5. 0es +hiff 

ada vagina yang sehat tidak ada bau yang timbul pada pemeriksaan diatas. !danya bau amis 2 amine odor  mengarahkan dugaan pada infeksi tri'homonas atau vaginosis ba'terial.

3 0es lakmus untuk p

Bertas lakmus ditempatkan pada dinding lateral vagina. +arna kertas dibandingkan dengan warna standar p vagina normal 23,A - 4,. ada A(-$()  bakterial vaginosis ditemukan p D 4,". 11

(12)

ewarnaan gram sekret vagina dari bakterial vaginosis tidak ditemukan :a'toba'illus sebaliknya ditemukan pertumbuhan berlebihan dari Gardnerella vaginalis dan atau Mobilincus Spp dan bakteri anaerob lainnya.11

" Bultur vagina

Bultur Gardnerella vaginalis kurang bermanfaat untuk diagnosis bakterial vaginosis. Gardnerella vaginalis dapat ditemukan pada hampir seluruh penderita  bakterial vaginosis, tapi uga dapat ditemukan lebih dari "A) pada perempuan

tanpa bakterial vaginosis.11

2; *iagnosis Banding +riteria *iagnostik  "indroa  Eormal Vaginosis *akterial Vaginosis 0rikomonas Vulvovaginitis Bandida p. Vagina 3,A-4, D4," D4," D4," 2biasanya airan Vagina utih, ernih, halus 0ipis, homogrn,  putih, abu-abu, lengket, sering kali  bertambah  banyak  Buning, hiau,  berbuih, lengket, tambah  banyak  utih, seperti keu, kadang-kadang  bertambah  banyak  Ba/ ais 9+O. /i <hi44 

0idak ada !da 2amis Mungkin ada 2amis

0idak ada

+el/han 'taa

0idak ada Beputihan,  bau busuk  2mungkin tambah tidak  enak setelah senggama, kemungkinan gatal Beputihan,  berbuih, bau  busuk,  pruritus vulva, disuria 7atal, panas. Beputihan Mikroskopik  :aktobasili, sel-sel epitel #el-sel clue dengan  bakteri kokoid yang melekat, tidak ada leukosit 0rikomonas, leukosit D1( lapangan  pandangan kuat Bun'up  amur, hife,  pseudohife 2preparat  basah dengan B

#umber; akimi, M. (11 <adang dan *eberapa enyakit :ain pada !lat 7enital. &lmu Bandungan. 8disi ketiga. 6akarta; *alai enerbit akultas Bedokteran niversitas &ndonesia.

(13)

2= (atalaksana

Barena penyakit bakterial vaginosis merupakan vaginitis yang 'ukup banyak ditemukan dengan gambaran klinis ringan tanpa komplikasi, enis obat yang digunakan hendaknya tidak membahayakan, dan sedikit efek sampingnya.14,1"

#emua wanita dengan bakterial vaginosis simtomatik memerlukan

 pengobatan, termasuk wanita hamil. #etelah ditemukan hubungan antara bakterial vaginosis dengan wanita hamil dengan prematuritas atau endometritis pas'a

 partus, maka penting untuk men'ari obat-obat yang efektif yang bisa digunakan  pada masa kehamilan. !hli medis biasanya menggunakan antibiotik seperti

metronida@ol dan klindamisin untuk mengobati bakterial vaginosis.14,1"

(erapi "isteik14,1"

• Metronida@ol

Metronida@ol 4((-"(( mg,  G sehari selama 5 hari dilaporkan efektif dengan kesembuhan A4-$?). Metronidasol dapat menyebabkan mual dan urin menadi gelap. Bonsumsi alkohol seharusnya dihindari selama pengobatan dan 4A am setelah terapi oleh karena dapat teradi reaksi disulfiram. Metronidasol ((-"( mg, 3G sehari selama 5 hari untuk  wanita hamil. Metronida@ol  gram dosis tunggal kurang efektif daripada terapi 5 hari untuk pengobatan vaginosis bakterial oleh karena angka rekurensi lebih tinggi.

*eberapa penulis berpendapat pemberian metronida@ol  gram dosis tunggal sama efektifnya dengan pemberian metronida@ol 3 G "(( mg per hari selama 5 hari, tetapi sebagian penulis mengatakan lebih efektif  'ara pemberian selama 5 hari dengan mempertimbangkan rekurensinya. ada wanita hamil diberikan ((-"(mg, 3G sehari selama 5 hari.

8fek samping obat ini meliputi mual, rasa logam pada lidah, sakit kepala, dan keluhan  gastrointestinal . Bonsumsi alkohol seharusnya dihindari selama pengobatan dan 4A am setelah terapi karena akan mengurangi absorpsi obat.

(14)

Bindamisisn 3((mg, G sehari selama 5 hari sama efektifnya dengan metronida@ol untuk pengobatan vaginosis bakterialis dengan angka kesembuhan $4). !man diberikan pada wanita hamil. #eumlah ke'il klindamisin dapat menembus air susu ibu 2!#&, oleh karena itu, untuk wanita menyusui sebaiknya digunakan pengobatan intravagina.

• !ugmentin

!ugmentin 2"(( mg amoksilin dan 1" asam klavunat  3G sehari selama 5 hari. bat ini 'ukup efektif sebagai 'adangan terapi untuk wanita hamil dan pasien dengan intoleransi terhadap metronida@ol

0erapi lain;

1. Metronida@ol gel intravagina 2(,5") " gram, 1G sehari selama " hari. . Blindamisisn krim 2) " gram, 1G sehari selama 5 hari.

3. 0etrasiklin intravagina 1(( mg, 1G sehari. #angat efektif mengobati vaginosis bakterialis, tetapi menginduksi kandidiasis vagina dan lesi ulseratif vagina.

4. 0riple sulfonamid krim atau tablet 2#ulfa'etamid ,A?), #ulfaben@amide 3,5) dan #ulfathia@ole 3,4) 1 tablet atau 1 aplikator penuh krim ke dalam vagina G sehari selama 1( hari. 0etapi akhir-akhir ini dilaporkan angka penyembuhan hanya 1"-4").?

210 +oplikasi

!ngka keadian vaginosis bakterialis tinggi dengan wanita dengan  penyakit radang panggul. Meskipun belum ada penelitian menunukkan  bahwa pengobatan vaginosis bakterialis mengurangi resiko penyakit radang  panggul di kemudian hari. Bomplikasi vaginosis bakterialis yang lainnya

adalah seperti berikut;

1 Vaginosis bakterialis disertai endometritis dan penyakit radang panggul setelah terminasi kehamilan

 Vaginosis bakterialis selama kehamilan disertai dengan komplikasi kehamilan termasuk kelahiran prematur, ketuban pe'ah dini dan endometritis post+partum.

(15)

4 0eradi peningkatan infeksi traktus genitalis atau berhubungan dengan vaginosis bakterialis. Bonsentrasi tinggi mikroorganisne pada suatu tempat 'enderung meningkatkan frekuensi infeksi di tempat yang berdekatan.

211 Prognosis

rognosis bakterial vaginosis dapat timbul kembali pada (-3() wanita walaupun tidak menunukkan geala. engobatan ulang dengan antibiotik yang sama dapat dipakai. rognosis bakterial vaginosis sangat baik, karena infeksinya dapat disembuhkan. %ilaporkan teradi perbaikan spontan pada lebih dari 1/3 kasus. %engan pengobatan metronida@ol dan klindamisin memberi angka kesembuhan yang tinggi 2A4-$?).1

212 +esip/lan

*akterial vaginosis adalah suatu keadaan yang abnormal pada vagina yang disebabkan oleh pertumbuhan bakteri anaerob dalam konsentrasi tinggi 2*a'teroides #pp, Mobilin'us #pp, 7ardnerella vaginalis, My'oplasma hominis menggantikan flora normal vagina 2:a'toba'illus #pp yang menghasilkan hidrogen peroksida sehingga vagina yang tadinya bersifat asam 2p normal vagina 3,A C 4, berubah menadi bersifat basa.

Menurut !msel, untuk menegakkan diagnosa dengan ditemukannya tiga dari empat geala, yakni ; sekret vagina yang homogen, tipis, putih dan melekat, p vagina D 4,", tes amin yang positif9 adanya 'lue 'ells pada sediaan basah 2sedikitnya () dari seluruh epitel yang merupakan penanda bakterial vaginosis.

engobatan bakterial vaginosis biasanya menggunakan antibiotik seperti metronida@ol dan klindamisin. ntuk keputihan yang ditularkan melalui hubungan seksual terapi uga diberikan kepada pasangan seksual dan dianurkan tidak berhubungan selama masih dalam pengobatan.

(16)

*A,(AR P'"(A+A

1. !dam, Hainuddin, Maskur, Makalew, (($. Vaginosis *akterial. %alam ; &nf eksi Menular #eksual 8disi B eem pat. 6akarta; *alai enerbit akultas Bedokteran niversitas &ndonesia, 11?-1.

. 6udanarso, 6ubianto. !aginosis Ba'terial. &lmu enyakit Bulit dan Belamin. 8disi ?. *alai enerbit B&; 6akarta. (11. h.3A"-$1.

3. #'hwebke, 6.<.  e- Concepts in The "tiology of Bacterial !aginosis. =urrent &nfe'tious %isease <eports. Vol. 11. Eo. . hiladelphia. (($.  p.143-145.

4. !msel <., 0otten .!., #piegel =.!., =hen B.=., et al. F onspecific vaginitis. )iagnostic criteria and microbial and epidemiologic associations . !m. 6. Med. 54 21; p.14C.

". 'viyanti %., Ieva <., #hanty ., et al.  /is' actors or Bacterial  !aginosis *mong (ndonesian 0omen. &n; Medi'al 6ournal &ndonesia; 6akarta. (1(. p.13(-".

?. Verhelst <, Verstraelen , et all. =omparison between 7ram stain and 'ulture for the 'hara'teri@ation of vaginal mi'roflora; %efinition of a distin't grade that resembles grade & mi'roflora and revised 'ategori@ation of grade & mi'roflora. <esear'h !rti'le, *M= Mi'robiology. (("

5. #'horge et al. ((A. Menopause dalam +illiams 7yne'ology edisi 3.  Eew Iork; 0he M'7raw-ill =ompanies

A. +illiam 6.:., #teven #.  Bacterial !aginosis. &n; Vulvovaginal &nfe'tions. 0aylor and ran'is 7roup, ::=. (1?. p.45-"".

(17)

$. %avey, atri'k. 8ditor; !malia #afitri. ((?.  )uh tubuh vagina dan uretritis. &n; !t a 7lan'e Medi'ine. 6akarta; 8rlangga. p.54-".

1(. <ubins !. (11.  Bacterial  !aginosis. &n; #eGually 0ransmitted &nfe'tions and #eGually 0ransmitted %iseases. #pringer-Verlag *erlin eidelberg. (11. p.(3-?.

11. gwumadu !.  Bacterial !aginosis. &n; Gford %esk <eferen'e bstetri's and 7ynae'ology. Gford niversity ress ; Gford. (11. p.1A4-".

1. 7oldsmith, :owel !.,#tephen &., *arbara !., et al.  Bacterial vaginosis. &n; it@patri'k>s %ermatology in 7eneral Medi'ine. Ath edition. Vol . (1. p.

"4-".

13. akimi, M. (11 <adang dan *eberapa enyakit :ain pada !lat 7enital. &lmu Bandungan. 8disi ketiga. 6akarta; *alai enerbit akultas Bedokteran niversitas &ndonesia.

14. #'hwebke, 6.<.  Bacterial !aginosis. =urrent %iagnosis and 0reatment of  #eGually 0ransmitted %iseases. M'7raw-ill =ompanies; #!. ((5. p. ??-A.

15. *ritish !sso'iation for seGual health and &V. ational guideline

 for the management of bacterial vaginosis 1$2234 clinical effectiveness  group. (1. p.1-14.

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, untuk mewujudkan rencana pembangunan nasional yang baik, pada RPJMN tahun 2015-2019 pendekatan yang digunakan dalam menyusun dokumen perencanaan dari

tak dipe dipengar ngaruhi uhi %leh diet %leh diet dan dan masu masukan kan 'air 'airan. Se'ara ilmiah, purin terdapat dalam tubuh kita pada inti sel&#34;sel tubuh..

Penulisan skripsi berjudul “ALASAN KASASI PENUNTUT UMUM KEBERATAN JUDEX FACTIE MEMPERINGAN PIDANA DAN MENGEMBALIKAN BARANG BUKTI PERKARA PENGGELAPAN DALAM HUBUNGAN KERJA

1. Evaluasi yang dilakukan terhadap ke tiga gedung di bandara Fatmawati menunjukkan bahwa, gedung terminal utama dan ATC saja yang layak untuk mendapat

Miko yang sedang duduk berdua dengan Sasha, langsung memasang muka dramatis secara

Sedangkan apabila droplet air yang terdispersikan dalam minyak itu berarti emulsi yang terbentuk adalah emulsi water-in-oil (W/O).. Secara teoritis, fase terdispersi

Tata letak buku ini sama dengam buku buku yang lain, hanya saja karena buku ini sudah terurut jadi pemisah antara defini si dan rumus serta penurunan rumus tidak diletakkan