• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Morfologi Tumbuhan Rhoeo Discolor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Identifikasi Morfologi Tumbuhan Rhoeo Discolor"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI MORFOLOGI TANAMAN Rhoeo discolor Pada UNIVERSITAS NEGERI MALANG

LAPORAN PENELITIAN

Disusun untuk memenuhi tugas Matakuliah Morfologi Tumbuhan yang diampu oleh Dra. Eko Sri Sulasmi, M. S.

Oleh:

Nama : Ratna Dwi Ramadani NIM : 100342400924 Offering : G 2010

The Learning University

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI

(2)

Topik : Identifikasi Morfologi Tumbuhan Rhoeo discolor Nama Tumbuhan : Rhoeo discolor

Lokasi : Universitas Negeri Malang, Malang Jawa-Timur

Rhoeo discolor merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak ditemukan di Universtitas Negeri Malang. Rhoeo discolor memiliki beberapa karakteristik yang tidak banyak ditemukan pada tanaman lain, seperti warna pada sisi adaksial dan sisi abaksial daun (folium)-nya yang berbeda warna, yakni berwarna hijau tua pada sisi adaksial daunnya dan berwarna ungu pada sisi abaksial daunnya.

Menurut pengamatan saya, tanaman Rhoeo discolor termasuk dalam tanaman herba berdasarkan beberapa karakteristik, antara lain:

1. Ketinggian tanaman dari permukaan tanah yang cenderung tidak terlalu tinggi.

2. Batang tanaman Rhoeo discolor yang basah dan lunak.

(3)

Klasifikasi tanaman Rhoeo discolor: Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta Super divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida

Sub kelas : Commelinidae Ordo : Commelinales Famili : Commelinaceae Genus : Rhoeo

Spesies : Rhoeo discolor

Analisis Data Pengamatan

a. Akar (Radix) Rhoeo discolor

Sistem perakaran pada tumbuhan Rhoeo discolor merupakan sistem perakaran adventif atau yang biasa dikenal dengan sistem akar serabut. Dapat dilihat pada Rhoeo discolor ini bahwa dari titik atau tempat tumbuhnya akar primer kemudian titik tumbuh akar-akar lain (akar liar) yang berasal dari satu titik pada bagian meristem akar yang sama. Bentuk dan ukuran akar primer dengan akar adventif juga sama atau tidak dapat dibedakan satu sama lain.

Akar adventif ini berfungsi untuk menggantikan fungsi akar primer yang dalam perkembangannya tidak berkembang atau bahkan mati. Akar adventif pada Rhoeo discolor berbentuk seperti benang dengan akar-akar yang tebal dan menyebar.

(4)

b. Batang (Caulis) Rhoeo discolor

Batang sesungguhnya dari tanaman Rhoeo discolor tidak langsung nampak, yang terlihat dari kenampakan morfologi batang Rhoeo discolor adalah bukan batang sesungguhnya yang merupakan perlekatan helaian daun Rhoeo discolor yang memeluk batang. Batang sesungguhnya akan nampak ketika daun-daun pada batang tersebut dilepaskan satu persatu.

Karakteristik batang Rhoeo discolor antara lain adalah:

 Batang tumbuh diatas tanah mendukung daun dan bunga.  Bentuk penampang melintang batang Rhoeo discolor

setelah dipotong secara melintang adalah berbentuk bulat (teres) .

 Pada batang Rhoeo discolor terdapar buku-buku dan ruas-ruas yang tampak jelas sebagai tempat perlekatan daun.  Warna batang Rhoeo discolor adalah putih.

 Batang Rhoeo discolor lunak dan berair.  Merupakan percabangan monopodial,

Karena perbungaan pada kuncup axilar tidak mempengaruhi atau menghambat pertumbuhan pada kuncup axilar lain serta kuncup terminal tetap tumbuh.  Perbungaan tumbuh dari Kuncup axilar.

 Termasuk tumbuhan berbunga lebih dari satu kali (plantae polikarpa).

 Percabangan tanaman Rhoeo discolor mendatar lalu tumbuh lurus keatas.

 Model Arsitektur tanaman Rhoeo discolor adalah Model Tomlinson.

(5)

Gambar 1.3 Percabangan Axilar pada Rhoeo discolor c. Daun

1. Letak Daun Pada Batang Rhoeo discolor

Letak daun pada batang Rhoeo discolor terletak pada buku dengan helaian daun memeluk batang dan masing-masing buku terdiri atas 1 daun saja.

2. Filotaksis Daun

Berdasarkan susunan daun-daun terhadap batang, filotaksis tanaman Rhoeo discolor adalah tersusun spiral.

Rumus filotaksis daun Rhoeo discolor yang saya amati:

 Sebagai pembilang (1) adalah lingkaran yang diperlukan untuk mencapai 2 daun sejajar terdekat.

 Sebagai penyebut (2) adalah banyaknya daun yang dihitung dalam membentuk garis spiral genetik.

3. Jenis daun pada suatu tumbuhan

Pada Tanaman Rhoeo discolor terdapat 2 jenis daun, yakni daun biasa atau daun hijau (folium) yang pada umumnya merupakan lokasi atau tempat terjdinya fotosintesis. Folium pada Rhoeo discolor merupakan bentukan panjang yang terlihat dominan pada tanaman ini dan berwarna hijau tua pada sisi adaksial dan berwarna ungu pada sisi abaksial dan bagian ini tebal berdaging.

Jenis daun yang juga ditemukan pada Rhoeo discolor adalah Hipsofil (hypsophyllum) atau brachte yakni daun yang terletak pada dasar perbungaan dengan ukuran dan bentuk yang berbeda dengan folium tanaman tersebut. Pada tanaman Rhoeo discolor Hypsophyllum berbentuk 2 helaian menguncup yang melindungi perbungaan Rhoeo discolor dan berwarna ungu muda.

(6)

A B

Gambar 1.4. Gambar (A) Filodia dan (B) Hypsophyllum / brachte.

4. Kelengkapan Daun

Rhoeo discolor merupakan daun tidak lengkap, dimana daun lengkap merupakan daun yang terdiri atas helaian daun (lamina), tangkai daun (petiolus) dan upih daun (vagina). Tanaman Rhoeo discolor hanya terdiri atas helaian daun (Lamina) saja yang duduk memeluk batang pada bagian pangkal daunnya.

Gambar 1.5 Helaian folium Rhoeo discolor yang memeluk batang

(7)

Rhoeo discolor termasuk dalam bunga tunggal (folium simplex). 6. Identifikasi Morfologi Helaian Daun

 Bentuk Umum ( Circumscriptio)

Berdasarkan pengamatan morfologi yang saya lakukan, bentuk umum daun Rhoeo discolor ini adalah berbentuk pedang (ensiformis) karena pada daun ini lebar daun hampir sama pada seluruh bagian helaian daun dengan bentukan daun seperti garis namun tebal di bagian tengah daun dan tipis pada kedua tepian daun.

Gambar 1.6. Folium berbentuk pedang (ensiformis)

 Bentuk Ujung Daun (Apeks)

Berdasarkan pengamatan saya, Bentuk ujung helaian daun Rhoeo discolor (apeks daun) berbentuk runcing (acutus), karena kedua tepi daun sedikit demi sedikit menuju ke ujung daun dan pertemuan antara kedua ujung tersebut membentuk sudut runcing.

Gambar 1.7. Gambar apeks folium runcing (acutus)

(8)

 Bentuk Pangkal Daun (Basis)

Berdasarkan pengamatan saya, bentuk pangkal helaian daun Rhoeo discolor adalah rompang atau rata.

Gambar 1.8. Gambar basis folium rata (rompang)

 Bentuk Tulang Daun (Nervus)

Berdasarkan pengamatan saya, bentuk tulang daun (Nervus) pada Daun Rhoeo discolor adalah sejajar (Rectinervis) karena pada lamina daun Rhoeo discolor hanya terdapat satu tulag daun yang besar dan terletak ditengah helaian daun, sedangkan tulang daun lainnya lebih kecil dan tampak sejajar menuju ujung daun (apeks).

 Bentuk Tepi Daun (Margo)

Berdasarkan pengamatan saya, bentuk tepi daun Rhoeo discolor adalah Rata atau Integer, karena pada tepi-tepi daun tidak terbentuk torehan-torehan.

Gambar 1.9. Tepi folium Rata (Integer)

Pangkal daun (basis)

(9)

 Daging Daun (Intervenium) a. Permukaan Daun

Permukaan daun Rhoeo discolor termasuk dalam penggolongan permukaan daun licin (laevis).

b. Tebal Tipisnya Daun

Daun Rhoeo discolor merupakan daun mendaging (carnosus) hal ini dapat diamati dari struktur daun yang tebal dan berair.

c. Warna daun

Daun Rhoeo discolor jika diamati memiliki 2 warna daun yang berbeda. Pada sisi adaksial berwarna hijau tua (atrovirens), sedangka pada sisi abaksial berwarna ungu. Hal ini kemungkinan besar disebabkan adanya pigmen antosianin pada epidermis bawah daun.

A B

Gambar 2.0. (A) sisi adaksial (B) sisi abaksial

 Pelipatan daun dalam kuncup (vernatio)

Menurut pengamatan saya, pelipatan kuncup daun Rhoeo discolor adalah melengkung atau tergulung, daun Rhoeo discolor tergulung masuk kearah sejajar dengan ibu tulang daun (involuta).

(10)

Gambar 2.1. Gambar Kuncup pada Tanaman Rhoeo discolor

d. Bunga Rhoeo discolor

Bunga merupakan organ reproduktif pada tanaman Rhoeo discolor. Bunga Rhoeo discolor berkumpul dalam suatu perbungaan axilar yang dilindungi oleh brachte berwarna ungu yang melindungi perbungaan ketika bunga masuh dalam keadaan kuncup, setelah bunga mekar maka bunga akan menonjol dari brachte tersebut.

Rhoeo discolor termasuk dalam plantae polikarpa yang berbunga lebih dari satu kali. Bunga Rhoeo discolor memiliki beberapa karakteristik antara lain:

 Bagian-bagian bunga Rhoeo discolor tersusun dalam lingkaran (cyclis).

 Tanaman Rhoeo discolor termasuk dalam Planta multiflora dimana dalam satu tumbuhan ditemukan banyak atau lebih dari satu bunga.

 Bunga atau perbungaan Rhoeo discolor tumbuh dari tunas axilar sehingga disebut bunga di ketiak daun atau flos lateralis atau flos axillaris.

 Perbungaan Rhoeo discolor merupakan bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa). Termasuk perbungaan yang bersifat pleochasial.

(11)

 Bunga Rhoeo discolor termasuk dalam bunga lengkap atau bunga sempurna (flos completus) , dimana bunga yang lengkap tersusun atas perianthium dan organ generatif, perianthium tersusun atas Calyx dan Corolla sedangkan organ generatif tersusun tersusun atas Androecium dan Gynaecium.

 Bunga Rhoeo discolor termasuk ke dalam bunga banci (Hermaphroditus) karena di dalam satu bunga terdapat alat kelamin jantan (Androecium) dan alat kelamin betina (Gynaecium).

 Bunga bersimetri banyak (Aktinomorf).

Identifikasi bagian-bagian Bunga Rhoeo discolor : 1. Tangkai bunga (Pedicellus).

Tangkai bunga pada Bunga Rhoeo discolor sangat pendek dan berwarna putih. Dapat diamati dengan menggunakan mikroskop.

Gambar 2.2. Gambar Tangkai Bunga Rhoeo discolor

2. Dasar bunga (Reseptacullum)

Dasar bunga pada Bunga Rhoeo discolor berbentuk rata sehingga semua bagian bunga duduk sama tinggi di atas dasar bunga.

(12)

Gambar 2.3. Gambar Dasar Bunga Rhoeo discolor

3. Hiasan bunga (Perianthium)

Hiasan bunga pada Rhoeo discolor tertanam sama tinggi dengan tempat duduknya putik, kemudian disebut sifat bunga hipogin (hypogynus).

 Kelopak bunga (Calyx)

Kelopak bunga (Calyx) pada Bunga Rhoeo discolor berjumlah 3 helaian daun kelopak yang berwarna putih dan sangat tipis berbentuk segitiga kecil. Aestivatio daun kelopak adalah berkatup (Valvata), dimana daun-daun kelopak (Sepal) saling bersentuhan namun tidak saling berlekatan.

 Mahkota bunga (Corolla)

Mahkota bunga (Corolla) pada Bunga Rhoeo discolor berjumlah 3 helaian daun mahkota yang berwarna putih dengan ukuran yang lebih besar dari pada ukuran daun kelopak (Sepala). Aestivatio daun Mahkota adalah berkatup (Valvata), dimana daun-daun mahkota (Petal) saling bersentuhan namun tidak saling berlekatan.

Dasar bunga (Receptacullum)

(13)

Gambar 2.4. Gambar Perianthium bunga Rhoeo discolor

4. Alat kelamin Bunga

 Benang sari (Androecium)

Benang sari pada Bungan Rhoeo discolor terdiri atas 3 bagian, yaitu:

Tangkai sari (Filamentum).

Kepala sari (Anthera), yang terdiri atas 2 ruangan.

Penghubung ruang sari (Connectivum). Jumlah benang sari (Stamen) pada bunga Rhoeo discolor 2x lipat jumlah daun tajuk dan tersusun manjadi 2 lingkaran, biasanya disebut diplostemon. Duduknya kepala sari pada tangkai sari pada bunga Rhoeo discolor adalah bergoyang (Versatilis), dimana kepala sari melekat pada suatu titik pada ujung tangkai sari, sehingga kepala sari dapat bergerak-gerak atau bergoyang.

Mahkota Bunga

(14)

Gambar 2.5. Gambar Stamen Bunga Rhoeo discolor

 Putik (Gynaecium)

Bakal buah menumpang (Superus).

Putik termasuk ke dalam putik majemuk yang terdiri dari 3 daun buah (Carpellum) yang saling berlekatan membentuk ginesiun Sinkarp. Putik tersusun atas bagian-bagian: bakal buah

(Ovarium), tangkai kepala putik (Stylus), Kepala putik (Stigma).

Bakal buah beruang 3 (Trilocularis). Sekat pada bakal buah sempurna / asli.

Perlekatan tembuni (Plasenta) pada sudut tengah (Axillaris).

Gambar 2.6. Gambar Putik Pada Bunga Rhoeo discolor

Anthera

Filamentum

Stigma Stylus Ovary

(15)

Gambar 2.7. Gambar Ginesium Sinkarp pada Rhoeo discolor

Septum Carpellum

Ruang Ovari Plasenta

Gambar

Gambar 1.5  Helaian folium Rhoeo discolor yang memeluk batang
Gambar 2.7.  Gambar Ginesium Sinkarp pada Rhoeo discolor Septum Carpellum

Referensi

Dokumen terkait

Koefisien kesamaan antara dua jenis ini relatif tinggi, dengan karakter morfologi yang mirip yaitu bentuk daun, tipe ujung aurikel, struktur perbungaan, posisi

Wiersum dan Nitis (2012) mengemukakan bahwa jenis tumbuhan ini memiliki perbungaan majemuk dengan kelopak daun berbentuk lonceng, daun mahkota berwarna putih merah

Daun sintrong berbentuk bulat telur dengan daun terletak tersebar, daun yang terletak di bawah dan tengah batang memiliki tangakai yang pendek sedangkan daun di bagian

 bagian tanaman yang terdapat pada permukaan (Aerial parts) seperti buah, biji, daun, cabang dan kulit batang dari berbagai tanaman mengandung berbagai jenis alkaloid

Dari karakter yang diamati ditemukan adanya keragaman.pengamatan pada panjang daun ditemukan 1 kulttivar mempunyai panjang daun dengan kriteria sangat pendek (skor

Metode identifikasi berdasarkan peubah morfologi yang akan diamati atau di identifikasi di antaranya, panjang batang produksi, lingkar batang, warna daun, ben- tuk bunga, bentuk

Tujuan dari praktikum lapangan ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis spesimen tumbuhan baik akar, batang, daun dan buah yang terdapat di hutan kawasan

Karakter yang memisahkan jenis ini dengan kelompok in group yang lain adalah karakter ben- tuk daun, warna daun, memiliki pulvilus, densitas bunga, warna perhiasan bunga, bentuk daun