• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran IPS menekankan pada aspek pendidikan, karena dalam pembelajaran IPS siswa diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pembelajaran IPS menekankan pada aspek pendidikan, karena dalam pembelajaran IPS siswa diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

2 1. Pendahuluan

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, ekonomi, sejarah, geografi, politik, hukum dan budaya [1]. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial bertujuan agar siswa memiliki kemampuan untuk: (1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. (2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial. (3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. (4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat [2]. Ditemui kondisi pendidikan IPS saat ini masih menggunakan pembelajaran konvensional, guru sebagai pusat pembelajaran, pelajaran bersifat hafalan, prestasi belajar yang kurang optimal dan pola interaksi searah [3].

Kondisi pendidikan IPS seperti yang telah disebutkan terjadi di SMK Al-Falah Salatiga. Menurut hasil wawancara dengan guru IPS Ekonomi, terdapat permasalahan pada hasil belajar siswa. Nilai siswa kelas X belum memenuhi KKM yang ditentukan sekolah yaitu ≥ 70. Hasil tes terakhir kelas X dari 71 siswa hanya 26 siswa yang memenuhi nilai KKM dan 45 siswa lainnya tidak memenuhi KKM. Menindak lanjuti hasil wawancara, maka dilakukan observasi dalam rangka melihat proses pembelajaran di dalam kelas. Hasil observasi menunjukkan guru menggunakan pembelajaran konvensional. Siswa hanya mendengarkan guru menjelaskan materi, banyak ditemukan siswa mengantuk dan sibuk dengan kegiatan masing-masing. Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru IPS Ekonomi, pembelajaran konvensional digunakan karena mudah untuk diterapkan, tidak perlu mempersiapkan sarana prasarana yang membutuhkan waktu dalam merencanakan dan siswa pun sudah terbiasa dengan pembelajaran tersebut. Pemanfaatan media pembelajaran yang kurang menarik juga turut menjadi salah satu faktor yang menyebabkan siswa bosan dan tidak memperhatikan guru. Fasilitas yang disediakan sekolah berupa LCD, laptop dan internet tidak dimanfaatkan dengan baik. Guru memberikan penjelasan kepada siswa dengan menggunakan media pembelajaran white board. Siswa sibuk dengan kegiatan di luar pelajaran dibandingkan dengan penjelasan yang diberikan oleh guru. Siswa asik melihat keluar kelas, siswa gaduh dan ada yang tidur di dalam kelas.

Pembelajaran yang sering diterapkan guru saat ini cenderung mengaktifkan salah satu sisi otak saja. Pada hakekatnya otak manusia terdiri dari dua belahan sisi otak yaitu otak kiri dan otak kanan. Kedua belah sisi otak tersebut memiliki tugas dan cara kerja yang berbeda. Otak kiri bekerja pada hal-hal yang berkaitan dengan logika, angka, kata dan daftar. Otak kanan bekerja pada hal-hal yang berkaitan dengan imajinasi, gambar, warna dan keindahan. Umumnya manusia hanya memfungsikan salah satu sisi otak saja, ada yang dominan menggunakan otak kiri adapula yang dominan menggunakan otak kanan. Apabila kedua belah sisi otak bekerja secara optimal, tentunya hasil yang diperoleh juga optimal. Begitu juga dengan siswa dalam belajar, jika siswa dapat mengaktifkan kedua belah sisi otak dengan efektif, maka akan mudah menerima pelajaran. Bukan hanya itu, logika anak juga akan lebih berkembang jika dibandingkan dengan

(2)

3

menghafal kata demi kata dan kalimat demi kalimat. Pembelajaran yang dapat mengoptimalkan kedua belah sisi otak adalah pembelajaran dengan Mind Mapping [4]. Mind Mapping merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan dimana memungkinkan menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan. Mind Mapping dapat membantu untuk merencana, berkomunikasi, memusatkan perhatian, belajar menjadi lebih efisien dan lebih kreatif [5]. Mind Mapping dapat digunakan siswa untuk menggambarkan seluruh materi pembelajaran sehingga siswa mampu menggali ide-ide kreatif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan akan menjadi lebih hidup, variatif dan membiasakan siswa memecahkan permasalahan dengan cara memaksimalkan daya pikir dan kreativitas. Sehingga, tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan dapat tercapai. Teknik tersebut merupakan suatu strategi yang memanfaatkan keseluruhan otak sehingga anak mampu membuat catatan menyeluruh dalam satu halaman [6].

Media pembelajaran yang digunakan juga turut mempengaruhi hasil belajar siswa [7]. Salah satu media yang dapat digunakan adalah Prezi. Prezi merupakan media presentasi selain power point yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengeksplorasi dan berbagi ide di atas kanvas virtual yang dapat digunakan untuk membuat presentasi dalam bentuk non linier (Mind Map) [8]. Ditinjau dari latar belakang masalah, muncul ide untuk menggunakan Mind Mapping dengan memanfaatkan media presentasi Prezi pada mata pelajaran IPS Ekonomi kelas X di SMK Al-Falah Salatiga.

2. Kajian Pustaka

Penelitian terdahulu tentang Mind Mapping dilakukan oleh Dewa Ayu, Nengah Bawa dan Marhaeni dengan judul “Pengaruh Metode Mind Mapping Terhadap Ketrampilan Berpikir Kreatif Dan Pretasi Belajar IPS”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode Mind Mapping terhadap keterampilan berpikir kreatif dan prestasi belajar IPS. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) terdapat perbedaan keterampilan berpikir kreatif yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode Mind Mapping dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional; (2) terdapat perbedaan prestasi belajar IPS yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode Mind Mapping dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. [9]

Penelitian terdahulu tentang Prezi dilakukan oleh Restu Setiawan dengan judul “Penerapan Media Presentasi Prezi Pada Materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII Semester 1 SMP Negeri 1 Karang Anyar Kabupaten Pekalongan Tahun Ajaran 2013/2014”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa setelah mempelajari materi dengan menggunakan media presentasi Prezi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. [10]

(3)

4

Pembelajaran IPS menekankan pada aspek pendidikan, karena dalam pembelajaran IPS siswa diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep sehingga dapat mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral dan ketrampilan berdasarkan konsep yang dimiliki. Tujuan pembelajaran IPS ekonomi untuk memahami konsep ekonomi serta mengaitkan masalah dan peristiwa ekonomi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pencapaian tujuan pembelajaran, guru mempunyai peran untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan hasil belajar siswa. [3]

Mind Mapping adalah cara mencatat kreatif, efektif dan cara harfiah akan “memetakan“ pikiran-pikiran. Mind Mapping selalu menggunakan warna, garis lengkung, simbol, kata dan gambar yang sesuai dengan satu rangkaian aturan yang sederhana, mendasar, alami dan sesuai dengan cara kerja otak. Semuanya memiliki struktur alami yang memancar dari pusat. Manfaat Mind Mapping, yaitu: (1) memberikan pandangan menyeluruh terhadap pokok masalah; (2) memungkinkan perencanaan; (3) mengumpulkan sejumlah besar data disatu tempat; (4) mendorong pemecahan masalah dengan kreativitas yang dimiliki; (5) menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna dan diingat [5]. Mind Mapping dapat digunakan dalam kelompok belajar. Kelompok belajar dapat dimanfaatkan untuk membahas bersama sebuah topik yang akan membantu memberi lebih banyak ide-ide, dua atau lebih otak lebih baik dari pada satu [6].

Tahap aplikasi pada Mind Mapping dalam pembelajaran, terdapat empat langkah: (1) Overview merupakan tinjauan menyeluruh terhadap suatu topik, hal ini bertujuan memberi gambaran secara umum kepada siswa tentang topik yang akan dipelajari. (2) Preview merupakan tinjauan awal lanjutan dari Overview sehingga gambaran umum setingkat lebih detail daripada Overview, diharapkan siswa mempunyai pengetahuan awal tentang sub-topik sebelum pembahasan yang lebih detail. (3) Inview merupakan tinjauan mendalam, inti dari proses pembelajaran dimana suatu topik akan dibahas secara detail dan terperinci. (4) Review, tinjauan ulang dilakukan menjelang berakhirnya jam pelajaran dan berupa ringkasan dari bahan yang telah diajarkan serta ditekankan pada informasi, konsep yang harus diingat atau dikuasai oleh siswa. Proses pembuatan Mind Mapping terbagi menjadi empat langkah yang harus dilakukan secara berurutan: (1) Menentukan Central Topic yang akan digunakan dalam Mind Mapping, usahakan berbentuk gambar dan letakkan ditengah. (2) Membuat Basic Ordering Ideas (BOIs) untuk Central Topic yang akan dipilih. (3) Melengkapi setiap BOIs dengan cabang-cabang yang berisi data-data pendukung yang terkait. (4) Melengkapi setiap cabang dengan Image bisa berupa gambar, simbol, kode, daftar, grafik dan garis penghubung bila ada BOIs yang saling terkait satu dengan yang lain. Tujuan dari langkah ini adalah untuk membuat sebuah Mind Mapping menjadi lebih menarik sehingga lebih mudah untuk dimengerti dan diingat. [11]

Aturan dalam membuat Mind Mapping sebagai berikut : (1) Gunakan kertas polos untuk dijadikan lembar Mind Mapping dan tulis tema, ide, atau gagasan utama pada bagian tengah kertas. (2) Gunakan gambar (simbol) untuk ide utama, karena sebuah gambar bermakna seribu kata dan membantu otak menggunakan imajinasi. (3) Gunakan warna, karena warna membuat Mind Mapping lebih hidup, menambah energi pada pemikiran kreatif dan menyenangkan. (4) Hubungkan

(4)

5

cabang-cabang yang berasal dari tema, ide atau gagasan utama yang telah ditentukan, karena otak bekerja secara asosiasi. (5) Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus. (6) Gunakan satu kunci untuk setiap garis, karena kata kunci tunggal memberikan lebih banyak daya dan fleksibelitas pada Mind Mapping. (7) Gunakan gambar, karena seperti halnya gambar sentral, setiap gambar memliki seribu makna. [5]

Pengaplikasian Mind Mapping dalam pembelajaran di sekolah, terdapat empat tahap yang dilakukan secara langkah demi langkah dan berurutan, yaitu : (1) Tahap Persiapan, pemberian pelatihan mengenai Mind Mapping khususnya mengenai bagaimana Mind Mapping dibuat dan aturan Mind Mapping serta latihan-latihan untuk menentukan BOIs dan mencari kata kunci. (2) Tahap Pendahuluan, Mind Mapping yang dibuat baru pada level Central Topic dan BOIsnya. Mind Mapping hanya akan digunakan pada langkah Overview dan Preview di awal pelajaran serta Review diakhir pelajaran sementara untuk langkah Inview masih tetap menggunakan catatan linier yang digunakan selama ini. (3) Tahap Transisi, Inview mulai menggunakan Mind Mapping secara parsial yang dikenal dengan Cluster Map. Cluster Map adalah suatu hibrida dari catatan linier dengan Mind Mapping yang dapat dipakai dalam masa transisi dari catatan linier ke Mind Mapping. Cluster Map sudah menggunakan struktur radian namun seluruh BOIs dan cabang-cabangnya belum berbentuk kata kunci seperti yang diatur dalam peraturan Mind Mapping tapi masih menggunakan kalimat-kalimat pendek seperti dalam catatan linier namun harus diletakkan dalam suatu kotak atau lingkaran sehingga membentuk suatu Cluster. (4) Tahap Implementasi, Inview sudah sepenuhnya menggunakan Mind Mapping dan seluruh catatan yang dibuat sudah berbentuk Mind Mapping. [11]

Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar. Media pembelajaran dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi [12]. Manfaat media pembelajaran dapat menjadikan pembelajaran menarik perhatian siswa, bahan pembelajaran lebih jelas maknanya, metode pembelajaran lebih variatif, dan siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar [13]. Media pembelajaran yang dapat digunakan adalah Prezi. Prezi merupakan suatu perangkat lunak yang dapat digunakan untuk presentasi berbasis internet (SaaS) akan tetapi dapat bekerja offline. Selain dapat digunakan untuk presentasikan dimana Prezi dapat digunakan sebagai alat untuk mengeksplorasi dan berbagi ide di atas kanvas virtual. Prezi menjadi unggul karena program ini menggunakan Zooming User Interface (ZUI), yang dapat dimanfaatkan pengguna Prezi untuk memperbesar dan memperkecil tampilan media presentasi dalam transisi atau pergantian slide. Prezi digunakan untuk membuat presentasi dalam bentuk linier yaitu presentasi terstruktur dan kanvas presentasi dan dapat dikelompokkan dalam bingkai-bingkai yang telah disediakan. [8]

Hasil belajar merupakan hasil kegiatan belajar siswa yang menggambarkan ketrampilan atau penguasaan siswa terhadap bahan ajar. Hasil belajar biasanya dinyatakan dengan nilai atau angka yang diberikan guru. Tes yang digunakan untuk menentukan hasil belajar merupakan suatu alat untuk mengukur

(5)

aspek-6

aspek tertentu dari siswa [14]. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan pembelajaran. Perolehan aspek-aspek perubahan tingkah laku tergantung pada apa yang dipelajari [13]. Hasil belajar IPS Ekonomi merupakan hasil belajar yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran IPS Ekonomi, hasil belajar diketahui dengan tes dan dinyatakan dalam bentuk angka atau nilai. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar adalah aktivitas belajar siswa. Menurut Paul dalam Sardiman mengklasifikasikan aktivitas belajar siswa menjadi delapan kelompok, antara lain sebagai berikut: (1) Visual activities, seperti membaca, memerhatikan gambar demonstrasi. (2) Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. (3) Listening activities, seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. (4) Writing activities, seperti misalnya menulis cerita karangan, laporan, angket, menyalin. (5) Drawing activities, seperti misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram. (6) Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak. (7) Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. (8) Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, antusias, bergairah, berani, tenang [15]. Diantara delapan indikator aktivitas belajar siswa dimodifikasi menjadi lima indikator berkaitan dengan aktivitas belajar siswa yang diamati dalam penelitian, yaitu: (1) Visual activities misalnya membaca memperhatikan gambar demonstrasi; (2) Oral activities seperti bertanya, mengeluarkan pendapatt, diskusi; (3) Listening activities misalnya mendengarkan; (4) Writing activities misalnya menyalin; (5) Emotional activities misalnya bersemangat.

3. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap sesuatu dalam kondisi yang terkendali. Penelitian ini menggunakan desain Quasi experiment. Ciri dari Quasi experiment dalam penelitian memiliki kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Quasi experiment dibagi dalam dua bentuk desain yaitu Time-Series Design dan Nonequivalent Control Group Design. Berikut penjelasan bentuk desain penelitian: (1) Time-Series Design, dalam desain ini hanya menggunakan satu kelompok saja dan tidak memerlukan kelas kontrol. Diadakan pretest untuk mengukur keadaan kelompok siswa dan setelah keadaan kelompok seimbang kemudian diberikan treatment. (2) Nonequivalent Control Group Design, dalam desain ini pretest dan posttest dilakukan pada semua kelas kontrol maupun kelas eksperimen, terdapat satu kelas yang diberi perlakuan dan satu kelas tidak diberi perlakuan. Kelas yang diberi perlakuan diharapkan terjadi perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan treatment.

(6)

7

Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Rancangan penelitian sebagai berikut: [16]

Kelompok(Group) Pretest Treatment Posttest

Kelas Eksperimen O1 X O2

Kelas Kontrol O3 - O4

Gambar 3.1 Nonequivalent Control Group Design Keterangan :

O1 : Pretest kelompok eksperimen O2: Posttest kelompok eksperimen O3 : Pretest kelompok kontrol O4: Posttest kelompok kontrol X : treatment kelompok eksperimen - : Tidak ada treatment kelompok kontrol

Variabel bebas (independent) pada penelitian ini yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat adalah penggunaan Mind Mapping dengan Prezi. Variabel terikat (dependent) yang menjadi akibat karena variabel bebas adalah hasil belajar siswa. Populasi yang ditetapkan adalah siswa kelas X di SMK Al-Falah Salatiga yang berjumlah 3 kelas. Sifat populasi ini terdiri atas kelas-kelas yang sudah dirancang oleh sekolah. Teknik pengambilan sampel adalah Purposive Sampling sehingga sampel juga berupa kelas yang diambil dari populasi kelas-kelas yang ada. Sampel dalam penelitian ini berdasarkan pertimbangan dari pihak sekolah diambil dua kelas yaitu X Teknik Otomotif A (X TOA) sebagai kelas kontrol dan X Teknik Otomotif A (X TOB) sebagai kelas eksperimen, sedangkan X Tata Busana (X TB) digunakan sebagai kelas ujicoba. Pembelajaran di kelas eksperimen menggunakan Mind Mapping dengan Prezi, sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berupa soal pretest dan posttest.

Penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksaan, dan tahap akhir. Tahap persiapan terdiri dari identifikasi masalah, studi literatur, pembuatan instrumen dan bahan ajar dilanjutkan dengan analisis intrumen. Identifikasi masalah digunakan untuk mengetahui masalah yang akan diselesaikan dan menentukan tujuan dalam penelitian, dalam identifikasi masalah dilakukan observasi untuk melihat proses pembelajaran secara langsung di dalam kelas sehingga dapat mengetahui permasalahan yang ada. Wawancara juga dilakukan untuk mendukung data observasi. Indikator wawancara terdiri kemudahan Mind Mapping dan Prezi, bagaimanakah pembelajaran Mind Mapping dengan Prezi serta manfaat menggunakan Mind Mapping dengan Prezi. Studi literatur digunakan untuk mengumpulkan referensi dan mencari solusi yang tepat dalam menyelesaikan masalah yang ditemukan pada observasi. Pembelajaran konvensional membuat siswa bosan dan tidak memperhatikan guru. Pembelajaran menggunakan Mind Mapping dengan Prezi akan menjadi menyenangkan, menarik dan memberikan pengalaman baru bagi siswa dalam belajar di kelas. Aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini diamati untuk mendukung hasil observasi yang

(7)

8

dilakukan di dalam kelas. Indikator yang diamati dalam aktivitas belajar siswa adalah: (1) Visual activities, siswa memperhatikan tampilan yang diberikan. (2) Oral activities, siswa berpendapat atau bertanya. (3) Writing activities, siswa mencatat atau menyalin. (4) Listening activities, siswa mendengarkan dan memperhatikan informasi yang disampaikan. (5) Emotional activites, siswa antusias dan besemangat dalam mengikuti pembelajaran. Data yang diperoleh dipersentasekan kemudian hasil persentase tersebut akan dirata-ratakan dan disesuaikan dengan kriteria rata-rata persentase yaitu; 90-100% (sangat baik), 80 – 89% (baik), 70 – 79% (sedang), 60 – 69% (cukup), 50 – 59% (sangat kurang) [17]. Pembuatan instrumen dan materi ajar dimulai dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP dibuat berdasarkan sumber buku pegangan guru. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes. Tes hasil belajar merupakan tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian siswa setelah mempelajari materi. Tes dalam penelitian menggunakan pretest dan posttest dengan tipe soal pilihan ganda sejumlah 21 soal. Sebelum soal tes dapat digunakan, terlebih dahulu soal diujicobakan pada kelas ujicoba dan hasil tes tersebut dianalisis dengan uji validitas dan uji reabilitas instrumen.

Tahap pelaksaan terdiri dari pretest, treatment dan posttest. Pretest dilakukan untuk megetahui kondisi awal pemahaman siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Treatment, kelas kontrol tetap menggunakan pembelajaran konvensional, sedangkan pada kelas eksperimen pembelajaran menggunakan Mind Mapping dengan Prezi. Prezi digunakan untuk presentasi dalam bentuk Mind Mapping. Diharapkan siswa kelas eksperimen tidak bosan dan memperhatikan sehingga dapat tercipta pembelajaran yang menyenangkan di dalam kelas. Setelah selesai membuat Mind Mapping dengan Prezi, kelompok menyampaikan hasil Mind Mapping yang telah dibuat. Berikut perbandingan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada kelas kontrol dan kelas eksperimen:

No Kegiatan BelajarKelas Kontrol Kegiatan BelajarKelas Eksperimen 1. Pendahuluan

a. Apersepsi

Ruang kelas dipersiapkan seperti absensi, kebersihan dan ketenangan.

b. Memotivasi

Siswa diberi penjelasan tentang pokok bahasan yang akan dipelajari.

c. Rambu-rambu belajar

Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuanpembelajaran materi pada hari itu.

Pendahuluan a. Apersepsi

Ruang kelas dipersiapkan seperti absensi, kebersihan dan ketenangan. b. Memotivasi

Siswa diberi penjelasan tentang pokok bahasanyang akan dipelajari dan siswa diberi penjelasan bahwa materi pembelajaran yang akan disampaikan menggunakan Mind

Mapping dengan Prezi

c. Rambu-rambu belajar

Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran materi pada hari itu.

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

Kegiatan Inti

Eksplorasi

(8)

9

 Guru menjelaskan materi kebutuhan manusia.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:  Guru menggambarkan contoh –

contoh kebutuhan manusia.

 Guru meminta siswa membaca materi di LKS

Konfirmasi

 Meringkas materi di LKS

 Mengerjakan latihan soal

 Guru menjelaskan materi kebutuhan manusia menggunakan Mind Mapping dengan Prezi

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru: Tahap Persiapan

Latihan membuat Mind Mapping dengan Prezi

Tahap Pendahuluan

 Guru meminta siswa untuk berdiskusi kelompok 4-5 orang tiap kelompok.

 Guru memberikan topik diskusi pada siswa tentang kelangkaan yang pernah terjadi di Indonesia.

 Hasil diskusi kelompok dicatat masih dengan menggunakan catatan biasa. Pada tahap ini

Mind Mapping masih dibuat

pada level menentukan topik sebagai pusat Mind Mapping dan cabang Mind Mapping.

Tahap Transisi

 Guru meminta siswa untuk mulai membuat Mind Mapping dengan Cluster Map

 Pemindahan dari catatan biasa ke Mind Mapping

Tahap Implementasi

Guru meminta siswa untuk membuat Mind Mapping dengan

Prezi

Konfirmasi

Hasil Mind Mapping dengan Prezi dipresentasikan

3. Penutup

 Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Penutup

 Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Posttest dilakukan untuk mengukur dan melihat perbedaan hasil belajar pada kelas kontrol dan eksperimen. Soal posttest sama dengan soal pretest sebelumnya. Sebelum masuk tahap akhir, wawancara dilakukan kepada guru IPS Ekonomi dan siswa dengan tujuan untuk mengetahui respon tentang penggunaan Mind Mapping dengan Prezi. Tahap akhir pengolahan data dimulai dengan evaluasi data hasil pretest dan posttest kemudian dilanjutkan dengan analisis data menggunakan uji prasayarat analisis uji normalitas dan homogenitas kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesis atau uji t. Setelah perhitungan analisis data kemudian dilakukan penarikan kesimpulan.

(9)

10

Teknik Analisis data yang digunakan adalah analisis uji t. Adapun prasyarat analisis untuk uji t adalah data terdistribusi normal dan homogen [18]. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa menggunakan analisis deskripsi dengan menghitung rata-rata hasil pretest posttest. Uji prasyarat analisis menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas mempunyai ketentuan nilai signifikansi P > α (0,05), maka data terdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai signifikansi P < α (0,05), maka data tidak terdistribusi normal. Uji homogenitas dengan ketentuan nilai signifikansi P > α (0,05), maka data homogen. Sebaliknya jika nilai signifikansi P < α (0,05), maka data tidak homogen. Pengujian hipotesis uji t dengan kriteria pengambilan keputusan jika nilai signifikansi P < α (0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sebaliknya jika nilai signifikansi P > α (0,05), maka H0 diterima dan H1 ditolak. [16]

Rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut :

H0: Tidak terdapat pengaruh signifikan hasil belajar siswa menggunakan Mind Mapping dengan Prezi dibandingkan hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran konvensional pada mata pelajaran IPS Ekonomi kelas X di SMK Al-Falah Salatiga.

H1: Terdapat pengaruh signifikan hasil belajar siswa menggunakan Mind Mapping dengan Prezi dibandingkan hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran konvensional pada mata pelajaran IPS Ekonomi kelas X di SMK Al-Falah Salatiga.

4. Hasil dan Pembahasan

Hasil observasi awal pada siswa kelas X di SMK Al-Falah Salatiga menunjukkan bahwa guru menggunakan pembelajaran konvensional dengan alasan penggunaan pembelajaran konvensional lebih mudah diterapkan tanpa persiapan yang membutuhkan waktu cukup lama. Hasil observasi juga menunjukkan bahwa guru menggunakan media pembelajaran yang kurang menarik, pada kenyataannya sekolah mempunyai fasilitas media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan dan lebih menarik berupa LCD, laptop dan internet. Penelitian dilakukan pada kelas XTOA berjumlah 19 siswa sebagai kelas kontrol dan kelas X TOB berjumlah 19 siswa sebagai kelas eksperimen. Pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan Mind Mapping dengan Prezi, sedangkan proses pembelajaran kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen terdiri dari empat tahap yaitu tahap peersiapan, tahap pendahuluan, tahap transisi dan tahap implementasi. Sebelum tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran dilakukan, guru memperkenalkan pada siswa tentang pembelajaran menggunakan Mind Mapping dengan Prezi. Guru menggunakan Mind Mapping dengan Prezi dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan topik bahasan kebutuhan manusia. Ketika guru menjelaskan materi, siswa memperhatikan dan semangat dalam mengikuti pelajaran di kelas. Beberapa siswa mengajukan pertanyaan kepada guru mengenai materi yang disampaikan. Berikut Mind Mapping dengan Prezi yang digunakan dalam pembelajaran di kelas:

(10)

11

Gambar 4.1. Mind Mapping dengan Prezi dalam Pembelajaran

Setelah materi disampaikan, guru memberikan tugas diskusi kelompok pada siswa tentang topik bahasan kelangkaan. Hasil diskusi dibuat dalam bentuk Mind Mapping dengan Prezi sesuai tahapan yang telah ditentukan dalam pembuatan Mind Mapping. Tahap pertama adalah tahap persiapan, pada tahap ini guru memberikan pelatihan pada siswa tentang bagaimana cara membuat Mind Mapping sesuai dengan aturan yang telah ditentukan. Pada tahap persiapan dilakukan pelatihan menggunakan Prezi. Tahap kedua adalah tahap pendahuluan, pada tahap ini langkah siswa mencatat hasil diskusi kelompok dengan catatan linier. Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa untuk membahas topik diskusi yang diberikan guru. Siswa menentukan topik utama dan cabang topik Mind Mapping sesuai dengan topik diskusi dalam kelompok. Tahap berikutnya adalah tahap transisi, pada tahap ini siswa mulai membuat Mind Mapping dalam bentuk Cluster Map berdasarkan hasil diskusi kelompok. Cluster Map berbentuk struktur radian yang berisi kata kunci dalam Mind Mapping, akan tetapi masih menggunakan kalimat-kalimat pendek seperti dalam catatan linier namun harus diletakkan dalam suatu kotak atau lingkaran sehingga membentuk suatu Cluster. Tahap terakhir adalah tahap implementasi, pada tahap ini siswa memindahkan Cluster Map kedalam bentuk Mind Mapping dengan Prezi. Hasil pembuatan Mind Mapping dengan Prezi kelompok yang telah dibuat kemudian dipresentasikan di depan kelas. Presentasi dilakukan secara bergantian dengan waktu 5 sampai 10 menit setiap kelompok. Ketika presentasi berlangsung siswa memperhatikan penjelasan hasil diskusi yang disampaikan di depan kelas. Siswa antusias dan bersemangat mengajukan pertanyaan pada kelompok yang sedang melakukan presentasi di depan kelas. Berikut adalah salah satu contoh hasil diskusi kelompok siswa menggunakan Mind Mapping dengan Prezi:

(11)

12

Gambar 4.2. Contoh Hasil Diskusi Kelompok Siswa

Setelah treatment pada kelas eksperimen, wawancara dilakukan bertujuan untuk mengetahui respon guru dan siswa tentang penggunaan Mind Mapping dengan Prezi. Penggunaan Mind Mapping dengan Prezi mudah dan dalam penyampaian materi lebih ringkas mencakup satu pokok bahasan. Pembelajaran menggunakan Mind Mapping dengan Prezi menarik dan menyenangkan jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Guru menyatakan bahwa “Menggunakan Mind Mapping dan Prezi mudah, akan tetapi butuh kebiasaan baru mahir menggunakannya. Akan tetapi, baru pertama kali siswa sudah bisa membuat Mind Mapping dengan Prezi. Mind Mapping dapat digunakan untuk membuat materi menjadi ringkas dan menyeluruh pada satu pokok bahasan. Semakin menarik ketika menggunakan Prezi untuk membuat Mind Mapping. Pembelajaran menjadi menyenangkan, sehingga siswa lebih antusias dan tertarik dibandingkan dengan pembelajaran seperti biasa.” (Penjelasan Guru)

Wawancara dengan siswa dilakukan pada siswa yang mendapatkan nilai tertinggi dan nilai terendah dalam kelas eksperimen. Dapat disimpulkan pembuatan Mind Mapping dengan Prezi mudah dan menarik. Pembelajaran menggunakan Mind Mapping dengan Prezi siswa lebih kreatif, belajar menjadi efektif. Siswa menyatakan bahwa, “Mind Mapping merupakan pembelajaran yang baru pertama kali. Awalnya susah akan tetapi setelah dijelaskan cara membuat Mind Mapping menjadi lebih mudah. Sedangkan untuk Prezi tool dalam aplikasi mudah digunakan. Memasukkan gambar pada kanvas presentasi tidak ribet. Menggunakan Mind Mapping dengan Prezi belajar menjadi menarik, menyenangkan dan menghafal pelajaran jadi mudah.” (Siswa 1) “Pertama membuat Mind Mapping masih bingung, akan tetapi setelah diajari menjadi mengerti dan mudah. Menggunakan Prezi baru pertama kali, akan tetapi langsung bisa membuat presentasi. Membuat Mind Mapping dengan Prezi menarik, bisa memilih desain yang sudah ada dan bisa juga membuat desain sendiri. Belajar menggunakan Mind Mapping dengan Prezi menyenangkan, tidak membosankan, menjadikan lebih kreatif, belajar lebih mudah dan menarik.”( Siswa 2)

Selain wawancara, aktivitas belajar siswa dalam kelas diamati ketika pembelajaran sedang berlangsung. Indikator yang diamati Visual activities, Oral activities, Writing activitie, Listening activities dan, Emotional activites. Berikut adalah persentase aktivitas belajar siswa pada kelas kontrol dan eksperimen:

(12)

13

Tabel 4.1. Persentase Aktivitas Belajar Siswa

No Aspek Persentase

Kontrol Eksperimen 1 Siswa memperhatikan tampilan yang diberikan guru 42,1% 89,4%

2 Siswa mengeluarkan pendapat 52,6% 73,6%

3 Siswa mencatat yang djelaskan guru 52,6% 94,7% 4 Siswa memperhatikan informasi yang disampaikan

oleh guru 52,6% 73,6%

5 Siswa antusias dan bersemngat mengikuti

pembelajaran 57,8% 73,6%

Total 51,5 % 80,98 %

Tabel 4.1 menunjukkan persentase aktivitas belajar siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Keseluruhan persentase aktivitas belajar siswa kelas kontrol sebesar 51,5% dan kelas eksperimen sebesar 80,98%. Dapat dinyatakan aktivitas belajar siswa kelas kontrol masuk dalam kategori sangat kurang sedangkan aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen masuk dalam kategori baik. Indikator ketiga menunjukkan selisih persentase yang signifikan antara aktivitas belajar siswa kelas kontrol dan eksperimen. Hal tersebut didukung oleh wawancara dengan siswa yang menyatakan bahwa ketika guru menjelaskan materi menggunakan Mind Mapping dengan Prezi, materi yang disampaikan menjadi mudah dipahami, terstruktur, tidak membingungkan dan lebih ringkas. Sehingga membuat siswa berminat, bersemangat dan tidak malas untuk mencatat.

Tabel 4.2. Persentase Aktivitas Belajar Antar Siswa

No Aspek Persentase

1 Siswa memperhatikan tampilan yang diberikan siswa lain 84,2%

2 Siswa melakukan diskusi kelompok 100%

3 Siswa mencatat hasil diskusi kelompok 73,6% 4 Siswa memperhatikan informasi yang disampaikan siswa

lain ketika presentasi 78,9%

5 Siswa antusias dan bersemngat mengikuti pembelajaran 84,2%

Total 84,18 %

Tabel 4.2 menunjukkan persentase aktivitas belajar antar siswa dengan persentase pada aspek pertama 84,2%, aspek kedua 100%, aspek ketiga 73,6%,

(13)

14

aspek keempat 78,9% dan aspek kelima 84,2%. Total persentase yaitu 84,18% masuk dalam kategori baik.

Sebelum dan setelah treatment, kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan pretest dan posttest dengan soal yang sama. Sebelum soal diberikan, soal diujicobakan untuk mendapatkan soal valid dan reliabel. Uji validitas dari 30 butir soal diperoleh 21 butir soal yang dinyatakan valid. Soal valid bernomorkan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 10, 11, 12, 15, 16, 17, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 27, 29. Soal tidak valid bernomorkan 7, 9, 13, 14, 18, 21, 26, 28, 30. Hasil menunjukkan Alpha 0,842 > 0,05, maka soal dinyatakan reliabel. Selanjutnya soal pretest dan posttest diujikan pada kelas kontrol dan eksperimen. Hasil pretest menunjukkan rata-rata hasil belajar kelas kontrol sebesar 51,21 dan kelas eksperimen sebesar 49,11. Hasil posttest menunjukkan rata-rata nilai hasil belajar kelas kontrol sebesar 59,63 dan kelas eksperimen sebesar 78,16. Data hasil pretest dan posttest dianalisis menggunakan uji prasyarat analisis dengan uji normalitas dan uji homogenitas.

Hasil perhitungan uji normalitas menggunakan uji statistik Kolmogorov Smirnov pada nilai pretest dan posttest. Nilai signifikan P pada nilai pretest kelas kontrol dan eksperimen masing-masing 0,655 dan 0,358, maka nilai signifikan P < α (0,05), dapat dinyatakan data pretest pada kedua kelas tersebut terdistribusi normal. Nilai signifikan P pada nilai posttest kelas kontrol dan eksperimen masing-masing 0,471 dan 0,500, maka dapat dinyatakan nilai signifikan P < α (0,05) dan terdistribusi normal. Hasil perhitungan uji homogenitas pada nilai signifikansi Levene’s Test data pretest dan posttest. Nilai signifikan pretest kelas kontrol dan eksperimen 0,718 > 0,05. Nilai signifikan posttest kelas kontrol dan eksperimen 0,581 > 0,05. Disimpulkan data pretest dan posttest homogen. Setelah dilakukan uji prasyarat analisis diperoleh data terdistribusi normal dan homogen, kemudian dilakukan pengujian hipotesis dengan uji test. Hasil perhitungan uji t-testdengan uji statistik Independent Sample T Test nilai signifikan P pada nilai pretest kelas kontrol dan eksperimen diperoleh 0,465 > 0,05. Nilai signifikan P pada nilai posttest kelas kontrol dan eksperimen diperoleh 0,000 < 0,05.Berikut adalah rangkuman hasil perhitungan:

Tabel 4.3. Rangkuman Hasil Perhitungan

Keterangan Kelas Mean Uji t Perbedaan Pretest Kontrol 51,21 0,465 Tidak

Signifikan Eksperimen 49,11

Posttest Kontrol 59,63 0,000 Signifikan Eksperimen 78,16

Tabel 4.3 menunjukkan rangkuman hasil perhitungan nilai rata-rata pretest pada kelas kontrol dan eksperimen relatif sama dengan nilai 51,21 dan 49,11. Nilai rata-rata posttest pada kelas kontrol lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata nilai posttest kelas eksperimen dengan nilai 59,63 dan 78,16. Hasil uji t-test data pret-test menunjukkan nilai signifikansi 0,465 > 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan hasil belajar antara kelas kontrol dan eksperimen sebelum diberikan perlakuan. Hasil posttest menunjukkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, maka dapat dinyatakan terdapat pengaruh

(14)

15

signifikan hasil belajar antara kelas kontrol dan eksperimen setelah diberikan perlakuan sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima. Hipotesis dalam penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan Dewa Ayu bahwa dengan menggunakan Mind Mapping berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Restu Setiawan bahwa dengan menggunakan Prezi dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

5. Simpulan

Berdasarkan analisis data tentang penggunaan Mind Mapping dengan Prezi dapat diambil kesimpulan: (1) Persentase aktivitas belajar siswa pada kelas kontrol sebesar 51,5% masuk dalam kategori sangat kurang, sedangkan persentase aktivitas pada kelas eksperimen dengan menggunakan Mind Mapping dengan Prezi 80,98% masuk dalam kategori baik dan persentase aktivitas antar siswa sebesar 84,18% masuk dalam kategori baik. Jadi Mind Mapping dengan Prezi berdampak positif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. (2) Hasil uji t-test menunjukkan nilai signifikansi P 0,000 < 0,05, maka terdapat pengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa. Hipotesis dalam penelitian diterima, dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan hasil belajar siswa menggunakan Mind Mapping dengan Prezi dibandingkan hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran konvensional pada mata pelajaran IPS Ekonomi kelas X di SMK Al-Falah Salatiga. (3) Perbedaan hasil belajar siswa dilihat dari rata-rata hasil posttest kelas eksperimen lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelas kontrol. Dengan rata-rata nilai kelas eksperimen sebesar 78,16 dan rata-rata nilai kelas kontrol sebesar 59,63.

Berdasarkan simpulan maka beberapa saran yang diusulkan sebagai upaya perbaikan adalah, sebagai berikut : (1) Guru lebih kreatif dalam penyampaian pembelajaran menggunakan Mind Mapping dengan Prezi. (2) Penggunaan Mind Mapping dengan Prezi perlu diterapkan dan dikembangkan pada materi yang lain dengan tujuan dapat memaksimalkan hasil belajar siswa. (3) Perlu adanya penelitian lebih lanjut sebagai pengembangan dari penelitian ini.

6. Daftar Pustaka

[1] Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka

[2] Supriatna, Nana. 2007. Implementasi SI dan SKL IPS SMK. http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/1961101419860 11-NANA_SUPRIATNA/mak-SMK-01-07.pdf. Diunduh tanggal 09-05-2014 jam 18.00

[3] Solihatin, Etin; Raharjo. 2008. Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara

[4] Buzan, Tony. 2008. Buku Pintar Mind Map untuk Anak: Agar Anak Mudah Menghafal dan Berkonsentrasi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

(15)

16

[5] Buzan, Tony. 2012. Buku Pintar Mind Map. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

[6] Buzan, Tony. 2008. BukuPintar Mind Map untuk Anak: Agar Anak Lulus Ujian Dengan Nilai Bagus. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

[7] Asmani, Ma’mur Jamal. 2011. Tips Efektif Pemanfaat dan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia Pendidikan. Jogjakarta: Diva Press [8] Admin. 2014. Prezi, Sofware Presentasi “Zooming”. [online].

http://www.usdi.itb.ac.id/prezi-software-presentasi-zooming/. Diakses tanggal 03-06-2014 jam 17.55

[9] Ayu, Dewa; Nengah Bawa; Marhaeni. 2013. Pengaruh Metode Mind Mapping terhadap Ketrampilan Berpikir Kreatif dan Pretasi Belajar IPS. Jurusan Pendidikan Dasar. Volume 3 Tahun 2013. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Hal 10

[10] Setiawan, Restu. 2013. Penerapan Media Presentasi Prezi pada Materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII Semester 1 SMP Negeri 1 Karang Anyar Kabupaten Pekalongan Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Semarang: IKIP PGRI. Hal 47-51

[11] Djohan Yoga. 2007. How to Apply Real-time Mind Map® at Classroom. Smart Learning & Thinking Center Singapore

[12] Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

[13] Rifa’i, Achmad; Chatarina Tri Anni. 2011. Psikolog Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press

[14] Dimyati, Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta [15] Sardiman, A.M. (2012). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada

[16] Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

[17] Tahir, Wahdah. 2012. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Menggunakan Media Kartu Bilangan Pada Pembelajaran Matematika. http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/viewFile/831/pdf. Diakses tanggal 03-06-2014 jam 20.00

[18] Subana; Moersetyo Rahadi. 2000. Statistika Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setya

Gambar

Gambar 3.1 Nonequivalent Control Group Design
Gambar 4.1. Mind Mapping dengan Prezi dalam Pembelajaran
Gambar 4.2. Contoh Hasil Diskusi Kelompok Siswa
Tabel 4.1.  Persentase Aktivitas Belajar Siswa
+2

Referensi

Dokumen terkait

Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Gerak dan Lagu 72 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 82 A. Hasil Pengolahan

Menganalisa sifat fisis dan mekanis dari papan partikel kombinasi batang kelapa sawit dan mahoni dengan variasi pelapis bilah bambu. Mengevaluasi sifat fisis dan mekanis papan

ada lima puluh ruangan, sepuluh ruangan dalam kondisi baik. dan empat puluh ruangan lain dalam

Likert- scale overall calculation for teachers’ perception towards lesson study by taking into account three characteristics that determine positive perceptions over

Buku ini diharapkan agar masing-masing keturunan Bani Gunayasa dapat lebih mengenal dan dengan demikian tujuan awal dari kegiatan arisan yaitu untuk lebih

Titik tumbuh batang terdapat pada bagian ujung di belakang titik tumbuh, terdapat bintil-bintil bakal daun dan di bagian atas adalah bakal cabang yang juga berupa

Adalah suatu department yang bertugas untuk menyajikan makanan dan makanan kepada tamu dan melayani tamu dengan baik..

Kami mohon dengan hormat agar peserta yang sedang sakit berat/keras dan ibu-ibu hamil yang kehamilannya belum mencapai 5 (lima) bulan atau yang telah mendekati masa persalinan