• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEMAMPUAN PERSONAL TERHADAP RESILIENSI (STUDI PADA ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DOWN SYNDROME)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KEMAMPUAN PERSONAL TERHADAP RESILIENSI (STUDI PADA ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DOWN SYNDROME)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEMAMPUAN PERSONAL TERHADAP RESILIENSI

(STUDI PADA ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DOWN SYNDROME)

Dian Pitaloka Priasmoro1 1,

StafPengajar Prodi KeperawatanPoltekkes RS dr.Soepraoen Malang

ABSTRAK

Orang tua merupakan unit dalam keluarga memiliki kontribusi dalam keberhasilan resiliensi . Resiliensi merupakan kemampuan alami orang tua untuk bertahan hidup, dan bahkan berkembang dalam menghadapi krisis. Orang tua akan mampu mengambil keputusan dalam kondisi yang sulit secara cepat. Resiliensi orang tua erat dipengaruhi oleh faktor individual atau kemampuan personal. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh kemampuan personal terhadap resiliensi. Metode penelitian ini adalah korelatif observasional dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel 36 yang diambil dengan total sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Nopember 2016 di SLB-C Yayasan Bhakti Luhur Kota Malang. Instrumen factor personal adalah kuisioner yang dibuat peneliti dan kuisioner baku resiliensi Resilience Quotient dan telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan Pearson Product Moment dan Alpha Chronbach. Setelah data terkumpul akan dilakukan pengolahan data dengan tahap editing, coding, tabulating dan analisis statistik. Uji analisis yang digunakan adalah Pearson dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini menunjukkan factor personal berpengaruh terhadap resiliensi p-value < α 0,05 adalah individu (p-value=0.000, r=0,616). Kesimpulan ada pengaruh signifikan antara kemampuan personal terhadap resiliensi. Dengan kekuatan hubungan yang kuat dan arah positif, artinya semakin tinggi kemampuan personal orang tua maka akan semakin tinggi resiliensinya.

Kata Kunci: Kemampuan Personal, Resiliensi, Orang Tua, Down Syndrome.

ABSTRACT

Parents are the units in the family contributing to the success of resilience. Resilience is a natural ability of parents to survive, and even grow in the face of crisis. Parents will be able to make decisions in difficult conditions quickly. Parental resilience is closely influenced by individual factors or personal abilities. The purpose of this study is to analyze the effect of personal ability on resilience. The method in this research is observational correlative with cross sectional approach 36 samples taken with total sampling. The research was conducted in November 2016 at SLB-C Yayasan Bhakti Luhur Malang. The personal factor instrument is a questionnaire made by the researcher and resilience resilience questionnaire Quotient questionnaire and has tested the validity and reliability with Pearson Product Moment and Alpha Chronbach. After the data collected will be done data processing with the stage of editing, coding, tabulating and statistical analysis. The analysis test used was Pearson with 95% confidence level. The results of this study indicate that personal factors affect the resilience p-value <α 0.05 is individual (p-value = 0.000, r = 0.616). Conclusion There is a significant influence between personal ability to resilience. With the strength of strong relationships and positive direction, meaning that the higher the personal ability of parents will be higher resilience.

Keywords: Personal Ability, Resilience, Parents, Down Syndrome.

PENDAHULUAN

Down syndrome adalah kelemahan atau ketidakmampuan kognitif yang muncul pada masa kanak-kanak (sebelum 18 tahun). Dan ditandai dengan fase kecerdasan dibawah normal ( IQ 70-75 atau kurang) yang disertai

keterbatasan lain. Antara lain berbicara dan berbahasa, keterampilan merawat diri atau ADL, keterampilan sosial, penggunaan sarana masyarakat, maupun fungsi akademik (American Association on Mental Retardation, 2000). Penyebab down syndrome ini bervariasi, dapat berasal dari faktor genetik ataupun

(2)

kromosomal (Norhidayah,Wasilah,dkk.,2013). Keluarga dengan anak down syndrome umumnya mengalami tingkat stres yang lebih tinggi daripada keluarga dengan perkembangan anak-anak yang biasa (Riper, 2007). Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu yang diperoleh melalui ikatan perkawinan yang sah (Mardiya,2000).Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat.

Orang tua merupakan unit dalam keluarga memiliki kontribusi dalam keberhasilan resiliensi (Riper,2007). Berdasarkan hasil penelitian keberhasilan keluarga dalam beradaptasi rupanya dipengaruhi oleh resiliensi. Resiliensi merupakan kemampuan alami orang tua untuk bertahan hidup, dan bahkan berkembang dalam menghadapi krisis( Faqurudheen, Mathew et al., 2014). Resiliensi sangat penting pada diri individu. Pada situasi-situasi tertentusaat kemalangan tidak dapat dihindari, seseorang yang memiliki resiliensi dapatmengatasi berbagai permasalahan. Orang tuaakanmampu mengambil keputusan dalam kondisi yang sulit secara cepat.Resiliensi orang tua erat dipengaruhi oleh faktor individual atau kemampuan personal. Kemampuan personal meliputi kemampuan kognitif individu, konsep diri,harga diri, dan kompetensi sosial yang dimiliki individu. Menurut Holaday (2010) keterampilan kognitif berpengaruh penting pada resiliensi individu. Resiliensi juga dihubungkan dengan kemampuan untuk melepaskan pikiran dari trauma dengan menggunakan fantasi dan harapan-harapan yang ditumbuhkan pada diri individu yang bersangkutan.Sagone & De Caroli, 2014 menambahkan kesejahteraan psikologis terkait dengan faktor individual. Dimana kesejahteraan psikologis dihubungkan dengan perasaan penerimaan pada diri( Ryff & Singer, 1996 dalam Sagone & De Caroli, 2014 ). Dengan latar belakang diatas maka peneliti

perlu untuk menganalisis “Pengaruhkemampuan persona lterhadap

resiliensi (Studi pada orang tua yang memiliki anak)”.

METODE PENELITIAN

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional, dengan pendekatan cross sectional. Populasi dan

sampel dalam penelitian ini adalah orang tua anak retardasi mental. Sampel diambil dengan teknik total sampling dengan jumlah 36 responden.

Instrumen yang digunakan adalah kuisioner baku resiliensi (Resilience Question). Dan Kuisioner kemampuan personal yang disusun oleh peneliti. Sebelum instrumen digunakan untuk mengambil data dilakukan uji validitas dengan Product Momen Pearson Correlation dan reliabilitas Alpha Chronbach’s. Dan didapatkan hasil instrument valid dan reliable.Penelitian dilakukan di Yayasan Bhakti Luhur Kota Malang pada bulan Nopember 2016 dengan pengisian kuisioner dan wawancara selama 45 menit. Data yang didapat selanjutnya dilakukan analisis univariat yang disajikan dalam bentuk mean, median, modus, standart deviasi, minimum, dan maksimum Analisis bivariate dilakukan dengan ujikorelasi Pearson karena variabel dependent dan independent skala datanya adalah numerik dan berdistribusi normal.

HASIL PENELITIAN

Data gambaran umum responden disajikan dalam bentuk narasi yaitu berdasarkan data hasil penelitian diketahui bahwa dari 36 responden (orangtua), rata-rata berjenis kelamin laki-laki sebanyak 23 orang (63,9%), berumur 36-40 tahun sebanyak 10 orang (47,2%), merupakan ibu kandung sebanyak 23 orang (63,9%), memiliki anak retardasi 2 orang sebanyak 19 orang (52,8%), sebagaian besar berpendidikan SMA sebanyak 12 orang (80,6%), merawat anak dibantu oleh orang tuasebanyak 12 orang (33,3%), mendapat informasi perawatan anak dari masyarakat sebanyak 19 orang (52,8%).

1. AnalisisUnivariat

Tabel 1. Karakteristik Faktor Personal dan Resiliens Orag Tua

Variabel Mean Std. Deviation Min-Mak Skorfaktorpersonal 30,5 5,337 14-36 SkorResiliensi 64,42 17,275 34-93

(Sumber : Output Pengolahan Data SPSS 19,0 Nopember 2016)

Pada tabel diketahui diketahui bahwa dari36 responden, mean skor factor personal adalah 30,5 dalam kategori tinggi. Dan mean skor resiliensi adalah 64,42 dalam kategori ketahanan sedang.

(3)

2. Bivariat

Sebelum dilakukan uji korelasi Pearson dilakukan uji normalitas data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan nilai signifikan (p-value) > 0,05 yang artinya penyebaran data normal.

Tabel 2. Hasil Uji Korelasi Pearson

No. Komponen r

p-value

1. Kemampuan personal *

resiliensi

0.616 0.000 (Sumber : Output Pengolahan Data SPSS 19,0 Nopember2016).

Berdasarkan tabel menunjukan bahwa ρ value < α 0.05 maka Ho ditolak artinya ada pengaruh factor personal terhadap resiliensi orang tua PEMBAHASAN

Pada sub bab ini akan dijelaskan tentang hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent yaitu kemampuan personal terhada presiliensi (Studi pada orang tua yang memiliki anak Down syndrome di Bhakti Luhur Kota Malang).

PengaruhKemampuanPersonalTerhadapRes iliensi Orang TuaAnakRetardasi Mental (Down Syndrome).

Everall, et al.(2006) menyebutkan bahwa resiliensi sering dihubungkan dengan kemampuan individu bangkit kembali untuk menghadapi tekanan atau stres.Ini merupakan kunci utama yang mempengaruhi individulebih efektif dalam kehidupan dan pekerjaan. Faktor-faktor yang berhubungan dengan resiliensi antara lain adalah kemampuan personal, dukungan keluarga, dan komunitas (Everall, et al.,2006).

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel1 diketahui bahwa dari 36 responden, mean skor kemampuan personal adalah 30,5 dalam kategori tinggi, mean skor resiliensi 64,42 dalam kategori sedang. Dan padatabel 1diketahuikorelasifaktor personal dengan resiliensi orang tua menunjukkan nilai signifikansi p value =0,000 < α 0,05 dan koefisien korelasi (r) = 0,616. Artinya ada hubungan signifikan antara factor personal dengan resiliensi. Dengan kekuatan hubungan kuat dan arah hubungan positif. Yang berarti semakin tinggi kemampuan personal maka akan semakin tinggi resiliensi orang tua. Dalam

penelitian ini juga diketahui sebagian besar pendidikan responden SMA dan Perguruan Tinggi, orang tua bekerja.

Hasil penelitian ini diasumsikan bahwa orang tua memiliki kemampuan personal yang tinggi sebagai kekuatan individu untuk menghadapi stres. Kemampuan orang tua untuk menghadapi stress dipengaruhi oleh kemampuan personal yang diperoleh melalui kemampuan kognitif. Dan kemampuan kognitif dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa kognitif adalah kemampuan intelektual dalam berpikir, mengetahui dan memecahkan masalah.

Individu yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi mempunyai resiko lebih rendah mengalami terjadinya penurunan fungsi kognitif. Karena dengan proses pendidikan yang berjalan terus menerus seseorang akan cenderung mempunyai kemampuan dalam uji fungsi kognitif. Tingkat pendidikan juga merupakan hal terpenting dalam menghadapi masalah. Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin banyak pengalaman hidup yang dilaluinya, sehingga akan lebih siap dalam menghadapi masalah yang akan terjadi (Perdana, Ichsan&Rosyidah, 2013). Selain itu kondisi sosio demografi individu seperti pekerjaan dan pendapatan juga mempengaruhi individu. Individu yang bekerja dan memiliki pendapatan akan merasa lebih tentram dan memiliki peluang untuk mendapatkan bantuan dari luar lebih besar daripada yang tidak bekerja dan berpenghasilan.

Pernyataan tersebut didukung olehHoladay (2010) yang menyatakan bahwa keterampilan kognitif berpengaruh penting pada resiliensi individu. Kemampuan kognitifinilah yang nantinya berguna untuk melepaskan pikiran dari trauma dengan menggunakan fantasi dan harapan-harapan yang ditumbuhkan pada diri individu yang bersangkutan. Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis. Menurut Sagone & De Caroli (2014) menyatakan bahwa kesejahteraan psikologis pada individu dapat meningkatkan perasaan penerimaan pada diri sehingga individu akan lebih mudah beradaptasi dengan stress atau resilien (Ryff & Singer, 1996 dalam Sagone& De Caroli, 2014 ).

Pernyataan ini juga sejalan dengan yang disebutkan oleh Thomas, Mitchell, &Arseneau (2015) bahwa kemampuan personal merupakan

(4)

kemampuan individu dalam berpikir untuk memperoleh kekuatan dengan mengumpulkan kekuatan dari berbagai sumber.

KESIMPULAN

Kemampuan personal berpengaruh terhadap resiliensi orang tua sebesar 0,616 yang artnya berpengaruh kuat dengan arah positif. Semakin tinggi kemampuan personal maka akan semakin tinggi resiliensi orang tua.

SARAN

Orang tua disarankan lebih aktif untuk mencari informasi tentang perawatan anak baik kepada pihak sekolah maupun kepada sesama orang tua. Hal ini akan meningkatkan penerimaan diri orang tua sehingga orang tua lebih resilien Bagi sekolah senantiasa proaktif membangun komunikasi dengan petugas kesehatan khususnya untuk memfasilitasi orang tua yang membutuhkan bantuan misalnya kepada perawat maupun psikolog.Bagi peneliti selanjutnya menggali lebih dalam sumber-sumber lain selain kemampuan personal yang dapat mempengaruhi resiliensi orang tua. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Bogar, Christine B. (2006). Resiliency determinant and resiliency process among female adult survivors of chilhood sexual abuse. Journal of counseling and development, 84, 318-327.

DSM-IV-TR, American Psychiatric Association. (2000). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. Whasington DC: American Psychiatric Association.

Durand, V, M Barlow D.H. (2007). Essentials of abnormal psychology. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Everall, Robin. (2006). Creating a future:a study of recilience in suicidal female adolescent. 84, 561-470.

Faqurudheen,Hena& Mathew,Sini T,dkk. (2014). Exploring family resilience in a community mental health setup in South India. Procedia Economics and Finance, 18, 391-399.

Friedman, Marylin M. (2010). Keperawatan keluarga teori dan praktik. Edisi 3.Jakarta:EGC.

Gunarsa, Singgih D. (1995). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Jakarta: PT BPK Gunung-Mulia. Hadiningsih, Tyas T.(2014). Skripsi:Hubunganantaradukungansosialden ganresiliensipadaremaja di PantiAsuhanKeluargaYatimMuhammadiya h Surakarta.

Helton, L.R, & Smith, M.K. (2004). Mental health practice with children and youth. New York: The Hawort Social Work Practice Press.

Holaday, Morgot. (2010). Resilience and severe burns. Journal of counseling and development, 75, 346-357.

Luttenberg D, A P M de Brouwer, T kleefstra, et al. (2006). Chromosomal copy number changes in patients with non-syndromic X linked mental retardation detected by array CGH. Journal of Medical Genetic, 43, 362-370.

Marcia Van Riper, RN.PhD. (2007). Families of Children with Down Syndrome :Responding to “A Change in Plans” with resilience. Journal of pediatric nursing., 22(2).

Marcotte , Diane& Vilatte, Aude et all.(2014).Resilience factor in student presenting depressive symptoms during the post-secondary school transition. Social and behavioral sciences.159,91-95.

Mardiya. (2000). Kiat-kiat khusus membangun keluarga sejahtera. Jakarta: BKKBN Pusat. Nevid, Jeffry S, dkk. (2005). Psikologi abnormal edisi kelima Jilid 2. Jakarta Erlangga.

Norhidyah, Wasilah, dkk. (2013). GAmbaran kejadian kecemasan pada ibu penderita retardasi mental sindromik di SLB -C Banjarmasin. Berkala kedokteran, 9(1). Nurdian, Myta D.& Anwar, Zainul.(2014).

Konselingkelompokuntukmeningkatkanres iliensiremajaputri.Jurnalilmiahpsikologiter apan. 2(01) Nursalam.(2008). KonsepdanPenerapanMetodologiPenelitian

10

(5)

IlmuKeperawatan, PedomanSkripsi, Tesis, danInstrumenPenelitianKeperawatanEdisi 2. Jakarta: SalembaMedika. Perdana,Ananda, Ichsan, Burhannudin,&Rosyidah,Devi.(2013).Hub ungantingkatpengetahuantentangpenyakit DM denganpengendaliankadarguladarahpadapa sien DM Tipe II di RSU PKU Muhamadiyah Surakarta. Biomedika, 5(2). Poerwandari, Kristi. (2006). Stres,trauma,dan

stres pasca trauma from http://www.pulih.or.id/?lang=&page=self

&id=115

Reivich, K, & Shatte, A. (2002). The resilience factor. New York: Broadway Book.

Russell,Linda&Russell,Jeffrey.(2009).Your Resilience Quotient.Diakses pada tanggal 5 April 2015 pukul 20.15 WIB.http://www.RussellConsultinginc.co m

Sagone, Elisabetta & De Caroli, Maria Elvira.(2014).Relationship between psychological well-being and resilience in middle and late adolescents.Social and behavioral sciences.141,881-887.

Sastroasmoro, S dan Ismael.(1995). Dasar-dasarMetodologiPenelitianKlinis. Jakarta: FKUI

Sekar, Arum. (2007). Strategi pembelajaran aktif. Yogyakarta: CTSD.

Suparlan, Dr.Parsudi. (1993). Manusia,kebudayaan,dan lingkungan.

Jakarta: Raya grafindo.

Stomel,M&Wills,CE.(2004).Clinical

Researches:Consepts and principles for advanced practice nurses.Lipincott Williams&Wilkins.

Thomas, Darren.,Mitchell, Terry.,&Arseneau, Courtney.(2015). Re-evaluating resilience:from individual vulnerability to the strength of culture and collectivities among indigenous communities.Online journal.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/2 1693293.2015.1094174.

Tselebis, Athanosios, et al.(2011). The 13 item family support scale: reliability and validity of the Greek translation in a sample of Greek health care professionals.Asia pasific family medicine.103.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil temuan penelitian ini menunjukan bahwa: (1) SOIna adalah satu-satunya organisasi di Indonesia yang menyelenggarakan pelatihan dan kompetisi olahraga bagi

Bahan utama dari struktur bangunan Cibubur Village Apartment adalah beton, sehingga untuk menghasilkan beton yang baik maka membutuhkan bekisting (formwork) yang baik pula. Oleh

Praktik Mengajar Mandiri yaitu dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, mahasiswa melaksanakan sendiri proses pembelajaran tanpa ditunggu dan diamati oleh

Investasi berjangka berkah adalah investasi dana yang menggunakan mudharabah mutlaqah yaitu mudharib tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah

FENNY YUTIKA SELI, 2014, The Effectiveness of Using Social Networking Site in Teaching Writing of recount text at Tenth Grade Students of SMA Negeri 87 Jakarta, Skripsi,

1) Multipleks antara byte alamat rendah (A0 s/d A7) dan data (D0 s/d D7) pada saat mengakses memori program eksternal atau memori data eksternal. Pada fungsi ini, port 0 membutuhkan

Skripsi ini memuat informasi tentang jenis hijauan makanan ternak terutama rumput lokal yang potensial yang ada di Kecamatan Gebang serta analisis potensi wilayah pesisir

Ada sebagian orang yang senang sekali membatasi hidup orang lain berdasarkan warna yang dia gunakan, misalnya mengatakan “kamu sih suka baju warna hitam,