PENGGUNAAN KOMPOSIT ZEOLIT-RESIN POLIMETAKRILAT
DALAM SOLIDIFIKASI LIMBAH CAIR RADIOAKTIF
Yusuf Nampira P2TBDU – BATAN ABSTRAK
Penggunaan Komposit Zeolit-Resin Polimetakrilat dalam Solidifikasi Limbah Radioaktif cair. Komposit zeolit-resin metakrilat dibuat dengan mencampur serbuk zeolit (ukuran lebih kecil dari 100 mesh) dan serbuk tertrahidrofurfuril metakrilat dengan larutan campuran hidroksipropil metakrilat dan tetrahidrofurfuril metakrilat. Hasil polimerisasi tersebut mengikat zeolit. Kekerasan komposit ini meningkat dengan peningkatan kandungan resin polimetakrilat dalam komposit. Dalam solkidifikasi limbah, komposit ini mempunyai kemampuan immobilisasi, bila 1ml limbah (radioaktifitas Cs-137=7,74.104kBq/l) diserap oleh 0,6 g zeolit, kemudian dihomogenisasi
dengan 0,9 g serbuk tetrahidrofurfuril metakrilat dan ditambah 1 ml larutan campuran hidroksipropil metakrilat dan tetrahidrofurfuril metakrilat. Laju pelindian hasil solidifikasi ini adalah 2,05x10-14 g.cm-2.hari-1 dan tetapan difusi air media kedalam komposit : 4,65x10-11
cm2/hari.
ABSTRACT
The Application of Zeolit - Polymetacrilate Resin Composite in The Solidification of Radioactive Liquid Waste. The zeolit-polymetacrilate resin was made by mixing zeolite (100 mesh), tetrahydrofurfuril metacrilate powder with the mixture of hydroxypropil metacrilate and tetrahydrofurfuril metacrilate solution. The metacrilate compounds were polymerized in that mixture and the resulted polimetacrilate resin was bounded with the zeolites particles in the composite. This composite hardness mount with increase of resin polimetacrilate content in the composite. In the solidification of radioactive liquid waste, this composite has good immobilization capacity when 1 ml liquid waste (Cs-137 radioactivity = 7.74 x 104 kBq/l) were
absorbed in 0.6 g zeolite, dried up. The zeolites were homogenized with 0.9 g tetrahydrofurfuril metacrilate powder and the mixture of hydroxypropil metacrilate and tetrahydrofurfuril metacrilate solution 1 ml. The radioactive leachability from the liquid waste solidification by this composite is 2.05x10-14 g.cm-2.day-1, and the diffusion coefficient of water in that composite is
4.65x10-11 cm2/day.
PENDAHULUAN
nalisis mikrostruktur merupakan salah satu pengujian dengan cara merusak dalam uji pasca irradiasi elemen bakar nuklir maupun bahan pasca irradiasi lainnya. Dalam pengujian bahan ini dimulai dari proses pemotongan, penghalusan permukaan sampel dan pengetsaan dengan suatu cairan pereaksi. Adapun pereaksi yang sering digunakan diantaranya asam florida, asam klorida, asam nitrat dan Cr2O3. Pada proses
tersebut sebagian dari bahan uji mengalami proses pelarutan dalam cairan pengetsa, sehingga menghasilkan limbah cair yang mengandung radionuklida yang dapat memancarkan radiasi pengion, diantaranya pemancar radiasi , , dan , yang berasal dari hasil belah uranium-235, hasil biak uranium dan sisa uranium serta berbagai radionuklida dari pengaktifan bahan
A
pasca irradiasi. Limbah tersebut jugamengandung bahan bahan kimia yang bersifat korosif yang berasal dari bahan pereaksi yang digunakan pada proses persiapan bahan uji. Oleh sebab itu limbah ini termasuk dalam limbah berbahaya[1,2].Keberadaan limbah tersebut rawan untuk menyebar oleh sebab itu perlu dilakukan pengelolaan. Pengolahan ini dapat dilakukan dengan menggunakan proses kimia atau fisika. Penanganan yang sering dilakukan yaitu dengan pemadatan dengan cara kimia. Limbah cair yang mengandung radioaktifitas rendah secara sederhana diserap dalam berbagai mineral penyerap seperti vermiculite atau pemadatan (solidifikasi) dengan semen, atau menggunakan campuran semen, abu terbang (flyash) dan tanah liat[1]. Teknik pemadatan limbah cair ini
kemudian berkembang menggunakan aspal, polimer, bahan silikat atau synroc[1,3]. Kualitas
hasil pemadatan dengan semen atau diikat dengan bahan silikat ini sulit dikontrol. Proses solidifikasi tersebut memerlukan peralatan dukung proses. Metode pengolahan limbah cair yang mungkin kualitas hasilnya mudah dikontrol dan dapat memenuhi persyaratan penyimpanannya dapat dilakukan melalui dua tahapan yaitu: penyerapan dan pengikatan bahan bahan dalam limbah oleh bahan penyerap dan kemudian diikuti dengan proses penstabilan sehingga bahan yang diserap tersebut tidak terlepas lagi. Diantara bahan mineral yang sering digunakan sebagai bahan penyerap adalah mineral zeolit.
Adapun standar batasan solidifikasi limbah untuk disimpan lestari adalah[1] :
a. Standar pelindian 1,70 x 10-1 sampai dengan
2,50 x 10-4 g.cm-2.hari-1
b. Sifat mekanik kuat tekan 20,0 sampai
dengan 50,0 N.m-2
c. Laju dosis pada kontak < 10 mrem/jam
Zeolit alam merupakan kristal aluminosilikatdihidrat, dengan bingkai kristal tiga dimensi yang mempunyai framework terbuka. Struktur ini dicirikan dengan adanya jaringan lorong dan rongga atau pori yang yang tersusun dari SiO4 dan AlO4 tetrahedral, yang
bermuatan negatif, yang diseimbangkan dengan adanya kation logam positif dari alkali dan alkali tanah di atas dan dikelilingi oleh molekul air[4,5,6].
Berdasarkan struktur nya, zeolit efektif digunakan dalam penyerapan air dan gas, serta sebagai penukar kation. Kemampuan pertukaran ion dan penangkapan ion ini sangat dipengaruhi oleh suhu dan waktu kontak antara media ion (cairan dengan zeolit)[5,6]. Kemampuan zeotipe
silikat aluminium fosfat struktur chabzite sebagai penukar ion aktinida mempunyai nilai kapasitas tukar kation sebesar 3,34 meq/g[7]. Penggunaan
zeolit alam berasal dari Lampung sebagai penukar kation Cs mempunyai nilai kapasitas tukar kation sebesar 0,83 meq/g [8].
Polimetakrilat mempunyai sifat mekanik dan termal yang baik. Kekerasan polimer ini meningkat sesuai dengan kenaikan temperatur dan mencapai maksimum (2,39 kpsi) pada temperatur 373 oC, sedangkan kenaikan
temperatur akan menurunkan modulus elastisitas nya[9]. Adanya gugus CX dapat menyebabkan
terjadinya ikatan silang pada poliakrilat bila terkena radiasi pengion. Oleh sebab itu bila
radioaktif akan menyebabkan peningkatan ikatan dalm polimer tersebut. Sehubungan dengan sifatnya tersebut maka poliakrilat baik digunakan untuk pengikat bahan radioaktif. Dengan menggunakan bahan penyerap anorganik dan bahan pengikat (polimer) yang tahan radiasi, maka akan memperoleh hasil solidifikasi limbah radioaktif yang stabil dan memenuhi persyaratan di atas.
Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh dari komposisi bahan pendukung zeolit dengan serbuk metakrilat dan larutan metakrilat pada proses pembentukan komposit terhadap kekuatan komposit yang dihasilkan. Sesuai dengan tujuan penggunaanya dalam immobilisasi limbah radioaktif cair, maka dilakukan pengamatan kemampuan komposit zeolit-resin metakrilat dalam mengungkung limbah cair radioaktif tersebut.
CARA KERJA
Bahan Yang Digunakan
Serbuk zeolit dari Lampung (100 mesh) digunakan sebagai bahan penyerap limbah dan merupakan bahan pendukung komposit. Tetrahidrofurfurilmetakrilat dan hidroksipropilmetakrilat (cairan citofix/durofix) serta serbuk tetrahidrofurfurilmetakrilat (citofix powder) STRUERS merupakan bahan polimer yang digunakan sebagai bahan matrik dan perekat zeolit. Limbah radioaktif cair dari proses pengujian metalografi dan ceramografi bahan pasca irradiasi (dari bilik panas ZG 104) merupakan limbah cair yang disolidifikasi dengan komposit zeolit-resin polimetakrilat. Pipa pralon dipakai sebagai tempat pemadatan kompisit tersebut.
Alat Yang Digunakan
Gelas beker dan pengaduk gelas digunakan untuk menghomogenkan campuran komposit zeolit- resin dan pengeras, fluoresensi sinar-x digunakan untuk menganalisis kandungan unsur kimia dalam zeolit Lampung dan analisis homogenitas hasil komposit zeolit-resin polimetakrilat, microhardness tester vickers/brinnel Wolpert digunakan untuk
menganalisis kekerasan komposit, analisis kandungan radionuklida dalam limbah yang disolidifikasi menggunakan komposit zeolit-resin polimetakrilat serta pelepasan radionuklida hasil pemadatan tersebut ditentukan dengan menggunakan gamma spektrometer (detektor HpGe Canberra dan penganalisis salur ganda
Tata Kerja
Analisis Kandungan Unsur Kimia Dalam Zeolit
Serbuk zeolit seberat 50 mg dianalisis dengan menggunakan metode fluoresensi sinar-x pada tegangan sumber sinar-x 14 kV dan kuat arus 100 A, pengukuran dilakukan selama 300 detik. Kandungan unsur dalam zeolit ditentukan dengan membandingkan jumlah cacah puncak spektrum zeolit dengan cacah puncak spektrum standar mordenit dan standar Buffalo River Sediment ( SRM-274).
Komposit Zeolit-Resin Polimetakrilat
Berbagai komposit zeolit-polimetakrilat dibuat dari campuran zeolit dengan serbuk tetrahidrofurfurilmetakrilat (perbandingan berat zeolit-serbuk tetrahidrofurfurilmetakrilat 6/9, 7/8, 8/7) di homogenisasi menggunakan penggetar. 1,5 g, masing masing campuran serbuk ini dibuat suspensi dengan menambahkan 1 ml cairan campuran tetrahidrofurfuril-metakrilat dan hidroksipropiltetrahidrofurfuril-metakrilat. Suspensi ini dimasukkan pada pipa pralon ( 1,8 cm). Kemudian didiamkan hingga kering. Komposit yang dihasilkan selajutnya dianalisis homogenitas zeolit pada komposit menggunakan metode flouresensi sinar-x. Analisis dilakukan dengan tegangan dan kuat arus sumber sinar-x 14 kV dan 100 A selama 300 detik. Mikrostruktur komposit dengan berbagai komposisi tersebut dilihat dengan menggunakan mikroskop optik, dan kekerasan dari masing masing komposit tersebut diukur dengan menggunakan
microhardness tester vickers/brinnel Wolpert. Solidifikasi Limbah Cair Radioaktif Menggunakan Komposit Zeolit-Resin Polimetakrilat.
Limbah cair sebanyak 1 ml dicampurkan ke dalam 0,6 g, 0,7g dan 0,8g zeolit kemudian dikeringkan, hasil pengeringan ini dicampur dengan serbuk tetrahidrofurfurilmetakrilat dengan 0,9 g, 0,8 g dan 0,7 g sebuk tetrahidrofurfurilmetakrilat (berat campuran zeolit dan serbuk tetrahidrofurfuril metakrilat = 1,5 g) diaduk rata. 1,5 g campuran serbuk tersebut masing masing ditambah dengan 1 ml cairan campuran tetrahidrofurfurilmetakrilat dengan hidroksipropilmetakrilat. Suspensi ini dimasukkan dalam pipa pralon ( 1,8 cm). Kestabilan fisik hasil solidifikasi dilakukan
pengamatan visual selama 5 bulan, dan uji lindi dalam 50 ml air selama 64 hari, pemantauan pelindian didasarkan pada pencacahan radionuklida Cs-137 dalam media pengujian menggunakan gamma spektrometer.
HASIL DAN PEMBAHASAN Zeolit Alam dari Lampung
Hasil analisis zeolit Lampung ditunjukkan dalam Gambar 1. Spektum tersebut menunjukkan bahwa mineral ini disamping mengandung unsur Al dan Si, juga mengandung K, Ca dan Fe. Adapun kandungan masing masing unsur dalam mineral tersebut ditunjukkan dalam Tabel 1. Sehubungan dengan kandungan kandungan Si dan Al dalam mineral tersebut, hal ini mencirikan bahwa zeolit Lampung termasuk dalam kelompok zeolit dengan kandungan silika sedang.
Tabel 1. Kandungan unsur kimia dalam Zeolit Lampung
Unsur kimia Kandungan dalamzeolit (% berat)
Al Si K Ca Fe
Oksigen dan unsur lain
6,77 + 0, 21 32,46 + 1, 13 1,26 + 0,06 0,47 + 0,03 0,54 + 0,03 58,5 + 1,46
Komposit Zeolit-Resin Polimetrakrilat
Komposit hasil pencampuran zeolit dengan resin polimer mertakrilat merupakan suatu padatan yang menyatu. Komposit zeolit-resin polimetakrilat hasil campuran zeolit dengan serbuk tetrahidrofurfuril metakrilat diatas 8/7 (53,33 % berat) menunjukkan bahwa distribusi bahan pendukung setimbang dengan matrik pengikat, hal ini ditunjukkan oleh perbandingan kandungan silika yang berasal dari zeolit (Si) dan kandungan sulfur yang berasal dari polimer pada permukaan atas dan permukaan bawah komposit (Gambar 1). Dalam komposit zeolit-resin polimetakrilat menunjukkan adanya butiran politetrahidrofurfurilmetakrilat hasil polimerisasi serbuk dan zeolit banyak terdapat dalam polimer hasil polimerisasi melalui larutan. Hal ini ditunjukkan dalam Gambar 2. Besarnya kandungan serbuk resin polimetakrilat dalam zeolit menyebabkan serbuk zeolit dalam komposit dikelilingi oleh butiran resin polimetakrilat, hal ini menyebabkan ikatan resin pada zeolit semakin besar.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 35 40 45 50 55
% berat zeolit dalam komposit
p e rb a n d in g a n i n te n s it a s k a ra k te ri s ti k s in a r-x S i/ S Si/S bawah Si/S atas
Gambar 1. Hubungan antara % berat zeolit dalam komposit terhadap perbandingan intesitas siar-x Si/S hasil aalisis permukaan komposit
a. zeolit/polimetakrilat 6/9 b. zeolit/polimetakrilat 7/8 c. zeolit/polimetakrilat 8/7
Gambar2. Mikrostruktur komposit zeolit-resin polimetakrilat
Semakin sedikit polimer serbuk dalam komposit menyebabkan meningkatnya zeolit masuk dalam polimer butiran. Peningkatan komposisi perbandingan berat zeolit erhadap butiran polimer dalam komposit menyebabkan penurunan kekerasannya. Semakin sedikit bahan matrik dalam komposit akan semakin
menurunkan kekuatan ikat bahan pedukung di dalamnya. Sedangkan kekuatan ikat dan kekerasan resin metakrilat sangat tergantung pada politetrahidrofurfurilmetakrilat hasil polimerisasi serbuk Keadaan ini ditunjukkan dalam Tabel 2.
Tabel 2. Pengaruh perbandingan zeolit terhadap serbuk tetrahidrofurfuril metakrilat terhadap kekerasan komposit yang dihasilkan
PENYUSUN KOMPOSIT Kekerasan
(N/ m2)
Volum larutan
monomer 1&2 Berat monomer 2 (g) Berat zeolit (g)
Fraksi zeolit dalam komposit 1 ml 1 ml 1ml 0,9 0,8 0,7 0,6 0,7 0,8 40,00 % 42,62 % 53,37 % 29,7 29,7 23,6
Solidifikasi Komposit Limbah Cair Radioaktif Menggunakan Zeolit-Resin Polimetakrilat
Keadaan limbah cair dari pengujian metalografi dan ceramografi elemen bakar pasca irradiasi ditunjukkan dalam Tabel 4. Pada
atau bahan lain secara metalografi dan ceramografi menghasilkan limbah cair. Limbah cair tersebut dihasilkan dari proses etsa bahan pasca irradiasi yang di uji. Dalam limbah tersebut terkandung radionuklida pemancar
juga bahan pereaksi etsa yang digunakan, diantaranya: asam nitrat pekat, asal fluorida pekat, asam klorida dan senyawa kimia lain. Berkaitan dengan hal di atas maka limbah cair ini dapat digolongkan sebagai limbah berbahaya.
Ion atau senyawa dalam limbah cair diikat dalam bahan pendukung (zeolit diserap secara fisika dan kimia. Ion atau senyawa tersebut diserap dipermukaan partikel dan terjebak dalam lorong/rongga pada struktur zeolit. Pencampuran zeolit tersebut dengan polimer akan menyebabkan unsur dalam limbah ini tersebut
dikungkung oleh matrik resin polimetakrilat dan terikat secara kuat di dalam komposit.
Tabel 4. Keadaan limbah cair hasil uji metalografi dan ceramografi di bilik radiasi (Hot Cell) di P2TBDU
PARAMETER NILAI
Keasaman (pH) 2-3 Paparan radiasi 800 s/l Aktivitas jenis Cs 137 (7,745 + 0,092)104 kBq/l
Hasil solidifikasi limbah setelah pembuatan Hasil solidifikasi limbah setelah peyimpanan selama 5 bulan
Gambar 3. Menunjukkan kestabilan hasil solidifikasi limbah radioaktif.
Hasil Solidifikasi limbah radioaktif dengan menggunakan komposit zeolit-polimetakrilat tidak mengalami perubahan fisik maupun terjadinya kerapuhan setelah didiamkan selama 5 bulan, hal ini sesuai dengan ketahanan bahan matrik (resin metakrilat), keadaan tersebut ditunjukkan dalam Gambar 3. Resin ini mengandung gugus tetrahidrofuran dan gugus ester, yang bila terkena radiasi akan membentuk radikal bebas dan kemudian akan saling berikatan silang. Sedangkan pengujian ketahanan pengungkungan komposit terhadap unsur unsur dalam limbah dilakukan melalui uji lindi terhadap hasil solidifikasi ini dalam media air. Hasil pelindian tersebut ditunjukkan dalam Gambar 4a, 4b, dan 4c, yang didasarkan dari pemantauan pelepasan Cs-137 dari bahan hasil solidifikasi dalam media pengujian. Pelepasan bahan dalam limbah ini melalui tiga tahapan yaitu:
a. Fenomena permukaan yaitu terjadi pelidian bahan limbah yang disolidifikasi ke media
uji akibat dari kontak langsung antara limbah yang terikat dipermukaan dan sub permukaan dengan air media pengujian. b. Fenomea sub permukaan yaitu terjadinya
pemindahan limbah dibawah permukaan hasil solidifikasi melalui proses difusi permukaan. Hal ini ditunjukkan dengan laju pelepasan yang lebih besar dibandingkan dengan laju pelepasan bahan setelah 20 hari. c. Proses difusi, setelah media uji menembus
sub permukaan untuk berdifusi semakin dalam, guna melakukan pemindahkan bahan yang terkungkung dari bagian dalam padatan komposit zeolit-resin polimetakrilat ke media pengujian, akan tetapi proses tersebut lebih lambat dari pada tahapan awal. Proses difusi ini memmbutuhkan waktu yang panjang karena laju difusi air terhambt oleh resin polimer yang melindungi serbuk zeolit, sehingga pelepasan ini semakin kecil. Keadaan ini ditujukkan pada laju pelindian setelah perendaman selama 30 hari.
Gambar 4a. Laju pelindian limbah hasil solidifikasi menggunakan komposit zeolit-resin polimetakrilat dengan perbandingan berat zeolit/resin polimetakrilat 6/9.
Gmbar 4b. Laju pelindian limbah hasil solidifikasi menggunakan komposit zeolit-resin polimetakrilat dengan perbandingan berat zeolit/resin polimetakrilat 7/8.
Gambar 4c. Laju pelindian limbah hasil solidifikasi menggunakan komposit zeolit-resin polimetakrilat dengan perbandingan berat zeolit/resin polimetakrilat 8/7
Pengangkutan bahan limbah dalam komposit zeolit-resin polimetakrilat didasarkan pada kemampuan media dalam berdifusi dalam komposit. Tetapan difusi media penguji dalam komposit ditentukan dengan menggunakan persamaan [2]:
(a /A0) x (V/S) = [ 2 Ds/ ] 0,5 tn0,5
dimana :
a = limbah yang lepas selama tenggang waktu pengujian (Bq)
A0 = jumlah limbah awal dalam komposit
V = volume padatan komposit (cm3)
S = luas permukaan padatan (cm2)
Ds = koefisien difusi (cm2/hari)
Penentuan tersebut didasarkan pada hasil pemantauan pelindian Cs-137 setelah 28 hari terendam dalam media pengujian, sedangkan limbah radioaktif yang mengandung Cs-137 (77,45 kBq) disolidifikasi dalam volume padatan 1,135 cm3 dan luas permukaan komposit
terendam dalam 50 ml media pengujian (air) adalah 4,541 cm2. Hasil perhitungan tersebut
ditunjukkan dalam Tabel 5. Dari perhitungan tersebut menunjukkan bahwa koefisien difusi air dalam komposit 6/9 lebih kecil dari pada kedua
Tabel 5. Nilai laju pelepasan dan tetapan difusi air dalam komposit Komposit zeolit-resin
polimetakrilat Laju pelepasan (10Tetapan difusi-11 cm2/hari)
kBq.cm-2.hari-1 g.cm-2.hari-1 6/9 3.964x10 -4 6,166x10-4 6,606x10-5 1,23x10-13 1,91x10-13 2,05x10-14 4,65 7/8 8,588x10 -4 8,809x10-4 8,809x10-5 2,67x10 -13 2,74x10-13 2,74x10-14 9,80 8/7 1,123x10-3 1,057x10-3 1,321x10-3 3,49x10-13 3,28x10-13 4,10x10-14 9,80
Laju pelepasan bahan limbah radioaktif yang dipadatkan tersebut ditunjukkan dengan derajat kemiringan kurva yang diperoleh. Dari kurva tersebut menunjukkan bahwa laju pelepasan Cs-137 dari hasil solidifikasi pemadatan limbah dengan komposit zeolit-polimetakrilat (6/9) lebih kecil dibandingkan dengan hasil pemadatan menggunakan komposit (7/8 dan 8/7). Hal ini menunjukkan bahwa pengikatan polimer metakrilat terhadap limbah dalam komposit 6/9 lebih kuat dibandingkan dengan ke dua komposit tersebut.
KESIMPULAN
Dari keadaan di atas maka dapat disimpulkan bahwa komposit zeolit-resin polimetakrilat baik digunakan untuk solidifikasi limbah cair radioaktif. Komposit ini tahan terhadap radiasi. Kekerasan komposit zeolit-resin polimetkrilat meningkat sesuai dengan kandungan resin polimetakrilat dalam komposit. Komposit ini mempunyai angka kekerasan optimum pada komposit dengan komposisi berat zeolit/ berat serbuk tetrahidrofurfuril metakrilat 7/8 (1,5 g campuran) dicampur dengan 1 ml larutan campuran hidroksipropil metakrilat. Hasil solidifikasi dari komposit ini dengan perbandingan zeolit-tetrahidrofurfuril metakrilat 6/9 memberikan daya ikat limbah yang baik, karena daya difusi air dalam komposit ini rendah (tetapan difusi = 4,65x10-11 cm2/hari) dan laju
pelepasan unsur dalam limbah = 2,05x10-14 g.cm -2.hari-1.
DAFTAR PUSTAKA
1. Levis, H.W. ,”Scientific Basis for Nuclear
Waste Management”, Survey of HLR
Waste Form and Their Roole in Waste Management “, vol 2, Plenum Press, NY & London, 1980, 21-30,
2. Corner, Jesse R.,”Chemical Fixation and
Solidification of Hazarduos Wastes”, Van
Nostrand Reinhold Book NY, 400-458. 3. Reeve, K.D. and Woolfrey,
J.L.,”Accelerated irradiation Testing of
Synroc using Fast Neutron I. First Results on Barium Hollandite, Perovskite and Undoped Synroc B”, Journal of the
Australian Cheramic Society, vol.16, 1980, 10-15.
4. Pecove, SR, r,”A Review of The Formation
and Geology Natural zeolites” Natural
Zeolites, G.G. Holmes and S.R. Pecover (ed), New South Wales Geological Survey Report GS 1987/145, Depatrement of Mineral Resources, Sydney, 11-24
5. Fredrickson, P.W.,”Properties and Uses of
Natural Zeolites”, Natural Zeolites, G.G.
Holmes and S.R. Pecover (ed), New South Wales Geological Survey Report GS 1987/145, Depatrement of Mineral Resources, Sydney 25-38
6. Fredrickson, P.W.,”Characterization of
Natural Zeolites”, Natural Zeolites, G.G.
Holmes and S.R. Pecover (ed), New South Wales Geological Survey Report GS 1987/145, Depatrement of Mineral Resources, Sydney 51-64
7. S.Amini, A.Ginting, D.Anggraini, A.Nurgoho, A.arslan, I.Tahir, Y.Ariyanto,”Sintesa dan Karakterisasi
Zeotipe Silikat Aluminium fosfat Struktur Chabazite (CHA)”, Prosiding
Seminar Kimia V, Jurusan Kimia Fak MIPA-UGM, Yogyakarta, 1999, 193-202 8. Dian.A, Siti A, Y. Nampira, Noviarti, “
Pemanfaatan zeolit lampung untuk penukar kation Cs dari larutan radioaktif Hasi Fisi”, Prosiding Presentasi Ilmiah Daur
Bahan Bakar Nuklir VI, P2TBDU-BATAN, Jakarta. 1991, 229-234.
9. Grulke, Eric A.,”Polimer Process
Engineering”, PTR Prentice Hall,
Engelwood Cliffs, New Jersey, 1974, 414-416
TANYA JAWAB Murdani S.
Mengapa menggunakan komposit zeolit?
Apa kelebihannya dengan komposit yang lain?
Apa perbedaan dengan sementasi laju pelepasannya zeolit berapa?Yusuf N.
Zeolit mempunyai struktur bercirikan adanya jaringan lorong dan rongga yang tersusun dari SiO4 AlO4, sehingga bahanterlarut dalam limbah dapat terjebak dalam lorong dan rongga dengan adanya ikatan resin poli metakrilat, menyebabkan limbah akan terkungkung oleh resin sehingga susah
lepas kembali. Sedangkan pada sementasi limbah terdistribusi merata hingga pada permukaan, sehingga sulit dikontrol hasil kualitas solidifikasi limbah. Laju pelepasan limbah 2,05 x 10-14 g/cm2.hari.
ME. Budiono
Mohon dijelaskan komposisi limbah radioaktif yang disolidifikasi dengan komposit zeolit-resin polimetakrilat?
Apakah dapat konek antara zeolit dengan resin mengingat bahwa resin dan zeolit mempunyai sifat yang berbeda?Yusuf N.
Komposisi limbah radioaktif yang disolidifikasi mengandung uranium dan hasil belah terutama Cs-137 (7,745 0,092) x 104 k Bq/L., pH = 2,3; paparan 800 Siv/L.