• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lp Kuretase

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lp Kuretase"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN LAPORAN PENDAHULUAN

KURETASE KURETASE

A.

A. Pengertian KuretasePengertian Kuretase

Kuretase merupakan upaya untuk menyembuhkan rahim dari suatu Kuretase merupakan upaya untuk menyembuhkan rahim dari suatu gangguan tertentu atau untuk pemeriksaan terhadap lapisan dalam rahim. gangguan tertentu atau untuk pemeriksaan terhadap lapisan dalam rahim. Kuretase adalah tindakan mengerok jaringan di lapisan dalam rahim.

Kuretase adalah tindakan mengerok jaringan di lapisan dalam rahim.

Kuretase adalah cara membersihkan hasil konsepsi memakai alat kuretase Kuretase adalah cara membersihkan hasil konsepsi memakai alat kuretase (sendok kerokan). Sebelum melakukan kuretase, penolong harus melakukan (sendok kerokan). Sebelum melakukan kuretase, penolong harus melakukan  pemeriksaan

 pemeriksaan dalam dalam untuk untuk menentukan menentukan letak letak uterus, uterus, keadaan keadaan serviks serviks dandan  besarnya

 besarnya uterus. uterus. Gunanya Gunanya untuk untuk mencegah mencegah terjadinya terjadinya bahaya bahaya kecelakaankecelakaan misalnya perforasi.

misalnya perforasi.

B.

B. Indikasi KuretaseIndikasi Kuretase

Kuretase biasanya dilakukan untuk dua tujuan,

Kuretase biasanya dilakukan untuk dua tujuan, yaitu:yaitu: 1.

1. Diagnostik : jaringan endometrium untuk diagnosis histologi.Diagnostik : jaringan endometrium untuk diagnosis histologi. 2.

2. Terapeutik : pengangkatan jaringan plasenta setelah abortus atauTerapeutik : pengangkatan jaringan plasenta setelah abortus atau melahirkan, mengangkat polip uterus atau endometrium hiperplastik. melahirkan, mengangkat polip uterus atau endometrium hiperplastik. Indikasi kuretase:

Indikasi kuretase: 1.

1. Abortus inkomplitAbortus inkomplit a.

a. Abortus inkompletus adalah peristiwa pengeluaran sebagian hasilAbortus inkompletus adalah peristiwa pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu atau dengn berat konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu atau dengn berat  janin kurang dari

 janin kurang dari 500 gr, dengan 500 gr, dengan masih ada masih ada sisa jsisa jaringan tertinggalaringan tertinggal dalam uterus. Pada pemeriksaan vagina, kanalis servikalis terbuka dalam uterus. Pada pemeriksaan vagina, kanalis servikalis terbuka dan teraba jaringan dalam kavum uteri atau menonjol pada ostium dan teraba jaringan dalam kavum uteri atau menonjol pada ostium uteri eksternum.

uteri eksternum.

Ciri : perdarahan yang banyak, disertai kontraksi, serviks terbuka, Ciri : perdarahan yang banyak, disertai kontraksi, serviks terbuka, sebagian jaringan keluar.

sebagian jaringan keluar.  b.

 b. Tindakan kuretase harus dilaksanakan dengan hati-hati sesuaiTindakan kuretase harus dilaksanakan dengan hati-hati sesuai dengan keadaan umum ibu dan besarnya uterus.

(2)

2.

2. Abortus septicAbortus septic a.

a. Sepsis akibat tindakan abortus yang terinfeksi (misalnya dilakukanSepsis akibat tindakan abortus yang terinfeksi (misalnya dilakukan oleh dukun atau awam). Abortus septic adalah abortus yang oleh dukun atau awam). Abortus septic adalah abortus yang disertai penyebaran infeksi pada peredaran darah tubuh atau disertai penyebaran infeksi pada peredaran darah tubuh atau  peritoneum (septicemia atau peritonitis)

 peritoneum (septicemia atau peritonitis)  b.

 b. Ciri : perdarahan pervaginam yang berbau, uterus yang membesarCiri : perdarahan pervaginam yang berbau, uterus yang membesar dan lembut serta nyeri tekan, tampak lelah, panas tinggi, dan lembut serta nyeri tekan, tampak lelah, panas tinggi, menggigil, tekanan darah turun dan leukositosis

menggigil, tekanan darah turun dan leukositosis c.

c. Tindakan kuretase dilakukan bila keadaan tubuh sudah membaikTindakan kuretase dilakukan bila keadaan tubuh sudah membaik minimal 6 jam setelah antibiotika adekuat diberikan. Pada saat minimal 6 jam setelah antibiotika adekuat diberikan. Pada saat tindakan uterus dilindungi dengan uterotonika.

tindakan uterus dilindungi dengan uterotonika. 3.

3. Sisa plasenta (pascapersalinan)Sisa plasenta (pascapersalinan) 4.

4. Sisa selaput ketubanSisa selaput ketuban

C.

C. Jenis KuretaseJenis Kuretase 1.

1. Kuretase BesiKuretase Besi

Cara ini dapat dilakukan di bawah anesthesia umum atau blok Cara ini dapat dilakukan di bawah anesthesia umum atau blok  paraservikal.

 paraservikal. Sebelumnya, Sebelumnya, uterus uterus harus harus diukur diukur dan dan ditentukan ditentukan posisinyaposisinya dengan pemeriksaan bimanual.Vagina dan serviks dibersihkan dengan dengan pemeriksaan bimanual.Vagina dan serviks dibersihkan dengan larutan antiseptik.Serviks dipegang dengan sebuah tenakulum atau klem larutan antiseptik.Serviks dipegang dengan sebuah tenakulum atau klem Jacob.Kavum uteri diukur dengan sonde uterus.Kanalis servikalis Jacob.Kavum uteri diukur dengan sonde uterus.Kanalis servikalis dikuretase dengan sebuah kuret endoserviks.Kanalis servikalis dilebarkan dikuretase dengan sebuah kuret endoserviks.Kanalis servikalis dilebarkan dengan dilator Hegar atau Pratt sampai ukuran yang cukup untuk dengan dilator Hegar atau Pratt sampai ukuran yang cukup untuk dimasuki sebuah kuret dan forsep polip.Polip endometrium, bila ada dimasuki sebuah kuret dan forsep polip.Polip endometrium, bila ada dikeluarkan. Dinding uterus kemudian dikuret dengan cara yang dikeluarkan. Dinding uterus kemudian dikuret dengan cara yang sistematik dengan pengerokan ke arah bawah sepanjang dinding anterior, sistematik dengan pengerokan ke arah bawah sepanjang dinding anterior, dinding sisi, dan dinding posterior. Sebuah kuret kecil mungkin berguna dinding sisi, dan dinding posterior. Sebuah kuret kecil mungkin berguna untuk area kornu.

(3)

2. Kuretase AVM

Kuretase jenis ini biasanya digunakan untuk mengeluarkan sisa  jaringan plasenta setelah abortus inkomplet atau setelah persalinan.

Dilakukan di bawah anesthesia umum, analgesik sistemik, atau anesthesia  blok paraservikal. Infus oksitosin intravena dianjurkan.Vagina dan serviks dibersihkan dengan larutan antiseptik.Bibir serviks anterior dipegang dengan sebuah tenakulum.Masukkan kanul isap, lalu aspirasi darah dan  jaringan yang ada.

(4)

Gambar 2. Prosedur kuretase

D. Langkah Klinik dalam Melakukan Kuretase 1. Prosedur Kuretase pada Abortus Inkomplit

LANGKAH/KEGIATAN

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK

1. Sapa pasien dan keluarganya, perkenalkan bahwa anda adalah  petugas yang akan melakukan tindakan medik.

2. Jelaskan tentang diagnosis dan penatalaksanaan Abortus Inkomplit 3. Jelaskan bahwa setiap tindakan medik mengandung risiko, baik

yang telah diduga sebelumnya maupun tidak.

4. Pastikan bahwa pasien dan keluarganya telah mengerti dan jelas tentang penjelasan tersebut di atas.

5. Beri kesempatan kepada pasien dan keluarganya untuk mendapatkan  penjelasan ulang apabila ragu atau belum mengerti.

6. Setelah pasien dan keluarga mengerti dan memberikan persetujuan untuk dilakukan tindakan ini, mintakan persetujuan secara tertulis, dengan mengisi dan menandatangani formulir yang telah disediakan. 7. Masukkan lembar Persetuan Tindakan Medik yang telah diisi dan

(5)

ditandatangani ke dalam catatan medik pasien.

8. Serahkan kembali catatan medik pasien setelah diperiksa

kelengkapannya, catatan kondisi pasien dan pelaksanaan instruksi. PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN

A. PASIEN

9. Cairan dan selang infus sudah terpasang. Perut bawah dan lipat  paha sudah dibersihkan dengan air dan sabun.

10. Uji fungsi dan kelengkapan peralatan resusitasi kardipulmoner. 11. Siapkan kain alas bokong, sarung kaki, dan penutup perut bawah 12. Medikamentosa

a. analgetika (pethidin 1-2 mg/kg BB, ketamin HCl 0,5 mg/kg BB, tramadol 1-2 mg/kg BB)

 b. sedative (diazepam 10 mg)

c. atropin sulfas 0,25 –  0,50 mg/m3

13. Larutan antiseptic (povidone iodine 10%) 14. Oksigen dengan regulator

15. Instrumen

a. cunam tampon: 1

 b. cunam peluru atau tenakulum: 1

c. klem ovum (foersier/ fenstrar dampt) lurus dan lengkung: 2 d. sendok kuret: 1 set

e. penala kavum uteri (uterine sound/ sondage): 1 f. spikulum sim’s atau L dan kateter karet: 2 dan 1 g. tabung 5 ml dan jarum suntik

B. PENOLONG (operator dan asisten)

16. Baju kamar tindakan, pelapis plastic, masker dan kaca mata  pelindung: 3 set

17. Sarung tangan DTT/steril: 4 pasang 18. Alas kaki (sepatu/boot karet): 3 pasang 19. Instrumen

(6)

a. lampu sorot : 1  b. mangkok logam: 2

c. penampung darah dan jaringan: 1

PENCEGAHAN INFEKSI SEBELUM TINDAKAN

20. Cuci tangan dan lengan dengan sabun hingga ke siku dibawah air mengalir

21. Keringkan tangan dengan handuk DTT

22. Pakai baju dan alas kaki kamar ttindakan, masker, kaca mata  pelindung

23. Pakai sarung tangan DTT/ stereo 24 pasien dengan posisi litotomi,  pasangkan alas bokong, sarung kaki dan penutup perut bawah, fiksasi dengan klem kain (ingat: sarung tangan tidak boleh menyentuh bagian yang tidak aman)

TINDAKAN

25. Instruksikan asisten untuk memberikan sedative dan analgetika melalui karet infuse (pethidin diberikan secara intramuskuler)

26. Dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri sisihkan labium mayus kiri dan kanan ke lateral hingga tampak muara uretra. Masukkan kateter ke uretra dengan ibu jari dan telunjuk tangan kanan hingga 0,5 cm. pindahkan telunjuk kiri ke dinding denpan vagina (dasar uretra) dorong kateter (dengan tuntunan telunjuk kiri) hingga memasuki kandung kemih (keluar air kemih)

27. Setelah kandung kemih dikosongkan, lepaskan kateter, masukkan kedalam tempat yang tersedia. Buka introitas vagina dengan ibu  jari dan telunjuk tangan kiri, masukkan telunjuk dan jari tengah tangan kanan kedalam lumen vagina, pindahakan tangan kiri ke  perut bawah (suprasimfisis) untuk memeriksa besar dan lengkung

uterus, bukaan servik, jaringan yang terkumpul divagina atau terjepit di kanalis servik (pemeriksaaan dalam)

(7)

kedalam larutan klorin 0,5%, bersihkan darah atau jaringna yang melekay di sarung tangan, lepaskan sarung tangna secara terbalik. 29. Pakai sarung tangan DDT/steril yang baru

30. Pegang speculum sims L dengan tangan kanan, masukkan bilahnya secara vertical kedalam vagina, setelah itu putar kebawah sehingga posisi bilah menjadi transversal

31. Minta asisten untuk menahan speculum bawah pada posisinya. 32. Dengan sedikit menarik speculum bawah (hingga lumen vagina

tampak jelas) masukkan bilah speculum atas secara vertical kemudian putar dan tarik ke atas hingga jelas terlihat servik

33. Minta asisten untuk memegang speculum atas pada posisinya

34. Jepit kapas (yang telah dibasahi dengan larutan antiseptic) dengan cunam tampon, bersihkan jaringan dan darah dalam vagina tentukan bagian servik yang akan di jepit( posisi jam 11 dan 13) 35. Dengan tangan kanan, jepit servik dengan tenakulum, setelah

terjepit dengan baik, pegang gagang tenakulum dengan tangan kiri 36. Lakukan pemeriksaaan dalam dan lengkung uterus dengan penala

(sondase)

37. Sementara tangan kiri menahan servik masukkan klem ovum yang sesuai dengan bukaan kanalis servik hingga menyentuh fundus uteri (keluarkan dulu jaringan yang tetahan pada kanalis

38. Lakukan pengambilan jaringan dengan jalan membuka dan menutup klem (dorong klem dalam keadaan terbuka hingga menyentuh fundus kemudian tutup dan tarik) pilih klem ovum yang mempunyai permukaan bulatan, halus dan rata, agar tidak melukai dinding dalan uterus

39. Keluarkan klem ovum jika dirasakan sudah tidak ada lagi jarinagn yang terjepit/keluar

40. Pegang gagang sendok kuret dengan ibu jari dan telunjuk , masukkan ujung sendok kuret ( sesuai lengkung uterus) melalui

(8)

kanalis servik kedalam uterus hingga menyentuh fundus

41. Lakukan kerokan dinding uterus secara sistematis dan searah jarum  jam hingga bersih

42. Untuk diding kavum uteri yang berlawanan dengan lengkung kavum uteri, masukkan sendok kuret sesuai denagn lengkung uteri setelah mencapai fundus, putar gagang sendok 180 derajat baru dilakukan pengerokan

43. Keluarkan semua jaringan dan bersihkan darah yang menggenangi lumen vagina bagian belakang

44. Lepaskan tenakulum

45. Lepaskan speculum atas dan bawah DEKONTAMINASI

46. Sebelum melepas sarung tangan, kumpulkan dan masukkan instrument kewadah yang berisi klorin 0,5%

47. Kumpulkan bahan habis pakai yang terkena darah atau cairan tubuh pasien , masukkan ketempat sampah yang tersedia

48. Bubuhi benda-benda daklam kamar tindakan yang terkena cairan tubuh atau darah pasien dengan cairan klorin 0,5%

49. Bersihkan sarung tangan dari noda darah dan cairan tubuh pasien kemudian lepaskan secara terbalik dan rendam dalam cairan klorin 0,5%

CUCI TANGAN PASCA TINDAKAN

50. Cuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir 51. Keringkan tangan dengan handuk/tissue yang bersih PERAWATAN PASCA TINDAKAN

52. Periksa kembali tanda vital pasien, segara lakukan tindakan instruksi apabila terjadi komplikasi/kelainan

53. Catat kondisi pasien dan buat laporan tindakan didalam kolom yang tersedia dalam status pasien. Bila keadaan umum pasien cukup  baik, setelah cairan habis le[askan peralatan infus

(9)

54. Buat instruksi pegobatan lanjutan dan pemantauan kondisi pasien 55. Beritahukan kepada pasien dan keluarganya bahwa tindakan telah

selesai tetapi pasien masih memerlukan perawatan

56. Bersama petugas yang akan merawat pasien , jelaskan jenis  perawatan yang masih diperlukan, lama perawatan dan laporkan kapada petugas tersebut bila ada keluhan/gangguan pasca tindakan 57. Tegaskan pada petugas yang merawat untuk menjalankan instruksi

 perawatan dan pengobatan serta laporkan segera bila pada  pemantauan lanjut ditemukan perubahan-perubahan seperti yang

ditulis dalam catatan pascatindakan.

2. Prosedur Kuretase Pasca Persalinan

LANGKAH/KEGIATAN

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK

1. Sapa pasien dan keluarganya, perkenalkan bahwa anda adalah  petugas yang akan melakukan tindakan medik.

(10)

3. Jelaskan bahwa setiap tindakan medik mengandung risiko, baik yang telah diduga sebelumnya maupun tidak.

5. Pastikan bahwa pasien dan keluarganya telah mengerti dan jelas tentang penjelasan tersebut di atas.

5. Beri kesempatan kepada pasien dan keluarganya untuk mendapatkan  penjelasan ulang apabila ragu atau belum mengerti.

6. Setelah pasien dan keluarga mengerti dan memberikan persetujuan untuk dilakukan tindakan ini, mintakan persetujuan secara tertulis, ngan mengisi dan menandatangani formulir yang telah disediakan.

7. Masukkan lembar Persetuan Tindakan Medik yang telah diisi dan ditandatangani ke dalam catatan medik pasien.

8. Serahkan kembali catatan medik pasien setelah diperiksa

kelengkapannya, catatan kondisi pasien dan pelaksanaan instruksi. PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN

A. PASIEN

9. Cairan dan selang infus sudah terpasang. Perut bawah dan lipat  paha sudah dibersihkan dengan air dan sabun.

10. Uji fungsi dan kelengkapan peralatan resusitasi kardipulmoner. 11. Siapkan kain alas bokong, sarung kaki, dan penutup perut bawah 12. Medikamentosa

a. analgetika (pethidin 1-2 mg/kg BB, ketamin HCl 0,5 mg/kg BB, tramadol 1-2 mg/kg BB)

 b. sedative (diazepam 10 mg)

c. atropin sulfas 0,25 –  0,50 mg/m3

13. Larutan antiseptic (povidone iodine 10%) 14. Oksigen dengan regulator

15. Instrumen

a. cunam tampon: 1

 b. klem ovum (foersier/ fenstrar dampt) lurus dan lengkung: 2 c. sendok kuret: 1 set

(11)

d. spikulum sim’s atau L dan kateter karet: 2 dan 1 e. tabung 5 ml dan jarum suntik

B. PENOLONG (operator dan asisten)

16. Baju kamar tindakan, pelapis plastic, masker dan kaca mata  pelindung: 3 set

17. Sarung tangan DTT/steril: 4 pasang 18. Alas kaki (sepatu/boot karet): 3 pasang 19. Instrumen

a. lampu sorot : 1  b. mangkok logam: 2

c. penampung darah dan jaringan: 1

PENCEGAHAN INFEKSI SEBELUM TINDAKAN

20. Cuci tangan dan lengan dengan sabun hingga ke siku dibawah air mengalir

21. Keringkan tangan dengan handuk DTT

22. Pakai baju dan alas kaki kamar ttindakan, masker, kaca mata  pelindung

23. Pakai sarung tangan DTT/ stereo 24 pasien dengan posisi litotomi,  pasangkan alas bokong, sarung kaki dan penutup perut bawah, fiksasi dengan klem kain (ingat: sarung tangan tidak boleh menyentuh bagian yang tidak aman)

TINDAKAN

25. Instruksikan asisten untuk memberikan sedative dan analgetika 26. Dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri sisihkan labium mayus kiri

dan kanan ke lateral hingga tampak muara uretra. Masukkan kateter ke uretra dengan ibu jari dan telunjuk tangan kanan hingga 0,5 cm. pindahkan telunjuk kiri ke dinding denpan vagina (dasar uretra) dorong kateter (dengan tuntunan telunjuk kiri) hingga memasuki kandung kemih (keluar air kemih)

(12)

kedalam tempat yang tersedia. Buka introitas vagina dengan ibu  jari dan telunjuk tangan kiri, masukkan telunjuk dan jari tengah tangan kanan kedalam lumen vagina, pindahakan tangan kiri ke  perut bawah (suprasimfisis) untuk memeriksa besar dan lengkung

uterus, bukaan servik, jaringan yang terkumpul divagina atau terjepit di kanalis servik (pemeriksaaan dalam)

28. Celupkan tangan kanan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5%, bersihkan darah atau jaringna yang melekay di sarung tangan, lepaskan sarung tangna secara terbalik. 29. Pakai sarung tangan DDT/steril yang baru

30. Pegang speculum sims L dengan tangan kanan, masukkan bilahnya secara vertical kedalam vagina, setelah itu putar kebawah sehingga posisi bilah menjadi transversal.

31. Pasang speculum sims L berikutnya dengan jalan memasukkan  billahnya secara vertical kemudian putar dan tarik ke atas sehingga  porsio tampak dengan jelas

32. Minta asisten untuk menahan speculum atas dan bawah dan  pertahankan posisinya

33. Dengan cunam tampon, ambil kapas yang telah dibasahi dengan larutan antiseptic, kemudian bersihkan lumen vagina dan porsio. Buang kapas, kembalikan cunam ke tempat semula

34. Ambil klem ovum yang lurus, jepit bagian atas porsio (perbatasan antara kuadran atas kiri dan kanan atau pada jam 12)

35. Setelah porsio terpegang dengan baik, lepaskan speculum atas

36. Pegang gagang cunam dengan tangan kiri, ambil sendok kuret  pascapersalinan dengan tangan kanan, pegangn di antara ibu jari

dan telunjuk (gagang sendok berada pada telapak tangan) kemudian masukkan hingga menyentuh fundus

37. Minta asisten untuk memegang gagang klem ovum, letakkan telapak tangan pada bagian atas fundus uteri (sehingga penolong

(13)

dapat merasakan tersentuhnya fundus oleh ujung sendok kuret) - Memasukkan lengkung sendok kuret sesuai dengna lengkung kavum

uteri kemudian lakukan pengerokan dinding uterus bagian depan searah jarum jam, secara sistematis. Keluarkan jaringan plasenta (dengan kuret) dari kavum uteri

- Masukkan ujung sendok sesuai dengan lengkung kavum uteri, setelah sampai fundus, kemudian putar 180 derajat, lalu bersihkan dinding  belakang uterus. Keluarkan jaringan yang ada.

38. Kembalikan sendok kuret ke tempat semula, gagang kelm ovum dipegang kembali oleh operator.

39. Ambil kapas (dibasahi larutan antiseptic) dengan cunam tampon,  bersihkan darah dan jaringa pada lumen vagina

40. Lepaskan jepitan klem ovum pada porsio 41. Lepaskan speculum bawah

42. Lepaskan kain penutup perut bawah, alas bokong, dan sarung kaki masukkan ke dalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5%

43. Bersihkan cemaran darah dan cairan tubuh dengan larutan antiseptil DEKONTAMINASI

44. Sebelum melepas sarung tangan, kumpulkan dan masukkan instrument kewadah yang berisi klorin 0,5%

45. Kumpulkan bahan habis pakai yang terkena darah atau cairan tubuh pasien , masukkan ketempat sampah yang tersedia

46. Bubuhi benda-benda daklam kamar tindakan yang terkena cairan tubuh atau darah pasien dengan cairan klorin 0,5%

47. Bersihkan sarung tangan dari noda darah dan cairan tubuh pasien kemudian lepaskan secara terbalik dan rendam dalam cairan klorin 0,5%

CUCI TANGAN PASCA TINDAKAN

48. Cuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir 49. Keringkan tangan dengan handuk/tissue yang bersih

(14)

PERAWATAN PASCA TINDAKAN

50. Periksa kembali tanda vital pasien, segara lakukan tindakan instruksi apabila terjadi komplikasi/kelainan

51. Catat kondisi pasien dan buat laporan tindakan didalam kolom yang tersedia dalam status pasien. Bila keadaan umum pasien cukup  baik, setelah cairan habis le[askan peralatan infus

52. Buat instruksi pegobatan lanjutan dan pemantauan kondisi pasien 53. Beritahukan kepada pasien dan keluarganya bahwa tindakan telah

selesai tetapi pasien masih memerlukan perawatan

54. Bersama petugas yang akan merawat pasien , jelaskan jenis  perawatan yang masih diperlukan, lama perawatan dan laporkan kapada petugas tersebut bila ada keluhan/gangguan pasca tindakan 55. Tegaskan pada petugas yang merawat untuk menjalankan instruksi

 perawatan dan pengobatan serta laporkan segera bila pada  pemantauan lanjut ditemukan perubahan-perubahan seperti yang

ditulis dalam catatan pascatindakan.

E. Komplikasi Tindakan Kuretase 1. Perforasi Uterus

Kuretase memungkinkan terjadinya perforasi uterus.Hal itu bisa terjadi karena pada saat hamil, dinding rahim sangat lunak, sehingga  berisiko tinggi untuk terjadinya lubang akibat pengerokan sisa-sisa  jaringan.

Risiko terjadinya lubang pada rahim semakin besar bila kuretase dilakukam pada ibu yang hamil anggur.Sebab, ada tahapan yang harus dilakukan sebelum sampai pada tindakan keretase.Pada hamil anggur,  perut ibu biasanya cukup besar.Usia tiga bulan saja biasanya sudah seperti enam bulan. Karena itu, sebelum kuretase dilakukan, dokter akan mengevakuasi posisi kehamilan menggunakan vacum lebih dulu, baru mengerok menggunakan sendok tajam untuk mengeluarkan sisa-sisa  jaringan.

(15)

2. Infeksi

Tindakan kuretase memungkinkan terjadinya infeksi, akibat adanya  perlukaan.Tapi, dengan pengobatan yang tepat, infeksi itu biasanya cepat

sembuh.

3. Sindrom Asherman

Sindrom Asherman adalah terjadinya perlekatan pada lapisan dinding dalam rahim.Karena lengket, jaringan selaput lendir rahim tidak terbentuk lagi.Akibatnya, pasien tidak mengalami haid.Ini memang bisa terjadi, karena selaput lendir rahim terkikis habis saat tindakan kuretase.Tapi hal itu masih bisa diatasi dengan pemberian obat, sehingga pasien bisa haid kembali.

4. Mual dan pusing

Mual dan pusing bisa terjadi akibat pembiusan yang dilakukan.Tapi, kalau muntah pada saat pasien sedang tidak sadar diri, hal itu perlu diwaspadai. 5.  Nyeri

Rasa nyeri, terutama di perut bagian bawah, bisa timbul setelah tindakan kuretase dilakukan. Untuk menguranginya, dokter biasanya akan memberikan obat-obatan pereda nyeri. Dan biasanya akan cepat hilang.

F. Teknik Pengeluaran Jaringan

Pengeluaran jaringan yaitu setelah serviks terbuka (primer maupun dengan dilatasi), jaringan konsepsi dapat dikeluarkan secara manual, dilanjutkan dengan kuretase.

1. Sondage, menentukan posisi dan ukuran uterus

2. Masukkan tang abortus sepanjang besar uterus, buka dan putar 90˚ untuk melepaskan jaringan, kemudian tutup dan keluarkan jaringan tersebut 3. Sisa abortus dikeluarkan dengan kuret tumpul, gunakan sendok terbesar

yang bisa masuk

4. Pastikan sisa konsepsi telah keluar semua, dengan eksplorasi jari maupun kuret.

(16)

G. Diagnosa keperawatan

1. Devisit Volume Cairan berhubungan dengan perdarahan

2. Gangguan Aktivitas berhubungan dengan kelemahan, penurunan sirkulasi 3. Gangguan rasa nyaman: Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan

intrauteri

4. Resiko tinggi Infeksi berhubungan dengan perdarahan, kondisi vulva lembab

5. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan

H. Intervensi

1. Devisit Volume Cairan berhubungan dengan perdarahan

Tujuan :

Tidak terjadi devisit volume cairan, seimbang antara intake dan output

 baik jumlah maupun kualitas.

Intervensi

1) Kaji kondisi status hemodinamika

R: Pengeluaran cairan pervaginal sebagai akibat abortus memiliki karekteristik bervariasi

2) Ukur pengeluaran harian

R: Jumlah cairan ditentukan dari jumlah kebutuhan harian ditambah dengan jumlah cairan yang hilang pervaginal

3) Berikan sejumlah cairan pengganti harian

R: Tranfusi mungkin diperlukan pada kondisi perdarahan massif 4) Evaluasi status hemodinamika

(17)

2. Gangguan Aktivitas berhubungan dengan kelemahan, penurunan sirkulasi

Tujuan :

Klien dapat melakukan aktivitas tanpa adanya komplikasi Intervensi

1) Kaji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas

R: Mungkin klien tidak mengalami perubahan berarti, tetapi perdarahan masif perlu diwaspadai untuk menccegah kondisi klien lebih buruk 2) Kaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi uterus/kandungan

R: Aktivitas merangsang peningkatan vaskularisasi dan pulsasi organ reproduksi

3) Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari R: Mengistiratkan klilen secara optimal

4) Bantu klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan kemampuan/kondisi klien

R: Mengoptimalkan kondisi klien, pada abortus imminens, istirahat mutlak sangat diperlukan

5) Evaluasi perkembangan kemampuan klien melakukan aktivitas R: Menilai kondisi umum klien

3. Gangguan rasa nyaman: Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan intrauteri

Tujuan :

Klien dapat beradaptasi dengan nyeri yang dialami Intervensi

1) Kaji kondisi nyeri yang dialami klien

R: Pengukuran nilai ambang nyeri dapat dilakukan dengan skala maupun dsekripsi

2) Terangkan nyeri yang diderita klien dan penyebabnya

R: Meningkatkan koping klien dalam melakukan guidance mengatasi nyeri

(18)

3) Kolaborasi pemberian analgetika

R: Mengurangi onset terjadinya nyeri dapat dilakukan dengan  pemberian analgetika oral maupun sistemik dalam spectrum

luas/spesifik

4. Resiko tinggi Infeksi berhubungan dengan perdarahan, kondisi vulva lembab

Tujuan :

Tidak terjadi infeksi selama perawatan perdarahan Intervensi

1) Kaji kondisi keluaran/ dischart yang keluar ; jumlah, warna, dan bau R: Perubahan yang terjadi pada dishart dikaji setiap saat dischart keluar. adanya warna yang lebih gelap disertai bau yang tidak enak mungkin merupakan tanda infeksi

2) Terangkan pada klien pentingnya perawatan vulva selama masa  perdarahan

R: Infeksoi bisa muncul akibat kurangnya kebersihan alat genitalia dari luar

3) Lakukan pemeriksaan biakan pada dischart

R: Berbagai kuman dapat teridentifikasi melalui dischart 4) Lakukan perawatan vulva

R: Inkubasi kuman pada area genital yang relatif cepat dapat menyebabkan infeksi

5) Terangkan pada klien cara mengidentifikasi tanda infeksi

R: Berbagai manivestasi klinik dapat menjadi tanda nonspesifik infeksi; demam dan peningkatan rasa nyeri mungkin merupakan gejala infeksi 6) Anjurkan pada suami untuk tidak melakukan hubungan senggama

selama masa perdarahan

R: Pengertian pada keluarga sangat penting artinya untuk kebaikan ibu, senggama dalam kondisi perdarahan dapat memperburuk kondisi sistem

(19)

reproduksi ibu dan sekaligus meningkatkan resiko infeksi pada  pasangan

5. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan

Tujuan :

Tidak terjadi kecemasan, pengetahuan klien dan keluarga terhadap

 penyakit meningkat

Intervensi

1) Kaji tingkat pengetahuan / persepsi klien dan keluarga terhadap  penyakit

Ketidaktahuan dapat menjadi dasar timbulnya rasa cemas 2) Kaji derajat kecemasan yang dialami klien

Kecemasan yang tinggi dapat menyebabkan penurunan penilaian objektif klien tentang penyakit

3) Bantu klien mengidentifikasi penyebab kecemasan

Perlibatkan klien secara aktif dalam tindakan keperawatan merupakan support yang mungkin berguna bagi klien dan meningkatkan kasadalan diri klien

4) Asisten klien menentukan tujuan perawatan bersama

Peningkatan nilai objektif terhadap masalah berkonstribusi menurunkan kecemasan

5) Terangkan hal-hal seputar aborsi yang perlu diketahui oleh klien dan keluarga

Konseling bagi klien untuk meningkatkan pengetahuan dan membangun support sisterm keluarga; untuk mengurangi kecemasan klien dan keluarga

I. Implementasi

(20)

J. Evaluasi

Evaluasi disusun menggunakan SOAP secara operasional dengan sumatif (dilakukan selama proses asuhan keperawatan) dan formatif (dengan  proses dan evaluasi akhir). Evaluasi dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

1. Evaluasi berjalan (sumatif)

Evaluasi jeni ini dikerjakan dalam bentuk pengisian format catatan  perkembangan dengan berorientasi kepada masalah yang dialami oleh

keluarga. format yang dipakai adalah format SOAP.

2. Evaluasi akhir (formatif)

Evaluasi jenis ini dikerjakan dengan cara membandingkan antara tujuan yang akan dicapai. Bila terdapat kesenjangan diantara keduanya, mungkin semua tahap dalam proses keperawatan perlu ditinjau kembali, agar didapat data-data, masalah atau rencana yang perlu dimodifikasi.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008.  Kuretase. Diunduh dari http://www.info-sehat.com/inside_level2.asp?artid=910&secid=13&intid=2,  pada tanggal 19 Oktober 2016.

Saifuddin, A. B., dkk. 2006.  Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan  Maternal dan Neonatal.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

Taber, B. 1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC.

Prawirohardjo, S. 2008.  Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Manjoer, A., dkk.  Kapita Selekta Kedokteran, Fakultas Kedokteran UI, Media Aesculapius, Jakarta : 2002.

Saifuddin, AB. Dkk. 1997. Modul Safe Motherhood dalam Kurikulum Inti Pendidikan Dokter di Indonesia. Jakarta: Konsorsium Ilmu Kesehatan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Departemen Kesehatan dan World Health Organization.

Anonim. 2012. Complication of Dilatation and Curettage.

Diunduh dari http://www.nhs.uk/Conditions/Dilatation-and-curettage-(DC)/Pages/Risks.aspx, pada tanggal 19 Oktober 2016.

Anonim. 2009. Seksio Sesaria danKuretase.

Diunduh dari http://medicom.blogdetik.com/2009/03/07/seksio-sesarea-dan-kuretase/, pada tanggal 19 Oktober 2001.

Gambar

Gambar 1. Kuret Hisap
Gambar 2. Prosedur kuretase

Referensi

Dokumen terkait

Infeksi Intra Uteri dan Persalinan Preterm Page 9 Mikroorganisme yang berasal dari vagina atau serviks, setelah naik ke uterus akan.. berkoloni di desidua atau

kelelawar buah ( Pteropus vampyrus ) asal pulau Timor terdiri atas kornua dan serviks uterus dengan tipe uterus duplex. Gambaran mikroskopik uterus terdiri atas

Hasil pemeriksaan mikroba menunjukkan adanya variasi jenis bakteri yang dapat terisolasi dan teridentifikasi baik pada lendir serviks maupun lendir vagina sapi potong dan

Melalui pemeriksaan Pap Smear , jika seseorang terkena peradangan di area serviks atau vagina maka sebagian besar akan didapatkan gambaran yang. mempunyai ciri khas sesuai

Untuk pemeriksaan sitologik,bahan diambil dari dinding vagina atau dari serviks dengan spatel ayre (dari kayu atau plastic). Selain untuk  diagnosis dini tumor ganas, pemeriksaan

His atau kontraksi uterus yang semakin kuat dengan interval 2 - 3 menit, durasi 50 - 100 detik,Pemeriksaan vaginal serviks sudah dilatasi penuh, Perineum terlihat menonjol,

Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan

Rekaman Histori Perubahan No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan Cuci tangan Informed consent Posisi litotomi Pemeriksaan vulva Usap vagina, serviks dengan