• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan kasus psoriasis vulgaris

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "laporan kasus psoriasis vulgaris"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN Ps

Psororiasiasis is adadalalah ah peperadradanangagan n kukulilit t yyang ang bebersirsifafat t krkrononik ik reresidsidif if dedengnganan karak

karakteristik berupa teristik berupa plak eritematosplak eritematosa a berbatberbatas as tegas, skuama tegas, skuama kasarkasar, , berlapberlapis, is, dandan  berwarna putih

 berwarna putih keperakan keperakan disertai disertai oleh foleh fenomena tetesan enomena tetesan lilin, lilin, tandatanda Auspitz, Auspitz, dandan fenomena Koebner.

fenomena Koebner.11

Psoriasis dijumpai di seluruh dunia dengan prevalensi yang berbeda-beda Psoriasis dijumpai di seluruh dunia dengan prevalensi yang berbeda-beda dipengaruhi oleh ras, geografis, dan lingkungan. Di Amerika erikat terjadi pada dipengaruhi oleh ras, geografis, dan lingkungan. Di Amerika erikat terjadi pada !" dari populasi atau sekitar 1#$.$$$ kasus baru per tahun. %nsiden tertinggi di !" dari populasi atau sekitar 1#$.$$$ kasus baru per tahun. %nsiden tertinggi di Denmark &!,'"( sedangkan rerata di )ropa *tara sekitar !". Pada sebuah studi, Denmark &!,'"( sedangkan rerata di )ropa *tara sekitar !". Pada sebuah studi, insidensi tertinggi ditemukan di pulau +aeroe yaitu sebesar !,". %nsidensi yang insidensi tertinggi ditemukan di pulau +aeroe yaitu sebesar !,". %nsidensi yang rendah ditemukan di Asia &$,"( misalnya epang dan pada ras Amerika Afrika rendah ditemukan di Asia &$,"( misalnya epang dan pada ras Amerika Afrika &1,/"(. ementara itu psorias

&1,/"(. ementara itu psoriasis tidak ditemukan is tidak ditemukan pada suku Aborigin Apada suku Aborigin Australia danustralia dan %ndian yang berasal dari Amerika elatan.

%ndian yang berasal dari Amerika elatan.11

%nsiden psoriasis pada pria lebih banyak dari pada wanita, psoriasis dapat %nsiden psoriasis pada pria lebih banyak dari pada wanita, psoriasis dapat ter

terjadi jadi padpada a semsemua ua usiusia, a, tettetapi api umumumnumnya ya padpada a oraorang ng dewdewasa asa mudmuda.a.!,/,!,/,  0nset  0nset

 penyakit

 penyakit ini ini umumnya kurang umumnya kurang pada pada usia usia yang yang sangat sangat muda muda dan dan orang orang tua.tua./,#/,# DuaDua

kelompok usia yang terbanyak adalah pada usia antara !$  /$ tahun dan yang kelompok usia yang terbanyak adalah pada usia antara !$  /$ tahun dan yang lebih sedikit pada usia antara #$  2$ tahun.

lebih sedikit pada usia antara #$  2$ tahun. Psoriasis lebih banyak dijumpaiPsoriasis lebih banyak dijumpai

 pada daerah dingin dan lebih bany

 pada daerah dingin dan lebih banyak terjadi pada musim hujan.ak terjadi pada musim hujan.##

Penyebab yang pasti psoriasis

Penyebab yang pasti psoriasis belum diketahui dengan pasti, namun, banyak belum diketahui dengan pasti, namun, banyak  faktor predisposisi yang memegang peran penting seperti predisposisi genetik dan faktor predisposisi yang memegang peran penting seperti predisposisi genetik dan kelainan imunologis. 3alaupun etiopatogenesis psoriasis tidak diketahui dengan kelainan imunologis. 3alaupun etiopatogenesis psoriasis tidak diketahui dengan  pasti,

 pasti, namun namun banyak banyak faktor faktor yang yang diduga diduga sebagai sebagai pemi4u pemi4u timbulnya timbulnya psoriasispsoriasis se

sepepertrti5 i5 ininfefeksksi i babaktktereriaial, l, trtrauauma ma fifisisik, k, ststreress ss pspsikikolologogis is dadan n gagangngguguanan metabolisme.

metabolisme.2,62,6

Dalam penatalaksa

Dalam penatalaksanaan naan psoripsoriasis asis perlu diperhatiperlu diperhatikan kan mengemengenai nai luasnyluasnya a lesilesi kulit, lokalisasi lesi kulit, usia penderita dan ada tidaknya kontraindikasi terhadap kulit, lokalisasi lesi kulit, usia penderita dan ada tidaknya kontraindikasi terhadap obat yang diberikan.

obat yang diberikan.11 7erdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk 7erdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk 

membahas kasus psoriasis untuk memperdalam pemahaman dalam mendiagnosis membahas kasus psoriasis untuk memperdalam pemahaman dalam mendiagnosis dan tatalaksana psoriasis

dan tatalaksana psoriasis

BAB II BAB II TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA 1 1

(2)

2.1 Definisi 2.1 Definisi

Psoria

Psoriasis sis adalah peradanadalah peradangan kulit gan kulit yang bersifat kronik residif yang bersifat kronik residif dengadengann karak

karakteristik berupa plak teristik berupa plak eritemeritematosa atosa berbaberbatas tas tegas, skuama kasar, berlapis,tegas, skuama kasar, berlapis, dan

dan berberwarwarna na putputih ih kepkeperaerakan kan disdisertaertai i oleoleh h fenfenomomena ena tettetesan esan lillilin, in, tantandada  Auspitz,

 Auspitz, dan fenomena Koebner.dan fenomena Koebner.11

2.2 Epidemiologi 2.2 Epidemiologi

Psoriasis dijumpai di seluruh dunia dengan prevalensi yang Psoriasis dijumpai di seluruh dunia dengan prevalensi yang berbeda- beda

 beda dipengaruhi dipengaruhi oleh oleh ras, ras, geografis, geografis, dan dan lingkungan. lingkungan. Di Di Amerika Amerika erikaterikat terjadi pada !" dari populasi atau sekitar 1#$.$$$ kasus baru per tahun. terjadi pada !" dari populasi atau sekitar 1#$.$$$ kasus baru per tahun. %nsiden tertinggi di Denmark &!,'"( sedangkan rerata di )ropa *tara sekitar  %nsiden tertinggi di Denmark &!,'"( sedangkan rerata di )ropa *tara sekitar  !". Pada sebuah studi, insidensi tertinggi ditemukan di pulau +aeroe yaitu !". Pada sebuah studi, insidensi tertinggi ditemukan di pulau +aeroe yaitu sebe

sebesar sar !,!,". ". %ns%nsideidensi nsi yayang ng renrendah dah ditditemuemukan kan di di AsAsia ia &$,&$,"( "( mismisalnalnyaya epang dan pada ras Amerika Afrika &1,/"(. ementara itu psoriasis tidak  epang dan pada ras Amerika Afrika &1,/"(. ementara itu psoriasis tidak  di

ditemtemukukan an papada da susuku ku AAboboririgigin n AAusustratralilia a dadan n %n%ndidian an yyanang g beberasrasal al dadariri Amerika elatan.

Amerika elatan.11

%nsiden psoriasis pada pria lebih banyak dari pada wanita, psoriasis %nsiden psoriasis pada pria lebih banyak dari pada wanita, psoriasis dapat terjadi pada semua usia, tetapi umumnya pada orang dewasa muda. dapat terjadi pada semua usia, tetapi umumnya pada orang dewasa muda.!,/,!,/,

0nset penyak

0nset penyakit it ini umumnyini umumnya a kurankurang pada g pada usia yang sangat muda usia yang sangat muda dan orangdan orang tua.

tua./,#/,# Dua kelompok usia yang terbanyak adalah pada usia antara !$  /$ Dua kelompok usia yang terbanyak adalah pada usia antara !$  /$

tahun dan yang lebih sedikit pada usia antara #$  2$ tahun.

tahun dan yang lebih sedikit pada usia antara #$  2$ tahun. Psoriasis lebihPsoriasis lebih

 banyak

 banyak dijumpai dijumpai pada pada daerah daerah dingin dingin dan dan lebih lebih banyak banyak terjadi terjadi pada pada musimmusim hujan.

hujan.##

2.3

2.3 Etiologi dn Etiologi dn !"to# !"to# Pen$et%sPen$et%s

Penyebab penyakit psoriasis belum diketahui meskipun telah dilakukan Penyebab penyakit psoriasis belum diketahui meskipun telah dilakukan  penelitian dasar

 penelitian dasar dan klinis se4adan klinis se4ara intensif. ra intensif. Diduga merupakan interaksi Diduga merupakan interaksi antaraantara faktor genetik, sistem imunitas, dan lingkungan. edangkan tiga komponen faktor genetik, sistem imunitas, dan lingkungan. edangkan tiga komponen  patogenesis

 patogenesis dari dari psoriasis psoriasis adalah adalah infiltrasi infiltrasi sel-sel sel-sel radang radang pada pada dermis,dermis, hiperplasia epidermis, dan diferensiasi keratinosit yang abnormal.

hiperplasia epidermis, dan diferensiasi keratinosit yang abnormal.

2.3.1 !"to# &eneti"  2.3.1 !"to# &eneti" 

ek

ekitaitar r 18/ 18/ oraorang ng yanyang g terterkenkena a psopsoriariasis sis melmelapoaporkarkan n riwriwayayatat  penyakit

 penyakit keluarga keluarga yang yang juga juga menderita menderita psoriasis. psoriasis. Pada Pada kembar kembar  mono9igot resiko menderita psoriasis adalah sebesar 6$" bila salah mono9igot resiko menderita psoriasis adalah sebesar 6$" bila salah seorang menderita psoriasis. 7ila orang tua tidak menderita psoriasis seorang menderita psoriasis. 7ila orang tua tidak menderita psoriasis ! !

(3)

maka risiko mendapat psoriasis sebesar 1!", sedangkan bila salah satu orang tua menderita psoriasis maka risiko terkena psoriasis meningkat menjadi /-/'".',1$ 7erdasarkan awitan penyakit dikenal dua tipe yaitu5

a. Psoriasis tipe % dengan awitan dini dan bersifat familial.

 b. Psoriasis tipe %% dengan awitan lambat dan bersifat nonfamilial.

:al lain yang menyokong adanya faktor genetik adalah bahwa  psoriasis berkaitan dengan :;A. Psoriasis tipe % berhubungan dengan :;A-71/, 716, 7w#6 dan <w2. Psoriasis tipe %% berkaitan dengan :;A-7!6 dan <w!, sedangkan psoriasis pustulosa berkaitan dengan :;A-7!6. %ndividu yang memiliki :;A-716 dan :;A-71/ memiliki kemungkinan untuk menderita psoriasis # kali lebih banyak dari individu normal.!,/,,11,1!,1/

2.3.2 !"to# Im%nologi

Defek genetik pada psoriasis dapat diekspresikan pada salah satu dari ketiga jenis sel yaitu limfosit =, sel penyaji antigen &dermal( atau keratinosit. Keratinosit psoriasis membutuhkan stimuli untuk  aktivasinya. ;esi psoriasis umumnya ditemukan limfosit = di dermis yang terutama terdiri atas limfosit = <D dengan sedikit limfositik  dalam epidermis. edangkan pada lesi baru pada umumnya lebih didominasis oleh sel limfosit = <D. Pada lesi psoriasis terdapat sekitar  16 sitokin yang produksinya bertambah. el ;angerhans juga berperan dalam imunopatogenesis psoriasis. =erjadinya proliferasi epidermis dimulai dengan !$ adanya pergerakan antigen baik endogen maupun eksogen oleh sel langerhans. Pada psoriasis pembentukan epidermis lebih 4epat, hanya /- hari, sedangkan pada kulit normal lamanya ! hari. >i4koloff &1''( berkesimpulan bahwa psoriasis merupakan  penyakit autoimun. ;ebih '$" dapat mengalami remisi setelah diobati

dengan imunosupresif. !,#

2.3.3 !"to# Pen$et%s

Penyebab dan patogenesis psoriasis vulgaris belum diketahui dengan pasti, se4ara patologis terjadi proliferasi yang berlebihan pada keratinosit dan peradangan kronis, sehingga penyakit ini bersifat kronik-residif.

+aktor pen4etus ini dapat dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor  lokal dan sistemik.1  +aktor pen4etus lokal terjadinya psoriasis antara

(4)

lain trauma, paparan sinar ultraviolet, dan lokasi atau posisi anatomis. 7erbagai trauma baik fisik, kimiawi, bedah, infeksi dan peradangan dapat memperberat atau men4etuskan lesi psoriasis. ;esi psoriasis yang  berbentuk plakat dan terjadi pada tempat trauma disebut dengan +enomena Koebner. +enomena Koebner adalah paparan sinar matahari  juga mengakibatkan eksaserbasi melalui reaksi Koebner. 7eberapa  penelitian menyatakan terjadinya peningkatan keparahan penyakit

seiring dengan meningkatnya paparan sinar matahari. 1,,1

edangkan faktor pen4etus sistemik antara lain5 infeksi, obat, konsumsi alkohol, stres, endokrin, dan infeksi  Human  Immunodeficiency Virus &:%?(. %nfeksi bakteri, virus, atau jamur dapat men4etuskan terjadinya psoriasis vulgaris. 7akteri dapat menghasilkan endotoksin yang berfungsi sebagai superantigen yang dikemudian hari akan meningkatkan aktivasi sel limfosit =, makrofag, sel ;angerhans, dan keratinosis. %nfeksi tenggorokan yang disebabkan oleh spesies trepto4o44us @-hemoliti4us juga sering dikaitkan dengan eksaserbasi  psoriasis. 7eberapa obat yang dapat men4etuskan perkembangan lesi  psoriasis antara lain5 >A%D, lithium, A<) inhibitor, gemfribosil, dan @-blo4ker. ekanisme eksaserbasi psoriasis akibat obat-obatan lainnya  belum diketahui. Konsumsi alkohol juga dilaporkan dapat men4etuskan  psoriasis walaupun mekanismenya belum diketahui. :ubungan antara stres dan eksaserbasi psoriasis belum terlalu jelas namun diduga karena mekanisme neuroimunologis. Psoriasis dilaporkan akan bertambah  buruk dengan timbulnya stres yaitu pada /$- $" kasus. Pada saat  periode premenstruasi, lesi psoriasis dikatakan sering kambuh. Angka

kejadian psoriasis meningkat pada waktu pubertas dan menopause dan diduga peranan dari faktor endokrin. Psoriasis pada penderita :%? lebih  berat karena terjadi defisiensi sistem imun.1#

2.' Im%noptogenesis Pso#isis

eperti telah diketahui bahwa penyebab dan patogenesis psoriasis  belum diketahui dengan pasti, banyak sistem dalam tubuh berperan dalam  patogenesis psoriasis, banyak komponen, elemen mediator yang terlibat terhadap terjadinya atau kekambuhan psoriasis.'  >amun ada tiga hal yang

(5)

menjadi dasar patologis terjadinya psoriasis diantaranya gangguan diferensiasi keratinosit, hiperproliferasi keratinosit dan imunologis.

2.'.1 &ngg%n Dife#ensisi

Keratinosit se4ara patologis, psoriasis ditandai dengan adanya hiperproliferasi dan diferensiasi abnormal dari keratinosit epidermis, infiltrasi limfosit yang terutama terdiri dari limfosit = dan berbagai  perubahan vaskular endotel di lapisan dermis, seperti angiogenesis dan dilatasi pembuluh darah. ;apisan epidermis berdiferensiasi berlebihan yang berbeda dengan sel normal, keratinosit pada psoriasis membentuk  amplop cornified  &<)( yang mudah terjadi pengelupasan, pembentukan lapisan korneum yang berlebihan mengakibatkan epidermis menebal. Pada fase akhir, kapilarisasi dermal yang luas menyebabkan infiltrasi sel radang pada ikatan dermal-epidermal yang tampak sebagai  papilomatosis, merupakan gambaran khas pada psoriasis.6

2.'.2 Hipe#p#olife#si Ke#tinosit

:iperproliferasi keratinosit adalah kategori kedua gejala psoriasis vulgaris. 7eberapa penyebab biokimiawi yang mungkin menyebabkan  produksi keratinosit berlebihan telah ditemukan pada lesi psoriasis5  Epidermal Growth Factor   &)B+(,  Bone Morphogenetic rotein!" 

&7P-2(, #ransforming Growth Factor!alpha  &=B+-C(,  Acti$ating   rotein &AP-1( dan Mitogen!acti$ated protein %inase &APK(. 6

2.'.3 Im%nologis dn Inflmsi

=erjadi hiperproliferasi keratinosit akibat adanya aktivasi oleh faktor pertumbuhan seperti epidermal growth factor, ner$e growth  factor, endothelial growth factor  dengan target sel dendritik imatur di epidermis menstimulasi sel = dari kelenjar getah bening sebagai respons terhadap stimulasi unidentified antigen. Aktivasi sel =, =>+-C, dan sel-sel dendritik adalah faktor patogenik yang distimulasi dalam respon terhadap faktor pen4etus. %nfiltrat limfosit pada psoriasis kebanyakan adalah sel = <D dan <D. etelah sel = menerima stimulasi  pertamanya dan teraktivasi, menyebabkan terjadinya sintesis %;-2. Peningkatan %;-2 dari sel = yang teraktivasi dan %;-1! dari sel ;angerhans menstimulasi %+>- , =>+-C, dan %;-2, yang bertanggung  jawab dalam diferensiasi, maturasi, dan proliferasi sel = menjadi sel

(6)

memori efektor. Kemudian sel = bermigrasi ke kulit, dimana mereka  berkumpul di sekitar pembuluh darah dermis. %ni merupakan perubahan imunologik pertama yang menyebabkan diferensiasi dan proliferasi keratinosit pada psoriasis akut.

etelah sel = men4apai kulit, maka terjadi aktivasi kembali sel =. el = yang teraktivasi tersebut akan memproduksi sitokin yang dapat menyebabkan terjadinya inflamasi. 7aik <DE dan <DE sama-sama memproduksi sitokinin =h1. )kspresi yang berlebihan dari sitokin tipe-1 seperti %;-!, %;-2, %;-, %;-tipe-1!, %+> dan =>+C menyebabkan terjadinya akumulasi sel-sel netrofil. inyal utama dari =h1 adalah %;-1! yang merangsang produksi %+> intraseluler. Pada psoriasis, sel =h langsung mengatur sel 7 untuk menghasilkan autoantibodi, dan yang menjadi target antigen adalah sel-sel kulit itu sendiri.

2.( &m)#n Klinis

Keluhan utama pasien psoriasis adalah lesi yang terlihat, rendahnya keper4ayaan diri, gatal dan nyeri terutama jika mengenai telapak tangan, telapak kaki dan daerah intertriginosa. elain itu psoriasis dapat mengganggu aktivitas sehari-hari bukan hanya oleh karena keterlibatan kulit, tetapi juga menimbulkan arthritis psoriasis. Bambaran klinis psoriasis adalah plak  eritematosa sirkumskrip dengan skuama putih keperakan diatasnya dan tanda Auspit9. 3arna plak dapat bervariasi dari kemerahan dengan skuama minimal, plak putih dengan skuama tebal hingga putih keabuan tergantung  pada ketebalan skuama. Pada umumnya lesi psoriasis adalah simetris.1

7eberapa pola dan lokasi psoriasis antara lain5 2.(.1 Pso#isis *%lg#is

erupakan bentuk yang paling umum dari psoriasis dan sering ditemukan &$"(. Psoriasis ini tampak berupa plak yang berbentuk  sirkumskrip. umlah lesi pada psoriasis vulgaris dapat bervariasi dari satu hingga beberapa dengan ukuran mulai $,# 4m hingga /$ 4m atau lebih. ;okasi psoriasis vulgaris yang paling sering dijumpai adalah ekstensor ektremitas terutama siku dan lutut, kulit kepala, lumbosakral  bagian bawah, pantat, dan genital. elain lokasi tersebut diatas,  psoriasis ini dapat juga timbul di lokasi lain. Pada kuku dapat

ditemukan piting nail dan oil drop sign.

(7)

2.(.2 Pso#isis &%tt

=ampak sebagai papul eritematosa multipel berukuran $,#-1,# 4m yang sering ditemukan terutama pada badan dan kemudian meluas hingga ekstremitas, wajah dan s4alp. ;esi psoriasis ini menetap selama !-/  bulan dan akhirnya akan mengalami resolusi spontan. Pada umumnya terjadi pada anak-anak dan remaja yang seringkali diawali dengan infeksi strepto4o44us.

2.(.3 Pso#isis P%st%los &ene#list +*on ,%m)%s$-

Psoriasis jenis ini tampak sebagai erupsi generalisata dengan eritema dan pustul. Pada umumnya diawali oleh psoriasis tipe lainnya dan di4etuskan oleh penghentian steroid sistemik, hipokalsemia, infeksi dan iritasi lokal.

2.(.' Pso#isis P%st%los Lo"list

Kadang disebut juga dengan pustulosis palmoplantar persisten. Psoriasis ini ditandai dengan eritema, skuama dan pustul pada telapak  tangan dan kaki biasanya berbentuk simetris bilateral.

&m)# 2.1 Bambaran klinis Psoriasis vulgaris 5 &a( =ipe Plak ,&b( =ipe Butatta dan &4( =ipe )ritrodermi1

2./ Dignosis

Diagnosis psoriasis umumnya ditegakkan berdasarkan anamnesis dan gambaran klinis lesi kulit. Dari autoanamnesis pasien Psoriasis ?ulgaris mengeluh adanya ber4ak kemerahan yang menonjol pada kulit dengan  pinggiran merah, tertutup dengan sisik keperakan, dengan ukuran yang  bervariasi, makin melebar, bisa pe4ah dan menimbulkan nyeri, bisa juga timbul gatal-gatal.' Pada pemeriksaan fisik ditemukan plak eritema ditutupi

(8)

skuama berlapis-lapis, kasar dan berwarna putih, serta transparan. Plak  eritematous yang tebal menandakan adanya hiperkeratosis, parakeratosis, akantosis, pelebaran pembuluh darah dan inflamasi./, Pada stadium

 penyembuhannya sering eritema yang di tengah menghilang dan hanya terdapat di pingir./ 7esar kelainan bervariasi dari milier, lentikular, numular,

sampai plakat, dan berkonfluensi, dengan gambaran yang beraneka ragam, dapat arsinar, sirsinar, polisiklis atau geografis. =empat predileksi pada ekstremitas bagian ekstensor terutama &siku, lutut, lumbosakral(, daerah intertigo &lipat paha, perineum, aksila(, skalp, perbatasan skalp dengan muka, telapak kaki dan tangan, tungkai atas dan bawah, umbilikus, serta kuku.!,/,,#

Pada psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin, Auspit9 dan Koebner  &isomorfik(./, Fenomena Tetesan Lilin dimana bila lesi yang berbentuk 

skuama dikerok maka skuama akan berubah warna menjadi putih yang disebabkan oleh karena perubahan indeks bias.  Auspitz Sign ialah bila skuama yang berlapis-lapis dikerok akan timbul bintik-bintik pendarahan yang disebabkan papilomatosis yaitu papilla dermis yang memanjang tetapi  bila kerokan tersebut diteruskan maka akan tampak pendarahan yang merata. Fenomena Koebner  ialah bila kulit penderita psoriasis terkena trauma misalnya garukan maka akan mun4ul kelainan yang sama dengan kelainan  psoriasis umumnya akan mun4ul setelah / minggu.!,/,'

+enomena tetesan lilin dan Auspit9 merupakan gambaran khas pada lesi  psoriasis dan merupakan nilai diagnostik, ke4uali pada psoriasis inverse &psoriasis pustular( dan digunakan untuk membandingkan psoriasis dengan  penyakit kulit yang mempunyai morfologi yang sama, sedangkan Koebner 

tidak khas, karena didapati pula pada penyakit lain, misalnya liken planus, liken nitidus, veruka plana juvenilis, pitiriasis rubra pilaris, dan penyakit Darier./,,# +enomena Koebner didapatkan insiden yang bervariasi antara

/-62 " pada pasien psoriasis./,'  Dua puluh lima sampai lima puluh persen

 penderita psoriasis yang lama juga dapat menyebabkan kelainan pada kuku,  berupa pitting nail  atau nail pit  pada lempeng kuku berupa lekukan-lekukan

miliar./,,#

(9)

&m)# 2.2 Pitting >ail dan Psoriasis Arthritis 30'0(

Antara 1$-/$ " pasien psoriasis berhubungan dengan atritis disebut Psoriasis Artritis yang menyebabkan radang pada sendi. *mumnya bersifat  poliartikular, tempat predileksinya pada sendi interfalangs distal, terbanyak 

terdapat pada usia /$-#$ tahun. endi membesar, kemudian terjadi ankilosis dan lesi kistik subkorteks.!,#,1$

Pada kasus-kasus tertentu, dibutuhkan pemeriksaan penunjang seperti  pemeriksaan laboratorium darah dan biopsi histopatologi. Pemeriksaan  penunjang yang paling umum dilakukan untuk mengkonfirmasi suatu  psoriasis ialah biopsi kulit dengan menggunakan pewarnaan hematoksilin-eosin. elain biopsi kulit, abnormalitas laboratorium pada penderita psoriasis  biasanya bersifat tidak spesifik dan mungkin tidak ditemukan pada semua  pasien.

enurut Budjonsson dan )lder &!$1!( beberapa perubahan patologis  pada psoriasis yang dapat terjadi pada epidermis maupun dermis adalah

sebagai berikut5

1. :iperkeratosis adalah penebalan lapisan korneum.

!. Parakeratosis adalah terdapatnya inti stratum korneum sampai hilangnya stratum granulosum.

/. Akanthosis adalah penebalan lapisan stratum spinosum dengan elongasi rete ridge epidermis.

. Branulosit neutrofilik bermigrasi melewati epidermis membentuk mikro abses munro di bawah stratum korneum.

#. Peningkatan mitosis pada stratum basalis.

2. )dema pada dermis disertai infiltrasi sel-sel polimorfonuklear, limfosit, monosit dan neutrofil.

6. Pemanjangan dan pembesaran papila dermis.

(10)

&m)# 2. 3 Bambaran :istopatologi Psoriasis vulgaris hiperkeratosis, akantosis serta peradangan di daerah dermis.1

2. De#t Kep#-n Pso#isis

7anyak 4ara yang digunakan untuk mengukur tingkat keparahan  psoriasis, namun yang sering digunakan adalah metode +redriksson =, Pettersson * &1'6( yang telah banyak dimodifikasi oleh peneliti lain.  soriasis Area and &e$erity Inde' &PA%( adalah metode yang digunakan untuk mengukur intensitas kuantitatif penderita berdasarkan gambaran klinis dan luas area yang terkena, 4ara ini digunakan ntuk mengevaluasi perbaikan klinis setelah pengobatan.1 PA% merupakan baku emas pengukuran tingkat

keparahan psoriasis. 7eberapa elemen yang diukur oleh PA% adalah eritema, skuama dan ketebalan lesi dari setiap lokasi di permukaan tubuh seperti kepala, badan, lengan dan tungkai. 7agian permukaan tubuh dibagi menjadi   bagian antara lain5 kepala &1$"(, abdomen, dada dan punggung &!$"(, lengan &/$"( dan tungkai termasuk bokong &$"(. ;uasnya area yang tampak pada masing-masing area tersebut diberi skor $ sampai dengan 2, seperti terlihat dalam tabel dibawah ini5 Karakteritis klinis yang dinilai adalahF eritema &)(, skuama &(, dan ketebalan lesi8indurasi &=(. Karakteristik  klinis tersebut diberi skor sebagai berikutF tidak ada lesi G$, ringanG1, sedangG!, beratG/ dan sangat beratG. >ilai derajat keparahan diatas dikalikan dengan weighting fa4tor sesuai dengan area permukaan tubuhF kepala G $,1, tangan8lengan G $,!, badan G $,/, tungkai8kaki G $,. =otal nilai PA% diperoleh dengan 4ara menjumlahkan keempat nilai yang diperoleh dari keempat bagian tubuh. =otal nilai PA% kurang dari 1$ dikatakan sebagai

(11)

 psoriasis ringan, nilai PA% antara 1$-/$ dikatakan sebagai psoriasis sedang, dan nilai PA% lebih dari /$ dikatakan sebagai psoriasis berat.1,16

&m)# 2.' ;embar Psoriasis and severity indeH &PA%( 1,16 2. Dignosis Bnding

Bambaran klasik psoriasis biasanya mudah dibedakan dengan penyakit kulit lainnya. >amun lesi yang atipikal atau bentuk lesi selain plak yang klasik dapat menimbulkan tantangan bagi diagnosis psoriasis. Plak psoriasis yang kronis seringkali menyerupai dermatitis kronis dengan likenifikasi pada daerah ekstremitas. =etapi biasanya pada dermatitis kronis lesinya tidak   berbatas tegas serta skuama yang terdapat pada permukaan lesi tidak setebal  pada psoriasis. Pada kasus psoriasis gutata, perlu dipertimbangkan diagnosis  pityriasis rosea serta sifilis sekunder. Pityriasis rosea biasanya ditandai

dengan makula eritematosa berbentuk oval dengan skuama tipis yang tersusun seperti pohon 4emara pada daerah badan, lengan atas serta tungkai 11

(12)

atas. ebagian besar kasus diawali dengan lesi inisial yang disebut herald  pat4h. Pada sifilis sekunder biasanya disertai dengan adanya keterlibatan telapak tangan dan kaki serta riwayat 4han4re oral atau genital yang tidak  terasa nyeri. Psoriasis yang timbul pada skalp biasanya sulit dibedakan dengan dermatitis seboroik. Pasien dengan skuama keputihan yang kering serta menebal seperti mika, walaupun terdapat pada predileksi seboroik,  biasanya merupakan psoriasis skalp. Psoriasis inversa8fleksural harus dibedakan dengan eritrasma dan infeksi jamur. Pada eritrasma, lesi berupa makula berbatas tegas berwarna merah ke4oklatan yang biasanya terdapat  pada daerah aksila dan genital. %nfeksi jamur oleh kandida, lesi berupa makula eritematosa berbatas tegas dengan lesi satelit disekelilingnya. )ritroderma perlu dibedakan dengan limfoma kutaneus sel =. ;esi pada limfoma kutaneus sel = biasanya berupa lesi diskoid eritematosa yang disertai skuama dengan distribusi yang tidak simetris.1

2.4 Pentl"snn

Psoriasis sebagai penyakit yang multifaktorial dengan penyebab belum diketahui dengan pasti, sehingga penanganannya juga sangat bervariasi dan setiap pusat pendidikan mempunyai a4uan yang berbeda. Ash4roft dkk., !$$$ mengemukakan bahwa terdapat berbagai variasi terapi psoriasis, mulai dari topikal untuk psoriasis ringan hingga fototerapi dan terapi sistemik untuk   psoriasis berat. )dukasi kepada pasien tentang faktor-faktor pen4etusnya  perlu disampaikan kepada pasien maupun keluarganya. Pengobatan promotif 

dapat berupa menenangkan pasien dan memberikan dukungan emosional adalah hal yang sangat tidak terhingga nilainya. enekankan bahwa psoriasis tidak menular serta suatu saat akan mengalami psoriasis akan remisi spontan dan tersedianya pengobatan yang bervariasi untuk setiap bentuk dari  psoriasis. Pengobatan preventif berupa menghindari atau mengurangi faktor   pen4etus, yaitu stres psikis, infeksi fokal, endokrin, seta pola hidup lain yang

dapat meningkatkan resiko penurunan sistem imun seperti seks bebas sehingga bisa tertular penyakit A%D.1 7eberapa regimen terapi yang sering

digunakan sebagai pengobatan kuratif berupa topikal maupun sistemik  sebagai berikut51

A. Topi"l

1. P#ep#t T#

(13)

0bat topikal yang biasa digunakan adalah preparat tar, yang efeknya adalah anti radang. Preparat tar berguna pada keadaan-keadaan5 7ila  psoriasis telah resisten terhadap steroid topikal sejak awal atau  pemakaian pada lesi luas. ;esi yang melibatkan area yang luas sehingga  pemakaian steroid topikal kurang tepat. 7ila obat-obat oral merupakan kontra indikasi oleh karena terdapat penyakit sistemik. enurut asalnya  preparat tar dibagi menjadi /, yakni yang berasal dari 5 +osil, misalnya

iktiol. Kayu, misalnya oleum kadini dan oleum ruski dan 7atubara, misalnya liantral dan likuor karbonis detergens.

2. Ko#ti"oste#oid

Kerja steroid topikal pada psoriasis diketahui melalui beberapa 4ara, yaitu5

a. ?asokonstriksi untuk mengurangi eritema.

 b. ebagai antimitotik sehingga dapat memperlambat proliferasi seluler. 4. )fek anti inflamasi, diketahui bahwa pada psoriasis terjadi

 peradangan kronis akibat aktivasi sel =.

7ila terjadi lesi plak yang tebal dipilih kortikosteroid dengan potensi kuat seperti5 +luorinate, triam4inolone $,1" dan flu4inolone topikal efektif untuk kebanyakan kasus psoriasis pada anak. Preparat hidrokortison 1"- !,#" digunakan bila lesi sudah menipis.

3. Dit#nol +Ant#lin

:ampir sama dengan tar memiliki efek antiinflamasi ringan, sebab dapat mengikat asam nukleat, menghambat sintesis D>A dan menggabungkan uridin ke dalam I>A nukleus.

'. *itmin D nlog +5l$ipot#iol

<al4ipotriol ialah sintetik vitamin D yang bekerja dengan menghambat  proliferasi sel dan diferensiasi keratinosit, meningkatkan diferensiasi terminal keratinosit. Preparatnya berupa salep atau krim #$ mg8g, efek  sampingnya berupa iritasi, seperti rasa terbakar dan menyengat.

(. T6#oten

erupakan molekul retinoid asetilinik topikal, efeknya menghambat  proliferasi dan normalisasi petanda differensiasi keratinosit dan menghambat petanda proinflamasi pada sel radang yang menginfiltrasi kulit. =ersedia dalam bentuk gel, dankrim dengan konsentrasi $,$#" dan $,1". 7ila dikombinasikan dengan steroid topikal potensi sedang dan kuat akan memper4epat penyembuhan dan mengurangi iritasi. )fek 

(14)

sampingnya ialah iritasi berupa gatal, rasa terbakar, dan eritema pada /$" kasus, juga bersifat fotosensitif.

/. H%me"tn dn Emolien

)fek emolien ialah melembutkan permukaan kulit dan mengurangi hidrasi kulit sehingga kulit tidak terlalu kering. Pada batang tubuh &selain lipatan(, ekstremitas atas dan bawah biasanya digunakan salep dengan bahan dasar vaselin 1-! kali8hari, fungsinya juga sebagai emolien dengan akibat meninggikan daya penetrasi bahan aktif. adi emolien sendiri tidak mempunyai efek antipsoriasis.

. !otote#pi

 >arrowband *?7 untuk saat ini merupakan pilihan untuk psoriasis yang rekalsitran dan eritroderma. inar ultraviolet masih menjadi  pilihan di beberapa klinik. inar ultraviolet 7 &*?7( mempunyai efek 

menghambat mitosis, sehingga dapat digunakan untuk pengobatan  psoriasis. <ara yang terbaik adalah dengan penyinaran se4ara alamiah, tetapi tidak dapat diukur dan jika berlebihan maka akan memperparah  psoriasis. Karena itu, digunakan sinar ulraviolet artifisial, diantaranya

sinar A yang dikenal sebagai *?A. inar tersebut dapat digunakan se4ara tersendiri atau berkombinasi dengan psoralen &-metoksipsoralen, metoksalen( dan disebut P*?A, atau bersama-sama dengan preparat tar yang dikenal sebagai pengobatan 4ara Boe4kerman. P*?A efektif pada #" kasus, ketika psoriasis tidak berespon terhadap terapi yang lain.

elain itu *?7 juga dapat digunakan untuk pengobatan psoriasis tipe plak, gutata, pustular dan eritroderma. Pada tipe plak dan gutata dikombinasikan dengan salep likuor karbonis detergens &;<D( #-6" yang dioleskan sehari !H. sebelum disinar di4u4i dahulu. Dosis *?7  pertama 1!-!/m menurut tipe kulit kemudian dinaikan se4ara bertahap 1#" dari dosis sebelumnya selama seminggu / kali. =arget pengobatan ialah pengurangan 6#" skor PA%. :asil baik yang di 4apai saat ini hamper 6/" kasus, terutama tipe plak.

Dosis +ototerapi untuk psoriasis 5

%nitial dose J in4rease sampai J Boal dosage 0I '#" 4learing 0I batas maH &/$( J maintenan4e & doses 4learing (5

1. )rytema J diturunkan !#" - sampai hilang

(15)

!. >ew lesi L#" area tubuh J dinaikkan 1$" - sampai kembali '#" 4lear.

/. +lare & lesi baru M#" area tubuh( J tingkatkan frekuensi terapi.

Iespon lesi Psoriasis terhadap terapi 5

=ingkat Presentase Kriteria

$ $" =idak ada perubahan

1 #-!$" Perubahan minimal 5 skuama dan atau eritema berkurang

! !$-#$" Perubahan tampak jelas 5 semua plak mulai mendatar, skuama dan eritema berkurang / #$-'#" Perubahan berarti 5 semua plak datar

sempurna, tetapi tepi masih teraba.  '#" 7ersih 5 semua plak mendatar termasuk

tepinya , tersisa hiperpigmentasi.

)fek samping fototerapi 5

• Kulit memerah • =erasa gatal

• =ampak membengkak  • Kulit melepuh

elain berbagai terapi yang disebutkan di atas, monitoring pasien untuk mengevaluasi pengibatan dan monitoring efek samping obat sangat diperlukan. elain itu konsultasi ke bagian lain juga dapat dilakukan untuk men4ari fokus infeksi yang diduga dapat men4etuskan  psoriasis.!,#

B. Sistemi" 

1. Ko#ti"oste#oid

Pemberian kortikosteroid sistemik masih kontroversial ke4uali yang  bentuk eritrodermi, psoriasis artritis dan psoriasis pustulosa =ipe Numbus4h. Dimulai dengan prednison dosis rendah /$-2$ mg &1-! mg8kg778hari(, atau steroid lain dengan dosis ekivalen. etelah membaik, dosis diturunkan perlahan-lahan, kemudian diberi dosis  pemeliharaan. Penghentian obat se4ara mendadak akan menyebabkan

kekambuhan dan dapat terjadi Psoriasis Pustulosa Beneralisata.

(16)

2. Sitostti" 

7ila keadaan berat dan terjadi eritrodermi serta kelainan sendi dapat sitostatik yang biasa digunakan ialah metotreksat &=O(. 0bat ini sering digunakan Psoriasis Artritis dengan lesi kulit, dan Psoriasis )ritroderma yang sukar terkontrol. 7ila lesi membaik dosis diturunkan se4ara perlahan. Kerja metotreksat adalah menghambat sintesis D>A dengan 4ara menghambat dihidrofolat reduktase dan juga hepatotoksik  maka perlu dimonitor fungsi hatinya. Karena bersifat menekan mitosis se4ara umum, hati-hati juga terhadap efek supresi terhadap sumsum tulang.

3. Et#etint +tegison0 tigson

)tretinat merupakan retinoid aromatik, derivat vitamin A digunakan  bagi psoriasis yang sukar disembuhkan dengan obat-obat lain mengingat efek sampingnya. )tretinat efektif untuk Psoriasis Pustular  dan dapat pula digunakan untuk psoriasis eritroderma. Kerja retinoid yaitu mengatur pertumbuhan dan diferensiasi terminal keratinosit yang  pada akhirnya dapat menetralkan stadium hiperproliferasi. )fek 

samping dapat terjadi kulit menipis dan kering, selaput lendir pada mulut, mata, dan hidung kering, kerontokan rambut, 4heilitis, pruritus, nyeri tulang dan persendian, peninggian lipid darah, gangguan fungsi hepar &peningkatan en9im hati(.

'. Si"lospo#in A

Digunakan bila tidak berespon dengan pengobatan konvensional. )feknya ialah imunosupresif. Dosisnya 1-mg8kgbb8hari. 7ersifat nefrotoksik dan hepatotoksik, gastrointestinal, flu like symptoms, hipertrikosis, hipertrofi gingiva,serta hipertensi. :asil pengobatan untuk   psoriasis baik, hanya setelah obat dihentikan dapat terjadi kekambuhan. (. TN!7ntgonis

#umor (ecrosis Factor   &=>+( alpha merupakan sitokin proinflamasi yang memegang peran penting dalam patogenesis psoriasis. aat ini sedang dikembangkan sebagai terapi yang memberi haparan baru. ediaannya antara lain Adalimumab, %nfliHimab, etaner4ept, alefa4ept dan efali9umab.

2.18 P#ognosis

(17)

Psoriasis dapat memburuk sepanjang waktu tetapi tidak dapat diprediksi kapan mun4ul, meluas, ataupun menghilang. Penyakit psoriasis ini bersifat residif sepanjang hidup penderita. engontrol keluhan dan gejala se4ara tipikal memerlukan terapi seumur hidup. :ampir semua orang dengan  psoriasis dapat hidup dengan normal dan tidak menyebabkan kematian. 7eberapa terapi yang paling efektif digunakan untuk mengobati psoriasis  berat dapat menyebabkan meningkatnya risiko morbiditas termasuk kanker 

kulit, lymphoma dan li$er disease. =etapi, sebagian besar pengalaman pasien  psoriasis yang memiliki lesi minor terlokalisir, terutama di siku dan lutut

dapat diobati dengan terapi topikal.

BAB III

LAP9:AN KASUS

3.1 Identits Psien

 >ama 5 

*mur 5 / tahun

enis Kelamin 5 ;aki-laki

Alamat 5 Kubutambahan, 7uleleng

uku 5 7ali

7angsa 5 %ndonesia

Agama 5 :indu

=anggal Pemeriksaan 5 !# 0ktober !$12

3.2 Anmnesis

(18)

Kel%-n Utm;

=imbul ber4ak-ber4ak kemerahan di tangan dan kaki.

Pe#lnn Pen<"it

Pasien mengeluh timbul ber4ak-ber4ak kemerahan di tangan dan kaki sejak # tahun yang lalu disertai rasa gatal yang minimal. 7er4ak kemerahan yang dialami pasien terjadi se4ara tiba-tiba dan semakin lama semakin meluas. 7er4ak kemerahan dikatakan timbul pertama kali di kepala dan leher  yang lama kelamaan meluas hingga ke badan, dan terakhir di tangan serta kaki pasien. Keluhan tersebut tidak mengganggu aktivitas pasien. Pasien mengatakan keluhan timbul dan semakin memberat ketika pasien merasa kelelahan dan banyak pikiran. Keluhan ini tidak disertai dengan rasa nyeri,  panas, nyeri sendi, badan lemas maupun demam. aat ini, pasien tidak dalam

kondisi mengkonsumsi obat-obatan.

:i=<t Pengo)tn

Pasien mulai berobat ke I*D 7uleleng sejak tahun !$1$. ebelumnya  pasien belum pernah men4ari pengobatan untuk keluhannya ini.

:i=<t Atopi

Keluhan bersin pada pagi hari, gatal-gatal dan kemerahan pada kulit setelah mengkonsumsi makanan disangkal oleh pasien.

:i=<t Pen<"it Te#d-%l%

Pasien pernah mengalami keluhan serupa saat masih A namun saat itu hanya sedikit dan dirasakan ringan sehingga tidak men4ari pengobatan.

Iiwayat penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, asma serta penyakit infeksi seperti =7, :%?8A%D disangkal oleh pasien. Iiwayat alergi terhadap obat dan makanan disangkal oleh pasien.

:i=<t Pen<"it Kel%#g

(19)

=idak ada keluarga dengan keluhan serupa. Iiwayat atopi di keluarga disangkal oleh pasien.

:i=<t Sosil

Pasien sehari-hari bekerja sebagai seorang nelayan dan petani.

3.3 Peme#i"sn !isi"  Stt%s P#esent

Keadaan *mum 5 7aik  

Kesadaran 5 Kompos mentis =ekanan darah 5 1!$8$ mm:g  >adi 5 $ kali permenit

Iespirasi 5 12 kali permenit =emperatur aksila 5 /2,# <

77 5 ## kg

Stt%s &ene#l

Kepala 5 >ormo4ephali

ata 5 anemis , ikterus -8-=:= 5 faring hiperemis &-(

;eher 5 Pembesaran kelenjar getah bening &-( =horak 5 <or 5 1 ! tunggal regular , murmur &-(

Pulmo 5 vesikuler E8E , rhonki , whee9ing -8-Abdomen 5 Distensi &-(, hepar dan lien tak teraba

)kstremitas 5 hangat Stt%s De#mtologi

1. ;okasi 5 =ungkai atas dan bawah kanan dan kiri, leher  )ffloresensi 5 =ampak plak eritema multipel dengan batas

tegas bentuk geografika, ukuran bervariasi $,6 4m H 1 4m  2 4m H 1$ 4m beberapa  berkonfluen dengan distribusi simetris, ditutupi skuama berwarna putih keperakan, tipis, dan kasar 

(20)

!. ukosa 5 hiperemis &-( /. Iambut 5 rambut rontok &-( . Kuku 5 pitting nail &-(

#. +ungsi Kelenjar Keringat 5 hiperhidrolisis &-(, anhidrosis &-( 2. Kelenjar ;imfe 5 pembesaran kelenjar limfe &-( 6. araf 5 penebalan saraf &-(

(21)

3.' Dignosis Bnding 1. Psoriasis ?ulgaris !. =inea Korporis /. Dermatitis kontak 

3.( Peme#i"sn Pen%nng

Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

3./ :es%me

Pasien laki-laki, / tahun, mengeluh timbul ber4ak-ber4ak kemerahan di tangan dan kaki sejak # tahun yang lalu disertai rasa gatal. >amun pasien mengaku rasa gatal yang dirasakan minimal. 7er4ak kemerahan yang dialami  pasien terjadi se4ara tiba-tiba dan semakin lama semakin meluas. Keluhan

tidak disertai nyeri, nyeri sendi, badan lemas, maupun demam. Pasien tidak  dalam kondisi mengkonsumsi obat-obatan.

Pemeriksaan +isik5

Q tatus Present 5 dalam batas normal Q tatus Beneral 5 dalam batas normal Q tatus Dermatologis

;okasi 5 =ungkai atas dan bawah kanan dan kiri, leher  )ffloresensi 5 =ampak plak eritema multipel dengan batas

tegas bentuk geografika, ukuran bervariasi $,6H1 4m  2H 1$ 4m beberapa berkonfluen dengan distribusi simetris, ditutupi skuama minimal berwarna putih keperakan dan kasar 

3. Dignosis Ke# Psoriasis ?ulgaris

3. Pentl"snn

• ;oratadin 1 H 1$ mg

(22)

• alep 4ampuran 5

- DesoHymetason /$ g, asam salisilat /", asam ben9oat 2", olium 4adini 2", vaselin album 2$ g yang dioleskan ! kali sehari

• K%) tentang penyakit yang dialami pasien , penyebab, faktor pen4etus dan

rekurensi penyakitnya, terapi dan efek samping yang bisa ditimbulkan.

3.4 P#ognosis

• ?itam 5 Dubia ad bonam • +un4tionam 5 Dubia ad bonam • anationam 5 Dubia ad malam • <osmeti4am 5 Dubia ad malam

BAB I* PE>BAHASAN

Psoriasis merupakan sebuah penyakit autoimun kronik residif yang mun4ul  pada kulit. Penyakit ini menimbulkan warna kemerahan, plak bersisik mun4ul di kulit, disertai oleh fenomena tetesan lilin, tanda Auspitz, dan Koebner. *mumnya lesi psoriasis berdistribusi se4ara simetris dengan predileksi terutama di daerah siku dan lutut, kulit kepala, lumbosakral, bokong dan genitalia.1  Penegakan

diagnosis psoriasis vulgaris didasarkan atas anamnesis, pemeriksaan fisik kulit, dan pemeriksaan histopatologi.

Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien adalah seorang laki-laki berusia / tahun. Keluhan utama pada pasien ini mengeluh timbul ber4ak-ber4ak  kemerahan di leher dan ekstremitas &tangan dan kaki( sejak # tahun yang lalu disertai rasa gatal, namun keluhan yang dirasakan ini awalnya sudah dirasakan sejak di bangku A, namun dirasakan ringan sehingga tidak berobat. aat ini  pasien mengaku rasa gatal yang dirasakan minimal. 7er4ak kemerahan yang dialami pasien terjadi se4ara tiba-tiba dan semakin lama semakin meluas. 7erdasarkan kepustakaan, psoriasis vulgaris merupakan bentuk yang paling

(23)

umum dari psoriasis dan sering ditemukan &$"(. Psoriasis merupakan penyakit autoimun kronik residif yang tampak berupa plak yang berbentuk sirkumskrip, dapat disertai dengan rasa gatal. umlah lesi pada psoriasis vulgaris dapat  bervariasi dari satu hingga beberapa. ;okasi psoriasis vulgaris yang paling sering dijumpai adalah ekstensor siku, lutut, sakrum dan s4alp. >amun dapat juga terjadi di tempat lainnya. :al ini menandakan sebaran lesi pada pasien sesuai predileksi dan penyakit berjalan dalam kurun waktu yang tergolong kronis. Keluhan ini dirasakan sejak A namun tidak sembuh sempurna,hal ini menandakan keluhan  bersifat residif.

Penyebab penyakit psoriasis belum diketahui meskipun telah dilakukan  penelitian dasar dan klinis se4ara intensif. Diduga merupakan interaksi antara faktor genetik, sistem imunitas, dan lingkungan.  7erdasarkan anamnesis pasien

mengatakan tidak ada riwayat keluarga dengan keluhan serupa dan penyakit yang sama. 7erdasarkan kepustakaan, bila orang tua tidak menderita psoriasis maka risiko mendapat psoriasis sebesar 1!", sedangkan bila salah satu orang tua menderita psoriasis maka risiko terkena psoriasis meningkat menjadi /-/'". Pada kembar mono9igot resiko menderita psoriasis adalah sebesar 6$" bila salah seorang menderita psoriasis.  ',1$ 7eberapa faktor pen4etus yang berhubungan

dengan psoriasis antara lain kelainan autoimun, trauma mekanik, infeksi staphylo4o44us, stress psikologis, radiasi sinar ultraviolet, infeksi :%?, peran obat, alkohol, perubahan hormonal dan profil lipid dalam darah.1  7erdasarkan

anamnesis pasien bekerja sebagai nelayan dan petani mengatakan keluhannya mun4ul dan memberat apabila kelelahan dan stress sehingga diduga faktor   pen4etus pada pasien ini adalah stress dan kelelahan. :ubungan antara stres dan

eksaserbasi psoriasis belum terlalu jelas namun diduga karena mekanisme neuroimunologis. Psoriasis dilaporkan akan bertambah buruk dengan timbulnya stres yaitu pada /$- $" kasus.

eperti telah diketahui bahwa penyebab dan patogenesis psoriasis belum diketahui dengan pasti, banyak sistem dalam tubuh berperan dalam patogenesis  psoriasis, banyak komponen, elemen mediator yang terlibat terhadap terjadinya atau kekambuhan psoriasis. >amun ada tiga hal yang perlu diperhatikan oleh para  peneliti, diantaranya gangguan diferensiasi keratinosit, hiperproliferasi keratinosit

dan imunologis. :al tersebut menjadi dasar patologis terjadinya psoriasis yang

(24)

multifaktor tersebut, namun ketiganya tidak bekerja sendiri-sendiri melainkan saling berkaitan.2

Pada pemeriksaan fisik umum ditemukan status present dan status general dalam batas normal. edangkan pada pemeriksaan fisik khusus yaitu status dermatologis ditemukan lesi yang berlokasi di tungkai atas dan bawah kanan dan kiri, serta leher dengan effloresensi plak eritema multipel dengan batas tegas  bentuk geografika, ukuran bervariasi $,6 4m H 1 4m  2 4m H 1$ 4m beberapa  berkonfluen dengan distribusi simetris, ditutupi skuama minimal berwarna putih

keperakan dan kasar.

=emuan ini sesuai dengan gambaran klinis psoriasis vulgaris yang dijelaskan pada kepustakaan yaitu pada psoriasis vulgaris terdapat plak  eritematosa sirkumskrip dengan skuama putih keperakan diatasnya dan tanda Auspit9. 3arna plak dapat bervariasi dari kemerahan dengan skuama minimal,  plak putih dengan skuama tebal hingga putih keabuan tergantung pada ketebalan

skuama. Pada umumnya lesi psoriasis adalah simetris.1

Dua puluh lima sampai lima puluh persen penderita psoriasis yang lama  juga dapat menyebabkan kelainan pada kuku, dimana perubahan yang dijumpai  berupa  pitting nail   atau nail pit  pada lempeng kuku berupa lekukan-lekukan miliar./, Disamping menimbulkan kelainan pada kulit dan kuku, penyakit ini

dapat pula menyebabkan kelainan pada sendi, tetapi jarang terjadi./,# Antara 1$-/$

" pasien psoriasis berhubungan dengan atritis disebut Psoriasis Artritis yang menyebabkan radang pada sendi. *mumnya bersifat poliartikular, tempat  predileksinya pada sendi interfalangs distal, terbanyak terdapat pada usia /$-#$ tahun./,# Pada pasien ini tidak didapatkan kelainan pada kuku seperti pitting nail

dan kelainan pada sendi.

Bambaran klasik psoriasis biasanya mudah dibedakan dengan penyakit kulit lainnya. >amun lesi yang atipikal atau bentuk lesi selain plak yang klasik dapat menimbulkan tantangan bagi diagnosis psoriasis. Diagnosis banding pada pasien ini meliputi tinea korporis dan dermatitis kontak.

Pada stadium penyembuhan psoriasis telah dijelaskan bahwa eritema dapat terjadi hanya di pinggir, hingga menyerupai dermatofitosis. Pada dermatofitosis skuama umumnya pada perifer lesi dan pada sediaan langsung ditemukan jamur./

Disingkirkan karena dari anamnesis, pasien mengeluh gatal yang tidak terlalu

(25)

 jelas namun akan bertambah jika pasien berkeringat. Pada pemeriksaan,tidak  didapatkan adanya 4entral healing dan pinggiran meninggi yang merupakan gambaran khas dari tinea. =inea korporis adalah dermatofitosis pada kulit yang tidak berambut & gla)rous s%in( ke4uali telapak tangan, telapak kaki, dan lipat  paha. Dermatofitosis adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur 

dermatofita yaitu )pidermophyton, y4rosporum dan =ry4ophyton. =erdapat lebih dari $ spesies dermatofita yang berbeda, yang menginfeksi kulit dan salah satu penyakit yang disebabkan jamur golongan dermatofita adalah tinea korporis. Bambaran klinis dimulai dengan lesi bulat atau lonjong dengan tepi yang aktif  dengan perkembangan kearah luar, ber4ak-ber4ak bisa melebar dan akhirnya memberi gambaran yang polisiklik. Pada bagian pinggir ditemukan lesi yang aktif  yang ditandai dengan eritema, adanya papul atau vesikel, sedangkan pada bagian tengah lesi relatif lebih tenang. =inea korporis yang menahun, tanda-tanda aktif  menjadi hilang dan selanjutnya hanya meninggalkan daerah hiperpigmentasi saja. Bejala subyektif yaitu gatal, dan terutama jika berkeringat dan kadang-kadang terlihat erosi dan krusta akibat garukan.1

Plak psoriasis yang kronis seringkali menyerupai dermatitis kronis dengan likenifikasi pada daerah ekstremitas. =etapi biasanya pada dermatitis kronis lesinya tidak berbatas tegas serta skuama yang terdapat pada permukaan lesi tidak  setebal pada psoriasis. Pada dermatitis kontak, biasanya terdapat paparan terhadap  bahan iritan maupun alergen sebelumnya mun4ulnya lesi.1

Pada pasien ini tidak diusulkan untuk melakukan pemeriksaan penunjang karena gambaran klinis telah 4ukup jelas mengarah psoriasis vulgaris. Predileksi lesi pada pasien ini adalah di lengan atas dan bawah serta siku kanan dan kiri, tungkai atas dan bawah serta leher, dimana sesuai dengan predileksi psoriasis vulgaris. 7erdasarkan anamnesis tersebut diatas, didapatkan bahwa perjalanan  penyakit yang diderita oleh pasien bersifat kronik dan sifatnya sering kambuh

&residif(. :al ini sesuai dengan sifat dari psoriasis vulgaris yang kronik residif. elain itu gambaran klinis yang ditemukan pada pasien 4ukup khas yakni plak  eritema dengan skuama putih dan kasar. 7erdasarkan kepustakaan pemeriksaan  penunjang dilakukan apabila klinis kurang jelas dengan melakukan pemeriksaan histopatologi.1 Pada pemeriksaan histopatologi akan ditemukan hiperkeratosis,

 parakeratosis, akanthosis, granulosit neutrofilik bermigrasi melewati epidermis

(26)

membentuk mikro abses munro di bawah stratum korneum, peningkatan mitosis  pada stratum basalis, edema pada dermis disertai infiltrasi sel-sel  polimorfonuklear, limfosit, monosit dan neutrofil, serta pemanjangan dan  pembesaran papila dermis. Pemeriksaan laboratorium pada psoriasis tidak 

ditemukan kelainan yang spesifik. Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk  menganalisis penyebab proriasis terutama pada kasus psoriasis pustular general serta eritroderma psoriasis dan pada plak serta psoriasis gutata.

Pada pasien psoriasis dapat diberikan pengobatan topikal antara lain5 anthralin, vitamin D/ &<al4ipotriol(, preparat tar, kortikosteroid topikalF  pengobatan sistemik antara lain5 kortikosteroid, methotreHate, siklosporin, retinoid, DD &diaminodifenilsulfon(F dan fototerapi.!,/, Pada pasien ini diberikan

terapi salep 4ampuran &DesoHymethason /$ gr, Asam alisilat /", 0lium 4adini '" dan vaselin album 2$ g( dan ;oratadin 1$ mg yang dikonsumsi tiap ! jam  jika merasa gatal. 7erdasarkan kepustakaan, kerja steroid topikal pada psoriasis

diketahui melalui beberapa 4ara, yaitu vasokonstriksi untuk mengurangi eritema, sebagai antimitotik sehingga dapat memperlambat proliferasi seluler, efek anti inflamasi, diketahui bahwa pada psoriasis terjadi peradangan kronis akibat aktivasi sel =. ekanisme kerja preparat tar adalah mensupresi sintesis D>A dan menurunkan aktivitas mitotik pada basal epidermis dan memiliki aktivitas anti inflamasi. Preparat tar berguna untuk keadaan psoriasis yang telah resisten terhadap steroid topikal sejak awal atau pemakaian pada lesi luas. Pada kasus ini  preparat tar yang digunakan adalah olium 4adini yang ditambahkan dengan asam

salisilat /" dan desoHymethason /$ gr, untuk memudahkan absorpsi 4oal tar dan menambah efek anti inflamasi yang dimiliki glukokortikoid. Preparat topikal ini ditambahkan dengan vaselin album sebagai emolien untuk melembabkan kulit serta meningkatkan penetrasi dari bahan aktif. alep ini diberikan pada malam hari karena pengaruh dari tar adalah photosensitif. ebagai pengobatan sistemik  diberikan ;oratadin 1$ mg sebagai antihistamin untuk mengurangi gatal-gatal yang dirasakan pasien.

Pada pasien ini  prognosis *uo ad $itam  adalah dubia ad bonam karena se4ara keselurahan pasien ini tidak memiliki penyakit lain yang menyertai  psoriasis vulgaris. Penyakit psoriasis vulgaris sendiri tidak mengan4am jiwa.

(27)

 rognosis *uo ad functionam adalah dubia ad bonam. >amun jika tidak  dilakukan terapi pada beberapa jenis Psoriasis, komplikasi yang diakibatkan dapat menjadi serius, seperti pada Psoriasis artropi yaitu Psoriasis yang menyerang sendi, Psoriasis bernanah &Psoriasis Postulosa(.  rognosis *uo ad sanationam adalah dubia ad malam karena pasien ini telah mengalami keluhan ini untuk kedua kali dan lesinya luas pada hampir seluruh tubuh.  rognosis *uo ad cosmeticam adalah du)ia ad malam karena sisik putih tranparan pada lesi menimbulkan bekas dan tidak dapat hilang seutuhnya.1

.

BAB * SI>PULAN

Psoriasis adalah peradangan kulit yang bersifat kronik residif dengan karakteristik berupa plak eritematosa berbatas tegas, skuama kasar, berlapis, dan  berwarna putih keperakan disertai oleh fenomena tetesan lilin, tanda Auspitz, dan

fenomena Koebner.

Penyebab yang pasti psoriasis belum diketahui dengan pasti, namun, banyak  faktor predisposisi yang memegang peran penting seperti predisposisi genetik dan kelainan imunologis. 3alaupun etiopatogenesis psoriasis tidak diketahui dengan  pasti, namun banyak faktor yang diduga sebagai pemi4u timbulnya psoriasis seperti5 infeksi bakterial, trauma fisik, stress psikologis dan gangguan metabolisme.

Diagnosis psoriasis umumnya ditegakkan berdasarkan anamnesis dan gambaran klinis lesi kulit. Pada kasus-kasus tertentu, dibutuhkan pemeriksaan  penunjang seperti pemeriksaan laboratorium darah dan biopsi histopatologi. Psoriasis vulgaris memiliki beberapa diagnosis banding yakni pitiriasis rosea, tinea korporis, dermatitis kontak, eritroderma akibat obat.

Psoriasis sebagai penyakit yang multifaktorial dengan penyebab belum diketahui dengan pasti, sehingga penanganannya juga sangat bervariasi. Pengobatan promotif dapat berupa menekankan bahwa psoriasis tidak menular  serta suatu saat akan mengalami psoriasis akan remisi spontan dan tersedianya  pengobatan yang bervariasi untuk setiap bentuk dari psoriasis. Pengobatan  preventif berupa menghindari atau mengurangi faktor pen4etus, yaitu stres psikis, !6

(28)

infeksi fokal, endokrin, seta pola hidup lain yang dapat meningkatkan resiko  penurunan sistem imun. 7eberapa regimen terapi yang sering digunakan sebagai  pengobatan kuratif berupa topikal maupun sistemik.1

Referensi

Dokumen terkait

Penciptaan program dengan menitikberatkan pada pembahasan mengenai penggunaan bahasa plesetan dalam desain kaos Dagadu berarti juga memberikan informasi yang menarik

Dalam perancangan pabrik Metil Akrilat dari Asam Akrilat dan methanol dengan kapasitas 60.000 ton/tahun dapat diambil kesimpulan :. Pendirian pabrik Metil Akrilat dengan

Pana)tan

(1) Pemberian Bantuan Pemerintah dilaksanakan berdasarkan permohonan yang dilakukan secara tertulis dari calon penerima Bantuan Pemerintah kepada satuan kerja

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Peranan Yasanti dalam upaya perlindungan dan pemberdayaan buruh gendong perempuan melalui berbagai kegiatan sosial di bidang ekonomi,

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan kualitas

Untuk variabel NIM antara Bank UMUM (BU), Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank perkreditas Rakyat Syariah (BPRS) yang paling kecil adalah pada Bank Perkreditan Rakyat