H I
H IR S C H S P R U N G R S C H S P R U N G AA S S O C IS S O C IAA T E D T E D ENTEROCOLITIS
ENTEROCOLITIS
(HAEC),
(HAEC),
PARAMETER DAN PENANGANANNYA
PARAMETER DAN PENANGANANNYA
Dipresentasikan Oleh: Dipresentasikan Oleh: Leecarlo Millano Leecarlo Millano Pembimbing: Pembimbing: Dr.
Dr. Akhmad Mahmudi, Sp.B (K) Akhmad Mahmudi, Sp.B (K) BA.BA.
SMF ILMU BEDAH -
SMF ILMU BEDAH - SUB BAGIAN BEDAH ANAKSUB BAGIAN BEDAH ANAK
RSUP DR. SARDJITO - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RSUP DR. SARDJITO - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
Pendahuluan
Pendahuluan
•
• Penyakit Hirschsprung (megakolon kongenital) disebabkanPenyakit Hirschsprung (megakolon kongenital) disebabkan
kegagalan dari migrasi sel ganglion kolon ke arah
kegagalan dari migrasi sel ganglion kolon ke arah
sefalokaudal melalui lempeng neural (
sefalokaudal melalui lempeng neural (neural crest neural crest ) diminggu) diminggu
ke-4 sampai ke-12 gestasi
ke-4 sampai ke-12 gestasi
•
• Sepertiga pasien Hirschsprung menderita enterokolitis terkaitSepertiga pasien Hirschsprung menderita enterokolitis terkait
Hirschsprung (HAEC=
Hirschsprung (HAEC=Hirschsprung’sHirschsprung’s-associated -associated
enterocolitis
enterocolitis), yang secara signifikan penyebab kematian), yang secara signifikan penyebab kematian
Kessmann J
Pendahuluan-2
Pendahuluan-2
•
• Secara historis, kejadian enterokolitis-terkait HirschsprungSecara historis, kejadian enterokolitis-terkait Hirschsprung
mencapai 50% dengan angka mortalitas sampai 30%.
mencapai 50% dengan angka mortalitas sampai 30%.
Pada pengamatan terbaru pada 2824 bayi dan anak
Pada pengamatan terbaru pada 2824 bayi dan anak
dengan penyakit Hirschsprung di Amerika bagian Utara
dengan penyakit Hirschsprung di Amerika bagian Utara
dan Jepang ,
dan Jepang , HAEC hampir terdapat pada seperempatHAEC hampir terdapat pada seperempat
pasien-pasien ini, dengan angka
pasien-pasien ini, dengan angka kematian berkisar darikematian berkisar dari
6% sampai 30%
Pendahuluan-3
Pendahuluan-3
•
• Bahkan pada beberapa penelitian yang lain Bahkan pada beberapa penelitian yang lain dinyatakandinyatakan
bahwa insidensi terjadinya enterokolitis preoperasi
bahwa insidensi terjadinya enterokolitis preoperasi
berkisar 15%-50%, dengan angka kematian 20%
berkisar 15%-50%, dengan angka kematian 20%
sampai 50% dan enterokolitis pascaoperasi terjadi pada
sampai 50% dan enterokolitis pascaoperasi terjadi pada
2% sampai 33% kasus dengan
2% sampai 33% kasus dengan angka kematianangka kematian
bervariasi antara 0% sampai 30%
bervariasi antara 0% sampai 30%
Marty TL, Matlak ME,
Marty TL, Matlak ME, Pediatrics 1995Pediatrics 1995;96:118-21;96:118-21 Carneiro PMR, Brereton RJ,
Carneiro PMR, Brereton RJ, Drake DPDrake DP, Kiely , Kiely M, Spitz L, M, Spitz L, Turnock R.Turnock R. Pediatr Surg Int 1992Pediatr Surg Int 1992;7:356-60;7:356-60 Elhalaby EA, Teitelbaum DH, Coren AG, Heidelberger KP.
Elhalaby EA, Teitelbaum DH, Coren AG, Heidelberger KP. J Pediatr Surg 1995J Pediatr Surg 1995;30(7):1026-7. Abstract;30(7):1026-7. Abstract Murphy F, Puri P.
Definisi
Definisi
•
• Enterokolitis didefinisikan sebagai suatu kondisi klinisEnterokolitis didefinisikan sebagai suatu kondisi klinis
dimana terdapat diare, distensi dari
dimana terdapat diare, distensi dari abdomen, demam,abdomen, demam,
nyeri kolik abdomen, letargi dan keluarnya kotoran
nyeri kolik abdomen, letargi dan keluarnya kotoran
bercampur darah
bercampur darah
•
• Enterokolitis ini juga merupakan komplikasi yangEnterokolitis ini juga merupakan komplikasi yang
signifikan dari penyakit Hirschsprung, baik pada
signifikan dari penyakit Hirschsprung, baik pada periodeperiode
preoperatif maupun
preoperatif maupun pascaoperatif pascaoperatif
Murphy F, Puri P.
Murphy F, Puri P. Pediatr Surg Int 2005Pediatr Surg Int 2005;21:773-9;21:773-9
Rehman Y, Bjornland K, Stensrud KJ, Farstad IN, Emblem R.
Hubungan antara tindakan pembedahan pada
Hubungan antara tindakan pembedahan pada
Hirschsprung dan kejadian enterokolitis
Gejala pada
Gejala pada enterokolitis-enterokolitis-terkait Hirschsprungterkait Hirschsprung
(HAEC)
Enterokolitis pada Hirschsprung lebih banyak terjadi
Enterokolitis pada Hirschsprung lebih banyak terjadi
pada neonatus dibandingkan dengan bayi pada usia
pada neonatus dibandingkan dengan bayi pada usia
yang lebih tua, tanpa melihat parameter etiologi
Patogenesis
Patogenesis
•
• Berbagai macam teori, telah Berbagai macam teori, telah dinyatakan untukdinyatakan untuk
menjelaskan kemungkinan terjadinya kasus ini,
menjelaskan kemungkinan terjadinya kasus ini, termasuktermasuk
dilatasi fisik dari usus
dilatasi fisik dari usus proksimal, berbagai macam variasiproksimal, berbagai macam variasi
pada komponen musin dan produksinya di usus, infeksi
pada komponen musin dan produksinya di usus, infeksi
rotavirus,
rotavirus, clostridium difficileclostridium difficile, peningkatan aktivitas, peningkatan aktivitas
prostaglandin E1, defek pada imunitas
prostaglandin E1, defek pada imunitas mukosa usus,mukosa usus,
reaksi tipe Shwartzman, kelainan motilitas usus yang
reaksi tipe Shwartzman, kelainan motilitas usus yang
berhubungan dengan sensitisasi protein dan defisiensi
berhubungan dengan sensitisasi protein dan defisiensi
sucrase-isomatatase
1. Obstruksi Mekanik
1. Obstruksi Mekanik
•
• Bill dan Chapman pada Bill dan Chapman pada tahun 1962, menyatakantahun 1962, menyatakan
bahwa obstruksi mekanik parsial, yang
bahwa obstruksi mekanik parsial, yang merupakanmerupakan
patogenesis dari HAEC, menyebabkan dilatasi
patogenesis dari HAEC, menyebabkan dilatasi
mekanik
mekanik pada pada usus usus bagian bagian proksimal, proksimal, yangyang
membuat feses tertahan dan dilatasi usus yang
membuat feses tertahan dan dilatasi usus yang
terus
terus menerus menerus ini mini menyebabkan enyebabkan terjadinya terjadinya iskemikiskemik
pada mukosa usus dan invasi bakteri, yang hanya
pada mukosa usus dan invasi bakteri, yang hanya
bisa dihentikan dengan melakukan kolostomi
•
• Tetapi teori ini tidak Tetapi teori ini tidak dapat menjelaskan terjadinyadapat menjelaskan terjadinya
enterokolitis di kolon bagian distal pada kasus tidak
enterokolitis di kolon bagian distal pada kasus tidak
berfungsinya stoma proksimal usus, dan tidak
berfungsinya stoma proksimal usus, dan tidak
menjelaskan terjadinya enterokolitis pada pasien-pasien
menjelaskan terjadinya enterokolitis pada pasien-pasien
pascaoperasi atau pembuktian histologis enterokolitis
pascaoperasi atau pembuktian histologis enterokolitis
pada usus yang aganglionik. Pada teori
pada usus yang aganglionik. Pada teori ini, yang pentingini, yang penting
menjadi catatan adalah disebutkan bahwa
menjadi catatan adalah disebutkan bahwa panjangnyapanjangnya
segmen aganglionik, merupakan faktor risiko terjadinya
segmen aganglionik, merupakan faktor risiko terjadinya
HAEC
2. Defisiensi Enzim Sukrase
2. Defisiensi Enzim Sukrase
•
• Pada tahun 1973, Amen Pada tahun 1973, Amen dan Bill, mempresentasikandan Bill, mempresentasikan
kasus anak laki-laki usia 6
kasus anak laki-laki usia 6 tahun dengan enterokolitistahun dengan enterokolitis
kronis pascaoperasi Hirschsprung, dimana pada kasus ini
kronis pascaoperasi Hirschsprung, dimana pada kasus ini
didapatkan adanya kekurangan enzim
didapatkan adanya kekurangan enzim
sukrase-isomaltase, yang akhirnya pada anak ini, diterapi dengan
isomaltase, yang akhirnya pada anak ini, diterapi dengan
diet rendah sukrosa. Hal ini
diet rendah sukrosa. Hal ini melahirkan postulasi baru,melahirkan postulasi baru,
bahwa HAEC non-obstruksi disebabkan oleh adanya
bahwa HAEC non-obstruksi disebabkan oleh adanya
kerusakan metabolisme sejak lahir
3. Reaksi Shwartzman
3. Reaksi Shwartzman
•
• Berry dan Fraser (1968) Berry dan Fraser (1968) menyatakan bahwa HAECmenyatakan bahwa HAEC
diinisiasi oleh adanya suatu
diinisiasi oleh adanya suatu kemiripan reaksi sensitivitaskemiripan reaksi sensitivitas
dari ’reaksi Shwartzmann’ (suatu reaksi yang sangat
dari ’reaksi Shwartzmann’ (suatu reaksi yang sangat
jarang terjadi
jarang terjadi pada tubuh pada tubuh oleh karena adaoleh karena adanya toksinnya toksin
tertentu yang disebut endotoksin, yang
tertentu yang disebut endotoksin, yang menyebabkanmenyebabkan
terjadinya trombosis pada jaringan yang terkena, hal ini
terjadinya trombosis pada jaringan yang terkena, hal ini
yang akhirnya menyebabkan terjadinya nekrosis
yang akhirnya menyebabkan terjadinya nekrosis jaringan)jaringan)
yang disebabkan karena adanya invasi
yang disebabkan karena adanya invasi organismeorganisme
intraluminer pada dinding submukosa usus
4. Efek
4. Efek Prostaglan
Prostaglandin
din
•
• Suatu kasus tunggal dilaporkan oleh Lloyd-Still danSuatu kasus tunggal dilaporkan oleh Lloyd-Still dan
Demers mengenai kejadian
Demers mengenai kejadian enterokolitis-terkaitenterokolitis-terkait
Hirschsprung pada diare yang tidak respon dan
Hirschsprung pada diare yang tidak respon dan terusterus
menerus, ternyata memiliki tingkat PgE1 yang
menerus, ternyata memiliki tingkat PgE1 yang tinggi.tinggi.
•
• Dan dibuat Dan dibuat suatu postulasi bahwa aktivitas peningkatansuatu postulasi bahwa aktivitas peningkatan
PgE, enterotoksin dan malabsorbsi asam empedu,
PgE, enterotoksin dan malabsorbsi asam empedu,
terkait dengan kejadian enterokolitis pada penyakit
terkait dengan kejadian enterokolitis pada penyakit
Hirscshprung
5. Penurunan fungsi sel darah putih
5. Penurunan fungsi sel darah putih
•
• Pada tahun 1988, Wilson-Storey dkk, membuat suatuPada tahun 1988, Wilson-Storey dkk, membuat suatu
postulasi bahwa penurunan fungsi dari sel darah
postulasi bahwa penurunan fungsi dari sel darah putihputih
merupakan faktor predisposisi dari kejadian HAEC
merupakan faktor predisposisi dari kejadian HAEC
•
• Hitung jenis sel leukosit dianalisis pada 9 Hitung jenis sel leukosit dianalisis pada 9 pasienpasien
Hirschsprung, diman
Hirschsprung, dimana 5 a 5 diantaranya menderita HAEC dandiantaranya menderita HAEC dan
dibandingkan dengan 10 kontrol yang seusia
dibandingkan dengan 10 kontrol yang seusia
•
• Mereka juga membuat postulasi bahwa sel darah putihMereka juga membuat postulasi bahwa sel darah putih
pada pasien dengan HAEC bekerja lebih lambat pada
pada pasien dengan HAEC bekerja lebih lambat pada
respon inflamasi
6. Mukosa yang imatur
6. Mukosa yang imatur
•
• Kelompok darah-yang terkait dengan antigen LeKelompok darah-yang terkait dengan antigen Lebb ((Blood Blood
group-associated antigen Le
group-associated antigen Lebb), secara normal terdapat), secara normal terdapat
pada kolon fetus dan menghilang pada usus normal yang
pada kolon fetus dan menghilang pada usus normal yang
ganglionik
ganglionik
•
• Ekspresi pada segmen aganglionik ini merupakan indikasiEkspresi pada segmen aganglionik ini merupakan indikasi
terdapatnya proliferasi dari sel-sel kripta/jonjot-jonjot usus
terdapatnya proliferasi dari sel-sel kripta/jonjot-jonjot usus
yang imatur atau dapat dikatakan bahwa mukosa kolon
yang imatur atau dapat dikatakan bahwa mukosa kolon
tersebut belumlah matur dan dengan alasan ini, dinyatakan
tersebut belumlah matur dan dengan alasan ini, dinyatakan
bahwa mukosa usus ini ada pada stadium fetus
7. Teori Musin/Mukus
7. Teori Musin/Mukus
•
• Secara klinis, jumlah cairan mukus yang diproduksiSecara klinis, jumlah cairan mukus yang diproduksi
pada kasus HAEC sangat
pada kasus HAEC sangat banyak dan dramatis,banyak dan dramatis,
dan hal inilah
dan hal inilah yang mendasari spekulasi bahwayang mendasari spekulasi bahwa
cairan mukous merupakan faktor patogen dalam
cairan mukous merupakan faktor patogen dalam
kondisi ini
kondisi ini
•
• Cairan mukus/musin pre-epitelial mengandungCairan mukus/musin pre-epitelial mengandung
glikoprotein dan imunoglobulin A (IgA) dan
glikoprotein dan imunoglobulin A (IgA) dan bekerjabekerja
sebagai garis depan pertahanan tubuh dalam
sebagai garis depan pertahanan tubuh dalam
mengikat dan membunuh organisme asing/bakteri
•
• Pada usus yang normal, kebanyakan dari cairan mukus iniPada usus yang normal, kebanyakan dari cairan mukus ini
mengandung sulfat, sehingga hal ini secara relatif berkaitan
mengandung sulfat, sehingga hal ini secara relatif berkaitan
dengan sedikitnya cairan mukous netral yang ada. Cairan mukus
dengan sedikitnya cairan mukous netral yang ada. Cairan mukus
netral ada pada bagian setengah ke atas dari kripta/jonjot usus
netral ada pada bagian setengah ke atas dari kripta/jonjot usus
dan setengah bawahnya mengandung cairan musin yang asam
dan setengah bawahnya mengandung cairan musin yang asam
•
• Koloni cairan musin ini dipertahankan dalam rasio yang stabilKoloni cairan musin ini dipertahankan dalam rasio yang stabil
oleh perpindahan yang cepat dari sel-sel epitel pada kripta/jonjot
oleh perpindahan yang cepat dari sel-sel epitel pada kripta/jonjot
usus dan oleh adanya desulfasi cairan musin karena adanya
usus dan oleh adanya desulfasi cairan musin karena adanya
bakteri
•
• Teitelbaum dkk (1989),Teitelbaum dkk (1989),
mengajukan bahwa keberadaan
mengajukan bahwa keberadaan
enterokolitis pada Hirschsprung,
enterokolitis pada Hirschsprung,
merupakan akibat dari
merupakan akibat dari
perubahan cairan
perubahan cairan
musin/mukous pada usus besar
musin/mukous pada usus besar
karena berhubungan dengan
karena berhubungan dengan
retensi cairan musin dan dilatasi
retensi cairan musin dan dilatasi
dari kripta/jonjot usus
•
• Teitelbaum dkk, juga mengajukan suatu sistem derajatTeitelbaum dkk, juga mengajukan suatu sistem derajat
histologi,mulai dari bentuk normal sampai abnormal
histologi,mulai dari bentuk normal sampai abnormal
dengan menggunakan bentuk histologi dan bentuk retensi
dengan menggunakan bentuk histologi dan bentuk retensi
dari cairan musin yang merupakan hal unik pada
dari cairan musin yang merupakan hal unik pada
Hirschsprung
8. Pertahanan dinding
8. Pertahanan dinding intestinal
intestinal
•
• Sekresi dari imunoglobulin A (IgA) menghasilkanSekresi dari imunoglobulin A (IgA) menghasilkan
suatu barier imunologis yang besar pada
suatu barier imunologis yang besar pada sistemsistem
gastrointestinal. IgA ini juga
gastrointestinal. IgA ini juga merupakanmerupakan
imunoglobulin predominan pada setiap tingkatan
imunoglobulin predominan pada setiap tingkatan
pada intestinal baik di dalam
pada intestinal baik di dalam lumen maupun padalumen maupun pada
dinding
•
• Wilson-Storey dkk, membuat postulasi bahwa jelasWilson-Storey dkk, membuat postulasi bahwa jelas
terdapat defisiensi saat transfer IgA melalui mukosa
terdapat defisiensi saat transfer IgA melalui mukosa
intestinal pasien dengan HAEC.
intestinal pasien dengan HAEC. Mereka menandaiMereka menandai
ini dengan tidak adanya sekresi IgA
ini dengan tidak adanya sekresi IgA pada mukosapada mukosa
buccal pada pasien HAEC. 5 dari 6
buccal pada pasien HAEC. 5 dari 6 pasien denganpasien dengan
HD, tidak memiliki sekresi IgA di
PENATALAKSANAAN HAEC-1
PENATALAKSANAAN HAEC-1
•• Perawatan di rumah sakit sangat diperlukan, agar Perawatan di rumah sakit sangat diperlukan, agar
pasien mendapatkan hidrasi yang cukup,
pasien mendapatkan hidrasi yang cukup,
dekompresi nasogastrik dan yang paling utama
dekompresi nasogastrik dan yang paling utama
adalah dekompresi transrektal dengan
adalah dekompresi transrektal dengan
menggunakan tube atau dilatasi anal
PENATALAKSANAAN HAEC-2
PENATALAKSANAAN HAEC-2
•• Secara pengalaman historis, SwensonSecara pengalaman historis, Swenson
merekomendasik
merekomendasikan hanya an hanya penggunaanpenggunaan rectal tuberectal tube
sebagai dekompresi kolon. Saat ini,
sebagai dekompresi kolon. Saat ini, penggunaanpenggunaan
awal program pembersihan/irigasi kolon secara
awal program pembersihan/irigasi kolon secara
frekuen (setiap 4 sampai 6 jam) dengan cairan
frekuen (setiap 4 sampai 6 jam) dengan cairan
saline normal untuk mengeluarkan kotoran dan gas
saline normal untuk mengeluarkan kotoran dan gas
yang tertinggal dan juga pembedahan, dipandang
yang tertinggal dan juga pembedahan, dipandang
sebagai kunci utama pencegahan HAEC
PENATALAKSANAAN HAEC-3
PENATALAKSANAAN HAEC-3
•• VancomycinVancomycin dandan metronidazolemetronidazole sebagai antibiotik, jugasebagai antibiotik, juga
dapat diberikan baik dalam bentuk oral
dapat diberikan baik dalam bentuk oral atau lewat enema,atau lewat enema,
jika ditemuk
jika ditemukan adanyaan adanya Clostridium difficileClostridium difficile pada kultur pada kultur
feses
feses
•
• Mengingat banyaknya angka kejadian mortalitas yangMengingat banyaknya angka kejadian mortalitas yang
disebabkan oleh enterokolitis berat periode pascaoperasi,
disebabkan oleh enterokolitis berat periode pascaoperasi,
membuat Marty
membuat Marty et al et al , menyarankan irigasi rektal, menyarankan irigasi rektal
pascaoperasi secara rutin dapat menurunkan angka
pascaoperasi secara rutin dapat menurunkan angka
kejadian enterokolitis dan beratnya
kejadian enterokolitis dan beratnya kejadian enterokolitiskejadian enterokolitis
yang telah terjadi setelah operasi definitif
PENATALAKSANAAN HAEC-4
PENATALAKSANAAN HAEC-4
•• Pada episode enterokolitis yang berulang, yangPada episode enterokolitis yang berulang, yang
terjadi pada hingga 56%
terjadi pada hingga 56% pasien, direkomendasikpasien, direkomendasikanan
tindakan dilatasi anal. Pasien dengan biopsi rektal
tindakan dilatasi anal. Pasien dengan biopsi rektal
yang normal, dapat
yang normal, dapat saja dilakukan sfingterotomisaja dilakukan sfingterotomi
•
• Penelitian yang dilakukan oleh Penelitian yang dilakukan oleh Wildhaber Wildhaber et al et al ,,
memiliki 59% pasien dengan
memiliki 59% pasien dengan enterokolitis berulang,enterokolitis berulang,
dimana 75%-nya tidak memiliki gejala lagi, setelah
dimana 75%-nya tidak memiliki gejala lagi, setelah
dilakukan tindakan
PENATALAKSANAAN HAEC-5
PENATALAKSANAAN HAEC-5
•• Suatu penelitian yang dilakukan oleh Rintala RJ,Suatu penelitian yang dilakukan oleh Rintala RJ, et et
al
al daridari Children’s Hospital, University of Children’s Hospital, University of Helsinki,Helsinki,
Finland
Finland , menyatakan bahwa ada suatu zat yang, menyatakan bahwa ada suatu zat yang
merupakan stabilisasi sel mast yang
merupakan stabilisasi sel mast yang
nonabsorbable
nonabsorbable, yaitu, yaitu sodium cromoglycatesodium cromoglycate,,
ditenggarai dapat mengobati 6 dari 8 pasien
ditenggarai dapat mengobati 6 dari 8 pasien
dengan HAEC berulang secara sukses
PENATALAKSANAAN HAEC-6
PENATALAKSANAAN HAEC-6
•• Sebelum dilakukan pengobatan ini, pasien Sebelum dilakukan pengobatan ini, pasien terlebihterlebih
dahulu menjalani ileokolonoskopi, yang hasilnya
dahulu menjalani ileokolonoskopi, yang hasilnya
menunjukkan adanya inflamasi kronik secara
menunjukkan adanya inflamasi kronik secara
makroskopis dan histologi pada seluruh
makroskopis dan histologi pada seluruh pasien.pasien.
•
• Semua pasien ini mendapatkan 100 mg Semua pasien ini mendapatkan 100 mg sampai 200sampai 200
mg SCG (sodium cromoglycate) 4 kali
mg SCG (sodium cromoglycate) 4 kali sehari,sehari,
tergantung umur pasien
PENATALAKSANAAN HAEC-7
PENATALAKSANAAN HAEC-7
•• Kelebihan menggunakan SCG ini adalah, karenaKelebihan menggunakan SCG ini adalah, karena
sifatnya yang tidak diserap, maka SCG tidak
sifatnya yang tidak diserap, maka SCG tidak
memiliki efek samping secara sistemik
KESIMPULAN
KESIMPULAN
•
• Kami menyimpulkan bahwa, kasus Kami menyimpulkan bahwa, kasus enterokolitis-terkaitenterokolitis-terkait
Hirschsprung ini, masih akan terus berlanjut menjadi
Hirschsprung ini, masih akan terus berlanjut menjadi
penyebab utama pada angka kesakitan dan kematian
penyebab utama pada angka kesakitan dan kematian
pada bayi dan anak-anak dengan
pada bayi dan anak-anak dengan penyakit Hirschsprung.penyakit Hirschsprung.
•
• Disini pentingnya eliminasi/pengawasan ketat padaDisini pentingnya eliminasi/pengawasan ketat pada
neonatus dengan penyakit Hirschsprung yang dicurigai
neonatus dengan penyakit Hirschsprung yang dicurigai
juga terjangkit
juga terjangkit enterokolitis enterokolitis dalam hari-hari pertamdalam hari-hari pertamaa
kehidupannya
KESIMPULAN (2
KESIMPULAN (2)
)
•
• Penderita Hirschsprung harus tetap dimonitor secaraPenderita Hirschsprung harus tetap dimonitor secara
ketat akan kemungkinan terjadinya HAEC
ketat akan kemungkinan terjadinya HAEC sampaisampai
beberapa tahun setelah operasi koreksi, dikarenakan
beberapa tahun setelah operasi koreksi, dikarenakan
pada beberapa penelitian didapatkan infeksi enterokolitis
pada beberapa penelitian didapatkan infeksi enterokolitis
ini sampai usia 10
ini sampai usia 10 tahun pascaoperasi koreksitahun pascaoperasi koreksi
Hirscshprung, walaupun angka kejadian tertinggi terjadi
Hirscshprung, walaupun angka kejadian tertinggi terjadi
pada 2 tahun
pada 2 tahun pertama setelah operasi anastomosis tarik-pertama setelah operasi anastomosis
tarik-terobos ileoanal (