• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui pengaruh belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi pada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui pengaruh belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi pada"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

11 A. Penelitian Terdahulu

Menurut penelitian (Hakim, 2013) telah melakukan penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi pada kabupaten/kota di Pulau Jawa dan Bali selama kurun waktu 2008-2012. karena belanja modal berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis-jenis belanja modal, yaitu (1) belanja modal tanah, (2) belanja modal peralatan dan mesin, (3) belanja modal gedung dan bangunan, (4) belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan, dan (5) belanja modal lainnya, serta variabel dependen yang digunakan adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai representasi dari pertumbuhan ekonomi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode fixed effect crosssection weight. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan belanja modal tanah, belanja modal peralatan dan mesin, serta belanja modal lainnya memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh variabel belanja infrastruktur, yaitu belanja modal gedung dan bangunan serta belanja jalan, irigasi, dan jaringan yang tidak berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini disebabkan adanya kontrak pembangunan yang bersifat multiyears serta pencairan

(2)

belanja infrastruktur yang mendekati akhir tahun sehingga terdapat kelambanan pengaruh belanja infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi dengan catatan di dalam peneltian ini tidak memperhitungkan lagi.

Penelitian yang telah dilakukan (Fitriani, 2017) mengatakan pertumbuhan ekonomi daerah dapat dilihat dari kenaikan PDRB rill. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki nilai PDRB per kapita paling rendah jika dibandingkan enam provinsi lain di pulau Jawa dan Bali. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh tenaga kerja dan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi D.I. Yogyakarta tahun 2007-2015.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik. Analisis data yang digunakan merupakan analisis regresi liner berganda dengan model common effect yang diolah dengan menggunakan eviews-8. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Tenaga Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dengan probabilitas sebesar 0,0644, 2) Pengeluaran Pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dengan probabilitas 0,0001. 3) Secara simultan Tenga Kerja dan Pengeluaran Pemerintah berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan probalilitas sebesar 0,000000. 4) Niai Adjusted R-squared dalam penelitian ini adalah 0,517457 berarti nilai kontribusi seluruh variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sebesar 51,74%.

(3)

Menurut penelitian yang telah dilakukan (Rusdiansyah, 2014) penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara parsial dan simultan konsumsi rumah tangga dan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan. Jenis penelitian yang di gunakan adalah desktiptif kuantitatif dengan pendekatan ekonometrik, data yang digunakan mengunakan data time series yang di peroleh dari BPS propinsi Sulawesi Selatan dari tahun 2000 sampai 2012.

Data dianalisis mengunakan regresi berganda yang di olah dengan program SPSS 21. Hasil uji parsial menunjukan konsumsi rumah tangga (X1) dengan nilai signifikansi 0,000 lebih kecil bila dibandingkan dengan α = 0.05 Hal ini berarti bahwa variabel konsumsi rumah tangga (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan. Koefisien Regresi (B) sebesar 0,834 dengan tanda positif menyatakan bahwa setiap penambahan atau pengurangan satu konsumsi rumah tangga (X1), maka akan menambah atau mengurangi pertumbuhan ekonomi sebesar 83,4%. Dan pengeluaran pemerintah (X2) dengan nilai signifikansi 0,011, lebih kecil bila dibandingkan dengan α= 0,05 Hal ini berarti bahwa variabel pengeluaran pemerintah (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi selawesi selatan. Koefisien Regresi (B) sebesar 0,068 dengan tanda positip menyatakan bahwa setiap penambahan atau pengurangan satu pengeluaran pemerintsh(X2), maka akan menambah atau mengurangi kepuasan pelanggan sebesar 6,8%. Berdasarkan pada hasil koefisien regresi (B) di atas, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : Y = 1,341 + 0,834X1 + 0,068 X2. Hasil uji simultan

(4)

menunjukkan variabel konsumsi rumah tangga (X1) dan pengeluaran pemerintah (X2) berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi sulawesi selatan(Y). Dengan nilai Signifikan sebesar 0.000 atau lebih kecil dari 0,05 (5%), Hasil ini menyatakan bahwa secara simultan semua variabel bebas yaitu variabel konsumsi rumah tangga (X1) dan pengeluaran pemerintah (X2) berpengaruh signifikan secara simultan terhadap pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan (Y).

B. Kajian Teori dan Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka Panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya, kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologinya dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang diperlukan (Jhingan, 2004).

Menurut (Sukirno, 2012) mendefinisikan pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan ekonomi yang berlaku dari waktu kewaktu dan menyebabkan pendapatan nasional rill semakin berkembang. Tingkat pertumbuhan ekonomi menunjukkan persentase kenaikan pendapatan nasional pada suatu tahun tertentu apabila dibandingkan dengan pendapatan nasional rill pada tahun sebelumnya.

Sedangkan (Arsyad, 2016) menyatakan pembangunan ekonomi pada umumnya dapat didefinisikan sebagai proses yang menyebabkan kenaikan

(5)

pendapatan rill perkapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan. Sehingga terdapat perbedaan mendasar antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi hanya dilihat dari kenaikan pendapatan nasional tanpa dikuti dengan perubahan system kelembagaan, sedangkan pembangunan ekonomi adalah kenaikan pendaatan nasional yang diikuti dengan perubahan sistem kelambagaan dan adanya pemerataan.

Pertumbuhan ekonomi yang berorientasi pada peningkatan pendapatan rill biasanya dilakukan oleh negara-negara sedang berkembang dengan tujuan untuk memecahkan berbagai masalah yang terjadi di negara sedang berkembang seperti pengangguran dan kemiskinan. Dengan adanya pertumbuhan eknomi yang terjadi secara terus menerus maka dimungkinkan kesejahteraan masyarakat akan meningkat.

Definisi pertumbuhan ekonomi sebagai suatu proses yang mantap dimana kapasitas produksi dari suatu perekonomian meningkat sepanjang waktu untuk menghasilkan tingkat pendapatan nasional yang semakin besar (M.P. Todaro, 2010)

Proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua macam faktor, yaitu faktor ekonomi dan faktor nonekonomi. Faktor ekonomi diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, modal, teknologi dan sebagainya. Sedangkan faktor nonekonomi diantaranya adalah adanya peran lembaga sosial, sikap budaya, nilai moral, serta kondisi politik dan kelembagaan. Prof. Bauer menunjukkan bahwa penentuan utama pertumbuhan ekonomi adalah bakat, kemampuan, kualitas dan

(6)

kecakapan, sikap, adat-istiadat, nilai, tujuan dan motivasi, serta stuktur politik dan kelembagaan (Jhingan, 2010).

Menurut (Schumpeter) pertumbuhan ekonomi adalah pertambahan output yang disebabkan oleh pertambahan alami dari tingkat pertambahan penduduk dan tingkat tabungan. Sedangkan menurut beberapa pakar ekonomi pembangunan, pertumbuhan ekonomi adalah merupakan istilah bagi negara yang telah maju untuk menyebut keberhasilan pembangunannya, sementara untuk negara yang sedang berkembang digunakan istilah pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat dalam jangka Panjang Untoro dalam (Purnamasari, 2011:10).

Pertumbuhan merupakan gambaran dari kenaikan keadaan ekonomi suatu negara. Selain itu pertumbuhan ekonomi juga merupakan gambaran dari keadaan suatu masyarakat. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu negara maka dapat disimpulkan bahwa keadaan ekonomi negara tersebut baik, sedangkan apabila pertumbuhan ekonomi suatu negara rendah hal itu menggambarkan keadaan ekonomi negara tersebut buruk. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan proses dari kenaikan produk domestik bruto.

Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dipengaruhi oleh faktor ekonomi maupun faktor non ekonomi. Faktor ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi meliputi sumber daya alam, sumber daya manusia, modal, usaha, teknologi

(7)

dan sebagainya. Sedangkan faktor non ekonomi yang yang menunjang pertumbuhan ekonomi berupa lembaga sosial, sikap budaya, nilai moral, kondisi politik dan kelembagaan masyarakat. kualitas, kapasitas dan kecakapan, sikap, adat-istiadat, nilai, tujuan dan motivasi serta struktur politik dan kelembagaan

Faktor produksi merupakan sumber dalam mencapai pertumbuhan ekonomi. Faktor - faktor tersebut terdiri dari faktor ekonomi dan faktor non ekonomi, ialah :

a. Sumber Daya Alam

Sumber daya alam merupakan faktor utama yang berpengaruh terhadap perkembangan perkonomian. Kekayaan alam suatu negara meliputi luas dan kesuburan tanah, keadaan iklim dan cuaca, jumlah dan jenis hasil hutan serta kandungan mineral. Tersedianya sumber daya alam yang melimpah akan memper mudah usaha dalam mengembangkan perekonomian suatu negara, terutama pada masa awal pertumbuhan ekonomi. Suatu negara yang kekurangan sumber daya alam tidak dapat membangun dengan cepat.

b. Akumulasi Modal

Modal merupakan persediaan faktor produksi yang secara fisik dapat diproduksi kembali. Pembentukan modal atau akumulasi modal merupakan investasi dalam bentuk barang modal yang bertujuan untuk menaikkan stok modal, output nasional dan pendapatan nasional. Sehingga pembentukan modal menjadi salah satu kunci dalam mencapai pertumbuhan ekonomi.

(8)

Pembentukan modal dapat meningkatkan output nasional dengan bermacam-macam cara. Investasi di bidang barang modal tidak hanya meningkatkan produksi saja, tetapi juga dapat meningkatkan kesempatan kerja dan pada akhirnya akan membawa ke arah kemajuan teknologi. Dengan adanya kemajuan teknologi, akan mendorong pada kegiatan produksi yang berbasis pada spesialisasi dan penghematan produksi dalam skala luas.

c. Modal Manusia

Modal manusia atau sering disebut dengan human capital merupakan istilah dalam ekonomi untuk pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh pekerja melalui pendidikan, pelatihan dan pengalaman. Meskipun penddidikan, pelatihan dan pengalaman lebih bersifat abstrak, modal manusia memiliki kesamaan dengan modal fisik. Hal tersebut dapat terlihat misalnya modal fisik dan modal manusia sama-sama dapat meningkatkan kemampuan produksi barang dan jasa pada suatu wilayah.

d. Kemajuan Teknologi

Kemajuan teknologi menjadi faktor yang penting dalam proses pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya kemajuan teknologi akan mendorong munculnya penemuan-penemuan baru yang dapat meningkatkan produktivitas pekerja, modal dan faktor produksi yang lain.

(9)

2. Indikator Pertumbuhan Ekonomi a. Pendapatan Perkapita

Pendapatan perkapita merupakan salah satu indikator makro ekonomi yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Indikator ini dapat menggambarkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Peningkatan pendapatan nasional secara otomatis akan meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakatnya. Akan tetapi, ada beberapa ahli yang menganggap bahwa penggunaan indikator ini mengabaikan pola distribusi pendapatan nasional. Indikator ini tidak mengukur distribusi pendapatan dan pemerataaan kesejahteraan, termasuk pemerataan akses terhadap sumber daya ekonomi.

b. Struktur Ekonomi

Peningkatan pendapatan perkapita akan mencerminkan perubahan struktur ekonomi dan kelas-kelas sosial. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi, sektor industri dan jasa akan mengalami peningkatan kontribusinya terhadap pendapatan nasional. Perkembangan sektor industri akan meningkatkan permintaan terhadap barang-barang industri dan akan diikuti oleh perkembangan investasi dan perluasa tenaga kerja. Di sisi lain, kontribusi sektor pertanian terhadap pendapatan nasional akan menurun.

(10)

c. Urbanisasi

Urbanisasi biasa diartikan sebagai perpindahan penduduk dari desa ke kota. Tngkat urbanisasi yang semakin tinggai akan mendorong cepatnya proses industrialisasi. Di negara industri sebagian besar penduduknya tinggal di perkotaan. Sedangkan pada negara berkembang, sebagian besar penduduknya tinggal di pedesaan dengan mata pencaharian utama sebagai petani.

d. Angka Tabungan

Perkembangan sektor industri pada masa industrialisasi memerlukan dukungan berupa modal dan investasi. Dalam masyarakat yang tingkat produktivitasnya tinggi, modal usaha berasal dari tabungan baik dari swasta maupun pemerintah.

3. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik

Adam Smith dalam bukunya “An Inquiry into the nature and Causes of Wealth of the Nation” mengemukakan faktor-faktor yang menimbulkan pembangunan ekonomi. Penduduk yang bertambah akan memperluas pasar dan perluasan pasar akan mendorong tingkat spesialisasi. Dengan adanya spesialisasi akan mempertinggi tingkat kegiatan ekonomi atau mempercepat proses pembangunan ekonomi, karena spesialisasi akan mendorong produktivitas tenaga kerja dan mendorong perkembangan teknologi. Jadi menurut teori klasik, pertumbuhan

(11)

ekonomi disebabkan oleh adanya perpacuan antara perkembangan penduduk dan kemajuan teknologi (Suryana, 2000 : 53).

Teori Adam Smith sering dianggap sebagai awal dari pengkajian masalah pertumbuhan ekonomi secara sistematis. Menurut Adam Smith, ada dua aspek utama dari pertumbuhan ekonomi. Dalam pertumbuhan output Adam Smith melihat sistem produksi suatu negara terdiri dari tiga unsur pokok, yaitu : sumber-sumber alam yang tersedia (atau faktor produksi tanah), sumber-sumber manusiawi (jumlah penduduk), stok barang kapital yang ada. Adam Smith mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan proses perpaduan antara pertumbuhan penduduk dengan kemajuan teknologi. Kemudian David Ricardo mengatakan pertumbuhan ekonomi merupakan proses tarik menarik antara dua kekuatan yaitu the law of demenishing return dan kemudian teknologi. Sedangkan menurut John Stuart Mill mengatakan bahwa pembangunan ekonomi tergantung pada dua jenis perbaikan, yaitu perbaikan dengan tingkat pengetahuan masyarakat dan perbaikan yang berupa usaha-usaha untuk menghapus penghambat pembangunan, seperti adat istiadat, kepercayaan, dan berpikir tradisional.

4. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo-Klasik

Teori pertumbuhan Neo-Klasik berfungsi sebagai alat dasar untuk memahami proses pertumbuhan Negara maju dan telah diterapkan dalam studi empiris mengenai sumber pertumbuhan ekonomi. Pendapat Neo-Klasik tentang perkembangan ekonomi dapat diikhtisarkan sebagai berikut: adanya akumulasi capital merupakan faktor

(12)

penting dalam pembangunan ekonomi. Perkembangan merupakan proses yang gradual, perkembangan merupakan proses yang harmonis dan kumulatif, adanya pemikiran yang optimis terhadap perkembangan, aspek-aspek internasional merupakan faktor bagi perkembangan.

Menurut Solow yang menjadi faktor terpenting dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi bukan hanya pertambahan modal dan tenaga kerja. Faktor terpenting adalah kemajuan teknologi dan pertambahan kemahiran dan kepakaran tenaga kerja.

5. Teori Pertumbuhan Ekonomi Modern

Pertumbuhan ekonomi modern Simon Kuznets, mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai “kemampuan negara untuk menyediakan barang-barang ekonomi yang terus meningkat bagi penduduknya”, pertumbuhan kemampuan ini didasarkan kepada kemampuan teknologi dan kelembagaan serta penyesuaian ideologi yang dibutuhkan. Berdasarkan definisi ini maka ada tiga komponen pokok yang sangat penting artinya :

a. Kenaikan output nasional secara terus menerus merupakan perwujudan dari pertumbuhan ekonomi dan kemampuan untuk menyediakan berbagai macam barang ekonomi merupakan tanda kematangan ekonomi.

b. Kemajuan teknologi merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, namun belum merupakan syarat yang cukup.

(13)

c. Penyesuaian kelembagaan, sikap, dan ideologi juga harus dilakukan. Pembangunan ekonomi adalah suatu transformasi suatu masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern, melalui tahapan masyarakat ; Persyaratan Lepas Landas, Tahap Kematangan, masyarakat Berkonsumsi Tingkat Tinggi.

6. Teori Pertumbuhan Endogen

Teori ini memberikan kerangka teoritis untuk menganalisis pertumbuhan yang bersifat endogen, pertumbuhan ekonomi merupakan hasil dari dalam sistem ekonomi. Teori ini menganggap bahwa pertumbuhan ekonomi lebih ditentukan oleh sistem produksi, bukan berasal dari luar sistem. Kemajuan teknologi merupakan hal yang endogen, pertumbuhan merupakan bagian dari keputusan pelaku-pelaku ekonomi untuk berinvestasi dalam pengetahuan. Peran modal lebih besar dari sekedar bagian dari pendapatan apabila modal yang tumbuh bukan hanya modal fisik saja tapi menyangkut modal manusia.

Akumulasi modal merupakan sumber utama pertumbuhan ekonomi. Defenisi modal/kapital diperluas dengan memasukkan model ilmu pengetahuan dan modal sumber daya manusia. Perubahan teknologi bukan sesuatu yang berasal dari luar model atau eksogen tapi teknologi merupakan bagian dari proses pertumbuhan ekonomi. Dalam teori pertumbuhan endogen, peran investasi dalam modal fisik dan modal manusia turut menentukan pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Tabungan dan investasi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.

(14)

Harrod Domard sependapat bahwa pertambahan produksi dan pendapatan masyarakat bukan ditentukan oleh kapasitas memproduksi tetapi disebabkan oleh kenaikan pengeluaran masyarakat. Dengan demikian walaupun kapasitas dalam memproduksi bertambah, pendapatan nasional baru akan bertambah dan pertumbuhan ekonomi akan tercipta apabila pengeluaran masyarakat meningkat dibandingkan masa lalu. Berangkat dari hal itu bahwa analisis Harrod-Domar menunjukkan syarat yang diperlukan agar dalam jangka panjang kemampuan memproduksi bertambah dari masa ke masa yang diakibatkan oleh pembentukan modal pada masa sebelumnya akan selalu sepenuhnya digunakan.

7. Teori Konsumsi

Konsumsi merupakan sebuah kata yang berasal dari Bahasa Inggris yaitu ”Consumption”. Konsumsi artinya pemenuhan akan makanan dan minuman. Konsumsi mempunyai pengertian yang lebihluas yaitu seluruh pembelian barang dan jasa akhir yang sudah siap di konsumsi oleh rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan. Menurut (T Gilarso,2003:89), konsumsi merupakan titik pangkal dan tujuan akhir seluruh kegiatan ekonomi masyarakat. Kata konsumsi dalam Kamus Besar Ekonomi diartikan sebagai tindakan manusia baik secara langsung atau tak langsung untuk menghabiskan atau mengurangi kegunaan (utility) suatu benda pada pemuasan terakhir dari kebutuhannya (Sigit dan Sujana, 2007:115).

(Mankiw, 2007:11), mendefiniskan konsumsi sebagai pembelanjaan barang dan jasa oleh rumah tangga.Barang mencakup pembelanjaan rumah tangga pada

(15)

barang yang tahan lama, kendaraandan perlengkapan dan barang tidak tahan lama seperti makanan danpakaian. Jasa mencakup barang yang tidak berwujud konkrit, termasuk Pendidikan, Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa konsumsi dapat didefinisikan sebagai kegiatan pembelian barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan akan makanan dan minuman rumah tangga konsumen.

Keynes mengedepankan variabel utama dalam analisinyayaitu konsumsi dipengaruhi oleh tingkat pendapatan C=f (Y). Keynes mengajukan 3 asumsi pokok secara makro dalam teorinya yaitu:

a. Kecenderungan mengkonsumsi marginal (marginal propensity to consume) ialah jumlah yang dikonsumsi dalam setiap tambahan pendapatan adalah antara nol dan satu.

b. Keynes menyatakan bahwa kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (average prospensity to consume), turun ketika pendapatan naik.

c. Keynes berpendapat bahwa pendapatan merupakan determinan konsumsi yang penting dan tingkat bunga tidak memiliki peranan penting Mankiw (2007:425)

Fungsi konsumsi Keynes secara makro menunjukkan hubungan antara pendapata nasional dengan pengeluaran konsumsi pada tingkat harga konstan. Pendapatan yang ada merupakan pendapatan nasional yang terjadi atas current national income.Variabel pendapatan nasional dalam fungsi konsumsi Keynes

(16)

merupakan pendapatan nasional absolut, yang dapat dilawankan dengan pendapatan relatif, pendapatan permanen dan sebagainya (Soediyono, 2000).

Sehingga secara garis besar terori konsumsi Keynes menyatakan bahwa, (besar kecil) konsumsi masyarakat sangatdipengaruhi oleh besarnya pendapatan. Sedangkan unsur tabungan tidak terlalu berdampak terhadap perubahan jumlah barang dan jasayang dikonsumsi masyarakat.

8. Belanja Modal

Menurut PP nomor 24 tahun 2005, belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja modal meliputi antara lain belanja modal untuk perolehan tanah, Gedung dan bangunan, peralatan, dan aset tak berwujud. Belanja modal juga dimaksudkan untuk pengeluaran biaya pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau menambah masa manfaat, meningkatkan kapasitas, dan kualitas aset. Belanja Modal dapat dikategorikan dalam 5 klasifikasi utama, yaitu:

a. Belanja Modal Tanah

Belanja modal tanah adalah pengeluaran yang digunakan untuk pengadaan atau pembelian pembebasan penyelesaian, balik nama dan sewa_tanah, pengosongan, perataan, pematangan tanah, pembuatan sertifikat, dan pengeluaran lainnya.

(17)

Belanja modal peralatan dan mesin adalah pengeluaran atau biaya yang digunakan untuk pengadaan atau penambahan atau penggantian, dan peningkatan kapasitas peralatan dan mesin

c. Belanja Modal Gedung dan Bangunan

Belanja modal gedung dan bangunan adalah pengeluaran atau biaya yang digunakan untuk pengadaan atau penambahan atau penggantian, dan termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan pembangunan gedung

d. Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan

Belanja modal jalan, irigasi dan jaringan adalah pengeluaran atau biaya yang digunakan untuk pengadaan atau penambahan atau penggantian atau peningkatan pembangunan atau pembuatan serta perawatan

e. Belanja Modal Lainnya

Belanja modal lainnya adalah pengeluaran atau biaya yang digunakan untuk pengadaan atau penambahan atau penggantian atau peningkatan pembangunan atau pembuatan serta perawatan terhadap fisik lainnya.

9. Angkatan Kerja

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan baran dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untu masyarakat. Menurut Badan Pusat Statistik penduduk usia kerja adala mereka yang berumur 15 tahun atau lebih. Jadi

(18)

setiap orang_atau penduduk yang sudah berusia 15 tahun keatas tergolong tenaga kerja.

Menurut (Sumarsono, 2009) bahwa pengertian angkatan kerja (labor force) adalah bagian penduduk yang mampu dan bersedia melakukan pekerjaan. Adapun pengertian angkatan kerja dalam hal ini "mampu" berarti mampu secara fisik, jasmani, kemampuan mental dan juga secara yuridis mampu serta tidak kehilangan kebebasan untuk memilih dan juga melakukan pekerjaan yang dilakukan serta bersedia secara aktif maupun juga pasif dalam melakukan dan mencari pekerjaan.

Jumlah angkatan kerja yang bekerja merupakan gambaran kondisi dari lapangan kerja yang tersedia. Semakin besar lapangan kerja yang tersedia maka akan semakin besar total produksi yang dapat dihasilkan di suatu negara, dimana salah satu indikator untuk melihat perkembangan ketenagakerjaan di Indonesia adalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Tingkat partisipasi angkatan kerja menggambarkan jumlah angkatan kerja dalam suatu kelompok umur sebagai presentase penduduk dalam kelompok umur tersebut, yaitu membandingkan jumlah angkatan kerja dengan jumlah tenaga kerja.

Tenaga kerja dalam satu perekomian merupakan salah satu factor yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Investasi dalam pembinaan sumber daya manusia dapat menigkatkan modal manusia, sehingga pada akhirnya akan membawa dampak positif yang sama terhadap angka produksi, bahkan lebih besar mengingat terus bertambahnya jumlah manusia (Todaro Smith, 2002).

(19)

Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan tidak dapat dilakukan dalam waktu yang singkat. Hal ini dikarenakan adanya perhitugan manfaat (rate of return) terhadap sumber daya yang dihasilkan. Ketika seseorrang melakukan investasi di bidang pendidikan, ia harus memperhitungkan besarnya biaya pendidikan dan manfaat dalam hal penghasilan yang akan diterima ketika ia telah menyelesaikan pendidikan. Sehingga, semakin tinggi Pendidikan seseorang maka kesempatan kerja yang dimilikinya akan semakin besar selain itu produktivitas dalam menghasilkan barang maupun jasa juga akan semakin besar.

10. Pengeluaran Per Kapita

Menurut (Suyono, 2010), Pengeluaran/Expenditure merupakan jumlah pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam suatu periode tertentu. Sedangkan Pengeluaran per kapita merupakan jumlah yang dikeluarkan secara tunai oleh pemerintah daerah baik secara rutin yang kemudian dinamakan sebagai belanja rutin maupun belanja modal (Gatot, 2013).

Pendapatan per kapita adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu negara. (Untoro, 2010:13). Pendapatan perkapita menunjukan tingkat pendapatan masyarakat dalam suatu negara. Variable yang digunakan untuk menghitung pendapatan per kapita adalah produk nasional bruto dan jumlah penduduk.

Keputusan konsumsi rumah tangga dipengaruhi keseluruhan prilak baik jangka panjang maupun jangka pendek. Keputusan konsumsi rumah tang untuk

(20)

jangka panjang adalah penting karena peranannya dalam pertumbuha ekonomi. Sedangkan untuk analisa jangka pendek peranannya penting dala menentukan permintaan agregat. Konsumsi adalah dua per tiga dari GDP Pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh rumah tangga dalam perekonomia tergantung pada pendapatan yang diterima oleh mereka. Semakin besa pendapatan maka semakin besar pula konsumsinya. Semakin tinggi pendapatan maka semakin besar pula konsumsi yan dilakukan oleh rumah tangga, namun pertambahan konsumsi yang terjadi, lebih rendah dari pada pertambahan yang berlaku. Maka makin lama, kelebihan konsumsi rumah tangga yang wujud bila dibandingkan dengan pendapatan yan diterimanya akan menjadi bertambah. Kelebihan konsumsi ini merupaka tabungan masyarakat.

Tingkat pendapatan yang sangat rendah, bisa saja seluruh pendapatan untuk digunakan untuk konsumsi sehingga tabungan adalah nol. Perkembangan ekonomi yang terjadi mengakibatkan bertambahnya variabel yang dapat mempengaruhi pengeluaran konsumsi selain pendapatan, diantaranya yaitu tingkat bunga, kekayaan, dan barang tahan lama. Tingkat bunga ini penting pengaruhnya terhadap tabungan yang pada akhirnya akan mempengaruhi konsumsi. Semakin tinggi tingkat bunga maka semakin besar pula uang yang ditabung (berarti semakin kecil uang yang dibelanjakan untuk konsumsi). Sebaliknya, semakin rendah tingkat bunga, maka jumlah uang yang ditabung juga semakin rendah (berarti semakin besar uang yang digunakan untuk konsumsi).

(21)

11. Hubungan Belanja Modal terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Pengeluaran Pemerintah (goverment expenditure) adalah bagian dari kebijakan fiskal, yaitu suatu tindakan pemerintah untuk mengatur jalannya perekonomian dengan cara menentukan besarnya penerimaan dan pengeluaran pemerintah setiap tahunnya, yang tercermin dalam dokumen “Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk nasional dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk daerah atau regional. Tujuan dari kebijakan fiskal ini adalah dalam rangka menstabilkan harga tingkat output, maupun kesempatan kerja dan memacu atau mendorong pertumbuhan ekonomi (Sukirno, 2000).

Menurut (Halim, 2007) salah satu pengeluaran pemerintah adalah belanja modal yang memiliki pengertian pengeluaran anggaran untuk perolehan asset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja modal termasuk: belanja tanah, belanja peralatan dan mesin, belanja modal Gedung dan bangunan, belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan, belanja asset tetap lainnya, dan belanja aset lainnya.

(Todaro, 2006) mengatakan ada tiga faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi. Pertama, akumulasi modal yang meliputi semua bentuk dan jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik dan sumber daya manusia. Kedua, pertumbuhan penduduk yang beberapa tahun selanjutnya dengan sendirinya membawa dan menunjukkan adanya berbagai pertimbangan dalam pengalokasiannya.

(22)

Belanja modal dapat dikatakan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara dan dalam penelitian sebelumnya terdapat banyak penelitian yang menunjukkan bahwa belanja modal memiliki dampak yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu peneliti ingin melihat juga apakah di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur. Belanja modal juga memiliki dampak yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Secara umum diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang umum dipergunakan untuk melihat keberhasilan pembangunan. Dalam pelaksanaan pembangunan, pertumbuhan ekonomi yang tinggi adalah sasaran utama bagi negara-negara berkembang karena pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang erat dengan peningkatan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat, sehingga semakin banyak barang dan jasa yang diproduksi maka kesejahteraan masyarakat akan meningkat. Kesejahteraan sosial merupakan cara untuk mengaitkan kesejahteraan dengan pilihan sosial secara objektif yang diperoleh dengan cara menjumlahkan kepuasan individu dalam masyarakat (Badrudin, 2012). Maka dapat dikatakan bahwa apabila terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi makan akan di sertai dengan meningkatnnya kesejahteraan masyarakat.

12. Hubungan Angkatan Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Menurut (Todaro, 2000) pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan Angkatan Kerja (AK) secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah

(23)

tingkat produksi, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti ukuran pasar domestiknya lebih besar. Meski demikian hal tersebut masih dipertanyakan apakah benar laju pertumbuhan penduduk yang cepat benar-benar akan memberikan dampak positif atau negatif dari pembangunan ekonominya.

Menurut (Todaro dan Stepehen C. Smith, 2006) pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah tingkat produksi, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti ukuran domestiknya lebih besar. Selanjutnya dikatakan bahwa pengaruh positif atau negatif dari pertumbuhan penduduk tergantung pada kemampuan sistem perekonomian daerah tersebut dalam menyerap dan secara produktif memanfaatkan pertambahan tenaga kerja tersebut.

(Sitanggang dan Nachrowi, 2004) yang menyatakan bahwa tenaga kerja adalah sebagian dari keseluruhan penduduk yang secara potensial dapat menghasilkan barang dan jasa. Sehingga dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja adalah sebagian penduduk yang dapat menghasilkan barang dan jasa bila terdapat permintaan terhadap barang dan jasa.

13. Hubungan Pengeluaran Per Kapita terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Konsumsi adalah kegiatan membeli barang dan jasa untuk memuaskan keinginan, memiliki dan menggunakan barang dan jasa tersebut. Pengeluaran

(24)

konsumsi rumah tangga adalah nilai belanja yang di lakukan oleh rumah tangga untuk membeli berbagai kebutuhan dalam satu tahun tersebut. Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan mereka yang lain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang diproduksi untuk digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi. Kegiatan produksi ada karena ada yang mengkonsumsi, kegiatan konsumsi ada karena ada yang memproduksi, dan kegiatan produksi muncul karena ada jarak antara konsumsi dan produksi.

(Sukirno, 1996) mengemukan bahwa pengeluran konsumsi rumah tang merupakan nilai pembelajaan yang dilakukan oleh rumah tangga untuk membel berbagi jenis kebutuhannya dalm satu tahun tertentu. Belanja berbagai jenis barang yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, digolongkan sebagai konsumsi. Sedangkan barang-barang yang digunakan oleh masyaraka untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi.

Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang dalam mengkonsumsi diantaranya pendapatan, tingkat harga, tingkat bunga dan sebagainya. Pendapatan rumah tangga mempunyai pengaruh besar terhadap tingkat konsumsi. Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini tingkat konsumsi di masyarakat juga dipengaruhi oleh penggunaan kartu kredit yang dikeluarkan oleh bank. Jumlah penduduk juga akan memperbesar pengeluaran konsumsi secara menyeluruh, walaupun pengeluaran rata-rata seseorang atau keluarga relatif rendah.

(25)

C. Kerangka Berfikir

Kerangka berpikir merupakan konsep untuk menjelaskan dan menunjukkan keterikatan antar variabel yang diteliti. Ruang lingkup penulisan ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur. Dimana variabel analisisnya adalah variabel independen yaitu Belanja Modal (X1), Jumlah Angkatan Kerja (X2) dan Pengeluaran Perkapita (X3). Sedangkan Pertumbuhan Ekonomi sebagai variabel dependen (Y).

Skema hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan variabel-variabel yang mempengaruhinya dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Pengaruh Belanja Modal, Angkatan Kerja, dan Pengeluaran Per Kapita terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Belanja Modal

Angkatan Kerja

Pengeluaran Per Kapita

(26)

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan suatu kalimat yang menunjukkan dugaan sementara terhadap hasil penelitian yang akan dilakukan sehingga tingkat kebenaranya masih lemah. Berdasarkan kerangka fikir penelitian di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Belanja Modal berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi. 2. Angkatan Kerja berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi. 3. Pengeluaran Per Kapita berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan

(27)
(28)

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Pengaruh Belanja Modal, Angkatan Kerja, dan  Pengeluaran Per Kapita terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Referensi

Dokumen terkait

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KONSENTRASI KEAHLIAN ILMU KOMPUTER DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCCESS DAN PROMETHEE1. Universitas Pendidikan Indonesia |

Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dilihat berapa jumlah kandungan vitamin C yang terdapat pada umbi bawang dayak dalam kondisi segar dan simplisia dengan waktu

This shows that the application of learning using cooperative learning model type of Numbered Head Together (NHT) with Connected type giving positive influence

Menindaklanjuti Hasil Ujian Validasi lisensi yang telah dilaksanakan Tim Direktorat Navigasi Penerbangan pada tanggal di dengan hormat disampaikan lembar pengesahan validasi

Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Dana BOP Tahun 2017 ini merupakan sekumpulan informasi tentang proses penerimaan dan penggunaan dana hibah yang diterima yang

[r]

Ruang penyimpanan di Rumah Sakit Putri Hijau yang ada saat ini memungkinkan untuk penambahan jumlah rak penyimpanan yang hanya 2 rak saja, hanya saja desain dan dinding

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “perbedaan hasil pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) metode Westergren darah EDTA dengan pengenceran NaCl 0,9 % dan