• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI OLEH. Amran NPM JURUSAN : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI OLEH. Amran NPM JURUSAN : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

KECAMATAN BATANGHARI LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2019/2020

OLEH

Amran

NPM. 1501010239

JURUSAN

: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

(2)

PENGARUH KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERI PENGUATAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK

SISWA KELAS VIII MTS RIYADLATUL `ULUM DESA BUMIHARJO KECAMATAN BATANGHARI LAMPUNG TIMUR

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Skripsi

Diajukan dalam Rangka Memenuhi Tugas

dan Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh Amran NPM. 1501010239

Pembimbing I : Dr. Zuhairi, M.Pd

Pembimbing II : Dr. Sri Andri Astuti, M.Ag

Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

1441 H / 2019 M

(3)
(4)
(5)

(6)

ABSTRAK

PENGARUH KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBERI PENGUATAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK

SISWA KELAS VIII MTS RIYADLATUL `ULUM DESA BUMIHARJO KECAMATAN BATANGHARI LAMPUNG TIMUR

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Oleh Amran NPM. 1501010239

Pencapaian hasil belajar tidak terlepas dari keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran. Dalam hal ini, guru dituntut untuk memiliki keterampilan dasar yang dibutuhkan sebagai pendidik profesional. Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) pada dasarnya adalah berupa bentuk-bentuk perilaku bersifat mendasar dan khusus yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai modal awal untuk melaksanakan tugas-tugas pembelajarannya secara terencana dan profesional.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh keterampilan guru dalam memberi penguatan terhadap hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak siswa kelas VIII MTs Riyadlatul `Ulum. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahu pengaruh keterampilan guru dalam memberi penguatan terhadap hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak siswa kelas VIII MTs Riyadlatul `Ulum Hipotesis yang diajukan yaitu: ada pengaruh keterampilan guru dalam memberi penguatan terhadap hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak siswa kelas VIII MTs Riyadlatul `Ulum. Desain penelitian menggunakan penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Riyadlatul `Ulum dengan jumlah sampel sebanyak 72 orang. Pengumpulan data menggunakan angket, dokumentasi, dan observasi. Analisis data menggunakan rumus produc moment.

Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh keterampilan guru dalam memberi penguatan terhadap hasil belajar mata pelajaran Akidah Akhlak siswa kelas VIII MTs Riyadlatul Ulum. Dari hasil uji hipotesis diketahui koefisien korelasi antara keterampilan guru dalam memberi penguatan dan hasil belajar mata pelajaran Akidah Akhlak r-hitung lebih besar dari rtabel sehingga hipotesis yang

diajukan, yaitu: “Ada pengaruh keterampilan guru dalam memberi penguatan terhadap hasil belajar mata pelajaran Akidah Akhlak siswa kelas VIII MTs Riyadlatul Ulum Bumiharjo Batanghari Lampung Timur tahun pelajaran 2019/2020”, diterima.

(7)

ORISINALITAS PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Amran

NPM : 1501010239

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah asli penelitian saya kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan disebutkan dalam daftar pustaka.

(8)

MOTTO

ۡ دَقَّل

ۡ

ۡ يلوُسَرۡ يفِۡ مُك

َلَۡن َكَ

ٱ

ۡي َّللّ

ۡ

ْۡاوُج رَيۡ َن َكَۡنَمي لۡٞةَن َسَحٌۡةَو س

ُ

أ

ٱ

َۡ َّللّ

َۡۡو

ٱ

َۡم وَ

لۡ

ۡ

ٱ

َۡريخلۡأٓ

ۡ

َۡرَكَذَو

ٱ

َۡ َّللّ

ۡ

ۡاٗيريث

َك

٢١

ۡۡ

Artinya: Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Q.S. Al-Ahzab ayat 21). 1

1Q.S. Al-Ahzab ayat 21

(9)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini kepada:

1. Ibunda dan Ayahanda tercinta yang penuh kasih sayang, perhatian serta kesabaran membimbing dan mendo’akan demi keberhasilanku

2. Adikku tersayang yang selalu memberikan semangat dan perhatian, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

3. Sahabat-sahabat dan teman-temanku di IAIN Metro

(10)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas taufik dan

inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini. Penulisan Skripsi ini adalah sebagai salah satu bagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar S.Pd. pada Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Metro.

Dalam upaya penyelesaian Skripsi ini, penulis telah menerima banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Hj. Enizar, M.Ag, Rektor IAIN Metro, Ibu Dr. Hj. Akla, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Metro, Bapak Dr. Zuhairi, M.Pd, selaku pembimbing I, dan Ibu Dr. Sri Andri Astuti, M.Ag, selaku pembimbing II yang telah memberi bimbingan yang sangat berharga dalam mengarahkan dan memberikan motivasi. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada guru dan siswa MTs Riyadlatul Ulum Bumiharjo Batanghari Lampung Timur yang telah yang bersedia memberikan informasi awal data-data penelitian.

Kritik dan saran demi perbaikan Skripsi ini sangat diharapkan dan akan diterima dengan kelapangan dada. Dan akhirnya semoga hasil penelitian yang dilakukan kiranya dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan agama Islam. Metro, 11 November 2019 Penulis Amran NPM. 1501010239 x

(11)

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ... i HALAMAN JUDUL ... ii PERSETUJUAN ... iii NOTA DINAS ... iv PENGESAHAN ...v ABSTRAK ... vi

ORISINALITAS PENELITIAN ... vii

MOTTO ... viii

PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR ...x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ...xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Identifikasi Masalah ...6

C. Batasan Masalah ...6

D. Rumusan Masalah ...7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...7

F. Penelitian Relevan ...8

BAB II LANDASAN TEORI ...10

A. Hasil Belajar Akidah Akhlak ...10

1. Pengertian Hasil Belajar Akidah Akhlak ...10

2. Jenis-jenis Hasil Belajar Akidah Akhlak ...11

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Akidah Akhlak ...13

4. Indikator Ketercapaian Hasil belajar Akidah Akhlak ...15

B. Pemberian Penguatan ...16

1. Pengertian Pemberian Penguatan ...16

(12)

2. Jenis-jenis Pemberian Penguatan ...17

3. Tujuan Memberi Penguatan ...19

C. Pengaruh Pemberian Penguatan terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Akhlak ...20

D. Kerangka Konseptual Penelitian ...21

E. Hipotesis Penelitian ...23

BAB III METODE PENELITIAN ...25

A. Rancangan Penelitian...25

B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ...26

C. Definisi Operasional Variabel...27

D. Teknik Pengumpulan Data ...30

E. Instrumen Penelitian ...31

F. Teknik Analisa Data ...35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...36

A. Hasil Penelitan ...36

B. Deskripsi Data Penelitian ...42

1. Keterampilan Guru dalam Memberi Penguatan ...42

2. Data Hasil Belajar Mata Pelajaran Akidah Akhlak ...45

3. Pengujian Hipotesis ...46 C. Pembahasan ...49 BAB V PENUTUP ...53 A. Kesimpulan ...53 B. Saran ...54 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN xii

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Daftar Nilai Harian Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kelas VIII MTs Riyadlatul `Ulum Desa Bumiharjo Kecamatan Batanghari Tahun

Pelajaran 2018/2019 Berdasarkan KKM 75 ... 5

2. Perbandingan Nilai Angka, Huruf dan Predikat ... 16

3. Populasi Penelitian ... 25

4. Kisi-Kisi Umum Instrumen Variabel Penelitian Keterampilan guru Memberi penguatan dan Hasil belajar Mata Pelajaran Akidah akhlak30 5. Kisi-Kisi Khusus Instrumen Variabel Penelitian Keterampilan guru Memberi penguatan dan Hasil belajar mata pelajaran Akidah akhlak30 6. Kisi-Kisi Instrumen Variabel Hasil Belajar Mata Pelajaran Akidah akhlak.... 31

7. Keadaan Siswa MTs Riyadlatul Ulum ... 37

8. Keadaan Pendidik dan Staf MTs Riyadlatul Ulum Bumiharjo ... 38

9. Keadaan Sarana dan Prasarana MTs Riyadlatul Ulum ... 40

10. Frekuensi Keterampilan Guru dalam Memberi Penguatan ... 43

11. Frekuensi Ketuntasan Hasil Belajar Mata Pelajaran Akhlak ... 44

12. Tabel Interpretasi Nilai rxy ... 47

13. Hasil Angket Keterampilan Guru dalam Memberi Penguatan ... 62

14. Hasil Belajar Akidah Akhlak ... 64

15. Tabel Kerja Product Momen Variabel Keterampilan Guru dalam Memberi Penguatan dan Hasil Belajar Akidah Akhlak ... 66

16. Hasil Uji Coba Angket Keterampilan Guru dalam Memberi Penguatan ... 68

17. Tabel Kerja untuk Perhitungan Validitas Angket Keterampilan Guru dalam Memberi Penguatan ... 69

18. Validitas Butir Angket Keterampilan Guru dalam Memberi Penguatan ... 71

19. Tabel Kerja Perhitungan Spearman-Brown Angket Keterampilan Guru dalam Memberi Penguatan ... 72

20. Tabel Kerja Perhitungan Total Item Ganjil dan Genap ... 73

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 1. Kerangka Konseptual ... 22 2. Struktur Organisasi MTs Riyadlatul Ulum Bumiharjo ... 39

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Hasil Angket Keterampilan Guru dalam Memberi Penguatan ...62

2. Data Hasil Belajar Akidah Akhlak ...64

3. Tabel Kerja Perhitungan Product Momen...66

4. Data Hasil Uji Coba Angket Keterampilan Guru dalam Memberi Penguatan ...68

5. Uji realibilitas Angket Akhlak Keterampilan Guru dalam Memberi Penguatan Menggunakan Rumus Spearman-Brown ...72

6. Tabel Harga Kritik Poduct Moment ...75

7. Tabel Penentuan Sampel Issac dan Michael ...76

8. Tabel Harga Kitik Chi Kuadat ...77

9. Pengesahan Proposal Penelitian ...78

10. SK Bimbingan ...79

11. Out Line ...80

12. Surat Izin Riset ...81

13. Surat Tugas ...82

14. Surat Keterangan Penelitian ...83

15. Kartu Konsultasi Bimbingan Skripsi ...84

16. Surat Keterangan Bebas Pustaka ...93

17. Foto Kegiatan Riset ...94

18. Dafta Riwayat Hidup Peneliti ...98

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran Akidah Akhlak merupakan salah satu kelompok mata pelajaran agama Islam di sekolah dan di madrasah, selain materi lain, seperti Al-Quran Hadis, fikih, dan tarikh. “Secara umum mata pelajaran PAI didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang ada pada dua sumber pokok ajaran Islam, yaitu Al-Quran dan Hadits Nabi Muhammad Saw.”2 Pembelajaran Akidah Akhlak penting bagi siswa untuk mempelajari tentang dasar-dasar akidah Islam, yang menjadi pedoman dalam perilaku dan kehidupan siswa.

Keberhasilan pembelajaran Akidah Akhlak dapat dilihat dari pencapaian tujuan pembelajaran. Ketercapaian pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik yang menggambarkan kemampuan peserta didik dalam memahami materi pelajaran.

Hasil belajar, dapat diartikan sebagai “perubahan tingkah laku pada diri peserta didik, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.”3

2Direktorat Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah, Panduan Pengembangan Silabus

PAI, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2006), 2

3Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi

(17)

Berdasarkan pendapat di atas, diketahui bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh peserta didik setelah proses belajar mengajar yang yang meliputi pengetahuan (kognitif), ketrampilan (psikomotorik) dan sikap (afektif). Ketiga aspek yang terkandung dalam hasil belajar tersebut merupakan dampak dari proses belajar mengajar yang terencana, dilaksanakan secara konsisten, dan memperhatikan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik, baik faktor internal, maupun faktor eksternal.

Pencapaian hasil belajar tidak terlepas dari keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran. Dalam hal ini, guru dituntut untuk memiliki keterampilan dasar yang dibutuhkan sebagai pendidik profesional. “Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) pada dasarnya adalah berupa bentuk-bentuk perilaku bersifat mendasar dan khusus yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai modal awal untuk melaksanakan tugas-tugas pembelajarannya secara terencana dan profesional.”4

Salah satu keterampilan yang dibutuhkan guru dalam pengelolaan pembelajaran adalah keterampilan memberi penguatan. Penguatan mempunyai pengaruh berupa sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, merangsang dan meningkatkan motivasi belajar siswa, dan meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif.5

4Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru,

(Jakarta: Rajawali Pers, 2012), 80.

(18)

Pemberian penguatan (reinforcement) dilakukan pada saat peserta didik berhasil melaksanakan kegiatan yang dikehendaki. Pemberian penguatan hendaknya didasarkan pada pandangan psikologi behavioristic, sehingga dapat meningkatkan perilaku peserta didik atau menimal dapat mempertahan- kannya.6

Guru yang baik harus selalu memberikan penguatan, baik dalam bentuk penguatan verbal (diungkapkan dengan kata-kata langsung seperti seratus,

excellent, bagus, pintar, ya, betul, tepat sekali, dan sebagainya), maupun

nonverbal (biasanya dilakukan dengan gerak, isyarat, sentuhan, elusan, pendekatan, dan sebagainya, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi siswa atas perbuatan yang baik sebagai suatu tindakan dorongan, sehingga perbuatan tersebut terus diulang. 7

Berdasarkan wawancara dengan guru Akidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah (MTs) Riyadlatul `Ulum Desa Bumiharjo Kecamatan Batanghari, diperoleh informasi bahwa dalam pembelajaran di kelas, guru memberi penguatan secara verbal kepada siswa sebagai bentuk apresiasi terhadap tugas yang diberikan, ketekunan, dan kedisplinan siswa dalam mengikuti pelajaran. Guru biasanya memberi pujian kepada siswa yang pandai, atau ketika mampu menjawab pertanyaan yang diberikan, dan memberi motivasi kepada siswa lain agar tidak kalah dengan kemampuan siswa yang pandai. Namun siswa masih

6 Besse Marhawati, Pengantar Pengawasan Pendidikan, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), 83 7Rusman, Model-model Pembelajaran., 84

(19)

mengalami kesulitan dalam memahami materi yang membutuhkan penalaran, tidak dapat menjawab pertanyaan, memberi contoh dan menjelaskan kembali pokok materi yang telah dijelaskan.8

Menurut penjelasakan Rafi`un siswa kelas kelas VIII Madrasah Tsanawiyah (MTs) Riyadlatul `Ulum Desa Bumiharjo Kecamatan Batanghari, biasanya ketika belajar di kelas, guru memang memberi pujian kepada siswa yang dapat menjawab pertanyaan. Namun kurang memberi penjelasan atau contoh-contoh yang mudah dipahami oleh siswa.9

Menurut Nafi`uddin siswa kelas kelas VIII Madrasah Tsanawiyah (MTs) Riyadlatul `Ulum, guru mengatakan betul, pintar, ya, atau seratus, ketika ada siswa yang menjawab benar, padahal jawaban beberapa siswa sebelumnya salah. Namun dalam menjelaskan materi, penjelaskan guru terkadang dipahami oleh siswa, terutama berkaitan dengan dalil dari Al-Quran atau Hadis. 10

Berkaitan dengan hasil belajar mata pelajaran Akidah Akhlak, menurut guru mata pelajaran Akidah Akhlak, masih banyak siswa kelas VIII MTs Riyadlatul `Ulum Desa Bumiharjo Kecamatan Batanghari yang hasil belajarnya berada pada kategori cukup dan kurang sebagaimana dalam tabel di bawah ini.11

8Wawancara dengan Hanifah Guru Akidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah (MTs) Riyadlatul

`Ulum Desa Bumiharjo Kecamatan Batanghari, tanggal 4 Maret 2019

9Wawancara dengan Rafi`un siswa kelas kelas VIII Madrasah Tsanawiyah (MTs) Riyadlatul

`Ulum Desa Bumiharjo Kecamatan Batanghari, tanggal 4 Maret 2019

10Wawancara dengan Nafi`uddn siswa kelas kelas VIII Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Riyadlatul `Ulum Desa Bumiharjo Kecamatan Batanghari, tanggal 4 Maret 2019

11Wawancara dengan Hanifah Guru Akidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah (MTs) Riyadlatul

(20)

Tabel 1

Daftar Nilai Harian Mata Pelajaran Akidah Akhlak

Kelas VIII MTs Riyadlatul `Ulum Desa Bumiharjo Kecamatan Batanghari Tahun Pelajaran 2019/2020 Berdasarkan KKM 70

Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan

80 – 100 16 17,98% Sangat Baik 70 – 79 22 24,72% Baik 60 – 69 24 26,97% Cukup 50 – 59 27 30,34% Kurang Total 89 100 %

Sumber: Daftar Nilai Harian Mata Pelajaran Akidah Akhlak Akhlak Kelas VIII MTs Riyadlatul `Ulum Desa Bumiharjo Kecamatan Batanghari Tahun Pelajaran 2019/2020

Berdasarkan tabel di atas, diketahui dari 89 siswa kelas VIII MTs Riyadlatul `Ulum Desa Bumiharjo Kecamatan Batanghari Lampung Timur, 16 orang (17,98%) sangat baik, 22 orang (24,72%) nilai hasil belajarnya baik, 24 orang (27,47%) hasil belajarnya cukup, dan 27 orang (30,34%) hasil belajarnya kurang. Nilai tersebut adalah nilai murni sebelum ditambah dengan nilai lain, seperti pengerjaan tugas dan ulangan harian.

Mencermati hasil belajar di atas, diketahui pencapaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak masih rendah. Oleh karena itu peneliti bermaksud mengadakan penelitian tentang pengaruh keterampilan guru dalam memberi penguatan terhadap hasil belajar mata pelajaran Akidah Akhlak kelas VIII Riyadlatul `Ulum Desa Bumiharjo Kecamatan Batanghari Lampung Timur.

(21)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Guru sudah memberikan penguatan kepada siswa, tetapi masih banyak siswa yang belum memahami materi pelajaran

2. Keterampilan guru memberi penguatan belum maksimal, sehingga siswa kurang antusias menjawab pertanyaan

3. Siswa tidak dapat memberi contoh dan menjawab pertanyaan

4. Siswa tidak dapat menjelaskan kembali pokok materi yang telah dijelaskan 5. Guru kurang memberi penjelasan atau contoh-contoh yang mudah dipahami

oleh siswa

6. Hasil belajar Akidah Akhlak yang belum mencapai KKM 70 sebanyak 57,30%.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikaksi masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi sebaga berikut:

1. Keterampilan guru memberi penguatan dibatasi pada penguatan verbal dan non verbal pada pembelajaran Akidah Akhlak

2. Hasil belajar peserta didik dibatasi pada pemahaman terhadap materi mata pelajaran Akidah Akhlak.

(22)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: “Apakah ada pengaruh keterampilan guru dalam memberi penguatan terhadap hasil belajar mata pelajaran Akidah Akhlak kelas VIII MTs Riyadlatul `Ulum Desa Bumiharjo Kecamatan Batanghari Lampung Timur tahun pelajaran 2019/2020?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Mengacu kepada pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh keterampilan guru dalam memberi penguatan terhadap hasil belajar mata pelajaran Akidah Akhlak kelas VIII MTs Riyadlatul `Ulum Desa Bumiharjo Kecamatan Batanghari Lampung Timur tahun pelajaran 2019/2020.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi guru diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran tentang keterampilan dalam memberi penguatan dalam proses pembelajaran mata pelajaran Akidah Akhlak.

b. Bagi siswa diharapkan memberi informasi tentang hasil belajar mata pelajaran Akidah Akhlak.

c. Bagi peneliti lain memberi data lapangan tentang pengaruh keterampilan memberi penguatan terhadap hasil belajar.

F. Penelitian Relevan

Penelitian tentang keterampilan guru dalam memberi penguatan dan hasil belajar telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Dalam pemaparan

(23)

ini akan diuaraikan beberapa penelitian terdahulu yang relevan, perbedaan dan persamaannya.

1. Penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Penguatan dalam Proses Pembelajaran terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VIII SMP Negeri 2 Anak Tuha Lampung Tengah, Suhanda, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.12

Persamaan penelitian di atas dengan penelitian ini terlihat dari kajian tentang penguatan yang diberikan guru dalam proses pembelajaran, paradigma dan jenis penelitian yang dipilih. Hasil penelitian di atas, menunjukkan adanya pengaruh penguatan yang dilakukan guru terhadap motivasi belajar siswa. Adapun perbedaan penelitian di atas dengan penelitian ini terlihat dari kajian tentang dependen yang dipengaruhi oleh penguatan oleh guru. Dalam penelitian di atas mengkaji tentang motivasi belajar, sedangkan dalam penelitian ini adalah hasil belajar.

2. Penelitian dengan judul “Pengaruh Penguatan Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Se Gugus Wiropati, Ratna Latifah Jati, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.13

Relevansi penelitian di atas dengan penelitian ini dilihat dari variabel penguatan yang dilakukan guru. Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa penguatan oleh guru berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar siswa. Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian ini terlihat dari

12Suhanda, “Pengaruh Pemberian Penguatan dalam Proses Pembelajaran terhadap Motivasi

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VIII SMP Negeri 2 Anak Tuha Lampung Tengah, dalamhttp://digilib.unila.ac.id, diunduh tanggal 3 Maret 2019

13 Ratna Latifah Jati , Pengaruh Penguatan Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas V

SD Negeri Se Gugus Wiropati, dalamhttp://journal.student.uny.ac.id, diunduh tanggal 3 Maret

(24)

kajian tentang dependen yang dalam penelitian ini meneliti hasil belajar, sedangkan penelitian di atas motivasi belajar.

3. Pengaruh Ketarampilan Guru Dalam Memberi Penguatan Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Di MTsN Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu, oleh Nurhayani, mahasiswa Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru.14

Persamaan penelitian di atas dengan penelitian ini dilihat dari variabel penguatan yang dilakukan guru dan hasil belajar. Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa penguatan oleh guru berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa. Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian ini yaitu dalam mata pelajaran yang diteliti. Jika dalam penelitian di atas, mata pelajaran yang diteliti adalah Fiqh, sedangkan dalam penelitian ini mata pelajaran yang diteliti adalah Akidah Akhlak.

14Nurhayani, Pengaruh Ketarampilan Guru Dalam Memberi Penguatan Terhadap Hasil Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Di MTsN Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Huludalam ,

(25)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Hasil Belajar Akidah Akhlak

1. Pengertian Hasil Belajar Akidah Akhlak

“Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.”15 “Suatu proses

belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan intsruksional khusus (TIK)-nya dapat tercapai.”16 Hasil

belajar berupa perubahan perilaku dan pribadi yang bersifat fungsional-struktural, material substansial dan behavioral, dalam kawasan kognitif, afektif dan psikomotor.17

Adapun mata pelajaran Akidah Akhlak adalah rumpun mata pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan memahami keimanan dan keyakinan Islam sehingga memiliki keyakinan yang kokoh dan mampu mempertahankan keimanannya serta menghayati dan mengamalkan nilai-nilai al-Asma’ al-Husna.18

Berdasarkan pendapat di atas, hasil belajar Akidah Akhlak merupakan tercapainya tujuan instruksional pembelajaran akidah Akhlak sebagai rumpun mata pelajaran PAI di sekolah yang menekankan pada

15Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran: Pengembangan

Wacana dan Praktlk Pmbdafran dalam Pcmbangunan Nasíonal, (Yogyakarta: Al-Ruzz Media,

2011), 22.

16Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,

2006), 105.

17Siti Aisyah, Perkenbaugan Peserta Didik dan Bimbingan Belajar, (Yogyakarta: Deepublish,

2015), 40.

18Lampiran Keputusan Menteri Agama Nomor: 165 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013

(26)

aspek terhadap dasar-dasar keimanan dan perwujudannya dalam perilaku. Hasil belajar Akidah Akhlak terlihat dari perubahan pada diri siswa, bukan saja perubahan pengetahuan, tetapi juga perubahan sikap dan praktik menjalankan ajaran Islam yang lebih baik dari kondisi sebelum belajar.

Pembelajaran Akidah Akhlak didasarkan pada nilai-nilai akidah dan akhlak yang bersumber dari Quran sebagaimana ditegaskan dalam Al-Quran surah al-Ahzab ayat 33 sebagai berikut:

ۡ دَقَّل

ۡ

ۡيلوُسَرۡ يفِۡ مُك

َلَۡن َكَ

ٱ

ۡي َّللّ

ۡ

ْۡاوُج رَيۡ َن َكَۡنَمي لۡٞةَن َسَحٌۡةَو س

ُ

أ

ٱ

َۡ َّللّ

َۡۡو

ٱَۡ

لۡ

َۡم و

ۡ

ٱ

َۡريخلۡأٓ

ۡ

َۡرَكَذَو

ٱ

َۡ َّللّ

ۡ

ۡاٗيريث

َك

٢١

ۡۡ

Artinya: Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Q.S. Al-Ahzab ayat 21). 19

Memahami ayat di atas dapat dikemukakan bahwa dalam Al-Quran terdapat banyak yang mengandung nilai-nilai pembinaan akhlak. Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam, ia merupakan bagian dan muatan ajaran Islam.

2. Jenis-jenis Hasil Belajar Akidah Akhlak

Hasil belajar Akidah Akhlak mencakup pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik) dan sikap (afektif). Hasil belajar tersebut mencerminkan kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri

19Q.S. Al-Ahzab ayat 21

(27)

siswa sebagai hasil dari pemahaman dan penghayatan terhadap materi Akidah Akhlak yang diajarkan.

a. Aspek Kognitif

Aspek kognitif adalah Aspek yang mencakup kegiatan otak. Segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam aspek kognitif. Aspek kognitif mencakup enam tingkatan yaitu :

1. Mengingat (remember) 2. Memahami (understand) 3. Menerapkan (apply) 4. Menganalisa (analyze) 5. Mengevaluasi (evaluate) 6. Mencipta (create) . 20

Berdasarkan kutipan di atas, dapat diambil pengertian bahwa aspek kognitif adalah aspek kemampuan intelektual siswa dalam berpikir, menegetahui dan memecahkan masalah. Aspek kognitif mengacu kepada kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran. Aspek kognitif mengacu pula pada kemampuan menerapkan (apply) materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut penggunaan aturan dan prinsip.

b). Aspek afektif

Aspek yang bersangkut-paut dengan sikap mental, perasaan dan kesadaran siswa. Hasil belajar dalam aspek ini diperoleh melalui proses intemalisasi, yaitu: suatu proses ke arah pertumbuhan batiniah atau rohaniah siswa. Pertumbuhan itu terjadi ketika siswa menyadari sesuatu “nilai” yang terkandung dalam pengajaran agama dan kemudian

(28)

nilai itu dijadikan suatu “sistem nilai din”, sehingga menuntun segenap pemyataan sikap, tingkah laku dan perhatian moralnya dalam menjalani kehidupan ini.21

Aspek afektif, mencakup lima tingkatan, yaitu : 1. Kemampuan menerima (Receiving)

2. Kemampuan menanggapi (Responding) 3. Berkeyakinan (valuing)

4. Penerapan karya (organisation)

5. Ketekunan dan ketelitian (Charecteization by a value

complex).22

Mengacu kepada kemampuan memperhatikan dan memberikan respon terhadap sitimulasi yang tepat. Penerimaan merupakan tingkat hasil belajar terendah dalam domain afektif. Satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal ini siswa menjadi terlibat secara afektif, menjadi peserta dan tertarik.

c. Aspek Psikomotorik

Adapun aspek psikomotorik mencakup tujuh tingkatan yaitu: 1. Persepsi (percepcition)

2. Kesiapan melakukan suatu kegiatan (set) 3. Makanisme (mechanism)

4. Respon terbimbing (guided respons) 5. Kemahiran (complex overt respons) 6. Adaptasi (adaptation)

7. Organisasi (organitation) 23

Memahami kutipan di atas dapat dikemukakan bahwa aspek psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik,

21Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),

201.

22Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Jakarta: Wacana Prima, 2008), 214-215. 23Sumiatai dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima, 2008), 216.

(29)

kesiapan melakukan suatu kegiatan, kemahiran, dan lebih beorientasi pada gerakan dan reaksi–reaksi fisik. Aspek pskimotorik menunjukkan tingkat keahlian siswa dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas yang diberikan oleh guru. Pada tingkat respon terbimbing siswa mampu merespons hal-hal yang sifatnya fisik, atau melakukan keterampilan yang sifatnya tunggal.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Akidah Akhlak

“Prestasi yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik berasal dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (internal).” 24

Faktor yang mempengaruhi hasil belajar secara umum dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor Intern dan faktor ekstern yaitu:

1) Faktor intern

Adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor intern ini meliputi:

a) Faktor Jasmaniah, yang terdiri dari faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh

b) Faktor Psikologis, yang terdiri dari intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan

c) Faktor Kelelahan, yang terdiri dari kelelahan jasmani dan kelelahan rohani

2) Faktor ekstern

Adalah faktor yang ada diluar individu. Faktor ini meliputi: a) Faktor keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: Cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan.

b) Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengeruhi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,

(30)

relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, waktu sekolah, metode belajar, dan tugas rumah.

c) Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat yang meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mas media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.25

Berdasarkan pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberpa faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa seperti intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah waktu sekolah, dan metode belajar.

4. Indikator Ketercapaian Hasil belajar Akidah Akhlak

Belajar merupakan proses mental yang dinyatakan dalam berbagai perilaku, baik perilaku fisik-motorik maupun psikis. Walaupun suatu kegiatan belajar merupakan kegiatan fisik-motorik (ketrampilan) tetapi di dalamnya tetap terdapat kegiatan mental. Pada kegiatan belajar yang bersifat psikis, seperti belajar intelektual, sosial-emosi, sikap-perasaan-niIai, segi fisiknya sedikit yang sangat banyak adalah segi mentalnya.

Melalul proses belajar terjadi perubahan, perkembangan, kemajuan, baik dalam aspek fisik-motorik., intelek, sosial-emosional maupun sikap dan nilai. Makin besar atau makin tinggi atau banyak

25Slameto, Belajar Mengajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi., (Jakarta: Rineka Cipta,

(31)

perubahan atau perkembangan itu dapat dicapai oleh siswa, maka makin baiklah proses belajar.26

Penilaian setiap mata pelajaran dalam kurikulum 2013 meliputi kompetensi pengetahuan, kompetensi keterampilan, dan kompetensi sikap. Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan menggunakan skala 1–4 (kelipatan 0.33), sedangkan kompetensi sikap menggunakan skala Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K), yang dapat dikonversi ke dalam Predikat A - D. 27

Tabel 2

Perbandingan Nilai Angka, Huruf dan Predikat28

Simbol Nilai Predikat Angka Huruf 8 – 10 = 80 – 100 = 3,1 – 4 7 – 7,9 = 70 – 79 = 2,1 – 3 6 – 6,9 = 60 – 69 = 1,1 – 2 5 – 5,9 = 50 – 59 = 1 0 – 4,5 = 0 – 49 = 0 A B C D E Sangat Baik Baik Cukup Kurang Gagal

Berdasarkan tabel di atas, indikator hasil belajar dapat dilihat dari lima predikat hasil belajar, yaitu: sangat baik (80-100). Rentang nilai ini menggambarkan siswa dapat mengingat, mengetahui, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi semua kompetensi dasar. Rentang nilai baik

26Nana Syaodih Sukmadinatah, Kurikulum dan Pembelajaran, dalam Ilmu dan Aplikasi

Pendidikan Bagian 2, (Jakarta: IMTIMA, 2007),124.

27Lampiran IV Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum

Pedoman Umum Pembelajaran., 19.

(32)

(70-79), menggambarkan dapat mengingat, mengetahui, menerapkan, menganalis sebagian besar kompetensi dasar tetapi kurang bisa mengevaluasi dua kompetensi dasar. Rentang nilai cukup (60-69), menggambarkan siswa dapat mengingat, mengetahui, menerapkan sebagian kompetensi dasar, tetapi kurang mampu menganalisis dan mengevaluasi beberapa kompetensi dasar.

B. Pemberian Penguatan

1. Pengertian Pemberian Penguatan

Pemberian penguatan merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki guru dalam proses pembelajaran. Guru bukan hanya menjelaskan materi, tetapi juga menguatkan pemahaman dan terlibat dalam pembentukan perilaku.

“Penguatan (reinforcement) merupakan respons terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku itu.”29

Penguatan adalah bentuk respons guru dengan menggunakan ucapan (verbal atau gerakan isyarat/non verbal), terhadap perilaku yang ditunjukan oleh siswa.30 Penguatan (reinforcement) adalah respons positif terhadap suatu

tingkah laku tertentu dari siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali.31

Berdasarkan pendapat di atas, penguatan dapat diartikan sebagai pemberian respon positif guru terhadap perilaku siswa untuk meningkatkan kualitas perilaku tersebut pada tahap berikutnya. Dengan demikian penguatan

29E. Mulyasa, Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru, (Bandung: Remaja Rosda Karya,

2013), 128.

30 Sumiatai dan Asra, Metode Pembelajaran.,125.

(33)

oleh guru merupakan bagian dari modifikasi perillaku siswa agar konsisten dengan tingkah lakunya yang sudah baik dan meningkatkannya menjadi lebih baik. Penguatan yang diberikan merupakan alat pendidikan untuk membina tingkah laku yang dikehendaki dengan memberikan pujian, hadiah, tanda penghargaan, pemberian kesempatan untuk melakukan aktivitas yang disenangi oleh siswa.

2. Jenis-jenis Pemberian Penguatan

Penguatan dapat dilakukan secara verbal maupun non verbal yang dimunculkan dalam suasana penuh kehangatan, kebermaknaan, keantusiasan dan dengan menghindari penggunaan respon yang negatif. Penguatan secara verbal misalnya, dapat berupa kata-kata atau kalimat pujian. Sedangkan, penguatan secara non verbal dapat dilakukan dengan gerakan mendekati peserta didik, tatapan mata, sentuhan, acungan jempol dan kegiatan yang menyenangkan lainnya.32

Pemberian penguatan secara umum dapat dibedakan dalam beberapa jenis sebagai berikut:

1. Penguatan Verbal. Biasanya diungkapkan atau diutarakan dengan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan, dan sebagainya. Misalnya, bagus, bagus sekali, betul, pintar, ya, seratus buat kamu! 2. Penguatan Nonverbal

- Penguatan dengan gerak isyarat. Misalnya: anggukan atau gelengan kepala, senyum, kerut kening, acungan jempol, wajah mendung, wajah ceria, sorot mata yang sejuk bersahabat atau tajam memandang.

- Penguatan dengan cara mendekati siswa. Misalnya: guru mendekati siswa untuk menyatakan perhatian dan kesenangannya terhadap pelajaran, tingkah laku, atau penampilan siswa.

32St.Marwiyah, dkk, Perencanaan Pembelajaran Kontemporer Berbasis Penerapan

(34)

Misalnya: guru berdiri di samping siswa, berjalan menuju siswa, duduk dekat seorang atau sekelompok siswa, atau berjalan di Sisi siswa. Penguatan ini berfungsi menambah penguatan verbal.

- Penguatan dengan sentuhan (contact). Misalnya, guru dapat menya-takan persetujuan dan penghargaan terhadap usaha dan penampil-an siswa dengan cara menepuk-nepuk bahu atau pundak siswa, berjabat tangan, mengangkat tangan siswa yang menang dalam pertandingan. Perlu diperhatikan bahwa penggunaan penguatan dengan cara ini harus mempertimbangkan faktor usia, jenis kelamin, dan latar belakang kebudayaan siswa setempat.

- Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan. Guru dapat menggunakan kegiatan-kegiatan atau tugas-tugas yang disenangi siswa sebagai penguatan. Misalnya, seorang siswa yang menunjukkan kemajuan dalam pelajaran musik ditunjuk sebagai pernimpin paduan suara di sekolah. 33

Berdasarkan pendapat di atas, pemberian penguatan dalam proses pernbelajaran dilakukan secara verbal dan nonverbal. Penguatan verbal adalah penguatan yang dilakukan dengan lisan. Penguatan verbal merupakan penguatan yang berupa komentar yang diucapkan oleh guru karena tingkah laku siswa yang baik atau berhasil dalam belajar. Komentar ini berupa kata-kata pujian, dukungan yang dipergunakan untuk menguatkan tingkah laku siswa yang sudah baik.

Adapun penguatan non verbal dilakukan dengan mimik, gerakan tubuh, dan pemberian penghargaan. Penguatan non verbal merupakan penguatan yang berbentuk gerakan tubuh serta mimik muka yang cerah. Contoh penguatan non verbal seperti mimik muka dan gerakan tubuh, penguatan dengan cara mendekati, dan kegiatan yang menyenangkan siswa.

(35)

3. Tujuan Memberi Penguatan

Penguatan bertujuan meningkatn perhatian siswa dalam belajar, membangkitkan dan memelihara perilaku, menumbuhkan rasa percaya diri, dan memelihara iklim belajar yang kondusif. “Penguatan merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan atau koreksi.”34

Penguatan yang dilakukan guru memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Meningkatkan perhatian siswa dan membantu siswa belajar bila

pemberian penguatan dilakukan secara selektif. 2. Memberi motivasi kepada siswa.

3. Dipakai untuk mengontrol dan mengubah tingkah laku siswa yang mengganggu, dan meningkatkan cara belajar yang produktif.

4. Mengembangkan kepercayaan diri siswa untuk mengatur diri sendiri dalam pengalaman belajar.

5. Mengarahkan terhadap pengembangan berpikir yang divergent (berbeda) dan pengambilan inisiatif yang bebas. 35

Disimpulkan dari pendapat diatas, bahwa pemberian penguatan bertujuan untuk memberikan informasi dan umpan balik (feed back) bagi siswa atas perbuatannya agar diulangi kembali atau bahkan ditingkatkan. Penguatan juga bertujuan untuk memberi motivasi kepada siswa, mengontrol dan mengubah tingkah laku siswa yang mengganggu, dan meningkatkan cara belajar yang produktif.

34Samsul Nizar, Pendidik Ideal Bangunan Character Building, (Jakarta: Kencana, 2018), h.

225.

35Saiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka

(36)

C. Pengaruh Pemberian Penguatan terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Akhlak

Hasil belajar diperoleh dari rangkaian proses pembelajaran yang membutuhkan keterampilan mengajar guru. Selain menyampaikan materi, guru juga berperan dalam mengubah perilaku dan pencapaian siswa melalui penguatan respon siswa, baik secara verbal, maupun non verbal. Keterampilan memberi penguatan membantu guru meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang berdampak pada hasil belajar siswa. “Dengan adanya penguatan berupa anggukan kepala maka pengetahuan dan motivasi siswa untuk belajar akan makin kuat dan meningkat. Sebaliknya penguatan dengan gelengan kepala menjadikan siswa tahu kesalahannya dan menambah motivasi untuk memperbaikinya.”36

Hasil penelitian membuktikan bahwa pemberian penguatan (reinforcement/reward) lebih efektif dibandingkan dengan hukuman (punishment). Secara psikologis individu membutuhkan penghargaan atas segala usaha yang telah dilakukannya, apalagi pekerjaan itu dinilai baik, sukses, efektif dan seterusnya. Guru yang baik harus selalu memberikan penguatan, baik dalam bentuk penguatan verbal (diungkapkan dengan kata-kata langsung seperti seratus, excellent, bagus, pintar, ya, betul, tepat sekali, dan sebagainya), maupun non verbal (biasanya dilakukan dengan gerak, isyarat, sentuhan, elusan, pendekatan, dan sebagainya, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi siswa atas perbuatan yang baik sebagai suatu tindakan dorongan, sehingga perbuatan tersebut terus diulang.37

Keterampilan memberi penguatan membantu guru dalam proses belajar mengajar dan menentukan kualitas mengajaran yang dilaksanakannya. Guru

36Sumiatai dan Asra, Metode Pembelajaran., 125.

37Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru,

(37)

berperan sebagai pengelola proses belajar mengajar, bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan proses belajar mengajar yang efektif, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai.

Keterampilan memberi penguatan ini termasuk keterampilan yang harus dimiliki guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal. Keterampilan dasar memberi penguatan perlu dimiliki oleh seorang guru, karena terkadang guru bersikap dengin terhadap respon yang diberikan siswa ketika di kelas, bersikap seperti tidak menghargai siswanya. Hal tersebut dapat mengakibatkan melemahnya motivasi dalam belajar. Tanpa motivasi, sulit tercipta pembelajaran yang kondusif.

D. Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konseptual merupakan konseptualisasi penelitian yang disusun berdasarkan teori-teori sesuai dengan variabel penelitian. Dalam penelitian ini kerangka konseptual disusun dalam bentuk pernyataan bahwa: Keterampilan guru dalam memberi penguatan berpengaruh terhadap hasil belajar mata pelajaran Akidah Akhlak. Penyusunan kerangka konseptual didasarkan pada indikator masing-masing variabel penelitian, sehingga terjalin hubungan yang logis berdasarkan teori yang mendasarinya.

(38)

Gambar 1. Kerangka Konseptual E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan suatu dugaan akan adanya keterkaitan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris.38

Berdasarkan jenisnya, hipotesis penelitian terdiri dari hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) sebagai berikut:

H0 : Tidak ada pengaruh keterampilan guru dalam memberi penguatan guru terhadap hasil belajar mata pelajaran Akidah Akhlak kelas VIII MTs Riyadlatul `Ulum Desa Bumiharjo Kecamatan Batanghari Lampung Timur tahun pelajaran 2019/2020.

Ha : Ada pengaruh keterampilan guru dalam memberi penguatan guru terhadap hasil belajar mata pelajaran Akidah Akhlak kelas VIII MTs

(39)

Riyadlatul `Ulum Desa Bumiharjo Kecamatan Batanghari Lampung Timur tahun pelajaran 2019/2020.

Adapun hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif (Ha), yaitu: Ada pengaruh keterampilan guru dalam memberi penguatan guru terhadap hasil belajar mata pelajaran Akidah Akhlak kelas VIII MTs Riyadlatul `Ulum Desa Bumiharjo Kecamatan Batanghari Lampung Timur tahun pelajaran 2019/2020.

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian kuantitatif. Disebut dengan kuantitatif karena data yang terkumpul dalam penelitian ini “dapat dianalisis dengan menggunakan analisis statistik, baik inferensial maupun non inferensial.” 39

Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang berlandaskan filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang ditetapkan.40

Berdasarkan jenis penelitian di atas, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian kuantitatif untuk mendeskripsikan pengaruh keterampilan guru memberi penguatan terhadap hasil belajar mata pelajaran Akidah akhlak peserta didik, berdasarkan indikator masing-masing variabel.

Penelitian ini bersfat deskriptif, yang menurut Suharsimi Arikunto terdiri dari penelitian deskriptif murni atau survey, penelitian korelasi, penelitian komparasi, penelitian penelusuran (tracer study), dan penelitian evaluatif.”41

Dalam penelitian ini yang digunakan adalah korelasi yang menghubungkan antara satu variabel dengan variabel lainnya.

39Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial, (Surabaya: Airlangga University Press,

2001), 126.

40Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2019), 14.

41Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, edisi revisi (Jakarta:

(41)

B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

“Populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian”.42 Dalam definisi

lain, populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karekteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.43

Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII MTs Riyadlatul Ulum Bumiharjo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur yang berjumlah 91 orang dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 3 Populasi Penelitian No Kelas Jumlah 1 VIII A 31 2 VIII B 30 3 VIII C 30 Jumlah 91

Sumber: Data peserta didik kelas VIII MTs Riyadlatul Ulum Bumiharjo2020/T.P. 2019

Berdasarkan tabel di atas, populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII MTs Riyadlatul Ulum Bumiharjo T.P. 2019/2020 orang yang terdiri dari tiga kelas, yaitu: yang berjumlah 91

kelas VIII A, kelas VIII B dan kelas VIII C .

42Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, h. 173.

43Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif dan Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

(42)

2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.44

Sedangkan Teknik Sampling adalah “cara pengumpulan data dengan jalan mencatat atau meneliti sebagian kecil saja dari seluruh elemen yang menjadi objek peneliti”.45

Pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling (acak), yaitu dengan dilakukan dengan cara undian, memilih bilangan dari daftar bilangan acak dan sebagainya.46 Menurut Sugiyono jika populasi (N)

sebanyak 91 dengan tingkat kesalahan 5%, maka sampel (s) yang diambil 72 orang. 47 Berdasarkan pendapat tersebut, maka jumlah populaasi dalam

penelitian ini adalah 72 orang.

C. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel merupakan petunjuk bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Definisi operasional adalah “suatu definisi yang diberikan kepada variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut.” 48

Mengacu kepada pendapat di atas, maka dalam konteks penelitian ini definisi operasional variabel merupakan petunjuk bagi peneliti untuk

44Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktis), (Jakarta: Rineaka

Cipta, 2010), 174.

45Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010),

28-29.

46 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2012), 64. 47 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif dan Kualitatif, dan R&D, h. 128 48Muhammad Nazir, Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2011), 126.

(43)

menjelaskan variabel yang akan diteliti, yaitu keterampilan guru memberi penguatan dan hasil belajar mata pelajaran Akidah akhlak. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka definisi operasional variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah keterampilan guru memberi penguatan, yaitu pemberian respon positif guru terhadap perilaku siswa untuk meningkatkan kualitas perilaku tersebut pada tahap berikutnya. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel bebas adalah angket yang ditujukan kepada peserta didik kelas VIII MTs Riyadlatul Ulum Bumiharjo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur.

Adapun indikator yang digunakan untuk mengetahui varaiabel X (keterampilan guru memberi penguatan ) sebagai berikut:

Tabel 4

Indikator dan Aspek Keterampilan guru Memberi penguatan49

Indikator Aspek

Penguatan Verbal

1. Memberi pujian dan penghargaan secara lisan, seperti: bagus, bagus sekali, pintar, dan sebagainya 2. Memberi persetujuan secara lisan, seperti betul, ya,

seratus buat kamu

Penguatan Nonverbal

1. Penguatan dengan gerak isyarat, seperti: - Anggukan atau gelengan kepala - Senyum, kerut kening, acungan jempol - Wajah mendung, wajah ceria

- Sorot mata yang sejuk bersahabat atau tajam memandang

49Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan

(44)

2. Penguatan dengan cara mendekati siswa, seperti: - Guru mendekati siswa untuk

menyatakan perhatian dan kesenangannya terhadap pelajaran, tingkah laku, atau penampilan siswa

- Guru berdiri di samping siswa, berjalan menuju siswa, duduk dekat seorang atau sekelompok siswa, atau berjalan di sisi siswa.

3. Penguatan dengan sentuhan (contact)

- Guru menyatakan persetujuan dengan menepuk-nepuk bahu atau pundak siswa,

- Berjabat tangan, mengangkat tangan siswa yang menang dalam pertandingan dengan mempertimbangkan faktor usia, jenis kelamin, dan latar belakang kebudayaan siswa

4. Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan - Guru dapat menggunakan kegiatan-kegiatan atau

tugas-tugas yang disenangi siswa sebagai penguatan.

- menunjuk siswa yang berprestasi dalam pelajaran sebagai pemimpin kegiatan

b. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah “variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain”.50 Variabel terikat

dalam penelitian ini adalah hasil belajar mata pelajaran Akidah akhlak peserta didik, yaitu perubahan perilaku dan pribadi yang bersifat fungsional-struktural, material substansial dan behavioral. Indikator yang digunakan peneliti untuk mengetahui variabel terikat (hasil belajar mata pelajaran Akidah akhlak) sebagai berikut:

50Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan

(45)

Tabel 5

Perbandingan Nilai Angka, Huruf dan Predikat51

Simbol Nilai Predikat Angka Huruf 8 – 10 = 80 – 100 = 3,1 – 4 7 – 7,9 = 70 – 79 = 2,1 – 3 6 – 6,9 = 60 – 69 = 1,1 – 2 5 – 5,9 = 50 – 59 = 1 0 – 4,5 = 0 – 49 = 0 A B C D E Sangat Baik Baik Cukup Kurang Gagal

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Angket

Angket adalah “rangkaian atau kumpulan pertanyaan yang disusun secara sistematis dalam sebuah daftar pertanyaan, kemudian dikirim kepada responden untuk diisi.” 52

Daftar pertanyaan dalam angket diberikan dengan memberikan tanda silang (X) pada alternatif jawaban yang dianggap sesuai. Jenis angket yang akan peneliti pergunakan dalam penelitian ini adalah angket langsung. Angket digunakan untuk mencari data tentang penguatan oleh guru. Angket diberikan kepada siswa kelas VIII MTs Riyadlatul Ulum Bumiharjo Batanghari.

51Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), h. 223 52Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial, (Surabaya, Airlangga University Press,

(46)

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah “mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.53

Dokumentasi digunakan untuk mencari data hasil belajar mata pelajaran Akidah akhlak siswa kelas VIII, profil MTs Riyadlatul Ulum Bumiharjo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur, jumlah peserta didik, sarana dan prasarana, serta dokumentasi struktur organisasi sekolah. Dokumentasi hasil belajar yang digunakan nilai ulangan adalah nilai ulangan harian.

E. Instrumen Penelitian

a) Rancangan Kisi-Kisi Instrumen

“Kisi-kisi adalah suatu tabel yang menunjukkan hubungan antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dengan hal-hal-hal-hal yang disebutkan dalam kolom”.54

Kisi-kisi penyusunan instrumen menunjukkan hubungan antara variabel yang diteliti dengan sumber data yang akan diambil, yang digunakan dan instrumen yang disusun. Rancangan kisi-kisi instrumen dalam penelitian diperlukan untuk menggambarkan variabel X (keterampilan guru memberi penguatan), dan variabel Y (hasil belajar mata pelajaran Akidah akhlak), dilengkapi dengan data dan yang digunakan.

53Burhan Bungin, Metodologi Penelitian, 274. 54Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian., 205.

(47)

Tabel 6

Kisi-Kisi Umum Instrumen Variabel Penelitian

Keterampilan guru Memberi penguatan dan Hasil belajar Mata Pelajaran Akidah akhlak

Variabel Penelitian Sumber

Data Metode Instrumen

1. Variabel Bebas (X) Keterampilan guru memberi penguatan

Siswa Angket Item angket

2. Variabel Terikat (Y) Hasil belajar mata

pelajaran Akidah akhlak

Guru Dokumentasi Legger/rapor

Tabel 7

Kisi-Kisi Khusus Instrumen Variabel Penelitian

Keterampilan guru Memberi penguatan dan Hasil belajar mata pelajaran Akidah akhlak

Variabel

Bebas Indikator Variabel Jumlah Item

Ket er am p il an gu ru M em b er i p en gu atan

Memberi pujian dan penghargaan secara lisan,

seperti: bagus, bagus sekali, pintar, dan sebagainya 3 1-3 Memberi persetujuan secara lisan, seperti betul, ya,

seratus buat kamu 3 4-6

Anggukan atau gelengan kepala 1 7

Senyum, kerut kening, acungan jempol 2 8-9

Wajah ceria 1 10

Sorot mata yang sejuk bersahabat atau tajam

memandang 1 11

Guru mendekati siswa untuk menyatakan perhatian dan kesenangannya terhadap pelajaran, tingkah laku, atau penampilan siswa

3 12-13

Guru berdiri di samping siswa, berjalan menuju siswa, duduk dekat seorang atau sekelompok siswa, atau berjalan di sisi siswa

(48)

Guru menyatakan persetujuan dengan menepuk-nepuk bahu atau pundak siswamempertimbangkan faktor usia, jenis kelamin, dan latar belakang kebudayaan siswa

2 16-17

Guru dapat menggunakan kegiatan-kegiatan atau tugas-tugas yang disenangi siswa sebagai penguatan

2 18-19

Menunjuk siswa yang berprestasi dalam pelajaran

sebagai pemimpin kegiatan 1 20

Tabel 8

Kisi-Kisi Instrumen Variabel Hasil Belajar Mata Pelajaran Akidah akhlak Simbol Nilai Predikat Angka Huruf 8 – 10 = 80 – 100 = 3,1 – 4 7 – 7,9 = 70 – 79 = 2,1 – 3 6 – 6,9 = 60 – 69 = 1,1 – 2 5 – 5,9 = 50 – 59 = 1 0 – 4,5 = 0 – 49 = 0 A B C D E Sangat Baik Baik Cukup Kurang Gagal b. Pengujian Instrumen

Kalibrasi instrumen merupakan penyaringan dan pengujian item-item instrumen yang dibuat oleh peneliti untuk mengetahui validitas (kehandalan) dan reliabilitas (ketetapan/kemantapan). Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas item-item angket, peneliti menguji cobakan angket pada responden lain diluar sampel, kemudian hasilnya dianalisis.

a. Validitas

Agar penelitian dikatakan valid maka harus terdapat alat ukur yang dapat dijadikan sebagai acuan, yang mengandung keterkaitan

(49)

dengan tujuan penelitian. “Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.” 55

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa validitas adalah alat ukur yang digunakan untuk mengungkapkan suatu gejala yang sebenarnya yaitu valid atau tidak valid. Selanjutnya untuk mengetahui validitas tiap butir angket yang digunakan peneliti mengadakan uji coba kepada responden di luar sampel penelitian yang selanjutnya diuji dengan menggunakan rumus produc moment.

2. Reliabilitas

“Realibilitas menunjuk pada pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.”56 Untuk

mengetahui realibilitas instrumen yang digunakan, hasil jawaban pada tiap-tiap butir angket diuji dengan menggunakan rumus alpha-crobach sebagai berikut:

k

 b2 r11 = [---] [1---]

(k-1)  t2

55Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian.,. 212. 56Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 221.

(50)

r11 = Realibilitas Intsrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan

 b2 = Jumlah Varian butir

 t2 = Varians Total

F. Teknik Analisa Data

Setelah data kinerja penelitian terkumpul, selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisa dengan menggunakan rumus statistik. Rumus yang akan peneliti gunakan adalah rumus korelasi Pearson.

rxy =

 

N X2 X 2

N Y2

 

Y 2

Y X XY N           Keterangan: xy

r

= Angka indeks korelasi "r " N = Number of caser

xy

 = Jumlah hasil perkalian antar skor x dan skor y x = Jumlah seluruh skor x

y = Jumlah seluruh skor y.57

Langkah selanjutnya adalah menguji hasil perhitungan dengan rumus di atas dengan harga tabel “r” untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang ada antara variabel satu dengan variabel yang lainnya.

Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi pengaruh keterampilan guru memberi penguatan terhadap hasil belajar mata pelajaran Akidah akhlak,

(51)

dilakukan pengujian signifikansi koefisien korelasi dengan menggunakan rumus uji t sebagai berikut 58:

t = r √n-2

√1- r2

Harga t hitung selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel. Jika harga t hitung lebih besar dari harga t tabel, maka hipotesis yang peneliti ajukan diterima, yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan keterampilan guru memberi penguatan terhadap hasil belajar mata pelajaran Akidah akhlak peserta didik.

(52)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitan

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

a. Sejarah Berdirinya MTs Riyadlatul Ulum Bumiharjo Batanghari

MTs Riyadlatul Ulum merupakan salah satu sekolah berbasis madrasah di bawah naungan Yayasan MTs Riyadlatul Ulum yang terletak di Desa Bumiharjo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur. Pendirian MTs Riyadlatul Ulum didasarkan pada pertimbangan pentingnya lembaga pendidikan formal bagi siswa putra dan putri MTs Riyadlatul Ulum, sehingga siswa tidak perlu keluar dari lingkungan MTs. Berdasarkan rapat pengurus Yayasan MTs Riyadlatul ‘Ulum, maka pada tahun 2014 mulai dirintis MTs Riyadlatul Ulum yang pada saat itu masih bergabung ke MTs Ma’arif NU 5 Sekampung. Pada perkembangan selanjutnya MTs Riyadlatul Ulum mengalami banyak kemajuan dengan banyaknya siswa belajar di MTs tersebut dan telah memiliki 5 kelas (rombongan belajar). Oleh karena itu pada tanggal 07 Februari 2014 melalui rapat yayasan, para tokoh, pengruus harian MTs Riyadlatul Ulum dan tenaga pendidik, guna memberikan legalitas formal, maka dibentuk tenaga hukum dengan Notaris.59

59Dokumentasi Profil MTs Riyadlatul Ulum Bumiharjo Batanghari Lampung Timur,

(53)

b. Visi, Misi, dan Tujuan MTs Riyadlatul Ulum Bumiharjo Batanghari 1). Visi

MTs Riyadlatul Ulum memiliki visi “menjadi Lembaga Pendidik Madrasah Tsanawiyah yang unggul dalam mewujudkan peserta didik yang berilmu, beramal, dan berakhlakul karimah.”60

2). Misi

Dalam upaya mewujudkan visi di atas, MTs Riyadlatul Ulum, memiliki misi sebagai berikut:

a) Mendidik Siswa agar menjadi muslim yang bertakwa, cerdas, terampil dan berakhlakul karimah;

b) Mendidik siswa agar menjadi kader-kader cendikiawan yang berjiwa ikhlas, tangguh dan tabah dalam mengamalkan dan mendakwahkan ajaran Islam secara utuh dan dinamis;

c) Membekali siswa dengan keterampilan dalam berbagai disiplin ilmu sehingga sanggup menghadapi tantangan dan perubahan zaman yang semakin maju dan modern;

d) Mendidik siswa agar menjadi generasi Ahlussunnah wal Jama’ah.61

3). Tujuan

a) Ikut berpartisipasi terhadap negara dalam mengemban tujuannya yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

60Dokumentasi Profil MTs Riyadlatul Ulum Bumiharjo Batanghari Lampung Timur,

diperoleh tanggal 7 Oktober 2019

61Dokumentasi Profil MTs Riyadlatul Ulum Bumiharjo Batanghari Lampung Timur,

(54)

b) Mencetak kader-kader pendidik yang mempunyai legal formal dan mempunyai kemampuan yang bersaing.

c) Menguasai secara teoritis dan praktis tentang ilmu pengetahuan keislaman Mampu mengembangkan potensi diri dan menjaga citra diri.62

c. Keadaan Peserta Didik MTs Riyadlatul Ulum Bumiharjo Batanghari Peserta didik merupakan salah satu komponen daya dukung yang dimiliki oleh MTs Riyadlatul Ulum Bumiharjo dalam mewujudkan visi, dan misi. Perkembangan jumlah Siswa MTs Riyadlatul Ulum sebagaimana dijelaskan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 9

Keadaan Siswa MTs Riyadlatul Ulum

No Kelas Rombel Jumlah siswa

Laki Laki Perempuan Jumlah

1 VII 4 46 56 102

2 VIII 3 41 48 89

3 IX 2 26 35 61

Jumlah 113 139 252

Sumber: Dokumentasi Peserta Didik MTs Riyadlatul Ulum d. Keadaan Pendidik dan Staf MTs Riyadlatul Ulum Bumiharjo

MTs Riyadlatul Ulum dalam operasionalnya didukung oleh tenaga pendidik dan kependidikan yang kompeten di bidangnya, yang berasal dari berbagai latar belakang pendidikan.

62Dokumentasi Profil MTs Riyadlatul Ulum Bumiharjo Batanghari Lampung Timur,

(55)

Tabel 10

Keadaan Pendidik dan Staf MTs Riyadlatul Ulum Bumiharjo

No Nama Bidang Studi Jabatan

1 M. Holid Misbahul Munir, S.Pd.I - Ketua Yayasan 2 Subagio, S.Pd.I Penjaskes Kepala Madrasah 3 M.Nur Khoiruddin, S.Pd.I Fiqih Waka Kurikulum 4 Saichudin Zuhri, S.Pd.I Aswaja- QH GTY 5 Yasir Effendi, A.Md Bahasa Inggris GTY 6 Huzaini, M.Sy Bahasa Lampung Waka Kesiswaan 7 Susi Ernawati, S.H.I SKI GTY 8 Anifatul Muawanah, M.Pd.I Akidah Akhlak Wali Kelas IX 9 Sahidin Wahyudi, S.Pd.I PKn GTY 10 Muhlisin Ali, S.Pd IPS Terpadu Wali Kelas VIII.B 11 Yusuf Ikhwan, S.Pd Matematika, IPA Wali Kelas VII.B 12 Nur Fadilah, S.Pd.I Al-Qur'an Hadits GTY 13 M. Zainul Asror, S.Pd Al-Qur'an Hadits GTY 14 Reni Puspita Sari, S.Pd Matematika GTY 15 Siti Nur Rifa'atul AM,S.Pd.I Fiqih Wali Kelas VII.A 16 Subekti, S.Pd.I Bahasa Arab GTY 17 Rahmad Setya.D, S.Pd SBK Wali Kelas VIII.A 18 Tamim Khoirudin Prakarya/TIK GTY 19 Bambang Ismanto, M.Sy Bahasa.Indonesia GTY 20 Aris Kurniawan, S.Pd.I Bahasa Arab 21 Ma'rifatul Khoiriyah, S.Pd IPA GTY 22 Abdul Ghofururrohim, S.Pd.I Aswaja Wali Kelas VII.C

23 Habib Mustofa - TU

24 Nurul Apriyanti, S.Pd IPS Terpadu TU 25 Afif Azizah - Pemb. Pramuka 26 Zainal Abidin - Pemb. Pramuka

Gambar

Gambar 1. Kerangka Konseptual  E. Hipotesis Penelitian
Tabel 3   Populasi Penelitian   No  Kelas  Jumlah  1  VIII A  31  2  VIII B  30  3  VIII C  30        Jumlah  91
Tabel 14  Interpretasi Nilai r xy 63
Tabel Kerja Perhitungan Product Momen  Tabel 15
+3

Referensi

Dokumen terkait

Yang juga terkait dengan hal di atas adalah Konvensi PBB tentang Keanekaragaman Hayati (UNCBD), yang mewajibkan para Pihak untuk 'melindungi аnd mendorong pemanfaatan sumber

Sebaran prediksi volume longsor ini dapat diterapkan untuk memperkirakan ukuran yang diharapkan dari longsoran itu sendiri, mengingat ketebalan tanah atau potensi kegagalan

Studi ini bertujuan untuk membandingkan waktu getar alami suatu sistem struktur plat datar (flat plate) yang diperoleh dari hasil perhitungan menggunakan rumus empiris

Dibawah ini terdapat rancangan tampilan menu utama dari aplikasi Penerapan Computer Based Learning Pengenalan Bahasa Daerah Untuk Sekolah Dasar Berbasis Multimedia

disingkat RISPK adalah pedoman yang harus digunakan untuk penanganan bahaya kebakaran dalam kurun waktu 10 tahun kedepan yang terintegrasi dan merupakan bagian

Nilai positif menunjukkan sifat penolak (repelensi) sedang nilai negatif menunjukkan sifat penarik (atraktan) (Pascual-Villalobos dan Robledo 1998). Dengan demiki- an

“Akta otentik adalah surat yang dibuat oleh atau di hadapan pegawai umum yang berwenang untuk membuatnya, akta otentik sebagai alat bukti yang cukup bagi para pihak

“Saudara “Siti Rohmah” mengenai kelayakan teknik layanan BKI pada perilaku beribadah siswa yang telah diterima oleh peserta didik, saudari Siti Rohmah mengatakan saya