• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membangun Desa Membangun Daya Saing Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Membangun Desa Membangun Daya Saing Indonesia"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Membangun Desa

Membangun

Daya Saing Indonesia

(2)

The Power of No

Mas Wigrantoro Roes Setiyadi

Tak selalu bertindak kasar, berlaku buruk terhadap sesuatu itu jelek, tidak bisa diterima. Demikian yang diajarkan Seneca dalam "Brevity of Life".

Penasaran? kenapa bisa begitu? bukankah yang ada di kepala kita orang normal, berlaku kasar,

bertindak buruk harus dijauhi?

Seneca, filsuf penganut Stoa, mengutarakan pendapatnya, betapa sebagian besar manusia telah menyia-nyiakan waktu kehidupannya untuk

berhubungan dengan, atau melakukan, hal-hal yang tidak memberikan manfaat bagi dirinya, orang lain, bahkan sebenarnya telah merugikan masa depannya sendiri.

Manusia sering tak merasa dirinya merugi ketika menyia-nyiakan waktunya (Al Qur'an Surat Al Asr), menyenangi hal-hal bodoh memalukan, atau merasa sedih namun tak tahu dengan pasti apa yang

menyebabkan dirinya sedih, atau tiba-tiba menjadi rakus egois menganggap dunia ini hanya miliknya sendiri, tak peduli orang lain, atau menjauhkan diri dari pergaulan sosial, enggan bersilaturahmi, mengucilkan diri. atau melakukan kesalahan-kesalahan kecil berulang tanpa merasa dirinya bersalah, padahal telah membuat pihak lain merugi. Satu hal yang orang biasanya sulit melakukan adalah berkata "tidak", yang dimaksudkan untuk menolak ajakan. Menolak ajakan teman untuk mbolos, terasa berat karena takut akan dinilai tidak solider. Menolak perintah atasan untuk meminta komisi dari rekanan, terasa berat karena takut dikucilkan dan tidak mendapat promosi.

Padahal keberanian berkata "TIDAK" kepada ajakan sesat, perintah atasan yang menyimpang, bujukan untuk mencuri aset pihak lain, rayuan manja yang berujung penyalah- gunaan kewenangan, mimpi ingin kaya namun enggan bekerja keras cerdas, hemat dan ikhlas, merupakan strategi jitu untuk menjaga kredibilitas, reputasi, dan harkat sebagai manusia yang diciptakan oleh Sang Pencipta dengan kemampuan berpikir, guna membedakan mana yang baik dan buruk.

"The Power of No" demikian yang diajarkan oleh kaum Stoic, agar dimiliki oleh manusia yang

menginginkan martabatnya (dignity) terjaga. Kata "Tidak" yang diikuti oleh sikap santun akan melelehkan ganasnya godaan berbuat buruk.

"Maaf, saya TIDAK bisa melakukan perintah Bapak untuk membuat laporan yang tidak sesuai fakta" ini satu contoh.

Contoh lain, "Tidak, saya tidak mau menjadi pesakitan dan keluarga saya menjadi malu karena tertangkap tangan melakukan suap dan atau korupsi."

Contoh lain "tidak, saya tidak mau memberikan disposisi kepada anak buah untuk meloloskan rekanan yang memasok barang tertentu, silakan ikuti prosedur dan tawarkan produk anda secara kompetitif."

Tiga contoh di atas, ketika digunakan untuk menjawab ajakan, bujukan, perintah, besar

kemungkinan akan menuai reaksi negatif dari yang memberikan perintah, mengajak atau membujuk. relasi mendadak dingin, timbul jarak yang semakin jauh. Namun bila konsisten dengan sikap ini orang lain akan segan dan menilai Anda dari perspektif positif.

Yang jelas semakin banyak kita menggunakan The Power of No, tanpa disadari, akan muncul semakin banyak kemampuan untuk berkata YES untuk hal-hal yang positif, bermakna, bermanfaat bagi sesama.

jangan ragu untuk berkata "Tidak", bila hadapi penyimpangan, penyalah-gunan, dan hal-hal yang lebih banyak mudharatnya dari pada manfaat.

(3)

Membangun Desa, Membangun

Daya Saing Indonesia

Oleh : DR. Ir. Agus Puji Prasetyono, M.Eng.

Tidak terpungkiri lagi bahwa posisi strategis Indonesia yang berada di jantung perlintasan perdagangan dunia, di antara dua samudra dan dua benua, serta menyimpan sejumlah besar mineral, minyak dan gas di dalam perut buminya, terlebih penuh dengan kesuburan di hamparan hutannya, adalah negara yang sangat kaya. Dengan

kekayaannya itu Indonesia kini menjadi sasaran utama negara tujuan investasi yang potensial bagi negara lain. Bagi Indonesia investasi asing hanyalah suplemen dari anggaran pembangunan yang sudah terencana dalam APBN dan RPJMN, sehingga jumlah dan peruntukannya pun telah terkontrol dengan baik. Dengan dua jenis skema anggaran dan pembangunan itu Indonesia bergerak membenahi diri menghadapi persaingan global.

Kondisi saat ini

Salah satu bukti dari keseriusan Indonesia adalah realisasi pembangunan Infrastruktur yang secara nyata telah berhasil di beberapa wilayah.

Pembangunan itu bertujuan agar konektivitas antar kabupaten/kota, provinsi dan nasional menjadi mudah dan praktis sehingga akan menaikkan

dinamika sosial dan ekonomi, yang berdampak pada naiknya jam kerja dan pendapatan masyarakat. Alasan pembangunan infrastruktur ini sangat masuk akal, seperti apa yang kita lihat saat ini, meskipun Indonesia telah 72 tahun merdeka, faktanya infrastruktur di banyak daerah terutama daerah terpencil seperti di sebagian Kalimantan, Maluku, Papua, Sumatera dan Sulawesi masih sangat mengenaskan.

Karena keterpencilannya itu mereka tidak dapat bergerak secepat masyarakat kota, akibatnnya mereka tertinggal dalam beberapa bidang pembangunan baik pendidikan, sosial maupun ekonomi. Mereka hidup dalam kemiskinan

subsisten, belum tersentuh ilmu pengetahuan dan teknologi secara memadai, dan bahkan gerak langkah kehidupannya sangat terbatas.

Faktor utama membangun negara yang ber Daya Saing tinggi antara lain adalah sumberdaya manusia (SDM) dan Iptek. Berdasakan wilayah, SDM terdiri dari dua kelompok yaitu SDM yang tinggal di

perkotaan dan desa. Masyarakat kota secara umum dinilai maju dalam berbagai hal, mereka terfasilitasi infrastruktur yang memadai, akses pendidikan yang lebih mudah, sedangkan masyarakat Desa umumnya memiliki ciri-ciri sebaliknya. Disparitas kaya-miskin masih belum berhasil diturunkan secara signifikan. Disparitas ini tecermin dari kehidupan kota yang maju dan kehidupan desa yang serba terbatas. Sementara itu, desa penuh dengan kekayaan alam melimpah, mineral, tambang, minyak dan gas sertahamparn hutan yang luas, cukup menjamin kehidupan Desa. Namun lagi-lagi yang

memanfaatkan kekayaan alam desa umumnya didominasi masyarakat kota. Inilah yang

menyebabkan disparitas itu masih lebar hingga saat ini. Dari data menyebutkan bahwa kesenjangan dalam Gini Ratio masih berada di sekitar 0,4, dan ini terjadi sejak tahun 2007. Setidaknya harapan baru bagi masyarakat desa telah muncul ketika

pemerintah meggenjot pembangunan infrastruktur, jika ini berhasil, setidaknya masyarakat Desa

memiliki fasilitas untuk mengejar ketertinggalanya dengan masyarakat kota. Masyarakat desa akan bisa menggunakan waktu lebih panjang untuk belajar, bekerja dan berkreasi lebih baik.

(4)

Membangun Desa, Membangun Daya Saing

Indonesia

Dalam penguasaan Teknologipun, masyarakat kota dengan pengetahuannya memiliki kapasitas untuk menguasai teknologi lebih baik, sementara

masyarakat desa hanya bisa menguasai Teknologi sederhana, itupun baru bisa tersinergi jika

infrastruktur desa dapat diwujudkan segera. Sementara itu, sebagian besar penduduk di desa tertinggal hidup dalam infrastruktur yang

memprihatinkan, mereka harus menempuh jarak sejauh 6-10 km ke pusat pemasaran (terutama pusat kecamatan), bahkan di desa lainnya penduduk harus menempuh jarak lebih dari 10 km dengan kondisi jalan yang memprihatinkan. Penduduk yang terlayani air minum perpipaan perdesaan masih sangat rendah, selebihnya masih mengambil langsung dari sumber air yang belum terlindungi. Sementara itu, banyak petani di desa tertinggal memiliki luas lahan pertanian kurang dari 0,5 ha (lahan marjinal).

Dengan kondisi tersebut maka dibutuhkan strategi penanganan penyediaan infrastruktur perdesaan yang dapat mendukung terjaminnya peningkatan dan keberlanjutan kegiatan perekonomian di perdesaan

Sehebat apapun reputasi kota, tanpa adanya desa, kota tidak akan pernah bisa maju seperti sekarang. Membangun desa adalah membangun masyarakat miskin, akan terwujud jika desa memiliki

Sumberdaya Manusia terampil dan Iptek yang tepat. Thomas Alfa Edison pernah mengatakan “Tidak ada jalan keluar yang dipakai untuk menghindarkan diri dari sesuatu, kecuali berfikir”.

Hal itu menegaskan bahwa dalam setiap masalah harus dapat dipecahkan dengan menggunakan strategi yang tepat, sedapat mungkin dengan cara yang sederhana, dapat dijangkau dengan mudah, dapat dipertanggung jawabkan, dan memiliki dimensi waktu yang jelas.

Solusi strategis

Karena itu membangun desa harus dimulai dari mempersempit disparitas kota-desa secara terukur dan tepat agar dapat menjamin kepastian

keberhasilan, antara lain :

Mempercepat pembangunan infrastruktur Desa memerlukan strategi yang tepat, Jumlah penduduk

miskin berpengetahuan rendah yang dominan di perdesaan perlu strategi dalam melibatkan masyarakat perdesaan dalam pembangunan

infrastruktur perdesaan sehingga bisa memberikan beberapa dampak, antara lain :

(1) kualitas pekerjaan yang dihasilkan,

(2) keberlangsungan operasional dan pemeliharaan infrastruktur tersebut,

(3) kemampuan masyarakat dalam membangun suatu kemitraan dengan berbagai pihak, serta (4) penguatan kapasitas masyarakat untuk mampu mandiri memfasilitasi kegiatan masyarakat dalam wilayahnya.

Jenis infrastruktur perdesaan yang perlu ditingkatkan, antara lain berupa :

(1) Infrastruktur yang mendukung aksesibilitas, berupa jalan dan jembatan perdesaan,

(2) Infrastruktur yang mendukung produksi pangan, berupa irigasi perdesaan, dan

(3) Infrastruktur untuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat perdesaan, berupa penyediaan air

(5)

Membangun Desa, Membangun Daya Saing

Indonesia

Seperti yang dikatakan Philip H. Comb & Manzoor Ahmed, meningkatkan SDM Desa perlu strategi khusus, antara lain :

(a) Jenis ketrampilan yang dibina , tempat dan jadwal program pendidikan ini harus secara cermat disesuaikan dengan waktu, kebutuhan dan motivasi, (b) Ketrampilan yang dibina dan dianjurkan

penerapannya janganlah tepat dari segi teknik, namun juga harus bisa diaksanakan secara fisik dan ekonomis dalam keadaan khas di masyarakat mereka,

(c) Metode yang diterapkan harus sesuai dengan khasanah bahasa serta gaya belajar kelompok peserta,

(d) Usaha pendidikan harus dilaksanakan sebagai suatu rangkaian yang kontinyu,

(e) Tujuan-tujuan pendidikan harus diperincikan secara tegas dari semula, sehingga langsung dapat diadakan evaluasi untuk mengadakan penyesuaian dan penyempurnaan.

Maka yang harus dilakukan adalah meningkatkan kemampuan dan kapasitas SDM Desa melalui pendidikan yang memadai dengan meningkatkan muatan lokal tanpa harus meninggalkan tuntutan muatan nasional yang antara lain dapat dilakukan melalui program pendidikan yang isi dan media penyampaiaanya dikaitkan dengan lingkungan alam pedesaan, lingkungan social, lingkungan budaya dan kebutuhan daerah sesuai prioritas muatan lokal yang memungkinkan SDM Desa akan terampil dan

memiliki bekal untuk kehidupan. Pelaksanaanya dapat melibatkan perangkat yang ada di Desa seperti LKMD, Karang Taruna dan sebagainya, yang

bertujuan pengembangan diri SDM Desa. Misalnya di bidang pertanian dan peternakan, mereka dikenalkan berbagai peluang usaha dari pertanian dan peternakan beserta cara pengelolaannya dengan managemen yang baik, strategi peningkatan hasil pertanian dan penggunaan pupuk dan bahan kimia yang tepat.

Untuk Pembinaan tukang dan pengrajin, mereka perlu mempelajari ketrampilan dasar menjadi pengrajin, dikenalkan berbagai bahan dasar, proses pembuatan sampai pada pemasaran, bahkan

penggunaan alat-alat pertukangan modern dan perawatannya sehingga pembuatan kerajinan lebih cepat dan lebih baik. Dalam hal pembinaan Industri kecil, SDM Desa perlu dikenalkan berbagai jenis usaha kecil seperti makanan, souvenir, hiasan rumah, peralatan sehari-hari terutama yang memeiliki ketersediaan bahan baku di daerah tersebut. Mulai dari cara pembuatan, mengemas agar menarik dan pemasaran juga perlu di sampaikan

Meningkatkan kapasitas Iptek Desa tak terlepas dari adanya hubungan IPTEK dan kemiskinan. Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan memiliki kaitan struktur yang jelas. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua hal yang tak terpisahkan dalam peranannya untuk memenuhi kebutuhan insani. Ilmu pengetahuan digunakan untuk

mengetahui “apa” sedangkan teknologi mengetahui “bagaimana”. Ilmu pengetahuan sebagai suatu badan pengetahuan sedangkan teknologi sebagai seni yang berhubungan dengan proses produksi, berkaitan dalam suatu sistem yang saling

(6)

Membangun Desa, Membangun Daya Saing

Indonesia

Teknologi merupakan penerapan ilmu pengetahuan, sementara teknologi mengandung ilmu

pengetahuan di dalamnya. Perubahan teknologi yang cepat dapat mengakibatkan perubahan struktur dan pola kemiskinan, karena terjadi perubahan sosial yang fundamental.

Memperkuat skema pelatihan Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi yang bertujuan untuk

mendukung kewirausahaan berbasis teknologi untuk masyarakat Desa. Perusahaan pemula yang dikembangkan, memanfaatkan hasil penelitian dan pengembangan dari lembaga litbang maupun perguruan tinggi. Selain itu juga bertujuan untuk meningkatkan kapasitas inkubator-inkubator yang saling terhubung dan bekerja sama satu sama lain untuk mengembangkan, membangun sinergi dan membantu industri serta Industri Kecil Menengah terutama dalam menyesuaikan teknologi-teknologi yang tepat.

Jenis bantuan yang disediakan mencakup on-site dan off-site melalui jasa pelatihan dan

pendampingan, serta mengembangkan materi-materi intermediasi melalui kerjasama dengan organisasi-organisasi terkait. Dalam proses inkubasi ini, umumnya pengusaha pemula diberikan:

mentoring, pendampingan uji produksi,

pendampingan uji konsumen, pendampingan uji jual, sertifikasi, hingga promosi.

Membangun kerjasama terutama pasar bagi komoditas desa, terutama jika dikaitkan dengan realitas pasar desa, yaitu bahwa komoditas paling

banyak adalah barang-barang hasil bumi yang siap untuk dikonsumsi. Seperti sayur-sayuran, hasil panen, alat-alat produksi, makanan siap makan (jenang, gudeg, gorengan, dan makanan khas daerah setempat). Meski demikian, dalam dua decade terakhir ini banyak pasar desa yang juga menyediakan komoditas sandang/pakaian. Barang komoditas seperti perkakas/ peralatan pertanian dan barang-barang modal dalam proses produksi yang juga disediakan di pasar adalah konsekuensi logis dari mayoritas profesi masyarakat desa sebagai petani. Karena desa sebagian besar menjual

komoditas hasil pertanian maka Time delivery sangat penting untuk diperhatikan disamping kualitas barang dan harga. Oleh karenanya menual barang dengan cepat, kualitas prima dan harga bersaing menjadi parameter utama yang harus diperhatikan dalam pola kerjasama pasar komoditas desa.

Implikasi

Tidak menutup kemungkinan jika beberapa hal diatas dilakukan, yaitu antara lain adalah

membangun SDM Desa, membekali masyarakat Desa dengan Iptek, membangun Pasar Desa serta mendorong tumbuhnya Pengusaha Pemula Desa yang berbasis teknologi maka ekonomi desa akan tumbuh produktif dan terjadi lompatan pendapatan yang tinggi. Pada gilirannya Desa akan memiliki kekuatan dan daya saing yang dapat memberikan dampak pada daya saing nasional. (*)

(7)

INSINYUR DALAM INOVASI

9 TEKNOLOGI YANG SALING MENDORONG

Rudianto Handojo

Dari rekomendasi PII pada Hari kebangkitan Teknologi Nasional tahun 2016 diusulkan ada 9 (Sembilan) Fokus keberlanjutan kebangkitan penguasaan Teknologi. Sruktur ke 9 teknologi tersebut menggambarkan bahwa semuanya perlu saling memperkuat, saling menarik dan saling mendorong untuk bersama-sama maju.

Kontribusi untuk dunia:

1. Pembaruan Teknologi Pasokan Pangan yang berkelanjutan dan sistem mata rantainya untuk mengurangi biaya ekonomi mahal yang merugikan produsen dan konsumen.

Efisiensi Sumber Daya Alam dan Lingkungan 2.Penguasaan Teknologi Energi Baru, Terbarukan dan Pengupayaan Teknologi sesuai Rencana Energy Mix 2025 dalam transformasi menuju keseimbangan baru Energi yang lebih berkelanjutan.

3.PengembanganTeknologi Pengayaan Material Baru Masa Depan menyongsong makin terbatasnya sumber daya konvensionil dan makin perlunya mengurangi laju penurunan lingkungan.

Integrasi IT dalam Industri dan Layanan

4.Modernisasi Teknologi Aset Industri mengadopsi kecenderungan industri generasi ke 4 dengan internet (IOT-Internet of Things) dan dan efisiensi yang didukung pelatihan SDM.

5. Penerapan Teknologi Maju Transportasi sebagai pasangan percepatan pembangunan infrastruktur yang masif, berupa pembangunan kemandirian produksi sarana transportasi.

6. Perluasan Teknologi Informasi Pendukung Kehidupan Cerdas untuk membuat kehidupan masyarakat menjadi lebih terlayani dengan baik dan mudah ( Smart Cities).

Keselamatan, Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat

7.Pemasyarakatan Teknologi Kesehatan & Mitigasi Bencana guna menopang kesejahteraan masyarakat, kemudahan peralatan layanan kesehatan hingga pelosok terpencil serta keamanan masyarakat menghindarkan diri dari ancaman bencana alam. 8.Menyebarkan Teknologi Pendukung Kreatifitas IKM agar seluruh Industri Kecil Menengah terfasilitasi dan terakses serta saling melengkapi dengan proses pemutakhiran teknologi di berbagai perguruan tinggi untuk meningkatkan daya saingnya.

Keutuhan teritori NKRI

9.Menjadikan Teknologi Pertahanan dan Keamanan untuk Penjagaan Negara Maritim dengan dukungan anggaran belanja negara sebagai pendorong industri komponen yang dimaksudkan untuk menjaga keutuhan teritori Indonesia.

(8)

Engineer Weekly

Pelindung: A. Hermanto Dardak, Heru Dewanto Penasihat: Bachtiar Siradjuddin Pemimpin Umum: Rudianto Handojo, Pemimpin Redaksi: Aries R. Prima, Pengarah Kreatif: Aryo

Adhianto, Pelaksana Kreatif: Gatot Sutedjo,Webmaster: Elmoudy, Web Administrator: Zulmahdi, Erni Alamat: Jl. Bandung No. 1, Menteng, Jakarta Pusat Telepon: 021- 31904251-52.

Faksimili: 021 – 31904657. E-mail: info@pii.or.id

HASIL PERIKANAN INDONESIA 2010-2015

2,1

2,5

2,8

2,9

2,9

3,7

3,7

4,1

4,6

4,9

5,5

6,2

10,1

10,7

64,1

Korea Selatan

Thailand

Chili

Philipines

Myanmar

Norwegia

Bangladesh

Jepang

Rusia

Peru

USA

Vietnam

India

Indonesia

China

2015

Fish, crustaceans and mollucs,

juta ton

Sumber: The Economist: Pocket World in Figures,, 2018

5,38

5,71

5,83

6,12

6,48

6,52

6,28

7,93

9,67

13,3

14,36

14,52

11,66

13,31

15,51

19,42

20,84

21,04

2010

2011

2012

2013

2014

2015

Ikan Tangkap

Ikan Budidaya

Jumlah

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis dari tabulasi silang antara tingkat pengetahuan tentang vaksin HPV dengan perilaku pencegahan, diketahui bahwa pada res- ponden yang memiliki pengetahuan yang kurang

Materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan ciri pembelajaran terpadunya menggunakan geografi sebagai titik tolak (platform) kajian. Proses pembelajaran IPS tidak

Ia juga menjelaskan, di samping donasi tersebut, secara khusus PLP IPB University juga menggalang Donasi Peduli COVID-19 dengan memberikan 100 paket sembako kepada tenaga

Setelah mendidih, tambah 10 mL larutan baku asam oksalat 0,01 N ke dalam larutan, penambahan KMnO4 0,01 N ini berfungsi untuk mengoksidasi zat organik yang terdapat dalam air

menggunakan email dan password yang akan digunakan untuk menyimpan setting printer komputer anda), setelah anda klik Add Printer, berikutnya anda klik Manage Your Printer.. Pada

kum, harus didaftarkan terlebih dahulu. Pendaftaran, pemohon dianggap sebagai pemegang hak yang memiliki kewenangan untuk mengeksploitasi atau mengambil nilai ekonomis dari

Kandungan mangan (Mn) dalam air sumur gali yang berada di sekitar wilayah tempat pencucian tanah dari 17 sampel hanya 4 sampel yang kandungan Mn nya diatas ambang batas,

dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh pendiri atas nama Perseroan yang belum memperoleh status badan hukum, perbuatan hukum tersebut menjadi tanggung jawab pendiri yang